bab 2 tinjauan pustaka 2.1 sistematika tanaman alamanda ... 2.pdf · spesies : allamanda cathartica...

27
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda (Allamanda cathartica L.) 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman alamanda (Allamanda cathartica L.) adalah sebagai berikut : Kerajaan : Plantae Filum : Basidiomycota Kelas : Magnoliopsida Ordo : Apocynales Famili : Apocynaceae Genus : Allamanda Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani dan Morfologi Allamanda cathartica adalah tanaman hias yang umum disebut sebagai bunga alamanda dan juga sering disebut sebagai bunga terompet emas, bunga lonceng kuning, atau bunga buttercup. Bunga alamanda berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan dan

Upload: others

Post on 05-Sep-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika Tanaman Alamanda (Allamanda cathartica L.)

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi tanaman alamanda (Allamanda cathartica L.) adalah

sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Filum : Basidiomycota

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Apocynales

Famili : Apocynaceae

Genus : Allamanda

Spesies : Allamanda cathartica

Nama Binominal : Pleurotus ostreatus

Gambar 2.1 Alamanda

2.1.2 Deskripsi Botani dan Morfologi

Allamanda cathartica adalah tanaman hias yang umum disebut

sebagai bunga alamanda dan juga sering disebut sebagai bunga

terompet emas, bunga lonceng kuning, atau bunga buttercup. Bunga

alamanda berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan dan

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

6

banyak ditemukan di Brazil dimana bunga ini umum digunakan

sebagai hiasan karena bentuknya yang indah (Simoes et al., 2006).

Alamanda merupakan perdu, tinggi 4–5 meter, batang berkayu bulat,

berbaring, berbuku-buku, tiap buku terdapat daun yang melingkar 4–

5 lembar, bergetah, percabangan monopodial, cabang muda hijau,

atas ungu, putih kehijauan. Daun tunggal, lonjong, tepi daun rata

melipat kebawah, ujung dan pangkal meruncing, panjang 5-16 cm,

lebar 2 ½-5 cm, tebal, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga

majemuk, berbentuk tandan, berkelamin dua, di ujung cabang dan

ketiak daun, tangkai silindris, pendek, hijau, kelopak bentuk lanset,

permukaan halus, hijau, benang sari tertancap pada mahkota,

mahkota berseling pada lekukan, tangkai putik bercangap dua, warna

kuning, mahkota bentuk terompet atau corong, permukaan rata,

warna kuning. Buah berbentuk bulat, diameter ± 1,5 cm. Biji

berbentuk segitiga, warna merah muda hijau keputih-putihan setelah

tua hitam. Akar tunggang dan warna putih kotor. Tanaman ini

ditemukan pada ketinggian 10-850 m dpl (Winarto, 2007).

2.1.3 Penyebaran dan Habitat

Alamanda dapat ditemukan pada daerah sekitar sungai atau tempat

terbuka yang terkena banyak sinar matahari dengan hujan yang

cukup dan kelembaban tinggi sepanjang tahun. Tanaman ini tidak

mampu tumbuh pada tanah yang bergaram atau terlalu basa dan

tanaman ini juga tidak tahan suhu rendah. Suhu -1 °C dapat

mematikan tanaman tersebut karena tanaman ini

sangat sensitif terhadap suhu dingin. Alamanda tumbuh dengan baik

dan menghasilkan bunga pada intensitas matahari penuh tanpa

halangan. Jika diberi halangan maka produksi bunganya menurun.

Tanaman ini tumbuh baik dengan kondisi tanah berpasir, kaya

bahan organik, serta beraerasi baik. Secara keseluruhan, alamanda

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

7

adalah tanaman yang mudah tumbuh pada kondisi yang sesuai

sehingga pada beberapa daerah juga dipandang sebagai gulma

(Simoes et al., 2006).

Iklim yang tepat untuk pertumbuhan alamanda adalah daerah dengan

iklim tropis. Pada daerah dengan iklim tropis, alamanda dapat

tumbuh hampir di sebagian besar lingkungan dengan

laju pertumbuhan yang cukup cepat. Di habitat aslinya, alamanda

hidup pada ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut (dpl) dengan

curah hujan 1000 hingga 2800 mm per tahun. Karena

pertumbuhannya yang cepat, alamanda umum digunakan

sebagai ornamen untuk menghias pagar dan tembok (Yoopies, 2015).

2.1.4 Reproduksi Alamanda (Allamanda cathartica L.)

Tanaman alamanda berbunga sepanjang tahun di banyak habitat.

Tanaman ini dapat berkembang biak dengan biji, namun

perbanyakan yang umum dilakukan yaitu dengan stek batang. Hal ini

disebabkan, beberapa varietas hibrida sulit memunculkan kapsul

biji. Alamanda tergolong tanaman yang tumbuhnya cepat sehingga

harus sering dilakukan pemangkasan untuk menjaga penampilannya.

Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain yaitu

dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembaban

tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini

menghendaki tempat yang cukup matahari atau sedikit terlindung

(Dalimartha, 2000).

2.1.5 Kandungan Kimia

Tumbuhan alamanda (Allamanda cathartica L.) mengandung

triterpenoid resin, alkaloid pada daunnya, saponin pada kulit batang

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

8

dan buah, tanin pada kulit batang, flavonoid dan polifenol pada buah

(Winarto, 2007).

2.1.6 Manfaat

Menurut Winarto (2007), manfaat dari tanaman Alamanda

(Allamanda cathartica L.) diantaranya yaitu :

2.1.6.1 Demam

Uap dari godokan daun yang diletakkan di ember/baskom

digunakan untuk menguapi badan yang panas.

2.1.6.2 Bisul, eczema, abses dan kurap

Daun secukupnya setelah dicuci bersih, ditumbuk halus

untuk dibalurkan ke tempat yang sakit.

2.1.6.3 Membunuh belatung dan nyamuk

Ambil getah tanaman segar dengan cara menumbuk

tanaman, tambah sedikit air, semprotkan kepada belatung

atau nyamuk.

2.1.6.4 Sembelit

Daun secukupnya setelah dicuci bersih, direbus kemudian

diminum air seduhan daunnya.

2.1.6.5 Penawar racun

Daun segar ± 15 gram , dicuci, direbus dengan 1 gelas air

selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan

diminum dua kali sama banyak selang satu jam.

2.2 Simplisia

2.2.1 Definisi Simplisia

Simplisia adalah bahan yang ilmiah yang digunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan

lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan

menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan atau

mineral (Samudra, 2014).

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

9

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian

tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel

yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan

cara tertentu dikeluarkan dari sel nya, atau senyawa nabati lainnya

yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum

berupa senyawa kimia murni (Samudra, 2014).

Simplisia hewani adalah pengolalaan simplisia hewan utuh, atau

belum berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia mineral adalah

simplisia berasal dari bumi, baik telah diolah atau belum, tidak berupa

zat kimia murni (Melinda, 2014).

2.2.2 Pengelolaan Simplisia

Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk

simplisia kering (penyerbukan). Dari simplisia dibuat serbuk simplisia

dengan perekatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Proses

ini dapat dipengaruhi mutu ekstrak dengan dasar beberapa hal yaitu

yakin halus serbuk simplisia proses ekstrak dengan dasar beberapa hal

yaitu makin halus serbuk simplisia proses ekstraksi makin efektif,

efisien namun makin halus serbuk serbuk maka makin rumit secara

teknolgi peralatan untuk tahap filtrasi. Selama penggunaan peralatan

penyerbukan dimana ada gerakan atau interaksi dengan benda keras

(logam, dll) maka akan timbul panas (kalori) yang dapat berpengaruh

pada senyawa kandungan. Namun hal ini dapat dikomperasi dengan

penggunaan nitrogen cair (Melinda, 2014).

Untuk menghasilkan simplisia yang bermutu dan terhindar dari

cemaran industri obat tradisional dalam mengelola simplisia sebagai

bahan baku pada umumnya melakukan tahapan kegiatan berikut ini:

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

10

2.2.2.1 Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran

ata bahan-bahan asing lainnya dari bahan dari bahan simplisia.

Misalnya simplisia yang dibuat dari akar tanaman obat, bahan-

bahan aing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar

yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang.

Tanah yang mengandung bermacam-macam mikroba dalam

jumlah yang tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia dari

tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal

(Melinda, 2014).

2.2.2.2 Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor

lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian

dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air

sumur dari PAM. Bahan simplisia yang mengandung zat

mudah larut dalam air yang mengalir, pencucian hendaknya

dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin (Melinda,

2014).

2.2.2.3 Perajangan

Beberapa jenis simplisia perlu mengalami perajangan bahan

simplisia dilakukan untuk memperoleh proses pengeringan,

pengepakan, dan penggilingan. Semakin tipis bahan yang akan

dikeringkan maka semakin cepat penguapan air, sehingga

mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan yang tipis

juga menyebabkan berkurangnya atau hilangnya zat yang

berkhasiat yang mudah menguap, sehingga mempengarui

komposisi, bau, rasa yang diinginkan (Melinda, 2014).

2.2.2.4 Pengeringan

Tujuannya untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah

rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama.

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

11

Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi

enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusak simplisia.

Air yang masih tersisa pada kadar tertentu dapat merupakan

media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya. Proses

pengeringan sudah dapat menghentikan proses enzimatik

dalam sel bila kadar airnya dapat mencapai kurang dari 10%.

Hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam proses pgeringan

adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, waktu

pengeringan, dan luas permukaan bahan. Suhu yang terbaik

pada pengeringan adalah tidak melebihi 60ºC, tetapi bahan

aktif yang tidak tahan pemanasan atau mudah menguap harus

dikeringkan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30ºC

sampai 45ºC terdapat dua cara pengeringan yaitu pengeringan

alamiah (dengan sinar matahari langsung atau dengan diangin-

anginkan) dan pengeringan buatan (dengan instrument)

(Melinda, 2014).

2.2.2.5 Sortasi Kering

Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir

pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-

benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak

diinginkan atau pengotoran-pengotoran lainnya yang masih

ada dan tertinggal pada simplisia keringkan (Melinda, 2014).

2.2.2.6 Penyimpanan

Simplisia perlu ditempatkan suatu wadah tersendiri agar tidak

saling bercampur dengan simplisia lain. Untuk persyaratan

wadah yang akan digunakan sebagai pembungkus simplisia

adalah harus Inert, artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan

lain, tidak beracun, mampu melindungi bahan simplisia dari

cemaran mikroba, kotoran, serangga penguapan bahan aktif

serta dari pengaruh cahaya, oksigen dan uap air (Melinda,

2014).

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

12

2.3 Ekstraksi

2.3.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan

pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat

tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke

pelarut yang lain. Ekstraksi bertujuan mendapatkan atau memisahkan

sebanyak mungkin zat zat yang memiliki khasiat pengobatan dari zat

zat yang tidak berfaedah, agar lebih mudah digunakan (kemudahan

diabsorpsi, rasa, pemakaian dan lain lain), dan disimpan dibandingkan

simplisia asal dan tujuan pengobatannya terjamin (Syamsuni, 2006).

Hasil dari ektraksi disebut ekstrak, ekstrak merupakan sediaan yang

dapat berupa kering, kental dan cair, dibuat dengan menyari simplisia

nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, yaitu maserasi, perkolasi

atau penyeduhan dengan air mendidih. Sebagai cairan penyari

digunakan air, eter atau campuran etanol dan air. Penyarian dilakukan

diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Penyarian dengan

campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau

perkolasi. Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.

Penyarian dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi atau

disiram dengan air mendidih (Anief, 2013).

2.3.2 Macam-macam Ekstrak

Ekstrak dapat dibedakan berdasarkan konsistensinya:

2.3.2.1 Ekstrak Cair

Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi IV, ekstrak cair

adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung etanol

sebagai pelarut, pengawet atau keduanya. Jika tidak dinyatakan

lain pada masing masing monografi, tiap mililiter ekstrak

mengadung bahan aktif dari 1 gram simplisia yang memenuhi

syarat (Syamsuni, 2006).

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

13

2.3.2.2 Ekstrak Kering

Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk

serbuk yang didapatkan dari penguapan oleh pelarut yang

digunakan untuk ekstraksi. Ekstrak kering harus mudah

digerus menjadi serbuk (Depkes, 2000).

2.3.2.3 Ekstrak Kental

Ekstrak kental adalah sediaan kental yang diperoleh dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau

simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian

semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi

baku yang telah ditetapkan (Depkes, 2000).

2.3.3 Metode Ekstraksi

2.3.3.1 Menggunakan Pelarut :

a. Cara Dingin

Metode ekstraksi secara dingin bertujuan untuk

mengekstrak senyaawa-senyawa yang terdapat dalam

simplisia yang tidak tahan panas atau bersifat thermolabil.

Ekstraksi secara dingin dapat dilakukan dengan beberapa

cara berikut ini:

1) Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk

simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari akan

menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel

yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dengan

karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat

aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan

yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

14

sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan

di luar sel dan di dalam sel.

Maserasi merupakan proses ekstraksi menggunakan

pelarut diam atau dengan beberapa kali pengocokan pada

suhu ruangan. Pada dasarnya metode ini dengan cara merendam

sampel dengan sekali-sekali dilakukan pengocokan.

Umumnya perendaman dilakukan 24 jam dan

selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru. Ada juga

maserasi kinetik yang merupakan metode maserasi

dengan pengadukan secara sinambung tapi yang ini agak

jarang dipakai.

Menurut Agoes (2007) keuntungan metode maserasi

yaitu:

a) Prosedur dan peralatan sederhana.

b) Biaya operasional relatif rendah.

c) Prosesnya relatif hemat penyari.

d) Tanpa pemanasan.

Pelarut yang digunakan pada maserasi adalah air, etanol,

etanol-air atau eter. Pilihan utama untuk pelarut pada

maserasi adalah etanol karena etanol memiliki beberapa

keunggulan sebagai pelarut, diantaranya:

a) Etanol bersifat lebih selektif.

b) Dapat menghambat pertumbuhan kapang dan kuman.

c) Bersifat non toksik.

d) Etanol bersifat netral.

e) Memiliki daya absorbsi yang baik.

f) Dapat bercampur dengan air pada berbagai

perbandingan.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

15

g) Panas yang diperlukan untk pemekatan lebih sedikit.

h) Etanol dapat melarutkan berbagai zat aktif dan

meminimalisir terlarutnya zat pengganggu seperti

lemak (Depkes, 2000).

2) Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu

baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang

umumnya dilakukan pada temperature ruangan. Proses

terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahapan

maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampung ekstrak), terus menerus sampai

diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali

bahan (Marjoni, 2016).

b. Cara Panas

Metode panas digunakan apabila senyawa-senyawa yang

harus terkandung dalam simplisia sudah dipastikan tahan

panas. Metode ekstraksi yang membutuhkan panas

diantaranya:

1) Refluks

Merupakan proses ekstraksi dengan pelarut pada titik

didih pelarut selama waktu dan jumlah pelarut tertentu

dengan adanya pendingin balil (kondensor). Proses ini

umumnya dilakukan 3-5 kali pengulangan pada residu

pertama, sehingga termasuk proses ekstraksi yang cukup

sempurna.

2) Soxhlet

Merupakan proses ekstraksi panas menggunakan alat

khusus berupa esktraktor soxhlet. Suhu yang digunakan

lebih rendah dibandingkan suhu pada metode refluks.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

16

3) Infusa

Sediaan cair yang dibuat dengan cara menyari simplisia

nabati dengan air pada suhu 90 derajat selama 15 menit.

4) Decocta

Sediaan cair yang dibuat dengan cara menyari simplisia

nabati dengan air pada suhu 90 derajat selama 30 menit.

5) Digesti

Adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu),

pada temperatur yang lebih tinggi dan temperature

dengan ruangan (kamar), secara umum dilakukan pada

temperatur 40-50 derajat.

6) Seduhan

Merupakan metode ekstraksi paling sederhana hanya

dengan merendam simplisia dengan air panas selama

waktu 5-10 menit.

7) Coque (pengodokan)

Merupakan proses penyarian dengan cara menggodok

simplisia menggunakan api langsung dan hasilnya dapat

langsung digunakan sebagai obat baik secara

keseluruhan termasuk ampasnya atau hanya hasil

godokannya saja tanpa ampas (Marjoni, 2016).

2.4 Pelarut

Pelarut adalah medium tempat suatu zat lain melarut. Pelarut juga dikenal

sebagai zat pendispersi, yaitu tempat penyebaran nya partikel-partikel zat

terlarut (Sumarjo, 2008). Pelarut adalah cairan yang mudah menguap yang

digunakan untuk meningkatkan sifat-sifat kerja cat atau lapisan tersebut

(Allen, 2005).

2.4.1 Etanol

Etanol tidak menyebabkan pembengkakan membran sel dan

memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. Keuntungan lain, etanol

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

17

mampu mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim.

Umumnya yang digunakan sebagai cairan pengekstraksi adalah bahan

pelarut yang berlainan, khususnya campuran etanol-air (Indraswati,

2008).

Menurut Marjono (2016) keuntungan menggunakan pelarut etanol

yaitu:

1. Etanol bersifat lebih selektif.

2. Dapat menghambat pertumbuhan kapang dan kuman.

3. Bersifat non toksik (tidak beracun).

4. Etanol bersifat netral.

5. Memiliki daya absorbsi yang baik.

6. Dapat bercampur dengan air pada berbagai perbandingan.

7. Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.

8. Etanol dapat melarutkan berbagai zat aktif dalam meminimalisir

terlarutnya zat pengganggu seperti lemak.

2.4.2 Air

Air merupakan salah satu pelarut yang mudah, murah dan dipakai

secara luas oleh masyarakat. Pada suhu kamar, air merupakan pelarut

yang baik untuk melarutkan berbagai macam zat seperti: garam-garam

alkaloida, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam-

garam mineral dan lainnya. Kekurangan dari air sebagai pelarut

diantaranya adalah air merupakan media yang baik untuk

pertumbuhan jamur dan bakteri, sehingga zat yang di ekstrak dengan

air tidak bertahan lama. Selain itu, air dapat mengembangkan

simplisia sedemikian rupa, sehingga akan menyulitkan dalam

ekstraksi terutama metode perkolasi (Marjoni, 2016).

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

18

2.5 Bisul

2.5.1 Definisi Bisul

Definisi bisul (furunkel) menurut Graham-Brown (2005) merupakan

infeksi yang dalam pada folikel rambut oleh Staphylococcus aureus.

Timbul abses yang nyeri pada tempat infeksi, dan sesudah beberapa

hari terjadi fluktuasi dan ‘titik-titik’ yang merupakan pusat pustula.

Begitu inti dibagian tengah nekrosis hancur, maka secara bertahap lesi

tersebut menghilang.

Bisul merupakan penyakit yang timbul karena adanya infeksi pada

kulit dengan ciri-ciri timbulnya benjolan kemerahan pada kulit dan

kemudian membesar hingga mata nanah berwarna putih terlihat

ditengah-tengah benjolan. Rasa panas dan nyeri akan dirasakan

penderita disekitar bisul.

Bisul biasa terjadi pada bagian lipatan tubuh seperti pada ketiak atau

lipatan pangkal paha, namun bisa juga terjadi pada bagian permukaan

kulit lainnya seperti pantat, muka, leher atau bagian lainnya. Penyakit

bisul dapat terjadi karena faktor makanan ataupun minuman yang

tidak bersih yang mengandung bakteri.

2.5.2 Penyebab Bisul

Menurut Handari (2014) beberapa sebab bisul diantaranya adalah

kurang menjaga kebersihan tubuh, terjadinya infeksi oleh karena

bakteri, pola makan yang tidak sehat sering mengkonsumsi makanan

yang tidak sehat, dan lemahnya kekebalan tubuh terhadap penyakit.

Penyebab lainnya yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini

dapat ditemukan pada kulit dan di dalam hidung manusia tanpa

memicu infeksi apa pun. Infeksi terjadi jika bakteri masuk hingga ke

folikel melalui luka gores atau gigitan serangga. Bakteri dari bisul atau

karbunkel terkadang bisa menyebar ke bagian lain tubuh. Bila

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

19

menyebar di lapisan kulit akan timbul selulitis, impetigo (luka

melepuh), bahkan dapat menyebar ke tulang (osteomielitis).

Penyebaran ini akan memicu terjadinya sepsis yang berpotensi

menyebabkan infeksi pada organ-organ tubuh, misalnya jantung.

Selain itu, bisul juga umumnya dapat meninggalkan bekas luka.

Beberapa orang mungkin merupakan penyebar stafilokokus pada

daerah nasal serta peri-nasal dan kemudian organisme tersebut bisa

dipindahkan melalui jari-jemari ke tempat-tempat lain ditubuh.

2.5.3 Gejala Bisul

Gejala utama pada bisul menurut Graham-Brown (2005) adalah

munculnya benjolan merah pada kulit. Pada tahap awal, ukuran bisul

biasanya kecil dan kemudian disertai dengan :

2.5.3.1 Kulit di sekitar benjolan memerah, bengkak, dan terasa

hangat jika disentuh. Ini mengindikasikan bahwa infeksi telah

menyebar ke kulit sekelilingnya.

2.5.3.2 Benjolan bertambah besar dan berisi nanah.

2.5.3.3 Terbentuk titik putih di bagian puncak benjolan. Kondisi ini

jarang yang membutuhkan penanganan medis oleh dokter,

karena bisul bisa sembuh dengan sendirinya.

2.5.3.4 Menyebabkan demam.

2.5.3.5 Terus membesar (diameter di atas 5 cm) dan terasa sangat

sakit.

2.5.3.6 Tumbuh lebih dari satu buah di lokasi yang sama. Jenis ini

dikenal dengan bisul sabut atau karbunkel, dan kondisi ini

tergolong infeksi yang lebih serius.

2.5.3.7 Tumbuh di dalam hidung, di wajah, atau tulang belakang.

2.5.3.8 Tidak kunjung sembuh selama lebih dari 14 hari.

2.5.3.9 Sering kambuh.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

20

2.5.3.10 Memiliki masalah dengan sistem imun atau dalam

pengobatan yang menganggu sistem imun dan muncul bisul.

2.5.4 Pengobatan Bisul

Menurut Handari (2014) bisul umumnya bisa disembuhkan dengan

langkah mudah di rumah dan jarang memerlukan penanganan medis

oleh dokter. Beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan untuk

mempercepat penyembuhan yaitu:

2.5.4.1 Mengompres bisul dengan air hangat. Lakukanlah setidaknya

tiga kali sehari. Langkah ini akan mengurangi rasa sakit

sekaligus mendorong nanah untuk berkumpul di puncak

benjolan.

2.5.4.2 Bersihkan bisul yang pecah dengan kain kasa beserta alkohol

dan sabun anti-bakteri. Jangan lupa untuk membubuhkan obat

oles dan membungkus bisul yang pecah dengan kain kasa steril.

2.5.4.3 Gantilah perban sesering mungkin (dua hingga tiga kali sehari).

2.5.4.4 Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air dan sabun

sebelum dan sesudah mengobati bisul.

2.5.4.5 Pastikan tidak memecahkan bisul dengan paksa. Proses ini bisa

memperparah infeksi sekaligus menyebarkan bakteri sehingga

berpotensi memicu komplikasi. Kita dianjurkan menunggu

hingga bisul tersebut pecah sendiri.

2.5.4.6 Selain itu juga bisa mengkonsumsi obat pereda rasa sakit atau

analgesik untuk mengurangi nyeri.

Untuk mengatasi bisul berukuran besar atau karbunkel, bantuan dokter

umumnya dibutuhkan. Dokter biasanya akan membedah bisul guna

mengeluarkan nanah. Obat antibiotik juga mungkin akan diresepkan

untuk menangani bisul dengan infeksi yang parah, yang kambuh,

disertai demam, disertai komplikasi. Durasi penggunaan antibiotik

pun harus benar-benar sesuai dengan resep dokter meski bisul sudah

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

21

sembuh. Ini dilakukan agar bakteri pemicu infeksi benar-benar

musnah <http://www.alodokter.com/bisul> (Diakses tanggal 10

November 2016).

2.6 Bakteri

Menurut Assani (2010) bakteri merupakan organisme uniseluler, nukleoid

atau tidak memiliki membran inti, tidak berklorofil, saprofit atau parasit,

pembelahan biner, termasuk protista. Bakteri termasuk dalam golongan

prokariota yang strukturnya lebih sederhana lebih sederhana dari eukariota,

kecuali bahwa struktur dinding sel prokariota lebih kompleks dari eukariota.

2.6.1 Klasifikasi bakteri berdasarkan morfologinya:

2.6.1.1 Bentuk kokus

Kokus kuman berbentuk bulat dapat tersusun sebagai berikut:

a. Mikrokokus, tersendiri (single).

b. Diplokokus, berpasangan dua-dua.

c. Pneumokokus adalah diplokokus yang berbentuk lanset,

gonokokus adalah diplokokus yang berbentuk biji kopi.

d. Tetrade, tersusun rapi dalam kelompok empat sel.

e. Sarsina, kelompok delapan sel yang tersusun rapi dalam

bentuk kubus.

f. Sreptokokus, tersusun seperti rantai.

g. Stafilokokus, bergerombol tak teratur seperti untaian buah

anggur.

2.6.1.2 Bentuk bulat

Bacillus, kuman berbentuk batang dengan panjang bervariasi

dari 2-10 kali diameter kuman tersebut:

a. Kokobasilus, batang yang sangat pendek menyerupai kokus.

b. Fusiformis, dengan kedua ujung batang meruncing.

c. Streptokokus, sel-sel bergandengan membentuk suatu

filamen.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

22

2.6.1.3 Bentuk spiral

a. Vibrio, berbentuk batang bengkok.

b. Spirilium, berbentuk spiral kasar dan kaku, tidak fleksibel

dan dapat bergerak dengan flagel.

c. Spirokheata, berbentuk spiral halus, elastik dan fleksibel,

dapat bergerak dengan aksial filamen.

Contohnya:

1. Borrelia, berbentuk gelombang.

2. Treponema, berbentuk spiral halus dan teratur.

3. Leptospira, berbentuk spiral dengan kaitan pada satu

atau kedua ujungnya.

2.6.1.4 Berdasarkan reaksi terhadap pewarnaan gram bakteri

Agar diperoleh hasil pewarnaan yang baik diperhatikan faktor-

faktor berikut:

a. Gelas alas bersih dan bebas lemak.

b. Umur biakan: 18-24 jam, kecuali kuman tahan asam M.

tuberculosis yang tumbuhnya sangat lambat. Kuman

mengalami perubahan dalam morfologi dan strukturnya,

sehingga hasil yang diperoleh kurang tepat, bila dipakai

biakan berumur lebih dari 24 jam.

c. Kualitas zat warna. Ada zat warna yang harus dibuat

sesaat sebelum dipakai dan ada yang hanya dapat

disimpan selama beberapa waktu.

d. Tebal tipisnya sediaan. Bila sediaan terlalu tebal tidak rata,

maka penetrasi zat warna akan berbeda-beda (Assani,

2010).

2.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri:

2.6.2.1 Temperatur

Temperatur menentukan aktivitas enzim yang terlibat dalam

aktivitas kimia. Peningkatan temperatur sebesar 10ºC dapat

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

23

meningkatkan aktivitas enzim sebesar dua kali lipat.

Temperatur yang sangat tinggi akan menyebabkan denaturasi

protein yang tidak dapat balik (irreversible), sedangkan pada

temperatur yang sangat rendah aktivitas enzim akan terhenti

(Kamila, 2014).

Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya bakteri dibagi menjadi

golongan:

a. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah

suhu antara 0º - 30ºC, dengan suhu optimum 15º.

b. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup didaerah suhu

antara 15º - 55ºC dengan suhu optimum 25º - 40ºC.

c. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup didaerah

suhu tinggi antara 40º – 75ºC dengan suhu optimum 25º –

40ºC (Tamher, 2008).

2.6.2.2 pH

pH merupakan indikasi konsentrasi ion hidrogen. Peningkatan

dan penurunan konsentrasi ion hidrogen dapat menyebabkan

ionisasi gugus-gugus dalam protein, amino dan karboksilat.

Hal ini dapat menyebabkan denaturasi protein yang

mengganggu pertumbuhan sel (Pratiwi, 2008). Membagi

mikroorganisme berdasarkan pH optimum untuk pertumbuhan

yaitu:

a. Asidofil yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh pada

kisaran pH optimal 1,00 – 5,5.

b. Neutralofil yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh pada

kisaran pH optimal 5,5 – 8,5.

c. Alkalfil yaitu mikroorganisme yang dapat tumbuh pada

kisaran pH optimal 9,0 – 11,0 (Jawetz et al, 2004).

2.6.2.3 Oksigen

Berdasarkan kebutuhan oksigen, dikenal mikroorganisme yang

bersifat aerob dan anaerob. Mikroorganisme aerob

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

24

membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya, sedangkan

mikroorganisme anaerob tidak memerlukan oksigen untuk

pertumbuhannya (Pratiwi, 2008).

2.6.2.4 Nutrien

Nutrisi merupakan substansi yang diperlukan untuk biosintesis

dan pembentukan energi. Berdasarkan kebutuhannya, nutrisi

dapat dibedakan menjadi dua yaitu makroelemen dan

mikroelemen. Makroelemen yaitu elemen-elemen nutrisi yang

diperlukan dalam jumlah banyak meliputi karobon (C),

oksigen (O), hidrogen (H), nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P),

kalium (K), magnesium (Mg), kalisum (Ca), dan besi (Fe).

Mkikroelemen yaitu elemen-elemen nutrisi yang diperlukan

dalam jumlah sedikit (Pratiwi, 2008).

2.7 Bakteri Staphylococcus aureus

2.7.1 Deskripsi

Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk

bulat berdiameter 0,7-1,2 µm, tersusun dalam kelompok-kelompok

yang tidak teratur seperti anggur, fakultatif anareob, tidak membentuk

spora, dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum

37ºC, tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-

25°C). Koloni pada perbenihan pada bewarna abu-abu sampai kuning

keemasan, berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau.

Gambar 2.2 Bakteri Staphylococcus aureus

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

25

Sebagian bakteri Staphylococcus merupakan flora normal pada kulit,

saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan pada manusia.

Infeksi oleh Staphylococcus aureus ditandai dengan kerusakan

jaringan yang disertai abses bernanah. Beberapa infeksi yang

disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah bisul, jerawat,

impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya

pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih,

osteomielitis, dan endokarditis. Staphylococcus aureus juga

merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan

makanan, dan syndroma syok toksik (Jawetz dkk, 2007).

2.7.2 Morfologi dan Identifikasi

Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang

tidak teratur mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Pada sediaan

langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri, berpasangan

menggerombol dan bahkan dapat tersusun seperti rantai pendek.

Susunan gerombolan yang tidak teratur biasanya ditemukan pada

sediaan yang terbuat dari perbenihan padat, sedangkan dari

perbenihan kaldu biasanya ditemukan tersendiri atau tersusun

sebagai rantai pendek.

Kuman ini tidak bergerak, tidak berspora dan positif Gram. Hanya

kadang-kadang yang negatif Gram dapat ditemukan pada bagian

tengah gerombolan kuman, pada kuman yang telah difagositosis dan

pada biakan tua yang hampir mati (Jawetz dkk, 2010).

2.7.3 Pertumbuhan dan Perbenihan

Jenis-jenis Stafilokokus di laboratorium tumbuh dengan baik dalam

kaldu biasa pada suhu 37ºC. Batas-batas suhu untuk pertumbuhannya

adalah 15ºC dan 40ºC, sedangkan suhu pertumbuhan optimum ialah

35ºC. Pertumbuhan terbaik dan khas ialah pada suasana aerob;

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

26

kuman ini pun bersifat anaerob fakultatif dan dapat tumbuh dalam

udara yang hanya mengandung hidrogen dan pH optimum untuk

pertumbuhan ialah 7,4. Pada lempeng agar, koloninya berbentuk

bulat, diameter 1-2 mm, cembung, buram, mengkilat dan

konsistensinya lunak. Warna khas ialah kuning keemasan, hanya

intensitas warnanya dapat bervariasi. Pada lempeng agar darah

umumnya koloni lebih besar dan pada varietas tertentu koloninya

dikelilingi oleh zona hemolisis. Untuk mengasingkan kuman dari

tinja, dipergunakan lempeng agar yang mengandung NaCl sampai 10%

sebagai penghambat terhadap kuman jenis lain dan manitol untuk

dapat mengetahui petogenitasnya.

Koloni yang masih sangat muda tidak berwarna, tetapi dalam

pertumbuhannya terbentuk pigmen yang larut dalam alkohol, eter,

kloroform dan benzol. Pigmen ini termasuk dalam golongan

lipokhrom dan akan tetap dalam koloni, tidak meresap kedalam

perbenihan, tetapi larut dalam eksudat jaringan sehingga nanah

berwarna sedikit kuning keemasan yang dapat merupakan petunjuk

tentang adanya infeksi oleh kuman ini. Atas dasar pigmen yang

dibuatnya, Stafilokokus dibagi dalam beberapa spesies. Yang

berwarna kuning keemasan dinamakan Staphylococcus aureus, yang

putih Staphylococcus albus dan yang kuning dinamakan

Staphylococcus citrus (Jawetz dkk, 2010).

2.7.4 Pengobatan

Menurut Jawetz dkk (2010), pengobatan terhadap infeksi

Staphylococcus aureus dilakukan melalui pemberian antibiotik, yang

disertai dengan tindakan bedah, baik berupa pengeringan abses

maupun nekrotomi. Pemberian antiseptik lokal dalam pengobatan

furunkulosis (bisul) yang berulang. Pada infeksi yang cukup berat,

diperlukan pemberian antibiotik secara oral atau intravena, seperti

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

27

penisilin, metisilin, sefalosporin, eritromisin, linkomisin, vankomisin,

dan rifampisin. Sebagian besar galur Staphylococcus sudah resisten

terhadap berbagai antibiotik tersebut, sehingga perlu diberikan

antibiotik bersprektrum lebih luas, seperti kloramfenikol, amoksilin,

dan tetrasiklin.

2.8 Antibakteri

Antibakteri adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan. Dalam

penggolongannya antibakteri dikenal dengan antiseptik dan antibiotik.

Berbeda dengan antibiotik yang tidak merugikan sel-sel jaringan manusia,

daya kerja antiseptik tidak membedakan antara mikroorganisme dan

jaringan tubuh. Namun pada dosis normal praktis bersifat merangsang kulit.

Antibiotika (L. Anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang

dihasilkan oleh fungsi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau

menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia

relatif kecil. Turunan za-zat ini yang dibuat secara semi-sintesis, juga

termasuk kelompok ini, begitu pula semua senyawa sintesis dengan khasiat

antibakteri (Kirana, 2010).

2.8.1 Struktur Kimia

2.8.1.1 Antibiotik ß-laktam yang terdiri dari dua kelompok, yaitu

kelompok penisilin (ampisilin,amoksilin dan lain-lain).

2.8.1.2 Aminoglukosida, terdiri dari streptomisin, kanamisin,

gentamisin, neomisin, tobramisin, framisetin, paramomisin.

2.8.1.3 Kloramfenicol, terdiri dari kloramfenicol dan tiamfenicol.

2.8.1.4 Tetrasiklin, terdiri dari tetrasiklin, oksitetrasiklin,

klortetrasiklin, doksisiklin, minosiklin.

2.8.1.5 Makrolida dan antibiotik yang berdekatan, terdiri dari

eritromisin, mlindamisin, sinergistin.

2.8.1.6 Polipeptida siklik, yaitu basitrasin.

2.8.1.7 Antibiotik polien, tediri dari nistatin.

2.8.1.8 Antibiotik lain, terdiri dari griseofulvin dan vankomisin.

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

28

2.8.2 Mekanismenya

Cara kerjanya yang penting adalah perintangan sintesis protein,

sehingga kuman musnah atau berkembang lagi, misalnya

kloramfenicol, tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida dan linkomisin

(Kirana, 2010).

Berdasarkan mekanismenya dikelompokkan dalam lima kelompok:

2.8.2.1 Menghambat sisntesis dinding sel bakteri sehingga

menghilangkan kemampuan berkembang biak dan

menimbulkan lisis. Contoh: penisilin dan sefalosforin.

2.8.2.2 Menganggu kebutuhan membran sel, mempengaruhi

permeabilitas sehingga menimbulkan kebocoran dan

kehilangan senyawa intra seluler. Contoh: nistatin.

2.8.2.3 Menghambat sintesis protein sel bakteri. Contoh: tetrasiklin,

kloramfenicol dan eritromisin.

2.8.2.4 Menghambat metabolisme sel bakteri, sulfonamide.

2.8.2.5 Menghambat sintesis asam nukleat, contoh: rifampisin dan

golongan kuinolon (Tina, 2009).

2.8.2.6 Aktifitas

Pada umumnya aktifitasnya dinyatakan dengan satuan berat

(0 mg, kecuali zat-zat yang belum dapat diperoleh 100%

murni terdiri dari beberapa campuran zat (Kirana, 2010).

2.8.2.7 Daya Kerja

Berdasarkan daya kerjanya, antibiotik dibagi dalam dua

kelompok, yaitu: bakteriostatik yaitu menghambat

pertumbuhan dan perkembangan bakteri, bakterisid yaitu

membunuh bakteri secara langsung (Tina, 2009).

2.8.2.8 Spektrum Kerja

Berdasarkan spectrum kerjanya, antibiotik terbagi atas:

a. Spektrum sempit, bekerja terhadapa jenis bakteri saja.

Contoh: penisilin hanya bekerja terhadap bakteri gram

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

29

positif dan gentamisin hanya bekerja terhadap gram

negatif.

b. Spectrum luas, bekerja terhadap lebih banyak bakteri,

baik gram negatif maupun gram positif serta jamur.

Contoh: tetrasiklin dan kloramfenikol (Tina, 2009).

Sifat antibiotik sebaiknya menghambat atau membunuh

mikroorganisme pathogen tanpa merusak inang,

bersifat bakterisid, tidak menyebabkan resistensi pada

kuman, tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek

samping bila dipergunakan dalam jangka waktu yang

lam, larut di dalam air serta stabil (Tina, 2009).

2.9 Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi dan

metode pengenceran. Dise diffusion test atau uji difusi disk dilakukan

dengan mengukur diameter zona bening (clear zone) yang merupakan

petunjuk adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu

senyawa antibakteri dalam ekstrak. Syarat jumlah bakteri untuk diuji

kepekaan/sisitivitas yaitu 105 – 108 CFU/mL (Hermawan et al, 2007).

2.9.1 Metode Difusi

Metode difusi agar merupakan uji antimikroba yang banyak

digunakan hingga saat ini, metode ini telah dijelaskan oleh Bauer,

Kirby, Sherris dan Truck, umumnya dikenal dengan tes Kirby-

Bauer. Metode ini menggunakan cakram uji untuk menyerap

konsentrasi ekstrak tumbuhan yang diinginkan. Cakram tersebut

kemudian diletakkan pada permukaan media agar padat yang

cocok seperti Nutrient Agar setelah media diinokulasi dengan

mikroorganisme uji. Cakram kemudian diinkubasi selama 24 jam

pada suhu 37ºC untuk bakteri dan 48 jam pada suhu 25ºC untuk

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

30

fungi, setelah diinkubasi diameter zona hambat yang ada disekitar

cakram diukur (Das et al, 2010).

2.9.2 Metode Dilusi

Metode dilusi dibedakan menjadi dua yaitu dilusi cair (broth

dilution) dan dilusi padat (solid dilution).

2.9.2.1 Metode dilusi cair (broth dilution)

Metode ini mengukur MIC (Minimum Inhibitory

Concentration atau Kadar Bunuh Minimum, KBM). Cara

yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran

agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan

dengan mikroba uji. Larutan uji agen mikroba pada kadar

terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan

mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan yang

ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur

ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji

ataupun agen antimikroba dan diinkubasi selama 18 – 24

jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi

ditetapkan sebagai KBM (Pratiwi, 2008).

2.9.2.2 Metode dilusi padat (solid dilution)

Metode ini serupa dengan metode dilusi cair namun

menggunakan media padat (solid). Keuntungan metode ini

adalah satu konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat

digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji (Pratiwi,

2010).

2.10 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi

dari hal-hal khusus, serta model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menghubungkan secara logis beberapa faktor

yang dianggap penting dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Alamanda ... 2.pdf · Spesies : Allamanda cathartica Nama Binominal : Pleurotus ostreatus Gambar 2.1 Alamanda 2.1.2 Deskripsi Botani

31

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Daun Alamanda (Allamanda

cathartica L.)

Simplisia Daun Alamanda

(Allamanda cathartica L.)

Maserasi Dengan Etanol 70%

Tidak dapat menghambat

pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus

Dapat menghambat

pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus

Maserat Daun Alamanda

(Allamanda cathartica L.)

Uji Bakteri Staphylococcus

aureus