bab 2 pt. krakatau steel

Upload: agusbustanul

Post on 21-Jul-2015

787 views

Category:

Documents


58 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

BAB II TINJAUAN UMUM PT. KRAKATAU STEEL

II.1. Sejarah Singkat dan Perkembangan PT. Krakatau Steel II.1.1. Sejarah Singkat PT. Krakatau Steel PT. Krakatau Steel didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970 dengan adanya Surat Keputusan dari Pemerintah Indonesia oleh Indonesian Goverment Regulation (IGR) dengan P.P. No. 35 tahun 1970 yang berisi tentang penindaklanjutan proyek besi baja dan disahkan oleh Tan Hong Kie di Jakarta. Menurut pasal 1 peraturan pemerintah tersebut, PT. Krakatau Steel didirikan dengan tujuan menyelesaikan dan mengoperasikan proyek industri baja bekas bantuan Rusia dan mengembangkan industri baja di Indonesia dalam arti luas. Industri baja umumnya bersifat padat modal (capital besar / intensif), karena itu di negara berkembang diawali dengan perusahaan negara (BUMN), seperti PT. Krakatau Steel. Tujuan didirikannya pabrik baja adalah untuk memenuhi kebutuhan vital industrialisasi dan pembangunan nasional. Selain itu biasanya untuk kepentingan nasional dalam rangka pembangunan atau pengembangan wilayah terpencil, seperti Cilegon atau Banten pada saat itu. Usaha untuk membangun industri besi baja di tanah air sebenarnya telah dimulai dengan mendirikan dua proyek, yaitu proyek besi Lampung dan proyek baja Cilegon. Besi yang dihasilkan di Lampung dilebur bersama-sama dengan besi tua di Cilegon serta baja yang dihasilkan pada proses menjadi barang-barang baja jadi yang berupa besi beton, besi profil dan kawat. Namun proyek besi Lampung dihentikan karena bahan baku yang berasal dari bijih besi setempat tidak cukup banyak. Sedangkan proyek baja Cilegon sempat terhenti pemberontakan G 30 S/PKI. Dasar penentuan lokasi pendirian pabrik besi baja, antara lain : Adanya cikal bakal industri baja (Trikora) As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro1

karena adanya

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Letak geografis (pinggir laut) Tersedianya tanah yang cukup luas Tersedianya air yang cukup banyak Kondisi sosial budaya daerah Daerah tandus (bukan agraris) Tersedianya tenaga kerja

II.1.2. Perkembangan PT. Krakatau Steel PT. Krakatau Steel sebagai industri pengolahan besi baja terpadu terbesar nasional memiliki sejarah perkembangan yang cukup panjang. Kilas balik perkembangan PT. Krakatau Steel adalah sebagai berikut Tahun 1956 Munculnya gagasan perlunya pembangunan industri besi baja terpadu di Indonesia yang dikemukakan oleh Chaerul Saleh yang menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Pertambangan serta Ir.H. Djuanda yang menjabat sebagai Dirjen Biro Perancangan Negara (menjadi Perdana Menteri Republik Indonesia pada tahun 1958). Persetujuan pokok kerja sama dalam lapangan ekonomi dan teknik antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah Uni Republik Sovyet Sosialis pada tanggal 15 September 1956. Persetujuan pokok kerja sama ini direalisasikan dengan penandatanganan kontrak pembangunan beberapa proyek vital nasional, yaitu sebagai berikut: 1. Proyek Aluminium Medan 2. Proyek Besi Baja Kalimantan 3. Proyek Besi Baja Trikora Pembentukan tim proyek pembangunan pabrik besi baja Trikora dikepalai oleh Drs.Soejipto yang dibantu oleh Ir.A.Sayoeti, Ir.Tan Boen Liam, dan RJK Wiriasoeganda. Penelitian mengenai potensi sumber bijih besi di Bayah, Ujung Kulon, Banten dan di Lampung dibantu ahli dari Belanda, yaitu

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

2

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Ir.Binghorst. Tahun 1958 Penelitian mengenai potensi sumber bijih besi di Kalimantan yang dipimpin oleh RJK Wiriasoeganda yang bekerja sama dengan konsultan Jerman Barat, yaitu West Deutche Ingenineur Bureau (WEDEXRO) yang dipimpin oleh Dr.Walter Roland. Tahun 1959 Penelitian lokasi pendirian pabrik pengolahan besi baja dilakukan terhadap dua propinsi di Indonesia yang dibantu oleh team ahli yang didatangkan dari Rusia. Kedua propinsi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Propinsi Jawa Timur Penelitian lokasi pembangunan pabrik di Jawa Timur dilakukan di empat daerah, yaitu Gresik, Probolinggo, Pasuruan dan Banyuwangi. 2. Propinsi Jawa Barat Penelitian lokasi pembangunan pabrik di Jawa Barat dilakukan di Cilegon, Banten. Prinsip pokok yang dipegang dalam survei penentuan lokasi pendirian pabrik besi baja ini adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan bahan baku bijih besi dari dalam negeri yang berasal dari pasokan dari wilayah timur, yaitu dari Kalimantan dan pasokan dari wilayah barat yang berasal dari Lampung. 2. Ketersediaan air yang cukup memadai. 3. Letak geografis pabrik dekat dengan pelabuhan atau pesisir pantai. 4. Pendirian sumber tenaga listrik baru seperti pembangkit listrik tenaga diesel gas dan tenaga batu bara. Hasil survei dan penelitian ini menyatakan bahwa Cilegon dan Probolinggo

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

3

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

dapat memenuhi persyaratan tersebut di atas. Kemudian pemerintah Indonesia melalui Kementrian Departemen Perindustrian, Perdagangan dan

Pertambangan (Deperdatam) memutuskan Cilegon sebagai daerah yang paling cocok untuk dijadikan lokasi pembangunan pabrik baja dengan kapasitas produksi baja dapat mencapai 100.000 ton per tahun dengan menggunakan proses tanur Siemens Martin atau Open Hearth Furnace. Pemilihan Cilegon sebagai lokasi pembangunan pabrik besi baja ini dilandasi oleh berbagai pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Adanya pasokan bahan baku yang tediri atas 70% scrap dan 30% pig iron yang dipasok dari Lampung. 2. Adanya pasokan air yang cukup memadai yang berasal dari daerah Cidanau dan Cinangka. 3. Adanya sarana pelabuhan yang cukup memadai, yaitu pelabuhan Merak. Tahun 1960 Kontrak pembangunan pabrik baja Cilegon Nomor 080 tanggal 7 Juni 1960 antara pemerintah Republik Indonesia dengan All Union Export-Import Corporation (Tjazpromex Pert) of Moskow. Tahun 1962 Peletakan batu pertama atau peresmian pembangunan proyek besi baja Trikora Cilegon yang menenpati area seluas 616 hektar pada tanggal 20 Mei 1962. Berdasarkan ketetapan MPRS Nomor 2 Tahun 1960 proyek pembangunan proyek besi baja Trikora diharuskan selesai sebelum tahun 1968. Tahun 1963 Pemerintah RI mengeluarkan keputusan Presiden RI Nomor 123 Tahun 1963 pada tanggal 25 Juni 1963 tentang penetapan status proyek pabrik baja Trikora Cilegon menjadi proyek vital.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

4

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Tahun 1965 Terhentinya kegiatan pembangunan proyek besi baja Trikora karena krisis politik nasional, yaitu adanya pemberontakan G30S/PKI.

Tahun 1967 Berubahnya status proyek besi baja Trikora menjadi bentuk Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 17 yang dikeluarkan pada tanggal 28 Desember 1967.

Tahun 1970 PT. Krakatau Steel resmi berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 yang dikeluarkan pada tanggal 31 Agustus 1970 mengenai penyertaan modal negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan perseroan (persero) PT. Krakatau Steel dengan maksud dan tujuan untuk mempercepat penyelesaian pembangunan proyek baja Trikora serta mengembangkan industri baja nasional dalam arti luas.

Tahun 1971 Pendirian PT. Krakatau Steel yang disahkan dengan akte notaris Tan Thong Kie Nomor 34 tanggal 23 Oktober 1971 di Jakarta dan diperbaiki dengan naskah Nomor 25 tanggal 29 Desember 1971.

Tahun 19731974 PT. Krakatau Steel dengan bantuan keuangan dari Pertamina memutuskan untuk memperluas kapasitas produksi untuk melakukan proses pembuatan baja billet sendiri, bahkan berencana untuk dapat memproduksi baja slab dan baja lembaran panas. Namun rencana ini tidak dapat berjalan dengan semestinya karena pihak Pertamina sendiri pada saat itu mengalami masalah keuangan.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

5

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Tahun 1975 Proses lanjutan pembangunan PT. Krakatau Steel tahap satu dengan kapasitas produksi 0,5 juta ton per tahun berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 30 tanggal 27 Agustus 1975.

Tahun 1977 Peresmian Pabrik Besi Beton, Pabrik Besi Profil dan Pelabuhan Khusus Cigading PT. Krakatau Steel oleh Presiden Soeharto pada tanggal 27 Juli 1977.

Tahun 1979 Peresmian Pabrik Besi Spons dengan teknologi Hylsa (50%), Pabrik Baja Billet atau Billet Steel Plant (BSP) yang dilengkapi dengan tanur busur listrik atau Electric Arc Furnace (EAF) untuk proses pengolahan baja, Dapur Thomas untuk Pabrik Baja Batang Kawat atau Wire Rod Mill (WRM), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas produksi listrik mencapai 400 MW, Pusat Penjernihan Air dengan kapasitas 2000 liter per detik serta PT. KHI Pipe oleh Presiden Soeharto pada tanggal 9 Oktober 1979.

Tahun 1982 Penambahan dua modul teknologi pengolahan besi baja dengan menggunakan teknologi Hylsa pada Pabrik Besi Spons PT. Krakatau Steel.

Tahun 1983 Peresmian Pabrik Baja Slab atau Slab Steel Plant (SSP) yang dilengkapi dengan dengan tanur busur listrik atau Electric Arc Furnace (EAF), Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas (PPBLP) atau Hot Strip Mill (HSM) Plant serta Pabrik Besi Spons unit dua PT. Krakatau Steel oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 Februari 1983.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

6

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Tahun 1985 Expor perdana produk baja PT. Krakatau Steel ke beberapa negara seperti Jepang, Inggris, Amerika Serikat, India, China, negara-negara Timur Tengah, Korea dan negara-negara di kawasan ASEAN.

Tahun 1987 Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Dingin (PPMLD) atau Cold Rolling Mill (CRM) Plant dioperasikan oleh perusahaan swasta, yaitu Indo Steel.

Tahun 1989 PT. Krakatau Steel bersama dengan 9 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, yaitu PT. Boma Bisma Indra, PT. Dahana, PT. INKA, PT. INTI, PT. IPTN, PT. LEN, PT. Barata Indonesia, PT. Pindad, dan PT. PAL ditetapkan sebagai Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 tanggal 28 Agustus 1989.

Tahun 1990 Peletakan batu pertama proyek perluasan dan modernisasi PT. Krakatau Steel oleh Menteri Perindustrian atau Direktur Utama PT. Krakatau Steel, yaitu Ir. Tungky Ariwibowo pada tanggal 10 November 1990. Proyek perluasan dan modernisasi PT. Krakatau Steel meliputi beberapa sasaran sebagai berikut: 1. Peningkatan kapasitas produksi PT. Krakatau Steel dari 1,5 juta ton per tahun menjadi 2,5 juta ton per tahun. 2. Peningkatan kualitas dan diversifikasi jenis baja yang dapat diproduksi. 3. Peningkatan efisiensi dan efektivitas proses produksi di PT. Krakatau Steel.

Tahun 1991 Pengabungan unit usaha atau merger PT. Cold Rolling Mill Indonesia Utama (PT. CRMIU) dan PT. Krakatau Baja Permata (PT KBP) menjadi unit operasi As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro7

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

PT Krakatau Steel pada tanggal 1 Oktober 1991. Selanjutnya Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Dingin (PPBLD) atau Cold Rolling Mill (CRM) Plant didirikan pada tanggal 19 Februari 1983 yang kemudian diresmikan tahun 1987. Tahun 1992 Pemisahan Pabrik Baja Tulangan, Pabrik Besi Profil, dan Pabrik Kawat Baja menjadi PT. Krakatau Wajatama yang dilakukan pada tanggal 24 Juli 1992. Tahun 1993 Peresmian proyek perluasan PT. Krakatau Steel oleh Presiden Soeharto pada tanggal 18 Februari 1993. Proyek perluasan PT. Krakatau Steel kali ini terdiri atas beberapa sasaran, yaitu sebagai berikut: 1. Modernisasi dan perluasan Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas (PPBLP) atau Hot Strip Mill (HSM) dari kapasitas produksi 1,2 juta ton per tahun menjadi 2 juta ton per tahun. 2. Peningkatan kualitas dan efisiensi proses produksi di Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas (PPBLP) atau Hot Strip Mill (HSM). 3. Perluasan pelabuhan bongkar muat pellet bijih besi dari kapasitas bongkar muat dari 3 juta ton per tahun menjadi 6 juta ton per tahun. Tahun 1994 PT. Krakatau Steel memperoleh pengakuan dan sertifikasi dari dunia internasional terhadap kualitas atau produk besi baja yang diproduksi PT. Krakatau Steel dengan diterimanya sertifikat ISO9002 pada tanggal 17 November 1994. Tahun 1995 Penyelesaian proyek perluasan dan modernisasi PT. Krakatau Steel oleh Menteri Muda Perindustrian Republik Indonesia atau Komisaris Utama PT. As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro8

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Krakatau Steel, yaitu Ir.Tungky Ariwibowo yang bertepatan dengan hari ulang tahun ke-25 PT. Krakatau Steel pada tanggal 31 Agustus 1995. Proyek perluasan tersebut adalah modernisasi Pabrik Besi Spons yang dilengkapi dengan teknologi pengolahan besi spons dengan menggunakan proses Hylsa III. Tahun 1996 PT. Krakatau Steel melakukan pemisahan terhadap unit-unit otonom atau unit penunjang PT. Krakatau Steel menjadi anak-anak perusahaan PT. Krakatau Steel yang terdiri dari: 1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas produksi listrik mencapau 400 MW diubah menjadi PT. Krakatau Daya Listrik. 2. Unit Penjernihan Air Krenceng diubah menjadi PT. Krakatau Tirta Industri. 3. Pelabuhan Khusus Cigading diubah menjadi PT. Krakatau Bandar Samudra. 4. Rumah Sakit Krakatau Steel diubah menjadi PT. Krakatau Medika. Tahun 1997 PT. Krakatau Steel mendapat sertifikat ISO14001 pada bulan April 1997. Tahun 1998 PT. Krakatau Steel menjadi anak perusahaan dari PT. Pakarya Industri (Persero) pada tanggal 10 Agustus 1998 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1998. Tahun 1999 PT. Pakarya Industri (Persero) berubah nama menjadi PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS) dengan total aset mencapai Rp 16 Triliun. Neuro Furnace Controller (NFC) yang merupakan sistem pengendali elektroda As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro9

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

terpadu berbasis jaringan saraf tiruan mulai diterapkan pada operasi rutin tanur busur listrik atau Electric Arc Furnace (EAF) pada Pabrik Baja Slab atau Slab Steel Plant (SSP) II PT. Krakatau Steel. Neuro Furnace Controller (NFC) adalah hasil inovasi tenaga kerja PT. Krakatau Steel dengan LSDE-BPPT dan telah dipatenkan dengan nomor paten P990187 serta meraih ASEAN Engineering Awards pada tanggal 24 Oktober 2001. Tahun 2002 Pemerintah melalui forum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa pada tanggal 28 Maret 2002 telah membubarkan PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (BPIS)PT. BPIS. Pengalihan aset PT. Krakatau Steel sebagai Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) ke pemerintah pusat melalui Kantor Menteri Negara BUMN sebagai pemegang kuasa dari Menteri Keuangan.

II.2. Visi, Misi dan Values PT. Krakatau Steel Visi : Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk dan

berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. Misi : Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait untuk kemakmuran bangsa. Values : Keterbukaan, disiplin, saling menghargai dan kerjasama. Sistem manajemen mutu berkualitas untuk produk PT. Krakatau Steel telah

diakui secara nasional maupun internasional. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya sertifikasi mutu produk seperti ISO 9002, Jepang (JIS), Amerika (ASTM), dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Di samping itu, sistem manajemen mutu lingkungan di PT. Krakatau Steel juga telah mendapat pengakuan secara nasional maupun internasional, yaitu dengan diperolehnya sertifikat ISO 14001 mengenai standar manajemen mutu lingkungan

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

10

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

II.3. Lokasi dan Tata Letak Pabrik PT. Krakatau Steel PT. Krakatau Steel terletak sekitar 110 km dari Jakarta dengan luas keseluruhan 350 ha. PT. Krakatau Steel terletak di kawasan industri Krakatau, tepatnya di Jalan Industri No.5 PO BOX 14, Cilegon 42435. Kantor pusat PT. Krakatau Steel terletak di Wisma Baja, Jl. Gatot Subroto Kav. 54, Jakarta. Adapun yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik adalah : a. Dekat dengan laut sehingga dapat memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk dengan menggunakan kapal. b. Dekat dengan daerah pemasaran (ibu kota). c. Tanah yang tersedia untuk pabrik cukup luas. d. Sumber air cukup memadai untuk pabrik. e. Adanya jaringan rel kereta api dan jalan raya yang memadai untuk pengangkutan. Berdasarkan arah mata angin, PT. Krakatau Steel dibatasi oleh : a. Arah utara berbatasan dengan kawasan industri Krakatau, b. Arah selatan berbatasan dengan Jalan Raya Anyer, c. Arah barat berbatasan dengan Selat Sunda, d. Arah timur berbatasan dengan kawasan industri Krakatau.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

11

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

II.4. Struktur Organisasi PT. Krakatau Steel STRUKTUR ORGANISASI PT. KRAKATAU STEEL

Direktur Utama

Direktur Pemasaran

Direktur Keuangan

Direktur Produksi

Direktur Perenc. & Teknologi

Direktur SDM & Umum

Direktur Logistik

SubDiv. Penjamin Kualitas

SubDiv. Perencanaan Produk

SubDiv. Perawatan Pabrik

SubDiv. Produksi Besi & Baja

SubDiv. Produksi Pengerolan

Manager Perbengkelan

Manager Utility

Manager Penunjang Perawatan Pabrik

Superintendent General Service

Superintendent Pabrik Kapur

Superintendent Pabrik Gas Industri

Superintendent Bengkel Listrik

Superintendent Bengkel Instrumen

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

12

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

II.5. Manajemen Perusahaan PT. Krakatau Steel PT. Krakatau Steel dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang tugasnya mengelola jalannya perusahaan dan karyawan perusahaan berupa fasilitas produksi dan tenaga kerja sesuai dengan kebijakan umum yang telah digariskan oleh pemerintah. Dalam tugasnya, Direktur Utama dibantu oleh beberapa direktorat antara lain : 1. Direktorat Produksi Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan kebijakan bidang produksi, pengoperasian fasilitas produksi, prasarana, serta mengatur kegiatan produksi agar mendapat dukungan dalam jangka panjang. 2. Direktorat Personalia Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan kebijakan bidang personalia, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan dan latihan kerja, serta merencanakan pengembangan organisasi perusahaan dalam jangka panjang dan hubungan masyarakat, administrasi pengelolaan kawasan, keamanan, dan keselamatan kerja. 3. Direktorat Keuangan Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan kebijakan bidang keuangan. 4. Direktorat Pemasaran Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan kebijakan bidang pemasaran hasil produksi, baik di dalam maupun luar negeri. 5. Direktorat Perencanaan dan Teknologi Bertugas merencanakan, merumuskan, dan mengembangkan

kebijakan perusahaan di bidang teknologi agar hasil produksinya dapat bersaing di pasar dunia. Sedangkan setiap direktorat di dalam melaksanakan aktivitas personalianya dibantu oleh sub - sub direktorat yang membawahi langsung beberapa divisi.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

13

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

II.6. Unit-Unit Produksi PT. Krakatau Steel PT Krakatau Steel merupakan satu-satunya industri baja terpadu yang ada di Indonesia bahkan sampai tahun 2003 terbesar di Asia Tenggara (sebelum adanya industri Baja Thailand). PT Krakatau Steel memiliki 6 (enam) buah fasilitas produksi. Kapasitas produksi total PT Krakatau Steel 2.5 juta ton baja kasar (crude steel) per tahun. Proses produksi baja di PT Krakatau Steel dimulai dari pembuatan besi spons dalam Direct Reduction Plant atau Pabrik Besi Spons. Pabrik ini mengolah biji besi pellet menjadi besi dengan menggunakan air dan gas alam. Besi yang dihasilkan kemudian diproses lebih lanjut pada Electric Arc Furnace (EAF) di pabrik slab baja dan pabrik billet baja. Di dalam EAF besi dicampur dengan scrap, dan material tambahan lainnya untuk menghasilkan dua jenis baja yang disebut baja slab dan baja billet. Baja slab selanjutnya mengalami proses pemanasan ulang dan pengerolan di Pabrik Baja Lembaran panas (Hot Strip Mill) menjadi produk akhir yang dikenal dengan nama baja lembaran panas. Produk ini banyak digunakan untuk untuk aplikasi konstruksi umum, dan lain-lain. Baja lembaran panas dapat diolah lebih lanjut melalui proses pengerolan ulang dan proses kimiawi di pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill) menjadi produk akhir yang disebut baja lembaran dingin. Produk ini umumnya digunakan untuk aplikasi bagian dalam dan luar kendaraan bermotor, kaleng, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Sedangkan baja billet akan diolah lebih lanjut di pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill) untuk menghasilkan batang kawat baja yang banyak digunakan untuk aplikasi senar piano, mur dan baut, kawat baja, pegas, dan lain-lain.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

14

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Berikut unit-unit produksi yang ada di PT. Krakatau Steel : 1. Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant) Unit ini merupakan suatu pabrik yang menangani proses pengolahan biji besi / pellet menjadi besi spons. Besi spons merupakan bahan baku mentah untuk membuat baja, bentuk dari biji besi spons tersebut seperti butiran-butiran kelereng, dimana butiran atau biji besi tersebut di proses reduksi secara langsung (Direct Reduction). Pabrik Besi Spons terbagi menjadi dua pabrik yaitu : Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Iron Plant) yang dirancang dengan teknologi HYL III, dan Pabrik Besi Spons yang lama dengan teknologi HYL I. Pabrik Besi Spons dengan teknologi HYL I yang berjumlah 2 modul. Masing-masing modul terdiri dari satu reformer, empat reaktor fixed bed dan fasilitas bantu: Sistem penangan material untuk bahan baku dan hasil Plant penangan air Sistem air pendingin Sistem untuk gas inert serta udara instrumen Fasilitas pembangkitan uap Sedangkan untuk Pabrik Besi Spons dengan teknologi HYL III mempunyai komponen-komponen pokok berikut ini : Peralatan penghasil gas reduksi (reducing gas generation equipment) Peralatan reduksi (reduction equipment) Sistem penyerap CO2 Sirkuit gas reduksi dan sirkuit pendingin Sistem penanganan material untuk bahan baku (pellet) Sistem penanganan material hasil (besi spons) Peralatan bantu (auxiliary equipment)

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

15

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Modul I dan II dikelompokkan ke plant 1 ( HYL I ). Masing-masing plant berbagi fasilitas bantu. Teknologi HYL I di PT. Krakatau Steel berkapasitas sebanyak 500.000 ton sponge iron per tahun. Teknologi HYL III memulai operasinya pada tahun 1994 dengan menggunakan 2-shafts continuous process berkapasitas 1.350.000 ton sponge iron per tahun dengan adanya tingkat metalisasi lebih dari 92%. Konsumsi gas alam juga menurun, karena adanya loop daur ulang gas reduksi. Pengoperasian pabrik juga lebih mudah karena teknologi kendali yang digunakan sudah maju, yaitu dengan sistem Distributed Control System (DCS). Besi spons yang dihasilkan oleh pabrik ini memiliki keunggulan dibanding sumber lain terutama disebabkan karena rendahnya kandungan residual. Sementara itu tingginya kandungan karbon menyebabkan proses di dalam Electric Arc Furnace (EAF) menjadi lebih efisien dan proses pembuatan baja menjadi lebih akurat. Sehingga hal tersebut menjamin konsistensi kualitas produk baja yang dihasilkan.

Gambar 2.1 Alur Proses Produksi Pabrik Besi Spons

2. Pabrik Baja Billet (Billet Steel Plant) Billet baja merupakan bahan setengah jadi dalam industri baja. Billet baja ini As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro16

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan baja batang kawat. Pabrik baja billet (billet steel plant) ini menggunakan bahan baku 40% scrap dan 60% besi spons serta penambahan unsur-unsur lain untuk memproduksi billet baja berkualitas tinggi. Billet yang dihasilkan memiliki ukuran penampang 110 mm x 110 mm, 120 mm x 120 mm, 130 mm x 130 mm dengan panjang bervariasi antara 6 meter, 10 meter dan 12 meter. Kapasitas produksi pabrik baja billet (billet steel plant) dapat mencapai 700.000 ton per tahun. Proses pembuatan baja pada pabrik baja billet menggunakan teknologi tanur busur listrik (Electric Arc Furnace/EAF). Setelah proses pengurangan kadar karbon di tanur busur listrik maka baja cair selanjutnya akan memasuki ladle refining stand ataupun ladle furnace. Proses pencetakan baja cair menjadi bentuk billet dilakukan dengan menggunakan Continuous Casting Machine (CCM).

Gambar 2.2 Alur Proses Produksi Pabrik Baja Billet

3. Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant / SSP) Pabrik Slab Baja merupakan pabrik untuk tempat peleburan besi dimana pabrik Slab Baja ini terdiri dari 2 buah pabrik : As Slab Steel Plant I Slab Steel Plant II Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro17

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Besi spons diisikan dalam dapur listrik dengan menggunakan continous feeding, selain spons dapur listrik juga diisi dengan scrap atau besi tua dan batu kapur secukupnya kemudian semua bahan tersebut dilebur menjadi baja cair yang masih berbentuk batangan / lembaran-lembaran besi yang belum diolah dengan membutuhkan panas yang sangat tinggi mencapai titik didih 16500C. Sumber panasnya berasal dari energi listrik yang dialirkan melalui elektroda listrik yang membara. Kapasitas produksi terpasang yaitu sekitar 1.000.000 ton / tahun untuk SSP I sedangkan untuk SSP II adalah sebesar 800.000 ton / tahun. Perlengkapan utama pada pabrik slab baja ini yaitu: 4 buah dapur listrik (EAF) yang masing-masing berkapasitas 120 ton baja cair, 4 buah tungku

pengeruk dan dua buah mesin tuang kontinyu (CCM) dengan masing-masing satu jalur percetakan slab (mould).

Gambar 2.3 Alur Proses Produksi Pabrik Baja Slab

4. Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill / HSM) Pabrik Hot Strip Mill (HSM) yang berkapasitas 2.000.000 ton / tahun merupakan bagian pabrik untuk mengukur ketebalan dari lembaran-lembaran baja. Dengan menggunakan alat Overhead Crane, slab dibersihkan terlebih dahulu dengan roller table dan siap untuk dimasukkan Furnace dengan menggunakan slab pusher. Di dalam Furnace dipanaskan dengan temperature mencapai sekitar As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro18

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

13000C. Setelah itu slab tersebut dikirim ke routhing stand diroll untuk menipiskan ketebalan 200mm menjadi 20-40 mm. Pada finishing stand diroll kembali untuk mendapatkan ketebalan ukuran yang direncanakan tergantung dari permintaan konsumen.

Gambar 2.4 Alur Proses Produksi Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Panas

4. Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill / CRM) Cold Rolling Mill (CRM) merupakan suatu pabrik yang mengolah lembaran baja dari hasil yang telah ditipiskan sebelumnya oleh pabrik Hot Strip Mill (HSM). Kemudian hasil dari pabrik Hot Strip Mill (HSM) ditipiskan kembali melalui proses pendinginan pada Tandem Cold Reduction Mill sampai 92% dari hasil ketebalan semula. Sebelum melakukan penipisan lembaran baja tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu kedalam tangki yang berisi HCI. Kemudian dilanjutkan dengan proses pemanasan dengan sistem BAF dan CAL, hasil lembaran baja tersebut diratakan dengan temper mill sesuai dengan permintaan konsumen.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

19

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Gambar 2.6 Alur Proses Produksi Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Dingin

6. Pabrik Batang Kawat (Wire Rod Mill / WRM) Pabrik Wire Rod Mill (WRM) adalah sebuah pabrik yang memproses batangan kawat baja. Produk-produk pabrik batang kawat juga merupakan bahan baku dari pabrik-pabrik seperti pabrik mur dan baud, kawat las, kawat paku, tali baja, dan lain sebagainya. Dengan melakukan penimbangan, pencatatan, dan pemeriksaan secara visual serta pengaturan posisi billet, siap dimasukkan ke dalam furnace dimana billet tersebut dipanaskan dengan temperatur 12000C. Pengeluaran billet didorong dengan alat yang disebut billet injektor. Kemudian setelah billet didinginkan dengan air, maka billet siap untuk digulung loop plyer . Peralatan utama dalam pabrik Wire Rod Plant (WRP) adalah : a. Sebuah furnace dengan kapasitas 60 ton/jam. b. Dua buah konveyor pendingin. c. Dua buah mesin untuk merapikan atau mengompakkan gulungan dan mengikatnya. Kapasitas produksi pabrik ini mencapai 200.000 ton tahun batang kawat. Diameter kawat yang dihasilkan adalah 5,5 mm; 8 mm; 10 mm; dan 12 mm. Ukuran yang dihasilkan : Panjang 10.000 mm, Berat 900 Kg, Penampang 110x110 mm. Untuk variasi batang kawat yang dihasilkan terdiri dari : As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro20

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

a. Batang kawat karbon rendah b. Batang kawat untuk elektroda las c. Batang kawat untuk cold healding

Gambar 2.4 Alur Proses Produksi Pabrik Baja Batang Kawat

II.7. Faktor Pendukung PT. Krakatau Steel Selain itu PT. Krakatau Steel (Persero) juga memiliki beberapa sarana yang mendukung unit-unit produksi diatas yaitu: 1. Pelabuhan Cigading yang menampung kapal-kapal dengan bobot 1500 ton dan alat pembuat besi spons (conveyor) dengan kapasitas 2000 ton/jam. 2. Ban berjalan (conveyor belt) dari pelabuhan ke pabrik sejauh 6 Km guna membawa bahan baku pellet dari pelabuhan Cigading. 3. Pusat penjernihan air dari waduk Rawa Dano yang mampu menyediakan air untuk keperluan industri dengan kapasitas 2000 m3/dtk. 4. Instalasi pipa gas alam yang keluar dari dua sumber melalui sambungan pipa yaitu gas alam parini dan arjuno di lepas pantai Cimalaya dan sumber gas di Muridu milik PT. Pertamina.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

21

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

5. PLTU yang berkapasitas 400 MW yang terdiri dari 5 unit, dengan masingmasing berkapasitas 80 MW dengan dilengkapi komputer sebagai penyimpan dokumentasi variabel-variabel proses operasi. 6. Telekomunikasi yang menghubungkan semua unit-unit dikawasan industri dan kawasan perumahan dinas dengan kapasitas 1340 set pesawat telepon 7. Daerah perkotaan yang terdiri dari perumahan pemimpin dan karyawan sebanyak 1400 rumah. Selain itu juga terdapat sekolah dari TK-SD-SMPSMK, Rumah Sakit, serta sarana Olah Raga. 8. Bus antar jemput untuk karyawan dan juaga mobil-mobil dinas PT. Krakatau Steel (Persero).

II.8. Anak Perusahaan PT. Krakatau Steel Selain beberapa factor pendukung yang telah disebutkan di atas, PT. Krakatau Steel memiliki beberapa anak perusahaan yang mendukung

kelangsungan produksi perusahaan. Anak perusahaan PT. Krakatau Steel adalah sebagai berikut: 1. PT. KHI Pipe Industri (PT. KHI) PT KHI didirikan pada bulan Januari 1973 dan bertujuan untuk memproduksi pipa kualitas tinggi yang akan memenuhi tuntutan industri minyak dan gas yang terus meningkat dan proyek konstruksi besar lainnya. 2. PT. Plat Timah Nusantara (PT. Latinusa) PT Latinusa adalah Perusahaan patungan antara PT Krakatau Steel, PT. Tambang Timah, PT. Nusantara Ampera Bhakti yang didirikan pada tanggal 10 Agustus 1982 dengan tujuan : a. Membangun dan mengoperasikan pabrik pelat baja tipis berlapis timah untuk bahan baku pembuatan kaleng di kawasan industri cilegon. b. Memasarkan hasil produksinya ke dalam ke keluar negeri. Kapasitas produksinya adalah 130.000 ton/tahun (dalam Lembaran dan Gulungan). As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro22

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

3. PT. Krakatau Wajatama (PT. KW) Didirikan pada tahun 1992, memproduksi berbagai produk Baja Batangan yang berkualitas tinggi, seperti : INP, IWF, H-Beam, U-Channel dan L-Angles, Baja Tulangan (Deformed dan Plain Bars) serta Kawat Baja. Perusahaan ini memiliki tiga fasilitas terbaik yang menerapkan pedoman kualitas untuk menjamin bahwa PT Krakatau Wajatama hanya memproduksi yang terbaik untuk kepuasan pelanggan. Fasilitas produksi tersebut adalah section will, bar will dan cold wire drawing. 4. PT. Krakatau Engineering Coorporation (PT. KEC) Didirikan pada tanggal 12 Oktober 1988 yang bertugas melayani dan mengerjakan pekerjaan dari pemerintah maupun swasta berupa EPC Contractor (Engineering, Procurement, Construction) dan Konsultan (Studi, manajemen proyek dan perawatan industri). Gedung operasional berada di wilayah Cilegon dengan luas 3.330 m sedangkan kantor pusatnya berada di lantai 7 Gedung Wisma Baja Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 54 Jakarta. Kepuasan pelanggan adalah target PT. Krakatau Engineering dan telah diwujudkan dengan keberhasilan mendapatkan pengakuan internasional yang berupa sertifikasi ISO 19001 tahun 1996 dan selalu berpedoman pada motto yangberbunyi Better, Faster and Cost Effective. 5. PT. Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) PT Krakatau Industrial Estate Cilegon didirikan pada tanggal 16 Juni 1982 dengan misi menjadi pusat lokasi Industri hulu dan hilir Industri Baja, Kimia dan Petrokimia serta telah mengikuti urutan logis pengembangan dan pembangunan, khususnya sehubungan dengan daya tariknya dari segi lokasi yang strategis dan fasilitas infrastruktur yang tersedia. PT Krakatau Industrial Estate Cilegon telah sukses membangun jalur bisnis yaitu : Properti Industri, Properti Komersial, Properti Rumah tinggal, Investasi dan Perdagangan.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

23

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

6. PT. Krakatau Information Technology (KIT) KI Tech hadir dalam dunia teknologi informasi sejak tahun 1993 dengan basis tenaga IT professional, PT Krakatau Steel mengembangkan teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis dan pengambilan keputusan di PT Krakatau steel. Tumbuh dengan satu Corporate Vision yang berorientasi ke depan sebagai Pusat Keunggulan Teknologi Informasi bidang Industri dan Komunikasi Kelas Dunia, KI Tech memberikan solusi bisnis berbasis teknologi informasi yang terintegrasi untuk mengoptimalkan proses bisnis dan memberikan manfaat ekonomi pada pelanggan. KIT memberikan jasa konsultasi, perencanaan, pengembangan instalasi, implementasi dan jasa pendukung termasuk komunikasi dan perangkat lunak teknologi informasi. 7. PT. Krakatau Daya Listrik (PT. KDL) Merupakan perusahaan pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas 400 MW yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan listrik PT Krakatau Steel. Sahamnya 100% dimiliki oleh PT Krakatau Steel. PT. Krakatau Daya Listrik didirikan tanggal 1 Maret 1996. Penjualan PT. Krakatau Daya Listrik sebagaian besar ditujukan kepada PT Krakatau Steel dan saat ini sedang dijajaki kemungkinan untuk menjual listrik kepada PLN. 8. PT. Krakatau Medika (PT. KM) PT Krakatau Medika mengoperasikan rumah sakit dan memberikan jasa pelayanan kesehatan lainnya kepada karyawan PT Krakatau Steel dan masyarakat sekitarnya. Hal ini dilakukan guna mendukung kinerja yang optimal kepada karyawan dan menciptakan lingkungan yang sehat. 9. PT. Krakatau Bandar Samudra (PT. KBS) PT Krakatau Bandar Samudera terletak di Pelabuhan Cigading yang memiliki kedalaman pelabuhan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain di Indonesia dimana berbagai jenis kapal bisa dengan mudah bersandar. Untuk mendukung kelancaran operasinya, PT Krakatau Bandar Samudera dilengkapi dengan 3 buah As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro24

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

gudang tertutup yang masing-masing berukuran 30 x 130 m, open storage dan masih tersedia kurang lebih 240 Ha lahan untuk investasi. Penunjang lainnya yaitu dermaga luar sepanjang 855 m, dermaga dalam sepanjang 243 m, dermaga Tongkang 75 m serta dermaga ekspor dan standar yang mampu melayani 10 kapal dalam waktu yang bersamaan. Secara umum jasa yang diberikan oleh PT Krakatau Bandar Samudera meliputi: jasa dermaga, bongkar muat, jasa pengarungan dan jasa kawasan. 10. PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) Didirikan pada tanggal 1 Maret 1996, merupakan anak perusahaan yang sahamnya 100% dimiliki PT Krakatau Steel. Perusahaan ini sebelumnya merupakan unit penunjang kegiatan operasional PT Krakatau Steel dalam bidang penyediaan air bersih yang mulai beroperasi sejak tahun 1979. Perusahaan mengolah air baku yang diambil dari sungai Cidanau berasal dari danau alam Rawa Dano dan diolah menjadi air bersih melalui Water Treatment Plant. Sebagian besar dari air bersih yang dihasilkan digunakan untuk kebutyhan industri dan sebagian lagi untuk kebutuhan kota Cilegon. Kapasitas terpasang unit pengolahan air adalah 2 m3/detik dengan utilisasi saat ini 50% dari kapasitas terpasang.

II.9. Kepegawaian, Keselamatan dan Kesejahteraan Karyawan PT. Krakatau Steel 1. Status Tenaga Kerja Tenaga kerja yang bekerja di PT. Krakatau Steel, berdasarkan statusnya digolongkan menjadi 2 golongan yaitu : a. Tenaga Kerja Organik Tenaga kerja ini merupakan karyawan tetap yang diangkat karena telah memenuhi kriteria direksi, yang bertugas melaksanakan pekerjaan yang diberikan dalam jangka panjang dan berstatus karyawan BUMN. Yang As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro25

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

termasuk karyawan ini adalah tenaga staf dan karyawan biasa. b. Tenaga Kerja Non- Organik Tenaga kerja non-organik adalah karyawan yang diangkat dalam waktu tertentu yang terdiri dari karyawan lepas dan karyawan honorer. Tenaga kerja non-organik yang ada saaat ini disediakan oleh labour supply sesuai dengan jenis pekerjaan dan jangka waktu tertentu (kontrak) antara PT. Krakatau Steel dengan labour supply itu sendiri. 2. Jam Kerja PT. Krakatau Steeel bekerja secara kontinyu selama 24 jam sehari sehingga jadwal karyawan dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Karyawan Biasa (Non-Shift) Hari Senin - Kamis Jumat Jam Kerja ( WIB ) 08.00 16.30 08.00 17.00 Jam Istirahat ( WIB ) 12.00 14.00 11.30 14.00

Tabel I.1 Waktu kerja karyawan non-shift Hari Sabtu dan Minggu merupakan hari libur untuk karyawan non-shift. b. Karyawan Shift Karyawan ini bekerja secara shift dan masing-masing shift bekerja selama 8 jam. Sistem kerja dilakukan dalam 4 group shift, dengan ketentuan 3 hari 3 group shift masuk, dan 1 group lain libur. Sistem pembagian shift adalah sebagai berikut : Shift I Shift II Shift III : 22.00-06.00 WIB : 06.00-14.00 WIB : 14.00-22.00 WIB26

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Selain itu terdapat juga waktu lembur dan waktu cuti karyawan PT Krakatau Steel. Waktu lembur dilakukan di luar jam kerja atas yang berwenang. Untuk waktu cuti dibagi menjadi dua macam, yaitu cuti tahunan dan cuti besar. Cuti tahunan yaitu masa cuti selama 12 hari kerja yang tidak dapat digantikan dengan uang dan cuti besar diberikan selama 4 tahun sekali dengan lama cuti 1 bulan. 3. Keselamatan Kerja PT. Krakatau Steel sangat memperhatikan keselamatan kerja para karyawan. Keselamatan kerja PT. Krakatau Steel diawasi oleh pihak safety yang bertanggung jawab atas keselamatan seseorang yang berada di area pabrik. Keselamatan kerja berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahan lingkungan, serta caracara melakukan pekerjaan. Tenaga kerja perlu mendapatkan perlindungan terhadap bahaya-bahaya lingkungan kerja, sehingga tercipta lingkukngan kerja yang sehat, aman dan nyaman. Adapun macam alat pelindung diri yang digunakan yaitu : a. Safety Helmet b. Ear Plug c. Glasses d. Safety Shoes e. Safety Belt 4.. Kesejahteraan Karyawan Selain gaji dan tunjangan yang diberikan, perusahaan juga berusaha meningkatkan kesejahteraan karyawannya dengan cara memberikan fasilitasfasilitas, antara lain : a. Asuransi tenaga kerja Asuransi tenaga kerja terdiri dari asuransi kematian dan asuransi kecelakaan. As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro27

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

Perusahaan akan memberikan asuransi ini melalui asuransi sosial tenaga kerja. b. Jaminan kesehatan Jaminan kesehatan berupa pemeriksaan, pengobatan dan perawatan untuk karyawan dan keluarganya yang sedang sakit baik fisik maupun mental. Yang berhak menerima jaminan ini adalah karyawan yang telah diangkat menjadi karyawan tetap, istri atau suami karyawan yang sah dan terdaftar di Divisi Personalia dan anak-anak kandung karyawan yang sah yang terdaftar di Divisi Personalia yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum memiliki penghasilan tetap. c. Jaminan Hari Tua Jaminan hari tua diberikan oleh PT. Krakatau Steel karyawan yang telah mencapai usia 55 tahun atau pensiun yang dipercepat yang disebabkan karena cacat. Selain itu juga PT. Krakatau Steel juga memberikan fasilitas pendidikan dan Tunjangan Hari Raya (THR).

II.10. Sistem Pengendalian Lingkungan PT. Krakatau Steel Sistem pengendalian dan pengelolaan lingkungan PT. Krakatau Steel berlandaskan pada prinsip peranan PT. Krakatau Steel baik terhadap masyarakat sekitar maupun terhadap kondisi lingkungan alam di sekitar pabrik PT. Krakatau Steel. Sistem pengendalian dan pengelolan lingkungan PT. Krakatau Steel bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang harmonis dan dinamis. Sistem pengendalian dan pengelolan lingkungan yang diterakan di PT. Krakatau adalah sebagai berikut: 1. Sistem Pemantauan Lingkungan Sistem pemantauan lingkungan yang diterapkan oleh PT. Krakatau Steel terdiri atas kegiatan pemantauan kondisi lingkungan di dalam lokasi pabrik dan kondisi lingkungan di luar pabrik. Sistem pemantauan lingkungan yang As Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro28

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

diterapkan oleh PT. Krakatau Steel mengacu kepada Nilai Ambang Batas (NAB) dan agenda perencanaan pemantauan lingkungan yang telah disusun oleh perusahaan. Karena terdapat banyak dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan produksi pabrik yang berupa limbah maka perlu diadakan pemantauan terhadap sistem lingkungan yang dilakukan secara rutin. Dampak-dampak yang dihasilkan dari kegiatan produksi pabrik PT. Krakatau Steel adalah sebagai berikut: a. Partikel Debu Partikel debu yang dihasilkan dari proses produksi PT. Krakatau Steel adalah sebagai berikut: 1) Dust Dust merupakan partikel debu yang dihasilkan dari proses produksi besi spons yang terbawa oleh udara disekitar pabrik PT. Krakatau Steel. 2) Ambien Ambien adalah partikel debu yang berterbangan atau melayang-layang di udara sekitar pabrik PT. Krakatau Steel. a. Gas Jenis gas yang dihasilkan dari proses produksi PT. Krakatau Steel adalah sebagai berikut: 1) Gas Toksit Gas toksit merupakan gas yang sangat berbahaya karena jenis gas toksit ini mengandung gas beracun yang keluar melalui cerobongcerobong asap sisa pembakaran. Gas toksit ini bersifat mematikan dan memberikan dampak terhadap kesehatan manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang. 2) Gas Eksplosif Gas eksplosif adalah jenis gas yang dapat mudah terbakar dan

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

29

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

meledak. Secara umum gas eksplosif ini bersifat mudah terbakar. c. Air Buangan Air buangan yang dihasilkan oleh suatu pabrik identik dengan air limbah produksi. Untuk menjaga kondisi lingkungan, baik masyarakat maupun kondisi lingkungan alam sekitarnya, PT. Krakatau Steel melakukan upayaupaya untuk meminimalkan pembuangan limbah produksi dengan cara mengkaji dampak-dampak dari limbah produksi tersebut terhadap lingkungan sekitar sehingga tidak menimbulkan permasalahan. Limbah produksi yang termasuk ke dalam kategori sebagai Bahan Beracun dan Berbahaya (limbah B3) akan dikirim langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) limbah B3 yang berada di daerah Bogor, Jawa Barat. d. Suara Kondisi noise atau pencemaran suara di PT Krakatau Steel mencapai 90 DBA. Kondisi ini tentu sangat membahayakan kondisi kesehatan karyawan yang bekerja di pabrik. Penanggulangan dari kondisi ini adalah karyawan diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri, yang berupa ear protector, ear muff ataupun ear plug. Penggunaan alat pelindung diri ini penting untuk mengatasi kebisingan yang ditimbulkan oleh mesinmesin pabrik seperti mesin-mesin produksi pabrik, kendaraan

pengangkutan dan lain sebagainya. Apabila karyawan tidak menggunakan alat pelindung diri kemungkinan besar dapat menyebabkan gangguan pada indra pendengar, gangguan mental ataupun gangguan emosional pada pekerja. 2. Sistem Penelitian Lingkungan Sistem penelitian lingkungan yang dilakukan oleh PT. Krakatau Steel terdiri atas kegiatan meneliti dan mengkaji seluruh aspek produksi yang dilakukan di pabrik untuk dapat menemukan bahan-bahan alternatif yang dapat menggantikan bahan-bahan produksi yang berbahaya.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

30

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

3. Sistem Pengendalian Lingkungan Sistem pengendalian lingkungan yang diterapkan oleh PT. Krakatau Steel ditujukan untuk mengatasi sejumlah permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan produksi pabrik. Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan produksi pabrik PT. Krakatau Steel adalah sebagai berikut: a. Permasalahan limbah udara dan limbah gas buang. b. Permasalahan air limbah. c. Permasalahan limbah pelumas. d. Permasalahan limbah padat. e. Permasalahan limbah bahan kimia yang tergolong Bahan Beracun dan Berbahaya (limbah B3).

II.11. Penerapan 5R di PT. Krakatau Steel Di dalam lingkungan kerja PT. Krakatau Steel dilakukan suatu penataan tempat kerja yang ditujukan sebagai pembangunan nilai budaya, disiplin, kerjasama, keterbukaan, dan saling menghargai. Pembangunan nilai-nilai tersebut dilakukan melalui proses yang disebut dengan 5R, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. Definisi rinci dari 5R tersebut adalah sebagai berikut: Ringkas Ringkas artinya adalah menyeleksi dan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Rapih Rapih artinya adalah mengatur, menyimpan dan menyusun tata letak barangAs Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro31

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. KRAKATAU STEEL DIVISI UTILITY PABRIK GAS INDUSTRI (PGI)

barang yang diperlukan di tempat kerja dalam kondisi aman, mudah dan baik. Resik Resik artinya adalah membersihkan dan memeriksa fasilitas kerja dengan seksama. Rawat Rawat artinya adalah melakukan perawatan secara rutin dan menyeluruh terhadap seluruh fasilitas kerja. Rajin Rajin artinya adalah bekerja dengan giat dan disiplin sesuai dengan waktu kerja yang telah ditentukan. Sedangkan tujuan dari 5R adalah untuk membangun budaya perusahaan dengan berfikir secara sistemik, sehingga secara berangsur-angsur dapat meningkatkan Baldrige Score dari 400 points menuju 600 points kemudian 800 points, dan terakhir mencapai excellence. (1000 points). Perbaikan sistem manajemen kinerja PT. Krakatau Steel (Persero) didasarkan atas lintasan yang telah ditanamkan oleh Foulding Father sehingga dapat terjadi suatu proses berkesinambungan.

As

Fakultas Teknik Universitas Lampung Jurusan Teknik Elektro

32