bab 2 ndull
DESCRIPTION
gaya hidupTRANSCRIPT
5. Landasan Teori
5.1 Pengertian gaya hidup
Menurut kotler (2002:192) gaya hidup adalah pola seorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “
keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkunganya. Sedangkan
gaya hidup menurut (Engel, blackwell dan miniard, 1995) didefinisikan sebagai
pola di mana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Secara umum
dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang
menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada
lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di
sekitar (opini).
Pengertian gaya hidup menurut KBBI adalah pola tingkah laku sehari-hari
segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana
orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan
umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-
lambang sosial.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan),
dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia
disekitarnya (pendapat). Gaya hidup masyarakat dari masa ke masa selalu
berubah-ubah tergantung dengan faktor pembentuk gaya hidupnya. Menurut
Engel, dkk (1995) dalam Listyorini (2012) mengatakan faktor-faktor ini berasal
dari pengaruh lingkungan (meliputi budaya, kelas sosial, pengaruh probadi,
keluarga, situasi) dan perbedaan individu (meliputi sumber daya konsumen,
keterlibatan dan motivasi, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan
demografi).
Kedua faktor tersebut sangat penting bagi pemasar, lebih menarik apabila
pemasar sendiri mampu memahami lebih dalam mengenai diri dan pikiran
individu tentang apa yang dapat mempengaruhi dirinya sebelum melakukan
keputusan pembelian. Perubahan lingkungan yang dinamis menyebabkan studi
gaya hidup konsumen dapat membantu pemasar memahami bagaimana konsumen
berpikir dan memilih berbagai alternatif.
Perspektif gaya hidup dalam pemasaran menunjukkan penggolongan individu
ke dalam suatu kelompok berdasarkan atas apa yang mereka lakukan, bagaimana
mereka menghabiskan waktu, dan bagaimana mereka memilih untuk
memanfaatkan penghasilan (Listyorini, 2012). Gaya hidup setiap kelompok akan
mempunyai ciri-ciri tersendiri. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh
pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai
konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai tersebut dapat mempengaruhi
perilaku konsumen. Perubahan gaya hidup ini membawa implikasi pada
perubahan selera (selera pria dan wanita berbeda) kebiasaan dan perilaku
pembelian.
5.2 Gaya Hidup AIO (Activity, Interest, Opinion)
Psikografi (psychographics) adalah teknik utama yang digunakan oleh
peneliti konsumen sebagai ukuran operasional dari gaya hidup. Psikografi
bergerak diluar pandangan konsumen yang diekspresikan di dalam pengukuran
demografi, perilaku, dan sosioekonomi. Analisis psikografik sering juga diartikan
sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal
kehidupan, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan
psikologis konsumen.
Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan
demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO
(activity, interest, opinions), yaitu pengukuran kegiatan, minat dan pendapat
konsumen. Psikografik memuat beberapa pernyataan yang menggambarkan
kegiatan, minat dan pendapat konsumen. Pendekatam psikografik sering
digunakan produsen dalam mempromosikan produknya (Sumarwan, 2003).
Menurut kasali (2001 : 226-227) mengemukakan bahwa para peneliti pasar
yang menganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen
berdasarkan variabel-variabel aktivitas, interest (minat), dan opini (pandangan-
pandangan). Josep plumer mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur
aktivitas-aktivitas manusia dalam hal :
1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya
2. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya
3. Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang
lain
4. Karakter-karakter dasar seperti tahap yang mereka telah lalui dalam
kehidupan, penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka tinggal.
Komponen-komponen segmentasi gaya hidup dalam bentuk aktifitas, interest, dan
opini dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1
Dimensi gaya hidup
Aktivitas Interest Opini Demografis
Bekerja Hobi Peristiwa
sosial Liburan Hiburan Anggota
club Komunitas Belanja Olahraga
Keluarga Rumah Pekerjaan Komunitas Rekreasi Pakaian Makanan Media prestasi
diri mereka sendiri
masalah-masalah sosial
politik bisnis ekonomi pendidikan produk masa depan budaya
usia pendidikan pendapatan jabatan besar keluarga tempat tinggal geografis besar kota tahapan dalam
daur hidup
Sumber : Kasali (2001)
Lamb, et, al., (2002:293) segmentasi gaya hidup membagi orang kedalam
kelompok menurut cara mereka menghabiskan waktunya, dan hal penting yang
lainya yang berada di sekitar mereka dan apa yang mereka yakini, serta
karakteristik sosial ekonomi seperti pendidikan dan pendapatan.
John C. Mowen dan Michael Minor (2003) gaya hidup merupakan :
Aktivitas adalah meminta kepada konsumen untuk mengidentifikasikan apa
yang mereka lakukan, apa yang mereka beli dan bagaimana mereka
menghabiskan waktu mereka.
Minat adalah memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen.
Opini adalah menyelidiki pandangan dan perasaan mengenai topik peritiwa
dunia, lokal, moral, ekonomi, dan sosial.
Menurut Nugroho J.S (2003:152-153) menyatakan bahwa gaya hidup yang
berkembang di masyarakat merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat
itu sendiri. Untuk memahami bagaimana gaya hidup, sekelompok masyarakat
diperlukan program untuk dapat mengukur gaya hidup yang berkembang.
5.3 Keputusan Konsumen
Keputusan konsumen menurut Supranto dan Limakrisna (2007 : 211) adalah
semua aspek dari afeksi dan kognisi terlibat dalam pembuatan keputusan
konsumen termasuk pengetahuan, makna dan kepercayaan yang digerakkan dari
memori dan atensi serta proses komprehensi yang terlibat dalam interpretasi
informasi baru di lingkungan. Proses kunci di dalam keputusan konsumen ialah
proses integrasi dengan mana pengetahuan di kombinasikan untuk mengevaluasi
dua atau lebih alternatif perilaku, kemudian pilih salah satu. Hasil dari proses
integrasi ialah suatu pilihan, secara kognitif terwakili sebagai intensif perilaku.
Intensif perilaku disebut rencana keputusan.
5.3.1 Proses Keputusan Pembelian
Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan
berlanjut dalam waktu yang lama setelah pembelian. Pemasar harus memusatkan
perhatian pada keseluruhan proses pembelian dan bukan hanya pada keputusan
pembelian.
Gambar 5.1 Proses Keputusan Pembelian (Kotler dan Keller, 2009 : 185)
5.3.1.1 Pengenalan Masalah
Menurut Kotler dan Keller (2009 : 184) proses pembelian dimulai
ketikapembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh
rangsangan internal atau elksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari
kebutuhan normal seseorang—rasa lapar, haus, seks—naik ke tingkat maksimum
dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.
Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan
mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen lalu dikembangkan strategi
pemasaran yang memicu minat konsumen.
5.3.1.2 Pencarian Informasi
Menurut Kotler dan keller (2009 : 185) konsumen lebih sering mencari
jumlah informasi yang terbatas. Terdapat dua tingkat keterlibatan dalam
pencarian. Pertama keadaan pencarian yang lebih rendah di sebut perhatian tajam.
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca
pembelian
Pada tingkat ini konsumen hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi
tentang sebuah produk. Kedua, konsumen dapat memasuki pencarian informasi
aktif : mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan online, dan
mengujungi toko untuk mempelajari produk tersebut.
Sumber informasi utama konsumen dibagi menajdi empat kelompok :
Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.
Komersial. Iklan, situs Web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
Publik. Media masa, organisasi pemeringkat, konsumen.
Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
5.3.1.3 Evaluasi Alternatif
Menurut Kotler dan keller (2009 : 186) tidak ada proses tunggal yang
digunakan oleh semua konsumen dalam semua situsasi pembelian. Ada beberapa
Proses dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian
besar penilaian secara sadar dan rasional. Konsep dasar proses evaluasi: pertama,
konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk. ketiga, konsumen meilhat masing-masing
produk sebagai kelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk memberikan
manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan.
5.3.1.4 Keputusan Pembelian
Konsumen dalam tahap evaluasi membentuk preferensi antarmerek dalam
beberapa kumpulan pilihan. Dalam keputusan pembelian model expektansi nilai
merupakan model konpensatoris itu hal-hal yang dianggap baik untuk sebuah
produk dan membantu menutup hal-hal yang dianggap burulk. Model non
konpensatoris konsumen mempertimbangkan atribut postive dan negative tidak
selalu saling mengurangi. Ada tiga heuristik yaitu:
1. Heuristik kongjungtif dimana konsumen menetapkan tingkat cutoff
minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memlih alternatif
pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut.
2. Heuristik leksikografis dimana konsumen memilih merek terbaik
berdasarkan atribut yang dianggap paling penting
3. Heuristik eliminasi berdasarkan aspek dimana konsumen
membandingkan merek berdasaarkan atribut yang dipilih secara probabilistik.
5.3.1.5 Perilaku Pascapembelian
Menurut Kotler dan keller (2009 : 190) setelah melakukan pembelian
konsumen mengalami konflik yang disebabkan oleh fitur tertentu atau mendengar
hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi
yang mendukung keputusanya. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli,
melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau
kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk
pasca pembelian.
1. Kepuasan pasca pembelian
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan
produk. jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen kecewa, begitu juga
sebaliknya. Ketidakpuasan terjadi dikarenakan semakin besar kesenjangan
antara harapan dan kinerja.gaya atau perilaku yang dipakai konsumen sangat
berperan dalam memperbesar kesenjangan ketika sebuah produk tidak
sempurna dan mengecewakan sedangkan beberapa konsumen lain
meminimalkan kesenjangan dan tidak terlalu kecewa.
2. Tindakan pasca pembelian
Tingkat kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan terhadap sebuah produk sangat
mempengaruhi tingkat perilaku konsumen selanjutnya. Apabila konsumen
merasa puas maka ia akan menggunakan produk tersebut dalam jangka panjang
dan membicarakan hal yang baik mengenai produk tersebut. Sedangkan pada
pelanggan yang tidak merasa puas terhadap sebuah produk, maka pelanggan
tersebut tidak akan melakukan pembelian ulang (memutuskan untuk berhenti
membeli) dan akan memberikan kesan yang buruk terhadap produk tersebut.
3. Penggunaan dan penyingkiran pascapembelian
Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan
menyingkirkan produk. Pelanggan yang puas cenderung akan mengatakan hal-
hal yang baik tentang sebuah merek terhadap orang lain. Sedangkan, pelanggan
yang tidak puas terhadap produk cenderung menyingkirkan produk atau
mengembalikan produk kemudian konsumen mencari informasi sebesar-
besarnya mengenai produk yang bernilai nilai.
5.4 Penelitian Terdahulu
Mandey (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Gaya
Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”. Peneliti mengambil sampel
144 orang di beberapa toko sepatu di Kota Medan. Peneliti ini menggunakan
variabel independen aktivitas, minat, opini dan menggunakan variabel dependen
keputusan pembelian. Peneliti ini menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya variabel opini yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian, sedangkan untuk variabel minat dan aktivitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Chriesmaya (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya
Hidup Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Memilih Mini Market Alfamart di
Malang”. Peniliti menggunakan sampel sebanyak 41 orang dengan menggunakan
purposive sampling dalam menentukan sampel. Peneliti ini menggunakan analisi
regresi linier berganda untuk variabel indipendent aktivitas, minat, opini dan
variabel dependent keputusan konsumen. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
ketiga variabel berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam
memilih Minimarket Alfamart sebagai tempat berbelanja di Kota Malang.
Sedangkan, secara parsial variabel aktivitas dan opini berpengaruh secara
signifikan dan hanya variabel minat yang tidak berpengaruh secara signifikan.
Listyorini (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Gaya Hidup dan Pengaruhnya Terhadap Pembelian Rumah Sehat Sederhana”.
Peneliti ini menggunakan metode proportional stratified random sampling dan
memperoleh sampel sebanyak 90 responden yang terdiri dari tiga obyek penelitian
tipe rumah 29, 36, dan 45. Peneliti menggunakan analis regresi linier berganda
untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan. Hasil yang didapat dari
penelitian ini menunjukan bahwa variabel independent minat, opini, dan aktivitas
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian RSH.
Wijayanti (2013) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Gaya Hidup
Terhadap Prilaku Pembelian Handphone Blackberry Dengan Merek Sebagai
Pemoderasi”. Penelitian ini menggunakan 100 responden yang berdomisili di
Kota Denpasar. Pengambilan sampel ini menggunakan metode purposive
sampling dan penarikan sampel dilakukan proportional stratified random
sampling dan diolah menggunakan SPSS for Windowa 15.00 dengan teknik
analisis regresi berganda. Fase penelitian menyimpulkan bahwa ada pengaruh
postive dan signifikan antara gaya hidup dan merek secara parsial terhadap
perilaku pembelian handphone Blackberry, gaya hidup, merek, dan moderat
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan serta didapat hasil bahwa
merek tidak memoderasi pengaruh gaya hidup terhadap perilaku pembelian
Handphone Blackberry.
Tabel 5.2
Penelitian-penelitian Empiris Tentang Hubungan Gaya Hidup dan Keputusan Pembelian
PENELITI METODE HASIL
Mandey (2009) analisis regresi linier
berganda
Opini yang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, sedangkan
untuk variabel minat dan aktivitas
tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Chriesmaya (2012) analisis regresi linier
berganda
aktivitas dan opini berpengaruh
secara signifikan dan hanya
variabel minat yang tidak
berpengaruh secara signifikan.
Listyorini (2012) analisis regresi linier
berganda
Ketiga variabel berpengaruh
secara simultan terhadap
keputusan konsumen dalam
memilih Minimarket Alfamart
sebagai tempat berbelanja di Kota
Malang. Sedangkan, secara parsial
variabel aktivitas dan opini
berpengaruh secara signifikan dan
hanya variabel minat yang tidak
berpengaruh secara signifikan.
Wijayanti (2013) analisis regresi linier
berganda
Variabel independent minat,
opini, dan aktivitas berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian RSH.
6. Hipotesis Penelitian
6.1 Hubungan Aktivitas dengan Keputusan Pembelian
NYARI INSPIRASI
Penelitian yang dilakukan Chriesmaya (2012) dan Wijayanti (2013) mengenai
pengaruh gaya hidup dengan variabel independen aktivitas memperoleh hasil
bahwa aktivitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan
dalam penelitian Listyorini (2012) menyatakan bahwa secara simultan variabel
aktivitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dan secara parsial
variabel aktivitas berpengaruh secara signifikan. Dengan menggunakan variabel
aktivitas sebagai ukuran pengaruh gaya hidup maka dapat diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H1 : Aktivitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
6.2 Hubungan Minat dengan Keputusan Pembelian
NYARI INSPIRASI
Penelitian yang dilakukan oleh Mandey (2009), Chriesmaya (2012),
Listyorini (2012) mengemukakan bahwa variabel minat dalam pengaruh gaya
hidup tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Wijayanti (2013) yang menyatakan bahwa variabel minat berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti
ingin mengkaji ulang pendapat Wijayanti (2013) sehingga diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Minat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
6.3 Hubungan Opini dengan Keputusan Pembelian
NYARI INSPIRASI
Opini sangat berperan besar dalam setiap keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen. Karena berdasarkan opini inilah konsumen dapat
menentukan bagaimana mereka akan bersikap dengan produk yang digunakannya.
Mandey (2009), Chriesmaya (2012), Listyorini (2012), Wijayanti (2013)
membuktikan bahwa variabel opini berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Dengan menggunakan variabel opini dalam mengukur pengaruh gaya
hidup maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Opini berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
7. kerangka Pemikiran
Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya, gambar berikut merupakan kerangka
pemikiran penelitian ini. Kerangka pemikiran ini menggambarkan variabel yang
akan diteliti, yaitu aktivitas (X1), minat (X2), opini (X3), dan keputusan pembelian
(Y).
Gambar 7.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Aktivitas (X1)
Minat (X2)
Opini (X3)
Keputusan Pembelian (Y)