bab 2 landasan teori network komputer yang saling ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2012-1-00935-if...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Jaringan (Network)
Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas kumpulan
beberapa autonomous komputer yang saling terhubung dan dapat saling
bertukar informasi satu sama lain (Andrew Tanenbaum, 2003, p2).
Tiap komputer dan peripheral yang terhubung dengan jaringan disebut
node. Sebuah jaringan komputer paling sedikit memiliki 2 komputer di
dalam jaringannya dan dapat berjumlah puluhan, ribuan, bahkan jutaan node
saling terhubung satu dengan yang lain. Yang menghubungkan antar
komputer tersebut tidak terbatas hanya berupa kabel tembaga saja, namun
juga bisa melalui fiber optic, gelombang microwave, Bluetooth, infrared,
bahkan melalui satelit.
2.1.2 Jenis - Jenis Jaringan Komputer
Berdasarkan jangkauannya jaringan komputer terbagi menjadi 3 jenis
menurut Forouzan (2003, pp2-3), yaitu LAN, MAN dan WAN.
7
1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) adalah sejumlah komputer yang
saling dihubungkan bersama di dalam satu area tertentu yang tidak
begitu luas, seperti di dalam satu kantor atau gedung. Secara garis
besar terdapat dua tipe jaringan atau LAN, yaitu jaringan Peer to Peer
dan jaringan Client-Server. Pada jaringan peer to peer, setiap
komputer yang terhubung ke jaringan dapat bertindak baik sebagai
workstation maupun server. Sedangkan pada jaringan Client-Server,
hanya satu komputer yang bertugas sebagai server dan komputer lain
berperan sebagai workstation. Sebuah LAN adalah salah satu contoh
jaringan yang baik untuk menunjukkan topologi physical dan topologi
logical. Setiap simpul yang diberikan dalam LAN memiliki satu atau
lebih link ke node satu atau lebih dalam jaringan dan pemetaan dari
link dan node dalam sebuah hasil grafik dalam bentuk geometris yang
dapat digunakan untuk menggambarkan topologi physical network.
Demikian pula, pemetaan aliran data antara node dalam jaringan
menentukan topologi logical dari jaringan.
8
2.1 Gambar Jaringan LAN
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Jaringan ini mencakup area yang lebih luas dari jaringan LAN
dan menjangkau antar wilayah dalam satu provinsi. Jaringan MAN
menghubungkan jaringan-jaringan kecil yang ada, seperti LAN yang
menuju pada lingkungan area yang lebih besar.
2.2 Gambar Jaringan MAN
9
3. Wide Area Network (WAN)
Jaringan ini mencakup area yang luas dan mampu menjangkau
batas propinsi bahkan sampai negara yang ada dibelahan bumi lain.
Jaringan WAN dapat menghubungkan satu komputer dengan komputer
lain dengan menggunakan satelit atau kabel bawah laut. Topologi yang
digunakan WAN menggunakan topologi tak menentu sesuai dengan
apa yang akan digunakan. Topologi Jaringan (Bentuk Jaringan)
Topologi Jaringan adalah gambaran secara fisik dari pola hubungan
antara komponen-komponen jaringan, yang meliputi server,
workstation, hub/Switch dan pengkabelannnya.
2.3 Gambar Jaringan WAN
2.1.3 Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah, hal yang menjelaskan hubungan geometris
antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station.
10
Topologi jaringan dapat dibagi menjadi 5 kategori utama seperti di bawah
ini.
• Topologi Bus
• Topologi star
• Topologi ring
• Topologi mesh
• Topologi Tree
Setiap jenis topologi diatas masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Pemilihan topologi jaringan didasarkan pada skala jaringan,
biaya, tujuan, dan pengguna.
1. Topologi Bus
2.4 Gambar Topologi Bus
Pada topologi Bus, kedua ujung jaringan harus diakhiri dengan
sebuah terminator. Barel Connector dapat digunakan untuk
memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang
11
menggunakan kabel BNC. Komputer yang ingin terhubung ke
jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan mentap Ethernet-nya
sepanjang kabel. Linear Bus: Layout ini termasuk layout yang umum.
Satu kabel utama menghubungkan tiap simpul, ke saluran tunggal
komputer yang mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing
simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali mesin di salah
satu ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu
simpul lainnya. Topologi ini seringkali dijumpai pada sistem
client/server, dimana salah satu mesin pada jaringan tersebut
difungsikan sebagai File Server, yang berarti bahwa mesin tersebut
dikhususkan hanya untuk pendistribusian data dan biasanya tidak
digunakan untuk pemrosesan informasi. Instalasi jaringan Bus sangat
sederhana, murah dan maksimal terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan
yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya tabrakan data
karena mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu node
putus maka akan mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan.
Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau
penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa
mengganggu workstation lain. Kelemahan dari topologi ini adalah bila
terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan
jaringan akan mengalami gangguan.
Topologi linear Bus merupakan topologi yang banyak
dipergunakan pada masa penggunaan kabel Coaxial menjamur.
12
Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50 ohm pada
ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa
dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari
penggunaan kabel Coaxial adalah sulit untuk mengukur apakah kabel
Coaxial yang dipergunakan benar-benar matching atau tidak. Karena
kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan merusak NIC
(network interface Card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan
menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya.
Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber
optic (yang kemudian digabungkan dengan topologi star untuk
menghubungkan dengan client atau node).
2. Topologi Star
2.5 Gambar Topologi Star
Topologi Star merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa
konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi
jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.
Kelebihan topologi bintang adalah:
13
• Kerusakan pada satu saluran hanya akan mempengaruhi
jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut.
• Tingkat keamanan termasuk tinggi.
• Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.
• Penambahan station dapat dilakukan dengan mudah.
Kekurangan topologi bintang adalah jika node tengah
mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti.
3. Topologi Ring
2.6 Gambar Topologi Ring
Topologi cincin adalah topologi jaringan dimana setiap titik
terkoneksi ke dua titik lainnya, membentuk jalur melingkar
membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat
terganggu jika satu titik mengalami gangguan. Jaringan FDDI
mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim data searah jarum jam
dan berlawanan dengan arah jarum jam secara bersamaan.
14
4. Topologi Mesh
2.7 Gambar Topologi Mesh
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral
secara penuh. Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk
jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurangi 1 (n-1, n = jumlah
sentral). Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya
jumlah sentral yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang
ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.
5. Topologi Tree
2.8 Gambar Topologi Tree
15
Topologi Jaringan Pohon (Tree) Topologi jaringan ini disebut
juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya
digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang
berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi
yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi.
Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan
komputer .
Pada topologi Tree, terdapat beberapa tingkatan simpul (node).
Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur
simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu
melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari
komputer dengan node-3 ke komputer node-7 seperti halnya pada
gambar, data yang ada harus melewati node-3, 5 dan node-6 sebelum
berakhir pada node-7.
Keunggulan jaringan model pohon seperti ini adalah, dapat
terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat.
Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri
atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk
terminal penjualan. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul
yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi, maka kelompok lainnya
yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif. Cara
kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat.
16
2.1.4 Arsitektur Protokol Jaringan
Terdapat 2 jenis arsitektur penting yang dipakai sebagai standar pada
jaringan komputer, yaitu model OSI dan model TCP/IP
A. Model Referensi OSI
Menurut Downes (2004, p7) model OSI (Open Systems
Interconnection) didasari atas usulan yang dikembangkan oleh
International Standarts Organization (ISO) sebagai langkah
pertama menuju International Standardization Protocol yang
digunakan dalam berbagai lapisan dan telah direvisi pada tahun
1995.
Model OSI terdiri atas tujuh Layer sehingga sering
disebut 7 OSI Layer. Model OSI bukanlah arsitektur jaringan
karena tidak menentukan layanan yang tepat dan protokol yang
akan digunakan dalam setiap Layer. Model OSI hanya
memberitahukan apa saja yang harus dilakukan setiap Layer.
`
2.9 Gambar 7 Layer OSI
17
Setiap Layer menangani fungsi yang ada di dalamnya dan
bergantung pada Layer dibawahnya untuk menangani fungsi
komunikasi yang lebih primitif, serta menyediakan fungsi
layanan untuk Layer diatasnya. Tujuh Model OSI Layer adalah
sebagai berikut :
1. Lapisan Fisik (Physical Layer)
Lapisan ini berfungsi untuk menterjemahkan media
transmisi jaringan berupa data-data yang diterjemahkan
menjadi bit-bit/sinyal analog dan diteruskan melalui media
kabel ke Ethernet, dan menjaga koneksi antara media
jaringan dengan sistem (Forouzan, 2003, p18).
2. Lapisan Data Link (Data Link Layer)
Lapisan ini tugasnya yaitu mengelompokkan bit-bit
data yang kemudian dikelompokkan menjadi frame dan
diteruskan mengirim hop selanjutnya melalui kartu jaringan
(Forouzan, 2003, p19). Pada lapisan ini juga dilakukan
pemeriksaan dan penanganan error apabila terjadi kesalahan
antara pengalamatan MAC address dan hardware
penghubung jaringan lainnya seperti hub, Switch, repeater.
18
3. Lapisan Network (Network Layer)
Lapisan ini bertugas menetukan alamat tujuan
berdasarkan IP address, pada lapisan ini juga dilakukan
routing untuk menetukan alamat jaringan yang berbeda.
Network layer memastikan bahwa paket tersebut berasal dari
sumber dan sampai pada tujuan yang tepat (Forouzan, 2003,
p19).
4. Lapisan Transport (Transport Layer)
Lapisan ini bertugas untuk mengubah frame data
menjadi beberapa paket data yang kemudian dikirimkan ke
alamat tujuan tanpa error. Jika paket data telah diterima,
Transport Layer mengirimkan paket tersebut ke Session
Layer (Forouzan, 2003, p22)
5. Lapisan Session (Session Layer)
Lapisan ini bertugas untuk menjaga kedua koneksi
yang saling terhubung, dan bertanggung jawab untuk
membangun, mengatur dan mengsinkronisasikan interaksi
sistem komunikasi (Forouzan, 2003, p23).
19
6. Lapisan Presentasi (Presentation Layer)
Lapisan ini bertugas untuk menterjemahkan data yang
hendak ditransfer ke sisi aplikasi yang digunakan oleh end
user/pengguna akhir (Forouzan, 2003, p24). contoh: format
ASCII yang diubah menjadi tulisan yang bisa dilihat oleh sisi
user, pada browser seperti Mozilla Firefox, Opera, dll
7. Lapisan Aplikasi (Application Layer)
Application layer mengizinkan pengguna (manusia /
software) untuk dapat mengakses jaringan (Forouzan, 2003,
p25). Lapisan ini bertugas untuk menyampaikan informasi
dari jaringan kepada user lewat aplikasi yang ada, seperti
browser, email, dll. Dan sebagai interface antara pengguna
dengan aplikasi.
B. Model Referensi TCP/IP Layer
Menurut Tanenbaum (2003, p41), Model TCP/IP
(Transmission Control Protocol/Internet Protocol) merupakan
hasil eksperimen dan pengembangan terhadap ARPANET.
ARPANET adalah sebuah research network yang disponsori
oleh DoD (Department of Defence) Amerika Serikat.
20
2.10 Gambar Layer TCP/IP
Sepertipada arsitektur OSI, arsitektur TCP/IP menggunakan
prinsip Layering, dimana fungsi-fungsi komunikasi dibagi atas
beberapa Layer. Tiap Layer bertanggung jawab atas sebagian
fungsi, ini melayani Layer diatasnya dan bertanggung jawab
pada Layer di bawahnya untuk melakukan fungsi yang lebih
primitive. Layer – Layer pada arsitektur TCP/IP terbagi atas :
1. Application Layer
Application merupakan Layer paling atas pada model
TCP/IP, yang bertanggung jawab untuk menyediakan akses
kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP.Protokol
ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext
Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP),
Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple
21
Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak
protokol lainnya.Dalam beberapa implementasi Stack
Protocol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-protokol
lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka
Windows Sockets (Winsock) atau NetBios over TCP/IP
(NetBT).
2. Transport Layer
Transport berguna untuk membuat komunikasi
menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented
atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam
lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan
User Diagram Protocol (UDP).
3. Internet Layer
Internet berfungsi untuk melakukan pemetaan
(routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi
paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini
adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol
(ARP),Internet control Message Protocol (ICMP), dan
InternetGroup Management Protocol (IGMP).
4. Network Layer
22
Network Interface berfungsi untuk meletakkan frame –
frame jaringan di atas media jaringan yang
digunakan.TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi
Transport, mulai dari teknologi Transport dalam LAN
(seperti halnya Ethernet dan Token Ring), MAN dan WAN
(seperti halnya dial-up model yang berjalan di atas Public
Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services
Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode
(ATM)
2.1.5 Jenis – Jenis Kabel Jaringan
Menurut Rafiudin (2004, p9) dalam membangun sebuah jaringan
komputer (baik jaringan sederhana maupun besar) memakai beragam tipe
media transmisi yang berbeda. Fungsi sebuah media pada dasarnya adalah
mengantarkan arus informasi melalui sebuah jaringan. Sedangkan bentuk
media itu sendiri berbeda-beda, umumnya berupa dawai, kabel, dan fiber.
Pada jaringan wireless, medium yang digunakan adalah atmosfir atau ruang
udara terbuka. Media-media umum jaringan komputer itu antara lain
• Coaxial
• Unshielded Twisted Pair (UTP)
• Shielded Twisted Pair (STP)
• Fiber Optic
23
1. Kabel Coaxial
Panjang kabel maksimal yang di izinkan yaitu 500 meter (medium).
Jaringan dengan menggunakan kabel koaksial merupakan jaringan
dengan biaya rendah, tetapi jangkauannya sangat terbatas dan
keandalannya juga sangat terbatas. Kabel koaksial pada umumnya
digunakan pada topologi Bus dan ring.
Kabel koaksial mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Kecepatan dan keluaran 10 - 100 MBps
2. Biaya Rata-rata per node murah
3. Media dan ukuran konektor medium
4. Panjang kabel maksimal yang di izinkan yaitu 500 meter
2.11 Gambar Kabel Coaxial
2. Unshielded Twisted Pair (UTP)
Kabel “Unshielded twisted pair” (UTP) digunakan untuk LAN dan
sistem telepon. Kabel UTP terdiri dari empat pasang warna konduktor
tembaga yang setiap pasangnya berpilin. Pembungkus kabel memproteksi
dan menyediakan jalur bagi tiap pasang kawat. Kabel UTP terhubung ke
24
perangkat melalui konektor modular 8 pin yang disebut konektor RJ-45.
Semua protokol LAN dapat beroperasi melalui kabel UTP. Kebanyakan
perangkat LAN dilengkapi dengan RJ-45.
2.12 Gambar Kabel UTP
Terdapat 5 kategori (level) untuk kabel UTP. Kategori ini
mendukung sinyal suara berkecepatan rendah (low-speed voice) dan sinyal
LAN berkecepatan tinggi. Kategori 5 UTP direkomendasikan sebagai
kategori minimum untuk instalasi LAN dan cocok untuk topologi star.
Tabel berikut menunjukkan masing-masing kategori :
25
Tabel 1 Kategori UTP
Kategori Performansi Penggunaan
Cat 1 1 Voice, Mainframe, Dumb
Terminal
Cat 2 4 4 MB Token Ring
Cat 3 10 10MB Ethernet
Cat 4 20 16 MB Token Ring
Cat 5 100 100 MB Ethernet
3. Shielded Twisted Pair
“Shielded twisted pair” adalah jenis kabel telepon yang digunakan
dalam beberapa bisnis instalasi. Terdapat pembungkus tambahan untuk
tiap pasangan kabel (”twisted pair”).Kabel STP juga digunakan untuk
jaringan Data, digunakan pada jaringan Token-Ring IBM. Pembungkusnya
dapat memberikan proteksi yang lebih baik terhadap interferensi EMI.
Kelemahan kabel STP
Kabel STP mempunyai beberapa kelemahan :
26
• Attenuasi meningkat pada frekuensi tinggi.
• Pada frekuensi tinggi, keseimbangan menurun sehingga tidak
dapat mengkompensasi timbulnya “crosstalk” dan sinyal noise”.
• Harganya cukup mahal.
2.13 Gambar kabel STP
4. Kabel Fiber Optik
Kabel Fiber Optik adalah teknologi kabel terbaru. Terbuat dari glas
optik. Di tengah-tengah kabel terdapat filamen glas, yang disebut “core”,
dan di kelilingi lapisan “cladding”, “buffer coating”, material penguat,
dan pelindung luar.Informasi ditransmisikan menggunakan gelombang
cahaya dengan cara mengkonversi sinyal listrik menjadi gelombang
cahaya. Transmitter yang banyak digunakan adalah LED atau Laser.
2.14 Gambar Kabel Fiber Optic
27
Kabel Fiber Optik mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya :
• Kapasitas bandwidth yang besar (gigabit per detik).
• Jarak transmisi yang lebih jauh ( 2 sampai lebih dari 60
kilometer).
• Kebal terhadap interferensi elektromagnetik.
Kabel Fiber Optik banyak digunakan pada jaringan WAN untuk
komunikasi suara dan data. Kendala utama penggunaan kabel fiber optik
di LAN adalah perangkat elektroniknya yang masih mahal. Sedangkan
harga kabel Fiber Optiknya sendiri sebanding dengan kabel LAN UTP.
2.1.6 Peralatan Jaringan
Untuk membangun jaringan baik berbasis Microsoft Windows Server
2003, Windows 2000 Server maupun Workgroup berbasis Windows XP atau
Windows Vista ada beberapa hal penting dan merupakan kebutuhan wajib
alias harus ada. Komponen-komponen yang dimaksud adalah hardware
untuk membangun jaringan itu sendiri. Yang dimaksud hardware adalah
perangkat keras yang meliputi beberapa komponen Komputer Server,
Komputer Client, NIC, HUB, Switch, Kabel, dan lain-lain.Sebagai gambaran
berikut ini akan diuraikian secara singkat keperluan minimal untuk
membangun sebuah jaringan komputer.
28
1.Perangkat Keras
Untuk jaringan komputer atau LAN (Local Area Network)
sederhana mengandung beberapa komponen atau perangkat keras yang
sangat penting dan merupakan kebutuhan utamanya. Perangkat keras yang
dimaksud antara lain adalah:
- Komputer yang akan digunakan sebagai Server
- Beberapa komputer untuk workstation
- NIC (Network Interface Card)
- Wireless LAN
- HUB atau Switch yang mendukung F/O
- Switch
- Kabel UTP
- Kabel Telepon
- Connector RJ45 dan RJ11
- VDSL Converter
- UPS jika diperlukan
Peralatan tersebut merupakan kebutuhan standar dan harusada
untuk sebuah jaringan. Kemudian apabila jaringan komputer di kantor
Anda akan ditingkatkan atau lebih besar lagi harus ditambah beberapa
hardware lain seperti:
- Repeater
29
- Bridge
- Router
- Gateway
Seperti telah dijelaskan di atas komponen jaringan, misalnya untuk
warnet atau jaringan di kantor yang hanya melibatkan beberapa gedung
perkantoran yang jaraknya antara 100 – 1000 Meter serta memiliki node
sekitar 10 sampai 200 unit komputer. Dengan beberapa komponen tersebut
anda sudah bisa membangun jaringan. Untuk mengetahui masing-masing
komponen tersebut berikut akan dijelaskan secara singkat dan sederhana.
A. NIC (Network Interface Card)
NIC yang dimaksud ini adalah kartu jaringan atau LAN Card
berupa papan elektronik yang nantinya ditanam atau dipasang di
setiap komputer yang akan dihubungkan ke suatu jaringan. Jaringan
ini tidak terbatas pada LAN (Local Area Network) saja bisa juga
Workgroup. Sesuai perkembangan teknologi khususnya jaringan,
saat ini banyak jenis dan merk kartu jaringan.
Namun demikian ada tiga hal pokok yang perlu diketahui dari
kartu jaringan atau NIC ini, yaitu tipe kartu, jenis protokol, tipe kabel
yang didukungnya.
30
2.15 Gambar Network Interface Card
Sesuai perkembangan komputer PC dan mainboardnya, maka
tipe slot atau expansion slot juga bermacam-macam, mulai ISA, PCI
dan AGP. Namun untuk kartu jaringan ini saya hanya menjelaskan 2
tipe saja, yaitu PCI dan ISA.Pada saat membeli komputer khususnya
komputer rakitan, tidak semua slot terisi. Slot yang kosong ini dapat
digunakan untuk memasang beberapa kartu tambahan, seperti kartu
suara, modem internal, dan kartu jaringan.
Untuk membedakan slot ISA dan PCI mudah saja. Jika casing
komputer dibuka, di bagian belakang ada beberapa deretan slot. Slot
yang berwarna hitam umumnya ISA, slot yang berwarna putih adalah
slot PCI, dan slot yang berwarna coklat umumnya slot AGP.
Saat ini dikenal beberapa protokol untuk sebuah kartu
jaringan, di antaranya Ethernet dan Fast Ethernet, Token Ring,
FDDI, dan ATM. Namun dalam buku ini dibatasi hanya menjelaskan
dua protokol saja, yaitu Ethernet dan Fast Ethernet.Jenis Ethernet
masih banyak digunakan walaupun kecepatan transfer data yang
31
didukungnya hanya sampai 10Mbps saja. Saat ini perusahaan,
instansi pemerintah dan juga Warnet-warnet sudah mulai
menggunakan jenis Fast Ethernet. Karena selain sudah mendukung
kecepatan transfer data sampai 100Mbps, harganya pun tidak jauh
berbeda.
Selain itu ada juga kartu jaringan jenis combo. Jenis ini
mendukung Ethernet maupun Fast Ethernet. Kartu combo bisa
mendeteksi sendiri berapa kecepatan yang sedang digunakan pada
jaringan. Begitu juga dari sudut pengkabelan jenis combo ini
mendukung kabel jenis Coaxial dan UTP.
Hampir semua NIC yang beredar di pasaran sudah
mendukung Plug-n-Play. PNP ini sudah sangat populer, karena
setiap kita menambah hardware baru secara otomatis akan
dikonfigurasi oleh komputer. Begitu juga oleh operating sistemnya.
Namun demikian untuk memastikan kartu jaringan Anda Plug and
Play baca di manual atau tanyakan pada penjualnya.
B. HUB atau Concentrator
Secara sederhana HUB bisa dikatakan suatu perangkat yang
memiliki banyak port yang akan menghubungkan beberapa Node
atau titik sehingga membentuk suatu jaringan pada topologi star.
Pada jaringan yang umum dan sederhana salah satu port
32
menghubungkan HUB tersebut ke komputer Server. Sedangkan port
lainnya digunakan untuk menghubungkan komputer client atau
workstation yang sudah memiliki NIC untuk membentuk suatu
jaringan.
Jika akan dilakukan pengembangan HUB juga bisa
dihubungkan ke HUB berikutnya secara up-link. Ini terjadi apabila
HUB yang digunakan hanya memiliki port 16 port plus 1 port untuk
server atau hub lain. Sehingga untuk menambah jaringan diperlukan
HUB tambahan.
Dari segi pengelolaan HUB yang saat ini beredar di pasaran
ada dua jenis, yaitu manageable HUB dan unmanageable HUB.
Manageable HUB adalah HUB yang bisa dikelola atau di-manage
dengan software yang di bawahnya. Sedangkan unmanageable HUB
cara pengelolaannya dilakukan secara manual.
Perlu diketahui bahwa HUB hanya memungkinkan pengguna
atau user untuk berbagi (share) jalur yang sama. Kumpulan HUB
yang membentuk jaringan disebut "Shared Ethernet." Pada jaringan
seperti itu, setiap user hanya akan mendapatkan kecepatan dari
bandwidth jaringan yang ada. Umpamanya jaringan yang digunakan
adalah Ethernet 10 Mbps dan pada jaringan tersebut tersambung 20
unit komputer yang semuanya menggunakan sistem operasi
Windows 95/98, maka secara sederhana jika semua komputer yang
33
terhubung ke jaringan tersebut bersamaan mengirimkan data,
bandwidth rata-rata yang bisa digunakan oleh masing-masing user
tersebut hanya 0.5 Mbps.
Pada jaringan yang menggunakan topologi Bus, ada juga
perangkat sejenis yang mirip HUB namanya repeater (pengulang).
Sesuai namanya, repeater bekerja memperkuat sinyal agar lalu lintas
data dari client ke server atau sebaliknya lebih cepat apabila jarak
antara client atau workstation ke server lebih jauh. Dengan repeater
ini jaringan dan sinyal akan semakin kuat. Bahkan apabila kabel
yang digunakan jenis Coaxial, jaringan akan lebih cepat.
2.16 Gambar HUB
C. Bridge (jembatan)
Bridge adalah perangkat yang berfungsi menghubungkan
beberapa jaringan terpisah, baik tipe jaringan yang sama maupun
berbeda (seperti Ethernet dan Fast Ethernet). Bridge memetakan
alamat Ethernet dari setiap node atau titik yang ada pada masing-
34
masing segmen jaringan dan hanya memperbolehkan lalulintas data
yang diperlukan melintasi Bridge. Ketika menerima sebuah paket,
Bridge menentukan segmen tujuan dan sumber. Jika segmennya
sama, paket akan ditolak, dan jika segmennya berbeda, paket
diteruskan ke segmen tujuannya. Bridge juga bisa mencegah pesan
rusak agar tidak menyebar keluar dari satu segmen.
2.17 Gambar Bridge
D. Switch
Switch atau lebih dikenal dengan istilah LAN Switch
merupakan perluasan dari konsep Bridge. Ada dua arsitektur dasar
yang digunakan pada Switch, yaitu cut-through dan store-and-
forward. Switch cut-through memiliki kelebihan di sisi kecepatan
karena ketika sebuah paket datang, Switch hanya memperhatikan
alamat tujuan sebelum diteruskan ke tujuannya.
Sedangkan Switch store-and-forward merupakan kebalikan
dari Switch cut-through. Switch ini menerima dan menganalisa
seluruh isi paket sebelum meneruskannya ke tujuan dan untuk
memeriksa satu paket memerlukan waktu, tetapi ini memungkinkan
35
Switch untuk mengetahui adanya kerusakan pada paket dan
mencegahnya agar tidak mengganggu jaringan.
Dengan Switch ada beberapa keuntungan karena setiap
segmen jaringan memiliki bandwidth 10 Mbps penuh, tidak terbagi
seperti pada "shared network." Dengan demikian kecepatan transfer
data lebih tinggi. Jaringan yang dibentuk dari sejumlah Switch yang
saling berhubungan disebut "collapsed backbone."
Saat ini perusahaan umumnya memilih jaringan Ethernet 10
Mbps pada segmen-segmennya dan Fast Ethernet 100 Mbps untuk
koneksi ke server. Biasanya merka menggunakan Switch 10/100
yang biasanya memiliki beberapa port 10 Mbps untuk koneksi ke
komputer client dan 1 port 100 Mbps untuk koneksi ke server atau
komputer yang dianggap sebagai server.
2.18 Gambar Switch
E. VDSL
VDSL (Very high-bit-rate Digital Subscriber Line port)
merupakan suatu alat atau piranti yang digunakan sebagai converter
36
dari kabel UTP (RJ45) ke kabel telepon (RJ11). Dalam hal ini
apabila Anda akan menghubungkan jaringan LAN atau Intranet antar
gedung yang jaraknya kurang lebih 500 meter masih memungkinkan
dengan penambahan piranti VDSL ini. Masalah kecepatan transfer
data tergantung merk VDSL yang digunakan. Bahkan untuk saat ini
mulai banyak beredar dipasaran jenis VDSL yang kecepatannya bisa
diatur.
Jaringan komputer khususnya LAN kini sudah menjadi
kebutuhan. Namun kadang-kadang yang menjadi kendala adalah
ketika jaringan harus menyebrang jalan, melintasi gedung, bahkan
tidak sedikit merka membangun LAN sendiri-sendiri, padahal masih
dalam instansi atau perusahaan yang sama. Sebenarnya teknologi
untuk keperluan tersebut sudah sejak lama diperkenalkan, seperti
Wireless, Fiber Optic, VDSL, dan lain-lain. Namun apabila
menggunakan F/O biaya yang diperlukan tidak sedikit, begitu juga
dengan Wireless. Dengan demikian salah satu alternatif untuk
membangun LAN yang melibatkan banyak gedung dengan biaya
murah adalah dengan memanfaatkan VDSL ini.
Seperti halnya F/O harus menggunakan sepasang converter,
Wireless juga harus sepasang, begitu juga dengan VDSL juga harus
sepasang. Satu dipasang di Switch atau HUB yang berhubungan
dengan Server dan satunya lagi dipasang di Switch atau HUB yang
ada di Client
37
2.19 Gambar VDSL
F. Wireless
Wireless ini bermacam-macam merk dan jenisnya. Namun
dalam buku ini tidak akan menjelaskan merk dan jenis dari Wireless
tersebut, yang pasti ada Wireless yang sudah terpasang di komputer
ada juga sebagai tambahan. Bahkan untuk komputer notebook atau
Laptop yang sudah memasang logo Mobile Technology secara
otomatis sudah ada Wireless-nya. Saat ini memang teknologi WiFI
sudah menjadi trend dan kebutuhan untuk jaringan komputer
bergerak atau mobile.
Untuk memanfaatkan Wireless yang sudah ada di komputer
atau memasang sebagai kartu jaringan Anda harus memiliki HUB
atau Switch yang ada fasilitas Wireless-nya. Hub, Switch atau
Router yang sudah medukung fasilitas Wireless ini kini mulai banyak
digunakan. Berikut ini contoh Wireless yang mendukung berbagai
fasiitas yang bisa digunakan untuk berkomunikasi antara komputer
yang memiliki NIC Wireless atau NIC biasa, serta mendukung Wide
Area Network
38
.
2.20 Gambar Wireless
G. Router
Router bekerja dengan cara yang mirip dengan Switch dan
Bridge. Perbedaannya, Router merupakan penyaring atau filter lalu
lintas data. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan protokol
tertentu. Router pada dasarnya merupakan piranti pembagi jaringan
secara logikal bukan fisikal. Misalnya sebuah IP Router bisa
membagi jaringan menjadi beberapa subnet sehingga hanya lalu
lintas yang ditujukan untuk IP address tertentu yang bisa mengalir
dari satu segmen ke segmen lain. Contohnya bisa berupa jaringan
biasa LAN (Local Area Network) atau WAN (Wide Area Network)
atau jaringan global seperti Internet.
2.21 Gambar Router
39
2.1.7 Transmission Control Protocol (TCP)
Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP)
merupakan kombinasi dari dua protokol terpisah. IP adalah protokol Layer
3 suatu service connectionless yang menyediakan layanan pengantar data
terbaik dalam jaringan . TCP adalah Protocol Layer 4 suatu service
connection – oriented yang menyediakan pengontrolan aliran data yang
sering disebut sebagai reliability. Penggabungan kedua protokol ini
memungkinkan disediakan layanan yang meluas.,TCP/IP adalah protokol
Layer 3 dan Layer 4 dimana Internet dibangun.
- Protokol TCP
TCP (Transport Control Protocol) merupakan protokol
yang berada pada LayerTransport dari Layer TCP. TCP adalah
protokol yang bersifat forward stream , connection - oriented
dan reliable dalam pengiriman data. TCP menggunakan
komunikasi forward-stream, yang berarti bahwa data
dinyatakan sebagai suatu urutan – urutan forward. Connection
– oriented berarti sebelum terjadi proses pertukaran data antar
komputer terlebih dahulu harus dibentuk suatu hubungan. Hal
ini dapat dianalogikan dengan proses pendialan nomor telepon
dan akhirnya terbentuk suatu hubungan.
TCP memiliki karakteristik sebagai berikut :
40
o Berorientasi pada koneksi jaringan (connection-oriented)
sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host ,
duaproses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus
melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi
terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutupdengan
menggunakan proses terminasi koneksi TCP (TCP
Connection Termination)
o Full-duplex : Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi
antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur
keluar dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi
lapisan yang lebihrendah yang mendukung full-duplex,
maka data pun lebih dapat secara simultan diterima dan
dikirim. Header TCP berisi nomor urut (TCP Sequence
number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah
acknowledgement dari data yang masuk.
o Dapat diandalkan (reliable) yaitu data yang dikirimkan ke
sebuah koneksi TCP akan diurutkan dengan sebuah nomor
urut paket dan akan mengharapkan paket positive
acknowledgement dari penerima. Jika tidak ada paket
acknowledgement dari penerima, maka segmen TCP (
Protocol data unit dalam Protocol TCP) akan
ditransmisikan ulang. Pada pihak penerima, segmen –
segmen duplikat akandiabaikan dan segmen – segmen
41
yang datang tidak sesuai dengan urutannya akan
diletakkan di belakang untuk mengurutkannya segmen
– segmen TCP. Untuk menjamin integritas setiap segmen
TCP, TCP mengimplementasikan penghitungan TCP
Checksum.
o Forward Stream : TCP melihat data yang dikirimkan dan
diterimamelalui dua jalur masuk dan jalur keluar TCP
sebagai sebuah forward stream yang berdekatan. Nomor
urut TCP dan nomor acknowledgement dalam setiap
header
TCP didefinisikan juga dalam bentuk forward. Meski
demikian, TCP tidak mengetahui batasan pesan – pesan di
dalam forward stream TCP tersebut.Untuk melakukannya,
hal ini diserahkan kepada protokol lapisan aplikasi
(dalam DARPA Reference Model), yang harus
menerjemahkan forward stream TCP ke dalam “Bahasa”
yang dipahami.
o Memiliki layanan flow control : Untuk mencegah data
terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya
membuat“macet”jaringan Internet work IP,TCP
mengimplementasikan layanan flow control yang dimiliki
oleh pihak pengirim yang secara terus menerus
memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan
pada satu waktu. TCP juga akan mengimplementasikan
42
flow control dalam pihak penerima, yang mengindikasikan
jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak penerima.
o Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari
lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model)
o Mengirimkan paket secara “one – to – one ” : hal ini
karena memang TCP harus membuat sebuah sirkuit logis
antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling dapat
berkomunikasi. TCP tidak menyediakan layanan
pengiriman data secara one – to – many.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Ethernet
Menurut Harrington, ethernet adalah Protokol MAC yang merupakan
salah satu cara untuk mengatur akses fisik ke media transmisi jaringan
(2007, p15). Di lapisan fisik, dalam sebuah LAN atau intranet, ada banyak
potongan-potongan dari perangkat keras berusaha untuk mendapatkan akses
ke media jaringan transmisi pada saat yang sama. Namun, kabel jaringan
atau frekuensi transmisi nirkabel secara fisik dapat memungkinkan hanya
satu node untuk menggunakannya pada saat tertentu. Ada karena itu harus
ada beberapa cara untuk mengontrol simpul memiliki kontrol media (media
akses kontrol atau protokol MAC)
43
Menurut Downes (2004, p93) Ethernet adalah jenis skenario
perkabelan dan pemrosesan sinyal untuk data jaringan komputer yang
dikembangkan oleh Robert Metcalfe dan David Boggs di Xerox Palo Alto
Research Center (PARC) pada tahun 1972.
Versi awal Xerox Ethernet dikeluarkan pada tahun 1975 dan di
desain untuk menyambungkan 100 komputer pada kecepatan 2,94 megabit
per detik melalui kabel sepanjang satu kilometer.
Desain tersebut menjadi sedemikian sukses di masa itu sehingga
Xerox, Intel dan Digital Equipment Corporation (DEC) mengeluarkan
standar Ethernet 10Mbps yang banyak digunakan pada jaringan komputer
saat ini. Selain itu, terdepat standar Ethernet dengan kecepatan 100Mbps
yang dikenal sebagai Fast Ethernet.
Asal Ethernet bermula dari sebuah pengembangan WAN di
University of Hawaii pada akhir tahun 1960 yang dikenal dengan naman
"ALOHA". Universitas tersebut memiliki daerah geografis kampus yang
luas dan berkeinginan untuk menghubungkan komputer-komputer yang
tersebar di kampus tersebut menjadi sebuah jaringan komputer kampus.
Proses standardisasi teknologi Ethernet akhirnya disetujui pada tahun
1985 oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), dengan
sebuah standar yang dikenal dengan Project 802. Standar IEEE selanjutnya
diadopsi oleh International Organization for Standardization (ISO),
sehingga menjadikannya sebuah standar internasional dan mendunia yang
44
ditujukan untuk membentuk jaringan komputer. Karena kesederhanaan dan
keandalannya, Ethernet pun dapat bertahan hingga saat ini, dan bahkan
menjadi arsitektur jaringan yang paling banyak digunakan.
2.2.2 Jenis – Jenis Ethernet
Jika dilihat dari kecepatannya, Ethernet terbagi menjadi empat jenis
(Jan Harrington, 2007, p15 - p16), yakni sebagai berikut:
1. 10 Mbit/detik, yang sering disebut sebagai Ethernet saja (standar yang
digunakan: 10Base2, 10Base5, 10BaseT, 10BaseF)
2. 100 Mbit/detik, yang sering disebut sebagai Fast Ethernet (standar
yang digunakan: 100BaseFX, 100BaseT, 100Base T4,100BaseTX)
3. 1000 Mbit/detik atau 1 Gbit/detik, yang sering disebut
sebagai Gigabit Ethernet (standar yang digunakan: 1000
BaseCX, 1000BaseLX, 1000BaseSX, 1000BaseT).
4. 10000 Mbit/detik atau 10 Gbit/detik. Standar ini belum banyak
diimplementasikan.
Spesifikasi Ethernet mendefinisikan fungsi-fungsi yang terjadi pada
lapisan fisik dan lapisan data-link dalam model referensi jaringan tujuh lapis
OSI, dan cara pembuatan paket data ke dalam frame sebelum ditransmisikan
di atas kabel.
Ethernet merupakan sebuah teknologi jaringan yang menggunakan
metode transmisi Baseband yang mengirim sinyalnya secara serial 1 bit pada
satu waktu. Ethernet beroperasi dalam modus half-duplex, yang berarti setiap
45
station dapat menerima atau mengirim data tapi tidak dapat melakukan
keduanya secara sekaligus. Fast Ethernet serta Gigabit Ethernet dapat
bekerja dalam modus full-duplex atau half-duplex.
Ethernet menggunakan metode kontrol akses media Carrier Sense
Multiple Access with Collision Detection untuk menentukan station mana
yang dapat mentransmisikan data pada waktu tertentu melalui media yang
digunakan. Dalam jaringan yang menggunakan teknologi Ethernet, setiap
komputer akan "mendengar" terlebih dahulu sebelum "berbicara", artinya
mereka akan melihat kondisi jaringan apakah tidak ada komputer lain yang
sedang mentransmisikan data. Jika tidak ada komputer yang sedang
mentransmisikan data, maka setiap komputer yang mau mengirimkan data
dapat mencoba untuk mengambil alih jaringan untuk mentransmisikan
sinyal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa jaringan yang menggunakan
teknologi Ethernet adalah jaringan yang dibuat berdasrkan basis First-Come,
First-Served, daripada melimpahkan kontrol sinyal kepada Master Station
seperti dalam teknologi jaringan lainnya.
Jika dua station hendak mencoba untuk mentransmisikan data pada
waktu yang sama, maka kemungkinan akan terjadi collision (kolisi/tabrakan),
yang akan mengakibatkan dua station tersebut menghentikan transmisi data,
sebelum akhirnya mencoba untuk mengirimkannya lagi pada interval waktu
yang acak (yang diukur dengan satuan milidetik). Semakin banyak station
dalam sebuah jaringan Ethernet, akan mengakibatkan jumlah kolisi yang
semakin besar pula dan kinerja jaringan pun akan menjadi buruk. Kinerja
46
Ethernet yang seharusnya 10 Mbit/detik, jika dalam jaringan terpasang 100
node, umumnya hanya menghasilkan kinerja yang berkisar antara 40%
hingga 55% dari bandwidth yang diharapkan (10 Mbit/detik). Salah satu cara
untuk menghadapi masalah ini adalah dengan menggunakan Switch Ethernet
untuk melakukan segmentasi terhadap jaringan Ethernet ke dalam beberapa
collision domain.
Ethernet mentransmisikan data melalui kabel jaringan dalam bentuk
paket-paket data yang disebut dengan Ethernet Frame. Sebuah Ethernet
frame memiliki ukuran minimum 64 forward, dan maksimum 1518 forward
dengan 18 forward di antaranya digunakan sebagai informasi mengenai
alamat sumber, alamat tujuan, protokol jaringan yang digunakan, dan
beberapa informasi lainnya yang disimpan dalam header serta trailer (footer).
Dengan kata lain, maksimum jumlah data yang dapat ditransmisikan
(payload) dalam satu buah frame adalah 1500 forward.
Jika dilihat dari metode pengenkapsulasian paket data menjadi
Ethernet frame, Ethernet terbagi menjadi 3:
1. Ethernet II (yang digunakan untuk TCP/IP)
2. Ethernet 802.3 (atau dikenal sebagai Raw 802.3 dalam
sistem jaringan Novell, dan digunakan untuk berkomunikasi dengan
Novell NetWare versi 3.11 atau yang sebelumnya)
47
3. Ethernet 802.2 (juga dikenal sebagai Ethernet 802.3/802.2
without Subnetwork Access Protocol, dan digunakan untuk konektivitas
dengan Novell NetWare3.12 dan selanjutnya)
4. Ethernet SNAP (juga dikenal sebagai Ethernet 802.3/802.2 with SNAP,
dan dibuat sebagai kompatibilitas dengan sistem Macintosh yang
menjalankanTCP/IP)
Sayangnya, setiap format frame Ethernet di atas tidak saling
cocok/kompatibel satu dengan lainnya, sehingga menyulitkan instalasi
jaringan yang bersifat heterogen. Untuk mengatasinya, lakukan konfigurasi
terhadap protokol yang digunakan via sistem operasi.
Ethernet dapat menggunakan topologi jaringan fisik apa saja (bisa
berupa topologi Bus, topologi ring, topologi star atau topologi mesh) serta
jenis kabel yang digunakan (bisa berupa kabel koaksial (bisa
berupa Thicknet atau Thinnet), kabel tembaga (kabel UTP atau kabel STP),
atau kabel serat optik). Meskipun demikian, topologi star lebih disukai.
Secara logis, semua jaringan Ethernet menggunakan topologi Bus, sehingga
satu node akan menaruh sebuah sinyal di atas Bus dan sinyal tersebut akan
mengalir ke semua node lainnya yang terhubung ke Bus.
2.2.3 Metro Ethernet
Metro Ethernet, secara harafiah berarti jaringan komunikasi data yang
berskala Metro (skala untuk menjangkau satu kota besar seperti Jakarta
48
misalnya) dengan menggunakan teknologi Ethernet sebagai protokol
Transportasi datanya. Begitu pula arti sebenarnya, teknologi Metro Ethernet
merupakan salah satu perkembangan dari teknologi Ethernet yang dapat
menempuh jarak yang luas berskala perkotaan dengan dilengkapi berbagai
fitur yang seperti terdapat pada jaringan Ethernet umumnya. Sehingga
jaringan yang berskala Metro dapat dibentuk dengan menggunakan teknologi
Ethernet biasa.
Teknologi Ethernet telah digunakan secara luas oleh masyarakat,
terutama dalam LAN. Interface Ethernet telah tersebar ke mana-mana dan
keberadaannya sangat banyak. Selain itu, bandwidth yang ditawarkan oleh
teknologi ini juga dapat dengan mudah diperbesar. Hingga kini teknologi
Ethernet yang perangkatnya telah banyak beredar di pasaran telah mencapai
bandwidth tertinggi sebesar 10 Gigabit per Second. Namun, Ethernet juga
menyediakan teknologi Ethernet dengan bandwidth 10 Mbps, 100 Mbps, dan
1000 Mbps.
Jaringan Metro Ethernet umumnya didefinisikan sebagai Bridge dari
suatu jaringan atau menghubungkan wilayah yang terpisah bisa juga
menghubungkan LAN dengan WAN atau backbone network yang umumnya
dimiliki oleh service provider (Prashant Gandhi and Bob Klessig, 2003).
Jaringan Metro Ethernet menyediakan layanan-layanan menggunakan
Ethernet sebagai core Protocol dan aplikasi broadband. Metro Ethernet
sebenarnya sama dengan Ethernet atau Fast Ethernet pada LAN (Local Area
Network) tetapi perbedaannya adalah LAN hanya pada satu gedung
sedangkan Metro Ethernet ini adalah untuk menghubungkan dua LAN pada
49
gedung yang berbeda Sehingga Metro Ethernet dapat digabungkan menjadi
kelompok WAN walaupun pada mulanya adalah teknologi LAN.
Menurut Sam Halabi, metro ethernet melihat penyebaran layanan metro
data dari pandangan holistik. Ini memberikan gambaran metro saat ini, yang
didasarkan pada teknologi TDM dan membahas driver dan tantangan yang
akan dihadapi dalam mengubah metro untuk mengatasi layanan data
(2003,p5). Metro ethernet membahas campuran teknologi transportasi
dikerahkan di metro dan strategi migrasi bahwa operator metro akan
mengadopsi dalam bergerak dari SONET / SDH jaringan saat ini ke semua
jaringan-Ethernet
Metro Ethernet dapat dikelompokkan menjadi :
1. Pure Metro Ethernet
Pure Metro Ethernet merupakan salah satu perkembangan dari
teknologi Ethernet yang dapat menempuh jarak yang luas berskala
perkotaan dengan dilengkapi berbagai fitur yang seperti terdapat pada
jaringan Ethernet umumnya. Sehingga jaringan yang berskala Metro
dapat dibentuk dengan menggunakan teknologi Ethernet biasa.
2. SDH-based Metro Ethernet
Jaringan Transport SDH digunakan untuk melayani Ethernet.
Trafik kapasitas besar SDH digabungkan dengan potensi trafik yang
dimiliki protokol IP. SDH adalah protokol Layer fisik (Layer 1) sedangkan
50
IP adalah Layer network (Layer 3). Oleh karena itu dibutuhkan media
perantara Layer 2 (Layer data link) Point-to-Point Protocol (PPP). Proses
pemetaan paket IP pada SDH terjadi dalam dua tahap, tahap pertama paket
IP dimasukan ke frame PPP, kemudian frame PPP dipetakan pada payload
SDH VC-4/SDH_HO (High Order atau n x STM1).
3. MPLS-based Metro Ethernet
Ide dasar dari pengembangan MPLS penggunaan “label” untuk
mekanisme Switching di tingkat IP. Hal ini berbeda dengan jaringan IP
yang menggunakan pengalamatan IP sebagai dasar mekanisme Switching
dan jaringan ATM yang menggunakan Virtual Circuit Identifier sebagai
dasar mekanisme Switching. Di dalam jaringan yang menggunakan
protokol MPLS, paket yang masuk kedalam jaringan MPLS terlebih
dahulu diberi “label”. Label yang diberikan disusun dari berbagai variasi
kriteria sesuai dengan yang diinginkan oleh Service Provider/pengguna.
Berdasarkan label yang diberikan tersebut maka jaringan yang
menggunakan protokol MPLS akan memperlakukan paket tersebut sesuai
dengan nilai yang melekat pada label tersebut (high priority, low priority,
dan lainnya.)
Hingga saat ini belum ada standard MPLS yang berlaku atau yang
dapat diacu (bersifat non proprietary), dikarenakan belum
diselesaikannya penyusunan beberapa hal penting yang menjadi dasar
penyusunan standar oleh organisasi yang berwenang.Kapasitas maksimal
51
yang dapat disalurkan oleh Metro Ethernet tiap interface-nya adalah
10 Gbps. Sedangkan sistem proteksi (reliabilitas) menggunakan RPR,
EAPS, ERP.
Keuntungan menggunakan MPLS-based dibandingkan dengan Pure
Internet adalah :
a. Scalability:
Untuk pure Metro Ethernet maksimum hanya 4,096 VLANs dan
MAC address di sharing, sedangkan MPLSVLAN dan MAC Address
bersifat local
b. Resiliency
Waktu konvergensi di MPLS lebih singkat, hanya 50 msecs
c. MultiProtocol convergence
Dapat menghandle semua trafik
4. Ethernet over DWDM
Ide dasar dari Metro Ethernet tipe ini adalah melewatkan Ethernet
di jaringan Transport optik yang menggunakan DWDM.Isu teknologi
yang masih berkembang dari Metro Ethernet akses menuju Transport
adalah :
a. End-to-End QoS
b. Scalability
52
c. Protection (50 ms, end to end Protection)
d. TDM Support (Seamless dan Circuit Emulation).
e. OAM&P of Ethernet in the Metro
2.2.4 Alasan Penggunaan Metro Ethernet
Pelayanan Metro Ethernet sekarang menawarkan dengan
cakupan (jarak) jauh dari penyedia jasa. Beberapa penyedia jasa telah
memperluas pelayanan Ethernet melebihi area Metropolitan dan
melintasi area yang luas. Seribu pelanggan telah siap menggunakan
pelayanan Ethernet dan jumlah mereka meningkat dengan cepat.
Metro Ethernet network memiliki karakteristik antara lain :
• 1. Teknologi IP optik berbasis Synchronous Digital
Hierarchy atau Ethernet.
• 2. Dapat mengakomodasi layanan berupa voice, data, high
speed Internet access dan video.
• 3. Kecepatan tinggi hingga Gigabit Ethernet/1000Mbps
Teknologi Metro Ethernet menawarkan banyak sekali
keuntungan yang bisa diperoleh tidak hanya oleh pihak penyedia jasa,
namun juga oleh para penggunanya. Keuntungan-keuntungan ini belum
tentu dapat dirasakan oleh pengguna teknologi lain seperti misalnya
53
MPLS. Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang dapat dirasakan
oleh penyedia jasa dan juga pengguna servis Ethernet dengan teknologi
Metro Ethernet.
1. Penggunaannya Mudah
Perangkat-perangkat pendukung dari Metro Ethernet tidak
perlu dipertanyakan lagi keberadaannya, sebab kini hampir semua
perangkat komunikasi data, khususnya untuk keperluan LAN dan
juga WAN yang sederhana pasti menggunakan interface Ethernet.
Bahkan beberapa perangkat rumah tangga yang tergolong
perangkat canggih juga dilengkapi dengan interface ini untuk
dapat berinteraksi dengan komputer.
Atas dasar luasnya penggunaan, ketersediaannya yang
sangat banyak, dan kemudahan yang sudah dirasakan oleh banyak
pengguna, teknologi Ethernet sangat cocok untuk diterapkan
dalam membuat jaringan Metro. Service yang ditawarkan oleh
Metro Ethernet ke penggunanya dapat dengan mudah
diimplementasikan dalam jaringan mereka yang sudah ada, karena
memakai teknologi yang sama.
Selain itu kegiatan Operation, Administration,
Maintenance,dan Provisioning (OAM&P) dari teknologi ini juga
sudah tidak asing lagi bagi para penyedia jasanya, seperti halnya
melakukan OAM&P pada jaringan lokal saja
54
2. Efektifitas harga (hemat biaya)
Karena penggunaannya yang sangat luas, bahkan hampir
semua perangkat jaringan menggunakan interface ini, maka harga
perangkat berbasis teknologi ini sangat bersaing di pasaran. Anda
dapat bebas memilih perangkat yang sesuai dengan kocek dan juga
kebutuhan Anda. Jika budget-nya memang terbatas, Anda tidak
harus membeli perangkat yang mahal atau yang ber-interface
banyak. Misalnya jika hanya butuh delapan port saja, maka Anda
bisa memilih perangkat Switch atau hub yang hanya terdiri dari
delapan port saja.
Alasan yang membuat servis Metro Ethernet menjadi
murah dan bahkan lebih murah daripada teknologi WAN yang
sekarang ada adalah harga perangkat penyedia jasanya yang relatif
murah dan juga maintenance-nya yang tidak sulit dan memakan
biaya banyak. Biasanya untuk menyelenggarakan jasa Ethernet
service, Anda tidak membutuhkan sebuah perangkat multiplexer
yang mahal atau perangkat Router yang canggih.
Untuk melakukan upgrade atau downgrade terhadap servis
yang diinginkan, hampir tidak ada biaya yang perlu dikeluarkan
lagi untuk prosesnya. Jika sewaktu-waktu Anda ingin upgrade,
hanya tinggal minta saja pada pihak penyedia jasa, begitu juga
untuk downgrade. Anda tidak perlu mengganti perangkat atau
membayar media lain untuk itu
55
3. Fleksibel (lentur/elastis)
Fleksibilitas adalah salah satu faktor mengapa servis
Ethernet sangat menguntungkan. dalam hal variasi layanan dan
upgrade/downgrade terhadap servis yang diinginkan hampir tidak
ada biaya yang perlu dikeluarkan
Proses upgrade downgrade ini tidak akan melibatkan media
fisik dari servis ini. Perangkat-perangkat yang digunakan pun tidak
perlu diganti dalam proses ini. Selain itu, pihak penyedia jasa juga
tidak perlu menurunkan engineer untuk melakukan upgrade
downgrade ini. Semua bisa dilakukan secara logika dan dalam
waktu sekejap saja. Tentu ini merupakan nilai fleksibilitas yang
sangat tinggi
4. Manageable bandwidth,
Kebutuhan badwidth dapat diberikan sesuai kebutuhan
pelanggan.
5. Kehandalan yg terjamin,
Metro Ethernet menggunakan sistem proteksi baik yg
berbasis SDH maupun Ethernet.
2.2.5 Skenario Jaringan Metro Ethernet
Ada beberapa arsitektur yang bisa digunakan untuk membawa frame
Ethernet diseluruh jaringan Metro :
56
• Menggunakan Multi Protocol Label Switching (MPLS)
sebagai Transportasi teknologi di jaringan Metro.
• Memperluas Protokol Ethernet Native, saat ini sedang
dipertimbangkan di IEEE 802,1.
• Mengangkut Ethernet menggunakan Synchronous Optical Network /
Synchronous Digital Hierarchy (SONET / SDH) melalui Generic
Framing Prosedur (GFP) enkapsulasi dan Kapasitas Tautan Penyesuaian
Scheme (LCAS) tingkat adaptasi di tepi jaringan Transportasi.
• Menggunakan umum MPLS untuk mengendalikan
Ethernet Switch dalam jaringan Metro.
2.2.6 Konfigurasi Metro Ethernet
Sistem konfigurasi jaringan Metro Ethernet dapat digambarkan
sebagai berikut :
2.28 Gambar Konfigurasi Metro Ethernet
57
Secara garis besar, interface Metro Ethernet terbagi dalam dua
kelompok, yaitu Interface antar jaringan atau Network-Network Interface dan
Interface jaringan dengan pengguna atau User Network Interface (UNI). UNI
yang terpasang di jaringan disebut UNI-N,sedangkan UNI yang terpasang di
sisi pelanggan disebut UNI-C. Hubungan antara suatu UNI dengan UNI
lainnya dapat digambarkan sebagai suatu Ethernet Virtual Connection dan
disebut EVC.
Berdasarkan hubungan UNI, maka tipe layanan Metro Ethernet
terdiri dari:
1. E-Line : menyediakan layanan point-to-point untuk :
a . Ethernet Private Line ( untuk mengantikan TDM private line,
PTP, dan layanan non multiplexed, satu EVC untuk satu UNI)
b. Virtual Private Line ( untuk menggantikan Frame Relay atau
ATM, banyak EVC untuk satu UNI, Satu koneksi CPE untuk
koneksi ke banyak EVC)
c. Ethernet Internet Access
d. Point-to-Point upper Layer services Transport (IP-VPN)
58
2.29 Gambar Point – to – Point EVC
2. E-LAN : menyediakan layanan multipoint :
a. Multipoint L2 VPNs
b. Transparent LAN Service
c. Multicast networks
2.30 Gambar Multipoint – to – Multipoint EVC
Metro Ethernet menyediakan berdasarkan attribute yang dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. E-line dan E-LAN menggunakan Committed Information Rate (CIR)
59
2. E-line dan E-LAN menggunakan Committed Burst Size (CBS)
3. E-line dan E-LAN menggunakan Excess Information Rate (EIR)
4. E-line dan E-LAN menggunakan Excess Burst Size (EBS)
5. E-line mempunyai delay, delay variation dan loss
Metro Ethernet harus dapat terhubung ke jaringan circuit Switch
maupun packet Switch. Jika terhubung ke circuit Switch, maka harus ada
Circuit Emulation Service ( CES ). CES bertugas melakukan tunneling trafik
TDM agar dapat dilewatkan ke jaringan Metro Ethernet. Proses ini tidak
dapat dilihat oleh perangkat TDM nya dan hanya berlaku untuk tipe layanan
E- Line.
2.2.7 Instalasi Perangkat Metro Ethernet Via Switch
1. Layanan Metro-E
Merupakan layanan yang menyediakan akses Internet dan komunikasi
data dalam suatu kota Metropolitan dengan kecepatan dan kehandalan tinggi
dengan layanan Metro, satu perusahaan yang kantornya tersebar namun
masih dalam satu kota Metropolitan dapat saling terhubung seolah-olah
dalam satu jaringan LAN (Local Area Network). Standard kecepatan yang
dipasang untuk layanan Metro-e minimal 1 Mbps, seperti disini kecepatan
yang dipasang adalah 5 Mbps.
60
2.31 Gambar Peta Jaringan Metro-E di 2 sisi Pelanggan
2.Prosedur Instalasi
2.32 Gambar Alur Kerja Instalasi
Pelanggan
FRAM
Permintaan Aktifasi Metro-e
- Penarikan / eksisting FO dari STO ke pelanggan
- Pasang ODF di sisi STO dan pelanggan
ARNET - Pengalokasian node dan konfigurasi perangkat slot Metro-e
CCAN
- Melakukan test port dengan help desk (SA)
- Instalasi perangkat - Konfirmasi dengan help desk(SA)
untuk aktifasi
AM
Mengeluarkan Surat tugas yang berisi :
- nama perusahaan - alamat perusahaan - jenis layanan - kode CP
Persentasi layanan Metro-e
61
Dalam pemasangan layanan Metro-e ini, bagian CCAN hanya
mengerjakan dibagian access atau dengan kata lain bagian CCAN ini hanya
bertugas menghubungkan antar perangkat ke slot Metro-e di ruang sentral
STO dan perangkat Switch di pelanggan. Untuk penarikan fiber optic dari
STO ke pelanggan dan pemasangan OTB (Optical Termination Board atau di
TELKOM sering disebut ODF) di STO dilakukan oleh bagian FRAM.
Sedangkan pemasangan dan konfigurasi perangkat slot Metro Ethernet
dilakukan oleh bagian Multi Media (ARNET).
Untuk melakukan aktifasi atau instalasi, regu lapangan CCAN akan
mendapatkan surat tugas / work order yang berisi nama AM (Access
Management) yang meng-handle order aktifasi ini, nama perusahaan, alamat
dan nomor contact person perusahaan, jenis layanan, besar kecepatan, dan
kode CP. Dimana kode CP ini berguna saat konfirmasi dengan SA (Sentral
Access) sebagai kode pemasangan layanan. Setelah mendapatkan surat tugas
ini barulah regu lapangan CCAN dapat melakukan langkah-langkah instalasi
perangkat untuk layanan yang diinginkan. Di bawah ini adalah langkah-
langkah instalasi perangkat untuk layanan Metro-e menggunakan Switch.
3.Peralatan Instalasi
Sebelum memulai proses instalasi, ada beberapa alat yang harus
dipersiapkan untuk aktifasi Metro-e, yaitu :
62
A. Patch Cored
Untuk menghubungkan slot Metro Ethernet ke OTB dan dari OTB ke
Switch kita menggunakan konektor FC di OTB dan SC atau LC di slot
Ethernet dan Switch, dengan panjang fiber optic yang standard dipasaran
yaitu antara 3, 5, 10, 20 meter, disesuaikan dengan kebutuhan.
2.33 GambarPatch Cored
B. SFP (Small Form-factor Pluggable)
Disini SFP yang digunakan jenis MFELX1 yang men-support fiber
optic single-mode double cored, dan SFP-1000TX yang men-support
2.34 Gambar Small Form-factor Pluggable
C. Switch
Switch yang digunakan disini adalah Catalyst 3550 series. Dimana
Switch ini memiliki port untuk input patch cored.
63
2.35 GambarSwitch
4. Proses Instalasi
Instalasi di sisi STO TELKOM
a) Menentukan dan menge-test slot Metro Ethernet yang akan digunakan,
dan konfirmasi dengan SA untuk mengaktifkan layanan yang diinginkan
sesuai kode CP pelanggan yang melakukan permintaan dan
memonitoring slot tersebut selama pemasangan layanan.
2.36 Gambar Slot Metro Ethernet
b) Mengecek link dari slot Metro Ethernet menggunakan laptop melalui
kabel UTP dengan menggunakan SFP yang men-support kabel UTP.
Kemudian ping-ping-an dengan SA, untuk memastikan slot telah aktif.
64
c) Memasang SFP untuk fiber optic pada slot Metro Ethernetyang telah
ditentukan, semisal slot 1/1/6.
d) Memasang patch cored dari slot 1/1/6 di Metro Ethernet.
2.37 Gambar Pemasangan SFP dan patch cored
e) Konfirmasi dengan SA kembali untuk meminta data portfiber optic di
OTB yang telah dilakukan penarikan fiber optic ke OTB di alamat
pelanggan. Kemudian sambungkan patch cored dari slot Metro Ethernet
ke port OTB tersebut.
2.38 Gambar Pemasangan patch cored di OTB
Instalasi di sisi Pelanggan
a) Memasang Switch di ruang server pelanggan.
65
2.39 GambarSwitch di pelanggan
b) Menghubungkan Switch ke port OTB sesuai dengan port di sentral
menggunaakan patch cored double core menggunakan konektor FC pada
OTB dan konektor SC di Switch.
c) Memasang Patch Cored di OTB Pelanggan
2.40 Gambar Pemasangan patch cored di OTB pelanggan
d) Konfirmasi ke SA dan lakukan test jaringan. Ping ke IP yang
ditentukan SA, untuk memastikan link telah up atau aktif sampai ke
Switch di pelanggan.
66
e) Konfirmasikan IP yang diberikan SA untuk Switch kepada pelanggan.
5.Peta Jaringan Layanan Metro-E
Pemetaan jaringan layanan Metro-e dari hasil langkah-langkah instalasi di
atas berguna sebagai data baseuntuk TELKOM dan ini memudahkan regu
lapangan dalam pengecekan apabila terjadi gangguan. Layanan Metro-e
dapat digambarkan pada konfigurasi sebagai berikut :
2.41 Gambar Konfigurasi Jaringan Untuk Layanan Metro-E
2.3 Tinjauan Pustaka
F. Marco Marchetti dalam jurnal International Journal of Computer
Networks telah melakukan penelitian dengan judul Traffic Engineering in Metro
Ethernet, dan isi dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Traffic
engineering merupakan salah satu isu utama yang harus dibahas dalam Metro
Ethernet untuk kualitas layanan dan pemanfaatan sumber daya yang efisien.
67
Makalah ini bertujuan untuk memahami isu-isu yang relevan dan menguraikan
algoritma baru untuk multipoint traffic engineering di Metro Ethernet. Kami
menyajikan solusi algoritmik untuk rekayasa lalu lintas di Metro Ethernet
menggunakan multiple spanning Trees optimal . pendekatan iteratif Ini
mendistribusikan lalu lintas di seluruh jaringan tanpa overloading sumber daya
jaringan. Kami juga memperkenalkan lalu traffic specification model baru untuk
Metro Ethernet, yang merupakan hibrida (gabungan )dari dua trafik yang banyak
digunakan spesifikasi model, model pipa dan selang (the pipe and hose models).
Robby Saleh telah melakukan penelitian dengan judul Video Streaming with
Gigabit Passive Optical Network Technology, dan isi dari penelitian tersebut adalah
sebagai berikut : Perkembangan teknologi berpengaruh kepada kebutuhan user
untuk mengakses data lebih cepat, perlahan sistem dengan menggunakan Fiber
Optic mulai menggeser posisi kabel tembaga dalam transmisi data karena lebih
cepat. Tren user saat ini adalah membutuhkan transmisi data yang lebih cepat dan
lebih besar, seperti Video Streaming. Penelitian ini bertujuan untuk membuat system
Video Streaming dengan infrastruktur GPON (Gigabit Passive Optical Network).
Dalam penelitian dilakukan konfigurasi Video Streaming dengan GPON kemudian
juga dilakukan dengan sistem Ethernet. Keduanya dibandingkan dengan parameter
kecepatan dan frame rate untuk Video Streaming. Hasil yang dapat diperoleh dari
penelitian dengan menggunakan system GPON adalah kestabilan untuk melakukan
Streaming Video dibandingkan Ethernet.
68
Bob Klessig dalam jurnal Optical Networking Standarts tahun 2006, halaman
343-372 telah melakukan penelitian dengan judul Ethernet Services Over Metro
Ethernet Networks, dan isi dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Salah
satu prioritas tertinggi untuk Metro Ethernet Forum telah pembentukan standar
untuk layanan Ethernet. Standar-standar ini akan memungkinkan Pelanggan untuk
berhasil merencanakan dan mengintegrasikan layanan Ethernet ke jaringan mereka
secara keseluruhan dan juga untuk dapat melakukan integrasi tersebut dengan
layanan dari lebih dari satu penyedia layanan. Standar ini juga akan memungkinkan
vendor peralatan untuk menerapkan kemampuan di kedua peralatan penyedia
layanan dan peralatan pelanggan tersebut bahwa layanan Ethernet dapat efisien
disediakan oleh penyedia layanan dan diakses oleh pelanggan
Nan Chen dalam jurnal Optical Networking Standarts tahun 2006, halaman
323-341 telah melakukan penelitian dengan judul Metro Ethernet Overview and
Architecture, dan isi dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut Ethernet dengan
cepat berkembang menjadi sebuah solusi end-to-end memanjang dari LAN ke inti
Metro, tepi Metro, dan bahkan pemicu utama di balik evolusi ini adalah efektivitas
biaya Ethernet, dan layanan broadband agar ethernet benar-benar mengatasi
kebutuhan MAN, harus skala tingkat kinerja, memberikan mekanisme pembawa
perlindungan kelas, pelayanan dan garansi dukungan lalu lintas TDM. masa depan
ethernet sebagai dasar untuk jaringan operator Metro terletak pada kemampuannya
untuk mendukung fitur-fitur kelas carrier, yang pada gilirannya akan
memungkinkan penyedia layanan untuk menawarkan serangkaian luas layanan