bab 2 aksioma

Upload: sara-latupeirissa

Post on 30-Oct-2015

414 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • /Aksiomatika 38

    BAB 2

    AKSIOMATIKA

    Dia telah mengemukakan The Matematicion

    Tommaso Ceva dan menerbitkan beberapa hasil kerjanya

    termasuk Quaesito Geomatrica (1693), logica demontrativa

    (1697), dan neo-statica (1708). Tidak jelas teori yang

    dikemukakan. Saccheri mempunyai dampak dalam

    penerjemahan kerjanya atau dalam membangun kebebasan

    idenya.

    The Hipotasis Of The Acute Angle Is Absolute

    False adalah buku pertamanya, sekarang dia menghasilkan

    teori hiperbolik geometri, buku pertamanya merupakan garis

    yang langsung kontradiksi dengan postulat euclide yang

    kedua. Saccheri membuang koreksinya setiap saat sekarang

    ini prinsipnya merupakan masukan dalam eliptik

    geometri.saccheri merupakan orang yang berpengaruh dalam

    matematika. Dia banyak menemukan teori-teori yang sangat

    bermanfaat dalam memecahkan masalah metematika, salah

    satunya ditemukannya teori segi empat yang masih

    digunakan sampai sekarang.

    Obyek Matematika

    Giovanni Girolamo Saccheri (5

    September 1667-25 Oktober

    1733)berkebangsaan itali, pendeta

    kristen dan ahli Matematika.

    Saccheri masuk Kristen sejak

    tahun 1685 dan menjadi pendeta

    1694. Dia mengajar filsafat di

    Turin dari tahun 1694- tahun

    1697, dan filsafat ilmu tentang

    ketuhanan, ilmu matematika di

    Pavia dari tahun 1697 sampai dia

    meninggal.

  • Aksiomatika / 39

    Menurut Soedjadi (2000), objek dasar

    matematika yang menjadi bahan kajian dasar adalah

    (1) fakta, (2) konsep, (3) relasi-operasi dan (4) prinsip.

    Fakta adalah suatu konvensi yang merupakan suatu

    cara khas untuk menyajikan ide-ide matematika dalam

    bentuk kata atau simbol. Dengan demikian fakta dalam

    matematika adalah segala sesuatu yang telah

    disepakati, dia dapat berupa simbol atau lambang dan

    dapat pula berupa kata-kata. Bila ada seseorang yang

    mengucapkan kata tiga, maka yang akan terbayang

    di benak kita adalah simbol 3. Sebaliknya bila kita

    melihat simbol 3, maka padanan yang kita buat

    adalah kata tiga. Kata tiga dan simbol 3

    merupakan fakta dalam matematika. Contoh fakta yang

    lain adalah , kita sepakat menggunakan notasi

    untuk menyatakan suatu penjumlahan.

    Konsep adalah ide abstrak tentang klasifikasi

    objek atau kejadian. Seseorang yang memahami suatu

    konsep akan dapat menyatakan apakah sesuatu

    termasuk dalam konsep yang dipahaminya atau tidak.

    Dengan memahami suatu konsep, seseorang juga akan

    dapat memberikan contoh dan bukan contoh dari

    konsep yang dimaksud. Jadi, konsep dalam

    matematika merupakan suatu ide abstrak yang

    digunakan untuk melakukan klasifikasi atau

    penggolongan atau pengelompokan terhadap objek.

    Dengan adanya suatu konsep, dapat diterangkan

    apakah sesuatu termasuk atau merupakan contoh atau

    bukan contoh dari ide tersebut. Pada umumnya konsep

    dalam matematika disusun dari konsep-konsep

    terdahulu atau fakta. Contoh konsep : segiempat,

    bilangan, fungsi, vektor, kubus.

  • /Aksiomatika 40

    Relasi merupakan suatu aturan untuk

    mengawankan anggota suatu himpunan dengan

    anggota himpunan lain, yang dapat sama dengan

    himpuan semula. Operasi adalah aturan untuk

    mendapatkan elemen tunggal dari satu atau lebih

    elemen yang diketahui. Elemen yang diketahui disebut

    elemen yang dioperasikan.

    Jika suatu operasi memerlukan 2 buah elemen

    untuk pemberlakuannya, operasi tersebut dinamakan

    operasi biner. Suatu operasi yang hanya memerlukan

    satu elemen untuk memberlakukannya disebut operasi

    uner, missal . Untuk mengoperasikannya hanya

    memerlukan sebuah bilangan, misal 9 = 3. Dalam hal

    ini bilangan yang dioperasikan adalah 9 dan hasil

    operasinya adalah 3.

    Prinsip adalah objek matematika yang paling

    kompleks. Kekompleksan tersebut dikarenakan adanya

    sekelompok konsep yang dikombinasikan dengan

    suatu relasi. Jadi prinsip merupakan hubungan antara 2

    atau lebih objek matematika.

    Contoh : jumlah dua bilangan gasal adalah bilangan genap

    Meskipun di atas telah dikatakan bahwa

    matematika disusun berdasarkan pola berpikir

    deduktif, tetapi matematika terbentuk atau

    berkembang dari pola piker induktif atau deduktif.

    Artinya, sifat-sifat dalam matematika ada yang

    diketemukan berdasar olah pikir manusia. Apakah

    perkembangan itu berguna atau tidak dalam

    kehidupan sehari-hari, hal tersebut bukanlah hal yang

    merisaukan para matematisi. Karena itulah matematika

    sering mendapat julukan sebagai suatu ilmu yang

    kering, sukar dipelajari, dan tidak berguna dalam

    kehidupan sehari-hari.

  • Aksiomatika / 41

    A. Pola Pikir Induktif Dan Deduktif

    Geometri berasal dari kata Latin Geometria, Geo

    yang berarti tanah dan metria berarti pengukuran.

    Menurut sejarahnya, geometri tumbuh pada zaman

    jauh sebelum Masehi karena keperluan pengukuran

    tanah setiap kali sesudah sungai Nil di Mesir banjir.

    Sebagai cabang Matematika, geometri

    mempelajari titik, garis, bidang dan benda-benda ruang

    serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan

    hubungannya satu sama lain. Jadi geometri dapat

    dipandang sebagai suatu studi tentang ruang fisik.

    Kita telah mempelajari garis, segitiga, segiempat,

    balok, bola, kerucut dan sebagainya. Bangun-bangun

    atau benda-benda perlu didefinisikan dan untuk

    mendefinisikan sesuatu diperlukan pengertian-

    pengertian sebelumnya. Jadi tidak mungkin semuanya

    didefinisikan. Untuk menghindari lingkaran dari

    definisi perlu ada pengertian-pengertian pangkal atau

    unsur-unsur yang tidak didefinisikan.

    Contoh dari lingkaran definisi misalnya :

    1. Titik adalah perpotongan dua garis

    Garis adalah penghubung dua titik

    2. Sudut siku-siku adalah sudut yang tidak lancip

    Sudut lancip adalah sudut yang tidak siku-siku

    Hal semacam ini tidak benar

    Suatu definisi harus dapat dinyatakan dalam

    bentuk kalimat yang memuat bila dan hanya bila

    atau reversible (dapat dibalik).

    Misalnya :

    Suatu segitiga samasisi adalah suatu segitiga yang

    ketiga sisinya sama.

    Ini harus berarti :

  • /Aksiomatika 42

    Jika suatu segitiga samasisi maka ketiga sisinya

    sama.

    Jika suatu segitiga sisinya sama maka segitiga itu

    samasisi.

    Sehingga dapat dikatakan :

    Suatu segitiga disebut samasisi bila dan hanya bila

    ketiga sisinya sama.

    Mengingat perlu adanya unsur-unsur yang tidak

    didefinisikan, maka tentu juga tidak semua relasi dapat

    didefinisikan. Jadi harus pula ada relasi yang tidak

    didefinisikan. Unsur-unsur dan relasi-relasi yang tidak

    didefinisikan ini disebut pengertian pangkal atau

    primitive concept.

    Dalam kehidupan ini, kita selalu menghadapi

    permasalahan yang perlu diselesaikan. Untuk

    menyelesaikan permasalahan tersebut kita perlu

    berpikir kritis. Dalam berpikir kritis itu, kita bisa

    menggunakan pola pikir induktif atau deduktif. Berikut

    ini akan dibahas pola piker deduktif dan induktif

    tersebut.

    Seseorang menggunakan penalaran induktif jika

    orang tersebut berpikir dari hal-hal yang bersifat

    khusus ke hal-hal yang bersifat umum. Seseorang

    mengadakan pola pikir deduktif jika orang tersebut

    berpikir dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal

    yang bersifat khusus. Pada pola pikir deduktif, harus

    diperhatikan bahwa kebenaran suatu pernyataan

    haruslah didasarkan pada kebenaran pernyataan-

    pernyataan lain.

    Secara umum dapatlah dikatakan bahwa pola

    pikir induktif berperan penting dalam bidang non-

    matematika, namun berperan kecil dalam matematika.

    Pola pikir deduktif berperan kecil dalam bidang non-

  • Aksiomatika / 43

    matematika, namun berperan besar dalam matematika.

    Dalam pola pikir deduktif, kebenaran setiap

    pernyataan harus didasarkan pernyataan sebelumnya.

    Matematika disusun berdasarkan pola berpikir

    deduktif, tetapi matematika terbentuk atau

    berkembang dari pola pikir induktif atau deduktif.

    Artinya, sifat-sifat dalam matematika ada yang

    diketemukan berdasarkan kenyataan di lapangan, ada

    pula yang diketemukan berdasar pola pikir manusia.

    Untuk memahami bahwa kajian matematika itu

    adalah abstrak dapat diingat pelajaran yang pernah

    dikaji selama ini. Misalnya, "bilangan" adalah abstrak,

    sedang yang kita tulis adalah lambangnya atau

    simbolnya. Lambang-Iambang itulah yang termasuk

    dalam "fakta". Sedangkan bilangannya sendiri adalah

    suatu konsep abstrak, Garis lurus" misalnya, adalah

    abstrak. Sebenamya tidak pernah dijumpai garis lurus

    seperti yang dibicarakan dalam matematika. Yang

    digambar dengan penggaris, misalnya, adalah

    gambaran garis lurus. Demikian juga bangun-bangun

    geometri. (Karena abstrak itulah maka diperlukan

    peragaan-peragaan untuk mempermudah

    mempelajarinya).

    Berbagai macam bilangan, istilah serta

    pengertiannya merupakan kesepakatan-kesepakatan

    yang penting dalam matematika. Lambang bilangan

    yang dipakai sekarang ini, misalnya, adalah juga suatu

    kesepakatan. Setelah kesepakatan-kesepakatan

    semacam itu maka dalam pembahasan-pembahasan

    selanjutnya secara konsisten digunakan.

    Sebagaimana beberapa ilmu yang lain maka

    sifat-sifat atau prinsip-prinsip dalam matematika

    dibentuk atau ditemukan melalui pola pikir deduktif

  • /Aksiomatika 44

    ataupun induktif. Dengan kata lajn sifat-sifat atau

    prinsip-prinsip dalam matematika ada yang ditemukan

    melalui pengalaman lapangan, ada pula yang tanpa

    pengalaman lapangan ataupun malah secara intuitif.

    Berikut ini akan disajikan garis besar Struktur

    Deduktif Aksiomatik matematika (tidak tunggal):

    AKSIOMA

    (Pernyataan Pangkal)

    TEOREMA 1

    TEOREMA 2

    TEOREMA 3

    DST

    KONSEP PRIMITIF

    (Pengertian Pangkal/

    Undefined Term)

    KONSEP 1

    (Definisi 1)

    KONSEP 2

    (Definisi 2)

    DST

    B. Pengertian Pangkal Dan Pernyataan Pangkal

    Dalam suatu struktur matematika disepakati

    terdapat pernyataan pangkal" atau biasa disebut

    aksioma" dan pengertian atau unsur pangkal" atau

    sering disebut unsur primitif atau undefined term".

    Aksioma diperlukan dalam suatu struktur matematika

    agar dapat dihindarkan berputar-putar dalam

    pembuktian" atau circulus in probando". Sedangkan

    unsur primitif dalam suatu struktur matematika perlu

    untuk menghindarkan berputar-putar dalam

    pendefinisian" atau circulus in definiendo". Hal

  • Aksiomatika / 45

    tersebut sekaligus menunjukkan bahwa kebenaran

    suatu pernyataan dalam matematika sangat tergantung

    pada kebenaran pernyataan-pernyataan dan unsur-

    unsur terdahulu yang telah diterima sebagai

    benar/disepakati. Ini jelas menunjukkan bahwa dalam

    matematika dianut kebenaran koherensi atau

    kebenaran konsistensi. Contoh yang mudah diingat

    dan dipahami dapat diambil dari Geometri Euclides,

    misalnya:

    (1) titik, garis dan bidang dipandang sebagai unsur

    primitif;

    (2) melalui dua buah titik ada tepat sebuah garis

    lurus yang dapat dibuat, sebagai salah satu

    aksioma.

    Dari unsur-unsur primitif dan aksioma tertentu dapat

    diturunkan suatu pernyataan lain yang sering disebut

    sebagai teorema. Demikian juga dapat dibuat definisi

    tentang suatu konsep lain.

    C. Membedakan Beberapa Aksioma

    Untuk suatu struktur matematika biasanya

    didahului dengan beberapa unsur primitif dan

    beberapa pernyataan atau aksioma. Beberapa aksioma

    tersebut sering juga disebut sistem aksioma. Agar

    suatu kumpulan aksioma dapat merupakan sebuah

    sistem, diperlukan syarat-syarat yang penting. Syarat-

    syarat itu adalah:

    (1) Konsisten (taat asas)

    (2) Independen (bebas)

    (3) Komplit atau lengkap

    (4) Ekonomis

  • /Aksiomatika 46

    Dari ketiga syarat tersebut yang utama adalah nomor

    (1), (2) dan (3), sebab nomor (4) seringkali dapat juga

    dipandang sebagai akibat syarat nomor (2).

    Suatu sistem aksioma dikatakan memenuhi

    syarat "konsisten" bila pernyataan-pernyataan dalam

    kumpulan aksioma itu tidak kontradiktif. Non-

    kontradiktif itu bukan hanya dalam makna

    pernyataannya saja, tetapi juga dalam hal istilah serta

    simbol yang digunakan.

    Contoh 2.1

    Perhatikan contoh berikut ini.

    Aksioma 1: 2 * 6 = 4

    Aksioma 2: 4 * 1 = 1

    Aksioma 3: Jumlah dua hal yang sama akan

    menghasilkan sesuatu yang sama

    Aksioma 4: (2 * 6) * (4 * 1) = 5

    Keempat aksioma tersebut tidak konsisten, sebab

    berdasarkan aksioma 1, 2, dan 3 didapat: (2 * 6) * (4 * 1)

    = 4 * 1 = 1 yang bertentangan dengan aksioma 4.

    Suatu sistem aksioma dikatakan memenuhi

    syarat independen bila masing-masing pernyataan

    dalam kumpulan aksioma itu tidak saling bergantung,

    artinya pemyataan atau aksioma yang satu harus tidak

    diturunkan atau diperoleh dari aksioma-aksioma yang

    lain.

    Contoh 2.2

    Aksioma 1: Jumlah dua bilangan genap adalah

    bilangan genap.

    Aksioma 2: Jumlah dua bilangan gasal adalah bilangan

    genap.

    Aksioma 3: 1 + 7 = 8

  • Aksiomatika / 47

    Suatu Sistem aksioma tersebut tidak independen,

    sebab aksioma 3 dapat diturunkan dari aksioma 2.

    Suatu sistem aksioma dikatakan "lengkap" bila

    setiap pernyataan yang diturunkan dari sistem itu

    dapat dibuktikan kebenaran atau kesalahannya. (Tentu

    dalam lingkup logika dikotomis). Bila aksioma dalam

    suatu sistem aksiomatik tidak lengkap, maka tidak

    dapat diperoleh) teorema-teorema. Misal salah satu

    aksioma dalam geometri Euclides dihilangkan, maka

    tidak akan diperoleh teorema-teorema dalam sistem

    tersebut.

    Suatu sistem aksioma dikatakan memenuhi

    syarat ekonomis" bila simbol-simbol atau istilah-

    istilah yang digunakan tidak berlebihan (tidak

    redundan). selain itu juga pemyataan dalam kumpulan

    aksioma itu tidak ada yang memiliki makna sama.

    Contoh 2.3

    Aksioma 1: 2 * 6 = 4

    Aksioma 2: 4 * 1 = 1

    Aksioma 3: Jumlah dua hal yang sama akan

    menghasilkan sesuatu yang sama.

    Aksioma 4: (2 * 6) * (4 * 1) = 1

    Keempat aksioma tersebut bersifat redundan atau tidak

    ekonomis sebab

    (2 * 6) * (4 * 1) = 4 * 1 = 1

    Diskusi Perlukah aksioma 4?

    Dalam setiap ilmu terdapat suatu cara

    klasifikasi, yang masing-masing cara klasifikasi itu

    tentu saja memiliki dasar tertentu. Klasifikasi yang

    diadakan tidak dimaksudkan untuk mempersulit

    mereka yang mempelajarinya ilmu malah sebaliknya

    akan dapat mempermudah mereka yang mempelajari

  • /Aksiomatika 48

    ilmu tersebut. Dalam matematika dikenal beberapa

    klasifikasi aksioma. Berikut ini diperkenalkan dua cara

    klasifikasi, yakni:

    a. Aksioma yang "self evident truth" dan yang

    "non-self evident truth"

    b. Aksioma "material", "formal dan

    "diformalkan".

    Suatu aksioma dikatakan "self evident truth"

    bila dalam pernyataannya memang telah langsung

    tergambar kebenarannya. Ini tampak jelas pada

    aksioma dari Geometri Euclides, misalnya dalam

    planimetri: "Melalui dua buah titik berlainan hanya dapat

    dibuat tepat satu garis.

    Suatu aksioma dikatakan "non-self evident

    truth" akan terlihat sebagaj pernyataan yang

    mengaitkan fakta dan konsep (dapat lebih dari satu)

    dengan menggunakan suatu relasi tertentu, sehingga

    lebih terlihat sebagai suatu kesepakatan saja. Ingat

    sistem aksioma Ruang Metrik, Grup, Topologi, Poset, dan

    masih banyak yang lain. Justru karena cara

    pengangkatan aksioma semacam itulah yang

    memberikan kemungkinan lebih besar atas

    perkembangan matematika.

    Suatu aksioma dikatakan aksima "material", bila

    unsur-unsur serta relasi yang terdapat dalam aksioma

    itu masih dikaitkan langsung dengan realitas atau

    dikaitkan dengan materi tertentu atau dianggap ada

    yang sudah diketahui. (Perhatikan aksioma Euclides; yang

    temyata juga diketahui bahwa tidak lengkap).

    Suatu aksioma dikatakan aksioma "formal" bila

    unsur-unsumya dikosongkan dari arti, namun masih

    dimungkinkan adanya unsur atau relasi yang

    dinyatakan dengan bahasa biasa antara lain terlihat

  • Aksiomatika / 49

    dengan masih bermaknanya kata atau", "dan" dan

    sebagainya dalam logika. Suatu aksioma dikatakan

    aksioma "diformalkan" bila semua unsur termasuk

    tanda logika dikosongkan dari makna, sedemikian

    hingga semua unsur diperlakukan sebagai simbol

    belaka.

    D. Konsep Bukan Pangkal

    Di bagian terdahulu telah dikemukakan adanya

    pengertian pangkal atau unsur primitif. Secara kurang

    tepat sering juga konsep tak didefinisikan". Dalam

    suatu struktur tertentu banyak dijumpai konsep-

    konsep yang didefinisikan berdasarkan konsep-konsep

    terdahulu. Konsep-konsep semacam ini dalam tulisan

    ini disebut konsep bukan pangkal. Selain itu dalam

    tulisan ini pengertian konsep yang dipakai adalah ide

    abstrak yang dapat digunakan untuk melakukan

    penggolongan atau klasifikasi".

    Suatu konsep dapat dibentuk melalui suatu

    abstraksi. Sebagai contoh sederhana dalam kehidupan

    sehari-hari kita dapat mengatakan bahwa sepeda,

    kereta api, mobil, becak adalah kendaraan. Tetapi

    rumah, pohon, batu bukan kendaraan. Ini berarti

    kendaraan" adalah suatu konsep. Konsep kendaraan

    itu dapat saja dipandang sebagai suatu abstraksi dari

    beberapa kendaraan khusus tertentu.

    Di bagian terdahulu telah disebutkan selintas

    tentang pembentukan sutu konsep. Demikian juga

    pengertian konsep yang digunakan dalam tulisan ini.

    Dalam matematika dikenal banyak konsep. Misal :

    segitiga", segiempat" dan sebagainya, dikenal juga

    konsep ruang metrik", grup", dan masih banyak lagi.

  • /Aksiomatika 50

    Jika disebut segitiga", maka ide itu dapat

    digunakan untuk melakukan pengelompokan atau

    klasifikasi. sedemikian hingga suatu bangun datar

    dapat termasuk segitiga atau tidak. Demikian juga

    konsep-konsep yang lain. Bagaimanakah pembentukan

    suatu konsep itu?

    Pembentukan suatu konsep bisa melalui : (1)

    abstraksi, misalnya : pembentukan bilangan melalui

    dua kali abstraksi, (2) Idelisasi, misalnya : kerataan"

    suatu bidang dan "kelurusan" suatu garis, (3) abstraksi

    dan idealisasi, misalnya : kubus", kerucut", dan (4)

    penambahan syarat pada konsep terdahulu, misalnya:

    belahketupat" dari jajargenjang"

    Definisi merupakan bagian penting dari

    geometri. Definisi suatu konsep menurut Soedjadi

    (2000) ialah ungkapan yang dapat digunakan untuk

    membatasi suatu konsep. Segiempat seperti

    jajargenjang, persegipanjang, persegi, belahketupat,

    layang-layang dan trapesium merupakan contoh

    konsep, sedangkan jajargenjang ialah segiempat yang

    mempunyai dua pasang sisi berhadapan sejajar

    merupakan contoh definisi. Ungkapan pada definisi

    tersebut membatasi konsep. Soedjadi (2000)

    membedakan definisi menjadi 3 yaitu definisi analitik,

    definisi ginetik dan definisi dengan rumus. Pada

    geometri tidak di jumpai definisi dengan rumus.

    Dikatakan definisi analitik bila definisi tersebut

    menyebutkan genus proksimum (keluarga dekat) dan

    deferensia spesifika (pembeda khusus). Definisi

    jajargenjang di atas merupakan definisi analitik dengan

    genus proksimum segiempat dan deferensia spesifika

    mempunyai dua sepasang sisi berhadapan sejajar.

    Definisi genetik ialah definisi yang menunjukkan atau

  • Aksiomatika / 51

    mengungkapkan cara terjadinya atau terbentuknya

    konsep yang didefinisikan. Contoh definisi genetik

    layang-layang ialah bangun segiempat yang terjadi

    jika dua segitiga samakaki dengan alas kongruen

    diimpitkan alasnya. Selanjutnya Soedjadi (2000)

    mengemukakan bahwa ada empat unsur definisi yaitu:

    latar belakang, genus, istilah yang didefinisikan, dan

    atribut. Contoh definisi jajargenjang di atas, latar

    belakangnya ialah segiempat, genus ialah segiempat,

    istilah yang didefinisikan ialah jajargenjang, dan atribut

    ialah sepasang sisi berhadapan sejajar.

    Definisi yang digunakan pada segiempat

    mempunyai dampak terhadap hubungan

    antarsegiempat. Jika trapesium didefinisikan sebagai

    segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar atau

    segiempat yang sepasang sisinya sejajar, maka kedua

    definisi yang berbeda itu akan akan berdampak

    terhadap hubungan antarsegiempat. Jika definisi yang

    pertama digunakan maka himpunan jajargenjang dan

    himpunan trapesium saling asing, tetapi jika definisi

    yang kedua digunakan maka himpunan jajargenjang

    merupakan himpunan bagian dari himpunan

    trapesium.

    Jajargenjang dapat didefinisikan sebagai berikut:

    (1) jajargenjang ialah segiempat yang dua pasang sisi

    yang berhadapan sejajar; (2) jajargenjang ialah

    segiempat yang dua pasang sisi yang berhadapan sama

    panjang; dan (3) jajargenjang ialah segiempat yang

    sepasang sisi yang berhadapan sejajar dan sama

    panjang. Ketiga definisi jajargenjang di atas adalah

    sama, dan menurut Soedjadi (2000) ketiga definisi itu

    mempunyai ekstensi (jangkauan) yang sama, dan dua

    atau lebih definisi yang memiliki ekstensi sama disebut

  • /Aksiomatika 52

    definisi yang ekuivalen. Estensi menurut Poespoprojo

    (1999, h.91) ialah keseluruhan hal-hal yang atasnya

    suatu ide dapat diterapkan, atau lingkungan (suatu

    konsep) yang dapat ditunjuk dengan konsep tersebut.

    Atribut yang digunakan definisi (1) memiliki dua

    pasang sisi yang sejajar, atribut yang digunakan

    definisi (2) memiliki dua pasang sisi yang sama

    panjang, dan atribut yang digunakan definisi (3)

    memiliki sepasang sisi yang sejajar dan sama panjang,

    menurut Soedjadi (2000) definisi itu mempunyai intensi

    (makna kata) yang berbeda. Pengertian jajargenjang

    yang dikonstruk siswa dikatakan akurat jika ekuivalen

    dengan definisi jajargenjang di atas.

    Persegipanjang dapat didefinisikan sebagai

    berikut:: (1) persegipanjang ialah segiempat yang dua

    pasang sisi yang berhadapan sejajar dan satu sudut

    siku-siku; (2) persegipanjang ialah segiempat yang dua

    pasang sisi yang berhadapan sama panjang dan satu

    sudutnya siku-siku; dan (3) persegipanjang ialah

    segiempat yang sepasang sisi yang berhadapan sejajar

    dan sama panjang serta satu sudut siku-siku. Dengan

    demikian ketiga definisi di atas adalah definisi yang

    mempunyai ektensi sama tetapi dengan intensi yang

    berbeda. Belahketupat, persegi, layang-layang dan

    trapesium yang digunakan dalam penelitian ini

    didefinisikan sebagai berikut. Belahketupat ialah

    segiempat yang keempat sisi sama panjang. Persegi

    adalah segiempat yang keempat sisi sama panjang dan

    satu sudut siku-siku. Layang-layang ialah segiempat

    yang dua pasang sisi berdekatan sama panjang dan sisi

    tersebut tidak tumpang tindih. Trapesium ialah: (1)

    segiempat yang sepasang sisi berhadapan sejajar; atau

  • Aksiomatika / 53

    (2) segiempat yang tepat sepasang sisi berhadapan

    sejajar.

    Jika definisi analitis yang digunakan, maka

    persegipanjang ialah jajargenjang yang satu sudutnya

    siku-siku; belahketupat ialah jajargenjang yang

    keempat sisi sama atau layang-layang yang keempat

    sisi sama; dan persegi ialah persegipanjang yang

    keempat sisi sama atau persegi ialah belahketupat yang

    satu sudutnya siku-siku. Jika definisi trapesium

    digunakan definisi (1) yaitu segiempat yang sepasang

    sisi berhadapan sejajar, maka jajargenjang ialah

    trapesium yang mempunyai dua pasang sisi sejajar.

    Berdasar peta konsep di atas, trapesium

    didefinisikan dengan menggunakan genus proksimum

    segiempat dengan menambah syarat mempunyai

    sepasang sisi yang sejajar. Dengan demikian

    trapesium ialah segiempat yang mempunyai sepasang

    sisi sejajar. Dengan cara sama, jajargenjang ialah

    trapesium yang mempunyai dua pasang sisi sejajar dan

    persegipanjang ialah jajargenjang yang satu sudutnya

    siku-siku. Demikian juga untuk layang-layang,

    belahketupat dan persegi.

    Diberikan segiempat ABCD, 1sAB , 2sBC ,

    3sCD , dan 4sAD dengan gradien berturut-turut

    1sm , 2sm , 3sm , 4sm . Jika P pusat lingkaran dalam

    segiempat ABCD, maka 1sdP menyatakan jarak pusat P

    ke sisi 1s . Peta konsep berdasarkan intensi definisi

    dikemukakan Soedjadi (2005) disajikan Gambar 2.7.

  • /Aksiomatika 54

    PETA KONSEP SEGIEMPAT

    (berdasarkan itensi definisinya)

    SEGIEMPAT sdt = 360o

    SEGI-4 TALIBUSUR

    A + C = 1800 sdt = 360o

    TRAPESIUM

    ms1 = ms3 sdt = 360o

    JAJARGENJANG

    ms1=ms3, ms2=ms4 sdt=360o

    LAYANG-2

    s1=s2, s3=s4 sdt = 360o

    SEGI-4 GRS.SING

    sdt = 360o; dPs1=dPs2

    dPs2 =dPs3 , dPs3 = dP s4

    PERSEGIPANJANG

    sdt = 360 o ms1 = ms3;

    ms2 = ms4; A = 90o

    BELAHKETUPAT

    sdt = 360o; ms1 = ms3 ms2 = ms4; s1 = s2

    PERSEGI

    sdt = 360o; ms1 = ms3

    ms2 = ms4; A = 90o s1 = s2

    Jika intensi definisi diubah, skema di atas akan

    berubah, sehingga jajargenjang, persegipanjang,

    belahketupat berada di bawah trapesium. Jadi peta

    konsep sangat dipengaruhi oleh bunyi definisi

    (semantik) yang digunakan atau hubungan yang

    diutamakan. Diagram di atas menunjukkan bahwa

    posisi segiempat talibusur dan trapesium ialah

    setingkat, karena keduanya didefinisikan dari

    segiempat dengan menambah satu syarat. Demikian

    juga dengan jajargenjang dan layang-layang juga

    setingkat, karena keduanya didefinisikan dari

    segiempat dengan menambah dua syarat. Segiempat

    garis singgung, persegipanjang dan belahketupat juga

    setingkat, karena ketiganya didefinisikan dari

    segiempat dengan menambah tiga syarat. Persegi

  • Aksiomatika / 55

    berada ditingkat paling bawah karena persegi

    didefinisikan dari segiempat dengan menambah empat

    syarat. Diagram di atas menunjukkan bahwa makin ke

    bawah syarat yang diperlukan makin bertambah.

    Sebagai akibat dari pembuatan diagram yang

    memperhatikan posisi atau tingkat, akan berakibat jika

    segiempat talibusur ditambah satu syarat akan menjadi

    trapesium, ditambah tiga syarat menjadi

    persegipanjang, dan ditambah empat syarat menjadi

    persegi. Demikian juga jika trapesium ditambah satu

    syarat menjadi segiempat talibusur atau jajargenjang,

    ditambah tiga syarat menjadi segiempat garis

    singgung.

    E. Pernyataan Bukan Pangkal

    Di depan telah dikenalkan aksioma yang juga

    dapat disebut sebagai pernyataan pangkal. Pemyataan

    yang disepakati, dan oleh karena itu tidak memerlukan

    pembuktian. Sekarang akan dibicarakan pernyataan

    lain, yang dapat diturunkan dari aksioma ataupun

    teorema sebelumnya. Pada umumnya suatu teorema

    dapat dinyatakan sebagai suatu implikasi (Jika ........

    maka ........).

    Di bagian terdahulu telah dikemukakan bahwa

    suatu teorema atau suatu sifat tertentu tidak selalu

    didapat dengan pemikiran deduktif, tetapi juga

    mungkin ditemukan melalui pengalaman lapangan

    ataupun data empirik. Namun demikian akhimya

    kebenarannya harus dapat dibuktikan dengan pola

    pikir deduktif dalam strukturnya.

    Jadi, suatu teorema atau suatu sifat tertentu

    dapat saja diperoleh melalui langkah-Iangkah induktif,

    baru kemudian dibuktikan kebenarannya dengan cara

  • /Aksiomatika 56

    deduktif. Sifat-sifat suatu barisan dapat saja

    "ditemukan" secara coba-coba, baru kemudian dapat

    dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan

    induksi matematika. Demikian juga beberapa sifat atau

    teorema dalam teori jaringan atau graph

    Telah dikemukakan bahwa pada umumnya suatu

    teorema berupa suatu implikasi. Namun ada juga yang

    berupa biimplikasi. Berbeda dengan definisi,

    kalimatnya selalu harus diartikan sebagai suatu

    biimplikasi. Dalam pembicaraan teorema, termasuk di

    dalamnya lemma dan corrolary.

    Jika suatu teorema dipandang sebagai suatu

    implikasi Jika .maka.. , dapatlah ditinjau

    unsur-unsurnya. Unsur-unsur suatu teorema adalah:

    1) Latar belakang

    Latar belakang suatu teorema merupakan

    keterangan atau penjelasan yang memungkinkan

    teorema tersebut berlaku.

    2) Hipotesis/anteseden

    Hipotesis biasanya terdapat di belakang kata

    jika. Hipotesis merupakan pemyataan yang

    menjadi landasan untuk dapat membuat

    simpulan yang berupa pemyataan lain.

    3) Konklusilkonsekuen

    Konklusi biasanya terdapat di belakang kata "maka".

    Konklusi adalah pemyataan yang merupakan

    analisis atau hasil telaah dari hipotesis.

    Perhatikan teorema berikut Sudut-sudut alas

    suatu segitiga samakaki sama besarnya. Pemyataan

    tersebut dapat diubah menjadi: Jika sebuah segitga

    samakaki maka sudut-sudut alasnya sama. Dengan bentuk

    pernyataan Jikamaka.. ini lebih mudah

    menentukan unsur-unsur teorema tersebut, yaitu: 1)

  • Aksiomatika / 57

    latar belakangnya adalah segitiga, 2) hipotesisnya

    adalah segitiga samakaki , dan 3) konlusinya adalah

    sudut-sudut alasnya sama. Dari contoh di atas jelas

    bahwa hipotesis suatu teorema adalah bagian yang

    dianggap diketahui. sedangkan konklusi suatu teorema

    adalah bagian yang akan dibuktikan kebenarannya.

    LATIHAN 2

    1. Berikan contoh lingkaran definisi yang tidak

    matematik

    2. Berikan contoh lingkaran definisi yang matematik

    3. Selidiki pernyataan mana yang dapat dinyatakan

    dengan bila dan hanya bila atau yang reversible.

    a. Suatu merpati adalah burung

    b. Suatu persegi adalah suatu segiempat

    c. Suatu jajargenjang adalah suatu segiempat yang

    2 sisinya yang berhadapan sama dan sejajar.

    d. Amat itu anak yang berambut panjang.

    e. Suatu garis lurus terletak pada suatu bidang

    datar jika paling sedikit 2 titiknya terletak pada

    bidang itu.

    4. Apakah yang dimaksud dengan suatu deduksi

    dalam geometri itu?

    5. Harus mempunyai apa saja suatu sistem deduktif

    itu?

    6. Diketahui : Geometri 4 titik

    Aksioma 1: Terdapat tepat 4 buah titik. dan tidak ada

    tiga di antaranya yang segaris.

    Aksioma 2: Melalui duah bua titik dapat dibuat tepat

    sebuah garis.

    a. Susunlah Teorema 1 yang menyatakan banyaknya

    garis lurus, dan buktikan.

  • /Aksiomatika 58

    b. Jika kemudian disisipkan Definisi 1: Melalui tiga

    buah titik dapat dibuat sebuah segitiga, maka

    susunlah Teorema 2 yang menyatakan banyaknya

    segitiga.

    c. Jika kemudian disisipkan Definisi 2: Dua garis

    dikatakan sejajar jika tidak mempunyai titik

    serikat, maka susunlah Teorema 3 yang

    menyatakan banyaknya pasangan garis sejajar.

    d. Susunlah Teorema 4 yang menyatakan banyaknya

    diagonal.

    7. Diketahui: geometri 5 titik.

    Diketahui aksioma-aksioma berikut.

    Aksioma 1 : Terdapat tepat 5 buah titik, dan tidak ada

    tiga di antaranya yang segaris.

    Aksioma 2 : Melalui duah bua titik dapat dibuat tepat

    sebuah garis.

    a. Susunlah Teorema 1 yang menyatakan banyaknya

    garis lurus, dan buktikan.

    b. Jika kemudian disisipkan Definisi 1: Melalui tiga

    buah titik dapat dibuat sebuah segitiga, maka

    susunlah Teorema 2 yang menyatakan banyaknya

    segitiga.

    c. Jika kemudian disisipkan Definisi 2: Dua garis

    dikatakan sejajar jika tidak mempunyai titik

    serikat, maka susunlah Teorema 3 yang

    menyatakan banyaknya pasangan garis sejajar.

    d. Susunlah Teorema 4 yang menyatakan banyaknya

    diagonal.

    8. Diketahui : Geometri 8 titik

    Aksioma 1: Terdapat tepat 8 buah titik, dan tidak

    ada tiga di antaranya yang segaris.

    Aksioma 2: Melalui dua buah titik dapat dibuat

    tepat sebuah garis.

  • Aksiomatika / 59

    b. Susunlah Teorema 1 yang menyatakan

    banyaknya garis lurus, dan buktikan.

    c. Jika kemudian disisipkan Teorema 1: Melalui

    tiga buah titik dapat dibuat sebuah segitiga,

    maka susunlah Teorema 2 yang menyatakan

    banyaknya segitiga.

    d. Jika kemudian disisipi Teorema 2: Dua garis

    dikatakan sejajar jika tidak mempunyai titik

    serikat, maka susunlah Teorema 3 yang

    menyatakan banyaknya pasangan garis sejajar.

    e. Susunlah Teorema 4 yang menyatakan

    banyaknya diagonal.

    9. Diketahui : Geometri n titik

    Aksioma 1: Terdapat tepat n buah titik, dan tidak

    ada tiga diantaranya yang segaris.

    Aksioma 2: Melalui dua buah titik dapat dibuat

    tepat sebuah garis.

    a. Susunlah Teorema 1 yang menyatakan

    banyaknya garis lurus, dan buktikan.

    b. Jika kemudian disisipkan Definisi 1: Melalui

    tiga buah titik dapat dibuat sebuah segitiga,

    maka susunlah Teorema 2 yang menyatakan

    banyaknya segitiga.

    c. Jika kemudian disisipi Definisi 2: Dua garis

    dikatakan sejajar jika tidak mempunyai titik

    serikat, maka susunlah Teorema 3 yang

    menyatakan banyaknya pasangan garis sejajar.

    d. Susunlah Teorema 4 yang menyatakan

    banyaknya diagonal