bab 13 sarana tarbiyah

Upload: alves-genji

Post on 18-Jul-2015

969 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Bab 13 Sarana Tarbiyah

Sarana Utama Penerapan Manhaj1. Halaqah (untuk Tamhidi dan Muayyid)1. Tarbiyah Fardiyah 2. Talim Tarbawi (untuk Tamhidi)

2. Mabit, Jalsah Ruhiyah & Lailatul Katibah (untuk Muayyid dan marhalah selanjutnya) 3. Daurah Mihariyah (untuk semua marhalah) 4. Kajian Intensif 5. Penugasan (untuk semua marhalah)

Sarana Pendukung Penerapan Manhaj1. Talim, dilaksanakan dalam bentuk Talim Rutin, Talim fil masajid, Majelis Talim, Program TV dan Program Siaran Radio (untuk semua marhalah) 2. Seminar internal atau eksternal (untuk semua marhalah) 3. Rihlah (untuk semua marhalah) 4. Mukhayyam (untuk Muayyid dan marhalah selanjutnya)

HALAQAH

PENGERTIAN Halaqah adalah proses kegiatan tarbiyah dalam dinamika kelompok. Jumlah normal satu halaqah maksimal 12 orang. Murabbi diperkenankan mentarbiyah paling banyak 3 (tiga) halaqah.

Waktu dan Tempat Menjaga dan memperhatikan amniyah setempat. Memperhatikan kelayakan tempat liqa. Cakap dalam menyesuaikan antara waktu dan baramij. Lama pertemuan 2 hingga 5 jam. Liqa yang dilaksanakan malam hari tidak lebih dari jam 23.00. Liqa akhwat dilaksanakan siang hari. Dalam kondisi ZAS (zhuruf amniyah shabah/ darurat) waktu dapat berubah.

Baramij Halaqah Iftitah Tilawah dan tadabbur. Talaqqi madah. Mutabaah dan diskusi. Talimat. Ikhtitam.

Adab (Tata Krama) dalam halaqah Tata krama di dalam majelis Memulai dengan tilawah. Membawa peralatan tulis menulis. Berinfak. Diakhiri dengan doa penutup majelis.

Tata krama peserta terhadap diri sendiri.

Membersihkan hati dari aqidah dan akhlaq yang busuk. Memperbaiki niat. Qanaah dalam makanan, pakaian dan tempat. Bersemangat dalam menuntut ilmu. Berusaha menghiasi diri dengan akhlaq yang mulia.

Adab (Tata Krama) dalam Halaqah Tata krama terhadap murabbi. Tunduk dan taat kepada murabbi selama tidak maksiat. Mengkomunikasikan urusan dirinya pada murabbi. Berusaha memenuhi hak-hak murabbi dan tidak melupakan jasanya. Sabar atas perlakuannya. Meminta izinnya. Bertutur kata yang sopan dan santun padanya. Mendorong peserta lain untuk bersungguh-sungguh dalam tarbiyah. Tidak memotong pembicaraan orang lain.

Tata krama terhadap sesama peserta halaqah.

Adab (Tata Krama) dalam Halaqah Tata krama terhadap masyarakat lingkungan halaqah. Hadir dengan wajah berseri. Memberi salam. Tidak menyakiti perasaan mereka. Bertegur sapa sewajarnya. Bermohon diri pada orang-orang yang ada di sekitar halaqah

TALIM TARBAWI

Pengertian Talim tarbawi adalah pengembangan sarana tarbiyah untuk marhalah tamhidi, dalam rangka mencapai muwashafat tarbiyah melalui berbagai program dan ketentuannya dengan jumlah peserta lebih dari 12 orang dan tidak lebih dari 30 orang.

Peserta Peserta talim tarbawi adalah muslim/muslimah yang merupakan: Hasil rekruting baru. Peserta talim yang dikelola oleh minimal muayyid. Peserta halaqah tamhidi yang tidak efektif.

Pelaksana Talim Tarbawi Pelaksana talim tarbawi disebut murabbi. Murabbi pada talim tarbawi ini adalah kader yang memenuhi syarat sebagai berikut: Minimal muayyid. Telah mengikuti daurah murabbi. Menguasai manhaj tarbiyah marhalah tamhidi. Memiliki loyalitas dan kesetiaan pada partai. Memiliki kemampuan dalam menyampaikan dan mengembangkan materi dalam kelompok besar. Mendapat rekomendasi dari murabbinya, atau usrahnya atau ditugaskan oleh struktur partai.

Murabbi bertugas untuk mengelola talim tarbawi, dan secara tetap menyampaikan mawad tarbiyah marhalah tamhidi kepada peserta. Dalam melaksanakan tugasnya murabbi dibantu oleh seorang asisten.

Asisten Talim Tarbawi Asisten adalah seseorang yang diamanahkan untuk membantu murabbi dalam mengelola talim tarbawi. Asisten pada talim tarbawi ini adalah kader yang memenuhi syarat sebagai berikut: Minimal muayyid. Telah mengikuti daurah murabbi. Menguasai mawad tarbiyah marhalah tamhidi. Memiliki loyalitas dan kesetiaan pada partai. Mendapat rekomendasi dari murabbi atau naqibnya atau ditugaskan oleh struktur partai.

Asisten Talim Tarbawi Tugas pokok asisten talim tarbawi Menyiapkan sarana penyelenggaraan talim tarbawi Bertanggung jawab mengelola administrasi talim tarbawi. Menggantikan tugas atau mencari pengganti ketika murabbi tidak dapat menyampaikan madah tarbiyah. Menjadi fasilitator saat berlangsungnya proses talim tarbawi.

Muatan Muatan talim tarbawi sepenuhnya mengacu pada kurikulum tarbiyah marhalah tamhidi. Dimungkinkan untuk melakukan pengembangan dan modifikasi pada muatan talim tarbawi dalam rangka mengefektifkan proses pencapaian muwashafat marhalah tamhidi.

Metode Talim Tarbawi Metode yang dapat dilakukan murabbi dalam melaksanakan kegiatan Talim Tarbawi adalah: Ceramah. Diskusi. Bedah buku. Workshop. Pelatihan. Simulasi.

Dimungkinkan bagi murabbi untuk menggunakan kreativitasnya dalam mengembangkan metode yang sesuai dengan kondisi, situasi, kecenderungan dan latar belakang peserta.

Mekanisme Kegiatan talim tarbawi dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut: Talim tarbawi dilaksanakan dengan frekuensi sepekan sekali. Bila tidak memungkinkan untuk dilaksanakan sepekan sekali, kegiatan talim tarbawi dapat dilaksanakan dua pekan sekali, dengan konsekuensi proses pencapaian muwashafat dan masa tarbiyah relatif menjadi lebih lama. Peserta dikelompokkan berdasarkan kesamaan jenis kelamin. Jika tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan penggabungan antara peserta laki-laki dan perempuan dengan tetap memperhatikan adab islami dalam pelaksanaannya.

Mekanisme Talim tarbawi dapat dibentuk melalui: Hasil rekruting baru. Pengalihan dari majelis talim yang ada. Diversifisikasi majelis talim yang ada dari sisi mawad. Penggabungan beberapa halaqah tamhidi yang tidak efektif.

Pengelolaan dan mutabaah Talim Tarbawi dilakukan oleh usrah dimana murabbi berada. Pembentukan, perubahan dan penataan talim tarbawi menjadi tanggung jawab usrah murabbi di bawah supervisi struktur elemen tarbiyah di atasnya.

Tarbiyah Fardiyah

Pengertian Tarbiyah Fardiyah adalah peran dan tugas individu dalam konteks amal islami, dengan keharusan melakukan interaksi sosial yang bersifat personal untuk memperoleh satu tujuan dan sasaran dengan unsur-unsur pendekatan yang baru, di luar kelaziman pelaksanaan tarbiyah jamaiyah pada umumnya seperti halnya dalam bentuk halaqah. Unsur-unsur pendekatan dalam tarbiyah fardiyah diusahakan agar seseorang pada awalnya tertarik dengan fikrah Islam melalui proses tarbiyah dan takwin, baru setelah itu mengajaknya terlibat dan berpartisipasi lebih jauh lagi dalam amal dawah. Dalam hal ini diberikan kebebasan bagi siapa saja yang hendak menjalankan misi Tarbiyah Fardiyah untuk memanfaatkan seoptimal mungkin seluruh akses (relasi) dan pra-kondisi untuk melakukan penetrasi fikrah dan mengupayakan kepuasan objek dakwah (mutarabbi fardi) dengan fikrah-fikrah yang ditawarkan kepadanya.

Prinsip Tarbiyah Fardiyyah1. Al-Manhaj As-salim, yaitu konsep yang benar, yang mampu mencetak pribadi dan generasi islami, konsep yang terpadu dan menyeluruh meliputi aspek-aspek tarbiyah fikriyah, ruhiyah dan akhlaqiyah. 2. Al-qudwah al-hasanah, yaitu dalam hal ketaqwaan, ke-wara-an dan pengamalan ilmunya. 3. Al-biah As-shalihah, yaitu dengan menyediakan nuansa dan iklim yang cocok untuk setiap individu, khususnya pada masa-masa memasuki tahapan pembentukan pertama.

Prinsip Tarbiyah Fardiyyah4. At-Tajarrud, yaitu totalitas seorang Murabbi yang mengemban misi dakwah dalam rangka membentuk kepribadian individu muslim dan memfokuskan hal itu. 5. Tadarruj, yaitu seorang Murabbi dalam konteks Tarbiyah fardiyah hendaknya memperhatikan tahapantahapan logis, seperti dengan stressing masalahmasalah aqidah sebelum masalah Ibadah, masalah ibadah sebelum konsep kehidupan yang lebih luas, ringkasnya adalah Kulliyat Qabla Juziyat 6. Ar-Rifq wal-lin, sikap lembut dan halus adalah sarana dalam mentarbiyah, oleh karenanya hendaklah bersabar atas segala kegagalan dan kesalahan sampai datangnya satu masa dimana buah dari kesabaran itu akan tampak membuahkan hasilnya.

Sarana Tarbiyah Fardiyyah Sarana tarbiyah fardiyah banyak macamnya yang dapat digunakan secara bertahap sesuai dengan tahapan pendekatan murabbi terhadap individu madunya. Dalam bentuk tatap muka misalnya (liqa), seorang murabbi tarbiyah fardiyah bisa memanfaatkan pertemuan dengan membaca Al-Quran, mengkaji hadits atau sirah, pertemuan tersebut sedapat mungkin dicarikan waktu dan tempatnya yang cocok, bisa juga memanfaatkan pertemuan di halaqah (talim) Masjid, seminar Ilmiah, atau dengan mengajaknya ke Rumah makan, dalam bentuk yang lebih sederhana sarana tarbiyah fardiyah bisa dengan menghadiahkan sebuah buku yang bermuatan fikrah Islam, sehingga pada pertemuan berikutnya bisa didiskusikan hasil dari bacaan buku tersebut. Semua hal tersebut di atas adalah sebagian dari sarana-sarana tarbiyah fardiyah. Adapun selebihnya seorang murabbi dengan kecerdasannya dapat mengeksplorasi dan mengembangkan sarana-sarana lainnya lebih banyak lagi.

Langkah-langkah Mentarbiyah1. Menjalin hubungan dengan seseorang yang hendak diproses, dan berusaha semaksimal mungkin mengenali orang tersebut, mengenali pikirannya, pemahamannya, persepsinya dan mencermati sela-sela kelemahannya. Dengan begitu akan dapat dipastikan dan diketahui bentuk-bentuk pendekatan aplikatif apa yang mungkin bisa diimplementasikan terhadap orang tersebut. 2. Rihlatul iman: sang madu digiring untuk melalui tiga tahap periode perkembangan yang terbangun di atasnya nilai-nilai kepribadian Islam dan atributatribut keimanan. Ketiga tahap periode perkembangan tersebut hendaknya secara tertib dan runtut harus dilalui oleh sang madu

Tiga Tahap Perkembangan1. Periode pembinaan aqidah 2. Periode aplikasi 3. Periode pemetaan amal islami

Kaidah Asasiyah Yang menjadi catatan penting dalam mentarbiyah adalah kaidah-kaidah asasiyah yang harus di perhatikan oleh sang Murabbi, dan menerapkan kaidah-kaidah tersebut disela-sela aktivitasnya dalam menjalankan tarbiyah fardiyah. Kaidahkaidah tersebut di antaranya adalah: Ar-rifq (bersikap lembut) Al-ibtiadu anidz-dzammi wat-taaaatubi (Menjauhi sikap mencela dan menghina) At-tarbiyah tamhid wa tasywiq wa tasyji (tarbiyah itu mengantar, membuat rindu, dan memberi semangat).

Mabit, Jalasah Ruhiyah Dan Lailatul Katibah

Sasaran1. Menguatnya hubungan dengan Allah Taala dan kecintaan kepada Rasulullah Saw baik secara ruhi, fikri maupun amali. 2. Terteladaninya pola hidup Rasulullah saw dan salafus shalih. 3. Menguatnya ukhuwah dan biah islamiyah. 4. Meningkatnya ruhul jihad dalam beramal jamai. 5. Terlaksananya salah satu ilaj tarbawi.

Adab Persiapan Fardi1. Menyiapkan jiwa sebaik-baiknya dengan memperbanyak dzikrullah dan menjauhi maksiat di siang harinya serta berazam untuk menepati waktu dan baramij yang telah disepakati bersama. 2. Menyiapkan raga sebaik-baiknya seperti melakukan qailulah atau tidak memforsir tenaga di siang harinya. 3. Menghadirkan hati dan menghidupkan suasana ruhi. Misalnya, mandi terlebih dahulu sebelum mendatangi mabit, memakai wangi-wangian, dan lain-lain sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Adab Persiapan Jamai1. Menyiapkan perlengkapan untuk mabit. 2. Menyiapkan ha-hal yang menunjang acara, seperti penjemputan, buat cover dan lain-lain. 3. Melakukan pengkondisian agar mabit dapat terlaksana secara maksimal.

Adab Pelaksanaan1. 2. 3. 4. Tidak makan pada saat taujih berlangsung Senantiasa merasakan muraqabatullah. Tidak banyak bercanda. Segera berwudhu jika dirasakan mengantuk ketika mendengarkan taujih dan dzikir. 5. Berwudhu sebelum tidur dan memperhatikan adab serta adzkar menjelang dan bangun tidur. 6. Saling mengingatkan terutama dari masul atau murabbi terhadap saudaranya saat lalai atau kurang disiplin dalam melaksanakan agenda mabit. 7. Shahibul bait ikut tidur bersama dengan saudaranya yang lain. 8. Memaafkan saudara-saudaranya dalam hati sebelum tidur.

Adab Penutupan1. Membaca doa-doa khitam majelis secara lengkap. 2. Menjaga kebersihan tempat. 3. Keluar dari tempat acara dengan tertib dan memperhatikan amniyah.

Mabit

Pengertian Mabit adalah salah satu sarana tarbiyah ruhiyah dalam bentuk menginap bersama dengan menghidupkan malam untuk memperkuat hubungan dengan Allah serta meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah saw, meningkatkan akhlaq rabbaniyah, memperkuat ukhuwah dan menambah bekalan dakwah.

Agenda Mabit1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Tilawah Al-Quran Taujih mabit Tidur Qiyamulail Istighfar dan muhasabah Makan sahur Shalat subuh dan dzikir Taushiyah dan matsurat atau istighfar 100 kali.

Jenis & Ketentuan Mabit untuk tamhidi dilakukan sekali dalam 3(tiga) bulan. Mabit untuk Muayyid dilakukan sekali dalam 2(dua) bulan.

Jalsah Ruhiyyah

Jalsah Ruhiyyah utk Akhawat Untuk dilakukan sekali dalam 2 bulan, bisa menyatu dengan usrah, dan bisa dilakukan dengan gabungan beberapa usrah akhwat Didahului dengan shaum. Tilawah Al-Quran masing-masing 1 halaman Taujih ruhi dari naqibah atau muwajjih. Ifthar jamai, jika memungkinkan

Lailatul Katibah

Lailatul Katibah Dilakukan setahun 1 (satu) kali. Jumlah peserta terdiri dari beberapa usrah dalam satu Daerah. Jadwal acara sama dengan mabit usrah dengan beberapa penyesuaian yaitu:

Lailatul katibah dilakukan dengan suasana taqasyuf (sederhana dalam makan, pakaian dan penuh kekhusyu'an).

Tilawah diganti dengan tasmi Al-Quran satu juz. Hirasah (ronda jaga) lebih ditekankan pelaksanaannya. Bada matsurat dilaksanakan wirid Al-Quran yang sesuai dengan kondisi anggota.

Tarbiyah Tsaqafiyah (Tatsqif)

Pengertian Tarbiyah Tsaqafiyah (selanjutnya disebut tatsqif) adalah salah satu proses pembentukan syakhshiyah daiyah mutakamilah yang bersifat ilzami (wajib) melalui pembekalan ulum marhalah kepada semua marhalah sesuai dengan kurikulum manhaj tarbiyah. Sarana tatsqif digunakan jika materi bersifat wawasan ilmiyah dan memerlukan muwajjih dengan kafaah lebih spesifik seperti kafaah syari'iyah sedangkan murabbi atau naqib pada umumnya tidak memilikinya.

Sasaran Terpeliharanya penyampaian mawad tatsqif sesuai dengan manhaj alami Tercapainya peningkatan kualitas dan istiab tarbawi Terpenuhinya sasaran-sasaran tarbiyah pada semua marhalah

Model Pelaksanaan Tarbiyah tsaqafiyah dilakukan secara reguler dengan memungkinkan penggunaan teknologi komunikasi seperti teleconference untuk jarak yang jauh. Pelaksanaannya didasarkan pada ketersediaan sumber daya, sarana, dan prasarana masing-masing struktur daerah.

Program Tarbiyah Tsaqafiyah Program tarbiyah tsaqafiyah dilaksanakan dengan sistem paket, dimana dalam sistem ini struktur pengelola membuat tatsqif secara paket dan kemudian memberikan sertifikat kepada peserta yang dinyatakan lulus dalam ujian tatsqif. Sebaiknya struktur pengelola tatsqif mengadakan kerjasama dengan wajihah profesional di dalam mengelola tatsqif, agar tarbiyah tsaqafiyah bisa diselenggarakan dengan profesional, berbobot dan bisa dipertanggungjawabkan.

Langkah Pelaksanaan Tarbiyah Tsaqafiyah Langkah Persiapan: Langkah Pelaksanaan Langkah Evaluasi

Langkah Persiapan1. 2. Pengelola menyiapkan paket rencana tarbiyah tsaqafiyah selama 1 tahun (buat bahan paket tahunan) Dalam mempersiapkan paket tarbiyah tsaqafiyah hendaknya mengikuti ketentuan berikut: Seluruh madah tarbawiyah dalam setiap jenjang harus dibuat dalam bentuk paket; Satu paket madah tarbawiyah terdiri dari 5 8 kali pertemuan, setiap pertemuan minimal 120 menit. Dimungkinkan dalam satu madah tarbawiyah, untuk dibuat lebih dari satu paket, apabila madah tersebut terlalu panjang untuk dijadikan satu paket. Pengelola dapat bekerjasama dengan wajihah yang profesional, sebagai pelaksana tarbiyah tsaqafiyah. Pengelola mendata peserta tarbiyah tsaqafiyah dan mengklasifikasikan sesuai levelnya.

3. 4. 5.

Langkah Persiapan (continued)6. Pengelola mengumumkan daftar peserta, susunan kelas, dan jadwal tarbiyah tsaqafiyah 7. Pengelola dan atau pelaksana menginventarisir nama-nama calon muwajjih 8. Pelaksana memastikan susunan kelas, jadwal kuliah, kapasitas kelas, muwajjih, modul madah tarbawiyah dan lainl-lain. Dan mensosialisasikannya kepada peserta 9. Pengelola membuat multaqa muwajjihin yang dihadiri pelaksana untuk menyatukan visi dalam penyelenggaraan tarbiyah tsaqafiyah, pembekalan, dan membuat MOU dengan para muwajjih 10. Pelaksana memberikan jadwal tarbiyah tsaqafiyah kepada setiap muwajjih sesuai dengan bidang studi yang ditentukan.

Langkah Pelaksanaan1. Pelaksana telah memastikan peserta tarbiyah tsaqafiyah, muwajjih, susunan kelas, kehadiran, lembar evaluasi muwajjih, modul madah yang akan disampaikan, dan tata tertib tarbiyah tsaqafiyah. Pelaksana menunjuk pengurus kelas tarbiyah tsaqafiyah Pelaksana menyerahkan daftar hadir peserta kepada muwajjih Pelaksana membuat daftar hadir kehadiran muwajjih dan peserta Pelaksana memutabaah kehadiran muwajjih dan peserta dengan ketat dan menyiapkan muwajjih pengganti Muwajjih menyampaikan materi dengan efektif

2. 3. 4. 5. 6.

Langkah Evaluasi Pelaksana menentukan waktu ujian akhir tahun Pelaksana melaksanakan ujian akhir Pelaksana menyerahkan hasil ujian kepada muwajjih untuk dikoreksi Pengelola mengumumkan hasil ujian akhir kepada setiap peserta melalui struktur Pelaksana membuat rapot kepada peserta tarbiyah tsaqafiyah yang lulus ujian akhir Pelaksana membuat ujian ulang bagi peserta yang nilainya di bawah standar Pelaksana mendokumentasikan hasil ujian, baik yang lulus atau yang tidak lulus, dan selanjutnya menyerahkan dokumentasi tersebut kepada pengelola/struktur setempat Pelaksana dan pengelola membuat evaluasi perjalanan proses belajar mengajar.

Daurah

Pengertian Daurah adalah forum intensif untuk mendalami suatu tema atau keterampilan/keahlian tertentu. Diikuti oleh peserta dengan persyaratan tertentu dan dilaksanakan dalam waktu relatif lebih lama. Trainer (mudarrib) acara daurah dipilih berdasarkan oleh kepakaran/spesialis dalam bidang-bidang tertentu yang didaurahkan. Daurah digunakan untuk menyampaikan materi jika memerlukan tenaga yang lebih spesifik dan untuk peningkatan skill.

Jenis Daurah Daurah Khusus Adalah daurah yang dilaksanakan oleh gerakan dakwah dengan peserta khusus lingkungan gerakan dakwah atau oleh dan untuk gerakan dakwah. Biasanya untuk mawadmawad tertentu terkait kebijakan, strategi gerakan dakwah dan keahlian tertentu yang khas. Adalah daurah yang bisa saja diselenggarakan oleh gerakan dakwah atau pihak eksternal dimana pesertanya-pun bisa internal atau eksternal. Gerakan dakwah bisa memanfaatkan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh institusi eksternal (wajihah amah) dengan rekomendasinya, dan setelah peserta mengikuti pelatihan ini maka oleh pengelola/pelaksana.

Daurah Umum

Kajian Intensif

Pengertian Kajian Intensif digunakan untuk menyampaikan materi tsaqafiyah yang berdekatan muatannya , memerlukan muwajjih spesifik dan memerlukan sessi yang cukup banyak.

Penugasan

Pengertian Penugasan adalah upaya pelaksana dalam pencapaian manhaj tarbiyah dengan melibatkan atau memerintahkan peserta tarbiyah untuk melaksanakan, mengikuti sesuatu sarana di luar sarana tarbiyah yang ada.

Sasaran1. Meningkatkan interaksi fikriyah dan amaliyah dakwah peserta tarbiyah 2. Menumbuhkan mas-uliyah peserta tarbiyah dalam melaksanakan tugas-tugas dakwah . 3. Menumbuhkan semangat menuntut ilmu peserta tarbiyah. 4. Memperluas hubungan peserta tarbiyah dengan lingkungan tarbiyah.

Contoh Bentuk Penugasan Telaah/bedah buku Ziarah masyayikh Tugas kepanitiaan Kliping media Menjadi pembicara Melakukan kajian-kajian

Talim

Pengertian Talim adalah bentuk penyampaian mawad tarbiyah tsaqafiyah sekaligus tarbiyah jamahiriyah yang diselenggarakan melalui sarana-sarana umum seperti masjid atau majelis talim dengan penamaan talim fil masjid, talim rutin, majelis talim, talim melalui televisi, atau talim melalui radio. Untuk itu para pengelola tarbiyah perlu menginventarisir kegiatan-kegiatan yang bersifat talim tersebut yang kemudian diinformasikan kepada para peserta tarbiyah untuk mengikutinya. Kemudian murabbi/naqib memutabaah sejauh mana pencapaian muwashafat atas madah-madah yang disampaikan melalui talim

Tujuan Talim1. Nasyrul fikrah Islamiyah shahihah, syamilah dan ashilah di masyarakat demi terwujudnya ra-yul am, wayul am dan ta-yid am Islami. 2. Meningkatkan kecintaan pada masjid dan dukungan terhadap risalahnya sebagai pusat kegiatan dan pembinaan umat.

Rihlah

Pengertian Rihlah adalah suatu perjalanan rekreasi yang bersifat tarbawi, manhaji dan tanzhimi dengan kegiatan yang disiapkan untuk mencapai sasaran pemulihan dan penyegaran potensi ruhi, fikri dan jasadi serta penguatan hubungan kekeluargaan dan kemasyarakatan. Pelaksanaan rihlah minimal sehari dan maksimal 3 hari. Rihlah diikuti keluarga masing-masing anggota; Dilaksanakan minimal setahun sekali; Mengutamakan kesempatan rekreasi bagi ummahat (para ibu).

Tujuan1. Meningkatkan kesegaran dan kebugaran tubuh. 2. Menghilangkan kejenuhan dan kepenatan dalam bekerja. 3. Meningkatkan kualitas hubungan kekeluargaan dan kemasyarakatan. 4. Meningkatkan ta'aruf, mahabbah dan itsar.

Adab Rihlah Adab persiapan Menyiapkan diri untuk rihlah; Rihlah sesuai dengan kemampuan; Memperhatikan peran masing-masing dalam mensukseskan acara.

Adab pelaksanaan Membaca doa safar ketika hendak berangkat; Menghidupkan sunnah dzikrullah sesuai dengan situasi dan kondisi; Menjauhi afaatul lisan; Menjaga suasana syura dan taawun; Meningkatkan nilai tafakkur dan itibar; Menjaga adab safar; Memperhatikan peraturan setempat.

Baramij (Agenda Acara) Ditentukan oleh usrah atau halaqah yang direncanakan terlebih dahulu dengan berpedoman pada tujuan dan sasaran rihlah yang kemudian dievaluasi di usrah/halaqah.

Mukhayyam

Pengertian Mukhayyam adalah perkemahan yang dilaksanakan dengan waktu, lokasi dan peraturan tertentu.

Tujuan1. Terwujudnya kebugaran, kekuatan dan keterampilan fisik kader 2. Tumbuhnya kedisiplinan, ketaatan dan kesiapsiagaan. 3. Terlatihnya sifat-sifat keprajuritan, kepemimpinan dan kemampuan bersabar dalam kesulitan. 4. Tertingkatkannya dan terpeliharanya semangat perjuangan dan pengorbanan. 5. Terpeliharanya dan tertingkatkannya ruhul ukhuwah dan amal jamai. 6. Terbentuknya personil dan regu Kepanduan

Sifat Mukhayyam1. Edukatif: memberikan pendidikan ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah. 2. Relijius: seluruh kegiatan yang ada terbingkai dalam nuansa Islami. 3. Heroik: meningkatkan semangat perjuangan dan pengorbanan yang tinggi. 4. Rekreatif: memberikan nuansa rihlah, penyegaran dan hiburan. 5. Ukhuwah: meningkatkan jiwa persaudaraan dan amal jamai.

Aspek Kegiatan Mukhayyam Aspek Ruhiyyah: Ruhiyah itiqadiyah-khuluqiyah, yang merupakan rangkaian nilai-nilai keikhlasan, keyakinan, keridhoan, kesederhanaan, taabbudiyah, kepedulian lingkungan dan tawakkal. Ruhiyah ukhawiyah, yang merupakan rangkaian nilai-nilai taaruf, taawun, takaful, salamatush-shadr, itsar, dan kepedulian sosial. Ruhiyah tanzhimiyah, yang merupakan rangkaian nilainilai indhibath (kedisiplinan), thaah (ketaatan), amanah, jundiyah qiyadiyyah, dan amal jamai Ruhiyah jihadiyah, yang merupakan rangkaian dari nilianilai idad wal istidad (kesiapsiagaan), tadh-hiyah (pengorbanan), tsabat (keteguhan) dan wayul-amni (sense of security).

Aspek Kegiatan Mukhayyam Aspek Fikriyah Wawasan Kepanduan Manajemen Kepemimpinan Sirah Nabawiyah dan Sirah Sahabat Ashalah Dakwah Pengetahuan Life-skill

Aspek Kegiatan Mukhayyam Aspek Jasadiyah/Fanniyah Senam Jogging Bela diri praktis Life-skill Long March

Mukhayyam Akhawat Untuk peserta akhwat mengikuti ketentuan sebagai berikut: Standar acara mengacu kepada kurikulum yang disesuaikan dengan fitrah wanita dengan memperhatikan fungsi dan perannya. Penyelenggaraan mukhayyam akhwat terpisah dari ikhwah.

Marhalah (jenjang) mukhayyam akhwat: Mukhayyam Dasar I untuk tamhidi Mukhayyam Dasar II untuk muayyidah

Mukhayyam Akhawat Standar beban latihan fisik terberat pada status muntasibah Instruktur diprioritaskan dari akhwat. Kepanitiaan minimal 30% ikhwah. (Untuk transportasi, pengamanan, penghubung dengan petugas). Pakaian. Bagi yang sudah bersuami harus ada izin dari suaminya. Harus ada surat keterangan dokter. Lama mukhayyam akhwat maksimal 3 hari 2 malam (setengah hari lebih cepat dari waktu mukhayyam ikhwah untuk setiap jenjang). Materi-materi tambahan yang diberikan: P3M untuk anak, manajemen dapur umum, dan lain-lain yang diperlukan sesuai dengan fungsi dan perannya.