b isu etik dan budaya pada penyakit tuberkulosis

25
ISU ETIK BUDAYA PADA ISU ETIK BUDAYA PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS PENYAKIT TUBERKULOSIS

Upload: cecep-kurnia-s

Post on 19-Dec-2015

294 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

bhp 7

TRANSCRIPT

Page 1: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

ISU ETIK BUDAYA PADA ISU ETIK BUDAYA PADA PENYAKIT TUBERKULOSISPENYAKIT TUBERKULOSIS

Page 2: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

TUBERKULOSISTUBERKULOSIS

Page 3: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

TUBERKULOSIS

• Penyakit TB sudah dikenal sejak lama

• Leannec (1819) infeksi kronis, dan Koch (1882) identifikasi kuman

• Penyakit pembunuh utama

• TB menempati urutan ke-2

• Indonesia menduduki tempat ke-tiga•Menyerang paru-paru. Sepertiga organ lain•Dapat di sembuhkan, fatal dalam 5 tahun

Page 4: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

ETIOLOGI

•Penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis•kuman batang, keadaan “dormant” pada tubuh host• terdiri dari asam lemak (lipid). •Lebih tahan terhadap asam, gangguan kimia dan fisika. •Sifat aerob. menyenangi jaringan tinggi kadar oksigen

Page 5: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

PATOGENESIS

•Droplet nuclei partikel 1-10 μ mengandung kuman TBC

•Airbone infection, Inflamasi respiratory bronchial / alveoli

•Perjalanan penyakit tuberkulosiss

•TB primer. belum pernah kena infeksi. 3-8 minggu sensitasi dan test PPD (+). sembuh sendiri meninggalkan kalsifikasi.

•TB post primer. mendapat infeksi lagi, anak muda dan orang tua. kumannya masih tetap hidup dalam fokus

Page 6: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSIS

•Penurunan berat badan, demam, keringat malam•Batuk lama, sputum, hemoptisis, nyeri dada, ronkhi di puncak paru, sesak nafas dan wheezing lokal.•Gambaran radiologis awal lesi bercak seperti awan•Kriteria BTA positif

Page 7: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

PENATALAKSANAAN

•Kemoterapi diberikan kombinasi, tidak boleh

terputus-putus, jangka waktu yang lama

•Pengobatan 2 fase

•Fase intensif/fase inisial

•Fase lanjut/fase kontinu

Page 8: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

REKOMENDASI PENGOBATAN TB DARI WHO TAHUN 1993

Page 9: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

PENGAWASAN PENGOBATAN

•Pemantauan respon pengobatan•Pemantau intoksikasi obat•Pengawasan makan obat “DOTS” (directly obseved treatment shortcourse )

Page 10: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

ISU ETIK SEPUTAR TB

Pada tahun 2013, lebih dari 9 juta orang jatuh sakit dan 1,5 juta diantaranya meninggal dunia akibat Tuberkulosis .Walaupun telah terdapat beberapa pencapaian besar dalam upaya pengontrolan TB namun, hal ini pada akhirnya tetap menjadi ancaman kesehatan yang krusial.terutama bagi penduduk di negara berkembang. Masalah ini semakin diperumit dengan adanya kasus MDR yang sulit dideteksi dan diobati.

Pencegahan,pengobatan dan kontrol TB menghasilkan bebrapa isu secara teknis dan isu etik yang penting untuk dibenahi guidance on ethics of TB prevention, care, and control.(WHO,2010)

Page 11: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

DILEMA ETIK YANG SERING DIPERDEBATKAN DALAM PERAWATAN TB•Apakah pasien memiliki hak untuk menolak pengobatan?•Apakah sudah disahkan untuk mengisolasi pasien yang menular atau terjangkin tanpa kehendak penderita?•Apakah tenaga medis memiliki kewajiban untuk memberikan perawatan bahkan, ketika hal ini melibatkan resiko yang berat?

Page 12: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

DILEMA ETIK YANG SERING DIPERDEBATKAN DALAM PERAWATAN TB•Haruskah status penderita TB diberitahukan kepada pihak ketiga walaupun bertentangan dengan kehendak penderita?

•Haruskah dukungan finansial ditawarkan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan?

•Dapatkahpasien didiagnosa tanpa disertai adanya pengobatan adekuat?

•Apakah dibenarkan untuk memberikan pengobatan di bawah standard ketika tidak adanya pengobatan alternatif yang tersedia?

Page 13: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

ISU ETIK UTAMA TERKAIT PENYAKIT TBPemerintah memiliki tanggung jawab untuk memberikan perawat TB gratis.

Pemerintah memiliki tanggung jawab secara etis untuk membentuk pelayanan kesehatan TB secara gratis dengan akses terjangkau bagi masyarakat luas untuk diagnosis dan pengobatan TB yang memadai.hal ini berdasarkan kewajiban dalam pemenuhan hak atas kesehatan bagi manusia.

Pengobatan TB meningkatkan perbaikan kondisi kesehatan individu, serta menghentikan penyebaran penyakit menular yang bermanfaat bagi komunitas

Pemerintah juga bertanggung jawab dalam penanganan kasus MDR dianjurkan pengadaan program screening.

Page 14: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

Sangat diperlukan bagi pasien untuk diberikan informasi penuh dan konseling khusus mengenai pengobatan yang akan diberikan.

setiap individu memiliki hak secara autonomi, oleh karena itu pasien dalam pemeriksaan uji TB atau dalam pengobatan perlu mendapatkan informasi secara komplit dan akurat mengenai resiko,keuntungan, dan pilihan alternatif yang ada untuk mereka.hal ini penting untuk progress kedepannya bahwa, pengertian yang tepat dan sesuai tentang penyakit ini meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan pasien.

Page 15: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

Tenaga kesehatan memiliki kewajiban untuk memberi dukungan bagi pasien untuk melakukan terapi yang komplet.

salah satunya melalui observasi rutin pengobatan pasien secara langsung, dan penggunaan dukungan finansial secara proporsional,dll.

Penting dalam pengobatan untuk memperlakukan pasien sebagai partner dengan tetap mempertimbangkan autonomi dan privasi pasien sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan.

Page 16: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

Petugas kesehatan memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan, namun para medis juga punya hak untuk melakukan proteksi adekuat.

Pemerintah dan institusi kesehatan harus menciptakan lingkungan bekerja yang aman yang disertai dengan fasilitas yang memadai.

Page 17: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

Isolasi tanpa persetujuan penderita harus dikeluarkan dari program rutin penanganan TB.

Harus berdasarkan persetujuan dan kemauan pasien dengan tetap melibatkan pasien dalam proses pengobatan dan tetap menghormati Autonomi pasien.maka penting untuk memberi informasi lengkap dan konseling bagi pasien.

Page 18: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

Penelitian mengenai TB diperlukan namun, harus tetap terarah berdasarkan etik dan moral.

hal ini penting untuk pencegahan dan peningkatan standard pengobatan ke arah yang lebih baik.

Penelitian ini harus tetap mementingkan perasaan dan harga diri pasien.

dan hasilnya harus bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi masyarakat luas.

Page 19: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

• Kesimpulan :

terdapat beberapa isu etik dunia kesehatan mengenai pelayanan dan penanganan pasien TB yang harus dibenahi, yaitu:

1.Akses untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan.

2.Kewajiban dan hak dari masing-masing tenaga medis dan pasien.

3.Standard pelayanan kesehatan umum.

4.Penelitian.

Page 20: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

Isu Budaya

• Masing-masing kebudayaan memiliki berbagai pengobatan untuk

penyembuhan anggota masyarakatnya yang sakit. Berbeda dengan ilmu

kedokteran yang menganggap bahwa penyebab penyakit adalah kuman,

kemudian diberi obat antibiotika dan obat tersebut dapat mematikan

kuman penyebab penyakit. Pada masyarakat tradisional, tidak semua

penyakit itu disebabkan oleh penyebab biologis. Kadangkala mereka

menghubung-hubungkan dengan sesuatu yang gaib, sihir, roh jahat atau

iblis yang mengganggu manusia dan menyebabkan sakit.

Page 21: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

• Banyak suku di Indonesia menganggap bahwa penyakit itu

timbul akibat guna-guna. Orang yang terkena guna-guna akan

mendatangi dukun untuk meminta pertolongan. Masing-masing

suku di Indonesia memiliki dukun atau tetua adat sebagai

penyembuh orang yang terkena guna-guna tersebut. Cara yang

digunakan juga berbeda-beda masing-masing suku. Begitu pula

suku-suku di dunia, mereka menggunakan pengobatan

tradisional masing-masing untuk menyembuhkan anggota

sukunya yang sakit.

Page 22: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

Contohnya Suku Azande di Afrika Tengah mempunyai

kepercayaan bahwa jika anggota sukunya jari kakinya tertusuk

sewaktu sedang berjalan melalui  jalan biasa dan dia terkena

penyakit tuberkulosis maka dia dianggap terkena serangan

sihir. Penyakit itu disebabkan oleh serangan tukang sihirdan

korban tidak akan sembuh sampai serangan itu berhenti.

Page 23: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

Contoh lain adalah pernyataan sebagai berikut, “Penyakit TB

berkaitan dengan perbuatan makhluk gaib, oleh sebab itu

pengobatannya lebih baik dilakukan oleh dukun kampung

karena lebih cepat sembuhnya, selain itu bero bat ke dukun

kampung sudah merupakan kebiasaan turun-temurun dan

diyakini dukun tersebut bisa menyembuhkannya, serta

pelayanannya lebih bersifat kekeluargaan”

Page 24: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

Kesimpulan

•Sebagian masyarakat mempunyai persepsi bahwa

penyakit TB Paru berkaitan dengan kekuatan ghaib,

dan termasuk penyakit yang dianggap memalukan.

Hal ini mempengaruhi cakupan penanggulangan

penyakit TB Paru menjadi berkurang.

Page 25: B Isu Etik Dan Budaya Pada Penyakit Tuberkulosis

• http://www.who.int/tb/publications/ethics_in_tb_factsheet_28jan11rev.pdf diakses pada Jumat 16 Januari 2015 jam 21.00

• http://www.who.int/tb/challenges/mdr/ethics/en/ diakses pada Jumat 16 Januari 2015 jam 21.15

• Media, Yulfra. Faktor-faktor Sosial Budaya Yang Melatarbelakangi Rendahnya Cakupan Penderita Tuberkulosis (Tb) Paru Di Puskesmas Padang Kandis, Kecamatan Guguk Kabupaten 50 Kota (Provinsi Sumatera Barat). Bappeda Sumatera Barat.