ayam kampung asli

34
Ayam Kampung Asli Comments (2) By admin , June 14, 2011 02:07 ANALISA USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG ASLI Untuk mengetahui perhitungan keuntungan usaha pembesaran ayam kampung, kami coba memberikan gambaran perhitungan usaha sebagai berikut (asumsi pemeliharaan 500 ekor) : Biaya Tetap Pembelian DOC : Rp 4.000 x 500 ekor = Rp 2.000.000,- Pembelian pakan : = Rp 4.000.000,- Pembelian obat dan Vitamin : = Rp 250.000,- Listrik : Per Periode = Rp 120.000,- Jumlah : = Rp 6.370.000,- Biaya Tidak Tetap : Pembuatan Kandang Box : ukuran kandang 6 m² = Rp 200.000,- Pembuatan Kandang Litter : ukuran kandang 30 m² = Rp 2.500.000,- Pembelian Peralatan : = Rp 1.000.000,- Jumlah : = Rp 3.700.000,- Keuntungan Periode Pertama 500 ekor x 10% ( angka kematian ) x 1 Kg x Rp 22.000 = Rp 9.900.000,- Rp 9.900.000 – Rp 6.370.000 (Biaya tetap) - Rp 3.700.000 (biaya tidak tetap) = (-) Rp 170.000,- Keuntungan Periode ke Dua

Upload: arkana-warda

Post on 01-Dec-2015

385 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Ayam Kampung Asli

Comments (2) By admin, June 14, 2011 02:07

ANALISA USAHA PEMBESARAN AYAM KAMPUNG ASLI Untuk mengetahui perhitungan keuntungan usaha pembesaran ayam kampung, kami coba memberikan gambaran perhitungan usaha sebagai berikut (asumsi pemeliharaan 500 ekor) :

Biaya Tetap      Pembelian DOC : Rp 4.000 x 500 ekor = Rp 2.000.000,-Pembelian pakan :   = Rp 4.000.000,-Pembelian obat dan Vitamin :   = Rp    250.000,-Listrik : Per Periode  = Rp       120.000,- Jumlah   :   = Rp 6.370.000,-Biaya Tidak Tetap :    Pembuatan Kandang Box : ukuran kandang  6 m² = Rp    200.000,-Pembuatan Kandang Litter : ukuran kandang 30 m² = Rp 2.500.000,-Pembelian Peralatan :   = Rp 1.000.000,-Jumlah :   = Rp 3.700.000,-Keuntungan Periode Pertama500 ekor x 10% ( angka kematian ) x 1 Kg x Rp 22.000 = Rp 9.900.000,-Rp 9.900.000 – Rp 6.370.000  (Biaya tetap) -  Rp 3.700.000 (biaya tidak tetap) = (-) Rp 170.000,- Keuntungan Periode ke Dua500 ekor x 10% ( angka kematian ) x 1 Kg x Rp 22.000 = Rp 9.900.000,-Rp 9.900.000 – Rp 6.370.000  (Biaya tetap) – Rp 170.000,- (defisit periode pertama)= Rp 2.360.000,- Keuntungan Periode ke Tiga500 ekor x 10% ( angka kematian ) x 1 Kg x Rp 22.000 = Rp 9.900.000,-Rp 9.900.000 – Rp 6.370.000 (Biaya tetap) = Rp 3.530.000,- Diketahui bahwa keuntungan dapat diperoleh maksimal pada periode ke tiga, setelah biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan kandang dan peralatan telah kembali. Dengan asumsi pemeliharaan selama ±75 – 90 hari.

Meramu dan Membuat Pakan Sendiri

By admin, October 7, 2011 22:31

Pakan unggas? Mungkin suatu istilah momok lama bagi peternak unggas terutama para peternak ayam ras (pedaging dan petelur). Bagaimana tidak, harga pakan yang tidak bisa stabil ditambah harga produk yang ikut tidak stabil salah satunya adalah karena pengaruh dari pakan. Maka tak sedikit para peternak ayam ras yang stress, merugi sampai gulung tikar karena tidak bisa mengikuti permainan harga pakan sehingga beralih usaha kepada jenis usaha yang mempunyai ‘sedikit’ kestabilan harga baik harga untuk pakan maupun harga hasil produknya. Ada yang banting setir untuk mencoba beternak ayam kampong, itik petelur dan pedaging, bahkan ada yang mencoba beternak kambing dan sapi. Salah satu penyebab berfluktuasinya harga pakan ayam ras adalah ada beberapa komponen bahan penyusun pakan yang mesti harus impor.Banyaknya pemain baru dalam bisnis ayam kampong kami rasakan sendiri sebagai penyedia DOC ayam kampong. Saat sekarang ini kami merasa kewalahan melayani pesanan DOC ayam kampong dari berbagai penjuru nusantara. Tak kurang dari 4000-5000 ekor DOC ayam kampong kami produksi  per minggunya, tapi karena jumlah permintaan yang melebihi kapasitas produksi maka pembeli harus indent (pesan).Banyaknya peternak ayam kampong yang sadar dan melakukan kegiatan usaha beternak ayam kampongnya beralih dari system pemeliharaan ekstensif ke system pemeliharaan secara intensif. Karenanya factor pakan tidak bisa diabaikan dan perlu mendapat perhatian lebih karena pakan mempunyai pengaruh besar dalam model pemeliharaan secara intensif. Pakan ayam kampung sebenarnya masalah sederhana, akan tetapi muncul pertanyaan, apakah efisien kalau kita memberikan pakan ala kadarnya atau dengan memberikan pakan ayam ras pada ayam kampong kalau dilihat dari tingkat produksinya? Dan setelah dihitung dan di ambil kesimpulan bahwa memang sangat tidak efisien kalau kita berikan pakan ala kadarnya atau pakan ayam ras full kepada ayam kampong. Maka usaha apa yang sekiranya bisa dilakukan untuk menekan biaya pakan dan keuntungan bisa meningkat ?Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah dengan membuat pakan sendiri untuk ayam kampong setelah melakukan usaha penghematan dengan efisiensi penggunaan pakan.  Jangan terbayang dulu masalah kerumitan dan njlimet urusan membuat dan mencampur pakan sendiri. Kalau mau belajar insyaallah semua bisa diselesaikan yang penting kedepankan dulu sikap kemauan dan rasa optimis tinggi. Seorang peneliti tidak mesti hanya sekali dalam menemukan karyanya, yang terpenting adalah terus berusaha menemukan.Pemberian pakan pada ayam kampong pada dasarnya sama dengan ayam ras yakni berdasar pada tingkat umur, fase pemeliharaan, dan system pemeliharaan yang digunakan. Pakan untuk ayam kampong tidak boleh diabaikan. Mengapa? Karena pakan adalah aspek yang sangat vital bagi kehidupan ayam. Tanpa adanya pakan yang tercukupi kebutuhan nutrisinya maka pertumbuhan ayam kampong akan terganggu.  Berikut akan kami sajikan tabal kebutuhan protein dan energy metabolisme sesuai tingkatan fase

pemeliharaan.Tabel 1. Kebutuhan protein dan energy metabolisme untuk ayam kampung pedaging

Fase pemeliharaan Protein (%)

Energi metabolisme (kkal/kg)

Brooding (1-14 hari) 22 3050

Starter (14-30 hari) 20 3100

Grower (31-60 hari) 19 2900

Finisher (>61hari) 16-18 3000

Banyak pilihan untuk menyajikan paka ayam kampong antara lain dengan pakan jadi buatan pabrik dan meramu pakan sendiri. Untuk pakan yang perlu mencampur dan meramu sendiri ada hal yang perlu diperhatikan supaya kandungan nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh ayam kampong berdasar fase pemeliharaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Kandungan nutrisi bahan pakan yang akan dijadikan campuran atau untuk meramu pakan

2. Ketersediaan bahan yang kontinyu dan stabil dalam hal kualitas3. Bahan tersebut tidak bersaing dengan kebutuhan pokok manusia (food)4. Harga bahan baku relatif murah dan terjangkau

Berikut akan kami sajikan contoh perhitungan dan meramu pakan ayam kampong secara sederhana :Kita akan menyusun pakan untuk ayam kampong fase grower. Kalau berdasarkan table di atas, kebutuhan protein ayam kampong periode grower sebesar 19%. Bahan yang akan kita pakai untuk mencampur  adalah bahan yang mudah di dapat seperti pakan konsentrat ayam petelur (40%), jagung (45%), dan dedak/bekatul (15%). Kandungan protein masing-masing bahan pakan anda bisa lihat pada table 3. Sehingga hasil perhitungannya adalah sebai berikut :Konsentrat 40% x 34% =13.6, jagung 45% x 9.0% = 4.0, dan bekatul 15% x 10.2% = 1.5 sehingga nilai hasil protein yang diperoleh adalah 13.6 + 4.0 + 1.5 = 19.1, sehingga dapat disimpulkan bahwa ransum yang kita campur sudah sesuai dengan kebutuhan ternak kita (ayam kampong).Dengan terpenuhinya nutrisi pakan yang cukup maka kita akan bisa memantau jumlah komsumsi pakan dan berat badan mingguan ternak ayam kampong kita :Table 2. Konsumsi pakan dan berat ayam kampong standart

Umur (minggu)

Konsumsi pakan (gr/ekor/mgg)

Berat badan (gr/ekor)

1 50 80

2 90 120

3 160 210

4 260 280

5 260 350

6 290 460

7 340 520

8 390 590

9 440 640

10 480 700

11 530 760

12 590 810

Angka yang menunjukkan berat badan ayam kampung di atas adalah termasuk angka yang rendah dan cukup standar, kenyataan di lapangan menunjukkan sekitar 10-20% dari ayam kampong  yang kita pelihara sudah bisa mencapai berat 600-800 gram pada umur 8-9 minggu.Untuk membantu anda yang masih penasaran dan ingin mencoba meramu dan mencampur pakan ayam kampong sendiri, berikut akan kami sajikan tabel beberapa kandungan nutrisi bahan pakan yang mudah untuk kita jumpai.Table 3. kandungan nutrisi beberapa bahan pakan yang biasa digunakan untuk pakan unggas :

Bahan baku Protein (%)

Lemak (%)

Serat kasar (%)

Energi (kkal/kg)

Batas (%)

Bekatul 10.2 7.9 8.2 1.630 75

Broiler konsentrat 41-42 6 5 2800 40

Bungkil kedelai 41.7 3.5 6.5 1.540 30

Bungkil kelapa 20.5 6.7 12 1.540 15

Gandum 11.9 1.9 2.6 3.000 20

Jagung 9 3.8 2.5 3.430 50

Layer konsentrat 32-34 6 6 2500 40

Pollard 16.2 4.3 7.7 2.970 25

Sagu 1.9 1.19 4.68 2.630 25

Tepung bekicot 60.9 7 4.5 3.010 3

Tepung gaplek 1.5 0.7 0.9 2.970 20

Tepung ikan 53.9 4.2 1 2.640 20

Tepung tulang 12 3 2 - 5

Sekali lagi, ini adalah perhitungan sederhana dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi peternak pemula.  Saran dan kritik selalu kami nantikan untuk perbaikan kita bersama*(SPt)

Jamu Untuk Ayam Buras

By admin, September 28, 2011 00:04

Ayam buras merupakan salah satu komoditas unggulan untuk memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Pemeliharaannya mudah dan dapat dibudidayakan di

lahan sempit.

Pada umumnya sistem pemeliharaan ayam buras di DKI Jakarta dilakukan secara intensif dengan dikandangkan secara terus-menerus. Sistem pemeliharaan ini akan meningaktkan resiko terjadinya wabah penyakit bila sanitasi lingkungan kurang baik dan tidak ada upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam buras tersebut. Tanaman obat tradisional Indonesia sangat potensial digunakan sebagaibahan pakan tambahan (feed suplement).  Untuk memudahkan penggunaannnya, tanaman obat tersebut diramu menjadi jamu yang dapat dicampurkan pada air minum ayam buras.Penggunaan jamu ayam buras ini tidak memerlukan persyaratan spesifik  sehingga mudah diterapkan dan jamu dapat dibuat sendiri atau dilakukan bersama dengan kelompoktaninya.

Keunggulan pemberian jamu pada ayam buras dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mengurangi resiko kematian karena serangan penyakit. Keunggulan lain adalah meningkatnya bobot badan serta performance (warna dan aroma) yang lebih baik.  Cara pemberiannya mudah, hanya dicampurkan ke dalam air minum.

Komposisi jamu ayam buras terdiri dari 1 kg kencur, 1 kg bawang putih, 0,5 kg jahe, 0,5 kg lengkuas, 0,5 kg kunyit, 0,5 kg temulawak, 0,25 kg daun sirih dan 0,5 kg kulit kayu manis. Semua bahan tersebut dihancurkan/diblender kemudian disaring dan disimpan dalam drum plastik berukuran 50 liter, ditambah molasses/tetes tebu dan larutan probiotik (M-Bio) masing-masing sebanyak 1 liter, lalu diencerkan dengan air bersih sampai campuran tersebut berjumlah 40 liter. Kemudian drum ditutup rapat dan difermentasi selama 6 hari, namun tutup drum selalu dibuka setiap hari selama lebih kurang 5 menit untuk mengaduk bahan yang sedang difermentasikan.  Setelah proses fermentasi selama 6 hari, jamu tersebut siap digunakan.Jamu diberikan pada ayam dengan cara dicampur dengan air minum. Dosis pemberian sebanyak 90 ml/L air minum dan diberikan setiap 7 hari sekali. Walaupun sudah diberi jamu, program vaksinasi tetap dilakukan.

Hasilnya menunjukkan peningkatan bobot badan lebih baik (karkas ayam tertinggi yaitu 68,8%), tingkat kematian lebih rendah (morbiditas 0-2 % vs kontrol 8.7 %), jumlah ayam sakit lebih sedikit, penampakan/bentuk serta warna dan aroma karkasnya lebih disukai konsumen, biaya pemeliharaan lebih murah, serta mempunyai nilai jual lebih tinggi

sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar kepada peternak. Disamping itu pemberian jamu pada ayam buras dapat mengurangi bau kotoran, sehingga mengurangi pencemaran bau di  lingkungan sekitarnya.

Peningkatan produktivitas ayam kampung melalui penggunaan bahan pakan lokal

By admin, October 2, 2011 23:52

Produktivitas daging dan telur ayam kampung yang masih rendah dan sangat bervariasi antar individu dapat ditingkatkan melalui (1) teknologi formulasi pakan dan (2) optimalisasi penggunaan bahan pakan lokal.

1. Teknologi Formulasi Pakan

Sampai saat ini belum tersedia patokan kebutuhan zat-zat nutrisi yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi ayam kampung, sehingga peternak pada umumnya memberikan pakan berdasarkan patokan kebutuhan untuk ayam ras . Kondisi ini menyebabkan tidak efisien dalam penggunaan pakan, karena produktivitas ayam kampung lebih rendah dibandingkan dengan ayam ras  (Suwindra et al., 1982). Untuk mengatasi hal tersebut telah dihasilkan patokan kebutuhan zat-zat nurisi berdasarkan imbangan protein dan asam amino  dengan energi metabolis dalam pakan ayam kampung.

Imbangan Protein dan Energi Metabolis

Pakan ayam sebaiknya disusun berdasarkan keseimbangan protein dan energi metabolis yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan dan produksi (Daghir,1995; Waldroup, 1997). Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa pertumbuhan dan produktivitas ayam kampung sangat dipengaruhi oleh imbangan protein dan energi metabolis pakan. Pemberian pakan yang mengandung  14 % protein dan energi metabolis  2900 kkal/kg dapat meningkatkan pertambahan bobot badan ayam kampung

umur 0-6 minggu yaitu dari 35,9 g   menjadi 45,5 g/ ekor/minggu (26,7%), serta memperbaiki konversi pakan dari 6,6 menjadi 4,0(38,6%) (Resnawati,et al.,1989;  Resnawati,et al.,1991).  Persilangan ayam pelung x kampung yang diberi ransum mengandung imbangan protein 19 % dan energi metabolis 2900 kkal/kg dapat meningkatkan bobot karkas dari 52,6 % menjadi 56,3%(6,6%)(Iskandar dan Resnawati, 1999). Kebutuhan protein dan energi ayam kampung periode starter (20 %,EM 2800 kkal/kg) dan grower(15 %, EM 2700 kkal/kg). Patokan kebutuhan untuk ayam kampung pedaging adalah 15 % protein (0-6 minggu) dan 19 % (>6-12 minggu) dengan energi metabolis 2900 kkal/kg (Iskandar , 1998). Keadaan ini menggambarkan bahwa kebutuhan imbangan protein dan energi metabolis untuk ayam kampung lebih rendah dari patokan kebutuhan untuk ayam ras (NRC, 1984).

Pakan  ayam kampung periode bertelur selama 120 hari yang mengandung protein 16 % dan energi metabolis 2700 kkal/kg  menghasilkan produksi telur 20 butir /ekor/120 hari dan konversi pakan 10,3 (Gultom et al.,1989). Produksi telur dapat ditingkatkan 48,7% dan memperbaiki konversi pakan 33,9% dengan pakan yang mengandung imbangan protein 18% dan energi metabolis 2700 kkal/kg,serta penambahan eggs stimulant (Yuwono et al.,1995). Ayam kampung yang diberi pakan mengandung 14- 24 % protein dan 2900-3200 kkal /kg energi metabolis , dapat meningkatkan bobot telur dari 33,8 g menjadi 37,6 g (10,1%), namun tidak mempengaruhi kualitas telur (Bintang et al., 1988). Patokan kebutuhan ayam kampung petelur adalah 15 % (0-12 minggu), 14 % (> 12-22 minggu) dan 15 % (> 22 minggu) dengan energi metabolis 2600 kkal/ kg (Iskandar, 1991). Keseimbangan  protein dan energi metabolis dalam pakan ayam kampung yang memenuhi  kebutuhan untuk pertumbuhan  dan produksi telur dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan 10-30 %.

Imbangan Asam Amino dan Energi Metabolis

Formula pakan yang disusun berdasarkan kandungan protein dan energi metabolis, selanjutnya dikembangkan berdasarkan kebutuhan asam  aminonya. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa pakan tidak dapat dimanfaatkan ternak secara efisien apabila komposisi asam-asam amino esensial tidak seimbang, juga keseimbangan asam amino esensial dan non esensial tidak memenuhi kebutuhan    (Holsheimer et al.,1992; Dalibard dan Paillard,1995). Lisin dan methionin merupakan asam amino esensial yang ketersediaannya terbatas dalam bahan pakan, sehingga perlu ditambahkan asam amino sintetis dalam formulasi pakan. Pemberian pakan yang mengandung imbangan asam amino lisin dengan energi metabolis  2,9-3,3 g /Mkal pada ayam kampung umur 0-12 minggu, mencapai konversi pakan 4,3-4,7(9,8%) , pada umur 13 – 22  minggu dengan imbangan asam  amino lisin dan energi metabolis 2,8 – 3,0 g/Mkal konversi pakannya berkisar 7,3-7,7(5,5%). Penambahan DL-methionin dan sistin pada kadar 0,70-0,95 % dalam pakan ayam ras pedaging dapat memperbaiki konversi pakan dari 1,67 menjadi 1,79 (6,2 %) (Beste et al.,1994).

Ayam lokal dan persilangannya umur 12 minggu yang diberi pakan mengandung imbangan asam amino metionin dan lisin antara 0,3 – 0,4   dengan kadar protein 15 % dan energi metabolis 2900 kkal/kg , dapat memperbaiki konversi pakan dari 3,5 menjadi

3,3 (4,5%) (Iskandar et al., 2001). Pakan yang mengandung protein 16 % dan energi metabolis 2650-2750 kkal/kg dengan penambahan asam amino lisin (0,12%)  dan metionin (0,12%) diberikan pada ayam kampung berumur 5-6 bulan selama 24 minggu, dapat meningkatkan produksi telur dari 38,1 % menjadi 41,6 % (8,5%) dan  memperbaiki nilai konversi pakan dari 5,8 menjadi 5,2 (11%) (Zainuddin et al., 2001). Dampak dari penambahan asam amino sintetik dalam pakan ayam kampung pada periode pertumbuhan maupun produksi telur dapat meningkatkan 5-10 % efisiensi penggunaan pakan.

2.  Optimalisasi Pemanfaatan Bahan Pakan Lokal

Bahan pakan lokal konvensional maupun inkonvensional terdiri dari sumber protein nabati, protein hewani dan energi. Penggunaan bahan pakan lokal  yang berasal dari limbah pertanian dan limbah industri mempunyai kendala antara lain rendahnya kandungan zat nutrisi dan adanya zat anti nutrisi yang dapat menurunkan produktivitas ternak(Sathe,1994). Pemberian bahan pakan dalam bentuk mentah dapat mengganggu perkembangan dan fungsi organ tubuh, sehingga dapat menghambat proses pencernaan dan menurunkan efisiensi penggunaan pakan (Liener,1969 ; Tangtaweewipat dan Eliot, 1989).  Oleh karena itu telah dikembangkan  teknologi pengolahan yang mudah diaplikasikan  untuk mengoptimalkan penggunaan bahan pakan lokal  dalam pakan ayam kampung  maupun ayam ras, karena diasumsikan bahwa daya toleransi penggunaan bahan pakan untuk ayam ras dapat diaplikasikan pada ayam kampung.

Bahan Pakan Sumber Protein Nabati

Bahan pakan yang biasa digunakan sebagai sumber protein nabati seperti bungkil kedelai, bungkil kacang tanah dan bungkil kelapa  untuk pakan ayam ketersediaannya masih berfluktuatif dan bersaing dengan ternak lainnya serta harganya relatif mahal. Pengujian terhadap beberapa bahan pakan sumber protein nabati alternatif seperti bungkil biji kapuk, bungkil biji kemiri dan bungkil biji karet masing-masing sebanyak 10 % pada ayam kampung, dapat memperbaiki konversi pakan dari 4,6 menjadi 4,1 (11,5%).

Teknologi pengolahan dapat meningkatkan daya toleransi ayam terhadap penggunaan bahan pakan lokal . Pemberian tepung biji saga pohon (Adenanthera pavonina, LINN) sebanyak 7,5 % dalam pakan ayam kampung dapat meningkatkan bobot badan pada umur 9 minggu dari 677 g menjadi 763 g (11,9 %) dan memperbaiki konversi pakan dari 4,02 menjadi 3,15 (21,7%) (Hau et.al., 2006). Biji saga dan bungkil biji saga yang dimasak baik disangray, direbus maupun dikukus dalam pakan ayam, dapat ditingkatkan penggunaannya dari 5 % menjadi 15-20% dan memperbaiki konversi pakan dari 2,5 menjadi 2,4 (4,5%).

Begitu juga  kacang gude (Cajanus cajan Mill sp.) yang direbus dapat meningkatkan penggunaannya dalam pakan ayam dari 30% menjadi 40 % serta memperbaiki konversi pakan dari 3,1 menjadi 2,5(18,8%). Ampas tahu yang difermentasi dapat ditingkatkan   penggunaannya dari 5 % menjadi 12 % pada pakan ayam pedaging (Nur et al.,1977). Dengan demikian proses pengolahan dapat meningkatkan penggunaan bahan pakan lokal sumber protein nabati dan efisiensi penggunaan pakan (5-15%).

Bahan Pakan Sumber Protein Hewani

Bahan pakan lokal sumber protein hewani memiliki keunggulan karena kandungan asam-asam aminonya lengkap, sehingga sangat baik untuk pertumbuhan dan produksi ternak. Namun bahan pakan konvensional seperti tepung ikan, tepung daging dan tepung darah harganya mahal dan tidak stabil. Beberapa bahan pakan sumber protein hewani yang dapat digunakan untuk pakan ayam adalah sebagai berikut tepung cacing tanah dapat mensubstitusi tepung ikan dalam pakan ayam pedaging pada umur 0-5 minggu sebanyak 15% ,dan dapat memperbaiki nilai konversi pakan dari 2,1 menjadi 1,9(4,3%) dan persentase bobot karkas dari 68 % menjadi 72 % (5,9%) (Resnawati, 2004; 2005; 2006). Penggunaan tepung cangkang udang kering 5,2 % dalam pakan ayam kampung periode pertumbuhan dapat mencapai bobot badan 669 g pada umur 8 minggu (Kompiang et al., 1994), sedangkan penggunaan 37,5 % dalam pakan ayam kampung petelur menghasilkan pruduksi telur cukup baik sekitar 50 % ( Winarti dan Bariroh, 1998). Tepung bekicot diberikan 22,6 % dan silase bekicot 32 % dalam pakan memberikan respon yang baik terhadap produksi ayam ras petelur (Kompiang, 1984). Tepung daging keong mas dapat digunakan sebanyak 4 % dalam pakan ayam ras pedaging(Harmentis et al.,1998). Aplikasi dari bahan pakan  lokal alternatif sebagai sumber protein hewani, dapat digunakan untuk mensubstitusi tepung ikan dalam formulasi pakan.

Bahan Pakan Sumber Energi

Sampai saat ini bahan baku pakan yang digunakan sebagai sumber energi  antara lain adalah  jagung dan dedak padi yang ketersediaan dan harganya masih berfluktuasi. Penggunaan tepung sagu (Metroxylon Sp.) hingga 20 % dalam pakan  ayam kampung periode pertumbuhan, menghasilkan nilai konversi pakan yang rendah yaitu 3,1 (Nataamijaya et al.,1988). Pemberian ampas sagu non fermentasi 10% dibandingkan dengan ampas sagu fermentasi 25% dalam pakan ayam kampung, memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan dengan memperbaiki nilai konversi pakan  dari 3,3 menjadi 3,1  (5,2%) (Ulfah dan Bamualim, 2002). Pemberian tepung ubi kayu sebanyak  50% yang ditambah dengan 0,3 % sodium tiosulfat dalam pakan ayam pedaging dapat memperbaiki konversi pakan dari 2,3 menjadi 1,9 (13,2%)  (Ketaren, 1999).

Bahan pakan sumber energi lain yang biasa digunakan untuk pakan adalah minyak goreng. Pemberian minyak dapat meningkatkan palatabilitas, daya cerna dan efisiensi penggunaan pakan. Namun penggunaan minyak goreng masih bersaing dengan kebutuhan konsumsi manusia, sehingga harganya relatif mahal. Untuk mengantisipasi hal ini, maka telah diupayakan untuk  mendapatkan minyak alternatif . Penambahan  3 % minyak kelapa dan minyak kacang tanah dalam pakan ayam ras pedaging ,nilai konversi pakannya 2,3.  Minyak biji saga pohon yang ditambahkan sebanyak 7,5 % dalam pakan ayam ras pedaging dapat memperbaiki nilai konversi pakan dari 2,3 menjadi 2,1 (8,6%). Pemanfaatan bahan pakan sumber energi alternatif dapat mengurangi penggunaan bahan pakan yang bersaing dengan kebutuhan konsumsi manusia.

Berdasarkan bahasan dan hasil-hasil penelitian yang diperoleh, maka untuk implementasinya diperlukan strategi  pengembangan penggunaan bahan pakan lokal sebagai pakan ayam kampung.

Sumber : http://peternakan.litbang.deptan.go.id

Kandang untuk Pembesaran Ayam Kampung

Berbicara masalah kandang untuk ayam kampung mungkin masalah yang masih asing bagi kita, maklum system pemeliharaan ayam kampung selama ini masih bersifat umbaran (ekstensif). Yaitu ayam kampung dibiarkan tidur di mana saja yang penting masih terlihat pulang ke rumah. Padahal kalau kita sedikit meluangkan waktu untuk memperhatikan masalah kandang ayam kampung maka tidak mustahil banyak sisi manfaat yang akan kita dapatkan. Karena mau diakui atau tidak kandang memegang peranan penting sebagai penyebab timbulnya penyakit dan penyebaran penyakit.Pada peternakan-peternakan dengan model semi intensif atau intensif, kandang ayam kampung sudah mendapat perhatian khusus. Mereka sudah pelajari dan sadar akan pentingnya fungsi kandang untuk ternak mereka seperti halnya arti pentingnya rumah untuk tempat tinggal kita. Apakah kita akan bisa merasa nyaman, enjoy, dan menghasilkan karya terbaik kita di rumah yang kumuh, berdebu, berbau, tidak aman atau bahkan di rumah yang tanpa atap? Ternak kita pun sama, mereka akan demikian dan sebaliknya mereka akan mampu menampilkan produksi terbaiknya kalau kandang yang mereka tempati bersih, nyaman, bersih, udaranya segar, aman dan terlindung dari semua hal yang bisa membahayakan bagi ternak itu sendiri.Di antara syarat kandang yang baik untuk pemeliharaan ayam kampung antara lain :

1. Terpisah dengan daerah permukiman penduduk minimal 10 meter2. Lantai kandang diusahakan lebih tinggi dari tanah sekelilingnya agar kandang

selalu kering dan bersih3. Kandang tidak lembab dan bocor, sehingga perlu mengganti atau menambah litter

secara periodik4. Sinar matahari diusahakan bisa masuk, untuk itu diupayakan kandang dibangun

membujur dari arah Barat-Timur5. Bahan kandang yang digunakan cukup melimpah ketersediannya dan harganya

pun murah6. Sirkulasi udara cukup baik, lancar dan segar sehingga mampu mengusir bau tidak

sedap amoniak atau lainnya7. Kandang dibangun mengacu kepada standar kepadatan kandang yang ideal8. Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara periodik

Kandang untuk pemelihraan ayam kampung dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, ada kandang untuk umur 1-20 hari, 21-40 hari, 41-60 hari, 61-90 hari dan kandang untuk isolasi. Berikut kami uraikan sedikit tentang kandang ayam kampung sesuai tingkat umur pemeliharaan :

Kandang untuk umur 1-20 hari

Kita mungkin lebih sering menyebutnya dengan istilah kandang bok, karena bentuknya kotak, semua sisi tertutup rapat kecuali bagian atas. Bagian atas dibiarkan terbuka atau bisa juga ditutup dengan bilah-bilah bambu dengan jarak 2 cm. Sedangkan bagian bawah terbuat dari kerangka dari bilah bambu lalu dialasi dengan kardus atau kertas semen. Ukuran bok yang dibuat sangat fleksibel yang penting mengacu pada efisiensi bahan dan

kepadatan kandang. Bok kalau memungkinkan bisa dilengkapi dengan kaki setinggi 20-25 cm. Kepadatan kandang yang dianjurkan untuk kisaran umur ini adalah 1m2 untuk 40-45 ekor dan bisa dikurangi 5 ekornya tiap minggunya. Pemeliharaan DOC di kandang bok mutlak memerlukan lampu penghangat atau yang biasa disebut pemanas (brooder). Suhu dalam kandang bok diusahakan antara 30-32ºC atau dengan melihat penyebaran anak ayam dalam kandang bok. Kalau anak ayam menyebar merata berarti suhu sudah pas (ideal), kalau menggerombol di bawah lampu pemanas berarti kedinginan dan kalau menjauhi sumber panas berarti suhu kepanasan. Dan alangkah baiknya kalau kita merancang model kandang bok yang mudah diangkat dan dipindahkan ke tempat lain (portable).

Kandang untuk umur 21-60 hari

Para peternak di Jawa Timur (Malang, Mojokerto, Kediri, Jombang, Blitar, Tulungagung, Surabaya) biasanya menerapkan pemeliharaan untuk ayam kampung untuk tujuan pedaging hanya sampai umur 60 hari sehingga kandang ini adalah kandang terakhir untuk pemeliharaannya sebelum ayam di panen. Ada dua model kandang yang digunakan oleh peternak pada fase ini yaitu peternak yang masih menggunakan bok seperti pemeliharaan

sebelumnya dan peternak yang memilih menggunakan kandang bentuk postal (litter). Kandang postal adalah kandang dengan alas tanah yang dicampuri sekam padi, kapur dan pasir. Kedua model tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang penting pada masa pemeliharaan ini adalah masalah kepadatan kandang (carrying capacity) yaitu 1m2 untuk 30-35 ekor dan berkurang 5 ekor setiap minggunya sehingga pada umur 60 hari per m2 hanya cukup 7-10 ekor saja.

Kandang untuk umur 61-90 hari

Untuk pemasaran ayam kampung pedaging di daerah-daerah tertentu seperti Batam, Balikpapan dan Jakarta, berat yang diinginkan biasanya sekitar 9 ons - 1,2 kg. Sehingga tidak ada pilihan bagi peternak yaitu dengan menambah jumlah hari pemeliharaan sekitar satu bulan lagi. Model kandang yang banyak dipakai untuk pemeliharaan fase ini adalah postal dan slot (kandang panggung). Kedua model tersebut mempunyai

kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang penting pada masa pemeliharaan ini adalah masalah kepadatan kandang (carrying capacity) yaitu 1m2 untuk 7-10 ekor dan berkurang 0,5-1 ekor setiap minggunya sehingga pada umur 90 hari per m2 hanya cukup

5-7 ekor saja. Kalau kita akan menggunakan kandang yang model slot, alangkah baiknya kalau di bawah kandang di bangun kolam ikan untuk lebih efisiensi tempat.

Kandang Isolasi

Kandang ini berfungsi sebagai kandang karantina (isolasi) terhadap ayam-ayam yang menunjukkan gejala sakit, luka karena saling patuk, atau mungkin ayam yang sudah terserang penyaikt tertentu. Penempatan ayam pada kandang isolasi ini harus memperhatikan faktor penyebab ayam. Jangan menempatkan ayam yang luka karena saling patuk dengan ayam yang terkena penyakit kolera atau lainnya. Dengan adanya kandang isolasi ini diharapkan keadaan ayam akan pulih dan semakin membaik kondisinya seperti sedia kala. Yang penting dalam pembuatan kandang ini adalah penempatan kandang. Kandang isolasi sebaiknya ditempatkan terpisah dan jauh dari kandang ayam sehat.

Anda dapat mengcopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com

Pedoman Praktis Beternak Ayam Kampung Pedaging

www.sentralternak.com, Di waktu yang singkat ini perkenankan kami untuk ikut melengkapi artikel atau pengetahuan tentang cara beternak ayam kampung pedaging. Banyak sudah artikel dan makalah yang ditulis oleh pakar dan ahli dibidangnya dalam masalah ini akan tetapi mengingat anemo masyarakat untuk mengetahui cara beternak yang baik dan praktis maka kami meluangkan waktu untuk bisa menulisnya. Semoga yang sedikit ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Mengubah sistem beternak ayam kampung dari sistem ekstensif  ke sistem semi intensif atau intensif memang tidak mudah, apalagi cara beternak sistem tradisional (ekstensif) sudah mendarah daging di masyarakat kita. Akan tetapi kalau dilihat nilai kemanfaatan dan hasil yang dicapai tentu akan menjadi faktor pendorong tersendiri untuk mencoba beternak dengan sistem intensif. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung, maka perlu kiranya memperhatikan beberapa hal berikut :

1. Bibit

Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas. Kami tidak akan menguraikan sisi negatip dan positif cara mendapatkan DOC ayam kampung karena akan memerlukan halaman yang panjang nantinya. Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.

2. Pakan

Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit kalau kita beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung, roti BS, mie instant remuk, bihun BS, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.

Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :

7 gram/per hari sampai umur 1 minggu 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.

3. Perkandangan

Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. Sebaiknya memilih lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.

Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.

Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai dengan bertambahnya umur ayam.

Bentuk kandang yang dianjurkan adalah bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam, serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap

monitor yang terdiri dari dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap menggunakan genteng atau asbes.

Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur 1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-32°C. Pada fase finisher digunakan kandang ren atau postal seperti model pemeliharaan ayam broiler.

4. Manajemen Pemeliharaan

Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu :

Ekstensif /tradisional (diumbar), tanpa ada kontrol pakan dan kesehatan Semi intensif (disediakan kandang dengan halaman berpagar), ada kontrol pakan

dan kesehatan ternak akan tetapi tidak ketat Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan

dengan ketat

Model pemeliharaan ayam kampung secara intensif lebih disarankan dari yang lainnya terutama dalam hal kontrol penyakit. Sebenarnya masih banyak lagi manfaat dari cara beternak secara intensif, akan tetapi kami tidak dapat menguraikannya di sini.

5. Pengendalian Penyakit

Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :

1. Menjaga sanitasi lingkungan kandang, peralatan kandang dan manusianya2. Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak3. Melakukan vaksinasi secara teratur4. Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit5. Manajemen pemeliharaan yang baik6. Kontrol terhadap binatang lain

Berikut kami uraikan sedikit beberapa jenis penyakit yang kerap menyerang ayam kampung :

a. Tetelo (ND)Penyebab : paramyxivirusGejala : ngorok dan batuk-batuk, gemetaran, kepala berputar-putar, kelumpuhan pada

kaki dan sayap, kotoran berwarna putih kehijauan.Pencegahan : vaksinasi secara teratur, sanitasi kandang, terhadap ayam yang terkena ND maka harus dibakar.Pengobatan : belum ada

b. Gumboro (gumboro disease)Penyebab : virusGejala : ayam tiba-tiba sakit dan gemetar serta bulu-bulunya berdiri, sangat lesu, lemah dan malas bergerak, diare putih di sekitar anus.Pencegahan : vaksinasi teratur dan menjaga sanitasi kandangPengobatan : belum ada

c. Penyakit cacing ayam (worm disease)Penyebab : CacingGejala : pertumbuhan terhambat, kurang aktif, bulu kelihatan kusam.Pencegahan : pemberian obat cacing secara berkala, sanitasi kandang yang baik, penggantian litter kandang secara berkala, dan mencegah serangga yang dapat menjadi induk semang perantara.Pengobatan : pemberian obat cacing seperti pipedon-x liquid, sulfaquinoxalin, sulfamezatin, sulfamerazin, piperazin dan lain sebagainya

d. Berak kapur (Pullorum)Penyebab : Bakteri Salmonella pullorumGejala : anak ayam bergerombol di bawah pemanas, kepala menunduk, kotoran melekat pada bulu-bulu disekitar anusPencegahan : mengusahakan induk terbebas dari penyakit ini, fumigasi yang tepat pada mesin penetas dan kandangPengobatan : noxal, quinoxalin 4, coxalin, neo terramycyn  atau lainnya

e. Berak darah (Coccidiosis)Penyebab : protozoa Eimeria sp.Gejala : anak ayam terlihat sangat lesu, sayap terkulai, kotoran encer yang warnanya coklat campur darah, bulu-bulu disekitar anus kotor, ayam bergerombol di tepi atau sudut kandang.Pencegahan : mengusahakan sanitasi yang baik dan sirkulasi udara yang baik pula atau bisa juga dengan pemberian coccidiostat pada makanan sesuai takaranPengobatan : noxal, sulfaquinoksalin, diklazuril atau lainnya

6. Pasca Panen dan Pemasaran

Pemasaran ayam kampung pada dasarnya mudah karena disamping jumlah permintaan yang tinggi, harga ayam kampung masih tergolong tinggi dan stabil, sedang produksi masih terbatas. Ayam kampung dapat dijual dalam bentuk hidup atau sudah dipotong (karkas). Rumah tangga, pengepul ayam, pasar tradisional, warung, supermarket sampai hotel berbintang membutuhkan pasokan ayam kampung ini. Harga ayam kampung hidup berkisar antara Rp 19.000 - Rp 22.000/ekor di tingkat peternak.

7. Pengelolaan Produksi

Sebagai seorang peternak yang profesional maka perlu untuk menjaga agar produksi yang kita lakukan dapat memenuhi standar kualitas dan kontinuitas produk. Maka diperlukan pengelolaan atau pengaturan produksi agar usaha kita dapat berproduksi secara kontinyu. Untuk kekontinuitasan usaha perlu pengaturan dan penjadwalan secara teratur kapan DOC masuk dan kapan ayam di panen, karena hal itu lebih disukai oleh pengepul atau mitra kerja kita daripada hanya sekali panen dalam jumlah banyak. Tapi perlu diingat juga bahwa pengelolaan produksi sangat terkait dengan modal, ketersediaan kandang, jumlah ketersediaan DOC, dan jumlah permintaan ayam siap panen.

Mudah-mudahan uraian di atas dapat menambah pengetahuan kita dalam hal beternak dan menjadikan cara beternak kita lebih baik. Saran dan kritik selalu kami nantikan untuk kemajuan kita bersama. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita bersama. Aamiin…*(SPt)

Anda dapat mencopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com

Program Vaksin Ayam

Di tulis Oleh © Admin:Informasi peternakan ayam Sabtu, 20 Februari 2010

27 Technorati Tags: Program Vaksinasi

Informasi peternakan ayam. Dalam kesempatan ini saya akan membagikan tentang program vaksinasi untuk ayam jenis breeder yaitu ayam Parent Stock PS cob 500PROGRAM VACCINASI AYAM COBB 500UMUR (HARI

)

UMUR (MINGGU

)

DESKRIPSI NATURE

PENEMPATAN

DOSIS

YANG TEPA

T

NAMA VACCINE

4 1 ND+IB-LIVE (1)

LIVE Mata Kanan 1 tetes Nobilis Ma5+clone30

5 1 Fowl pox Live Di sayap 1 tusuk Chick N Pox

6 1 Coccivac Live Air Minum 1 Coccivac D

9 2 VA Chick Vac (1)

live inj.subcutan 0.2ml Reo S 1133

9 2 IBD Live live Mata Kiri 1 tetes Gumboro D78

11 2 Mycoplasma 1 Kill inj. Subcutan 0.25 ml MG-Bac

16 3 IBD Live (2) Live Oral (mulut) 1 tetes Brusine 2

22 4 ND+IB+live Live Mata kanan 1 tetes MA5+cl 30

22 4 ND+IB+ KiLL

Kill Inj.dada kanan 0.5ml New Bronz

31 5 VA-Vac (2) Live subcutan 0.2ml S 1133, 2408

31 5 IBD LIve (3) LIve Oral 1 Bursine 2

39 6 ILT –Laryngo vac

Live M:Kiri 1 tetes Laryngo Vac

53 8 ND+IB Lasota (3)

Live M.Kanan 1 tetes ND+IB Lasota

79 12 Mycoplasma(2)

Kill Subcutan 0.5 MG-Bac

79 12 Provac4 Kill Dada Kiri 0.5 ND+IB+IBD+ Reo KiLL

79 12 Fowl Pox Live Sayap Kiri 1 tusuk Poxine

88 13 Coryza Kill Dada Kanan 0.5ml Poulvac Coryza ABC

IC 3

88 13 CAV (Chicken anemia Viruses)

Live Dada Kiri 0.5 CAV P4

88 13 AE-Vac LIve oral 1 tetes AE vac

130 19 Provac 4(2) Killed Dada Kan 0.5ml ND+IB+IBD+ Reo KiLL

130 19 EDS Kill Kill Dada Kiri 0.5Ml EDS Vac

130 19 Coryza (2) Kill Subcutan 0.5 Ml Poulvac coryza Abc

IC3

252 36 ND+IB Live Live Air Minum Nobilis MA5+Clone

30

301 43 ND+IB Live Live Air Minum Nobilis MA5+Clone

30

350 50 ND+IB Live Live Air Minum Nobilis MA5+Clone

30

Keterangan Istilah:

Injection subcutan adalah, dimana kita me-Nyuntik ayam di bagian otot atau di bagian bawah kulit , tapi sebelum di daging, Tempat Ini sudah di Ketahui semua orang, Yaitu Di bagian Kepala Sebelah Bawah (Pundak) di sana lah Inject subcutan di lakukan…Penusukan Di sayap, Biasa Yang sering di sebut dengan istilah wing web, di sebelah dalam sayap ada rongga kulit tanpa daging, di sanalah kita menusukan vaccine tersebut,

Seperti Apa Yang telah Kita Lihat Diatas, Terkadang Ada Dalam tanggal yang sama Kok Vaksin Nya Banyak? Nah Inilah Yang Di sebut Double Atau Triple Vaccine, Di mana Kita Harus Melakukan Vaksinasi dalam Jangka Waktu Dalam Kurun Minggu Yang sama, Kenapa Harus 2 atau sampai 3 kali dalam sehari, padahal ko bisa buat besok vaccine yang laiinya?? Ada tidak di antara sobat Yang sempat Bertanya Dalam pikiran ada sepintas???Alasannya adalah, Jika Kita membuat atau melakukan Vaccinasi dalam waktu yang berbeda akan tetapi dalam masa satu minggu (minggu yang sama) Jika demikian, yang pertama ayam akan mengalami stress yang tinggi, karena dalam melaksanakan vaccinasi ayam postal, stress yang akan dampak pada ayam sangatlah tinggi,.Jadi Untuk Mengurangi dampak negative tersebut, Maka di Lakukanlah pemaksinan Double atau Tripel (lihat dalam tabel di atas, ada di satu hari, akan tetapi Kok vaccine nya banyak) Langkah tersebut adalah langkah antisipasi dan jaga2 jangan sampai terjadi ayam stress karena vaksin.

Penting:YANG perlu di catat saat vaccinasi adalah.

Catat serial nomber vaccine tersebut (untuk keperluan masa mendatang) Perhatikan atau catat masa kadaluarsa, dan buat ceklist (untuk catatan) Berapa lama anda melaksanakan vacccinasi? Untuk panduan, kalau live

vaccine, anda harus menghabiskan vaccine dalam satu kali campur misalkan 1000 dosis untuk 1000 ayam, maka vaccine tersebut dari saat di campur sampai selesai jangan lebih dari 1 jam, karena jika lebih 1 jam kondisi virus yang ada di dalam vacccine akan lemah. akan tetapi untuk kill vaccine, anda boleh lebih 1 jam tidak ada masalah..

Catat siapa yang melaksanan kan vaccinasi tersebut? jika ada kesalahan di kemudian hari, anda bisa memperbaiki dengan memberi nasehat kepada vaccinator tersebut agar senantiasa berhati2.

About Me Contact Me Blog Contents Download Area Photo Gallery Submit your Site Links Savings

Tata Cara Vaksinasi yang Baik pada Unggas (Ayam Kampung)

Posted in Dunia Ayam Kampung - 31 October 2011 - 1,520 views

Koleksi 1.479 Bingkai Foto Psd Transparant Lucu dan Unik - Sangat cocok untuk mendukung keperluan Usaha FotoBox dan Cetak Foto Digital, Mau?

Ayam Kampung | Informasi Peternakan Ayam | Ternak Ayam | Vaksinasi Ayam | Ayam Broiler | Ayam Kampung | Ayam Pedaging | Daftar Isi Peternakan Ayam | Panduan Ternak Ayam | Ternak Ayam

Daftar Isi Panduan Peternakan Ayam (Infoternak) :

Kualitas Telur Yang Baik Mengontrol Berat Telur Ayam Kumpulan Video Tutorial Peternakan Tips Supaya Anak Ayam Cepat Minum (Video) Cara Memelihara Doc Yang Baik Download Buku Panduan Ternak Broiler Membuat Kandang Ayam Alternative Peternakan Ayam Brooding Management (Bagian 3) Tata Cara Brooding, Brooding Management (Bagian 2) Membuat Kandang Ayam, Brooding Management (Bagian 1) Menghitung Berat Rata-Rata Ayam Penyakit Bakteri, E.Coli, Omfalitis, Koriza, Crd Pengenalan Penyakit Unggas – Infectios Bronchitis (Ib), Avian Influenza

(Ai,Bird Flu). Penyakit Bakteri Penyakit Pullorum Panduan Flushing, Pengurusan Air Minum Mengenal Penyakit Peternakan Unggas (Ayam) Program Vaksin Ayam Penyakit Bumble Foot Postmortem Atau Autopsi Memilih Antibiotik Untuk Penyakit Pasteurella Memelihara Ayam Kampung Memulai Peternakan Ayam

Antibiotik Untuk Penyakit Streptococcus Memilih Antibiotik Untuk Penyakit Staphylococcus Pemilihan Obat/Antibiotik Penyakit Ayam Asites Prosedur Biosekurity Penyakit Bengkak Hati Salah Satu Penyebab Animea Terhadap Ayam Kekurangan Vitamin D Terhadap Ayam Teur Invertile Penyakit Nd Atau Telo Biosecurity Di Peternakan Ayam Pengobatan Ayam Cara Vaksin Air Minum Prosedur Pembersihan Kandang Penyakit Nekrotik Penyakit Enteritis Pengobatan Ayam Pedaging Kembali Ke No-Follow Blog (numpang lewat) Membuat Css Menu (Blogging) (numpang lewat) Cara Jadi Juara Di Search Engine (numpang lewat) Penempatan Ayam Sebelum 24 Jam (numpang lewat) Cara Membuat Web Iklan Baris Gratis (numpang lewat) Read more

Vaksinasi :

“Pertahanan kedua dalam upaya pengendalian dan pemberantasan AI dengan menggunakan vaksin inaktif yang berasal dari strain virus homolog dengan isolat lokal (H5)”

Vaksinasi Unggas Rakyat :

1. Dilakukan secara massal di daerah tertular dengan cakupan vaksinasi 100% pada unggas rentan.

2. Program vaksinasi sesuai dengan petunjuk produsen.3. Monitoring pasca vaksinasi oleh BBV/BPPV dan Lab. Kesehatan Hewan

lainnya bekerjasama dengan Dinas Peternakan Propinsi/Kabupaten/Kota.

Penyimpanan Vaksin :

1. Di dalam almari pendingin/kulkas pada suhu 20o C – 80o C.2. Jika dibawa ke lapangan untuk vaksinasi harus dimasukan ke thermos/ice box

diisi dengan es batu/ice pack yang cukup sehingga suhu tetap stabil dalam rantai dingin.

Peralatan Vaksinasi yang digunakan :

1. Thermos/ice box diisi dengan es batu/ice pack.2. Suntikan (spuit) 1 ml, 3 ml disposible maupun non disposible3. Wearpack4. Sepatu boot5. Masker6. Sarung tangan karet

Handling/cara Memegang Unggas :

Harus dilakukan dengan benar sehingga tidak menyakiti unggas dan mempercepat proses vaksinasi.

Catatan :Tidak meninggalkan sisa sampah dari peralatan vaksinasi ; suntikan, sarung tangan, masker maupun sisa vaksin yang digunakan (botol vaksin).

Unggas yang di-vaksin :

Unggas yang akan divaksinasi harus benar-benar dalam keadaan sehat tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak akan terjadi kematian dalam proses vaksinasi.

Kondisi lingkungan :

Tata cara vaksinasi harus di tempat yang teduh Bersih Vaksin tidak terkena sinar matahari sehingga tidak merusak vaksin.

Dosis Vaksinasi :

Ayam Petelur :

a. Umur 4 – 7 hari, dosis 0,2 ml/cc di bawah kulit (sub kutan) pada pangkal leher.

b. Umur 4 – 7 minggu, dosis 0,5 ml/cc di bawah kulit (sub kutan) pada pangkal leher.

c. Umur 12 minggu, dosis 0,5 ml/cc di bawah kulit (sub kutan) pada pangkal leher.

Ayam Petelur :

Setiap 3 – 4 bulan diulang dengan dosis 0,5 ml/cc pada otot dada.

Ayam Pedaging / Broiler :

Dilaksanakan pada umur 4 – 7 hari dengan Dosis 0,2 ml/cc di bawah kulit pada pangkal leher.

Unggas Lainnya :

Program vaksinasi untuk unggas lainnya, harus disesuaikan dengan umur dari unggas tersebut dan kita juga berhati-hati dalam memaksin burung kesayangan karena sangat sensitif terhadap jarum suntik dan dapat menimbulkan stress dan kematian yang mendadak.

Tambahan Materi :

Vaksin Air Minum

Di peternakan ayam, seorang peternak harus mengetahui semua program-program yang sudah biasa di terapkan di peternakan ayam, misalnya seperti vaksin air minum.

Ada berbagai cara yang harus di fahami oleh seorang peternak di dalam melakukan/menjalankan vaksin air minum, misalnya cara menyimpan vaksin, atau cara menyadur vaskin dengan dosis yang benar (seperti yang dijelaskan diatas).

Tambahan Materi :

Cara Ternak Ayam Kampung

Seperti yang kita ketahui, untuk beternak ayam kampung yang sekedar untuk hobi biasanya pemeliharaan nya hanya sekedar di kasih makan pagi, kemudian ayam-ayam

kampung di biarkan begitu saja berkeliaran di luar, dan untuk anak-anak ayam kampung (jika sudah beranak) maka ayam-ayam tersebut akan di pelihara oleh ibunya.

Pada dasarnya kaedah pemeliharaan seperti di atas, kita akan mendapatkan penghasilan yang kurang menentu, jadi untuk lebih baiknya pemeliharaan ayam kampung ini harus di fahami secara mendalam.

Informasi Peternakan Ayam, Ayam Kampung, Ayam Petelur, dan Berbagai Panduan seperti Pemahaman Penyakit Ngorok CRD komplek – ada disini.