aw indonesia sept. 2011

48
09 - 2011 Warta Gereja Advent Masa Depan Masa Depan Menemui Menemui 12 Kerajaan Allah Mereka adalah Milik Guru T inggal 24 untuk yang Memilih 26 Pilihan P aksaan atau

Upload: adventist-world-magazine

Post on 28-Mar-2016

352 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

AW Indonesia Sept. 2011 official

TRANSCRIPT

Page 1: AW Indonesia Sept. 2011

09 - 2011

W a r t a G e r e j a A d v e n t

Masa DepanMasa DepanMenemuiMenemui

12 Kerajaan AllahMerekaadalah Milik

GuruTinggal

24

untukyang Memilih 26 Pilihan

Paksaanatau

Page 2: AW Indonesia Sept. 2011

P E K E R J A A N G E R E J A

Pandangan Sedunia .........3

Laporan Sedunia3 Berita & Pandangan10 A One-Day Church

Panorama Sedunia8 Apa yang Membuat Ibadah Berkesan “Advent?”

K E S E H A T A N S E D U N I A

Snack danHipoglisemia ................... 11Oleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

P E R T A N Y A A N A L K I T A B

Pilihan atauPaksaan? ............................ 26Oleh Angel Manuel Rodríguez

P E L A J A R A N A L K I T A B

Kehidupan Doadari Yesus ........................... 27Oleh Mark A. Finley

P E R T U K A R A N S E D U N I A

29 Surat30 Ruang Doa31 Pertukaran Ide

Lokasi Masyarakat ......... 32

C E R I T A S A M P U L

Menemui Masa DepanOleh Kimberly Luste Maran ............. 16Setahun yang lalu lebih sedikit, kamiduduk bersama para delegasi mudake sidang General Conference. Inilahyang mereka katakan mengenai impianmereka tentang gereja.

R E N U N G A N

Kerajaan Allah adalah Milik MerekaOleh Addison Hudgins .................................................................. 12Memelihara iman seperti anak-anak, sepanjang hidup.

K E H I D U P A N A D V E N T

Ber-podcast—Injil Sedang Dibutuhkan Oleh Dowell Chow......................................................................... 14Saat ini Injil disampaikan dengan lebih cepat, lebih murah, lebih mudah.

R O H N U B U A T

Mengelilingi Dunia Oleh Ellen G. White ............................. 21Memantulkan kasih karunia Kristus adalah hak istimewa semuaumat Kristen.

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Sabda Hidup yang Ajaib Oleh Paul Petersen ..................... 22Keselamatan itu lebih dari sekadar konsep untuk dipelajari;tetapi merupakan kenyataan yang mesti dialami.

W A R I S A N A D V E N T

Guru yang Memilih untuk Tinggal Oleh Abner F. Hernández Fernández ........................................... 24Ia dipenjarakan, bahkan terancam kematian. Ia tidak peduli..

09 - 2011

2 Adventist World | 09 - 2011

Page 3: AW Indonesia Sept. 2011

Para pemimpin Gereja Advent masih ▶bingung dengan kematian tiga orang anggota Huixtan, Chiapas, yang ditem-bak mati dalam perjalanan mereka me-nuju gereja oleh penyerang yang tak di-kenal pada hari Sabat tanggal 25 Juni 2011. Korban-korbannya adalah Sebas-tian Garcia; istrinya, Maria; dan putra mereka yang berumur 14 tahun, Emilio. Putri mereka yang berusia lima tahun, yang menderita luka tembakan dalam

L A P O R A N S E D U N I A

serangan itu, bertahan hidup. Saat berita dikabarkan, anak itu masih menerima perawatan medis di rumah sakit.

“Sampai saat ini, kami belum yakin mengapa ini terjadi kepada keluarga ini,” kata Pendeta Adriel Clemente, ketua ge-reja di Altos de Chiapas. Para pemimpin gereja terus melakukan hubungan de-ngan para penguasa setempat yang be-lum menyimpulkan penemuan mereka mengenai serangan itu.

Masa Depan itu Sekarang“Jangan ramalkan kepada kaum muda apa yang akan menjadi kemasyhurannya kelak.”

Nasihat puisi itu menggarisbawahi dua kekeliruan kita yang paling sering terjadi bila melibatkan orang muda

dan orang dewasa muda Advent dalam misi umat akhir zaman ini.

Pertama, kita memproyeksikan tahun-tahun kegunaan mereka kepada masa depan yang masih jauh, pada titik di ma-na kita sepertinya mengatakan, saat itu mereka akan memiliki keahlian atau perilaku yang diperlukan untuk menjadi murid-murid yang produktif. Namun kebenarannya adalah bahwa pemuridan itu bukanlah—dan tidak pernah—merupakan pengalaman orang dewasa saja. Menggambarkan siapa-siapa yang termasuk keluarga Allah, Ellen White pernah menulis: “Meskipun mereka masih muda, orang muda bisa menjadi anggota rumah tangga iman, dan memiliki pengalaman yang paling berharga... Mereka bisa memiliki hati yang tertuju da-lam keyakinan dan kasih kepada Yesus, dan hidup bagi Juruselamat.”1

Di banyak wilayah dunia, kepercayaan Advent banyak se-kali diyakini oleh anak-anak, pemuda, dan dewasa muda. Di beberapa negara, persentase anggota baptisan dalam kategori ini pun melampaui 60 persen. Dan meskipun kita seringkali lamban baik dalam hitungan maupun menyadari kenyataan itu, kegentingan tugas yang diberikan kepada gereja ini meng-haruskan agar kita tidak boleh menunda dasawarsa berikut-

nya—atau hari mendatang—kesempatan untuk melibatkan mereka yang berada di bawah usia 30 tahun dalam segala ting-katan kepemimpinan dan pelayanan yang memungkinkan.

Kedua, dan barangkali lebih bermasalah, dengan membe-ritahu kaum muda dewasa yang bertalenta bahwa mereka di-takdirkan untuk kedudukan kepemimpinan yang katanya “tinggi” dan penting, kita mengurangi talenta dan energi yang seharusnya mereka investasikan dalam pekerjaan yang ada te-pat di hadapan mereka. Dalam hal ini kembali kita harus men-dengar ibu dan nenek bijak itu, Ellen White: “Sementara me-nunggu pekerjaan besar di mana mereka menggunakan talen-ta-talenta besar mereka, dan dengan demikian memuaskan kerinduan lama mereka, kehidupan mereka sudah berlalu. Sa-habat-sahabatku yang kekasih, lakukan pekerjaan yang sudah ada di tangan. Alihkan perhatianmu kepada usaha-usaha se-derhana yang ada dalam jangkauanmu.”

Bilamana Anda mendengar suara-suara orang dewasa mu-da yang bertalenta yang begitu cakap mewakili gereja mereka pada Kongres Umum Atlanta tahun 2010, berjanjilah untuk mendukung orang muda dan dewasa muda gereja sebagai pa-ra pemimpin masa kini. Bantu menyediakan jalan masuk—sekalipun bila itu artinya Anda harus menyingkir—yang mela-luinya karunia-karunia yang diberikan oleh Roh akan secara dramatis meningkatkan kekuatan kesaksian kita.2

— Bill Knott

1 Ellen G. White, Counsels to Parents, Teachers, and Students, hlm. 169.2 Ellen G. White, Messages to Young People, hlm. 148, 149.

P A N D A N G A N S E D U N I A

Gereja di Meksiko

IA

D

LOKASI SERANGAN: Peta menunjukkan lokasi Huiztan, di Chiapas, Meksiko. Tiga anggota keluarga Masehi Advent Hari Ketujuh dibunuh pada serangan Sabat pagi tanggal 25 Juni 2011.

Berduka atasKeluarga yang Terbunuh

Pekerjaan Gereja

09 - 2011 | Adventist World 3

Page 4: AW Indonesia Sept. 2011

L A P O R A N S E D U N I A

Keluarga Garcia menghadiri gereja di distrik El Calvario, lingkungan seki-tarnya adalah daerah di mana terdapat konflik sengit atas sikap tidak toleransi beragama.

“Kami terkejut oleh tindakan ini,” tambah Clemente. “Komunitas El Calva-rio selama ini merupakan tempat yang tenang dan bersahabat. Dalam kurun waktu tiga tahun selama menjadi ketua, saya tidak pernah menerima satu keluh-an dari para pendeta atau orang awam [tentang] kekerasan atau pertikaian di daerah itu. Garcia dan keluarganya ada-lah orang-orang setia yang dikenal suka damai di komunitas itu. Tidak ada bukti yang mengarahkan kami untuk mem-percayai yang sebaliknya,” jelas Clem-ente.

Menurut Pendeta Cesar Maya, direk-tur kebebasan beragama untuk Uni Meksiko Selatan, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah memainkan peran penting dalam mengantarai pihak ber-wenang mengenai kasus-kasus pengani-ayaan atau kekerasan seperti ini.

“Bersama dengan pendeta Clemente kami telah membantu pemerintah meli-hat lebih jelas apa yang menjadi tang-gung jawab gereja, keluarga korban, dan polisi dalam menuntaskan permasalah-an-permasalahan ini,” kata Maya. “Kami bersikeras meminta keadilan untuk para korban, terlepas dari apapun kepercaya-an mereka.”

Para pemimpin gereja di Meksiko se-latan sedang mengusahakan hak-hak ke-bebasan beragama di Chiapas dan teru-tama di Altos de Chiapas. Lebih dari 32.000 penduduknya adalah anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di wilayah itu.—IAD news

Di Albania, Para Siswa Brazil Menjangkau Keluar

Dalam kurun waktu dua minggu, 29 ▶orang muda Advent Hari Ketujuh Brazil

mengadakan satu jangkauan keluar penginjilan yang bersejarah di Kota Kor-çë, bagian tenggara Albania. Dilaksana-kan sebagai versi internasional dari Mis-sion Caleb, dampaknya pada kota itu sa-ngatlah besar: lebih dari 15.000 salinan buku Signs of Hope, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Albania, dibagi-bagi-kan. Para relawan muda mengunjungi setiap rumah di kota. Tiap malam seki-tar 80 orang Albania menghadiri perte-muan penginjilan.

Tujuh belas tahun sebelumnya, di ta-hun 1994, Korçë, dekat perbatasan Alba-nia dengan Yunani, adalah pintu ger-bang gerakan Advent di Albania. Di sa-na dibangun gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang pertama di negara terse-but, hasil kerja pendeta misionaris Ol-iveiros Ferreira. Sekarang, Ferreira ada-lah ketua dari Gereja Advent untuk wi-layah pusat São Paulo. Ia adalah koordi-nator umum upaya itu di negara Eropa.

Menurut Pendeta Oliveira, warga terkesan dengan usaha orang muda Bra-zil itu. Mereka berjanji untuk berkomu-nikasi dengan orang-orang Albania da-lam bahasa mereka dan menggunakan buku ungkapan khusus untuk membica-rakan tentang pertemuan-pertemuan

dan literatur penginjilan.Dengan menggunakan suara layanan

komunikasi lewat internet, Oliveiros memimpin kebaktian-kebaktian Korçë dan mengadakan video conference de-ngan para pimpinan gereja Advent un-tuk wilayah pusat São Paulo, Campinas. Ia menyampaikan satu laporan dan memberitahu pengalaman orang-orang yang peka terhadap pekabaran Kristen. Seorang pria muda yang menghadiri pertemuan itu setiap petang mendaftar untuk ikut dalam pelajaran Alkitab, ber-sama dengan istrinya. Si penyelidik itu bertekad ingin dibaptis masuk Gereja Advent.

Pria muda lain, seorang anggota Ad-vent yang setia di Ibukota Albania, Tira-na, bekerja sama dengan orang-orang Brazil untuk penginjilan. Ia bekerja di sebuah mall, ketika ia dipaksa bekerja pada hari Sabtu, Sabat Alkitab. Para pe-mimpin gereja setempat memutuskan untuk mempekerjakan pria muda ini se-bagai seorang penginjil pada hari ia di-pecat dari pekerjaannya karena kesetia-annya pada Sabat.

—Heron Santana, staf ASN, Divisi Ame-rika Selatan.

SALING BERBAGAI DALAM PENGINJILAN: Beberapa dari orang dewasa muda Brazil yang membantu usaha penginjilan di Korce, sebelah tenggara Albania

Pekerjaan Gereja

4 Adventist World | 09 - 2011

Page 5: AW Indonesia Sept. 2011

Ahli Arkeologi Advent Menggali Benteng Yudea

Lima puluh staf dan mahasiswa dari ▶Southern Adventist University, yang di-pimpin oleh Profesor Michael Hasel menggali di Khirbet Qeiyafa, lokasi Al-kitabiah Saaraim (1 Sam. 17:52) selama musim panas tahun 2011. Dari lokasi ar-keologis tersebut terlihat Elah Valley yang indah, sekitar 30 km (19 mil) sebe-lah timur Yerusalem, dengan Tel Socoh dan Tel Azeka (lihat 1 Sam. 17:1-3) di si-si selatan dan barat, memisahkan perba-tasan antara Israel kuno dan Philistia,

dan sepertinya merupakan lokasi berse-jarah peperangan antara Daud dan Goli-at.

Adventist Review sebelumnya telah melaporkan lokasi arkeologi penting ini (lihat “Another Battle Over David and Goliath,” 25 Februari, 2010), menampil-kan penemuan tertua prasasti Ibrani yang digali tahun 2008. Masa tahun 2011 mengakhiri proyek penggalian se-lama tiga tahun Southern Adventist Uni-versity, yang diadakan atas kerjasama dengan Hebrew University of Jerusalem di bawah pimpinan Yosef Garfinkel, sa-lah seorang arkeolog terkemuka di Israel modern.

Khirbet Qeiyafa baru-baru ini men-jadi bahan debat ilmiah antara pihak yang disebut sekolah minimalis (mini-malist school), yang menyangkal kebera-daan kerajaan Daud sebagaimana di-gambarkan dalam catatan Alkitab, de-ngan para sarjana Alkitabiah yang me-ninggikan sejarah tentang Daud dan ke-rajaannya yang bersatu. CNN mena-yangkan kontroversi ini dalam satu la-poran baru-baru ini, dan memperlihat-kan terutama staf Southern Adventist University dan para relawan yang meng-gali di daerah D selama masa tahun 2011 (http://bit.ly/mXVBef). Para sarja-na Alkitab terkenal dan kelompok tur dari seluruh dunia yang sedang menco-ba mendapatkan kesan langsung dari penggalian yang sedang dilakukan serta makna sejarahnya, mengunjungi lokasi tersebut setiap harinya.

Garfinkel percaya bahwa Khirbet Qeiyafa, bersama dengan Hebron dan Yerusalem, adalah kota kunci dalam pe-merintahan Daud di bagian selatan ke-rajaannya, dan ada bukti berkesinam-bungan yang sedang digali mengindika-sikan bahwa lokasi ini dulunya diben-tengi dan ditempati selama periode ar-keologis Zaman Besi II A yang berhu-bungan dengan abad kesepuluh SM, atau zaman Daud. Stratifikasi lokasi ter-sebut sebagaimana terlihat dari data ba-

rang tembikar dan temuan benda-ben-da, sebagian besar berasal dari Zaman Besi IIA (1031-971 BC) dan Periode Hellenistic (332-63 BC). Akan tetapi, pendukung sekolah minimalis terus mempertanyakan waktu kependudukan di Khirbet Qeiyafa.

Penggalian itu dilakukan di Area C sepanjang pintu gerbang sebelah timur, yang diadakan oleh satu kelompok dari Hebrew University of Jerusalem, dan di Area D, yang berdekatan dengan ger-bang barat daya, di mana 19 anggota staf dan 31 relawan dari Southern Adventist University, yang terutama terdiri dari para mahasiswa dan beberapa anggota komunitas, sedang bekerja selama enam minggu. Temuan-temuan penting di Ar-ea D pada musim ini termasuk kepingan tembikar pahatan, perabot pecah lain, segel Mesir, dan berbagai koin dari peri-ode Hellenistic, juga sebuah jimat dan berbagai benda penting dari Zaman Be-si, di mana di antaranya terdapat bejana air dengan mangkuk ganda, yang keem-pat ditemukan dalam penggalian arkeo-logi di Israel dan Jordan, dan yang kedua dari Khirbet Qeiyafa.

Penafsiran lokasi dan benda-ben-danya masih bersifat sementara. Institute of Archaeology, Southern Adventist Uni-versity, yang dipimpin oleh para profe-sor, Michael Hasel, direktur, dan Martin Klingbeil, associate director, dan koordi-nator museum Justo Morales, bersama dengan Hebrew University of Jerusalem, terlibat dalam proyek publikasi yang berambisi, yang bertujuan menyampai-kan laporan dari masa tahun 2009-2011 dalam waktu dekat ini.

“Penggalian musim ini telah mena-rik perhatian besar pada bangunan pen-ting yang digali pada masa Alexander Agung dan temuan-temuan khusus dari zaman Daud. Sejarah Alkitabiah dan nubuatan jadi nyata dan jelas di abad ke-dua puluh satu ini,” kata Hasel.—Staf Adventist World dengan informasi dari Southern Adventist University.

Relawan Joliann Penn, seorang se-nior di Southern Adventist Universi-ty, dengan pegangan bejana zaman Hellenistic bercap jempol.

Fl

or

IA

n

HA

se

l

09 - 2011 | Adventist World 5

Page 6: AW Indonesia Sept. 2011

L A P O R A N S E D U N I A

Satu kelompok paduan suara dari Adventist University of the Philippines (AUP) memenangkan tiga penghargaan tertinggi pada festival musik, Llangollen International Musical Eistedd-

fod 2011 di Wales, Inggris, yang diadakan antara tanggal 4 dan 10 Juli 2011. Setelah memenangkan kedudukan pertama, baik dalam kategori Mixed Choirs maupun Chamber Choir, mereka kemudian memenangkan gelar Choir of the World yang terkenal itu dan Pa-varotti Trophy pada tanggal 9 Juli. The Llangollen Eisteddfod, de-ngan pejabat Anglican terkenal Terry Waite, CBE, sebagai ketua-nya, merupakan salah satu kompetisi paduan suara paling ber-gengsi di dunia.

Piala itu bahkan lebih spesial lagi bagi mereka saat pengurus acara memindahkan waktu mulai kompetisi pada Sabtu petang untuk menyesuaikan dengan paduan suara yang memelihara Sa-bat. Setelah memenangkan dua kategori pertama, dan meraih ke-sempatan masuk final, grup itu sudah memutuskan bahwa mereka tidak akan bertanding selama jam Sabat. Akan tetapi setelah men-doakannya, grup itu senang ketika kompetisi dipindahkan ke pu-kul 9.30 sore—setelah matahari terbenam.

Itu tidak berarti mereka menyia-nyiakan Sabat mereka: selama kompetisi mereka menikmati keramahtamahan yang luar biasa dan persahabatan dari masyarakat Welsh yang menampung ke-lompok itu di rumah-rumah di daerah itu. Untuk membalas keba-ikan dan keramahan mereka, kelompok itu mengatur konser Sabat untuk para penduduk desa. Sementara seluruh peserta sibuk ber-latih dan bersiap untuk kompetisi itu, Ambassadors, nama resmi paduan suara itu, sedang bersaksi dengan menyanyi dan memba-gikan iman mereka kepada komunitas tersebut. Mereka menjawab banyak pertanyaan tentang orang Advent, karena banyak pendu-

Rumah Sakit Advent Direncanakan untuk Burundi

Suatu rasa pencapaian besar dan ke- ▶puasan menandai upacara peletakan ba-tu pertama baru-baru ini untuk Rumah Sakit Advent pertama di Kota Bujumbu-ra, ibukota Burundi.

Bangunan empat lantai tersebut akan memiliki kapasitas 60 tempat tidur, la-yanan rawat jalan, pusat diagnostik, kli-nik gigi, dan layanan rawat inap untuk kebidanan dan bedah. Dianggarkan ber-nilai sekitar 750.000 dolar AS, fasilitas ini merupakan yang model paling perta-ma di wilayah Gereja Advent ini.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General Conference, melalui persembah-an khusus “Sabat Ketigabelas” di tahun 2010 akan memberikan 65 persen dana-nya dibantu Divisi Afrika Timur-Tengah (ECD) sebagai modal utama, dan Ad-ventist Health Systems of ECD. Sisa yang 35 persen akan didatangkan dari para anggota Gereja Advent di Burundi. Para pegawai misi Burundi Timur sudah memberikan sumbangan senilai satu bu-lan gaji untuk proyek bangunan itu. Ba-nyak siswa yang menghadiri kebaktian Sabat berjanji untuk memberikan gaji pertama mereka sebagai sumbangan.

“‘Tangan kanan’ yang sejati dari Injil sedang aktif dan berfungsi, dan sudah menjadi doa saya agar kami memantul-kan kasih Allah melalui pelayanan kese-hatan ini dan rumah sakit baru di Bu-jumbura City,” kata Pendeta Blasious Ruguri, selama upacara itu.

Ruguri, Ketua Divisi Afrika Timur-Tengah, didampingi oleh Jerome Habi-mana, bendahara divisi; Fesaha Tsegaye, direktur pelayanan kesehatan divisi itu; dan Bob Butler, Direktur Adventist Health Systems East-Central Africa Divi-sion.—Staf berita ECD

PemenangChoir

Worldof the

Grup Advent adal ah

Pavarotti Trophy diberikan kepada Paduan Suara Adventist University of the Philippines.Oleh Girlie Mae Andrada, Ray Puen, BUC News

Pekerjaan Gereja

6 Adventist World | 09 - 2011

Page 7: AW Indonesia Sept. 2011

duk setempat belum pernah mendengar tentang gereja itu. Tenor Zhean Manalo berkata bahwa orang-orang mengaku “itu merupakan pertama kalinya mereka bertemu dengan orang-orang seperti kami, bahwa kami ini ‘berbeda,’ dan beta-pa dalamnya kami menyentuh kehidupan orang-orang itu.”

Paduan suara itu, yang dipimpin oleh Ramon Lijauco, Jr., ti-ba di Inggris pada tanggal 7 Juli, malam sebelum kompetisi pertama. Meskipun mengalami jet lag dan lelah dari pener-bangan selama 12 jam, kelompok itu bertanding dengan pa-duan-paduan suara terbaik dari seluruh dunia dan memenang-kan hadiah pertama dalam kategori Chamber Choirs dan Mixed Choirs. Persyaratan minimal untuk Mixed Choir adalah 30 suara; maksimal untuk Chamber Choir adalah 29 suara. Seo-rang alto merelakan diri keluar agar kelompok itu memenuhi syarat bertanding dalam kategori Chamber Choir.

Untuk kategori Mixed Choir, kelompok tersebut menyanyi-kan “Agnus Dei,” oleh Krzysztof Penderecki, dan “Itako,” satu komposisi asli oleh pemimpin Lijauco. Untuk kompetisi Cham-ber Choirs, di mana mereka melampaui Mansfield University Concert Choir dari Mansfield, Pennsylvania, Amerika Serikat, dan CF1 choir dari Wales, mereka menyanyikan “Amor de mi Alma,” oleh Z. Randall Stroope, dan “Bagbagto,” oleh Nilo Al-cala. Pada Sabtu petang mereka berhadapan dengan lima padu-an suara lain memperebutkan piala paling bergengsi bergelar Choir of the World 2011 dan Pavarotti Trophy. Catatan keputus-an juri yang dicetak berbunyi: “Kami tidak ragu lagi ini adalah instrumen gabungan yang berkualitas sangat tinggi, berdasar-kan pada budaya suara individual yang kuat yang terbentuk menuju suara paduan yang jelas dimengerti.”

AUP Ambassadors adalah paduan suara resmi Universitas Advent Filipina. Elton Wallace, seorang misionaris Advent Amerika, membentuk kelompok ini pada tahun 1957 sebagai paduan suara yang semuanya pria. Pada tahun 1971, di bawah kepemimpinan Minerva Arit-Penaranda, kelompok ini mulai menerima anggota wanita.

Kelompok ini secara aktif mempromosikan pendidikan Ad-vent dengan mengunjungi gereja-gereja di seluruh Filipina dan negara-negara lain di Asia dan Amerika Serikat. Pada tahun 2006, Ambassadors bergabung dengan World Choir Games di Cina dan membawa pulang piala juara kategori Champion in the Gospel and Spiritual. Ini telah mengilhami mereka untuk ikut kompetisi paduan suara lain, bukan hanya untuk meme-nangkan medali dan piala tetapi juga untuk mengangkat profil Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dalam komunitas musik, yang terakhir adalah Llangollen International Musical Eistedd-fod festival.

Mengumpulkan dana 80.000 dolar AS (50.000 euro) yang diperlukan untuk mengadakan perjalanan bagi ke-32 anggota paduan suara itu merupakan satu tantangan, tetapi tidak menggoyahkan semangat atau iman mereka. Sejak Eisteddfod mereka terus membagikan iman mereka—dan menyelesaikan pengumpulan dana dengan ajakan-ajakan untuk bernyanyi di St.Chad’s Church, Wrexham, diikuti oleh satu konser di Stock-port Seventh-day Adventist Church, kemudian terbang ke Ab-erdeen Skotlandia, di mana satu serial konser diatur oleh pen-deta setempat, Lorance Johnson. Ini diikuti oleh empat konser pertengahan Juli di daerah London.

Hal-hal penting dalam kompetisi itu dapat disaksikan on-line di situs Llangollen TV. n

Kiri: PADUAN SUARA PEMENANG: Para anggota paduan suara Adventist University of Philippines (AUP) Ambassadors di atas panggung pada acara 2011 Llangollen International Musical Eisteddfod festival di Wales, Negara Persemak-muran. Kelompok ini memenangkan tiga kompetisi, termasuk piala tertinggi, Choir of the World yang termasuk Luciano Pavarotti Trophy. Kanan: PARA BIDUAN YANG BERGEMBIRA: Para anggota paduan suara AUP Ambassadors tersenyum setelah menerima Luciano Pavarotti Trophy pada festival Llangollen International Musical Eisteddfod 2011 di Wales. Berdiri bersama kelompok itu adalah Terry Waite, CBE, ketua festival itu.

B A r r I e H A r w o o D , B A r r I e n e I l P H o t o g r A P H y

09 - 2011 | Adventist World 7

Page 8: AW Indonesia Sept. 2011

PA N O R A M A S E D U N I A

Ini adalah kelanjutan dari percakapan yang dimulai oleh Editor Adventist World, Bill Knott dengan Pendeta Ted N.C. Wilson pada Adventist World bulan lalu (“Menemukan Kembali Penyem-bahan Sejati,” Agustus 2011).—Editors .

Pada percakapan kita yang terakhir An­da mengatakan bahwa “penyembah­an—penyembahan yang benar, Alkitabi­ah, dan sesuai dengan hukum—ada di jiwa pergerakan gereja ini.” Anda juga mengekspresikan perhatian Anda seba­gai pendeta tentang arah yang sedang dituju beberapa gereja dengan kebia­saan­kebiasaan ibadah. Apa yang mem­buat aspek­aspek ibadah tertentu—musik, doa, persembahan atau khot­bah—secara nyata berkesan Advent, dan cocok untuk pengalaman ibadah Advent?

Pertama, penting memperhatikan bah-wa Yesus memiliki para pengikut-Nya yang setia dari keyakinan lain yang in-gin menyembah Dia menurut prinsip-prinsip kitab suci yang mereka pahami saat ini, dan yang ingin memuliakan na-ma-Nya di atas segala hal lainnya de-ngan cara mereka beribadah dan cara mereka hidup. Melalui kuasa Roh Kudus individu-individu ini akan dituntun ke-pada semua kebenaran Alkitab dan pada akhirnya bergabung dengan gereja dan umat Allah yang sisa. Orang Advent bersama-sama dengan individu-indi-vidu yang bersungguh-sungguh, sama-sama memiliki satu keinginan untuk fo-kus pada pengalaman ibadah pribadi maupun publik atas perintah yang Allah telah berikan kepada kita tentang bagai-mana Ia harus disembah.

Tetapi Yesus juga sangat jelas bahwa Ia sedang memanggil domba yang me-ngenal suara-Nya keluar dari sistem kea-gamaan yang seringkali memadukan tradisi-tradisi atau kesukaan manusiawi dengan ibadah Alkitabiah. Saya yakin bahwa Yesus memiliki ratusan ribu—bahkan mungkin jutaan—pengikut yang sekarang ini sedang beribadah di hari selain Sabat pilihan-Nya. Mereka mung-kin mengikuti bentuk-bentuk tata ke-baktian atau satu pola ibadah yang ber-kembang lebih mengarah kepada kecen-derungan estetis daripada prinsip-prin-sip Alkitabiah. Namun, karena hati me-reka tulus mencari kemuliaan-Nya, ma-ka Ia terus menarik mereka ke arah ge-reja umat sisa-Nya, satu kebenaran Alki-tabiah yang lebih lengkap, dan jenis iba-dah yang paling menghormati Dia.

Jadi bukan hanya tentang hari penyem­bahan Alkitabiah tetapi cara penyem­bahan Alkitabiah.

Tepat sekali. Pada inti dari pekabaran ti-ga malaikat dalam Wahyu 14, kita mem-pelajari bahwa kita harus “takut kepada Allah dan memuliakan dia”—semua tentang waktu bersejarah di mana kita hidup—masa penghakiman penyelidik-an. Penyembahan orang Advent harus-lah memiliki apa yang disebut dalam Ibrani 11:7 “dengan taat” (‘holy fear’—NIV)—satu kekhidmatan, satu sikap hormat—pada penyembahan itu yang mengasingkannya dari segala sesuatu yang digerakkan oleh hiburan atau yang menyerupai kecenderungan budaya.

Namun “ketaatan” itu bukanlah ke-takutan atau kengerian, karena buku

Wahyu berulang kali menggambarkan makhluk-makhluk di sekeliling takhta Allah bersukaria dalam kebaikan-Nya, memuji Anak Domba dengan suara pe-nuh. Para tua-tua yang dilihat Yohanes dalam penglihatan tentunya adalah orang-orang yang bersukacita! Penyem-bahan Gereja Advent bertujuan untuk membawa kemuliaan kepada Allah de-ngan mengadopsi sikap dan kebiasaan mereka yang mengetahui bahwa mereka sedang hidup di zaman akhir dari seja-rah bumi—yang mengerti bahwa tidak ada tempat bagi sesuatu yang tidak ka-ruan atau sepele atau memperdengarkan musik yang sedang disukai bulan itu. Ji-ka Anda mempunyai pertanyaan ten-tang jenis penyembahan yang bagaima-na yang terjadi di ruang takhta surga, baca saja Wahyu pasal keempat yang khidmat dan penuh kuasa.

Dalam beberapa artikel dan khotbah baru­baru ini Anda menyampaikan ke­prihatinan Anda tentang cara­cara di mana musik penyembahan kadang­ka­dang menjadi lebih tertuju pada penam­pilan bukan merupakan persembahan yang kudus kepada kemuliaan Allah.

Ini bukan tentang cita rasa musik atau gaya musik penyembahan yang saya maksudkan. Pada intinya ini tentang ke-pada siapa kita bernyanyi dan kepada siapa kita sedang menggunakan talenta kita. Sama dengan penyalahgunaan satu nyanyian tunggal dari Handel’s Messiah

Apa yang Membuat

BerkesanIbadah

Pekerjaan Gereja

Adve ?nt

8 Adventist World | 09 - 2011

Page 9: AW Indonesia Sept. 2011

dup darinya—merupakan satu bagian penting dari penyembahan Advent yang berbeda.

Dan semestinya itu terjadi tanpa ha-rus mengatakan bahwa isi dari apa yang sedang disampaikan oleh mereka yang membuka Firman Allah harus sejalan dengan kebenaran-kebenaran besar Al-kitab sebagaimana diajarkan dan dihi-dupkan oleh umat sisa Allah. Kita harus lebih sering mendengar pekabaran pen-ting yang Allah berikan kepada umat-Nya tentang Sabat, tentang kebenaran oleh iman, tentang Kedatangan Kedua kali, tentang penghakiman penyelidikan, tentang keyakinan yang harus kita mili-ki dalam Roh Nubuat, tentang kesehatan dan cara suci yang Allah ingin kita hi-dupkan. Para pembicara Advent, entah mereka itu diurapi atau para anggota awam yang saleh, tidak harus mengam-bil dari sumur-sumur yang berasal dari keyakinan lain untuk membawa air ke-hidupan kepada umat mereka pada hari Sabat!

Satu khotbah yang cocok bagi pe-nyembahan umat Advent Hari Ketujuh berfokus pada Alkitab dan itu adalah sa-lah satu kebenaran yang Allah telah be-rikan kepada umat sisa-Nya; ini mem-perlihatkan bukti bahwa si pembicara itu telah menggunakan waktu belajar Alkitab dengan sungguh-sungguh dan berdoa di hadapan Tuhan; dan itu mem-buka hati para pendengarnya untuk me-langkah masuk ke dalam semua “kebe-naran sebagaimana ada di dalam Yesus”—menggunakan ungkapan kesu-kaan Ellen White.

Seorang pengarang menuliskan tentang apa yang ia sebut kualitas khotbah “doxologi”—bertanya, apakah mereka benar­benar membawa kemuliaan bagi Allah atau hanya kepada si pembicara?

Jika saya berdiri di belakang sebuah mimbar Gereja Masehi Advent Hari Ke-tujuh dengan tujuan pribadi mengesan-kan para pendengar dengan kepiawian saya berpidato, atau menyenangkan hati mereka, atau menggelitik telinga mereka dengan cerita-cerita lucu atau penuh pe-rasaan, maka saya tidak membawa ke-

untuk membawa perhatian kepada sang artis, sebagaimana menyalahgunakan satu nada atau satu lirik yang pada wak-tu itu pertama kali dimainkan di sebuah stasiun radio Kristen minggu lalu. Tabiat mereka yang memainkan musik, me-nyampaikan talenta suara atau talenta instrumen mereka, biasanya merupakan elemen penting dalam mengidentifikasi-kan apakah mereka seharusnya terlibat atau tidak dalam pelayanan pada suatu Sabat.

Para pendeta dan tua-tua sidang dan mereka yang merencanakan pelayanan ibadah, perlu mengetahui—melalui per-cakapan sebelumnya—bahwa mereka yang diminta untuk membawa kemulia-an kepada Allah melalui musik, memi-liki semacam sudut pandang yang me-rendahkan hati, berpusat pada Yesus se-perti yang digambarkan pada musik sur-gawi. Talenta musik semata-mata, entah itu vokal atau instrumen, tidaklah cu-kup, bahkan bilamana para penyembah (anggota jemaat—red) menyatakan bah-wa pertunjukan itu “sangat menggugah.” Saya pernah mendengar apa yang bebe-rapa orang sebutkan mengenai penam-pilan musik yang “berkualitas” dan “ti-dak berkualitas” pada pelayanan ibadah di mana kelihatannya si pemusik sendiri tidak pernah bertanya, “Apakah saya

menampilkan musik seperti ini, bilama-na saya meyakini bahwa saya sebenar-nya berada dalam hadirat-Nya yang te-lah mati bagi saya?”

Meskipun kita memiliki banyak bu-daya dan sudut pandang berbeda sehu-bungan dengan musik, adalah penting agar kita tidak membiarkan musik kon-temporer yang tidak bersifat rohani me-rembes ke dalam gereja sehingga kita ti-dak bisa melihat perbedaan atas apa yang didengar seseorang di radio atau didengar di gereja. Musik harus memba-wa kemuliaan kepada Allah dan bukan kepada manusia. Harus meninggikan Kristus dan merendahkan diri sendiri. Wahyu 4 merupakan satu contoh kuat tentang bagaimana musik dan penyem-bahan itu seharusnya di hadapan Bapa surgawi kita.

Anda juga menyebutkan perhatian An­da tentang integritas khotbah orang Advent sebagai satu komponen pe­nyembahan sejati.

Saya bersyukur kepada Allah atas puluh-an ribu orang yang berdiri Sabat demi Sabat dan membuka Firman Allah kepa-da sekitar 20 juta orang Advent di selu-ruh dunia. Menyampaikan Firman Al-lah—membacanya, menjelaskannya, mengajarkannya, menarik pelajaran hi-

?nt

09 - 2011 | Adventist World 9

Page 10: AW Indonesia Sept. 2011

AOne -Day Church

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Fhiladelfie Carrefour berdiri di sisi perbukitan daerah pinggiran Kota Port-au-Prince, Haiti. Ketika suatu gempa bumi meluluhlantakkan seluruh Haiti di

bulan Januari 2011, sebagian besar bangunan komunitas itu retak, rubuh, dan tergelincir menuruni bukit—termasuk gereja Advent itu.

Setelah gempa bumi itu, para pimpinan gereja Advent memanggil Maranatha Volunteers International dan meminta semacam “bangunan sementara” untuk menggantikan gereja-gereja dan sekolah-sekolah yang sudah hancur oleh gempa tersebut. Struktur One-Day Church kelihatannya merupakan solusi yang ideal, jadi Maranatha mengirim beberapa kontainer yang penuh dengan bangunan baja ke pulau itu.

Karena mengetahui bahwa cuaca maupun kebebasan pribadi akan menjadi tantangan di Haiti, tim konstruksi menambahkan dinding-dinding canvas/vynyl untuk bangunan-bangunan baru itu dan mengirimkan satu tim kecil ahli bangunan One-Day bersama baja itu.

The Philadelfie Carrefour Seventh-day Adventist Church menerima dua bangunan baru, dibangun ujung ke ujung untuk menampung jemaat besar di bagian sisi pegunungan mereka. Kemudian, untuk mengurus keanggotaan yang semakin cepat berkembang, gereja membuka satu dinding dan menambahkan serambi pelindung. Setelah beberapa kipas angin ditambahkan, bangunan itu sekarang merupakan satu pusat ibadah yang berventilasi baik, dan padat, dengan banyak sekali ruangan untuk keluarga yang memiliki anak.

Delapan belas bulan setelah gempa bumi, lebih dari 10.000 orang beribadah setiap Sabat di struktur bangunan One-Day Church itu, dan meskipun banyak sekolah masih mengadakan pertemuan di bawah tenda-tenda sementara atau di samping dinding yang rubuh, lebih dari 5.000 anak hadir di bangunan One-Day School “sementara.”

Semua ini mulai berubah ketika pengiriman melalui kapal yang pertama dari One-Day School permanen yang baru mulai tiba di bulan Juni. Yang pertama dari bangunan-bangunan ini, dengan lantai semen, dinding baja, atap baja, jendela, papan tulis, dan meja baja, masing-masing dirancang untuk tiga siswa, dibangun di komunitas pinggiran kota Horem.

Gereja Advent di Haiti telah meminta tambahan 836 One-Day School permanen dan lebih dari 360 bangunan gereja baru.

Program One-Day Church adalah usaha kerja sama antara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Adventist-laymen’s Service and Industries (ASI), dan Maranatha Volunteers International. Kisah-kisah ini berasal dari juru cerita Maranatha, Dick Duerksen.

muliaan bagi Allah, yang merupakan tu-juan dari penyembahan itu.

Berkhotbah itu membawa kemuliaan kepada Allah ketika si pembicara terus-menerus ingat bahwa khotbah itu se-dang disampaikan dalam hadirat sang Pencipta alam semesta. Pesan itu harus keluar dari Alkitab karena itu mewakili Firman Allah kepada kita dalam bentuk tulisan. Itu menyatakan Firman yang hi-dup, Yesus Kristus. Sebuah khotbah membawa kemuliaan kepada Anak Domba bila berasal dari waktu teratur yang digunakan bersama Allah agar karakter-Nya dinyatakan dalam khotbah dan dalam kehidupan si pengkhotbah. Satu khotbah membawa kemuliaan ke-pada Allah bilamana itu membantu orang-orang bersedia untuk kedatangan Yesus yang segera tiba.

Inilah prinsip-prinsip yang saya coba ingatkan dalam diri saya sendiri ketika saya menyiapkan khotbah dari Firman Allah—dan pada Sabat-sabat di mana saya harus beribadah di jemaat kam-pung halaman dan sambil bertenang di-ri mendengarkan orang lain menyam-paikan apa yang mereka telah pelajari dalam Kitab Suci minggu itu! Selain itu, seorang pengkhotbah jangan pernah berkhotbah tanpa meminta Allah meng-izinkan perkataan yang diucapkan itu berasal dari Allah dan bukan dari si pembicara... meminta Allah untuk ber-bicara melalui si pembicara agar Ia yang didengarkan bukan si pembicara.

Kedengarannya sepertinya Anda memi­liki lebih banyak hal lagi yang dapat di­sampaikan tentang prinsip­prinsip pe­nyembahan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

Tentu saja! Dan karena Allah telah memberikan saya kemampuan itu, saya berharap untuk terus berbicara dan me-nuliskan tentang hal-hal ini dalam bu-lan-bulan mendatang karena kita me-nyadari bahwa kedatangan Kristus su-dah semakin dekat dan semakin dekat. n

PA N O R A M A S E D U N I A

Philadelfie Carrefour

Pekerjaan Gereja

10 Adventist World | 09 - 2011

Page 11: AW Indonesia Sept. 2011

Kondisi gula darah rendah, atau hipoglisemia tidak jarang terjadi pada individu-individu yang

mengidap diabetes dan sedang dalam pengobatan untuk mengurangi gula da-rah mereka (suntikan atau tablet insu-lin). Hipoglisemia terjadi secara spesifik ketika pasien seperti itu menggunakan obatnya dan melewatkan waktu makan. Cara paling mudah dan terbaik untuk menghindari serangan ini adalah de-ngan makan makanan yang teratur dan menyesuaikan pengobatan bilamana waktu makan perlu dilewatkan.

Namun secara umum, hipoglisemia yang sesungguhnya merupakan satu kondisi yang tidak umum. Ada banyak kondisi medis yang bisa mengarah pada gula darah rendah. Beberapa di antara-nya termasuk gagal jantung, hati, dan ginjal, infeksi berat, dan ketidakseim-bangan hormon terutama yang berkait-an dengan kortisol dan glukagon (zat ki-mia yang sangat penting dalam metabo-lisme glukosa). Obat-obatan tertentu, termasuk suntikan dan tablet insulin di-gunakan untuk menangani diabetes, da-pat menyebabkan hipoglisemia. Penggu-naan alkohol secara kronis juga dapat dikaitkan dengan hipoglisemia.

Gejala-gejala hipoglisemia adalah

akibat dari menurunnya persediaan glu-kosa ke sel-sel otak. Bila tidak ada cukup glukosa untuk otak agar berfungsi seca-ra efisien, pasien dapat mengalami kebi-ngungan, kelelahan, hilang kesadaran, dan kejang. Jika gula darah rendah me-manjang dan parah, pasien bisa mening-gal dunia. Gejala-gejala tambahan terja-di juga, seperti jantung berdebar (denyut jantung yang tak normal), dan kegeli-sahan. Kelompok gejala yang terakhir ini adalah respons perantara saraf dan bahan kimia terhadap gula darah ren-dah. Gejala lain termasuk berkeringat, rasa lapar, dan sensasi “jarum dan kan-cing” pada anggota badan dan tubuh.

Sebagian alasan mengapa hipog-lisemia pada individu yang secara um-um sehat tidak terjadi adalah karena tu-buh memecah dan mencerna makanan yang kita makan, dan karbohidrat pada akhirnya diserap sebagai glukosa (gula biologis, salah satu bahan bakar energi kita). Kadar gula dalam darah secara konstan dimonitor oleh sel-sel khusus dalam pankreas. Saat gula darah me-ningkat, pankreas menghasilkan hor-mon insulin, yang menggerakkan gula masuk ke dalam sel-sel, yang kemudian menggunakan glukosa ini untuk mem-pertahankan proses-proses kehidupan. Saat gula darah turun, sel-sel penghasil insulin “dimatikan” agar gula darah di-pertahankan pada nilai yang sehat. Pada penderita diabetes, entah itu karena ada penurunan insulin secara mutlak (dia-betes tipe 1) atau jaringannya yang me-lawan (gagal merespons) pada insulin yang ada (diabetes tipe 2). Pada kedua situasi itu, gula darah tidak terkendali dan meningkat, mengakibatkan banyak komplikasi.

Adalah penting mencita-citakan be-rat badan ideal bagi Anda. Dokter Anda

dapat membantu menentukan berat ba-dan ideal saat ini. Makan teratur dua sampai tiga kali sehari dan hindari ma-kan di antara jam makan. Hindari kar-bohidrat olahan—permen-permen, kue, roti putih, dan minuman soda. Nikmati sarapan yang penuh gizi yang menyerta-kan padi-padian utuh dan buah-buahan. Pastikan Anda memiliki lima sajian sa-yuran dan buah-buahan per hari. Diet berbasis tanaman adalah pendekatan paling menyehatkan, dan menggunakan produk susu dan telur secara bijak untuk menyediakan vitamin B12 yang dibu-tuhkan dan vitamin D yang memadai. Sinar matahari dengan paparan yang cu-kup juga membantu menjaga kadar vita-min D pada nilai sehat. Sarapan pagi adalah yang paling penting; makan si-ang haruslah bergizi dan teratur juga, dan makan malam yang ringan dan di-lakukan di awal petang.

Jika Anda mengikuti saran dasar ini dan melakukan olahraga setiap hari, maka Anda akan memperhatikan kema-juan dalam kesehatan dan kesejahteraan Anda secara umum, berat badan akan turun, dan hipoglisemia tidak akan me-nyusahkan Anda. n

K E S E H A T A N S E D U N I A

Allan R. Handysides, seorang ahli kandungan, adalah Direktur Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference

Peter N. Landless, ahli jantung nuklir, adalah Associate Director Departemen Pelayanan Kesehatan General Conference.

Saya mendengar banyak orang berbicara tentang mengalami gula darah rendah lalu mereka makan makanan ringan di antara jam makan (ngemil) untuk menghindari masalah itu. Untuk mencegah kejadian serupa, saya juga begitu, tetapi berat badan saya naik terus. Apakah yang harus saya lakukan? Secara umum saya merasa sehat dan memang saya sehat.

SnackHipoglisemia

danOleh Allan R. Handysides dan Peter N. Landless

09 - 2011 | Adventist World 11

Page 12: AW Indonesia Sept. 2011

Mempertahankan keinginan berpetualang, keingintahuan, dan intuisi kekanak-kanakan kita Oleh Addison Hudgins

KerajaanAllah

Merekaadalah

R E N U N G A N

Mereka adalah lambang kedamaian. Ibu dan anak, perlahan menyelam di bawah permukaan air, mengapung di bawah air dalam sebuah kolam yang tenang. Sambil memegang tangan bayinya,

rambut si ibu hanyut di belakangnya, bibirnya senang dan puas. Saya bertanya-tanya bagaimana si anak ini, yang bahkan belum sampai satu tahun usianya, bisa begitu nyaman dalam suasana di mana anak berusia 6 dan 7 tahun (dan bahkan beberapa orang berusia 26, 36, dan 46 tahun) meronta-ronta putus asa.

Kemudian suara naratornya menyela pemandangan film itu, sambil memberitahuku bahwa anak-anak dilahirkan dengan satu insting untuk menahan napas mereka di bawah air. Begitu mere-ka bertumbuh sampai sekitar 1 tahun, mereka belajar bahwa be-rada di bawah air itu bisa berbahaya. Pada titik ini mereka harus mempelajari kembali intuisi alamiah mereka.

Ketika mendengar ini, saya bertanya-tanya berapa banyak insting lainnya yang harus dipelajari kembali oleh anak-anak sa-at bertumbuh. Sewaktu Yesus berkata bahwa “kerajaan surga empunya” anak-anak,1 barangkali hilangnya insting ini dan pembelajaran ulang setelah itu adalah inti dari apa yang dimak-sudkan-Nya. Kita semua lahir dengan intuisi yang Yesus mak-sudkan bagi kita untuk dipelihara, sekalipun saat kita dewasa.

Petualangan Seperti Kanak-kanakKetika saya masih kecil, teman-teman dan saya sering masuk

ke dalam berbagai “petualangan” tiap hari. Setelah memperleng-kapi keranjang sepeda kami dengan kompas, peta, dan roti lapis mainan, kami akan mengadakan perjalanan “jauh dan luas” ke taman setempat atau ke jalan setapak menuju hutan kecil. Di sa-na, harta terpendam dari dunia khayalan menanti kami. Kami bisa jadi para penjelajah yang menemukan satu dunia baru dan menyelamatkannya dari kejahatan dan kehancuran. Kami bisa menjadi anak-anak di sirkus, tinggal di jalan dan melakukan per-tunjukan musik setiap petang. Kami bisa menjadi tokoh-tokoh khayalan lain yang kelihatannya begitu romantis di mata seorang anak.

Pada usia 5 tahun saya memiliki sebuah buku catatan di ma-na saya menuliskan dan mengilustrasikan cerita-cerita yang saya ciptakan. Pada usia 7 tahun saya merancang dan mencetak surat kabar saya sendiri setiap minggunya yang merinci berita terkini dari dunia kecil saya. Saya memberinya judul The Good Harvest Gazette yang diberi nama sesuai dengan daerah tempat tinggal saya, dan membagi-bagikannya kepada para tetangga dan te-man-teman. Pada usia 13 tahun saya menggunakan ruang bela-jar di sekolah menyelesaikan novel pertama saya (suatu cerita dan dunia yang sekarang terasa lucu bagi pikiran “dewasa” saya). Saya memiliki hasrat dan keinginan. Saya mencari petualangan. Ketika saya ingin menyelesaikan atau menciptakan sesuatu—sa-ya mengambil inisiatif dan melakukannya.

Tetapi kemudian, pada usia 18 tahun, saya mendapati diri sendiri menghabiskan petang hari mengobrol tanpa tujuan de-ngan teman-teman online atau menonton TV dengan masa bo-dohnya. Tentu, saya memiliki ide untuk cerita-cerita. Saya me-miliki visi untuk perubahan. Tetapi saya telah kehilangan perasa-an kekanak-kanakan saya tentang keadaan mendesak dan petua-langan. Sewaktu masih kecil, seluruh dunia terbuka bagi saya. Sa-

s P r I n g j o H n s o n / D I g I t A l l y m o D I F I e D

Milik

12 Adventist World | 09 - 2011

Page 13: AW Indonesia Sept. 2011

Kerajaan

Mereka

at sudah dewasa, saya mengamati lebih banyak kecenderungan orang dewasa membiarkan waktu berlalu sia-sia tanpa melaku-kan hal-hal yang ingin mereka lakukan.

Anak-anak mengetahui hasrat sejati mereka. (Sekalipun bila mereka tidak dapat mengatakannya.) Anak-anak digerakkan oleh hasrat, yakni sesuatu yang tidak seharusnya dengan cepat kita kurangi. Penulis Frederick Buechner berkata bahwa “tempat yang disediakan Allah bagimu adalah tempat di mana kesenang-an Anda yang dalam dan keinginan dunia yang dalam bertemu.”2

Orang dewasa, kadang kala, mengurangi hasrat demi logika dan aturan. Mereka tersenyum pada dunia khayalan dan inisiatif kreatif anak-anak, tetapi terlalu banyak yang tidak mengenali ni-lai sesungguhnya. Kita semua—orang dewasa dan anak-anak—memerlukan waktu untuk bermimpi dan bermain dan mencip-takan, melatih apa yang membuat kita merasa bersemangat dan utuh. Dalam melakukannya, kita satu langkah lebih dekat kepa-da perasaan bertualang seperti kanak-kanak, yang Yesus ingin agar kita miliki.

Rasa Ingin Tahu Seperti Anak-anakSatu pertanyaan kesukaan anak-anak adalah “mengapa?”

Mengapa kita mencuci tangan sebelum makan ? Mengapa kita pergi ke gereja pada hari Sabtu bukannya hari Minggu? Mengapa katak berbunyi kuak; mengapa matahari itu terang? Kerinduan mendapatkan jawaban ini adalah keperluan manusia yang da-lam, yang tidak ditahan oleh anak-anak. Mereka lahir untuk mempercayai bahwa tidak ada pertanyaan yang bodoh. Pemikir-an bahwa bertanya mengapa itu suatu hal yang bodoh, bukanlah bagian alamiah dari diri kita—itu dipelajari.

Sebagai anak muda, pertanyaan “mengapa” seringkali diku-rangi dari diri kita. Kita disuruh untuk tidak mengajukan perta-nyaan-pertanyaan. Tetapi Yesus ingin kita mencari.3 Kita tidak menemukan Dia dengan duduk diam dan bertanya secara pasif. Kita harus menggali. Seperti para arsitek saat penggalian, kita se-lalu mengungkapkan kebenaran baru—kadang-kadang kebe-naran yang tidak segera kita pahami. Untuk memahaminya, kita harus menyelidiki apa yang kita temukan—yang dapat memerlu-kan waktu—sebelum kita benar-benar memahami makna benda temuan kita itu.

Untuk menjadi seperti anak kecil adalah mempertahankan sukacita dan kemurnian kita di tengah dunia yang gelap dan ja-hat ini. Harus “berada di dunia tetapi bukan dari dunia.”4 Me-

nantang mereka yang mencoba menekan insting rasa ingin tahu kita dan keinginan mendapatkan jawaban—dan untuk tidak tun-duk kepada mereka yang mencegah kita mencari.

Intuisi Seperti Kanak-kanakMadeleine L’Engle—penulis puluhan buku, baik untuk orang

dewasa maupun anak-anak—berkata bahwa ketika ia memiliki sesuatu untuk dikatakan dalam sebuah buku, yang terlalu sulit bagi orang dewasa, maka ia menuliskannya untuk anak-anak.5

Anak-anak itu terbuka pikirannya. Mereka memiliki daya ta-rik menarik untuk pertumbuhan. Anak-anak tidak mencoba un-tuk bertumbuh; mereka bertumbuh karena mereka tidak dapat mencegahnya. Keinginan mereka terhadap petualangan dan rasa ingin tahu mereka yang tidak pernah puasnya menuntun secara alamiah kepada pikiran yang terbuka—pikiran yang bertumbuh.

Saya ingat waktu masih kecil dulu, saya sering merasa tidak suka kepada individu tertentu tanpa mengetahui sebabnya kena-pa. Secara logis, perasaan saya tidak dapat dipahami. Tetapi wak-tu dan sekali lagi insting saya membuktikan benar. Selama kurun waktu beberapa minggu, bulan, bahkan tahunan, orang-orang yang jika bersamanya saya merasa tidak nyaman, dan bahkan berbahaya bila berada di dekatnya, menyatakan karakter mereka yang sesungguhnya yang tidak jujur dan suka menipu. Memper-cayai hati kecil ini bukan suatu hal yang perlu diremehkan. Ke-terbukaan pikiran seperti anak-anak memungkinkan anak-anak menuruti intuisi mereka. Terlalu sering orang dewasa “secara lo-gis” mengabaikan suara Roh Kudus.

“Surga Empunya Anak-anak Seperti Ini”“Biarkanlah anak-anak itu,” kata Yesus, “janganlah mengha-

lang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga.”6 Orang-orang se-perti itu—mereka yang menyelidik, mencari, dan mendengarkan dengan berani, bersungguh-sungguh, dan dengan pikiran terbu-ka.

Kita lahir dengan alat perlengkapan untuk menemukan Ye-sus. Karena Bapa kita menciptakan insting di dalam diri kita yang paling baik memastikan keselamatan kekal kita, juga keda-maian kita di tengah satu dunia yang menyebabkan banyak orang meronta dalam rasa takut yang dalam.

Kepada mereka yang mempertahankan petualangan, rasa in-gin tahu, dan intuisi seperti anak-anak itulah kerajaan surga itu diberikan. n

1 Mat. 19:142 Frederick Buechner, Wishful Thinking: A Seeker’s ABC, rev. and expanded ed. (New York: HarperCollins, 1993), hlm. 119.3 Yer. 29:134 Lihat Yohanes 15:195 Madeleine L’Engle, A Circle of Quiet (New York: HarperCollins, 1972), hlm. 198.6 Mat. 19:14

Addison Hudgins kuliah di Union College Lincoln, Nebraska, Amerika Serikat, di mana ia belajar Bahasa Inggris dan jurnalisme, dengan musik sebagai pelajaran tambahan. Ia menulis karya ini sebagai kegiatan di musim panas untuk Adventist World.

09 - 2011 | Adventist World 13

Page 14: AW Indonesia Sept. 2011

K E H I D U P A N A D V E N T

Ber-P O D C A S T —

Injil SedangDibutuhkan

Program AWR menjangkau pendengar di seluruh dunia

Oleh Dowell Chow

Sangat sedikit penemuan yang telah merevolusi dunia dibandingkan dengan yang dilakukan oleh inter-

net. Dalam kurun waktu 25 tahun terak-hir kita telah melihat berlalunya tele-gram dan telex, juga berkurangnya me-sin fax, pos udara, dan berbagai metode komunikasi lainnya. Sambungan—sam-bungan langsung—merupakan tema ha-ri itu. Dengan munculnya telepon-tele-pon pintar, hampir semua orang ter-hubung satu sama lain.

Sekitar 247 milyar surat elektronik melintasi dunia setiap harinya (perkira-an tahun 2009). Itu lebih dari 2,8 juta per detik! Meskipun banyak di antara-nya yang tak berguna, diperkirakan 50 milyar surat elektronik “asli” saling ber-tukar setiap harinya.1 Dulu diperlukan waktu berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan untuk mengirim-kan pesan melalui pos, sekarang kita memiliki kurir yang sampai dalam wak-tu semalam dan bahan yang bisa dipin-dai bisa kita kirim seketika ke bagian dunia mana pun dalam hitungan detik. Dan daftarnya terus berlanjut.

Kehadiran PodcastPodcast digunakan oleh banyak pe-

rusahaan beberapa dasawarsa silam. Se-kitar tahun 2004, para pengembang mu-

14 Adventist World | 09 - 2011

Page 15: AW Indonesia Sept. 2011

Dowell Chow adalah Presiden Adventist World Radio, salah satu institusi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, General

Conference dan radio Gereja Advent se-dunia, berkantor pusat di Silver Spring, Maryland, Amerika Serikat.

P H o t o s c o u r t e s y o F A w r

lai mengotomatiskan pengiriman isi ke perangkat dengar yang mudah dibawa. Isinya, juga disebut “episodes” yang di-simpan pada sebuah server, sekarang bi-sa diakses oleh si pengguna sesuka hati mereka dengan menggunakan perang-kat lunak spesifik.

Meskipun penggunaan podcast ber-kaitan dengan alat iPod, isi sesungguh-nya dapat diakses dengan menggunakan komputer mana pun atau MP3 player yang bisa memainkan media file. Bebe-rapa orang bahkan mengatakan istilah netcast sebagai kata yang lebih akurat untuk menjelaskan media ini dalam upaya untuk memisahkannya dari ke-eksklusifan Apple iPod.

Kata depan “pod” dari “podcast” awalnya merupakan singkatan dari “playable on demand.” “Cast” berasal dari broadcast.” Sekarang beberapa orang mengatakan “personal on demand broad-cast” sebagai cara yang benar menjelas-kan media ini.

Menyebarkan PekabaranPodcast telah menjadi media yang

sangat penting yang dapat menyebarkan pekabaran Injil dengan kekuatan yang besar. Misalnya, podcast untuk Adventist World Radio—Voice of Hope dalam ba-hasa Perancis (salah satu percobaan AWR) menjadi begitu populer sehingga menambahkan ratusan pelanggan tiap bulannya! Seorang “pelanggan” adalah dia yang dengan sengaja berlangganan pada program itu, yang artinya setiap episode baru secara otomatis diunduh kepada perangkat si pelanggan dan da-pat diakses kapan saja oleh si pengguna, berlawanan dengan pengunjung biasa ke situs yang hanya browsing, atau surfing di internet.

Pergerakan besar-besaran umat ma-nusia menciptakan satu dinamika baru dalam masyarakat. Kantong-kantong besar kelompok-kelompok etnis telah menetap di banyak negara di luar tanah air mereka sendiri, dan dalam beberapa contoh telah menjadi begitu tersendiri dari seluruh masyarakat sekitar. Seka-rang, dengan menggunakan podcast, ki-ta bisa menjangkau setiap kelompok et-

nis di Amerika (atau di mana pun di du-nia) dalam bahasa mereka sendiri.

Satu contoh yang baik dari ini adalah podcast AWR Swahili. Karena akses ke-pada teknologi modern di negara ber-kembang, orang-orang yang berbicara Bahasa Swahili di Amerika, Australia, dan bagian lain dunia mengunduh pod-cast AWR setiap harinya. Sekarang kita memiliki kemampuan untuk menembus setiap Chinatown, Ghanatown, atau “ko-ta mana pun,” sekalipun tidak seorang di AWR yang bisa berbicara bahasa itu.

Adventist World Radio telah mempe-roleh satu pengatur aset media, yang di-kenal sebagai Mediator 4, yang me-mungkinkan untuk secara bersamaan menempatkan semua bahasa di mana kita siaran setiap hari lewat gelombang pendek dan AM/FM ke situs jaringan AWR. Podcast ini juga tersedia di iTunes dan satuan podcast lainnya. Siapa pun yang menggunakan salah satu dari ba-hasa itu bisa mendengarkan program-program ini secara langsung atau meng-unduh pesannya dan mendengarnya pa-da waktu yang mereka inginkan. Ajakan Podcast dalam berbagai bahasa juga ter-sedia. Ini bisa diunduh dan dicetak dari situs jaringan AWR dan dibagikan kepa-da teman-teman dan para tetangga.

Menggenapi NubuatanPertimbangkan ini: “Nubuatan da-

lam Wahyu pasal kedelapan belas akan segera digenapi. Selama proklamasi pe-kabaran malaikat ketiga, ‘malaikat lain’ akan ‘turun dari langit, mempunyai ke-kuasaan besar,’ dan bumi akan ‘diterangi dengan kemuliaannya.’”2

Kedatangan “malaikat lain” dalam Wahyu 18:1 bukan suatu hal yang akan terjadi di masa mendatang lagi. Malaikat itu ada di sini! Dengan teknologi yang ada sekarang, kita dapat “menerangi” se-luruh dunia dengan pekabaran pengha-rapan Yesus. Kita bisa memancarkan Firman Allah ke seluruh bangsa, jenis, kaum, dan bahasa, di mana saja, kapan saja.

“Selama seruan nyaring itu, gereja, ditambahkan dengan bantuan Tuhan yang diagungkan, akan memancarkan

pengetahuan keselamatan begitu lim-pahnya sehingga terang akan disampai-kan kepada semua kota dan daerah.... Terang kebenaran yang sekarang akan terlihat memancar di mana-mana....

“Melalui kerja pemeliharaan ilahi yang paling ajaib, gunung-gunung kesu-karan akan dilenyapkan, dan dibuang ke laut. Pesan yang begitu penting bagi pa-ra penduduk bumi akan didengar dan dipahami.... Seluruh bumi akan diper-ingatkan. Dan kemudian kesudahan akan tiba.”3

Masa kita dalam sejarah cocok de-ngan pernyataan ini.

Adventist World Radio sedang men-jangkau keluar kepada kelompok masya-rakat yang paling sukar dijangkau di du-nia dengan pekabaran pengharapan da-lam bahasa mereka sendiri—bukan ha-nya mereka yang hidup di negara yang bebas—terlarang tetapi juga jutaan orang yang tinggal gedung-gedung pen-cakar langit yang sukar dijangkau di ko-ta-kota besar dunia. Kota Meksiko, Mos-cow, London, São Paulo, Johannesburg, dan lainnya sedang bergabung dengan jutaan orang yang tinggal dan bekerja di gedung-gedung yang tidak dapat diakses sebagian besar karena alasan keamanan. Tetapi Adventist World Radio—dengan motonya “Tidak ada dinding, Tidak ada batasan”—membuka pintu-pintu kepada tempat-tempat seperti ini, di mana para misionariss tidak bisa pergi. n

Untuk informasi lebih jauh tentang AWR dan podcast-nya, kunjungi www.awr.org.

1 http://nextincomputing.blogspot.com/2010/08/trace-sender-location-from-yahoo.html.2 Ellen G. White, Maranatha, hlm. 218. (huruf miring ditambahkan.)3 Ibid.(huruf miring ditambahkan.)

09 - 2011 | Adventist World 15

Page 16: AW Indonesia Sept. 2011

C E R I TA S A M P U L

Para delegasi muda sidang GC berbicara dengan jujur dan penuh harapan tentang gereja mereka.

MenemuiMenemui Au

st

In

r

.

Ho

Masa DepanMasa Depan16 Adventist World | 09 - 2011

Page 17: AW Indonesia Sept. 2011

sungguh, saya sangat senang. Bagi orang muda melihat struktur organisasi gereja sekarang merupakan satu hal yang mem-buka mata lebar-lebar.

—Tshwanelo Bryan Sekwababe, Botswana

Ceritakan pada saya, menurut Anda mengapa penting bagi delegasi muda diajak ke sidang GC.Kami adalah pemimpin-pemimpin masa depan, jadi kami harus mempelajari sega-la hal dari orang-orang yang memiliki le-bih banyak pengalaman. Kita perlu bersa-ma-sama dalam hal ini.

—Blessings Gonbwe, Malawi

Saya rasa ini membuka mata Anda untuk mulai menyadari bahwa gereja kita itu adalah satu gereja global. Bila Anda bera-da di tempat Anda sendiri, dalam tempat kecil Anda, kadang-kadang Anda lupa bahwa keputusan apa pun yang Anda bu-at juga mempengaruhi kesatuan umat Advent. Tetapi bila Anda ke sana, maka Anda menyadari bahwa sebenarnya ada banyak orang dari begitu banyak negara, bahasa, dan budaya yang berbeda. Peng-ambilan keputusan Anda sebenarnya be-gitu penting—Anda mengetahui seka-rang bahwa keputusan apa pun yang An-da buat sebagai seorang pemimpin (dan seorang muda) tidak mempengaruhi ha-nya orang-orang di India, tetapi juga ber-satu dengan semua orang lain di dunia.

—Deepak Boro, India.

Saya sangat berharap bahwa GC akan mengundang lebih banyak delegasi de-wasa muda untuk berpartisipasi di masa

Setahun yang lalu di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, saya sedang gelisah menunggu di sebuah lobi. Saya telah merencanakan pertemuan hari Jumat dengan beberapa delegasi General Conference (GC)—selama istirahat makan siang mereka—dan meme-riksa catatan saya untuk ketepatan lokasi, tanggal, dan waktunya. Sementara dengan cerobohnya saya menggulung kertas da-

lam kepalan tangan, saya melihat satu per satu orang banyak yang melangkah keluar dari Georgia Dome mencari wajah yang tak di-kenal yang tiada guna saya coba kenali. Dalam waktu dekat saya lega sudah mengiring hampir semua delegasi yang sudah saya un-dang.

Kesepuluh delegasi ini, yang mewakili tiga negara berbeda pada sidang General Conference yang ke-59, memang benar-benar unik—mereka semua senang melayani gereja mereka dalam kapasitas yang demikian pentingnya, berada di bawah usia 35 tahun.

Berikut adalah nama-nama mereka (dalam urutan yang terlihat pada foto, kiri ke kanan): Thuy Tien le Tran, dari Vietnam; Srey Neang dari Kamboja; Blessings Gonbwe, dari Malawi; Justin McNeilus, dari Amerika Serikat; Alice Danla, dari India; Emilia Rouhe, dari Finlandia; Samia Henriette, dari Seychelles; Deepak Boro, dari India; Rochael Shemali Perera, dari Singapura; dan Tshwanelo Bryan Sekwababe, dari Bostwana.

Di bawah adalah petikan dari percakapan panjang kami. Anda harus mendengar banyak suara mereka: meskipun masing-ma-sing memiliki pandangan yang berharga untuk dibagikan, tempat hanya mengizinkan kita menyertakan yang paling menonjol. Ha-rapannya adalah Anda akan memperoleh apa yang saya peroleh dari sini—gereja sekarang, dan yang akan datang, di tangan-tangan yang baik dan andal. Tidak perlu ada kegugupan atau tangan yang meremas-remas—temui [para pimpinan] masa depan yang cerah dari gereja kita.

—Kimberly Luste Maran

Pertanyaan pertama: Bagaimanakah Anda bisa menjadi seorang delegasi?Saya juga terkejut. Saya menganggap da-tang ke sidang GC ini sebagai satu keisti-mewaan besar. Untuk datang ke sini me-rupakan mimpi saya selama ini. Tetapi saya tidak pernah berharap terpilih untuk menjadi seorang delegasi. Tempat asal sa-ya sangatlah primitif. Ada di sisi sebelah timurlaut Manipur. Tentu, ayah saya seo-rang pionir [Misi Global] untuk gereja, jadi untuk berada di sini selalu merupa-kan mimpi baginya.

Ini merupakan pencapaian tinggi, berkat terbesar seorang Advent. Dan saya sangat senang berada di sini!

—Alice Danla, India

Saya tidak pernah bermimpi bisa datang ke sidang GC. Di negara saya bila orang muda sudah bertumbuh dewasa, kami selalu menganggap hal-hal seperti ini adalah untuk orang yang lebih tua. Ke-mudian saya mendapat panggilan pada satu hari Minggu dari salah seorang ke-tua konferens kami. Ia memperkenalkan dirinya sendiri dan berkata, “Apakah An-da sedang mengemudi?”

Saya berkata, “Ya.”Dan ia menjawab, “Oke, berhentilah

di tepi jalan.” Saya melakukannya. Kemu-dian ia memberitahu saya, “Anda akan pergi ke GC!”

Saya tidak mempercayainya selama berminggu-minggu sampai ia mengajak saya untuk datang ke konferens dan mu-lai membereskan surat-surat. Wow! Pi-kirku. Apakah yang akan saya lakukan di sana? Apakah tanggung jawab saya?

Jadi begitulah saya tiba di sini, dan

mendatang. Sebagaimana kita ketahui, orang-orang muda bisa sangat kuat da-lam memotivasi orang-orang untuk men-dengarkan perkataan Allah.

—Srey Neang, Kamboja.

Jadi apakah tantangan terbesar yang dihadapi gereja di daerah Anda?Finlandia adalah negara yang sangat sekuler saat ini, dan agama benar-benar tidak diperbincangkan. Sangat sulit memperlihatkan bahwa Anda adalah se-orang Kristen. Kami tidak memiliki ba-nyak orang Advent, menjangkau keluar dan membawa kabar kepada komunitas itu merupakan satu tantangan.

—Emilia Rouhe, Finlandia.

Di negara kami [Malawi] tantangan ter-besar adalah tantangan yang berhubung-an dengan doktrin yang merembes ke da-lam keyakinan Advent. Diperlukan ba-nyak waktu mendiskusikan banyaknya permasalahan ini... kita perlu terus maju dengan pekabaran Yesus Kristus dan ti-dak terlalu dibingungkan oleh doktrin-doktrin non Advent lain.

Tantangan lain yang kami sedang ha-dapi adalah epidemik HIV/AIDS. Banyak sekali orang muda kami mati karena pe-nyakit ini. Tetapi kami memuji Allah ka-rena sekarang setidaknya pendidikan se-dang disediakan.

—Blessings Gonbwe

Di Amerika Utara tantangannya adalah keterlibatan orang muda. Di tempat kami orang muda kurang terasa keterlibatan dan kepemimpinannya, dan bahkan ku-rang senang menjadi seorang Advent. Se-

09 - 2011 | Adventist World 17

Page 18: AW Indonesia Sept. 2011

pertinya sudah menjadi budaya di antara para pendeta, para pimpinan gereja (ti-dak termasuk para pimpinan pemuda) bahwa Anda harus memiliki rambut yang sudah ubanan, atau semacamnya, sebelum Anda bisa menjadi seorang tua-tua, atau sebelum mereka bisa berbagi di atas mimbar.

Tetapi kami harus mulai membiarkan orang muda terlibat. Tentu saja itu satu risiko—kami akan kacau, kami akan membuat kesalahan. Tetapi jika orang de-wasa muda tidak berada dalam lingkung-an itu, maka mereka akan pergi mening-galkan gereja.

Selain itu juga saya rasa Allah memer-lukan satu generasi yang tidak memen-tingkan diri dan melayani diri sendiri. Yang naik ke atas dan hanya berkata, “Ya, kita akan temukan satu gereja dalam du-nia orang Advent yang tidak menyim-pang dan melakukan segala macamnya.” Dan saya rasa itu akan tiba. Saya merasa bahwa orang muda di Amerika Utara itu senang. Ada orang-orang di gereja kami, dan gereja-gereja di sekitar AS., yang se-nang dengan pekabaran Advent, dan me-reka ingin terlibat. Jadi saya rasa terlepas dari apa yang dilakukan atau tidak dila-kukan para pimpinan, saya rasa orang muda ada di sana untuk memimpin dan mengambil alih kepemilikan gereja.

—Justin McNeilus, Amerika Serikat

Saya rasa barangkali faktanya adalah bah-wa orang muda tidak merasa seolah me-reka memiliki tempat untuk pergi dari te-kanan dalam masyarakat. Mereka merasa sendirian dalam masalah-masalah yang mereka sedang hadapi sekarang ini, dan ini telah menarik mereka jauh dari gereja. Gereja harus membuat orang muda me-rasa bahwa mereka itu adalah bagian dari gereja, masalah dan tekanannya—dan se-muanya. Generasi yang lebih tua dan ge-nerasi yang lebih muda—saya rasa ada jurang pemisah antara mereka. Mungkin masing-masing dari mereka juga memi-liki masalah pribadi yang bisa mereka atasi bersama-sama, jika mereka bisa me-nolong satu sama lain.

—Samia Henriette, Seychelles

Orang muda cenderung meninggalkan gereja, jadi menjaga mereka itu merupa-kan salah satu masalah yang kami hadapi. Ketika saya pertama kali pindah ke Si-ngapura, kami memiliki orang muda di

Blessings Gonbwe

Alice Danla

Tshwanelo Bryan Sekwababe

Rochael Shemali Perera, Srey Neang, dan Thuy Tien le Tran

Srey Neang

Justin McNeilus

18 Adventist World | 09 - 2011

Page 19: AW Indonesia Sept. 2011

sana, dan sekarang Anda tidak melihat mereka ada di gereja lagi. Jadi kami harus melakukan sesuatu yang akan membuat mereka tetap tertarik dan terlibat.

—Rochael Shemali Perera, Singapura.

Satu hal yang saya mulai sadari adalah bahwa kami ada pada satu titik adanya skenario ayam dan telur. Para penatua berkata kepada kami, “Perlihatkan kepa-da kami bahwa kalian bisa melakukan ini,” dan orang muda mengeluh bahwa mereka tidak diperkenankan untuk me-

nunjukkan kepada mereka! Dan Allah, terutama bagi orang muda, telah menjadi satu hal biasa. Pergi ke gereja sudah men-jadi populer. Itu merupakan salah satu hal yang dilakukan orang-orang—mere-ka hanya datang ke gereja pada hari Sa-bat, duduk di sana, dan mendengarkan pengkhotbah, dan itu saja.

Itu adalah salah satu tantangan terbe-sar, untuk benar-benar memotivasi orang muda bangun dan berkata, “Mari kita la-kukan ini. Kita bisa melakukan ini. Kita telah dipercayakan mimbar.” Di negara kami, kami mendapat kebebasan melaku-

kan hampir segala hal, namun kami ma-sih tetap duduk diam—kami memerlu-kan motivasi.

—Tshwanelo Bryan, Sekwababe

Apakah yang paling mengesankan Anda dengan sidang GC ini?Saya paling terkesan karena mereka memberikan tempat untuk ruang doa.

—Samia Henriette

Dampak terbe-sar sidang GC

telah mencapai puncaknya! Saya

baru menikah (Juni 2011) dengan seorang pria muda dari Minnesota, Amerika Seri-kat, sekarang tinggal dan bekerja di New-bold College, Inggris. Kami bertemu pada reuni alumni Newbold [makan malam] se-lama sidang itu. Kami terkejut menyaksikan bagaimana Allah telah menguraikan kisah cinta yang Ia rancang bagi kami selama ta-hun terakhir. Cara-cara-Nya itu indah dan seringkali tak terduga!

Kami benar-benar merasa bahwa Allah merencanakan kami berjodoh, dan tidak akan berhenti mengagumi kebaikan dan kasih-Nya kepada kami! Tentu saja, saya su-dah pindah ke Inggris!

Kesan melekat lain dari sidang itu ada-lah pemahaman saya yang berkembang dan keterbukaan untuk bekerja sama dengan orang-orang Advent di seluruh dunia. Satu pengalaman multi kultural seperti sidang itu meningkatkan toleransi dan pemaham-an tentang faktor-faktor bahwa perbedaan budaya dalam gereja seluruh dunia itu ada, dan dengan demikian membantu kita me-nikmati berkat-berkat juga mengatasi tan-tangan yang dikandung dalam perbedaan itu.

—Emilia Rouhe

Satu tahun kemudian inilah apa yang dibawa serta oleh tiga dari para delegasi muda kita dari sidang itu.

Saya baik-baik saja, karena kasih karunia Allah. Saat ini saya menjadi seorang gu-

ru di Sekolah Sabat anak-anak [gabungan kelas primary dan kindergarten); saya juga salah seorang pemimpin pemuda, pemim-pin doa untuk kelompok doa gereja yang disebut Prayer Warrior, dan seorang dia-kones.

Sidang GC, masih segar dalam ingatan saya dan tetap akan begitu, memenuhi saya dengan rasa syukur. Ada banyak kesan yang melekat, tetapi beberapa muncul dalam pi-kiran. Salah satunya adalah perasaan luar biasa melihat begitu banyak orang Advent dari seluruh dunia berkumpul bersama un-tuk maksud yang sama. Saya merasa begitu bangga menjadi satu anggota dari keluarga Allah, bertemu teman-teman Yesus. Semua orang, tua dan muda, berjalan menuju pu-sat kongres, merupakan satu sukacita yang harus dikenang.

Menjadi bagian, dan berpartisipasi da-lam sidang bisnis gereja, menyaksikan ber-bagai pendapat dan argumen berbeda dari para delegasi selama sidang bisnis (namun tiba pada satu kesimpulan dalam persatuan dengan kasih), merupakan satu hal yang lu-ar biasa.

Menakjubkan juga mendengarkan se-mua musik dan lagu. Saya ragu ada musik di bagian dunia lain yang dapat menghasil-kan suara melodi seperti itu, dan alat musik yang khidmat—tanpa drum—yang mem-

bantu Anda merasakan Roh begitu kuat. Dan saya tidak dapat melupakan para pem-bicara besar tiap pagi dan petang, laporan-laporan dari semua divisi disampaikan seti-ap malam bersamaan dengan para delegasi-nya masing-masing yang berpakaian menu-rut gaya budaya yang berbeda-beda.

Kesan mendalam lain adalah pidato pe-nerimaan ketua kita yang baru dan khotbah Sabatnya tentang kebangunan dan reforma-si, yang benar-benar sangat diperlukan oleh gereja kita.

—Alice Danla

Selama tahun terakhir ini saya berhasil membentuk satu pelayanan mandiri

yang fokus membantu penginjilan musik. Pelayanan itu bertumbuh satu langkah de-mi langkah sampai titik di mana kami membantu penginjilan media yang baru, termasuk pelajaran Alkitab internet, dll. Sa-ya berutang pada kunjungan saya ke GC atas proyek-proyek semacam itu, karena se-lama saya berada di sana saya melihat cara-cara berbeda di mana orang-orang menye-barkan Injil dan betapa berdedikasi dan bertekadnya mereka pada cara mereka itu.

Harapan saya adalah bahwa semangat yang sama ini akan menular kepada sesama orang muda sehingga sebagian besar mere-ka mau berpartisipasi dalam proyek-proyek semacam itu. Karena proyek-proyek musik, saya terpilih mengawasi departemen musik di konferens kami, yang mencakup lebih dari 15 kota dan banyak desa. Doa saya adalah agar kami dapat mulai melihat lebih banyak lagi orang yang suka dengan peker-jaan Tuhan dan sebaik mungkin menggu-nakan talenta dan kemampuan apa pun yang mereka miliki untuk menyebarkan Injil

—Tshwanelo Bryan Sekwababe

su

Bm

It

te

D

By

e

mI

lI

A

ro

uH

e

KemudianKemudian

09 - 2011 | Adventist World 19

Page 20: AW Indonesia Sept. 2011

Bagi saya musik dan lagu-lagu rohaninya, paduan suara, dan orang-orang yang tampil—dan benar-benar menyanyi! Di gereja kami, saya mendengar orang-orang hanya berkomat-kamit. [Di sini] saya benar-benar mendapatkan semangat ibadah yang sejati—100 persen—di da-lam diri saya ketika saya mendengar se-mua musik itu.

—Thuy Tien Le Tran, Vietnam

Pendeta Tara VinCross berkhotbah pada salah satu acara renungan. Itu sangat me-nyenangkan bagi saya, karena sebelum-nya saya terbiasa berkata, “Saya bukan se-orang laki-laki, itulah sebabnya saya tidak bisa menjadi seorang pendeta.” Mereka biasanya tidak membiarkan kami para wanita mengambil bagian dalam me-mimpin gereja, tetapi kami juga bisa me-mimpin, sama seperti orang lain.

—Blessing Gonbwe

Saya benar-benar terhibur mendengar bagaimana keadaan gereja di berbagai bagian dunia yang berbeda. Ada begitu banyak pertumbuhan. Di Eropa seperti-nya orang muda meninggalkan gereja, dan itu agak mengecewakan. Saya merasa seperti sedang ditinggalkan sendirian. Te-tapi di sini Anda bisa melihat bahwa itu merupakan satu gereja global yang besar, dan baik-baik saja.

—Emilia Rouhe

Kalian semua kelihatannya merasa bahwa gereja memiliki kepemimpinan yang baik. Jadi ini satu pertanyaan yang agak tajam: Menurut kalian semua, gereja sedang melakukan hal benar apa? Apakah yang bisa dilakukannya dengan lebih baik?Kita harus berhati-hati tentang bagaima-na kita menyiapkan para anggota untuk menjadi orang Advent, dan kapan kita membaptiskan mereka. Para anggota ba-

Saya memuji gereja atas apa yang mereka sedang kerjakan dengan membuat pro-gram One-Day Church [Maranatha]. Ini merupakan satu motivasi yang sangat be-sar bagi orang-orang Kristen—orang-orang Kristen dari daerah pedalaman bi-asa beribadah di pondok jerami, di ba-wah pohon, semacam itu. Bila ada hujan deras semuanya terganggu. Tetapi dengan One-Day Church, sebagian besar anggota mengetahui bahwa ada bantuan di luar sana—seperti gereja itu memang benar-benar satu keluarga.

—Blessing Gonbwe

Laporan-laporan dari seluruh dunia begi-tu menarik. Kadang-kadang Anda begitu asyik dengan gereja Anda sendiri dan melupakan bahwa ini adalah satu perge-rakan global yang sedang dipimpin Allah. Gereja sedang bergerak dalam arah yang benar, untuk menggenapi misi kita, men-ceritakan kepada dunia bahwa Yesus akan datang lagi.

Tidak ada tingkatan kepercayaan yang memadai yang diperlukan untuk membiarkan orang muda berkembang, dan saya telah merasakannya dari bebe-rapa komentar lain. Gereja perlu memi-liki satu budaya yang berkata, “Kami mempercayai orang muda. Kami membi-arkan mereka melakukan kesalahan, teta-pi kami akan membiarkan mereka berbi-cara, kami akan membiarkan mereka ke-luar, kami akan membiarkan mereka mu-lai berinisiatif. Kami akan membawa me-reka ke Komite Eksekutif di GC. Kami benar-benar mendengar masukan mere-ka dan mulai memasukkannya ke dalam rencana kami.”

Jika Anda melihat bagaimana gereja kita mulai, semua itu mulai dari orang muda. Roh Nubuat berkata bahwa laskar pemuda, yang dengan benar dilatih, da-pat menyelesaikan pekerjaan itu. Jadi bila Anda menaruh semua antusiasme ke da-lam diri orang muda, maka pekerjaan itu akan selesai. Sebenarnya, saya rasa Anda tidak dapat melakukannya tanpa orang muda.

—Justin McNeilus

Gereja harus membuat orang muda merasa bahwa mereka adalah bagian dari ge-reja, masalahnya dan tekan-annya—dan semuanya.

Kimberly Luste Maran adalah Asisten Editor Adventist World

Saya suka karena bisa pergi ke ruangan doa hampir kapan saja. Dan, oh ya, satu hal lagi, saya sudah lama melihat Mark Finley [pada program satelit]—dan saya bisa melihatnya langsung! Saya benar-be-nar senang dan tersentuh oleh ini. Ia ada-lah salah seorang pembicara favorit saya.

Hal pertama yang membuat saya se-nang pagi ini adalah ketika mereka mem-perkenalkan ketua yang baru. Sebagian besar waktu kami mendengar banyak orang berbicara tentang janji-janji besar atau semacamnya, tetapi dalam pidato penerimaannya, Pendeta Ted Wilson me-ngutip banyak kata dari Roh Nubuat, dari Ellen G. White. Kita memiliki tokoh ro-hani ini untuk membantu memimpin ge-reja.

—Alice Danla

ru itu lebih dari sekedar angka—mereka harus mengetahui siapa kita ini sebagai satu gereja dan kepada siapa kita berpi-hak.

Inilah yang terjadi pada saya selama satu acara jangkauan keluar di gereja sa-ya. Kami sedang membagi-bagikan obat kepada orang yang membutuhkan. Pada satu titik saya sedang menuliskan nama seorang wanita, dan ada seorang teman di sebelah saya. Teman saya dengan sa-ngat ramah bertanya kepada si wanita itu, “Jadi bagaimanakah Anda belajar tentang Yesus?”

Wanita itu menjawab, “Siapakah Ye-sus itu?” Ia benar-benar tidak tahu—dan ia baru saja dibaptiskan! Saya tidak bisa membayangkan seseorang yang dibaptis-kan tidak mengetahui itu. Tetapi ini be-nar.

—Alice Danla20 Adventist World | 09 - 2011

Page 21: AW Indonesia Sept. 2011

Kebutuhan dunia terbesar adalah usaha yang disucikan bagi kese-lamatan jiwa-jiwa. Kristus ingin

agar oleh kepenuhan kuasa-Nya untuk memperkuat umat-Nya bahwa melalui mereka seluruh dunia akan dikelilingi dengan suasana kasih karunia. Bilamana umat-Nya membuat penyerahan diri mereka sendiri dengan sepenuh hati ke-pada Allah, berjalan di hadapan Dia de-ngan kerendahan hati dan iman, maka Ia akan melaksanakan maksud kekal-Nya melalui mereka, menyanggupkan mereka bekerja selaras menyampaikan kebenaran kepada dunia sebagaimana di dalam Yesus. Ia akan menggunakan se-mua orang, pria, wanita, dan anak-anak, dalam membuat cahaya bersinar ke du-nia, dan memanggil orang-orang yang akan setia kepada perintah-Nya....

Kebahagiaan SejatiMereka yang memberikan hidup

mereka kepada pelayanan Kristen me-ngetahui arti kebahagiaan sejati. Minat dan doa-doa mereka menjangkau jauh dari diri sendiri. Mereka sendiri bertum-buh sambil menjangkau orang lain. Me-reka menjadi terbiasa dengan rencana-

rencana terbesar, kegiatan-kegiatan yang paling menggugah; dan bagaimanakah mereka bisa bertumbuh bila mereka me-nempatkan diri mereka sendiri dalam saluran terang dan berkat? Mereka men-jadi lebih serupa dengan Kristus dalam segala rencana-Nya. Tidak ada kesem-patan dalam stagnasi rohani. Ambisi yang mementingkan diri dan mencari diri sendiri ditegur oleh hubungan yang terus-menerus dengan urusan yang le-bih tinggi dan aspirasi yang suci.

Semua yang menyerahkan diri mere-ka sendiri kepada Allah dalam pelayan-an yang tak mementingkan diri bagi umat manusia bekerja sama dengan Tu-han kemuliaan. Pemikiran ini memper-indah semua kerja keras, menahan ke-mauan, menghidupkan jiwa untuk apa pun yang mungkin akan menimpa. Be-kerja dengan hati yang tidak memen-tingkan diri, dipermuliakan dengan tu-rut serta dalam penderitaan Kristus, me-rasakan simpati-Nya, mereka memban-tu menyebarkan sukacita-Nya, dan membawa kehormatan dan pujian kepa-da nama-Nya yang agung.

Mempraktikkan KebenaranAkan lebih banyak lagi yang bisa di-

lakukan bagi Kristus kalau saja semua yang memiliki terang kebenaran mau mempraktikkan kebenaran itu. Ada satu keluarga yang mau menjadi misionaris, terlibat dalam pekerjaan pribadi, bekerja keras bagi Tuhan dengan tangan yang si-buk dan pikiran yang aktif, memper-lengkapi metode-metode baru untuk ke-berhasilan pekerjaan-Nya. Ada pria dan wanita yang bersungguh-sungguh, bi-jaksana, dan berhati ramah yang bisa melakukan banyak bagi Kristus jika me-reka mau memberikan diri mereka sen-diri kepada Allah, mendekat kepada

R O H N U B U A T

1. Bagaimana kita bisa membantu mengelilingi dunia dengan suasana kasih karunia?

2. Bagaimana pelayanan Kristen menuntun kepada kebahagiaan sejati?

3. Cara-cara apakah yang dapat dilakukan keluarga untuk melayani sebagai “para misionaris rumah tangga?”

Dia, dan mencari Dia dengan segenap hati....

Para anggota gereja harus melaku-kan pekerjaan penginjilan di rumah-ru-mah tetangga mereka yang belum me-nerima bukti penuh kebenaran untuk sekarang ini. Penyampaian kebenaran dalam kasih dan simpati, dari rumah ke rumah, sejalan dengan perintah yang Kristus berikan kepada para murid-Nya ketika Ia mengutus mereka dalam perja-lanan misi pertama mereka. Dengan lagu-lagu pujian kepada Allah, dengan doa-doa yang rendah hati dan sungguh-sungguh, dengan penyampaian kebenar-an Alkitab yang sederhana dalam ling-kungan keluarga, banyak yang akan di-jangkau. Para pekerja Ilahi akan hadir untuk memberikan keyakinan ke dalam hati. “Aku menyertai kamu senantiasa” (Mat. 28:20) adalah janji-Nya. Dengan jaminan penyertaan dari Penolong itu, kita bisa bekerja dengan pengharapan dan iman dan keberanian.

Menjangkau bagi KristusMereka yang sudah lama mengeta-

hui kebenaran perlu mencari Tuhan de-ngan sangat sungguh-sungguh, agar hati mereka dapat dipenuhi dengan satu te-kad untuk bekerja bagi para sesama me-reka. Saudara-saudariku, berikan diri kalian sendiri kepada Tuhan untuk pela-yanan. Jangan biarkan ada satu kesem-patan berlalu tanpa perkembangan. Kunjungi mereka yang tinggal dekat de-ngan Anda, dan dengan simpati dan ke-baikan coba jangkau hati mereka. Kun-jungi orang sakit dan menderita, dan perlihatkan minat yang baik kepada me-reka. Kalau bisa, lakukan sesuatu untuk membuat mereka lebih nyaman. Melalui cara-cara ini Anda dapat menjangkau hati mereka, dan mengatakan satu hal bagi Kristus. Kekekalan saja akan me-nyatakan betapa jauhnya jangkauan ba-risan pekerja seperti itu. n

Artikel ini pertama kali diterbitkan dalam Advent Review and Sabbath Herald, 21 November 1907, di bawah judul “A Call to Conversation.” Orang Advent percaya bahwa Ellen G. White (1827-1915) mem-praktikkan karunia bernubuat Alkitabiah selama lebih dari 70 pelayanan publik.

DirenungkanPertanyaan untuk

MengelilingiDuniaDengan Atmosfir

Kasih Karunia Allah

Oleh Ellen G. White

09 - 2011 | Adventist World 21

Page 22: AW Indonesia Sept. 2011

K E P E R C A Y A A N D A S A R

Alkitab menggunakan sejumlah cara yang berbeda menggambar-kan bagaimana Allah menyela-

matkan manusia. Artikel ini dengan singkat membahas beberapa dari konsep penting ini dari sudut pandang Kitab Suci.

Pengampunan dan KeselamatanHanya satu dari permohonan yang

ada dalam Doa Bapa Kami, yang me-ngandung permohonan. “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampu-ni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu” (Mat. 6:14, 15).

Ketika dihadapkan dengan kata-kata ini, ironisnya Nietzsche berkata, “Sung-guh tidak bersifat menginjil!” Apakah Allah benar-benar memberikan peng-ampunan hanya berdasarkan syarat-syarat?

Namun dalam perumpamaan ten-tang hamba yang tidak mengampuni da-lam Matius 18:21-35, Yesus menekankan dengan tepat hal yang sama, dan kita di-biarkan dengan pertanyaan menggan-tung, Apakah kita diampuni, atau tidak? Apakah kita sudah diselamatkan, atau belum?

Tekanannya terasa di hati, karena al-ternatifnya tampak ekstrem. Jika kita di-

selamatkan sekali dan untuk selamanya, maka tanggung jawab manusia meng-uap, keadaan tanpa aturan dengan mu-dah terjadi, dan keselamatan menjadi satu proses mekanis. Pada sisi lain, jika itu belum selesai, maka kita kehilangan jaminan kita terhadap keselamatan dan mengembangkan satu sikap legalistik.

Adakah jalan tengah di mana kita ti-dak dibiarkan hanya dengan cara eks-trem yang tidak nyaman? Saya rasa ada. Satu pemahaman yang benar tentang penggunaan Alkitab dari beberapa isti-lah adalah kunci membantu kita me-ngerti.

Akan tetapi, pertama kita perlu mengingat bahwa pengampunan yang asli adalah bagian dari hubungan priba-di, bukan sekadar suatu hal yang tidak ditujukan pada orang tertentu. Itu ada hanya ketika Yesus hadir, dan itu hanya merupakan pengalaman saya ketika saya bersama Dia.

Ketika menggunakan istilah-istilah teologi, kita semua terlalu sering meme-kanisasi keselamatan. Kita bisa berbicara tentang pengampunan seolah itu adalah semacam benda, seperti orang zaman New Age yang membeli sebuah batu pengampunan dan katanya merasakan dan mengalaminya jika mereka mene-kan batu itu di telapak tangan mereka. Tetapi dalam menggunakan konsep ab-strak murni, kita mungkin melewatkan

sifat pengampunan itu sendiri: kita di-ampuni hanya karena seseorang, orang lain, mengampuni kita. Pengampunan itu selalu (dan hanya) ada dalam hu-bungan pribadi.

Pembenaran dan PenyucianKecenderungan untuk mengalihkan

aspek inti dari kehidupan Kristen ke da-lam konsep-konsep yang murni abstrak juga umum dalam ekspresi “pembenar-an” dan “penyucian.” Istilah-istilah ini bersifat Alkitabiah, tetapi dalam rang-kaian sejarah maknanya kadang-kadang berubah. Jadi, kita bisa mendekati isti-lah-istilah Alkitabiah dengan sekumpul-an definisi-definisi tadi dan berisiko menyertakan konsep-konsep budaya ki-ta ke atas pekabaran Alkitabiah.

Kesalahpahaman utama mengenai istilah-istilah ini berawal dari kata Latin dari mana Bahasa Inggris berasal. Da-lam Bahasa Latin kata-kata itu adalah kata-kata gabungan, menghubungkan kata sifat iustus (“just,” atau “benar”) dan sanctus (“holy”) dengan kata kerja facio (“melakukan, membuat”). Dalam Ke-kristenan Barat, makna itu dengan mu-dah menjadi “membuat benar/suci,” dan dengan penekanan pada batin manusia demikian khas bagi banyak pemikiran orang barat sejak zaman Augustine, para ahli teologi sering menggunakan istilah justification dan sanctification sebagai

SabdaAjaib

PA S A L 1 0

Memahami (dan menghidupkan)

keselamatan yangHidup

OlehPaul Petersen

22 Adventist World | 09 - 2011

Page 23: AW Indonesia Sept. 2011

bagian dari satu proses keselamatan yang berkesinambungan, di mana pe-nyucian diikuti oleh pembenaran dalam satu garis lurus.

Tetapi dalam Alkitab, istilah-istilah ini menggambarkan aspek-aspek dari hubungan pribadi kita yang terus-menerus dengan Yesus bukan satu pro-ses psikologis-etis. Perkenankan saya ilustrasikan ini dengan memusatkan pa-da istilah penyucian/sanctification.

Mengenai diskusi tadi dan cara kita sering menggunakan istilah itu sekarang ini, makna asli dari kata untuk penyuci-an mungkin mengejutkan. Dalam Per-janjian Baru, kata kerja menyucikan/sanctify (dari Bahasa Gerika, hagiozo) secara eksklusif mengambil manusia se-bagai objek mereka (sebagaimana dalam Yoh. 17:17, 19; 1 Tes. 5:23; Ibr. 13:12). Dalam Perjanjian Lama ini adalah peng-gunaan dominan juga (sebagaimana da-lam Yosua 3:5; 1 Sam. 16:5; Yoel 2:16). Dalam konteks pelayanan bait suci, Al-lah menyucikan atau meminta orang-orang untuk menyucikan benda-benda cultic (sebagai mezbah dalam Kel. 29:36, 37). Waktu itu tentu saja ada waktu suci, seperti hari-hari perayaan dan Sabat. Sa-bat mingguan tetap sama sucinya de-ngan waktu-waktu suci dalam Era Kris-ten sebagai peringatan akan Penciptaan (Kej. 2:3). Namun sistem bait suci de-ngan korban-korban dan perayaannya sekarang digantikan dengan realitas bait suci surgawi, yang dibangun atas pe-ngorbanan Yesus di Kalvari.

Poin utamanya jelas: Allah menyuci-kan umat. Ini dapat dijelaskan sebagai satu peristiwa yang telah berlalu. Menu-

Dalam kasih dan kemurahan yang tak terbatas, Allah membuat Kristus, yang tidak mengenal dosa, menjadi berdosa bagi kita, agar di dalam Dia kita dapat dijadikan kebenaran Allah. Dituntun oleh Roh Kudus kita merasakan kebutuhan kita, mengenal keberdosaan kita, bertobat dari pelanggaran kita, dan melatih iman di dalam Yesus sebagai Tuhan dan Kristus, sebagai Pengganti dan Teladan. Iman ini yang menerima keselamatan berasal dari kuasa Firman Ilahi dan merupakan anugerah kasih karunia Allah. Melalui Kristus kita dibenarkan, diadopsi sebagai putra dan putri Allah, dan dilepaskan dari perbudakan

rut Kitab Suci, Roh Kudus telah menyu-cikan orang-orang percaya kepada Kris-tus (1 Ptr. 1:2; bandingkan 1 Kor. 6:11). Maknanya sama dengan upacara perni-kahan. Dalam baptisan, orang percaya disucikan kepada Yesus Kristus, dan pe-nyucian ini kemudian harus menjadi sa-tu pengalaman setiap hari yang berkesi-nambungan, sama seperti seorang suami atau istri harus setia setiap hari atau mengabdi pada pasangan mereka.

Penyucian ini menuntun pada satu kehidupan kudus. Dalam 1 Tesalonika 4:3-7 Paulus menyediakan satu ilustrasi yang baik tentang penggunaan ini dalam konteks hubungan pernikahan. Dalam ayat-ayat ini kata benda Yunani untuk penyucian/pengudusan, hagiasmos, muncul tiga kali dari sejumlah total se-puluh kali pemunculan dalam Perjanji-an Baru, ditandai dalam huruf miring terjemahan berikut dari ayat itu:

“Karena inilah kehendak Allah: pe-ngudusanmu, yaitu supaya kamu menja-uhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi istrimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memper-lakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, se-perti yang telah kami katakan dan tegas-kan dahulu kepadamu. Allah memang-gil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.”

Konsekuensinya, pengudusan adalah

satu proses seumur hidup—karena dedi-kasi kita kepada Yesus tidak pernah ber-akhir. Itu adalah bagian dari hubungan iman kita dengan Yesus yang terus-menerus. Yang demikian itu bukanlah satu proses psikologis bahwa suatu hari itu akan selesai. Sekalipun dalam keke-kalan kita berada dalam pengertian pe-nyucian ini kepada Allah dalam Yesus Kristus. Sesungguhnya, untuk siapa lagi kita disucikan?

Jadi kesimpulannya: Adakah jalan tengah dalam menggambarkan kesela-matan, di mana saya tidak dibiarkan de-ngan hanya hal ekstrem yang tak nya-man? Jawabannya adalah ya. Dia adalah pengampunan dalam realitas. Di dalam Dia, keselamatan dialami, dan janji-janji tentang pemulihan di masa mendatang dijamin. Bilamana saya percaya kepada Yesus, maka Allah dalam kemurahan-Nya memperlakukan saya seolah saya itu adalah Yesus, seolah putusan masa depan pada hari penghakiman telah di-umumkan. Ini adalah pembenaran, seti-ap hari dinyatakan kepada saya melalui Firman. Saat saya merespons dalam iman, Roh Kudus menyucikan saya ke-pada Yesus. n

Paul Petersen, Ph.D., adalah ketua Departemen Agama dan Bahasa Alki-tab, Universitas Andrews.

dosa. Melalui Roh kita dilahirkan kembali dan disucikan; Roh memperbarui pikiran, menulis hukum kasih Allah dalam hati kita, dan kita diberikan kuasa untuk menjalani kehidupan yang suci. Tinggal di dalam Dia kita turut serta memiliki sifat Ilahi dan memiliki jaminan keselamatan sekarang dan pada penghakiman. (2 Kor. 5:17-21; Yoh. 3:16; Gal. 1:4; 4-7; Titus 3:3-7; Yoh. 16:8; Gal. 3:13, 14; 1 Ptr. 2:21, 22; Rm. 10:17; Luk. 17:5; Mrk. 9:23, 24; Ef. 2:5-10; Rm. 3:21-26; Kol. 1:13, 14; Rm. 8:14-17; Gal. 3:26; Yoh. 3:3-8; 1 Ptr. 1:23; Rm. 12:2; Ibr. 8:7-12; Yeh. 36:25-27; 2 Ptr. 1:3, 4; Rm. 8:1-4; 5:6-10).

Pengalaman Keselamatan

09 - 2011 | Adventist World 23

Page 24: AW Indonesia Sept. 2011

W A R I S A N

Pendeta Virgilio Zaldívar Marrero sedang mengajar pro-gram teologi di Colegio Adventista de las Antilas, di Santa Clara, Cuba, ketika Partai Komunis Kuba yang penuh kemenangan mengambil alih kampus sekolah

dan fasilitasnya di tahun 1967.1 Saat tekanan pada gereja me-muncak, masuk ke penjara atau ke pengasingan sepertinya me-rupakan satu-satunya pilihan yang tersedia. Namun Pendeta Zaldívar memilih tinggal di pulau itu untuk melatih generasi-generasi pendeta bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) di Kuba. Para muridnya akan mengambil alih tugas berisiko memelihara dan mendukung pertumbuhan gereja sela-ma tahun-tahun yang paling sulit itu, bahkan bila hubungan de-ngan gereja dunia hilang.

Dengan Segenap Akal BudinyaVirgilio Zaldívar Marrero dilahirkan tahun 1918 di Holguín,

Kuba. Orang tua Virgilio adalah orang-orang yang jujur yang sejak awal menanamkan nilai-nilai Kristen dalam dirinya dan membuat segala upaya untuk memberikan pendidikan terbaik yang tersedia di wilayah itu. Dalam waktu sangat dekat Virgilio memperlihatkan kemampuan yang luar biasa dalam bahasa, li-teratur, dan sejarah.

Akan tetapi kemampuan terbaiknya itu muncul setelah ia memilih untuk mengabdikan hidupnya kepada Allah. Bahkan pertobatannya menjadi cita rasa keberhasilannya di masa depan dalam mempelajari dan menyampaikan Firman Allah sebagai seorang pendeta.

Virgilio baru berumur 14 tahun ketika suatu hari, sementa-ra berjalan di samping GMAHK, Ia mendengar suatu khotbah. Ia berhenti untuk mendengarkan, dan kata-kata dari si peng-khotbah membuat kesan mendalam dalam pikiran mudanya. Kebenaran Alkitab yang didengarnya hari itu membuat dampak yang demikian besar dalam hidupnya sehingga ia memutuskan untuk menyerahkan hatinya kepada Yesus dan disertakan da-lam rencana baptisan satu hari kemudian. Virgilio mencari si pembicara, dan bersikeras ingin dibaptiskan sesegera mungkin.

Sebagai cara memberi jawaban, sang pengkhotbah membe-rikan satu tugas kepada anak muda ini yang tampaknya tidak mungkin bagi seorang anak berumur 14 tahun: “Jika kamu bisa mempelajari semua doktrin gereja dari pedoman gereja esok hari, maka aku akan membaptiskan kamu.”

Si pengkhotbah mengira ia telah menyelesaikan masalah, sampai hari berikutnya, ketika Virgilio datang dengan semua pertanyaan yang sudah terjawab dan mengetahui semua dok-trin dengan ayat-ayat Alkitabnya. Ia dibaptiskan hari itu juga di bulan Desember tahun 1932. Sejak saat itu ia mengabdikan se-luruh hidupnya kepada Tuhan dan mengabarkan Firman-Nya, membagikan kepada orang lain pengharapan berkat kedatang-an-Nya yang kedua kali.

Virgilio memutuskan untuk segera mulai membagikan apa yang ia telah pelajari. Dia baru berumur 15 tahun ketika mulai mengorganisasi upaya penginjilan di mana ratusan orang mem-buat keputusan untuk mengikut Kristus.

Pekerjaan resminya yang pertama bagi gereja adalah di agen penerbitan tahun 1940, di mana ia bekerja dengan dedikasi dan kesetiaan yang demikian besar sehingga ia diajak untuk masuk ke program teologi di Colegio Adventista de las Antillas. De-ngan pengalaman beberapa tahun belajar sendiri, Virgilio mulai mengajar siswa lain bahkan sebelum kelulusannya tahun 1943.

Seorang Pendeta dan Guru yang SuksesSetelah kelulusan, Virgilio Zaldívar menggunakan 20 tahun

berikutnya melayani, berkhotbah, dan mengorganisasi gereja-gereja dan sekolah-sekolah baru di berbagai kota dan daerah pulau itu. Pada saat yang sama di tahun 1947 ia diminta untuk melayani sebagai bendahara sekretaris dari West Cuba Confe-rence dan ketua agen penerbitan. Di tahun 1955 ia diurapi un-tuk pelayanan itu dan secara resmi menjadi Pendeta Zaldívar.

Sejak tahun 1963 sampai masa pensiunnya di tahun 1991 ia mengabdikan seluruh perhatian dan energinya kepada Seventh-day Adventist Seminary di Antillean College di Kuba, di mana ia melayani sebagai profesor dan dekan.

Ketika Antillean College diambil alih oleh pemerintahan Ko-munis tahun 1967, pelatihan para pendeta untuk sementara di-hentikan. Dua tahun kemudian Pendeta Zaldívar membuka sa-tu pusat kecil untuk melatih para pendeta di ruangan kelas Se-kolah Sabat anak-anak di Santa Clara Adventist Church, hanya enam mil (9,5 km) dari Antillean College yang sudah ditutup itu. Lalu bakal seminari itu dipindahkan ke tempat yang lebih leng-kap, yang memiliki tiga kamar tidur (dua untuk pria, dan satu untuk wanita) dan satu ruangan kelas, berlokasi di lantai perta-ma bekas kantor pusat Divisi Inter-Amerika dan Uni Antillean. Pelatihan para pendeta yang berlanjut terus ini merupakan satu tantangan terbuka kepada para pejabat Kuba oleh para pimpin-

Oleh Abner F. Hernández Fernández TINGG ALMengajar Pada Pemerin tahan Komunisme

yang Memilih untukGURU

24 Adventist World | 09 - 2011

Page 25: AW Indonesia Sept. 2011

disebutkan, meskipun beberapa pimpinan pendidikan dan ke-pendetaan gereja juga memutuskan untuk menghormati peran serta Zaldívar yang sudah lama pada pekerjaan GMAHK di Ku-ba. Pada tahun 1988 Universitas Montemorelos, satu lembaga pendidikan Advent di Meksiko, memberinya penghargaan dok-tor honoris causa dalam bidang Pendidikan.

Tidak Pernah Terlalu TuaAntusiasme Pendeta Zaldívar untuk membagikan pekabar-

an Allah kepada orang lain tidak pernah habis, bahkan di usia tua. Setelah pensiun, rumahnya di Santa Clara menjadi satu pu-sat penginjilan yang dinamis dan membuahkan hasil. Sebenar-nya, rumahnya menjadi tempat bagi beberapa profesor dan ma-hasiswa Universidad Central yang ada di dekatnya, satu lembaga pendidikan publik di Santa Clara, menemukan Allah Alkitab. Pendeta tua itu biasa memberikan mereka ajaran-ajaran baru dari Firman Allah. Beberapa orang muda yang menerima peka-baran Advent sekarang menjadi para pendeta di Kuba; di te-ngah mereka ada Luis A. Morales, yang adalah pendeta dan profesor juga di Seventh-day Adventist Theological Seminary di pulau itu.

Kali terakhir saya bertemu dengan Pendeta Zaldívar, ia ter-baring di tempat tidur. Kami hanya sedikit berbincang, tetapi ia memberikan satu pesan yang menguatkan yang membantu saya untuk bertekun dalam perjalanan Kristen saya. “Tuhan itu akan segera datang,” katanya dengan antusias.

Pendeta Zaldívar meninggal dunia pada tanggal 22 Novem-ber 2007 dan sekarang sedang menantikan pagi kebangkitan, ketika ia akhirnya akan bertemu Sahabat dan Juruselamatnya, Yesus Kristus. Pendeta Zaldívar adalah “seorang pangeran di Is-rael,” satu teladan dan satu warisan bagi generasi-generasi muda Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Kuba. n

1 Sebagian dari informasi untuk artikel ini diperoleh dari cerita Virgilio Zaldivar sendiri, dan dari situs jaringan Gereja MAHK di Santa Clara, Kuba (http://iasdsc.netadvent.org). Sumber-sumber tambahan termasuk: Angel Aramis de Armas, “La obra educative en Cuba, au historia y el nuevo establecimiento” (M.Ed. thesis, Montemorelos University, Montemorelos, Nuevo Lein, Meksiko, 1993), hlm. 52, 53; dan komunikasi pribadi secara tertulis maupun lisan dengan berbagai pimpinan yang sekarang dan para pegawai pensiunan Gereja MAHK di Kuba.

Abner F. Hernández Fernández sekarang ini seorang mahasiswa Ph.D dalam sejarah ge-reja di Andrews University di Berrien Springs, Michigan. Ia melayani sebagai seorang pen-deta dan guru teologi di Kuba dan Meksiko.

Ia menikah dengan Keila Diaz, dan mereka memiliki dua putra yang baik, Jasiel 13 tahun dan Josías, 11 tahun.

an gereja di Kuba dan Pendeta Zaldívar.Isi kelas disiapkan oleh Zaldívar sendiri, yang menulis ratu-

san halaman untuk digunakan dalam kelas-kelasnya. Sebelum revolusi Kuba, ia telah membeli beberapa buku yang masih di-simpannya, termasuk buku-buku oleh Ellen G. White dan Da-niel and the Revelation, oleh Uriah Smith. Selain itu, atas usaha beberapa guru dan siswa, ditemukan kembali sejumlah buku, teks lama, dan silabus yang telah digunakan di School of Theo-logy of the Antillean College. Meskipun buku-buku itu tidak ba-nyak, selama 35 tahun berguna sebagai satu-satunya perpusta-kaan yang bisa diakses para mahasiswa kependetaan.

Para siswa Pendeta Zaldívar memperlihatkan pendekatan yang kuat dalam mengajar, yang berpusat pada Kristus, dan ten-tang hasratnya untuk topik-topik Kristologi, sampai sedemikian luas, sehingga ketika ia mengajar dari Alkitab, seringkali air ma-ta menetes dari matanya saat ia merenungkan kasih dan kasih karunia Yesus bagi umat manusia yang tersesat. Aspek lain yang memiliki pengaruh kuat dan kesan yang bertahan lama pada para siswanya adalah kehidupan doanya yang kuat dan konsis-ten. Dan akhirnya, kebiasaannya tinggal di dalam kantor setelah ibadah setiap petang, untuk mempelajari dan membaca sampai sekitar pukul 10:00.

Tahun-tahunnya sebagai seorang pendeta dan profesor se-minari merupakan sumber dari sejumlah penghargaan yang tak

Atas ke bawah: MENGILHAMI: Pendeta Virgilio Zaldívar (baris kedua, paling kanan) dengan para pimpinan Uni Kuba dan lulusan dari Cuba Adventist Seminary [tahun tak diketahui]. SATU KEHIDUPAN PELAYANAN: Kiri ke kanan: Francisco Hernández (dekan Cuban Seventh-day Adventist Theological Seminary), Clara Marí del Castillo Pineda (istri Zaldívar), Pendeta Zaldívar (pada usia 90 tahun), dan pe-nulis Abner Hernández (saat itu dekan akademis di Cuban Seminary).

TINGG ALMengajar Pada Pemerin tahan Komunisme

09 - 2011 | Adventist World 25

Page 26: AW Indonesia Sept. 2011

P E RTA N YA A N A L K I TA B

P E R TA N YA A N : Mengapa Allah mengeras-kan hati Firaun?

Sebagian besar orang sulit memahami mengapa Allah mau mengeraskan hati Firaun. Pernyataan itu mengata-kan bahwa kebebasan individu setidaknya sementara di-

tangguhkan dan bahwa Allah digambarkan sebagai yang me-ngendalikan keputusan dan tindakan manusia. Ini tentu saja menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab manusia. Jika Allah mengeraskan hati Firaun, apakah raja bertanggung jawab atas tindakannya?

1. Menjernihkan Mak-nanya: Dalam beberapa ba-hasa, terutama dalam bahasa Inggris, bila kita mengguna-kan ungkapan “mengeraskan hati” untuk menggambarkan perilaku seorang individu, maka kita biasanya merujuk pada sisi emosional orang itu. Dalam contoh-contoh itu kita bermaksud mengatakan bah-wa orang itu tidak sensitif, bahkan kejam, kepada orang lain. Ungkapan bahasa Ibrani yang diterjemahkan “menge-raskan hati” bukan menekan-kan sisi emosionalnya tetapi lebih kepada aspek rasional dan kemauan sendiri dari sifat manusia. “Hati” dalam Alkitab terlihat terutama sebagai pusat berpikir rasional dan pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, “mengeraskan hati” berarti bahwa orang itu tidak dengan be-nar menggunakan kemampuan rasionalnya. Dengan kata lain, bahkan bila dihadapkan dengan bukti atau fakta yang jelas, mereka memilih untuk tetap tak tergoyahkan. Kita biasanya menyebut orang itu keras kepala. Ketika Alkitab berkata bah-wa Firaun mengeraskan hatinya, itu artinya bahwa ia keras ke-pala; maksudnya ialah, ia tetap mempertahankan kemauannya meskipun dengan adanya pertimbangan dan argumen yang bertentangan. Ia tidak rasional.

2. Penggunaan Ungkapan: Ungkapan “mengeraskan ha-ti” digunakan dalam kisah Keluaran kira-kira 20 kali, sete-ngahnya ketika Allah yang menjadi agennya (Allah mengeras-kan hati Firaun) dan 10 kali ketika Firaun merupakan agen eksplisit atau implisit (ia mengeraskan hatinya sendiri). Untuk memahami penggunaan ungkapan itu kita harus ingat bahwa maksud dari tulah itu adalah untuk memperlihatkan kepada Firaun bahwa Tuhan itu adalah Allah. Konflik adalah antara Tuhan, Firaun, dan dewa-dewa Mesir. Itu dimulai ketika Fira-un berkata: “Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak ke-nal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi” (Kel. 5:2). Akibatnya, Allah memutuskan

untuk melakukan tanda-tanda mukjizat yang melaluinya orang Mesir dan Firaun “akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN” (Kel. 7:5, 17; lihat Kel. 8:10). Bukti yang sangat nyata ini ditolak oleh Firaun—“ia mengeraskan hatinya.” Kekerasan hatinya terlihat dalam sikap tidak mau menerima kalau Yeho-va itu adalah Tuhan, dan sikap ini diperlihatkan ketika tidak membiarkan Israel meninggalkan Mesir.

3. Peran Allah: Ketika Allah berbicara kepada Musa, Ia menyatakan rencana-Nya: “Aku akan mengeraskan hati Fira-un” (Kel. 7:3; lihat Kel. 4:21). Rangkaian peristiwa dalam cerita itu menjelaskan apa yang Ia maksudkan. Pertama, cerita ten-

tang tulah itu dengan jelas menyatakan bahwa Firaun mengeraskan hatinya (Kel. 7:13, 22; 8:15, 19, 32; 9:7, 34, 35; 13:15). Mengeraskan hati sendiri ini—kerasnya hati Firaun—membuatnya ber-tanggung jawab atas tindak-annya.

Kedua, sifat keras ini meningkat intensitasnya pa-da titik di mana bukan hanya Firaun tetapi juga para pega-wainya mengeraskan hati mereka menentang Tuhan (Kel. 9:34, 35). Fakta bahwa para ahli sihir Firaun mampu menirukan beberapa dari

mukjizat itu pada awalnya mendukung kekerasan hati ini (Kel. 7:12, 13, 21, 22; 8:7).

Ketiga, baru setelah tulah kelima ayat itu menyebutkan ke-kerasan hati Firaun dan para pegawainya kepada Tuhan. De-ngan kata lain, selama lima tulah pertama Firaun mengeras-kan hatinya, dan selama lima terakhir kekerasan hati itu dibu-at oleh Tuhan (Kel. 9:12; 10:1, 20, 27; 11:10; juga 14:4, 8, 17) dan sekali-sekali oleh Firaun (13:15).

Ini tentunya berarti bahwa awalnya Tuhan mencoba mem-bujuk Firaun, untuk membuat dia mengakui wahyu diri Allah. Tetapi penolakannya yang terus-menerus menghasilkan sebab akibat dua rangkap—kekerasan hati Firaun sekarang ditegas-kan oleh Allah yang mengeraskan hati sang raja. Tindakan ila-hi merupakan reaksi kepada ketidaksediaan Firaun sebelum-nya untuk dibujuk. Mulai dari titik ini, Firaun tidak mampu menahan kekerasan hatinya sendiri. Tak terelakkan lagi ia ter-jebak oleh maksud-maksudnya sendiri. Akan tetapi Allah mencapai maksud akhirnya. Beberapa negeri di Kanaan takut kepada Allah ketika mereka mendengar apa yang Allah telah lakukan di Mesir (mis., Yosua 2:8-11).

Kita harus berdoa meminta hati yang baru, hati dalam tu-buh. (Yeh. 36:26). n

Angel Manuel Rodríguez baru-baru ini pensiun sebagai Direktur Biblical Research Institute, General Conference.

Oleh Angel Manuel Rodríguez

PilihanPaksaan?atau

26 Adventist World | 09 - 2011

Page 27: AW Indonesia Sept. 2011

P E L A J A R A N A L K I T A B

Kehidupan doa Yesus menyatakan hubungan-Nya yang dalam dan dekat dengan Bapa Surgawi-Nya. Sumber kekuatan, keberanian, dan iman Yesus mengalir dari waktu-waktu sendiri dalam doa. Kehidupan doa-Nya merupakan satu teladan bagi masing-masing kita. Mengajak kita dari kesibukan kehidupan kita kepada persekutuan yang tenang bersama Allah. Keempat Injil—Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes—menyatakan pelajaran-pelajaran penting bagi masing-masing kita mengenai hubungan Yesus dengan Bapa-Nya.

1. Di manakah Yesus menemukan sumber kekuatan rohani-Nya? Apakah kebiasaan Yesus? Apakah yang paling penting bagi Yesus?“Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana” (Markus 1:35).“Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa” (Lukas 5:16).“Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: ‘Kata orang banyak, siapakah Aku ini?’” (Lukas 9:18).

Apakah yang disampaikan ayat-ayat Alkitab ini kepada kita tentang kehidupan doa Yesus? Ambil empat kata

atau ungkapan yang mencirikan kehidupan doa Yesus.

1.

2.

3.

4.

2. Jawaban spesifik untuk doa apakah yang Yesus alami di bukit di mana Ia berubah rupa?“Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia” (Matius 17:1-3).“Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem” (Lukas 9:30, 31).

Yesus dikuatkan dalam doa di bukit tersebut untuk menghadapi pencobaan yang akan datang. Musa dan Elia nampak untuk memberikan dorongan kepada-Nya. Musa, yang dibangkitkan dari kematian, dan Elia, yang diangkat tanpa mengalami kematian, menghibur Yesus bahwa kematian-Nya di salib tidak akan sia-sia, tetapi akan memperoleh keselamatan bagi semua orang yang percaya.

3. Apa yang disampaikan dalam Ibrani 5:7 tentang kehidupan doa Yesus?“Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan” (Ibrani 5:7).

Oleh Mark A. Finley

KehidupanDoaYesus yang Penuh

09 - 2011 | Adventist World 27

Page 28: AW Indonesia Sept. 2011

Di seluruh Injil, dan dalam pasal di buku Ibrani ini, kita amati bahwa Yesus sering berdoa nyaring. Ini merupakan hal baru bagi beberapa orang. Ellen White membuat komentar menarik dalam buku Our High Calling: “Belajarlah berdoa dengan kuat di mana hanya ada Allah yang bisa mendengarmu” (hlm. 130). Berdoa dengan nyaring memusatkan pikiran dan menjaganya tidak berpaling ke mana-mana.

4. Nasihat apakah yang Yesus berikan kepada para murid-Nya mengenai prioritas doa?“Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” (Lukas 18:1).

Bahwa mereka harus dengan .

Ayat ini memperkenalkan perumpamaan tentang janda yang tekun, di mana Yesus menyatakan pentingnya ketekunan dalam doa. Meskipun Allah tidak seperti hakim yang mengancam untuk mengusir wanita itu, kisah itu menyatakan kasih Allah bagi orang yang tak berdaya dan tak kuasa, yang secara teratur berseru kepada-Nya.

5. Bagaimanakah Yesus meyakinkan Petrus tentang peristiwa masa depan dalam hidupnya?“Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu” (Lukas 22:31, 32).

Yesus memberitahu Petrus, “Aku telah untuk engkau.”

Ini pastilah kabar baik yang sangat bagus untuk Petrus. Yesus mendoakan dia. Itu juga adalah kabar baik bagi kita.

6. Jaminan apakah yang Yesus berikan kepada masing-masing kita? Gunakan baris di bawah untuk menggambarkan apa ini artinya bagi Anda secara pribadi.“Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu” (Yoh. 17:9) “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka” (ayat 20).

Yesus tidak hanya mendoakan murid-murid-Nya; Ia juga berdoa untuk Anda dan saya di hadapan takhta Allah. Ini harus memberikan jaminan dan kepercayaan besar kepada kita.

7. Mengapa doa pengantaraan yang bersatu itu begitu kuat? Janji apakah yang Yesus berikan kepada mereka yang mencari Dia dalam doa di tengah kelompok doa kecil, ketika dua atau tiga orang berkumpul bersama? Sebutkan apa yang Anda anggap merupakan dua pernyataan yang paling penting dalam ayat ini.“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Matius 18:19, 20).

1.

2.

Kehidupan doa Yesus menyatakan hubungan-Nya yang intim dengan Bapa surgawi-Nya. Sama seperti Ia dikuatkan melalui doa, kita juga dikuatkan melalui doa. Sama seperti kehidupan

doa-Nya yang membawa pengharapan dan keberanian-Nya, begitu pula kehidupan doa mengangkat kita dari perkara waktu dan menempatkan kita di dalam dunia realitas

kekal-Nya. Dalam doa kita masuk ke dalam hadirat-Nya dan menerima kekuatan baru bagi perjalanan Kristen kita.

28 Adventist World | 09 - 2011

Page 29: AW Indonesia Sept. 2011

S U R A T

Dibutuhkan: Adventist WorldSudah dua tahun sekarang ini sejak pertama kali saya menerima satu sa-linan majalah Ad-ventist World. Saya mengetahui ten-tang majalah An-

da selagi menghadiri Gereja Masehi Ad-vent Hari Ketujuh, Koror di Republik Palau. Sejak itu saya benar-benar diber-kati. Informasi yang diberikan nyata, praktis, dan memberikan kehidupan, ti-dak seperti majalah Injil lain yang saya baca.

Apakah bisa menerima salinannya dalam kotak surat pribadi saya?

Allah memberkati Adventist World! Pertahankan kerja baiknya; ungguli yang lainnya.

Koila LalakatoFiji

Nasihat kami untuk pembaca ini dan yang lain dengan permasalahan yang sa-ma adalah untuk menghubungi kantor uni konferens atau divisi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di wilayah Anda. Kami bahagia karena majalah ini meme-nuhi kebutuhan penting ini. Selain itu, mereka yang memiliki akses Internet da-pat mengunjungi www.adventistworld.org.—Editor

Wanita dan DepresiRasa syukur saya yang tulus kepada Allan R. Handy-sides dan Peter N. Landless untuk kolom bulan Juni 2011 tentang wa-nita dan depresi-nya. Saya berharap semua orang membacanya. Sa-

ya bergumul melawan depresi di sebagi-an besar hidup saya, mulai di awal rema-ja, tetapi tidak benar-benar mengetahui apa yang sedang saya hadapi. Pesan dari gereja membuat saya berpikir bahwa sa-ya penuh dosa karena saya tidak bisa menghilangkan kegelapan.

Setelah hampir 50 tahun merasakan kegagalan, saya akhirnya mendapatkan penanganan profesional. Selama 17 ta-hun terakhir saya mengkonsumsi obat anti depresi, dan saya tidak bisa menga-takan betapa lebih baiknya kehidupan sejak itu! Pujilah Allah, Ia mengerti!

Nama tidak dicantumkan

Terima kasih karena telah membahas sa-tu permasalahan yang biasanya diabai-kan orang Advent. Kolom dokter itu sa-ngat baik ditulis (saya mengatakan ini sebagai wanita yang mendapat pengo-batan depresi/bipolar, seorang Advent, dan agak kritis—ok, sangat kritis—bila tiba pada pembahasan bahwa orang Ad-vent mengaku mengetahui segala sesua-tu tentang penyakit ini).

Setelah menerima komentar-ko-mentar yang sama dari orang-orang Kristen yang baik dan peduli (sebagai-mana disebutkan dalam artikel itu), dan komentar-komentar lain, mis., “Terse-nyum sajalah dan segala sesuatu akan terlihat lebih baik, lihat saja”—saya di-am-diam berharap Anda akan mengata-

kannya kepada orang yang mengajukan pertanyaan itu, tetapi saya menyadari bahwa itu tidak bersifat Kristen sama se-kali. Komentar-komentar para dokter itu sempurna. Terima kasih.

Terima kasih sekali lagi atas kepeka-an tentang permasalahan yang sulit ini. Allah terus memberkatimu.

Rebecca WhitedEscondido, Kalifornia,Amerika Serikat

Hubungan KeluargaTerima kasih atas tajuk rencana Advent-ist World oleh Bill Knott bulan Juni 2011, “Saya Menyebutnya Diberkati.” Benar, Mabel Vreeland adalah segala se-suatu yang ia katakan bahkan lebih lagi. Ia adalah seorang pekerja Alkitab di konferens saya dan tentunya terus sibuk dengan itu, saya yakin dengan gaji kecil. Dan ia tidak pernah menanyakan status-nya juga tidak meminta diakui.

Saya paling bisa mengingat Vreeland pada waktu pertemuan kamp. Ia selalu ada di sana lebih dahulu, sementara ba-nyak pendeta akan “curang” dengan waktu dan mencari alasan untuk tidak muncul. Dan ia akan bergegas berkeli-ling seperti orang muda memastikan ka-mar tidur wanita cukup dan memenuhi kebutuhan. Kali terakhir saya melihat-nya, ia mengalami kanker kulit atau se-macamnya di wajah, dan saya sudah

Saya bergumul melawan depresi pada sebagian besar hidup saya, mulai di awal remaja, tetapi tidak benar-benar mengetahui apa yang sedang saya hadapi. Pesan-pesan dari gereja membuat saya berpikir bahwa saya penuh dosa karena saya tidak bisa menghilangkan kegelapan.— Nama Tidak Dicantumkan

Dari Pelosok Dunia

09 - 2011 | Adventist World 29

Page 30: AW Indonesia Sept. 2011

S U R A T

pindah ke New York.Apa yang disampaikan artikel ini

pada saya adalah bagaimana ia ma-suk ke dalam sejarah keluarga Knott. Kami tinggal sebelah utara Syracuse untuk mengajar di sekolah gereja, dan di sanalah ia bertemu dengan Rosemary Galey dan kemudian menikahi “burung penyanyi” gereja Syracuse. Ayah Knott dan saya kuliah di Atlantic Union College di Massa-chusetts, dan saya bisa ingat dia datang ke sekolah dengan kendaraan berasap hari demi hari.

Saya berterima kasih mengetahui dua bintang lagi menunggu Vreeland pada pertemuan agung Hari Pertemuan itu! Ia sungguh-sungguh seorang pela-yan Firman—dan dengan antusiasme. Terimakasih sekali lagi atas artikelnya yang bagus.

Jerry LastineMetalf, Illinois

Pelajaran dari Dua MisiSelagi membaca artikel “Lessons From Two Mis-sions” (Oleh Nan-cy Weber Vyh-meister), yang muncul di Adven-tist World edisi April 2011, saya

kembali ke masa ketika saya duduk di ruangan kelas mendengarkan Vyhmeis-ter menjelaskan pendapatnya dalam hal misi global. Yakni untuk benar-benar meresapi misi itu! Mengetahui tentang pengalaman yang mengejutkan dari pe-kerjaan misionarisnya di berbagai bagi-an dunia mendorong kami untuk pergi juga dan menyelesaikan misi gereja. Ki-sah-kisah yang disebutkan dalam artikel

itu adalah bagian dari “beban” Vyhmeis-ter—dan mereka yang berhubungan de-ngan sejarah misi ini yang dulunya ma-sih kecil di Amerika Selatan.

Kami sangat diberkati telah menggu-nakan hari-hari belajar itu bersama seo-rang wanita yang demikian menonjol dan baik. Saya masih harus menghargai waktu di mana di akhir kelas itu, Vyh-meister memberikan kehormatan bagi saya berfoto bersama dengannya.

Oscar E. GonzálezVillavicencio, Meta, Colombia

Saya sangat senang memberitahu bahwa Tuhan telah menjawab doa saya memin-ta satu pekerjaan. Teman saya yang sakit sekarang sudah sehat dan melanjutkan pendidikannya tahun ini. Akan tetapi saya masih menghadapi tantangan de-ngan pernikahan saya. Saya berdoa agar Tuhan memberikan saya kekuatan seka-rang ini.

Julie, Perancis

Oleh kasih karunia Allah saya masih mencari kesempatan untuk pergi ke ne-geri asing agar bisa bekerja sebagai kol-portir siswa. Bagi saya, pekerjaan peng-injil literatur adalah cara terbaik me-ngumpulkan dana untuk menyelesaikan kuliah kependetaan dan membantu saya menutupi keperluan finansial juga (lihat Kej. 28:20-22). Tolong doakan saya.

Asa, Kenya

Saya minta doanya untuk Maui County agar mengizinkan kami mulai memba-ngun sebuah sekolah Advent di Kihei,

Hawaii. Baru-baru ini kami bertemu di ruangan kelas kecil di sekolah dasar se-tempat. Meskipun kami adalah kelom-pok kecil sekarang, saya tahu dalam waktu dekat nanti, dengan berkat Allah, jemaat itu akan bertambah banyak.

Liezl, Amerika Serikat

Tolong doakan komitmen Pathfinder kami kepada klub mereka.

Lawrence, Zimbabwe

Tolong doakan anak-anak dan cucu-cu-cu kami—agar mereka mau datang ke-pada Tuhan. Terima kasih banyak!

Jaleen, Amerika Serikat

Bisnis saya masih sangat baru, dan sulit di Inggris sekarang ini. Tolong doakan agar Tuhan membuka mata dan telinga saya agar mendengar dan melihat Dia menuntun saya ke mana Ia ingin saya pergi; supaya saya bisa berhasil melayani Dia.

Eugene, Inggris

Saya bergabung dengan kelompok peng-injilan pemuda kecil di gereja. Tolong doakan kami saat pergi memenangkan jiwa-jiwa bagi Allah, sambil mencamkan dalam pikiran untuk tidak berakhir da-lam kegagalan.

Lewis, Zimbabwe

Tolong doakan agar kami mampu mem-buat gereja di lingkungan sekitar Buenos Aires. Selama 15 tahun kami memiliki kelompok kecil di sana; dan ada perto-batan dan baptisan. Terima kasih

Rafael, Susana, danSilvia, Argentina

R U A N G D O A

Dari Pelosok Dunia

Tata cara untuk Ruang Doa: Kirimkan permohonan doa saudara ke: [email protected]. Kirimlah kepada kami permohon-an doa dan rasa syukur saudara (berterima kasih atas jawaban doa). Tuliskan secara singkat dan padat, maksimum 75 kata. Permohonan doa saudara akan diedit untuk maksud yang jelas dan disesuaikan dengan kolom yang tersedia. Walaupun kami akan mendoakan setiap permohonan doa yang masuk pada saat kami mengadakan pertemuan staf mingguan, tidak semua yang masuk akan dicetak. Sertakan nama saudara dan negara di mana saudara tinggal. Saudara juga dapat mengirimkan melalui fax: 1-301-680-6638; atau mengirim surat ke Adventist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600 U.S.A.

Tata Cara Kolom Surat: Silakan kirim surat Anda ke editor Adventist World: [email protected]. Isi surat itu harus jelas dan langsung pada maksudnya, maksimum 250 kata. Pastikan untuk menuliskan nama artikel yang dimaksud, tanggal diterbitkan dan halaman artikel tersebut. Juga informasikan nama Anda, kota, provinsi dan negara dari mana Anda mengirim surat tersebut. Surat tersebut akan diedit dan disesuaikan dengan kolom yang masih tersedia. Perlu diketahui bahwa tidak semua surat yang akan ditampilkan.

30 Adventist World | 09 - 2011

Page 31: AW Indonesia Sept. 2011

P E R T U K A R A N I D E

Saya membayangkan bahwa janji memperoleh tubuh baru yang mulia lebih menarik bagi kita yang kaum tua daripada orang muda yang biasanya memiliki kulit bebas keriput dan tubuh lentur dan ramping. Orang-orang lanjut usia mengingat tubuh

muda mereka dan menghela napas dengan putus asa, menyadari bahwa segala sesuatu-nya tidak akan lebih baik di bumi ini. Di tengah semua kemuliaan yang kita ketahui akan terjadi saat Yesus datang—termasuk mampu berjalan tanpa lelah, menjelajah daerah yang tanpa batas, belajar lebih banyak mistri hari demi hari, bersukaria dalam musik dari paduan suara surgawi, dan di atas semua itu, melihat Juruselamat kita, malaikat penjaga kita, dan orang-orang yang kita kasihi—kita juga menerima tubuh yang baru yang tidak akan pernah bertambah tua!

Baru-baru ini, saat memandang anggota tubuh saya yang sudah menua dengan ke-ngerian, pemikiran itu muncul bahwa saya mungkin bisa melakukan sesuatu untuk me-remajakan diri saya sendiri. Saya ingat tanda di gedung olahraga sekitar dengan teguran yang menggugah pada pintunya—“Tidak ada alasan lagi.” Dengan visi terhadap satu tu-buh yang baru, lebih muda dalam pikiran, suami saya dan saya mendaftar untuk waktu kunjungan tak terbatas dan diperlihatkan banyak mesin yang dirancang untuk meme-nuhi kebutuhan semua orang, dari muda sampai tua. Sang ahli kebugaran itu meyakin-kan kami bahwa beberapa minggu pelatihan akan mengurangi berat badan dan memper-kuat sisanya. Saya tidak sabar untuk memulainya!

Pemandu kami memperkenalkan pada alat treadmill (mesin untuk berjalan di tempat) dan menjelaskan langkah-langkah amannya. “Kaitkan ini ke pakaian Anda,” katanya. “Ini merupakan alat yang akan segera menghentikan mesin bilamana diperlukan. Saya saran-kan Anda untuk berjalan perlahan dahulu, kemudian menambah kecepatan sesuai de-ngan kenyamanan Anda.”

Hari berikutnya kami tiba di gedung olahraga itu lebih awal, dan sangat ingin memu-lai pengenalan kepada tubuh yang lebih bugar. Saya melangkah ke mesin terdekat dan menjangkau kait pengamannya, tetapi rusak. Tidak masalah—saya tidak memerlukan-nya. Lagipula, seberapa besar bahayanya satu mesin berjalan? Tidak seorang pun pernah jatuh dari treadmill, atau pernah?

Saya menekan tombol bertanda “2” dan mulai perlahan. Kemudian saya menekan tanda “4” dan setelah itu apa yang terjadi adalah remang-remang. Cukup mengatakan bahwa kaki saya tidak lagi bisa dikendalikan—melangkah dengan cepat sekali, dan sesaat kemudian saya terbawa sampai ke ujung mesin treadmill dan terjerembab di atas lantai. Seorang penjaga bergegas datang membantu sementara yang lain meraih peralatan per-tolongan pertama. Yang lain mulai mengepel lantai di mana noda merah tua mulai melu-as. Orang lain menawarkan minuman. “Aneh,” katanya, “kait pengamannya pastilah ru-sak—Anda menggunakannya, bukan?”

Ya, tubuh baru penuh kemuliaan itu bahkan lebih diinginkan sekarang ini. Hanya se-dikit hal yang bisa kita lakukan dengan tubuh kita yang menua sekarang ini, tetapi kita bisa berjuang dengan segala kekuatan untuk memasuki Kota Kekal itu di mana kita akan diberikan tubuh yang baru. Seperti Yesus.

Meskipun demikian, datanglah cepat Tuhan Yesus. n

— Edna Olsen Regester, Boiling Springs, Kalifornia Selatan, Amerika Serikat

“Behold, I come quickly…”Our mission is to uplift Jesus Christ, uniting Seventh-day Adventists everywhere in beliefs, mission, life, and hope.

TubuhBaru

Bulan ini seorang pembaca membagikan pengalaman di tempat senam

r A m A s A m y c H I D A m B A r A m

Penerbit Adventist World adalah majalah periodik internasionalmilik Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Sedunia.Divisi Asia-Pasifik Utara adalah penerbitnya.

Penerbit Eksekutif Bill Knott

Wakil Penerbit Claude Richli

Manajer Percetakan Internasional Chun, Pyung Duk

Dewan Penerbitan Ted N. C. Wilson, ketua; Benjamin D. Schoun, wakil ketua; Bill Knott, sekretaris; Lisa Beardsley; Daniel R. Jackson; Robert Lemon; Geoffrey Mbwana; G. T. Ng; Daisy Orion; Juan Prestol; Michael Ryan; Ella Simmons; Mark Thomas; Karnik Doukmetzian, penasihat hukum

Komite Koordinanasi Adventist World Lee, Jairyong, ketua; Akeri Suzuki; Kenneth Osborn; Guimo Sung; Chun, Pyung Duk; Han, Suk Hee

Pemimpin Redaksi Bill Knott

Redaksi Bertempat di Silver Spring, Maryland Lael Caesar, Gerald A. Klingbeil (associate editor), Sandra Blackmer, Stephen Chavez, Wilona KarimabadiMark A. Kellner, Kimberly Luste Maran, Gina Wahlen

Redaksi Bertempat di Seoul, Korea Chun, Pyung Duk; Chun, Jung Kwon; Park Jan Mae

Editor Online Carlos Medley

Koordinator TeknikMerle Poirier

Editor-at-large Mark A. Finley

Senior Advisor E. Edward Zinke

Asisten Eksekutif Redaksi Rachel J. Child

Para Asisten Redaksi Marvene Thorpe-BaptisteAlfredo Garcia-Marenko

Pelayanan Pembaca Merle Poirier

Pengarah Seni dan Desain Jeff Dever, Fatima Ameen

Para Penasihat Ted N. C. Wilson, Robert E. Lemon, G. T. Ng, Guillermo E. Biaggi, Lowell C. Cooper, Daniel R. Jackson, Geoffrey Mbwana, Armando Miranda, Pardon K. Mwansa, Michael L. Ryan, Blasious M. Ruguri, Benjamin D. Schoun, Ella S. Simmons, Alberto C. Gulfan, Jr., Erton Köhler, Jairyong Lee, Israel Leito, John Rathinaraj, Paul S. Ratsara, Barry Oliver, Bruno Vertallier, Gilbert Wari, Bertil A. Wiklander

Kepada Para Penulis: Silakan mengirimkan naskah yangsiap diterbitkan, melalui alamat redaksi 12501OldColumbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600, U.S.A.Atau melalui fax: +1 (301) 680-6638

E-mail: Internet: [email protected]: www.adventistworld.org

Kecuali diberitahu, semua kutipan ayat Alkitab diambil dariALkitab Terjemahan Baru. © 1974 Lembaga Alkitab Indonesia(LAI). Digunakan dengan izin.

Adventist World diterbitkan setiap bulan dan dicetak secaraberkala di Korea, Brasil, Indonesia, Australia, Jerman, Austria,dan Amerika Serikat.

Jld. 7, No. 9

09 - 2011 | Adventist World 31

Page 32: AW Indonesia Sept. 2011

M A S Y A R A K A TL KASID I B E L A H A N D U N I A M A N A K A H I N I ?

B E R G A B U N G L A HKami sedang mencari kiriman singkat dalam kategori-kategori ini:ADventiSt Quote/KutiPAn ADvent (mendalam atau spontan; yang didengar selama layanan ibadah, misal-nya).ADventiSt Life/KeHiDuPAn orAnG ADvent (anekdot pen-dek, terutama dari dunia orang dewasa).fAMiLy of GoD/KeLuArGA ALLAH (Foto-foto JPEG dari para anggota gereja yang melakukan layanan komuni-tas, beribadah, bernyanyi, dll.).

Kirimkan karya Anda ke The People’s Place, Adven-tist World, 12501 Old Columbia Pike, Silver Spring, MD 20904-6600; fax: 301-680-6638; e-mail: [email protected]. Tolong sertakan nomor telepon. Ki-riman tidak akan dibalas.

dianggap anggota meskipun ia telah menyeleweng. Untungnya, Adventist World terus datang ke kotak surat-nya setiap bulan karena ia masih ada dalam daftar keanggotaan di gereja Lincoln di Rhode Island. Para ang-gota ini mencoba tetap berhubungan dengan dia. Doug mengetahui bahwa ia harus kembali kepada Allah dan gereja, tetapi tidak pernah melaksa-nakannya.

Untuk beberapa alasan Doug bertanya-tanya apa yang telah terjadi kepada seorang teman gereja Lincoln yang setia yang dikenalnya beberapa tahun silam. Suatu hari sementara mengendarai melewati GMAHK

Doug Harris adalah salah seorang yang dibaptiskan setelah serial peng-injilan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Johnston, yang dipimpin oleh penatua setempat David Baron di bulan Mei 2011 (di Rhode Island, Amerika Serikat). Doug dibesarkan dalam Gereja Advent dan masih

Wickford (North Kingstown, Rhode Island) pada hari Sabat pagi, ia me-rasa terkesan untuk masuk ke dalam. Ia terkejut melihat teman lamanya Joe Ewing-Chow berdiri di mimbar memimpin sebagai ketua sidang! Itu memulai satu tahun pelayanan Joe kepada Doug. Doa Joe dan kunjung-an-kunjungan yang menguatkan, bersama dengan Adventist World, menuntun Doug kembali kepada Allah dan gereja. Pada tanggal 9 Juli, 2011, Doug dibersihkan dan dibangunkan kepada satu kehidupan baru!—Dikirim oleh Pendeta Bill Warcholik, Coventry, Rhode Island, Amerika Serikat

K U T I P A N B U L A N I N I

“Gerakan Advent adalah pergerakan keagamaan yang tertua.”—Dikirim oleh Graeme Quick, Queensland, Australia, yang berkata, “saya telah menggunakan ini dalam beberapa penyaji-an ... saya tidak mengatakan telah menemukan ekspresi itu, tetapi saya memperhitungkan kelayakannya untuk disebarluas-kan.”

s u B m I t t e D B y D A n I e l s I l v e I r A A n D m A r I o s u A z o

M E N E M U I T E T A N G G A M U

JAWABAN: Di Honduras, Betsy Silveira dan para pendeta mengadakan perjalanan bersama dan melayani anak-anak di kota ter-pencil di bagian tengah negara itu. Silveira adalah seorang misionaris Brasil dari pelayanan pendukung VIDA International (www.vidaproject.org). Anak-anak ini juga mendapat manfaat dari jangkauan luar GYC INTERmissions di bulan Juni dan Agustus 2011.

32 Adventist World | 09 - 2011

Page 33: AW Indonesia Sept. 2011

Berita Dalam Negeri

West Java ConferenCe CamporeeJatinangor, 23-26 Juni 2011

Perkemahan kali ini sangat berbeda dan sangat meriah dari biasanya. Perkemahan diadakan di Bumi Kiara Pa-yung Jatinangor, dengan tema “Experiencing Unity in

Riveval, Reformation and Beyond.” Dengan pembicara utama adalah Dr. Noel N. Lehoko (DUBES Afrika untuk Indonesia). Perkemahan dimulai pada pukul 09:00 WIB hari Kamis pagi, dengan kehadiran semua Pathfinder yang sudah datang terle-bih dahulu. Acara pembukaan untuk klub Pathfinder dibuka oleh Direktur Pemuda Kawasan Jawa Barat, Pdt. Slamet W. Nappoe, dengan amanat agar Pathfinder yang hadir dan meng-ikuti perkemahan dapat menjadi anggota Pathfinder yang seja-ti dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya baik ke-pada gereja maupun kepada Allah.

Setelah upacara pembukaan, langsung kelas diadakan de-ngan para pembina dari angkatan MGR 5 “Harimau Nusanta-ra” dan materi yang diberikan adalah materi Advance. Dengan semangat semua peserta Pathfinder mengikuti kelas dengan baik sampai sore hari. Pada pukul 18:30 acara pembukaan per-kemahan secara keseluruhan baik rumah tangga, anak-anak, maupun Pathfinder, dibuka oleh Ketua Konferens Jawa Barat, Pdt. Dr. S. Tjakrapawira.

Pada hari Jumat pagi diadakan senam pagi bersama, yang dipandu oleh Melati Wantoro dan sementara senam pagi, ada jeda waktu untuk pembagian hadiah, pembagian diberikan kepada para peserta yang memenuhi syarat. Hadiah yang di-berikan berupa minyak goreng, sabun, odol dan yang paling menarik adalah door price berupa rice cooker dan dispenser.

Pada hari itu juga (Jumat) pukul 09:00, dimulailah acara permainan dan acara lomba masak, makan kerupuk, memin-dahkan air, memindahkan kelereng, dan lain-lain. Sungguh

luar bias,a semua peserta menikmati permainan dan mempe-roleh hadiah yang banyak bahkan seseorang dapat mempero-leh hadiah 4-5 kali. Oleh karena semangatnya para peserta da-lam mengikuti acara games tanpa disadari hari pun mulai ma-lam dan semua bentuk permainan diselesaikan pada pukul 17:00 sore hari karena mengingat persiapan hari Sabat. Tidak kalah penting di setiap kebaktian selalu ada kuis berhadiah.

Pada hari Sabat pagi, dimulai dengan seminar kesehatan yang dibawakan oleh Pdt. Jimmy Havelaar, Direktur Kesehatan UIKB. Makalah dalam seminar kesehatan membahas tentang “Stres dan Cara Mmenanggulanginya.” Pada pukul 10:15 pagi, Dr. Noel N. Lehoko, datang ke perkemahaan sebagai tamu un-dangan dan disambut oleh barisan pagar betis yaitu MGR dan Pathfinder yang dipandu oleh Pdt. Slamet W. Nappoe sebagai ketua umum dalam perkemahan tersebut, serta sambutan se-bagai ucapan selamat datang oleh Pdt. Dr. S. Tjakrapawira ber-sama officer dan staf.

09 - 2011 | Adventist World 33

Page 34: AW Indonesia Sept. 2011

Berita Dalam Negeri

Dengan semangat dan pengalaman yang baru Dr. Noel menguraikan dengan gamblang “dua jenis tumbuhan yaitu la-lang dan gandum” sebagai bahan khotbah yang dikhotbahkan. Beliau juga menceritakan perihal pengalamannya sebagai duta besar untuk Afrika di Indonesia. Kurang lebih satu jam me-nguraikan Firman Tuhan yang diterjemahkan oleh Bpk. Iwan Saputra, ada suasana yang baru bagi peserta perkemahan yaitu sebuah pengalaman iman yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk bersatu dalam pelayanan bagi Tuhan di Konferens Jawa Barat.

Pada sore hari, acara dilanjutkan dengan seminar rumah tangga yang dibawakan oleh Bpk. Muskita dan Ibu Muskita, dalam seminar tersebut dibahas perihal pendidikan anak di rumah tangga dan hubungan yang harmonis antara suami dan istri. Sungguh luar biasa pada hari Sabat itu, oleh karena se-mua peserta perkemahan menikmati suasana kegembiraan dan sukacita dalam mengikuti semua rangkaian acara baik mulai dari saat khotbah maupun dalam seminar.

Pada malamnya diadakan acara marching and games. Aca-ra ini juga berhadiah, sementara api unggun dinyalakan, saat yang sama dinyalakan kembang api sehingga membuat suasa-na lebih meriah. Acara selesai pada pukul 21:30, semua peser-ta pulang untuk beristirahat malam. Selanjutnya di pagi hari Minggu adalah acara puncak dari semua rangkaian acara di perkemahan, kali ini semua hadiah diberikan baik door price maupun hadiah dalam perlombaan. Acara ditutup oleh Pdt. S. Tjakrapawira pada pukul 12:00. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh panitia dan semua jemaat yang hadir dalam perkemahan sehingga acara tersebut dapat dise-lenggarakan dengan baik. Semoga tema yang dipilih dapat menjadi dorongan dan semangat dalam pelayanan kita kepada Tuhan. n

—Pdt. Slamet W Nappoe, Direktur PA, Komunikasi, PARL, 1000 MM, AMICUS, WJC.

perkemahan rumah tangga & pemuda adventGMAHK Distrik Kedaton VII, Pantai Mutun, 28-31 Juli 2011

Sebagai bagian dari pelaksanaan Reach Up, Reach Out & Reach Across, telah dilaksanakan sebuah kegiatan rohani yang penuh dengan kesan dan rasa haru melalui acara

Perkemahan Rumah Tangga & Pemuda oleh umat-umat Tu-han dari Distrik Kedaton VII dengan tema “Bangkit, Memba-ngun Rasa Persaudaraan dalam Kasih Allah.”

Acara ini telah direncanakan sejak awal tahun yang lalu, dan memilih tempat yang sangat indah di Pantai Mutun, Pa-dang Cermin.

Para peserta perkemahan sudah hadir di lokasi sejak hari Kamis siang, namun acara pembukaan baru secara resmi di-laksanakan pada hari Jumat pagi. Perwakilan dari tiap-tiap je-maat (Jemaat Kedaton VII, Jemaat Ciptodadi, Jemaat Tambang Besi, Jemaat Banjar Agung dan undangan tamu dari Distrik Bergen dan Distrik Natar) turut menghadiri acara perkemah-an ini.

Dalam acara pembukaan hadir Pdt. Victor J Sinaga (Dir. Pemuda DSKS), memberikan amanat pembukaan dan secara resmi Ibu S. Sagala (Dir. Pelayanan RT & Anak-anak DSKS) menyatakan acara perkemahan ini resmi dibuka.

Dalam sambutannya, ketua panitia (Sdr. Otot Sudarmono)

34 Adventist World | 09 - 2011

Page 35: AW Indonesia Sept. 2011

Pada kebaktian hari Sabat, anggota jemaat yang hadir juga semakin bertambah banyak, tak kurang dari 80 orang mulai dari anak-anak dan orangtua berkumpul dan mengadakan ke-baktian di sebuah aula sederhana yang ada di sekitar lokasi perkemahan.

Pada siang sampai sore hari, panitia juga telah menyiapkan acara yang menarik buat seluruh peserta mulai dari anak-anak sampai orangtua. “Acara Sambung Rasa” yang dikoordinasi oleh Bapak Otot Sudarmono dan ibu, menanamkan kesan agar terjalin komunikasi yang baik antara orangtua dan anak-anak. Dilanjutkan lagi dengan hubungan yang baik di antara suami dan istri.

Salah satu acara yang menarik adalah ketika Pdt. D. Simar-mata memimpin pelaksanaan Cerdas Cermat Alkitab, yang di-ikuti oleh 5 kelompok mewakili jemaat masing-masing. Dan wakil dari Jemaat Kedaton VII keluar sebagai yang terbaik de-ngan nilai yang tertinggi.

Dan pada sore hari, para pemuda dan pathfinder dari Je-maat Kedaton I, turut hadir dan bergabung menambah sema-raknya acara pada hari itu. Pada malam minggu sampai hari Minggu siang panitia juga telah menyiapkan beberapa acara dan kegiatan menarik untuk diikuti seluruh peserta. Dan aca-

ra perkemahan berakhir pada hari Minggu siang dan ditutup dengan baik oleh Ibu S. Sagala bersama Pdt. D. Simarmata (Gembala Distrik).

Semua acara yang disiapkan dan dilaksanakan ini diharap-kan dapat mengikat jalinan kasih persaudaraan yang kuat di antara sesama umat Tuhan dan mampu bersaksi melalui kehi-dupan kerohanian yang baik.

Terima kasih kepada gembala jemaat dan panitia yang te-lah dengan susah payah mempersiapkan acara ini sehingga terlaksana dengan sangat baik dan berakhir sukses. Dan akhir-nya nama Tuhan sajalah yang dipuji dan dimuliakan atas pe-nyertaan yang dirasakan sepanjang acara berlangsung. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Victor J. Sinaga, Komunikasi GMAHK DSKS, Palembang

menyampaikan beberapa pesan penting dari tujuan diadakan-nya acara penting ini. Dan berharap agar semua peserta yang hadir akan dapat menikmati berkat dan sukacita selama mengikuti acara perkemahan ini.

Sepanjang hari Jumat, panitia telah mengatur acara dengan baik, peserta dibagi dalam tiga kelompok: (1) Kelompok anak-anak (3-12 tahun) dibimbing oleh Ibu S. Sagala, dengan topik: “Menjadi Anak-anak Penurut.” (2) Kelompok Remaja & Pe-muda, (13 tahun ke atas atau single) dibimbing oleh Pdt. Victor J. Sinaga, topik: “Etika Bergaul dan Sex.” (3) Kelompok Suami istri atau yang telah menikah, dibimbing oleh Pdt. B. Buli, de-ngan topik: “Membina Hubungan Suami Istri yang Harmonis” (kelompok ini baru menerima pelajaran pada malam hari se-telah kebaktian vesper).

Dan para narasumber telah memberikan materi dan bim-bingan bagi setiap peserta di kelompok masing-masing. Pada

kebaktian vesper, anggota yang hadir juga sudah semakin ber-tambah banyak dan Ibu S. Sagala melayani sebagai pembicara. Suasana yang cukup berkesan karena diadakan di alam terbu-ka sambil menikmati angin segar di pinggir pantai.

Doa tengah malam pun dilaksanakan dan dikoordinasi oleh Bapak Edi Sugito, beserta dengan tim dari setiap jemaat.

09 - 2011 | Adventist World 35

Page 36: AW Indonesia Sept. 2011

Berita Dalam Negeri

healing Way mediCal training sChoolDi Kampus SLA Purwodadi

Ada ‘7 S’ kunci untuk sukses menuai jiwa bagi Kristus, yakni “seed, season, servant, soil, showers of blessing, sacrifice, sure hope.” Hal ini ditegaskan dalam khot-

bahnya oleh Ketua Konferens Jawa Kawasan Timur (KJKT), Pdt. Albert Saroinsong pada acara peresmian Healing Way Medical Training School tanggal 31 Juli 2011 di Kampus SLA Purwodadi, Jawa Timur dilanjutkan dengan Nota Kesepaham-an (Memorandum of Agreement) dan penyerahan kunci ge-dung telah dilaksanakan antara GMAHK KJKT (Konferens Ja-wa Kawasan Timur) dengan Yayasan Healing Way Indonesia yang disebut “Healing Way Ministry” suatu pelayanan pendu-kung yang bergerak dalam pelayanan/pelatihan misionaris dan pola hidup sehat.

Healing Way Ministry adalah suatu yayasan yang didirikan oleh tiga unsur perintis: LIGHT Indonesia (perpanjangan ta-ngan dari LIGH International afiliasi Wildwood Wellness & Lifestyle Center di Georgia USA dan anggota ASI di sana), Ya-yasan Dian Anugerah Malang dan Yayasan Bina Sehat Cipta Lestari (disebut Eden Way Ministry) di Warukapas, Minahasa Utara, Sulut. Sudah terbentuk para pembina, pengurus, penga-was dan pelaksana (dewan sekolah, direktur, wakil direktur, sekretaris dan bendahara).

Healing Way Ministry membutuhkan sarana dan atas per-setujuan dan dukungan dari GMAHK Konferens Jawa Kawas-an Timur maka dipinjamkan satu gedung asrama pria dengan 17 kamar untuk dipakai sebagai kantor, ruang kelas dan pe-mondokannya selama 5 tahun. Tentu berbagi tempat dan pe-ran di lahan yang dikelola oleh SLA Purwodadi dengan para pemimpin sekolah, guru dan siswanya.

Program pendidikan/pelatihan Medical Mis-sionary selama 6 bulan akan dimulai bulan Ja-nuari 2012 dengan pem-bina/pelatih dari tokoh misionaris kita dari da-lam maupun luar negeri.

Presentasi profil Healing Way Ministries dibawakan oleh Bpk. Markus Setiawan Sulai-man menampilkan seja-rah ringkas.

Penandatanganan MOU dilaksanakan oleh Bpk. Bambang Kadarman selaku Ketua Healing Way Ministry dan Bpk. Albert Saroinsong selaku Ketua GMAHK Konferens Jawa Kawasan Timur, didahului oleh pembacaan isi MOU oleh Sekretaris KJKT, Pdt. Hengky Wijaya. Setelah doa penyerahan dilaksana-kan oleh Pdt. Albert Saroinsong. Sambutan-Sambutan pun di-laksanakan dalam acara pembukaan tersebut. Kemudian pengguntingan pita dilaksanakan oleh Pdt A Saroinsong dan Bpk. Bambang Kadarman.

Kemudian seluruh rombongan 20-30 orang meninjau sara-na 17 kamar asrama putra yang akan menjadi kantor, asrama dan tempat pelayanan Healing Way Ministry. Acara dilanjut-kan dengan ramah tamah bersama di rumah kediaman Pdt. E.T. Panjaitan, Direktur SLA Purwodadi.

Kita doakan Healing Way Medical Ministries dan seluruh pengurus dapat digunakan Tu-han untuk membawa jiwa-jiwa bagi Kristus dan mempersiap-kan banyak jiwa masuk ke da-lam kerajaan surga.

Bila Anda ingin lebih me-ngenal Healing Way Medical Ministries, Anda dapat hubungi contact person: Markus Sulai-man dengan nomor selular 081219993144 atau Pdtm. Son-ny Maromon dengan nomor se-lular 081394849277. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Komunikasi Konfe-rens Jawa Kawasan Timur.

36 Adventist World | 09 - 2011

Page 37: AW Indonesia Sept. 2011

seminar sehari di JaWa timurRevival, Reformation and Beyond

Pada hari Senin, 1 Agustus 2011 telah diadakan semi-nar sehari tentang Revival, Reformation, and Beyond oleh Wakil Ketua SSD, Pdt. J. Lubis dan istri yang di-

hadiri oleh seluruh pekerja GMAHK Konferens Jawa Ka-wasan Timur (KJKT) di GMAHK Tanjung Perak Surabaya.

Seminar ini sangat menggugah hati semua peserta oleh karena penegasan yang sangat jelas tentang revival, reforma-tion, dan beyond yang menjadi tema GMAHK 5 tahun ke depan.

Pada kesempatan seminar tersebut, semua pendeta yang diurapi menumpangkan tangan dan berdoa di atas buku Keme-nangan Akhir yang akan diba-gi-bagikan secara gratis bagi anggota jemaat di seluruh KJKT.

Kita doakan pekerjaan Tu-han di KJKT semakin diber-kati. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Ranap Situmeang, Komunikasi Kon-ferens Jawa Kawasan Timur.

09 - 2011 | Adventist World 37

Page 38: AW Indonesia Sept. 2011

Berita Dalam Negeri

mbah harJo suWarnoKisah Perjalanan Hidup

Kisah perjalanan hidup dan rohani Mbah Harjo Suwar-no cukup menarik. Selama empat tahun di penjara pembuangan di desa Mujimulyo Lampung Selatan ka-

rena terlibat G30S PKI tahun 1970-an. Beliau adalah Katolik sejati, hingga berpindah-pindah ke berbagai gereja di Lam-pung Selatan hingga akhirnya menyangkut dan mantap di GMAHK.

Melalui uang yang dipinjam dari Kel. Yance Rembet untuk dijudikan hingga bertemu dengan Opa Wuysang karena sakit, lalu belajar dan akhirnya dibaptis pada tahun 1994. Bersama Opa Wuysang dan Opa Langitan ia membangun gereja walau masih cabang SS Mujimulyo hingga kini. Tetapi telah berdiri

bangunan gereja permanen dengan ukuran 8x12 meter persegi. Dia berani menhadapi massa dan lurah setempat saat mereka ingin membongkar gereja tersebut dan pada waktu itu sudah se-tengah bagian ba-

ngunan tembok belakang yang telah berdiri sempat dirubuh-kan.

Berbagai cara dan upaya untuk menjangkau keturunannya (4 anak, 4 menantu, 18 cucu dan 22 cicit) namun belum ber-hasil. Namun mereka sangat berterima dengan umat Advent. Hingga akhir hayatnya pada Sabat, 13 Agustus 2011 pukul 16.20.

Jenazah diberangkatkan dari rumah duka ke gereja; seba-gai pionir gereja, Pdt. S. Sitorus, memberangkatkan beliau dari rumah gereja (cab. SS Mujimulyo) pada hari Minggu, 14 Agustus 2011. Dan sebagai informasi tambahan, dana dukaci-ta dari DSKS dan Distrik Natar, dikembalikan keluarga untuk menyokong pembangunan gereja. Terpujilah Tuhan! n

—Dilaporkan oleh Pdtm.Dickson Simanungkalit, Gembala Distrik Natar, Lampung Selatan, Daerah Sumatera Kawasan Selatan.

kkr distrik medan selatanTema: Siapakah yang Dapat Bertahan?

Semangat untuk mengabarkan Injil khusus di Distrik Medan Selatan yang terdiri dari 3 Gereja yaitu GMAHK Air Bersih, GMAHK Teladan dan GMAHK

Bromo kembali bergelora di mana telah berhasil mengada-kan Kebaktian Kebangunan Rohani dan memenangkan 10 Jiwa untuk kemuliaan Tuhan.

Acara ini sendiri adalah atas inisiatif dari sebuah tim yang dikenal dengan nama SATU KOMIT di bawah koor-dinasi dari Bapak Drg. Jansen Siburian yang bersama bebe-rapa orang yang datang dari Jakarta mengadakan pelayan-an di 2 titik sekitar Sumatera Utara, yang satu di Sidikalang dan yang satu lainnya di Distrik Medan Selatan.

Untuk Distrik Medan Selatan sen-diri melakukan pela-yanan melalui Ke-baktian Kebangunan Rohani yang dilang-sungkan mulai hari Minggu, 24 Juli 2011 sampai hari Sabat, 30 Juli 2011 setiap hari-nya pukul 19.00 WIB sampai selesai

38 Adventist World | 09 - 2011

Page 39: AW Indonesia Sept. 2011

dan bertempat di Aula Parulian 1 Medan.Acara KKR ini sendiri berlangsung dengan baik dan di-

ikuti oleh lebih 200 orang yang antusias hadir setiap ma-lamnya. Setiap malam acara KKR ini disuguhkan dengan beberapa acara yang sangat menarik seperti acara kesehat-an yang dibawakan oleh Dr. Edi Siregar, S.Pd, MM, lagu-lagu pujian dari Paduan Suara Pelita Kasih, VG. Higayon, Praise Voice, Koor Air Bersih, The Blessing, Mothers Quar-tet, Solois-Vetty Sijabat dan Trio Genaris serta pekabaran Firman Tuhan dari Dr. Wilson Nadeak, MA yang bertema-kan “Siapakah yang Dapat Bertahan?”

Panitia sempat khawatir dengan ji-wa-jiwa yang mau menerima Yesus se-bagai Juruselamatnya oleh sebab keti-ka Rabu malam, panggilan yang maju hanya 2 orang namun Puji Tuhan de-ngan doa yang sungguh-sungguh dan kerja keras seluruh panitia akhirnya pada malam panggilan terakhir maju-lah 10 orang yang berdiri teguh untuk menyatakan diri mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya.

Puncak penutupan KKR yang ber-langsung pada hari Sabatnya berlang-sung dengan luar biasa dan diikuti oleh 500 lebih anggota GMAHK Dis-trik Medan Selatan termasuk juga ta-mu-tamu yang turut hadir.

Acara baptisan sendiri dilakukan di kolam renang kediam an dari keluarga Bpk. K. Sijabat yang merupakan salah seorang Ketua Gereja Jemaat Air Ber-sih.

Selesai ibadah Sabat seluruh anggo-ta gereja melaksanakan acara makan bersama dan sekaligus penerimaan ji-wa-jiwa yang baru menerima Yesus se-bagai Juruselamat pribadinya dan tak kalah mengharukan adalah acara penu-tupan dan perpisahan dengan tim SA-TU KOMIT yang telah bekerja dengan sangat luar biasa sepanjang satu ming-gu termasuk juga memberikan pela-yanan setiap paginya kepada siswa yang ada di parulian maupun di sekolah Ad-vent yang lainnya.

Marilah kita doakan jiwa-jiwa yang dalam menjalani kehidupan ini pasti akan mengalami banyak tantangan da-

lam mempertahankan imannya agar Tuhan senantiasa memberikan kekuatan kepada mereka dan mendoakan ju-ga tim SATU KOMIT yang telah berkomitmen untuk membaktikan hidupnya untuk pekabaran Injil. n

—Dilaporkan oleh Loran Napitupulu, Ketua GMAHK Teladan Medan

09 - 2011 | Adventist World 39

Page 40: AW Indonesia Sept. 2011

Berita Dalam Negeri

kkr kepastian pengharapan keselamatanBandar Lampung dan Sekitarnya

Tanggal 3-9 Juli 2001, pesta rohani jemaat GMAHK yang ada di Distrik Bandar Lampung dan sekitarnya dilaksanakan. Ada tiga pembicara yang menyampaikan

kabar baik keselamatan yaitu Pdt. M. Sitompul (Ass. Penerbit-an UIKB), Pdt. E. Simanjuntak (Ketua Daerah Sumatera Ka-wasan Selatan) dan Pdt. S. Sitorus (Sekretaris Daerah Sumate-ra Kawasan Selatan). Dari malam ke malam ketiga pembicara secara bergantian menyampaikan kabar baik tentang kepasti-an pengharapan keselamatan. Anggota jemaat dan para tamu yang hadir juga antusias untuk mendengarkan. Selama satu minggu ketiga pembicara mengajak para pendengar untuk mendapatkan kepastian pengharapan keselamatan.

Acara KKR ini juga dimeriahkan oleh lagu-lagu pujian da-ri jemaat sekitar Bandar Lampung dan grup penyanyi dari Je-maat Kedaton I. Yang cukup mengharukan adalah ketika anak-anak dari Panti Asuhan Nusantara menyumbangkan la-gu pujian, sangat terlihat bahwa mereka membutuhkan perha-tian dari sesama. Anak-anak ini hadir setiap malam dan pada

malam terakhir Jemaat Kedaton I memberikan bantuan kepa-da Panti Asuhan Nusantara berupa uang untuk membantu pendidikan mereka. Selain itu panitia bekerja sama dengan RS. Advent Bandar Lampung mengadakan kegiatan pemerik-

saan kesehatan gratis kepada para tamu berupa pemerik-saan lemak tubuh, gula darah dan malaria secara gratis.

Pada puncak KKR, hari Sabat tanggal 9 Juli 2011 ditu-tup dengan kebaktian Sabat gabungan se-Lampung, Pdt. M. Sitompul memberikan tantangan kepada jemaat dan jiwa-jiwa yang telah dibaptis untuk datang kepada Yesus seperti yang dikutip dari Matius 11:28. Akhir dari KKR tersebut, puji Tuhan ada 32 jiwa yang menyerah diri un-

tuk dibaptis dan akan menyusul yang lainnya, yang masih be-lajar dan perlu kita doakan bersama-sama. n

—Dilaporkan oleh Daniel, Komunikasi GMAHK Kedaton I

PALING ATAS: 32 jiwa yang menyerahkan diri kepada Kristus. ATAS: Baptisan oleh Pdt. M. Sitompul dan beberapa pendeta dari Sumkasel. KIRI: Lagu Pujian dari anak-anak Panti Asuhan Nusantara.

40 Adventist World | 09 - 2011

Page 41: AW Indonesia Sept. 2011

pengorganisasian Jemaat ke-66daerah sumatera kaWasan selatan (dsks)

Jemaat Getsemani, Tais, Seluma, Distrik Bengkulu

Terpujilah Tuhan, Bapa kita di surga karena sebuah catatan sejarah pe-layanan pekerjaan Tuhan kembali

terjadi di Bengkulu. Oleh karena kasih dan kuasa Tuhan yang telah menuntun pertumbuhan gereja kita di Distrik Beng-kulu ini. Sehingga sebuah jemaat baru te-lah lahir di Tais.

Hal ini tidak lepas dari perhatian je-maat induknya yaitu GMAHK Talangpra-pat, yang tetap setia memberikan perhati-an dalam pertumbuhan kerohanian umat-umat Tuhan di tempat ini. Demikian juga beberapa anggota jemaat yang setia di tempat ini.

Sekilas Perjalanan Pelayanan di Tempat IniSejak tahun 2004, saat pelayanan Pdtm. Darwin Gultom

dan Pdtm. Samuel Pardede telah dicoba untuk membentuk perkumpulan orang percaya, walaupun dengan ibadah secara tidak rutin setiap Sabat. Bahkan banyak tantangan yang harus dihadapi untuk membentuk satu cab. Sekolah Sabat.

Barulah pada tanggal 21 Agustus 2010, di bawah koordina-si pelayanan gembala jemaat, Pdtm. Edi Susanto Simbolon dan

Pdtm. Saul Situmeang, secara resmi dalam administrasi jema-at, perkumpulan ini diorganisasikan menjadi Cabang Sekolah Sabat Tais dan dengan induk jemaat yaitu Jemaat Talangprap-at.

Dengan usaha yang sungguh-sungguh serta doa yang te-kun dari semua umat Tuhan, maka jiwa-jiwa baru pun terus bertambah dan bergabung dalam persekutuan suci ini.

Maka untuk menyambut pekerjaan Tuhan yang begitu ma-ju di tempat ini, umat Tuhan di jemaat induk sangat rindu agar perkumpulan ini segera diorganisasikan.

Keputusan majelis induk pun dikirimkan ke para pemim-pin gereja di Kantor DSKS, segera surat permohonan itu dite-rima dan semua persiapan telah cukup baik, maka direncana-kanlah untuk melaksanakan acara tersebut pada hari Sabat, tanggal 16 Juli 2011.

Pemimpin dari daerah Pdt. E. Simanjuntak, Pdt. S. Sitorus dan beberapa pemimpin departemen DSKS turut hadir pada hari pengorganisasian itu.

Dalam khotbahnya, ketua daerah kembali menegaskan be-tapa pentingnya umat Tuhan mengerti akan panggilannya se-bagai murid Kristus dengan terus bersaksi melalui kehidupan yang benar dan baik di tengah-tengah masyarakat sekitar.

Setelah semua tata cara dan prosesi pengorganisasian sele-sai, maka jemaat yang baru ini diberikan nama yang baru yai-tu: GMAHK Jemaat Getsemani, Tais, Distrik Bengkulu.

Mari kita terus doakan dan dukung pelayanan pekerjaan Tuhan di jemaat yang baru ini, agar semakin banyak jiwa yang dibawa pada jalan keselamatan dan nama Tuhan selalu diting-gikan. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Victor J. Sinaga, Komunikasi DSKS & Pdtm. Saul Situmeang, gembala jemaat.

09 - 2011 | Adventist World 41

Page 42: AW Indonesia Sept. 2011

Berita Dalam Negeri

Cross program pa Jemaat teling 1 manadoDi Jemaat Durian, Makassar

Sungguh benar bahwa di mana saja umat Tuhan itu berada sangat te-rasa nuansa ikatan persaudaraan

yang kental terjalin. Rasa senang, baha-gia selalu mewarnai hati setiap umat Tu-han di mana saja mereka berada. Itulah yang benar-benar telah dirasakan oleh rombongan Pemuda Advent Jemaat Te-ling 1 ketika selama tiga hari berada di Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yaitu Makassar.

Keberadaan rombongan merupakan salah satu bagian dari program departe-men PA jemaat di mana pada tahun 2011 ini melaksanakan “cross program” dengan Jemaat Durian Makassar. Inilah kali pertama bagi pemuda Jemaat Teling 1 mengadakan acara dengan mengambil tempat yang jauh. Dikoordinasi oleh

Ketua Jemaat Doli Walangitan, rombongan telah berada di Makassar hari Jumat siang tanggal 5 Agustus 2011, dan telah disambut oleh Pdt. Danny Sumayau, Gembala Jemaat Durian bersama rekan-rekannya.

Rombongan dibawa ke penginapan yaitu perumahan dae-rah di Mawas. Setelah tiba di perumahan Mawas, rombongan disambut oleh Ketua Daerah Konferens Sulsel & Tenggara Pdt. H. Sibilang beserta staf daerah yang kebetulan tinggal di kom-pleks perumahan tersebut.

Puji Tuhan, oleh karena dalam acara yang sudah diadakan berjalan dengan baik dan lancar, bahkan menurut beberapa anggota serta pemimpin Jemaat Durian bahwa acara yang su-dah dilaksanakan oleh Jemaat Teling 1 sangat berbobot, luar biasa. Acara Sabat seluruhnya dipegang oleh Jemaat Teling 1,

mulai dari persatuan guru-guru Sekolah Sabat yang dipimpin oleh Pdt. G.N. Manurip yang sudah dimulai pukul 7.30, acara keluarga Kel. Walangitan P, Sekolah Sabat oleh pemuda de-ngan diskusi panel, pelayanan perorangan oleh ketua Dekky Nayoan, khotbah oleh Pdt. F.A Rattu, MA Ketua Daerah Kon-ferens Manado, Minut, Bitung, dan Propinsi Maluku Utara yang juga turut serta bersama istri Ny. Frieda Rattu Kairupan menemani Jemaat Teling 1 dalam acara ini.

Pada sore harinya dengan MC, Michael Nayoan, Ketua Pe-muda Advent Teling 1 telah diisi dengan acara konser lagu-lagu rohani dari Kuartet Teling 1 bersama group penyanyi pro-fesional yaitu Gladness VG pimpinan Robby Hotanoban de-ngan pelatih Youce Walangitan.

Semoga acara yang baru saja diadakan itu akan menambah wawasan serta pengertian serta ikatan persahabatan yang baru bagi para pemuda di lingkungan gereja itu sendiri. Pemuda yang adalah generasi penerus jemaat sekarang ini dan masa mendatang. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Gerald N. Manurip, Gembala Jema-at Teling 1, Manado.

ATAS: Kwartet Jemaat Teling 1. KIRI: Pdt. F.A Rattu MA, Ketua Daerah Minahasa Utara & Maluku Utara sedang membawakan Firman Tuhan.

42 Adventist World | 09 - 2011

Page 43: AW Indonesia Sept. 2011

sabat istimeWa Jemaat teling 1 manadoPara Direktur SS/PP tingkat divisi, uni, konferens/daerah plus ketua konferens hadir bersama

ATAS: Pdt. Dr. H. Villanueva, Dir. SS/PP Divisi berfoto bersama. KANAN: Pdt. Dr. H. Villanueva diterjemahkan oleh Pdt. Dr. F. Rachman

Sabat kedua bulan Agustus 2011 merupakan Sabat istime-wa bagi Jemaat Teling 1, Manado karena dalam acara Sa-bat sejak pagi hari yaitu acara Sekolah Sabat sampai pada

acara khotbah Jemaat Teling 1 mendapatkan kunjungan dari para pemimpin gereja baik dari tingkat divisi yaitu Pdt. Dr. Hermogenes Villanueva selaku Direktur SS/PP Divisi Asia Pa-sifik Selatan; Pdt. Dr. Ferry Rachman sebagai Direktur SS/PP UKIKT, serta Pdt. R. Neman, SAg, sebagai Direktur SS/PP Konferens Manado, Minut, Bitung dan Maluku Utara, bahkan juga hadir Pdt. H. Sibilang, Ketua Konferens Sulawesi Selatan & Tenggara, serta Pdt. Ch. Muaya, STh sebagai Direktur SS/PP Daerah Palu Sulawesi Tengah. Dalam sejarah, baru kali ini ada kunjungan yang seperti ini di Jemaat Teling 1 Manado.

Dalam acara pelayanan perorangan, Pdt. Dr. Hermogenes Villanueva sempat memberikan motivasi serta kesaksian ke-pada jemaat bagaimana majunya pekerjaan Tuhan di wilayah Uni Filipina Selatan melalui keaktifan jemaat-jemaat di sana dalam kegiatan kelompok-kelompok kecil penginjilan yang te-lah memenangkan begitu banyak jiwa kepada Tuhan dan hal itu benar-benar telah membakar semangat anggota Jemaat Te-ling 1 untuk tetap giat dalam pelayanan kelompok-kelompok

kecil yang me-mang saat ini se-dang berjalan, de-ngan aktifnya 12 kelompok kecil penginjilan modern.

Selanjutnya, dalam khotbahnya, Pdt. Dr. Hermogenes Vil-lanueva yang diterjemahkan oleh Pdt. Dr. Ferry Rachman te-lah mengingatkan kembali jemaat tentang tema utama gereja saat ini yaitu: Revival, Reformation and Beyond di mana terma-suk di sana bagaimana jemaat perlu ada kepekaan terhadap se-sama manusia meneladani Yesus Kristus ketika Ia berada di atas dunia ini.

Kehadiran para pemimpin gereja ini, benar-benar telah memberikan berkat Tuhan yang luar biasa bagi Jemaat Teling 1. Semoga jemaat akan tetap semangat di dalam menjalankan peranan penting mereka khususnya dalam kegiatan penginjil-an di kelompok kecil sehingga akan lebih banyak lagi jiwa yang akan dimenangkan kepada Tuhan. n

—Dilaporkan oleh Pdt. Gerald N. Manurip, Gembala Jema-at Teling 1, Manado.

09 - 2011 | Adventist World 43

Page 44: AW Indonesia Sept. 2011

Berita Dalam Negeri

hasil dari kelompok pendalaman alkitab (kpa)

kerJa bakti kantor gmahk

Jemaat Getsemani Cikarang

Kantor daerah terbesar di Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Saat ini Jemaat Getsemani Cikarang sudah memiliki lima KPA yang berlokasi di beberapa tempat. Setiap malam dari Senin sampai Jumat kecuali, Pdt. N.Z. Nenoharan

memimpin kelas pendalaman Alkitab.Lima KPA ini adalah: (1) KPA di Lippo Cikarang (2) KPA

di Mega Regency (3) KPA di Mutiara Bekasi Jaya (4) KPA di Jababeka I (5) KPA di Perum Graha Pemda.

Di dalam perjalanannya, KPA ini tidak selamanya berjalan dengan lancar. Setan berusaha untuk menghambat kegiatan ini. Di tiga tempat seperti Mega Regency, Graha Pemda dan Mutiara Bekasi Jaya, ada kendala yang mengakibatkan tamu KPA berkurang, khususnya pada saat pelajaran hari Sabat. Se-bagian dari mereka dilarang untuk datang kembali ke KPA. Untuk KPA Mutiara Bekasi Jaya, mereka dilarang untuk mela-kukan kegiatan di wilayahnya oleh kelompok mayoritas, se-hingga kelompok ini harus pindah ke kediaman Kel. Oky Dardy Purbowo.

Walaupun banyak hambatan, tetapi Tuhan selalu memim-pin anggota KPA, sehingga mereka tetap setia untuk mengi-kuti kelas pendalaman Alkitab. Hasil daripada KPA ini maka pada Sabat, 2 Juli 2011 dan 30 Juli 2011, diadakan baptisan yang suci di kolam renang Hotel Sahid Lippo Cikarang.

Ada pun mereka yang dibaptis adalah (1) Lysensi Masna-hara Nababan (2) Putri Sasmita Wulandari Sihombing (3) Ste-ven Maranatha Manullang (4) Yosua Febriano Sukirman (5) Filia Yaputri (6) Arisman Marbun. Kami berharap para pem-

baca Majalah Adventist World dapat meluangkan waktu untuk berdoa bagi mereka demi kesetiaan mereka kepada Tuhan. n

—Dilaporkan oleh Pontas Silaen, Jemaat Getsemani, Cikarang

Walaupun status daerah masih bersifat Attached field (la-dang/cabang) namun Daerah Bolmong, Prop. Goronta-

lo dan Kec. Modoinding berusaha untuk membuat kantor yang representatif dan layak digunakan, sebab saat ini kantor gereja masih menggunakan rumah pastori wilayah Kotamoba-gu. Kemajuan yang lain juga terlihat dalam penarikan jiwa di tahun 2010 yang mencapai 400 jiwa. Serta kemajuan dengan membuka ladang yang baru, mengorganisasi jemaat serta me-ngirimkan misionaris.

Pembangunan Kantor Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) dianggarkan sekitar tiga miliar, dan untuk me-

minimalkan anggaran yang ada, seluruh anggota jemaat dike-rahkan untuk mengadakan pengecoran lantai bangunan pada hari Minggu 7 Agustus 2011 dengan penuh semangat. Dalam kerja bakti tersebut melibatkan sekitar 200-300 orang.

Kerja bakti tersebut turut dimeriahkan dengan kehadiran dari para ibu serta anak-anak yang turut serta dalam mem-bantu pengecoran ring balak dari pembangunan kantor terse-but. Dalam kerja bakti tersebut seluruh anggota jemaat bekerja dengan semangat sehingga tanpa terasa telah menghabiskan sekitar 100 karung semen.

Kerja bakti ini akan terus dilanjutkan minggu depannya,

44 Adventist World | 09 - 2011

Page 45: AW Indonesia Sept. 2011

kkr: surga adalah tuJuankuTempat KKR disediakan oleh masyarakat non-Advent

Minggu, 14 Agustus 2011 dengan anggota jemaat di wilayah yang lain.

Jika pembangunan sesuai rencana kerja maka di akhir ta-hun 2011 lantai pertama akan segera digunakan menjadi kan-tor gereja untuk wilayah Bolmong, Gorontalo dan Kec. Modoinding. Walaupun yang menjadi kendala utama adalah masalah dana, namun tetap yakin bahwa Tuhan akan mencu-kupkan dana melalui saudara-saudara yang tergerak hatinya untuk membantu akan pembangunan kantor di wilayah Bol-mong, gorontalo dan Kec. Modoinding ini. n

—Dilaporkan oleh Maikel J. Makarewa, Chief Accounting Daerah Kab. Bolaang Mongondow, Prop. Gorontalo dan Kec. Modoinding

Tanggal 24-30 Juli 2011 diadakan KKR di Desa Huntuk Kec. Bintauna, Kab. Bolaang Mongondow Utara, de-ngan pembicara tunggal Ev. Pdt. Ferry Kasenda, BBA

(Direktur Departemen Penerbitan Wilayah Bolaang Mongon-dow dan Gorontalo) yang dibantu oleh 14 penginjil literatur.

Sekitar 200-300 tamu yang hadir dari malam ke malam untuk memeriahkan akan KKR tersebut.

Hal yang menarik pula karena di desa tersebut hanya ter-dapat 1 Keluarga yang anggota Advent yang jarak gereja terle-tak sekitar 6 km dari rumah tersebut, di Jemaat Mome dan itu pun jemaat tersebut hanyalah jemaat kecil yang hanya berang-gotakan 12 orang yang sekaligus mensponsori akan KKR ter-sebut. Pembuatan bangsal atau tempat KKR dibuat oleh ang-gota-anggota non-Advent (Protestan, Pantekosta dan Mus-lim), dipimpin langsung oleh Kepala Desa Huntuk yang se-ngaja memobilisasi massa untuk membantu KKR dalam pem-buatan bangsal.

Ketika kebenaran mulai ditaburkan, sepertinya Setan sa-ngat marah karena pada hari ketiga KKR tersebut maka angin topan yang sangat keras datang menerpa bangsal dengan ukuran 15 x 40 meter, sehingga dua per tiga atap dari bangsal tersebut terbawa oleh angin yang sangat kencang. Pada saat itu juga Ev. Pdt. F. Kasenda bersama anggota lainnya berdoa kare-

na peristiwa tersebut karena bangsal KKR tidak beratap lagi. Selang beberapa jam kemudian kepala desa setempat memim-pin masyarakat untuk mengadakan kerja bakti untuk perbaik-an bangsal yang tidak beratap lagi. Karena atap tersebut ba-nyak yang bocor maka atap tersebut tidak selesai dikerjakan namun KKR tetap dijalankan walaupun beratapkan langit, bu-lan dan bintang.

Peristiwa angin topan datang setiap hari sehingga seng yang digunakan untuk atap bangsal setiap hari terbang diterpa angin dan setiap hari pula masyarakat non-Advent turut memperbaiki tempat tersebut. Dan puji Tuhan, KKR tersebut berakhir pada hari Sabat, 30 Juli 2011, tanpa diterpa angin to-pan.

Karena KKR dari GMAHK baru pertama kali dilaksana-kan di desa tersebut, banyak masyarakat menjadi bimbang de-ngan doktrin yang mereka pelajari sebelumnya, banyak ma-syarakat yang berkelompok-kelompok untuk membicarakan akan pelajaran KKR dari malam ke malam yang memang ber-beda dengan ajaran agama mereka.

Untuk itu kita patut doakan masyarakat Desa Huntuk yang baru menerima pelajaran melalui KKR tersebut agar dapat bertobat di kemudian hari. Bibit kebenaran telah ditanam di tempat yang subur dan tinggal menunggu masak untuk dituai. Di penghujung KKR tersebut ada 4 jiwa yang dibaptiskan dan informasi terkini, ada juga beberapa jiwa yang akan menyusul di kemudian hari.n

—Dilaporkan oleh Maikel J. Makarewa, Chief Accounting Daerah Kab. Bolaang Mongondow, Prop. Gorontalo dan Kec. Modoinding

09 - 2011 | Adventist World 45

Page 46: AW Indonesia Sept. 2011

Berita Dalam Negeri

kkr sehari: kasih karunia yang telah dianugerahkanDi Desa Padang Baru

Hari Sabat, 30 Juli 2011 yang bertempat di Jemaat Padang Baru Kab. Bolaang Mongondow Timur, sempat menjadi

perhatian dari masyarakat setempat. Terlebih masyarakat non-Advent, baik kaum mayoritas dan umat Protestan lainnya.

Pekabaran hari itu memang sempat menghentakkan warga setempat karena pelajaran tentang “Kasih Karunia yang telah dianugerahkan” yang disampaikan kurang lebih 8 jam mem-buat masyarakat serta anggota dan para tamu yang hadir ter-masuk terasa sangat singkat.

Pembahasan pelajaran tersebut dibawakan dengan penuh kuasa Roh Kudus karena selama pembahasan pelajaran terse-but Ev. Max Makahinda menyampaikan ayat demi ayat tanpa membaca text atau menggunakan multimedia. Semua ayat Al-kitab dikeluarkan secara spontanitas dari mulut pembicara.

KKR sehari tersebut turut dimeriahkan oleh “Serve Him VG”/Ministry yang memang diundang langsung untuk mem-bawakan pujian-pujian bagi Tuhan. Pujian bagi Tuhan juga di-nyanyikan oleh ‘Kumpulan Orang Sanger’ yang berada di Pa-dang baru/Motongkat.

Tak terasa hari sudah hampir malam, namun pembicara enggan untuk berhenti karena melihat anggota dan undangan masih rindu untuk mendengar akan pekabaran tersebut.

Dipenghujung acara tersebut Pdt. F. Sepang MA (Ketua GMAHK Wil. Kab. Bolmong, Prop. Gorontalo dan Kec. Modoinding) memberikan ucapan terima kasih dan mengha-rapkan kalau boleh di waktu yang akan datang dapat berkun-jung kembali ke Daerah Bolmong. Gembala Gereja Pantekosta juga yang hadir waktu itu turut memberikan sambutan yang sangat baik.n

—Dilaporkan oleh Maikel J. Makarewa, Chief Accounting Daerah Kab. Bolaang Mongondow, Prop. Gorontalo dan Kec. Modoinding.

46 Adventist World | 09 - 2011

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konfe-rens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana mem-butuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang ka-mi terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microso� Word/Word Per-fect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSE-BUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam �le text dokumen tersebut).

GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi �le name gambar tersebut (dengan cara rename �le name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pe-ngirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk me-masukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemung-kinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

Page 47: AW Indonesia Sept. 2011

paduan suara advent surabayaPSAS

Nama Tuhan ditinggikan melalui pelayanan Sabat pu-ji-pujian dan seminar yang dibawakan oleh PSAS (Paduan Suara Advent Surabaya) Konferens Jawa Ka-

wasan Timur (KJKT) di GMAHK Dieng, Malang pada hari Sa-bat, 30 Juli 2011 gabungan se-Distrik Malang.

PSAS berdiri sejak bulan Oktober 2010 di bawah koordi-nator Musik KJKT di mana pesertanya terdiri dari anggota jemaat dari 19 GMAHK se-Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Anggota PSAS ini resmi diutus oleh masing-masing jemaat.

Adapun tujuan dibentuknya PSAS adalah untuk memper-lengkapi anggota PSAS menjadi pelatih para pemimpin mu-sik dan anggota jemaat dalam pelayanan musik gereja se-suai dengan misi gereja yang sebenarnya.

Pelatih PSAS tersebut ialah Bpk. Paulus Sentana seorang ahli musik anggota jemaat GMAHK Anjasmoro, Surabaya dan beliau juga menjadi narasumber seminar musik sore harinya didampingi oleh putrinya bernama Priska Sentana sedang belajar musik di USA. Priska Sentana juga telah membuat CD MP3 Lagu Sion yang siap pakai untuk melatih dan mengiringi musik gereja lengkap dengan 342 nomor

“Lihatlah, Aku Datang Segera…”Misi kami adalah untuk meninggikan Yesus Kristus, mempersatukan umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di mana saja dalam iman, misi, kehidupan, dan pengharapan.

Penerbit Indonesia Publishing House (anggota IKAPI Jawa Barat)Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184

Ketua Pengarah J. S. Peranginangin

Ketua Bidang Usaha A. Ricky

Bendahara S. Manueke

Pemasaran S.P. Rakmeni

ProduksiS. M. Simbolon

Pemimpin Redaksi Roy M. Hutasoit

Redaksi Pelaksana J. Pardede

Tim Redaksi S.P. Silalahi, R.C.A. Raranta, J. Wauran

Setting dan Desain J. Pardede

Komunikasi UniS. Simorangkir, Uni Indonesia Kawasan BaratS. Salainti, Uni Konferens Indonesia Kawasan Timur

Komunikasi Konferens/Daerah/WilayahD. Lingga, Sumatera Kawasan UtaraH. Sihaloho, Sumatera Kawasan TengahV. J. Sinaga, Sumatera Kawasan SelatanA. Sagala, DKI Jakarta dan SekitarnyaSlamet Nappoe, Jawa BaratW. Siringoringo, Jawa TengahR. Situmeang, Jawa Kawasan TimurP. Pasaribu, Kalimantan Kawasan TimurJ. Sihotang, Kalimantan BaratDenny Kana Djo, Nusa TenggaraJ. Legoh, Minahasa UtaraDj. Muntu, Minahasa SelatanF. Sepang, Bolaang Mangondow, Kotamobagu dan GorontaloA. Lumowa, Sulawesi TengahS. Salainti, Sulawesi Selatan, Barat dan TenggaraR. Wurangian, MalukuN. Tambani, Nusa UtaraHugo Wambrauw, Papua

Izin Departemen Penerangan RINo. 1167/SK Ditjen PPG/STT/1987

Alamat Redaksi Jalan Raya Cimindi 72 Bandung, 40184Telp. (022) 6030392; Fax. (022) 6027784Email: [email protected]

Alamat PemasaranTlp/Fax: 022-86062842 Email: [email protected] (Sirkulasi)

WARTA

Redaksi menerima naskah berita dan foto sesuai de-ngan misi majalah ini, maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dileng-kapi dengan nama dan alamat pengirim yang jelas. Nas-kah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk memasukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemungkinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

GEREJA ADVENT

Kami berterima kasih kepada para penulis setia, dari setiap konfe-rens/daerah/wilayah di seluruh tanah air Indonesia. Kami ingin agar proses redaksi majalah Adventist World Indonesia (AWI) yang setiap bulan diterbitkan, yang mana mem-butuhkan waktu yang sangat ketat dalam prosesnya, dapat dilaksanakan dengan lancar.

Untuk itu kami berharap untuk edisi berikutnya, setiap TEXT naskah berita yang ka-mi terima diketik rapi (sesuai misi majalah ini) dalam format Microso� Word/Word Per-fect, TANPA ADA GAMBAR/FOTO/IMAGE DI DALAM FILE DOKUMEN TERSE-BUT (Karena perlu waktu untuk proses pengeluaran gambar/foto/image dari dalam �le text dokumen tersebut).

GAMBAR/FOTO/IMAGE untuk naskah berita tersebut kami harapkan TERPISAH DARI DALAM FILE dokumen text naskah berita. Lebih disukai dalam format jpeg tetapi jelas, terang dan jernih serta bere solusi minimum 640x428. Jika ada keterangan gambar/foto/image yang penulis ingin sertakan, ketiklah keterangannya menjadi �le name gambar tersebut (dengan cara rename �le name gambar tersebut) atau informasikan keterangan gambar tersebut di dalam text naskah berita tersebut.

Maksimal 500 kata. Tim redaksi berhak mengubah tulisan tanpa mengubah isi dan maksud penulis. Berita akan dimuat bilamana dilengkapi dengan nama dan alamat pe-ngirim yang jelas. Naskah tidak akan dikembalikan. Walaupun kami berusaha untuk me-masukkan seluruh berita yang masuk, tetapi atas pertimbangan tim redaksi, ada kemung-kinan tidak semua naskah berita yang masuk akan dipublikasikan.

Kirimkan ke: [email protected] paling lambat tanggal 15 setiap bulan untuk diterbitkan dalam edisi bulan berikutnya. Terima kasih, Tuhan memberkati kita pada waktu kita menyiapkan berita baik yang menguatkan umat Tuhan khususnya di Indonesia.

09 - 2011 | Adventist World 47

Page 48: AW Indonesia Sept. 2011

Lagu Sion. Bila ada yang berminat, dapat menghubungi Pdt. Johnny simbolon di nomor se-lular 08123250989 dengan harga Rp. 50.000,- (2 keping CD original).

PSAS yang di bawah koordinasi Departemen Musik KJKT, Pdt. Johnny Simbolon sangat mengharapkan semua gereja se-KJKT dapat merasakan kuasa Tuhan melalui pengaruh mu-sik gereja yang benar sehingga dapat mempersiapkan umat Tuhan bagi kedatangan Yesus yang kedua kali.

Pelayanan dan seminar musik PSAS, telah mengadakan pelayanan di beberapa distrik di KJKT, antara lain: Distrik Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, Distrik Madiun, Distrik Malang.

Kita doakan pelayanan PSAS KJKT dapat eksis dan maju terus dalam pelayanan pekerja-an Tuhan.

—Dilaporkan oleh Pdt. RanaP Situmeang, Dir. Komunikasi KJKT