asuhan keperawatan trauma kehamilan

33
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA KEHAMILAN DISUSUN OLEH : 1.LULUK NUR FADILAH (7B) 2. MISBKHUL HUDA (7B) 3.MUTIARA DANU ATSIH (7B) 4.NGAINU ROSIDAH (7B) 5.TURYATI (7B) 6.RIZKY (7A) 7.BOBBY (7A) 8.DWI WAHYU (7A) S1 KEPERAWATAN / 7B SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Upload: noekda-anggara

Post on 22-Dec-2015

412 views

Category:

Documents


76 download

DESCRIPTION

Menurut American College of Obstetricans and Gynecologist (1998) Trauma adalah tekanan / perlukaan yang ditimbulkan baik oleh benda tajam maupun benda tumpul yang dapat mencederai janin maupun ibu itu sendiri.yang dapat berdampak pada trauma secara fisik ataupun psikis.Trauma adalah cedera atau rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional ( Dorland, 2002) Trauma kehamilan adalah cedera pada kehamilan, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja (Smeltzer, 2001)

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN

TRAUMA KEHAMILAN

DISUSUN OLEH :

1.LULUK NUR FADILAH (7B)

2. MISBKHUL HUDA (7B)

3.MUTIARA DANU ATSIH (7B)

4.NGAINU ROSIDAH (7B)

5.TURYATI (7B)

6.RIZKY (7A)

7.BOBBY (7A)

8.DWI WAHYU (7A)

S1 KEPERAWATAN / 7B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2014

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah GADAR I

yang berjudul ” ASKEP TRAUMA KEHAMILAN ”

Makalah ini disusun dengan harapan agar tiap Mahasiswa mampu berfikir kritis,

rasional, dan kreatif dalam menanggapi masalah dan berpartisipasi secara aktif dan

bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas, mengerti dan memahami segalanya

dalam dunia yang serba modern diera global ini. Dalam penyusunan makalah ini Kami

tidak luput dari berbagai pihak yang terkait,oleh karena itu Kami mengucapkan terima

kasih kepada :

Direktur STIKES ICME JOMBANG Drs.M.Zainul Arifin,M.kes.

Bpk Hariyono S.Kep,Ns M.Kep selaku dosen pengajar mata kuliah GADAR yang

telah memberi tugas kepada Kami sehingga Kami dapat mengerti dan memahami bab

yang Kami bahas.

Teman-teman sekelas yang telah membantu dan mendukung kami sehingga Kami dapat

menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Kami sadar sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih jauh dari

sempurna.Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang ada. Untuk itu kami

dengan tulus menerima saran dan kritik demi kebaikan makalah ini.Semoga makalah

ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi kami dan pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jombang, Nopember 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ..........................................................................

Daftar Isi ...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................................

1.3 Tujuan Masalah..............................................................

BAB II KONSEP DASAR TEORITIS

2.1 Definisi trauma kehamilan.........................................................

2.2 Etiologi trauma kehamilan.........................................................

2.3 Klasifikasi trauma kehamilan....................................................

2.4 Tanda dan gejala trauma kehamilan..........................................

2.5 Patofisiologi trauma kehamilan ................................................

2.6 Pemeriksaan diagnostik trauma kehamilan................................

2.7 Penatalaksanaan trauma kehamilan ..........................................

2.8 Dampak terhadap kehamilan dan persalinan ............................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian ...........................................................................

3.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................

3.3 Intervensi Keperawatan .......................................................

BAB IV PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................

3.2 Saran......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengingat dampaknya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin, sebisa

mungkin hindari trauma.Beban fisik dan mental biasa dialami oleh ibu hamil karena

perubahan fisik dan hormonalnya, seperti bentuk tubuh yang melebar dan kondisi

emosi yang naik turun. Beban ini sering diperparah dengan munculnya trauma-

trauma kehamilan, sehingga masalah yang dihadapi ibu pun makin kompleks.

Trauma masa hamil, bisa datang dari banyak faktor. Hal sepele seperti

menyaksikan film horor bisa saja mendatangkan trauma padahal sebelumnya tidak

masalah bila ibu menyaksikan film jenis apa pun: horor, laga, atau thriller. Namun di

saat hamil, adegan yang menyeramkan, mengerikan, atau menyedihkan bisa sangat

membekas dan berujung menjadi trauma. Ibu jadi takut pergi ke kamar mandi

sendirian, takut menyetir mobil, khawatir bakal terjadi sesuatu yang mengancam

jiwanya, cemas kalau sendirian di malam hari, dan sebagainya. Ketakutan ini

menjadi sangat berlebihan, sehingga sangat mengganggu kondisi psikologisnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah trauma kehamilan itu?

1.2.2 Apa penyebab dari trauma kehamilan?

1.2.3 Apa saja yang termasuk trauma kehamilan?

1.2.4 Bagaimana tanda gejala trauma kehamilan?

1.2.5 Bagaimana patofisiologi trauma kehamilan?

1.2.6 Pemeriksaan diagnostik apa yg bisa dilakukan?

1.2.7 Bagaimana penatalaksanaan nya?

1.2.8 Bagaimana dampak nya pada kehamilan dan persalinan?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Mengetahui definisi trauma kehamilan

1.3.2 Mengetahui penyebab trauma kehamilan

1.3.3 Mengetahui apa saja yg termasuk trauma kehamilan

1.3.4 Mengetahui tanda gejala trauma kehamilan

1.3.5 Mengetahui patofisiologi trauma kehamilan

1.3.6 Mengetahui pemeriksaan diagnostik untuk trauma kehamilan

1.3.7 Mengetahui dan dapat melakukan penanganan pada kasus trauma

kehamilan

1.3.8 Mengetahui dampak terhadap kehamilan dan persalinan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Trauma Kehamilan

Menurut American College of Obstetricans and Gynecologist (1998) Trauma adalah

tekanan / perlukaan yang ditimbulkan baik oleh benda tajam maupun benda tumpul yang

dapat mencederai janin maupun ibu itu sendiri.yang dapat berdampak pada trauma secara

fisik ataupun psikis.

Trauma adalah cedera atau rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional

( Dorland, 2002)

Trauma kehamilan adalah cedera pada kehamilan, dapat berupa trauma tumpul

dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja  (Smeltzer, 2001)

2.2 Etiologi Trauma Kehamilan

Ada banyak faktor yang menyebabkan trauma pada wanita hamil, baik faktor

internal maupun faktor eksternal. Antara lain :

2.2.1 Trauma Fisik

a .Adanya benturan keras

(1) KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga )

saat terjadi pertengkaran atau perselisihan dalam rumah tangga, serinh kali ibu

hamil menjadi korban pukulan atau kekerasan yang mempunyai dampak pada

kandungannya. Pemerkosaan atau kekerasan seksual yang kadangkala bisa saja

terjadi.Contoh yang sering terjadi adalah pukulan langsung ke perut,maupun tidak

sengaja terjatuh.

(2) Kecelakaan kendaraan bermotor

Kecelakaan ini sering memberi dampak trauma pada kandungan ibu hamil

secara tidak sengaja dan hal ini bisa mengakibatkan dampak yang ringan maupun

berat. Dampak ringan dapat berupa memar, laserasi dan kontusio. Sedangkan

dampak yang lebih berat berupa patah tulang panggul dan patah tulang rusuk.

(3)  Jatuh

(4)  Luka tembak/luka tusuk

b. Zat- zat kimia

(1). konsumsi obat-obatan yang dapat membahayakan janin khususnya usia

kehamilan muda.misal obat cloramphenicol,diazepam,dll.

(2). Terkena atau tersiram air keras.dll

2.2.2 Trauma Psikis

a.Faktor usia kehamilan

Semakin muda usia kehamilan ibu,semakin rawan pula terjadi trauma

psikologis akibat belum matang nya kesiapan mental yang dapat mengganggu

perkembangan janin dan ibu.misal pada ibu primigravida lebih mudah terjadi trauma

daripada ibu multigravida yang sudah berpengalaman.

b.Faktor pola hidup

Wanita hamil yang memiliki pola hidup sehat,tidak merokok,bebas alkohol

dan narkotika. akan lebih memiliki kematangan mental yang lebih siap dalam

menghadapi perubahan dalam kehamilan

c.Faktor Sosial Budaya

Hubungan intrapersonal yang baik dan dukungan yang cukup dari keluarga

akan menghindarkan dari tekanan dan tingkat stress yang berlebihan yang memicu

timbulnya trauma psikologis.

d.Faktor Ekonomi

Tingkat ekonomi yang rendah akan memiliki tingkat stressor yang jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki tingkat ekonomi

berkecukupan,dan akan berdampak pada terjadinya minim terjadinya tingkat trauma

psikologis.

Kondisi psikologis yang dialami ibu selama hamil, kemudian akan kembali

mempengaruhi aktivitas fisiologis dalam dirinya. Suasana hati yang kelam dan

emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah,

produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam lambung, dan lain-lain.

Trauma, stres, atau tekanan psikologis juga dapat memunculkan gejala fisik seperti

letih, lesu, mudah marah, gelisah, pening, mual atau merasa malas.

2.3 Klasifikasi Trauma Kehamilan

2.3.1.Trauma fisik

· Trauma minor

Merupakan trauma yang ringan yang terjadi pada kehamilan. Biasanya

disebabkan karena jatuh, pukulan langsung ke perut dan kecelakaan kendaraan

bermotor. Hal ini menyebabkan memar, laserasi dan konstusio.

· Trauma mayor

Trauma sedang sampai dengan berat. Lebih sering menyebabkan kritis pada

kehamilan. Dampaknya dapat berupa patah pada tulang rusuk, patah tulang

panggul. Bahkan tidak jarang ibu hamil datang ke UGD sudah dalam kondisi

yang kritis.Tipe trauma fisik pada kehamilan muda:

Cidera tumpul ( blunt trauma )

Pemerkosaan atau kekerasan seksual (sexual assault )

Luka tusuk ( penetrating injuries )

Burns ( luka bakar )

2.3.2 Trauma Psikis

Trauma psikis sangat mungkin terjadi dialami pada masa awal kehamilan

karena masa awal kehamilan merupakan masa yang rentan terjadinya tingkat

kestresan yang tinggi yang di pengaruhi beberapa faktor yaitu perubahan

hormonal,perubahan fisik ibu hamil yang butuh penyesuaian diri. Adapun trauma

psikis tersebut adalah berupa kecemasan, kegusaran, dan perasaan panik yang

berlebihan.

2.4 Tanda Gejala Trauma Kehamilan

2.4.1 Tanda gejala Trauma Fisik

1. Adanya memar ,laserasi pada jaringan tubuh

2. Odeme,/pembengkakan daerah tertentu yang mengalami trauma/perlukaan.

3. Terjadi perdarahan, pecahnya ketuban, atau terjadinya kontraksi sebelum

waktunya.

4. Bisa saja terjadi syok neurologic,dan hipovolemic jika perdarahan tersebut

tidak segera ditangani.

5. Patah tulang/ fraktur, patah pada tulang rusuk, patah tulang panggul.

2.4.2 Tanda Gejala Trauma Psikis

a. Reaksi Cemas

1. Terjadinya takut,Cemas dan panic berlebihan ibu hamil pada hal-hal yang

wajar. terjadi di trimester 1 dalam kurun waktu yang singkat tanpa sebab

yang jelas.

2. Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkanya karena

gejala klinik yang ada,sangat tidak spesifik (tremor,berdebar-debar,kaku

otot,gelisah,mudah lelah,insomnia)

3. Timbulnya gejala – gejala somatic akibat hiperaktifitas otonom

(palpitasi,sesak nifas,rasa dingin di telapak tangan,berkeringat,pusing,rasa

terganjal pada leher)

b. Reaksi Panik

1. Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang sangat hebat,terjadi dalam

periode yang relative singkat dan tanpa sebab sebab jelas.

2. Pasien mengeluhkan nafas sesak,telinga berdenging,jantung berdebar,mata

kabur,

3. Pemeriksaan fisik menunjukan gelisah dan ketakutan,muka pucat,pernapasan

pendek,takhikardia.

c.Reaksi hipersensitif

1. Ibu hamil menjadi lebih peka perasaanya seperti mudah tersinggung,

2. Mudah terpancing emosi marah,dan menangis

3. Kadangkala ibu lebih memilih menyendiri

2.5 Patofisiologi

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan untuk deteksi dini akibat trauma

kehamilan, yaitu antara lain :

· USG

Melalui USG dokter menjadi lebih mudah untuk mempelajari bentuk

serta ukuran anatomis, gerak serta hubungan jaringan dengan sekitarnya. Karena

setelah dibandingkan dengan alat penunjang pemeriksaan lainnya, USG

memiliki beberapa keunggulan untuk membantu dokter dalam mendiagnosa

pasiennya secara cepat, aman, invasif dengan nilai diagnostik yang tinggi.

· DPL ( Diagnostic Peritoneal Lavage )

DPL ini dapat membantu menemukan adanya darah atau cairan pada

rongga usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi

DPL ini hanyalah alat diagnostik

· CT scan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang

kuat antara suatu kelainan, yaitu :Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses

Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan

infark.

· MRI ( Magnetic Resonance Imaging )

MRI dilakukan untuk mengevaluasi : Organ dada dan perut termasuk jantung, hati,

saluran empedu,ginjal, limpha dan pankreas serta kelenjar adrenalin. Organ panggul

termasuk pada organ reproduksi pada pria ( prostat dan testikel ) dan perempuan

· Ultrasonogram dan monitoring detak jantung janin

Pasien muda yang sehat lebih mudah terkena shock yang berpengaruh

ke sistem kardiovaskular.Ultrasonogram obstetri dapat menunjukkan usia

kehamilan dan posisi janin serta plasentanya.Beberapa penelitian

menyatakan bahwa USG dan Fetal Heart Rate Monitoring adalah suatu

kombinasi paling efektif untuk mendeteksi komplikasi akibat trauma pada

ibu hamil.

· Kheihauer betke test dan Tes Laboratoriumi

Tes ini digunakan untuk mendeteksi adanya sel darah janin di serum

ibunya.Jika Rh negatif maka tetap mungkin terjadi perdarahan. Solusinya

tetap ada pemberian Rh Immunoglobulin. Namun di sisi lain terdapat pula

studi yang menyatakan tes ini hanya mempunyai keefektifan yang rendah

dalam kejadian trauma yang akut.

2.7 Penatalaksanaan

2.7.1 Trauma Fisik

a) Prinsip – prinsip tata cara pertolongan terhadap ibu hamil yang mengalami

trauma tidak berbeda dengan wanita tanpa kehamilan. Yakni dengan selalu

mensurvei ABC,

1. Airway ( jalan nafas ) mendahulukan penyelesaian masalah di

jalan nafas

2. Breathing ( pernafasan ) karena disini letak atau posisi diafragma

berada lebih atas daripada wanita yang tidak hamil.

3. Circulation ( sirkulasi atau aliran darah ibu )jangan sampai menghambat vena

cava, posisikan untuk miring atau fowler.

4. Juga yang perlu diwaspadai ialah kontrol adanya problem

perdarahan, karena memang perdarahan merupakan angka kematian tertinggi

untuk kasus trauma pada wanita hamil.jika ada perdarahan kita sebagai

tenaga kesehatan harus tanggap untuk segera memasang infuse RL

grojok,dan siapkan tranfusi set untuk persiapan tranfusi darah jika sewaktu-

waktu dibutuhkan.serta yang tidak kalah pentingnya adalah oksigenasi set.

5. Patokannya adalah dengan melakukan resusistasi atau menstabilkan kondisi

si ibu seoptimal mungkin. Hal tersebut sudah akan menambah jaminan

keselamatan janin dalam kandungan.

6. Evaluasi pengaruh trauma terhadap keadaaan janin salah satunya bisa

diketahui dengan memonitor denyut nadi janin.

7. Begitu juga perlu perhatian sungguh – sunggguh terhadap kondisi janin jika

si ibu mengalami kasus seperti perdarahan per vaginal, solusio plasenta,

nyeri yang tiba – tiba di bagian bawah perut, nyeri yang hebat di seluruh

perut sebagai tanda terjadinya robekan lapisan rahim serta kejang – kejang

yang disertai dengan hipertensi sebagai tanda –tanda terjadi eklamsia.

2.7.2. TRAUMA PSIKIS

a.    Masa Kehamilan

Pada masa antenatal seleksi pasien dengan riwayat gangguan psikologik harus

dilakukan. Perhatikan pada pasien yang hamil dengan riwayat gangguan psikis saat

hamil dan persalianan / nifas sebelumnya, karena kecendurungan gangguana psikis

yang lebih berat sangat tinggi. Dibutuhkan suatu komunikasi baik antara tenaga

kesehatan dengan pasien untuk kemudian dapat memberikan saran dan psikoterapi

yang memada.

Beberapa langkah dalam mengenali, mencegah, dan mengobati kalainan psikis

pada saat antenatal antara lain:

1. Buatlah suatau perencanaan bersama untuk mengenali kelainan psikis pada

ibu hamil. Dengan menyadari adanya kelainan psikis ini, seluruh personil

dapat memberikan terapi awal.

2. Berikan penjelasan tentang tahap – tahap persalinan / nifas pada keluarganya.

3. Dengarkan dan berilah tanggapan apabila pasien menyataka keluhannya.

Lakukan pemeriksaan secara cermat. Apabila diperlukan, periksalah

pelengkap diagnostik dengan laboratorium ataupun USG, foto rontgen, MRI,

dan sebagainya untuk mendapatkan keyakinan dan kemantapan langkah –

langkah kehamilan dan persalinan selanjutnya.

4. Ajaklah dan arahkan pasien dan keluarganya pada persiapan untuk

mengahadapi kemungkinan – kemungkinan penyulit pada saat kehamilan dan

persalinan sedemikian sehingga pasien atau keluarganya mempunya

kepercayaan yang tinggi terhadap dokter / saran pelayanan yang ada.

Informasi yang jelas dan terbuka disertai dengan komunikasi yang baik

dengan suami dan keluarga ibu hamil tersbut akan merupakan dukungan

yang sanagt berarti.

b.    Masa Persalinan

Keadaan emosional pada ibu bersalin sangat dipengaruhi oleh timbulnya rasa

sakit dan tidak enak selama persalinan berlangsung, apalagi pada ibu hamil tersebut

baru pertama kali melahirkan dan pertama kali merawat dirumah sakit. Untuk itu,

alangkah baiknya bila ibu hamil tersebut sudah mengenal lebih baik keadaan ruang

bersalin/ ruamah sakit dari segi fasilitas pelayanannya maupun tenaga pelayanan

yang ada.

Usahakan agar ibu bersalin tersebut berada dalam suasana yang hangat dan

femeliar walaupun berada di rumah sakit. Peran perawat yang empati pada ibu

bersalin sangat berarti. Keluhan dan kebutuhan – kebutuhan yang timbul agar

mendapatkan tanggapan yang baik. Penjelasan tentang kemajuan persalinan harus

dikerjakan dengan baik agar ibu bersalain tidak jatuh dalam keadaan panik.

Peran suami yang sudah memahami proses persalunan bila berada di sdamping

ibu yang sedang bersalin sangat membantu pemantapan ibu bersalin dalam

menghdapai rasa sakit dan takut yang timbul.

2.8 Dampak Trauma pada Kehamilan dan Persalinan

2.8.1    Pengaruh Pada Kehamilan

a)    Trauma Fisik

1. Mengganggu Perkembaangan janin serta kesehatan ibu hamil

2. Memicu timbulnya Abortus pada Kehamilan

3. Memicu timbulnya perdarahan pada kehamilan

4. Menyebabkan timbulnya syock neurologic dan syok hipovolemic pada ibu

hamil,sehingga sirkulasi makanan dan oksigen ke janin terhambat yang

selanjutnya akan mempengaruhi tumbuh kembang janin. .

5. Menyebabkan cacat permanen pada ibu ataupun cacat congenital pada janin.

b)    Trauma Psikis

Adapun pengaruh perasaan sedih dan frustasi yang berkepanjang n dan

mengakibatkan depresi yang seringkali tidak hanya berdampak pada sakit secara

mental namun dapat mengakibatkan sakit scara fisik karena terganggunya organ –

organ tubuh tertentu.yaitu :

1. mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas

kelenjar keringat, sekresi asam lambung yang tentunya memicu kerancauan

system metabolisme yang akan berpengaruh pada perkembangan janin.

2. Depresi yang berkepanjangan ini dapat memicu terjadinya komplikasi pada

kehamilan muda antara lain:

3. Resiko Abortus

4. Resiko Hiperemesis gravidarum

5. Resiko Kelahiran Premature

2.8.2    Pengaruh Pada Persalinan

a)    Trauma Fisik

1. Menyebabkan resiko janin tidak bisa lahir per-vaginam(partus dengan

bantuan/ secsio caesaria)

2. Memicu timbulnya abortus

3. Menyebabkan terjadinya persalinan pre-mature

4. Menyebabkan ketuban pecah dini

5. Meningkatkan resiko rupture uteri akibat trauma

6. Meningkatkan terjadinya perdarahan akibat trauma

7. Memicu terjadinya rupture uteri akibat trauma

8. Memicu terjadinya inversio uteri/ prolapsus uteri

b)    Trauma Psikis

1. Stres dan cemas berlebihan akan menyebabkan kerja jantung lebih cepat

dalam mempompa darah,sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh

darah / vasokonstriksi vaskuler,dan hal ini menghambat pertukaran darah dan

oksigen serta makanan dari ibu ke janin,sehingga terjadilah Fetal Distress.

2. Menyebabkan terjadinya distosia power pada proses persalinan akibat

minimnya motivasi ibu akibat trauma psikis tersebut

3. Akibat distosia power tersebut memicu timbulnya prolonged phase pada

persalinan.

BAB III

ASKEP TRAUMA KEHAMILAN

3.1 Primary survey

Prinsip – prinsip tata cara pertolongan terhadap ibu hamil yang mengalami

trauma tidak berbeda dengan wanita tanpa kehamilan. Yakni dengan selalu

mensurvei ABC,

1. Airway ( jalan nafas ) mendahulukan penyelesaian masalah di

jalan nafas

2. Breathing ( pernafasan ) karena disini letak atau posisi diafragma

berada lebih atas daripada wanita yang tidak hamil.

3. Circulation ( sirkulasi atau aliran darah ibu )jangan sampai menghambat vena

cava, posisikan untuk miring atau fowler.

4. Juga yang perlu diwaspadai ialah kontrol adanya problem

perdarahan, karena memang perdarahan merupakan angka kematian tertinggi

untuk kasus trauma pada wanita hamil.jika ada perdarahan kita sebagai

tenaga kesehatan harus tanggap untuk segera memasang infuse RL

grojok,dan siapkan tranfusi set untuk persiapan tranfusi darah jika sewaktu-

waktu dibutuhkan.serta yang tidak kalah pentingnya adalah oksigenasi set.

5. Patokannya adalah dengan melakukan resusistasi atau menstabilkan kondisi

si ibu seoptimal mungkin. Hal tersebut sudah akan menambah jaminan

keselamatan janin dalam kandungan.

6. Evaluasi pengaruh trauma terhadap keadaaan janin salah satunya bisa

diketahui dengan memonitor denyut nadi janin.

Begitu juga perlu perhatian sungguh – sunggguh terhadap kondisi janin jika

si ibu mengalami kasus seperti perdarahan per vaginal, solusio plasenta,

nyeri yang tiba – tiba di bagian bawah perut, nyeri yang hebat di seluruh

perut sebagai tanda terjadinya robekan lapisan rahim serta kejang – kejang

yang disertai dengan hipertensi sebagai tanda –tanda terjadi eklamsia

3.2 Pengumpulan Data

A.Pengkajian

Tanggal :

Jam :

Tempat :

Oleh :

No. Reg :

Data Subyektif

a.Biodata

Biodata pasien

nama, jenis kelamin, usia tanggal lahir

Biodata penanggung jawab

Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat.

b.Keluhan Utama

biasanya ibu mengeluh nyeri

c.Riwayat prenatal, natal, dan postnatal

Prenatal:Ibu mengalami kekerasan seksual.dsb

Natal :Lilitan tali pusat, Plasenta previa, solusio plasenta,premature, partus lama,

d.Kebutuhan dasar

Pola nutrisi, pola eliminas, pola istirahat, dan pola aktivitas

e.Riwayat penyakit keluarga

Adakah keluarga yang menderita HT,penyakit jantung,gangguan pembekuan darah

atau yg lain.

f.Riwayat psikososial

3.3 Diagnosa Keperawatan

3.4 Intervensi Keperawatan

1. Diagnosa : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik

NOC :

Pain level ( tingkat nyeri )

Indicators :

- melaporkan nyeri (Range 3)

- episode menurunnya nyeri (Range 3)

- gelisah (Range 3)

- iritable (Range 3)

- kehiangan napsu makan (Range 3)

- intoleransi makanan (Range 3)

control nyeri

- mengetahui factor penyebab nyeri (Range 3)

- mengenali lamanya obat (onset) nyeri (Range 3)

- menggunakan metode pencegahan (Range 3)

- menggunakan metode pencegahan non-analgesik untuk mengurangi

nyeri (Range 3)

- mengguakan analgesic sesuai sesuai kebutuhan (Range 3)

NIC :

Pain management (menegemen nyeri)

Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi,karakteristik,durasi

dan frekuensi

Observasi isyarat non verbal dari ketidak nyamanan khususnya dalam

ketidak mampuan komunkasi secara efektif

Gunakan komunikasi teraupetik agar pasien dapat mengekpresikan nyeri

Anjurkan pasien untuk memonitor sendiri nyeri

Pemberian analgesik

- Kaji lokasi nyeri,kualitas , keparahan nyeri

- Cek riwayat elergi obat

- Anjurkan penggunaan teknik non farmakologi

- Berikan analgesic sesuai dengan anjuran

2. Diagnosa : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur costa

NOC:

Integritas jaringan ( kulit dan membran mukosa )

Indikator :

- temperatur kulit

- sensasi kulit

- elastisitas kulit

- hidrasi kulit

- pigmentasi kulit

- keringat pada kulit

- warna kulit

- jaringan kulit

- ketebalan kulit

- tidak ada lesi

- perfusi kulit

- pertumbuhan rambut kulit

NIC :

Prressure management

- Monitor karakteristik luka meliputi kelembapan

- Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

- Monitor aktivitas dan mobilisasi klien

- monitor kulit akan adanya kemerahan

3. bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas

NOC:

Respiratory status : airway patency

Indikator:

- kecepatan pernapasan

- irama napas

- sputum yang keluar dar jalan napas

- kedalaman inspirasi

NIC:

Airway suction

- Auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suctioning

- Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

- Minta klien napas dalam sebelum suction dilakukan

- Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction

nasotrakeal

- Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam

- Monitor status O2 pasien

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Menurut American College of Obstetricans and Gynecologist (1998) Trauma adalah

tekanan / perlukaan yang ditimbulkan baik oleh benda tajam maupun benda tumpul yang

dapat mencederai janin maupun ibu itu sendiri.yang dapat berdampak pada trauma secara

fisik ataupun psikis.

Penyebab dari trauma dapat dibagi menjadi 2 yaitu karena faktor internal dan

faktor eksternal.Tanda gejala yang ditimbulkan dapat berupa nyeri,perdarahan,luka

langsung pada janin,memar,ketuban pecah dini,dll.

4.2 Saran

Sebagai perawat harusnya kita mengetahui penanganan pertama pada pasien-

pasien yang mengalami kegawat daruratan dalam semua sistem.Selain itu perawat

harus mampu memahami tanda gejala dari tiap keadaan yang mengancam nyawa

seseorang.

Keluarga sebaiknya mampu memberi motivasi pada pasien dalam keadaan

yang mungkin membuat psikis pasien menjadi terpuruk,keluarga juga harus selalu

mendampingi pasien karena keluarga adalah orang terdekat dari pasien dan mampu

menenangkan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo,S. 2009. Ilmu kebidanan. Yogyakarta YBPSP

2. Varney, Helen 2007. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC

3. Boyle.M.2005.Kedaruratan Dalam Persalinan.Jakarta: EGC

4. Suherni.2008.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta: Fitramaya

5. Prawirohardjo,S. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:PT Bina

Pustaka

6. joandvhi.blogspot.com. Makalah Trauma Kehamilan.www.joandvhi.blogspot .com.

7. Dep.Kes. RI. 2007. Kementrian kesehatan republik indonesia. www. depkes ri.go.id.

8. http://www.g-excess.com/37420/gejala-dan-dampak-dari-hiperemesis-gravidarum

9. Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis

dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998; 195