asuhan keperawatan pada anak dengan thalassemia

30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bel akang Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang dimak sud denga n laut tersebu t ialah Laut Tenga h, oleh karen a  penyakit ini pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. Penya kit ini pertama sekali ditemukan oleh seoran g dokt er di Detro it USA yang bernama Thomas B.1. Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh orang tua kepad a anak. Thala ssemia mempe ngaru hi kemampuan dalam men gha sil kan hemogl obi n yan g ber aki bat pad a pen yak it ane mia . Hemogl obi n adalah sua tu protei n dal am sel darah merah yang men gangku t oks ige n dan nut risi lai nny a ke sel -sel lai nny a dal am tub uh. Sekita r 100.000 bayi di seluru h dunia terlahi r deng an jenis thalas semia  berbahaya setiap tahunnya. Thalassemia terutama menimpa keturunan Ital ia, Yunani, Timur Ten gah , Asi a dan Afr ika . Ada dua jenis thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskan denga n cara yang sama. Penya kit ini ditur unkan oleh orang tua yang memiliki mut ated gen at au gen muta si thalassemia. Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi disebut pembawa atau carrier, atau yang disebut  juga dengan thalassemia trait (sifat thalassemia). Kebanyakan pembawa ini hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua sifat gen, di mana satu dari ibu dan satu dari ayah, akan mempunyai penyakit thalassemia. 1

Upload: firman-syah

Post on 03-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 1/30

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut.

Yang dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena

 penyakit ini pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah.

Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di Detroit

USA yang bernama Thomas B.1.

Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh

orang tua kepada anak. Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam

menghasilkan hemoglobin yang berakibat pada penyakit anemia.

Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah yang

mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh.

Sekitar 100.000 bayi di seluruh dunia terlahir dengan jenis thalassemia

 berbahaya setiap tahunnya. Thalassemia terutama menimpa keturunan

Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan Afrika. Ada dua jenis

thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskan

dengan cara yang sama. Penyakit ini diturunkan oleh orang tua yang

memiliki mutated gen atau gen mutasi thalassemia. Seorang anak yang

mewarisi satu gen mutasi disebut pembawa atau carrier, atau yang disebut

 juga dengan thalassemia trait (sifat thalassemia). Kebanyakan pembawa ini

hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua sifat gen, di mana

satu dari ibu dan satu dari ayah, akan mempunyai penyakit thalassemia.

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 2/30

2

Jika baik ibu maupun ayah adalah pembawa, kemungkinan anak 

mewarisi dua sifat gen, atau dengan kata lain mempunyai penyakit

thalassemia, adalah sebesar 25 persen. Anak dari pasangan pembawa juga

mempunyai 50 persen kemungkinan lahir sebagai pembawa.

Jenis paling berbahaya dari alpha thalassemia yang terutama menimpa

keturunan Asia Tenggara, Cina dan Filipina menyebabkan kematian pada

 jabang bayi atau bayi baru lahir. Sementara itu, anak yang mewarisi dua

gen mutasi beta thalassemia akan menderita penyakit beta thalassemia. Anak 

ini memiliki penyakit thalassemia ringan yang disebut dengan thalassemia

intermedia yang menyebabkan anemia ringan sehingga si anak tidak 

memerlukan transfusi darah. Jenis thalassemia yang lebih berat adalah

thalassemia major atau disebut juga dengan Cooley's Anemia. Penderita

 penyakit ini memerlukan transfusi darah dan perawatan yang intensif.

Anak-anak yang menderita thalassemia major mulai menunjukkan gejala-

gejala penyakit ini pada usia dua tahun pertama. Anak-anak ini terlihat pucat,

lesu dan mempunyai nafsu makan rendah, sehingga menyebabkan

 pertumbuhannya terlambat.

Tanpa perawatan medik, limpa, jantung dan hati menjadi membesar. Di

samping itu, tulang-tulang tumbuh kecil dan rapuh. Gagal jantung dan

infeksi menjadi penyebab utama kematian anak-anak penderita thalassemia

major yang tidak mendapat perawatan semestinya. Bagi anak-anak penderita

thalassemia major, transfusi darah dan suntikan antibiotik, sangat

diperlukan.

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 3/30

3

Transfusi darah yang rutin menjaga tingkat hemoglobin darah

mendekati normal. Namun, transfusi darah yang dilakukan berkali-kali

 juga mempunyai efek samping, yaitu pengendapan besi dalam tubuh yang

dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung dan organ-organ tubuh lain.

B. Tujuan

1. Mengetahui konsep umum penyakit thalassemia.

2. Mengetahui gejala-gejala dari penyakit thalassemia.3. Mengetahui asuhan keperawatan terhadap penderita.

3

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 4/30

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hemoglobin

Hemoglobin adalah suatu protein tetramer (protein yang terdiri dari 4

rantai polipeptida). Pada manusia dewasa hemoglobin utama disebut Hb A,

yang terdiri dari dua rantai α dan dua rantai β (α2β2) (Slamet Suyono, 2001). 

Selain Hb A pada manusia dewasa terdapat hemoglobin pendamping

(minor) yang disebut Hb A2 (α2δ2). Pada bayi (neonatus) dan janin (embrio)

terdapat bentuk hemoglobin lain yaitu: Hb F (alfa2 gamma2) dan hemoglobin

embrional : Hb Gowers 1 (zeta2 epsilon2), Hb Gowers 2 (alfa2 epsilon2), dan

Hb Portland (zeta2 gamma2).

Kadar Hb normal dewasa yaitu:

Hb A : 96-98 %

Hb A2 : 1,5 – 3,2 %Hb F : 0,5 – 0,8 % (A.V. Hoffbrand, et al., 2005)

Pada tahap perkembangan hemoglobin manusia dimulai dengan

 pembentukan Hb Gowers 1 kemudian pembentukan Hb Gowers 2 yang

 bekerja sama dengan Hb Portland dalam masa transisi menuju Hb F.

Pada saatnya adanya pergantian pembentukan rantai gamma pada Hb F oleh

rantai alfa globin sehingga terbentuk Hb A. Perubahan utama dari

hemoglobin fetus ke hemoglobin dewasa terjadi 3-6 bulan setelah

kelahiran (A.V. Hoffbrand,et al., 2005).

Terjadi penurunan kadar Hb F mulai bayi berumur 20 minggu post

 partum (setelah kelahiran). Pada manusia dewasa normal Hb F masih

ditemukan walaupun dalam jumlah yang sangat kecil (kurang dari 1%).

Hemoglobin embrional hanya bertahan sampai umur janin 10 minggu saja

(Slamet Suyono, 2001).

Hemoglobin terdiri dari hemoglobin normal dan hemoglobin patologis.

4

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 5/30

5

Hemoglobin normal diantaranya, yaitu:

1. Hb A (hemoglobin normal dewasa, terdiri 2 rantai alfa dan 2 rantai beta)

2. Hb A2 (hemoglobin normal dewasa, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai

delta)

3. Hb F (Hb normal pada janin, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma)

4. Hb Gowers (Hb normal pada awal khidupan embrio dan hilang sebelum

lahir) 5. Hb Portland (Hb normal pada janin akhir trimester pertama)

(Newman Dorland,2005).

Hemoglobin patologis merupakan akibat dari adanya kelainan produksi

hemoglobin. Hemoglobin tersebut yaitu:

1. Hb H : hemoglobin tetramer beta (β) yang memiliki afinitas tinggi

terhadap O2.

2. Hb Bart’s : hemoglobin tetramen gamma (y) yang memiliki afinitas tinggi

terhadap O2.

3. Hb A1c : hemoglobin A terglikasi, terdapat satu heksosa pada terminal N

rantai β, konsentrasi meninggi pada diabetes yang tidak terkontrol dengan

 baik.

4. Hb anti-Lepore : hemoglobin crosssover abnormal yang sama dengan Hb

Lepore tetapi rantai non-α bergabung dengan konfigurasi yang berlawanan

dengan Hb Lepore (rantai β pada terminal N dan rantai δ pada terminal C).

5. Hb Lepore : Hb crossover abnormal dengan rantai α normal dan dua rantai

globin yang memiliki bagian rantai δ pada terminal N dan rantai α pada

terminal C.6. Hb C : hemoglobin abnormal dimana lisin menggantikan asam glutamate

 pada posisi enam rantai β.

7. Hb D : hemoglobin abnormal yang ditandai oleh mobilitas elektro foretik 

yang sama dengan Hb S pada kertas atau selulosa asetat.

8. Hb E : hemoglobin abnormal dimana lisin menggantikan asam glutamat

 pada posisi 26 rantai β.

9. Hb S : hemoglobin abnormal dimana valin menggantikan asam glutamat

5

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 6/30

6

 pada posisi enam rantai β. keadaan homozigot mengakibatkan anemia

sickle cell dan heterozigot asimptomatik disebut sickle cell trait (Newman

Dorland, 2005).

B. Hemoglobinopati

Hemoglobinopati merupakan kelainan hematologis yang

disebabkan oleh adanya abnormalitas hemoglobin yang diturunkan

maupun didapat akibat kelainan produksi hemoglobin. Kelainan

 produksi ini dapat disebabkan oleh kelainan gen yang mengatur susunan

asam amino seperti pada anemia sel sabit, Hb S disease, Hb C, Hb E, dll.

dan kelainan gen yang mengatur kecepatan produksi hemoglobin

khususnya rantai globin seperti pada thalassemia. Hemoglobinopati

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Hemoglobinopati structural (kelainan struktur asam amino pada rantai

globin) Hb S, Hb C, Hb D, Hb E, anemia sel sabit

2. Sindrom thalassemia (gangguan sintesis rantai alfa atau beta) (I Made

Bakta, 2006).

C. Definisi Thalasemia

Thalasemia adalah sekelompok heterogen gangguan genetik pada

sintesis hemoglobin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis

rantai globin (robbins,2007).

Thalasemia adalah penyakit darah bawaan (keturunan) yang

menyebabkan sel darah merah (eritrosit) pecah/hemolisa (suryo,2005).

D. KLASIFIKASI THALASEMIA

1. Thalassemia-α (gangguan pembentukan rantai α)

Sindrom thalassemia-α disebabkan oleh delesi pada gen α globin pada

kromosom 16 (terdapat 2 gen α globin pada tiap kromosom 16) dan

nondelesi seperti gangguan mRNA pada penyambungan gen yang

menyebabkan rantai menjadi lebih panjang dari kondisi normal.

Faktor delesi terhadap empat gen α globin dapat dibagi menjadi empat,

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 7/30

7

yaitu:

a. Delesi pada satu rantai α (Silent Carrier/ α-Thalassemia Trait)

Gangguan pada satu rantai globin α sedangkan tiga lokus globin

yang ada masih bisa menjalankan fungsi normal sehingga tidak terlihat

gejala-gejala bila ia terkena thalassemia.

 b. Delesi pada dua rantai α (α-Thalassemia Trait 1)

Pada tingkatan ini terjadi penurunan dari HbA2 dan peningkatan

dari HbH dan terjadi manifestasi klinis ringan seperti anemia kronis

yang ringan dengan eritrosit hipokromik mikrositer dan MCV(mean

corpuscular volume) 60-75 fl.

c. Delesi pada tiga rantai α (HbH disease)

Delesi ini disebut juga sebagai HbH disease (β4) yang disertai

anemia hipokromik mikrositer, basophylic stippling, heinz bodies, dan

retikulositosis. HbH terbentuk dalam jumlah banyak karena tidak 

terbentuknya rantai α sehingga rantai β tidak memiliki pasangan dan

kemudian membentuk tetramer dari rantai β sendiri (β4). Dengan

 banyak terbentuk HbH, maka HbH dapat mengalami presipitasi dalam

eritrosit sehingga dengan mudah eritrosit dapat dihancurkan. Penderita

dapat tumbuh sampai dewasa dengan anemia sedang (Hb 8-10 g/dl) dan

MCV(mean corpuscular volume) 60-70 fl.

d. Delesi pada empat rantai α (Hidrops fetalis/Thalassemia major)

Delesi ini dikenal juga sebagai hydrops fetalis. Biasanya terdapat

 banyak Hb Barts (γ4) yang disebabkan juga karena tidak terbentuknya

rantai α sehingga rantai γ membentuk tetramer sendiri menjadi γ4.

Manifestasi klinis dapat berupa ikterus, hepatosplenomegali, dan janinyang sangat anemis. Kadar Hb hanya 6 g/dl dan pada elektroforesis Hb

menunjukkan 80-90% Hb Barts, sedikit HbH, dan tidak dijumpai HbA

atau HbF. Biasanya bayi yang kelainan ini akan mati beberapa jam

setelah kelahirannya.

2. Thalassemia-β (gangguan pembentukan rantai β)

Thalassemia-β disebabkan oleh mutasi pada gen β globin pada sisi pendek 

kromosom 11.

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 8/30

8

a. Thalassemia βo

Pada thalassemia βo, tidak ada mRNA yang mengkode rantai β

sehingga tidak dihasilkan rantai β yang berfungsi dalam pembentukan

HbA .

 b. Thalassemia β+

Pada thalassemia β+, masih terdapat mRNA yang normal dan

fungsional namun hanya sedikit sehingga rantai β dapat dihasilkan dan

HbA dapat dibentuk walaupun hanya sedikit.

Sedangkan secara klinis thalassemia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu

1. Thalasemia Mayor 

Terjadi bila kedua orang tuanya membawa gen pembawa sifat

thalassemia. Gejala penyakit muncul sejak awal masa kanak-kanak dan

 biasanya penderita hanya bertahan hingga umur sekitar 2 tahun. Penderita

 bercirikan :

Lemah

Pucat

Perkembangan fisik tidak sesuai dengan umur 

Berat badan kurang

Tidak dapat hidup tanpa transfusi transfusi darah seumur hidupnya.

2. Thalasemia minor/trait

Gejala yang muncul pada penderita Thalasemia minor bersifat

ringan, biasanya hanya sebagai pembawa sifat. Istilah Thalasemia trait

digunakan untuk orang normal namun dapat mewariskan gen thalassemia

 pada anak-anaknya:ditandai oleh splenomegali, anemia berat, bentuk homozigot.

Pada anak yang besar sering dijumpai adanya:

1. Gizi buruk 

2. Perut buncit karena pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba

3. Aktivitas tidak aktif karena pembesaran limpa dan hati

(Hepatomegali ), Limpa yang besar ini mudah ruptur karena trauma

ringan saja.

8

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 9/30

9

Gejala khas adalah:

1. Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal

hidung, jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar.

2. Keadaan kuning pucat pada kulit, jika sering ditransfusi, kulitnya

menjadi kelabu karena penimbunan besi

E. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

1. Mutasi gen β-globin pada kromosom 16

2. Adanya pasutri yang membawa gen/carier thalasemia

3. Adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai α atau β dari HB

 berkurang

4. Berkurangnya sintesis HBA dan eritropoesis yang tidak efektif disertai

 penghancuran sel-sel eritrosit intramuscular.

F. MANIFESTASI KLI NIS

1. Gejala awal pucat, mulanya tidak jelas. Biasanya menjadi lebih berat

dalam tahun pertama kehidupan, dan pada kasus yang berat terjadi dalam

 beberapa minggu setelah lahir 

2. Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang anak akan

terhambat. Penyimpangan pertumbuhan akibat anemia dan kekurangan

gizi menyebabkan perawakan pendek.

3. Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh, dan dapat disertai

demam berulang kali akibat infeksi

4. Anemia lama dan berat, biasanya menyebabkan pembesaran jantung

5. Terdapat hepatosplenomegali dan Ikterus ringan mungkin ada6. Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk 

muka mongoloid akibat sistim eritropoiesis yang hiperaktif 

7. Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan dan kaki dapat

menimbulkan fraktur patologis.

8. Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada

tungkai, dan batu empedu.

9. Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila limpanya telah

9

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 10/30

10

diangkat sebelum usia 5 tahun dan mudah mengalami septisemia yang

dapat mengakibatkan kematian. Dapat timbul pensitopenia akibat

hipersplenisme.

10. Letargi, pucat, kelemahan, anoreksia, sesak nafas akibat penumpukan Fe,

tebalnya tulang kranial menipisnya tulang kartilago, kulit bersisik 

kehitaman akibat penumpukan Fe yang disebabkan oleh adanya transfuse

darah secara kontinu.

10

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 11/30

11

G. PATOFISIOLOGI

11

Pernikahan penderitathalasemia carier

Pembentukan rantai

α dan β di retikulosittidak seimbang.

Rantai β kurang

dibentuk di

banding α

Rantai β tidak

dibentuk sama

sekali

Rantai g di bentuktapi tidak

menutupi

kekurangan rantai

β

Penyakit secara

autosomal resesif 

Rantai α kurang

terbentuk daripada

rantai β

Gangguan resesif 

rantai globin α dan β

 Thalasemia α

 Thalasemia β

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 12/30

12

12

Gangguan pembentukan rantai α dan β.Penimbunan dan pengendapan rantai α dan β.

 Tidak terbentuk HbAMembentuk inclusion bodiesMenempel pada dinding eritrositMerusak dinding eritrositt

Menempel pada dinding eritrositMerusak dinding eritrositHemolisisEritropoesis darah yang tidak efektif 

dan penghancuran precursor eritrosit danintramedulasintesis Hb eritrosit hipokrom danmikrositerHemolisis eritrosit yang immature

Anemia

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 13/30

13

13

Anemia

PengikatanO2

oleh RBC

HipoksiaKompensasi tubuh

Hipoksia

membentuk eritrositoleh sumsum tulang

Kekentalan

darah

aliran darah

ke

organ vital

dan

aringan

O2 dan nutrisi

dak

itranspor

ecara

dekauat

erfusi

aringan

erganggu

Hiperplasia

sumsum

tulang

Ekspansif 

sumsum

tulang wajah

dan kranium

Deformitas

tulang

Perubahan bentukwajahPenonjolan tulangtengkorak

 Terjadi face mooley

Perasaan berbedadgn orlaGambaran dirinegatif 

Gangguan KonsepDIri Body Image

 Tubuhmerespon dgnpembentukaneritropoetin

Suplai O2 / Nakejaringan

Masuk kesirkulasiMerangsangeritropoetinPembentukanRBC yangimmature danmudah lisis

Perlutransfusi

Hemosiderosis

KerusakanIntegritas kulit

Pigmentasikulit

Metabolism selPertumbuhan seldan otakterganggu

Resikogangguan

 Tumbang

Perubahanpmbntkan ATP

Kelemahanfisik

Intoleranceaktivitas

 Tahanan

terhadap aliran

darah

payah jantung

Splenomegali

&

hepatomegali

Menekan organ

abdomen

termasuk lambung

dan usus

Distensi

abdomen

Merangsang Hipotalamus (pusat

kenyang

Hipoksia

 jaringan

Rangsangan

simpatik kerja

sal. cerna

Mortilitas usus

Digesti dan absorpsi

terganggu

Makanan

tertahan

dilambung

anoreksia

Intake nutrsiberkutrang

Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhan

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 14/30

14

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan hematologi rutin

a. Morfologi eritrosit (gambaran darah tepi) – eritrosit hipokromik 

mikrositik, sel target, normoblas (eritrosit berinti), polikromasia,

 bashopilic stipling, Heinz bodies pada β-thalassemia.

 b. Kadar Hb pada thalasemia mayor 3-9 g/dl, thalasemia intermedia 7-10

g/dl

2. Elektroforesis Hb

a. HbF meningkat : 10-98%

 b. HbA bisa ada pada β+, bisa tidak ada pada βo

c. HbA2 sangat bervariasi, bisa rendah, normal, atau meningkat

3. Pemeriksaan sumsum tulang

Eritropoesis inefektif menyebabkan hiperplasia eritroid yang ditandai

dengan peningkatan cadangan Fe.

4. Uji fragilitas osmotik (darah + larutan salin terbuffer)Pada darah normal 96% eritrosit akan terlisis, sedangkan pada thalasemia

eritrosit tidak terlisis

5. Pengukuran beban besi

Pengukuran feritin serum dan feritin plasma sebelum dilakukan transfuse.

6. Pemeriksaan pedigree untuk mengetahui apakah orang tua atau saudara

 pasien merupakan trait

7. Pemeriksaan molekuler 

a. Analisis DNA (Southern blot)

 b. Deteksi direct gen mutan

c. Deteksi mutasi dengan probe oligonukleotida sintetik 

d. ARMS (mengamplifikasi segmen target mutan)

 b. Analisis “globin chain synthesis” dalam retikulosit akan dijumpai

sintesis rantai beta menurun dengan rasio α/β meningkat.

14

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 15/30

15

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA

A. Pengkajian

1. Identitas (Nama, umur/ usia, jenis kelamin, nama orang tua, alamat, umur/

 pendidikan/ pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa).

2. Keluhan utama

3. Riwayat kesehatan sekarang

4. Riwayat kesehatan masa lalu

5. Riwayat kesehatan keluarga

6. Riwayat kehamilan

7. Riwayat kelahiran

8. Riwayat pertumbuhan

9. Riwayat perkembangan

10. Riwayat imunisasi

11. Riwayat makanan

12. Riwayat penyakit yang diderita

13. Pemeriksaan fisik (Inspeksi, palpasi, perkusi, aulkultasi)

14. Tanda-tanda vital (TTV)

15. Hasil pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, Fe, SGOT, SGPT)

B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

15

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 16/30

16

dengan menurunnya kerja saluran pencernaan.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan berkurangnya suplai O2/ Na

ke jaringan yang ditandai dengan klien mengeluh lemas dan mudah

lelah ketika beraktifitas.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi

dan neurologis (anemia) yang ditandai dengan kulit bersisik 

kehitaman pada beberapa tempat.

4. Gangguan konsep diri: body image berhubungan dengan hyperplasia

sumsum tulang yang ditandai dengan wajah tampak face colley.

5. Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan hipoksia

 jaringan.

6. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan menurunnya imunitas.

C. Intervensi

NoDiagnosa

KeperawatanTujuan

Asuhan Keperawatan

Intervensi Rasional

1 Ketidakseimbangannutrisi kurang dari

kebutuhan

 berhubungan

dengan

menurunnya kerja

saluran pencernaan.

Tupan:

Kebutuhan

nutrisi terpenuhi

secara adekuat.

Tupen:Menunjukkan

 peningkatan berat badan atau berat badan stabildengan nilailaboratoriumnormal.Menunjukkan

 perilaku, perubahan pola hidupuntuk meningkatkandan/atau

mempertahankan

Mandiri

Kaji riwayatnutrisi, termasuk makanan yangdisukai.

Observasi dancatat masukanmakanan pasien.

Timbang berat badan tiap hari.

Berikan makan

sedikit dan

frekuensi sering

dan/atau makan

di antara waktu

makan.

Mengidentifikasi

Defisiensi, menduga

kemungkinan

intervensi.

Mengawasi masukan

kalori atau kualitas

kekurangan konsumsi

makanan.

Mengawasi

 penurunan berat

 badan.

Makan sedikit dapat

menurunkan

kelemahan dan

meningkatkan

 pemasukan.

16

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 17/30

17

 berat badanyang

sesuai.Berikan dan

 bantu hygiene

mulut yang baik;

sebelum dan

sesudah makan,

gunakan sikat

gigi halus untuk 

 penyikatan yang

lembut.

Kolaborasi

Konsul pada ahligizi.

Pantau pemeriksaan

laboratorium

seperti Hb, Hct,

BUN, Albumin,

Protein,

Transferin, Besi

Serim, B12,

Asam Folat,

TIBC, ElektrolitSerum.

Berikan obat

sesuai indikasi,

desferoksimin untuk 

mengurangi kadar 

 besi dalam tubuh.

Berikansuplemen nutrisimisal: Ensure,Isocal.

Meningkatkan nafsu

makan dan

 pemasukan oral,menurunkan

 pertumbuhan bakteri,

meminimalkan

kemampuan infeksi.

Membantu dalam

membuat rencana diet

untuk memenuhi

kebutuhan individual.

Meningkatkan

efektifitas program

 pengobatan, termasuk 

sumber diet nutrisi

yang dibutuhkan.

Kebutuhan

 penggantian

tergantung pada tipe

anemia dan/ atau

adanya masukan oralyang buruk dan

defisiensi yang

diidentifikasi.

Meningkatkan

masukan protein dan

kalori

2. Intoleransi aktivitas

 berhubungan

dengan

 berkurangnya

Tupen:

Setelah

dilakukan

Mandiri

Kaji kemampuan

 pasien untuk 

Mempengaruhi

 pilihan intervensi atau

17

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 18/30

18

suplai O2  / Na ke

 jaringan yang

ditandai dengan

klien mengeluh

lemas dan mudahlelah ketika

 beraktifitas.

DS:

• Ibu klien

mengeluh klien

lemas

• Ibu klien

mengeluh klienmudah lelah

ketika

 beraktivitas

DO: -

 perawatan

selama satu kali

24 jam, klien

dapat melakukan

aktivitasmaksimal sesuai

kemampuan.

Tupan:

Setelah

dilakukan

 perawatan

selama 3x24 jam

diharapkan klien

dapat beraktivitas

maksimal sesuai

kemampuan dan

menormalkan Hb

(lebih dari

10gr/dl)

melakukan tugas

normal, catat

laporan

kelelahan,

keletihan, dankesulitan

menyelesaikan

tugas.

Berikan

lingkungan

tenang.

Pertahankan tirah

 baring bila

diindikasikan.

Pantau dan batasi pengunjung,

telepon, dan

gangguan

 berulang

tindakan yang

tidak 

direncanakan.

Prioritaskan

 jadwal asuhan

keperawatan

untuk 

menigkatkan

istirahat. Pilih

 periode istirahat

dengan periode

aktivitas.

Berikan bantuan

dalam aktivitas

 bila perlu,memungkin

 pasien untuk 

melakukannya

sebanyak 

mungkin.

Rencanakan

kemampuan

aktivitas dengan

 pasien, termasuk 

aktivitas yang

 bantuan.

Meningkatkan

istirahat untuk  

menurunkan

kebutuhan oksigen

tubuh dan

menurunkan regangan

 jantung dan paru.

Mempertahankan

tingkat energi an

meningkatkan

regangan pada system

 jantung dan

 pernapasan.

Membantu bila perlu,

harga diri

ditingkatkan bila pasien melakukan

sesuatu sendiri.

Meningkatkan secara

 bertahap tingkat

aktivitas sampai

normal dan

memperbaiki stamina

18

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 19/30

19

 pasien pandang

 perlu.

Tingkatkan

tingkat aktivitas

sesuai toleransi.

Gunakan teknik 

 penghematan

energi, misalnya,

mandi dengan

duduk,

melakukan tugas-

tugas dengan

duduk.

Anjurkan pasien

untuk menghentikan

aktivitas bila

 palpitasi nyeri

dada, napas

 pendek,

kelemahan, atau

 pusing terjadi.

Kaji kesiapan

untuk 

meningkatkan

aktivitas contoh :

 penurunan

kelemahan,

kelelahan,

tekanan darah

stabil, frekuensi

nadi,

 peningkatan

 perhatian pada

aktivitas dan

 perawatan diri.

tanpa kelelahan.

Mendorongkan pasien

melakukan banyak 

dengan membatasi

 penyimpangan energi

dan mencegah.

3. Kerusakan

integritas kulit

 berhubungan

dengan perubahan

sirkulasi dan

neurologis

(anemia) yang

ditandai dengan

kulit bersisik  

kehitaman

 beberapa tempat,

Tupen:

Mempertahankan

integritas kulit.

Tupan:

Mengidentifikasi

faktor resiko atau

 perilaku individu

Mandiri:

Kaji integritas

kulit, catat

 perubahan tanda

turgor, dan

gangguan warna.

Kondisi kulit

dipengaruhi oleh

sirkulasi, nutrisi, dan

imobilisasi. Jaringan

dapat menjadi rapuh

dan cenderung untuk 

infeksi dan rusak.

19

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 20/30

20

ditandai dengan :

DS:-

Do: kulit bersisik 

 pada beberapa

tempat.

untuk mencegah

cidera dermal.

4. Gangguan konsep

diri: body image

 b.d hiperplasia

sumsum tulang

yang ditandai

dengan wajah

tampak face colley,

ditandai dengan:

Ds: -

Do: wajah tampak 

face colley

Tupen:

Klien mau

 bersosialisasi

dengan

temannya

Tupan:

Mengembalikan

kepercayaan diri

klien

Diskusikan

situasi dorong

 pernyataan

takut/masalah,

 jelaskan

hubungan antara

gejala dengan

asal penyakit

Dukung dan

dorong pasien,

 berikan

 perawatan

dengan sikap

 positif dan

 perilaku

 bersahabat

Dorong keluarga

atau orang

terdekat untuk 

menyatakan

 perasaan,

 berkunjung atau

 berpatisipasi

 pada perawatan

Bantu pasien

atau orang

terdekat untuk 

Pasien sangat sensitif 

terhadap perubahan

tubuh dan juga

mengalami krisis

karena dirinya tidak 

sama dengan anak 

lain.

Pemberian perawatan

kadang-kadang

memungkinkan

 penialaian perasaan

untuk mempengaruhi

 perawatan pasien dan

kebutuhan untuk 

membuat upaya untuk 

membantu pasien

merasakan nilai privasi.

Anggota keluarga

dapat merasa bersalah

tentang kondisi pasien

dan takut kepada

kematian. Kebutuhan

dukungan emosi

tanpa penilaian dan

 bebas mendekati

 pasien. Partisipasi pada perawatan

membantu mereka

merasa berguna dan

meningkatkan

kepercayaan antara

staf pasien dan orang

terdekat.

Pasien dapat

menunjukkan

 penampilan kurang

20

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 21/30

21

mengatasi

 perubahan pada

 penampilan;

anjurkan

memakai bajuyang tidak  

menimbulkan

gangguan.

menarik sehubungan

dengan ikterik,

splenomegali

(buncit), ekimoses,

dan hemosiderosis jaringan. Memberikan

dukungan dapat

meningkatkan harga

diri dan

meningkatkan rasa

kontrol.

5. Resiko gangguan

tumbang

 berhubungan

dengan hipoksia jaringan.

Beri diet tinggi

nutrisi yang

seimbang.

Pantau tinggi dan

 berat

 badan.gambarkan

 pada grafik 

 pertumbuhan.

Dorong aktivitas

yang sesuai

dengan usia

klien.

Tekankan bahwa

klien mempunyai

kebutuhan yang

sama tahap

sosialisasi yang

sama seperti

orang lain.

 Nutrisi yang

seimbang akan

mendukung tumbuh

kembang.

6. Resiko terhadapinfeksi

 berhubungan

dengan

menurunnya

imunitas

Tidak terjaditanda-tanda

injury

Jelaskan pentingnya

tranfusi darah.

Lindungi klien

dari bahaya jatuh

dan cidera.

Bantui dalam

memenuhi ADL

klien.

Untuk meningkatkankonsentrasi HbA.

Perlindungan dapat

membuat aman bagi

klien.

Bantuan akan

membentukmemenuhi

kebutuhan klien.

21

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 22/30

22

Libatkan

keluarga dalam

melakukan

 perawatan pada

klien.

Observasi tanda-

tanda terjadinya

cidera.

Keluarga berada

selalu dekat dengan

klien sehingga dengan

keterlibatannya

sangata berarti bagiklien memenuhi

kebutuhannya.

Dapatkan dijadikan

acuan untuk tindakan

selanjutnya.

D. Pemeriksaan Diagnostik 

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan hematologi rutin

a. Morfologi eritrosit (gambaran darah tepi) – eritrosit hipokromik 

mikrositik, sel target, normoblas (eritrosit berinti), polikromasia,

 bashopilic stipling, Heinz bodies pada β-thalassemia.

 b. Kadar Hb pada thalasemia mayor 3-9 g/dl, thalasemia intermedia 7-10

g/dl.

2. Elektroforesis Hb

a. HbF meningkat: 10-98%

 b. HbA bisa ada pada β+, bisa tidak ada pada βo

c. HbA2 sangat bervariasi, bisa rendah, normal, atau meningkat

3. Pemeriksaan sumsum tulang

22

Page 23: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 23/30

23

Eritropoesis inefektif menyebabkan hiperplasia eritroid yang ditandai

dengan peningkatan cadangan Fe.

4. Uji fragilitas osmotik (darah + larutan salin terbuffer)

Pada darah normal 96% eritrosit akan terlisis, sedangkan pada thalasemia

eritrosit tidak terlisis

5. Pengukuran beban besi

Pengukuran feritin serum dan feritin plasma sebelum dilakukan transfuse

6. Pemeriksaan pedigree untuk mengetahui apakah orang tua atau saudara

 pasien merupakan trait

Pemeriksaan molekuler 

a. Analisis DNA (Southern blot)

 b. Deteksi direct gen mutan

c. Deteksi mutasi dengan probe oligonukleotida sintetik 

d. ARMS (mengamplifikasi segmen target mutan)

e. Analisis “globin chain synthesis” dalam retikulosit akan dijumpai

sintesis rantai beta menurun dengan rasio α/β meningkat.

E. Penatalaksanaan dan pencegahan pada pasien

Pada penatalaksanan pada pasien harus melakukan pertimbangan aspek 

ekonomi, sosial, dan budaya pasien. Untuk memberikan terapi senantiasa

23

Page 24: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 24/30

24

meminta persetujuan dari pasien. Pada pasien anak tersebut dapat diberikan

terapi:

a. Transfusi: untuk mempertahankan kadar Hb di atas 10 g/dl. Sebelum

melakukannya perlu dilakukan pemeriksaan genotif pasien untuk 

mencegah terjadi antibody eritrosit. Transfusi PRC (Packed Red Cell)

dengan dosis 3 ml/kg BB untuk setiap kenaikan Hb 1 g/dl.

 b. Antibiotik: untuk melawan mikroorganisme pada infeksi. Untuk 

menentukan jenis antibiotic yang digunakan perlu dilakukan anamnesis

lebih lanjut pada pasien.

c. Khelasi Besi: untuk mengurangi penimbunan besi berlebihan akibat

transfusi. Khelasi besi dapat berupa: desferoksamin diberikan injeksi

subcutan, desferipone (oral), desferrithiochin (oral), Pyridoxal

isonicotinoyl hydrazone (PIH), dll.

d. Vitamin B12 dan asam folat : untuk meningkatkan efektivitas fungsional

eritropoesis.

e. Vitamin C : untuk meningkatkan ekskresi besi. Dosis 100-250 mg/hari

selama pemberian kelasi besi

f. Vitamin E : untuk memperpanjang masa hidup eritrosit.Dosis 200-400 IU

setiap hari.

g. Imunisasi : untuk mencegah infeksi oleh mikroorganisme.

24

Page 25: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 25/30

25

h. Splenektomi : limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak 

 penderita, menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya

terjadinya ruptur. Jika disetujui pasien hal ini sebaiknya dilakukan setelah

anak berumur di atas 5 tahun sehingga tidak terjadi penurunan drastis

imunitas tubuh akibat splenektomi. Pencegahan thalassemia atau kasus

 pada pasien ini dapat dilakukan dengan konsultasi pra nikah untuk 

mengetahui apakah diantara pasutri ada pembawa gen thalassemia (trait),

amniosentris melihat komposisi kromosom atau analisis DNA untuk 

melihat abnormalitas pada rantai globin.

F. Health Education

1. Pencegahan primer:

Penyuluhan sebelum perkawinan (marriage counselling) untuk mencegah

 perkawinan diantara pasien Thalasemia agar tidak mendapatkan

keturunan yang homozigot. Perkawinan antara 2 hetarozigot (carrier)

menghasilkan keturunan : 25 % Thalasemia (homozigot), 50 % carrier 

(heterozigot) dan 25 normal.

2. Pencegahan sekunder 

25

Page 26: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 26/30

26

Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami istri dengan

Thalasemia heterozigot salah satu jalan keluar adalah inseminasi buatan

dengan sperma berasal dari donor yang bebas dan Thalasemia trait.

Kelahiran kasus homozigot terhindari, tetapi 50% dari anak yang lahir 

adalah carrier, sedangkan 50% lainnya normal. Diagnosis prenatal melalui

 pemeriksaan DNA cairan amnion merupakan suatu kemajuan dan

digunakan untuk mendiagnosis kasus homozigot intra-uterin sehingga

dapat dipertimbangkan tindakan abortus provokotus (Soeparman dkk,

1996).

26

Page 27: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 27/30

27

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marillyn E. (1999).  Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:EGC

 Ngastiyah. (1997).  Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:

EGC

Sodeman. (1995). Patofisiologi.Edisi 7 Jilid 2. Jakarta: Hipokrates

http://202.146.5.33/ver1/Kesehatan/0607/10/114001.htm

http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/11/mengenal-thalasemia-mayor/

http://kamus.landak.com/cari/hematokrit

http://ns-nining.blogspot.com/2009/03/asuhan-keperawatan-thalasemia.html

27

Page 28: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 28/30

28

Pertanyaan

1. Gejala khas pada thalasemia minor adalah…

1. Mongoloid 3. Kulit kuning pucat

2. Perut buncit 4. Tidak dapat hidup tanpa transfuse

2. Thalasemia yang masih terdapat mRna normal dan fungsional namunhanya sedikit sehingga rantai β masih bisa dihasilkan dan HbA dapat

dibentuk walaupun hanya sedikit,yaitu…

a. Thalasemia α c. Thalasemia silent carier 

 b. Thalasemia HbH diseases d. Thalasemia β+

3. Anemia pada Thalasemia terjadi diakibatkan karena, terjadi…

a. Hemolisis eritrosit

 b. Eritropoiesis darah yang tidak efektif 

c. Pembentukan inclusion bodies

d. Kerusakan dinding eritrosit

4. Diagnose keperawatan yang muncul pada penderita Thalasemia..

1. Ketidakseimbangan nutrisi kuranng

2. Intoleransi aktivitas

3. Kerusakan integritas kulit

4. Resiko gangguan tumbuh kembang

5. Etiologi dan faktor resiko penyakit Thalasemia yaitu : …

1. Mutasi Gen β Globin

2. Genetik 

3. Eritropoiesit yang tidak refektif 

4. Sintesis HbA berkurang

6. Terapi yang dilakukan pada penderita thalasemia adalah

1. Transfusi

2. Antibiotik

3. Vitamin B12 dan Asam Folat

4. Imunisasi

7. dibawah ini pernyataan yang benar ..

28

Page 29: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 29/30

29

a. HbA pada dewasa terdiri dari, 2 rantai alfa dan 2 rantai beta

b. HbF pada dewasa terdiri dari, 2 rantai alfa dan 2 rantai delta

c. HbA2 pada janin terdiri dari, 2 rantai alfa dan 2 rantai delta

d. HbA2 pada dewasa terdiri dari 2 rantai gamma

8. jumlah HbF yang ditemukan pada manusia dewasa normal

a. < 2 %

b. >2%

c. <1%

d. >1%

9. Thalasemia beta disebabkan oleh mutasi gen betaglobin pada

sisi pendek kromosom keberapa?

a. 8

b. 9

c. 10

d. 11

Untuk soal no 10-15 perhatikan kasus berikut:

Anton 5 tahun datang ke poli hematologi untuk kesekian kalinya

dengan keluhan lemas, mudah lelah ketika beraktifitas. BB

sangat kurang meskipun berusia 5 tahun tapi postur tubuh tidak

sesuai dengan usianya. BB : 14 Kg, kulit bersisik kehitaman pada

beberapa tempat, dengan wajah face colley

10.Pada kasus diatas diagnosa penyakit yang tepat untuk Anton

adalah...

a. Hemofilia

b. Thalasemia

c. Anemia cycle cell

d. Theofilia

11.Manifestasi klinis yang dapat ditimbulkan pada kasus diatas

adalah...

29

Page 30: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 30/30

30

1. Face folley

2. Hepato splenomegali

3. Kulit bersisik kehitaman

4. Beratbadan berkurang

12.Pemeriksaan penunjang Lab yang menegakkan diagnosa diatas

kecuali,..

a.SGOT menurun

b.HB menurun

c.Fe menurun

d.SGPT meningkat

13.Yang termasuk klasifikasi Thalasemia alfa adalah..

a. Trait 1

b. Thalasemia βo

c. Thalasemia β+

d. Thalasemia HbA Diseases

14.Masalah keperawatan yang paling utama untuk kasus diatas

adalah...

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b. Kerusakan integritas kulit

c. Gangguan perfusi jaringan

d. Intoleran aktifitas

15.Intervensi yang tepat untuk diagnosa no.14 adalah...

a. Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering

b. Kaji integritas kulit

c. Berikan Oksigen

d. Pertahankan tirah baring