asuhan keperawatan pada anak dengan thalassemia
TRANSCRIPT
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 1/30
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut.
Yang dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena
penyakit ini pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah.
Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di Detroit
USA yang bernama Thomas B.1.
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh
orang tua kepada anak. Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam
menghasilkan hemoglobin yang berakibat pada penyakit anemia.
Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah yang
mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh.
Sekitar 100.000 bayi di seluruh dunia terlahir dengan jenis thalassemia
berbahaya setiap tahunnya. Thalassemia terutama menimpa keturunan
Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan Afrika. Ada dua jenis
thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskan
dengan cara yang sama. Penyakit ini diturunkan oleh orang tua yang
memiliki mutated gen atau gen mutasi thalassemia. Seorang anak yang
mewarisi satu gen mutasi disebut pembawa atau carrier, atau yang disebut
juga dengan thalassemia trait (sifat thalassemia). Kebanyakan pembawa ini
hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua sifat gen, di mana
satu dari ibu dan satu dari ayah, akan mempunyai penyakit thalassemia.
1
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 2/30
2
Jika baik ibu maupun ayah adalah pembawa, kemungkinan anak
mewarisi dua sifat gen, atau dengan kata lain mempunyai penyakit
thalassemia, adalah sebesar 25 persen. Anak dari pasangan pembawa juga
mempunyai 50 persen kemungkinan lahir sebagai pembawa.
Jenis paling berbahaya dari alpha thalassemia yang terutama menimpa
keturunan Asia Tenggara, Cina dan Filipina menyebabkan kematian pada
jabang bayi atau bayi baru lahir. Sementara itu, anak yang mewarisi dua
gen mutasi beta thalassemia akan menderita penyakit beta thalassemia. Anak
ini memiliki penyakit thalassemia ringan yang disebut dengan thalassemia
intermedia yang menyebabkan anemia ringan sehingga si anak tidak
memerlukan transfusi darah. Jenis thalassemia yang lebih berat adalah
thalassemia major atau disebut juga dengan Cooley's Anemia. Penderita
penyakit ini memerlukan transfusi darah dan perawatan yang intensif.
Anak-anak yang menderita thalassemia major mulai menunjukkan gejala-
gejala penyakit ini pada usia dua tahun pertama. Anak-anak ini terlihat pucat,
lesu dan mempunyai nafsu makan rendah, sehingga menyebabkan
pertumbuhannya terlambat.
Tanpa perawatan medik, limpa, jantung dan hati menjadi membesar. Di
samping itu, tulang-tulang tumbuh kecil dan rapuh. Gagal jantung dan
infeksi menjadi penyebab utama kematian anak-anak penderita thalassemia
major yang tidak mendapat perawatan semestinya. Bagi anak-anak penderita
thalassemia major, transfusi darah dan suntikan antibiotik, sangat
diperlukan.
2
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 3/30
3
Transfusi darah yang rutin menjaga tingkat hemoglobin darah
mendekati normal. Namun, transfusi darah yang dilakukan berkali-kali
juga mempunyai efek samping, yaitu pengendapan besi dalam tubuh yang
dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung dan organ-organ tubuh lain.
B. Tujuan
1. Mengetahui konsep umum penyakit thalassemia.
2. Mengetahui gejala-gejala dari penyakit thalassemia.3. Mengetahui asuhan keperawatan terhadap penderita.
3
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 4/30
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hemoglobin
Hemoglobin adalah suatu protein tetramer (protein yang terdiri dari 4
rantai polipeptida). Pada manusia dewasa hemoglobin utama disebut Hb A,
yang terdiri dari dua rantai α dan dua rantai β (α2β2) (Slamet Suyono, 2001).
Selain Hb A pada manusia dewasa terdapat hemoglobin pendamping
(minor) yang disebut Hb A2 (α2δ2). Pada bayi (neonatus) dan janin (embrio)
terdapat bentuk hemoglobin lain yaitu: Hb F (alfa2 gamma2) dan hemoglobin
embrional : Hb Gowers 1 (zeta2 epsilon2), Hb Gowers 2 (alfa2 epsilon2), dan
Hb Portland (zeta2 gamma2).
Kadar Hb normal dewasa yaitu:
Hb A : 96-98 %
Hb A2 : 1,5 – 3,2 %Hb F : 0,5 – 0,8 % (A.V. Hoffbrand, et al., 2005)
Pada tahap perkembangan hemoglobin manusia dimulai dengan
pembentukan Hb Gowers 1 kemudian pembentukan Hb Gowers 2 yang
bekerja sama dengan Hb Portland dalam masa transisi menuju Hb F.
Pada saatnya adanya pergantian pembentukan rantai gamma pada Hb F oleh
rantai alfa globin sehingga terbentuk Hb A. Perubahan utama dari
hemoglobin fetus ke hemoglobin dewasa terjadi 3-6 bulan setelah
kelahiran (A.V. Hoffbrand,et al., 2005).
Terjadi penurunan kadar Hb F mulai bayi berumur 20 minggu post
partum (setelah kelahiran). Pada manusia dewasa normal Hb F masih
ditemukan walaupun dalam jumlah yang sangat kecil (kurang dari 1%).
Hemoglobin embrional hanya bertahan sampai umur janin 10 minggu saja
(Slamet Suyono, 2001).
Hemoglobin terdiri dari hemoglobin normal dan hemoglobin patologis.
4
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 5/30
5
Hemoglobin normal diantaranya, yaitu:
1. Hb A (hemoglobin normal dewasa, terdiri 2 rantai alfa dan 2 rantai beta)
2. Hb A2 (hemoglobin normal dewasa, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai
delta)
3. Hb F (Hb normal pada janin, terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma)
4. Hb Gowers (Hb normal pada awal khidupan embrio dan hilang sebelum
lahir) 5. Hb Portland (Hb normal pada janin akhir trimester pertama)
(Newman Dorland,2005).
Hemoglobin patologis merupakan akibat dari adanya kelainan produksi
hemoglobin. Hemoglobin tersebut yaitu:
1. Hb H : hemoglobin tetramer beta (β) yang memiliki afinitas tinggi
terhadap O2.
2. Hb Bart’s : hemoglobin tetramen gamma (y) yang memiliki afinitas tinggi
terhadap O2.
3. Hb A1c : hemoglobin A terglikasi, terdapat satu heksosa pada terminal N
rantai β, konsentrasi meninggi pada diabetes yang tidak terkontrol dengan
baik.
4. Hb anti-Lepore : hemoglobin crosssover abnormal yang sama dengan Hb
Lepore tetapi rantai non-α bergabung dengan konfigurasi yang berlawanan
dengan Hb Lepore (rantai β pada terminal N dan rantai δ pada terminal C).
5. Hb Lepore : Hb crossover abnormal dengan rantai α normal dan dua rantai
globin yang memiliki bagian rantai δ pada terminal N dan rantai α pada
terminal C.6. Hb C : hemoglobin abnormal dimana lisin menggantikan asam glutamate
pada posisi enam rantai β.
7. Hb D : hemoglobin abnormal yang ditandai oleh mobilitas elektro foretik
yang sama dengan Hb S pada kertas atau selulosa asetat.
8. Hb E : hemoglobin abnormal dimana lisin menggantikan asam glutamat
pada posisi 26 rantai β.
9. Hb S : hemoglobin abnormal dimana valin menggantikan asam glutamat
5
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 6/30
6
pada posisi enam rantai β. keadaan homozigot mengakibatkan anemia
sickle cell dan heterozigot asimptomatik disebut sickle cell trait (Newman
Dorland, 2005).
B. Hemoglobinopati
Hemoglobinopati merupakan kelainan hematologis yang
disebabkan oleh adanya abnormalitas hemoglobin yang diturunkan
maupun didapat akibat kelainan produksi hemoglobin. Kelainan
produksi ini dapat disebabkan oleh kelainan gen yang mengatur susunan
asam amino seperti pada anemia sel sabit, Hb S disease, Hb C, Hb E, dll.
dan kelainan gen yang mengatur kecepatan produksi hemoglobin
khususnya rantai globin seperti pada thalassemia. Hemoglobinopati
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Hemoglobinopati structural (kelainan struktur asam amino pada rantai
globin) Hb S, Hb C, Hb D, Hb E, anemia sel sabit
2. Sindrom thalassemia (gangguan sintesis rantai alfa atau beta) (I Made
Bakta, 2006).
C. Definisi Thalasemia
Thalasemia adalah sekelompok heterogen gangguan genetik pada
sintesis hemoglobin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis
rantai globin (robbins,2007).
Thalasemia adalah penyakit darah bawaan (keturunan) yang
menyebabkan sel darah merah (eritrosit) pecah/hemolisa (suryo,2005).
D. KLASIFIKASI THALASEMIA
1. Thalassemia-α (gangguan pembentukan rantai α)
Sindrom thalassemia-α disebabkan oleh delesi pada gen α globin pada
kromosom 16 (terdapat 2 gen α globin pada tiap kromosom 16) dan
nondelesi seperti gangguan mRNA pada penyambungan gen yang
menyebabkan rantai menjadi lebih panjang dari kondisi normal.
Faktor delesi terhadap empat gen α globin dapat dibagi menjadi empat,
6
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 7/30
7
yaitu:
a. Delesi pada satu rantai α (Silent Carrier/ α-Thalassemia Trait)
Gangguan pada satu rantai globin α sedangkan tiga lokus globin
yang ada masih bisa menjalankan fungsi normal sehingga tidak terlihat
gejala-gejala bila ia terkena thalassemia.
b. Delesi pada dua rantai α (α-Thalassemia Trait 1)
Pada tingkatan ini terjadi penurunan dari HbA2 dan peningkatan
dari HbH dan terjadi manifestasi klinis ringan seperti anemia kronis
yang ringan dengan eritrosit hipokromik mikrositer dan MCV(mean
corpuscular volume) 60-75 fl.
c. Delesi pada tiga rantai α (HbH disease)
Delesi ini disebut juga sebagai HbH disease (β4) yang disertai
anemia hipokromik mikrositer, basophylic stippling, heinz bodies, dan
retikulositosis. HbH terbentuk dalam jumlah banyak karena tidak
terbentuknya rantai α sehingga rantai β tidak memiliki pasangan dan
kemudian membentuk tetramer dari rantai β sendiri (β4). Dengan
banyak terbentuk HbH, maka HbH dapat mengalami presipitasi dalam
eritrosit sehingga dengan mudah eritrosit dapat dihancurkan. Penderita
dapat tumbuh sampai dewasa dengan anemia sedang (Hb 8-10 g/dl) dan
MCV(mean corpuscular volume) 60-70 fl.
d. Delesi pada empat rantai α (Hidrops fetalis/Thalassemia major)
Delesi ini dikenal juga sebagai hydrops fetalis. Biasanya terdapat
banyak Hb Barts (γ4) yang disebabkan juga karena tidak terbentuknya
rantai α sehingga rantai γ membentuk tetramer sendiri menjadi γ4.
Manifestasi klinis dapat berupa ikterus, hepatosplenomegali, dan janinyang sangat anemis. Kadar Hb hanya 6 g/dl dan pada elektroforesis Hb
menunjukkan 80-90% Hb Barts, sedikit HbH, dan tidak dijumpai HbA
atau HbF. Biasanya bayi yang kelainan ini akan mati beberapa jam
setelah kelahirannya.
2. Thalassemia-β (gangguan pembentukan rantai β)
Thalassemia-β disebabkan oleh mutasi pada gen β globin pada sisi pendek
kromosom 11.
7
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 8/30
8
a. Thalassemia βo
Pada thalassemia βo, tidak ada mRNA yang mengkode rantai β
sehingga tidak dihasilkan rantai β yang berfungsi dalam pembentukan
HbA .
b. Thalassemia β+
Pada thalassemia β+, masih terdapat mRNA yang normal dan
fungsional namun hanya sedikit sehingga rantai β dapat dihasilkan dan
HbA dapat dibentuk walaupun hanya sedikit.
Sedangkan secara klinis thalassemia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
1. Thalasemia Mayor
Terjadi bila kedua orang tuanya membawa gen pembawa sifat
thalassemia. Gejala penyakit muncul sejak awal masa kanak-kanak dan
biasanya penderita hanya bertahan hingga umur sekitar 2 tahun. Penderita
bercirikan :
Lemah
Pucat
Perkembangan fisik tidak sesuai dengan umur
Berat badan kurang
Tidak dapat hidup tanpa transfusi transfusi darah seumur hidupnya.
2. Thalasemia minor/trait
Gejala yang muncul pada penderita Thalasemia minor bersifat
ringan, biasanya hanya sebagai pembawa sifat. Istilah Thalasemia trait
digunakan untuk orang normal namun dapat mewariskan gen thalassemia
pada anak-anaknya:ditandai oleh splenomegali, anemia berat, bentuk homozigot.
Pada anak yang besar sering dijumpai adanya:
1. Gizi buruk
2. Perut buncit karena pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba
3. Aktivitas tidak aktif karena pembesaran limpa dan hati
(Hepatomegali ), Limpa yang besar ini mudah ruptur karena trauma
ringan saja.
8
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 9/30
9
Gejala khas adalah:
1. Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal
hidung, jarak antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar.
2. Keadaan kuning pucat pada kulit, jika sering ditransfusi, kulitnya
menjadi kelabu karena penimbunan besi
E. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
1. Mutasi gen β-globin pada kromosom 16
2. Adanya pasutri yang membawa gen/carier thalasemia
3. Adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai α atau β dari HB
berkurang
4. Berkurangnya sintesis HBA dan eritropoesis yang tidak efektif disertai
penghancuran sel-sel eritrosit intramuscular.
F. MANIFESTASI KLI NIS
1. Gejala awal pucat, mulanya tidak jelas. Biasanya menjadi lebih berat
dalam tahun pertama kehidupan, dan pada kasus yang berat terjadi dalam
beberapa minggu setelah lahir
2. Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang anak akan
terhambat. Penyimpangan pertumbuhan akibat anemia dan kekurangan
gizi menyebabkan perawakan pendek.
3. Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh, dan dapat disertai
demam berulang kali akibat infeksi
4. Anemia lama dan berat, biasanya menyebabkan pembesaran jantung
5. Terdapat hepatosplenomegali dan Ikterus ringan mungkin ada6. Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk
muka mongoloid akibat sistim eritropoiesis yang hiperaktif
7. Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan dan kaki dapat
menimbulkan fraktur patologis.
8. Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada
tungkai, dan batu empedu.
9. Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila limpanya telah
9
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 10/30
10
diangkat sebelum usia 5 tahun dan mudah mengalami septisemia yang
dapat mengakibatkan kematian. Dapat timbul pensitopenia akibat
hipersplenisme.
10. Letargi, pucat, kelemahan, anoreksia, sesak nafas akibat penumpukan Fe,
tebalnya tulang kranial menipisnya tulang kartilago, kulit bersisik
kehitaman akibat penumpukan Fe yang disebabkan oleh adanya transfuse
darah secara kontinu.
10
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 11/30
11
G. PATOFISIOLOGI
11
Pernikahan penderitathalasemia carier
Pembentukan rantai
α dan β di retikulosittidak seimbang.
Rantai β kurang
dibentuk di
banding α
Rantai β tidak
dibentuk sama
sekali
Rantai g di bentuktapi tidak
menutupi
kekurangan rantai
β
Penyakit secara
autosomal resesif
Rantai α kurang
terbentuk daripada
rantai β
Gangguan resesif
rantai globin α dan β
Thalasemia α
Thalasemia β
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 12/30
12
12
Gangguan pembentukan rantai α dan β.Penimbunan dan pengendapan rantai α dan β.
Tidak terbentuk HbAMembentuk inclusion bodiesMenempel pada dinding eritrositMerusak dinding eritrositt
Menempel pada dinding eritrositMerusak dinding eritrositHemolisisEritropoesis darah yang tidak efektif
dan penghancuran precursor eritrosit danintramedulasintesis Hb eritrosit hipokrom danmikrositerHemolisis eritrosit yang immature
Anemia
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 13/30
13
13
Anemia
PengikatanO2
oleh RBC
HipoksiaKompensasi tubuh
Hipoksia
membentuk eritrositoleh sumsum tulang
Kekentalan
darah
aliran darah
ke
organ vital
dan
aringan
O2 dan nutrisi
dak
itranspor
ecara
dekauat
erfusi
aringan
erganggu
Hiperplasia
sumsum
tulang
Ekspansif
sumsum
tulang wajah
dan kranium
Deformitas
tulang
Perubahan bentukwajahPenonjolan tulangtengkorak
Terjadi face mooley
Perasaan berbedadgn orlaGambaran dirinegatif
Gangguan KonsepDIri Body Image
Tubuhmerespon dgnpembentukaneritropoetin
Suplai O2 / Nakejaringan
Masuk kesirkulasiMerangsangeritropoetinPembentukanRBC yangimmature danmudah lisis
Perlutransfusi
Hemosiderosis
KerusakanIntegritas kulit
Pigmentasikulit
Metabolism selPertumbuhan seldan otakterganggu
Resikogangguan
Tumbang
Perubahanpmbntkan ATP
Kelemahanfisik
Intoleranceaktivitas
Tahanan
terhadap aliran
darah
payah jantung
Splenomegali
&
hepatomegali
Menekan organ
abdomen
termasuk lambung
dan usus
Distensi
abdomen
Merangsang Hipotalamus (pusat
kenyang
Hipoksia
jaringan
Rangsangan
simpatik kerja
sal. cerna
Mortilitas usus
Digesti dan absorpsi
terganggu
Makanan
tertahan
dilambung
anoreksia
Intake nutrsiberkutrang
Ketidakseimbangan nutrisikurang darikebutuhan
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 14/30
14
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan hematologi rutin
a. Morfologi eritrosit (gambaran darah tepi) – eritrosit hipokromik
mikrositik, sel target, normoblas (eritrosit berinti), polikromasia,
bashopilic stipling, Heinz bodies pada β-thalassemia.
b. Kadar Hb pada thalasemia mayor 3-9 g/dl, thalasemia intermedia 7-10
g/dl
2. Elektroforesis Hb
a. HbF meningkat : 10-98%
b. HbA bisa ada pada β+, bisa tidak ada pada βo
c. HbA2 sangat bervariasi, bisa rendah, normal, atau meningkat
3. Pemeriksaan sumsum tulang
Eritropoesis inefektif menyebabkan hiperplasia eritroid yang ditandai
dengan peningkatan cadangan Fe.
4. Uji fragilitas osmotik (darah + larutan salin terbuffer)Pada darah normal 96% eritrosit akan terlisis, sedangkan pada thalasemia
eritrosit tidak terlisis
5. Pengukuran beban besi
Pengukuran feritin serum dan feritin plasma sebelum dilakukan transfuse.
6. Pemeriksaan pedigree untuk mengetahui apakah orang tua atau saudara
pasien merupakan trait
7. Pemeriksaan molekuler
a. Analisis DNA (Southern blot)
b. Deteksi direct gen mutan
c. Deteksi mutasi dengan probe oligonukleotida sintetik
d. ARMS (mengamplifikasi segmen target mutan)
b. Analisis “globin chain synthesis” dalam retikulosit akan dijumpai
sintesis rantai beta menurun dengan rasio α/β meningkat.
14
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 15/30
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN THALASEMIA
A. Pengkajian
1. Identitas (Nama, umur/ usia, jenis kelamin, nama orang tua, alamat, umur/
pendidikan/ pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa).
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan masa lalu
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Riwayat kehamilan
7. Riwayat kelahiran
8. Riwayat pertumbuhan
9. Riwayat perkembangan
10. Riwayat imunisasi
11. Riwayat makanan
12. Riwayat penyakit yang diderita
13. Pemeriksaan fisik (Inspeksi, palpasi, perkusi, aulkultasi)
14. Tanda-tanda vital (TTV)
15. Hasil pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, Fe, SGOT, SGPT)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
15
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 16/30
16
dengan menurunnya kerja saluran pencernaan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan berkurangnya suplai O2/ Na
ke jaringan yang ditandai dengan klien mengeluh lemas dan mudah
lelah ketika beraktifitas.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
dan neurologis (anemia) yang ditandai dengan kulit bersisik
kehitaman pada beberapa tempat.
4. Gangguan konsep diri: body image berhubungan dengan hyperplasia
sumsum tulang yang ditandai dengan wajah tampak face colley.
5. Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan hipoksia
jaringan.
6. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan menurunnya imunitas.
C. Intervensi
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan
Asuhan Keperawatan
Intervensi Rasional
1 Ketidakseimbangannutrisi kurang dari
kebutuhan
berhubungan
dengan
menurunnya kerja
saluran pencernaan.
Tupan:
Kebutuhan
nutrisi terpenuhi
secara adekuat.
Tupen:Menunjukkan
peningkatan berat badan atau berat badan stabildengan nilailaboratoriumnormal.Menunjukkan
perilaku, perubahan pola hidupuntuk meningkatkandan/atau
mempertahankan
Mandiri
Kaji riwayatnutrisi, termasuk makanan yangdisukai.
Observasi dancatat masukanmakanan pasien.
Timbang berat badan tiap hari.
Berikan makan
sedikit dan
frekuensi sering
dan/atau makan
di antara waktu
makan.
Mengidentifikasi
Defisiensi, menduga
kemungkinan
intervensi.
Mengawasi masukan
kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi
makanan.
Mengawasi
penurunan berat
badan.
Makan sedikit dapat
menurunkan
kelemahan dan
meningkatkan
pemasukan.
16
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 17/30
17
berat badanyang
sesuai.Berikan dan
bantu hygiene
mulut yang baik;
sebelum dan
sesudah makan,
gunakan sikat
gigi halus untuk
penyikatan yang
lembut.
Kolaborasi
Konsul pada ahligizi.
Pantau pemeriksaan
laboratorium
seperti Hb, Hct,
BUN, Albumin,
Protein,
Transferin, Besi
Serim, B12,
Asam Folat,
TIBC, ElektrolitSerum.
Berikan obat
sesuai indikasi,
desferoksimin untuk
mengurangi kadar
besi dalam tubuh.
Berikansuplemen nutrisimisal: Ensure,Isocal.
Meningkatkan nafsu
makan dan
pemasukan oral,menurunkan
pertumbuhan bakteri,
meminimalkan
kemampuan infeksi.
Membantu dalam
membuat rencana diet
untuk memenuhi
kebutuhan individual.
Meningkatkan
efektifitas program
pengobatan, termasuk
sumber diet nutrisi
yang dibutuhkan.
Kebutuhan
penggantian
tergantung pada tipe
anemia dan/ atau
adanya masukan oralyang buruk dan
defisiensi yang
diidentifikasi.
Meningkatkan
masukan protein dan
kalori
2. Intoleransi aktivitas
berhubungan
dengan
berkurangnya
Tupen:
Setelah
dilakukan
Mandiri
Kaji kemampuan
pasien untuk
Mempengaruhi
pilihan intervensi atau
17
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 18/30
18
suplai O2 / Na ke
jaringan yang
ditandai dengan
klien mengeluh
lemas dan mudahlelah ketika
beraktifitas.
DS:
• Ibu klien
mengeluh klien
lemas
• Ibu klien
mengeluh klienmudah lelah
ketika
beraktivitas
DO: -
perawatan
selama satu kali
24 jam, klien
dapat melakukan
aktivitasmaksimal sesuai
kemampuan.
Tupan:
Setelah
dilakukan
perawatan
selama 3x24 jam
diharapkan klien
dapat beraktivitas
maksimal sesuai
kemampuan dan
menormalkan Hb
(lebih dari
10gr/dl)
melakukan tugas
normal, catat
laporan
kelelahan,
keletihan, dankesulitan
menyelesaikan
tugas.
Berikan
lingkungan
tenang.
Pertahankan tirah
baring bila
diindikasikan.
Pantau dan batasi pengunjung,
telepon, dan
gangguan
berulang
tindakan yang
tidak
direncanakan.
Prioritaskan
jadwal asuhan
keperawatan
untuk
menigkatkan
istirahat. Pilih
periode istirahat
dengan periode
aktivitas.
Berikan bantuan
dalam aktivitas
bila perlu,memungkin
pasien untuk
melakukannya
sebanyak
mungkin.
Rencanakan
kemampuan
aktivitas dengan
pasien, termasuk
aktivitas yang
bantuan.
Meningkatkan
istirahat untuk
menurunkan
kebutuhan oksigen
tubuh dan
menurunkan regangan
jantung dan paru.
Mempertahankan
tingkat energi an
meningkatkan
regangan pada system
jantung dan
pernapasan.
Membantu bila perlu,
harga diri
ditingkatkan bila pasien melakukan
sesuatu sendiri.
Meningkatkan secara
bertahap tingkat
aktivitas sampai
normal dan
memperbaiki stamina
18
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 19/30
19
pasien pandang
perlu.
Tingkatkan
tingkat aktivitas
sesuai toleransi.
Gunakan teknik
penghematan
energi, misalnya,
mandi dengan
duduk,
melakukan tugas-
tugas dengan
duduk.
Anjurkan pasien
untuk menghentikan
aktivitas bila
palpitasi nyeri
dada, napas
pendek,
kelemahan, atau
pusing terjadi.
Kaji kesiapan
untuk
meningkatkan
aktivitas contoh :
penurunan
kelemahan,
kelelahan,
tekanan darah
stabil, frekuensi
nadi,
peningkatan
perhatian pada
aktivitas dan
perawatan diri.
tanpa kelelahan.
Mendorongkan pasien
melakukan banyak
dengan membatasi
penyimpangan energi
dan mencegah.
3. Kerusakan
integritas kulit
berhubungan
dengan perubahan
sirkulasi dan
neurologis
(anemia) yang
ditandai dengan
kulit bersisik
kehitaman
beberapa tempat,
Tupen:
Mempertahankan
integritas kulit.
Tupan:
Mengidentifikasi
faktor resiko atau
perilaku individu
Mandiri:
Kaji integritas
kulit, catat
perubahan tanda
turgor, dan
gangguan warna.
Kondisi kulit
dipengaruhi oleh
sirkulasi, nutrisi, dan
imobilisasi. Jaringan
dapat menjadi rapuh
dan cenderung untuk
infeksi dan rusak.
19
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 20/30
20
ditandai dengan :
DS:-
Do: kulit bersisik
pada beberapa
tempat.
untuk mencegah
cidera dermal.
4. Gangguan konsep
diri: body image
b.d hiperplasia
sumsum tulang
yang ditandai
dengan wajah
tampak face colley,
ditandai dengan:
Ds: -
Do: wajah tampak
face colley
Tupen:
Klien mau
bersosialisasi
dengan
temannya
Tupan:
Mengembalikan
kepercayaan diri
klien
Diskusikan
situasi dorong
pernyataan
takut/masalah,
jelaskan
hubungan antara
gejala dengan
asal penyakit
Dukung dan
dorong pasien,
berikan
perawatan
dengan sikap
positif dan
perilaku
bersahabat
Dorong keluarga
atau orang
terdekat untuk
menyatakan
perasaan,
berkunjung atau
berpatisipasi
pada perawatan
Bantu pasien
atau orang
terdekat untuk
Pasien sangat sensitif
terhadap perubahan
tubuh dan juga
mengalami krisis
karena dirinya tidak
sama dengan anak
lain.
Pemberian perawatan
kadang-kadang
memungkinkan
penialaian perasaan
untuk mempengaruhi
perawatan pasien dan
kebutuhan untuk
membuat upaya untuk
membantu pasien
merasakan nilai privasi.
Anggota keluarga
dapat merasa bersalah
tentang kondisi pasien
dan takut kepada
kematian. Kebutuhan
dukungan emosi
tanpa penilaian dan
bebas mendekati
pasien. Partisipasi pada perawatan
membantu mereka
merasa berguna dan
meningkatkan
kepercayaan antara
staf pasien dan orang
terdekat.
Pasien dapat
menunjukkan
penampilan kurang
20
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 21/30
21
mengatasi
perubahan pada
penampilan;
anjurkan
memakai bajuyang tidak
menimbulkan
gangguan.
menarik sehubungan
dengan ikterik,
splenomegali
(buncit), ekimoses,
dan hemosiderosis jaringan. Memberikan
dukungan dapat
meningkatkan harga
diri dan
meningkatkan rasa
kontrol.
5. Resiko gangguan
tumbang
berhubungan
dengan hipoksia jaringan.
Beri diet tinggi
nutrisi yang
seimbang.
Pantau tinggi dan
berat
badan.gambarkan
pada grafik
pertumbuhan.
Dorong aktivitas
yang sesuai
dengan usia
klien.
Tekankan bahwa
klien mempunyai
kebutuhan yang
sama tahap
sosialisasi yang
sama seperti
orang lain.
Nutrisi yang
seimbang akan
mendukung tumbuh
kembang.
6. Resiko terhadapinfeksi
berhubungan
dengan
menurunnya
imunitas
Tidak terjaditanda-tanda
injury
Jelaskan pentingnya
tranfusi darah.
Lindungi klien
dari bahaya jatuh
dan cidera.
Bantui dalam
memenuhi ADL
klien.
Untuk meningkatkankonsentrasi HbA.
Perlindungan dapat
membuat aman bagi
klien.
Bantuan akan
membentukmemenuhi
kebutuhan klien.
21
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 22/30
22
Libatkan
keluarga dalam
melakukan
perawatan pada
klien.
Observasi tanda-
tanda terjadinya
cidera.
Keluarga berada
selalu dekat dengan
klien sehingga dengan
keterlibatannya
sangata berarti bagiklien memenuhi
kebutuhannya.
Dapatkan dijadikan
acuan untuk tindakan
selanjutnya.
D. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan hematologi rutin
a. Morfologi eritrosit (gambaran darah tepi) – eritrosit hipokromik
mikrositik, sel target, normoblas (eritrosit berinti), polikromasia,
bashopilic stipling, Heinz bodies pada β-thalassemia.
b. Kadar Hb pada thalasemia mayor 3-9 g/dl, thalasemia intermedia 7-10
g/dl.
2. Elektroforesis Hb
a. HbF meningkat: 10-98%
b. HbA bisa ada pada β+, bisa tidak ada pada βo
c. HbA2 sangat bervariasi, bisa rendah, normal, atau meningkat
3. Pemeriksaan sumsum tulang
22
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 23/30
23
Eritropoesis inefektif menyebabkan hiperplasia eritroid yang ditandai
dengan peningkatan cadangan Fe.
4. Uji fragilitas osmotik (darah + larutan salin terbuffer)
Pada darah normal 96% eritrosit akan terlisis, sedangkan pada thalasemia
eritrosit tidak terlisis
5. Pengukuran beban besi
Pengukuran feritin serum dan feritin plasma sebelum dilakukan transfuse
6. Pemeriksaan pedigree untuk mengetahui apakah orang tua atau saudara
pasien merupakan trait
Pemeriksaan molekuler
a. Analisis DNA (Southern blot)
b. Deteksi direct gen mutan
c. Deteksi mutasi dengan probe oligonukleotida sintetik
d. ARMS (mengamplifikasi segmen target mutan)
e. Analisis “globin chain synthesis” dalam retikulosit akan dijumpai
sintesis rantai beta menurun dengan rasio α/β meningkat.
E. Penatalaksanaan dan pencegahan pada pasien
Pada penatalaksanan pada pasien harus melakukan pertimbangan aspek
ekonomi, sosial, dan budaya pasien. Untuk memberikan terapi senantiasa
23
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 24/30
24
meminta persetujuan dari pasien. Pada pasien anak tersebut dapat diberikan
terapi:
a. Transfusi: untuk mempertahankan kadar Hb di atas 10 g/dl. Sebelum
melakukannya perlu dilakukan pemeriksaan genotif pasien untuk
mencegah terjadi antibody eritrosit. Transfusi PRC (Packed Red Cell)
dengan dosis 3 ml/kg BB untuk setiap kenaikan Hb 1 g/dl.
b. Antibiotik: untuk melawan mikroorganisme pada infeksi. Untuk
menentukan jenis antibiotic yang digunakan perlu dilakukan anamnesis
lebih lanjut pada pasien.
c. Khelasi Besi: untuk mengurangi penimbunan besi berlebihan akibat
transfusi. Khelasi besi dapat berupa: desferoksamin diberikan injeksi
subcutan, desferipone (oral), desferrithiochin (oral), Pyridoxal
isonicotinoyl hydrazone (PIH), dll.
d. Vitamin B12 dan asam folat : untuk meningkatkan efektivitas fungsional
eritropoesis.
e. Vitamin C : untuk meningkatkan ekskresi besi. Dosis 100-250 mg/hari
selama pemberian kelasi besi
f. Vitamin E : untuk memperpanjang masa hidup eritrosit.Dosis 200-400 IU
setiap hari.
g. Imunisasi : untuk mencegah infeksi oleh mikroorganisme.
24
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 25/30
25
h. Splenektomi : limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak
penderita, menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya
terjadinya ruptur. Jika disetujui pasien hal ini sebaiknya dilakukan setelah
anak berumur di atas 5 tahun sehingga tidak terjadi penurunan drastis
imunitas tubuh akibat splenektomi. Pencegahan thalassemia atau kasus
pada pasien ini dapat dilakukan dengan konsultasi pra nikah untuk
mengetahui apakah diantara pasutri ada pembawa gen thalassemia (trait),
amniosentris melihat komposisi kromosom atau analisis DNA untuk
melihat abnormalitas pada rantai globin.
F. Health Education
1. Pencegahan primer:
Penyuluhan sebelum perkawinan (marriage counselling) untuk mencegah
perkawinan diantara pasien Thalasemia agar tidak mendapatkan
keturunan yang homozigot. Perkawinan antara 2 hetarozigot (carrier)
menghasilkan keturunan : 25 % Thalasemia (homozigot), 50 % carrier
(heterozigot) dan 25 normal.
2. Pencegahan sekunder
25
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 26/30
26
Pencegahan kelahiran bagi homozigot dari pasangan suami istri dengan
Thalasemia heterozigot salah satu jalan keluar adalah inseminasi buatan
dengan sperma berasal dari donor yang bebas dan Thalasemia trait.
Kelahiran kasus homozigot terhindari, tetapi 50% dari anak yang lahir
adalah carrier, sedangkan 50% lainnya normal. Diagnosis prenatal melalui
pemeriksaan DNA cairan amnion merupakan suatu kemajuan dan
digunakan untuk mendiagnosis kasus homozigot intra-uterin sehingga
dapat dipertimbangkan tindakan abortus provokotus (Soeparman dkk,
1996).
26
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 27/30
27
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marillyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:EGC
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta:
EGC
Sodeman. (1995). Patofisiologi.Edisi 7 Jilid 2. Jakarta: Hipokrates
http://202.146.5.33/ver1/Kesehatan/0607/10/114001.htm
http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/11/mengenal-thalasemia-mayor/
http://kamus.landak.com/cari/hematokrit
http://ns-nining.blogspot.com/2009/03/asuhan-keperawatan-thalasemia.html
27
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 28/30
28
Pertanyaan
1. Gejala khas pada thalasemia minor adalah…
1. Mongoloid 3. Kulit kuning pucat
2. Perut buncit 4. Tidak dapat hidup tanpa transfuse
2. Thalasemia yang masih terdapat mRna normal dan fungsional namunhanya sedikit sehingga rantai β masih bisa dihasilkan dan HbA dapat
dibentuk walaupun hanya sedikit,yaitu…
a. Thalasemia α c. Thalasemia silent carier
b. Thalasemia HbH diseases d. Thalasemia β+
3. Anemia pada Thalasemia terjadi diakibatkan karena, terjadi…
a. Hemolisis eritrosit
b. Eritropoiesis darah yang tidak efektif
c. Pembentukan inclusion bodies
d. Kerusakan dinding eritrosit
4. Diagnose keperawatan yang muncul pada penderita Thalasemia..
1. Ketidakseimbangan nutrisi kuranng
2. Intoleransi aktivitas
3. Kerusakan integritas kulit
4. Resiko gangguan tumbuh kembang
5. Etiologi dan faktor resiko penyakit Thalasemia yaitu : …
1. Mutasi Gen β Globin
2. Genetik
3. Eritropoiesit yang tidak refektif
4. Sintesis HbA berkurang
6. Terapi yang dilakukan pada penderita thalasemia adalah
1. Transfusi
2. Antibiotik
3. Vitamin B12 dan Asam Folat
4. Imunisasi
7. dibawah ini pernyataan yang benar ..
28
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 29/30
29
a. HbA pada dewasa terdiri dari, 2 rantai alfa dan 2 rantai beta
b. HbF pada dewasa terdiri dari, 2 rantai alfa dan 2 rantai delta
c. HbA2 pada janin terdiri dari, 2 rantai alfa dan 2 rantai delta
d. HbA2 pada dewasa terdiri dari 2 rantai gamma
8. jumlah HbF yang ditemukan pada manusia dewasa normal
a. < 2 %
b. >2%
c. <1%
d. >1%
9. Thalasemia beta disebabkan oleh mutasi gen betaglobin pada
sisi pendek kromosom keberapa?
a. 8
b. 9
c. 10
d. 11
Untuk soal no 10-15 perhatikan kasus berikut:
Anton 5 tahun datang ke poli hematologi untuk kesekian kalinya
dengan keluhan lemas, mudah lelah ketika beraktifitas. BB
sangat kurang meskipun berusia 5 tahun tapi postur tubuh tidak
sesuai dengan usianya. BB : 14 Kg, kulit bersisik kehitaman pada
beberapa tempat, dengan wajah face colley
10.Pada kasus diatas diagnosa penyakit yang tepat untuk Anton
adalah...
a. Hemofilia
b. Thalasemia
c. Anemia cycle cell
d. Theofilia
11.Manifestasi klinis yang dapat ditimbulkan pada kasus diatas
adalah...
29
7/28/2019 Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Thalassemia
http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-anak-dengan-thalassemia 30/30
30
1. Face folley
2. Hepato splenomegali
3. Kulit bersisik kehitaman
4. Beratbadan berkurang
12.Pemeriksaan penunjang Lab yang menegakkan diagnosa diatas
kecuali,..
a.SGOT menurun
b.HB menurun
c.Fe menurun
d.SGPT meningkat
13.Yang termasuk klasifikasi Thalasemia alfa adalah..
a. Trait 1
b. Thalasemia βo
c. Thalasemia β+
d. Thalasemia HbA Diseases
14.Masalah keperawatan yang paling utama untuk kasus diatas
adalah...
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Kerusakan integritas kulit
c. Gangguan perfusi jaringan
d. Intoleran aktifitas
15.Intervensi yang tepat untuk diagnosa no.14 adalah...
a. Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering
b. Kaji integritas kulit
c. Berikan Oksigen
d. Pertahankan tirah baring