asuhan keperawatan nutrisi didik

Upload: aniezha-luphheechapayaa

Post on 06-Apr-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    1/14

    Asuhan Keperawatan Nutrisi (ASKEP)

    KEBUTUHAN NUTRISI

    Disusun Oleh:

    1. Didik Pamungkas

    (S11 013)

    2. Dwi Prasetyo (S11

    014)

    3. Fikers Kartika. S

    (S11 015)

    4. Galih Jati Kurniawan

    (S11 016)

    5. Gregorius Christian W

    (S11 017)

    6. Hanim Rahmawati

    (S11 018)

    7.Henik Wulansari

    (S11 019)8. Heru Setyawan

    (S11 020)

    9. Ilwan Yulio

    (S11 021)

    10.Indra Suliswanto

    (S11 022)

    11.Kurniawan Adi Utomo(S11 023)

    12.Laras Setio Anggraini

    (S11 024)

    http://perawat2020.blogspot.com/2011/06/download-asuhan-keperawatan-nutrisi.htmlhttp://perawat2020.blogspot.com/2011/06/download-asuhan-keperawatan-nutrisi.html
  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    2/14

    PRODI S1 KEPERAWATAN

    STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

    2011-2012

    DIET & NUTRISI

    II.1 Definisi Nutrisi

    Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,

    termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh

    manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk

    aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi dapat

    dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,

    reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

    Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer

    Konstantinides).

    Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang dikonsumsinya

    (Cristian dan Gregar 1985).

    Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh

    menggunakannya.

    Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien esensial untuk pertumbuhan dan

    pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi dari semua proses tubuh.

    Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan

    diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.

    II.2 EtiologiSeperti telah diuraikan dalam catatan pakar autis ( Nakita, 2002 ) jumlah

    penyandang autisme dibandingkan dengan jumlah kelahiran normal dari tahunketahun meningkat tajam sehingga ditahun 2001 lalu sudah mencapai 1 dari100 kelahiran. Peningkatan yang tajam ini tentunya menimbulkan pertanyaan,ada perubahan apa dalam rentang waktu tersebut sehingga kasus terjadinyaautisme bisa meningkat tajam tidak saja di Indonesia tetapi juga di berbagainegara.a. Factor Psikogenik

    Ketika autisme pertamakali ditemukan tahun 1943 oleh Leo Kanner,

    autisme diperkirakan disebabkan pola asuh yang salah. Kasus-kasusperdana banyak ditemukan pada keluarga kelas menengah dan

    http://moveamura.wordpress.com/diet-nutrisi/http://moveamura.wordpress.com/diet-nutrisi/http://moveamura.wordpress.com/diet-nutrisi/
  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    3/14

    berpendidikan,` yang orangtuanya bersikap dingin dan kaku pada anak.Kanner beranggapan sikap keluarga tersebut kurang memberikan stimulasibagi perkembangan komunikasi anak yang akhirnya menghambatperkembangan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak. PendapatKanner ini disebut dengan teori Psikogenik yang menerangkan penyebab

    autisme dari factor-faktor psikologis, dalam hal ini perlakuan/ pola asuhorangtua. Namun penelitian-penelitian selanjutnya tidak menyepakatipendapat Kanner. Alasannya, teori psikogenik tidak mampu menjelaskanketertinggalan perkembangan kognitif, tingkah laku maupun komunikasianak autis. Penelitian-penelitian selanjutnya lebih memfokuskan kaitanfactor-faktor organik dan lingkungan sebagai penyebab autis. Kalau semulapenyebabnya lebih pada faktor psikologis, maka saat ini bergeser ke factororganik dan lingkungan.

    b. Factor biologis dan lingkunganPada factor bilogis dan lingkungan terdapat beberapa teori yang dapatmembuat seseorang menjadi penderita autisme. Teori-teori tersebut antara

    lain :1) Teori kelebihan opioid

    Opioid adalah zat yang dapat menstimulasi perubahan perilaku. Zat inimeningkat kadarnya didalam tubuh penderita autisme.

    2) Teori Gulten-CaseinKonsumsi makanan dengan kadar gluten dan casein akan memperparahautisme yang diderita. Zat yang terkandung didalam gluten maupuncasein akan menyebabkan seseorang menderita penyakit celiac, dimanapenyakit tersebut akan memicu gejala autisme.

    3) Genetik (heriditer) Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek/nenek padapenderita . Bila ada orang tua menderita alergi kita harus mewaspadaitanda alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yangmenderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anaksekitar 20 40%, ke dua orang tua alergi resiko meningkat menjadi 40 80%. Sedangkan bila tidak ada riwayat alergi pada kedua orang tuamaka resikonya adalah 5 15%. Pada kasus terakhir ini bisa saja terjadibila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalami alergi.

    4) Teori Autoimun dan Alergi makananAlergi pada suatu makanan menyebabkan hipersensitifitas pada tubuhseseorang. Reaksi tersebut diperantarai oleh mekanisme yang bersifat

    imunologi, farmakologi, toksin dan neurology yang pada akhirnya dapatmengakibatkan gangguan fungsi otak.5) Teori Infeksi karena virus Vaksinasi

    Penggunaan vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella) yang disuntikkanpada saat anak berusia 16 bulan tersebut mengandung zat kimiaberbahaya yang mengandung zat pengawet thimerosal denganethilmerkuri didalamnya yang diketahui sebagai penyebab utamasindrom autisme.

    6) Teori kelainan saluran cerna (Hipermeabilitas Intestinal/Leaky Gut)Pada bayi baru lahir sel yang mengandung IgA, Imunoglobulin utama disekresi eksternal, jarang ditemui di saluran cerna, belum sempurnanya

    saluran cerna pada anak mengakibatkan integritas mukosa usus danperistaltic yang merupakan pelindung masuknya allergen ke dalam tubuh

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    4/14

    tidak mampu menahan masuknya allergen tersebut. Pada usus imatur(tidak matang) sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagalberfungsi sehingga memudahkan alergen masuk ke dalam tubuh.

    7) Teori kekurangan Vitamin, mineral dan nutrisi tertentuAdanya defisiensi zinc pada penderita autisme sehingga menyebabkan

    gangguan metabolism melationin dalam tubuh dimana melationintersebut digunakan dalam mendetoksifikasi logam berat dalam tubuhyang dapat mengakibatkann kerusakan otak.

    II.3 Manifestasi Klinis

    Tanda dan gejala dapat dilihat berdasarkan DSM-IV dengan cara seksama

    mengamati perilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat

    perkembangannya.yakni yang terdapat pada penderita autisme dengan

    membedakan usia anak. Tanda dan gejala tersebut dapat terlihat sejak bayidan harus diwaspadai.

    USIA TANDA DAN GEJALA AWAL

    0 6bulan

    Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bilamandi Tidak babbling Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal

    6 12bulan

    Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik Gerakan tangan dan kaki berlebihan Sulit bila digendong Tidak babbling Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan Tidak ditemukan senyum sosial Tidak ada kontak mata Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal

    1 2tahun

    Kaku bila digendong

    Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-da)

    Tidak mengeluarkan kata

    Tidak tertarik pada boneka

    Memperhatikan tangannya sendiri

    Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus

    Mungkin tidak dapat menerima makanan cair

    2 3tahun

    Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain

    Melihat orang sebagai benda

    Kontak mata terbatas

    Tertarik pada benda tertentu

    Kaku bila digendong

    4 5tahun

    Sering didapatkan ekolalia (membeo)

    Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar)

    Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah

    Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala) dan temper tantrum

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    5/14

    Namun, selain tanda dan gejala awal yang dapat dilihat diatas, terdapat juga

    beberapa gejala umum yang pasti dapat terlihat apabila seseorang menderita

    autisme. Gejala tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Perkembangan Sosial

    Penderita autisme mengalami kerusakan interaksi social dan seringkalikurang perhatian terhadap lingkungan sekitarnya. Berikut adalah

    karakteristik (tanda dan gejala) sehubungan dengan gangguan (kerusakan)

    interaksi social penderita autisme :

    a. Menolak / menghindar untuk beratatap muka

    b. Tidak menoleh jika dipanggil, sehingga seringkali diduga tuli

    c. Menolak atau merasa tidak senang jika dipeluk

    d. Bila menginginkan sesuatu, menarik tangan orang terdekat dan berharap

    orang tersebut melakukan sesuatu untuknya.

    e. Hidup dalam dunianya sendiri (tidak mau berbagi kesenangannya denganorang lain).

    f. Menjauh bila didekati saat ia sedang bermain

    2. Komunikasi

    Sepertiga atau setengah dari individu yang menderita autisme kemampuan

    perkembangan komunikasi alaminya tidak terjadi, baik secara verbal

    maupun non-verbal. Gangguan komunikasi tersebut dikarakteristikkan

    dengan antara lain :

    a. Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak

    dapat terjadi.b. Menggunakan kata tanpa menghubungkan dengan arti yang lazim

    digunakan.

    c. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat

    berkomunikasi dalam waktu singkat.

    d. Kata-kata tidak dapat dimengerti orang lain.

    e. Tidak menggunakan kata dalam konteks yang sesuai.

    f. Ekolia (meniru/membeo), menirukan kata, kalimat atau lagu tanpa tahu

    artinya.

    g. Bicara monoton seperti robot.

    h. Mimik datar.

    3. Bermain

    Penderita autis mengalami gangguan bermain, karakteristinya antara lain :

    a. Bermain sangat monoton dan aneh misalnya menderetkan sabun

    menjadi satu deretan yang panjang, memutar bola pada mainan mobil

    dan mengamati dengan seksama dalam jangka waktu lama.

    b. Ada kelekatan dengan benda tertentu seperti kertas, gambar, kartu atau

    guling, terus dipegang dibawa kemana saja dia pergi.

    c. Bila senang satu mainan tidak mau mainan lainnya.

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    6/14

    d. Tidak menyukai boneka, tetapi lebih menyukai benda yang kurang

    menarik seperti botol, gelang karet, baterai atau benda lainnya

    e. Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak

    dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan

    yang bersifat pura pura.f. Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar atau

    angin yang bergerak.

    g. Perilaku yang ritualistik sering terjadi sulit mengubah rutinitas sehari hari,

    misalnya bila bermain harus melakukan urut-urutan tertentu, bila

    bepergian harus melalui rute yang sama.

    4. Perilaku

    Anak dengan autisme mengalami gangguan dalam perilaku sehari-harinya,karakteristiknya antara lain :

    a. Sering dianggap sebagai anak yang senang kerapian harus

    menempatkan barang tertentu pada tempatnya

    b. Anak dapat terlihat hiperaktif misalnya bila masuk dalam rumah yang

    baru pertama kali ia datang, ia akan membuka semua pintu, berjalan

    kesana kemari, berlari-lari tak tentu arah.

    c. Mengulang suatu gerakan tertentu atau repetitive behavior

    (menggerakkan tangannya seperti burung terbang). Ia juga sering

    menyakiti diri sendiri seperti memukul kepala atau membenturkan kepaladi dinding

    d. Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam), duduk diam

    bengong dengan tatap mata kosong. Marah tanpa alasan yang masuk

    akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas

    ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat

    agresif ke orang lain atau dirinya sendiri.

    e. Gangguan kognitif, tidur, gangguan makan dan gangguan perilaku

    lainnya.

    5. Perasaan dan Emosi

    Gangguan perasaan dan emosi juga dialami oleh penderita autisme,

    gangguan tersebut dikarakteristikkan dengan antara lain :

    a. Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab nyata

    b. Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak

    mendapatkan sesuatu yang diinginkan

    c. Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum) bila keinginannya tidak

    didapatkannya, bahkan bisa menjadi agresif dan merusak.

    d. Tidak dapat berbagi perasaan (empati) dengan anak lain

    6. Persepsi Sensoris

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    7/14

    Gangguan persepsi sensoris juga terdapat oleh penderita autisme dengan

    karakteristik sebagai berikut :

    a. Sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa

    (lidah) dari mulai ringan sampai berat.

    b. Menggigit, menjilat atau mencium mainan atau benda apa sajac. Bila mendengar suara keras, menutup telinga.

    d. Menangis setiap kali dicuci rambutnya.

    e. Merasa tidak nyaman bila diberi pakaian tertentu.

    f. Tidak menyukai rabaan atau pelukan, Bila digendong sering merosot atau

    melepaskan diri dari pelukan.

    II.4 Komplikasi

    Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita autisme.

    Komplikasi tersebut terutama berimbas pada gangguan tumbuh kembang dari

    penderita autisme. Beberapa komplikasi tersebut adalah :

    a. Gangguan Nutrisi (Gizi)

    Nutrisi yang kurang atau yang lebih dikenal dengan malnutrisi adalah salah

    satu komplikasi yang dapat terjadi pada penderita autism. Hal ini

    disebabkan karena penderita autis tidak dapat makan makanan tertentu

    yang mengandung gluten seperti : biscuit, mie, roti dan segala bentukkemasan lain dari terigu. Penderita autis juga tidak dapat memakan

    makanan atau minuman dengan kandungan casein seperti : susu sapi, keju,

    mozzarella, butter ataupun permen. Anak autis juga cenderung malas

    makan sehingga asupan makanan yang masuk tidak adekuat. Untuk itu

    diperlukan diet yang tepat bagi penderita autis.

    b. Gangguan Metabolisme system pembuangan racun dan logam berat

    c. Gangguan metabolisme khususnya terjadi pada metabolism melationin,

    dimana metabolism tersebut berfungsi sebagai detoksifikasi logam berat

    yang masuk kedalam tubuh. Adanya kegagalan pada metabolism melationin

    mengakibatkan system pembuangan racun dan logam berat di dalam tubuh

    menjadi terganggu.

    d. Gangguan penyerapan dan pencernaan makanan

    Gangguan ini dapat terjadi sebagai akibat lanjutan dari ketidak matangan

    (imaturitas) usus selama dalam masa kehamilan. Hal ini berkaitan dengan

    nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu hamil tersebut. Imaturitas usus tersebut

    berlanjut hingga mengakibatkan gangguan pada proses mekanik pada

    proses peristaltic dan penyerapan di mukosa usus.

    e. Gangguan system kekebalan tubuh

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    8/14

    Gangguan ini terjadi akibat lanjutan dari system imun tubuh yang menurun

    akibat tidak adekuatnya nutrisi pada masa kehamilan dan adanya gangguan

    pada system syaraf di otak.

    f. Kerusakan Komunikasi Verbal Persisten

    Kerusakan komunikasi verbal menetap dapat terjadi apabila gejala klinisdari gangguan bucara caik verbal amaupun non-verbal tidak dapat

    ditanggulangi dengan baik. Penderita akan mengalami kesulitan untuk

    berinteraksi dan berbicara dengan orang lain akibat dari keterlambatan

    bicara atau tidak bicara sama sekali yang ia alami sejak usia dini dalam

    waktu lama.

    g. Gangguan sosial

    Isolasi sosial merupakan salah satu komplikasi yang terjadi akibat dari

    gejala klinis pada gangguan interaksi sosial yang tidak ditindak

    lanjuti. Penderita akan mengalami keterbatasan dalam bersosialisasidengan lingkungan sekitarnya dan aktualisasi diri.

    II.5 Diagnostic Test

    Mendiagnosis autisme dapat dilakukan dengan menggunakan klarifikasi yang

    disebut sebagai Zero to threes Diagnostic Classification of Mental Health and

    Development Disorder of Infancy and early Childhood. DC-0-3 menggunakankonsep bahwa proses diagnosis adalah proses berkelanjutan dan terus

    menerus, sehingga dokter yang merawat dalam pertambahan usia dapat

    mendalami tanda, gejala dan diagnosis pada anak. Diagnosis tidak dapat

    ditegakkan secara cepat, tapi harus melalui pengamatan yang cermat dan

    berulang-ulang. Dalam penegakkan diagnosis harus berkerjasama dengan

    orangtua dengan mengamati perkembangan hubungan anak dengan orangtua

    dan lingkungannya.

    Konsep DC 0-3 tersebut digunakan karena pengalaman kesulitan dalam

    mendiagnosis Autis atau gangguan perilaku sejenisnya di bawah 3 tahun,

    khususnya yang mempunyai gejala yang belum jelas. Faktor inilah yang

    menyulitkan apabila anak didiagnosis autism terlalu dini, padahal dalam

    perkembangannya mungkin saja gangguan perkembanagn tersebut ada

    kecenderungan membaik atau menghilang. Sehingga kalau anaknya

    didiagnosis Autism adalah sesuatu yang berat bagi orang tua, seolah-olah

    sudah tidak harapan bagi si anak.

    a. MSDD (Multisystem Developmental Disorders)

    MSDD (Multisystem Developmental Disorders) adalah diagnosis

    gangguan perkembangan dalam hal kesanggupannya berhubungan,

    berkomunikasi, bermain dan belajar. Gangguan MSDD tidak menetap

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    9/14

    seperti gangguan pada Autistis Spectrum Disorders, tetapi sangat

    mungkin untuk terjadi perubahan dan perbaikkan. Pengertian MSDD

    meliputi gangguan sensoris multipel dan interaksi sensori motor. Gejala

    MSDD meliputi : gangguan dalam berhubungan sosial dan emosional

    dengan orang tua atau pengasuh, gangguan dalam mempertahankan danmengembangkan komunikai, gangguan dalam proses auditory dan

    gangguan dalam proses berbagai sensori lain atau koordinasi motorik.

    b. Pervasive Developmental Disorders Screening Test PDDST II.

    PDDST-II adalah salah satu alat skrening yang telah dikembangkan oleh

    Siegel B. dari Pervasive Developmental Disorders Clinic and Laboratory,

    Amerika Serikat sejak tahun 1997. Perangkat ini banyak digunakan di

    berbagai pusat terapi gangguan perliaku di dunia. Beberapa penelitian

    menunjukkan hasil yang cukup baik sebagai alat bantu diagnosis atau

    skrening Autis.Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dan mendiagnosis

    anak dengan kelainan autisme adalah berdasarkan pengamatan langsung dan

    tidak langsung (melalui wawancara orangtua atau anamnesa). Tetapi terdapat

    beberapa pemeriksaan yang dapat menunjang diagnosis yang dapat digunakan

    sebagai dasar intervensi dan strategi pengobatan. Sehingga pemeriksaan

    penunjang laboratorium hanya untuk kepentiangan strategi penatalaksanaan

    semata dan bukan sebagai alat diagnosis.

    Bila terdapat gangguan pendengaran harus dilakukan beberapa

    pemeriksaan seperti :a. Audio gram and Typanogram.

    b. EEG untuk memeriksa gelombang otak yang mennujukkan gangguan

    kejang yang diindikasikan pada kelainan tumor dan gangguan otak.

    c. Screening gangguan metabolic yakni pemeriksaan darah dan urine untuk

    melihat metabolisme makanan di dalam tubuh dan pengaruhnya pada

    tumbuh kembang anak. Beberapa spectrum autism dapat disembuhkan

    dengan diet khusus.

    d. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CAT Scans (Computer Assited

    Axial Tomography)

    Keduanya sangat menolong untuk mendiagnosis kelainan struktur otak,

    karena dapat melihat struktur otak secara lebih detail. Pemeriksaan genetic

    dengan melalui pemeriksaan darah adalah untuk melihat kelainan genetik,

    yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Beberapa penelitian

    menunjukkkan bahwa penderita autism telah dapat ditemukan pola DNA

    dalam tubuhnya.

    II. 6 Penatalaksanaan Klinis pada Pasien dengan Autisme

    Penatalaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan adalah dengan terapi

    secara rutin pada anak atau penderita autisme. terapi tersebut dapat berupa

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    10/14

    terapi behavior dan terapi nutrisi untuk menunjang kebutuhan nutrisi dari

    penderita autis.

    II.6.1 Terapi Behaviour pada penderita autisme

    a. Applied Behavioral Analysis (ABA)

    ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukanpenelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem

    yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan

    memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini

    bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak

    dipakai di Indonesia.

    b. Terapi Wicara

    Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam

    bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol,

    banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuanbicaranya sangat kurang.

    Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak

    mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi

    dengan orang lain.

    c. Terapi Okupasi

    Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam

    perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar,

    mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan cara yang benar,

    kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanankemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat

    penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan

    benar.

    d. Terapi Fisik

    Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak

    diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam

    motorik kasarnya.

    Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang

    kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi

    integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan

    otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

    e. Terapi Sosial

    Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah

    dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini

    membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah,

    membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang

    terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka

    untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.

    f. Terapi Bermain

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    11/14

    Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan

    pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya

    berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social.

    Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan

    teknik-teknik tertentu.g. Terapi Perilaku

    Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali

    tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan

    kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara,

    cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk.

    Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari

    perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan

    merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut

    untuk memperbaiki perilakunya,h. Terapi Perkembangan

    Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental

    Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak

    dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya,

    kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan

    Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku

    seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.

    i. Terapi Visual

    Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visuallearners/visual thinkers). Hal ini dipakai untuk mengembangkan

    metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan

    metode PECS ( Picture Exchange Communication System).

    Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan

    ketrampilan komunikasi.

    j. Terapi Biomedik

    Terapi biomedik menemukan bahwa gejala-gejala anak autisme

    diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan

    berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak

    ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan

    rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga

    otak menjadi bersih dari gangguan. Lebih banyak penderita autis

    mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif,

    yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).

    II.6.2 Terapi Diet dan Nutrisi pada penderita autisme

    a. Diet bebas ikan

    Sebisa mungkin hindari pemberian ikan-ikanan pada anak penderita

    autisme. hal ini disebabkan kandungan logam beratnya yang tinggi

    akibat pencemaran lingkungan yang terdapat pada ikan terutama

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    12/14

    ikan laut.jenis ikan yang dapat diberikan hanya : ikan salmon, ikan

    tuna, ikan makarel / tenggiri.

    b. Diet bebas gula

    Membatasi asupan gula baik asupan gula yang berasal dari gula

    murni maupun gula buatan.Jenis Gula Gula yang tidak diberikan Gula pengganti

    Gula murni Gula pasir, syrup,

    minuman yang

    berkarbonasi dan jus buah

    dalam kemasan.

    Jus buah alami tanpa gula, gula

    palem namun dengan jumlah yang

    sedikit dan hanya untuk dicampur

    kedalam pembuatan kue, gula buah

    (fruktosa) namun tidak dalam

    frekuensi sering.

    Gula

    buatan

    Gula dari saccharine,

    aspartame seperti

    Tropicana slim dan equal.

    Gula stevia, gula gyserin, dan gula

    jagung (gula sarbitol) dengan

    penggunaan secara bergantian.

    (sumber : Diet anak autis, 2008)

    c. Diet bebas jamur

    Diet ini bertujuan untuk mencegah timbulnya kembali infeksi jamur

    dalam usus. Sesuai dengan namanya, semua jenis makanan yang

    diolah dengan proses fermentasi tidak diberikan. Jenis makanan

    tersebut seperti :

    Kecap

    Tauco

    Keju

    Kue yang dibuat dengan menggunakan soda pengembang,

    vermipan, atau sejenisnya.

    Makanan yang sudah lama disimpan atau buah-buahan yang

    dikeringkan.

    Hindarkan makanan yang dibuat melalui peragian (tempe, roti,

    dan lain-lain)

    d. Diet bebas GFCF (Gluten free Casein free)

    Diet ini adalah diet dengan menghindarkan semua produk yang

    mengandung gluten dan casein.

    Diet Makanan yang tidak diberikan Makanan pengganti

    Bebas

    gluten

    Biscuit, mie, roti, kue-kue, snack

    dan segala jenis makanan lain

    yang mengandung tepung terigu.

    Hindarkan beras ketan karena

    mengandung gluten yang cukup

    tinggi.

    Makanan yang mengandung

    tepung beras, tepung larut

    atau tepung tapioca.

    Bebas Makanan atau minuman yang

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    13/14

    Casein mengandung susu sapi seperti:

    keju, mozzarella, butter, permen

    susu, es krim, yoghurt, sancks dll.

    (sumber : Diet anak autis, 2008)

    e. Diet bebas zat aditif

    Jangan memberikan makanan dengan zat aditif atau makanan yang

    mengandung campuran bahan-bahan kimia.

    Zat aditif Makanan yang

    dihindari

    Makanan pengganti

    Pengawet

    (preservatives)

    Makanan olahan :

    sosis, kornet, nugget,

    bakso olahan dan

    makanan olahan

    lainnya.

    Gunakan makan yang

    dimasak secara alami.

    Gunakan pengganti warna

    makanan dengan bahan-

    bahan alami seperti : daun

    pandan, daun suji, kunyit dan

    bit.

    Pewarna

    (colouring)

    Penyedap

    (flavouring)

    Pengemulsi

    (sumber : Diet anak autis, 2008)

    f. Diet bebas fenol dan salisilat

    Jenis diet Makanan yang tidak

    diberikan

    Makanan pengganti

    Diet bebas fenol Terkandung dalam

    buah-buahan

    berwarna cerah

    seperti : anggur, ceri,

    plum, prun, apel,

    almond dll.

    Ganti buah-buahan tersebut

    dengan buah-buahan yang

    betakaroten seperti : pepaya,

    mangga, bit, kiwi, nanas dan

    wortel. Perbanyak memakan

    sayur-sayuran sebagai penambah

    serat agar anak tidak susah buang

    air besar karena keterbatasan

    konsumsi buah.

    Diet bebas

    salisilat

    Terdapat pada jeruk

    dan tomat

    (sumber : (Diet anak autis)

    g. Diet rotasi dan eliminasi

    Sebagian besar penderita autisme mempunyai alergi makanan akibat

    penumpukan makanan yang sama akibat konsumsi yang berlebihan,

    maka perlu dilakukan rotasi makanan dan eliminasi yakni dengan

    menggunakan Makanan yang bervariasi. Setelah di tes pada makanan,

    apabila IgG dalam kadar rendah, makanan tersebut dapat diberikan

    dengan minimal rotasi empat kali. Maka harus dibuat daftar susunan menu

    makanan bagi penderita autis.

    h. Suplemen makanan

  • 8/2/2019 Asuhan Keperawatan Nutrisi DIDIK

    14/14

    Penderita autis umumnya mengalami defisiensi vitamin dan mineral akibat

    perlakuan diet yang cukup ketat. Dengan demikian, dibutuhkan suplemen

    makanan seperti :

    Kalsium (calcium citrate)

    Magnesium (magnesium glycinate)Zinc

    Selenium

    Vitamin A

    Vitamin B kompleks

    Vitamin B6 dosis tinggi atau dalam bentuk jadi P5P

    Vitamin C dosis tinggi (bentuk esters) dan vitamin E

    Multimineral yang tidak mengandung copper dan manganese

    asam lemak esensial yang mengandung omega 3 & 6dan asam amino

    kolostrum dan enzim probiotikmethylsulfonylmethane dan ubiquinone

    yeast control, biotin, taurin, dan reduced L-glutathione.