asuhan keperawatan keperewatan pada klien dengan tetanus

Upload: sarah-safirah

Post on 07-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    1/42

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium

    tetani, bermanifestasi sebagai kejang otot paroksismal, diikuti kekakuan otot seluruh

     badan. Kekakuan tonus otot ini selalu tampak pada otot masseter dan otot-otot

    rangka.

    Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman

    clostiridium tetani yang dimanefestasikan dengan kejang otot secara proksimal dan

    diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot

    masester dan otot rangka.Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksinkuman clostiridium tetani yang dimanefestasikan dengan kejang otot secara

     proksimal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu

    nampak pada otot masester dan otot rangka

    Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh

    genderang berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan

    toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan

    menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya teteanus ini terutama

    oleh clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan

     perawatan yang salah. elain diluar tubuh manusia, tersebar luas ditanah. !uga

    terdapat di tempat yang kotor, besi berkarat samapai pada tusuk sate bekas. "asil ini

     bila kondisinya baik (di dalam tubuh manusia) akan mengeluarkan toksin. Toksin ini

    dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit, dan merupakan

    tetanospamin, yaitu toksin yang neutropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan

    spasme otot.

    Tetanus terjadi diseluruh dunia dan endemik pada #$ negara yang sedang

     berkembang, tetapi insidensinya sangat ber%ariasi. "entuk yang paling sering adalah

    tetanus neonatorum (umbilicus). Tetanus merupakan penyakit yang sering

    ditemukan , dimana masih terjadi di masyarakat terutama masyarakat kelas menengah

    1

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    2/42

    ke bawah. &i ' sebagian besar pasien tetanus berusia lebih dari tahun dan kurang

    dari minggu. &ari seringnya kasus tetanus serta kegawatan yang ditimbulkan, maka

    sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan

    mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.

    1.2 Tujuan

    1. Tujuan Umum

    *ahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan

    ganguan tetanus

    2. Tujuan Khusus

    . *ahasiswa mampu membuat pengkajian pada klien dengan gangguan

    tetanus.

    +. *ahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada klien dengan gangguan

    tetanus.

    . *ahasiswa mampu mengimplementasi pada klien dengan gangguan

    tetanus.

    . *ahasiswa mampu menge%aluasi pada klien dengan gangguan tetanus.

    1.3 Manfaat

    . "agi *ahasiswa

    gar mahasiswa mengetahui penyebab penyakit tetanus dan juga

    mengimplementasikan cara untuk mencegahnya.

    +. "agi *asyarakat

    gar masyarakat mengetahui bagaimana proses terjadinya penyakit

    tetanus serta penyebarannya, dan masyarakat dapat mencegah

    terjadinya tetanus dengan mencegah terjadinya luka dengan infeksi

     piogenik.

    . "agi insitusi

    2

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    3/42

    gar makalah ini menjadi refrensi untuk dapat menambah wawasan

    tentang bahayanya penyakit tetanus.

    BAB

    TN!AUAN PU"TAKA

    2.1 Def#n#s# Tetanus

    Tetanus atau ockjaw merupakan penyakit akut yang menyerang

    susunan saraf pusat yang disebabkan oleh racun tetanospasmin yang

    dihasilkan oleh Clostridium Tetani. /enyakit ini timbul jika kuman tetanus

    masuk ke dalam tubuh melalui luka, gigitan serangga, infeksi gigi, infeksi

    telinga, bekas suntikan dan pemotongan tali pusat. &alam tubuh kuman iniakan berkembang biak dan menghasilkan eksotoksin antara lain

    tetanospasmin yang secara umum menyebabkan kekakuan, spasme dari otot

     bergaris.

    Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin

    yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang

     periodik dan berat. Tetanus ini biasanya akut dan menimbulkan paralitik 

    spastik yang disebabkan tetanospasmin. Tetanospamin merupakan neurotoksin

    yang diproduksi oleh Clostridium tetani. Tetanus disebut juga dengan 0e%en

    day &isease 0. &an pada tahun 1#$, diketemukan toksin seperti strichnine,

    kemudian dikenal dengan tetanospasmin, yang diisolasi dari tanah anaerob

    yang mengandung bakteri. lmunisasi dengan mengakti%asi deri%at tersebut

    menghasilkan pencegahan dari tetanus. (2icalaier 11, "ehring dan Kitasato

    1#$ ).

    pora Clostridium tetani biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka

     pada kulit oleh karena terpotong , tertusuk ataupun luka bakar serta pada

    infeksi tali pusat (Tetanus 2eonatorum ).

    2.2 Et#$l$g# Tetanus

    Kuman tetanus yang dikenal sebagai Clostridium Tetani3 berbentuk 

     batang yang langsing dengan ukuran panjang +45 um dan lebar $,4$,5 um,

    3

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    4/42

    termasuk gram positif dan bersifat anaerob. Clostridium Tetani dapat

    dibedakan dari tipe lain berdasarkan flagella antigen.

    Kuman tetanus ini membentuk spora yang berbentuk lonjong dengan

    ujung yang butat, khas seperti batang korek api (drum stick) ifat spora ini

    tahan dalam air mendidih selama jam, obat antiseptik tetapi mati dalam

    autoclaf bila dipanaskan selama 54+$ menit pada suhu +6C. "ila tidak 

    kena cahaya, maka spora dapat hidup di tanah berbulan4bulan bahkan sampai

    tahunan. !uga dapat merupakan flora usus normal dari kuda, sapi, babi,

    domba, anjing, kucing, tikus, ayam dan manusia. pora akan berubah menjadi

     bentuk %egetatif dalam anaerob dan kemudian berkembang biak.

    "entuk %egetatif tidak tahan terhadap panas dan beberapa antiseptik Kuman tetanus tumbuh subur pads suhu 76C dalam media kaldu daging dan

    media agar darah. &emikian pula dalam media bebas gula karena kuman

    tetanus tidak dapat mengfermentasikan glukosa.

    Kuman tetanus tidak in%asif. tetapi kuman ini memproduksi + macam

    eksotoksin yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Tetanospasmis merupakan

     protein dengan berat molekul 5$.$$$ &alton, larut dalam air labil pada panas

    dan cahaya, rusak dengan en8im proteolitik. tetapi stabil dalam bentuk murni

    dan kering. Tetanospasmin disebut juga neurotoksin karena toksin ini melalui

     beberapa jalan dapat mencapai susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala

     berupa kekakuan (rigiditas), spasme otot dan kejang4kejang. Tetanolisin

    menyebabkan lisis dari sel4sel darah merah.

    2.3 Klas#f#kas# Tetanus

    1. Tetanus L$kal %l$kal#te& Tetanus'

    /ada lokal tetanus dijumpai adanya kontraksi otot yang persisten,

     pada daerah tempat dimana luka terjadi (agonis, antagonis, dan fi9ator).

    :al inilah merupakan tanda dari tetanus lokal. Kontraksi otot tersebut

     biasanya ringan, bisa bertahan dalam beberapa bulan tanpa progressif dan

     biasanya menghilang secara bertahap. okal tetanus ini bisa berlanjut

    menjadi generali8ed tetanus, tetapi dalam bentuk yang ringan dan jarang

    4

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    5/42

    menimbulkan kematian. "isajuga lokal tetanus ini dijumpai sebagai

     prodromal dari klasik tetanus atau dijumpai secara terpisah. :al ini

    terutama dijumpai sesudah pemberian profilaksis antitoksin.

    2. (e)hal#* Tetanus

    Cephalic tetanus adalah bentuk yang jarang dari tetanus. *asa

    inkubasi berkisar 4+ hari, yang berasal dari otitis media kronik (seperti

    dilaporkan di ;ndia ), luka pada daerah muka dan kepala, termasuk adanya

     benda asing dalam rongga hidung.

    3. +eneral#,e& Tetanus

    "entuk ini yang paling banyak dikenal. ering menyebabkan

    komplikasi yang tidak dikenal beberapa tetanus lokal oleh karena gejalatimbul secara diam-diam. Trismus merupakan gejala utama yang sering

    dijumpai ( 5$

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    6/42

     penggunaan alat yang telah terkontaminasi spora C.tetani, maupun

     penggunaan obat-obatan >ltuk tali pusat yang telah terkontaminasi.

    Kebiasaan menggunakan alat pertolongan persalinan dan obat

    tradisional yang tidak steril,merupakan faktor yang utama dalam

    terjadinya neonatal tetanus. *enurut penelitian ?.:amid.dkk, "agian

    ;lmu Kesehatan nak ' &r./ringadi *edan, pada tahun #1. ada +

    kasus dan tahun #1+ ada $ kasus tetanus. "iasanya ditolong melalui

    tenaga persalianan tradisional ( T" @Traditional "irth ttedence ) 5A

    kasus ( A1,+# < ), tenaga bidan +$ kasus ( +,# < ) ,dan selebihnya

    melalui dokter A kasus ( 7, +

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    7/42

    Toksin masuk ke dalam otot yang terletak dibawah atau sekitar luka,

    kemudian ke otot-otot sekitarnya dan seterusnya secara ascenden melalui

    sinap ke dalam susunan saraf pusat.

    +. /enyebaran melalui sistem limfatik 

    Toksin yang berada dalam jaringan akan secara cepat masuk ke dalam nodus

    limfatikus, selanjutnya melalui sistem limfatik masuk ke peredaran darah

    sistemik.

    . /enyebaran ke dalam pembuluh darah.

    Toksin masuk ke dalam pembuluh darah terutama melalui sistem limfatik,

    namun dapat pula melalui sistem kapiler di sekitar luka. /enyebaran melalui

     pembuluh darah merupakan cara yang penting sekalipun tidak menentukan beratnya penyakit. /ada manusia sebagian besar toksin diabsorbsi ke dalam

     pembuluh darah, sehingga memungkinkan untuk dinetralisasi atau ditahan dengan

     pemberian antitoksin dengan dosis optimal yang diberikan secara intra%ena.

    Toksin tidak masuk ke dalam susunan saraf pusat melalui peredaran darah karena

    sulit untuk menembus sawar otak. esuatu hal yang sangat penting adalah toksin

     bisa menyebar ke otot-otot lain bahkan ke organ lain melalui peredaran darah,

    sehingga secara tidak langsung meningkatkan transport toksin ke dalam susunan

    saraf pusat.

    . Toksin masuk ke susunan saraf pusat (/)

    Toksin masuk kedalam / dengan penyebaran melalui serabut saraf, secara

    retrograd toksin mencapai / melalui sistem saraf motorik, sensorik dan

    autonom. Toksin yang mencapai kornu anterior medula spinalis atau nukleus

    motorik batang otak kemudian bergabung dengan reseptor presinaptik dan saraf 

    inhibitor.

    2. Man#festas# Kl#n#s

    *anifestsi klinis tetanus ber%ariasi dari kekakuan otot setempat, trismus

    sampai kejang yang hebat. *asa timbulnya gejala awal tetanus sampai kejang

    disebut awitan penyakit, yang berpengaruh terhadap prognostik.

    *anifestasi klinis tetanus terdiri atas macam yaituE

    7

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    8/42

    a. Tetanus lokal

    Tetanus lokal merupakan bentuk penyakit tetanus yang ringan dengan angka

    kematian sekitar

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    9/42

    &erajat penyakit tetanus menurut modifikasi dari klasifikasi blettFs E

    a. &erajat ; (ringan)

    Trismus ringan sampai sedang, kekakuan umum, spasme tidak ada,

    disfagia tidak ada atau ringan, tidak ada gangguan respirasi.

     b. &erajat ;; (sedang)

    Trismus sedang dan kekakuan jelas, spasme hanya sebentar, takipneu dan

    disfagia ringan

    c. &erajat ;;; (berat)

    Trismus berat, otot spastis, spasme spontan, takipneu, apnoeic spell,

    disfagia berat, takikardia dan peningkatan akti%itas sistem otonomi

    d. &erajat ;G (sangat berat)&erajat ;;; disertai gangguan otonomik yang berat meliputi sistem

    kardio%askuler, yaitu hipertensi berat dan takikardi atau hipotensi dan bradikardi,

    hipertensi berat atau hipotensi berat. :ipotensi tidak berhubungan dengan sepsis,

    hipo%olemia atau penyebab iatrogenik. "ila pembagian derajat tetanus terdiri dari

    ringan, sedang dan berat, maka derajat tetanus berat meliputi derajat ;;; dan ;G.

    2. K$m)l#kas#

      Komplikasi tetanus biasanya terjadi akibat perawatan di rumah sakit yang

     berlangsung lama. /asien harus tiduran terus, dipasang kateter untuk membantu

     buang air kecil, sehingga dapat terserang infeksi saluran kencing, pneumonia (infeksi

     paru) dan luka decubitus (luka di punggung, ataupantat). &apat terjadi /neumia

    spirasi (;nfeksi /aru akibat tersedak) sekitar 5$-7$

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    10/42

    tetanus masihtinggi3 di bagian ;lmu Kesehatan nak 'C* !akarta didpatkan angka

    1$ < untuk tetanus neonatorum dan $ < untuk tetanus anak. (posyandu.com)

    2.4 Penatalaksanaan

    A. Umum

    Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani, menetralisirkan

     peredaran toksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan pemafasan sampai

     pulih. &an tujuan tersebut dapat diperinci sbb E

    . *erawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupaE -membersihkan

    luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan nekrotik),membuang

     benda asing dalam luka serta kompres dengan :+$+ ,dalam hal ini

     penatalaksanaan, terhadap luka tersebut dilakukan -+ jam setelah Tdan pemberian ntibiotika. ekitar luka disuntik T.

    +. &iet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung

    kemampuan membuka mulut dan menelan. :ila ada trismus, makanan

    dapat diberikan personde atau parenteral.

    . ;solasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan

    terhadap penderita.. Hksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bila perlu.

    5. *engatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

    B. 50at650atan

    . ntibiotika

    &iberikan parenteral /eniciline ,+juta unit I hari selama $ hari, ;*.

    edangkan tetanus pada anak dapat diberikan /eniciline dosis 5$.$$$ nit I

    Kg""I + jam secafa ;* diberikan selama 7-$ hari. "ila sensitif terhadap

     peniciline, obat dapat diganti dengan preparat lain seperti tetrasiklin dosis $-

    $ mgIkg""I + jam, tetapi dosis tidak melebihi + gram dan diberikan dalam

    dosis terbagi ( dosis ).

    "ila tersedia /eniciline intra%ena, dapat digunakan dengan dosis

    +$$.$$$ unit Ikg""I + jam, dibagi A dosis selama $ hari. ntibiotika ini

    hanya bertujuan membunuh bentuk %egetatif dari C.tetani, bukan untuk toksin

    10

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    11/42

    yang dihasilkannya. "ila dijumpai adanya komplikasi pemberian antibiotika

     broad spektrum dapat dilakukan(,1.$).

    +. ntitoksin

    ntitoksin dapat digunakan :uman Tetanus ;mmunoglobulin ( T;=)dengan dosis $$$-A$$$ , satu kali pemberian saja, secara ;* tidak boleh

    diberikan secara intra%ena karena T;= mengandung 0anti complementary

    aggregates of globulin 0, yang mana ini dapat mencetuskan reaksi allergi yang

    serius. "ila T;= tidak ada, dianjurkan untuk menggunakan tetanus antitoksin,

    yang berawal dari hewan, dengan dosis $.$$$ , dengan cara pemberiannya

    adalah E +$.$$$ dari antitoksin dimasukkan kedalam +$$ cc cairan 2aC

    fisiologis dan diberikan secara intra%ena, pemberian harus sudah diselesaikan

    dalam waktu $-5 menit. etengah dosis yang tersisa (+$.$$$ ) diberikan

    secara ;* pada daerah pada sebelah luar.(.1.#)

    .Tetanus Toksoid

    /emberian Tetanus Toksoid (TT) yang pertama,dilakukan bersamaan

    dengan pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat suntik 

    yang berbeda. /emberian dilakukan secara ;.*. nti kejang (antikon%ulsan)

    . Denobarbital (luminal)E 9 $$ mgI.*. ntuk anak diberikan mula-

    mula A$-$$ mgI.* lalu dilanjutkan A9$ mgIhari (ma9. +$$mgIhari).

    +. KlorpromasinE 9+5 mgI.*Ihari. ntuk anak-anak mula-mula -A mgIkg

    "".

    3. &ia8epamE $,5-$ mgIkg ""I.*I jam.

    (. BA7

    . /emberian saluran nafas agar tidak tersumbat dan harus dalam keadaan

     bersih.

    +. /akaian bayi dikendurkanIdibuka.. *engatasi kejang dengan cara memasukkan tongspatel atau sendok yang

    sudah dibungkus kedalam mulut bayi agar tidak tergigit giginya dan

    11

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    12/42

    untuk mencegah agar lidah tidak jatuh kebelakang menutupi saluran

     pernafasan.

    . 'uangan dan lingkungan harus tenang

    5. "ila tidak dalam keadaan kejang berikan ; sedikit demi sedikit, ;

    dengan menggunakan pipetIdiberikan personde (kalau bayi tidak mau

    menyusui).A. /erawatan tali pusat dengan teknik aseptic dan antiseptic.

    7. elanjutnya rujuk kerumah sakit, beri pengertian pada keluarga bahwa

    anaknya harus dirujuk ke '

    2.4 Pemer#ksaan Penunjang

    /emeriksaan penunjang pada klien dengan tetanus meliputiE

    . &arah

    a. Glukosa darah: hipoglikemia merupakan predisposisi kejang.

     b.  BUN:  peningkatan "2 mempunyai potensi kejang dan merupakan

    indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat.

    c.  Elektrolit (K, Na): ketidakseimbangan elektroit merupakan predisposisi

    kejang kalium (normal ,1$-5,$$ meJIdl).

    +. kull 'ayE untuk mengidentifikasi adanya proses desak ruang dan adanya

    lesi.

    . ??=E teknik untuk menekan aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang

    utuh untuk mengetahui focus aktifitas kejang, hasil biasanya normal.

    2.18 D#agn$s#s Tetanus

    &iagnosis tetanus dapat diketahui dari pemeriksaan fisik pasien

    sewaktu istirahat, berupa E

    . =ejala klinik E Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus

    sardonicus( sardonic smile ).

    +. danya luka yang mendahuluinya. uka adakalanya sudah dilupakan.. KulturE C. tetani ().

    . ab E =HT, C/K meninggi serta dijumpai myoglobinuria.

    12

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    13/42

    BAB

    95( TE:LAMP: 

    13

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    14/42

    BAB ;

    A"UHAN KEPE:A9ATAN

    -.1 Aske) Umum3.1.1 Pengkaj#an

    . ;dentitas pasien E nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tanggal

    masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medik, rencana terapi

    +. Keluhan utama. Keluhan utama yang sering menjadi alasan kien atau orang

    tua membawa anaknya untuk meminta pertolongan kesehatan adalah panas

     badan tinggi, kejang, dan penurunan tingkat kesadaran.

    . 'iwayat kesehatan.a. 'iwayat penyakit saat ini

    Daktor riwayat penyakit sangat penting di ketahui karena untuk 

    mengetahui predisposisi penyebab sumber luka. &isini harus di tanya dengan

     jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau

     bertambah buruk. Keluhan kejang perlu mendapat perhatian untuk di

    lakukan pengkajian lebih mendalam, bagaimana sifat timbulnya kejang,

    stimulus apa yang sering menimbulkan kejang, dan tindakan apa yang telah

    di berikan dalam upaya menurunkan keluhan kejang tersebut.

    danya penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran di

    hubungkan dengan toksin tetanus yang mengimplamasi jaringan otak.

    Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi. esuai perkembangan

     penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responsip, dan koma. b. 'iwayat penyakit dahulu

    /engkajian penyakit yang pernah di alami klien yang memungkinkan

    adanya hubungan atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi

     pernah kah klien mengalami tubuh terluka dan luka tusuk yang dalam

    misalnya tertusuk paku, pecahan kaca, terkenaa kaleng, atau luka yang

    menjadi kotor3 karena terjatuh di tempat yang kotor dan terluka atau

    kecelakaan dan timbul luka yang tertutup debuIkotoran juga luka bakar dan

     patah tulang terbuka. dakah porte dFentree lainnya seperti luka gores yang

    ringan kemudian menjadi bernanah dan gigi berlubang di koreng dengan

     benda yang kotor.

    14

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    15/42

    c. /engkajian psiko-sosio-spiritual/engkajian mekanisme koping yang di gunakan klien juga penting untuk 

    menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang di deritanya dan

     perubahan peran klien dalam keluarga dan mesyarakat seerta respon atau pengaruh dalam kehidupan sehari hari baik dalam keluarga atau masyarakat.

    pakah ada dampak yang timbul pada klien, yaitu timbul ketakutan akan

    kecacatan, rasa cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktifitas

    secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan citra

    tubuh). Karena klien harus menjalani rawat inap maka apakah keadaan ini

    memberi dampak pada ststus ekonomi klien, karena biaya perawatan dan

     pengobatan memerlukan dana yang tidak sedikit.

    /ada pengkajian pada klien anak perlu di perhatikan dampak 

    hospitalisasi pada anak dan family center. nak dengan tetanus sangat rentan

    terhadap tindakan in%asif yang sering dilakukan untuk mengurangi keluhan,

    hal ini memberi dampak stress pada anak dan menyababkan anak kurang

    kooperatif terhadap tindakan keperwatan dan medis.

    /engkajian psiko-sosial yang terbaik di laksanakan saat obsefasi anak 

    anak bermain atau selama berinteraksi dengan orang tua. nak-anak sering

    kali tidak mampu mengekspresikan perasaan mereka dan cenderum

    memperlihatkan masalah mereka melalui tingkah laku.

    -.1.2 Pemer#ksaan

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    16/42

    a. " ("reathing);nspeksi apakah klien batuk, prodoksi sputum, sesak nafas,

     penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan frekuensi pernafasan

    yang sering didapatkan pada klien tetanus yang disertai adanya ketidak efektifan bersihan jalan nafas. /alpasi thorak didapatkan taktil

     premitus seimbang kanan dan kiri. uskultasi bunyi nafas tambahan

    seperti ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan

    kemampuan batuk yang meurun. b. "+ ("lood)

    /engkajian pada sistem kardio%askuler didapatkan syok hipo%elemik 

    yang sering terjadi pada klien tetanus. T& biasnya normal, peningkatan

    heart rate, adanya anemis karena adanya hancurnya eritrosit.c. " (brain)

    /engkajian " merupakan pemriksaan fokus dan lebih lengkap di

     bandingkan pengkajian pada sistem lainnya.

    . Tingkat kesadaran (=C) E Kesadaran klien biasanya kompos

    mentis. /ada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien tetanus

    mengalami penurunan pada tingkat letargi, stupor, dan

    semikomatosa. pabila klien sudah mengalami koma maka

     penilaian =C sangat penting untuk menilai tingkat kesadaran

    klien dan bahan e%aluasi untuk monitoring pemberian asuhan.+. Dungsi serebri, tatus mentalE obse%asi penampilan klien dan

    tingkah lakunya, nilai gaya bicara klien dan obser%asi ekspresi

    wajah dan aktifitas motorik yang pada klien tetanus tahap lanjut

     biasanya status mental klien mengalami perubahan.

    . /emeriksaan saraf kranial. araf ;. "iasanya pada klien tetanus tidak ada kelainan dan

    fungsi penciuman tidak ada kelainan.+. araf ;;. Tes ketajaman pengelihatan pada kondisi normal

    . araf ;;;,;G,G;. &engan alasan yang tidak di ketahui, klien

    tetanus mengeluh mengalami fotophobia atau sensitif yang

     berlebihan terhadap cahaya. 'espons kejang umum akibat

    stimulus rangsang cahaya perlu di perhatikan perawat untuk 

    16

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    17/42

    memberikan inter%ensi menurunkan stimulus cahaya

    tersebut.

    . araf G. 'efleks masester menigkat. *ulut mencucu seperti

    mulut ikan (ini adalah gejala khas pada tetanus).5. araf G;;. /ersepsi pengecapan dalam batas normal, wajah

    simetris.A. araf G;;;. Tidak di temukan adanya tuli konduktif dan tuli

     persepsi

    7. araf ;L dan L. Kemampuan menelan kurang baik, kesukaran

    membuka mulut (trismus).

    1. araf L;. &i dapatkan kaku kuduk. Ketegangan otot rahang

    dan leher (mendadak)

    #. araf L;;. idah simetris, tidak ada de%iasi pada satu sisi dantidak ada pasikulasi. ;ndra pengecapan normal.

    . ystem motorik E Kekuatan otot menurun, control keseimbangan dan

    kordinasi pada tetanus tahap lanjut mengalami perubahan.

    5. /emeriksaan reflek E/emeriksaan reflek dalam, pengetukan pada tendon,

    ligamentum, atau periusteum derajat reflek pada respon normal.

    A. =erakan in%olunter E Tidak ditemukan adanya tremor, Tic dan distonia.

    /ada keadaan tertentu klien mengalami kejang umum, terutama pada anak 

    yang tetanus disertai peningkatan suhu tubuh yang tinggi. Kejang

     berhubungan sekunder akibat area fokal kortikal yang peka.7. ystem sensori E /emeriksaan sensorik pada tetanus biasanya di dapatkan

     perasaan raba normal, perasaan nyeri normal. /erasaan suhu normal.

    Tidak ada perasaan abnormal di permukaan tubuh. /erasaan proprioseftif 

    normal dan perasaan diskriminatif normal.

    d. " ("&?')/enurunan %olume haluaran urin berhubungan dengan penurunan perpusi dan

     penurunan curah jantung ke ginjal. danya retensi urin karena kejang umum.

    /ada klien yang sering kejang sebaiknya pengeluaran urine dengan

    menggunakan kateter.

    e. " 5 ("H>? )*ual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam

    lambung. /emenuhan nutrisi pada klien tetanus menurun karena anoreksia dan

    17

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    18/42

    adanya kejang, kaku dinding perut (perut papan) merupakan tanda khas dari

    tetanus. danya spasme otot menyebabkan kesulitan "".

    f. " A ("H2?)

    danya kejang umum sehingga mengganggu mobilitas klien dan menurunkan

    akti%itas sehari-hari. /erlu dikaji apabila klien mengalami patah tulang

    terbuka yang memungkinkan por de entrMe kuman Clostridium tetani ,

    sehingga memerlukan perawatan luka yang optimal. danya kejang

    memberikan resiko pada praktur pertibra pada bayi, ketegangan, dan spasme

    otot pada abdomen.

      -.1.3 Anal#sa Data

    Data Et#$l$g# Masalah Ke)era=atan

    & E

    . Klien mengatakan terasa

    sakit dan pegal-pegal

    serubuh tubuh

    +. Klien mengatakan tidak 

     bisa atau sulit menelan

    &HE

    . ekresi pada mulut

    +. /ernapasan spontan dan

    ngorok 

    . /emeriksaan paru 'h -I-,

    >h -I-

    . '' +9 I menit

    ;n%asi Kuman ke ototHtot /ernapasan TerserangI

    spasme aring

    'angsangan air liur Kekakuan pada *ulut dan

    idah sulit menelan

    !alan napas tidak efektif "ersihan jalan napas tidak 

    efektif 

    "ersihan !alan 2apas tid

    ?fektif 

    & E -

    &H E

    . 2apas /asien tidak teratur 

    ;n%asi Kuman ke ototHtot /ernapasan TerserangI

    spasme aring

    /ola napas terganggu

    =angguan /ola 2apas

    &E

    . /asien mengeluh lemas

    &HE

    /embuluh darahIjaringan

    terinfeksi

    'espon inflamasi tubuh

    hipertermi

    /eningkatan uhu Tub

    (:ipertermia)

    18

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    19/42

    . *uka dan dada

     berkeringat, suhu akral

    hangat

    +. uhu tubuh NA,5, nadi #A

    9I menit takikardia

    & E

    . /asien mengeluh

    mulutnya kaku

    +. /asien mengeluh kesulitan

    untuk mengunyah

    &H E

    . /asien kesulitan untuk 

    mengunyah

    +. /asien tidak bisa

    menghabiskan

    makanannya

    ;n%asi Kuman ke otot

    Htot pengunyah kakuKetidak mampuan untuk 

    mengunyah makanan

    /emenuhan nutrisi kurang

    /emenuhan 2utrisi Kura

    dari Kebutuhan Tubuh

    &E -

    &HE

    . /asien tampak kejang-kejang

    +. Tonus otot tak terkendali

    . Terjadi peningkatan tonus

    otot

    /asien Kejang/asien tidak mampu

    mempertahankan posisi

    tubuhnya'esiko jatuhI cedera

    'isiko Terjadi Cedera

    & E

    . /asien mengeluh

    mulutnya kaku

    +. /asien mengeluh malas

    untuk minum

    &H E

    . ;ntake cairan pasien

    kurang dari kebutuhan

    ;n%asi Kuman ke otot

    Htot mengalami kekakuan

    *enurunnya keinginan untuk 

    minum

    &efisit %olume cairan cair

    dan elektrolit

    19

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    20/42

    & E

    . Keluarga mengatakan

    tidak tahu harus

     bagaimana saat melihat

     pasien menderita

    +. Keluarga menanyakan

    terus tentang kondisi

     pasien

    &H E

    . Keluarga tampak  

    menangis dan bingung+. Keluarga banyak bertanya

    ituasi Kritis penyakit

    tetanus

    Keluarga kurang mendapat

    informasi tentang penyakitKurang pengetahuan

    *enaknisme koping

    inadekuat

    cemas

    Kurangnya pengetahu

    klien dan keluarga

    -.1.- D#agn$sa Ke)era=atan

    . Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

    sputum pada trakea dan spame otot pernafasan.

    +. =angguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat

    spasme otot-otot pernafasan.. /eningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan efek toksin

    (bakterimia)

    . /emenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

    kekakuan otot pengunyah

    5. 'isiko terjadi cedera berhubungan dengan sering kejang

    A. &efisit %olume cairan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake

    yang kurang dan oliguria

    7. Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit tetanus dan

     penanggulangannya berhbungan dengan kurangnya informasi.

      -.1. nter>ens# Ke)era=atan

    . Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

    sputum pada trakea dan spame otot pernafasan, ditandai dengan ronchi, sianosis,

    20

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    21/42

    dyspneu, batuk tidak efektif disertai dengan sputum dan atau lendir, hasil

     pemeriksaan lab, nalisa =as &arah abnormal (sidosis 'espiratorik)

    Tujuan E !alan nafas efektif 

    Kriteria :asilE a. Klien tidak sesak, lendir atau sleam tidak ada

     b. /ernafasan A-1 kaliImenit

    c. Tidak ada pernafasan cuping hidung

    d. Tidak ada tambahan otot pernafasan

    e. :asil pemeriksaan laboratorium darah nalisa =as &arah dalam

     batas normal (p:@ 7,5-7,5 3 /CH+ @ 5-5 mm:g, /H+ @ 1$-

    $$ mm:g)

    N$ nter>ens# :as#$nal "ebaskan jalan nafas dengan mengatur 

     posisi kepala ekstensi

    ecara anatomi posisi kepala ekstensi

    merupakan cara untuk meluruskan rongga

     pernafasan sehingga proses respiransi tetap

     berjalan lancar dengan menyingkirkan

     pembuntuan jalan nafas.

    + /emeriksaan fisik dengan cara

    auskultasi mendengarkan suara nafas

    (adakah ronchi) tiap +- jam sekali

    'onchi menunjukkan adanya gangguan

     pernafasan akibat atas cairan atau sekret

    yang menutupi sebagian dari saluran

     pernafasan sehingga perlu dikeluarkan untuk 

    mengoptimalkan jalan nafas.

    "ersihkan mulut dan saluran nafas dari

    sekret dan lendir dengan melakukan

    suction

    uction merupakan tindakan bantuan untuk 

    mengeluarkan sekret, sehingga

    mempermudah proses respirasi

    Hksigenasi /emberian oksigen secara adeJuat dapat

    mensuplai dan memberikan cadangan

    oksigen, sehingga mencegah terjadinya

    hipoksia.

    5 Hbser%asi tanda-tanda %ital tiap + jam &yspneu, sianosis merupakan tanda

    terjadinya gangguan nafas disertai dengan

    kerja jantung yang menurun timbul

    21

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    22/42

    takikardia dan capilary refill time yang

    memanjangIlama.

    A Hbser%asi timbulnya gagal nafas. Ketidakmampuan tubuh dalam proses

    respirasi diperlukan inter%ensi yang kritis

    dengan menggunakan alat bantu pernafasan

    (mekanical %entilation)

    7 Kolaborasi dalam pemberian obat

     pengencer sekresi(mukolitik)

    Hbat mukolitik dapat mengencerkan sekret

    yang kental sehingga mempermudah

     pengeluaran dan memcegah kekentalan

    +. =angguan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat

    spasme otot-otot pernafasan, yang ditandai dengan kejang rangsanng, kontraksi otot-

    otot pernafasan, adanya lendir dan sekret yang menumpuk.

    Tujuan E /ola nafas teratur dan normal

    Kriteria :asilE a. :ipoksemia teratasi, mengalami perbaikan pemenuhan kebutuahn

    oksigen

     b. Tidak sesak, pernafasan normal A-1 kaliImenit

    c. Tidak sianosis.

    N$ nter>ens# :as#$nal

    *onitor irama pernafasan dan

    respirati rate

    ;ndikasi adanya penyimpangan atau kelaianan

    dari pernafasan dapat dilihat dari frekuensi,

     jenis pernafasan,kemampuan dan irama nafas.

    + tur posisi luruskan jalan nafas. !alan nafas yang longgar dan tidak ada

    sumbatan proses respirasi dapat berjalan

    dengan lancar.

    Hbser%asi tanda dan gejala sianosis ianosis merupakan salah satu tanda

    manifestasi ketidakadekuatan suply H+ pada

     jaringan tubuh perifer 

    Hksigenasi /emberian oksigen secara adeJuat dapat

    mensuplai dan memberikan cadangan

    22

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    23/42

    oksigen, sehingga mencegah terjadinya

    hipoksia

    5 Hbser%asi tanda-tanda %ital tiap + jam &yspneu, sianosis merupakan tanda

    terjadinya gangguan nafas disertai dengan

    kerja jantung yang menurun timbul takikardia

    dan capilary refill time yang

    memanjangIlama.

    A Hbser%asi timbulnya gagal nafas. Ketidakmampuan tubuh dalam proses

    respirasi diperlukan inter%ensi yang kritis

    dengan menggunakan alat bantu pernafasan

    (mekanical %entilation).

    7 Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa

    gas darah.

    Kompensasi tubuh terhadap gangguan proses

    difusi dan perfusi jaringan dapat

    . /eningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan efeks toksin

    (bakterimia) yang dditandai dengan suhu tubuh 1-$ oC, hiperhidrasi, sel darah

     putih lebih dari $.$$$ Imm

    Tujuan uhu tubuh normal

    Kriteria E uhu tubuh A-7oC, hasil lab sel darah putih (leukosit) antara 5.$$$-$.$$$Imm

    N5 nter>ens# :as#$nal

    tur suhu lingkungan yang nyaman. ;klim lingkungan dapat mempengaruhi

    kondisi dan suhu tubuh indi%idu sebagai

    suatu proses adaptasi melalui proses

    e%aporasi dan kon%eksi.

    + /antau suhu tubuh tiap + jam ;dentifikasi perkembangan gejala-gajala ke

    arah syok e9haution

    "erikan hidrasi atau minum ysng

    cukup adeJuat

    Cairan-cairan membantu menyegarkan badan

    dan merupakan kompresi badan dari dalam

    akukan tindakan teknik aseptik dan

    antiseptik pada perawatan luka.

    /erawatan lukan mengeleminasi

    kemungkinan toksin yang masih berada

    23

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    24/42

    . disekitar luka.

    5 "erikan kompres dingin bila tidak 

    terjadi ekternal rangsangan kejang.

    Kompres dingin merupakan salah satu cara

    untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara

     proses konduksi.A aksanakan program pengobatan

    antibiotik dan antipieretik 

    Hbat-obat antibakterial dapat mempunyai

    spektrum lluas untuk mengobati bakteeerria

    gram positif atau bakteria gram negatif.

    ntipieretik bekerja sebagai proses

    termoregulasi untuk mengantisipasi panas.

    7 Kolaboratif dalam pemeriksaan lab

    leukosit.

    :asil pemeriksaan leukosit yang meningkat

    lebih dari $.$$$ Imm mengindikasikan

    adanya infeksi dan atau untuk mengikuti

     perkembangan pengobatan yang

    diprogramkan

    . /emenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kekakuan

    otot pengunyah yang ditandai dengan intake kurang, makan dan minuman yang

    masuk lewat mulut kembali lagi dapat melalui hidung dan berat badan menurun

    ddiserta hasil pemeriksaan protein atau albumin kurang dari ,5 mgens# :as#$nal

    !elaskan faktor yang mempengaruhi

    kesulitan dalam makan dan

     pentingnya makanabagi tubuh

    &ampak dari tetanus adalah adanya

    kekakuan dari otot pengunyah sehingga klien

    mengalami kesulitan menelan dan kadang

    timbul refflek balik atau kesedak. &engan

    tingkat pengetahuan yang adeJuat

    diharapkan klien dapat berpartsipatif dan

    24

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    25/42

    kooperatif dalam program diit.

    + Kolaboratif E

    /emberian diit TKT/ cair, lunak atau

     bubur kasar.

    /emberian carian per ;G line

    /emasangan 2=T bila perlu

    &iit yang diberikan sesuai dengan keadaan

    klien dari tingkat membuka mulut dan proses

    mengunyah.

    /emberian cairan perinfus diberikan pada

    klien dengan ketidakmampuan mengunyak 

    atau tidak bisa makan lewat mulut sehingga

    kebutuhan nutrisi terpenuhi.

     2=T dapat berfungsi sebagai masuknya

    makanan juga untuk memberikan obat

    5. 'esiko terjadi cedera berhubungan dengan aktifitas kejang

    Tujuan E Cedera tidak terjadi

    Kriteria :asilE a. Klien tidak ada cedera

     b. Tidur dengan tempat tidur yang terpasang pengaman

    N$ nter>ens# :as#$nal

    ;dentifikasi dan hindari faktor pencetus *enghindari kemungkinan terjadinya cedera

    akibat dari stimulus kejang

    + Tempatkan pasien pada tempat tidur  pada pasien yang memakai pengaman

    *enurunkan kemungkinan adanya trauma jika terjadi kejang

    ediakan disamping tempat tidur tongue

    spatel

    ntisipasi dini pertolongan kejang akan

    mengurangi resiko yang dapat memperberat

    kondisi klien

    indungi pasien pada saat kejang *encegah terjadinya benturanItrauma yang

    memungkinkan terjadinya cedera fisik 

    5 Catat penyebab mulai terjadinya kejang /endokumentasian yang akurat, memudah-

    kan pengontrolan dan identifikasi kejang

    A. &efisit %elume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat

    Tujuan E nak tidak memperlihatkan kekurangan %elume cairan yang dengan

    Kriteria :asilE *embran mukosa lembab, Turgor kulit baik 

    25

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    26/42

    N$. nter>ens# :as#$nal

    Kaji intake dan out put setiap + jam *emberikan informasi tentang status

    cairan I%olume sirkulasi dan kebutuhan

     penggantian+ Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran

    mukosa, dan turgor kulit setiap + jam

    ;ndikator keadekuatan sirkulasi perifer dan

    hidrasi seluler 

    "erikan dan pertahankan intake oral dan

     parenteral sesuai indikasi ( infus +

    ttsIm, 2=T $ ccI jam) dan

    disesuaikan dengan perkembangan

    kondisi pasien

    *empertahankan kebutuhan cairan tubuh

    *onitor berat jenis urine dan

     pengeluarannya

    *empertahankan intake nutrisi untuk 

    kebutuhan tubuh

    5 /ertahankan kepatenan 2=T /enurunan keluaran urine pekat dan

     peningkatan berat jenis urine diduga

    dehidrasiI peningkatan kebutuhan cairan

    .

    7. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penanganan penyakitnya

     berhubungan dengan keterbatasan informasi

    Tujuan E /engetahuan klien dan keluarga tentang penanganan penyakitnya

    dapat meningkat.

    Kriteria :asil E

    a. Klien dan keluarga dapat mengerti proses penyakit dan penanganannya

     b. klien dapat diajak kerja sama dalam program terapic. klien dan keluarga dapat menyatakan melaksanakan penejlasan dna pendidikan

    kesehatan yang diberikan.

    N$. NTE:;EN" :A"5NAL

    ;dentifikasi tingkat pengetahuan klien

    dan keluarga

    Tingkat pengetahuan penting untuk 

    modifikasi proses pembelajaran orang

    dewasa.

    + :indari proteksi yang berlebihan

    terhadap klien , biarkan klien

    melakukan akti%itas sesuai dengan

    Tidak memanipulasi klien sehingga ada

     proses kemandirian yang terbatas.

    26

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    27/42

    kemampuannya.

    ajarkan pada klein dan keluarga

    tentang peraawatan yang harus

    dilakukan sema kejang.

    Kerja sama yang baik akanmembantu

    dalam proses penyembuhannnya.

    !elaskan pentingnya mempertahankan

    status kesehatan yang optimal dengan

    diit, istirahat, dan akti%itas yang dapat

    menimbulkan kelelahan.

    tatus kesehatan yang baik membawa

    damapak pertahanan tubuh baik sehingga

    tidak timbul penyakit penyertaIpenyulit.

    5 !elasakan tentang efek samping obat

    (gangguan penglihatan, nausea,

    %omiting, kemerahan pada kulit,

    synkope dan kon%usion)

    ?fek samping yang ditemukan secara dini

    lebih aman dalam penaganannya.

    A !aga kebersihan mulut dan gigi secara

    teratur 

    Kebersihan mulut dan gigi yang baik 

    merupakan dasar salah satu pencegahan

    terjadinya infeksi berulang.

     -.2 Asuhan Ke)era=atan Kasus

    n. L dibawa ke '. ejahtera oleh kedua orang tuanya. n. L datang dengan

    keluhan kesukaran membuka mulut sehingga sulit untuk makan, kemudian kejang

    dengan tungkai eksistensi, lengan kaku dengan mengepal. Hrang tuanya tampak 

    cemas dan menceritakan bahwa beberapa hari sebelumnya, badan anaknya kaku

    setelah kakinya tertusuk paku disekolah. n. L belum pernah memperoleh %aksinasi

    &/T sebelumnya.

    ''E $9Imenit, T&E +5I1$, 2E 1$9Imenit, TE 1OC.

    3.3 Pengkaj#an

    a. ;dentitas klien

     2ama E n. L

    !enis Kelamin E aki-laki

    27

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    28/42

    mur E 1 tahun

     b. Keluhan tama

    ukar membuka mulut sehingga sulit untuk makan disertai kejang dengan

    tungkai eksistensi, lengan kaku dengan mengepal.

    c. 'iwayat kesehatan sekarang

    n. L datang ke '. ejahtera dengan keluhan kejang dengan tungkai

    eksistensi disertai mulut sukar membuka sehingga sulit untuk makan dan

    lengan kaku dengan mengepal. "erdasarkan keterangan orangtua, beberapa

    hari sebelum masuk ' n. L mengalami luka di telapak kaki kanan akibat

    tertusuk paku di sekolah.

    d. 'iwayat kesehatan dahuluHrangtua mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu pasien mengalami luka

    tusuk di telapak kaki bagian bawah karena tertusuk paku.

    e. 'iwayat penyakit keluarga E

    Tidak ada keluarga yang menderita tetanus

    f. Keadaan ingkungan

    ekolah n. L sedang dalam reno%asi ruangan-ruangan

    g. Hbser%asi

    a. Keadaan mum

    uhu E 1$C

     2adi E 1$ 9Imenit

    Tekanan &arah E +5I1$

    '' E $ 9Imenit

     b. 'e%iew of sistem ('H)

    " ("reathing) E Takipnea, '' @ $9Imenit

    "+ ("lood) E disritmia, febris

    " (brain) E mulut tidak bisa dibuka, kejang disertai tangan ekssistensi

    dan lengan kaku mengepal

    " ("ladder) E -

    "5 ( "owel) E konstipasi akibat menurunnya gerak peristaltic usus

    28

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    29/42

    "A (bone) E sulit menelan

    -.- Anal#sa Data

    &ata ?tiologi *asalah Keperawatan

    &E -

    &HE Terjadi kekakuan pada

    otot rahang sehingga sulit

    untuk makan

    pasme otot masetter 

    Kesukaran membuka mulut

    (trismus, lockjaw)

    Tidak bisa mengunyah

    ;ntake makanan berkurang

    Ketidakseimbangan nutrisi

    kurang dari kebutuhan tubuh

    Ketidakseimbangan nutrisi

    kurang dari kebutuhan tubuh

    &E Klien mengeluh sesak 

    &HE

    -''E $9Imenit

    -terjadi penumpukan sputum

     pada trakea

    pasme otot laring P otot-

    otot pernafasan

    Kemampuan batuk efektif  berkurang

    /enumpukan sputum pada

    trakea

    umbatan saluran nafas

    "ersihan jalan nafas tidak 

    efektif 

    "ersihan jalan nafas tidak 

    efektif 

    &E -

    &HE Klien mengalami

    Toksin Clostridium tetani 'isiko cidera

    29

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    30/42

    kejang dengan tungkai

    eksistensi, lengan kaku

    dengan mengepal

    /engikatan dari toksin oleh

    cerebral ganglioside

    Kejang

    'isiko injuri

    &E Hrang tua menceritakan

     bahwa mereka bingung apa

    yang harus dilakukan pada

    anaknya.

    &HE Hrang tua klien tampak 

    cemas dengan kondisi yang

    dialami anaknya.

    nak mengalami ketegangan

    otot dan kejang

    Hrang tua bingung dengan

    apa yang harus dilakukan

    Kurang pengetahuan klien

    dan keluarga tentang penyakit

    Kurang pengetahuan klien

    dan keluarga tentang penyakit

    &iagnosa Keperawatan

    . Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    ketegangan dan spasme otot masetter, kesukaran menelan dan membuka

    mulut.+. "ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum

     pada trakea.

    . 'isiko cidera berhubungan dengan akti%itas kejang.

    . Kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit berhubungan dengan

     penatalaksanaan gangguan kejang.

    -.- nter>ens#

    30

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    31/42

    . Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    ketegangan dan spasme otot masetter, kesukaran menelan dan membuka

    mulut.

    TujuanE Kebutuhan nutrisi terpenuhi

    Kriteria hasilE

    a. "" optimal

     b. ;ntake nutrisi adekuat

    ;nter%ensi 'asional

    !elaskan faktor yang mempengaruhi

    kesulitan makan dan pentingnya makanan

     bagi tubuh

    &ampak dari tetanus adalah kekakuan

    otot rahang sehingga kelien kesultan

    mengunyah dan menelan. &engan

     pengetahuan terhadap pentingnya maka

    diharapkan klien kooperatif dalam

     program diit.

    Kolaboratif dengan ahli gi8i dan dokterE

    - pemilihan pemberian diit TKT/ cair,

    lunak atau kasar 

    -pemberian cairan ;G line- /emasangan 2=T bila perlu

    - &iit yang diberikan sesuai dengan

    keadaan dan kemampuan klien dalam

    membuka mulut, mengunyah dan

    menelan- infus atau 2=T diberikan jika klien

    tidak dapat makan melalui mulut

    +. "ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sputum

     pada trakea.

    Tujuan E !alan nafas dapat kembali efektif 

    Kriteria hasil E

    a. Klien terbebas dari sesak nafas

     b. /ernafasan normal A-++ kaliImenit

    c. Tidak ada pernafasan cuping hidung

    d. Tidak ada tambahan otot pernafasan

    31

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    32/42

    ;nter%ensi 'asional

    "ebaskan jalan nafas dengan mengatur posisi

    klien, misalnya ekstensi kepala.

    ecara anatomi, posisi kepala ek

    merupakan cara untuk meluruskan ro pernapasan sehingga proses respirasi

    lancar.

    /antau pernafasan klien dengan auskultasi

    rutin setiap +- jam sekali untuk 

    memonitoring adanya suara nafas tambahan

    danya suara nafas tambahan menunju

    adanya gangguan pernafasan akibat ad

    sekret atau cairan yang menutupi sa

    nafas.

    akukan suction untuk membersihkan sekret uction merupakan proses tindakan ba

    untuk mengeluarkan sekret mempermudah respirasi.

    "erikan klien terapi oksigenasi /emberian oksigen secara adekuat

    mensuplai darah dan memberikan cada

    oksigen sehingga mencegah terja

    hipoksia.

    . 'isiko injuri berhubungan dengan akti%itas kejang.

    Tujuan E klien terhindar dari cidera, diagnosa tidak menjadi masalah actualKriteria hasil E

    a. Keamanan lingkungan mendukung

     b. Daktor penyebab berkurang

    c. mempertahankan aturan pengobatan

    ;nter%ensi 'asional

    !auhkan benda-benda keras dari pasien

    terutama saat kejang terjadi

    "enda keras yang berada didekat pasien

    memicu terjadinya cidera terutama saat

    kejang.Catat kapan waktu atau keadaan yang

    memicu timbulnya kejang

    &engan mengetahui waktu terjadinya

    kejang, kita dapat mencegah terjadinya

    cidera.

    tasi penyebab terjadinya cidera !ika cidera banyak terjadi karena kejang,

    32

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    33/42

    maka dengan mencegah terjadinya

    kejang, cidera akan dapat dengan mudah

    dicegah

    . Kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit berhubungan dengan

     penatalaksanaan gangguan kejang.

    TujuanE klien dan keluarga memahami proses penyakit yang terjadi

    Kriteria hasilE

    a. /emahaman terhadap penyakit bagi keluarga dan klien

    ;nter%ensi 'asional

    Kaji tingkat pengetahuan pasien dan

    keluarga

    &engan mengetahui tingkat pengetahuan

    akan memudahkan tenaga medis dalam

    inter%ensi.

    "erikan pasien dan keluarga informasi

    tentang penyakit dan penanganan yang

     benar

    gar klien dan keluarga mengetahui

     proses penyakit yang sedang terjadi dan

    dapat meminimalisir terjadinya

    komplikasi.

    &iskusikan terapi yang akan digunakan

    dengan keluarga dan pasien

    Terapi yang diberikan kepada klien

    hendaknya menurut persetujuan klien dan

    keluarga.

    5. ?%aluasi Keperawatan

    ?%aluasi semua tindakan yang telah anda berikan pada pasien. !ika

    dengan tindakan yang diberikan pasien mengalami perubahan menjadi lebih

     baik. *aka tindakan dapat dihentikan. !ika sebaliknya keadaan pasien

    menjadi lebih buruk, kemungkinan besar tindakan harus mengalami

     perubahan atau perbaikan

    -. MUN"A"

    .5. TT

    Gaksinasi tetanus bertujuan untuk mencegah kerusakan saraf.

    Tetanus (berasal dari bahasa yunani E -teinein  @ menegang) yang

    disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. "akteri ini tersebar diseluruh

    33

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    34/42

    dunia, menyerang bayi, anak-anak, dan remaja, terutama yang tidak 

    memperoleh %aksinasi. Tetanus, terutama tetanus neonatarum, sampai saat

    ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius. ebab, tetanus menjadi

     penyebab 1:H melaporkan #1.$$$ kematian pada

    anak berusia kurang dari 5 tahun disebabkan oleh penyakit tetanus.

    a. /enyebab

    ;nfeksi tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani, basil berbentuk 

     batang panjang, tipis (+-5 Qm 9 -1 Qm), gram positif, bakteri berspora

     bersifat anaerob murni. &alam bentuk spora, kuman ini tersebar luas di

    tanah, debu jalanan, kotoran hewan (kuda, ayam, babi, anjing), dan

     juga tinja manusia.

     b. Cara penularan

    Clostridium tetani  masuk ke dalam tubuh manusia melalui

    luka, misalnya luka tusuk, luka robek, luka tembak, luka bakar, luka

    gigit, luka suntikan, infeksi telinga, rahim sesudah persalinan atau

    keguguran, pemotongan tali pusat yang tidak steril (sebagai penyebab

    utama Tetanus neonaratum). "entuk spora yang menginfeksi luka

    akan berubah menjadi bentuk negatif, yang kemudian mengeluarkan

    dua macam racun, yaitu tetanolisin dan tetanospamin (merusak sel-sel

    saraf).

    c. =ejala Klinik 

    &alam waktu hari sampai minggu setelah kuman masuk 

    melalui luka, racun Clostridium tetani akan merusak sistem saraf dan

    segera memunculka gejala serta tanda-tanda tetanus, misalnya kejang

    dan kekakuan otot rahang (lockjaw), postur badan kaku dan tidak 

    dapat ditekuk karena kekakuan otot leher dan punggung (opistotonus),

    dinding perut mengeras seperti papan, gangguan menelan, dan muka

    seperti menyeringaiItertawa (risus sardonicus). /asien tetanus mudah

    sekali mengalami kejang, terutama apabila mendapatkan rangsangan

    seperti suara berisik, terkejut, sinar, dan sebagainya sehingga ia perlu

    diisolasi dalam ruang tersendiriI tetanus pada bayo baru lahir disebut

    tetanus neonatorum, yang penularannya terjadi pada saat pemotongan

    tali pusat yang dilakukan secara tidak steril. Tetanus neonatorumlebih

    34

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    35/42

    mudah terjadi bila bayi tidak mendapat imunisasi pasif atau bila pada

    saat ibunya hamil tidak pernah mendapat imunisasi.

    d. /encegahan dan pengobatan

    /encegahan tetanus dilakukan melalui upaya sterilitas alat,misalnya saat memotong tali pusat, pembersihan dan perawatan luka

    dan segera mengobati luka infeksi. Tetapi, upaya pencegahan yang

     paling efektif adalah melalui imunisasi pasif dan aktif. /ada penyakit

    tetanus berat, resiko terjadinya kematian sangat tinggi. Hbat antibiotik 

    dan imunisasi pasif atau antitetanus belum tentu mampu memperbaiki

    keadaan penyakit. Cara yang palng efektif adalah mencegah sebelum

    terkena tetanus melalui %aksinasi.

    e. ;munisasi pasif 

    ;munisasi pasif diindikasikan pada seseorang yang mengalamiluka kotor, diperoleh dengan memberikan serum yang sudah

    mengandung antitoksin heterolog (T) atau antitoksin homolog

    (imunoglobulin antitetanus)

    Tabel . /emberian Gaksin Tetanus pada Hrang yang *engalami uka

    Gaksinasi

    ebelumnya

    uka "ersih uka Kotor  

    Toksoid T Toksoid T

    Tidak adaItidak 

     pasti

    BaR Tidak BaR Ba

    9 &T atau &/T BaR Tidak BaR Ba

    +9 &T atau &/T BaR Tidak BaR Ba

    9 &T atau &/T Tidak Tidak Tidak Tidak  

    Keterangan E

    Rseri imunisasi yang harus dilengkapi

    kecuali booster terakhir sudah $ tahun yang lalu atau lebih

    kecuali booster terakhir sudah 5 tahun yang lalu atau lebih

    &T %aksinasi difteri tetanus&/T %aksinasi difteri pertusis tetanus

    f. ;munisasi ktif 

    35

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    36/42

    ;munisasi aktif didapat dengan menyuntikkan toksoid tetanus

    dengan tujuan merangsang ubuh membentuk antibodi. Gaksin tetanus

    diberikan pada E

    . "ayi dan anak usia kurang dari $ tahun

    +. ;bu hamil. emua orang dewasa

    Gaksin tetanus memiliki berbagai kemasan seperti preparat

    tunggal (TT), kombinasi dengan toksoid difteri dan atau pertusis (dT,

    &T, dTw/, dta/) dan kombinasi dengan komponen lain seperti :ib dan

    hepatitis ".

    /ada anak-anak, %aksin tetanus diberikan sebagai bagian dari

    %aksin &/T (difteri, pertusis, tetanus). &/T diberikan satu seri terdiri

    atas 5 suntikan pada usia + bulan, bulan, A bulan, 5-1 bulan, dan

    terakhir saat sebelum masuk sekolah (-A tahun). "agi orang dewasa,

    sebaiknya menerima booster dalam bentuk TT (tetanus toksoid) setiap

    $ tahun.

    ntuk mencegah tetanus neonatorum, wanita hamil dengan

     persalinan berisiko paling tidak mendapatkan + kali dosis dosis %aksin

    TT. &osis TT kedua sebaiknya diberikan paling tidak minggu setelah

     pemberian dosis pertama, dan dosis kedua sebaiknya diberiakn paling

    tidak + minggu sebelum persalinan. ntuk ibu hamil yang sebelumnya

     pernah menerima TT 9 pada waktu calon pengantin atau pada

    kehamilan sebelumnya, maka diberikan booster TT kali saja.

    Gaksin tetanus tidak boleh diberikan pada orang dengan riwayat

    reaksi alergi berat (anafilaksis) pada pemberian sebelumnya, pada orang

    yang alergi terhadap komponen %aksin, dan wanita hamil. /emberian

    %aksin &/T pada anak-anak harus ditunda jika anak mengalami demam

    tinggi, memiliki kelainan saraf, atau mengalami gangguan pertumbuhan.

    g. ?fek sampingI K;/;

    ?fek samping pemberian %aksinasi tetanus biasanya bersifat

    ringan, berupa rasa nyeri, warna kemerahan dan bengkak di tempat penyuntikan, dan demam. /enggunaan kain lembap dingin di tepat yang

    sakit dapat mengurangi rasa sakit. /arasetamol dapat diberikan untuk 

    mengurangi rasa sakit dan demam, serta minum air yang banyak. egera

     bawa ke dokter apabila dijumpai hal berikut ini E

    . Kejang- kejang dalam -7 hari setelah imunisasi

    36

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    37/42

    +. Kejang-kejang yang makin memburuk . 'eaksi alergi

    . Kesulitan makan atau gangguan pada mulut, tenggorokan atau

    muka

    5. /anas badan N $ derajad CA. /ingsan dalam dua hari ppertama setelah imunisasi

    7. Terus menangis lebih dari jam di dua hari pertama setelah

    imunisasi

     2ama Gaksinasi Tetanus

    asaran

    imunisasi

    "ayi dan anak usia kurang dari $ tahun, ibu hamil, dan semua orang

    dewasa

    *acam Gaksin To9oid

    &osis nak-anak 5 dosis

    &ewasa yang sudah mendapat imunisasi lengkap cukup diberikan

     booster 

    ;bu hamil + dosis

    !adwal

    /emberian

    /ada anak-anak, %aksin tetanus diberikan sebagai bagian dari %aksin &/T

    (difteri, pertusis, tetanus)

    sia + bulan

    sia bulan

    sia A bulan

    sia 5-1 bulan

    sia -A tahun

    "agi yang dewasa sebaiknya menerima booster dalam bentuk TT (tetanus

    toksoid) setiap $ tahun

    ;bu hamil mendapatkan + dosis tetanus to9oid

    Cara pemberian untikan intra muskularIotot

    ?fektifitas #$<

    Kontraindikasi ;bu hamil

    lergi terhadap %aksin

    ?fek samping 'asa nyeri, warna kemerahan dan bengkak di tempat penyuntikan, serta

    demam, reaksi alergi berat (jarang)

    .5.+ &/T

    1. Art#

    ;munisasi &/T (diphtheria, pertussis, tetanus) merupakanimunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri,

     pertussis, dan tetanus. Gaksin &/Tini merupakam %aksin yang

    mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunny,

    namun masih dapat merangsang pembentukan 8at anti (toksoid).

    37

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    38/42

    /emberian pertama 8at anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap %aksin dan mengaktifkan organ 4 organtubuh

    membut 8at ini. /ada pemberian &/T dapat berefek samping ringan

    ataupun berat. ?fek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada

    tempat penyuntikan, dan demam. ?fek berat misalnya terjadi menangishebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi

    kejang, ensefalopati, dan syok. paya pencegahan penyakit difteri,

     pertussis, dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui imunisasi karena penyakit tersebut sangat cepat serta dapat meningkatkan kematian bayi

    dan anak balita.

    :asil penelitian muchalastrining (+$$5) menunjukan bahwa

     jumlah kasus difteri rawat jalan di ;ndonesia selama tahun paling banyak dari golongan usia 5 - tahun (7,+

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    39/42

    Karena termasuk imunisasi dasar yang diwajibkan maka biayaimunisasi &/T digratiskan pemerintah. nda dapat melakukan imunisasi

    &/T anak anda di posyandu atau puskesmas terdekat.

    . !en#s >aks#n DPT

    mun#sas# DPT  merupakan salah satu jenis %aksin combo.

    rtinya, dalam satu %aksin mengandung beberapa jenis %aksin untuk  beberapa jenis penyakit. aat ini terdapat + jenis %aksin &/T.

    Bang pertama dengan kandungan seluruh sel kuman pertusis

    (whole cell pertussis) disingkat dengan &Tw/. Gaksin kombo inilah yangtersedia di posyandu dan puskesmas.

    Bang kedua , yang tidak mengandung kuman pertusis, tapi berisi

    komponen spesifik toksin dari kuman pertusin, disebut sebagai aseluler  pertusis, disingkat &Ta/. Keuntungan %aksin yang ini, angka kejadiankomplikasi yang ditimbulkan lebih sedikit dibanding %aksin yang whole

    cell. rtinya, lebih sedikit bikin demam , bengkak,nyeri atau komplikasi

    lainnya. Kerugiannya, harganya relatif mahal.

    "iasanya dokter akan menanyakan, bu mau yang bikin panas atauyang tidak panasS *aksud dokternya, %aksin yang bikin panas yang whole

    cell, sedang yang tidak bikin panas yang aseluler.

    . K$m)l#kas# #mun#sas# DPT

    . 'eaksi lokal pada bekas tempat penyuntikan berupa

    kemerahan,bengkak dan nyeri. Kejadian ini terjadi pada +,#< penerima imunisasi &/T.

    +. &emam ringan. :anya sekitar +,+< yang mengalami demam

    tinggi

    . nak gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca suntikan

    . Kejang demam terjadi sebanyak $,$A<

    5. 'eaksi alergi dan ensefalopati sangat jarang

    #. Ka)an anak t#&ak 0$leh er#kan #mun#sas# DPT?

    39

    http://kesehatananakku.com/kejang-demam.htmlhttp://kesehatananakku.com/kejang-demam.html

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    40/42

    . "ila anak pada pemberian imunisasi &/T sebelumnya,menunjukkan reaksi alergi berat yang disebut anafilaksis.

    +. nak menderita gangguan otak yang disebut ensefalopati

    ( ditandai penurunan kesadaran dan kejang) pasca pemberianimunisasi &/T sebelumnya.

    BAB ;

    PENUTUP

    .1 Kes#m)ulan

    Tetanus adalah penyakit akut, paralitik yang disebabkan oleh

    tetanospasmin, eurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Tetanus

    adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot spasme tanpa disertai

    gangguan kesadaran. =ambaran penyakit ini berupa E trismus (kaku pada

    rahang   sulit membuka rahang bawah), rhesus sardonicus (muka seperti

    monyet meringis), kaku kuduk (leher kaku, tidak bisa untuk mengangguk),

    opistotonus (badan kaku seperti busur), kaku perut, kejang, dan kemungkinan

    adanya luka sebagai tempat masuknya kuman. /enyakit tetanus biasanya

    timbul di daerah yang mudah terkontaminasi dengan tanah dan dengan

    kebersihan dan perawatan luka yang buruk.

    /engobatannya dengan merawat pasien di ruang yang tenang, kemudian

    diberikan nti Tetanus erum (T) sesuai berat badannya secara intra%ena

    dan sisanya intramuscular. Kejang diatasi dengan pemberian anti kejang

    (misal dia8epam) secara intra%ena. !uga diberikan antibiotika. /erawatan

     pasien ini mungkin melibatkan berbagai bidang kedokteran, misalnya

     penyakit dalam, bedah, gigi, dan T:T.

    .2 "aran

    40

    http://kesehatananakku.com/kejang-pada-anak.htmlhttp://kesehatananakku.com/kejang-pada-anak.html

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    41/42

    !angan sepelekan atau meremehkan luka kecil di tubuh, terutama di

     bagian kaki atau tangan yang mudah terkena kotoran seperti debu atau tanah.

    uka kecil ini bisa menjadi pemicu tetanus, penyakit yang sudah jarang terjadi

    tapi cukup mematikan. Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh

    infeksi bakteri. "akteri ini akan memproduksi racun yang menyebabkan

    kejang otot kronis. Tetanus ini sangat berbahaya tapi mudah diatasi jika nda

    teliti dan bertindak cepat.

    &DT' /TK

    . Cahyono ", uharjo !.".+$$. Gaksinasi, Cara mpuh Cegah /enyakit

    ;nfeksi.BogyakartaE Kanisius

    +. &oenges, *?. +$$$. #encana $suhan Keperawatan Edisi %.!akartaE

    ?=C. httpEIImedicastore.comIpenyakitI#ITetanus.html di akses tanggal +$

    eptember +$

    . ynda !uall C, ###, 'encana suhan dan &okumentasi Keperawatan,

    /enerjemah *onica?ster, ?=C, !akarta

    5. *uttaJin, arif. +$$1. Buku $jar $suhan Keperawatan Klien den&an

    Gan&&uan 'istem "ersaraan* !akartaE alemba *edika

    A. 'etarwan,Kiking.+$$.Tetanus.

    httpEIIlibrary.usu.ac.idIdownloadIfkIpenysaraf-kiking+.pdf . diakses pada tanggal # eptember +$ pukul .$$ >;"

    7. iti,+$$A, "uku ;lmu /enyakit &alam, /enerbit &epartemen ;lmu

    /enyakit &alam D.Kni%ersitas ;ndonesia.

    1. oeparman. ##$. ;lmu /enyakit &alam. ni%ersitas ;ndonesia

    /ress E!akarta.

    41

    http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking2.pdfhttp://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking2.pdf

  • 8/19/2019 Asuhan Keperawatan Keperewatan Pada Klien Dengan Tetanus

    42/42

    #. tephen . tetanus edited by."ehrman, dkk. &alam ;lmu Kesehatan

    nak 2elson :al.$$-$7. ?disi 5-!akarta E ?=C, +$$$

    $. udoyo >. ru, etiyohadi "ambang, lwi ;drus, K. imadibarata

    *arellus, etiati