asuhan keperawatan keluarga “tn. n” dengan salah … lengkap.pdftuberkulosis paru di desa...

102
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA “An. A” MENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI DESA WANSERIWU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN TIWORO TENGAH KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ALIMATURRAHIM NIM. 14401 2017 00006 1 POLTEKKES KEMENKES KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN KENDARI 2018

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH

SATU ANGGOTA KELUARGA “An. A” MENDERITA

TUBERKULOSIS PARU DI DESA WANSERIWU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KECAMATAN TIWORO TENGAH

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

ALIMATURRAHIM

NIM. 14401 2017 00006 1

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

KENDARI

2018

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH

SATU ANGGOTA KELUARGA “An. A” MENDERITA

TUBERKULOSIS PARU DI DESA WANSERIWU

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

KECAMATAN TIWORO TENGAH

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program

Diploma III Keperawatan

Oleh :

ALIMATURRAHIM

NIM. 14401 2017 00006 1

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

KENDARI

2018

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si
Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si
Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si
Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama : Alimaturrahim

2. Tempat / Tgl Lahir : Raha / 14 Mei 1964

3. Jenis Kelamin : Laki - laki

4. Agama : Islam

5. Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

6. Alamat ` : Desa Wandoke Kec. Tiworo Kepulauan

7. No Telp/ Hp : 0852 5660 6164

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tamat SD Negeri 1 Raha, Tahun 1972 - 1978

2. Tamat SMP Negeri 1 Raha, Tahun 1978 - 1980

3. Tamat SMA Negeri 1 Raha, Tahun 1980 – 1983

4. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2017 – 2018

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada

kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari

suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan

yang lain)” (QS 94: 6-7)

“Sedikit pengetahuan yang diterapkan jauh lebih

berharga daripada banyak pengetahuan tetapi tidak

dimanfaatkan”

“Ketahuilah hasil dari kerja keras yang sudah

di raih itu adalah awal dari niat yang kuat dan

ikhlas “

“Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada ayah

dan ibu tercinta,

Istri dan anak- anakku tersayang, Agama, bangsa dan

negaraku “INDONESIA”

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

A. Latar Belakang................................................................... ........ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3

E. Metode Penelitian…………………………………………….. 3

F. Sistematika Penelitian………………………………………… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

A. Konsep Keluarga ....................................................................... 7

1. Definisi ................................................................................ 7

2. Ciri-ciri dan sifat keluarga ................................................... 6

3. Tipe keluarga ....................................................................... 8

4. Struktur keluarga………………………………………….. 9

5. Fungsi keluarga……………………………………………. 9

6. Peran keluarga…………………………………………….. 11

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga .................................... 17

1. Pengkajian . ........................................................................... 17

2. Perumusan Diagnosa keperawatan ...................................... 19

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

3. Perencanaan keperawatan Keluarga ................................... 23

4. Pelaksanaan ..................................................................... .... 24

5. Tahap Evaluasi .................................................................... 25

C. Konsep Dasar Medis Tuberkulosis ......................................... 26

1. Definisi................................................................................ 26

2. Anatomi dan Fisiologi......................................................... 26

3. Etiologi ............................................................................... 29

4. Patofisiologi......................................................................... 29

5. Manisfetasi klinik................................................................ 30

6. Komplikasi.......................................................................... 32

7. Pemeriksaan diagnostik...................................................... 32

8. Penatalaksanaan................................................................. 34

BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................................... 36

A. Pengkajian .................................................................................. 36

B. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 47

C. Perencanaan Keperawatan.......................................................... 50

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan................................... 52

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 54

A. Pengkajian ................................................................................... 54

B. Diagnosa Keperawatan .............................................................. 55

C. Perencanaan Keperawatan.......................................................... 58

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan................................... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 67

A. Kesimpulan ................................................................................. 68

B. Saran ............................................................................................ 68

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

ABSTRAK

ALIMATURRAHIM. NIM: 14401 2017 00006 1 “ Asuhan Keperawatan

Keluarga Pada Tn. N Dengan Salah Satu Anggota Keluarga An.A Menderita

Tuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018

Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si NIP. 19560311 1 98706 1 001

“.Secara umum penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih

menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Penyakit Tuberkulosis paru adalah

penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis, bakteri

berbentuk batang (basil). Penularan penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak

penderita yang mengandung basil saat penderita batuk, butir-butir air ludah

berterbangan di udara dan terhisap oleh orang sehat, sehingga masuk kedalam paru-

parunya, yang kemudian menyebabkan penyakit Tuberkulosis paru. Tujuan Karya

Tulis Ilmiah ini adalah agar penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga

pada Tn. N dengan salah satu anggota keluarga An. A menderita Tuberkulosis Paru

mulai dari proses pengkajian sampai proses evaluasi. Hasil studi kasus yang telah

dilakukan pada keluarga Tn. N ditemukan dua masalah keperawatan keluarga yaitu;

“ Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan Tuberkulosis paru “ dan

“ Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga

yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan

Tuberkulosis paru “. Setelah dievaluasi, masalah kesehatan tersebut dapat teratasi.

Kesimpulan dari studi kasus ini adalah masih adanya sebagian kesenjangan data data

yang terjadi antara teori dan kasus kemungkinan disebabkan oleh persepsi yang

berbeda antara peneliti dan responden serta tehnik peneliti menggali informasi agak

kurang tepat, mekanisme pertahanan tubuh pada setiap individu berbeda

menyebabkan respon terhadap penyakit berbeda-beda pula. Adapun saran yang dapat

penulis berikan khususnya untuk keluarga Tn. N agar dapat memelihara,

meningkatkan serta mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam

kehidupan sehari-hari dan menerapkan pengetahuan tentang kesehatan yang

didapatkan pada saat kegiatan penyuluhan. Adapun isi dari karya tulis ilmiah yaitu:

terdiri dari 5 bab, 58 halaman, jumlah referensi 9 (mulai tahun 2002 sampai 2016).

Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Konsep keluarga, Tuberkulosis

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur terhadap Tuhan yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan berkatnnya sehingga penulis dapat menyususn dan

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Adapun judul Karya

Tulis Ilmiah ini adalah “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N”

DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA “An. A” MENDERITA

TUBERKULOSIS PARU DI DESA WANSERIWU DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KECAMATAN TIWORO TENGAH TAHUN 2018”.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, banyak pihak yang terlibat

membantu penulis dalam berbagai aspek seperti bimbingan, arahan, saran, motivasi,

dan materi sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada

waktunya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih Kepada Bapak Muslimin, L.A.Kep,SPd.M.Si yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya, tak lupa

pula kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya

kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes Selaku Direktur di Poltekkes Kemenkes

Kendari

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep,Ns,M.kes Selaku Ketua Jurusan Keperawatan di

Poltekkes Kemenkes Kendari

3. Ibu Hj. St. Rahmi Misbah, Skp,M.Kes selaku Penguji I yang telah banyak

memberikan masukan dan saran.

4. Bapak H. Taamu, A.Kep,SPd.M.Kes selaku Penguji II yang telah memberikan

masukan dan saran.

5. Ibu Lena Atoy, SST.MPH Selaku Penguji III yang telah meberikan masukan

dan saran.

6. Seluruh staf dosen di Program Studi Poltekkes Kemenkes Kendari yang telah

memberikan waktu dalam mendidik dan mengajar penulis.

7. Bapak Ns. Hidayat S.Kep Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muna

Barat yang memfasilitasi dan mendukung sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung dan memotivasi, baik dalam

do’a dan materi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

9. Terkhusus buat keluarga, istri dan anak – anakku, yang telah memberikan

dorongan moril, material dan spiritual.

10. Teman – teman Baik dari pihak kampus atau tempat bekerja yang telah

membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Penulis mengharapkan masukan dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan

di masa mendatang. Akhir kata penulis mohon maaf atas kesalahan dalam menulis

Karya Tulis Ilmiah ini.

Kendari, 2018

Alimaturrahim

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1. Skala Bailon dan Maglaya ……………………………………………... 30

2.2. Intervensi Keperawatan Tuberkulosis Paru.............................................. 37

3.1. Komposisi Keluarga …………………………………………………… 54

3.2. Analisa Data …………………………………………………………… 63

3.3. Skoring Prioritas Masalah …………………………………………...... 65

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

DAFTAR GAMBAR

Tabel Judul Halaman

2.1. Anatomi sistem pernafasan manusia......………………………………... 7

3.1. Genogram Keluarga Tn. N……………………………………………… 55

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

1. Surat Izin Penelitian Dari Institusi Akper Poltekkes Kendari

2. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Kesehatan

3. Surat Izin Penelitian Dari Puskesmas

4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Desa Wanseriwu

5. SAP Dan Leaflet Tuberculosis

6. Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan

7. Riwayat Hidup Peneliti

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga mempunyai peranan dalam upaya peningkatan kesehatan dan

pengurangan resiko penyakit dalam masyarakat karena keluarga merupakan

unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga menempati posisi di antara individu

dan masyarakat sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada

keluarga perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama

adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah

memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pelayanan kesehatan perawat harus

memperhatikan nilai-nilai dan budaya yang ada dalam keluarga sehingga dalam

pelaksanaanya kehadiran perawat dapat di terima oleh keluarga, (Andarmoyo,

2012: 2).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga dengan tujuan

menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan keluarga, (Setiadi, 2008: 34).

Secara umum penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi

yang masih menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Penyakit

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberkulosis, bakteri berbentuk batang (basil). Penularan

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung

basil saat penderita batuk, butir-butir air ludah berterbangan di udara dan

terhisap oleh orang sehat, sehingga masuk kedalam paru-parunya, yang

kemudian menyebabkan penyakit Tuberkulosis paru, (Naga: 2013 308).

Pada tahun 2016 di Sulawesi Tenggara ditemukan 3.105 kasus baru BTA

positif (BTA+), menurun dibandingkan tahun 2015 dengan 3.268 kasus. Seperti

trend yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, penemuan kasus baru tertinggi

yang dilaporkan masih berasal dari 3 kabupaten yaitu Kabupaten Muna,

Konawe dan Kota Kendari. Jumlah kasus baru di tiga kabupaten tersebut

mencapai ˃50% dari keseluruhan kasus baru BTA+ di Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan jenis kelamin, seperti tahun sebelumnya, rata-rata kasus baru

BTA+ pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan dengan 59% berbanding

41%. Secara rata-rata provinsi, di hampir semua kabupaten jumlah penderita

laki-laki lebih tinggi.

Dalam kasus TB anak, khususnya pada kelompok umur 0-14 tahun,

jumlah kasus yang ditemukan di Sulawesi Tenggara sebesar 0,79% dari seluruh

kasus TB (tahun 2015; 1%), meskipun proporsi tersebut tampak kecil, tapi

masih berada sedikit di atas proporsi nasional tahun 2016 yang hanya sebesar

0,7%, namun demikian trendnya makin mendekati angka nasional.

(Profil Kesehatan Kab/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2016)

Menurut data dari Puskesmas Tiworo Tengah didapatkan bahwa data

penderita Tuberkulosis Paru yang didapatkan pada tahun 2017 sebanyak 5

orang dengan kasus baru. Untuk data penderita Tuberkulosis Paru yang

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

didapatkan sampai april 18 sebanyak 2 orang. (Laporan Puskesmas Tiworo

Tengah).

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dikemukakan sebelumnya,

maka penulis tertarik untuk mengadakan studi kasus dengan judul: “Asuhan

Keperawatan Keluarga Tn. N Dengan Salah Satu Anggota Keluarga An. A

Menderita Tuberkulosis paru Di Desa Wanseriwu Kecamatan Tiworo Tengah

Tahun 2018 “.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah penerapan

Asuhan keperawatan keluarga Tn N dengan salah satu anggota keluarga An. A

menderita Tuberkulosis paru ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga Tn. N dengan salah

satu anggota keluarga An. A menderita Tuberkulosis paru

2. Tujuan khusus

a. Dapat melakukan pengkajian Asuhan keperawatan keluarga Tn. N dengan

salah satu anggota keluarga An. A menderita Tuberkulosis paru

b. Dapat merumuskan diagnosa penerapan Asuhan keperawatan keluarga

Tn. N dengan salah satu anggota keluarga An. A menderita Tuberkulosis

paru

c. Dapat menyusun rencana Asuhan keperawatan keluarga Tn. N dengan

salah satu anggota keluarga An. A menderita Tuberkulosis paru

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

d. Dapat melakukan implementasi keperawatan pada keluarga Tn. N dengan

salah satu anggota keluarga An. A menderita Tuberkulosis paru

e. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada keluarga Tn. N

dengan salah satu anggota keluarga An. A menderita Tuberkulosis paru

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang luas bagi penulis dalam

memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan kasus Tuberkulosis paru

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III

Keperawatan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Jurusan Keperawatan

Poltekes Kemenkes Kendari.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat / Pasien

Masyarakat dapat mengetahui apa itu penyakit Tuberkulosis paru dan

cara pencegahannya.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat menjadi tambahan

informasi dan referensi bagi mahasiswa Akademi Keperawatan Poltekes

Kemenkes Kendari serta institusi khususnya dalam penerapan asuhan

keperawatan keluarga dengan Tuberkulosis paru

c. Bagi Unit Pelayanan Kesehatan Puskesmas Tiworo Tengah

Sebagai informasi dalam mengambil kebijakan mengenai penanganan

kasus Tuberkulosis paru

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

E. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan

dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan

anamnesa. Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang

berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu

komunikasi yang direncanakan.

2. Observasi

Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh

data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan

dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan,

sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan

data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.

Mengobservasi tanda dan gejala yang dialami klien dan observasi

keberhasilan standar asuhan keperawatan yang diberikan.

3. Studi kasus

Melakukan Asuhan keperawatan keluarga Tn. N dengan salah satu anggota

keluargan An. A menderita Tuberkulosis paru di Desa Wanseriwu

Kecamatan Tiworo Tengah.

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

4. Studi perpustakaan

Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan Tuberkulosis

Paru termasuk bahan – bahan perkuliahan agar makalah ini mempunyai nilai

ilmiah untuk dipertahankan. Cara yang digunakan dalam pengumpulan data

yaitu anamnesa, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi.

F. Sistematika Penulisan

Pada bagian ini diuraikan sistematika penulisan yang terdiri dari bab I sampai

dengan bab V dengan susunan sebagai berikut:

Bab I : Pada bab ini berisi pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian dan

sistematika penulisan

Bab II : Pada bab ini berisi tinjauan pustaka, konsep keluarga, konsep

keperawatan keluarga, konsep penyakit Tuberkulosis paru, konsep

asuhan keperawatan keluarga.

Bab III : Pada bab ini berisi tentang pengkajian data anggota keluarga sampai

dengan evaluasi asuhan keperawatan keluarga.

Bab IV : Pada bab ini membahas tentang kesenjangan antara teori yang didapat

dan fakta yang ada dalam praktik.

Bab V: Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari hasil pelaksanaan

studi kasus yang telah dilakukan oleh penulis serta berisi saran-saran

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Tuberculosis Paru

1. Definisi

Secara umum penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi

yang masih menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat. Penyakit

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberkulosis, bakteri berbentuk batang (basil). Penularan

penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung

basil saat penderita batuk, butir-butir air ludah berterbangan di udara dan

terhisap oleh orang sehat, sehingga masuk kedalam paru-parunya, yang

kemudian menyebabkan penyakit Tuberkulosis paru, (Naga: 2013 308).

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium Tuberculosis. Kuman batang tahan asam ini dapat

merupakan organisme patogen maupun saprofit, (Taqiyyah Bararah,2013 :

293).

2. Anatomi dan fisiologi sistem pernapasan.

Gambar 2.1 : Sistem Pernafasan Manusia

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

a. Hidung

Hidung adalah bangunan berongga yang terbagi oleh sebuah sekat di

tengah menjadi rongga hidung kiri dan kanan. Masing-masing rongga di

bagian depan berhubungan keluar melalui nares (cuping hidung) anterior

dan di belakang berhubungan dengan bagian atas farings (nasofarings).

Masing-masing rongga hidung dibagi menjadi bagian vestibulum, yaitu

bagian lebih lebar tepat di belakang nares anterior, dan bagian repirasi.

b. Farings

Faring dapat dibagi menjadi nasofarings, terletak di bawah dasar

tengkorak, belakang dan atas palatum molle, orofarings di belakang

rongga mulut dan permukaan belakang lidah, dan laringofarings di

belakang larings.

c. Larings

Larings (kotak suara) bukan hanya jalan jalan udara dari farings ke

saluran nafas lainnya, namun juga menghasilkan sebagian besar suara

yang dipakai berbicara dan berbunyi. Larings ditunjang oleh tulang-tulang

rawan, di ataranya yang terpenting adalah tulang rawan tiroid yang khas

nyata pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di bawahnya terdapat

tulang krikoid, yang berhubungan dengan trakea.

Anatomi saluran pernapasan bawah: (Jan Tambayong, 2001 : 82).

a. Trakea

Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dam panjang 10

sampai 12 cm. Ia meluas dari larings sampai ke puncak paru, tempat

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

ia bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Tetap terbukanya

trakea disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah)

yang berbentuk tapal kuda, dengan bagian terbuka mengarah ke

posterior (esophagus). Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia

dan sel goblet.

b. Percabangan Bronkus

Trakea bercabang menjadi bronkus utama (primer) kiri dan kanan.

Bronkus kanan bercangan lagi menjadi bronkus (sekunder) lobus atas

dan bawah. Setiap bronkus lobaris bercabang lagi menjadi bronkus

tersier (segmental). Setelah Sembilan atau dua belas generasi

percabangan, ukuran saluran telah mengecil sampai berdiameter 1

mm. Saluran ini disebut bronkiolus, yang turut menyusun lobulus

paru.

c. Alveolus

Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih

dari 350 juta alveoli, masig-masing dikelilingi banyak kapiler darah.

Alveoli berkelompok mirip anggur dan menyediakan permukaan

yang amat luas bagi pertukaran gas, yaitu 60 sampai 70 m2, yang 20

kali lebih luas dari permukaan kulit. Setiap kali menarik nafas, anda

memaparkan daerah paru kira-kira seluas lapangan tenis terhadap

udara segar.

Fisiologi pernapasan, (Irman Somantri, 2008 :11).

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Proses respirasi dapat dibagi menjadi tiga proses utama, yaitu:

Ventilasi Pulmonal adalah proses keluar masuknya udara antara

atmosfer dan alveoli paru-paru. Difusi adalah proses pertukaran

oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) antara alveoli dan darah.

Transportasi adalah proses beredarnya gas (O2 dan CO2) dalam darah

dan cairan tubuh ke dalam sel-sel.

Proses fisiologi respirasi dibagi menjadi tiga stadium yaitu:

Difusi gas-gas antara alveolus dengan kapiler paru-paru (respirasi

eksterna) dan darah sistemik dengan sel-sel jaringan.

Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan penyesuiannya dengan

distribusi udara dalam alveolus-alveolus.

Reaksi kimia dan fisik oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2)

dengan darah.

3. Etiologi

Penyebab terjadinya Tuberculosis Paru adalah Mycrobacterium

Tuberculosis, yang merupakan jenis kuman berbentuk batang berukuran

panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar komponen

Mycrobacterium Tuberculosis adaah berupa lemak/lipid sehingga kuman

mampu tahan terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor

fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yakni menyukai daerah yang

banyak oksigen. Oleh karena itu, Mycrobacterium Tuberculosis senang

tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandugan oksigennya tinggi. Daerah

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

tersebut menjadi daerahnya kondusif untuk penyakit Tuberculosis Paru,

(Irman Somantri, 2008 : 59).

4. Patofisiologi

Penularan terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar

menjadi droflet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam

udara bebas selama 1-2 jam, tegantung ada atau tidaknya sinar ultraviolet

dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan

lembab kuman dapat bertahan sampai berhari-hari bahkan berbulan, bila

partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada

alveoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai puncak apeks

paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati

pembulu limfe, basil berpindah kebagian paru-paru yang lain atau jaringan

tubuh yang lain, (Taqiyyah, 2013).

Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama

teransang adalah limfokinse yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk

merangsang macrophage, berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada

jumlah magrofage. Karena fungsinya adalah membunuh kuman atau basil

apabila proses ini berhasil dan magrofage lebih banyak maka kien akan

sembuh dan daya tahan tubuhnya meningkat. Tetapi apabila kekebalan

tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang di dalam jaringan paru-

paru dengan membentuk jaringan tuberkel. Tuberkel lama-kelamaan akan

bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama timbul

perkejuan di tempat tersebut. Apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien

akan batuk darah, (Taqiyyah, 2013).

5. Manifestasi Klinik

Secara rinci tanda dan gejala Tuberculosis Paru ini dapat dibagi atas :

a. Gejala sistemik

1) Demam

Demam merupakan gejala pertama dari Tuberculosis Paru, biasanya

timbul pada sore hari disertai dengan keringat mirip demam

influenza yang segara mereda. Tergantung dari daya tahan tubuh

dan virulensi kuman, serangan demam yang berikut dapat terjadi

setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan. Demam seperti influenza ini

hilang timbul dan semakin lama makin panjang masa serangannya,

sedangkan masa bebas serangan akan makin pendek. Demam dapat

mencapai suhu tinggi yaitu 400 – 410C.

2) Malaise.

Malaise karena Tuberculosis Paru bersifat radang menahun, maka

dapat terjadi rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan

berkurang, badan makin kurus, sakit kepala, mudah lelah dan pada

wanita kadang-kadang dapat terjadi gangguan siklus haid.

b. Gejala respiratorik adalah:

1) Batuk.

Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan

bronkhus. Batuk mula-mula terjadi oleh karena iritasi bronkhus,

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

selanjutnya akibat adanya peradangan pada ronkhus, batuk akan

menjadi produktif. Batuk produktif ini berguna untuk membuang

produk-produk ekskresi peradangan. Dahak dapat bersifat mukoid

atau purulen.

2) Batuk Darah.

Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah. Berat dan

ringannya batuk darah yang timbul, tergantung dari besar kecilnya

pembuluh darah yang pecah. Batuk darah tidak selalu timbul akibat

pecahnya aneurisma pada dinding kavitas, juga dapat terjadi karena

ulserasi pada mukosa broncus. Batuk darah inilah yang paling

sering membawa penderita berobat ke dokter.

3) Sesak Nafas.

Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan

paru yang cukup luas. Pada awal penyakit gejala ini tidak pernah di

temukan.

4) Nyeri dada.

Gejala ini timbul apabila sistem persyarafan yang terdapat di pleura

terkena, gejala ini dapat bersifat local pleuritik.

6. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul pada klien Tuberculosis Paru dapat

berupa: malnutrisi, empiema, efusi pleura, hepatitis, ketulian dan gangguan

gastrointestinal.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

7. Pemeriksaan Diagnostik

Untuk menegakkan diagnosis Tuberculosis (TBC), maka test diasnostik yang

sering dilakukan adalah:

a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik

b. Laboratorium darah rutin ( laju endap darah (LED) normal atau

meningkat, limfositosis ).

c. Foto thoraks PA dan lateral. Gambaran foto thoraks yang menunjang

diagnosis Tuberculosis (TBC), yaitu, bayangan lesi terletak di lapangan

atau paru sekmen apical lobus bawah, bayangan berawan atau

berbercak, adanya kavitas, tunggal atau ganda, kelainan bilateral,

terutama dilapangan atas paru, adanya kalsifikasi, bayangan menetap

pada foto ulang beberapa minggu kemudian, bayangan milier

Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA) memastikan diagnosis

Tuberculosis Paru, namun pemeriksaan ini tidak sensitif karena hanya

30-70 % pasien Tuberculosis Paru yang dapat di diagnosis berdasarkan

pemeriksaan ini.

d. Test peroksidase anti peroksidase (PAP) merupakan uji serologi

imunoperoksidase memakai alat histogen imunoperoksidase staining

untuk menentukan adanya imunoglobulin (IgG) spesifik terhadap basil

Tuberculosis Paru

e. Test Mantoux/tuberculin

Tehnik Polymerase Chain Reaction Deteksi DNA kuman secara spesifik

melalui amplifikasi dalam berbagai tahap sehingga dapat mendeteksi

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

meskipun hanya ada 1 mikroorganisme Dalam spesimen. Juga dapat

mendeteksi adanya resistensi.

f. Becton Dicknson Diagnostic Istrument System (BACTEC)

Deteksi growth index berdasarkan CO2 yang dihasilkan dari

metabolisme asam lemak oleh Mycobacterium Tuberculosis

g. Enzyme linked immunosorbent Assay

Deteksi respon humoral, berupa proses antigen-antibodi yang terjadi.

Pelaksanaanya rumit dan antibody dapat menetap dalam waktu lama

sehingga menimbulkan masalah.

h. Mycodot

Deteksi antibodi memakai antigen lipoarabinomannan yang direkatkan

pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastik, kemudian dicelupkan

dalam serum pasien. Bila terdapat antibodi spesifik dalam jumlah

memadai maka warna sisir akan berubah.

8. Penatalaksanaan

Menurut Depkes, (2002: 38) prinsip pengobatan TBC diberikan dalam

bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, jumlah dan dosis yang tepat

selama 6 – 8 bulan. Pengobatan Tuberculosis (TBC) di Indonesia sesuai

program nasional menggunakan panduan obat anti Tuberculosis (OAT)

terdiri dari Isoniasid (H) yang dikenal dengan INH, Rifampisin (R)

Pirasinamid (Z), Streptomisin (S), dan Etambutol (E) diberikan dalam

bentuk kombipak, sebagai berikut : (Santa Manurung, 2008):

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

a. Kategori I 2 RHZE/4H3 R3

Diberikan untuk, penderita baru Tuberculosis (TBC) Paru dengan bakteri

tahan asam (BTA) (+). Penderita baru Tuberculosis (TBC) Paru, bakteri

tahan asam (BTA) (+), rontgen (RO) (+), dengan kerusakan yang luas.

Penderita baru Tuberculosis (TBC) dengan kerusakan yang berat pada

Tuberculosis (TBC) ekstra pulmons.

b. Kategori II : 2 RHZES/HRZE/ 5 R3 H3 E3.

Diberikan untuk :

Penderita Tuberculosis (TBC) bakteri tahan asam (BTA) (+) dengan

riwayat pengobatan sebelumnya kambuh, kegagalan pengobatan atau

pengobatan tidak selesai.

c. Kategori I 2 RHZE/4H3 R3

Diberikan untuk, penderita baru bakteri tahan asam (BTA) (-) dan rontgen

(RO) (+) sakit ringan.

Penderita ekstra paru ringan, yaitu Tuberculosis (TBC) kelenjar limfe,

pleuritis eksudatif unilateral, Tuberculosis (TBC) kulit, Tuberculosis

(TBC) tulang.

Pembedahan paru pada klien biasanya dilakukan apabila klien mengalami

resisutasi teradap berbagai racun obat anti Tuberculosis (OAT).

Pembedahan dilakukan dengan mengangkut bagian paru yang tertutup

kavietas.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

B. Konsep Teori Keluarga

1. Definisi Keluarga

Menurut Setiadi, (2008: 3), Keluarga adalah dua atau lebih individu

yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu

rumah tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan

menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Sedang Andarmoyo,

(2012: 3), Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang

atau lebih yang masing–masing mempunyai hubungan kekerabatan yang

terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.

Padila (2012: 19), mengemukakan keluarga sebagai dua atau lebih

yang disatukan oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional serta

mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

2. Ciri-ciri Keluarga

Ciri-ciri keluarga menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton dan Ali,

(2010: 5), adalah:

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau

dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu sistem tatanama (Nomen Clautur)

termasuk perhitungan garis keturunan.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota–

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai

keturunan dan membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah

tangga.

Ciri keluarga Indonesia, menurut Setiadi, ( 2008) adalah:

a) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat

gotong royong.

b) Dijiwai oleh kebudayaan ketimuran.

c) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan

dilakukan secara musyawarah.

3. Tipe keluarga

Tipe keluarga menurut Harmoko, (2012: 22), tergantung pada konteks

keilmuan dan orang yang mengelompokkan:

a. Secara Tradisional

1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri

dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau

adopsi keduanya.

2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga yang lain yang masih mempunyi hubungan darah

(kakek – nenek, paman, bibi).

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

b. Secara Modern

1) Tradisional nuclear, merupakan keluarga inti ayah, ibu, dan anak

tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam

suatu suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja

diluar rumah.

2) Reconstituted nuclear, pembentukan baru dari keluarga inti melalui

perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu

rumah dengan anak-anaknya, baik itu dari bawaan dari perkawinan

lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat

bekerja di luar rumah.

3) Middle Age/Aging Couple, suami sebagai pencari uang, istri di

rumah/kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah

meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

4) Dyadic Nuclear, suami istri yang sudah berumur dan tidak

mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja di luar

rumah.

5) Single Parent, satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian

pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar

rumah.

6) Dual Carrier, suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

7) Commuter Married, suami istri atau keduanya orang karier dan

tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada

waktu-waktu tertentu.

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

8) Single Adult, wanita atau pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak

adanya keinginan untuk kawin.

9) Three Generation, tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

10) Institusional, anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam

suatu panti.

11) Comunal, satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang

monogamy dengan ank-anaknya dan bersama-sama dalam

penyediaan fasilitas.

12) Group marriage, suatu perumahan terdiri dari orang tua dan

keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu

adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari

anak-anak.

13) Unmaried Parent and Child, ibu dan anak dimana perkawinan tidak

dikehendaki, anaknya diadopsi.

14) Cohibing Coiple, dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama

tanpa kawin.

15) Gay and lesbian family, keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang

berjenis kelamin sama.

4. Struktur keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dimasyarakat. Menurut Padila (2012: 24), ada beberapa

struktur keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam

diantaranya adalah:

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

a. Patrilineal adalah keluarga yang sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga yang sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah ibu.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah ayah.

e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

Ciri struktur keluarga menurut Setiadi (2008: 6) adalah:

a. Terorganisasi

Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

b. Ada keterbatasan

Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan

Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-

masing.

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

6. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (1998) dalam Setiadi (2008: 7), secara umum fungsi

keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain.

b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk meningkatkan kemampuan

individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

produktivitas tinggi.

Menurut Setiadi, (2008: 11), ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap

anggota keluarganya, adalah:

a. Asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,

kehangatan, kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka

tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

b. Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak

agar kesehatan selalu terpelihara, sehingga diharapakan menjadikan

mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

c. Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap

menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa

depannya.

Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi,

fungsi keluarga dalam Setiadi (2008), dikembangkan menjadi:

a. Fungsi biologis

Untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,

memenuhi kebutuhan gizi keluarga, memelihara dan merawat anggota

keluarga.

b. Fungsi psikologis

Memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian

diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota

keluarga, memberikan identitas keluarga.

c. Fungsi sosialisasi

Membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku

sesuai tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya

keluarga.

d. Fungsi ekonomi

Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga, pengaturan pengguanaan penghasilan keluarga untuk

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan

keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak,

jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi pendidikan

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,

dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan

datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa, mendidik

anak sesuai tingkat-tingkat perkembangannya.

7. Peran Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang

dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran

keluarga adalah tingakah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang

dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkap

perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu

dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan dalam individu dalam keluarga

didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan

masyarakat. Menurut Setiadi (2008: 14), setiap anggota keluarga mempunyai

peran masing-masing antara lain adalah:

a. Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung/pengayong, pemberi rasa aman bagi setiap

anggota keluarga, dan juga sebagai anggota masyarakat, kelompok sosial

tertentu

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

b. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,

pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafka tambahan keluarga dan

juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu

c. Anak berperan sebagai spisikososial sesuai dengan perkembangan fisik,

mental, sosial, dan spiritual

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Asuhan Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan merupakan intisari dari keperawatan yang menjadi

pusat semua tindakan keperawatan. Langkah-langkah proses keperawatan

keluarga, (Ali, 2010: 57). adalah:

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi

secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya,

(Harmoko, 2012: 70). Hal-hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah:

a. Pengumpulan Data

1) Data umum terdiri dari: identitas kepala keluarga, tipe keluarga,

suku bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, aktivitas

rekreasi

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga terdiri dari: tahap

perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga

yang belum terpenuhi, riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat

kesehatan keluarga sebelumnya

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

3) Data lingkungan terdiri dari: karakteristik dan denah rumah,

karakteristik tetangga dan komunitasnya, mobilitas keluarga,

perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat, sistem

pendukung keluarga.

4) Struktur keluarga terdiri dari: pola komunikasi keluarga, struktur

kekuatan keluarga, struktur dan peran keluarga, nilai dan norma

keluarga.

5) Fungsi Keluarga terdiri dari Fungsi Afektif, Fungsi Sosial, Fungsi

pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan, Fungsi

reproduksi, Fungsi ekonomi

6) Stres dan koping keluarga terdiri dari stresor jangka pendek dan

panjang, kemampuan keluarrga berespon terhadap situasi/streaos,

strategi koping yang digunakan, strategi adaptasi disfungsional

7) Pemeriksaan Fisik

8) Harapan Keluarga

b. Analisa Data

Setelah data terkumpul (dalam format pengkajian) maka selanjutnya

dilakukan analisa data yaitu mengkaitkan data dan menghubungkan

dengan konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat

kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Cara analisa data adalah :

1) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam

format pengkajian

2) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko – social

dan spiritual

3) Membandingkan dengan standart

4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan,

(Setiadi, 2008: 48).

2. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan kesimpulan yang ditarik dari data

yang dikumpulkan tentang pasien. Diagnosa keperawatan berfungsi

sebagai alat untuk menggambarkan masalah pasien yang dapat

ditangani oleh perawat, (Andarmoyo, 2012: 95). Diagnosa

keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan

pada pengkajian, komponen diagnose keperawatan meliputi :

a. Masalah (Problem)

Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga) yang

diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan penulisan

pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan secara

jelas dan sesingkat mungkin. Daftar diagnosa keperawatan keluarga

pada masalah fungsi perawatan kesehatan berdasarkan NANDA

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

(North American Nursing Diagnosis Association) dalam Setiadi

(2008:50) adalah sebagai berikut:

1) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

2) Perubahan pemeliharaan kesehatan

3) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

4) Perilaku mencari pertolongan kesehatan

5) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga

6) Resiko terhadap penularan penyakit

b. Penyebab (etiologi)

Adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan

mengacu kepada lima tugas keluarga yaitu sebagai berikut:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga

2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari

diagnosis keperawatan keluarga menurut Mubarak (2011:105)

adalah :

1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan

kesalahan persepsi).

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).

3) Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu

prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik

financial, fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik, dan

psikologis).

c. Tanda (sign)

Adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh

perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung

masalah dan penyebab, (Suprajitno, 2004: 43). Tipologi diagnosa

keperawatan keluarga menurut Suprajitno (2004: 43) dibedakan

menjadi tiga kelompok, yaitu:

1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang

dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat

dengan cepat.

2) Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang

belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan

aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat

bantuan perawat.

3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya

dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang

memungkinkan dapat tingkatkan.

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

d. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan

lebih dari satu masalah. Prioritas masalah kesehatan keluarga

dengan menggunakan proses skoring sebagai berikut.

Tabel 2.1: Skala Bailon dan Maglaya (1978)

No Kriteria Skor Bobot

1

2

3

4

Sifat Masalah

- Tidak/kurang sehat

- Ancaman kesehatan

- Krisis

Kemungkinan masalah dapat diubah

- Dengan mudah

- Hanya sebagian

- Tidak dapat

Potensial masalah untuk dicegah

- Tinggi

- Cukup

- Rendah

Menonjolnya masalah

- Masalah berat dan harus segera

diatasi

- Masalah dirasakan tetapi tidak perlu

segera diatasi

- Masalah tidak dirasakan

3

2

1

2

1

0

3

2

1

2

1

0

1

2

1

1

Sumber : (Wahit Iqbal Mubarak, 2011 : 105).

Skoring:

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

1) Tentukan skor untuk setiap kriteria

2) Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah dengan bobot

3) Jumlahkan skor untuk semua criteria, (Andarmoyo, 2012:100).

3. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Rencana keperawatan keluarga adalah kumpulan tindakan yang

direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan

atau mengatasi masalah kesehatan / masalah keperawatan yang telah

diidentifikasi, (Mubarak, 2011: 106). Langkah-langkah dalam

mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga menurut Wahit

Iqbal Mubarak (2011: 106) adalah:

a. Menentukan sasaran atau goal

Sasaran merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala

upaya.

b. Menentukan tujuan atau objektif

Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih

terperinci tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan

yang akan dilakukan.

c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan

dilakukan

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Tindakan keperawatan yang dipilih sangat bergantung pada sifat

masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan

masalah.

d. Menentukan kriteria dan standart kriteria

Kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk

mengukur pencapaian tujuan, sedangkan standar menunjukkan

tingkat penampilan yang diinginkan untuk membandingkan bahwa

perilaku yang menjadi tujuan tindakan keperawatan telah tercapai.

Klasifikasi intervensi menurut Wright dan Leahay dalam Sulistyo

Andarmoyo (2012: 104).

a. Kognitif

Intervensi diarahkan pada aspek kognitif pada fungsi keluarga,

yang meliputi pemberian informasi, gagasan baru tentang suatu

keadaan dan mengemukakan pengalaman.

b. Afektif

Intervensi diarahkan pada aspek afektif fungsi keluarga, dirancang

untuk mengubah emosi keluarga agar dapat memecahkan masalah

secara afektif.

c. Psikomotor

Intervensi diarahkan untuk membantu keluarga berinteraksi /

bertingkah laku, berkomunikasi secara afektif dengan anggota

keluarga lainnya yang sifatnya berbeda – beda.

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan keperawatan merupakan salah satu tahap dari proses

keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk

membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan kea rah

perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga

didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun, (Harmoko

2012: 97).

5. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk

melihat keberhasilannya. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil

sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru.

Metode evaluasi

a Evaluasi formatif (proses)

Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan

dan bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap

sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, sistem penulisan evaluasi

formatif ini biasanya ditulis dalam catatan kemajuan atau

menggunakan sistem SOAP.

b. Evaluasi sumatif (hasil)

Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara

keseluruhan, sistem penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk

catatan naratif atau laporan ringkasan.

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

2. Asuhan Keperawatan Tuberkulosis Paru

2.1 Pengkajian

Data dasar pengkajian pasien ( Doengoes, Marilynn E : 2000 )

adalah sebagai berikut:

a. Pola aktivitas dan istirahat

Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak

(nafas pendek), demam, menggigil.

Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak

(tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam

subfebris (40 -410C) hilang timbul.

b. Pola nutrisi

Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat

badan.

Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak

sub kutan.

c. Respirasi

Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.

Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum

hijau/purulent, mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan

kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks

paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan

pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

(effusi pleura.), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan

pleural), deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).

d. Rasa nyaman/nyeri

Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi,

gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura

sehingga timbul pleuritis.

e. Integritas ego

Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak

berdaya/tak ada harapan.

Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan,

mudah tersinggung.

f. Keamanan

Subyektif: adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, kanker.

Obyektif: demam rendah atau sakit panas akut.

g. Interaksi Sosial

Subyektif: Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit menular,

perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/ perubahan kapasitas

fisik untuk melaksanakan peran.

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

2.2 Diagnosa Keperawatan

a.) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau

sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.

b.) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan

permukaan paru, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret

yang kental, edema bronchial.

c.) Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea,

anoreksia, penurunan kemampuan finansial.

d.) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.

e.) Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi aktif.

f.) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen.

g.) Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan

berhubungan dengan tidak ada yang menerangkan, interpretasi yang

salah, informasi yang didapat tidak lengkap/tidak akurat, terbatasnya

pengetahuan/kognitif

h.) Risiko tinggi infeksi penyebaran / aktivitas ulang infeksi berhubungan

dengan pertahanan primer tidak adekuat, fungsi silia menurun/ statis

sekret, kerusakan jaringan akibat infeksi yang menyebar, malnutrisi,

terkontaminasi oleh lingkungan, kurang informasi tentang infeksi kuman.

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

2.3 Perencanaan Keperawatan

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

Bersihan jalan

napas tidak

efektif

berhubungan

dengan sekret

kental atau sekret

darah,

kelemahan,

upaya batuk

buruk, edema

trakeal/faringeal.

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

kebersihan jalan

napas efektif,

dengan criteria

hasil:

Mempertaha

nkan jalan

napas

pasien.

Mengeluark

an sekret

tanpa

bantuan.

Menunjukka

n prilaku

untuk

a. Kaji ulang

fungsi pernapasan:

bunyi napas,

kecepatan, irama,

kedalaman dan

penggunaan otot

aksesori

b. Catat

kemampuan untuk

mengeluarkan secret

atau batuk efektif,

catat karakter, jumlah

sputum, adanya

hemoptisis.

c. Berikan pasien

posisi semi atau

Fowler,

Bantu/ajarkan batuk

a. Penurunan bunyi napas

indikasi atelektasis, ronki

indikasi akumulasi

secret/ketidakmampuan

membersihkan jalan

napas sehingga otot

aksesori digunakan dan

kerja pernapasan

meningkat

b. Pengeluaran sulit bila

sekret tebal, sputum

berdarah akibat kerusakan

paru atau luka bronchial

yang memerlukan

evaluasi/intervensi lanjut

c. Meningkatkan ekspansi

paru, ventilasi maksimal

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

memperbaik

i bersihan

jalan napas.

Berpartisipa

si dalam

program

pengobatan

sesuai

kondisi.

Mengidentif

ikasi

potensial

komplikasi

dan

melakukan

tindakan

tepat.

efektif dan latihan

napas dalam.

d. Bersihkan sekret

dari mulut dan

trakea, suction bila

perlu.

e. Pertahankan

intake cairan minimal

2500 ml/hari kecuali

kontraindikasi.

f. Lembabkan

udara/oksigen

inspirasi.

Kolaborasi:

g. Berikan obat:

agen mukolitik,

bronkodilator,

kortikosteroid sesuai

indikasi.

membuka area atelektasis

dan peningkatan gerakan

sekret agar mudah

dikeluarkan.

d. Mencegah

obstruksi/aspirasi.

Suction dilakukan bila

pasien tidak mampu

mengeluarkan sekret.

e. Membantu

mengencerkan secret

sehingga mudah

dikeluarkan.

f. Mencegah pengeringan

membran mukosa.

g. Menurunkan

kekentalan sekret,

lingkaran ukuran lumen

trakeabronkial, berguna

jika terjadi hipoksemia

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

pada kavitas yang luas.

Gangguan

pertukaran gas

berhubungan

dengan

berkurangnya

keefektifan

permukaan paru,

atelektasis,

kerusakan

membran

alveolar kapiler,

sekret yang

kental, edema

bronchial.

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

pertukaran gas

efektif, dengan

kriteria hasil:

Melaporkan

tidak terjadi

dispnea.

Menunjukka

n perbaikan

ventilasi dan

oksigenasi

jaringan

adekuat

dengan

GDA dalam

rentang

normal.

Bebas dari

a. Kaji dispnea,

takipnea, bunyi

pernapasan

abnormal.

Peningkatan upaya

respirasi,

keterbatasan ekspansi

dada dan

kelemahan.b.

Evaluasi perubahan-

tingkat kesadaran,

catat tanda-tanda

sianosis dan

perubahan warna

kulit, membran

mukosa, dan warna

kuku.

c.

Demonstrasikan/anju

rkan untuk

a. Tuberkulosis paru

dapat rnenyebabkan

meluasnya jangkauan

dalam paru-pani yang

berasal dari

bronkopneumonia yang

meluas menjadi

inflamasi, nekrosis,

pleural effusion dan

meluasnya fibrosis

dengan gejala-gejala

respirasi distress. b.

Akumulasi secret dapat

menggangp oksigenasi di

organ vital dan jaringan.

c. Meningkatnya

resistensi aliran udara

untuk mencegah

kolapsnya jalan napas.

d. Mengurangi konsumsi

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

gejala

distress

pernapasan.

mengeluarkan napas

dengan bibir

disiutkan, terutama

pada pasien dengan

fibrosis atau

kerusakan parenkim.

d. Anjurkan untuk

bedrest, batasi dan

bantu aktivitas sesuai

kebutuhan.

e. Monitor GDA.

f. Kolaborasi:

Berikan oksigen

sesuai indikasi.

oksigen pada periode

respirasi.

e. Menurunnya saturasi

oksigen (PaO2) atau

meningkatnya PaC02

menunjukkan perlunya

penanganan yang lebih.

adekuat atau perubahan

terapi.

f. Membantu mengoreksi

hipoksemia yang terjadi

sekunder hipoventilasi

dan penurunan

permukaan alveolar paru.

Gangguan

keseimbangan

nutrisi, kurang

dari kebutuhan

berhubungan

dengan

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

diharapkan

kebutuhan nutrisi

adekuat, dengan

a. Catat status

nutrisi pasien: turgor

kulit, timbang berat

badan, integritas

mukosa mulut,

kemampuan

a. Berguna dalam

mendefinisikan derajat

masalah dan intervensi

yang tepat b. Membantu

intervensi kebutuhan

yang spesifik,

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

kelelahan, batuk

yang sering,

adanya produksi

sputum, dispnea,

anoreksia,

penurunan

kemampuan

finansial.

kriteria hasil:

Menunjukka

n berat

badan

meningkat

mencapai

tujuan

dengan nilai

laboratoriur

n normal

dan bebas

tanda

malnutrisi.

Melakukan

perubahan

pola hidup

untuk

meningkatk

an dan

mempertaha

nkan berat

menelan, adanya

bising usus, riwayat

mual/rnuntah atau

diare.b. Kaji ulang

pola diet pasien yang

disukai/tidak

disukai.

c. Monitor intake

dan output secara

periodik.

d. Catat adanya

anoreksia, mual,

muntah, dan tetapkan

jika ada

hubungannya dengan

medikasi. Awasi

frekuensi, volume,

konsistensi Buang

Air Besar (BAB).

e. Anjurkan

meningkatkan intake diet

pasien.

c. Mengukur keefektifan

nutrisi dan cairan.

d. Dapat menentukan

jenis diet dan

mengidentifikasi

pemecahan masalah

untuk meningkatkan

intake nutrisi.

e. Membantu menghemat

energi khusus saat

demam terjadi

peningkatan metabolik.

f. Mengurangi rasa tidak

enak dari sputum atau

obat-obat yang digunakan

yang dapat merangsang

muntah.

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

badan yang

tepat.

bedrest.

f. Lakukan

perawatan mulut

sebelum dan sesudah

tindakan pernapasan.

g. Anjurkan makan

sedikit dan sering

dengan makanan

tinggi protein dan

karbohidrat.

Kolaborasi:

h. Rujuk ke ahli

gizi untuk

menentukan

komposisi diet.

i. Awasi

pemeriksaan

laboratorium. (BUN,

protein serum, dan

g. Memaksimalkan intake

nutrisi dan menurunkan

iritasi gaster.

h. Memberikan bantuan

dalarn perencaaan diet

dengan nutrisi adekuat

unruk kebutuhan

metabolik dan diet.

i. Nilai rendah

menunjukkan malnutrisi

dan perubahan program

terapi.

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

albumin).

Nyeri akut

berhubungan

dengan inflamasi

paru, batuk

menetap

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan rasa

nyeridapat

berkurang atau

terkontrol, dengan

KH:

Menyatakan

nyeri

berkurang

atauterkontr

ol

Pasien

tampak

rileks

a. Observasi

karakteristik nyeri,

mis tajam, konstan ,

ditusuk. Selidiki

perubahan karakter

/lokasi/intensitas

nyeri.b. Pantau

TTV

c. Berikan tindakan

nyaman mis, pijatan

punggung, perubahan

posisi, musik tenang,

relaksasi/latihan

nafas

d. Tawarkan

pembersihan mulut

dengan sering..

e. Anjurkan dan

bantu pasien dalam

a. Nyeri merupakan

respon subjekstif yang

dapat diukur.b. Perubahan

frekuensi jantung TD

menunjukan bahwa

pasien mengalami nyeri,

khususnya bila alasan

untuk perubahan tanda

vital telah terlihat.

c. Tindakan non analgesik

diberikan dengan

sentuhan lembut dapat

menghilangkan

ketidaknyamanan dan

memperbesar efek terapi

analgesik.

d. Pernafasan mulut dan

terapi oksigen dapat

mengiritasi dan

mengeringkan membran

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

teknik menekan dada

selama episode

batukikasi.

f. Kolaborasi

dalam pemberian

analgesik sesuai

indikasi

mukosa, potensial

ketidaknyamanan umum.

e. Alat untuk mengontrol

ketidaknyamanan dada

sementara meningkatkan

keefektifan upaya batuk.

f. Obat ini dapat

digunakan untuk

menekan batuk non

produktif, meningkatkan

kenyamanan

Hipertermi

berhubungan

dengan proses

inflamasi aktif.

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan

diharapkan suhu

tubuh kembali

normal dengan KH

:

Suhu tubuh

36°C-37°C

a. Kaji suhu tubuh

pasien

b. Beri kompres air

hangat

c. Berikan/anjurkan

pasien untuk banyak

minum 1500-2000

cc/hari (sesuai

toleransi)

a. Mengetahui

peningkatan suhu tubuh,

memudahkan intervensib.

Mengurangi panas

dengan pemindahan

panas secara konduksi.

Air hangat mengontrol

pemindahan panas secara

perlahan tanpa

menyebabkan hipotermi

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

d. Anjurkan

pasien untuk

menggunakan

pakaian yang tipis

dan mudah menyerap

keringat

e. Observasi

intake dan output,

tanda vital (suhu,

nadi, tekanan darah)

tiap 3 jam sekali atau

sesuai indikasi

f. Kolaborasi :

pemberian cairan

intravena dan

pemberian obat

sesuai program.

atau menggigil.

c. Untuk mengganti

cairan tubuh yang hilang

akibat evaporasi

d. Memberikan rasa

nyaman dan pakaian yang

tipis mudah menyerap

keringat dan tidak

merangsang peningkatan

suhu tubuh.

e. Mendeteksi dini

kekurangan cairan serta

mengetahui

keseimbangan cairan dan

elektrolit dalam tubuh.

Tanda vital merupakan

acuan untuk mengetahui

keadaan umum pasien.

f. Pemberian cairan

sangat penting bagi

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

pasien dengan suhu tubuh

yang tinggi. Obat

khususnya untuk

menurunkan panas tubuh

pasien.

Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

ketidakseimbang

an antara suplai

dan kebutuhan

oksigen.

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan pasien

diharapkan mampu

melakukan aktivitas

dalam batas yang

ditoleransi dengan

kriteria hasil:

Melaporkan

atau

menunjukan

peningkatan

toleransi

terhadap

aktivitas

yang dapat

a. Evaluasi respon

pasien terhadap

aktivitas. Catat

laporan dispnea,

peningkatan

kelemahan atau

kelelahan.b.

Berikan lingkungan

tenang dan batasi

pengunjung selama

fase akut sesuai

indikasi.

c. Jelaskan

pentingnya istirahat

dalam rencana

pengobatandan

a. Menetapkan

kemampuan atau

kebutuhan pasien

memudahkan pemilihan

intervensi.b. Menurunkan

stress dan rangsanagn

berlebihan, meningkatkan

istirahat.

c. Tirah baring

dipertahankan selama

fase akut untuk

menurunkan kebutuhan

metabolic, menghemat

energy untuk

penyembuhan.

d. Pasien mungkin

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

diukur

dengan

adanya

dispnea,

kelemahan

berlebihan,

dan tanda

vital dalam

rentan

normal.

perlunya

keseimbangan

aktivitas dan

istirahat.

d. Bantu pasien

memilih posisi

nyaman untuk

istirahat.

e. Bantu aktivitas

perawatan diri yang

diperlukan. Berikan

kemajuan

peningkatan aktivitas

selama fase

penyembuhan.

nyaman dengan kepala

tinggi, tidur di kursi atau

menunduk ke depan meja

atau bantal.

e. Meminimalkan

kelelahan dan membantu

keseimbanagnsuplai dan

kebutuhan oksigen.

Risiko tinggi

infeksi

penyebaran /

aktivitas ulang

infeksi

berhubungan

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan tidak

terjadi penyebaran/

aktivitas ulang

infeksi, dengan

a. Review patologi

penyakit fase

aktif/tidak aktif,

penyebaran infeksi

melalui bronkus pada

jaringan sekitarnya

a. Membantu pasien agar

mau mengerti dan

menerima terapi yang

diberikan untuk

mencegah komplikasi. b.

Orang-orang yang

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

dengan

pertahanan

primer tidak

adekuat, fungsi

silia menurun/

statis sekret,

malnutrisi,

terkontaminasi

oleh lingkungan,

kurang informasi

tentang infeksi

kuman.

kriteria hasil:

Mengidentif

ikasi

intervensi

untuk

mencegah/m

enurunkan

resiko

penyebaran

infeksi.

Menunjukka

n/melakuka

n perubahan

pola hidup

untuk

meningkatk

an

lingkungan

yang. aman.

atau aliran darah atau

sistem limfe dan

resiko infeksi melalui

batuk, bersin,

meludah, tertawa.,

ciuman atau

menyanyi.

b. Identifikasi

orang-orang yang

beresiko terkena

infeksi seperti

anggota keluarga,

teman, orang dalam

satu perkumpulan.

c. Anjurkan pasien

menutup mulut dan

membuang dahak di

tempat penampungan

yang tertutup jika

batuk.

d. Gunakan masker

beresiko perlu program

terapi obat untuk

mencegah penyebaran

infeksi.

c. Kebiasaan ini untuk

mencegah terjadinya

penularan infeksi.

d. Mengurangi risilio

penyebaran infeksi.

e. Febris merupakan

indikasi terjadinya

infeksi.

f. Pengetahuan tentang

faktor-faktor ini

membantu pasien untuk

mengubah gaya hidup

dan

menghindari/mengurangi

keadaan yang lebih

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

setiap melakukan

tindakan.

e. Monitor

temperatur.

f. Identifikasi

individu yang

berisiko tinggi untuk

terinfeksi ulang

Tuberkulosis paru,

seperti: alkoholisme,

malnutrisi, operasi

bypass intestinal,

menggunakan obat

penekan imun/

kortikosteroid,

adanya diabetes

melitus, kanker.

g. Tekankan untuk

tidak menghentikan

terapi yang dijalani.

buruk.

g. Periode menular dapat

terjadi hanya 2-3 hari

setelah permulaan

kemoterapi jika sudah

terjadi kavitas, resiko,

penyebaran infeksi dapat

berlanjut sampai 3 bulan.

h. INH adalah obat

pilihan bagi penyakit

Tuberkulosis primer

dikombinasikan dengan

obat-obat lainnya.

Pengobatan jangka

pendek INH dan

Rifampisin selama 9

bulan dan Etambutol

untuk 2 bulan pertama.

i. Obat-obat sekunder

diberikan jika obat-obat

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Kolaborasi:

h. Pemberian terapi

INH, etambutol,

Rifampisin.

i. Pemberian

terapi Pyrazinamid

(PZA)/Aldinamide,

para-amino salisik

(PAS), sikloserin,

streptomisin.

j. Monitor sputum

BTA.

primer sudah resisten

j. Untuk mengawasi

keefektifan obat dan

efeknya serta respon

pasien terhadap terapi

2.4 IMPLEMENTASI

Implementasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dalam masalah status

kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Dalam hal ini implementasi ini merupakan tahap dimana asuhan

keperawatan dilakukan sesuai dengan asuhan keperawatan yang telah

direncanakan.

3 2.5 EVALUASI

A. Dx I : Kebersihan jalan napas efektif, dengan kriteria evaluasi:

1. Mempertahankan jalan napas pasien.

2. Mengeluarkan sekret tanpa bantuan.

3. Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas.

4. Berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai kondisi.

5. Mengidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakan

tepat.

B. Dx II : Pertukaran gas efektif, dengan kriteria evaluasi:

1. Melaporkan tidak terjadi dispnea.

2. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat

dengan GDA dalam rentang normal

3. Bebas dari gejala distress pernapasan.

4. Kebutuhan nutrisi adekuat, dengan kriteria evaluasi:

5. Menunjukkan berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai

laboratoriurn normal dan bebas tanda malnutrisi.

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

6. Melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan

mempertahankan berat badan yang tepat.

C. Dx III : Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan

1. Nutrisi terpenuhi

2. Porsi makan 1 piring habis

3. Berat badan naik setia bulannya

D. DX IV : Nyeri dapat berkurang atau terkontrol, dengan kriteria evaluasi:

1. Menyatakan nyeri berkurang atau terkontrol

2. Pasien tampak rileks

E. DX V : Suhu tubuh kembali normal dengan kriteria evaluasi :

1. Suhu tubuh 36°C-37°C.

F. DX VI : Pasien mampu melakukan aktivitas dalam batas yang

ditoleransi dengan kriteria evaluasi :

Melaporkan atau menunjukan peningkatan toleransi terhadap aktivitas

yang dapat diukur dengan adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan

tanda vital dalam rentan normal.

G. DX VII : Tingkat pengetahuan pasien meningkat, dengan kriteria

evaluasi :

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

1. Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosisdan kebutuhan

pengobatan.

2. Melakukan perubahan prilaku dan pola hidup unruk memperbaiki

kesehatan umurn dan menurunkan resiko pengaktifan ulang

luberkulosis paru.

3. Mengidentifikasi gejala yang mernerlukan evaluasi/intervensi.

4. Menerima perawatan kesehatan adekuat.

H. DX VIII : Tidak terjadi penyebaran/ aktivitas ulang infeksi, dengan

kriteria evaluasi:

1. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko

penyebaran infeksi.

2. Menunjukkan/melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan

lingkungan yang. aman.

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan oleh keluarga Tn. N pada

anggota keluarga An. A menderita penyakit Tuberkulosis Paru di Rt. 01 Rw. 01 Desa

Wanseriwu Kabupaten Muna Barat, sejak tanggal 14 Mei 2018 sampai 16 Mei 2018

yang meliputi 5 tahap yaitu: pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,

perencanaan, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

1. Data Umum

a. Identitas kepala keluarga

Nama KK : Tn. N, umur 52 tahun, pendidikan tidak Tamat

Sekolah Dasar, pekerjaan Petani

Tabel 3.1 : Komposisi Keluarga

No Nama Sex Hub.

Dgn KK Umur Pend Pekerjaan

Status

Kes

1 Y P Isteri 50 - IRT Sehat

2 A L Anak 29 - Petani Sakit

3 W P Anak 14 SMP Murid Sehat

4 T L Anak 12 SD Murid Sehat

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Genogram

Ket: = Laki Laki

= Perempuan

= Klien

= Meninggal

= Tinggal serumah

Gambar : 3.1 Genogram Keluarga Tn. N

Generasi pertama dari garis keturunan ayah (kakek-nenek) meninggal dunia

akibat Stroke, sedang dari ibu meninggal akibat tekanan darah tinggi.

Tipe keluarga

Keluarga Tn. N merupakan tipe keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan

anak-anak yang tinggal serumah.

a. Kewarganegaraan/suku

Keluarga Tn. N adalah Indonesia/suku bugis

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

b. Agama

Keluarga Tn. N menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban sholat

lima waktu.

c. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan keluarga < Rp. 1.000.000

d. Aktivitas rekreasi keluarga

Kelurga Tn N mempunyai kebiasaan rutin untuk berkumpul nonton TV.

2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada perkembangan

keluarga dengan anak usia sekolah dan perkembangan keluarga dengan

anak usia remaja. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

adalah kebutuhan kesehatan fisik bagi anak-anak dan anggota keluarga.

b. Riwayat kesehatan keluarga

An. A menderita Tuberkulosis Paru dan sedang menjalani pengobatan

rutin sejak tanggal 14 Mei 2018 di Puskesmas Tiworo Tengah

c. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Kelarga Tn N tidak ada yang menderita Tuberkulosis Paru sebelum dan

belum pernah dirawat di RS.

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

3. Keadaan Lingkungan

a. Karakteristik rumah dan denah rumah

Rumah yang ditempati keluarga Tn N adalah milik sendiri dengan ukuran

8 x15 m2, terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1

dapur dan 1 WC. Berdinding tembok dan berlatai semen kasar yang

dilapisi plastik dan tampak bersih. Ventilasi dan pencahayaan rumah baik.

Denah Rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Lingkungan tempat tinggal Tn N penduduknya mayoritas suku Bugis dan

bekerja sebagai petani Pedagang dan Nelayan.

c. Mobilitas geografis keluarga

Rumah yang ditinggali Tn N adalah rumah sendiri dan berdampingan

dengan tetangga yang masih ada hubungan keluarga.

Dapur

Kamar Mandi/WC

Kamar Tidur

Kamar Keluarga

Kamar Tidur

Kamar Tamu

Kamar Tidur

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn N sekeluarga aktif dalam kegiatan sosial masyarakat dan saling

berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.

e. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Tn N terdiri dari suami isteri dengan 3 orang anak 1 anak sudah

tidak sekolah dan yang 2 masih bersekolah. Fasilitas penunjang kesehatan

dari Puskesmas Tiworo Tengah.

4. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, apabila ada masalah

didiskusikan bersama seluruh anggota keluarga.

b. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Tn N merupakan keluarga inti

c. Struktur peran keluarga

Tn N adalah kepala keluarga dan bertanggung jawab dalam mengatur

rumah tangganya yang sekaligus bertugas nafkah. Ny Y sebagai ibu

rumah tangga. An A, W dan T sebagai anak.

d. Nilai dan norma keluarga

Nilai dan norma keluarga yang berlaku pada Tn N sesuai dengan ajaran

agama Islam dan mengharapkan anaknya yang sakit cepat sembuh

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Semua anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain.

b. Fungsi sosialisasi

Keluarga selalu mengajarkan perilaku yang baik paada anak anak dan

berpartisipasi jika ada kegiatan kemasyarakatan.

c. Fungsi perawatan kesehatan keluarga

Keluarga kurang mampu mengenal masalah kesehatan terutama tentang

Tuberkulosis Paru.

Keluarga juga tidak mengetahui bahwa Tuberkulosis Paru dapat menular

dan kambuh serta bagimana upaya pencegahannya dan cara penularannya.

Keluarga tidak tahu cara pengelolaan dahak bagi penderita.

d. Fungsi reproduksi

Tn N dengan usia 52 tahun dan Ny Y usia 50 tahun sudah dalam kategori

non produktif.

e. Fungsi ekonomi

Tn N bekerja sebagai petani.

5. Stres dan Koping Keluarga

a. Stressor yang dimiliki keluarga

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Stresor yang dirasakan oleh keluarga Tn. N adalah salah satu anaknya

menderita Tuberkulosis paru.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Keluarga Tn N mampu beradaptasi dengan masalah yang dihadapi, hal ini

dapat dilihat dengan keikutsertaan An. A pada program pengobatan

Tuberkulosis paru di Puskesmas Tiworo Tengah.

c. Strategi koping yang digunakan

Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan dalam

keluarga

d. Strategi adaptasi disfungsional

An A setelah di diagnosa oleh dokter bahwa menderita Tuberkulosisi Paru

keluarga mengikutsertakan An. A pada program pengobatan Tuberkulosis

paru di Puskesmas Tiworo Tengah.

7. Pemeriksaan fisik

a. Tn N

Pemeriksaan fisik umum; keadaan umum tampak kuat, TD 120/80 mmHg,

N 70 x/menit, P 20 x/menit dan S 37 ‘

Pemeriksaan fisik khusus; kepala dan leher tidak ada kelainan, mata

konjungtiva tidak tampak ademis, tidak ada katarak dan tidak ada

gangguan penglihatan, telinga, hidung dan teggorokan tidak ada kelainan.

Pergerakan dada simetris dan abdomen tidak ada pembesaran hati.

Ektremitas atas dan bawah tidak kelainan. Tn. N mengatakatan bahwa

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

anak (An.A), sering berkeringat dimalam hari, batuk berdahak dan kadang

merasa sesak dan nyeri pada daerah dada terutama sebelum berobat di

Puskesmas. Saat sekarang hal itu sudah mulai berkurang sejak tanggal 28

November 2017 mengikuti program pengobatan Tuberkulosis paru di

Puskesmas. Alasan orang tua membawa anaknya berobat di Puskesmas

karena batuknya tidak sembuh sembuh selama lebih dari 2 mingggu.

b. Ny Y

Pemeriksaan fisik umum; keadaan umum tampak kuat, TD 110/70 mmHg,

N 76 x/menit, P 20 x/menit dan S 36,5 ‘

Pemeriksaan fisik khusus; kepala dan leher tidak ada kelainan, mata

konjungtiva tidak tampak ademis, tidak ada katarak dan tidak ada

gangguan penglihatan, telinga, hidung dan teggorokan tidak ada kelainan.

Pergerakan dada simetris dan abdomen tidak ada pembesaran hati.

Ektremitas atas dan bawah tidak kelainan.

c. An A

Pemeriksaan fisik umum; keadaan umum tampak kurus dan lemah, makan

dan minum normal, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, P 28 x/menit dan S

36,5 ‘, TB 171, BB 50 kg.

Pemeriksaan fisik khusus; kepala dan leher tidak ada kelainan, mata

konjungtiva tidak tampak ademis, tidak ada katarak dan tidak ada

gangguan penglihatan, telinga, hidung dan teggorokan tidak ada kelainan.

Palpasi mur mur negatif (-), ronci positif (+). Pergerakan dada simetris

dan abdomen tidak ada pembesaran hati. Ektremitas atas dan bawah tidak

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

kelainan. An. A juga mengatakatan bahwa sering berkeringat dimalam

hari, batuk berdahak dan kadang merasa sesak dan nyeri pada daerah dada

terutama sebelum berobat di Puskesmas. Saat sekarang hal itu sudah mulai

berkurang sejak mengikuti program pengobatan Tuberkulosis paru di

Puskesmas

d. Nn W

Pemeriksaan fisik umum; keadaan umum tampak kuat, TD 120/80 mmHg,

N 76 x/menit, P 20 x/menit dan S 36 ‘.

Pemeriksaan fisik khusus; kepala dan leher tidak ada kelainan, mata

konjungtiva tidak tampak ademis, tidak ada katarak dan tidak ada

gangguan penglihatan, telinga, hidung dan teggorokan tidak ada kelainan.

Pergerakan dada simetris dan abdomen tidak ada pembesaran hati.

Ektremitas atas dan bawah tidak kelainan.

e. An T

Pemeriksaan fisik umum; keadaan umum tampak kuat, TD 110/70 mmHg,

N 80 x/menit, P 22 x/menit dan S 36,5 ‘

Pemeriksaan fisik khusus; kepala dan leher tidak ada kelainan, mata

konjungtiva tidak tampak ademis, tidak ada katarak dan tidak ada

gangguan penglihatan, telinga, hidung dan teggorokan tidak ada kelainan.

Pergerakan dada simetris dan abdomen tidak ada pembesaran hati.

Ektremitas atas dan bawah tidak kelainan.

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

8. Harapan Keluarga

Keluarga menyatakan sangat senang dengan kehadiran perawat dan

berharap dapat membantu keluarga mengatasi masalah yang dihadapi.

Analisa Data

Tabel 3.2 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1

Data Subjektif :

Tn N, mengatakatan bahwa

anaknya (An A) batuk berdahak

dan kadang merasa sesak dan nyeri

pada daerah dada

Data objektif :

Keadaan umum An A lemah dan

tampak kurus, BB 50 kg, ronchi

(+),TD 110/80 mmHg, N 80

x/menit, P 28 x/menit dan S 37

Kurangnya pengetahuan

keluarga tentang merawat

penyakit Tuberkulosis

Paru

Bersihan jalan

napas tidak efektif

2

Data Subjektif :

Tn N, mengatakatan bahwa

anaknya (An A) sering berkeringat

dimalam hari, batuk berdahak dan

kadang merasa sesak dan nyeri

pada daerah dada terutama

sebelum berobat di Puskesmas.

Saat sekarang hal itu sudah mulai

berkurang sejak mengikuti

program pengobatan Tuberkulosis

Data objektif :

Keadaan umum An A lemah dan

tampak kurus, BB 50 kg, ronchi

(+),TD 110/80 mmHg, N 80

x/menit, P 28 x/menit dan S 37

TB 171, BB 50 kg.

Kurangnya pengetahuan

keluarga tentang cara

pencegahan, penularan

Tuberkulosis Paru

Resiko terjadinya

penularan pada

anggota keluarga

3

Data Subjektif :

Tn N, mengatakatan bahwa

anaknya (An A) sering

berkeringat dimalam hari, batuk

berdahak dan kadang merasa

Ketidakmampuan

keluarga mengambil

keputusan dalam merawat

amggota keluarga sakit

Kurangnya

pengetahuan

keluarga tentang

cara perawatan

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

sesak dan nyeri pada daerah dada

Data Objektif :

Keadaan umum An A lemah dan

tampak kurus, BB 50 kg, rochi

(+),TD 110/80 mmHg, N 80

x/menit, P 28 x/menit dan S 37

TB 171, BB 50 kg. Alasan orang

tua membawa anaknya berobat di

Puskesmas karena batuknya

Tuberkulosis Paru

B. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas yang tidak efektif berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap perawatan Tuberkulosis paru.

2. Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan

Tuberkulosis paru.

3. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota

keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

perawatan Tuberkulosis paru.

Skoring Prioritas Masalah

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga tentang perawatan penyakit Tuberkulosis

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Tabel 3.2: Skoring Prioritas Masalah

No Kriteria Skor Bobot Skorsing Pembenaran

1 Sifat masalah :

Aktual

2 1 3/3x1=1 Masalah bersifat aktual karena

An. A dalam keadaan kurang

sehat dan memerlukan

pengobatan

2 Kemungkinan

masalah dapat diubah:

Mudah

1 2 2/2x2=2 Masalah kesehatan yang di

alami An. A mudah untuk di

lakukan pengobatan

3 Potensi masalah untuk

dicegah :

Tinggi

3 1 3/3x1=1 Keluarga Tn. N tidak mengerti

banyak tentang masalah

kesehatan, hal tersebut di

karenakan kurang

pengetahuan yang di miliki

keluarga.

4 Masalah yang

menonjol :

Segera ditangani

2 1 2/2x1=1 Penyakit An. A harus segera

di tangani karena dapat

mengakibatkan kematian.

Total 5

Skoring Prioritas Masalah

2. Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan

Tuberkulosis paru.

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Tabel 3.3: Skoring Prioritas Masalah

No Kriteria Skor Bobot Skorsing Pembenaran

1 Sifat masalah :

Ancaman kesehatan

2 1 2/3x1=2/3 Keluarga tidak tahu penyakit

anaknya mudah menular

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah:

Mudah

1 2 1/2x2=1 Klien tahap usia sekolah

sehingga mempengaruhi

penyapain informasi

3 Potensi masalah untuk

dicegah :

Tinggi

3 1 3/3x1=1 Keluarga kooperatif

4 Masalah yang menonjol :

Segera ditangani

2 1 2/2x1=1 Bila tidak ditangani

memungkinkan penyembuhan

lama dan terjadi penularan

pada anggota keluarga

Total 3 2/3

Skoring Prioritas Masalah

3. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota

keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

perawatan Tuberkulosis paru.

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Tabel 3.4: Skoring Prioritas Masalah

No Kriteria Skor Bobot Skorsing Pembenaran

1 Sifat masalah :

Ancaman kesehatan

2 1 2/3x1=2/3 Tuberkulosis Paru adalah

penyakit menular sehingga

memungkinkan penularan

pada anggota keluarga lain

dalam serumah

2 Kemungkinan masalah

dapat diubah:

Mudah

1 2 1/2x2=1 Klien tidak tahu jika

penyakitnya butuh

pengobatan rutin

3 Potensi masalah untuk

dicegah :

Tinggi

3 1 3/3x1=1 Klien kooperatif dalam

penyuluhan dan

penatalaksanaan

4 Masalah yang menonjol:

Segera ditangani

2 1 2/2x1=1 Bila tidak ditangani

memungkinkan

penyembuhan lama dan

terjadi penularan pada

anggota keluarga

Total 3 2/3

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kesenjangan antara teori dan

kenyataan yang ditemukan di keluarga selama melakukan asuhan keperawatan

keluarga pada Tn. N dengan salah satu anggota keluarga An. A menderita

Tuberkulosis Paru di Desa Wanseriwu Kecamatan Tiworo Tengah Kabupaten Muna

Barat. Kesenjangan tersebut dapat terlihat dengan memperhatikan aspek-aspek

tahapan proses keperawatan, mulai dari pengkajian, diagnosa, rencana tindakan

keperawatan, implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian

Setelah peneliti melakukan pengkajian pada keluarga Tn. N khususnya An.A

yang menderita penyakit Tuberkulosis Paru dan melakukan analisa maka peneliti

menemukan masih adanya beberapa kesenjangan sebagai berikut:

1. Demam merupakan gejala pertama dari Tuberculosis Paru, biasanya timbul

pada sore hari disertai dengan keringat mirip demam influenza yang segera

mereda. Hal ini tidak didapatkan lagi pada kasus An. A karena telah menjalani

program pengobatan sejak beberapa bulan lalu. Demam dapat mencapai suhu

tinggi yaitu 390 – 400C.

2. Malaise karena Tuberculosis Paru bersifat radang menahun, maka dapat

terjadi rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan

makin kurus, sakit kepala, mudah lelah. Hal ini masih terjadi pada kasus An.A

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

3. Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan bronkhus. Batuk

mula-mula terjadi oleh karena iritasi bronkhus, selanjutnya akibat adanya

peradangan pada ronkhus, batuk akan menjadi produktif. Batuk darah terjadi

akibat pecahnya pembuluh darah. Berat dan ringannya batuk darah yang

timbul, tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah. Batuk

darah inilah yang paling sering membawa penderita berobat ke dokter.

4. Sesak Nafas.

Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru yang

cukup luas, hal ini masih terlihat pada An.A

5. Nyeri dada.

Gejala ini timbul apabila sistem persyarafan yang terdapat di pleura terkena,

gejala ini dapat bersifat local pleuritik, hal ini masih terlihat pada An.A

6. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin timbul pada klien Tuberculosis Paru dapat berupa:

malnutrisi, empiema, efusi pleura, hepatitis, ketulian dan gangguan

gastrointestinal, hal ini tidak didapatkan pada kasus An.A

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Menurut Mubarak (20012: 102), diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan

berdasarkan data yang didapat pada pengkajian. Komponen diagnosa keperawatan

meliputi; problem (P), etiologi (E), dan sign (S).

Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn N khususnya An. A maka,

ditemukan masalah keperawatan keluarga yaitu:

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap perawatan tuberkulosis.

2. Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan

Tuberkulosis paru.

3. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota

keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

perawatan Tuberkulosis paru.

Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga

kelompok, yaitu :

1. Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh

keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

2. Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum

terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat

terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.

3. Diagnosis potensial adalah suatu kedaan sejahtera dari keluarga ketika

keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai

sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat tingkatkan.

Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa

keperawatan dengan model single diagnosis diangkat dari 5 (lima) tugas

keluarga antara lain:

1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga.

4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Dalam penetapan diagnosa keperawatan keluarga pada klien An. A dengan

Tuberkulosis Paru terdapat kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian kasus

An. A, dimana diagonasa keperawatan keluarga yang ditemukan resiko dan

ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan. Hal ini dapat terjadi

karena terdapat data yang menunjukan munculnya masalah keperawatan resiko

tinggi sedangkan masalah keperawatan potensial tidak didukung oleh data yang

memadai. Selanjutnya dalam menentukan penyebab atau etiologi dalam

perumusan diagnosa keperawatan dengan model single diagnosis diangkat dari 5

(lima) tugas keluarga yang antara lain; ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan, dan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan,

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga, ketidakmampuan keluarga

memodifikasi lingkungan dan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas

kesehatan.

C. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Intervensi keperawatan keluarga sebagai tindakan perawatan untuk

kepentingan pasien, untuk meningkatkan dan memperbaiki kondisi fisik,

emosional, psikososial, spiritual, budaya dan lingkungan tempat mereka mencari

bantuan. Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang

sesuai dengan kondisi klien.

2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi

dengan panca indera perawat yang objektif.

3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki

oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat

ketergantungan dapat diminimalkan.

Dalam menetapkan intervensi harus :

1. Rencana tindakan harus berorientasi pada pemecahan masalah.

2. Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh keluarga.

3. Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalah kesehatan.

4. Rencana tindakan sederhana dan mudah dilakukan.

5. Rencana tindakan perawatan dapat dilakukan secara terus-menerus oleh

keluarga.

Dalam mengatasi masalah keperawatan yang muncul pada keluarga Tn. N

khususnya An. A, perawat melakukan intervensi sesuai diagnosa keperawatan

yaitu:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap perawatan tuberkulosis.

Intervensi:

a. Kaji pengetahuan keluarga

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

b. Kaji kemampuan keluarga yang telah dilakukan pada keluarga Tn N

untuk menghindari bersihan jalan nafas yang tidak efektif

c. Diskusikan dengan keluarga tentang bersihan jalan nafas yang tidak

efektif.

d. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

bersihan jalan nafas yang tidak efektif

e. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan keluarga

f. Berikan pujian terhadap ungkapan keluarga yang mendukung

2. Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan

Tuberkulosis paru.

Intervensi:

a. Kaji pengetahuan keluarga

b. Kaji kemampuan keluarga yang telah dilakukan pada keluarga Tn N

untuk menghindari penularan

c. Diskusikan dengan keluarga tentang akbat penyakit TBC terhadap diri

dan keluarganya

d. Diskusikan alternatif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

penularan

e. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan keluarga

f. Berikan pujian terhadap ungkapan keluarga yang mendukung

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

3. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota

keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

perawatan Tuberkulosis paru.

Intervensi:

a. Kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC, penyebab, gejala dan

cara penanganannya.

b. Berikan penyuluhan pada keluarga mengenai cara mengidentifikasi

kekambuhan

c. Anjurkan berobat kembali ke Puskesmas bila penyakitnya kambuh

d. Jelaskan bahwa pengobatan TBC gratis yang merupakan program

pemerintah

e. Berikan kesempatan keluarga menentukan sikap dan rencana selanjtnya

dalam pengobatan

f. Berikan pujian terhadap kemampuan, ide/sikap yang positif yang

diungkapkan keluarga dalam menyikapi kekambuhan penyakitnya

D. Implementasi

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi

rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan

memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. (Sudiharto, 2007 : 48).

Dalam tahapan implementasi penulis tidak menemukan kesenjangan

antara teori dan tindakan keperawatan yang telah dilakukan, penulis melakukan

tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat dengan

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

mengacu pada teori yang ada serta tindakan-tindakan yang dapat memecahkan

atau meringankan masalah yang sedang dihadapi.

Untuk diagnosa keperawatan keluarga.1

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap perawatan tuberkulosis.

Adapun tindakan yang dilakukan antara lain :

1. Senin, 14 Mei 2018 Jam. 16.00 WITA

Memberi penyuluhan tentang bersihan jalan nafas yang tidak efektif dan

memberi penyuluhan tentang pencegahan TBC

2. Selasa, 15 Mei 2018 Jam. 17.00 WITA

Memberi penyuluhan tentang bersihan jalan nafas yang tidak efektif dan

memberi penyuluhan tentang upaya untuk mencegah terjadinya penularan

TBC

3. Rabu, 16 Mei 2018 jam 16 : 30 WITA

Memberi konseling kesehatan tentang pencegahan dan penularan TBC di

rumah.

Untuk diagnosa keperawatan keluarga. 2

Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan Tuberkulosis

paru.

Adapun tindakan yang dilakukan antara lain :

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

1. Kamis, 28 Desember 2017 Jam. 16.00 WITA

Memberi penyuluhan tentang bersihan jalan nafas yang tidak efektif dan

memberi penyuluhan tentang pencegahan TBC

2. Jum’at, 29 Desember 2017 Jam. 17.00 WITA

Memberi penyuluhan tentang bersihan jalan nafas yang tidak efektif dan

memberi penyuluhan tentang upaya untuk mencegah terjadinya penularan

TBC

3. Sabtu, 30 Desember 2017 Jam. 16.30 WITA

Penyuluhan tentang cara mengelolah/menyimpan sputum dalam tabung dahak

Untuk diagnosa keperawatan keluarga. 3

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota

keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

perawatan Tuberkulosis paru.

Adapun tindakan yang dilakukan antara lain :

Selasa, 2 Januari 2018 jam 15.00 WITA

Memberikan penyuluhan tentang:

a. Pengertian TBC

b. Penyebab

c. Tanda dan gejala TBC

d. Penatalaksanaan TBC (Kepatuhan berobat secara rutin)

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Rabu, 3 Januari 2018 Jam. 16.00 WITA

Memberikan penyuluhan tentang faktor resiko yang menyebabkan TBC

Kamis, 4 Januari 2018 Jam. 08.00 WITA

Memberikan penyuluhan tentang akibat yang dapat muncul jika tidak melakukan

pengobatan secara rutin dan perawatan TBC

E. Evaluasi

Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi, berdasarkan tujuan yang

hendak dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.

Saat evaluasi perawat hendaknya selalu memberi kesempatan keluarga untuk

menilai keberhasilannya, kemudian diarahkan sesuai dengan tugas keluarga di

bidang kesehatan, (Suprajitno, 2012: 77).

Evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan pada keluarga Tn. N

khususnya An. A akan diuraikan berdasarkan diagnosa keperawatan keluarga

dibuat yaitu:

Untuk diagnosa keperawatan keluarga. 1

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan keluarga terhadap perawatan tuberkulosis.

Evaluasi yang dilakukan berupa:

1. Struktur

a. Keluarga Tn N bekerjasama dengan mahasiswa

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

b. Keluarga Tn N khususnya klien (An. A) mengerti kunjungan yang

dilakukan

2. Proses

a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi

b. Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan

keperawatan yang dilakukan

c. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang baik

d. Keluarga kooperatif selama kiatan berlangsung

e. Keluarga bersedia menyiapkan tabung tempat dahak

3. Hasil

a. Keluarga Tn N dapat menjelaskan upaya penanganan bersihan jalan nafas

yang tidak efektif

b. Keluarga Tn N dapat melakukan masage dan fibrasi punggung daerah

sekitar permukaan paru dan menyimpan sputum dalam tabung dahak

Untuk diagnosa keperawatan keluarga. 2

Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penularan Tuberkulosis

paru.

Evaluasi yang dilakukan berupa:

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

1. Struktur

a. Keluarga Tn N bekerjasama dengan mahasiswa

b. Keluarga Tn N khususnya klien (An. A) mengerti kunjungan yang

dilakukan

2. Proses

a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi

b. Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan

keperawatan yang dilakukan

c. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang baik

d. Keluarga kooperatif selama kiatan berlangsung

e. Keluarga bersedia menyiapkan tabung tempat dahak

3. Hasil

a. Keluarga dapat menjelaskan akibat TBC bagi diri dan keluarga

b. Menyebutkan bagian tubuh yang rawan terinfeksi TBC

c. Menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya penularan

Untuk diagnosa keperawatan keluarga. 3

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota

keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

perawatan Tuberkulosis paru.

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

Evaluasi yang dilakukan berupa:

1. Struktur

a. Keluarga Tn N bekerjasama dengan mahasiswa

b. Keluarga Tn N khususnya klien (An. A) mengerti kunjungan

2. Proses

a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi

b. Keluarga menunjukkan minat terhadap kegiatan atau tindakan

keperawatan yang dilakukan

c. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang baik

d. Keluarga kooperatif selama kiatan berlangsung

e. Keluarga bersedia kontrol/ berobat secara rutin ke Puskesmas

3. Hasil

a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian TBC

b. Menyebutkan tanda dan gejala TBC

c. Menyebutkan faktor resiko yang menyebabkan TBC

d. Menyebutkan akibat yang dapat muncul jika tidak dilakukan pengobatan

secara rutin dan perawatan TBC

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dalam pengkajian ditemukan masalah kesehatan yaitu penyakit Tuberkulosis

Paru. Penulis juga menemukan sedikit perbedaan antara teori dan kasus

dimana informasi dari klien tentang penyakitnya masih kurang jika

dibandingkan teori yang ada.

2. Diagnosa keperawatan pada penelitian ini adalah “ Bersihan jalan nafas tidak

efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadap

perawatan tuberkulosis “ , “ Resiko penularan pada anggota keluarga yang

lain berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga terhadap

pencegahan penularan Tuberkulosis paru “ serta “ Ketidakmampuan keluarga

mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan Tuberkulosis

paru “

3. Rencana tindakan keperawatan keluarga yang akan dilakukan sesuai dengan

masalah keperawatan yang ditemukan pada keluarga Tn N khusunya An A

selaku klien.

4. Implementasi berpedoman pada rencana tindakan yang sudah dibuat yaitu

dalam tahapan implementasi penulis tidak menemukan kesenjangan antara

teori dan kasus.

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si

5. Evaluasi dari tindakan keperawatan keluarga yang dilakukan pada keluarga

Tn N khusunya An A selaku klien semua masalah keperawatan keluarga

teratasi.

B. Saran

1. Untuk keluarga yang dijadikan obyek penelitian diharapkan dapat

menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat dan melakukan pengobatan

sampai sembuh serta patuh pada program pengabatan yang dijalaninya.

2. Untuk Puskesmas kiranya lebih banyak memberikan penyuluhan kesehatan

tentang penyakit Tuberkulosis Paru dan program pengobatannya agar tingkat

kekambuhan penderita dapat diminimalkan dan tingkat penderita baru dapat di

turunkan.

3. Untuk institusi, hasil studi kasus yang dilakukan pada keluarga Tn N

khususnya An. A yang menderita Tuberkulosis dapat dijadikan sebagai bahan

masukan kepada institusi khususnya kepada teman yang akan melaksanakan

studi kasus dimasa akan datang.

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si
Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si
Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si
Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA “Tn. N” DENGAN SALAH … LENGKAP.pdfTuberkulosis Paru Di Desa Wanseriwu kecamatan Tiworo Tengah Tahun 2018 Dibimbing oleh Muslimin, L.A.Kep, SPd.M.Si