asuhan keperawatan katarak

26
Asuhan Keperawatan Katarak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia sehingga tercapai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dan tujuan nasional. Sebagaimana kita ketahui untuk mengupayakan tercapainya tujuan tersebut, salah satunya adalah dengan meningkatkan pengetahuan dengan kesadaran masyarakat mengenai lembaga-lembaga kesehatan baik pemerintah maupun swasta. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai oleh pembangunan kesehatan adalah masyarakat. Bangsa dan Negara yang sehat dan penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup yang selalu memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-setinggi diseluruh wilayah Indonesia. Derajat kesehatan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang makin memenuhi harapan dengan makin meningkatnya kemampuan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka secara mandiri dan merupakan tanggung jawab kita semua terutama perawat yang terlibat langsung dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa penyakit katarak sangat rentang dialami oleh masyarakat dan dari tahun ketahun semakin meningkat. Sehubungan dengan hal itu maka perlu pengembangan

Upload: iwan-anggara

Post on 15-May-2017

226 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Katarak

Asuhan Keperawatan Katarak

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan

oleh bangsa Indonesia sehingga tercapai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dan tujuan nasional. Sebagaimana kita ketahui

untuk mengupayakan tercapainya tujuan tersebut, salah satunya adalah dengan meningkatkan

pengetahuan dengan kesadaran masyarakat mengenai lembaga-lembaga kesehatan baik

pemerintah maupun swasta.

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai oleh

pembangunan kesehatan adalah masyarakat. Bangsa dan Negara yang sehat dan penduduknya

hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup yang selalu memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-setinggi diseluruh wilayah Indonesia.

Derajat kesehatan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang makin

memenuhi harapan dengan makin meningkatnya kemampuan masyarakat untuk

meningkatkan derajat kesehatan mereka secara mandiri dan merupakan tanggung jawab kita

semua terutama perawat yang terlibat langsung dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya.

Sebagaimana kita ketahui bahwa penyakit katarak sangat rentang dialami oleh

masyarakat dan dari tahun ketahun semakin meningkat. Sehubungan dengan hal itu maka

perlu pengembangan dan peningkatan pelayanan keperawatan khusunya pada pasien

penderita katarak.

Dengan adanya masalah tersebut, maka penulis memilih judul “RESUME

PENYAKIT KATARAK pada pasien Tn”H” dengan gangguan system pengindraan

“KATARAK” di ruangan Poli mata RSUD. Prof Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng”.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyusun materi ini dengan judul

“Resume penyakit KATARAK Tn “H” dengan gangguan system pengindraan “KATARAK”

di ruangan poli mata RSUD. Prof Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng”

C.    Tujuan Penulisan

Page 2: Asuhan Keperawatan Katarak

1.      Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan Pemberian resume dengan masalalah

penyakit katarak di rungan poli mata RSUD. Prof. Dr. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng.\

2.      Tujuan Khusus

a.       Dapat melaksanakan pengkajian, analisis data dan merumuskan diagnosa keperawatan

KATARAK.

b.      Dapat menyusun intervensi keperawatan pada pasien dengan masalah KATARAK.

c.       Dapat melaksanakan implementasi pada pasien dengan masalah KATARAK.

D.    Manfaat Penulisan

1.      Sebagai masukan informasi bagi tenaga keperawatan khusunya yang berkaitan dengan kasus

KATARAK.

2.      Sebagai bahan bacaan

3.      Sebagai bahan tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk memperluas dan

menambahkan wawasan dalam RESUME.

E.     Metode Penulisan

Dalam menyelesaikan materi ini, pendekatan yang digunakan dalam menghimpun data dan

informasi dalam melaksanakan Resume Pada pasien dengan masalah KATARAK adalah :

1.      Metode kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca buku dan diklat serta laporan yang

ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas

2.      Study kasus

Study kasus ini dilaksanakan dengan pendekatan proses keperawatan yang dimulai dengan

pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan keperawatan, secara

konprehensif untuk menghimpun data-data yang digunakan :

a.       Wawancara

Untuk melakukan pendekatan bila mancari data-data khususnya bila pasien maupun keluarga,

tim medis dan profesi lainnya yang berkaitan dengan kasus tersebut.

b.      Observasi

Dengan mengamati secara langsung gejala-gejala yang terjadi

c.       Study dokumentasi

Dengan melihat catatan pada status pasien dan hasil tes diagnostiknya

F.     Sistematika Penulisan

Page 3: Asuhan Keperawatan Katarak

Penulisan materi ini dibagi dalam 3 BAB yang disesuaikan dalam sub-sub BAB

dengan uraian sebagai berikut :

BAB I             : Pendahuluan, akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,

  tujuan penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II            : Pembahasan, akan dibahas mengenai konsep atau teori yang    

  mendasari materi.

A.    Konsep Dasar Medis Terdiri atas :

1.      Pengertia KATARAK

2.      Klasifikasi KATARAK

3.      Etiologi

4.      Patofisiologi

5.      Manifestasi klinik

6.      Komplikasi

7.      Penatalaksanaan medik

8.      Test diagnostic

B.     Konsep dasar Asuhan Keperawatan, terdiri atas :

1.      Pengkajian

2.      Diagnosa keperawatan

3.      Intervensi & implementasi

BAB III                : Tinjauan Kasus

BAB IV                : Penutup, terdiri atas 2 bagian, yakni kesimpulan dan saran atau masukan yang kiranya dapat

bermanfaat bagi dunia keperawatan, khusunya perawatan pasien penderita KATARAK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    KONSEP DASAR MEDIS

1.      Pengertian

          Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan

pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata, seperti melihat air

terjun.

Page 4: Asuhan Keperawatan Katarak

Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan katarak senilis

ini merupakan proses degeneratif (kemunduran ).  Perubahan yang terjadi bersamaan dengan

presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi kuning warnanya dan keruh, yang akan

mengganggu pembiasan cahaya.

Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi pada umur

pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah mengalami perubahan lensa walau

mungkin hanya menyebabkan sedikit gangguan penglihatan. 

2.      Etiologi Katarak

1.       Ketuaan ( Katarak Senilis )

2.       Trauma

3.       Penyakit mata lain ( Uveitis )

4.       Penyakit sistemik (DM)

5.       Defek kongenital ( salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi virus

prenatal, seperti German Measles )

3.      Patofisiologi 

Anatomi Mata

        Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk

seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar.  Lensa mengandung tiga

komponen anatomis.  Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang

mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior.  Dengan bertambahnya usia,

nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan .  Di sekitar opasitas

Page 5: Asuhan Keperawatan Katarak

terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior nukleus.  Opasitaspada kapsul poterior

merupakan bentuk aktarak yang paling bermakna seperti kristal salju.

        Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. 

Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memaenjang dari badan silier ke

sekitar daerah di luar lensa.  Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan

koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. 

Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam

lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. 

Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari

degenerasi.  Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien yang menderita katarak.

7        Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau sistemis

(diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang normal.  Faktor yang

paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar UV, obat-obatan,

alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu yang

lama.

4.      Manifestasi Klinik

         Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif.  Biasanya klien melaporkan

penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan fungsional sampai derajat tertentu

yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.  Temuan objektif biasanya meliputi

pengembunann seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan

oftalmoskop.  Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya

ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina.  Hasilnya adalah

pendangan menjadi kabur atau redup, mata silau yang menjengkelkan dengan distorsi

Page 6: Asuhan Keperawatan Katarak

bayangan dan susah melihat di malam hari.  Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-

abu atau putih.

5.      Pemeriksaan Diagnostik

1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,

lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.

2. Lapang Penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis,  glukoma.

3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg)

4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.

5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glaukoma

6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik, papiledema,

perdarahan.

7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.

8. EKG, kolesterol serum, lipid

9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM.

6.      Penatalaksanaan

       Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke titik di

mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan biasanya konservatif.

        Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk

bekerja ataupun keamanan.  Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang

terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandang

mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila visualisasi segmen posterior sangat

Page 7: Asuhan Keperawatan Katarak

perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau sarf optikus, seperti

diabetes dan glaucoma

~ Ada 2 macam teknik pembedahan ;

1.      Ekstraksi katarak intrakapsuler Adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan.

2.      Ekstraksi katarak ekstrakapsuler Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai

98 % pembedahan katarak.  Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata selama

pembedahan.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian

1.      Aktifitas Istirahat :

     Perubahan aktifitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.

2.      Neurosensori :

     Gangguan penglihatan kabur/tak jelas, sinar terang menyababkan silau dengan kehilangan

bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa diruang

gelap.  Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi di sekitar sinar,

perubahan kacamata, pengobatan tidak memperbaiki penglihatan, fotofobia ( glukoma akut ).

Tanda :

    ~ Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak),

    ~ Pupil menyempit dan merah/mata keras, 

    ~ kornea berawan (glukoma darurat, peningkatan air mata.

3.      Nyeri / Kenyamanan:

       Ketidaknyamanan ringan / mata berair. Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau   tekanan

pada atau sekitar mata, sakit kepala

2.Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Page 8: Asuhan Keperawatan Katarak

DX.1 : Resiko tinggi terhadap cedera b/d kehilangan vitreus, perdarahan intraokuler,

peningkatan TIO

TUJUAN :

 Menyatakan pemahaman terhadap faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.

INTERVENSI :

      Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri, pembatasan aktifitas,

penampilan, balutan mata.                                                                      

      Bahas perlunya penggunaan

kecamata                                                                                                     

      Anjurkan keluarga membantu pasien menata

lingkungan                                                                                                                           

      Anjurkan untuk tidak memeberikan tekanan pada mata yang terkena

trauma                                                                                                                              

      Anjurkan menggunaan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata

DX.2 : Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b/d gangguan penerimaan

sensori/status organ indera, lingkungna secara terapetik dibatasi.

TUJUAN :

Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal gangguan

sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

INTERVENSI :

      Kaji kemampuan melihat, mengorientasikan klien terhadap lingkungan dan

aktifitas                     

      Jelaskan terjadinya gangguan persepsi

penglihatan                                                                                 

Page 9: Asuhan Keperawatan Katarak

      Observasi tanda-tanda disorientasi.  

                                                                               

DX.3 ; Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis,  pengobatan berhubungan dengan

tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif

TUJUAN :                                                                      

menunjukkan pemhaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.

INTERVENSI :

      Kaji tingkat pengetahuan klien               

      Beri pendekatan kesehatan (penyuluhan tentang

penyakitnya.)                                                                                                          

      Beri kesempatan pada klien atau keluarga untuk

bertanya.                                                                       

     

Beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien          

                                                                  

                                               BAB III

TINJAUAN KASUS

I.                   IDENTITAS KLIEN:

Nama klien            : TN “ H”

Umur                     : 50 THN

Jenis kelamin         : LAKI-LAKI

Alamat                  : jln mawar    

Agama                    : islam

Sts. Perkawinan      : kawin

Page 10: Asuhan Keperawatan Katarak

Suku                        : makassar

Pendidikan              : smp

Pekerjaan                : wiraswasta

II.                PENGKAJIAN:

A.    Alasan masuk Rumah Sakit:

-          Klien mengatakan penglihatannya kabur sejak  3 bulan yang lalu

B.     Riwayat kesehatan:

1.      Riwayat kesehatan sekarang:

~ Klien mengatakan penglihatannya kabur

~ Klien mengatakan sulit untuk melihat benda pada jarak jauh

~ Klien mengeluh karna takut tentang kondisinya

13

2.      Riwayat kesehatan masa lalu:

~ Klien mengatakan pernah mengalami penyakit saraf

~ Klien sering mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri

C.     Pengkajian Fisik

1.      KU : Lemah

2.      Mengukur TTV:

TD             :   100/60 mmHg            

 N              : 88x/i

S                : 36,5                                  

P                : 22x/i

                        3. Sistem Penginderaan ( mata) :

                        1. Visus 3/6

                        2. Retina Nampak berwarna putih

Page 11: Asuhan Keperawatan Katarak

                        3. Penglihatan kabur

III.             DATA FOKUS

A.    Data Subyektif

~ Klien mengatakan pada matanya terjadi penurunan ketajaman penglihatan

~ Klien mengatakan sulit melihat benda pada jarak jauh

~ Klien mengeluh tentang kondisi penglihatannya

~ Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya

14

B.     Data Obyektif

~ Penglihatan klien nampak kabur

~ Mata sebelah kiri nampak tertutup verban

~ Ekspresi wajah nampak gelisah

~ Klien Nampak bingung1

IV.             DIAGNOSA KEPERAWATAN

DX.1 : Resiko tinggi terhadap cedera b/d  pandangan kabur,ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan pada matanya terjadi penurunan ketajaman penglihatan

DO : Penglihatan klien nampak kabur

DX.2 : Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b/d gangguan penerimaan

sensori/status organ indera, Ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan sulit melihat benda pada jarak jauh

DO : Penglihatan klien nampak kabur

14

Page 12: Asuhan Keperawatan Katarak

DX.3 ; Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis,  pengobatan berhubungan dengan

tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif ditandai

dengan:

DS : -Klien mengeluh tentang kondisi penglihatannya

                    -Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya

DO : -Klien Nampak bingung

                    -Ekspresi wajah nampak gelisah

V.                INTERVENSI :

DX.1 : Resiko tinggi terhadap cedera b/d  pandangan kabur,ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan pada matanya terjadi penurunan ketajaman penglihatan

DO : Penglihatan klien nampak kabur

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan resiko tinggi cedera dapat berkurang dengan

criteria :

1.      Ketajaman penglihatan klien baik

2.      Penglihatan tidak nampak kabur

16

Intervensi :

      Anjurkan keluarga klien membantu menata lingkungan

R/ memfasilitasi kemandirian dan menurunkan resiko cedera

       Anjurakn perlunya penggunaan kaca mata

R/ kaca mata melindungi mata terhadap cedera

      Ajarkan cara pemberian obat tetes

R/ cedera dapat terjadi bila wadah obat

Page 13: Asuhan Keperawatan Katarak

      Anjurkan untuk tidak memberikan tekanan pada mata yang cedera

R/ tekanan pada mata menyebabkan kerusakan serius lebih lanjut

DX.2 : Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b/d gangguan penerimaan

sensori/status organ indera, lingkungna secara terapetik dibatasi, ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan sulit melihat benda pada jarak jauh

DO : Penglihatan klien nampak kabur

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan persepsi penglihatan dapat

berkurang,dengan criteria :

1.      Klien dapat melihat benda pada jarak jauhs

2.      Penglihatan tidak nampak kabur

17Intervensi :

     

16Tentukan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,apakah satu mata atau dua mata

yang terlibat

R/ kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan terjadi lambat dan

progresif, tiap mata dapat berlanjut pada laju berbeda,tapi biasanya hanya satu mata.

      Jelaskan terjadinya gangguan persepsi penglihatan

R/  Agar klien mengetahui penyebab gangguan penglihatan

DX.3 :  kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis,  pengobatan berhubungan dengan

tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif,ditandai

dengan :

DS : -Klien mengeluh tentang kondisi penglihatannya

                    -Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya

Page 14: Asuhan Keperawatan Katarak

DO : -Klien Nampak bingung

                    -Ekspresi wajah nampak gelisah

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mengetahui tentang penyakitnya

dengan criteria

1.      Klien tidak mengeluh tentang kondisinya

2.      Klien mengetahui tentang penyakitnya

3.      Klien tidak bingun

4.      Ekspresi wajah nampak ceria

Intervensi :

      Kaji tingkat pengetahuan klien

R/ tingkat pengetahuan perlu di kaji agar dalam memberikan informasi kesehatan kita mampu

menyesuaikan sesuai dengan tingkat pengetahuan atau pendidikan                  

      HE tentang pencegahan dan penularan penyakit

R/ agar klien mengerti atau paham tentang penyakit yang di deritanya

                                                                                                        

Beri kesempatan pada klien atau keluarga untuk bertanya.

R/ agar klien dapat terbuka dan mau menanyakan apa yang mereka tidak

ketahui                                                                          

      Beritahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien

R/ agar klien mengetahui tentang pentignnya obat-obatan untuk kesembuhannya

VI.             IMPLEMENTASI

DX 1: Resiko tinggi terhadap cedera b/d kehilangan vitreus, perdarahan intraokuler,

peningkatan TIO.

Page 15: Asuhan Keperawatan Katarak

      Menganjurkan keluarga klien membantu menata lingkungan

H/  keluarga klien mampu melakukan anjuran yang diberikan

      Menganjurakn perlunya penggunaan kaca mata

H/ klien mau menggunakan

kecamata                                                                                                        

      Mengajarkan cara pemberian obat tetes

H/ klien mengerti tentang cara pemberian obat tetes mata   

      Menganjurkan untuk tidak memberikan tekanan pada mata yang cedera

H/ klien paham tentang anjuran yang diberikan dan akan melaksanakannya                     

DX.2 : Gangguan peersepsi sensori-perseptual penglihatan b/d gangguan penerimaan

sensori/status organ indera, lingkungna secara terapetik dibatasi.

      Menentukan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,apakah satu mata atau dua

mata yang terlibat

H/ Melalui tes visus,klien tidak mampu melihat jarak

jauh                                                                                                                        

      mengkaji kemampuan melihat, mengorientasikan klien terhadap lingkungan dan aktifitas

H/ untuk mengetahui sejauh mana kemampuan klien melihat                   

      menjelaskan terjadinya gangguan persepsi penglihatan

H/ untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi ansietas

20

20Dx 3: kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis,  pengobatan berhubungan dengan tidak

mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif.

      Memberi pendekatan kesehatan (penyuluhan tentang penyakitnya.)

H/ klien mengerti dan paham  tentang penyakit yang di deritanya                                                                                                         

Page 16: Asuhan Keperawatan Katarak

      Memberikan kesempatan pada klien atau keluarga untuk bertanya.

H/ klien mampu terbuka dan mau menanyakan apa yang klien tidak ketahui

      Memberitahu tentang pentingnya obat-obatan untuk kesembuhan klien

H/ klien mengetahui tentang pentignnya obat-obatan untuk kesembuhannya

penyakitnya          

NASEHAT PULANG

      Memberitahu pada klien bahwa obatnya di minum secara teratur.

      Anjurkan klien untuk selalu menjaga kebersihan matanya

       Anjurkan klien untuk tidak membasahi mata dan kepalanya selama penyakit belum sembuh.

      Anjurkan klien untuk istirahat secukupnya.

       Anjurkan klien untuk selalu minum yang Vitamin A.

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang mengakibatkan

pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata.

2.      Defek kongenital mrupakan salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari infeksi virus

prenatal, seperti German Measles.

3.      Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja

ataupun keamanan. 

Page 17: Asuhan Keperawatan Katarak

4.      Salah satu diagnosa kep.yang bisa muncul yaitu Resiko tinggi terhadap cedera b/d kehilangan

vitreus, perdarahan intraokuler, peningkatan TIO

5.      Nasehat pulang dapat menganjurkan klien untuk tidak membasahi mata dan kepa

lanya selama penyakit belum sembuh.

B.     Saran

1.      Memberitahu pada klien bahwa obatnya di minum secara teratur

2.      .Anjurkan klien untuk selalu menjaga kebersihan matanya

3.      Anjurkan klien untuk istirahat secukupnya.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyan E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih bahasa: I Made Kariasa.

Jakarta . EGC

Long, C Barbara. 1996.Perawatan Medikal Bedah : 2.Bandung. Yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan Keperawatan Pajajaran

Margaret R. Thorpe. Perawatan Mata. Yogyakarta . Yayasan Essentia Medica

Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa : Setiawan Sari.

Jakarta. EGC

Sidarta Ilyas. 2001. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.

Alih bahasa : Agung Waluyo. Jakarta. EGC