asuhan keperawatan gagal jantung

40
ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG (HEART FAILURE) DISUSUN OLEH : Nama : Erwin Lisdianto NPM : 115 011 020 Kelas : A / semester II

Upload: ochand-bofe

Post on 30-Jul-2015

271 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG (HEART FAILURE)

DISUSUN OLEH :

Nama : Erwin Lisdianto

NPM : 115 011 020

Kelas : A / semester II

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA PALU

TAHUN AKADEMIK2012

Page 2: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL JANTUNG (HEART FAILURE)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GAGAL

JANTUNG

1. DEFINISI

Penyakit Gagal Jantung yang dalam istilah medisnya disebut dengan "Heart

Failure atau Cardiac Failure", merupakan suatu keadaan darurat medis dimana

jumlah darah yang dipompa oleh jantung seseorang setiap menitnya {curah jantung

(cardiac output)} tidak mampu memenuhi kebutuhan normal metabolisme tubuh.

Gagal jantung kongestif terjadi sewaktu kontraktilitas jantung berkurang dan

vetrikel tidak mampu memompa keluar darah sebanyak yang masuk selama

diastole. Hal ini menyebabkan volume diastolic  akhir ventrikel secara progresif

bertambah. (Elizabeth J. Corwin)

Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi

memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk

metabolisme jaringan tubuh, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih

cukup tinggi.(http//:www,askepgagaljantung,com)

Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam

jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan

oksigen. Mekanisme yang mendasar tentang gagal jantung termasuk kerusakan sifat

kontraktil dari jantung, yang mengarah pada curah jantung kurang dari normal.

Kondisi umum yang mendasari termasuk aterosklerosis, hipertensi atrial, dan

penyakit inflamasi atau degeneratif otot jantung. Sejumlah faktor sistemik dapat

menunjang perkembangan dan keparahan dari gagal jantung. Peningkatan laju

metabolic ( misalnya ;demam, koma, tiroktoksikosis), hipoksia dan anemia

membutuhkan suatu peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan

oksigen.(Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000)

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologi adanya kelainan fungsi

jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian

tekanan pengisian ventrikel kiri (Braundwald )

Jadi gagal jantung adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac

output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh) sedangkan tekanan pengisian

Page 3: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

ke dalam jantung masih cukup tinggi, mekanisme yang mendasar tentang gagal

jantung termasuk kerusakan sifat kontraktilitas  jantung yang berkurang dan vetrikel

tidak mampu memompa keluar darah sebanyak yang masuk selama diastole. Hal ini

menyebabkan volume diastolic  akhir ventrikel secara progresif bertambah.

Halyang terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung ini adalah jantung tidak

dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada sebagi organ.

2. EPIDEMIOLOGI

Insiden penyakit gagal jantung semakin meningkat sesuai dengan

meningkatnya usia harapan hidup, salah satunya gagal jantung kronis sebagai

penyakit utama kematian di negara industri dan negara-negara berkembang.

Penyakit gagal jantung meningkat sesuai dengan usia, berkisar kurang dari l % pada

usia kurang dari 50 tahun hingga 5% pada usia 50-70 Tahun dan 10% pada usia 70

tahun ke atas. Penyakit gagal jantung sangatlah buruk jika penyebab yang

mendasarinya tidak segera ditangani, hampir 50% penderita gagal jantung

meninggal dalam kurun waktu 4 Tahun. 50% penderita stadium akhir meninggal

dalam kurun waktu 1 Tahun, di Indonesia prevalensi gagal jantung secara nasional

belum ada sebagai gambaran di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta, pada

tahun 2006 diruang rawat jalan dan inap didapat 3,23% kasus gagal jantung dari

total 11,711 pasien, sedangkan di Amerika pada tahun 1999 terdapat kenaikan kasus

gagal jantung dari 577.000 pasien menjadi 871.000 pasien. Gagal jantung

merupakan penyebab kematian kardiovaskuler, dan kondisi seperti ini juga

menurunkan kualitas hidup, karena itu peburukan akut pada gagal jantung kronik

harus di cegah secara dini, pada lansia diperkirakan 10% pasien di atas 75 Tahun

menderita gagal jantung, angka kematian pada gagal jantung kronik mencapai 50%

dalam 5 tahun setelah pertama kali penyakit itu terdiagnosis, (Kompas, 9 juni 2007).

3. ETIOLOGI

Penyebab gagal jantung mencakup apapun yang menyebabkan peningkatan

volume plasma sampai derajat tertentu sehingga volume diastolic akhir

meregangkan serat-serat ventrikel melebihi panjang optimumnya. Penyebab

tersering adalah cedera pada jantung itu sendiri yang memulai siklus kegagalan

dengan mengurangi kekuatan kontraksi jantung. Akibat buruk dari menurunnya

Page 4: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

kontraktilitas, mulai terjadi akumulasi volume darah  di ventrikel. Penyebab gagal

jantung yang terdapat di jantung antara lain :

Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan :

a. Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)

b. Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload)

Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload)

menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah

ventrikel atau isi sekuncup.

c. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolic (diastolic overload)

Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload)

akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel

meninggi. Prinsip Frank Starling ; curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai

dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah sampai

melampaui batas tertentu, maka curah jantung justru akan menurun kembali.

d. Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand

overload)

Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung di

mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung

walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi

kebutuhan sirkulasi tubuh.

e. Gangguan pengisian (hambatan input).

Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke dalam

ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan menyebabkan pengeluaran

atau output ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.

f. Kelainan Otot Jantung

Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung,

menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari

penyebab kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi arterial

dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.

g. Aterosklerosis Koroner

Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot

jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark

miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.

h. Hipertensi Sistemik / Pulmonal

Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi

serabut otot jantung.

i. Peradangan dan Penyakit Miokardium

Page 5: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak

serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.

j. Penyakit jantung

Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade perikardium,

perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.

k. Faktor sistemik

Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan curah

jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga

dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas  elektrolit

juga dapat menurunkan  kontraktilitas jantung.

Semua situasi diatas  dapat menyebabkan gagal jantung kiri atau kanan. Penyebab

yang spesifik untuk gagal jantung kanan antara lain:

-          Gagal jantung kiri

-          Hipertensi paru

-          PPOM

4. PATOFISIOLOGI

Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh aterosklerosis koroner,

hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis

koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke

otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark

Miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi sistemik/

pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja jantung dan pada

gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi

miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan

meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan tidak jelas, hipertrofi otot

jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhrinya terjadi gagal jantung.

Peradangan dan penyakit miokarium degeneratif berhubungan dengan gagal

jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan

kontraktilitas menurun.

Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal

ventrikel kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri

murni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan/

sinkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat mengakibatkan penurunan

perfusi jaringan.

Page 6: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau kanan jantung. Sebagai contoh,

hipertensi sitemik yang kronis akan menyebabkan ventrikel kiri mengalami

hipertrofi dan melemah. Hipertensi  paru yang berlangsung lama akan menyebabkan

ventrikel kanan mengalami hipertofi dan melemah. Letak suatu infark miokardium

akan menentukan sisi jantung yang pertama kali terkena setelah terjadi serangan

jantung.

Karena ventrikel  kiri yang melemah akan menyebabkan darah kembali ke

atrium, lalu ke sirkulasi paru, ventrikel kanan  dan atrium kanan, maka jelaslah

bahwa gagal jantung kiri akhirnya akan menyebabkan gagal jantung kanan. Pada

kenyataanya, penyebab utama gagal jantung kanan adalah gagal jantung kiri.

Karena tidak dipompa secara optimum keluar dari sisi kanan jantung, maka darah

mulai terkumpul di sistem vena perifer. Hasil akhirnya adalah semakin

berkurangnya volume darah dalam sirkulasi  dan menurunnya tekanan darah serta

perburukan siklus gagal jantung.

5. Penyimpangan KDM ( Pohon Faktor )

Page 7: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

6. KLASIFIKASI

Menurut derajat sakitnya:

1.   Derajat 1: Tanpa keluhan - Anda masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari-

hari tanpa disertai kelelahan ataupun sesak napas

2.   Derajat 2: Ringan - aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau sesak

napas, tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka keluhan pun hilang

3.   Derajat 3: Sedang - aktivitas fisik ringan  menyebabkan kelelahan atau sesak

napas, tetapi keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan

4.   Derajat 4: Berat - tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari, bahkan pada

saat istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan

aktivitas walaupun aktivitas ringan.

Menurut lokasi terjadinya :

1.   Gagal jantung kiri

Page 8: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

      Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak

mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam

sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong kejaringan paru. Manifestasi klinis

yang terjadi meliputi dispnea, batuk, mudah lelah, takikardi dengan bunyi jantung

S3, kecemasan kegelisahan,anoreksia, keringat dingin, dan paroxysmal nocturnal

dyspnea,ronki basah paru dibagian basal

2.   Gagal jantung kanan

      Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti visera dan jaringan

perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan

volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah

yang secara normal kembali dari sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang tampak

meliputi : edema akstremitas bawah yang biasanya merupakan pitting edema,

pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena leher,

asites (penimbunan cairan didalam rongga peritonium), anoreksia dan mual, dan

lemah.

7. Manifestasi  klinis

Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)

Ortopnue yaitu sesak saat berbaring

Dipsneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas

Paroxymal noctural dipsneu (PND) yaitu sesak nafas tiba-tiba pada malam hari

disertai batuk

Berdebar-debar

Lekas lelah

Batuk-batuk

Peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk dan

sesak nafas.

Peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema perifer umum

dan penambahan berat badan.

8. Komplikasi

Komplikasi yang bisa terjadi ialah :

Page 9: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

-          Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis

darah.

-          Syok kardiogenik akibat disfungsi nyata dari jantung.

-          Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis.

9. Pemeriksaan Fisik

1.      Auskultasi nadi apikal, biasanya terjadi takikardi (walaupun dalam keadaan

berustirahat)

2.      Bunyi jantung, S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa.

Irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke atrium yang

distensi. Murmur dapat menunjukkan inkompetensi / stenosis katup.

3.      Palpasi nadi perifer, nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk

dipalpasi dan pulsus alternan (denyut kuat lain dengan denyut lemah) mungkin

ada.

4.      Tekanan darah

5.      Pemeriksaan kulit : kulit pucat (karena penurunan perfusi perifer sekunder)

dan sianosis (terjadi sebagai refraktori Gagal Jantung Kronis). Area yang sakit

sering berwarna biru/belang karena peningkatan kongesti vena

10. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang

1.      EKG (elektrokardiogram): untuk mengukur kecepatan dan keteraturan denyut

jantung

EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia san

kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial.

Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah imfark miokard

menunjukkan adanya aneurime ventricular.

2.      Echokardiogram: menggunakan gelombang suara untuk mengetahui ukuran

dan bentuk jantung, serta menilai keadaan ruang jantung dan fungsi katup

jantung. Sangat bermanfaat untuk menegakkan diagnosis gagal jantung.

3.      Foto rontgen dada: untuk mengetahui adanya pembesaran jantung,

penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya.

4.      Tes darah BNP: untuk mengukur kadar hormon BNP (B-type natriuretic

peptide) yang pada gagal jantung akan meningkat.

5.      Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam

fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.

6.      Skan jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan

dinding.

Page 10: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

7.      Kateterisasi jantung : Tekanan bnormal merupakan indikasi dan membantu

membedakan gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau

insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri kororner. Zat kontras disuntikkan

kedalam ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi/perubahan

kontrktilitas.

11. Therapy

1. Diuretik: Untuk mengurangi penimbunan cairan dan pembengkakan

2. Penghambat ACE (ACE inhibitors): untuk menurunkan tekanan darah dan

mengurangi beban kerja jantung

3. Penyekat beta (beta blockers): Untuk mengurangi denyut jantung dan

menurunkan tekanan darah agar beban jantung berkurang

4. Digoksin: Memperkuat denyut dan daya pompa jantung

5. Terapi nitrat dan vasodilator koroner: menyebabkan vasodilatasi perifer dan

penurunan konsumsi oksigen miokard.

6. Digitalis: memperlambat frekuensi ventrikel dan meningkatkan kekuatan

kontraksi, peningkatan efisiensi jantung. Saat curah jantung meningkat, volume

cairan lebih besar dikirim ke ginjal untuk filtrasi dan ekskresi dan volume

intravascular menurun.

7. Inotropik positif: Dobutamin adalah obat simpatomimetik dengan kerja beta 1

adrenergik. Efek beta 1 meningkatkan kekuatan kontraksi miokardium (efek

inotropik positif) dan meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif).

8. Sedati: Pemberian sedative untuk mengurangi kegelisahan bertujuan

mengistirahatkan dan memberi relaksasi pada klien.

12. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan sasaran :

1. Untuk menurunkan kerja jantung

2. Untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard

3. Untuk menurunkan retensi garam dan air.

a.      Tirah baring

Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung

dan menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume intra vaskuler

melalui induksi diuresis berbaring.

Page 11: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

b.    Oksigen

Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu

memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.

c.     Diet

Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal. Selain itu

pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi

edema.

d.   Revaskularisasi koroner

e.     Transplantasi jantung

f.     Kardoimioplasti

13. Pencegahan

Kunci untuk mencegah gagal jantung adalah mengurangi faktor-faktor risiko

Anda. Anda dapat mengontrol atau menghilangkan banyak faktor-faktor risiko

penyakit jantung - tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner, misalnya -

dengan melakukan perubahan gaya hidup bersama dengan bantuan obat apa pun

yang diperlukan.

Perubahan gaya hidup dapat Anda buat untuk membantu mencegah gagal jantung

meliputi:

Tidak merokok

Mengendalikan kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan

diabetes

Tetap aktif secara fisik

Makan makanan yang sehat

Menjaga berat badan yang sehat

Mengurangi dan mengelola stres

14. Prognosis Gagal Jantung

Pada sebagian kecil pasien, gagal jantung yang berat terjadi pada hari/ minggu-

minggu pertama pasca lahir, misalnya sindrom hipoplasia jantung kiri, atresia

aorta, koarktasio aorta atau anomali total drainase vena pulmonalis dengan

obstruksi. Terhadap mereka, terapi medikmentosa saja sulit memberikan hasil,

tindakan invasif diperlukan segera setelah pasien stabil. Kegagalan untuk

Page 12: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

melakukan operasi pada golongan pasien ini hampir selalu akan berakhir dengan

kematian. (1,3)

Pada gagal jantung akibat PJB yang kurang berat, pendekatan awal adalah dengan

terapi medis adekuat, bila ini terlihat menolong maka dapat diteruskan sambil

menunggu saat yang bik untuk koreksi bedah. (1,4).Pada pasien penyakit jantung

rematik yang berat yang disertai gagal jantung, obat-obat gagal jantung terus

diberikan sementara pasien memperoleh profilaksis sekunder, pengobatan dengan

profilaksis sekunder mungkin dapat memperbaiki keadaan jantung.

Page 13: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN

I.       IDENTITAS KLIEN

Nama                          :                                      No. RM      :

Usia                            :                                     Tgl masuk   :

Jenis kelamin              :

Alamat                        :

Pekerjaan                    :

Agama                        :

II.    RIWAYAT KESEHATAN

1.    Riwayat Kesehatan Dahulu

   Pasien memiliki riwayat faktor-faktor penyebab seperti : hipertensi, penyakit

katub, penyakit jantung bawaan, infark miokard, gagal ginjal, bedah jantung,

endokarditis, SLE, anemia, syok septik, kelainan pada otot jantung, aterosklerosis

koroner, peradangan dan penyakit miokardium, degeneratif atau tidak.          

2.      Riwayat Kesehatan Sekarang

   Pasien mengatakan adanya batuk,nafas pendek, pusing, konfusi,

kelelahan/keletihan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin,

urin berkurang, denyut jantung cepat, dispneu, kegelisahan dan kecemasan, adanya

udem, hilangnya selera makan, nokturia, insomnia, nyeri dada saat aktivitas,

penurunan berkemih, diare/konstipasi, mual muntah, pakaian / sepatu terasa sesak,

nyeri pada abdomen kanan atas, sakit pada otot, batuk dengan atau tanpa sputum,

Page 14: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal, TD rendah, tekanan nadi sempit,

takikardi, disritmia, Bunyi jantung D3&S4, Murmur sistolik&Diastolik, Sianotik.

3.      Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya riwayat penyakit jantung pada keluarga.

III. PEMERIKSAAN  FISIK

Penginderaan/Tingkat Kesadaran

Pasien mengalami konfusi karena volume darah dan cairan pembuluh darah

meningkat.

Pernapasan

Paru diauskultasi dengan interval sesering mungkin untuk menentukan ada/tidak

adanya krekel&wheezing, Catat frekuensi dan dalamnya pernapasan. Takipnea,

nafas dangkal, pernafasan labred; penggunana otot aksesori pernafasan, nasal

flaring. Batuk kering/nyaring/nomproduktif atau mungkin batuk terus menerus

dengan / tanpa pembentukan sputum. sputum mungkin bersemu darah, merah

muda/berbuih(edema pumonal). Bunyi nafas mungkin tidak tedengar, dengan

krakels basilar dan mengi. Fungsi mental munglin menurun; letargi; kegelisahan.

Warna kulit pucat.

                              

Jantung

Page 15: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

Jantung diauskultasi mengenai adanya S1&S4. Jika ada berarti pompa mulai

mengalami kegagalan. Catat frekuensi dan irama jantung. Jika frekuensinya terlalu

cepat menunjukkan ventrikel perlu waktu lebih banyak untuk pengisian dan stagnasi

darah terjadi di atria, akhirnya di paru.

Perifer

Kaji adanya udem di bagian bawah tubuh pasien.Jika pasien duduk tegak,

periksa kaki dan tungkai bawah. Jika pasien berbaring terlentang, kaji sacrum dan

punggungnya.Kaji juga jaridan tangannya. Terjadi edema periorbital (kelopak mata

tertutup karena bengkak). Hati diperiksa untuk menentukan adanya hepatojugular

refluks(HJR).

Distesi Vena Jugular

Kaji JVD dengan mengangkat pasien dengan sudut sampai 45° Jarak antara

sudut Louis dan tingginya disertai vena juguler ditentukan. Jika jaraknya lebih dari

3 cm,tidak normal.

Haluaran urin

Pasien bisa mengalami oliguria atau anuria. Catat keluar masuk cairan.Pasian

ditimbang setiap hari, saat & menggunakan timbangan yang sama.

Aktivitas dan istirahat

Gelisah, perubahan status mental, mis letargi. Tanda-tanda vital berubah pada

aktivitas

Sirkulasi

Page 16: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

Tekanan darah mungkin rendah (gagal pemompaan); normal (GJK ringan atau

kronis; atau tinggi (kelebihan beban caiaran/peningkatan TVS). Tekanan nadi

mungkin sempit, menunjukkan penurunan volume sekuncup, adanya takikardi,

disaritmia, titk denyut maksimal mungkin menyebar dan berubah posisi secara

inferior ke kiri. bunyi jantung S3 adalah diagnostic; S4 dapat terjadi; S1 dan S2

mungkin melemah. Murmur sistolik dan diastolic dapat menandakan adanya

stenosis katup. Nadi perifer berkurang; perubahan kekuatan denyutan dapat terjadi;

nadi sentral mungkin kuat. Warna kulit pucat. Punggung kuku pucat dengan

pengisian kapiler lambat, pembesaran hepar, dan ada reflek hepetojugularis.

Bunyi nafas krekels, ronki dan terdapat edema.

Integritas ego

Berbagai manifestasi prilaku seperti, ansietas, marah, ketakutan dan mudah

tersinggung.

Eliminasi

Urin berwarna gelap

Makanan dan cairan

Penambahan berat badan cepat, distensi abdomen (asites); edema (umum, dependen,

tekanan, pitting)

Higiene

Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal

Neurosensori

Letargi, kusut pikiran, disorientasi, perubahan perilaku, mudah tersinggung

Nyeri dan kenyamanan

Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit, perilaku melindungi diri

Page 17: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

Keamanan

Kulit lecet, kehilangan kekuatan otot, perubahan dalam fungsi mental

Interaksi sosial

Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas social yang biasa dilakukan

IV.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.     Pemeriksaan Diagnostik

EKG

Hipertropi atrium atau ventrikel, iskemia, dam kerusakan pola mungkin terlihat.

Kenaikan segmen ST/ T persisten 6 minggu atau lebih setelah infark miokard

menunjukkan adanya aneurisme ventrikuler.

Sonogram(ekokardiogram, ekokardiogram dopple)

Menunjukan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/ struktur katup

atau area penurunan kontraktilitas ventrikular

Scan jantung

Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding

Kateterisasi jantung

Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung

sisi kanan dan kiri, dan stenosis katup/isufisiensi. Juga mengkaji patensi arteri

koroner. Zat kontras disuntikan ke dalam ventrikel menunjukan ukuran abnormal

dan ejeksi/ perubahan kontraktilitas

Roentgen dada

Dapat menunjuk perbesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi bilik, atau

perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan takanan

Page 18: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

pulmonal. Kontur abnormal, misal, bulging pada perbatasan jantung kiri, dapat

menunjukan  anuerisma ventrikel.

                             2   Pemeriksaan Laboratorium

enzim hepar

meningkat dalam gagal/ kongesti hepar

elektrolit

mungkin berubah karena perpindahan cairan/ penurunan fungsi ginjal, terapi

diuretik

oksimetri nadi

saturasi oksigen mungkin rendah, terutama jika GJK akut memperburuk PPOM

atau GJK kronis

AGD

Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan  atau hipoksemia

dengan peningkatan PCO2

BUN, kreatinin

Peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan  baik BUN

dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal

Albumin/transferin serum

Mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan

sistesis protein dalam hepar yang mengalami kongesti

HSD

Mungkn menunjukan anemia, polisitemia, atau perubahan kepekatan menandakan

retensi air. SDP mungkin meningkat, mencerminkan MI baru/ akut, perikarditis

atau status inflamasi atau infeksius lain

Page 19: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

Kecepatan sedimentasi

Mungkin meningkat, menandakan reaksi inflamasi akut

Pemeriksaan tiroid

Peningkatan aktivitas tiroid menurunkan hiperaktivitas tiroid sebagai pre-

pencetus GJK

Page 20: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

ANALISA DATA

Analisa data Masalah keperawatan Diagnosa keperawatan

DS:

         Klien mengatakan mudah lelah,

sering pusing, susah bernafas, nyeri

pada dada

DO:

         Perubahan tekanan darah

(hipertensi /hipotensi

         Frekuensi jantung meningkat

(takikardia),disritmia, perubahan

gambar pola EKG

         Bunyi jantung ekstra (S3,S4)

         Penurunan haluran urine

         Nadi perifer tidak teraba, kulit

dingin kusam; diaforesis

         Ortopnea, krakles, JVD,

perbesaran hepar,edema

Penurunan curah

jantung

penurunan curah jantung

berhubungan dengan

perubahan kontraktilitas

miokard/perubahan

inotropik, perubahan

frekuensi, irama, konduksi

listrik, perubahan struktural

DS:

         Klien mengatakan sering

berkeringat

         susah bernafas dan sering

kelelahan

         pusing, berdebar-debar dan nyeri

dada.

DO:

         Klien terlihat pucat

         Perubahan tanda-tanda vital,

disritmia, dispnea

Intoleransi aktivitas Intoleransi aktivitas

berhubungan dengan

ketidakseimbangan antar

suplai oksigen/ kebutuhan,

kelemahan umum, tirah

baring lama

DS: Kelebihan volume Kelebihan vlume cairan

Page 21: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

         Klien mengeluh sesak nafas ketika

berbaring

DO:

         Ortopnea, bunyi jantung S3

         Oliguria, edema, DVJ, refleks

hepatojugular+

         peningkatan berat badan, udem,

bunyi jantung abnormal, hipertensi,

distres pernapasan

cairan berhubungan dengan

menurunnya laju filtrasi

glomerulus/ meningkatnya

produksi ADH dan retensi

natrium

INTERVENSI KEPERAWATAN

1.  Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas

miokard/perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik,

perubahan structural

tujuan: curah jantung mencukupi untuk kebutuhan individual

Krtiteria evaluasi:

a. menunjukan tanda-tanda vital dalam batas yang     dapat diterima (disaritmia

terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis. Parameter

hemodinamik dalam batas normal, haluaran urin   adekuat)

b.  melaporkan penurunana episode dispnea, angina

c.  ikut serta dlam aktivitas yang mengurangi bebab kerja jantung.

TINDAKAN RASIONAL

Mandiri:

Auskultasi nadi apical: kaji frekuensi, Biasanya terjadi takikardi, untuk

Page 22: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

irama jantung

Catat bumyi jantung

Palpasi nadi perifer

Monitor tekanan darah

Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis

Pantau keluaran urin, cacat penurunanya

dan kepekatnya.

Kaji perubahan pada sensori, contoh

letargi, bingung, disorientasi, cemas, dan

depresi.

Berikan istirahat semi rekumben pada

tempat tidur atau kursi. Kaji dengan

pemeriksaan fisik sesuai indikasi

Berikan istirahatpsikologi dengan

lingkungan tenang, menjelaskan prosedur,

mengkompensasi penurunan kontraktilitas

ventrikler

S1 dan S2 mungkin melemah karena

menurunnya kerja pompa. Irama gallop umum

(S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah

kedalam serambi yang distensi. Murmur dapat

menunjukan inkompetensi/ stenosis katup.

Penurunan curah jantung dapat menunjukan

menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis

pedis,dan politeal

Pada PJK dini, sedang dan kronis tekanan darah

dapat meningkat sehubungn degan SVR.

Pucat menunjukan menurunnya perfusi perifer

sekunder terhadap tidak adekuatnya curah

jantung, vasokonstriksi, dan anemia

Ginjal berespon untuk menurunkan curah

jantung dengan menahan cairan dan natrium.

Dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi

serebral sekunder terhadap penurunan curah

jantung

Istrahat fisik harus dipertahankan selama selama

GJK akut atau refraktori untuk memperbaiki

efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan

kebutuhan oksigen miokard dan kerja berlebihan

Page 23: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

membantu pasien menghindari stress,

mendengar/ berespon trhadap ekspresi

perasaan /taut

Berikn pispot disamping tempat tidur,

hindari respon valsalva

Tinggikan kaki, hindari tekanan pada

bawah lutut. Dorng latihan aktif/pasif

tingkatkan ambulasi sesuai toleransi

Kaji adanya ketegangan beti, penurunan

denyut nadi kaki, pembengkakan,

kemerahan atau pucat pada ekstremitas

Jangan beri preparat digitalis dan laporkan

dokter bila perubahan nyata terjadi pada

frekuensi jantung atau irama atau tanda

toksisitas digitalis

Kolaborasi:

Berikan suplemen O2sesuai indikasi

Berikan obat sesuai indikasi

diuretic sprt furosemid, spirinolakton

Stress emosi menghaslakn vaokonstriksi, yang

meningkatkan TD dan meningkatkan frekuensi

jantung

Pispot akan mempermudah kerja ke kamar

mandi. Maneuver valsalva menyebabkan ransang

vagal diikuti dengan takikardi, sehingga kan

mempengaruhi fungsi jantung.

Menurunkan stasis vena dan dapat menurunkan

insiden pembentkan thrombus dan embolus

Menurunnya curah jantung, stasis vena dan tirah

baring lama meningkatkan resiko tromboflebitis

Insiden toksisitas tinggi (20%) karena sempitnya

rentang terapeutik dan toksik

Meningkatkan sediaan oksigen untukkebutuhan

miokard untuk melawan hipoksia

Untuk meningkatkan volume sekuncup,

memperbaki kontraktilitas dan menurunkan

kongesti

Tipe dan dosis diuretic tergantung pada derajat

gagal jantung dan status fungsi ginjal. Penurunan

Page 24: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

vasodilator sprt: nitrat, dan arteriodilator sprt; hidralazin

digoksin

captopril

morfin sulfat

tranquilizer/sedative

antikoagulan

Pemberian cairan intravena, pembatasan

jumlah total sesuai indikasi. Hindari cairan

garam

Monitor dan lakukan penggantian elektrolit

Montor gambaran EKG dan perubahan

foto dada

preload paling banyk digunakan dalam

mengobati pasien denagncurah jantung relative

normal ditambah dengan gejala kongesti.

Digunakan untuk meningkatkan curah jantung,

merurunkan volume sirkulasi dan tahanan

vakuler sistemik, serta kerja ventrikel

Meningkatkan kekeuatn kontraksi miokard dan

memperlambat frekuensi jantung dengan

menurunkan konduksi dan memperlama periode

refraktori [ada hubunagn AV untuk

meningkatkan curah jantung

Untuk mengontrol ggal jantung dengan

menghambat konversi angiotensin dalam paru

dan menurunkan vaokonstriksi,SVR,TD.

Menghilangkan kecemasan dan mengistirahatkan

siklus umpan balik cemas/ peneluaran

katekolamin

Meningaktkan istirahat dan menurunkan

kebutuhan oksigen  dan kerja moiokard

Mencegah pembentukan thrombus dan embolus

Karena adanya peningkatan tekanan ventrkel

kiri, pasien tidak dapat mentoleransi peningktan

volume cairan.

Perpindahan cairan dan penggunaan diuretk

dapat mempengaruhi elektrolit yang

mempengaruhi irama jantung dan kontraktilitas.

Depresi segmen ST dan datarnya gelombang T

Page 25: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

Monitor hasil laoratorium, contoh BUN,

kreatinin,

pemerikasaan fungsi hati (AST,LDH) dan

 pemerikasaan kkoaulasi

Persiapkan untuk pemasangan pacu

jantung jika diindikasikan

Persiapkan untuk pembedahan jika

didindikasikan

dapat terjadi karena peningktan  kebutuhn O2

miokard, meskipun tak ada penyakit arteri

koroner. Foto dada dapat memunjukan

pembesaran jantung dan perubahn kongesti

pulmonal.

Peninghkatan BUN menunjukan gagal ginjal,

AST/LDH dapat meningkat sehubungan dengan

kongesti hati.

Perubahn koagulasi diukur untuk mengetahui

keefektifan antikoagula

Mungkin perlu untuk memperbaki bradisritmia

ta responsive terhadap intervensi obat yang dapat

berlanjut menjadi gagl kongestif.

Gagal kongesti sehubungan dengan aneurisma

ventrikuler atau disfungsi katup dapat

membutuhkan aneurisektomi untuk memperbaiki

kontrektilitas miokard

2. Intoleransi berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai oksigen/

kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring lama

tujuan: tingkat aktivitas optimum tercapai kembali

kriteria hasil:

a. berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, mmenuhi kebutuhan perawatan diri

sendiri

Page 26: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

b.  mencapai peningkatan toleransi aktiviras yang daapt diukur, dibuktikan dengan

menrunnya kelemahan kelelahan dan tanda vital DBN selama aktivitas

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri:

Cek tanada vital sebelum dan segera setelah

aktivitas, khususnya pada pasien yang

menggunakan vasodilator, diuretic, atau beta

bloker

Catat respon cardiopulmoner terhadap

aktivitas, catattakikardi, disaritmia, dispnea,

berkeringat, pucat.

Kaji penyebab lain teradinya keletihan, seperti

pengobatab, nyeri, obat.

Evaluasi peningkatan intuleransi aktivitas

Hipotensi ortostatik dapat tejadi dengan

aktivitas karena efek obat, perpindahan

cairan atau prngaruh fungsi jantung

Penurunan miokardium untuk meningktakan

volume sekuncup selama aktivitas, dapat

menyebabkan peningkatan segera pada

frekuensi jantung dan kenutuhan oksigen,

juga peningkatan kelelahan dan kelemahan

Kelemahan adalah efek samping beberapa

obat (betabloker, traquilizer, dan sedative).

Nyeri dan program penuh stress juga

memerlukan energi dan menyebabkan

kelemahan

Dapat menunjukan peningkatan

dekompensasi jantung daripada klebihan

Page 27: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

Berikan bantuan aktivitas perawatan diri

Kolaborasi:

Implementasikan program rehabilitasi jantung/

aktivitas

aktivitas

Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien

tanpa mempengaruhi sters miokard/

kebutuhan oksigen yang berlebihan.

Peningkatan bertahap pada aktivita

menghindari kerja jantung yang berlebihan.

Penguatan dan perbaikan fungs jantung

dibawah stress, bila disfungsi jantung tidak

dapat membaik kembali.

3.  Kelebihn vlume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus/

meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium

Tujuan: Penurunan kelebihan volume cairan

Kriteria evaluasi:

a.    Mendemostrasikan vlume cairan stabil dengan keseimbangan maskan dan

pengekuaran, bunyi nafas bersih/ jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima,

berat badan stabil, dan tak ada edema

b.  Menyatakan pemahaman tentang/ pembatasan cairan individual

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri:

Monitor keluaran urin, cacat jumlah, warna,

Keluaran urin mungkin sedikit pekat karena

penurunan perfusi ginjal, posisi terlentang

Page 28: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

saat hari dimana diuresis terjadi

Hitung keseimbangan pemaukan dan

pengeluaran selama 24 jam

Pertahankan duduk atau tirah baring dengan

posisi semi fowler selama fase akut

Buat jadwal pemasukan cairan, digabung

dengan keinginan minum bila mungkin.

Berikan perawatan mulut

Timbang berat badan tiap hari

Kaji distensi leher dan pembuluh perifer.

Lihat area tubuh dependen untuk edema

dengan /tanpa pitting; catat adanya edema

tubuh umum

membantu diuresisi

terapi diuretic dapat menyebabkan kehlangan

caira tiba-tiba meskipun edem masih ada

Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal

dan menurunkan produksi ADH sehingga

meningkatkan diuresis

Melibatkan pasien dalam program terapi dapat

meningkatkan perasaan mengontrol dan kerja

sama dalam pembatasan

Cacat perubahan ada/hilangnya edem sebagai

respon terhadap terapi. Peningkatan 2,5 kg

menunjukan kurang lebih 2L cairan.

Sebaliknya diuretic dapat mengakibatkan

kehilangan cairan dan kehilangan berat badan

Retensi cairan berlebihan dapat

dimanifstasikan oleh pembendungan  vena dan

pembentukan edema. Edema perifer mulai dari

kai /mata kaki dan meningkat sebagai

kegagalan paling buruk.

Pembentukan edema, sikulasi melambat,

Page 29: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

 

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: Asuhan Keperawatan Gagal Jantung

Muttaqin, Arif. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kardiovaskuler.

Jakarta : Salemba Medika

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.1996. Proses

Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.. Jakarta: EGC

Barbara Engran.1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 2..

Jakarta: EGC.

Brunner&Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed.8. Jakarta:

EGC.

J.Charles Reeves dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah.. Jakarta: Salemba Medika

Mansjoer Arif. 2000.Kapita Selekta Kedokteran.Ed.3. Jakarta: Media Aescupulapius

Sylvia Anderson Price, 2005. Patofisiologi:Konsep klinis proses-proses

penyakit Ed.6.. Jakarta: EGC

Lynda Juall Carpenito. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Editor edisi bahasa

Indonesia Ed.8. Jakarta: EGC.