asuhan keperawatan diare pada anak

35
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK By : Ns. Nur indah sari Zen, S.Kep

Upload: stikes-graha-medika

Post on 24-Jul-2015

920 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK

By : Ns. Nur indah sari Zen, S.Kep

LANDASAN TEORI

DEFINISI

Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada

system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran

pencernaan, dikarenakan keadaan frekuensi buang air

besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada

anak; konsistensi feses encer; dapat berwarna hijau atau

dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.

menurut Ngastiyah (2005).

ETIOLOGIAnak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L. Wong)

1. Faktor infeksi

Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans). Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

CONT’2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.a. Faktor MakananDiare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.b. Faktor PsikologisDiare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

PATOFIIOLOGI

Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

Gangguan osmoticAdanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.

MANIFESTASI KLINIS Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu

makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.

Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering

Renjatan hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).

PENATALAKSANAANPenatalaksanaan diare akut pada anak:

Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

Cara menilai derajat dehidrasi

Kehilangan berat badan

2,5 % tidak ada dehidrasi 2,5-5% Dehidrasi ringan 5-10 % dehidrasi sedang > 10% dehidrasi berat

PEM. PENUNJANG1.Faeces lengkap2.Pemeriksaan Asam Basa3.Pemeriksaan kadar ureum kreatinin4.Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor) Pada diare

dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi penuruna kesadaran dan kejang.

DIARE

ADA 4 HAL YANG PENTING DIPERHATIKAN AGAR DAPAT MEMBERIKAN REHIDRASI YANG CEPAT DAN AKURAT, YAITU:

1. Jenis cairan yang hendak digunakan.Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah aliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.

CONT’2. Jumlah cairan yang hendak diberikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus:

CONT’3. Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap dipertahankan yang meliputi:

Susu (ASI atau PASI rendah laktosa) Makanan setengah padat atau makanan padat (nasi tim)4. Obat-obatan

Obat obatan yg diberikan pada anak diare adalah: Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin) Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone) Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah

diidentifikasi)

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN1. Identitas Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4 kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau dari pola makan, kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau interview. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang)

CONT’

2. Riwayat Keperawatan Sekarang

Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.

Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan, badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .

Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.

CONT’Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare kronis > 14 hari

Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau darah. Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.

3.Riwayat Keperawatan SebelumnyaMeliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal, hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lainPrenatal :Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama, penyakti selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.Natal :Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yang dapat mempengaruhi fungsi dan maturitas organ vital Post natalApgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat badan dan panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya. Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.

4. Riwayat Pertumbuhan dan PerkembanganPertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena setiap individu mempunyai ciri-ciri  struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga pendekatan pengkajian fisik dan tindakan harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan 5. Riwayat Kesehatan Keluarga Penyakit Lingkungan rumah dan komunitas Perilaku yang mempengaruhi kesehatan Persepsi keluarga

POLA FUNGSI KESEHATAN

1.Pola NutrisiMakanan yg terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh terjadinya diare, sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi hipoglikemia. Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap dehidrasi. Dietik pada anak < 1tahun/> 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat diberikan ASI/ susu formula dengan rendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikan makananpadat atau makanan cair.

2. Pola EliminasiBAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung secara makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan cairan lewat urine.3. Pola istirahatPada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena frekuensi diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel4. Pola aktivitasKlien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.5. Riwayat Kesehatan KeluargaMeliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.

FOKUS PENGKAJIAN

Fokus pengkajian pada anak dengan diare adalah penemuan tanda-tanda yang mungkin didapatkan yang meliputi: penurunan BB, denyut nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, mata cekung, mukosa bibir dan mulut kering, kulit kering dengan turgor berkurang. Dapat ditemukan peningkatan frekuensi pernapasan, peningkatan peristaltik usus dan adanya luka lecet sekitar anus

 

PENGKAJIAN PER SISTEM1. Sistem PencernaanSubyektif, Kelaparan, hausInspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-) dankesemitrisan abdomen.Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik usus meningkat (gurgling) > 5-20 detik dengan durasi 1 detik.Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar suara tymphani.Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak teraba

CONT’2.Sistem Integumen

Subyektif, kulit keringInspeksi , kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa keringPalpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam : 1 detik = dehidrasi ringan,1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab IKA FKUI, 1988).

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan berlebih

melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual).2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan

absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.3. Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

INTERVENSI1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta intake terbatas (mual).

Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal

Kriteria hasil :

Tanda-tanda vital dalam batas normalTanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehariPemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas normal.Blood Gas Analysis dalam batas normal

1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)

Rasional: Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.

2. Pantau intake dan out put

Rasional : Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk mengkompensasi kehilangan cairan.

3.Timbang BB setiap hari

Rasional : Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.

4. Penatalaksanaan rehidrasi : Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret

Rasional : Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang udara dan mengurangi distensi.

5.Kolaborasi dg tim dokter dlm pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit penyerta)

Rasional : Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang.

6. Kolaborasi : Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN)

Rasional : Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi).

2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.

Tujuan :Kebutuhan nutrisi terpenuhikriteria hasil :• Nafsu makan baik• BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh• Hasil pemeriksaan lab protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)

1.Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau dingin)

Rasional : Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.

2. Timbang BB setiap hari

Rasional : Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori, protein dan vitamin.

3. Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan.

Rasional : Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.

4. Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh.

Rasional : Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang diketahuinya.

5. Kolaborasi :Dietetik

anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah laktosa), makan setengah padat/makanan padat.

Rasional : Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi laktose.

3. Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.Tujuan : nyeri teratasi

Kliteria hasil - TTv normal- Klien tdk meringis- Skala nyeri 0-2 (tidak nyeri)

1.Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan non verbalRasional : Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya2. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.Rasional : Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri3.Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase punggung dan kompres hangat abdomenRasional : Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan kemampuan koping.4.Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan perawatan kulitRasional : Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi.5.Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasiRasional : Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis.

TERIMA KASIH