asuhan keperawatan anak gagal ginjal

42
GAGAL GINJAL 1. Definisi penyakit Gagal ginjal adalah ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan pembuangan, membersihkan urine. Ini bisa terjadi dengan tiba-tiba dalam merespon perfusi yang tidak adekuat. Azotemia dan uremia adalah faktor yang sering dihubungkan dengan gagal ginjal. Azotemia adalah pengumpulan pembuangan nitrogen dalam darah. Uremia adalah kondisi yang lebih lanjut yang menyimpan nitrogen yang menghasilkan racun. Azotemia tidak mengancam hidup, sedangkan uremia adalah kondisi yang serius yang sering melibatkan sistem tubuh yang lain. 2. Klasifikasi penyakit Gagal ginjal dibagi 2 : gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik A. Gagal Ginjal Akut Gagal ginjal akut adalah kondisi yang terjadi bila ginjal tiba-tiba tidak mampu mengekskresikan urine dengan volume cukup atau konsentrasi adekuat 1

Upload: mdedir02

Post on 14-Jul-2016

52 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK GAGAL GINJAL

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

GAGAL GINJAL

1. Definisi penyakit

Gagal ginjal adalah ketidakmampuan ginjal untuk mengeluarkan

pembuangan, membersihkan urine. Ini bisa terjadi dengan tiba-tiba dalam

merespon perfusi yang tidak adekuat. Azotemia dan uremia adalah faktor

yang sering dihubungkan dengan gagal ginjal. Azotemia adalah pengumpulan

pembuangan nitrogen dalam darah. Uremia adalah kondisi yang lebih lanjut

yang menyimpan nitrogen yang menghasilkan racun. Azotemia tidak

mengancam hidup, sedangkan uremia adalah kondisi yang serius yang sering

melibatkan sistem tubuh yang lain.

2. Klasifikasi penyakit

Gagal ginjal dibagi 2 : gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik

A. Gagal Ginjal Akut

Gagal ginjal akut adalah kondisi yang terjadi bila ginjal tiba-tiba tidak

mampu mengekskresikan urine dengan volume cukup atau konsentrasi

adekuat untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh normal. (Wong

donna L, 2003)

Gagal ginjal akut terjadi bila gnjal tiba-tiba tidak dapat mengatur

volume dan kompsisi urine dengan tepat dalam merespons makanan dan

intake cairan dan kebutuhan organisme. (Whaley & Wong, 2002)

Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan

hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan

glomerular. (Brunner & Suddarth,2002)

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

B.      Etiology gagal ginjal akut

A. Faktor prerenal : Semua faktor yang menyebabkan oeredaran darah ke

ginjal berkurang dengan terdapatnya hipovolemia, misalnya :

a. Perdarahan karena trauma operasi.

b. Dehidrasi atau berkurangnya volume cairan di ekstraseluler

(dehidrasi pada diare).

c. Berkumpulnya cairan interstitial di suatu daerah luka

(combustio, pasca bedah yang cairannya berkumpul di daerah

operasi, peritonitis dan proses eksudatif lain yang

menyebabkan hipovolemia).

Bila faktor prerenal dapat diatasi, faal ginjal akan menjadi normal

kembai, tetapi jika hipovolemia berlangsung lama, maka akan terjadi

kerusakan pada parenkim ginjal.

B. Faktor intrarenal

            Faktor ini merupakan penyebab gagal ginjal akut terbanyak.

Terjadi kerusakan di gomerulus atau tubulus sehingga faal ginjal langsung

terganggu. Prosesnya dapat berlangsung cepat atau mendadak, atau dapat

juga berlangsung perlahan-lahan dan akhirnya mencapai stadium uremia.

Kelainan di ginjal ini dapat merupakan kelanjutan dari hipoperfusi

prerenal dan iskemia kemudian menyebabkan nekrosis jaringan ginjal.

Berbagai penyebab kelainan ini adalah :

1) Koagulasi intravaskuler, seperti pada sindrom hemolitik uremik,

renjatan sepsis dan renjatan hemoragik. Heparin digunakan untuk

mengurangi trombosis dan meluasnya kelainan di ginjal.

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

2) Glomerulopati (akut) seperti gomerulonefritis akut

pascastreptococ, lupus nefritis, rapidly progressive

glomerulonefritis, penolakan akut atau krisis donor ginjal.

3) Penyakit neoplastik akut seperti leukemia, limfoma dan tumor lain

yang langsung menginfitrasi ginjal dan menimbulkan kerusakan.

Kerusakan ini dapat disebabkan oleh hiperuresemia atau

xantinuria.

4) Nekrosisi ginjal akut misalnya nekrosis tubuus akut akibat renjatan

dan iskemia lama, nefrotoksin (kloroform, sublimat, insektisida

organik, kloras kailus dan lain-lain), hemoglobinuria dan

mioglobinuria.

5) Pielonefritis akut (jarang menyebabkan gagal ginjal akut) tetapi

pada umumnya pielonefritis kronik berulang baik sebagai penyakit

primer maupun sebagai komplikasi kelainan struktural

menyebabkan kehilangan faal ginjal secara progresif.

6) Glomerulonefritis kronik dengan kehilangan fungsi progresif.

C. Faktor posternal

Semua factor pacarenal yang menyebabkan obstruksi pada saluran kemih

seperti kelainan bawaan, tumor, nefrolitis, keracunan jengkol dansebagainya

harus bersifat bilateral. (Ngastiyah, 1997)

Gagal ginjal akt terjadi akibat :

a. Gangguan sirkulasi ginjal

b. Glomerulonefritis berat

c. Sumbatan traktus urinarius oleh batu (john gibson, 2003)

d. Etiology gagal ginjal kronik

3

Page 4: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

e. Pielonefritis

f. Diabetes mellitus

g. Hipertensi yang tidak terkontrol

h. Obstruksi saluran kemih

i. Penyakit ginjal polikistik

j. Gangguan vaskuler

k. Lesi herediter

l. Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri)

4

Page 5: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

3.      Manifestasi Klinis Gagal Ginjal akut

a. Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual persisten, muntah dan

diare, Kulit dan membran mukosa kering akibat dehidrasi dan nafas mungkin

berbau urine.

b. Lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang.

c. Peningkatan BUN (tetap), kadar kreatinin dan laju endap darah tergantung

katabolisme.

d. Hiperkalemia menyebabkan disritmia jantung.

e. Asidosis metabolik menyertai gagal ginjal.

f. Abnormalitas Ca dan Po4, peningkatan konsentrasi serum fosfat mungkin terjadi.

g. Anemia terjadi akibat penurunan produksi eritropoietin, lesi saluran pencernaan,

penurunan usia sel darah merah dan kehilangan darah.

(Nursalam, 2006)

4.      Patofisiology Gagal Ginjal Akut

Berdasarkan hasil penelitian klinis, tahapan kejadian gagal ginjal akut dibagi 3 yaitu

:

1. Fase Oligurialanuria

Jumlah urin berkurang hingga 10-30 ml perhari. Pada bayi, anak-anak berlangsung

selama 3-5 hari. Terdapat gejala-gejala uremia (pusing, muntah, apatis, rasa haus,

pernafasan kussmaul, anemia, kejang, hiperglikemia, hiperfosfatemi, hipokalsemia,

hiponatremia dan asidosis metabloik.

2. Fase Diuretic

5

Page 6: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

Pada fase ini urine bertambah setiap hari hingga menjadi poliuria. Hal ini

disebabkan karena kadar ureum tinggi di dalam darah (dieresis osmotic, faal tubulus

belum baik, pengeluaran cairan berlebihan. Terjadi hiponatremia karena kehilangan

natrium melalui tubulus yang rusak. Lamanya fase ini berlangsung selama 2

minggu.

3. Fase Penyembuhan atau fase pasca diuretic

Pada fase ini poliuria berkurang demikian juga, gejala uremia. Fungsi glomerulus

dan tubulus berangsur-angsur membaik.

PATHWAY GGA

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

5.      KOMPLIKASI

a. Jantung        : edema paru, aritmia, efusi perikardium.

b. Gangguan elektrolit    : hiperkalemia, hiponatremia, asidosis.

c. Neurologi        : tremor, koma, kejang, gangguan kesadaran.

d. Gastrointestinal    : nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum.

e. Hematologi        : anemia, diatesis hemoragik.

f. Infeksi            : pneumonia, septikemia, infeksi nosokomial (Mansjoer, dkk, 2000).

6.      EVALUASI DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan biokimia (Ph < 5,3, glukosa, protein < 60Eq/menit) untuk mengetahui

fungsi ginjal dan gangguan elektrolit.

b. Mikroskopik urine menunjukkan kelainan sesuai penyakit yang mendasarinya.

c. Tes serologi (albumin serum menurun < 60Eq/menit) untuk mengetahui penyebab

glomerulonefritis.

d. Peningkatan serum kreatinin atau BUN ( laki-laki : > 1,3 mg%, wanita : > 1,1 mg

%).

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

e. Pemeriksaan kimia urine untuk membedakan berbagai bentuk gagal ginjal akut.

f. USG untuk memperkirakan ukuran ginjal dan memungkinkan perbaikan sumbatan

uropati. (Nursalam, 2006)

7.      PENATALAKSANAAN

         Pengobatan harus ditujukan pada penyakit primer yang menyebabkan gagal ginjal

akut ( sepsis, renjatan, dehidrasi, obstruksi, keracunan dan sebagainya). Disamping itu

juga di tujukan pada keadaan ginjal itu sendiri. Karena gangguan faal glomerulus dan

tubulus, maka terganggu pula ekskresi hasil katabolisme badan, keseimbangan cairan

dan elektrolit dalam tubuh dan juga keseimbangan asam dan basa. Faal glomerulus

mungkin terganggu oleh faktor prarenal(kehilangan cairan, renjatan dan sebagainya)

yang menyebabkan penurunan GFR sehingga terjadi retensi fosfat, sulfat, ureum,

kalium, dan lain-lain. Anamesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan urin dapat

membedakan gagal ginjal akut yang disebabkan oleh faktor prarenal atau renal. Bila

jumlah urin sedikit disertai kadar natrium di urin rendah dan berat jenis tinggi, maka

parenkim ginjal tidak banyak mengalami kerusakan, tetapi bila kadar natrium di urin

tinggi dan berat jenis rendah maka parenkim ginjal mengalami banyak kerusakan.

Bila terjadi dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hiponatremi, hipokalsemia,

hiperfosfatemia, katabolisme jaringan, anemia, hipertensi, akan di uraikan sebagai

berikut :

a. Dehidrasi

      Bila terjadi hipertensi atau banyak kehilangan darah maka perlu diberikan cairan

intravena. Sebaiknya di berikan cairan glukosa 10 – 20%, tetapi hendaknya

diperhatikan bahwa kadar glukosa tinggi dapat menimbulkan trombosis. Dianjurkan

tempat venoklisis setiap 8 jam dipindahkan untuk mencegah timbulnya trombosis.

Dapat ditambah 25 mg hepatin pada setiap 500 ml larutan glukosa 20 – 50% untuk

maksud yang sama. Bila ada gangguan faal jantung, jumlah cairan tidak boleh

terlalu banyak.

8

Page 9: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

b. Asidosis

      Asidosis disebabkan oleh retensi glomerulus dan reabsobsi tubulus yang

meninggi terhadap sulfat, laktat, fosfat, dan asam organik. Juga oleh gangguan

pertukaran ion hidrogen dengan basa oleh tubulus. Untuk memberantas asidosis di

berikan bikarbonas natrikus atau laktas natrikus. Bila kadar fosfor di dalam serum

lebih tinggi harus waspada terhadap timbulnya tetani, karena ion kalsium berkurang,

asidosis berat dapat di berantas dengan dialisis.

c. Hiperkalemia

      Sebelum diuresis menjadi baik, kalium tidak perlu diberikan. Untuk mencegah

intoksikasi kalium, maka pemberian kalium dengan cairan dan makanan harus

dikurangi. Lemak dapat diberikan peroral untuk protein sparing effect. Perlu

pemberantasan infeksi. Selain untuk memberantas hiperkalemia dipergunakan juga

cation-exchange resin per oral atau per rektum. Juga kombinasi glukosa dan insulin

dengan perbandingan 1 unit untuk tiap 3 gram glukosa, serta larutan NaCl 3%. Bila

perlu kelebihan kalium dapat dikeluarkan dengan dialisis. Kalium dapat diberikan

pada fase poliuri sesudah penetapan kadarnya di dalam darah.

d. Hiponatremia

      Dalam fase oliguria disebabkan oleh masukan natrium yang kurang,

pemindahan dari ekstra ke intraseluler, kehilangan di tinja dan retensi cairan

didalam tubuh. Faktor terakhir diberantas dengan pengurangan pemberian cairan.

Natrium baru diberikan bila ada gejala keracunan air( water intoxication) yang

menyebabkan faal ginjal menjadi jelek oleh kekurangan natrium didalam tubuh.

Dalam fase poliuria natrium dapat diberikan untuk mengurangi asidosis tetapi harus

hati-hati terhadap timbulnya edema paru. Klorida biasanya diberikan bersama

natrium.

e. Hipokalsemia

      Keadaan ini dapat timbul pada pasien dengan gagal ginjal akut dan

9

Page 10: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

menimbulkan gejala tetani. Untuk memberantasnya diberikan glukonas secara

intravena.

f. Hiperfosfatemia

      Terjadi akibat retensi fosfat. Dapat dicegah dengan pemberian fosfat binding

gel. Kadang-kadang ada hiperfosfatemia yang dapat diberantas dengan dialisis.

g. Katabolisme

      Kerusakan jaringan menyebabkan hiperkalemia, asidosis dan lain-lain. Zat

hidrat arang dan lemak mempunyai sifat protein sparing effect dan mencegah

kerusakan jaringan. Bila ada muntah, zat hidrat arang dapat diberikan sebagai

larutan glukosa intravena. Anak diberikan 100-150 gram sehari dan pada bayi

jumlah kalori basal untuk mengurangi katabolisme endogen

h. Anemia 

      Sering keadaan uremia disertai anemia. Bila perlu diberi transfusi darah.

i. Hipertensi

      Dapat diobati dengan pemberian obat-obat anti hipertensi seperti: reserpin atau

pemblok beta. Obat-obat tersebut dapat mengurangi filtrasi glomerulus dan harus

digunakan dengan hati-hati. Mungkin terjadi ensefalopati hipertensif dan konvulsi,

terutama pada glomerulonefritis akut. Bila timbul gagal ginjal kongestif dapat

diobati dengan digitalis. Obat ini diberikan dengan pengurangan dosis sehubungan

dengan sifat toksiknya. Bila terjadi edema paru dan gagal jantung diberikan morfin

dan oksigen. Hipervolemia pada glomerulonefritis akut mungkin menyebabkan

gagal jantung dan dapat diberantas dengan dialisis.

II. Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal

dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam

darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal).

(Nursalam, 2006)

10

Page 11: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

Insufisiensi ginjal kronik atau kegagalan dimulai ketika ginjal tidak bisa

memelihara kimia normal cairan tubuh dibawah kondisi normal. Kemunduran

secara progresif lebih dari periode bulan atau tahun menimbulkan keanekaragaman

klinis dan gangguan biokimia yang akhirnya mencapai puncak dari sindrom klinis

disebut uremia.(Whaley & Wong, 2002)

Gagal ginjal kronis aatu penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan

fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga

terjadi uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain lain dalam darah). (Brunner &

Suddarth, 2002).

2.      ETIOLOGI

           Penyebab gagal ginjal kronik :

a. Glomerulonefritis kronik

b. Diabetes mellitus

c. Hipertensi

d. Batu ginjal

e. Obat-obatan

Keanekaragaman penyakit bisa menghasilkan gagal ginjal kronis. Penyebab

yang paling sering adalah penyakit ginjal bawaan dan sistem perkemihan yang

cacat, refluks vesicoureteral yang dihubungkan dengan infeksi sistem perkemihan

yang kambuh, pielonefritis kronik, penyakit keturunan, glomerulonefritis kronik dan

glomerulopathi dihubungkan dengan penyakit sistemik seperti anaphylactoid

purpura dan lupus eritematosus. Penyakit pembuluh ginjal seperti sindrom

hemotitik-uremi, pembuluh trombosis dan kortikel nekrosis adalah penyebab yang

paling sering. (Wong & Whaley’s, 2000)

11

Page 12: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

4. MANIFESTASI KLINIS GAGAL GINJAL KRONIK

Manifestasi klinis dari gagal ginjal kronik :

a. Gastrointestinal: ulserasi saluran pencernaan dan perdarahan.

b. Kardiovaskuler: hipertensi, perubahan elektro kardiografi (EKG), perikarditis,

efusi pericardium dan tamponade pericardium.

c. Respirasi: edema paru, efusi pleura, dan pleuritis.

d. Neuromuskular: lemah, gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan muskular,

neuropati perifer, bingung dan koma.

e. Metabolik / endokrin: inti glukosa, hiperlipidemia, gangguan hormon seks

menyebabkan penurunan libido, impoten dan amenor.

f. Cairan-elektrolit: terjadi ketidakseimbangan antara lain :

Ketidakseimbangan cairan

1) Kelebihan cairan: edema, oligori, hipertensi, gagal jantung kongestif.

2) Penipisan volume vaskuler: poliuri, penurunan asupan cairan, dehidrasi.

 Ketidakseimbangan elektrolit :

3) Hiperkalemia: gangguan irama jantung, disfungsi miokardial.

4) Hipernatremia: haus, stupor, takikardi, membran kering, peningkatan

reflrk tendon profuda, penurunan tingkat kesadaran.

5) Hipokalemia dan hiperfosfatemia: iritabilitas, depresi, kram otot,

parastesia, psikosis, tetani.

6) Hipokalemia: penurunan reflek tendon profunda, hipotonia, perubahan

EKG.

7) Dermatologi: pucat, hiperpigmentasi, pluritis, eksimosis dan uremia frost.12

Page 13: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

8) Abnormal skeletal: osteodistrofi ginjal menyebabkan osteomalasia.

9) Hematologi: anemia, defek kualitas platelet dan perdarahan meningkat.

10) Fungsi psikososial: perubahan kepribadian dan perilaku serta gangguan

proses kognitif.

(Nursalam, 2006)

4.      PATOFISIOLOGI

           Fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein tertimbun dalam

darah, sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan mempengaruhi seluruh system

tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala semakin berat. Gangguan

clearanse renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi. Penurunan laju

filtrasi glomerulus dideteksi dengan memeriksa clearanse kreatinin urine tampung 24 jam

yang menunjukkan penurunan clearance kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum.

Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema, CHF, dan hipertensi.

Hipotensi dapat terjadi karena aktivitas aksis renin angitensin dan kerja sama keduanya

meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan garam mengakibatkan resiko hipotensi dan

hipovolemia. Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga status

uremik memburuk.

Asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu mensekresi asam (H+) yang

berlebihan. Penurunan sekresi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu mensekresi

ammonia (NH3-) dan mengabsorbsi natrium bikarbonat (HCO3-). Penurunan ekskresi

fosfat dan asam organik lain terjadi.

Anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang tidak memadai, memendeknya

usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk mengalami perdarahan

akibat status uremik pasien, terutama dari saluran penceranaan. Eritropoitein yang

diproduksi oleh ginjal, menstimulasi sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah,

dan  produksi eritropoitein menurun sehingga mengakibatkan anemia berat yang disrtai

keletihan angina, dan sesak nafas.

13

Page 14: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

           Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan metabolisme. Kadar

serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbal balik. Jika salah satunya

meningkatr, maka fungsi yang lain akan menurun. Dengan menurunnya filtrasi melalui

glomerulus ginjal, maka meningkatkan kadar fosfat serum dan sebaliknya, kadar serum

kalsium menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dan

kelenjar paratiroid. Tetapi, gagal ginjal tubuh tidak merespon normal terhadap peningkatan

sekresi parathormon, sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan terjadinya

perubahan tulang dan penyakit tulang. Demikian juga, vitamin D (1,25

dihidrokolekalsiferol) yang dibentuk diginjal menurun seirng perkembangan gagal ginjal.

(Nursalam, 2006).

PATHWAYS GGK

14

Page 15: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

5.      KOMPLIKASI

         Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :

a. Hiperkalemia

b. Perikarditis, efusi perikardialdan tamponade jantung

c. Hipertensi

d. Anemia

e. Penyakit tulang (Brunner & Suddarth, 2002)

15

Page 16: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Hitung darah lengkap (HDL) untuk mengetahui anemia.

b. Penurunan serum protein/albumin < 60 Eq/menit.

c. Gangguan gas darah arteri menyebabkan penurunan pH < 5,3, CO2, dan HCO3

(bikarbonat). (Nursalam, 2006)

d. Pemeriksaan penunjang pada gagal ginjal kronik 

e. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menetapkan adanya GGk,

menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK, dan membantu

menetapkan etiologi.

f. Pemeriksaan EKG Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-

tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit.

g. Ultrasonigrafi (USG) Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal,

kepadatan parenkim ginjal, kandung kemih serta prostat. Pemeriksaan ini

bertujuan untuk mmencari adanya faktor yang reversibel seperti obstruksi oleh

karena batu atau massa tumor.

h. Foto polos abdomen Sebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk

fungsi ginjal. (Suhardjono, dkk, 2001)

7.      PENATALAKSANAAN

           Penatalaksanaannya adalah :

a.       Memperlambat progresi gagal ginjal.

1)      Pengobatan hipertensi.

2)      Pembatasan asupan protein untuk mengurangi hiperfiltrasi glomerulus.

3)      Restriksi fosfor, untuk mencegah hiperparatiroidisme sekunder.

16

Page 17: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

4)      Mengurangi proteinuria.

5)      Mengendalikan hiperlipidemia.

b.      Mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut

c.       Pengelolaan uremia dan komplikasinya (Suhardjono, dkk, 2001)

         Beberapa jenis terapi pengganti ginjal, yaitu :

a. Hemodialisis (HD = cuci darah) Pada hemodialisis darah dipompa keluar dari tubuh

lalu masuk kedalam mesin dialiser (yang berfungsi sebagai ginjal buatan) untuk

dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan khusus

untuk dialisis. Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali kedalam tubuh.

b. Dialisis Peritoneal (cuci darah lewat perut) Disini proses “cuci darah” dilakukan

didalam tubuh melalui selaput/membran peritoneum (selaput rongga perut)

c. Dialisis peritoneal diawali dengan memasukkan cairan dialisis kedalam rongga perut

melalui selang kateter yang telah ditanam dalam rongga perut. Tekhnik ini

memanfaatkan selaput rongga perut untuk menyaring dan membersihkan darah. Ketika

cairan dialisis berada dalam rongga perut, zat-zat racun didalam darah akan

dibersihkan, juga kelebihan air akan ditarik. Proses dialisis peritoneal ini tidak

menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu yang singkat, terdiri dari 3

langkah : memasukkan dialisat (cairan dialisis) berlangsung selama 10 menit; waktu

tinggal yaitu dimana sesudah cairan dimasukkan, cairan dibiarkan dalam rongga perut

untuk selama periode tertentu (5-6 jam); mengelurkan cairan yang berlngsung selama

20 menit.

d. Transplantasi ginjal (pencangkokan) Penurunan semua fungsi ginjal akan diikuti

penimbunan sisa metabolisme protein, gangguan asam basa dan elektrolit.

H. ASUHAN KEPERAWATAN

17

Page 18: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

1. PENGKAJIAN

Anak dengan gagal ginjal akut

Pengkajian awal :

Lakukan pengkajian fisik.

Dapatkan riwayat kesehatan, khususnya mengenai bukti glomelonefritis, uropati

obstruktif, pemajanan atau mencerna toksik kimia (termasuk logam berat. Karbon

tetraklorida atau pelarut organik lainnya; obat-obat nefrotoksik)

Observasi adanya manifestasi gagal ginjal akut

Khusus :

Oliguria dan anuria yang tidak umum (kecuali gangguan obstruktif)

nonspesifik (dapat terjadi)

18

Page 19: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

mual

muntah

mengantuk

edema

hipertensi

19

Page 20: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

pengakjian terus menerus

pemantauan cermat terhadap :

keluaran urine (foley cateter)

tekanan darah, nadi, suhu dan pernafasan

fungsi jantung

fungsi neurologis

observasi adanya tanda kelebihan beban cairan

manifestasi gangguan patologi dasar bantu pada tes diagnostik, misalnya, analisa

urine, nitrogen nonprotein, kreatinin, elektrolit serum, jumlah darah lengkap, gas

darah, test khusus untuk menentukan gagal ginjal.

Aktivitas/Istirahat

Gejalanya adalah kelelahan, malaise, gangguan tidur ditandai dengan kelemahan otot,

kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.

Sirkulasi

Gejalanya adalah riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada, ditandai

dengan hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, disritmia jantung, nadi lemah

halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, pucat, kulit coklat kehijauan,

kuning, kecenderungan perdarahan.

Integritas Ego

Gejalanya adalah faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada

kekuatan ditandai dengan menolak, ansietas, takut, mudah tersinggung, perubahan

kepribadian.

Eliminasi

Gejalanya adalah penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung,

20

Page 21: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

diare atau konstipasi ditandai dengan perubahan warna urine contoh kuning pekat,

merah, coklat, berawan, oliguria, dapat menjadi anuria.

Makanan/cairan

Gejalanya adalah oedema, malnutrisi, anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah ditandai

dengan distensi abdomen/asites, pembesaran hati, perubahan turgor kulit, ulserasi

gusi, penurunan otot, penurunan lemak subkutan, peampilan tak bertenaga.

Neurosensori

Gejalanya adalah sakit kepala, penglihatan kabur, kejang, kesemutan ditandai dengan

gangguan status mental, kejang, fasikulasi otot, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

Pernafasan

Gejalanya adalah nafas pendek, dispnea noktural paroksimal, batuk dengan atau tanpa

sputum ditandai dengan takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi pernafasan

kusmaul, batuk produktif edngan produksi sputum merah muda.

Nyeri/kenyamanan

Gejalanya adalah nyeri panggul, sakit kepala, kram/nyeri kaki ditandai distraksi,

gelisah.

Keamanan

Gejalanyaadalah kulit gatal, ada atau berulangnya infeksi ditandai dengan pruritus,

demam (sepsis, dehidrasi), peteki, area ekomosis pada kulit, fraktur tulang, defesi

fosfat kalsium pada kulit, jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi.

2. Diagnosa Keperawatan Gagal Ginjal Akut

Sasaran pasien 1 : pasien

mempertahankan volume cairan yang

tepat.

Intervensi keperawatan/raasional

21

1. Dx kep 1 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gagal atau alat penurunan mekanisme regulasi ginjal

Page 22: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

1. Bantu dalam dialisis untuk

mempertahankan fungsi ekskretori

2.Pantau kemajuan untuk mengkaji

keadekuatan terapi dan mendeteksi

kemungkinan komplikasi

HASIL YANG DIHARAPKAN

Anak tidak menunjukanbukti atau

komplikasi akumulasi cairan dan

produk sisa antara periode dialisis.

SASARAN PASIEN 2 : akan

mempertahankan volume cairan

tepat melalui regulasi masukan

cairan.

Intervensi keperawatan/raasional

1. Berikan cairan intravena

atauoral sesuai intruksi. Pantau

dengan ketat infus intravena

untuk mempertahankan

masukan yang ditentukan dan

mencegah kelebihan beban

cairan.

2. Ukur dan catat masukan an

keluaran dengan adekut

timbang berat badan setiap hari

3. Lakukan strategi untuk

mencegah masukan yang tidak

diinginkan

4. Singkirkan cairan dari

jangkauan anak.

5. Gunakan wadah kecil untuk

masukan cairan sehingga

volume cairan tidak tampak

terlalu dibatasi

6. Bagi masukan yang

diizinkanke dalam volume

terpisah selama 24 jam untuk

menghindariperiode tanpa

cairan

7. Semprot melut dengan

atomizer (hindari penggunaan

yang berlebihan yang akan

meningkatkan masukan) untuk

mencegah perasaan kering.

8. Jaga agar bibir terlumasi untuk

kenyamanan dan mencegah

pecah-pecah

22

2. Dx kep 2 Resiko tinggi cidera berhubungan dengan akumulasi elektrolit dan produk sisa

Page 23: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

SASARAN PASIEN 1 : pasien

memperahankan kadar elektrolit

normal.

Intervensi keperawatan/rasional

1. Bantu dialisis untuk

mempertahankan fungsi eksresi.

2. Berikan reyexate sesuai ketentuan

untuk menurunkan kadar kalium

serum.

3. Berikan diet rendah protein,

kalium, an natrium, bila

diresepkan untuk menurunkan

kebutuhan eksresi pada ginjal.

4. Observasi adanya bukti-bukti

produk sisa yang terakumulasi

(hiperkalemia, hiernatremia,

uremia) untuk menjamin

pengobatan yang segera.

Hasil yang diharapkan

Anak tidak menunjukan akumulasi

produk sisa.

SASARAN PASIEN 2: pasien

mempertahankan tekanan darah dalam

batas yang diterima.

Intervensi keperawatan/rasional

1. Hindari situasi yang

meningkatkan ansietas dan

ketakutan pada anak karena

faktor-faktor ini dapat

meninkatkan tekanan darah

2. Berikan hospitalisasi yang aman

dan tenang

hasil yang diharapkan :

tekanan dalam batas normal pada

anak

SASARAN PASIEN 1 : pasien

mengalami infeksi yang minimal

atau terhindar dari infeksi.

Intervensi keperawatan /rasional

1. Lindungi anak dari kontak dengan

individu yang terinfeksi untuk

meminimalkan pajanan pada

microorganisme infektif.

2. Tempatkan dalam ruangan anak

yang tidak terinfeksi

23

3. Dx kep 3 Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan tubuh, kelebihan beban cairan.

Page 24: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

3. Beri btasan pada individu yang

terkena infeksi

4. Ajar pengunjung perilaku

pencegahab misal mencuci tangan.

5. Observasi asepsis medis.

6. Jaga agar anak tetap hangat dan

kering karena kerentana

terhadapinfeksi pernafasan ats.

7. Pantau suhu bukti deteksi dini

Hasil yang diharapkan: anak dan

keluarga menerapkan praktik

kesehatan.

anak menunjukan bukti-bukti infeksi

SASARAN KELUARGA 1 : pasien

tidak (keluarga) mendapat dukungan yang

adekuat.

Intervensi keperawatan/rasional

1. Kaji akan masalah keluarga dan

kebutuhan akan informasi dan

dukungan terangkan dan jelaskan

penjelasan secara tepat pada

keluarga

PENGKAJIAN GAGAL GINJAL KRONIK : Lakukan pengkajian fisik rutin dengan

perhatian khusus pada pengukuran parameter pertumbuhan. Khusus untuk parameter

pertumbuhan. Dapatkan riwayat kesehatan khususnya mengenai disfungsi ginjal,perilaku

makan, frekuensi infeksi dan tingkat energi.

Pengakjian lanjutan :

Keterlibatan neurologis

Kekacauan mental progresif

Sensori dangkal

Koma (pada akhirnya)

Tremor

Kedutan otot

kejang

pengkajian terus menerus:

dapatkan riwayat untuk gejala-gejala baru

atau peningkatan gejala.

Lakukan pengkajian fisik dengan sering,

dengan perhatian khusus pada tekanan

24

4. Dx kep 4 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang menderitaa penyakit serius

Page 25: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

darah, tanda edema, atau disfungsi

neurologis.

Kaji respons psikologis terapi dan respons

nya

Kaji pengaturan diagnostik

SASARAN PASIEN 1 : pasien

mempertahankan volume cairan yang

tepat.

Intervensi/rasional

1. bantu dengan dialisis untuk

mempertahankan fugsi eksretori.

2. Pantau kemajuan untuk mengkaji

keadekuatan terapi dan mendekati

kemungkinan komplikasi.

Hasil yang diharapkan

Anak tidak menunjukan bukti-bukti atau

komplikasi cairan yang terakumulasi

diantara waktu dialisis.

Sasaran pasien 2 : pasien mengatakan

volume cairan yang tepat melalui

pengaturan masukan cairan.

Intervensi/rasional

1. Berikan cairan oral sesuai kebutuhan

2. Lakukan strategi untuk mencegah

masukan yang tidak diinginkan.

3. Tinjau ulang pembatasan cairan setiap

hari dengan orangtua dan anak untuk

mendorong kerjasama.

4. Anjurkan cara untuk membagi volume

cairan total ke dalam jumlah kecil

untuk diberikan seharian penuh.

5. Pertahankan kelembaban mulut

dengan cara-cara seperti permen keras

es batu, sprai embun lembut dari air

dingin untuk mencegah peraaan

kering.

Hasil yang diharapkan : anak tidak

menunjukan bukti-bukti penambahan

cairan.

25

Diagnosa keperawatan 1 : Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gejala mekanisme regulasi ginjal.

Diagnosa keperawatan 2 : perubahan nutrisi berhubungan dengan pembatasan diet

Page 26: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

Sasaran pasien 1: pasien

mengkonsumsi diet yang tepat

Intervensi keperawatan/rasional

1. Berikan intruksi diet untuk

makanan yang menurunkan

kebutuhan eksretorius pada ginjal

dan berikan kalori yang cukup

serta protein untuk pertumbuhan

2. Batasi protein, fosfor, garam,

kalium, sesuai ketentuan

3. Dorong masukan karbohidrat

memberikan kalori untuk

pertumbuhan, dan makanan tinggi

mencegah demineralisasi tulang

4. Anhurkan makanan kaya asam

folat dan besi karena anemia

adalah komplikasi ggk

5. Atur pertemuan ahli diet ginjal

dengan keluarga untuk membahas

makanan yang diijinka dan

membantu dalam perencanaan diet

sehingga keluarga memahami

kebutuhan diet anak

6. Bantu pasien hemodialisis dalam

mengisi permintaan menu

makanan saat dialisis

SASARAN PASIEN 1 : pasien

memperahankan kadar elektrolit

normal.

Intervensi keperawatan/rasional

1. Bantu dialisis untuk

mempertahankan fungsi eksresi.

2. Berikan reyexate sesuai ketentuan

untuk menurunkan kadar kalium

serum.

3. Berikan diet rendah protein,

kalium, an natrium, bila

diresepkan untuk menurunkan

kebutuhan eksresi pada ginjal.

4. Observasi adanya bukti-bukti

produk sisa yang terakumulasi

(hiperkalemia, hiernatremia,

uremia) untuk menjamin

pengobatan yang segera.

Hasil yang diharapkan

26

5. Dx kep 3 Resiko tinggi cidera berhubungan dengan akumulasi elektrolit dan produk sisa

Page 27: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

Anak tidak menunjukan akumulasi

produk sisa.

Sasaran pasien 1: pasien

mengembangkan harga diri positif dan

memahami penyakit.

Intervensi/rasional

1. Berikan pendidikan tentang ggk,

termasuk penatalaksanaan,

pengobatan, dan hasil jangka

panjang.

2. Dorong kemandirian anak dalam

perawatan dan penatalaksanaan

ggk karena kemandirian

membantu anak mengembangkan

harga diri positif

3. Izinkan anak untuk berpartisipasi

dalam prosedur diallisis

4. Izinkan anak untuk membuat

keputusan dengan tepat

5. Tingkatkan harga diri anak dengan

ggk

6. Atur kelompok pendukung pasien

atau berikan konseling sesuai

kebutuhan

7. Berikan penguatan positif selama

prosedur dialisis dan kunjungan

lanjut

Hasil yang diharapkan : anak

menunjukan pemahaman tentang GGK

dan mematuhui terapi.

Anak menunjukan tanda-tanda harga

diri positif

Sasaran pasien (keluarga) : pasien

keluarga menunjukan perilaku koping

yang positif

Intervensi/rasional :

1. Bantu orangtua dalam perencanaan

diet dan dukung upaya mereka

untuk menyesuaikan diet untuk

memenuhi kebutuhan semua

anggota keluarga.

2. Berikan bimbingan antisipasi yang

berhubungan dengan kemungkinan

dan kejadian yang perkirakan

27

6. Dx kep 4 gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit kronis, kerusakan pertumbuhan, dan persepsi tentang menjadi “berbeda”

7. Dx kep 4 perubahan proses keluaga berhubungan dengan anak yang menderita penyakit kronis

Page 28: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

seperti gejala diet dan efek dan

obat-obatan.

3. Bantu orangtua dalam pembuatan

keputusan menenai dialisis dan

transplantasi ginjalkarena

persiapan merupakan hal yang

essensials untuk koping positif

4. Siapkan anak dankeluarga untuk

hemodialisis di rumah atau

dialisisperitonial kontinu di rumah.

5. Pertahankan kontak periodik

dengan keluarga untuk dukungan

terus menerus

6. Rujuk keluarga pada lembaga

khusus dan kelompok pendukung

untuk dukungan jangka panjang.

Hasil yang diharapkan : anak dan

keluarga menunjukan koping positif

28

Page 29: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

EVALUASI

1. ketidakmampuan ginjal untuk

mengeluarkan pembuangan,

membersihkan urine dan

menghemat elektrolit. Ini bisa

terjadi dengan tiba-tiba dalam

merespon perfusi yang tidak

adekua adalah pengertian

dari ? ............................................

2. sebutkan klasifikasi dari gagal

ginjal ? ..........................................

.....................

3. sebutkan masalah keperawatan

dari gagal

ginjal ? ..........................................

....

4. jelaskan etiology faktor prerenal

dari

GGA ? ...........................................

...........

5. sebutkan evaluasi diagnostik dari

GGA ? ...........................................

.................

6. Insufisiensi ginjal kronik atau

kegagalan dimulai ketika ginjal

tidak bisa memelihara kimia

normal cairan tubuh dibawah

kondisi normal. Kemunduran

secara progresif lebih dari periode

bulan atau tahun menimbulkan

keanekaragaman klinis dan

gangguan biokimia yang akhirnya

mencapai puncak dari sindrom

klinis disebut uremia adalah

pengertian

menurut ? .........................

7. Etyologi GGK

adalah ? .........................................

.................................................

8. Sebutkan manifestasi klinis GGK

persystem ? ...................................

..................

9. Jelaskan Pengkajian lanjutan dan

terus menerus dari

GGK ? ..............................

10. Jelaskan intervensi dari Diagnosa

keperawatan gangguan citra tubuh

berhubungan dengan penyakit

kronis, kerusakan pertumbuhan,

dan persepsi tentang menjadi

“berbeda” ?

29

Page 30: Asuhan Keperawatan Anak Gagal Ginjal

DAFTAR PUSTAKA

1. Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C.

Keperawatan Medikal Bedah,

Edisi 8, Vol. 1, EGC, Jakarta.

2. Price Anderson Sylvia, Milson

McCarty Covraine, Patofisiologi,

buku-2, Edisi 4, EGC, Jakarta

3. Wong, Dona L, pedoman klinis

keperawatan pedriatik , Ed 4,

EGC, Jakarta 2003.

DEWI HARYANTI DAN IRHAM

RESDIANSYAH

KEPERAWATAN 5 B

30