asma bronkhial
DESCRIPTION
Laporan kasus asma bronkhialeTRANSCRIPT
ASMALAPORAN KASUSAPRIANTO BUDI NUGROHO
KASUS – IDENTITAS PASIEN
Nama Penderita : Ny. R Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 74 Tahun Alamat : Tengahan XII Pekerjaan : IRT Agama : Islam RM : 112062
KASUS – ANAMNESIS
Keluhan Utama Sesak nafas
Riwayat Perjalanan PenyakitPasien datang ke IGD PKM Minggir dengan keluhan sesak nafas sejak ±5hari, batuk (+) dahak (+) warna putih (+) darah (-) sejak ±1minggu, demam (-) pusing (+), perut sebah (+) pasien tidak mau makan beberapa hari ini.
Riwayat Penyakit Dahulu :• HT (+), tidak terkontrol• asma (+), tidak kontrol rutin• bronchitis (+)• nyeri dada & kaki bengkak (-)• alergi obat (-)• makanan (+)
Riwayat Penyakit Keluarga :• keluhan yang sama, batuk
lama dalam keluarga (-)• asma dalam keluarga (+)• alergi dalam keluarga (+)
KASUS – ANAMNESIS
Riwayat Sosio-ekonomiPasien tinggal bersama suami, pasien adalah ibu rumah tangga, kebutuhan sehari – hari dapat tercukupi, memiliki tiga anak dan semua sudah berkeluarga, anak pertama dan ketiga tinggal jauh dengan pasien, anak kedua bertempat tinggal dekat dengan pasien.
Riwayat Lingkungan:Pasien tinggal di bagunan permanen, berdinding bata, pencahayaan dan ventilasi cukup, tidak lembab, rumah berlantai ubin, perabotan cukup tertata rapi, cukup banyak debu, sebagian ruangan tidak memiliki ternit, sanitasi baik, tidak ada hewan peliharaan dalam rumah.
KASUS – PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :Lemah
Kesadaran :Compos Mentis
Vital Sign :TD = 130/80 mmHgHR = 76 x/menitRR = 20 x/menitT = 36,5 oC
KASUS – PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : CA -/-, SI -/- Leher : limfonodi tidak teraba, JVP normal tidak
meningkat Thorax : paru = retraksi (+),
simetris, sonor, ves+/+, rk+/+, wh-/-jantung = S1, S2
regular, suara tambahan (-), batas jantung normal, iktus cordis normal
Abdomen : supel, peristaltic (+) N, timpani, NT (+) regio epigastrium,
Ekstremitas : akral hangat, nadi kuat, edema (-)
KASUS – PENUNJANG
JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
Hemoglobin 11,7 L=14-18; P=12-16
Eritrosit 3,9 L=4,5-5,5 P=4,0-5,0
Leukosit 15.900 4.000-10.000
Gram 88 50-70
Limfosit 9 20-40
Monosit 3 2-8
Trombosit 254.000 150.000-400.000
Hematokrit 35 L=40-48; P37-43
KASUS – DIAGNOSIS
Obs. Dypsneu ec Asma brochialeDD CHF e.c HHD
Bronchitis Akut Gastritis Cephalgia
Diet lunak TKTP Infus RL 20 tpm Oksigen 2 lpm Kotrimoksazol 2 x II Inj. Ranitidin I
amp/12jam Aminofilin 3 x 1
KASUS – PENATALAKSANAAN
Ambroxol 3 x 1 Loratadin 1 x 1 Prednison 2 x 1 Paracetamol 3 x 1 Antasid syr 3 x cth 1
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya.
Inflamasi kronik ini menyebabkan peningkatan hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan
DEFINISI
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA
Resiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu (host factor) dan faktor lingkungan.
faktor pejamu : Prediposisi genetik Atopi Hiperesponsif jalan napas Jenis kelamin Ras/etnik
faktor lingkungan : Alergen binatang (Mite, Insect,
Fur) Jamur (fungi, molds, yeasts) Tepung sari bunga Bahan di lingkungan kerja Asap rokok Polusi udara Infeksi pernapasan Perubahan cuaca Ekspresi emosi yang berlebihan Exercise & hiperventilasi Makanan, aditif (pengawet,
penyedap, pewarna makanan), obat-obatan
FAKTOR RESIKO
rangsangan non imunologis (virus, infeksi & fisik)
rangsangan imunologis
sel mast, sel epitel, makrofag, eosinofil & sel limfosit
mediator peradangan, kontraksi otot polos & kemotaksis
respon granulositik (netrofil, eosinofil)
aktivitas mononuklear cel (limfosit)
sembab saluran nafas, peradangan sel, fibrosis sub epitel, sekresi mukosa, permeabilitas mukosa & pembuluh darah
airway hyperresponsiveness, mucus in airway
sistem saraf otonom & reflex axon
TINJAUAN PUSTAKA – ASMAPATOFISIOLOGI
TINJAUAN PUSTAKA – ASMAPATOFISIOLOGI
Derajat Asma
Gejala Gejala Malam
Faal paru
Intermiten Bulanan APE ≥ 80%
• Gejala <1x/minggu tanpa gejala
di luar serangan• Serangan singkat
≤2x sebulan VEP1 ≥ 80% nilai prediksi APE ≥ 80% nilai terbaik Variabiliti APE < 20%
Persisten Ringan
Mingguan APE > 80%
• Gejala >1x/minggu, tetapi <1x/ hari
• Serangan dapat mengganggu aktivitas dan tidur
>2x sebulan VEP1 ≥ 80% nilai prediksi APE ≥ 80% nilai terbaik Variabiliti APE 20-30%
Persisten Sedang
Harian APE 60 – 80%
• Gejala setiap hari• Serangan mengganggu aktivitas
dan tidur• Membutuhkan bronkodilator
setiap hari
>1x seminggu
VEP1 60-80% nilai prediksiAPE 60-80% nilai terbaikVariabiliti APE > 30%
Persisten Berat
Kontinyu APE ≤ 60%
• Gejala terus menerus • Sering kambuh • Aktivitas fisik terbatas
Sering VEP1 ≤ 60% nilai prediksi APE ≤ 60% nilai terbaik Variabiliti APE > 30%
Klasifikasi berat asma berdasarkan gambaran klinisTINJAUAN PUSTAKA – ASMA KLASIFIKASI
Klasifikasi berat serangan asma akut
Gejala & TandaBerat serangan akut
Keadaan mengancam jiwa
Ringan Sedang Berat
Sesak napas berjalan berbicara istirahat Posisi dapat tidur
terlentang duduk duduk
membungkuk
Cara berbicara satu kalimat beberapa kata kata demi kata Kesadaran mungkin gelisah gelisah gelisah mengantuk,
gelisah, kesadaran menurun
Frekuensi napas
<20/menit 20-30/menit > 30/menit
Nadi < 100 100 –120 > 120 bradikardia Pulsus Paradoksus
- 10 mmhg
+ / - 10 – 20 mmhg
+ > 25 mmhg
- kelelahan otot
Otot bantu napas & retraksi
- + + torakoabdominal paradoksal
Mengi akhir ekspirasi paksa
akhir ekspirasi inspirasi & ekspirasi
silent chest
APE > 80% 60 – 80% < 60% PaO2 > 80 mmhg 60–80 mmhg < 60 mmhg PaCO2 < 45 mmhg < 45 mmhg > 45 mmhg SaO2 > 95% 91 – 95% < 90%
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA KLASIFIKASI
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA
Diagnosis asma ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang• gambaran klasik episodik batuk, mengi dan sesak nafas• awal gejala sering tidak jelas rasa berat di dada• alergenik sering disertai bersin-bersin dan pilek awal batuk
tanpa sekret sekret mukoid - purulen• cough variant asthma batuk tanpa mengi spirometri
bronkodilator/provokasi bronkus• gejala asma malam hari tetapi dapat muncul pada setiap waktu
tergantung pada ada tidaknya faktor pencetus
DIAGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA
ANAMNESISRiwayat penyakit / gejala : • Bersifat episodik, seringkali
reversibel dengan atau tanpa pengobatan
• Gejala berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
• Gejala timbul / memburuk terutama malam / dini hari
• Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
• Respons terhadap pemberian bronkodilator
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit : • Riwayat keluarga• Riwayat alergi / atopi• Penyakit lain yang
memberatkan• Perkembangan penyakit dan
pengobatan
DIAGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA
PEMERIKSAAN FISIK• gejala asma bervariasi sepanjang hari pemeriksaan dapat normal• auskultasi paling sering mengi• auskultasi normal objektif (faal paru) penyempitan jalan napas• serangan menutupnya saluran napas kompensasi hiperinflasi• serangan ringan mengi ekspirasi paksa• serangan yang sangat berat silent chest disertai gejala lain misal
sianosis, gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi & penggunaan otot bantu napas
DIAGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA – ASMAPEMERIKSAAN FAAL PARUparameter objektif menilai berat asma
Spirometri• 2-3 nilai tertinggi• obtruksi rasio VEP1/KVP <
75% atau VEP1< 80% nilai prediksi
• Reversibiliti VEP1 ≥ 15% spontan / uji bronkodilator / bronkodilator oral 10-14 hari / kortikosteroid (inhalasi/ oral) 2 minggu
• Menilai derajat berat asma
Arus Puncakads Ekspirasi (APE)• spirometri atau peak expiratory
flow meter• hijau 80%-100%• kuning 60%-80%• merah <60%
DIAGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA
PEMERIKSAAN LAIN
Uji provokasi bronkus• penurunan VEP1 sebesar 20%
maka dianggap bermakna.• sensitivitas tinggi, spesifisiti
rendah
Pengukuran Status Alergi• uji kulit atau pengukuran IgE
spesifik serum• nilai kecil untuk diagnosis
mengidentifikasi faktor risiko/ pencetus kontrol lingkungan dalam penatalaksanaan
• umumnya dilakukan dengan prick test
• kadar IgE total tidak mempunyai nilai dalam diagnosis alergi/atopi
DIAGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA
Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen : • Edukasi • Menilai dan monitor berat asma secara berkala • Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus • Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang • Menetapkan pengobatan pada serangan akut • Kontrol secara teratur • Pola hidup sehat
PENATALAKSANAAN
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari. Berat Asma Pengontrol harian Alternatif / Pilihan lain Alternatif lain Asma Intermiten
Tidak perlu -------- -------
Asma Persisten Ringan
Glukokortikosteroid inhalasi (200-400 ug /hari atau ekivalennya)
Teofilin lepas lambat Kromolin Leukotriene modifiers
------
Asma Persisten Sedang
Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (400-800 ug /hari atau ekivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug atau ekivalennya) ditambah Teofilin lepas lambat ,atau
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug atau ekivalennya) ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau
Glukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (>800 ug atau ekivalennya) atau
Glukokortikosteroid inhalasi (400-800 ug atau ekivalennya) ditambah leukotriene modifiers
Ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, atau
Ditambah teofilin lepas lambat
Pengobatan sesuai berat asma
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA PENATALAKSANAAN
Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari. Berat Asma Pengontrol harian Alternatif / Pilihan lain Alternatif lain Asma Persisten Berat
Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid (>800 ug atau ekivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama, ditambah ≥ 1 di bawah ini: - teofilin lepas lambat- leukotriene modifiers- glukokortikosteroid
oral
Prednisolon/ metilprednisolon oral selang sehari 10 mg ditambah agonis beta-2 kerja lama oral, ditambah teofilin lepas lambat
Semua tahapan : bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan, kemudian turunkan bertahap sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap terkontrol
Pengobatan sesuai berat asma
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA PENATALAKSANAAN
SERANGAN PENGOBATAN TEMPAT PENGOBATAN RINGAN • Aktiviti relatif normal • Berbicara satu kalimat
dalam satu napas • Nadi <100 • APE >80%
Terbaik :Inhalasi agonis beta-2 Alternatif: Kombinasi oral agonis beta-2 dan teofilin
Di rumah Di praktek dokter/ klinik/ puskesmas
SEDANG • Jalan jarak jauh timbulkan
gejala • Berbicara beberapa kata
dalam satu napas • Nadi 100-120 • APE 60-80%
Terbaik :Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam Alternatif: -Agonis beta-2 subkutan -Aminofilin IV -Adrenalin 1/1000 0,3ml SK Oksigen bila mungkin kortikosteroid sistemik
Darurat Gawat/ RS Klinik Praktek dokter Puskesmas
Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan berat serangan dan tempat pengobatan
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAANSERANGAN PENGOBATAN TEMPAT PENGOBATAN BERAT • Sesak saat istirahat • Berbicara kata perkata
dalam satu napas • Nadi >120 • APE <60% atau 100 l/dtk
Terbaik :Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam Alternatif: -Agonis beta-2 SK/ IV -Adrenalin 1/1000 0,3ml SK Aminofilin bolus dilanjutkan drip Oksigen Kortikosteroid IV
Darurat Gawat/ RS Klinik
MENGANCAM JIWA • Kesadaran berubah/
menurun • Gelisah • Sianosis • Gagal napas
Seperti serangan akut berat Pertimbangkan intubasi dan ventilasi mekanis
Darurat Gawat/ RS ICU
Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan berat serangan dan tempat pengobatan
TINJAUAN PUSTAKA – ASMA PENATALAKSANAAN
SEKIAN DAN TERIMA KASIH