askep cemas

40
Asuhan Keperawatan Jiwa Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Pasien Kecemasan Dengan Pasien Kecemasan By : Rany A. W, S. Kep. Ns

Upload: syahri-dzikri

Post on 05-Sep-2015

60 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan

TRANSCRIPT

  • Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Pasien KecemasanBy : Rany A. W, S. Kep. Ns

  • PengertianKecemasan (ansietas) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.Ketakutan/kekuatiran pada sesuatu yang tdk jelas dan berhubungan dengan perasaan tidak menentu dan tak berdaya (helplessness).Perasaan isolasi, terasing, dan terancam mungkin dialami.Individu mempersepsikan kepribadiannya terancam.Manusia muali merasakan sejak bayiBerhenti kalau mati.

  • Karakteristik AnsietasMpk emosi dan bersifat subyektif.Sumber tdk jelas (takut ~ sumber jelas).Bisa ditularkanTerjadi akibat adanya ancaman pada harga diri, identitas diri.Perlu adanya keseimbangan antara keberanian dan kecemasan

  • Fisiologi KecemasanReaksi takut dapat terjadi melalui perangsangan hipotalamus dan nuclei amigdaloid. Sebaliknya amigdala dirusak, reaksi takut beserta manisfestasi otonom dan endokrinnya tidak terjadi pada keadaan- keadaan normalnya menimbulkan reaksi dan manisfestasi tersebut, terdapat banyak bukti bahwa nuclei amigdaloid bekerja menekan memori- memori yang memutuskan rasa takut masuknya sensorik aferent yang memicu respon takut terkondisi berjalan langsung dengan peningkatan aliran darah bilateral ke berbagai bagian ujung anterior kedua sisi lobus temporalis.

  • Sistem saraf otonom yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh. Pada saat pikiran dijangkiti rasa takut, sistem saraf otonom menyebabkan tubuh bereaksi secara mendalam, jantung berdetak lebih keras, nadi dan nafas bergerak meningkat, biji mata membesar, proses pencernaan dan yang berhubungan dengan usus berhenti, pembuluh darah mengerut, tekanan darah meningkat, kelenjar adrenal melepas adrenalin ke dalam darah. Akhirnya, darah di alirkan ke seluruh tubuh sehingga menjadi tegang dan selanjunya mengakibatkan tidak bisa tidur (Ganong, 1998).

  • Faktor- faktor yang mempengaruhi respon kecemasanFAKTOR PREDISPOSISIMenurut Stuart and Sundeen (1998), teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab kecemasan adalah1) Teori psikoanalitikMenurut Freud struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu id, ego, dan super ego. Ansietas merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang berfungsi untuk memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi.

  • 2)Teori interpersonalKecemasan terjadi dari ketakutan akan pola penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa perkembangan atau pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami kecemasan berat (Stuart&Sundeen, 1998).

  • 3) Teori perilakuKecemasan merupakan hasil frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli perilaku menganggap ansietas merupakan sesuatu dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan ansietas yang berat pada kehidupan masa dewasanya (Smeltzer&Bare, 2001).

  • 4)Teori keluargaIntensitas cemas yang dialami oleh individu kemungkinan memiliki dasar genetik. Orang tua yang memiliki gangguan cemas tampaknya memiliki resiko tinggi untuk memiliki anak dengan gangguan cemas. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang bisa ditemui dalam suatu keluarga.

  • 5) Kajian biologisKajian biologi menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur kecemasan. Penghambat asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA) dan endorfin juga memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan.

  • FAKTOR PRESIPITASIFaktor Internal :a. Ancaman Integritas Fisikb. Ancaman Sistem diriFaktor Eksternal :a. Potensi stresorb. Maturitasc. Pendidikan dan status ekonomid. Keadaan fisike. Tipe Kepribadianf. Lingkungan dan situasig. Umurh. Jenis Kelamin

  • Menurut Frued dalam Stuart and Sundeen (1998), ada 2 tipe kecemasan yaitu:Kecemasan primerKejadian traumatik yang diawali saat bayi akibat adanya stimuli tiba- tiba dan trauma pada saat kelahiran, kemudian berlanjut dengan kemungkinan tidak tercapainya rasa puas akibat kelaparan atau kehausan. Kecemasan sub sekunder Sejalan dengan peningkatan ego dan usia. Frued melihat ada jenis kecemasan lain akibat konflik emosi diantara 2 elemen kepribadian yaitu id dan super ego.

  • Rentang Respon Ansietas

    AdaptifMaladaptif AntisipasiRinganSedangBeratPanik

  • Ansietas ringanPada kehidupan sehari-hari. Individu sadar. Lahan persepsi meningkat (mendengar, melihat, meraba lebih dari sebelumnya). Perlu untuk memotivasi belajar, pertumbuhan, dan kreativitas.

  • Ansietas sedanglahan persepsi menyempit (melihat, mendengar, meraba menurun dpd sblmnya). Fokus pd perhatian segera.

  • Ansietas beratlahan persepsi sangat sempit, hanya bisa memusatkan perhatian pd yg detil, tdk yg lain. Semua perilaku ditujukan untuk menurunkan ansietas.

  • Panikhilang kontrol, hanya bisa menurut perintah

  • PanikHilang kontrolTak bisa melakukan sesuatu tanpa perintah atau arahan.Disorganisasi kepribadian.Meningkatnya aktivitas motorikMenurunnya kemampuan menghubung-hubungkan.Distrosi persepsiHilangnya pikiran rasionalHilangnya komunikasi dan fungsi efektif.Bila berlangsung berkepanjangan menyebabkan exhaustion ~ kematian

  • ASUHAN KEPERAWATAN

  • PengkajianFaktor PredisposisiFaktor PresipitasiMekanisme KopingPerilaku

  • PerilakuAnsietas dpt diekspresikan lgs melalui perubahan fisiologis dan perilaku scr tdk lgs melalui timbulnya gejala/mekanisme koping utk mempertahankan diri dari ansietas.Respon fisiologis dpt terjadi pd sistem kardiovaskuler, pernafasan, meuromuskuler, GI, perkemihan, dan kulitPerilaku: motorik, afektif, kognitif

  • Efek fisiologis ansietasKardiovaskuler: palpitasi, berdebar-debar, TD, pinsan, TD, N .Pernafasan: P, nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa tercekik, terengah-engah.Neuromuskuler: refeks, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku-kaku, gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, gerakan lambat, kaki goyah.

  • Gastrointestinal: hilang nafsu makan, menolak makan, abdomen tdk nyaman, nyeri abdomen, mual, perih, diare.Sistem perkemihan: tekanan utk b.a.k., sering b.a.k.Kulit: wajah kemerahan, keringat lokal, gatal-gatal, rasa panas dingin, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.

  • Respon PerilakuMotorik: gelisah, ketegangan fisik, tremor, sering kaget, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung celaka, menarik diri, menghindar, menahan diri, hiperventilasi.Kognitif: gg perhatian, tak bisa konsentrasi, pelupa, salah tafsir, pikiran blocking, menurunnya lahan persepsi, bingung, kesadaran diri berlebihan, waspada berlebihan, hilangnya obyektivitas, takut hilang kontrol, takut luka/mati.

  • Afektif: tdk sabar, tegang, nervous, takut berlebihan, teror, gugup, sangat gelisah.

  • Mekanisme KopingTask Oriented (orientasi pd tugas)Dipirkan utk memecahkan masalah, konflik, memenuhi kebutuhan.Realistis memenuhi tuntutan situasi stresDisadari dan berorientasi pd tindakanBerupa reaksi: melawan (mengatasi rintangan utk memuaskan kebutuhan), menarik diri (menghilangkan sumber ancaman fisik atau psikologis), kompromi (mengubah cara, tujuan utk memuaskan kebutuhan)

  • Ego oriented:Task oriented tdk selalu berhasilMelindungi selfBerguna pd ansietas ringan ~ sedangMelindungi dr perasaan inadequacy dan burukBerupa penggunaan mekanisme pertahanan diri (defens mechanism)

  • Defens MechanismKompensasiDenialDisplacementDisosiasiIdentifikasiIntelektualisasiIntroyeksiIsolasi ProyeksiRasionalisasiReaksi formasiRegresi

  • Diagnosis KeperawatanMenurut NANDA:AnsietasKoping individu tidak efektifTakut Contoh dx lengkap:Ansietas berat b.d. konflik seksual ditandai dg mencuci tangan berulang-ulang, pikiran kotor dan adanya kuman yg sering timbul.Ansietas sedang b.d. prestasi sekolah yg buruk dimanifestasikan dg denial dan rasionalisasi yg berlebihan.Koping individu tak efektif b.d. kematian anak, dimanifestasikan dg ketdkmampuan mengingat kembali peristiwa kecelakaan.

  • TujuanMenurunkan tingkat kecemasan klien.Mendukung dan melindungi klien

  • Tindakan Keperawatan pd Ansietas SedangBina hubungan saling percaya:Dengar dengan hangat dan responsifBeri waktu kepada klien untuk beresponBeri dukungan utk ekspresi diri.Perawat menyadari dan mengenal ansietasnya sendiri:Kenali perasaan diriKenali sikap dan perilaku perawat yg berdampak negatif pd klienBersama klien menggali perilaku dan respon shg dapt belajar dan berkembang

  • Bantu klien mengenal ansietasnya:Bantu klien mengekspresikan perasaan.Bantu klien menghubungkan perilaku dg perasaan klien.Memvalidasi kesimpulan dan asumsi.Pertanyaan terbuka.Memperluas kesadaran berkembangnya ansietas:Bantu klien menhubungkan situasi dan interaksi yg menimbulkan ansietas.Bantu klien meninjau kembali penilaian klien thd stresor yg dirasa mengancam dan menimbulkan konflik.Mengaitkan pengalaman saat ini dg pengalaman masa lalu

  • Bantu klien mempelajari koping yg baruMenggali pengalaman klien menghadapi ansietas sebelumnya.Tunjukkan akibat negatif koping yg saat ini.Dorong klien untuk mencoba koping adaptif yg laluMemusatkan tanggung jawab perubahan pada klienTerima peran aktif klien. Mengaitkan hubungan sebab-akibat keadaan ansietasnya.Bantu klien menyusun kembali tujuan memodifikasi perilakuAnjurkan penggunaan koping yg baru Didik klien untuk memakai ansietas ringan untuk pertumbuhan diri. Dorong aktivitas fisik untuk menyalurkan energi Mengerahkan dukungan sosial ~ koping adaptif diterapkan oleh klien.

  • Tindakan Keperawatan pd Ansietas Berat - PanikTujuan: memberi dukungan, melindungi, dan menurunkan tingkat ansietas pada tkt sedang atau ringan.Bina hubungan saling percaya dan terbuka: dengarkan keluhan, dukung utk menceritakan perasaan, jawab pertanyaan scr lags, menerima tanpa pamrih, hargai pribadi klien.

  • Sadari dan kontrol perasaan diri perawat: bersikap terbuka sesuai perasaan, terima perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan ansietas, menggali penyebab ansietas, pahami perasaan diri secara terapeutik.Yakinkan klien ttg manfaat mekanisme koping yg bersifat melindungi dan tdk memfokuskan diri pd perilaku maladaptif: terima dan dukung klien; tdk menentang klien; nyatakan perawat bisa memahami rasa sakit tetapi tdk memfokuskan pada rasa tersebut; beri umpan balik thd perilaku, stresor, dampak stresor dan sumber koping; dukung ide keh fisik berhub dg kesehatan mental; batasi perilaku maladaptif dg cara suportif.

  • Identifikasi dan mencoba menurunkan situasi yg menimbulkan ansietas: sikap tenang; lingkungan tenang; batasi kontak dg klien lain; identifikasi dan modifikasi hal yg menimbulkan cemas; terapi fisik: mandi air hangat, pijatAnjurkan melakukan aktivitas di luar yg menarik; share aktivitas yg sering dilakukan; latihan fisik; buat rencana harian; libatkan keluarga dan support system.

  • Tingkatkan kesehatan fisik: beri obat-obatan yg meningkatkan rasa nyaman; observasi efek samping obat dan beri pendidikan kesehatan yang sesuai.

  • Alat ukur KecemasanUntuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat dan berat sekali, orang menggunakan alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri 14 kelompok gejala yang masing- masing kelompok dirinci lagi dengan gejala- gejala yang lebih spesifik. Masing- masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skore) antara 0-4, yang artinya adalahNilai 0 = tidak ada gejala / keluhanNilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang adaNilai 2 = gejala sedang / separuh dari gejala yang adaNilai 3 = gejala berat / lebih dari separuh dari gejala yang adaNilai 4 = gejala berat sekali / semua dari gejala yang ada

  • Masing- masing nilai angka (skore) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu:Total nilai (skore) : kurang dari 14 = tidak ada kecemasan 14 20 = kecemasan ringan21 27 = kecemasan sedang 28 41 = kecemasan bera 42 56 = kecemasan berat sekali / panik