askep asma

Upload: nikmatul-khoiriyah

Post on 07-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asma bronkial

TRANSCRIPT

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN ASMA BRONKIALTUGASOleh

KELOMPOK 5PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN ASMA BRONKIALDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan klinik VIA dengan dosen pengampu Murtaqib, S.Kp, M.KepOleh

Hidayatus Sholeha

122310101002

Rica Novi Pamungkas

122310101008

Helda Puspitasari

122310101018

Reni Dwi N.

122310101032

Firta Maafiyah D.

122310101046Sandhi Indrayana

122310101060Nilla Sahuleka

122310101070

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Asuhan Keperawatan

A. PengkajianPengkajian data pasien meliputi:

1. Identitas pasien kaji nama, usia, pekerjaan dan lain-lain.2. Keluhan utama: dispnea, kesulitan bernapas

3. Riwayat penyakit sekarang: sesak napas, semakin parah ketika beraktivitas.4. Keluhan dahulu : riwayat kontak sehingga alergi atau hipersensitif terhadap sesuatu dan perubahan lingkungan (suhu)5. Riwayat kesehatan keluarga: ada anggota kelarga yang menderita asma, dan ada anggota keluarga yang merokok.

6. Riwayat penyakit dahulu: pernah memiliki riwayat penyakit terkait sistem pernapasan, rumah dekat pabrik, menghirup polutan.Pemeriksaan fisik pasien:

1. Inspeksi: kulit, membrane mukosa tampak pucat dan sianosis, konjungtiva anemis, penggunaan otot bantu pernapasan, dada bentuk barrel2. Palpasi: ekstrimitas teraba dingin, sianosis, adanya takikardia, 3. Perkusi: redup pada lapang paru menunjukkan akumulasi sekret.4. Auskultasi: ronkhi, wheezing pada kedua lapang paruPengkajian berdasarkan Dongoes (2010), sebagai berikut:

1. Pola aktivitas dan istirahat

Lemah, malaise, ketidakmampuan untuk aktivitas sehari-hari dapat juga muncul insomnia2. Sirkulasi

Ekstrimitas bawah, bisa juga muncul kenaikan tekanan darah, kenaikan denyut jantung, takikardia, disritmia, distensi vena leher, warna kulit dan membrane mukosa pucat dan sianosis, clubbing of nails dan sianosis perifer jika terjadi anemia.3. Integritas ego

Peningkatan faktor stres, perubahan gaya hidup, merasa putus harapan, kehilangan ketertarikan dalam hidup, ansietas, takut

4. Nutrisi dan cairan

Nausea akibat obat dan produksi mukus, nafsu makan berkurang, kehilangan berat badan, diaphoresis.5. HygienePenurunan kemampuan dan peningkatan kebutuhan untuk membantu aktivitas sehari-hari, dapat terjadi penurunan hygiene.6. Respirasi

Dispnea, dapat bersifat progresif, ketidakmampuan bernapas, batuk paroksim, dapt juga terdapat ronkhi, wheezing pada lapang paru saat inspirasi atau ekspirasi

7. Keamanan

Riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat tertentu atau faktor lingkungan.

8. Seksualitas

Penurunan libido

9. Interaksi sosial

Bergantung pada hubungan dengan orang tertentu. Kesulitan bergaul dengan orang lain

10. Belajar

Penggunaan obat respiratorik, penggunaan suplemen herbal, berhenti merokok

B. Analisa dataNo.DataEtiologiMasalah keperawatan

1. DS:

Klien mengatakan sesak saat bernafas dan terdengar suara ronkhi dari dadanya

DO:

Terdapat adanya secret Obstruksi saluran nafas

Sumbatan Mukus

Anafilaksis yang berekasi lambat

Reaksi hipersensitivitas

Saluran napas

Paparan terhadap factor predisposisi dan factor presipitasi

Pasien dengan riwayat asma

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

2. DS:

Pasien mengatakan sulit bernapas dan tidak mampu untuk membuang secret, DO:

Pasien tampak bingung dan gelisah, pasien tampak lemah, nilai AGD tidak normalHipoksiaAlveoli tertutup

Obstruksi saluran nafas

Inflamasi dinding bronkus

Gangguan pertukaran gas

3. DS:

Klien mengatakan mual dan muntah saat menelan makanan

DO:

BB turun, Klien terlihat lemas dan pucatIntake oral tidak adekuat

Nafsu makan menurun

Upaya kompensasi tubuh

Penurunan Volume aliran udara keparuGangguan pola Nutrisi

4. DS:

Klien mengatakan sulit saat menarik nafas dan terasa nyeri pada dada saat bernafas

Do:

Wajah klien tampak meringis kesakitan, RR 40x/ menitHiperventilasi

Upaya kompensasi tubuh

Penurunan Volume aliran udara keparu

Penyempitan jalan nafas

Gangguan pola nafas tidak efektif

5. DS:

Klien mengatakan susah untuk tidur karena klien merasa tidak nyaman karena sesaknya

DO:

Klien terlihat cemas dan sulit bernafas

Rasa Tidak Nyaman

Sesak nafas

Upaya kompensasi tubuh

Gangguan Pola Tidur

C. Diagnosa 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi saluran napas ditandai dengan pasien mengatakan sesak saaat bernapas dan adanya penumpukan secret.

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan pasien mengatakan sulit untuk bernapas dan pasien tampak gelisah serta nilai AGD tidak normal.3. Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan intake oral tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan mual dan muntah saat menelan makanan serta penurunan berat badan.4. Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan klien mengatakan sulit saat menarik napas dan wajah tampak meringis serta RR 40x/menit.

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman ditandai dengan klien mengatakan susah untuk tidur dank klien terlihat cemas serta sulit bernapas.

D. Intervensi

Diagnosa KeperawatanRencana keperawatanRasional

Tujuan dan Kriteria HasilIntervensi

Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi saluran napas ditandai dengan pasien mengatakan sesak saaat bernapas dan adanya penumpukan secret.NOC:

1. Respiratory status : Ventilation

2. Respiratory status : Airway patency

3. Aspiration Control

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam klien menunjukkan keefektifan jalan nafas dibuktikan dengan kriteria hasil :

1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

3. Mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang penyebab.

4. Saturasi O2 dalam batas normal

5. Foto thorak dalam batas normalNIC

1. Monitor TTV klien

2. Auskultasi bunyi nafas, kaji adanya suara nafas abnormal (ronkhi)

3. Posisikan klien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi4. Anjurkan klien untuk istirahat dan napas dalam 5. Ajarkan teknik batuk efektif6. Lakukan fisioterapi dada diperlukan 7. Kolaborasikan pemberian oksigen bila diperlukan8. Kolaborasi pemberian mukolitik ekspektoran

1. Mengetahui keadaan umum klien

2. Suara ronkhi mengindikasikan adanya penumpukan sekret

3. Posisi semi fowler memaksimalkan ekspansi paru

4. Istirahat akan mengurangi penggunaan energi pada klien

5. Batuk efektif membantu klien mengeluarkan sekret dengan mudah

6. Fisioterapi dada membantu klien mengeluarkan sekret dengan mudah

7. Pemberian oksigen membantu klien untuk bernafas dan mencukupi kebutuhan oksigen dalam tubuh

8. Berfungsi untuk mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan pasien mengatakan sulit untuk bernapas dan pasien tampak gelisah serta nilai AGD tidak normal.NOC:

1. Respiratory Status : Gas exchange

2. Keseimbangan asam Basa, Elektrolit

3. Respiratory Status : ventilation

4. Vital Sign Status

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam Gangguan pertukaran pasien teratasi dengan kriteria hasi:1. Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat

2. Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan

3. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

4. Tanda tanda vital dalam rentang normal

5. AGD dalam batas normalNIC :

1. Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus mental2. Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal.3. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan

4. Observasi sianosis khususnya membran mukosa5. Posisikan pasien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi

6. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan penggunaan alat tambahan O2 1. Mengakaji status kesehatan klien

2. Penggunaan otot bantu pernafasan mengindikasikan adanya dyspnea dan usaha lebih untuk bernafas

3. Suara ronkhi mengindikasikan adanya sumbatan jalan nafas berupa secret

4. Sianosis mengindikasikan kurangnya aliran oksigen pada jaringa perifer

5. Semi fowler akan meningkatkan ekspansi paru

6. Menambah pengetahuan keluarga tentang pentingnya pemberian alat nafas tambahan berupa o2

Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan intake oral tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan mual dan muntah saat menelan makanan serta penurunan berat badan.NOC:

1. Nutritional status: Adequacy of nutrient

2. Nutritional Status : food and Fluid Intake3. Weight ControlSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nutrisi kurang teratasi dengan indikator:

7. Albumin serum8. Pre albumin serum9. Hematokrit10. Hemoglobin11. Total iron binding capacity12. Jumlah limfositNIC

1. Kaji adanya mual dan muntah

2. Kaji adanya pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

3. Kaji adanya intake nuntrisi

4. Kaji adanya adanya penurunan BB

5. Monitor turgor kulit

6. Berikan makanan sedikit namun sering

7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien8. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat

9. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

10. Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi

11. Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN s1. Mual muntah mengakibatkan nutrisi tidak mampu untuk masuk secara optimal dalam tubuh dan mengurangi intake makan

2. Pucat mengindikasikan tubuh kekurangan nutrisi terutama zat besi

3. Menghitung berapa jumlah nutrisi yang masuk dalam tubuh

4. Penurunan BB mengindikasikan tubuh telah mengalami kekurangan nutrisi sehingga tubuh memecah lemak untuk mehghasilkan energy5. Kulit kering mengindikasikan klien kekurangan cairan

6. Mengoptimalkan masukan nutrisi dalam tubuh

7. Mennetukan jumlah nutrisi yang dibutuhkan klien

8. Serat berfungsi untuk mencegah konstipasi9. Memodifikasi makanan untuk meningkatkan selera makan

10. Menambah wawasan keluarga tentang manfaat nutrisi bagi tubuh

11. Agar intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.

Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan klien mengatakan sulit saat menarik napas dan wajah tampak meringis serta RR 40x/menit.

NOC:

1. Respiratory status : Ventilation

2. Respiratory status : Airway patency

3. Vital sign StatusSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien menunjukkan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan kriteria hasil:

1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed lips)

2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

3. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)NIC:

1. Monitor vital sign2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan3. Kaji adanya sianosis perifer4. Posiiskan klien semi fowler untuk meaksimalkan ventilasi5. Identifikasi klien perlunya pemasangan alat bantu nafas6. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi7. Pertahankan jalan nafas yang paten8. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas seperti nafas dalam

1. Mengetahui keadaan umum klien

2. Mengindikasikan adanya sumbatan jalan nafas

3. Sianosis menadkan bahwa tubuh telah mengalami kekurangan oksigen

4. Meningkatkan ekspansi paru

5. Membantu klien dalam bernafas dan memnuhi kebutuhan o2 dalam tubuh

6. Mengurangi kecemasan akibat terpasangnya alat bantu nafas

7. Melancarkan jalan masuknya O2 sehingga kebutuhan O2 dalam tubuh t erpenuhi

8. Nafas dalam akan membantu klien untuk memenuhi oksigen yang diperlukan tubuh dengan cara yang mudah dan mengurangi rasa sesak serta cemas

Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman ditandai dengan klien mengatakan susah untuk tidur dank klien terlihat cemas serta sulit bernapas.NOC:

1. Anxiety Control

2. Comfort Level

3. Pain Level

4. Rest : Extent and Pattern

5. Sleep : Extent ang Pattern

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam gangguan pola tidur pasien teratasi dengan kriteria hasil:1. Jumlah jam tidur dalam batas normal2. Pola tidur,kualitas dalam batas normal3. Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat4. Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur

NIC :

Sleep Enhancement1. Catat kebutuhan tidur klien setiap hari

2. Menjelaskan efek-efek medikasi terhadap pola tidur

3. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat

4. Ciptakan lingkungan yang nyaman

5. Berikan teknik relaksasi sebagai penghantar tidur

6. Kolaburasi pemberian obat tidur jika di perlukan

1. Membantu proses penyembuhan dari penyakit

2. Memberikan wawasan terhadao keluarga tentang efek obat yang diberikan

3. Tidur yang adekuat dapat membatu proses penyembuhan dan pemulihan

4. Meningkatkan kenyaman saat tidur

5. Memudahkan klien untuk memulai tidur dengan suasana yang nyaman

6. Obat tidur diberikan ketika klien tidak dapat beristirahat dengan teknik relaksasi yang diberikan

E. Implementasi

No.DiagnosaImplementasi

1.Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi saluran napas ditandai dengan pasien mengatakan sesak saaat bernapas dan adanya penumpukan secret.1. Mengukur dan memonitor TTV klien

2. Mengkaji adanya suara nafas yang abnormal (ronkhi)

3. Memposisikan klien semi fowler

4. Menganjurkan klien untuk beristirahat dan melakukan teknik nafas dalam

5. Mengajarkan teknik batuk efektif

6. Melakukan fisioterapi dada

7. Mengkolaborasikan pemberian oksigen

8. Mengkolaborasikan pemberian mukolitik ekspektoran

2.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan pasien mengatakan sulit untuk bernapas dan pasien tampak gelisah serta nilai AGD tidak normal.1. Mengukur dan memonitor TTV, AGD, elektrolit dan status mental

2. Mencatat dan mengamati pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal.

3. Melakukan auskultasi suara nafas dan mencatat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan4. Mengobservasi adanya sianosis khususnya pada membran mukosa5. Memposisikan pasien semi fowler6. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan penggunaan alat tambahan O2

3.Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan intake oral tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan mual dan muntah saat menelan makanan serta penurunan berat badan.1. Mengkaji adanya mual dan muntah

2. Mengkaji adanya pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva3. Mengkaji intake nutrisi

4. Mengkaji adanya adanya penurunan BB5. Memonitor turgor kulit

6. Memberikan makanan sedikit namun sering

7. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

8. Mengajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.

9. Menginformasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi10. Berkolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN s

4.Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan klien mengatakan sulit saat menarik napas dan wajah tampak meringis serta RR 40x/menit.1. Mengukur dan memonitor vital sign2. Mengauskultasi suara nafas dan mencatat adanya suara tambahan3. Mengkaji adanya sianosis perifer4. Memposisikan klien semi fowler5. Mengidentifikasi klien terkait perlunya pemasangan alat bantu nafas6. Memonitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi7. Mempertahankan kepatenan jalan nafas8. Menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas seperti nafas dalam

5.Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman ditandai dengan klien mengatakan susah untuk tidur dank klien terlihat cemas serta sulit bernapas.1. Mencatat kebutuhan tidur klien setiap hari2. Menjelaskan efek-efek medikasi terhadap pola tidur

3. Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

4. Menciptakan lingkungan yang nyaman

5. Memberikan teknik relaksasi sebagai penghantar tidur

6. Mengkolaborasikan pemberian obat tidur jika di perlukan

F. Evaluasi No. Diagnosa KeperawatanEvaluasi

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi saluran napas ditandai dengan pasien mengatakan sesak saaat bernapas dan adanya penumpukan secret.S: Klien mengatakan tidak sesak lagi

O: Tidak ada secret, tidak ada otot bantu pernafasan, cuping hidung (-)

A: Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi

P: Intervensi dihentikan

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoksia ditandai dengan pasien mengatakan sulit untuk bernapas dan pasien tampak gelisah serta nilai AGD tidak normal.

S: Klien mengatakan tidak sesak lagiO: AGD normal, cuping hidung (-), tidak menggunakan otot bantu pernafasan, suara paru-paru vaskuler

A: Masalah ganggguan pertukaran gas teratasi

P: Intervensi dihentikan

Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan intake oral tidak adekuat ditandai dengan pasien mengatakan mual dan muntah saat menelan makanan serta penurunan berat badan.S: Klien mengatakan tidak mual muntah lagiO: BB meningkat, tidak letih lagi

A: Masalah gangguan pola nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh teratasi

P: Intervensi dihentikan

2. Gangguan pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan klien mengatakan sulit saat menarik napas dan wajah tampak meringis serta RR 40x/menit.S: Klien mengatakn ketika malam tidak sesak lagiO: Wajah rileks, RR: 86x/menit, cuping hidung (-), tidak menggunakan otot bantu pernafasan

A: Masalah gangguan pola nafas tidak efektif teratasi

P: Intervensi dihentikan

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa tidak nyaman ditandai dengan klien mengatakan susah untuk tidur dank klien terlihat cemas serta sulit bernapas.S: Klien mengatakan ketika tidur jarang terbangun lagi karena sesakO: Rileks,

A: Masalah gangguan pola tidur teratasi

P: Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E., Mary F. Moorhouse dan Elice C. Murr. 2010. Nursing Care Plans Guidelines: for Individualizing Client Care Across the Life Span 8th. Philadelphia: F.A. Davis CompanyBrunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah . Jakarta: EGC.

Carpenito, Moyet. 2006. Buku Saku Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.Nurarif & Kusuma.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA and NIC-NOC. Jakarta: Mediaction Publishing.

Price Sylvia A dan dan Lorraine M Wilson .(1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.Edisi 4.Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Edisi 8.Jakarta : EGC

Suharyanto, T., 2009.Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Perkemihan. Jakarta: EGC