asep shihabul millah

90
i SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN KEBIASAAN MEROKOK DI PONDOK PESANTREN AL-GHOZALI KABUPATEN BOGOR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program S1 Keperawatan DISUSUN OLEH : ASEP SHIHABUL MILLAH NIM. 111220038 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG TAHUN 2015

Upload: jefrikusuma

Post on 28-Jan-2016

201 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: ASEP SHIHABUL MILLAH

i

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI TENTANG

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEBIASAAN MEROKOK

DI PONDOK PESANTREN AL-GHOZALI

KABUPATEN BOGOR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan pada

Program S1 Keperawatan

DISUSUN OLEH : ASEP SHIHABUL MILLAH

NIM. 111220038

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2015

Page 2: ASEP SHIHABUL MILLAH

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Penelitian :Asep Shihabul Millah

NIM : 111220038

Judul :Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang

Personal Hygiene Dengan Kebiasaan Merokok Di

Pondok Pesantren Al-Ghozali

Telah Disetujui Untuk Diujikan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Pada Tanggal

18 Agustus 2015

Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H.M. Hasan, SKM. M.Kes. Ns. Nita Ekawati, S.Kep

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Ns. Armi, S. Kep. M. Kep

Page 3: ASEP SHIHABUL MILLAH

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Skripsi di STIKes

Widya Dharma Husada Tangerang

Tanggal 20 Agustus 2015

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Penguji I : Ns. Ratumas Ratih P,S.Kep., M.Kep ........................

Penguji II : Dr. H. M. Hasan, SKM., M.Kes. ........................

Mengetahui,

Ketua Stikes Widya Dharma Husada

(Dr. H.M. Hasan, SKM. M.Kes.)

Page 4: ASEP SHIHABUL MILLAH

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Asep Shihabul Millah

NIM : 111220038

Tempat/tgl lahir : Tangerang, 13November 1993

Institusi : STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Menyatakan bahwa proposal penelitian “Hubungan Tingkat

Pengetahuan Santri Tentang Personal Hygiene Dengan Kebiasaan Merokok

Di Pondok Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor adalah bukan karya orang

lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah

di sebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila

ternyata pernyataan ini tidak benar, kami bersedia mendapatkan sangsi akademis.

Tangerang,18 Agustus 2015

Yang Menyatakan

Asep Shihabul Miilah

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H.M. Hasan, SKM. M.Kes. Ns.Nita Ekawati, S.Kep

Page 5: ASEP SHIHABUL MILLAH

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Indentitas Pribadi

Nama : Asep Shihabul Millah

Tempat / Tangal Lahir : Tangerang, 13 November 1993

Jenis Kelamin : Laki – laki

Agama : Islam

Alamat : Jalan Raya Mauk Km 13, Kp, Gintung Ds,

Gintung RT 15/03 Kab. Tangerang -Banten

B. Riwayat Pendidikan

1. Sekolah Dasar Negeri I Gintung, diselesaikan pada tahun 2005 di

Tangerang, Banten.

2. PondokPesantren Al-Mansyuriyah, diselesikan pada tahun 2008 di

Tangerang, Banten.

3. Sekolah MenegahAtas Negeri 1 Sepatan, diselesaikan pada tahun 2011 di

Tangerang, Banten.

Page 6: ASEP SHIHABUL MILLAH

vi

MOTTO

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan

kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun di

manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon

Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat : orang yang

menuntut ilmu berarti menjalankan rukun islam dan pahala yang di

berikan kepadanya sama dengan para nabi

(H.R Dailani dari anas r.a)

Janganlah membanggakan dan menyombongkan diri apa-apa yang

kita peroleh, turut dan ikutilah ilmu padi makin berisi makin tunduk

dan makin bersyukur kepada yang menciptakan kita Allah SWT

always be your self no metter what they say and never be anyone else

even if they look better than you

Page 7: ASEP SHIHABUL MILLAH

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji sukur aku panjatkan atas kehadiran Mu ya Allah SWT, berkat

limpah rahmat dan hidayah-Mu, Karya tulis ini dapat terselesaikan.

Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri

tauladan yang baik tentang kehidupan. Skripsi ini aku persembahkan

untuk siapa yang membaca karya tulis ku terutama untuk :

Kedua orang tua ku tersayang Bapak Hanesin dan Ibu Nuryati yang

telah mendoakan yang terbaik untuk ku. Tanpa doa beliau aku tak akan

seperti saat ini. Dan kaka ku tersayang Usniawati, Komariyah,

Juhaeriyah, Masriyah, yang selalu memberikan semangat dalam

menuntut ilmu semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah

diberikan untuk adiknya ini. Untuk Bapak M. Hasan, dan Ibu Nita

Ekawati Terima Kasih telah meluangkan waktu dan tenaga untuk

membimbingku dalam penyelesaian Skrpsi ini. Sahabatku tercinta Mas

Bambang, Achmad Fitrah Alfian, Asep Purnama, Arief Hadianto, Gerry

Zuliansyah, Jefri Kusuma, Maulana Agus Rizqi, Maulana Yusuf, Sutisna,

Bang Hari, yang selalu memberikan motivasi tentang kehidupan dan

semoga kelak cita-cita kita tercapai. Amien. Teman-teman SI

Keperawatan yang telah memberikan bantuan dalam pembuatan skripsi

ini.

Page 8: ASEP SHIHABUL MILLAH

viii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt karena atas rahmat

dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal Hygiene dengan

Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor”

tepat pada waktunya. Proposal ini diajukan untuk memenuhi salah satu prasyarat

sidang skripsi Program S1 Keperawatan di Stikes Widya Dharma Husada

Tangerang. Dalam menyelesaikan proposal ini penulis mengakui dan menyadari

banyak menemukan kesulitan dan tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak

mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu pada kesempatan ini ijinkan

penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Drs. H. Darsono selaku Ketua Yayasan Widya Dharma Husada

2. Dr. H. M. Hassan, SKM. M.Kes selaku Ketua Stikes Widya Dharma

Husada.Sekaligus pembimbing 1 dalam pembuatan proposal ini

3. Ns. Armi, S.Kep. M.Kep selaku KaProdi S1Keperawatan Stikes Widya

Dharma Husada Tangerang

4. Ns. Nita Ekawati Selaku pembimbing II yang telah memberikan banyak

masukan dan ilmu terkait dengan pembuatan proposal ini

5. Seluruh staff Dosen dan Karyawan Stikes Widya Dharma Husada Tangerang

yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan.

Page 9: ASEP SHIHABUL MILLAH

ix

6. Kedua orang tua yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik moril

maupun materil serta kakak tercinta yang selalu mendukung dalam kuliah di

SI Keperawatan Stikes Widya Dharma Husada Tangerang.

7. Teman-teman angkatan yang teristimewa, selalu ceria, kompak, saling

memberikan inspirasi, motivasi satu sama lain dalam keadaan suka maupun

duka yang tidak bisa disebutkan satu per satu, kalianlah yang tak pernah lelah

untuk hadir dalam penyelesaian proposal penelitian ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Dengan berbagai keterbatasan dalam pembuatan proposal penelitian ini,

peneliti menyadari bahwa penelitian ini banyak ditemukan kekurangan, untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan guna

perbaikan laporan dimasa yang akan datang.

Sebagai akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat

bagi ilmu pengetahuan khususnya dunia keperawatan.

Peneliti

Asep Shihabul Millah

Page 10: ASEP SHIHABUL MILLAH

x

S1 NURSING STUDY PROGRAM

WIDYA DHARMA HUSADA INSTITUTE OF HEALTH

SCIENCES,

TANGERANG

UNDERGRADUATE THESIS, 2015

ASEP SHIHABUL MILLAH

111220038

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT PERSONAL HYGIENE

WITH SMOKING HABITS IN COTTAGE BOARDING SCHOOL AL-

GHOZALI BOGOR

Chapter VII+ 56 pages+ 5 table + 2 design + 5 Attacment +30 library

ABSTRACT

Introduction.Personal Hygiene (personal hygiene) is the maintenance performed

to maintain the cleanliness and health of yourself both physically and mentally.

This study aimed to identify the relationship between the level of knowledge of

student about personal hygiene to smoking in Al-Ghozali Islamic boarding school

Bogor.

Research methods. A quantitative research using primary data questionnaires and

using cross sectional method. The sampling method which use it Stratified

Random Sampling Disproportional. Samples taken as many respondent are

student of class VIII and IV Al-Ghozali Islamic boarding school Bogor.

Result of research and discussion. From the result, it were obtained personal

hygiene to smoking habits, that which has the level of knowledge of good

personal hygiene is by 24 respondent (63.2%), showed smoke and who have the

bad knowledge level of personal hygiene is by 12 respondent, or (60.0%) showed

do not smoke. Statistical test result obtained value (p-value=0.159). So that the p-

value < α: 0,05) then it can be concluded that there is no relationship between the

level of knowledge of student about personal hygiene to smoking habit.

Conclusion. From the result of this study are expected of this that the boarding

school should be able to give guidance to student that smoking is not good and

harmful to the healthy, smoking habits student caused due to other factors such as

personal hygiene due to the influence of friend, personality factors, and the

influence of advertising.

Keyword : Personal Hygiene, Smoking Habit

Page 11: ASEP SHIHABUL MILLAH

xi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

SKRIPSI, 2015

ASEP SHIHABUL MILLAH

111220038

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI TENTANG

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEBIASAAN MEROKOK DI PONDOK

PESANTREN AL-GHOZALI KABUPATEN BOGOR.

VII Bab + 56Halaman + 5Tabel +2 Bagan + 5 lampiran +30 Pustaka

ABSTRAK

Pendahuluan. PersonalHygiene(kebersihan diri) merupakan perawatan yang

dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara

fisik maupun mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi hubungan

tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan kebiasaan merokok di

Pondok Pesantren A-Ghozali Kabupaten Bogor.

Metode penelitian. Merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data

primer (kuesioner) dan menggunakan metode Cross Sectional. Metode sampling

yang digunakan adalah Dispropportional Stratified Random Sampling.Sampel

yang diambil sebanyak 58 responden yaitu siswa kelas VIII dan IV Pondok

Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor.

Hasil penelitian dan pembahasan. Dari hasil penelitian diperoleh personal

hygiene dengan kebiasaan merokok, bahwa yang memiliki tingkat pengetahuan

personal hygieneyang baik sebesar 24 responden (63,2%), menunjukan merokok

dan yang memiliki tingkat pengetahuan personal hygiene yang tidak baik sebesar

12 responden atau (60.0%) menunjukan tidak merokok.Hasil uji statistik

diperoleh nilai (p-value=0,159). Sehingga nilai p-value< α: 0,05) maka dapat di

simpulkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan santri tentang

personal hygienedengan kebiasaan merokok.

Kesimpulan. Dari hasil penelitian ini diharapkan Pondok Pesantren hendaknya

dapat memberi pengarahan kepada santri bahwa kebiasaan merokok tidak baik

dan merusak kesehatan, kebiasaan merokok pada santri di sebabkan karena faktor

lain seperti personal hygiene diantaranya karena faktor pengaruh orang tua,

pengaruh teman, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan.

Kata Kunci : Personal Hygiene, Kebiasaan Merokok

Page 12: ASEP SHIHABUL MILLAH

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v

MOTTO HIDUP ......................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................... x

ABSTRAK ............................................................................................... xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

1. Tujuan Umum ....................................................................... 5

2. Tujuan Khusus ....................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

1. Bagi Santri ....................................................................... 6

Page 13: ASEP SHIHABUL MILLAH

xiii

2. Bagi Mahasiswa ...................................................................... 6

3. Bagi Tempat Penelitian ............................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan..................................................................... 7

1. Pengertian ....................................................................... 7

2. Tingkatan Pengetahuan ............................................................ 7

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ..................... 9

4. Kriteria Tingkat Pengetahuan ................................................. 12

B. Konsep Personal Hygiene ............................................................ 12

1. Pengertian ....................................................................... 12

2. Jenis-jenis Pesonal Hygiene ..................................................... 13

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pesonal Hygiene ............. 19

4. Prinsip Pesonal Hygiene .......................................................... 21

5. Tujuan Perawatan Pesonal Hygiene ........................................ 21

C. Konsep Kebiasaan ....................................................................... 22

D. Konsep Dasar Merokok ............................................................... 22

1. Pengertian ....................................................................... 22

2. Racun-racun pada rokok ......................................................... 24

3. Faktor resiko merokok ............................................................ 24

4. Jenis-jenis rokok ..................................................................... 25

5. Golongan perokok .................................................................... 25

6. Tipe perilaku merokok ............................................................ 26

7. Tipe merokok menurut jumlah rokok yang dihisap ................ 27

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi rokok ............................... 28

E. Kerangka Teori ....................................................................... 35

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL DAN

HIPOTESA

A. Kerangka Konsep ....................................................................... 36

B. Hipotesis ....................................................................... 36

C. Definisi Operasional....................................................................... 37

BAB IV METODE PENELITIAN

Page 14: ASEP SHIHABUL MILLAH

xiv

A. Desain Penelitian ....................................................................... 39

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 39

C. Waktu Penelitian ....................................................................... 39

D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 39

E. Instumen dan Cara Pengumpulan Data .......................................... 41

F. Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 42

G. Etika Penelitian ....................................................................... 45

H. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 46

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Analisa Univariat ....................................................................... 47

B. Analisa Bivariat ....................................................................... 49

BAB VI PEMBAHASAN

A. Pengetahuan santri tentang Pesonal Hygiene ............................... 50

B. Kebiasaan merokok ....................................................................... 51

C. Hubungan tingkat pengetahuan santri tentang Pesonal Hygiene

dengan kebiasaan merokok ............................................................ 52

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ....................................................................... 55

B. Saran ....................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

Page 15: ASEP SHIHABUL MILLAH

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1Definisi Operasional ...................................................................... 37

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ..................... 47

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Personal Hygiene ....................................................................... 48

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan

Merokok ...................................................................................... 48

Tabel 5.4 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang

Personal Hygiene dengan Kebiasaan Merokok ......................... 49

Page 16: ASEP SHIHABUL MILLAH

xvi

DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri tentang

Personal Hygiene dengan Kebiasaan Merokok ...................................... 35

3.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................................. 36

Page 17: ASEP SHIHABUL MILLAH

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat permohonan menjadi responden

2. Surat pernyataan kesediaan menjadi responden penelitian

3. Kuesioner penelitian

4. Uji reliabilitas

5. Uji univariat dan bivariat

Page 18: ASEP SHIHABUL MILLAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam dunia kesahatan,personal hygiene merupakan salah satu

kebutuhan dasar manusia.Personal hygiene adalah kebersihan dan

kesehatan perorangan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit

pada diri sendiri maupun orang lain (Tarwoto dan Wartonah, 2006).

Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan

meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang ada

dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit

(Saryono, 2010). Pemeliharaaan personal hygiene sangat menentukan

status kesehatan dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi

menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya kebersihan

diri ini mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut,

kuku, serta kebersihan dalam pakaian. Personal hygiene yang di maksud

mencakup perawatan kebersihan kulit kepala dan rambut, mata, hidung,

telinga, kuku kaki dan tangan, kulit, dan perawatan tubuh secara

keseluruhan (Tarwoto dan Wartonah 2006).Kesehatan adalah suatu hal

yang kontinum, yang berada dari titik ujung sehat walafiat sampai dengan

titik pangkal sakit serius (Notoatmodjo, 2012).

Page 19: ASEP SHIHABUL MILLAH

2

Hygiene merupakan kondisi fisik dan praktik untuk

mempertahankan kesehatan, mencegah terjadinya penyebaran penyakit,

meningkatkan derajat kesehatan individu meningkatkan kepercayaan diri

dan menciptakan keindahaan (WHO, 2013).

Dari data WHO di beberapa Negara berkembang prevalensinya

dilaporkan berkisar antara 6-27% dari populasi umum dan insiden tertinggi

terdapat pada anak usia sekolah dan remaja. Data Depkes RI prevalensi

scabies di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 2008 adalah 5,6%-

12,95%. Berdasarkan kajian WHO, cuci tangan dengan sabun mengurangi

angka kejadian diare sebanyak 47% (Riskesdas, 2007).

Menurut Sungkar, 1995 dalam jurnal Badri bahwa di suatu

pesantren yang padat penghuninya dan Hygiennyaburuk prevalensi

penderita scabies dapat mencapai 78,7%. Tetapi pada kelompok

hygiennyabaik prevalensi hanya 3,8%. Sanitasi lingkungan yang buruk di

pondok pesantren merupakan faktor dominan yang berperan dalam

penularan dan prevalensi penyakit scabies.

Di Indonesia fenomena merokok sekarang memang sangat

memperihatinkan, bahkan sudah merambah ke anak-anak sekolah.

Kebiasaan merokok memang sering dikaitkan dengan terjadinya penyakit

paru-paru, kardiovaskuler, dan gangguan saraf. Bahaya merokok pada

anak sangatlah menghawatirkan, semakin dini usia merokok maka

semakin banyak zat-zat yang masuk ke dalam rongga mulut. Bahaya yang

ditimbulkan rokok kurang menjadi perhatian remaja karena pada awalnya

Page 20: ASEP SHIHABUL MILLAH

3

mereka hanya mengikuti teman dan meniru apa yang mereka lihat tanpa

mengetahui dampak yang akan timbulkan (Fahrosi, 2013).

Menurut data World Health Organization tahun 2008

menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah

perokok terbesar di dunia setelah China dan India. Setiap tahun di dunia

terdapat 5 juta orang yang meninggal karena penyakit yang disebabkan

oleh rokok jika tidak dikontrol, angka ini bertambah hingga 10 juta pada

tahun 2020. Saat ini perokok di dunia sekitar 1,3 milliar, 650 juta

meninggal. Proporsi perokok kelompok 13-15 tahun (remaja) diseluruh

dunia telah mendekati 20%. Di negara berkembang, jumlah pengkonsumsi

tembakau semakin meningkat seingga menyebabkan 1 dari 2 perokok aktif

meninggal (Sinaga, 2014).

Menurut Global Adult Tobacco Survey tahun 2011, prevalensi

perokok usia 13-15 tahun (remaja) terjadi peningkatan pada tahun 2006

sampai tahun 2009 sebesar 19,5%. Menurut Global Youth Tobocco Survey

tahun 2009 prevalensi perokok usia remaja sebesar 20,3% dan perokok

pemula usia 10-15 tahun naik menjadi 2 kali lipat sebesar 17,5% (Fahrosi,

2013).

Menurut Riskesdas tahun 2013 perilaku merokok usia 15 tahun ke

atas periode 2007-2013 cenderung meningkat dari 34,2% menjadi 36,2%.

Dan jumlah perokok di Provinsi Banten usia > 10 tahun sebesar 26,0%.

Merokok memiliki daya merusak yang cukup besar terhadap kesehatan.

Page 21: ASEP SHIHABUL MILLAH

4

Menurut WHO rokok adalah penyebab berbagai penyakit baik perokok

aktif maupun pasif.

Terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi kebiasaan

merokok pada remaja, salah satunya yaitu kurangnya pengetahuan remaja

tentang dampak merokok bagi kesehatan. Pengetahuan merupakan domain

yang sangat penting bagi pembentukan perilaku seseorang. Tingkat

pengetahuan remaja tentang kandungan rokok serta dampak yang dapat

ditimbulkan pada gigi dan mulut dapat memengaruhi perilaku merokok

pada remaja (Triswanto, 2007).

Berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemukan beberapa santri

yang personal hygiennya yang kurang baik, contohnya mandi hanya 1-2

kali dalam sehari, perawatan kulit, perawatan kuku, perawatan mulut dan

gigi, serta perawatan rambut yang kurang baik.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian tentang “Hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal

hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan “bagaimana hubungan

tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan kebiasaan

merokokdi Pondok Pesantren Al-Ghozali?”.

Page 22: ASEP SHIHABUL MILLAH

5

C. Pertanyaan Penelitian

Adakah hubungan tingkat pengetahuan santri tentangpersonal hygiene

dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan santri tentang

personal hygienedengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-

Ghozali

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri tentang personal

hygiene dan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri tentang kebiasaan

merokok

c. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan santri tentang

personal hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren

Al-Ghozali

Page 23: ASEP SHIHABUL MILLAH

6

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Santri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan santri

khususnya tentang personal hygienedengan kebiasaan merokok

2. Bagi Mahasiswa

a. Memberikan tambahan pengetahuan mengenai personal hygiene

dengan kebiasaan merokok

b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa

3. Bagi Tempat Penelitian

Meningkatkan pengetahuan para ustadz dan santri tentang kesehatan

khususnya tentang kebersihan diri dan kebiasaan merokok

Page 24: ASEP SHIHABUL MILLAH

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

mengadakan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap

objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

2. Tingkatan pengetahuan didalam domain kognitif

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari

pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

didasari oleh pengalaman (Notoatmodjo, 2003). dalam buku Wawan &

Dewi, 2010.

Tingkat pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif

mempunyai 6 (enam) tingkatan (Notoatmodjo, 2010). yaitu :

Page 25: ASEP SHIHABUL MILLAH

8

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,

menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan

dimana dapat menginterprestasikan secrara benar.Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap suatu objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang tekah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip san

sebagainyadalam konteks atau situasi yang lain.

Page 26: ASEP SHIHABUL MILLAH

9

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau

suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam

sesuatu structural organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam

suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi

yang ada.

f. Evaluasi (Evaluasi)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek.Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terbagi menjadi dua

yaitu faktor internal dan faktor ekternal (Mubarak, 2007).

a. Faktor internal

Page 27: ASEP SHIHABUL MILLAH

10

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mareka dapat

memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya makin bamyak pula pengetahuan

yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat

pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang

baru diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

Pertumbuhan pada fisik secra garis besar ada empat kategori

perubahan yaitu, perubahan ukuran, perubahan proporsi,

hilangnya ciri-ciri lama, timbulnya ciri-ciri baru.Ini terjadi

akibat pematangan fungsi organ.Pada aspek psikologis atau

mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa

Page 28: ASEP SHIHABUL MILLAH

11

4) Minat

Sebagai kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi sengan limgkungannya.Ada

kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan

berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap

obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan

timbul kesan yang sangat mendalam atau berbekas dalam

emosi kejiwannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap

positif dalam kehidupannya.

b. Faktor Ekstrenal

1) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhidari sikap dalam menerima informasi (Wawan

& Dewi, 2010).

2) Lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip Nursalam lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

Page 29: ASEP SHIHABUL MILLAH

12

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok (Wawan & Dewi, 2010).

3) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok.Membantu mempercepat seseorang untuk

memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak dkk, 2007).

4. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :

a. Baik : hasil presentase 76-100%

b. Cukup : hasil presentase 56-75%

c. Kurang : hasil presentase <56%

(Arikunto, 2006 dikutip dari Wawan dan Dewi, 2010).

B. Personal Hygiene

1. Pengertian

Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri

yang dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri

sendiri baik secara fisik maupun mental (Lyndon Saputra, 2013).

Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya dilihat dari penampilan

yang bersih dan rapih serta upaya yang dilakukan seseorang untuk

menjaga kebersihan dan kerapian tubuhnya setiap hari. Kebersihan diri

Page 30: ASEP SHIHABUL MILLAH

13

langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena tubuh yang

bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit,

terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang

buruk. Kebersihan diri seseorang meliputi beberapa hal, antara lain

kulit, kuku, rambut, gigi dan mulut, mata, hidung, teilinga.

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang

artinya perorangan dan higine berarti sehat. Kebersihan perorangan

adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis(Tarwoto &Wartonah,

2010).

Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan

perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan

kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Pemenuhan perawatan

diri dipengaruhi berbagai faktor di antaranya: budaya, nilai sosial pada

individu atau keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta

persepsi terhadap perawatan diri (Alimul Aziz, 2006).

2. Jenis-jenis Personal Hygiene

a. Perawatan kulit

Kulit merupakan salah satu benteng pertahan tubuh dari

kuman penyakit dan trauma. Oleh sebab itu, kulit perlu dirawat

agar dapat menjalankan fungsinya (Lyndon Saputra, 2013).

Karakteristik kulit normal menurut Potter & Perry (2005):

1) Kulit harus kering

Page 31: ASEP SHIHABUL MILLAH

14

2) Kulit utuh dan tidak memiliki abrasi

3) Kulit terasa hangat ketika dipalpasi

4) Perubahan yang terlokasi dalam tekstur dapat dipalpasi pada

permukaan kulit. Kulit lembut dan fleksibel

5) Ada turgor yang baik (elastic dan tetap), dengan kulit yang

secara umum halus dan lembut

6) Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh dengan

rentang dari coklat tua ke merah muda ke merah muda kering

Beberapa masalah kulit misalnya, menjadi pucat, kekuning-

kuningan, kemerah-merahan, atau suhu kulit meningkat,

memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh atau

gangguan kulit karena penyakit tertentu. Gangguan psikis juga

dapat menyebabalkan kelainan atau perubahan pada kulit.

Misalnya, karena stress, ketakutan, atau dalam keadaan marah

(Syaifuddin, 2006).

Kulit yang sehat akan tetap menjalankan fungsinya dengan

baik. Untuk itu, kulit harus selalu dipelihara kebersihannya. Cara

memberikan kulit secara keseluruhan umumya dilakukan dengan

mandi (Ananto, 2006).

b. Perawatan kuku

Kuku merupakan lempengan keratin transparan yang berasal

dari dari invaginasi epidermis. (Lyndon Saputra, 2013). Secara

anatomis, kuku terdiri terdiri dari dasar kuku, badan kuku, dinding

Page 32: ASEP SHIHABUL MILLAH

15

kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula. Kuku yang normal

akan terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dan

dasar kuku berwarna merah muda. Kuman dapat masuk ke dalam

tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kebersihan kuku merupakan

salah satu aspek penting dalam perawatan diri. Kuku yang kotor

dapat menjadi sarang penyakit yang selanjutnya dapat di tularkan

kepada bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu baik kuku jari

tangan maupun jari kaki harus selalu dipelihara kebersihannya.

Ciri-ciri kuku yang sehat adalah kuku tumbuh dengan baik, kuat,

bersih, dan halus (Ananto, 2006).

Pertumbuhan kuku berlangsung terus-menerus seumur hidup,

tetapi pada usia muda kuku tumbuh lebih cepat. Kuku pada jari

tangan umumnya tumbuh rata-rata 1mm per minggu.

Masalah atau gangguan pada kuku:

1) Tinea pedis: terdapat guratan kekuningan pada lempengan

kuku yang pada akhirnya menyebabkan seluruh kuku menjadi

tebal, berubah warna, dan rapuh. Penyakit ini disebabkan oleh

infeksi jamur Epidermophyton, Trichophyton, dan, C. albicans

di kaki.

2) Ingrown nail: kuku tangan tidak tumbuh dan terasa sakit di

bagian tersebut.

3) Paronychia: radang di sekitar jaringan kuku

Page 33: ASEP SHIHABUL MILLAH

16

4) Rams horn nail: pertumbuhan kuku lambat dan terdapat

kerusakan didasar kuku atau infeksi.

5) Bau tidak sedap: reaksi mikroorganisme pada kuku atau kaki

yang menyebabkan bau tidak sedap.

b. Perawatan mulut dan gigi

Mulut dan gigi merupakan bagian pertama dari sistem pencernaan

makanan. Rongga mulut merupakan bagian tambahan dari sistem

pernapasan (Lyndon Saputra, 2013). Gigi berfungsi untuk mengunyah

atau mastikasi. Gigi normal terdiri dari tiga bagian; kepala, leher dan

akar. Membran periodontal berada pada margin gusi, sekitar gigi,

menahan kuat ditempat. Gigi yang sehat tampah putih, halus,

bercahaya, dan berjajar rapi (Potter & Perry, 2005).

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan

mulut, gigi, gusi, dan bibir (Potter & Perry, 2005). Hal ini selaras

dengan pendapat Ananto (2006) bahwa dengan membersihkan gigi

berarti kita selalu membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan

yang biasanya tertinggal diantara gigi atau pada gusi gig. Perry &

Potter (2005) menjelaskan menggosok membersihkan gigi dari

partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gigi; dan

mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang

tidak nyaman. Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak

dan tartar di antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi.

Page 34: ASEP SHIHABUL MILLAH

17

Hygine mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya

menstimulasi nafsu makanan.

Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan, dan

kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat dapat mencegah

penyakit mulut dan kerusakan gigi, perawatan mulut harus dilakukan

teratur dan setiap hari, setiap orang harus memeriksa gigi paling tidak

6 bulan.

c. Perawatan rambut

Rambut termasuk dalam struktur kulit. Struktur ini memilki di

kantung dermis kulit dan kemudian menembus permukaan kulit. Helai

rambut adalah struktur yang tiada berdaya. Perubahan warna atau

kondisi terjadi akibat aktivitas hormonal dan peredaran nutrisi ke

folikel. Fungsi utama rambut adalah melindungi kepala dari panas.

Rambut yang sehat akan terlihat mengkilap, tidak kering dan tidak

terlalu berminyak, tidak bercabang, serta tidak mudah patah (Lyndon

Saputra, 2013).

Menurut Ana Fitria (2007), rambut umumnya bertumbuh panjang

1/4 inci dalam sebulan. Semakin bertambah usia semakin lambat pula

pertumbuhan rambut. Makanan sehari-hari sangat berpengaruh pada

rambut. Diantaranya makanan yang baik dikonsumsi untuk kesehatan

rambut adalah sayuran dan makanan yang mengandung vitamin A, C,

dan B kompleks.

Page 35: ASEP SHIHABUL MILLAH

18

Penyikatan yang sering membantu mempertahankan kebersihan

rambut dan mendistribusi minyak secara merata sepanjang helai

rambut. Penyisiran hanya membentuk gaya rambut dan mencegah

rambut kusut. Sisir bergerigi pendek cukup untuk rambut pendek,

tetapi sisir bergerigi panjang dipilih untuk rambut keriting. Sisir

bergerigi tajam dan tidak beraturan dapat melukai kulit kepala.

Purnomo ananto 2006, menyebutkan 3 bulan atau 6 bulan sekali

rambut anak perempuan sebaiknya dipotong, sedang untuk anak laki-

laki memangkas rambutnya bisa 1-2 bulan sekali atau menurut

keadaan.

Frekuensi pencucian rambut sangat tergantung kepada hal-hal

tebal atau tipisnya rambut, lingkungan atau tempat berada seseorang,

sesorang yang sering memakai minyak rambut harus pula sering

mencuci rambutnya (Ananto, 2006).

d. Perawatan mata

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata

karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, kelopak mata, dan

bulu mata untuk mencegah masuknya partikel asing (Potter & Perry,

2005). Namun Arianto 2006 meyebutkan beberapa langkah untuk

merawat mata.

1) Mata sebaiknya dibersihkan setiap hari

2) Sewaktu-waktu sebaiknya diberikan menggunakan kapas yang

dibasahi boorsawer 3% atau air yang sudah dimasak. Caranya ialah

Page 36: ASEP SHIHABUL MILLAH

19

dengan menyapukan kipas mulai dari pinggir mata terus ke arah

tengah (menuju hidung). Lakukan hal ini berulang-ulang sampai

mata terasa bersih.

3) Jangan menggosok mata dengan tangan yang kotor, kain, atau sapu

tangan yang kotor atau sapu tangan orang lain.

4) Periksalah mata setahun sekali ke dokter spesialis mata atau ke

petugas kesehatan.

5) Biasakan makan-makanan yang banyak mengandung vitamin A

6) Berikan istirahat secukupnya bila telah melakukan pekerjaan yang

melelahkan mata.

e. Perawatan hidung

Perawatan hidung dapat dilakukan dengan mengangkat sekresi

hidung secara lembut dengan membersihkan kedalam dengan tissue

lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan.

Mengeluarkan kotoran dengan kasar dapat mengakibatkan tekanan

yang dapat mencedrai gendang telinga, mukosa hidungdan bahkan

struktur mata yang sensitif (Potter & Perry).

f. Perawatan telinga

Pembersihan telinga biasanya dilakukan pada saat mandi dengan

menggunakan waslap yang dilembabkan, dirotasikan ke kanal telinga

dengan lembut (Potter & Perry, 2005).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Page 37: ASEP SHIHABUL MILLAH

20

Menurut Lyndon Saputra (2013) perilaku kebersihan diri dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut.

a. Kebiasaan

Kebiasaan seseorang berpengaruh dalam kebersihan diri.

Contohnya setiap individu memilki kebiasaan tersendiri kapan akan

memotong rambut, menggunting kuku, mencuci rambut, dan bahkan

kebiasaan tersendiri untuk mandi dua kali sehari, satu kali sehari, atau

tidak mandi. Kebiasaan juga berkaitan dengan penggunaan produk-

produk tetentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya

menggunakan sabun padat atau sabun cair.

1) Budaya

Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang. Contohnya

adalah terdapat mitos yang mengatakan bahwa menggunting kuku

pada malam hari akan menyebabkan kesialan. Hal ini meyebabkan

beberapa orang menunda mengggunting kuku hingga keesokan

harinya.

2) Tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi cara orang

tersebut merawat diri. Contohnya adalah untuk menjaga kebersihan

gigi, kita sebaiknya menggosok gigi dua kali sehari, yaitu setelah

sarapan dan sebelum tidur.

3) Status sosial ekonomi

Page 38: ASEP SHIHABUL MILLAH

21

Status sosial ekonomi mempengaruhi kemampuan seseorang

untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk

mempertahankan kebersihan diri. Contohnyaadalah kondisi

keuangan seseorang mempengaruhi anatara lain jenis sabun mandi,

sampo, atau sikat gigi, yang mampu ia beli.

4) Status kesehatan serta kondisi fisik dan mental

Orang yang sedang sakit atau yang mengalami cacat fisik dan

gangguan mental akan terhambat kemampuannya untuk merawat

diri secara mandiri.

4. Prinsip personal hygiene

Salah satu cara membersihkan kulit adalah mandi. Hal-hal yang perlu

diperhatikan tentang mandi antara lain (Lyndon Saputra, 2013).

a. Membiasakan mandi dua kali sehari atau setelah beraktivitas

b. Menggunakan sabun yang tidak iritatif. Jangan menggunakan sabun

untuk mencuci muka

c. Menyabuni seluruh tubuh, terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-

sela jari, ketiak, dan belakang telinga

d. Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut segera setelah mandi

5. Tujuan perawatan personal hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2010)

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b. Memelihara kebersihan diri seseoramg

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

d. Pencegahan penyakit

Page 39: ASEP SHIHABUL MILLAH

22

e. Meningkatkan percaya diri seseorang

f. Menciptakan keindahan

C. Kebiasaan

a. Biasa

Biasa adalah wajar, umum, sesuatu yang terjadi atau lazim

dijumpai sebagai mana yang sudah-sudah, seringkali terjadi.

b. Kebiasaan

Sesuatu yang biasa dikerjakan dan sebagainya, pola untuk

melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh

seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal

yang sama. (Idrus, 2009).

D. Konsep Dasar Merokok

1. Pengertian Merokok.

Merokok adalah ketidak berdayaan adiksi nikotin dan akibat pada

kesehatan (Pusat promosi kesehatan Kemenkes RI, 2010)

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga

120 mm atau bervariasi tergantung negara dengan diameter sekitar 10

mm yang berisi daun tembakau yang telah dicacah (Aula, 2010).

Rokok merupakan salah satu produk industri dan komoditi

internasional yang mengandung sekitar 3000 bahan kimiawi. Unsur–

unsur yang penting antara lain : Tar, nikotin, benzopyrin, metil-

klorida, aseton, amoniak, dan karbon monoksida. Diantara sekian

Page 40: ASEP SHIHABUL MILLAH

23

banyak zat berbahaya ini, ada 3 yang paling penting, khususnya dalam

hal kanker, yakni:

a) Tar

Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan

mengiritasi paru-paru. Pengaruhnya pada tubuh manusia adalah

bahwa racun ini membunuh sel dalam saluran udara dan paru-paru

serta meningkatkan produksi lendir di dalam paru-paru (Mada,

2008)

b) Nikotin

Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi sistem syaraf

dan peredaran darah karena darah lebih mudah membeku serta

merusak jaringan otak dan mengeraskan dinding arteri. Nikotinlah

yang menyebabkan seseorang ketagihan rokok, padahal racun ini

mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan karena zat ini

bersifat karsinogen (Mada, 2008)

c) Karbonmonoksida (CO)

CO merupakan 1-5% dari asap rokok. Zat ini mengusung

oksigen dalam darah (eritrosit) dan membentuk

carboxihaemoglobin. Seorang perokok akan mempunyai

carboxyhaemoglobin lebih tinggi dari orang normal, sekitar 0,5-

2%. Selain itu CO merusak dinding arteri yang pada akhirnya

dapat menyebabkan arteriosklerosis dan penyakit jantung koroner.

(Bustan, 2007)

Page 41: ASEP SHIHABUL MILLAH

24

2. Racun- racun yang kemungkinan pada rokok

a. Acatona, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai penghapus

cat

b. Hydrogen Cyanide, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai

racun untuk hukuman mati

c. Ammonia, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai pembersih

lantai

d. Methanol, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan

bakar roket

e. Toluene, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan

pelarut industry

f. Arsenic, yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai racun tikus

3. Faktor resiko merokok

Penyakit dimana rokok dianggap sebagai faktor resiko penting :

a) Batuk menahun

b) Penyakit paru seperti penyakit paru obstruktif menahun (PPOM),

bronkhitis, dan empisema

c) Ulkus peptikum

d) Infertiliti

e) Gangguan kehamilan, bisa berupa keguguran, kehamilan diluar

rahim

f) Arteriosklerosis sampai penyakit jantung koroner

Page 42: ASEP SHIHABUL MILLAH

25

g) Beberapa jenis kanker seperti kanker mulut, kanker paru, kanker

sistem pernapasan lainnya. Juga kanker kandung kemih, pankreas,

atau ginjal.(Bustan, 2007)

4. Jenis-jenis rokok

a) Jenis rokok berdasarkan bahan pembungkus, meliputi :

(a) Klobot dari daun jagung

(b) Kawung dari daun aren

(c) Sigaret dari kertas

(d) Cerutu dari daun tembakau

b) Jenis rokok berdasarkan bahan baku atau isi, meliputi :

(a) Rokok putih yang berisi saus untuk mendapatkan efek rasa dan

aroma tertentu.

(b) Rokok kretek berisi daun tembakau dan cengkeh yang diberi

saus.

(c) Rokok klembak berisi daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan

serta saus. (Partodiharjo, 2006)

5. Golongan perokok

a) Perokok aktif adalah orang yang secara langsung menghisap rokok.

b) Perokok pasif adalah orang yang tidak secara langsung menghisap

rokok tetapi menghisap asap rokok yang dikeluarkan dari mulut

orang yang sedang merokok. (Bustan, 2007)

.

Page 43: ASEP SHIHABUL MILLAH

26

6. Tipe perilaku merokok

Menurut Tomkins dalam aulia tahun 2010 menyebutkan terdapat

empat tipe perilaku merokok, yaitu:

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif, yaitu dengan

merokok seseorang akan merasakan lebih positif dalam dirinya.

1) Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah

atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya

merokok setelah minum kopi atau makan.

2) Simulation to pick them up, merokok hanya dilakukan untuk

menyenangkan perasaan.

3) Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh

hanya dengan memegang rokok. Misalnya perokok yang lebih

senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-

jarinya sebelum ia nyalakan dengan api atau menhisapnya.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif

Banyak orang merokok untuk mengurangi perasaan negatif

dalam dirinya. Misalnya merokok bila marah, cemas, glisah. Rokok

dianggap sebagai pelampiasaan, menurut mereka menggunakan

rokok diasaat perasaan tidak enak akan membuat perasan mereka

menjadi lebih nyaman kembali.

c. Perilaku merokok yang adaptif

Perokok yang sudah kecanduan akan menambah dosis rokok

yang digunakannya sedikit demi sedikit, terutama ketika efek dari

Page 44: ASEP SHIHABUL MILLAH

27

rokok yang dihisapnya mulai berkurang. Mereka umumnya akan

mencari rokok untuk persediaan, sehingga ketika ia

menginginkannya rokok itu sudah tersedia.

d. Perilaku merokok yang menjadi kebiasaan

Perokok disini menggunakan rokok bukan karena untuk

mengendalikan perasaan mereka, melainkan karena benar-benar

sudah menjadi kebiasaan rutin. Dengan kata lain merokok

merupakan suatu perilaku yang bersifat spontan, dan seringkali tanpa

disadari.

7. Tipe perokok menurut jumlah rokok yang dihisap

a) Perokok ringan apabila merokok kurang dari 10 batang per hari.

b) Perokok sedang apabila merokok 10-20 batang per hari.

c) Perokok berat apabila merokok lebih dari 20 batang per hari

(Bustan, 2007).

Efek bagi perokok tidak serta merta. Dibutuhkam waktu yang

cukup lama, yaitu berkisar antara 10 sampai 20 tahun perokok baru

akan menerima dampaknya. (Mada, 2008)

Menurut penelitit merokok adalah suatu aktivitas individu yang

bentuknya adalah menghisap rokok berulang-ulang dan terus menerus,

dan individu tersebut sudah dalam kondisi adiksi terhadap rokok.

Page 45: ASEP SHIHABUL MILLAH

28

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi merokok

Beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang merokok adalah sebagai

berikut (Tarwoto, 2009):

a. Pengaruh orang tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok anak-anak muda yang

berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua

tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan

hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok

dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah

tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif

yang menekankan nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan

jangka panjang lebih sulit terlibat dengan rokok/tembakau/obat-

obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan

penekanan falsafah mengerjakan urusan sendiri, dan yang paling

kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh

yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan berisiko untuk

meniru orang tuanya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada

mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja

akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka

merokok daripada ayah yang merokok, hal ini terlihat pada pada

remaja putri.

Page 46: ASEP SHIHABUL MILLAH

29

b. Pengaruh teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak

remaja yang merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-

temannya adalah perokok dan demikian pula sebaliknya. Dari fakta

tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi. Yang pertama, remaja

terpengaruh oleh teman-temannya atau remaja tersebut

mempengaruhi teman-temannya, hingga akhirnya remaja dan teman-

temannya menjadi perokok. Di antara remaja yang merokok, 87%

mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih, teman dekat atau

sahabat yang perokok. Begitu juga sebaliknya.

c. Faktor kepribadian

Sebagian orang mecoba untuk merokok karena alasan ingin tahu

atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan

membebaskan diri dari kebosanan.

d. Pengaruh iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour,

membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti

karakter yang ada di dalam iklan tersebut.

9. Bahaya Merokok

Merokok mempunyai banyak efek negatif yang berbahaya kepada

kesehatan manusia, dan kebiasaan merokok tidak hanya merugikan

perokok itu sendiri, tetapi juga mengancam masyarakat disekitarnya.

Page 47: ASEP SHIHABUL MILLAH

30

Asap rokok yang dihirup oleh perokok atau mereka yang berada

disekelilingnya akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui

kerongkongan, bronkus, dan paru-paru. Kandungan asap rokok akan

menyebabkan berbagai penyakit dimulut seperti periodontitis (infeksi

pada gusi), penyakit kerongkongan seperti faringitis (infeksi faring)

dan laringitis (infeksi laring atau pita suara), penyakit bronkus seperti

bronkitis (infeksi bronkus) dan penyakit pada paru-paru seperti

kanker paru, penyakit kanker paru obstruktif dan emfisema

(Subanada, 2010).

Berbagai macam anggota tubuh dapat terkena penyakit yang

disebabkan oleh rokok. Berikut adalah bagian-bagian tubuh dan penyakit

yang ditimbulkan akibat rokok (Sukendro, 2007) :

a. Mata

Rokok dapat menyebabkan katarak dan menyebabkan kebutaan.

Resiko perokok adalah tiga kali lebih tinggi dibanding dengan

bukan perokok.

b. Mulut, tenggorokan, pita suara dan esofagus.

Rokok dapat menyebabkan kanker pada bagian tubuh mulut,

tenggorokan, pita suara dan esofagus dan dapat menyebabkan

penyakit gusi, pilek dan kerongkongan kering. Lebih dari 90%

penderita kanker mulut adalah perokok dan tingkat kematian

penderita kanker mulut pada perokok lebih besar 20 sampai

Page 48: ASEP SHIHABUL MILLAH

31

dengan 30 kali dibandingkan dengan penderita kanker mulut

yang bukan perokok.

c. Gigi

Pada perokok, resiko menderita periodontitis (gusi terbakar yang

mengarah ke infeksi dan akan merusak jaringan halus dan tulang)

sebesar 10 kali lebih tinggi.

d. Perut

Penyakit akibat merokok yang menyerang perut adalah kanker

perut dan lambung. Penelitian menunjukkan bahawa tingkat

resiko kanker perut berbanding lurus dengan jumlah dan lama

merokok.

e. Ginjal

Kanker ginjal dapat juga menyerang perokok dan kanker ini

lebih sering ditemukan di antara perokok dibandingkan dengan

yang tidak merokok.

f. Pankreas

Tingkat kesembuhan kanker pankeas tidak lebih dari 4% pada

penderita yang lebih dari lima tahun menderita kanker ini.

g. Kantung kemih

Kanker kandung kemih merupakan salah satu resiko yang dapat

diderita oleh perokok.

h. Leher rahim

Page 49: ASEP SHIHABUL MILLAH

32

Kanker juga dapat menyerang di bagian leher rahim pada

perokok.

i. Kehamilan

Pada ibu hamil, merokok dapat menyebabkan bayi lahir

prematur, berat badan lahir rendah dan keguguran. Menurut

WHO, wanita merokok pada negara maju adalah 15%, pada

negara berkembang adalah 8%. Sedangkan di Amerika Serikat,

wanita perokok mencapai 15% - 30% dan sebagian dari mereka

adalah wanita hamil.

j. Tulang

Merokok dapat menyebabkan tulang rapuh.

Menurut Bangun (2008) bahaya merokok bagi tubuh antara lain:

a. Berpengaruh pada sirkulasi darah

Nikotin menghambat sirkulasi darah, jika tubuh mengalami

gangguan sirkulasi darah, maka bagian tersebut tidak menerima

pasokan nutrisi dalam jumlah yang cukup untuk menjalankan

fungsinya secara normal. Apabila keadaan ini terjadi terus

menerus hal ini dapat menimbulkan kerusakan jaringan.

b. Berpengaruh pada jantung

Nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan epinefrin

dan norepinefrin dalam darah meningkat, yang menyebabkan

jantung berdebar lebih cepat dan pembuluh darah berkontraksi

atau menyempit. Debar jantung yang meningkat akan

Page 50: ASEP SHIHABUL MILLAH

33

meningkatkan kebutuhan oksigen pada otot jantung. Sementara

itu, persendian oksigen jadi menurun kerena di ikat oleh karbon

monoksida yang dihasilkan rokok. Dalam hal ini nikotin

berperan membuat irama jantung tidak teratur, menimbulkan

kerusakan lapisan dalam pembuluh darah dan meimbulkan

penggumplan darah, sehingga serangan jantung mengikutinya.

c. Berpengaruh pada telinga, hidung dan tenggorokan

Asap rokok menimbulkan iritasi pada saluran eustacius, yaitu

saluran yang menghubungkan hidung, telinga, dan tenggorokan.

Iritasi menyebabkan selaput lendir mengeluarkan lendir diluar

batas wajar. Ini memicu munculnya radang dan ini pada akhirnya

meinbulkan ketulian. Merokok akan mengakibatkan rangsangan

pada tenggorok, karena zat-zat tar akan menyerang selaput-

selaput lendir pembuluh ini, sehingga menyebabkan rangsangan

setempat. Ini mengakibatkan hambatan pada saluran udara

kedalam paru-paru dan menyebabkan orang lain sukar untuk

bernafas. Karena itu seorang perokok akan lebih sering terserang

penyakit saluran pernafasan.

d. Berpengaruh pada otak

Rokok dapat mempengaruhi dan melemahkan saraf otak. Otak

tersusun dari jenis jaringan saraf yang sama dengan mata. Saraf

optik merupakan sambungan dari saraf otak. Dengan demikian,

jika nikotin dapat melumpuhkan saraf pengelihatan dapat pula

Page 51: ASEP SHIHABUL MILLAH

34

berpengaruh pada otak. Sebuah penelitian oleh W.E Dixon

menguji dampak merokok pada repon mental, menunjukan

bahwa efisiensi mental menurun 10 persen hingga 20 persen.

Selain itu daya ingat makin menurun.

e. Berpengaruh pada kulit

Rokok dapat memudarkan warna kulit dan menyebabkan keriput

dibagian wajah dan leher. Hal itu karena nikotin dapat

mnegerutkan pembuluh darah dibagian wajah dan leher, keadaan

ini menimbulkan jaringan kulit tersebut mengalami kekurangan

zat makanan sehingga warnanya akan pucat. Biasanya proses ini

akan diikuti oleh keriput wajah. Menurut DR. E.B. Hollis,

merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam.

f. Berpengaruh pada paru-paru

Penelitian di indonesia maupun di dunia telah membuktikan

bahwa sebagian besar (80 persen) kanker paru disebabkan oleh

kebiasaan merokok. Faktor-faktor yang mempengaruhi kanker

paru itu sendiri adalah: jumlah batang rokok yang dihisap setiap

harinya, usia perokok ketika mulai terbiasa merokok, lamanya

kebiasaan merokok (beberapa tahun), intensitas menghisap rokok

dan kadar tar dalam rokok.

Page 52: ASEP SHIHABUL MILLAH

35

E. Kerangka Teori

Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal HygieneDengan

kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali

Bagan. 2.1

Personal Hygiene

Jenis-jenis Personal Hygiene

1. Perawatan kulit

2. Perawatan kuku

3. Perawatan mulut dan gigi

4. Perawatan rambut

5. Perawatan mata

6. Perawatan hidung

7. Perawatan telinga

Kebiasaaan merokok

Pengetahuan

Internal

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Minat

5. Pengalaman

Eksternal

1. Sosial budaya

2. Lingkungan

3. Informasi

Faktor resiko

merokok Tipe perilaku perokok Golongan perokok

Prinsip-prinsip Personal

Hygiene

1. Membiasakan mandi dua

kali

2. Menggunakan sabun

yang tidak iritatif

3. Menyabuni seluruh

tubuh

4. Mengeringkan tubuh

dengan handuk yang

lembut

Page 53: ASEP SHIHABUL MILLAH

36

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Variabel independent yang diteliti adalah pengetahuan santri

tentang personal hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren

Al-Ghozali.

Bagan3.1

B. Hipotesis

Ha :Adanya hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal

hygienedengan Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali.

Ho: Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal

hygienedengan kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali.

Berdasarkan uraian diatas, maka terdapat hubungan yang signifikan

tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal

Hygiene dengan Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali.

Independent

(Variabel Bebas)

Dependent

(Variabel Terikat)

Pengetahuan santri tentang

personal hygiene

Kebiasaan merokok

Page 54: ASEP SHIHABUL MILLAH

37

C. Definisi Operasional

Tabel 3.2

Definisi Operasional hubungan tingkat pengetahuan santri tentang

personal hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-

Ghozali

No Variabel Definsi

Operasional

Indikator Alat Ukur Hasil

Ukur

Skala

Ukur

1 Variabel

indevenden

Pengetahuan

santri tentang

personal

hygiene

Pengetahuan

adalah sesuatu

hal yang

diperoleh

seseorang melalui

tiga aspek baik

secara : Kognitif,

Afektif dan

Psikomotor

(Notoatmodjo,

2005)

1. Pengertian

pengetahuan

2. Tingkatan

pengetahuan

3. Faktor-

faktor yang

mempengaru

hi

pengetahuan

4. Kriteria

tingkat

pengetahuan

Kuesioner

dalam

bentuk

pernyataan,

berdasarkan

rumus skala

Guttman

Total skor

maksimal

10-20

pengkatagori

an

menggunaka

n rumus cut

of point 75%

dari total

skor 20 :

1. kurang

baik (< 15)

2. baik (

>15)

berdasarkan

rumus

pengkatagori

an data

(Arikunto,

2008)

Nominal

2 Variabel

devenden

Page 55: ASEP SHIHABUL MILLAH

38

Kebiasaan

merokok

Kegiatan

menghisap rokok

yang dilakukan

berulang-ulang

dan terus

menerus.

1. Pengertian

Merokok

2. Racun-

racun yang

kemungki

nan pada

roko

3. Faktor

resiko

meroko

4. Jenis-jenis

rokok

5. Golongan

perokok

6. Tipe

perilaku

perokok

7. Tipe

perokok

menurut

jumlah

yang di

hisap

8. Faktor-

faktor

yang

mempenga

ruhi rokok

Kuesioner

dalam

bentuk

pernyataan,

berdasarkan

rumus skala

likert

Total skor

maksimal

37-50

pengkatagori

an

menggunaka

n rumus cut

of point 75%

dari total

skor 20 :

1. kurang

baik (<37)

2. baik (

>37)

berdasarkan

rumus

pengkatagori

an data

(Arikunto,

2008)

Ordinal

Page 56: ASEP SHIHABUL MILLAH

39

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan

Cross Sectional, yaitu penelitian dengan cara pendekatan, observasi atau

pengumpulan data yang dilakukan sekaligus pada suatu saat dimana

subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukurannya

dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012). metode ini menggunakan kuesioner.

B. Lokasi penelitian

Penelitan dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2015

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian adalah siswa MTs

Al-Ghozali kelas VIII dan IX yang berjumlah 139 orang

Page 57: ASEP SHIHABUL MILLAH

40

2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dengan cara tertentu

dianggap representatif untuk mewakili populasi (Azwar & Prihartono,

2014).

Jumlah sampel yang diteliti didapatkan dengan perhitungan

menggunakan rumus Akdon.

Keterangan :

N = Jumlah Populasi

n = besar sampel

d2 = presisi yang ditetapkan 10% (Akdon, 2008).

Perhitungan Sampel :

𝑛 =N

𝑁. 𝑑2 + 1

𝑛 =139

139. 0,12 + 1

𝑛 =139

139. 0,1.0,1 + 1

𝑛 =139

2,39

𝑛 = 58,15 = 58 orang

Kriteria Sampel

a. Santri kelas VIII dan IX MTs Al-Ghozali

b. Bersedia menjadi responden

𝑛 =N

𝑁. 𝑑² + 1

Page 58: ASEP SHIHABUL MILLAH

41

Teknik sampling menggunakan metode probability sampling teknik

Disproporsioned Stratified Random Sampling (Akdon, 2008).

Dengan demikian kelas VIII dan IV masing-masing 29 santri yang

menjadi responden. Cara pengambilannya melalui undian.

E. Instumen dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang disebut kuesioner yang biasanya dipakai

didalam wawancara (sebagai pedoman wawancara yang berstruktur)

dan angket, kuesioner disini diartikan sebagai daftar pertanyaan yang

sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana responden sudah

tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda

tertentu (Notoatmodjo, 2005).

2. Teknik pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan di Pondok Pesantren AL-Ghozali

dengan prosedur sebagai berikut :

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada pimpinan

Pondok Pesantren Al-Ghozali berdasarkan surat pengantar dari

ketua Stikes Widya Darma Husada Tangerang

b. Melakukan pendekatan dengan responden dan apabila responden

menyetujui untuk menjadi responden maka peneliti meminta

kesediaan responden untuk mendatangani lembar kesediaan

menjadi responden.

Page 59: ASEP SHIHABUL MILLAH

42

c. Responden diberikan penjelasan tentang cara mengisi angket dan

dipersilahkan bertanya jika belum jelas

d. Selama pengisian angket, peneliti berada didekat responden untuk

mengantisipasi pertanyaan akan ketidakjelasan responden

e. Setelah mengisi angket maka peneliti mengambil angket yang ada

pada responden kemudian dikumpulkan oleh peneliti

f. Daftar pertanyaan yang telah dilengkapi jawaban dikumpulkan

untuk pengolahan data melalui proses tabulasi dan kemudian

dianalisa dengan alat bantu komputer

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data selesai,

daftar pertanyaan yang telah diisi dikumpulkan dan dilakukan

prosedur pengolahan data, meliputi :

a. Editing, yaitu untuk melakukan pengecekan pengisian

kuisioner apakah jawaban yang ada dala kuisioner lengkap,

jelas, relevan dan konsisten

b. Coding, yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka atau bilangan

c. Processing, yaitu pemprosesan data yang dilakukan dengan

cara mengentri data dari kuesioner kepaket program

komputerisasi

Page 60: ASEP SHIHABUL MILLAH

43

d. Cleaning, yaitu membersihkan data yang merupakan kegiatan

pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada

kesalahan atau tidak

e. Analisa Data

1) Analisa Univariat

Digunakan untuk melihat distribusi frekuensi presentase

dan nilai statistik deskritip tiap variabel yang diteliti.

Analisa univariat dilakukan dengan tujuan untuk

mendapatkan analisa distribusi frekuensi responden,

berdasarkan variabel penelitian yang diteliti, data

ditampilkan dalam bentuk distribusi dari berbagai variabel

yang diteliti dan selanjutnya dilakukan interpretasi secara

deskriptif. Dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

F = Frekuensi

X = Jumlah data

N = Jumlah populasi (Setiadi, 2007)

F= 𝑋

𝑁 𝑋 100%

Page 61: ASEP SHIHABUL MILLAH

44

2) Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan, dengan tujuan untuk melihat hubungan antara

variabel independent dengan varibel dependent. Untuk

membuktikan adanya hubungan antara dua variabel tersebut

digunakan uji statistic Chi kuadratdengan menggunakan

derajat kepercayaan 95% dan P value = 0,05.

Bila P value < 0,05 berarti perhitungan statistik bermakna. Dan

bila p value > 0,05 berarti perhitungan statistik tidak bermakna.

Dengan interprestasinya adalah Ho : diterima berarti tidak ada

hubungan antara variabel yang satu dengan yang lain, Ho :

ditolak berarti kedua variabel memiliki hubungan.

Rumus chi kuadrat yang digunakan

Keterangan

X2 = chi kuadrat

f 0 = observasi ( frekuensi teramati dari sel baris kolom)

f h = Expected ( frekuensi harapan dari baris dan kolom)

(Sugiyono, 2009).

𝑥2 = ∑

𝑘

𝑖=1

(𝑓₀ − 𝑓ℎ)²

𝑓ℎ

Page 62: ASEP SHIHABUL MILLAH

45

G. Etika Penelitian

Penelitian telah memegang teguh sikap ilmiah dan menggunakan prinsip

etika penelitian keperawatan. Peneliti meyakini bahwa responden

dilindungi dengan memperhatikan aspek self determination, privacy,

anonymity, confidentiality, informed consent dan protection from

discomfort (polit&Hungler, 2009).

a. SelfDetermination

Responden diberi kebebasan untuk menentukan pilihan bersedia atau

tidak turut serta dalam penelitian, setelah menerima semuan informasi

tentang penelitian yang akan dilakukan. Responden juga dapat

penjelasan untuk berhak mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa

sanksi apapun. Apabila responden bersedia mengikuti penelitian, maka

responden diminta untuk menandatangani lembar infomed consent.

b. Anonymity andConfidentialit

Prinsip anonymity adalah peneliti tidak mencantumkan nama lengkap

responden, tetapi hanya nama inisial dalam koesioner berupa kode

nomer responden. Prinsip confidentiality dilakukan peneliti dengan

tidak mempublikasikan keterikatan informasi yang diberikan dengan

identitas responden.

c. Privacy

Peneliti menjamin privacyresponden dengan tetap menjaga harga diri

responden. Peneliti hanya hanya menanyakan hah-hal yang berkaitan

dengan penelitian. Peneliti menjaga semua kerahasian serta semua

Page 63: ASEP SHIHABUL MILLAH

46

informasi responden dan hanya menggunakan untuk kepentingan

penelitian.

d. ProtectionDiscomfort

Penelitian yang dilakukan tidak mengakibatkan ketidakyamanan bagi

responden, baik fisik maupun psikis. Apabila responden mengalami

ketidakyamanan selama pengisian kuisioner, peneliti memberikan

kesempatan kepada responden untuk menyampaikan

ketidaknyamanannya, kemudian responden dapat diajukan pilihan

untuk menghentikan penelitian atau tetap meneruskan dengan

bimbingan dari petugas lapangan yang ditunjuk oleh peneliti.

e. InformedConsent

Sebelum penelitian dilakukan peneliti memberikan informasi lengkap

tentang tujuan, manfaat, prosedur, dan harapan penelitian terhadap

responden. Setelah responden memahami semua penjelasan dari

peneliti dan bersedia melakukan penelitian responden diminta untuk

menandatangani lembar persetujuan sebagai subyek penelitan.

H. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan waktu saat pengumpulan data dikarenakan waktu

pengambilan data berdekatan, dengan liburan sekolah dan peneliti

harus menunggu responden hingga masuk sekolah, dan pada variabel

pertama tentang personal hygiene, sebagian responden tidak mengerti

tentang personal hygiene segingga peneliti harus menjelaskan kembali

tentang personal hygiene.

Page 64: ASEP SHIHABUL MILLAH

47

BAB V

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan santri tentang

personal hygiene dengan kebiasaan merokok. Penelitian ini di lakukan bulan Juli-

Agustus 2015, dengan jumlah responden sebanyak 58 siswa yang diperoleh dari

kelas VIII dan IX Pondok Pesantren Al-Ghozali kabupaten, Bogor. Hasil

penelitian ini berupa hasil analisis univariat dan bivariat.

A. Analisis Univariat

Analisa univariat menjelaskan mengenai distribusi frekuensi responden

berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan personal hygiene dan

kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali Tahun 2015 dengan jumlah

responden 58 siswa.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Di Pondok Pesantrren

Al-Ghozali Tahun 2015

No Usia Frequency Persen

1 13 Tahun 21 36,2

2 14 Tahun 22 37,9

3 15 Tahun 10 17,2

4 16 Tahun 5 8,6

Total 58 100

Page 65: ASEP SHIHABUL MILLAH

48

Berdasarkan tabel 5.1 distribusi karakteristik responden berdasarkan usia dari 58

responden di dapatkan hasil paling banyak berusia 14 tahun (37.9%)

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Santri

Tentang Personal Hygiene Di Pondok Pesantren Al-Ghozali Tahun 2015

No Personal hygiene Frequency Persen

1 Kurang baik 20 34.5

2 Baik 38 65.5

Total 58 100

Berdasarkan tabel 5.2 distribusi karakteristik responden berdasarkan tingkat

pengetahuan santri tentang personal hygiene di dapatkan hasil yang paling

banyak responden yang memiliki personal hygine baik 38 (65,5%).

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok Di

Pondok Pesantren Al-Ghozali

No Merokok Frequency Persen

1 Kurang baik 26 44.8

2 Baik 32 55.2

Total 58 100

Page 66: ASEP SHIHABUL MILLAH

49

Berdasarkan tabel 5.3 distribusi karakteristik responden berdasarkan kebiasaan

merokok di dapatkan hasil yang paling banyak dengan merokok baik 32 (55.2%).

B. Analisis Bivariat

Tabel 5.4 Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal

Hygiene dengan Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-

Ghozali Tahun 2015

Tingkat

Pengetahuan

Tidak merokok Merokok Total OR

(CI

95%)

P-

value

n % N % n %

Tidak baik 12 60.0 8 40,0 21 100 2,571

Baik 14 36,8 24 63,2 38 100 (864-

7,812) 0,159

Jumlah 26 44,8 32 55,2 59 100

Berdasarkan tabel 5.4 Hasil analisis Hubungan tingkat pengetahuan santri

tentang personal hygiene dengan kebiasaan merokok bahwa 58 responden yang

memiliki tingkat pengetahuan personal hygiene yang baik sebesar 24 (63,2%),

menunjukan merokok dan yang memiliki tingkat pengetahuan personal hygiene

yang tidak baik sebesar 12 atau (60.0%) menunjukkan tidak merokok. Hasil uji

statistik diperoleh nilai (p-value=0,159). Sehingga nilai p-value< α: 0,05) maka

dapat di simpulkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pengetahuan santri tentang

personal hygiene dengan kebiasaan merokok.

Page 67: ASEP SHIHABUL MILLAH

50

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Santri tentang Personal Hygiene

Tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene di Pondok Pesantren

Al–Ghozali yang memiliki pengetahuan personal hygiene yang kurang baik

( 34,5%) dan yang memiliki berpengetahuan baik (65,5%). Dari hasil analisa

bahwa santri yang memiliki pengetahuan baik disebabkan oleh faktor

kebiasaan, budaya, tingkat pengetahuan, status sosial ekonomi, status

kesehatan serta kondisi fisik dan mental.

Menurut Notoatmodjo (2011). Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Santri

yang berada di pondok pesantren masih ada yang memiliki pengetahuan yang

kurang baik tentangpersonal hygiene. Sedangkan menurut Lyndon Saputra

(2013).Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang

dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara

fisik maupun mental.

Page 68: ASEP SHIHABUL MILLAH

51

Hal ini sejalan dengan penelitian Surahma Asti Mulasari, dkk (2012 )

yang meneliti hubungan antara kebiasaan penggunaan alat pelindung diri dan

personal hygienedengan kejadian infeksi kecacingan pada petugas sampah di

kota Yogyakarta. yang menyatakan bahwa angka personal hygiene yang baik

sebesar 32,7%.

Jadi menurutpeneliti bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat

ditentukan dengan bermacam-macam tingkatan. Oleh sebab itu diharapkan

kepada responden agar dapat meningkatkan pengetahuannya dengan cara

mencari informasi, baik dari buku atau media lain. Dengan makin banyaknya

informasi yang didapat santri, maka tingkat pengetahuan juga akan meningkat

dan wawasan santrijuga akan luas.

B. Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok pada santri di Pondok Pesantren Al-Ghozali yaitu

55,2% santri menunjukkan budaya merokok yang sangat tinggi. Kebiasaan

merokok pada remaja di pengaruhi oleh orang tua, teman sebaya, kepribadian

dan media informasi yang mengiklankan rokok.

Menurut (Tarwoto, 2009). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

seseorang merokok adalah sebagai berikut, yang pertama pengaruh orang tua

salah satu temuan tentang remaja perokok anak-anak muda berasal dari rumah

tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan

anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk

menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan

Page 69: ASEP SHIHABUL MILLAH

52

rumah tangga yang bahagia. Yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang

tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-

anaknya akan berisiko untuk meniru orang tuanya. Yang kedua pengaruh

teman berbagai fakta mengungkapkan bahwa bila semakin banyak remaja

yang merokok, maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah

perokok dan semikian pula sebaliknya. Di antara remaja yang merokok, 87%

mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih, teman dekat atau sahabat

yang perokok. Yang ketiga faktor kepribadian sebagian orang mencoba

mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri

dari rasa sakit fisik atau jiwa, dan membebaskan diri dari kebosanan. Yang ke

empat pengaruh iklan, melihat iklan di media massa dan elektronik yang

menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambing kejantanan atau

glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti perilaku

seperti karakter yang ada di dalam iklan tersebut.

Jadi menurut peneliti dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merokok pada

santri di sebabkan karena faktor lain selain personal hygine diantaranya

karena faktor pengaruh orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian, dan

pengaruh iklan,

C. Hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan

kebiasaan merokok

Hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan

kebiasaan merokok menunjukkan arah kecenderungan santri dengan

Page 70: ASEP SHIHABUL MILLAH

53

pengetahuan personal hygiene yang baik dan merokok. Hasil uji statistik

menggunakan chi square dapat diambil kesimpulan bahwa Ho diterima dan

Ha ditolak jadi tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

personal hygienedan kebiasaan merokok. Diperoleh nilai (p-value=0,159).

Sehingga nilai p-value< α: 0,05) maka dapat di simpulkan bahwa tidak ada

hubungan tingkat pengetahuan santri tentang personal hygiene dengan

kebiasaan merokok.

Menurut Mubarak, (2007) Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah mereka mencari informasi dan makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat pengetahuannya rendah akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi

dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang dilakukan

untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik

maupun mental (Lyndon Saputra, 2013). Tingkat kebersihan diri seseorang

umumnya dilihat dari penampilan yang bersih dan rapih serta upaya yang

dilakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapian tubuhnya setiap

hari. Kebersihan diri langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena

tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit,

terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.

Page 71: ASEP SHIHABUL MILLAH

54

Kebersihan diri seseorang meliputi beberapa hal, antara lain kulit, kuku,

rambut, gigi dan mulut, mata, hidung, telinga, serta perineum.

Sebagaimana diungkapkan oleh Pusat promosi kesehatan Kemenkes RI

(2010). Merokok adalah ketidak berdayaan adiksi nikoton dan akibat pada

kesehatan. Bahwa faktor-faktor tersebut dapat menjadi kebiasaan yang sulit

dihindari.

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa santri yang mempunyai

pengetahuan personal hygieneyang baik tidak menjamin memiliki kebiasaan

untuk tidak merokok hal ini disebabkan olah banyak faktor seperti pengaruh

orang tua, pengaruh teman, faktor kepribadian, dan pengaruh iklan.

Page 72: ASEP SHIHABUL MILLAH

55

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan personal hygiene santri kelas VIII dan IX di pondok

pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor, yang memiliki pengetahuan

personal hygiene lebih dari setengahnya baik.

2. Kebiasaan merokok siswa kelas VIII dan IX di pondok pesantren Al-

Ghozali Kabupaten Bogor, yaitu lebih dari setengahnya memiliki

kebiasaan merokok.

3. Tidak ada hubungan pengetahuan personal hygiene dengan kebiasaan

merokok di pondok pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran dari peneliti sebagai berikut :

1. Bagi Pondok Pesantren

Diharapkan para santri menjaga personal hygiene dengan baik serta

berhenti merokok

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau bacaan

yang bermanfaat berkaitan dengan mata ajaran yang ada di program S1

Page 73: ASEP SHIHABUL MILLAH

56

Keperawatan dan digunakan untuk literatur bagi mahasiswa STIKes Widya

Dharma Husada Tangerang.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan guna kepentingan

ilmiah, dan bagi peneliti yang akan menindaklanjuti hasil penelitian ini

agar mengikutsertakan variabel-variabel lainnya yang relevan dan

komprehensif.

Page 74: ASEP SHIHABUL MILLAH

57

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2008. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Admistrasi dan

Manajemen. Bandung :Dewi Suci

Ananto, Purnomo. 2006. UKS Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah dan

Madrasah Ibtidaiyah. Bandung :Yrama Widya

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta

:RinekaCipta

Aula L.E. 2010. Stop Merokok. Yogyakarta : Gara Ilmu

Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : PT RINEKA

CIPTA

Fitria, Ana. 2007. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta :Gala Ilmu

Semesta

Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi

Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika

Idrus, F. 2009. Kamus Lengkap Besar Bahasa Indonesia. Surabaya : Gresindra

Press

Mada. G. 2008. Ternyata Rokok Haram. Surabaya : PT. Java Pustaka

Mubarak, I, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar

mengajar Dalam Pendikakan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :

Penerbit Rineka Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :

Penerbit Rineka Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta :Penerbit Rineka Cipta

Page 75: ASEP SHIHABUL MILLAH

58

Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Volume 1. Ed.4. Jakarta :EGC

Potter, Partricia A dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Volume 2. Ed.4. Jakarta :EGC

Polit, F. D. &Hungler, B. F. 2009. Nursing Research Principles and Methods.

Philadelphia : Lippincott

Saputra, Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan

:Binarupa Aksara Publisher

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta :Graha Ilmu

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung :CV Alfabeta

Sukendro Suryo.2007. Filosofi Rokok. Yogyakarta. Pinus Book Publisher cetakan

I

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa Keperawatan. Jakarta

:EGC

Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika

Partidiharjo. S. 2006. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaan. Jakarta :

Erlangga

Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2011. Stop Merokok.

Jakarta : Penerbit Kemenerian Kesehatan

Wawan & Dewi. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta

Mulasari Asti Surahma. 2012. Jurnal. Hubungan Antara Kebiasaan Penggunaan

Alat Pelindung Diri dan Personal Hgiene dengan Kejadian Infeksi

Kecacingan Pada Petugas Sampah di Yogyakarta. di unduh tanggal 11

Agustus 2015 pukul 09.00 WIB

Riskesdas, 2007. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Page 76: ASEP SHIHABUL MILLAH

59

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada,

Yth, Responden

Dengan Hormat,

Asep Shihabul Millah Mahasiswa Program Studi Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang

bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Tingkat

Pengetahuan Santri Tentang Personal Hygiene dengan kebiasaan merokok

di Pondok Pesantren Al-Ghozali Kabupaten Bogor’’.

Saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk turut berpartisipasi

dalam penelitian ini dengan mengisi angket yang telah disediakan dan

menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan, dan sebelum mengisi lembar

persetujuan yang peneliti ajukan, perlu kami beritahukan bahwa data yang

peneliti peroleh akan dijaga kerahasiannya.

Atas perhatiannya dan kesediaan saudara / saudari, peneliti

ucapkan terima kasih.

Peneliti

Asep Shihabul Millah

Page 77: ASEP SHIHABUL MILLAH

60

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

PENELITIAN ( Informed Consent )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Menyatakan bahwa :

1. Telah mendapatkan penjelasan tentang penelitian mengenai

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal

Hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-

Ghozali Kabupaten Bogor “

2. Telah megetahui tujuan, manfaat dan dampak yang mungkin

timbul dari penelitian tersebut

3. Telah memahami prosedur penelitian dan diberikan kesempatan

bertanya

Berdasarkan pertimbangan di atas, dengan ini saya

memutuskan tanpa paksaan dari pihak manapun juga bahwa saya

bersedia / tidak bersedia*untuk berpartisipasi menjadi responden

dalam penelitian ini.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenar – benarnya untuk

dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Peneliti Pamulang,.................... 2015

Yang membuat pernyataan

Asep Shihabul Millah (……………………………)

Page 78: ASEP SHIHABUL MILLAH

61

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

Judul : “Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Personal

Hygiene dengan kebiasaan merokok di Pondok Pesantren Al-Ghozali

Kabupaten Bogor”

Petunjuk :

a. Kuesioner / angket ini terdiri dari bagian, yaitu karakteristik

responden dan kuesioner tentang pengetahuan personal

hygiene.

b. Mohon Kesediaan saudara / saudari untuk mengisi kuesioner

tersebut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, beri tanda

ceklis ( ) pada jawaban

c. Semua jawaban saudara / saudari adalah BENAR

A. Karakteristik Responden

a. No. Responden :

b. Inisial Responden :

c. Usia :

d. Jenis Kelamin :

e. Kelas / Jurusan : 1. VIII 2. IX

B. Kuesioner Pengetahuan

Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman anda selama ini, isilah

kuesioner tentang Personal Hygiene sesuai dengan kenyataan anda,

dengan menjawab pertanyaan yang ada pada kolom di bawah ini yang

terdiri dari 10 pertanyaan.

Berilah tanda check list ( ) pada kolom yang telah di sediakan.

Page 79: ASEP SHIHABUL MILLAH

62

No. : ( diisi oleh peneliti )

Identitas diri :

1. Kelas :

2. Usia :

3. Jenis kelamin :

Petunjuk Pengisian :

1. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan teliti

2. Jawablah seluruh pertanyaan berikut dengan mengisi memeberikan

tanda() pada kolom yang telah di sediakan

3. Jika anda salah memilih beritanda () dan beri tanda () kembali

pada jawaban yang sesuai yaitu sebagai berikut

a. YA : Jika pernyataan sesuai dengan yang anda alami dan

rasakan

b. TIDAK : Jika pernyataan tidak sesuai dengan yang anda alami dan

rasakan

Anda dapat bertanya langsung kepada peneliti jika saudara/I kesulitan

dalam mengisi pertanyaan dalam kuisioner

1. Personal Hygiene

No PERNYATAAN

YA TIDAK

1 Personal Hygiene sangat penting untuk kesehatan

2 Personal Hygiene merupakan merawat kebersihan diri

3 Pengetahuan mempengaruhi Personal Hygiene

4 Tujuan Personal Hygiene mencegah penyakit

5 Menyabuni seluruh tubuh, terutama daerah lipatan kulit,

Page 80: ASEP SHIHABUL MILLAH

63

misalnya sela-sela jari, ketiak, dan belakang telingan

merupakan salah satu prinsip Personal Hygiene

6 Kebiasaan yang buruk akan meningkatkan angka

kesakitan

7 Budaya sangat mempengaruhi Personal Hygiene

8 Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembab segera

setelah mandi merupakan salah satu prinsip Personal

Hygiene

9 Perawatan genitalia termasuk dalam perawatan Personal

Hygiene

10 Personal Hygiene adalah kebersihan orang lain

Page 81: ASEP SHIHABUL MILLAH

64

Pentunjuk Pengisian :

1. Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan seksama, kemudian

berikan jawaban saudara pada lembar jawaban bagi setiap

pernyataan tersebut dengan cara memberi tanda checklist (),

sebagai berikut:

Keterangan:

1. SS : Sangat Setuju 3. RR : Ragu-ragu 5. STS : Sangat

Tidak Setuju

2. S : Setuju 4. TS : Tidak Setuju

Kebiasaan Merokok

No PERNYATAAN

SS S RR TS STS

1 Nikotin merupakan kandungan yang ada di

dalam rokok

2 Metanol merupakan racun yang terdapat di

rokok

3 Ammonia merupakan racun yang terdapat di

rokok

4 Rokok kretek merupakan bagian dari jenis

rokok

5 Perokok dapat menyebabkan penyakit pada

kanker paru

6 Perokok dapat meyebabkan daya ingat

Page 82: ASEP SHIHABUL MILLAH

65

menurun

7 Perokok dapat menyebabkan kanker pada

pada tenggorokan dan pita suara

8 Pada seseorang yang merokok dapat

menyebabkan kanker ginjal

9 Pada ibu hamil, merokok dapat menyebabkan

bayi lahir premature dan cacat

10 Cerutu merupakan bagian dari rokok

Page 83: ASEP SHIHABUL MILLAH

66

Lampiran 4

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada,

Yth, Responden

Dengan hormat,

Saya Asep Shihabul Millah mahasiswa Program Studi Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Dharma Husada Tangerang bermaksud

akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Santri

Tentang Personal Hygiene dengan Kebiasaan Merokok di Pondok Pesantren Al-

Ghozali Kabupaten Bogor”.

Saya mohon kesediaan saudara/saudari untuk turut berpatisipasi dalam

penelitian ini dengan mengisi angket yang telah disediakan dan menjawab

pertanyaan yang peneliti ajukan, dengan sebelumnya mengisi lembar persetujuan

yang peneliti lampirkan. Perlu kami beritahukan bahwa data yang peneliti peroleh

akan dijaga kerahasiaanya.

Atas perhatian dan kesediaan saudara/saudari, peneliti mengucapkan

terima kasih.

Peneliti,

Asep Shihabul Millah

Page 84: ASEP SHIHABUL MILLAH

67

Lampiran 5

UJI RELIABILITAS

VARIABEL 1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.649 .660 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 1.78 .421 58

p2 1.66 .479 58

p3 1.59 .497 58

p4 1.57 .500 58

p5 1.67 .473 58

p6 1.78 .421 58

p7 1.38 .489 58

p8 1.47 .503 58

p9 1.53 .503 58

p10 1.38 .489 58

Page 85: ASEP SHIHABUL MILLAH

68

Inter-Item Correlation Matrix

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

p1 1.000 .306 .472 .534 .241 .603 .165 .087 .079 .079

p2 .306 1.000 -.020 .541 .189 .132 .119 -.123 .341 -.330

p3 .472 -.020 1.000 .046 .532 .304 .224 .293 .198 .440

p4 .534 .541 .046 1.000 .060 .284 -.109 -.025 .165 -.324

p5 .241 .189 .532 .060 1.000 .065 .016 .283 .232 .091

p6 .603 .132 .304 .284 .065 1.000 .165 .170 .079 .250

p7 .165 .119 .224 -.109 .016 .165 1.000 -.017 .445 .121

p8 .087 -.123 .293 -.025 .283 .170 -.017 1.000 -.099 .197

p9 .079 .341 .198 .165 .232 .079 .445 -.099 1.000 -.197

p10 .079 -.330 .440 -.324 .091 .250 .121 .197 -.197 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlati

on

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 14.02 4.298 .588 .652 .572

p2 14.14 4.753 .248 .430 .637

p3 14.21 4.097 .575 .604 .564

p4 14.22 4.738 .236 .560 .641

p5 14.12 4.494 .390 .419 .608

p6 14.02 4.508 .456 .448 .598

p7 14.41 4.738 .245 .355 .638

p8 14.33 4.891 .160 .188 .657

p9 14.26 4.651 .275 .426 .632

p10 14.41 5.124 .062 .442 .675

Page 86: ASEP SHIHABUL MILLAH

69

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

15.79 5.500 2.345 10

UJI RELIABILITAS

VARIABEL 2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.939 .941 10

Page 87: ASEP SHIHABUL MILLAH

70

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

merokok_1 3.24 1.809 58

merokok_2 3.28 1.348 58

merokok_3 3.02 1.291 58

merokok_4 3.43 1.258 58

Merokok_5 3.50 1.367 58

merokok_6 3.48 1.260 58

merokok_7 3.59 1.285 58

merokok_8 3.16 1.335 58

merokok_9 3.38 1.424 58

merokok_10 3.21 1.281 58

Inter-Item Correlation Matrix

merokok_1

merokok_2

merokok_3

merokok_4

Merokok_5

merokok_6

merokok_7

merokok_8 merokok_9

merokok_10

merokok_1 1.000 .627 .516 .493 .624 .541 .632 .551 .692 .493

merokok_2 .627 1.000 .622 .601 .619 .664 .655 .717 .621 .576

merokok_3 .516 .622 1.000 .417 .532 .426 .417 .487 .550 .390

merokok_4 .493 .601 .417 1.000 .729 .719 .644 .617 .563 .575

Merokok_5 .624 .619 .532 .729 1.000 .784 .789 .755 .775 .551

merokok_6 .541 .664 .426 .719 .784 1.000 .700 .747 .727 .622

merokok_7 .632 .655 .417 .644 .789 .700 1.000 .703 .758 .575

merokok_8 .551 .717 .487 .617 .755 .747 .703 1.000 .679 .535

merokok_9 .692 .621 .550 .563 .775 .727 .758 .679 1.000 .610

merokok_10 .493 .576 .390 .575 .551 .622 .575 .535 .610 1.000

Page 88: ASEP SHIHABUL MILLAH

71

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation Cronbach's Alpha

if Item Deleted

merokok_1 30.03 93.683 .706 .564 .937

merokok_2 30.00 98.842 .784 .703 .931

merokok_3 30.26 104.441 .590 .498 .939

merokok_4 29.84 101.642 .727 .632 .933

Merokok_5 29.78 96.879 .852 .808 .927

merokok_6 29.79 99.606 .815 .749 .929

merokok_7 29.69 99.235 .812 .728 .929

merokok_8 30.12 98.810 .794 .697 .930

merokok_9 29.90 96.445 .829 .753 .928

merokok_10

30.07 102.732 .666 .493 .936

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

33.28 121.677 11.031 10

Page 89: ASEP SHIHABUL MILLAH

72

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Asep Shihabul Millah

NIM : 111220038

Pembimbing I : Dr. H. M. Hasan, SKM., M.Kes.

No Tanggal Bahan Konsultasi Saran Pembimbing Paraf

Pembimbing

1.

2.

3.

4.

07-05-15

21-05-15

10-06-15

16-06-15

Masalah dan

judul penelitian

Masalah dan

judul penelitian,

BAB I & BABII

BAB I & BAB II

BAB III & IV

Perbaikan, lanjutkan

BAB I & BAB II

ACC masalah dan judul

penelitian. BAB I &

BAB II perbaikan

ACC. Lanjutkan BAB

III & BAB IV

Perbaikan, lanjutkan

dengan instrumen

penelitian

Page 90: ASEP SHIHABUL MILLAH

73

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Asep Shihabul Millah

NIM : 111220038

Pembimbing II: Ns. Nita Ekawati, S.Kep

No Tanggal Bahan Konsultasi Saran Pembimbing Paraf

Pembimbing

1.

2.

3.

4.

5.

27-06-

2015

01-07-

2015

23-07-

2015

10-08-

2015

11-08-

2015

Judul, BAB I,

BAB II, BAB III,

BAB IV

BAB I, BAB II,

BAB III, BAB IV,

Judul

BAB I, BAB II,

BAB III, BAB IV,

Judul

Perbaiki Penulisan

(Revisi)

Perbaiki Penulisan

(Revisi)

ACC untuk maju

Proposal