artikel candi padang roco

12
Objek Candi Padang Roco Abstrak Pertumbuhan kepariwisataan nasional dan komitmen pemerintah dalam otonomi daerah telah disahkan melalui UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU No.25 Tahun 1999 antara pemerintah pusat dan daerah untuk menyelenggarakan pengembangan kepariwisataan daerah. Dharmasraya merupakan kabupaten yang mempunyai kesempatan untuk mengembangkan sektor pariwisata yang potensial. Peninggalan-peninggalan arkeolog seperti candi, artefak, masjid, rumah gadang dan makam raja-raja menjadi saksi bisu sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Kab. Dharmasraya. Salah satunya yaitu objek wisata candi padang roco yang terletak di seberang sungai batanghari di jorong Sungai Lansek tepatnya berada setelah pemukiman penduduk Siluluk. Candi padang roco terdiri dari tiga buah candi, yaitu candi induk dan dua buah candi perwara. Candi induk yang paling tinggi hanya bersisa 90 cm. Areal kompleks candi cukup luas yaitu 500 m x 500 m. Beberapa ahli memperkirakan lokasi pusat kerajaan Dharmasraya adalah di padang roco (Padang Kini.com). Sayang kondisinya memprihatinkan, terabaikan dan tak ada yang peduli. Masyarakat sekitar pun ternyata banyak yang tak kenal dengan sejarah daerah 1

Upload: mentari-littlesun

Post on 29-Jun-2015

414 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

Objek Candi Padang Roco

Abstrak

Pertumbuhan kepariwisataan nasional dan komitmen

pemerintah dalam otonomi daerah telah disahkan melalui UU

No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan UU

No.25 Tahun 1999 antara pemerintah pusat dan daerah

untuk menyelenggarakan pengembangan kepariwisataan

daerah. Dharmasraya merupakan kabupaten yang

mempunyai kesempatan untuk mengembangkan sektor

pariwisata yang potensial.

Peninggalan-peninggalan arkeolog seperti candi,

artefak, masjid, rumah gadang dan makam raja-raja menjadi

saksi bisu sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di Kab.

Dharmasraya. Salah satunya yaitu objek wisata candi padang

roco yang terletak di seberang sungai batanghari di jorong

Sungai Lansek tepatnya berada setelah pemukiman penduduk

Siluluk. Candi padang roco terdiri dari tiga buah candi, yaitu

candi induk dan dua buah candi perwara. Candi induk yang

paling tinggi hanya bersisa 90 cm. Areal kompleks candi

cukup luas yaitu 500 m x 500 m. Beberapa ahli

memperkirakan lokasi pusat kerajaan Dharmasraya adalah di

padang roco (Padang Kini.com).

Sayang kondisinya memprihatinkan, terabaikan dan tak

ada yang peduli. Masyarakat sekitar pun ternyata banyak

yang tak kenal dengan sejarah daerah tersebut bahkan

terkesan tidak peduli. Padahal kalau dikelola dengan baik

tentu bisa menjadi potensi parawisata yang luar biasa.

(Padang Ekspres, Minggu, 17 Februari 2008)

Latar Belakang

1

Page 2: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

Kendati masih berusia muda, Kabupaten

Dharmasraya menyimpan sejuta pesona. Dari sana sekitar

abad 11 M lembar sejarah kerajaan melayu bermula.

Dharmasraya dahulunya merupakan pusat kerajaan

melayupura pada abad 13-14 M. Nama Dharmasraya pun

diambil dari nama sebuah kerajaan yang pernah berkuasa

setelah kejatuhan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan ini mencakup

wilayah Sawahlunto hingga Muaro Bungo, Jambi. Terkenal

dengan rajanya yang bernama Shri Tribhuanaraja

Mauliwarmadewa (1270-1297). Daerah Dharmasraya inilah

yang menjadi wakil raja Majapahit di kedalaman Sumatera

(www.Dharmasraya.go.id).

Berangkat dari berbagai literatur dan bukti-bukti

sejarah, terungkap di Kabupaten Dharmasraya pada awal

abad XIV M berdiri sebuah Kerajaan Melayu yang diprakarsai

oleh Adwayawarman beristrikan Dara Jingga. Dari perkawinan

mereka, dalam tahun 1295 lahir Adityawarman, sebagai

penerus pemerintahan Kerajaan Melayu.

Dibawah kepemerintahn Adityawarman, Kerajaan

Melayu berganti nama Kerajaan Suwarnabhumi sementara

pusat pemerintahan tetap di Dharmasraya. Keberadaan

Kerajaan Suwarnabhumi di Dharmasraya dibawah kekuasaan

Adityawarman tidak dapat dilepaskan dari sejarah Kerajaan

Melayu Jambi.

Bermula dari ekspedisi Melayu 1 tahun 1275, dua gadis

Kerajaan Melayu Jambi masing-masing Dara Petak dan Dara

Jingga dibawa balatentara Singosari ke pulau Jawa yang

dipimpin Panglima Raden Wijaya. Dalam perjalanan ke pulau

Jawa, Kerajaan Singosari runtuh akibat pemberontakan.

2

Page 3: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

Panglima Raden Wijaya memutuskan perjalanan ke arah timur

Jawa dan membangun kerajaan baru Majapahit.

Ia yang menjadi raja I Majapahit dan langsung menikahi

Dara Petak sebagai permaisuri pertama. Sedangkan Dara

Jingga dinikahi oleh pangeran Adwayawarman. Keturunan dari

perkawinan Dara Jingga dan Adwayawarman, yang bernama

Adityawarman memiliki kecerdasan dan bakat kepemimpinan

yang sangat luar biasa. Ia dididik dan dibesarkan dengan

disiplin yang tinggi di lingkungan Kerajaan Majapahit.

Karena kecerdasan dan mempunyai pengetahuan

perang serta ilmu negara, Adityawarman dipercaya berberapa

tugas penting, antara lain: menaklukan belahan utara dan

selatan pulau Bali bersama Patih Gajahmada tahun 1323,

menjadi duta besar Majapahit di China tahun 1325-1331,

dalam tahun 1374 ditunjuk kembali sebagai Raja Melayu Jambi

yang berkedudukan di Sungai Langsat Siluluk, dibawah takluk

Majapahit.

Awal pendirian kembali Kerajaan Melayu di

Dharmasraya oleh Pangeran Adwayawarman tidak semulus

yang diduga. Dharmasraya saat itu telah dikuasai oleh Raja

Lanun. Pangeran Adwayanawarman bersama Dara Jingga

berusaha untuk kembali menguasai wilayah Dharmasraya

melalui sebuah pertempuran singkat yang dapat

dimenangkanya. Aditiawarman menduduki tahta Kerajaan

Suwarnabhumi dalam tahun 1348 menggantikan Raja.

Pada tahun 1348, dalam pimpinan Adityawarman

Kerajaan Suwarnabhumi mencapai kejayaan, sehingga

terdengar sampai ke Majapahit. Majapahit ingin menguasai

kerajaan ini, sehingga Adityawarman mengantisipasi dengan

3

Page 4: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

memindahkan kerajaan ke Pagaruyung sampai akhir

hayatnya.

Adityawarman memerintah Kerajaan Suwarnabhumi

yang berpusat di Dharmasraya dari tahun 1347 hingga 1375.

Meninggal dunia tahun 1375 dalam usia 81 tahun, hampir dari

separoh usianya, habis untuk kejayaan Minangkabau. Patung

Adityawarman, saat ini dipajang di pintu utama Gedung

Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat Jakarta Pusat,

dibawa dari Ranbahan padang roco Pulau Punjung Sumatera

Barat, tercatat sebagai salah satu aset budaya bangsa dengan

nomor inventaris 6470. Patung Adityawarman (Arca Bhairawa)

itu dahulu sengaja ditempatkan di Padangroco karena tempat

ini merupakan gerbang masuk melalui Batanghari menuju

pusat pemerintahan Kerajaan Malayu di Sumatera Barat

(Padang Kini.com).

Dibawah kepemerintahn Adityawarman, Kerajaan

Melayu berganti nama Kerajaan Suwarnabhumi sementara

pusat pemerintahan tetap di Dharmasraya dan dalam

keperintahannya Kerajaan Suwarnabhumi mencapai

kejayaannya. Pada masa pemerintahannya, banyak dibangun

candi-candi, salah satunya komplek candi padang roco.

Adityawarman mendapat pengetahuan dalam membangun

candi ketika berada di Majapahit. Candi padang roco

merupakan gerbang masuk melalui Sungai Batanghari menuju

pusat Kerajaan Melayu di Sumatera Barat dan lokasi pusat

Kerajaan Dharmasraya adalah Padang Roco.

Pada tahun 2002 candi tersebut ditemukan dan

ditetapkan oleh pemerintah Dharmasraya sebagai cagar

budaya sekaligus objek wisata. Dalam rangka melakukan

pengembangan suatu objek wisata yang berperan penting

4

Page 5: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

adalah pemerintah dan instansi terkait, serta partisipasi

masyarakat.

Kondisi Candi Padang Roco Saat Ini

Dharmasraya terletak pada posisi yang sangat strategis

karena terletak antara tiga provinsi, yaitu Provinsi Sumbar,

Provinsi Jambi dan Provinsi Riau. Dharmasraya juga dilalui

jalan lintas tengah Sumatera yang merupakan jalur

perlintasan utama yang menghubungkan berbagai provinsi di

Sumatera. Oleh karena itu objek wisata candi padang roco

bisa menjadi objek wisata yang potensial dan bisa dinikmati

oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing.

Candi padang roco merupakan peninggalan dari

Kerajaan Hindu-Budha yang terletak di jorong Sungai Lansek

tepatnya berada setelah pemukiman penduduk Siluluk. Candi

ini terdiri dari tiga bangunan candi dari batu bata yang

sekarang sudah dipagar, yaitu sebuah candi induk dan dua

lainnya candi perwara. Candi induk yang paling tinggi hanya

bersisa 90 cm. Ukuran candi yang terbesar 20 m x 20 m dan

yang terkecil 8 m x 8 m.

5

Gambar 1.1 Candi perwara

Page 6: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

Areal kompleks candi cukup luas,  500 m x 500 m. Luas

areal ini dibuktikan dengan temuan parit segi empat selebar

4-8 m dengan dalam 1-5 m di sekeliling lokasi. Beberapa ahli

memperkirakan lokasi pusat Kerajaan Dharmasraya adalah di

Padang Roco.

Menurut Nurmatias, Kepala Balai Pelestarian Sejarah

dan Nilai Tradisional Padang yang ikut memagar candi padang

roco, kompleks percandian di Padangroco dan sekitarnya 

telah ada sebelum tahun 1286. Sayangnya saat ini kawasan

situs Padang Roco yang dibebaskan pemerintah baru di

kompleks candi. Sementara di dalam areal parit terdapat

rumah penduduk, sekolah, masjid, dan puskesmas (Padang

Kini.com). 

Meskipun menjadi wisata sejarah yang mempunyai

pesona dan nilai budaya yang tinggi, akan tetapi daerah

tersebut belum terkelola dengan baik menjadi wisata sejarah.

Akses transportasi menjadi suatu kendala yang hingga kini

belum teratasi. Lokasinya yang jauh dari jalan lintas Sumatera

membuatnya sulit terjangkau para wisatawan. Menggapai

Kerajaan Siguntur sebagai salah satu pusat kerajaan harus

6

Gambar 1.2 Candi induk tampak dari depan

Page 7: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

ditempuh dengan ojek dari simpang Sikabau, padahal

jaraknya hanya 4 km.

Terdapat dua jalur menuju candi padang roco yaitu

melalui jalur Sungai Batanghari, Siguntur menggunakan

perahu boat (tempek) sejauh 3 km dengan perjalanan selama

15 menit. Atau bisa juga melalui jalur Koto Tuo menggunakan

perahu ponton yang selama perjalanan akan dijumpai

pemandangan yang indah dan aktivitas ekonomi masyarakat

sepanjang sungai Batanghari. Setelah itu berjalan kaki sejauh

1,5 km untuk sampai ke candi padang roco. Perjalanan ini

melewati perkampungan masyarakat Siluluk dan Sungai

Lansek yang ramah terhadap setiap pengunjung.

Peninggalan-peninggalan arkeolog seperti candi,

artefak, masjid, makam raja-raja dan rumah gadang menjadi

saksi bisu sejarah kerajaan Hindu-Budha dan Islam di

Kabupaten Dharmasraya. Sayang, kondisinya

7

Gambar 1.3 Alat penyeberangan (ponton)

Page 8: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

memprihatinkan, terabaikan dan tak ada yang peduli.

Beberapa simpul sejarah yang bisa bercerita kondisi miris itu

di antaranya peninggalan arkeolog kerajaan Hindu-Budha dan

Islam yang tersebar di Nagari Siguntur, Padanglaweh dan

Pulau Punjung. Parahnya lagi rentetan ekspedisi Pamalayu itu

tidak diketahui masyarakat. Masyarakat cenderung apriori

dengan sejarah di daerah tersebut, bahkan terkesan tidak

peduli. Batu-batu situs sejarah itu pernah mereka

perjualbelikan untuk membangun rumah-rumah mereka.

Baru tahun 1994, setelah mendapat izin pelestarian dan

penggalian serta pelarangan untuk mengambil dan merusak,

situs bersejarah dapat mulai terpelihara.

Arca Bhairawa (patung Adityawarman) ditemukan sudah

terdapat kerusakan. Kakinya yang satu berbeda dengan yang

lain terdapat lekukan dan ukurannya lebih kecil. Salah satu

kaki arca itu sering dijadikan batu asah sabit, pisau dan

parang oleh para pengembala kerbau. Kepala Jorong Sungai

Lansek, Bachtiar menyatakan penemuan arca di samping

rumahnya menjadi indikasi benda-benda bersejarah tersebut

berserakan. Padahal kalau dikelola dengan baik memiliki

potensi parawisata yang luar biasa. Terbukti, wisatawan selalu

datang bergantian mengunjunginya, terutama para peneliti

sejarah baik dalam maupun luar negeri. Pada umumnya objek

wisata di Dharmasraya hanya dikunjungi ketika hari-hari

tertentu, seperti lebaran dan tahun baru.

Kepala Jorong Sungai Lansek, Bactiar sangat

menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap

pengelolaan situs purbakala. Jalan setapak menuju lokasi

masih tanah dan kala hujan turun akan becek sehingga susah

diakses. Belum lagi di sekitar lokasi sudah banyak lahannya

8

Page 9: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

yang beralih fungsi menjadi ladang masyarakat. Padahal di

tempat itu sudah teridentifikasi menyimpan peninggalan-

peninggalan bersejarah. Masalah penerangan listrik PLN yang

belum masuk, membuat lokasi yang pernah menjadi bagian

dari ekspedisi Kerajaan Singosari yang berlokasi di seberang

Batanghari itu agak terpinggirkan dan kian suram.

Sikap tak peduli masyarakat terhadap situs dan sejarah

sudah berlangsung dari dulu. Kondisi ini terjadi karena

kurangnya informasi dan penghargaan sekaligus bentuk sikap

penolakan masyarakat terhadap hal-hal yang berbau

Hinduisme. Padahal itu bagian dari sejarah yang mesti

disosialisasikan kepada masyarakat sebagai bukti bahwa

Sumatera Barat pun pernah menjadi pusat kerajaan. Kita

meminta pemerintah harus segera memberikan perhatian

penuh terhadap benda-benda peninggalan sejarah dan

membangun kesadaran bersama bahwa budaya Indonesia

merupakan keragaman budaya yang tersebar di Nusantara

(Padang Ekspres, Minggu, 17 Februari 2008).

Dengan adanya perhatian baik dari pemerintah pusat

maupun daerah serta melaksanakan pembangunan berupa

akses-akses yang dapat mempermudah para wisatawan untuk

datang menjadi peluang bagi objek wisata budaya (candi

padang roco) untuk menjadi objek wisata yang potensial pada

masa akan datang, karena candi tersebut mempunyai nilai

sejarah yang tinggi.

9

Page 10: ARTIKEL CANDI PADANG ROCO

DAFTAR PUSTAKA

http://www.dharmasraya,go.id

PadangKini.com

Padang Ekspres, Minggu, 17 Februari 2008

Padangtoday

Kompas

10