anjungan daerah sumatera selatan.jpg

Download Anjungan Daerah Sumatera Selatan.jpg

If you can't read please download the document

Upload: aldo-muhammad-hamka

Post on 16-Nov-2015

252 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

232

TRANSCRIPT

Khansa Mareta / XII-2 / 13ANJUNGAN DAERAH SUMATERA SELATAN TAMAN MINI INDONESIA INDAH

Gambaran mengenai Sumatera Selatan secara umum dapat dilihat di Taman Mini Indonesia Indah melalui tampilan anjungan sumatera selatan. Provinsi Sumatera Selatan yang mempunyai wilayah seluas 109.254 km2, beribukota di Palembang. Anjungan ini menampilkan 3 buah rumah adat dan sebuah balai adat, gerbang berukir yang terletak dibagian depan Anjungan dinamakan Gerbang emas terdiri dari 2 buah soko damas yang bersambungan dengan pagar.Ukiran pada tiang itu bermotif pucuk rebung dan bunga tanjung yang merupakan lambang kehidupan, (keagungan dan kebesaran). Bagian atas bermotif kuncup kelopak bunga melati yang artinya sopan santun. Bagian pagar diukir dengan motif bunga mawar untuk menolak segala maksud jahat.Dari kesemuanya itu dimaksudkan mengagungkan dan mengucapkan selamat dating kepada pengunjung denga hati yang bersih serta budi bahasa yang sopan santun. Bangunan induk dinamakan Rumah Limas. Rumah ini dahulu merupakan tempat tinggal para bangsawan. Limas berarti Lima dan emas diwujudkan dengan lima jenjang teratur rumah itu. Hal ini melambangkan adanya lima jenjang dalam menata masyarakat, yaitu menurut jenjang usia, jenis, bakat, pangkat dan martabat. Kelima jenjang tersebut yang ada dalam rumah limas anjungan sumatera selatan digambarkan dengan lima ruangan yaitu pagar tenggalung (peranginan), jogan, kekijing tiga (aslinya tempat pejabat), kekijing empat (tempat Dipunta Hyang atau Datuk Maharaja), kekijing liam disebut gegajah yang aslinya sebagai ruang duduk permaisuri dan putra sulung bersama wanita-wanita pembesar lain.Rumah yang kedua adalah Rumah Rakit merupakan contoh rumah yang terdapat di sungai musi Sumatera Selatan, rumah yang letaknya mengikuti pasang surutnya air ini selain berfungsi sebagai rumah tempat tinggal juga sebagai tempat berdagang. Di anjungan sumatera selatan rumah rakit berfungsi ruang pameran hasil kerajinan dari sumatera selatan.Rumah yang ketiga adalah Rumah Ulu, rumah ini menggambarkan kehidupan rakyat biasa di daerah lain di Sumatera Selatan yang bercorak agraris. Dibawah rumah ini terdapat isaran padi, lesung, alu serta nyiru (tampah. Susunan kayu api yang dipasang dibawah rumah tersebut merupakan kebanggaan orang yang mempunyai rumah serta kerapihan nya.Balai desa ynag ada di anjungan Sumatera Selatan merupakan tempat untuk memeragakan kesenian-kesenian atau upacara-upacara adat aslinya, bangunan tersebut mempunyai fungsi sebagai tempat bermusyawarah masyarakat setempat. Kain songket adalah salah satu hasil seni dan budaya Sumatera Selatan yang sangat terkenal. Pada zaman kerajaan Sriwijaya songket adalah pakaian kaum bangsawan. Kerajinan lain adalah ukiran kayu, kerajinan gading, kuningan, timah dan keramik. Seni tari yang terkenal adalah tari gending sriwijaya, tari tepak, tari pagar pengantin, tari kipas dll.Anjungan Sumatera Selatan dengan semua peragaannya merupakan dokumentasi Budaya daerah yang ditujukan untuk melestarikan, memelihara dan mengembangkan warisan budaya. Penggalian dan penelitian unsure-unsur seni budaya, serta pengadaan kegiatan-kegiatan dinamis yang terarah merupakan suatu langkah yang nyata penyelamatan unsure-unsur seni budaya yang sedang mengalami proses semakin menghilang dan hamper punah.Kota Sriwijaya

Kota Sriwijaya adalah salah satu dari 33 provinsi yang ada dinegara kita, Sumatera Selatan dengan ibu kotanya Palembang. Daerah ini ditetapkan sebagi daerah tujuan Wisata (DTW) ke-17. Termasuk didalam nya. Palembang sebagai ibukota provinsi Sumatera Selatan didirikan pada 25 juni 683. Nama Palembang konon berasal dari kata Limbung, artinya membersihkan biji emas. Daerah ini dahulu dikenal sebagai Swarnadwipa atau Swarnabhumi yang berarti Pulau Emas atau Negeri Emas.Bekas pusat kerajaan Sriwijaya ini dibelah oleh aliran Sungai Musi. Antara kedua sisi kota di hubungkanoleh sebuah jembatan yang sangat terkenal yaitu Jembatan Ampera. Jembatan ini dibangun pemerintah Indonesia dengan biaya rampasan perang pada tahun 1962. Bentuk jembatan ini sangat khas , sehingga jembatan ini sering dijadikan Citra Visual kota. Pada bagian tengah jembatan terdapat dua menara yang berfungsi untuk mengangkat bagian tengah yang panjangnya sekitar 78 meter, manakala kapal-kapal besar melalui bawah jembatan yang panjangnya 1.177 meter. Saying nya, kini mesin hidrauliknya tak mampu lagi mengangkat bagian tengah jembatan karena rusak berkarat. Kini kapal-kapal besar tak bisa berlayar kearah hulu sungai.KOTA RAMAHLuas Sumatera selatan sekitar 109.254 kilometer persegi yang huni oleh sekitar 6 juta jiwa, 750.000 diantaranya tinggal di kota Palembang. Beberapa suku yang ada di Sumatera Selatan antara lain Suku Komering, Palembang, Pasemah, Semenda, Ranau Kisan, Ogan, dan lematang. Namun karena giatnya program transmigrasi di daerah ini kita tidak sulit menemukan Sunda dan Jawa. Penduduk Palembang tergolong ramahdan suka bergaul. Keramahan itu tercermin dari tarian Tanggai (Tari Tepak) dan Tari Gending. Tari ini merupakan penghormatan untuk menyambut tamu yang datang ke Sumatera Selatan.

BUNGA TERATAIAda filosofi dari lambang Provinsi Sumatera Selatan yang berbentuk perisai dan lukisan atap rumah adat Sumatera Selatan. Bunga teratai, Batanghari Sembilan, Jembatan Ampera dan Gunung. Atap rumah Sumatera Selatan berujung 17, dengan delapan baris da 45 genteng, sebagai lambang kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Bunga teratai berkelopak 5 lembar dimaksudkan sebagai lambang keadilan berdasarkan Pancasila. Batanghari Sembilan adalah nama lain dari Sumatera Selatan yang mempunyai 9 sungai. Jembatan Ampera cirri khas Palembang dan Gunung, cerminan daerah pegunungan.

DATA SINGKAT SUMATERA SELATANLetak Geografis nya adalah luas 109.254 km2 beribukota di Palembang berbatasan dengan sebelah utara laut cina selatan, disebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Bengkulu, di sebelah selatan berbatasan dengan provinsi Lampung, disebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa. Komposisi tanah terdiri dari beberapa elemen antara lain organosol, litosol, alluvial, grey hidromert, humus clay, regosol, andosol, redzina, latesol, lateric, dan podzilic. terdapat banyak gunung yaitu gunung dempo (3.159 meter), gunung Bepagut (2.492 meter), gunung Seblat (2.383 meter). Cuaca beriklim tropis dengan temperatur berkisar antara 230C - 330C. Kelembaban 85%. Curah hujan berkisar antara 2.000 milimeter 3.000 milimeter per tahun, kecepatan angin sekitar 3,23 kilometer per jam. Flora: kayu Unglen, merawan, petanang, tembesu, rotan dan anggrek. Fauna : Gajah, badak, tapir, rusa, rusa, harimau, monyet, buaya, kambing hutandan simpai.

Populasi : 5.453.000 (1985). Kepadatan: 53 orang per kilometer persegi. Tingkat pertumbuhan : 3,14 persen (1972 1982). Pemerintahan terbagi 11 kabupaten, serta 4 kotamadya , 92 kecamatan dan 2.492 Desa. Agama 96,25% Islam, 1,13% Protestan, 0,89% Khatolik, 0,28% Hindu, dan 1,73% Budha. Tradisi dan kebudayaan : tarian terdiri dari tari Gending Sriwijaya, tari Tanggai, tari Dana, Tari Sekapur Sirih, tari Tepak, Musik terdiri dari Ibung-ibung, Kabile-bile, Dulmuluk, Batanghari Sembilan. Bahasa melayu yang terbagi menjadi 15 dialek.Pendidikan Sekolah dasar berjumlah 4.352 sekolah dengan jumlah guru 31.304 guru, dengan murid berjumlah 1.006.824 murid, sedangkan SLTP berjumlah 616 sekolah dengan guru 10.091 guru, dengan jumlah murid 166.499 pelajar, SMU 121 sekolah dengan jumlah guru 4.051 guru, dan jumlah murid 69.781 pelajar, dan perguruan tinggi berjumlah 14 perguruan tinggi dengan jumlah dosen 1.459 dan 34.596 mahasiswa. OBJEK WISATA

Potensi wisata di Sumatera Selatan cukup mengagumkan, yang merupakan paduan keindahan alam, sejarah dan budaya, antara lain :Kawah TengkurapIni adalah makam Sultan Mahmud Badarudin bersama keluarganya. Diantara nya terdapat empat makam istri dan seorang guru/imam. Bangunan ini dibuat oleh Sultan Mahmud Badarudin I ketika memerintah di Palembang antara 1718-1753.

Pulau KemaroLetaknya sekitar 40 kilometer dari Palembang dapat dicapai dengan kendaraan umum yang dilanjutkan naik perahu. Pulau ini terletak di tengah sungai musi, merupakan tempat rekreasi. Disini terdapat pula kuil budha.

Pusat Tenun SongketTenun songket adalah hasil kerjinan rakyat Palembang yang dibuat dengan kain sutra. Di sini selain membeli kita pun bisa melihat pembuatan kain songket.

Taman Purbakala Gending SuryoMerupakan komplek pekuburan dari pertengahan abad ke 16. Disini terdapat banguna yang berisi 38 makam Ki Gede Ing Suryo yang merupkan cikal bakal raja-raja Palembang.

Museum Negeri Sumatera SelatanDi museum terdapat sekitar 2000 koleksi benda-benda kuno hasil seni budaya dan peninggalan sejarah Sumatera Selatan.

POLA-POLA KEBUDAYAANSistem ReligiAgama Islam adalah agama yang dianut oleh masyarakat Sumatera Selatan yang mendukun pola perilaku kebudayaan Sumatera Selatan. Terdapat pula agama-agama lainnya, seperti Kristen, Hindu, Budha dan lain-lainnya. Namun toleransi beragama yang tinggi diantara masyarakat mendukung ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

Ajaran-ajaran agama Islam berintervensi kuat dalam pola kehidupan masyarakat, hal-hal itu dapat terlihat jelas pada adat istiadat yang berlaku di Sumatera Selatan. Seperti upacara cukuran rambut, khitanan dan adat perkawinan. Pada acara cukuran rambut bayi, selalu diadakan Marhaban (berdzanzi) yaitu pembacaan ayat-ayat Al-Quran dan Shalawat nabi, yang dilakukan bersama oleh para tamu dan keluarga. Begitu juga pada saat upacara khitanan biasanya si anak yang dikhitan membaca ayat-ayat suci Al-Quran sendainya si anak telah menyelesaikan (menamatkan) mengajinya, sekalian diadakan khataman Al-Quran. Dan pada acara adat perkawinan sebelum akad nikah , si pengantin membaca ayat-ayat Al-Quran (khatam) dan pelaksanaan akad nikah secara Islam. Namun pada pelaksanaan upacara-upacara lainnya pada upacara adat perkawinan masih juga terdapat beberapa upacara yang mengandung kepercayaan-kepercayaan kuno, dengan tindakan-tindakan simbiolis, misalnya ; pada upacara dimana pengantin pria dicuci kakinya dengan air kembang 7 rupa yang melmbangan penolak bala agar segala niat-niat jahat yang mungkin dilakukan orang yang ingin mengacaukan acara perkawinan.Contoh lainnya pada saat sebelum pengantin wanita harus melakukan pembersihan diri. Dibeberapa darah di Sumatera Selatan sigadis dimandikan di sungai dengan upacara kecil yang dimaksudkan segala keburukan, kesialan dan lainnya hilang/hanyut terbawa aliran air sungai. Pada masyarakat Palembang si gadis di Tangas, yaitu sigadis didudukan diatas kursi atau bale-bale dimana dibawah kursi atau bale tersebut diletakkan abu panas/bara api yang diberi pewangian lalu sigadis diselubungi dengan tiakar. Maksud dari tindakan ini dalah agar segala keburukan / kesialan yang ada pada gadis (calon pengantin) terhapus bersama keringat yang keluar dari tubuhnya dan pada saat upacara perkawinan sigadis akan tampak Mangga Paes artinya tampak cantik berseri dan anggun. Masih terdapat bermacam-macam lagi upacara yang merupakan symbol-simbol yang mempunyai pengaruh dari pengaruh kepercayaan di luar Islam.

Sistem KemasyarakatanDesa kemasyarakatan suku bangsa/masyarakat di Sumatera Selatan ini meliputi :

Bentuk Desa

Desa yang merupakan tempat tinggal sebagian besar masyarakat. Di Sumatera Selatan umumnya dikenal dengan sistem pemerintah Kepasirahan atau Pemerintah Marga. Didalam aturan Marga antara lain ditetapkan bahwa dalam satu marga dipilih seorang Pasirah yang bertanggung jawab atas segala hal marganya. Pada marga lain pasirah tersebut disebut depati. Jika pasirah atau depati berhalangan, maka tugas-tugasnya akan dilaksanakan oleh pembarap atau penggawa marga. Disamping itu ditempat kedudukan pasirah diadakan Kermit Magra yang terdiri dari enam sampai sepuluh orang. Tugas dari Kermit-kermit tersebut adalah menunggu gardu, mengantar surat, memandui perahu-perahu pemerintahan, menjaga balairung pangkalan paseban dan lainnya. Dalam aturan kaum antara lain ditetapkan seorang penghulu yang mengetahui seluk beluk hukum Islam. Penghulu ini menguasai kaum dalam marganya dan dibantu seorang atau dua orang khatib atau Mudin. Anggota Kaum lainnya ialah Gilal dan Marbut.Tugas-tugas kaum yang dikepalai oleh penghulu adalah member laporan tentang tahunan, tentang perkawinan, perceraian, kelahiran dan kematian, mengumpulkan dan membagikan zakat dan fitrah, mengurus mayat dan penguburan, memelihara masjid. Dalam aturan dusun dan berladang antara lain ditetapkan bahwa setiap dusun dikepalai oleh seorang Praotin atau Kerio. Dan dibawah Praotin itu ditetapkan beberapa Penggowo, sesuai dengan besarnya dusun. Kepala dusun atau Penggowo hendaklah memakai kopiah penjalin yang terbuat dari anyaman rotan halus dengan warna emas perada. Disetiap dusun diadakan Kermit Dusun, yang terdiri dari dua sampai delapan orang. Tugas dari Kermit-kermit dusun ini antara lain; menjaga dusun, menjaga surau, Apabila mereka tidak melakukan tugas-tugasnya atau lalai dalam tugasnya , atau dalam bahasa daerah Sumatera Selatan disebut Putus Gawe, maka dikenakan hukuman berdasarkan hasil rapat warga. Sisitem Kekerabatan

Masyarakat Sumatera Selatan yang sebagian besar beragama Islam. Kebudayaan daerah ini sudah mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan masyarakat. Banyak hala yang dapat mempengaruhi perkembangan tersebut. Faktor tersebut dapat merupakan faktor intern yang dapat tingkah laku serta nilai-nilai yang ada didalam masyarakat. Pengaruh tersebut diatas terlihat dari susunan lapisan masyarakat. Ada yang dilahirkan dalam perkawianan adalah anak ibu dan bapak, dan menarik garis keturunan ibu dan bapak. Dipihak lain tetap bertahan dengan prinsip Patrilineal.Dalam masyarakat yang susunan nya keluarga secara Patrilineal dikenal juga perkawinan Ambil Anak, kedudukan anak akan berubah dan merupakan kebalikan hokum kebapaan. Anak adalah milik ibu, dalam arti sianak menarik garis keturunan ibu melalui garis penghubung dari ibunya, neneknya, demikian dan seterusnya ke atas. Bilan neneknya Kawin Jujur berarti ibunya sebagai garis penghubung yang bersifat beralih-alih, sesuai dengan bentuk perkawinan penghubungnya. Susunan keluarga seperti ini terdapat hampir diseluruh wilayah di Sumatera Selatan, terkecuali pada masyarakat Palembang Asli dan Semendo Darat (Lematang Ilir Tengah) dikenal dengan adat Tunggu Tubang (Matrilineal) stratifikasi social yang bersifat tertutup ini sama dengan suatu susunan kasta. Setiap lapisan dipisah oleh hak dan kewajiban yang berlainan. Untuk masing-masing lapisan dibedakan pula oleh gelar-gelar seperti terdapat pada masyrakat Palembang yang terdiri dari 4 tingkatan yaitu :Raden untuk laki-laki dan Raden Ayu untuk perempuan.Mas Agus untuk laki-laki dan Masayu untuk perempuan.Kemas untuk laki-laki dan Nyimas untuk perempuan.Ki agus untuk laki-laki dan Nyiayu untuk perempuan.

Golongan pertama ini adalah keturuna raja-raja yang memerintah di Palembang zaman dahulu. Golongan kedua adalah keturunan raja-raja tetapi dari anak selir-selir, anak-anak pejabat kerajaan. Golongan ketiga merupakan golongan pandai besi (orang-orang yang mencari dan mengolah emas). Golongan keempat merupakan golongan kyai-kyai dan alim ulama yang taat beribadah.Meraka zaman dahulu adalah penyebar agama Islam yang setia pada agama sehingga keturunan Kiagus ini terkenal golongan Islam fanatik. Tempat tinggal mereka ditetapkan oleh Sultan, umumnya disekitar kegiatan pendidikan agama. Strata social masyarakat tersebut diatas dikatakan tertutup, karena anggota masyarakat diluar mereka sulit/tertutup kemungkinan untuk memasuki jenjang-jenjang diatas. Sistem Perkawinan.

Pada perkawinan Sumatera Selatan terdapat beraneka ragam tata cara perkawinan yaitu :Perkawinan Ambil Anak.

Pada cara perkawinan ini biasanya dilakukan apabila keluarga yang mempunyai kedudukan terhormat tidak mempunyai anak lelaki. Maka anak perempuan yang tertua dikawinkan dengan cara kawin ambil anak. Pihak lelaki tidak diwajibakan membayar bahkan tidak usaha mengeluarkan biaya sama sekali, semua biaya perkawianan ditanggung oleh pihak perempuan. Tetapi sang suami harus tinggal menetap dirumah keluarga isteri dan tidak mempunyai hak apa-apa. Anak-anak yang lahir jatuh ke pihak keluarga si isteri. Pada cara perkawinan ini dapat juag terjadi apabila keluarga tersebut mempunyai anak laki-laki. Segi kejanggalan pada cara perkawinan ini apabila si isteri mempunyai saudara laki-laki, si suami harus turut membantu keluarga isterinya memenuhi uang jujur waktu iparnya kawin. Kawin Jujur.

Pada adat Perkawinan Jujur ini pihak lelaki seolah-olah membeli istri. Segala milik suami adalah hak suaminya sendiri, bahkan si isteripundi anggap hak miliknya pula, berikut anak yang lahir dari perkawinan tersebut. Ana-anak perempuan seolah-olah harta bendanya pula, yang kelak akan menerima uang jujur. Isteri dapat dikatakan tidak mempunyai hak waris, jika suaminya meninggal dunia, maka janda itu ditanggung oleh keluarga terdekat suami ( Saudara dan lainnya), bahkan sering pula si janda diperistri oleh saudara almahrum suaminya yang disebut nyelamang atau anggan. Si janda seolah olah diharuskan kawin dengan iparnya agar nanti anak perempuan si janda tersebut apabila mendapat uang jujur, maka uang jujur itu menjadi milik keluarga almahrum suaminya. Sedangkan apabila si janda kawin dengan orang lain, maka uang jujur itu akan jatuh ke orang lain.Kawin Rasan Suka Sama Suka

Pada perkawinan cara ini lebih menitik beratkan pada kompromiantar dua keluarga, segala sesuatunya di putuskan dengan hasilkesepakatan kedua blah pihak keluarga. Semendo Raja raja

Perkawinan cara ini hanya berlangsung bagi keluarga dari keturunan raja-raja. Semendo Cacang Jurai

Pada adat perkawinan cara ini anak tertua tidak boleh meninggalkan rumah. Apabila mereka kawin, mereka harus mengurus rumah leluhurnya dan harus bertanggung jawab penuh pada seluruh keluarganya.Perkawinan Menetap (Tunggu Tubang)

Pada adat perkawinan cara ini si suami harus tinggal di rumah isteri dan selamanya tidak boleh kembali ke orang tuanya. Ia mempunyai kewajiban/tanggung jawab memlihara, mengelola/mengurus harta keluarga isteri.Bahasa

Di Sumatera Selatan terdapat 12 jenis bahasa daerah yaitu : bahasa Palembang, bahasa Komering, bahasa Ogan, bahasa Pasemah, bahasa Kayu Agung, bahasa Rawas, bahasa Muara Enim, bahasa Semendo, bahasa Rejang, bahasa Serawai, bahasa Sekak Laut (Lebak), bahasa Negrito (Mapur). Bahkan pada tiap-tiap dusun mempunyai bahasa (Dialek) masing-masing.Sebagai bahasa pokok/bahasa penghubung adalah bahasa Palembang. Bahasa Palembang sama seperti bahasa Jawa dibagi menjadi dua yaitu bahasa Palembang halus dan kasar. Bahasa Palembang Halus sama seperti bahasa Jawa kromo inggil, karena menurut sejarahnya raja-raja dari Jawa yang datang ke Palembang dan memerintah disana, mereka menerapkan tata cara kehidupan Jawa, kemudian ada diantara keturunan raja-raja tersebut mempersunting putri-putri Palembang. Mereka mengajarkan putra-putrinya berbahasa Jawa Inggil itulah sebabnya pada masyarakat Palembang yang masih mempunyai garis keturunan ningrat memakai bahasa Palembang halus; contohnya : diaturi, pinarak, nedo dll. Sama seperti bahasa Jawa. Dibagi menjadi dua yaitu bahasa Palembang halus dan kasar. Bahasa Palembang halus sama seperti bahasa jawa kromo inggil. Karena menurut sejarahnya raja-raja dari jawa yang datang ke Palembang dan memerintah disana, mereka menerapkan tata cara kehidupan Jawa, kemudian ada diantara keturunan raja-raja tersebut mempersunting putri-putri Palembang. Mereka mengajarkan putra-putrinya berbahasa jawa inggil itulah sebabnya pada masyrakat Palembang yang masih mempunyai garis keturunan ningrat memakai bahasa Palembang halus; contohnya; diatur, pnarak, nedo dll. Sama seperti bahasa jawa.Kesenian.

Masyarakat Sumatera Selatan mempunyai aneka seni yang indah dan agung, yaitu :

Seni Drama

Di Sumatera Selatan dinamakna Dul Muluk mungkin mirip dengan Ketoprak / Wayang Wong Di Jawa. Cerita yang ditampilkan pada Dul Muluk ini adalah cerita tentang raja-raja atau para pejabat-pejabat kerajaan, bahasa yang dipergunakan ialah bahasa Palembang.

Seni Tari

Tari Gending Sriwijaya : merupakan tari penyambuatan yang di tarikan untuk menyambut tamu agung (Kepala Negara).Tari Tepak / Tari Tanggai : yaitu tari penyambuatan yang ditarikan untuk menyambut tamu pada upacara-upacara adat, peresmian-peresmian proyek dan lain-lain. Para penari memakai kuku-kuku panjang yang terbuat dari logam berwarna kuning emas yang disebut Tanggai yang dipasangkan pada jari-jari mereka yang menambah indahnya tarian tersebut. Pada tari Gending Sriwijaya biasanya penari berjumalah 9 orang di tambah dengan 2 orang memegang tombak dan 2 orang memegang paying. Penari terdepan memegang tepak siri ( Cerana dari kayu ) yang berisi sekapur sirih, yang mana sekapur sirih ini di persembahkan kepada tamu sebagai ungkapan selamat dating dan tanda persahabatan.

Tari Rakyat / Tari Pergaulan.

Terdapat beraneka ragam tari rakyat dan tari-tari pergaulan yang geraknya menceritakan tentang pemujaan, tata kehidupan masyarakat maupun tentang alam dan lainnya. Contoh : Tari Burung Putih, Tari Melimbang, Tari Tenun, Tari Dana, Tari Senjang dan lain-lain. Seni Kerajinan

Seni Ukir ; seni ukir di Sumatera selatan biasanya menampilkan motif, ragam hias berasal dari flora / tumbuh-tumbuhan antara lain : Bunga Melati, bunga mawar, bungan tanjung, teratai, buah delima, dan pucuk rebung.Seni Tenun; Tenunan Songket Palembang, Kain Tajung/Brongsong.Seni Anyaman ; anyaman rotan dihasilkan lampit / kasa (tikar alas lantai), ataupun berbagai bentuk peralatan lain seperti tas, hiasan, souvenir. Anyaman tikar; dihasilkan berbagai anyaman seperti : tikar, topi, alas gelas/piring.

Sistem Pengetahuan

Masyarakat Sumatera Selatan sebelum masuknya agama Islam dan agama lainnya percaya dengan kekuatan ghaib, makhluk-makhluk halus, dengan perkataan lain mereka menganut kepercayaan animisme, dinamisme, dan totemisme. Terutama pada masyarakat pedesaanbanyak sekali memiliki system pengetahuan yang mereka hayati dalam kehidupan sehari-hari. System pengetahuan yang mereka miliki itu banyak yang berhubungan dengan adat dan upacara perkawinan. Antara lain dalam penentuan upacara dan jodoh.Bila malam hari terlihat banyak bintang mereka percaya tidak akan turun hujan. Jadi bila mereka akan mengadakan suatu upacar tidak akan ada halangan karena hujan.Apabila ada ular masuk kerumah, suatu tanda bahaya akan datang. Apabila mereka akan mengadakan hajatan sebaiknya dibatalkan.Seseorang yang mempunyai hidung bengkok, rambut keriting mata merah berarti seperti jangan dijadikan pasangan hidup.Tahi lalat dibawah bibir menandakan orang yang bersangkutan tidak jujur dan banyak omong. Tahi lalat dibawah mata kaki menandakan orang tersebut selalu mendapat kesusahan/kesedihan.Seorang wanita yang berambut keriting sedikit diatas keningnya, menandakan wanita tersebut akan menduakan suaminya. Oleh karena itu biasanya orang tidak mau mengambilnya sebagai isteri.Ayam berkokok malam hari atau daun kelapa dimakan hama tanaman, hal ini menandakan gadisnya hamil di luar nikah. Masyarakat kampong tersebut wajib mencari dan menikahkan sipelaku. Disamping mereka harus kawin juga penduduk kampong harus melakukan upacara cuci dusun agar terhindar dari malapetaka, umumnya dilakukan upacara adat pemotongan kerbau dan disantap bersama.

Sistem Mata Pencaharian.

Bertani adalah mata pencaharian yang umum pada masyarakat Sumatera Sleatan di pedesaan, namun ada juga yang berdagang, mencari ikan, berburu, berternak, industry rumah tangga. Dalam pertanian, petani penggarap tanah pertaniannya disawah menanam padi, dikebun atau diladang mereka menanam palawija antara lain jagung, kacang, ketela dan lain-lain. Meraka berternak itik, ayam kambing ada juga yang berternak sapi. Sedangkan industry rumah tangga seperti menenun kain songket, kain brongsong/kain tajung, membuat anyam-anyaman, tikar, rotan dan kerajinan-kerajinan lainnya. Dalam perdagangan biasanya mereka membeli barang-barang dari Palembang atau daerah-daerah lainnya, yang kemudian di jual kepada penduduk di desanya.Bagi masyarakat yang tinggal dirumah-rumah rakit ( rumah-rumah ) terapung yang terdapat di pinggiran sungai musi, biasanya rumah yang mereka diami dipergunakan juga sebagai took atau kedai yang melayani masyarakat penghuni-penghuni rumah rakit itu sendiri, mereka juga melayani orang-orang yang mempergunakan sungai musi sebagai jalur lalu lintas. Sistem Teknologi dan Peralatan.

System yang diwariskan sebagai warisan budaya nenek moyangnya, menunjukkan bahwa masyarakat Sumatera Selatan sejak zaman dahulu merupakan masyarakat yang berpengetahuan tinggi. Hal itu dapat dilihat dari tata cara, bentuk bangunan. Rumah-rumah di Sumatera Selatan biasanya dibuat bertiang kokoh dan dinding dari kayu Tembesu (sejenis kayu besi), dan untuk pintu. Jendela dan yang lainnya digunakan kayu Unglen dan Petanang. Rangka-rangka rumah ini dihubungkan /dirangkaikan dengan menggunakan pasak dari kayu untuk dinding yang menggunakan papan-papan lebar yang dibuat dengan sistim lanang betino.Bentuk lanang betino apabila digabungkan akan saling mengait dan rapat satu sama lain sehingga terhindar dari keregangan pada dinding rumah tersebut. Dalam memilih kayu mereka memperhitungkan pada waktu kapan kayu boleh diambil/ditebang. Tidak boleh menebang kayu disaat-saat bulan sedang purnama. Menurut mereka kayu yang diambil pada saat purnama akan menjadi muda kembali dan nantinya mudah dimakan rayap. Disamping itu mereka juga memperhitungkan faktor alam dalam membangun rumah, dimana mereka tidak boleh membangun menghadap ke utara dan barat, tetapi menghadap ketimur atau selatan. Tentunya mereka memperhitungan untuk segi kesehatan dan lain-lainnya. Masyarakat Sumatera Selatan mempunyai bentuk menurut jenisnya : rumah atap tatahan dan atapan limas. Dan rumah-rumah terdiri dari rumah limas, rumah rakit, dan rumah ulu.Rumah Limas

Bentuk rumah ini sangat unik. Dinamakan rumah limas, dikarenakan atapnya yang berbentuk Limas juga dikarenakan lantai rumah ini memiliki lima jenjang, jarak antara jenjeng yang satu dengan yang lain adalah lebih kurang 2 jengkal (30 cm).Jenjang-jenjang itu dinamakan, ruang tergantung (jenjang pertama) seterusnya keatas, ruang jogan, ruang kekijing ketiga, ruang kekijing empat dan yang teratas dan terbesar adalah ruang gegajah. Antara ruang joagn dan ruang kekijing ketiga terdapat Kyam-kyam yaitu pintu yang lebar dan membukanya diangkat keatas lalu dikaitkan pada flapon rumah, dan tiang-tiang didalam rumah, terdiri dari 4 buah tiang besar yang terdapat ditengah-tengah rumah yang dinamakan Soko guru yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang berwarna kuning emas. Dan beberapa tiang lainnya yang disebut Soko Damas. Ukiran transparan yang menghiasi dinding rumah dibagikan dalam yang juga berfungsi sebagai ventilasi menambah uniknya rumah limas. Rumah limas ini terdapat di kota Palembang.