analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi...

90
ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI TIRANI DAN BENTENG KARYA TAUFIQ ISMAIL Oleh : SYAIFUL ANWAR NIM 809018300082

Upload: vuminh

Post on 22-Mar-2019

390 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI

TIRANI DAN BENTENG KARYA TAUFIQ ISMAIL

Oleh : SYAIFUL ANWAR

NIM 809018300082

Page 2: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Analisis Unsur Intrinsik Dalam Kumpulan PuisiTirani dan Benteng Karya Taufiq Ismail disusun oleh SYAIFUL Afl"WARNomor Induk Mahasiswa S090183JT00821diajukan kepada Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakanlulus dalam Ujian Munaqasah padatanggal 8 Juli 2012 di hadapan dewan penguji.Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarj.ana Sl (S.Pd) dalam ProgramPendidikan Guru Madrasah Ibtidaivah Dual Mode System.

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)Tanda Tangan

Iakarta, S Juli20I2

Tanggal

NrP. 19761 t07200701r013

Penguji I

r-\\-- t )%("6'-''*o*

//rs. E. Kusnadi

ff iozorrs6slolool

Jakafia,8 Juli 2012

Jakarta,8 juli20l2

8 Juli 2012

MP: 19526052019813 1001

Page 3: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Unsur Intrinsik dalam Kumpulan Puisi 6 Tirani danB enteng " Karya Taufiqlsmail

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah SatuSyarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

Oleh

Syaiful Anwar

NrM 8090r$00082

PGMI-DUAL MODE SYSTEM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII

JAKARTA

2012

NIP 19701 2152009122001

Page 4: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

Nama

NIM

Jurusan

Alamat

LEMBAR PER]TYATAAhI KARYA ILMIAII

Syaiful Anwar

809018300082 ',.- .

PGMI Dual Mode System

Jl. Kiara VI Rt. 08/05 No.7B

Kel. Jembatan Lima Kec. Tambora

MEI\IYATAKAI\ DENGAN SE SUNGGUIINYA

Bahwa skripsi ini berjudul Analisis Unsur Intrinsik Dalam KumpulanPuisi Tirani dan Benteng Karya Taufiq Ismail adalah benar hasil karya sendiridi bawah bimbingan dosen:

1. Nama Pembimbing I : Dra. Hindun, M.PdNIP : 197012152009122001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan sayasiap menerima segala konsekuensi apabila terbulcti bahwa skripsi ini bukan hasilkarya sendiri.

Jakarta, Juli20l2

Yang menyatakan^/lETTRAITEMPELat^taENilrcwD^rcil

,ry',,1 -

6se7AABF137o8/tt\r{-q4allg-r_u-_5,u_P"t4I!6www

Page 5: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

ii

ABSTRAK

ANALISIS UNSUR INTRINSIK KUMPULAN PUISI TIRANI DAN

BENTENG KARYA TAUFIQ ISMAIL

Kata kunci : Analisis Unsur Intrinsik Puisi Tirani dan Benteng

Berdasarkan masalah mengenai unsur intrinsik puisi Tirani dan Benteng

maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang bagaimana

menganalisis unsur intrinsik kumpulan puisi Tirani dan Benteng. Untuk mendapat

memahami karya sastra khususnya puisi diperlukan adanya kemampuan tentang

penguasaan unsur-unsur yang membangun puisi. Dalam memahami suatu karya

sastra khususnya puisi tidak hanya cukup dengan melakukan apresiasi terhadap

puisi tersebut, tetapi mengetahui unsur-unsur yang membangun puisi mengingat

betapa besarnya manfaat dan peranan puisi dalam kehidupan sehari-hari, maka

penelitian berupa apresiasi langsung dari sebuah karya sastra (puisi) yaitu dari

unsur intrinsik dari puisi tersebut harus digalakkan dan digiatkan. Maka peneliti

tertarik untuk mengadakan apresiasi langsung dari karya sastra (puisi) dari unsur

puisi tersebut.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,

penelitian yang membahas masala-masalah atau fakta-fakta yang ada. Untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan penulis melakukan penelitian yang

bersifat kajian pustaka, dengan langkah-langkah menelaah buku-buku yang ada

dalam perpustakaan, yang ada hubungannya dengan judul penelitian yang

dilakukan setelah data-data terkumpul kemudian dianalisis lalu di deskrpsikan.

Berdasarkan teori yang digunakan peneliti adalah kualitatif, yang akan

berkembang dalam proses penelitian dan diorientasikan kepada deskripsi dan

Page 6: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

iii

pemahaman terhadap fenomena puisi, sehingga diperoleh temuan-temuan secara

langsung yang melibatkan sebagai instrument.

Berdasarkan hasil penelitian Puisi Tirani dan Benteng, peneliti

mengemukakan dalam penelitiannya yaitu dalam puisi Tirani ada 18 Puisi dan

Puisi Benteng ada 24 Puisi namun peneliti hanya sebagian puisi yang diteliti

Tirani menjadi 9 Puisi, dan Benteng 12 Puisi.

Kesimpulan yang diambil dari peneliti dalam kumpulan puisi Tirani dan

Benteng untuk menganalisis unsur intrinsik adalah Diksi, Gaya Bahasa, Aliterasi,

Asonasi, Ritme, Rima.

Page 7: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

iv

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, segala puji serta syukur saya limpahkan kepada Allah Swt.

Atas rahmat dan hidayah-Nya, serta segala nikmat yang diberikan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad Saw beserta istri, keluarga, sahabat dan umatnya yang

selalu mengikuti risalah serta ajarannya Saw.

Skripsi sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan S1,

(Strata Satu), dipandang sebagai salah satu proses pendidikan dalam hal

kemampuan meneliti puisi atau obyek yang dipandang bermanfaat dari aspek

keilmuan dan penerapannya kelak, pada proses skripsi juga merupakan salah satu

hal yang mendorong dan melatih penulis untuk berpikir secara kritis dalam bidang

unsur intrinsik dalam kumpulan puisi, yang selama ini penulis dalami, dengan

dukungan teoretis yang telah penulis dapatkan selama waktu pekuliahan yang

akhirnya penulis rasakan sangat bermanfaat.

Dalam penulisan skripsi ini terkadang penulis mendapat hambatan yang

memang menjadi bagian dari sebuah perjuangan untuk mencapai sebuah tujuan.

Namun penulis menyadari bahwa ini merupakan proses yang harus dijalani. Oleh

karena itu, banyak pihak yang terlibat memberikan bantuan dalam menyelesaikan

skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, Bapak/Ibu tercinta yaitu Achmad Baung dan Arsawati

yang telah melahirkan saya, merawat, dan mendidik saya dengan kasih

sayangnya sehingga menjadi seperti sekarang. Terima kasih kami ucapkan

atas bantuan, pengorbanan, dan kerja keras kalian. Tanpa do’a dan usaha

kalian anakmu bukanlah apa-apa.

Page 8: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

v

2. Dra. Hindun, M.Pd selaku dosen pembimbing yang senantiasa

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan yang sangat

berarti untuk mentelesaikan skripsi ini.

3. Istri dan anak-anak saya yang selalu memberikan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Kementrian Agama yang telah memberikan beasiswa kepada saya yang

Alhamdulillah tanpa bantuannya kami tidak akan menyelesaikan studi

kami yang akan mendapatkan gelar Sarjana.

5. Bapak/Ibu Dosen yang selalu memberikan pengetahuan kepada saya

hingga pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman yang selalu membantu saya supaya menyelesaikan skripsi

ini.

7. Saudara-saudara saya yang selalu memberikan semangat kepada saya

untuk menyelesaikan skripsi ini.

Semoga mereka selalu mendapat rahmat Allah Swt. Penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam penulisan

skripsi ini. Oleh kerena itu saran dan kritik yang membangun penulis

harapkan untuk membuat perubahan yang lebih baik. Walaupun masih

jauh dari kata yang sempurna penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat

baik bagi penulis, maupun bagi pihak-pihak lain.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Jakarta, Juli 2012

Penulis

Page 9: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

vi

Page 10: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………... i

ABSTRAK………………………………………………………………..... ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………… iv

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………………… 4

C. Pembatasan Masalah……………………………………………………... 4

D. Rumusan Masalah………………………………………………………... 4

E. Tujuan Penelitian.………………………………………………………… 5

F. Manfaat Penelitian………………………………………………………... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS

A. Pengertian Analisis……………………………………………………...... 8

B. Pengertian Unsur Intrinsik……………………………………………....... 9

C. Pengertian Puisi…………………………………………………………… 12

D. Jenis-jenis Puisi………………………………………………………..….. 26

E. Metode dalam Puisi……………………………………………………….. 28

F. Tujuan Pengajaran Puisi………………………………………………....... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Disain Penelitian…………………………………………………………... 34

B. Populasi dan Sampel………………………………………………………. 35

C. Variabel dan Indikator…………………………………………………….. 37

D. Instrumen Penelitian………………………………………………………. 37

E. Alat Pengumpulan Data…………………………………………………… 38

F. Teknik Analisis Data……………………………………………………..... 39

Page 11: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

vii

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis dan Pembahasan Puisi Kelompok Tirani…………………………. 40

B. Analisis dan Pembahasan Puisi Kelompok Benteng………………………. 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………………………… 74

B. Saran……………………………………………………………………….. 74

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

Page 12: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu dari hasil kebudayaan. Bahasa

Indonesia tidak terlepas dari kesusastraan. karena bahasa Indonesia merupakan

wujud dari kesusastraan atau karya sastra itu sendiri. Oleh karena itu, bahasa

Indonesia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kesusastraan atau

karya sastra.

Kesusastraan mempunyai peranan dan manfaat yang besar dalam

memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kesusastraan merupakan

salah satu dari hasil budaya manusia yang perlu mendapatkan perhatian dari

kita semua. Kesusastraan merupakan refleksi dari kejadian-kejadian atau

peristiwa-peristiwa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Realita yang terjadi

di tengah masyarakat tersebut kemudian dituangkan oleh pengarang atau

penyair berdasarkan pada imajinasi dalam bentuk karya sastra. Dengan

demikian karya sastra dapat memberikan solusi atau alternatif pemecahan

masalah yang terjadi di masyarakat. Dengan membaca karya sastra

tersebut, pembaca akan mendapatkan manfaat dari karya sastra tersebut. Sangat sulit

untuk membedakan bahasa sastra dan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh

masyarakat.

Puisi sebagai karya seni sastra yang dapat dikaji bermacam-macam

aspeknya. Puisi juga dapat dikaji dari struktur dan unsur-unsurnya,

mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari bermacam-

macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan.

Puisi dapat pula dikaji jenis-jenis atau ragam-ragamnya, mengingat

bahwa ada beragam-ragam puisi. Begitu juga, puisi dapat dikaji dari sudut

kesejarahannya, mengingat bahwa sepanjang sejarahnya, dari waktu kewaktu

puisi selalu ditulis dan selalu dibaca orang. Sepanjang zaman puisi selalu

mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini mengingat hakikatnya

sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan

Page 13: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

2

pembaharuan. Puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan

perubahan konsep estetiknya.

“Karya sastra adalah fenomena unik. Ia juga fenomena organik di

dalamnya penuhnya serangkaian makna dan fungsi makna dan fungsi ini

sering kabur dan tak jelas. Oleh karena, karya sastra memang syarat

dengan imajinasi itulah sebabnya, peneliti sastra memiliki tugas untuk

mengungkap kekaburan itu menjadi jelas. Peneliti sastra akan

mengungkap elemen-elemen dasar pembentuk sastra dan menafsirkan

sesuai paradigma dan atau teori yang digunakan, Tugas demikian, akan

menjadi bagus apabila peneliti memulai kerjanya atas dasar masalah.

Tanpa masalah yang jelas dari karya sastra yang dihadapi, tentu kerja

penelitian juga akan kabur. manakala penelitian kabur dan karya satra

itu sendiri sebagai fenomena yang kabur, tentu hasilnya tidak akan

optimal. Itulah sebabnya kepekaan peneliti sastra untuk mengangkat

sebuah persoalan menjadi penting.”1

Tujuan karya sastra yaitu untuk membantu manusia menyingkap rahasia

keadaannya, untuk memberi makna pada eksistensinya, serta untuk membuka

jalan kebenaran. Adapun yang membedakan antara karya sastra dengan seni

lainnya adalah dari segi bahasa.

Sastra merupakan institusi sosial yang memakai bahasa sebagai

mediumnya. Teknik-teknik sastra tradisional seperti simbolisme dan matra

bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma masyarakat. Lagi pula sastra

menyajikan kehidupan dan kehidupan yang sebagian besar terdiri dari kenyataan

sosial, walaupun karya sastra juga "meniru" alam dan dunia subjektif

manusia.

Penyair merupakan warga masyarakat yang memiliki status khusus.

Penyair mendapat pengakuan dan penghargaan masyarakat dan mempunyai masa,

walaupun hanya secara teoretis. Sastra sering memiliki kaitan dengan institusi

sosial tertentu. Sastra mempunyai fungsi sosial atau manfaat yang tidak

sepenuhnya bersifat pribadi. Jadi, permasalahan studi sastra menyiratkan atau

merupakan masalah sosial; masalah tradisi, konvensi, norma, jenis sastra, symbol,

dan mitos.

1Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: CAPS, cet. ke-1, 2011),

hlm. 7.

Page 14: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

3

Salah satu bentuk dari karya sastra adalah puisi. Puisi merupakan salah

bentuk karya sastra yang paling tua. Banyak karya sastra di dunia ini yang ditulis

dalam bentuk puisi. Di dalam puisi tersebut penyair sering menuangkan ide dan

gagasannya tentang peristiwa atau kejadian yang terjadi di tengah kehidupan

masyarakat. Dengan demikian puisi mempunyai hubungan yang erat dengan

kehidupan dalam masyarakat.

Puisi merupakan rangkaian kata-kata yang perlu dan enak dibaca, yang di

dalamnya terkandung makna, tema dan sebagainya. Pengetahuan dan pengalaman

tentang unsur dari bentuk dan isi yang membangun puisi tersebut sangat

diperlukan untuk meningkatkan perkembangan puisi. Bentuk dan isi puisi

mempunyai perkembangan yang berbeda antara masa sekarang dengan masa

sebelumnya. Hal tersebut disebabkan perbedaan latar belakang sosial, filsafat,

agama, pandangan hidup dan juga latar belakang pemikiran, ilmu pengetahuan

dan teknologi dari masa atau saat puisi tersebut diciptakan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat

memahami karya sastra khususnya puisi diperlukan adanya kemampuan tentang

penguasaan tentang unsur-unsur yang membangun puisi tersebut dan unsur yang

berhubungan dengan puisi tersebut. Selama ini penelitian yang banyak dilakukan

oleh para mahasiswa dalam menyelesaikan studinya dalam bentuk mengapresiasi

karya sastra. Adapun penelitian yang langsung meneliti unsur-unsur yang

membangun karya sastra itu sendiri masih jarang dilakukan. Padahal dalam

memahami suatu karya sastra khususnya puisi tidak hanya cukup dengan

melakukan apresiasi terhadap puisi tersebut tetapi juga mengetahui unsur-unsur

yang membangun puisi tersebut.

Mengingat betapa besarnya manfaat dan peranan karya sastra khususnya

puisi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, maka penelitian berupa apresiasi

langsung dari sebuah karya sastra (puisi), yaitu dari unsur instrinsik dari puisi

tersebut perlu digalakkan dan digiatkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis

tertarik untuk mengadakan apresiasi langsung dari karya sastra (puisi) dari unsur

instrinsik puisi tersebut. Adapun judul penelitian tersebut adalah: Analisis Unsur

Intrinsik dalam Kumpulan Puisi Tirani dan Benteng Karya Taufiq Ismail.

Page 15: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

4

B. Identifikasi Masalah

“Identifikasi masalah memuat faktor-faktor penyebab terjadinya suatu

masalah. Identifikasi menjelaskan hal-hal dominan apa yang menjadi

penyebab terjadinya suatu masalah. Penelitian pada dasarnya bertujuan

untuk mengungkapkan keterkaitan antara fenomena. Sekali fenomena terjadi

dan kita selidiki maka pasti ada fenomena lain yang terkait atau menjadi

penyebabnya. Dengan demikian jika terjadi suatu masalah maka pasti ada

penyebabnya. Tentu saja masalah yang menjadi tema atau fokus penelitian

penyebabnya tidak tunggal tetapi terdiri dari beberapa faktor yang terkait."2

Berdasarkan uraian dan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

identifikasi masalah merupakan salah satu elemen dalam suatu penelitian. dengan

demikian identifikasi masalah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan penelitian, seperti juga halnya dengan elemen penelitian

lainnya. Ketajaman atau ketepatan seorang penelitian dalam mengidentifikasi

masaalah sangat memegang peranan yang penting. Berdasarkan hal tersebut, maka

dalam identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: Analisis unsur intrinsik

dalam kumpulan puisi “Tirani dan Benteng” karya Taufiq Ismail.

C. Pembatasan Masalah

Memuat penjelasan dan argumentasi mengenai berbagai faktor atau variabel

yang berkaitan dengan masalah peneliti yang tidak mungkin semua dapat diteliti

dalam kurung waktu tertentu. Oleh karena itu, menetapkan atau membatasi

variabel atau faktor yang akan dijadikan fokus kajian. Pembatasan masalah dalam

suatu penelitian juga akan lebih memudahkan peneliti dalam melakukan

penyelidikan. Selain itu juga akan lebih menghemat tenaga, waktu dan biaya yang

diperlukan dalam menyelesaikan penyelidikan atau penelitian tersebut.

penyelidikan atau penelitian tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah

skripsi ini sebagai berikut. Bagaimana menganalisis unsur intrinsik dalam

kumpulan puisi “Tirani dan Benteng” karya Taufiq Ismail.

2Mahmudah, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), hlm. 44.

Page 16: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

5

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk member jawaban atas permasalahan penelitian

yang telah dibuat dalam bentuk rumusan masalah. Tujuan penelitian

dinyatakan dalam kalimat yang sifatnya menggali atau mendalami unsur

intrinsik puisi. Kata-kata yang dapat digunakan antara lain: untuk

mempelajari, mengeksplorasi, mengkaji, menemukan, atau mengungkapkan.

Untuk mengetahui Analisis Unsur Intrinsik Dalam Kumpulan Puisi

Tirani dan Benteng Karya Taufiq Ismail yaitu:

1. Diksi

2. Gaya Bahasa

3. Aliterasi

4. Asonasi

5. Ritme

6. Rima

F. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian harus mempunyai berorientasi kepada manfaat atau

kegunaan yang hendak diinginkan berdasarkan hasil penelitian tersebut.

Manfaat atau kegunaan dari hasil suatu penelitian diharapkan tidak hanya

bermanfaat bagi peneliti itu sendiri, tetapi juga kepada lembaga tempat kajian

atau organisasi profesi dan ilmu pengetahuan.

Manfaat penelitian mencakup dua dimensi, yaitu keilmuan dan praktis.

Manfaat keilmuan terkait dengan dimensi pembenaran, yakni bahwa bahwa teori

struktur yang menekankan studi sastra secara otonom terlepas dari faktor ekstrinsik

dan intrinsik tetap masih relevan masih dipergunakan sebagai pendekatan atau

perspektif yang signifikan untuk menganalisis dan member penilaian terhadap karya

sastra. Lewat analisis yang dipandu oleh teori atau konsep. Selain itu manfaat

pembenaran terkait dengan persyaratan penguasaan literary competence, yaitu

kemampuan menguasai kaidah-kaidah penciptaan karya sastra, bagi peneliti yang

menerapkan pendekatan structural. Tanpa literary competence tidak akan pernah

ada penelitian sastra, apalagi memberikan penilaian. Benar tidaknya suatu

penelitian puisi dari perspektif structural berhubungan dengan literary competence

Page 17: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

6

sebagai persyaratan utama.”3

Hal di atas sesuai dengan pendapat ahli berikut yang mengatakan

sebagai berikut:

"Sebenarnya penjelasan tentang kegunaan hasil penelitian ini tidak mutlak harus

ada. Rumusan tentang kegunaan hasil penelitian adalah kelanjutan dari tujuan

penelitian. Apabila peneliti telah selesai mengadakan penelitian dan memperoleh

hasil, ia diharapkan dapat menyumbangkan hasil itu kepada Negara, atau

khususnya kepada bidang yang sedang diteliti. Pembicaraan tentang kegunaan

hasil penelitian ini menjadi penting setelah beberapa peneliti tidak dapat

mengadakan sebenarnya hasil bapa yang diharapkan, dan sejauh mana

sumbangannya terhadap kemajuan ilmu pengetahuan."4.

Berdasarkan pendapat di atas, maka manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini adalah:

1. Dapat memperkaya khasanah perkembangan ilmu kesusastraan

khususnya hasil karya sastra yang berbentuk puisi;

2. Dapat meningkatkan kecintaan masyarakat akan karya sastra

Indonesia khususnya puisi;

3. Dapat memberikan bahan acuan kepada guru bidang studi bahasa

dan sastra Indonesia tentang apresiasi puisi;

4. Dapat memperkaya wawasan atau pengetahuan penulis tentang karya

puisi yang dihasilkan oleh penyair bangsa sendiri;

3Siswantoro, Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi,( Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar, cet. ke-1, 2010), hlm. 92

4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, cet. ke-14 2010),

hlm. 99

Page 18: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

7

7

BAB II

LANDASAN TEORETIS

Dalam melakukan analisis atau penelitian tentang suatu karya sastra, salah

satu yang dapat dilakukan peneliti adalah menggunakan berbagai buku

tentang karya sastra atau kesusastraan yang terdapat di dalam perpustakaan. Hal

ini sesuai dengan pendapat ahli yang mengatakan.

"Seorang ahli ilmu pengetahuan tidak hanya bertujuan menemukan fakta,

tetapi menemukan prnsip-prinsip yang terletak dibalik fakta prinsip utama

yang dicari ialah dalil, yakni generalisasi atau kesimpulan yang berlaku

umum. Dengan dalil ini ahli tersebut melanjutkan penyelidikanya untuk

meramalkan rangkaian peristiwa berikutnya. Tentu saja diperlukan

sejumlah data untuk dipakai sebagai pertimbangan penyimpulan sebuah

dalil."1

Adapun pendapat ahli mengatakan bahwa : “Perkataan kesusastraan itu

berasal dari bahasa sansekerta susastra. Su berarti baik atau bagus, sastra berarti :

buku, tulisan atau huruf. Jadi kesusastraan adalah himpunan buku-buku yang

mempunyai bahasa yang indah serta isi yang baik pula. Dalam kesusastraan

khusus, karangan itu harus meliputi :

Bahasa yang terpelihara baik.

Isinya yang baik, indah, yaitu yang benar-benar menggambarkan

kebenarandalam hehidupan manusia.

Cara menyajikannya menarik, sehingga berkesan dihati pembaca.”2

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa mempalajari

buku-buku yang berhubungan dengan karya sastra di perpustakaan akan sangat

membantu peneliti dalam membuat tinjauan pustaka. Dengan begitu keberhasilan

penelitian akan sangat ditentukan oleh kemampuan penulis dalam membuat tinjauan

pustaka.

1Winarno Surakmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, dan Dasar Metode Teknik, (Bandung :

Tarsito, cet. ke-7, 1985), hlm. 63.

2Abdullah Ambary, Intisari Sastra Indonesia, (Bandung : CV. Djatnika, cet. ke-1, 1983), hlm.

7.

Page 19: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

8

8

A. Pengertian Analisis

Kata analisis berasal dari bahasa Yunani yaitu analyein yang berarti

menyelesaikan, menguraikan, adapun menurut Derrida:

“Analisis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penelitian, sebab kegiatan

menguraikan ini, yaitu memisah-misahkan sesuatu menjadi bagian-bagian yang

lebih kecil didalam suatu entitas dengan cara mengidentifikasi, membanding-

bandingkan, menemukan hubungan berdasarkan parameter tertentu adalah suatu

upaya menguji atau membuktikan kebenaran.”3

“Krikitik dan kajian sastra memiliki hubungan sangat erat karena keduanya

merupakan tanggapan terhadap karya sastra. Pengkajian (sastra) adalah kegiatan

mempelajari unsur-unsur dan hubungan antar unsur dalam karya sastra dengan

bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu kegiatan mempelajari dlam

pemahaman awalnya adalah menganalisis. Inti dari kegiatan mengkaji adalah

menganalisis. Sementara itu, kritik dalam pemahaman awalnya adalah penilaian

atau pertimbangan baik atau buruk sesuatu hasil kesusastraan dengan memberikan

alas an-alasan mengenai isi dan bentuk hasil kesusastraan.”4

Adapun pendapat lain ,menegaskan istilah bahasa sastra adalah :

“Bahasa sastra dan uraian falsafah bersifat simbolik, puitik, dan konseptual.

Dalam bahasa sastra pasangan rasa dan kesadaran menghasilkan objek

estetikyang terikat pada dirinya.

Bahasa sastra berpeluang menerbitkan pengalaman fiksional dan pada

hakikatnya lebih kuat dalam menggambarkan ekspresi kehidupan.”5

Kebenaran di dalam ilmu pengetahuan termasuk ilmu sastra, baru dapat diakui

kalau ada bukti atau tanda-tanda kebenaran. Bukti itu adalah adanya kesesuaian antara

pengetahuan dengan objeknya. Kebenaran itu disebut objektivitas. Akan tetapi, sebab

suatu objek, katakanlah sebuah puisi, memiliki beragam fenomena, dengan sendirinya

kebenaran menghadapi kesulitan untuk menjangkau seluruh aspek atau fenomena.

Kegiatan untuk menguak kebenaran itu dilakukan dengan cara melakukan analisis, yaitu

memilah-memilih, atau membuat segmentasi sebuah puisi. Dengan kata lain sebuah puisi

yang untuk dipotong-potong kedalam segmen atau bagian yang kecil-kecil berdasarkan

3Siswantoro, Metodologi Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi, ( Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, cet. ke-1, 2010 ), hlm. 10.

4Sumiyadi, Pengkajian Puisi Analisis Romantik, Fenomenologis, Stilistik, dan semiotik,

(Bandung: Pusat Studi Literasi, cet. ke-1, 2005), hlm. 1.

5M. Rafiek, Teori Sastra Kajian Teori dan Praktik , (Malang: PT. Refika Aditama, cet. ke-1,

2010), hlm. 13.

Page 20: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

9

9

unsur-unsur intrinsiknya dalam perspektif strukturalisme. Selain memotong-motong,

kegiatan analisis juga memberi tafsir terhadap segmen-segmen puisi tersebut atas dasar

fungsi dan hubungan antar segmen atau unsur-unsur instrinsik tersebut untuk sampai

kepada efek. Adapun “Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mengetahui keadaan sebenarnya atau penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya,

pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenaranya.”6

B. Pengertian Unsur Intrinsik

Unsur-unsur intrinsik adalah khas puisi, yang mencakup: diksi, gaya bahasa,

pencitraan, nada suara, ritme, rima, bentuk puisi, aliterasi, asonasi, konsonansi, hubungan

makna dan bunyi. Abram mengatakan bahwa:

“masih ada lagi studi lain yaitu studi objektif, yang pada dasarnya memandang

karya sastra adalah karya yang mencukupi diri sendiri, terbebaskan dari faktor-

faktor eksternal sebagai rujukan. Karya sastra dibangun dari bagian-bagiannya

dan relasi internalnya, sehingga member penilaian terhadap karya sastra adalah

berdasar kriteria intrinsiknya sebagai unsur-unsur pembentukan struktur.”7

Secara singkat kompetensi sastra dapat dipahami sebagai pengetahuan

tentang konvensi sastra, yang dalam konteks ini adalah puisi, yang telah

disepakati oleh masyarakat sastra. Konvensi itu antara lain meliputi fungsi yang

tergantung pada jenis-jenis puisi, unsur-unsur internal dan hukum rasional antara

unsur-unsur internal tersebut sehingga makna atau nilai sebuah unsur tergantung

pada unsur lain. Dengan pengetahuan sastra yang demikian itu analisis tersebut

mampu memberi makna, serta mampu memberi tafsir sebuah karya atau lebih.

Dengan sifat puisi yang demikian itu sudah barang tentu unsur intrinsik yang

membentuknya pun berbeda dengan unsur intrinsik yang berbentuk karya sastra

prosa. Unsur intrinsik tersebut adalah tema, amanat, musikalitas, korespondensi,

diksi, simbolisasi, tipografi, dan gaya bahasa.

6Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar, (Jakarta: PT. Indah Jaya

Adipratama, cet, edisi April, 2011 ), hlm. 27.

7Siswantoro, Metodologi Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, cet. ke-1, 2010), hlm. 64.

Page 21: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

10

10

a) Tema

“Tema adalah pokok persoalan atau pokok pikiran yang mendasari

terbentuknya sebuah puisi. Pokok persoalan itulah yang hendak disampaikan

kepada pembaca. Pokok persoalan ini bisa bermacam-macam bisa masalah

ketuhanan, cinta, keadaan, kebencian, rindu, keadilan, kemanusiaan dan

lain-lain. Tidaklah mudah untuk mengetahui tema sebuah puisi, karena tema

puisi terselubung dalam kata-kata perlambangan. Berbeda dengan tema

karangan prosa yang serba terurai. Itulah sebabnya untuk dapat menangkap

tema suatu puisi paling tidak kita harus tahu tentang diksi, makna konotasi,

dan perlambangan atau simbolisasi.”8

b) Amanat

“Amanat adalah sesuatu yang hendak disampaikan oleh penyair kepada

pembaca lewat puisinya. Bedanya dengan tema, kalau tema adalah persoalan

yang dikemukakan sedangkan amanat adalah sesuatu yang disampaikan

lewat persoalan itu. Dengan pengertian diatas jelas bahwa amanat biasanya

berada dibalik tema atau tersirat dibalik rangkaian kata puisi itu. Oleh karena

itu tafsiran terhadap amanat ini bisa bermacam-macam, sangat subjektif.

Namun kesubjektivan itu dapat diperkecil dengan mengetahui hal-hal yang

berhubungan dengan pribadi penyairnya.”9

Dengen pengertian di atas jelas bahwa amanat biasanya berada dibalik tema

atau tersirat dibalik rangkaian kata puisi itu. Oleh karena itu, tafsiran terhadap

amanat ini bisa bermacam-macam, sangat subjektif.

c) Simbolisasi

“Pengertian simbolisasi atau perlambangan dalam puisi tidak mengacu pada

gambar atau benda yang menggantikan pengertian tertentu akan tetapi

mengacu pada kata atau lambang kebahasaan lain yang digunakan untuk

menggantikan suatu pengertian atau hal lain. Simbolisasi diperlukan oleh

penyair untuk lebih mengkonkretkan hal-hal yang akan disampaikan. Kata-

kata penjelas dirasakanya kurang mewakili sesuatu yang akan

diungkapkannya, karena itu ia mempergunakan lambang-lambang. Menurut

Herman J. Waluyo: “macam-macam lambang ditentukan oleh keadaan atau

peristiwa apa yang digunakan oleh penyair untuk menggantikan keadaan

atau peristiwa itu. Ada lambang warna, lambang benda, lambang bunyi,

lambang suasana dan sebagainya.”10

8Suroto, Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia, (Jakarta: Erlangga, cet. ke-6, 1989),

hlm. 99.

9 Ibid. hlm. 101.

10

Ibid. hlm. 103.

Page 22: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

11

11

d) Musikalitas

“Yang dimaksud dengan musikalitas adalah hal-hal yang berbubungan

dengan pengucapan bunyi. Unsur musikalitas sangat penting dalam puisi.

Tanpa memperhatikan unsur ini efek puitisnya akan berkurang, bahkan

mungkin sekali puisi itu menjadi hambar. Unsur ini meliputi rima dan bunyi.

Rima adalah persamaan bunyi yang terdapat pada kata-kata dalam puisi.

Sedangkan bunyi disini dimaksudkan adalah bunyi bahasa yang terdapat

dalam kata-kata pada puis.”11

e) Korespondensi

“Korespondensi adalah perhubungan yang terdapat dalam puisi.

Perhubungan tersebut bisa bermacam-macam, meliputi perhubungan antara

kata dengan kata, frase dengan frase, kalimat dengan kalimat, bait dengan

bait, atau campuran diantara unsur-unsur tersebut. Untuk dapat memahami

sebuah puisi secara lebih baik dengan pengertian yang benar kita dapat

mengabaikan unsur ini. Karangan bentuk puisi merupakan karangan yang

pekat dan padu hubungan antar katanya. Itulah sebabnya mengetahui

hubungan tersebut menjadi sangat penting.”12

f) Diksi

“Diksi menurut Kamus Istilah Sastra kata diksi berarti pemilihan kata untuk

mengungkapkan gagasan. Diksi yang baik berhubungan dengan pemilihan

kata yang bermakna tepat dan selaras, yang penggunaannya cocok dengan

pokok pembicaraan, peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar. Dari

keterangan itu jelas bahwa diksi adalah ketetapan pemilihan dan penggunaan

kata. Tentu saja itu bisa bersifat lisan maupun tulisan. Dalam puisi, diksi

memegang peranan yang sangat penting.”13

g) Tipografi

Tipografi disebut juga ukuran bentuk. Dalam sebuah puisi diartikan sebagai

tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan bunyi untuk menghasilkan suatu

bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana.

h) Gaya bahasa

Gaya bahasa termasuk unsur intrinsik yang cukup penting dalam puisi.

Boleh dikatakan hampir tak ada puisi yang hadir tanpa sebuah gaya sastra.

11Ibid. hlm. 105.

12

Ibid. hlm. 109.

13

Ibid. hlm. 112.

Page 23: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

12

12

Dengan gaya bahasa gagasan yang terungkap akan terasa lebih konkret dan penuh.

Dengan gaya bahasa, puisi akan lebih hidup. Gaya bahasa yang biasa

dipergunakan dalam puisi antara lain personifikasi, metafora, simile, asosiasi, dan

perulangan. Untuk itu uraian gaya bahasa akan didasarkan menurut Prof.Dr.H.G.

Tarigan:

“Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara

khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa).

Karena gaya bahasa berkaitan erat dengan bahasa maka dengan sendirinya

segala unsur kebahasaan akan terkait di dalamnya. Unsur kebahasaan itu

antara lain pilihan kata, frase, klausa, dan kalimat. Selain itu gaya bahasa

juga menyangkut warna pribadi penutur. Itulah sebabnya gaya bahasa juga

bersifat individual.”14

“Menurut Gorys Keraf gaya bahasa adalah penggunaan bahasa pada

hakikatnya kegiatan berbahasa juga. Kegiatan bahasa ini ada yang baik ada yang

kurang baik. Demikian juga penggunaan gaya bahasa. Sebuah gaya bahasa

dikatakan baik bila mengandung tiga dasar yakni: kejujuran, sopan santun, dan

menarik.”15

Jadi, unsur intrinsik yang akan penulis uraikan dalam definisi ini yaitu :

Diksi

Gaya bahasa

Aliterasi

Asonasi

Ritme

Rima

C. Pengertian Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan.

Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya

menjadi “hasil seni sastra” yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang

tertentu dengan mengunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan.

Dalam bahasa Inggris kata puisi adalah poetry yang erat berhubungan dengan kata

14Suroto, Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia, (Jakarta: Erlangga, cet. ke-

6, 1989), hlm.114.

15

Ibid. hlm. 114.

Page 24: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

13

13

poet dan kata poem. Adapun mengenai kata poet ini Vencil C.Coulter memberi

penjelasan sebagai berikut:

“kata poet berasal dari kata yunani yang berarti membuat; mencipta.

Dalam bahasa inggris kata poet ini lama sekali disebut maker. Dalam

bahasa Yunani sendiri kata poet berarti orang yang mencipta melalui

imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat

suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpengelihatan tajam,

orang suci; yang sekaligus merupakan seorang filusuf, negarawan, guru,

orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.”16

Selanjutnya pendapat pengarang terkenal Edgar Allan Poe membatasi:

“Puisi kata sebagai kreasi keindahan yang berirama (the rhythmical

creation of beauty). Ukuran satu-satunya ialah rasa dengan intelek ataupun

dengan kesadaran, puisi itu hanyalah memiliki hubungan-hubungan

sekunder saja. Kalau tidaklah bersifat insindental, maka puisi itu tidaklah

mempunyai hubungan apa-apapun baik dengan kewajiban maupun dengan

kebenaran.”17

Beberapa pendapat yang mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi dari

pengalaman manusia, antara lain pendapat Watts-Dutton dan Lascelles

Abercrombie. Adalah:

“Puisi adalah ekspresi yang kongkrit dan yang bersifat artistik dari pikiran

manusia dalam bahasa emosional dan berirama”, kata Watts-Dunton,

sedangkan Lescelles Abercrombie mengatakan bahwa “Puisi adalah

ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif, yang hanya bernilai

serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan

yang diutarakan dengan bahasa, yang memanfaatkan setiap rencana

dengan matang dan tepat guna.”18

Adapun pendapat lain mengatakan bahwa: “puisi sebagai salah satu sebuah

karya seni sastra dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat

dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah

struktur yang tersusun dari bermacam macam unsur dan sarana-sarana

kepuitisan. Dapat pula puisi di kaji jenis-jenis atau ragam-ragamnya,

mengingat bahwa ada beragam-ragam puisi. Begitu juga, puisi dapat dikaji

dari sudut kesejarahannya, mengingat bahwa sepanjang sejarahnya, dari

waktu kewaktu puisi selalu ditulis dan selalu dibaca orang. Sepanjang

zaman puisi selalu mengalami perubahan, perkembangan. Hal ini

16Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa Bandung, cet, ke-

10, 1993), hlm. 4.

17

Ibid. hlm. 4.

18

Ibid. hlm. 7.

Page 25: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

14

14

mengingat hakikatnya sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan

antara konvensi dan pembaharuan.”19

a) Beberapa Batasan Puisi

“Slamet Muljana menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk kesusastraan

yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan

kata itu menghasilkan rima, ritma, dan musikalitas. Batasan yang diberikan

Slamet Muljana tersebut berkaitan dengan struktur fisiknya saja. James

Reeves juga memberikan batasan yang berhubungan dengan struktur fisik

dengan menyatakan bahwa puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan

penuh daya pikat. Bahasa puisi menurut Coleridge adalah bahasa pilihan,

yakni bahasa yang benar-benar diseleksi penentuannya secara ketat oleh

penyair. Karena bahasanya harus bahasa pilihan, maka gagasan yang harus

dicetuskan harus diseleksi dan dipilih yang terbagus pula. Clive Sansom

memberikan batasan puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa yang ritmis,

yang mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan

emosional.”20

“Jika pengertian itu ditinjau dari segi bentuk batin puisi maka Herbert

Spencer menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk pengucapan gagasan

yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan efek keindahan.

Sedangkan Samuel Johnson menyatakan bahwa puisi adalah peluapan yang

sepontan dari perasaan yang penuh daya yang berpangkal pada emosi yang

berpadu kembali dalam kedamaian. Sementara itu P.B. Shelley menyatakan

bahwa puisi merupakan rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling

menyenangkan. Selanjutnya Thomas Carlyle menyatakan bahwa puisi

merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal. Dan T.S. Eliot

menambahkan bahwa yang di ungkapkan dalam puisi adalah kebenaran.”21

Kedua pengertian yang diuraikan di atas berkenaan dengan bentuk fisik puisi

dan bentuk batin puisi. Bentuk fisik dan bentuk batin lazim disebut pula dengan

bahasa dan isi atau tema dan struktur atau bentuk dan isi. Marjorie Boulton

menyebut kedua unsur pembentuk puisi itu dengan bentuk fisik (physical form)

dan bentuk mental (mental form). Bentuk fisik dan bentuk mental itu bersatu padu

menyatu raga. Namun demikian keduanya dapat dianalisis karena bentuk fisik dan

19Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, ( Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

cet. ke-1, 1987), hlm. 3.

20

J. Herman Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Bandung : Erlangga, cet. ke-1, 1987),

hlm. 23.

21

Ibid, hlm. 23.

Page 26: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

15

15

bentuk batin itu juga didukung oleh unsur-unsur yang secara fungsional

membentuk puisi.

Jika dihubungkan dengan makna yang harus dikemukakan oleh penyair,

Mattew Arnold menyatakan bahwa puisi hendaknya mengemukakan kritik

terhadap kehidupan. McNaire menyatakan bahwa kritik itu merupakan reaksi

penyair terhadap dunia. Ekspresi imajinasi penyair itu baru bernilai sastra jika

penyair mampu mengungkapkannya dalam bentuk bahasa yang cermat dan tepat.

Ini berarti bahwa pilihan kata-kata ungkapan, bunyi, dan irama harus benar-benar

mendapat perhatian penyair.

Didalam puisi harus terjelmakan perasaan dan cita rasa penyair. Sedangkan

auden menyatakan bahwa yang diungkapkan penyair adalah perasaan yang kacau.

Pengalaman yang diungkapkan penyair disamping bersifat emosional juga harus

bersifat imajinatif.

Selanjutnya, dinyatakan pula bahwa “seorang seniman dapat menghasilkan

kretivitas jika sedang dalam “passion” yang berarti suasana jiwa yang luar biasa.

Pengalaman jiwa dalam “passion” betul-betul disertai emosi yang mendalam yang

menghasilkan semangat luar biasa dan mampu menghasilkan “ego integritas.”22

dengan “passion” puisi mampu mempengaruhi siapapun yang membacanya.

“passion” itu terjadi diatas tingkat kreativitas penyair, yakni pada saat seseorang

mengalami kedalaman emosi luar biasa melebihi “mood”. Tingkat perkembangan

psikologis seseorang berada pada tingkat psikedelik dan iluminasi. Seluruh

kesadaran penyair tertumpah pada kedalaman emosi yang ingin disampaikan itu.

Ada pula pendapat lain yang menyatakan bahwa: “menelaah puisi,

hendaknya diperhatikan tiga aspek utama, yakni: (1) aspek struktur luar karya

puisi (externe strukturrelation); (2) aspek struktur batin (interne strukturrelation);

(3) aspek dunia sekunder yang kompleks dan bersusun-susun.”23 S. Effendi

menyatakan bahwa dalam puisi terdapat bentuk permukaan yang berupa

larik,bait,dan pertalian makna larik dan bait. Kemudian penyair berusaha

mengkonkretkan pengertian-pengertian dan konsep-konsep abstrak dengan

22Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Bandung: Erlangga, cet. ke-5, 1987), hlm.

24.

23

Ibid. hlm. 24.

Page 27: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

16

16

menggunakan pengimajian pengiasan, dan pelambangan. Dalam mengungkapkan

pengalaman jiwanya,bertitik tolak pada “mood” atau “atmosfer” yang dijelmakan

oleh lingkungan fisik dan psikologis dalam puisi. Dalam memilih kata-kata,

diadakan perulangan bunyi yang mengakibatkan adanya kemerduan atau eufoni.

Jalinan kata-kata harus mampu memadukan kemanisan bunyi dengan makna.

Adapun menurut I.A Richards menyebutkan adanya hakekat puisi untuk

mengganti bentuk batin atau isi puisi dan metode puisi untuk mengganti bentuk

fisik puisi. Diperinci pula bentuk batin yang meliputi perasaan (feeling), tema

(sense), nada (tode),, dan amanat (intention). Sedangkan bentuk fisik atau metode

puisi terdiri atas diksi (diction) kata konkret (the concrete word), majas atau

bahasa figurative (figurative language) dan bunyi yang menghasilkan rima dan

ritma (rhyme and rhytm).

Dari batasan kedua tokoh tersebut, dapat dijelaskan bahwa unsur bahasa

yang diperbagus dan diperindah itu dapat diterangkan melalui kata konkret dan

majas (bahasa figurative). Secara terperinci majas dan kata konkret itu dijelaskan

oleh Effend menjadi: pengimajian, pelambangan, dan pengiasan. Uraian di atas

bermaksud menjelaskan bahwa bahasa yang digunakan dalam puisi adalah bahasa

konotatif yang “multiinterpretable”. Makna yang dilukiskan dalam puisi dapat

makna lugas, namun lebih banyak makna kias melalui lambang dan kiasan.

Makna itu diperinci lagi menjadi tema dan amanat yang didasarkan atas perasaan

dan nada (suasana batin) penyairnya. Tema berhubungan dengan arti karya satra,

sedangkan amanat berhubungan dengan makna karya. Tema bersifat lugas,

obyektif, dan khusus, sedangkan amanat bersifat kias, subyektif, dan umum.

Untuk memberikan pengertian puisi secara memuaskan cukup sulit. Namun

beberapa pengertian yang tidak dapat dirangkum dalam satu kalimat dapat

dipaparkan di sini. Beberapa pengertian di atas jika didata dapat disebutkan

sebagai berikut :

“Dalam puisi terjadi pengkonsentrasian atau pemadatan segala unsur

kekuatan bahasa;

Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus,

diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi;

Page 28: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

17

17

Puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan

mood atau pengalaman jiwa dan bersifat imajinatif;

Bahasa yang dipergunakan bersifat konotatif; hal ini ditandai dengan kata

konkret lewat pengimajian, pelambangan, dan pengiasan, atau dengan kata

lain dengan kata konkret dan bahsa figurative.bentuk fisik dan bentuk

batin puisi merupakan kesatuan yang bulat dan utuh menyatu raga tidak

dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan yang padu. Bentuk fisik dan

bentuk batin itu dapat ditelaah unsur-unsurnya hanya dalam kaitannya

dengan keseluruhan. Unsur-unsur itu hanyalah berarti dalam totalitasnya

dengan keseluruhannya.”24

Adapun pendapat Suzanne Said and Monique Trede Translated by Trista

Selous and others dengan karangannya yang berjudul A Short History Of Greek

Literature mengemukakan puisi hesoid adalah:

The poetry of Hesiod. Hesiod

“Apart from the so-called `Homeric' poetry heroic narratives and the hymns

that introduced them - the other important poet of the period was Hesiod. The

Ancients always coupled and contrasted the two names. The Contest of Homer

and Hesiod (Certamen Homeri et Hesiodi), which has come down to us, opposed

the two poets, each reciting the finest passages from his work, and, in the fifth

century BC, the historian Herodotus considered them to be the founders of Greek

theology (11, 53). Hesiod's poetry uses the same m rre and language as that of

Homer; yet, despite these formal similarities, it is the differences between the two

poetic worlds that are most striking. Not for Hesiod the pleasure of relating

heroic adventures; instead he codifies traditions, both mythological and

agricuitural, describing the world of the farmers of Boeotia rather than that of

Ionia or the aristocratic courts. Nor is he an anonymous poet simply echoing the

words of the god. In the two works which have come down to us, Theogony and

Works and Days, he talks about himself.

24J. Herman Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Bandung : Erlangga, cet. ke-1, 1987),

hlm. 25.

Page 29: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

18

18

At the start of the Theogony Hesiod tells how, when he was grazing his

lambs below Helicon, he received the rhapsodic staff and was consecrated as a

poet by the Muses. In Works and Days he relates his quarrel with his brother

Perses, refers to his father, who left the Aeolian city of Cyme for Ascra, a village

in Boeotia, where he worked hard to cultivate the poor soil, and mentions the

prize that he himself won for his song in Chalcis at Amphidamas' funeral games

(this event, which historians tend to place in the last third of the eighth century sc,

gives an approximate date for the poet's most active period). Hesiod is present in

his work, seemingly confident in the belief that his poems will be transmitted to

posterity under his name and in the form he has given them. This suggests that

their texts were fixed in writing.

Hesiod was the first author to introduce his work in this way, bringing a new

tone to poetry. Yet in other ways his work is surprising for its archaism. This is

particularly true of the Theogony. PuisiHesiod.”25

Dari tulisan di atas dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah:

Terlepas dari apa yang disebut puisi Homer kisah heroik dan himne yang

memperkenalkan mereka penyair penting pada zaman itu Hesiod. The Ancients

selalu ditambah dan kontras dua nama. Kontes dari Homer dan Hesiod (Certamen

Homeri et Hesiodi), yang telah sampai kepada kita, menentang dua penyair,

masing-masing membacakan ayat-ayat terbaik dari karyanya, dan, pada abad

kelima SM, Herodotus sejarawan menganggap mereka sebagai pendiri teologi

Yunani (11, 53). Puisi Hesiod yang menggunakan RRE m yang sama dan bahasa

seperti yang dilakukan Homer, namun, meskipun kesamaan formal, itu adalah

perbedaan antara dua dunia puitis yang paling mencolok. Bukan untuk Hesiod

kenikmatan berhubungan petualangan heroik, melainkan ia codifies tradisi, baik

mitologi dan agricuitural, menggambarkan dunia petani Boeotia bukan dari Ionia

atau pengadilan aristokrat. Juga tidak ia sebuah anony penyair MoU hanya

menggemakan kata-kata dewa. Dalam dua karya yang telah sampai kepada kita,

Theogony dan Pekerjaan sehari-hari, ia Berbicara tentang dirinya sendiri.

25Suzanne said, and Monique, A short History of greek Literature, (London: Routledge, cet.

ke-3, 1999), hlm. 15-16.

Page 30: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

19

19

Pada awal dari Hesiod Theogony menceritakan bagaimana, ketika dia

merumput domba-nya di bawah Helicon, ia menerima staf kagum dan ditahbiskan

sebagai penyair oleh Muses. Dalam Pekerjaan dan Hari-hari ia berkaitan

pertengkaran dengan Perses saudaranya, mengacu pada ayahnya, yang

meninggalkan kota Aeolian dari Cyme untuk Ascra, sebuah desa di Boeotia, di

mana ia bekerja keras untuk mengolah tanah yang buruk, dan menyebutkan

hadiah yang dia sendiri menang untuk lagu di Chalcis di game pemakaman

Amphidamas '(ini acara, yang sejarawan cenderung untuk menempatkan pada

sepertiga terakhir abad kedelapan, memberikan tanggal perkiraan untuk periode

penyair yang paling aktif). Hesiod hadir dalam karyanya, tampaknya confi penyok

dengan keyakinan bahwa puisi-puisinya akan ditularkan ke anak cucu di bawah

nama dan dalam bentuk yang telah dia berikan kepada mereka. Hal ini

menunjukkan bahwa teks-teks mereka yang tetap secara tertulis.

Hesiod adalah penulis pertama yang memperkenalkan karyanya di pedoman

ini, membawa nada baru untuk puisi. Namun dengan cara lain karyanya adalah

mengejutkan bagi arkaismenya. Hal ini terutama berlaku dari theogony.

Adapun pendapat lain mengatakan bahwa: “pembagian kesusastraan

menurut zamannya memperlihatkan pula bentuk-bentuk tertentu puisi tiap zaman

itu.”26 Jadi puisi pun menurut zamannya dapat kita bedakan atas:

1. Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi peningggalan sastra melayu. Ada yang asli dan ada

pula berasal dari puisi-puisi asing yaitu Arab, Parsi, dan India. Puisi baru ialah

bentuk puisi Indonesia, dipengaruhi puisi Barat, puisi baru banyak dipengaruhi

oleh puisi Belanda terutama angkatan 80-nya (De Tachtigers). Sedangkan puisi

modern (mulai dari angkatan ’45) dipengaruhi oleh puisi dunia (Inggris, Prancis,

Rusia, Italia, Spanyol, dan lain-lain) perbedaan utama puisi tiga zaman ini terletak

pada sifat keterikatan dan kebebasan dalam mencipta.”27

Adapun menurut Herman J. Waluyo puisi lama kita mengenal gurindam,

pantun, syair, dan talibun. Yaitu:

26J.S.Badudu, Sari Kesusastraan Indonesia, ( Bandung: Pustaka Prima, cet. ke-40, 1986 ),

hlm. 5.

27

Ibid, hlm. 5.

Page 31: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

20

20

Gurindam

Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri atas dua baris, semuanya

merupakan isi dan menunjukan hubungan sebab akibat.

Pantun

Pantun adalah jenis puisi lama yang terdiri atas empat baris, memiliki rima,

dengan baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan

keempat merupakan isi.

Syair

Syair adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris perbait, memiliki rima.

Semua baris merupakan isi dan biasanya tidak selesai dalam satu bait karena

digunakan untuk bercerita.”28

2. Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang mengalami perkembangan yang sangat pesat

sekali. Perubahan-perubahan yang terjadi sangat bertentangan dengan puisi lama

jika dilihat dari motif dan dasarnya. Tentunya dalam puisi baru memancarkan

kehidupan masyarakat yang baru, baru dalam corak hidupnya, baru dalam

pandangan dan baru pula kriteria-kriteria puisinya. Karya dalam puisi baru bukan

hanya merupakan karya dalam permainan bahasa saja, melainkan dalam puisi-

puisi baru terlihat adanya konsentrasi yang penuh dan teliti dari penyairnya.

Adapun menurut J.S. Badudu “Puisi baru di Indonesia lahir dalam tahu dua

puluhan. Sebenarnya bukan angkatan pujangga baru yang memulai melahirkan

bentuk-bentuk puisi baru, melainkan beberapa pengarang yang lebih tua dari pada

mereka yang biasanya disebut juga angkatan pra-pujangga baru.”29

3. Puisi Modern

Puisi Indonesia modern bermula sejak zaman pendudukan jepang.

Dipelopori oleh Chairil anwar almarhum. Puisi baru pujangga baru, juga dengan

bentuk sonetanya tidak lagi menarik angkatan muda yang kemudian dinamakan

angkatan ’45 itu. Bagi mereka puisi baru masih belum bebas seratus persen.

28Herman J. Waluyo, Apresiasi Puisi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, cet. ke-

revisi, 2002), hlm. 46-49-50.

29

J.S.Badudu, Sari Kesusastraan Indonesia, ( Bandung: Pustaka Prima, cet. ke-40, 1986 ),

hlm. 21.

Page 32: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

21

21

Bentuk haruslah sesuai dengan irama jiwa dan gerak sukma yang hendak

dicetuskan. Pencipta tidak boleh terikat dan terkungkung oleh ketentuan-ketentuan

yang sudah disediakan lebih dahulu.

Selain pembagian menurut bentuk, puisi pun dibeda-bedakan menurut

isinya, misalnya:

“Puisi yang melukiskan keindahan alam,

Puisi yang membayangkan kasih sayang kepada kekasih;

Puisi yang berisi semangat cinta tanah air;

Puisi yang menerima pujaan kepada Zat Yang Maha Tinggi atau kepada

seseorang yang berjasa.”30

Selain itu puisi barat membeda-bedakan beberapa jenis puisi yang

dinamakan: balada, romance, elegy, ode, himne, epigram, satire.

Balada ialah puisi yang berisi kisah. Cerita; boleh berbentuk epik, boleh

juga lirik.

Romance ialah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap

kekasih.

Elegi ialah sajak bersedih-sedih, suara sukma yang meratap-ratap batin

yang Merintih.

Ode ialah sajak yang berisi pujian dan sanjungan terhadap seseorang yang

besar

jasanya dalam masyarakat, seorang yang dianggap pahlawan bangsa

karena darma baktinya kepada nusa dan bangsa.

Himne ialah sajak pujaan kepada Tuhan atau sajak keagamaan.

Epigram ialah sajak yang berisi ajaran hidup, semangat perjuangan.

Satire ialah sajak yang berisi kritik atau sindiran yang pedas atas

kepincangan-kepincangan yang terlihat dalam masyarakat.

Puisi adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair

memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya

seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya,

dan sebagainya. Sesuai dengan pendapat ahli mengatakan :

30Ibid, hlm. 30.

Page 33: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

22

22

"Slamet Mulyana memberi batasan puisi dengan menggunakan pendekatan

psikolinguistik, karena puisi merupakan karya seni yang tidak saja

berhubungan dengan masalah jiwa. Dengan pendekatan itu Slamet

Mulyana menyimpulkan bahwa puisi adalah sintesis dari berbagai

peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni-murninya dan berbagai

proses jiwa yang mencari hakikat pengalamanya, tersusun dengan sistem

korespondensi dalam salah satu bentuk."31

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk

membuat batasan tentang puisi bukanlah suatu pekerjaan yang gampang dan amat

sukar. Hal tersebut dikarenakan batasan tersebut harus diungkapkan dalam

kalimat yang efektif, efesien dan harus singkat sehingga mudah dipahami dan

dimengerti oleh pembaca. Namun demikian, berikut ini akan dikemukakan

beberapa pendapat ahli mengenai batasan puisi antara lain: "puisi merupakan

kekaguman yang bersatu dengan pikiran atau dengan kata lain emosi pikiran

bersatu dengan cara nyata dalam situasi yang imajinatif sifatnya.Sedangkan

pendapat lain mengenai batasan puisi mengatakan sebagai

berikut:

"Sebuah karya puisi merupakan pancaran kehidupan sosial, gejala aspek

yang ditimbulkan oleh adanya interaksi baik secara langsung maupun tidak

langsung, secara sadar maupun tidak sadar dalam suatu masa atau periode

tertentu. Sehingga pancaran itu tadi berlangsung untuk sepanjang masa

selama nilai pancaran itu berlaku, setama nilai estetis dari sebuah karya

puisi itu berlaku dalam masyarakat."32

“Adapun yang jelas dalam pengertian puisi sekarang bahwa ketradisian itu

hilang, dalam arti sebuah karya puisi tidak hanya berlaku bagi suatu daerah

tertentu melainkan berlaku universal bagi bangsa ataupun bagi setiap umat

dimuka bumi ini. Dengan demikian setiap persoalan penyair adalah merupakan

sample dari persoalan umat manusia."33

Apabila kita lihat dari berbagai pendapat di atas mengenai batasan puisi

mempunyai pernbedaan, antara lain pendapat Jalil dan Situmorang lebih mengacu

atau berdasarkan kepada bentuk bathin dari sebuah puisi. Hal tersebut dikarenakan

31M. Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya Padang, cet. ke-10, 1988), hlm.

93.

32

Dianie Abdul Jalil, Teori dan Periodisasi Puisi Indonesia, (Jakarta : Pustaka Taraby, cet.

ke- 1, 1983), hlm. 11.

33

Ibid. hlm. 13.

Page 34: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

23

23

yang lebih ditonjolkan dari kedua pendapat di atas adalah isi dari puisi tersebut.

Sedangkan pendapat Effendy lebih menyangkut kepada bentuk puisi. Di dalam

batasan tersebut hanya menyoroti tentang bentuk fisik di mana batasan ini hanya

menyoroti dari sudut bah-asa yang digunakan oleh sipenyair.

Untuk mendapatkan batasan yang lebih tentang batasan puisi tersebut, maka

berikut ini dikutip pendapat ahli yang mengatakan, Puisi adalah karya sastra yang

mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun

dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian

struktur fisik dan struktur bathin.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksudkan dengan puisi adalah puisi adalah sebuah karya sastra yang

mengungkapkan ide, perasaan dan pikiran seorang penyair atau pengalaman

jiwanya yang bersifat imajinatif. Puisi merupakan pancaran kehidupan sosial yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

”Untuk memperoleh gambaran bagi kita betapa sulitnya memperoleh kata

sepakat untuk membatasi kata puisi itu disebabkan oleh perbedaan

pandangan serta konsepsi, maka ada baiknya terapkan lagi beberapa

pendapat: Samuel Johnson berpendapat bahwa “puisi adalah peluapan

spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya; dia bercakal-cakal dari

emosi yang berpadu kembali dalam kedamaian”dan bagi Byron “puisi

merupakan lava imajinasi, yang letusanya mencegah gempa bumi”

sedangkan bagi Percy Byssche Shelley “puisi adalah rekaman dari saat-

saat yang paling baik dan paling menyenangkan dari pikiran-pikiran yang

paling baik dan paling menyenangkan.” 34

2. Hakikat puisi

“Struktur fisik puisi adalah medium untuk mengungkapkan makna yang

hendak disampaikan penyair. I.A Richard menyebutkan makna atau struktur batin

itu dengan istilah hakikat puisi."35 Ada empat unsur hakikat puisi. Yakni: tema

(sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca

34Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Angkasa Bandung, cet. ke-

10, 1993), hlm. 5.

35

Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung : Fkks-Ikip, cet. ke-

1, 1985 ), hlm. 5.

Page 35: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

24

24

(tone), dan amanat (intention). Keempat unsur itu menyatu dalam ujud

penyampaian bahasa penyair. Dari empat unsur di atas akan diuraikan yakni:

a) Tema (sense)

Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan

oleh pemyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak

dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika

desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan, maka

puisinya bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belaskasih atau

kemanusiaan, maka puisi bertema kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan

untuk memprotes ketidakadilan, maka tema puisinya adalah protes atau kritik

sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta

atau tema kedudukan hati karena cinta. Dengan latar belakang pengetahuan yang

sama, penafsir-penafsir puisi akan memberikan taesiran tema yang sama bagi

sebuah puisi, karena tema puisi bersifat lugas, obyektif, dan khusus. Tema puisi

harus dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya yang

terimajinasikan.

b) Perasaan (feeling)

Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan

harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama,

penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga

hasil puisi yang diciptakan berbeda pula. Dalam menghadapi tema keadilan social

atau kemanusiaan, penyair banyak menampilkan kehidupan pengemis atau orang

gelandangan.

c) Nada (tone)

Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca,

apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau

bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair

kepada pembaca ini disebut nada puisi. Sering kali puisi bernada santai karena

penyair bersikap santai kepada pembaca. Hal ini dapat dijumpai dalam puisi-puisi

mbeling. Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana

adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis

Page 36: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

25

25

yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Jiika kita bicara tentang sikap

penyair, maka kita berbicara tentang nada; jika kita bicara tentang sikap suasana

jiwa pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka kita berbicara tentang

suasana. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi

menimbulkan suasana terhadap membacanya. Nada duka yang diciptakan penyair

dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair

dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada religius

dapat menimbulkan suasana khusyus. Begitu seterusnya. Berikut ini dikutip puisi

dengan nada menyindir yang bersifat sinis. Namun nada sinis itu bersifat filosofis

juga karena merenungkan hakikat hidup kita. Pembaca harus merenungkan makna

puisi ini, agar mampu menghayati pesan yang hendak disampaikan subagio

satrowardojo.

d) Amanat (pesan)

Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapt ditelaah setelah kita

memahami tema,rasa, dan nada puisi itu. Tujuan/amanat merupakan hal yang

mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-

kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Amanat yang

hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran

penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang

diberikan.banyak penyair yang tidak menyadari apa amanat puisi yang ditulisnya.

Mereka yang berada dalam situasi demikian biasanya merasa bahwa menulis puisi

merupakan kebutuhan untuk berekspresi atau kebutuhan untuk berkomunikasi

atau kebutuhan untuk aktualisasi diri. Bagaimanapun juga, karena penyair adalah

manusia yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan manusia biasa dalam hal

menghayati kehidupan, maka karyanya pasti mengandung amanat yang berguna

bagi manusia dan kemanusiaan.

Sesuai dengan tema yang dikemukakan, ada puisi dengan tema ketuhanan,

pendidikan, kebangsaan (patriotic), kedaulatan rakyat dan keadilan sosial, maka

dapat disebutkan secara garis besar bahwa rasa puisi yang mengandung amanat

yang sesuai dengan tema yang dikehendaki namun kemudian kita harus bertanya:

dengan tema itu penyair mau apa? Bertujuan apa? Bermaksud bagaimana? Maka

Page 37: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

26

26

dalam meremuskan amanat itu, tema harus dilengkapi dengan perasaan dan nada

yang dikemukakan penyair. Jadi, tema ketuhanan yang sama mungkin

mengandung amanat yang berbeda karena penyair mempunyai perasaan, nada dan

suasana hati yang berbeda pula.

D. Jenis-Jenis Puisi

Puisi dapat dibedakan atas beberapa macam. Macam-macam puisi itu dapat

dibagi menurut isi, bentuk, dan ketersuratan serta ketersiratan makna puisi.

Berdasarkan isi secara garis besar puisi dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu (1)

puisi, (2) puisi naratif, dan (3) puisi dramatis.

Puisi Liris, adalah puisi yang berisi curahan perasaan pribadi dan yang

diutamakan ialah lukisan perasaan. Pelukisan perasaan sebagai akibat

adanya kontak antara si pembuat puisi dengan alam sekitar, dengan

manusia lain baik sebagai indivindu maupun sebagai kelompok, dan

dengan pencipta.

Puisi Naratif, puisi dramatis puisi yang menjelaskan atau menceritakan

sesuatu.dengan lebih intens, lebih kuat dalam gaya pengungkapan atau

penceritaan. Dalam puisi dramatis ada kesan pergolakan jiwa.

Puisi Dramatis, adalah puisi yang memenuhi persyaratan drama. Kualitas

dramatis diperoleh dengan menggunakan dialog, monolog, diksi yang

kuat, ataupun dengan menekankan pertikaian emosional atau situasi

tegang. Berbeda dengan puisi liris atau puisi naratif, puisi dramatis

mengungkapkan atau menceritakan sesuatu dengan lebih intens, lebih kuat

dalam gaya pengungkapan atau penceritaan.”36

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis

puisi tersebut dapat dibagi atas tiga golongan besar, yaitu: Puisi liris, puisi naratif,

dan puisi dramatis.

Ditinjau dari segi periodisasi kelahiran puisi kita mengenal adanya istilah

puisi lama dan puisi baru atau sering pula dibedakan atas puisi tradisional dan

puisi modern. Dalam puisi tradisional kita jumpai pula berbagai bentuk syair,

36Ibrahim, Buku Materi pokok Kesusastraan PINA 2234/2 SKS/Modul 4-6, (Jakarta:

Universitas Terbuka, Depdikbud, cet, ke-1, 1986), hlm. 4.46,4.48,4.49.

Page 38: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

27

27

pantun, gurindam, pribahasa, sonata, dan lain-lain. Ditinjau dari segi gaya

penulisan, dapat membagi puisi atas dua jenis:

a) Puisi diaphaan (polos)

Puisi diaphaan adalah puisi yang menyatakan suatu maksud dengan sedikit

sekali memakai lambing-lambang atau symbol-simbol. Kata-kata yang digunakan

adalah kata-kata yang denotative, yaitu kata-kata yang masih mendukung arti

yang dikenal secara umum dalam pemakaiannya sehari-hari. Dengan demikian

puisi tersebut disampaikan secara polos tanpa lambing-lambang; karenanya puisi

tersebut tidak banyak menggunakan atau meminta asosiasi mental dalam

memahaminya. Dengan kata lain, puisi tersebut dapat ditangkap makna atau

maksudnya dengan mudah. Pada umumnya puisi tradisional dapat digolongkan ke

dalam jenis puisi diaphaan ini. Sunggupun demikian puisi modern pun masih

banyak yang dapat digolongkan ke dalam jenis ini. Dalam arti bahwa puisi

tersebut tidak terlalu ditangkap maksudnya. Pada umumnya puisi yang

digolongkan ke dalam jenis ini adalah puisi-puisi yang bersifat naratif, yang

bersifat membeberkan atau bercerita tentang sesuatu.

b) Puisi Prismatik (membias).

Puisi ini menyatakan sesuatu maksud atau pengertian dengan menggunakan

lambing-lambang, dengan kiasan-kiasan, dan dengan kalimat yang tidak langsung

menyatakan maksud. Kata-kata yang dipakai pada umumnya adalah kata-kata

yang konotatif.

Puisi bila ditinjau dari bentuk mentalnya dapat pula dibagi atas jenis utama,

yaitu epic, lirik, dramatik, atau naratif. Yakni:

Epik adalah salah satu jenis puisi yang panjang. Ia menceritakan suatu

peristiwa atau kejadian yang pada umumnya menyangkut tokoh-tokoh

yang gagah perkasa, pemberani dalam membela kebenaran. Pada

umumnya epik menyuguhkan sebagian besar tentang konflik fisik atau

spiritual

Epik naratif adalah puisi yang menggambarkan tentang kepahlawanan atau

tentang penderitaan hidup yang disampaikan secara indah tetapi karakter

pelakunya sederhana dan puisinya tidak panjang sebagaimana epik.

Page 39: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

28

28

Lirik ialah puisi yang sangat pendek yang mengepresikan emosi. Lirik ini

diartikan juga sebagai puisi yang dinyanyikan, karena itu ia disusun dalam

susunan yang sederhana dan mengungkapkan sesuatu yang sederhana pula.

Pada umumnya puisi yang pendek dapat digolongkan kedalam jenis ini.

c) Puisi Dramatik

Yaitu puisi yang berbentuk dialog. Ia biasanya dibaca oleh lebih dari satu

orang agar lebih dapat dihayati atau ditangkap pesanya secara baik.

“Menurut majorie Boulton membagi anatomi puisi atas dua bagian, yaitu

bentuk fisik dan bentuk mental. Namun Boulton mengaku bahwa adalah

tidak mungkin untuk membedakan bentuk fisik dengan bentuk mental

secara komplit karena kedua bentun berinterrelasi satu dengan yang lain.

Oleh sebab itu bila kita harus membicarakan bentuk fisik dan bentuk

mental sebuah puisi maka dalam pembicaraan tidak dapat dilihat pertalian

satu sama lain.”37

E. Metode dalam Puisi

Untuk menghasilkan puisi yang baik atau berhasil memikat pembacanya

haruslah mempunyai persyaratan-persyaratan. Salah satunya adalah tentang

metode puisi. Adapun metode puisi adalah sebagai berikut:

Diksi atau Pilihan Kata

Imajinasi atau Imagery

Kata-Kata Konkrit

Gaya Bahasa

Ritme dan Irama

Untuk lebih jelasnya tentang kelima metode puisi tersebut, berikut ini akan

dibahas satu per satu sebagai berikut:

a) Diksi atau Pilihan Kata

Diksi atau pilihan kata adalah pilihan kata yang dilakukan oleh seorang

penyair di dalam proses penciptaan sebuah puisi. Kata-kata yang digunakan oleh

seorang penyair di dalam menciptakan sebuah puisi tersebut harus benar-benar

dilakukan secara cermat dan teliti. Hal tersebut perlu dilakukan karena erat

hubungannya dengan keberhasilan penyair dalam mengungkapkan perasaan dan

37M. Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya Padang, cet. ke-10, 1988), hlm.

107.

Page 40: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

29

29

pikirannya dalam bentuk puisi dapat dipahami dan dimengerti oleh pembacanya.

Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat ahli yang mengatakan sebagai berikut:

"Diksi (diction) adalah pilihan kata yang dipergunakan oleh penyair dengan

cermat dan teliti, bagaimana memilih kata-kata yang benarbenar mengandung arti

yang sesuai dengan maksud puisinya, baik dalam makna denotatifnya maupun

dalam artinya konotatif.”38

Berdasarkan uraian dan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kemampuan seorang penyair dalam memilih kata-kata yang tepat akan sangat

menentukan keberhasilan proses pembuatan puisi yang dilakukannya tersebut.

b) Imajinasi atau Imagery

Dalam menyampaikan pengalaman, perasaan atau pikirannya dan dapat

menarik perhatian pembacanya, maka salah satu cara penyair melakukannya

adalah dengan pemilihan dan penggunaan kata-kata yang tepat. Hal tersebut

dilakukan untuk dapat memperjelas daya bayang para pembaca atau menjelma

dalam gambaran yang nyata. Dalam menciptakan sebuah puisi, seorang penyair

berusaha agar puisinya tersebut dapat dirasakan, dialami atau bahkan dilihat oleh

pembaca. Dengan kata lain imajinasi merupakan daya bayang yang dipergunakan

oleh penyair untuk menggugah perasaan dan pikiran pembacanya.

Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat ahli yang mengatakan sebagai

berikut:"Pilihan kata serta penggunaan kata-kata yang tepat itu dapat memperkuat,

serta memperjelas daya bayang pikiran, namun dapat pula mendorong imajinasi

kita memperjelas gambaran yang nyata."39

c) Kata-Kata Konkrit

Untuk dapat menarik perhatian ataupun untuk meningkatkan daya imajinasi

pembaca, maka seorang penyair harus dapat menggunakan kata-kata yang konkrit.

Semakin tepat seorang penyair dalam memilih kata-kata yang konkrit, maka

semakin baik pula dia menjelmakan puisinya tersebut kepada pembaca.

38Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Fkks, Ikip, cet. Ke-

1, 1985), hlm. 29.

39

Ibid. hlm. 30.

Page 41: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

30

30

Uraian tersebut di atas sesuai dengan pendapat ahli yang mengatakan

sebagai berikut:

"Salah satu cara untuk membangkitkan daya bayang atau imajinasi para

penikmat sesuatu sajak adalah dengan mempergunakan katakata yang

tepat. Kata-kata yang konkrit, yang dapat menyarankan suatu pengertian

secara menyeluruh. Semakin tepat seorang penyair menempatkan kata-

kata yang penuh asosiasi dalam karyanya, maka semakin baik pulalah dia

menjelmakan imajinasi, sehingga para penikmat, bahwa mereka benar-

benar melihat, mendengar, merasakan, pendeknya mengalami segala

sesuatu yang dialami sang penyair."40

Berdasarkan uraian dan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

seorang penyair dalam menciptakan sebuah puisi harus dapat melakukan

pemilihan kata-kata yang konkrit. Karena dengan kata-kata yang konkrit tersebut

akan dapat menjelmakan imajinasi para pembacanya.

d) Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan salah satu cara penyair dalam menggunakan bahasa

untuk melukiskan pikiran dan perasaanya, sehingga puisinya tersebut dapat

membangkitkan imajinasi dan menarik perhatian pembacanya. Dengan kata lain

berbagai gaya bahasa yang digunakan oleh seorang penyair di dalam memperjelas

maksud dan makna yang terkandung di dalam puisinya tersebut.

Untuk lebih jelas tentang pemakaian gaya bahasa tersebut, berikut ini

dikutip pendapat ahli yang mengatakan sebagai berikut:

"Gaya bahasa majas (Figurative Language) adalah merupakan bahasa kiasan atau

gaya bahasa. Setiap orang tentu ingin mengeluarkan pikiran dan pendapat dengan

sejelas-jelasnya kepada orang lain, kadang-kadang dengan kata-kata belumlah

begitu jelas untuk menerangkan sesuatu, oleh karena itu dipergunakanlah

persamaan, perbandingan, serta kata-kata kiasan lainnya."41

Adapun pendapat lain mengatakan bahwa : “gaya atau khususnya gaya bahasa

dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata latin

stilus, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian

menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan

40Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung : Fkks-Ikip, cet. ke-1,

1985),hlm. 31-32.

41

Ibid. hlm. 32.

Page 42: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

31

31

tadi. Kelak pada waktu penekanan dititik beratkan pada keahlian untuk menulis

indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis

atau mempergukan kata-kata secara indah.”42 Adapun pendapat lain mengatakan

tentang gaya bahasa yaitu:“Gaya bahasa adalah susunan perkataan yang timbul

dari pengarang atau pembicara, baik disengaja maupun tidak disengaja yang

menimbulkan kesan tertentu. Cara melahirkan perasaan dan pikiran itu

memberikan gaya kepada bahasa pengarang. Pada umumnya kepada gaya itulah

bergantung tercapai atau tidaknya maksud yang ingin di ungkapkan.”43

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa

adalah cara pengarang dalam mempergunakan bahasa dalam menyampaikan

perasaan dan pikirannya. Dalam menyampaikan perasaan dan pikirannya tersebut,

kadang-kadang dengan kata-kata belumlah begitu jelas bagi pembaca dalam

menerangkan sesuatu, sehingga digunakanlah kata-kata persamaan, perbandingan

ataupun kata-kata kiasan lainnya.

e) Ritme dan Irama

Irama adalah tinggi atau rendah, cepat atau lambatnya sebuah puisi tersebut

dibaca dengan bersuara. Sedangkan ritme adalah persamaan bunyi yang kita

temukan pada akhir baris atau di awal setiap bait puisi dan pada katakata tertentu

pada setiap baris puisi. Ritme dan irama mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan keempat hakekat puisi yang telah dibahas di atas, sehingga apabila terjadi

perubahan pada ritme dan irama dalam sebuah puisi akan menimbulkan pula

perubahan pada keempat hakekat puisi tersebut. Untuk lebih jelas tentang ritme

dan irama tersebut, berikut ini dikutip pendapat ahli yang mengatakan sebagai

berikut: "Dengan demikian jumlah bahwa kita barulah dapat mengetahui kaki

sanjak yang terdapat pada setiap lirik atau bait sebuah puisi, setelah kita

mendengar atau pembaca puisi tersebut. bahkan kadang-kadang untuk menangkap

isi sebuah puisi kita harus membacanya secara nyaring dan indah berulang-ulang

42Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, cet. ke-10,

1999), hlm. 112.

43

F.X. Mudjihardja, Sari-Sari kesusastraan Indonesia, (Jakarta: PT. Galaxy Puspa mega, cet.

ke- 1, 1988), hlm. 89.

Page 43: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

32

32

dengan memperhatikan apakah iramanya tepat atau tidak. Dan bertambah

yakinlah kita betapa erat hubungan antara puisi dengan seni suara."44

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat

mengetahui kaki sanjak yang terdapat dalam setiap lirik atau bait dalam sebuah

puisi, maka kita harus mendengar atau membaca puisi tersebut secara berulang-

ulang.

F. Tujuan Pengajaran Puisi

Salah satu materi pengajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah tentang

pengajaran puisi. Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia tersebut telah

dilaksanakan dari tingkat sekolah dasar sampai pada tingkat perguruan tinggi.

Adapun tujuan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia tersebut adalah agar siswa

dapat mampu menghargai dan menikmati karya sastra tersebut sesuai dengan

kemampuan dan penalaran siswa.

Adapun pengajaran puisi merupakan salah satu dari bagian dari pengajaran

bahasa dan sastra Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka membicarakan tujuan

pengajaran apresiasi sastra berarti juga membicarakan tentang tujuan apresiasi

puisi. Karena puisi merupakan salah satu dari hasil karya sastra.

Untuk lebih jelasnya tentang tujuan pengajaran apresiasi sastra atau puisi

tersebut, berikut ini dikutip pendapat ahli yang mengatakan sebagai berikut:

Menanamkan apresiasi seni pada anak.

Membangkitkan kegemaran kepada anak didik.

Memberikan dorongan dan memupuk bakat anak didik yang berbakat

menjadi deklamator atau pemain sandiwara.

Membuka jalan bimbingan kepada anak didik, yang berbakat untuk

mampu menyusun sajak, cerita pendek, drama dan lain-lain.

Menunjukkan bahwa dalam karya sastra banyak hal-hal yang sejalan

dengan Pancasila, keutuhan, perihal-perihal kemanusiaan dan seterusnya.

44 Henry Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, (Bandung : Fkks-Ikip, cet. ke-1,

1985), hlm. 32.

Page 44: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

33

33

Membangkitkan bahwa sastra adalah suatu sarana untuk merumuskan

kebudayan kepada generasi mendatang.

Membantu pengajaran bahasa terutama kemampuan berbahasa dan tata

bahasa Statistika, karena sastra-sastra menyajikan pemakaian bahasa

dalam berbagai situasi.

Memberikan bahan untuk pendidikan moral.

Menyiapkan anak didik untuk menempuh ujian akhir.

Menyiapkan anak didik bagi profesi, misalnya: bagi sekolah pendidikan

guru.

Menyiapkan anak didik mengerjakan tes ke perguruan tinggi.

Karena tujuan pengajaran puisi merupakan bagian dari pengajaran sastra,

maka pendapat ahli di atas juga berlaku sebagai tujuan dari pengajaran puisi.

Dengan adanya pengajaran puisi, maka akan dapat meningkatkan atau menambah

pengetahuan siswa, menghargai karya sastra, membina watak dan pengetahuan

pembentukan kepribadian para siswa.

Untuk mendapat hasil pengajaran sastra tersebut di atas, maka peranan guru

bidang studi bahasa dan sastra Indonesia dalam hal ini sangat menentukan. Untuk

dapat memberikan kenyamanan bagi para siswa dalam pengajaran puisi, guru

harus dapat menciptakan suasana belajar yang dapat memberikan dorongan

kepada siswa untuk dapat menerima pengajaran puisi. Untuk dapat memberikan

pengajaran sastra atau puisi yang baik, Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa untuk dapat melakukan pengajaran sastra atau puisi yang baik

kepada siswa, maka seorang guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia harus

mengenal sastra itu sendiri, menguasai sastra dengan baik, memahami hakekat

dan tujuan pengajaran sastra, mampu mengapresiasikan sastra, dan menguasai

metode pengajaran sastra dengan baik.

Page 45: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Disain Penelitian

Yang dimaksud dengan disain penelitian adalah semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu penelitian. Adapun

jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain penelitian

deskriptif. Maksud dari disain penelitian deskriptif adalah penelitian yang

membahas masalah-masalah atau fakta-fakta yang ada pada masa sekarang.

Adapun untuk mendapatkan data-data yang diperlukan tersebut,

penulis melakukan penelitian yang bersifat kajian pustaka, dengan langkah-

langkah menelaah buku-buku yang ada di dalam perpustakaan yang ada

hubungannya dengan judul penelitian yang dilakukan. Setelah data-data tersebut

terkumpul kemudian dianalisis lalu dideskripsikan sesuai dengan batasan

masalah yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun menurut Moh. Nazir, Ph.D

desain penelitian yaitu: Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertiannya yang lebih

sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja.

Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian mencakup proses-proses

berikut:

Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.

Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-

hubungan dengan penelitian sebelumnya.

Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari

tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji.

Membangun penyelidikan atau percobaan

Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.

Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.

Page 46: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

35

Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.

Menganalisis data serta pemilihan prosedur penelitian,

Pelaporan hasil penelitian.

Yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah strategis umum yang

di anut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab

persoalan yang dihadapi ini adalah rencana pemecahan bagi persoalan yang

sedang diselidiki. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah deskriptif penelitian yang membahas masalah-masalah atau fakta-fakta

yang ada sekarang. Dalam hal ini Nawawi menjelaskan metode deskriptif sebagai

berikut: “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau

objek penelitian (novel,drama,cerita pendek,puisi) pada saat sekarang berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagai mana adanya.”1

Dengan metode deskriptif, seorang peneliti sastra dituntut mengungkap

fakta-fakta yang tampak atau data dengan cara member deskriptif. Fakta atau data

merupakan sumber informasi yang menjadi basis analisis. Tetapi data harus

diambil berdasar parameter yang jelas,misalnya parameter struktur. Untuk sampai

kepengambilan data yang akurat, dia harus melakukan pengamatan yang cermat

dengan bekal penguasaan konsep struktur secara baik.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu himpunan dengan sifat-sifat yang ditentukan oleh

peneliti sedemikian rupa sehingga setiap individu,variabel, data dapat dinyatakan

dengan tepat apakah individu tersebut menjadi anggota atau tidak. Dengan kata

lain populasi adalah himpunan semua individu yang dapat memberikan data dan

informasi untuk suatu penelitian."2

Adapun menurut pendapat ahli yaitu prof.Dr. Suharsimi Arikunto populasi

1Siswantoro, Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur puisi,( Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar, cet. ke-1, 2010 ), hlm. 56.

2Mahmudah, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan

(Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah, 2011), hlm. 53.

Page 47: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

36

adalah: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi

populasi atau studi sensus.”3

Berdasarkan uraian dan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa populasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian.

Berdasarkan pada populasi tersebutlah data-data yang diperlukan dapat

diperoleh. Populasi adalah keseluruhan subjek yang menjadi objek dalam suatu

penelitian.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh teks data dalam Kumpulan

puisi “Tirani dan Benteng” karya Taufiq Ismail.

2. Sampel

Yang dimaksudkan dengan sampel dalam penelitian adalah perwakilan

dari populasi yang ada. Sampel yang dipilih merupakan perwakilan yang

dapat dipandang representatif untuk mewakili populasi tersebut. Pemilihan

sampel dilakukan karena populasi yang dihadapi cukup banyak.

Untuk mendapatkan pengertian yang lebih jelas tentang sampel, maka

berikut ini dikutip pendapat ahli yang mengatakan sebagai berikut:

"Karena tidak mungkin penyelidikan berlangsung menyelidiki segenap

populasi, padahal tujuan penyelidikan adalah menemukan generalisasi

yang berlaku secara umum, maka sering kali penyelidikan terpaksa

menggunakan sebagian saja dari populasi yaitu sebuah sampel yang dapat

dipandang representatif terhadap populasi"4

Adapun menurut Siswantoro dalam pengertian sampel adalah: “Karakter

penelitian sastra yang kasuistik, artinya memfokuskan kajian pada karya

individual, tidak menggunakan populasi. Dengan kata lain penelitian hanya

menggunakan sampel. Istilah lain dari sampel adalah sumber data.”5

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel

3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ,(Jakarta: PT . Rineka

Cipta, cet. ke-13, 2006), hlm. 130.

4Winarno Surakmad, Pengantar Penelitian, dan Dasar Metode Penelitian,( Bandung : Tarsito,

cet.ke-1, 1982), hlm. 93.

5Siswantoro, Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi, (Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar, cet. ke-1, 2010), hlm. 56.

Page 48: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

37

merupakan perwakilan dari populasi. Sampel tersebut dipilih sebagai

perwakilan yang representatif dari populasi. Adapun sampel dalam penelitian

ini adalah data-data teks puisi "Karya Taufiq Ismail” yang meliputi:

1. Diksi

2. Gaya Bahasa

3. Aliterasi

4. Asonasi

5. Ritme

6. Rima

C. Variabel dan Indikator

* Variabel

Variabel di dalam suatu penelitian memegang peranan yang cukup

penting. Dengan demikian penentuan variabel harus dilakukan secara tepat

dan relevan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian tersebut. Adapun

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks puisi "Karya

Taufiq Ismail”

* Indikator

Yang dimaksud dengan indikator adalah sifat-sifat khusus yang dimiliki

oleh variabel. Adapun indikator dalam penelitian ini adalah data-data dari teks

puisi karya Taufik Ismail yang meliputi:

1. Diksi

2. Gaya bahasa

3. Aliterasi

4. Asonasi

5. Ritme

6. Rima

D. Instrumen Penelitian

Instrumen berarti alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data.

Selama ini yang dikenal umum dalah test, interview, observasi, atau angket.

Tetapi didalam penelitian sastra instrumennya adalah peneliti itu sendiri. Posisi

sebagai instrumen terkait dengan ciri penelitian sastra yang berorientasi kepada

Page 49: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

38

teks, bukan kepada sekelompok individu yang menerima perlakuan tertentu.

Data diperoleh secara alamiah dari teks berdasar parameter atau Kriteria

tertentu, umpamanya Kriteria element struktur seperti gaya bahasa, rima,

pencitraan, asonasi, aliterasi, tema, rasa, nada, tujuan, dan lain sebagainya.

Kenyataan pengambilan data yang demikian, tidaklah mungkin menggunakan

tes, observasi, atau interviu. Ini berarti kualitas atau tidaknya data yang

diperoleh tergantung semata-mata kepada peneliti selaku instrumen.”6

Berhasil atau tidaknya suatu penelitian sangat tergantung kepada

kemampuan peneliti di dalam menentukan instrumen penelitian. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa instrumen sangat penting dalam penelitian.

Karena Dari instrumen penelitian tersebutlah data-data diperoleh. Instrumen dalam

penelitian ini dan yang menjadi objek adalah data-data teks puisi "Karya Taufiq

Ismail” Berdasarkan data-data dari teks puisi tersebut kemudian dianalisis secara

langsung.

E. Alat Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data tentang kumpulan puisi karya Taufiq

Ismail, teknik yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Maksud dari studi

pustaka adalah seluruh data yang diperoleh melalui pengamatan, pemahaman,

analisis terhadap puisi-puisi yang ada dalam perpustakaan.

Adapun langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Mengumpulkan puisi-puisi dari karya Taufiq Ismail yang terkenal.

Menyeleksi puisi-puisi karya Taufiq Ismail.

Menetapkan kumpulan puisi karya Taufiq Ismail sebagai objek

penelitian.

Membaca, menelaah, memahami dan menganalisis puisi karya Taufiq

Ismail berdasarkan unsur intrinsiknya.

Mendeskripsikan atau menguraikan secara deskripsi unsur intrinsik

6Siswantoro, Metode Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi, ( Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar, cet. ke-1, 2010 ), hlm. 73.

Page 50: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

39

kumpulan puisi karya Taufiq Ismail.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan salah satu dari kerja penelitian yang

memegang peranan yang penting terhadap keberhasilan penelitian. Oleh sebab

itu, seorang penulis atau peneliti harus memilih teknik analisis data yang

tepat dan akurat, agar hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan. Adapun

teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif. Maksudnya adalah teks puisi-puisi Taufiq Ismail,

dianalisis berdasarkan unsur intrinsiknya. Kemudian dideskripsikan sesuai

dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Teknik analisis

data tersebut dapat dilakukan dengan mempergunakan studi pustaka.

Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian penting dari proses

penelitian. Begitu sentral peran pengumpulan data sehingga kualitas penelitian

bergantung padanya. Di dalam aktivitas ini peneliti akan mencurahkan energi

seluruh kemampuan, terutama penguasaan teori atau konsep struktur, untuk

mengambil data yang dibutuhkan sesuai dengan parameter struktur. Keakuratan

perolehan data bergantung sepenuhnya pada peneliti, karena itu proses

pengambilan data tidak berlangsung sekali jadi, malah akan terjadi peruses

pengulangan dimana peneliti akan bergerak mundur dan maju dalm usaha

memperoleh tingkat akurasi data yang semakin baik. Perlu kiranya kita

merenungkan pendapat Miles dan Huberman menyoal dengan pengumpulan

data: “Selama analisis dalam rentang waktu pengumpulan data, peneliti bergerak

maju mundur diantara menelaah data yang telah diperoleh dan menelaah

kembali data tersebut agar diperoleh data baru yang lebih berkualitas.”7

Cara operasional mengumpulkan data disebut data reduction atau data

selection. Tindakan mereduksi data tak memfokuskan diri pada data yang

dibutuhkan sesuai dengan kriteria atau parameter yang telah ditentukan. Yang

benar adalah data diseleksi secara ketat berdasar kriteria tertentu.

7Ibid. hlm. 74.

Page 51: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

40

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Taufiq Ismail di lahirkan di Bukit tinggi pada Tanggal 25 Juni 1935 dan ia

dibesarkan di Pekalongan. Taufiq Ismail tumbuh dalam keluarga Guru dan

Wartawan yang suka membaca, dia bercita-cita jadi sastrawan sudah sejak kecil.

Dengan pilihan sendiri dia menjadi Dokter hewan dan ahli peternakan. Taufiq

Ismail masuk kuliah di FKHP – UI, Bogor 1957, karena Taufiq Ismail ingin

memiliki sebuah perusahaan peternakan guna menafkahi cita-citanya sebagai

kesusastraan, dan ia tamat kuliah pada Tahun 1963, tapi dia tidak berhasil punya

usaha ternak.

Taufiq Ismail semasa menjadi mahasiswa dia aktif sebagai ketua senat

mahasiswa PKHP-UI ( 1960 – 1961 ), Wakil ketua Dewan Mahasiswa UI ( 1960

– 1962 ). Diapun pernah menjadi Guru SMA, Asisten Dosen IPB, Kolumnis,

Wartawan, dan Taufiq Ismail ikut mendirikan majalah Sastra Horison ( 1966 )

serta mendirikan Dewan Kesenian Jakarta ( 1968 ) dan memegang berbagai posisi

disana ( 1968 – 1977 ) dan ia bekerja sebagai manager hubungan luar PT.

Unilever Indonesia ( 1978 – 1990 ).

A. Analisis dan Pembahasan Puisi Kelompok Tirani

Puisi merupakan karya sastra yang memiliki struktur yang sangat kompleks

yang terdiri dari beberapa strata (lapis) norma. Berikut ini analisis puisi

kelompok Tirani yakni:

1. Puisi berjudul “Merdeka Utara”

Dua buah panser Saladin

Dengan roda-roda berat

Rintangan-rintangan jalan

Selebihnya kesenyapan

Dua buah tingkungan yang bisu

Seseorang memegang bren

Langit pagi yang biru

Menjadi ungu, menjadi ungu

Page 52: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

41

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Dalam analisis diksi adalah pilihan atau pemilihan kata yang biasanya

diusahakan oleh penyair dengan secermat mungkin. Penyair mencoba

menyeleksi kata-kata baik kata yang bermakna denotatif atau makna

sebenarnya, maupun konotatif atau makna kiasan sehingga kata-kata

yanag dipakainya benar-benar mendukung maksud puisinya.

Dalam paragraf pertama, penyair Taufiq Ismail menggambarkan

kondisi tahun 1966 pada jalan-jalan di Jakarta yang seharusnya

dipenuhi dengan kegiatan bisnis, karena Jakarta sebagai ibu kota

negara, tetapi diisi dengan panser saladin. Panser dihiasi dengan roda

besi yang merintangi jalan, tetapi sayang Jakarta yang seharusnya

ramai dengan berbagai kegiatan kota tetapi sunyi.

Pada paragraf kedua, penyair masih memilih padanan kata yang

mengambarkan kondisi revolusi tahun 1966, karena jalan sepi, dihiasi

dengan langit biru yang tidak biru tetapi berubah menjadi ungu.

Perubahan ini disebabkan karena Jakarta tidak diisi dengan pagi cerah,

tetapi tidak ceriah, kondisi tidak ceriah ini digambarkan dengan ungu.

Gaya bahasa secara keseluruhan baik paragraf pertama maupun kedua

adalah gaya bahasa personifikasi. Gaya bahasa ini dipilih sebagai

illustrasi kota Jakarta di tahun 1966 setelah tahun 1965 yang penuh

dengan revolusi. Personifikasi kendaraan diganti dengan panser, dan

tikungan berat bisu sebagai ilustrasi Jakarta yang belum pulih dari

perebutan kekuasaan. Kondisi ini juga dipertegas “langit pagi yang

biru” berubah “menjadi ungu, menjadi ungu”. Lambang ungu adalah

lambang yang tidak kondusif suasana kota.

b. Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa aliterasi dan asonasi adalah untuk mempermudah dalam

penghapalan, sehingga dapat dihayati. Pada paragraf pertama

kemudahan ini terlihat kota Jakarta dengan hiruk pikuk kendaraan

tetapi diganti dengan panser dengan roda berat, yang berada di jalan-

jalan utama Jakrta, kondisi membuat sepi dan tidak kondusif. Begitu

Page 53: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

42

pula paragraf kedua “dua buah tingkungan yang bisu” dan “langit pagi

yang biru” memberikan gambar Jakarta belum kembali ke jati dirinya

sebagai kota metropolitan atau ibu kota negara. Kondisi yang mudah

dingat “langit pagi yang biru” sebagai lambang keadaan kondisi, tetapi

akibat dari peristiwa 30 September 1965, tiba-tiba berubah menjadi

ungu. Kondisi ini sebagai lambang kota Jakarta yang sama dengan

pedesaan.

c. Ritme dan Rima

Ritme atau irama dalam puisi Merdeka Utara karya Taufiq Ismail

memiliki ritme dinamis yaitu tekanan keras pada kata panser, roda-

roda berat , dan lembut pada “selebihnya kesenyapan dan langit pagi

yang biru menjadi ungu, menjadi ungu.

Sedangkan rima pada para paragraf pertama dan kedua memiliki

persamaan bunyi berat menekan, yang membawa suasana kesedihan

secara sempurna dan sejajar dengan persamaan bunyi yang berbentuk

sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang

mengandung kesejajaran maksud kondisi Merdeka Utara, sehingga si

pembaca bisa mengetahui kondisi mengecam setelah tahun 1965.

2. Puisi Berjudul “Jalan Segera”

Di sinilah penembakan

Kepengecutan

Dilakukan

Ketiga pawai bergerak

Di dalam panas matahari

Dan pelor pembayar pajak

Negeri ini

Dihembuskan ke punggung

Anak-anaknya sendiri

Page 54: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

43

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Dalam analisis diksi pemilihan kata dalam puisi Jalan Segera karya

Taufiq Ismail terlihat pemilihan kata sederhana dengan makna kata

yang membentuk kalimat bermakna harus dikerjakan segera. Sifat

segera karena situasi dan kondisi politik di tahun 1966 merupakan

perubahan politik arti orde lama ke order baru. Perubahan ini banyak

ditandai penembakan satu pihak ke pihak lain yang diselangi dengan

pawai dari demontrasi mahasiswa yang terus mewarnai langit Jakarta.

Gaya bahasa yang dipakai adalah menerapkan gaya bahasa

perbandingan (simile), yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal

dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti

bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, umpama, laksana, dan lain

sebagainya. Perbandingan dapat dilihat pada paragraph pertama yakni:

Di sinilah penembakan

Kepengecutan

Dilakukan

Bait di atas di bandingkan dengan

Ketika pawai bergerak

Di dalam panas matahari

Sepenggal kalimat puisi di atas antara bait 1 dan 2, merupakan

perbandingan antara penembakan, pengecut dengan keberanian yang

digambarkan dengan pawai bergerak di dalam terik matahari.

b. Aliterasi dan Asonasi

Puisi Jalan Segera merupakan puisi pendek yang mudah dimengerti

dan yang menggambarkan situasi dan kondisi di tahun 1966 yang

sangat menginginkan perubahan dan pembubaran PKI oleh gerakan

mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan korban peluru dari anaknya

sendiri, dan terbukti pada kalimat, “Di sinilah penembakan,

kepengecutan, Dilakukan” dan “Ditembus ke punggung anak-anaknya

sendiri” Kalimat seperti ini memang begitulah keadaan tahun 1966 di

Jakarta, masyarakat penuh tanda tanya, berkenaan dengan gerakan

yang anti PKI sangat tinggi, serta PKI yang dulu berani, namun takut,

Page 55: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

44

dan takut. Ketakukan ini wajar, karena sudah kalah politik.

Pemandangan ini jauh berbeda ketika menjelang G30S PKI seperti apa

yang digambarkan dalam film G30S PKI. Film ini terlepas benar atau

tidaknya, namun begitulah keadaan yang sebenarnya. Kalimat mudah

dan sederhana, adalah refleksi tahun 1966 yang penuh perubahan

cepat.

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi Jalan Segera karya Taufiq Ismail adalah dengan

ritme dinamis dengan tekanan keras pada kata teretntu namun lembut

pada kalimat “ketika pawai bergerak, dalam panas matahari” Nada

tinggi terletak pada kalimat, “Ditembusnya ke punggung anak-anaknya

sendiri”

Sebaliknya, rima dalam puisi “Jalan Segera” terdapat rima terbuka

pada kalimat, “Ketika pawai bergerak, dalam panas matahari” namun

juga pada kalimat ini terkandung rima alterasi dan asonansi.

3. Puisi Berjudul “Salemba”

Alma Mater, janganlah bersedih

Bila arakan ini bergerak peralahan

Menuju pemakanan

Siang ini

Anakmu yang berani

Telah tersungkur ke bumi

Ketika melawan tirani

a. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa

Taufiq Ismail dalam puisinya berjudul Salemba menggambarkan

gugurnya Arief Rahman Hakim yang gugur dalam gerakan mahasiswa

di tahun 1966. Kata ini menggambarkan Almamater UI dengan

kalimat, “Alma Mater janganlah bersedih” Kesedihan ini karena

gugurnya Arief Rahman Hakim yang gagah berani telah tersungkur ke

bumi seperti yang digambarkan dalam bait ke dua

Anakmu yang berani

Telah tersungkur ke bumi

Ketika melawan tirani

Page 56: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

45

Gaya bahasa yang diterapkan adalah gaya bahasa metafora sebagai

bentuk kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tanpa

mempergunakan kata-kata pembanding. Tanpa pembanding ini dapat

dilihat pada bait pertama.

Alma Mater, janganlah bersedih

Bila arakan ini bergerak peralahan

Menuju pemakanan

Siang ini

Bait di atas merupakan gaya bahasa berbicara apa adanya berkenaan

dengan arakan para mahasiswa bergerak perlahan menju ke

pemakaman di siang ini.

b. Aliterasi dan Asonasi

Taufiq Ismail dalam puisi Salemba untuk menggambarkan iring-

iringan pemakamanan Arief Rahman Hakim ditulis dalam puisi yang

bersifat dekleratif dengan kalimat sederhana dan apa adanya. Kalimat

ini akan memberikan kemudahan bagi pembaca berkenaan dengan saat

pemakaman Arief Rahman Hakim yang gugur pada tahun 1966.

Pemakaman yang penuh hikmah karena almamater UI mengibaratkan

Arief Rahman Hakim untuk tidak bersedih dan “anak yang berani

telah tersungkur ke bumi ketika melawan tirani”

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi “Salemba” memiliki ritme tekanan lembut dengan

nada tekanan tinggi namun suara rendah dan tempo rendah, Kondisi ini

dapat memberikan suasana khidmat karena kesedihan yang mengiringi

anak yang berani saat melawan tirani kekuasaan pemerintah orde lama

di tahun 1966.

Sebaliknya, rima dalam puisi “Salemba” terdapat rima terbuka pada

Anakmu yang berani

Telah tersungkur ke bumi

Ketika melawan tirani

Namun juga pada kalimat ini terkandung rima aliterasi dan asonasi.

Page 57: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

46

4. Puisi Berjudul “Dari Catatan Seorang Demonstran”

Inilah peperangan

Tanpa Jenderal, tanpa senapan

Pada hari-hari yang mendung

Bahkan tanpa harapan

Di sinilah keberanian diuji

Kebenaran dicoba dihancurkan

Pada hari-hari berkabung

Di depan menghadang ribuan lawan

a. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa

Puisi karya Taufiq Ismail berjudul “Dari Catatan Seorang

Demonstran” disusun dalam kata-kata yang bermakna konotatif yang

menggambarkan peperangan demontrasi mahasiswa dengan tujuan anti

pemerintahan orde lama yang disusupi oleh PKI. Perjuangan ini

merupakan perlawanan sipil yang tidak ada jenderal dan tanpa senapan

yang bahkan tanpa harapan hal ini digambarkan

Inilah peperangan

Tanpa Jenderal, tanpa senapan

Pada hari-hari yang mendung

Bahkan tanpa harapan

Sebaliknya gaya bahasa yang diterapkan oleh penyair adalah

perbandingan (simile), yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal

dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti

bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, umpama, laksana dengan

menggunakan gaya personifikasi. Demonstrasi diibaratkan sebagai,

“Inilah peperangan” Demonstran yang berani diibaratkan dengan Di

sinilah keberanian diuji.

b. Aliterasi dan Asonasi

Kombinasi Aliterasi dan Asonasi dalam Puisi Dari Catatan Seorang

Demonstran yang mudah dan enak didengar sekaligus mudah dihapal

untuk dihayati. Kemudahan ini dapat dilihat pada kalimat

Inilah peperangan

Tanpa Jenderal, tanpa senapan

Pada hari-hari yang mendung

Bahkan tanpa harapan

Page 58: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

47

Dan

Di sinilah keberanian diuji

Kebenaran dicoba dihancurkan

Pada hari-hari berkabung

Di depan menghadang ribuan lawan

Dua hal di atas tersusun mudah direfleksikan kondisi demonstrasi

tahun 1966 yang berjuang tanpa senjata dihadapan ribuan lawan yang

menghadang.

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi “Dari Catatan Seorang Demonstran” karya Taufiq

Ismail bersifat dinamis dengan tekanan lembut pada kalimat, “inilah

peperangan” namun tekanan keras “tanpa jenderal, tanpa senapan”

Namun kalimat “Di sinilah keberanian diuji” dengan tekanan lembut.

Namun kalimat

Kebenaran dicoba dihancurkan

Pada hari-hari berkabung

Di depan menghadang ribuan lawan

Ketiga kalimat di atas diberikan tekanan keras. Pengerasan tekanan ini

untuk menunjukkan pengujian kebenaran dalam menghadapi lawan.

Namun puisi ini menerapkan Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi

yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata

sebunyi).

5. Puisi Berjudul “Geometri”

Dari titik ini

Sedang kita tarik garis lurus

Ke titik berikutnya

Segala komponen

Telah jelas. Dalam soal

Yang sederhana

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Taufiq Ismail dalam puisi berjudul “Geometri” menulis dengan

pemilihan kata secermat mungkin dengan pokok atau tema puisi yakni

Geometri. Geometri merupakan refleksi perjuangan mahasiswa di

Page 59: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

48

tahun 1966 untuk melawan tirani. Satu gerakan dihubungan dengan

gerakan lain untuk membentuk bangun kubus yang saling terhubungan

dan tidak mudah untuk diputuskan. Gambaran garis lurus ini

digambarkan dalam “sedang kita tarik garis lurus” untuk menunjukkan

hubungan satu gerakan dengan gerakan lainnya dan berguna

pemecahan soal dalam bentuk perjuangan amanat penderitaan rakyat

yang salah satunya bubarkan PKI dan turunkan harga.

Gaya bahasa yang diterapkan adalah perbandingan (simile), yaitu

bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan

mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, sebagai, bak,

seperti, semisal, umpama, laksana. Dan gaya personifikasi.

b. Aliterasi dan Asonasi

Kombinasi Aliterasi dan Asonasi dalam puisi Geometri tersusun dan

diilustrasikan dalam kalimat mudah dan sederhana sehingga pembaca

puisi terdengar indah dan mudah dihapalkan. kombinasi aliterasi

(pengulangan konsonan) dan asonansi (pengulangan vokal). Konsonan

“ni dan rus” dan vokal “e” dalam “nen” dan “a” dalam “na” dapat

menghidupkan refleksi gerakan yang saling berhubungan satu dengan

lain di tahun 1966.

c. Analisis Ritme dan Rima

Ritme dalam pusisi Geometri karya Taufiq Ismail dibuat dalam irama

tetap dengan bunyi tinggi pada kalimat, “sedang kita tarik garis lurus,

ke titik berikut” Namun bunyi rendah pada”

Segala komponen

Telah jelas. Dalam soal

Yang sederhana

Gambaran ini tinggi rendah adalah untuk menggambarkan kondisi

perjuangan mahasiswa yang saling bergendangan tangan dengan

perjuangan murni tanpa disertai dengan perbuatan anarkis.

Puisi ini tersusun dengan rima terbuka, yaitu persamaan bunyi yang

terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama. Keterbukaan

ini untuk menggambarkan transparansi perjuangan suci mahasiswa.

Page 60: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

49

6. Puisi Berjudul “Aviasi”

Sebuah heli melayang-layang

Pada siang yang panas

Di langit ibu kota

Berjuta mata memandang

Tengadah ke atas

Tak lagi bertanya-tanya

Setiap kita jumpa di jalan

Sejak jam lima tadi padi

Tak yang yang bimbang lagi

Telah kita lumpuhkan urat nadi

Sepi dan tegang di jalanan

a. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa

Taufiq Ismail dalam puisinya berjudul, “aviasi” disusun dalam

serangkaian kata atau kalimat yang bersifat konotatif. Sifat ini

mengandung arti Aviasi atau penerbangan. Kondisi ini

menggambarkan situasi tahun 1966 yang mengelilingkan kota Jakarta.

Setiap orang memperhatikan operasi keamanan yang dilakukan oleh

pihak keamanan. Gambaran sepi yang menegangkan itu telah

melumpuhkan kehidupan kota Jakarta sebagai ibu kota negara.

b. Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi dalam puisi Aviasi disusun dalam

susunan pengulangan konsonan “ang” dalam layang dan “nas” dalam

panas. Kemudian pengulangan vokal “i” dalam padi, lagi dan nadi.

Pengulangan baik konsonan maupun vokal dapat enak didengar untuk

dihafalkan. Kemudahan bisa mempermudah dan menjadi daya tarik

serta keinginan tahuan orang untuk membaca puisi. Namun demikian

bukan hanya sekedar membaca tetapi ingin mengetahui kondisi tahun

1966 melalui puisi.

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi Aviasi yang ditulis Taufiq Ismail dilakukan dalam

irama tinggi dan rendah. Ritme tinggi pada Bait Pertama, sedangkan

bait kedua dan ketiga berada dalam tempo lambat sehingga kejadian

Page 61: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

50

yang berkaitan dengan kehidupan tahun 1966 dapat terdengar dengan

jelas, kemudian pembaca puisi dan orang yang mendengarkan dapat

mengetahui apa yang dilakukan oleh pihak keamanan melalui udara.

7. Puisi Berjudul “Mimbar”

Dari mimbar ini telah dibicarakan

Pikiran-pikiran dunia

Suara-suara kebebasan

Tanpa ketakutan

Dari mimbar ini diputar lagi

Sejarah kemanusiaan

Pengembangan teknologi

Tanpa ketakutan

Di kampus ini

Telah dipahatkan

Kemerdekaan

Segala dispot dan tiran

Tidak bisa merobohkan

Mimbar kami

a. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa

Dalam analisa diksi pada puisi berjudul Mimbar karya Taufiq Ismail

bahwa susunan kata yang dipilih penyiar memiliki makna konotatif.,

Gambaran makna ini dapat memperjelaskan bagaimana kebebasan

mimbar di kampus UI tahun 1966. Semua orang bebas berbicara, Ini

merupakan pertanda demokrasi yang hidup di mana selama ini

terbelenggu dengan demokrasi terpimpin. Kata kemerdekaan bersuara,

berserikat dan berkumpulkan merupakan bagian yang penting dalam

mimbar.

Gaya bahasa dalam puisi Mimbar ini adalah perbandingan (simile),

yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain dengan

mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai, sebagai, bak,

seperti, semisal, umpama, laksana. Perbandingan tersebut dapat

mempertegas maksud dari puisi ini.

Page 62: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

51

b. Aliterasi dan Asonasi

Suguhan karya Taufiq Ismail dalam puisi berjudul mimbar dipermanis

dalam susunan kata dan kalimat yang mudah didengar dan dicerna oleh

pembaca. Konsonan kan pada kata dibicarakan, dipahatkan dan

merobohkan, kemudian vokal a pada kata dunia. Konsonan dan vokal

ini bisa memperindah kata atau kalimat. Sehingga gaya bahasa

Aliterasi dan Asonasi menjadi ukuran untuk mempermanis sekaligus

mudah dihafalkan.

c. Ritme dan Rima

Ritme yang digunakan adalah adalah dinamis di mana kata konsonan

digunakan ritme tinggi dan pada vokal digunakan ritme rendah.

Pengucapan dalam pengucapan sedang sampai lambat sehingga pesan

dalam puisi ini bisa disampaikan.

Rima digunakan rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat

pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi). Rima ini

dilakukan dengan Rima datar yaitu persamaan bunyi yang terdapat

pada baris puisi secara horisontal, Kondisi ini dapat mempertegas

maksud dan tujuan puisi.

8. Puisi Berjudul “Arithmetik Sederhana”

Selama ini kita selalu

Ragu-ragu

Dan berata:

Dua tambah dua

Mudah-mudahan sama dengan empat

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Analisis diksi dalam puisi “Aritmetik Sederhana” disusun dalam

susunan kalimat sederhana hanya lima kalimat. Di mana isi dan

substansinya sangat sederhana sekali. Makna konotatif merupakan

pernyataan yang bersifat dekleratif yang menyatakan bahwa substansi

dua tambah dua bukan mudah-mudah empat tetapi pasti empat. Namun

yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana implementasi dua tambah

Page 63: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

52

dua adalah empat sehingga tidak ada keraguan bahwa dua tambah dua

adalah empat.

Gaya bahasa yang dipergunakan dalam aritmetik sederhana adalah

Perumpamaan epos (epic simile), yaitu perbandingan yang dilanjutkan

atau diperpanjang dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingannya

dalam kalimat berturut-turut.

b. Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi dalam puisi Arithmetik sederhana

ini sangat mudah karena hanya ada pengulangan vokal u dan a pada

kata selalu, ragu, berkata, dan dua. Vokal ini adalah mudah dicernah

sehingga si pembaca atau pendengar masih disugguhan dengan bait

terakhir:

Dan berata:

Dua tambah dua

Mudah-mudahan sama dengan empat

Kata mudah-mudahan sama dengan empat membuat pendengar ragu

apakah benar ada jawaban lain selain dari empat jika dua tambah dua

sama dengan empat. Keraguan dapat memberikan kesimpulan bahwa

sesuatu bisa terus berubah, tergantung pada situasi dan kondisi. Karena

di dunia ini tidak ada yang bersifat statis tetapi dinamis.

9. Puisi Berjudul “Depan Sekretariat Negara”

Setelah korban diusung

Tergesa-gesa

Ke luar jalanan

Kami semua menyanyi

Gugur Bunga

Perlahan-lahan

Di puncak Gayatri

Menunduklah bendera

Di belakang segumpal awan

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Karya Taufiq Ismail dalam puisi berjudul, “Depan Sekretariat Negara”

disusun dalam susunan kata dan kalimat dengan gaya konotatif namun

Page 64: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

53

bersifat dekleratif. Kedua hal ini, Taufiq Ismail ingin menyampaikan

peristiwa tahun 1966 di Depan Sekretariat Negara telah jatuh korban

akibat dari demonstrasi mahasiswa yang menuntut tri tuntutan rakyat

yang salah satunya dari tuntutan rakyat itu adalah turunkan harga.

Korban yang jatuh itu diusung oleh rekan-rekan mahasiswa ke luar

jalanan dan bernyanyi “gugur bunga” secara perlahan-lahan. Dengan

cara yang demikian ini, peristiwa di depan sekretariat negara

digambarkan dalam kalimat

Di puncak Gayatri

Menunduklah bendera

Di belakang segumpal awan

Penyair menggambarkan penghormatan kepada korban bagaikan

puncak gayatri, dengan menunduklah bendera di belakang segumpal

awan.

b. Aliterasi dan Asonasi

Aliterasi merupakan pengulangan konsonan yang ada dalam puisi.

Pengulangan konsonan pada puisi Depan Sekretariat Negara adalah sa

pada tergesa-gesa, nan pada jalanan, nyi pada menyanyi, han pada

lahan, ni pada ini, nya pada baretnya, han pada tertahan. Pengulangan

konsonan an menunjukkan kata yang dapat menghidupkan dan

memudahkan untuk menghafal puisi. Konsonan ini juga berfungsi

menyalami kondisi pengusungan korban di depan sekretariat negara.

Dengan pengusungan ini memberikan kesan bahwa pendengar atau

pembaca puisi dibawa untuk menyelami substansi puisi tersebut. Pada

asonansi adalah pengulangan vokal terdapat pada vokal “i” pada

“menyanyi”, “ini” dan “gayatri” Pengulangan tiga vokal dapat

memudahkan untuk membaca dan menghayati. Gaya bahasa Aliterasi

dan Asonasi adalah untuk mempermanis dan memudahkan dalam

menghayati isi dan substansi suatu puisi.

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi Depan Sekretariat Negara bersfiat dinamis yang

dihiasi dengan nada tinggi pada

Page 65: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

54

Setelah korban diusung

Tergesa-gesa

Ke luar jalanan

Nada tinggi ini berfungsi memberikan tekanan bahwa telah terjadi

korban atas demonstrasi damai, karena aparat keamanan melakukan

upaya represif dalam menangani demontrasi damai. Penekanan ini

dapat menjadi perhatian bahwa tindakan represif tidak boleh

menggunakan peluru tajam tetapi harus menggunakn peluru karet atau

bahan lain yang tidak mematikan.

Dan ritme rendah sampai sedang pada

Kami semua menyanyi

Gugur Bunga

Perlahan-lahan

Di puncak Gayatri

Menunduklah bendera

Di belakang segumpal awan

Pada ritme rendah sampai sedang memberikan perhatian substansi

bahwa korban yang meninggal dunia tidak sia-sia, tetapi sebagai

pahlawan yang gugur yang perlu penghormatan dengan menundukan

bendera sebagai tanda perhatian.

Rima dilakukan dalam bentuk Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi

yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris

yang berlainan. Dan Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang

terdapat pada asonansi vokal tengah kata. Hal ini bisa memberikan arti

bahwa bunyi yang ditampilkan merupakan kata yang sama dengan

vokal yang yang sama pula.

B. Analisis dan Pembahasan Puisi Kelompok Benteng

Puisi merupakan karya sastra yang memiliki struktur yang sangat kompleks

yang terdiri dari beberapa strata (lapis) norma. Berikut ini analisis puisi

kelompok Benteng yakni:

1. Puisi Berjudul “06.30”

Di pusat Harmoni

Pada papan advertensi

Page 66: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

55

(Arloji Castell)

Tertulis begini : “Dunia Kini

Membutuhkan Waktu Yang Tepat”

Di belakangnya langit pagi

Tembok sungai dan kawat berduri

Pengawalan berjaga. Di Istana

Arloji Castell

Berkata pada setiap yang lewat

“Dunia Kini

Membutuhkan Waktu Yang Tepat”

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Dalam puisi berjudul “06.30” karya Taufiq Ismail menggambarkan

situasi dan kondisi tahun 1966 di pagi hari, tepat di harmoni. Illustrasi

pagi hari di Jakarta yang penuh mencekam. Mencekam itu

digambarkan dalam

Di belakangnya langit pagi

Tembok sungai dan kawat berduri

Pengawalan berjaga. Di Istana

Tiga baris di atas, menggambarkan betapa mencekamnya istana yang

dijaga ketat baik dengan kawat berduri maupun pengawal. Tiga baris

menunjukkan kata yang bersifat konotatif dan deklaratif sehingga

semua orang tahu bahwa Istana Negara adalah lambang negara yang

harus dijaga ketat. Kata sederhana tiga baris di atas menjadi istana

terisolasi dengan penjaga dan pengawal, padahal istana itu adalah

istana rakyat yang harus menjadi milik rakyat. Jadi istana tidak perlu

dijaga berlebihan, padahal di dalam istana negara yang dipikirkan dan

dibahas adalah kepentingan rakyat. Ini jiwa demokrasi yang

digambarkan dalam sifat konotatif dan deklaratif.

b. Aliterasi dan Asonasi

Sifat Aliterasi dan Asonasi adalah sifat pemanis dan bius bagi pembaca

dan pendengar puisi. Pada puisi “06.30” merupakan puisi yang

menggambarkan suasana di pagi hari. Misalnya baris ketiga dan

keempat, aliterasi d, k, m, w y dan t (Dunia Kini Membutuhkan Waktu

Yang Tepat. Keteraturan konsonan sangat mengesankan. Sedangkan

Page 67: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

56

asonansi i dan a pada bait kedua baris pertama (Di belakangnya langit

pagi). Dalam gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi menjadi pemanis

bunyi puisi sehingga terlihat nilai seni yang menggambarkan keadaan

jam 06.30 di Harnomi.

c. Ritme dan Rima

Analisis ritme adalah bunyi dari puisi itu sendiri. Bunyi dari puisi

06.30 dibuat ritme sangat tergantung pada ilustrasi yang akan

digambarkan oleh Taufiq Ismail. Pada bait pertama ritme yang dibuat

adalah tempo rendah sampai sedang. Hal ini dikarenakan penyair ingin

menggambarkan pukul 06.30 dengan jelas yang difokuskan pada

“Dunia kini Membutuhkan Waktu Yang Tepat” Namun ritme pada bait

kedua, diberikan nada tinggi sebagai bentuk perhatian. Karena bait

kedua ini merupakan substansi dari peristiwa pukul 06.30, pada tahun

1966. Dan sebaliknya bait ketiga kembali lagi ritme rendah sampai

sedang.

2. Puisi Berjudul “Bendera”

Mereka yang berpakaian hitam

Telah berhenti di depan sebuah rumah

Yang mengibarkan bendera duka

Dan masuk dengan paksa

Mereka yang berpakaian hitam

Telah menurunkan bendera itu

Di hadapan seorang ibu yang tua

“Tidak ada pahlawan meninggal dunia”

Mereka berpakaian hitam

Dengan hati yang kelam

Telah meninggalkan rumah itu

Tergesa – gesa

Kemudian ibu tua itu

Pelahan menaikan kembali

Bendera yang duka

Ke tiang yang duka

Page 68: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

57

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Taufiq Ismail dalam puisi “Bendera” menyusun syairnya dengan kata-

kata bermakna konotatif yang menggambarkan kedukaan pahlawan

yang telah meninggal dunia. Namun pahlawan itu sendiri tidak ada

yang meninggal, karena itu ibu tua dengan perlahan menaikan kembali

bendera duka, ke tiang duka. Hal ini dapat memberikan peringatan

bagi generasi penerus bahwa keduakaan pahlawan tidak pernah mati

setelah jiwa meninggalkan jasad.

Gaya bahasa yang dipakai dalam puisi Bendera adalah perbandingan

(simile), yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal

lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti bagai,

sebagai, bak, seperti, semisal, umpama, laksana, Perbandingan

pahlawan dengan jasa-jasa yang terus dikenang dan menjadi bekal.

Pembanding ini terlihat dari bait pertama sampai empat. Dengan

perbandingan tersebut dapat membuat nilai seni yang tinggi sehingga

puisi tersebut menjadi hidup untuk menggambarkan suasana tahun

1966.

b. Aliterasi dan Asonasi

Dalam alterasi bait pertama baris keempat d,m dan p (Dan masuk

dengan paksa). Kalimat ini menujukkan adanya keterpaksaan dalam

pengibaran bendera duka. Di sinilah nilai seni. Karena asonansi u dan a

pada bait ke empat baris pertama, (kemudian ibu tua itu) Pengulangan

“u’ menunjukkan peran ibu tua atas bendera duka dan ialah yang

masang kembali ke tiang duka. Peran ibu sangat penting dalam

kehidupan , dengan demikian yang berhak menaikan kembali adalah

ibu. Di sini penyair menomorsatukan ibu yang begitu tinggi nilai dan

kedudukan dalam kehidupan. Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi

dapat mempermanis alur cerita puisi Bendera sehingga ilustrasi Taufiq

Ismail mengenai bendera tua dapat terwakili dengn peran ibu dan

dikatakan “tidak ada pahlawan meninggal dunia”

Page 69: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

58

c. Ritme dan Rima

Sifat puisi “Bendera” menggambarkan kedukaan. Gambaran duka

diberikan tekanan dinamis dengan nada rendah sampai sedang Dengan

ritme yang demikian ini puisi dari bait pertama sampai empat dapat

mendorong pembaca atau pendengar lebih mengerti tentang keadaan di

tahun 1966 tentang kedukaan.

Rima adalah Rima patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun tidak

menentu pada akhir larik-larik puisi (a-b-c-d) seperti yang terlihat pada

bait kedua

Mereka yang berpakaian hitam

Telah menurunkan bendera itu

Di hadapan seorang ibu yang tua

“Tidak ada pahlawan meninggal dunia

Secara keseluruhan rima puisi termasuk Rima aliterasi, yaitu

persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang

sama atau baris yang berlainan dan rima asonansi, yaitu persamaan

bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.

3. Puisi Berjudul “Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada Anaknya

Berangkat Dewasa

Jika adalah yang harus kaulakukan

Ialah menyampaikan Kebenaran

Jika adalah yang tidak bisa dijual belikan

Ialah yang bernama keyakinan

Jika adalah yang harus kau tumbangkan

Ialah segala pohon-pohon kezaliman

Jika adalah orang yang harus kau agungkan

Ialah hanya Rasul Tuhan

Jika ada kesempatan memilih mati

Ialah syahid di jalan ilahi.

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Analisa diksi dalam puisi Nasehat-Nasehat Kecil Orang Tua Pada

Anaknya Berangkat Dewasa karya Taufiq Ismail bermakna

konotatif. Makna ini menjelaskan dengan gamblang dan sederhana

mengenai jalan kehidupan. Dengan cara seperti ini pembaca atau

Page 70: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

59

pengdengar puisi dapat mudah mengerti dan memahami serta

menghayati arti dari kehidupan.

Gaya bahasa dalam puisi ini adalah gaya bahasa perumpamaan epos

(epic simile), yaitu perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang

dengan cara melanjutkan sifat-sifat perbandingannya dalam kalimat

berturut-turut. Bentuk perumpaan merupakan yang paling sering

diberikan sehingga ada perbandingan yang nyata. Perbandingan inilah

merupakan nilai seni.

b. Aliterasi dan Asonasi

Dalam gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi pada puisi di atas, dapat

terdengar indah dan mudah dihafal sehingga menjadi daya dorong

untuk membaca dan mengikuti apa yang digambarkan Taufiq Ismail

dalam menggambarkan kondisi sosial dan politik di tahun 1965.

Pemikiran yang berkembang di masa ini adalah pemikiran Nasakom.

Pemikiran yang mencampuradukan antara kepentingan agama dan anti

agama, karena penanaman keyakinan terhadap kebenaran harus

diberikan.

c. Ritme dan Rima

Dalam mendorong pembaca atau pendengar lebih tertarik, maka daya

dorong diberikan ritme, ritme dinamis dengan nada rendah sampai

sedang dan tempo sedang sehingga substansi masalah dapat bunyi dan

terdengar. Rima yang dipergunakan adalah Rima akhir, yaitu

persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap bait puisi. Dan

Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama

pada akhir dua larik puisi (aa-bb) Dengan cara ini maka terdapat nilai

seni yang tinggi dan mudah dimengerti oleh pembaca dan pendengar.

4. Puisi Berjudul “Persetujuan”

Momentum telah dicapai. Kita

Dalam estafet amat panjang

Menyebar benih ini di bumi

Telah sama berteguh hati

Page 71: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

60

Adikku Kappi, engkau sangat muda

Mari kita berpacu dengan sejarah

Dan engkau di muka

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Dalam puisi berjudul Persetujuan karya Taufiq Ismail disusun untuk

menyajikan estafet kepemimpinan nasional dari kakaknya Keppi

kepada adiknya. Estafet ini berjalan panjang. Oleh karena itu diawali

dengan momentum. Estafet ini difungsikan kepada kaum muda

mahasiswa UI untuk menggambarkan perjuangan mahasiswa UI yang

siap mengambil alih kepemimpinan orde lama. Susunan persetujuan

ini merupakan langkah perjuangan yang harus dilakukan dalam kurun

waktu panjang dengan tujuan membuat goresan sejarah yang panjang.

Susunan ini bersifat konotatif sehingga penjelasan adikku merupakan

mahasiswa di tahun 1966 yang berjuang untuk membebaskan dan

menciptakan iklim demokrasi.

Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa Metonimia, yaitu

kiasan pengganti nama. Nama pemimpin generasi berikutnya

diibaratkan dengan “Adikku Keppi, engkau sangat muda”

b. Aliterasi dan Asonasi

Dalam gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi tersusun sangat mudah dan

sederhana sehingga memungkinkan pembaca atau pendengar syair

puisi “Persetujuan” dapat cepat mengerti bahwa Taufiq Ismail telah

mengibaratkan mahasiswa UI yang melakukan demonstrasi sebagai

“Adikku Keppi, engkau sangat muda” sebagai pengganti pemimpin

lama dan didorong untuk berpacu dengan sejarah atau mencatat

sejarah.

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi berjudul Persetujuan dalam dua bait memiliki

tekanan dinamis disetai dengan nada rendah pada bait pertama dan

nada tinggi pada bait kedua. Pada bait pertama nada rendah

dimaksudkan untuk menunjukkan sikap biasa, namun bait kedua

Page 72: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

61

adalah sikap luar biasa, karena di sini merupakan aspek estafet yang

dilakukan dengan kalimat, “Mari kita berpacu dengan sejarah”

Rima dalam bentuk rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat

pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang berlainan.

Dan Rima patah persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada

akhir larik-larik puisi (a-b-c-d) seperti “ta” pada “Kita”, “jang” pada

“panjang”, “mi” pada “bumi” dan “ti” pada “hati”, begitu pula pada

bait ke dua kata “da” pada muda, “rah” pada “sejarah” dan ka pada

“muka”

5. Puisi Berjudul “La Strada atau Jalan Terpanggang ini”

Kini anak-anak itu telah berpawai pula

Dipanggang panas matahari ibu kota

Setiap lewat depan kampus berpagar senjata

Mereka berteriak dengan suara tinggi

Hidup kakak-kakak kami”

Mereka telah direlakan ibu bapa

Warga negara biasa negeri ini

Yang melepas dengan dosa

Setiap pagi

Kaki-kaki kecil tak kenal lelah

Kami telah melangkahkan sejarah

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Pemilihan kata-kata pada bait pertama puisi La Strada atau Jalan

Terpanggang ini dengan kata-kata bermakna konotatif di mana penyair

menggambarkan anak Kappi (Kesatuan Aksi Perhimpunan Pelajar

Indonesia) yang turut dalam demonstrasi di tahun 1966 mengikuti

jejak kakak-kakaknya. Hubungan baris satu satu dengan lainnya saling

mempengaruhi sehingga ada kontasi yang bersaman.

Pada bait kedua juga memiliki makna konotasi termasuk bait ketiga.

Makna konotasi sengaja dibuat untuk memberikan makna gambaran

perjuangan tahun 1966 yang begitu mengecekam demontrasi tetapi

tidak anarkis. Sebaliknya tentara sebagai pengawal istana yang

Page 73: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

62

bersifat represif. Namun adik-adik pelajar berani setiap lewat kampus

berpagar senjata dengan lantang berkata, Hidup kakak-kakak kami

b. Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi berfungsi mempermudah dalam

pengucapan dan mudah dihafal. Kemudahan ini terlihat pada kalimat

bait pertama baris kedua, “Di panggang panas matahari ibu kota”

Demontrasi tahun 1966, adik pelajar bebas menyampaikan

pendapatnya di tengah panas matahari dan dibawah ancaman senjata.

Tetapi kalimat, “mereka telah direlakan ibu bapa” untuk ikut bersama

dengan kakak-kakaknya. Namun mereka telah membuat sejarah.

c. Ritme dan Rima

Analisis ritme dalam puisi “La Strada atau Jalan Terpanggang ini”

bersifat dinamis. Sifat dinamis sama seperti sifat dinamis anak-anak

yang berpawai atau berdemontrasi. Namun pada bait pertama diberikan

tekanan tinggi tetapi bait kedua tekanan sedang dan tekanan ketig

bernada rendah. Dengan demikian unsur dinamiasi dapat terlihat.

Bait pertama adalah Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi

yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aa-bb) yakni la, ta, gi,

dan mi, bait kedua pa, ni, oa, gi dan bait terakhir lah dan rah

Dalam puisi ini termasuk Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang

terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau baris yang

berlainan.

6. Puisi Berjudul “Yell”

Tiga truk terbuka

Lewat depan rumah

Mereka menyanyi gembira

“Buat apa sekolah”

Tas buku di tangan kiri

Dibakar matahari, tak bertopi

Mereka meriakkan Kebenaran

Yang telah lama dibungkamkan

Page 74: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

63

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Pemilihan kata dalam puisi berjudul Yell adalah bermakna konotatif.

Pemilihan kata yang sederhana dan mudah dimengerti terlihat pada

bait pertama dalam baris ke lima, “Buat apa sekolah” dan bait kedua

baris pertama, “Tas buku di tangan kiri”

Kedua kalimat ini merupakan penghubung dengan Yell “Buat apa

sekolah” Pemilihan kata dalam kalimat ini menggambarkan suasana

tahun 1966 yang penuh dengan demonstrasi dan tidak ada sekolah

yang masuk semua turun ke jalan apakah itu demonstrasi atau pawai.

Dalam kondisi yang demikian ini, pantaslah digambarkan dengan

“buat apa sekolah” dan “tas buku di tangan kiri” Artinya sekolah dan

buku menjadi tidak penting lagi. Yang penting adalah ikut berjuang

menoreh sejarah dalam menuntut tiga tuntutan rakyat dua dari tiga

tuntutan itu adalah “bubarkan PKI” dan “turunkan harga”

Gaya bahasa yang diterapkan penyair adalah Perumpamaan epos (epic

simile), yaitu perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang dengan

cara melanjutkan sifat-sifat perbandingannya dalam kalimat berturut-

turut.

b. Analisis Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi adalah untuk mempermanis

susunan kata dalam puisi Yell, Aliterasi dan asonasi susunan kata

dalam puisi mudah dimengerti dan diucapkan serta dihafal.

Kemudahan ini memberikan arti yang menunjukkan pada tema puisi

yakni Yell.

c. Ritme dan Rima

Ritme adalah bersifat dinamis. Sifat ini diberikan tekanan nada tinggi

pada bait pertama, dan nada rendah sampai sedang. Nada tinggi

dimaksudkan memberikan motivasi Yell untuk para demonstran atau

anak sekolah yang pawai. Sedangkan nada rendah sampai sedang

dimaksudkan memberikan dorongan penghayatan berkenaan dengan

kebenaran.

Page 75: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

64

Rima dalam puisi Yell pada bait pertama adalah Rima rangkai/rima

rata, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir semua larik

(aaaa) dan bait kedua Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan

bunyi yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aa-bb).

7. Puisi Berjudul “Horison”

Kami tidak bisa dibubarkan

Apalagi dicoba dihalaukan

Dari gelanggan ini

Karena ke kemah kami

Sejarah sedang singgah

Dan mengulurkan tangannya yang ramah

Tidak ada lagi sekarang waktu

Untuk merenung panjang, untuk ragu-ragu

Karena jalan masih jauh

Karena arif telah gugur

Dan luka-luka dua puluh satu

a. Analisis Diksi dan Gaya Bahasa

Pemilihan kata yang cermat dan tepat dalam puisi berjudul Horison di

atas, penyair Taufiq Ismail ingin menggambarkan suasana demonstrasi

di tahun 1966. Demonstrasi penuh dengan tuntutan rakyat yang ingin

berubah dari belenggu pemerintahan order lama. Kalimat bait pertama

baris pertama, “Kami tidak bisa dibubarkan” Kata dari kalimat tersebut

mengandung arti bahwa kami adalah murni memperjuangkan aspirasi

rakyat yang tertindas, dan terbelenggu dengan kenaikan harga dan

politik yang tidak menentu.

Gaya bahasa yang digunakan penyair Taufiq Ismail adalah Metafora,

yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tanpa

mempergunakan kata-kata pembanding. Pemilihan gaya bahasa

sebagai bentuk penegasan dan illustrasi Taufiq Ismail untuk

menggambarkan suasana tahun 1966 dengan gugurnya Arief Rahman

Hakim dan luka-luka dua puluh satu sebagai akibat tindakan represif

dari aparat keamanan.

Page 76: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

65

b. Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi dalam puisi “Horison” adalah

respon untuk berbuat dan berbuat serta berjuang hanya untuk

kepentingan rakyat. Karena itu, perjuangan seperti ini tidak dapat

dibubarkan, Unsur seni dari alterasi dan asonansi adalah gaya

penegasannya yang mendorong pembaca dan pendengar untuk

memikirkan dan menyelami mengenai kondisi di tahun 1966 sehingga

pembaca dan pendengar mengetahui ilustrasi tahun 1966.

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi Horison adalah dinamis dengan nada tekanan tinggi.

Nada ini mengilustrasikan kemarahan mahasiswa atas gugurnya rekan

mereka dan korban luka yang berjatuhan akibat dari sifat represif

aparat keamanan. Untuk bisa menyelami dan nilai seni tetap ada maka

tempo sedang sehingga setiap bait dan baris dari puisi bisa

menggentarkan hati pembaca dan pendengar.

Dalam puisi ini, diterapkan Rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang

berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi

yang mengandung kesejajaran maksud. Hal ini dapat dilihat

Kami tidak bisa dibubarkan

Apalagi dicoba dihalaukan

Dari gelanggan ini

8. Puisi Berjudul “Rendez Vous ”

Sejarah telah singgah

Ke kemah kami

Ia menegur sangat ramah

Dan mengajar kami pergi

“Saya sudah mengetuk-ngetuk

Pintu yang lain”

Katanya

“Tapi amat heran

Mereka berkali-kali menolakku

Diambang pintu”

Kini kami beratus ribu

Mengiringkan langkah sejarah

Page 77: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

66

Dalam langkah yang seru

Dan semakin cepat

Semakin cepat

Semakin dahsyat

Menderu-deru

Dalam angin berputar

Badai peluru

Tanpa bukit batu!

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Taufiq Ismail memilih kata dalam puisi Rendez Vous yang bersifat

konotatif. Sifat ini sangat kentara terlihat pada bait pertama dan kedua.

Namun pemilihan kata pada bait ke tiga lebih bersifat penegasan dari

bait pertama dan kedua. Penyair Taufiq Ismail seakan-akan ingin

memberikan gambaran tentang perjuangan mahasiswa di Jakarta tahun

1966 adalah “Mengiringkan langkah sejarah” Sejarah demonstrasi

yang penuh deru peluru, tekanan, dan intimidasi dari aparat keamanan

untuk membubarkan.

Gaya bahasa yang digunakan penyair Taufiq Ismail adalah Metafora,

yaitu bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tanpa

mempergunakan kata-kata pembanding. Pemilihan gaya bahasa

sebagai bentuk penegasan dan illustrasi Taufiq Ismail untuk

menggambarkan suasana tahun 1966 dengan beratus ribu

mengiringkan langkah sejarah yang tercatat dalam deru peluru,

intimidasi.

b. Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi dalam Puisi Rendez Vous

merupakan penyajian puisi dengan pengulangan konsonan dan vokal

disusun agar bisa enak didengar, mudah dipahami dan dihafal. Ketiga

hal ini merupakan pemikiran dasar yang tepat untuk pengulangan

konsonan dan vokal yang tidak menyusahkan sehingga alur bunyi

dapat berbunyi seperti semut beriringan.

Page 78: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

67

c. Ritme dan Rima

Ritme dari suatu puisi sangat penting. Ritme ini sudah bisa terlihat

pada susunan puisi itu sendiri. Dalam puisi berjudul “Rendez Vous”

Ritme bersifat dinamis dengan tekanan tinggi. Tekanan tinggi ini

terlihat pada bait pertama:

Sejarah telah singgah

Ke kemah kami

Ia menegur sangat ramah

Dan mengajar kami pergi

Tempo dalam puisi adalah tempo sedang. Pemilihan tempo sedang

karena ada bahasa komunikatif pada bait kedua

Sejarah telah singgah

Ke kemah kami

Ia menegur sangat ramah

Dan mengajar kami pergi

Dalam puisi merupakan Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi

yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir. Karena dari awal

sampai akhir menunjukkan pengulangan bunyi yang tidak sempurna.

Disamping itu menunjukkan rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang

berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi

yang mengandung kesejajaran maksud.

9. Puisi Berjudul Malam Sabtu

Berjagalah terus

Segala kemungkinan bisa terjadi

Malam ini

Maukah kita dikutuk anak cucu

Menjelang akhir abad bini

Karena kita berserah diri?

Tidak. Tidak bisa

Tujuh korban telah jatuh, Dibunuh

Ada pula mayat adik-adik kita yang dicari

Dipaksa untuk tidak dimakamkan semestinya

Apakah kita akan bernafas panjang

Dan seperti biasa: sabar mengurut dada?

Tidak, Tidak Bisa

Dengarkan. Dengarkanlah di luar tu

Page 79: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

68

Suara doa berjuta-juta

Rakyat yang resah dan menanti

Mereka telah menanti lama sekali

Menderita dalam nyeri

Mereka sedang berdoa malam ini

Dengar. Dengarkahlah hati-hati

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Pemilihan kata dalam puisi “Malam Sabtu” sangat sempurna untuk

menggambarkan tindakan represif aparat keamanan di tahun 1966.

Korban yang berjatuhan, dibiarkan dan lainnya dicari. Kondisi seperti

ini dapat dengan mudah dipahami, karena makna konotatif terlihat

kental pada bait ketiga dan keempat.

Tujuh korban telah jatuh, Dibunuh

Ada pula mayat adik-adik kita yang dicari

Dipaksa untuk tidak dimakamkan semestinya

Apakah kita akan bernafas panjang

Dan seperti biasa: sabar mengurut dada?

Tidak, Tidak Bisa

Dengarkan. Dengarkanlah di luar tu

Suara doa berjuta-juta

Rakyat yang resah dan menanti

Mereka telah menanti lama sekali

Menderita dalam nyeri

Mereka sedang berdoa malam ini

Dengar. Dengarkahlah hati-hati

b. Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi sangat mudah dicerna dari bait

pertama sampai bait keempat. Pengulangan konsonan dan vokal yang

tersusun rapih untuk memperlembut bunyi pada kata fokus seperti

“Tujuh Korban telah jatuh. Dibunuh” dan “Rakyat yang resah dan

menanti” serta “Dengar. Dengarkanlah hati-hati”

Tiga hal ini enak didengar dan mudah dihafal karena bersifat

provokatif untuk mendorong dan memicu semangat para demontran

lainnya di tahun 1966 untuk terus berjuang dan berjuang.

Page 80: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

69

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi “Malam Sabtu” bersifat dinamis yang lebih

didominasi dengan nada tinggi dalam tempo sedang. Hal ini adalah

untuk mendukung maksud dan makna dari kejadian malam sabtu,

yakni terdapat tujuh korban yang dibunuh dan di bait empat pada bari

kedua “suara doa berjuta-juta.”

Dalam puisi ini terdapat Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi

yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir yang tidak beraturan

dan termasuk dalam Rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang

berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi

yang mengandung kesejajaran maksud dari kejadian Malam Sabtu.

10. Puisi Berjudul Memang Selalu Demikian, Hadi

Setiap perjuangan slalu melahirkan

Sejumlah penghianat dan para penjilat

Jangan kau gusar, Hadi

Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita

Pada kaumn yang bimbang menghadapi gelombang

Jangan kau kecewa, Hadi

Setiap perjuangan yang akan menang

Selalu mendatang pahlawan jadi-jadian

Dan para jagoan kesiangan

Memang demikian halnya, Hadi

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Dalam puisi berjudul Memang Selalu Demikian, Hadi disusun

bermakna konotatif. Makna ini saling berhubungan antara bait pertama

sampai terakhir. Makna konotatif sebagai penegas tentang maksud dan

tujuan puisi tersebut.

Gaya bahasa yang dipergunakan adalah Sinekdoke, yaitu bahasa kiasan

yang menyebutkan suatu bagian yang penting untuk benda itu sendiri.

Bagian penting dari perjuangan yang melahirkan, “Sejumlah

penghianat dan para penjilat, Pada kaumn yang bimbang menghadapi

gelombang dan Selalu mendatang pahlawan jadi-jadian.

Page 81: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

70

b. Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi adalah untuk memdahkan pembaca

dan pendengar puisi berjudul Memang Selalu Demikian, Hadi dalam

pengulangan konsonan dan vokal terlihat begitu jelas sehingga

terdengar alunan yang merdu dan enak didengar serta mudah dihafal.

Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak bagi penyair untuk bisa lebih

mengerti dalam menggambarkan keadaan tahun 1966 yang penuh

perubahan dan tekanan.

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi Memang Selalu Demikian, Hadi adalah bersifat

dinamis dengan tekanan nada sedang sampai tinggi. Dengan ritme

seperti ini dilakukan dalam tempo sedang. Sedang pokok masalah di

baris kedua di setiap bait dapat tersampaikan dengan jelas sebagai

bentuk pesan yang ingin disampaikan dalam Memang Selalu

Demikian, Hadi. Dalam puisi termasuk dalam rima sempurna, yaitu

persama bunyi pada suku-suku kata terakhir dan rima patah, yaitu

persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik

puisi (a-b-c-d).

11. Puisi Berjudul “Beberapa Urusan Kita”

Tentang nasib angkatan ini

Itu adalah urusan sejarah

Tapi tentang menegakan kebenaran

Itu urusan kita

Apakah cuaca akan cemas di atas

Hingga selalu kita bernaung mendung

Apakah jantung kita masih berdegup kencang

Dan barisan kita selalu bukit batu karang?

Berjagalah terus, Berjagalah!

Siang kita berlucut laras senapan

Malam bila kita terancam penyergapan

Berjagalah terus, Berjagalah!

Mungkin kita tak akan melihat hari nanti

Mingkin tidak kau. Tidak tahu Siapa bisa tahu

Tapi itu urusan Tuhan

Page 82: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

71

Masalah kemenangan, ketentaman tanpa tiran

Tentang nasib angkatan ini

Itu urusan sejarah

Tetapi tentang menegakkan kebenaran

Itu urusan kita

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Dalam puisi berjudul Beberapa Urusan Kita disusun dengan makna

dekonotatif. Susunan ini karena ada beberapa kata yang tidak

berhubungn namun pada dasarnya berhubungan. Pemilihan kata “itu

urusan kita”, “Berjagalah terus, Berjagalah “,. “Masalah kemenangan,

ketentraman tanpa tiran” yang tidak saling berhubungan namun saling

memberikan makna.

Gaya bahasa dalam puisi ini dengan metafora, yaitu bahasa kiasan

yang menyamakan satu hal dengan hal lain tanpa mempergunakan

kata-kata pembanding. Kata atau kalimat pembnding “itu urusan kita”,

“Berjagalah terus, Berjagalah “,. “Masalah kemenangan, ketentraman

tanpa tiran” yang menjadi inti pokok pesan puisi ini.

b. Analisis dan Pembahasan Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi dalam pengulangan konsonan dan

vokal memberikan kemudahan untuk mengerti makna baik yang

tersirat maupun tersurat dalam puisi ini. Makna itu terkandung dalam

“itu urusan kita”, “Berjagalah terus, Berjagalah “,. “Masalah

kemenangan, ketentraman tanpa tiran”

c. Ritme dan Rima

Ritme dalam puisi bersifat dinamis namun memiliki nada tinggi yang

berfungsi untuk memberikan perhatian kepada pendengar maupun

pembaca sehingga pesan yang ingin disampaikan itu dapat diterima.

Puisi ini masuk dalam rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang

terdapat pada sebagian suku kata terakhir, dan rima patah, yaitu

persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik

puisi (a-b-c-d),

Page 83: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

72

12. Puisi Berjudul “Refleksi Seorang Pejuang Tua”

Tentara rakyat telah melucuti kebatilan

Setelah mereka menyamak deru sejarah

Dalam regu perkasa mulailah melangkah

Karena perjuangan pada hari-hari ini

Adalah perjuangan dari kalbu yang murni

Belum pernah kesatuan terasa begini beratnya

Kecuali dua puluh tahun yang lalu

Mahasiswa telah meninggalkan ruang kuliahnya

Pelajar muda berlarian ke jalan-jalan raya

Mereka kembali menyeru-nyeru

Nama kau, Kemerdekaan

Seperti dua puluh tahun yng lalu

Sepiral sejarah telah mengantarkan kita

Pada titik ini

Tidak ada seorangpun tiran

Sanggup di tengah jalan mengangkat tangan

Dan berseru, Berhenti!

Tidak ada. Dan kalau pun ada

Tidak bisa

Karena perjuangan pada hari-hari ini

Adalah perjuangan dimulai dari sunyi

Belum pernah kesatuan terasa begitu eratnya

Kecuali dua puluh tahun yang lalu

a. Diksi dan Gaya Bahasa

Dalam puisi berjudul “Refleksi Seorang Pejuang Tua” disusun dalam

makna konotatif. Makna ini menunjukkan hubungan satu bait dengan

baik lain yang saling mempengaruhi. Pemilihan kata ril dan kiasa tidak

terlalu menonjol untuk menceritakan ketika perjuangan fisik, namun

perjuangan panjang adalah perjuangan kalbu.

Hal ini terlihat pada

Belum pernah kesatuan terasa begini beratnya

Kecuali dua puluh tahun yang lalu

Pemilihan kata dalam kalimat di atas merupakan perjuangan kalbu.

Karena itu Taufiq Ismail ingin menyampaikan perjuangan kalbu

Page 84: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

73

merupakan inti dari perjuangan fisik yang dilakukan mahasiswa di

tahun 1966.

Gaya bahasa dalam puisi ini adalah gaya bahasa Metafora, yaitu

bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan hal lain tanpa

mempergunakan kata-kata pembanding. Perbandingan yang dimaksud

adalah perbandingan “kecuali perjuangan dua puluh tahun yang lalu”

dengan perjuangan di tahun 1966 yang membela untuk

memperjuangkan amanat penderitaan rakyat.

b. Aliterasi dan Asonasi

Gaya bahasa Aliterasi dan Asonasi dalam pengulangan konsonan dan

vokal disusun untuk memberikan kemudahan mengerti perjuangan di

masa lalu dengan perjuangan tahun 1966. Gambaran ini sangat penting

dengan pengulangan konsonan dan vokal agar dapat membaca mudah

dipahami dan dihafal.

c. Ritme dan Rima

Dalam ritme bersifat dinamis namun diberikan nada tinggi untuk

mempertegas perbandingan masa lalu (dua puluh tahun lalu) dengan

perjuangan mahasiswa di tahun 1966. Hal ini juga terlihat dalam

tempo rendah sampai sedang sehingga setiap pesan yang disampaikan

dapat mengenai sasaran untuk memberikan kesadaran berjuang

membela tuntutan rakyat.

Dalam puisi ini termasuk rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi

yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir dengan letaknya Rima

patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir

larik-larik puisi (a-b-c-d) khususnya di bagian akhir.

Page 85: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Menganalisis unsur intrinsik kumpulan puisi Tirani sebanyak 9 puisi.

2. Menganalisis unsur intrinsik kumpulan puisi Benteng sebanyak 12

puisi.

3. Menganalisis unsur intrinsik kumpulan puisi Tirani dan Benteng yaitu

Diksi, Gaya Bahasa, Aliterasi, Asonasi, Ritme, Rima.

B. Saran

Berdasarkan analisis dan kesimpulan tersebut diatas. Maka dapat diajukan

saran-saran sebagai berikut:

1. Pengajaran apresiasi sastra khususnya puisi, sebaiknya semakin di

tingkatkan kepada Siswa.

2. Perlu adanya sarana dan prasarana untuk menampung aspirasi Siswa

dan Masyarakat dalam berpuisi.

3. Perlu adanya sebuah buku pedoman bagi setiap guru bidang studi

Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Perlu adanya pelatihan-pelatihan puisi kepada Siswa.

Page 86: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

DAFTAR PUSTAKA

Ambary, Abdullah, Intisari Sastra Indonesia, Bandung: CV Djatnika, 1983.

Alya, Qonita, Kamus Besar Indonesia Untuk Pendidikan Dasar, Jakarta: PT.

Indah Jaya Adipratama, 2011.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.

Badudu, J. S. Sari Kesusastraan Indonesia, Bandung: Pustaka prima, 1986.

Endraswara, Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta: CAPS, 2011.

Furchan, Arief, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha

Nasional Surabaya-Indonesia, 1970.

Ibrahim, Buku Materi Pokok Kesusastraan PINA 2234 / 2 SKS Modul 4-6,

Jakarta: Universitas Terbuka, 1986.

Jalil, Abdul, Dianie, Teori dan Periodisasi Puisi Indonesia, Jakarta: Pustaka

Taraby, 1983.

Keraf, Gorys, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya Padang, 1988.

Mahmudah, dkk, Pedoman Penelitian Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Jakarta: UIN, 2011.

Monique, and Said Suzanne, A Short History Of Greek Literature, London:

Routledge, 1999.

Mudjihardja, FX, Sari-Sari Kesusastraan Indonesia, Jakarta: PT Galaxy Puspa

Mega, 1988.

Pradopo, Djoko, Rachmat, Pengkajian puisi, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1987.

Rafiek, M. Teori Sastra Kajian Teori dan Praktik, Malang: PT, Medika Aditama,

2010.

Siswantoro, Metodologi Penelitian Sastra Analisis Struktur Puisi, Yogyakarta:

Penerbit Pustaka Pelajar, 2010.

Page 87: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, dan Dasar Metode

Teknik, Bandung: Tarsito, 1985.

Sumiyadi, Pengkajian Puisi Analisis Romantik, Fenomenologis, Stilistik, dan

Semiotik, Bandung: Pusat Studi Literasi, 2005.

Suroto, Teori dan bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1989.

Semi, M. Atar, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya padang, 1988.

Tarigan, Henry Guntur, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa

Bandung, 1993.

Waluyo, J, Herman, Teori dan Apresiasi Puisi, Bandung: Erlangga, 1987.

Waluyo, J, Herman, Apresiasi Puisi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Page 88: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

LEII'IBAR UJt REFERENS}

No Judul Buku Pengarang Cetakan Tahun Nomor

Foot NoteHalamanSkripsi

TandaTangan

Pembimbinq

1 . MetodologiPenelitian Sastra

SuwardiEndraswara Ke-1 2011 1, 2, d?vI

2.PedomanPenulisan SkripsiFITK

Mahmudah,dkk

2011 2,3 4,35(

I

l-)

3.

PengantarPenelitian llmiahdan Dasar MetodeTeknik

WinarnoSurakhmad

Ke-7 1985 3 ,1 ,5 5,8,36,t

(

7

4.PengantrarPenelitian dalamPendidikan

AriefFurchan Ke-1 1970 4,1 5,35, Av

II)

5.

Metode penelitianSastra AnalisisStruktur Puisi Siswantoro Ke-1 2010 5,3,7,2,6,

7,86,9,10,35,36,38,39 d

\)

6.ProsedurPenelitian

SuharsimiArikunto Ke-

14 2010 6,4 6,36

\AI /

K\

7.lntisari Sastralndonesia

AbdullahAmbary Ke-1 1983 2 8

oK\tt'

\

8.

Pengkajian puisiAnalisis Romantik,Fenomenologis,Stilistik, danSemiotik

Sumiyadi Ke-1 2005 4, I

9. Teori Sastra KajianTeoridan Praktik M. Rafiek Ke-1 2010 5 I

, t /

M\

-l

10.Kamus bahasaIndonesia UntukPendidikan Dasar

Qonita Alya Edisi. April 2011 6 10 d

Page 89: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

11.

TeoridanbimbinganApresiasiSastralndonesia

Suroto Ke{ 1989 8,9,10, 11 ,13

12. Prinsip-PrinsipDasar Sastra

HenryGunturTarigan

Ke-10 1993

11,12,13,29,30

33,34,35,

"..96,39

14,24,30,31,32

13. Pengkajian Puisi RachmatDjoko

PradopoKe-1 1987 14 14 4

14. TeoridanApresiasi Puisi

J. HermanWaluyo Ke-1 1987 15,16,17,

1 8 ,191 5 ,1 6 ,1 I 4

15. A Short history ofGreek Literature

SuzanneSaid andMonique

Ke-3 1999 20 19(

16. Sari Kesusastraanlndonesia

J.S.Badudu

Ke-40 1986 21,22,24, 20,21 JI

17. Apresiasi Puisi Herman J.Waluyo

Revisi 2002 23,25 21,22

t

(

\

18. Anatomi Sastra M. AtarSemi

Ke-10

1988 26,32, 23,29, q19.

TeoridanPeriodisasi Puisilndonesia

DianieAMulJali l

Ke-1 1985 27,28 23, q

Page 90: ANALISIS UNSUR INTRINSIK DALAM KUMPULAN PUISI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24336/1/Syaiful... · analisis unsur intrinsik dalam kumpulan puisi tirani dan

Btdcrnatert FokokkeousaoSaanF|NA.2234UT

niksidan GayaBaham

Sari-SariKesusastraanlndonesia

] ' '