analisis perbedaan kewenangan dewan perwakilan daerah dan …

89
ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.) dalam Hukum Tata Negara Oleh: KARMILAWATI SPI PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI H / M

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN

DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM

SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S. ) dalam Hukum Tata Negara

Oleh:

KARMILAWATI

SPI

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

H / M

Page 2: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

i

Page 3: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

ii

Page 4: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

iii

Page 5: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

iv

MOTTO

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak

menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi

pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

Mendengar lagi Maha Melihat.1

1 Al-Quran Surah An-Nisa ayat

Page 6: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

v

PERSEMBAHAN

Sujud Syukur ku persembahkan kepada Allah Yang Maha Esa yang mana

telah memberikan saya kesabaran dalam mengerjakan skripsi ini,

menadahkan doa dalam syukur yang tiada kira, karya kecil ini ku

persembahkan untuk kedua orang tuaku Ayahanda (Mustofa kamal) dan

Ibuda (siti Rabi’ah) yang tak pernah lelah dalam mendidik dan

membesarkan ku. Serta Kakakku (kalimah, Spd.i), Abangku (Ma’ asik),

dan ayukku (Marjuli wati) terima kasih atas segala dukungan doa dan

motivasi, tidak ada yang dapat saya berikan selain ucapan terima kasih.

Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan kalian, dan semoga selalu

dalam lindungan-Nya.

Skripsi ini juga Saya persembahkan untuk dosen-dosen UIN STS Jambi,

dimana telah memberikan saya ilmu yang bermanfaat. Dan tak lupa untuk

dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu, serta dengan sabar

membantu saya dalam mengerjakan sikripsi ini. Semoga Allah membalas

jasa kalian dengan pahala yang tak terputus.

Dan untuk orang yang saya sayangi setelah keluarga (Rabuan). Terima

kasih karna telah banyak membantu, memberikan doa, motivasi serta

memberi semangat sehingga selesainya skripsi ini. Sehingga kebaikanmu di

berikan balasan yang tak terputus dan semoga allah senantiasa melindungi

dalam setiap langkamu.

Serta teman-teman seperjuangan Jurusan Hukum Tata Negara terimakasih

karena telah memberikan saya motivasi serta bantuan dan semangatnya

sehingga terselesainya skripsi ini. Semoga kalian selalu dalam lindungan-

Nya.

Page 7: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

vi

Page 8: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. WB

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan HidayatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tidak lupa pula, iringan sholawat serta

salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini penulis lakukan adalah untuk memenuhi tugas dari

salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana Strata satu (S ) pada

Fakultas Syariah Jurusan Hukum Tata Negara Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Skripsi ini yang berjudul ”Analisis Perbedaan

Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat

Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia’’

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data

maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama yaitu dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah terimakasih kepada

semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada Yang

Terhormat:

. Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi, MA, Ph.D sebagai Wakil Rektor I Bidang

Akademikdan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd

Page 9: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

viii

sebagai Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan

Keuangan, dan Ibu Dr. Fadhilah M.Pd. sebagai Wakil Rektor III Bidang

Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

. Bapak Dr. A.A Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

. Bapak Dr. Hermanto Harun L. Ph.D. Wakil Dekan bidang Akademik. Ibu

Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,M.HI, selaku Wakil Dekan bidang

Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan. Dan Ibu Yuliatin,

S.Ag.,M.HI, selaku Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

. Bapak Abdul Razak, SHI.,M.IS dan Ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum., M.Hum,

selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Syariah

UIN STS Jambi.

. Ibu Dr. Illy Yanti, M.Ag dan Bapak Juharmen, S.HI., M.Si selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II.

. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/ karyawati

Fakultas Syariah UIN STS JAMBI.

. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, saudara, serta keluarga besarku

yang senantiasa mendoakan kesuksesan, semoga Allah SWT menjadikan

keluarga kita penuh berkat, rahmat, hidayah dan karunia-Nya.

. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini baik langsung

maupun tidak langsung.

Page 10: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

ix

Page 11: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

MOTTO ......................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. ....................................................................................... Latar

Belakang Masalah ...................................................................

B. Rumusan Masalah .................................................................

C. Batasan Masalah ....................................................................

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................

E. Kerangka Teori dan Konseptual ............................................

F. Tinjaun Pustaka .....................................................................

G. Metode Penelitian ..................................................................

H. Sistematika Penulisan ............................................................

BAB II TEORI KEWENANGAN, LEMBAGA PERWAKILAN,

DEMOKRASI, DAN PEMILIHAN UMUM

A. Teori Kewenangan .................................................................

B. Lembaga Perwakilan ..............................................................

. .................................................................................... Teori

Lembaga Perwakilan ...........................................................

. .................................................................................... Fung

si lembaga Perwakilan ........................................................

C. Demokrasi ..............................................................................

D. Pemilihan Umum ..................................................................

. .................................................................................... Pengertian Pemilihan Umum ................................................

. .................................................................................... Asas-Asas Pemilihan Umum .................................................

BAB III SEKILAS TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN

DAERAH REPUBLIK INDONESIA

A. ....................................................................................... Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) .........

B. ....................................................................................... Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) .........

Page 12: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

xi

BAB IV ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN

PERWAKILAN DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DALAM SISTEM KETATANEGARAAN

INDONESIA

A. ....................................................................................... Perbedaan dan hubungan kewenangan Dewan Perwakilan

Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah dalam melaksanakan

tugas dan fungsi .......................................................................

B. ....................................................................................... Pegaruh kewenangan Dewan Perwakilan Daerah terhadap

Dewan Perwakilan Rakyat .......................................................

BAB IV PENUTUP

A. ....................................................................................... Kesi

mpulan .....................................................................................

B. ....................................................................................... Saran

..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

Page 13: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara demokrasi, pernyataan itu secara tegas termuat

dalam Pasal ayat ( ) Undang-Undang Dasar yang berbunyi “Kedaulatan

berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.

Kemudian Pasal ayat ( ) Undang-Undang Dasar menyebutkan bahwa

“Mejelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) dan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih

melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan Undang-Undang”.

Reformasi hukum melalui perubahan Undang-Undang Dasar ,

yang kemudian disebut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

(UUD NRI ). Semangat UUD NRI adalah mendorong terbangunnya

struktur ketatanegaraan yang lebih demokratis. Perubahan UUD sejak

reformasi telah dilakukan sebanyak empat kali, yaitu: perubahan pertama

disahkan tanggal Oktober ; perubahan kedua disahkan tanggal

Agustus ; perubahan ketiga disahkan tanggal November ; dan

perubahan keempat disahkan pada tanggal Agustus .2

Menurut Titik Triwulan Tutik menyatakan bahwa:

Perubahan Undang-Undang Dasar melahirkan bangunan

kelembagaan negara yang satu sama lain dalam posisi setara dan saling

melakukan cheks and balances. Mewujudkan supremasi hukum dan

keadilan, serta menjamin dan melindungi hak asasi manusia.

2Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Amandmeen UUD

, ( Jakarta: Prenada Media Group, ), hlm.

Page 14: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Kesetaraan dan ketersediaan saling kontrol inilah prinsip negara

demokrasi.3

Kekuasaan legislatif di Indonesia pada tingkat pusat dibagi atas dua

bagian yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (selanjutnya disebut DPR) dan Dewan

Perwakilan Daerah (selanjutnya disebut DPD). DPR merupakan perwakilan

kepentingan partai yang skalanya nasional, sedangkan DPD adalah lembaga

yang mewakili kewilayahan.

Sistem bikameral adalah wujud institusional dari lembaga perwakilan

atau parlemen sebuah Negara yang terdiri atas dua kamar (majelis).

Majelis yang anggotanya dipilih dan mewakili rakyat yang berdasarkan

jumlah penduduk secara generik disebut majelis pertama atau majelis

rendah, dan dikenal juga sebagai House of Representatives. Majelis

yang anggotanya dipilih atau diangkat dengan dasar lain (bukan jumlah

penduduk), disebut sebagai majelis kedua atau majelis tinggi dan di

sebagian besar negara ( ) disebut sebagai Senat.4

Dengan adanya sistem parlemen bikameral atau dua kamar bertujuan

untuk mencegah kesalahan legislasi yang dilakukan oleh satu kamar, dan untuk

menciptakan prinsip saling mengontrol dalam parlemen, serta agar kebijakan

atau keputusan yang dibuat memperoleh dukungan mayoritas (supermajority)

sehingga lebih dapat diterima dan stabil.5

DPR RI merupakan cermin representasi politik, sedangkan DPD RI

mencerminkan prinsip representasi territorial atau regional (regional

representation). Jadi keberadaan DPD RI disini bertujuan untuk lebih

mengakomodasi aspirasi daerah dan sekaligus memberi peran yang lebih besar

kepada daerah dalam proses pengambilan keputusan politik untuk hal-hal yang

berkaitan langsung dengan kepentingan daerah. Selain itu DPD juga

3Ibid, hlm.

4Dwi Reni Purnomowati, Implementasi Sistem Parlemen Bikameral dalam Parlemen di

Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, ), hlm. 5Ibid, hlm.

Page 15: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

diharapkan hadir sebagai lembaga yang mampu membantu untuk mengatasi

kesenjangan yang terjadi antar pusat dan daerah sesuai semangat otonomi

daerah yang menjamin keadilan, demokrasi, dan jaminan keutuhan integritas

wilayah Negara.6

Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Tahun telah

membawa perubahan yang cukup mendasar tidak hanya pada tatanan

kenegaraan dan sistem pemerintahan saja tetapi juga terhadap beberapa

lembaga negara. Pada salah satu sisi, ada lembaga negara yang mendapat

proporsi baru yaitu dengan bertambahnya kewenangan secara signifikan di

dalam konstitusi.

Salah satu hasil reformasi konstitusi adalah dibentuknya satu lembaga

Negara baru dalam cabang kekuasaan legislatif, yaitu Dewan

Perwakilan Daerah sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

Dasar Tahun hasil sidang tahunan Majelis Permusyawaratan

Rakyat tahun . Namun secara faktual, kelahiran Dewan

Perwakilan Daerah baru terjadi pada tanggal Oktober , yang

ditandai oleh pelantikan dan pengambilan sumpah/janji para anggota

Dewan Perwakilan Daerah sebagai hasil Pemilu April .7

Sistem perwakilan politik menghasilkan wakil-wakil politik, sistem

perwakilan territorial menghasilkan wakil-wakil daerah, sedangkan sistem

perwakilan fungsional menghasilkan wakil-wakil golongan fungsional. DPD

merupakan perwujudan sistem perwakilan teritorial dan DPR sebagai

perwakilan politik.8

Keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat dengan Dewan Perwakilan

Daerah dipilih oleh rakyat secara langsung melalui proses Pemilihan Umum

6Jimly Asshiddiqie, Perkembangan Dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi

(Jakarta: Sinar Grafika, ), hlm.

7Mariam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, ),

hlm. -

8Dwi Reni Purnomowati, Implementasi Sistem Parlemen ...., hlm.

Page 16: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

sebagai wujud demokrasi yang mengusung asas kebebasan dalam

pelaksanaanya harus menjamin bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki hak

yang sama untuk diwakili oleh orang-orang yang mereka pilih. Pelaksanaan

pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang saat ini dalam

sistem Negara Indonesia dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur dan adil sebagaimana diamanatkan dalam Pasal E Undang-Undang

Dasar Tahun yang selanjutnya diatur dalam Undang-Undang Nomor

Tahun Tentang Pemilihan Umum.

Letak perbedaan antara DPR dan DPD pada hakikat kepentingan yang

diwakilinya masing-masing. Dewan Perwakilan Rakyat dimaksud untuk

mewakili rakyat, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dimaksudkan untuk

mewakili daerah-daerah, perbedaan hakikat ini penting untuk menghindari

pengertian keterwakilan ganda mengartikan fungsi parlemen yang dijalankan

oleh kedua lembaga tersebut.9

Kekuasaan DPR terkait dengan fungsinya diatur dalam Pasal ayat

sampai ayat Undang-Undang Dasar Tahun yang menentukan:

. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk

undang-undang.

. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan

Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan

bersama.

. Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan

bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi

dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

Pada Pasal A ayat Undang-Undang Dasar Tahun menentukan

bahwa DPR memiliki fungsi yaitu fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.

9Ibid, hlm.

Page 17: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Fungsi legislasi mempertegas kedudukan DPR sebagai lembaga legislatif yang

menjalankan kekuasaan membentuk undang-undang. Penegasan fungsi DPR

dalam UUD itu akan sangat mendukung pelaksanaan tugas DPR sehingga

DPR makin berfungsi sesuai dengan harapan dan tuntutan rakyat.

Dalam pelaksanaan fungsi DPR selanjutnya dipertegas sebagaimana

diatur dalam Pasal Undang-Undang Nomor Tahun Tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor Tahun Tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menentukan

bahwa DPR berwenang:

a. Membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk

mendapat persetujuan bersama

b. Memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan

terhadap peraturan pemerintah pengganti undang-undang yang

diajukan oleh Presiden untuk menjadi undang-undang;

c. Membahas rancangan undang-undang yang diajukan oleh Presiden

atau DPR;

d. Membahas rancangan undang-undang yang diajukan DPD mengenai

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya

alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan

keuangan pusat dan daerah;

e. Membahas bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan

DPD dan memberikan persetujuan atas rancangan undang-undang

tentang APBN yang diajukan oleh Presiden;

f. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan

oleh DPD atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi

daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,

hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan

sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,

pendidikan, dan agama;

g. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang

dan membuat perdamaian dengan negara lain;

h. Memberikan persetujuan atas perjanjian internasional tertentu yang

menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat

Page 18: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan

perubahan atau pembentukan undang-undang;

i. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian

amnesti dan abolisi;

j. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal mengangkat

duta besar dan menerima penempatan duta besar negara lain;

k. Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD;

l. Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan

pemberhentian anggotaKomisi Yudisial;

m. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi

Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden; dan

n. Memilih (tiga) orang hakim konstitusi dan mengajukannya kepada

Presiden untuk diresmikan dengan keputusan Presiden.”

Selanjutnya mengenai kewenangan DPD diatur dalam Pasal D ayat

sampai Undang-Undang Dasar Tahun yang menentukan kewenangan

DPD yaitu:

. Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat rancangan undang- undang yang berkaitan

dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan

dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber

daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan

keuangan pusat dan daerah, serta yang berkaitan dengan

perimbangan keuangan pusat dan daerah.

. Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-

undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat

dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah;

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,

serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan

pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan

undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama.

. Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas

pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi daerah,

pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan

pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil

pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan

pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

Kewenangan DPD dipertegas dalam pengaturan Pasal ayat

Undang-Undang Nomor Tahun Tentang Majelis Permusyawaratan

Page 19: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah yang menentukan bahwa DPD mempunyai

wewenang dan tugas:

a. Mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya

alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan

perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR;

b. Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan hal

sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. Menyusun dan menyampaikan daftar inventaris masalah rancangan

undang-undang yang berasal dari DPR atau Presiden yang berkaitan

dengan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

d. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-

undang tentang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan

dengan pajak, pendidikan, dan agama;

e. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang

mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan

penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan

sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan

APBN, pajak, pendidikan, dan agama;

f. Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang

mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan

penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan

undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR

sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti;

g. Menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK sebagai

bahan membuat pertimbangan kepada DPR tentang rancangan

undang-undang yang berkaitan dengan APBN;

h. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota

BPK;

i. Menyusun program legislasi nasional yang berkaitan dengan

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya

alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan

perimbangan keuangan pusat dan daerah; dan

j. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas rancangan peraturan

daerah dan peraturan daerah.

Dilihat dari pengaturan di atas bahwa perbedaan Kewenangan Dewan

Perwakilan Daerah Dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam sistem

Page 20: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

ketatanegaraan Indonesia memiliki kewenangan yang berbeda dalam bidang

legislasi, anggaran dan pengawasan.

DPD dalam melaksanakan fungsi legislasi hanya memiliki kewenangan

dalam mengajukan rancangan undang-undang, ikut membahas, menyusun dan

menyampaikan daftar inventaris yang berkaitan dengan otonomi daerah,

hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan

daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta

yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR,

dan juga kewenangan yang terbatas dalam memberikan pertimbangan kepada

DPR atas rancangan undang-undang tentang APBN dan rancangan undang-

undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.10

Dari pengaturan di atas dapat juga dikemukakan bahwa hubungan

antara DPR dengan DPD dalam melaksanakan kewenangannya dalam bidang

legislasi bahwa DPR membahas rancangan Undang-Undang yang diajukan

DPD yang terbatas pada beberapa bagian saja yang ditentukan dalam Undang-

Undang dan DPR membahas bersama Presiden dengan memperhatikan

pertimbangan DPD.

Menurut Bagir Manan, bahwa DPD lebih nampak sebagai badan

komplementer DPR daripada sebuah kamar dalam sistem dua kamar.11

Selanjutnya menurut Jimly Asshiddiqie bahwa “DPD sebenarnya lebih tepat

10Ibid, hlm.

11Ibid, hlm. .

Page 21: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

disebut sebagai Dewan Pertimbangan DPR daripada Dewan Perwakilan

Daerah”.12

Dengan kewenangan yang telah diatur, dapat dipahami bahwa dominasi

legislatif masih tetap ada pada DPR, sedangkan utusan daerah hanya sebagai

simbol dalam rangka mengganti utusan daerah yang lama, bedanya utusan

daerah yang baru dipilih oleh rakyat secara langsung berdasarkan wilayah

pemilihan.

Permasalahan yang terjadi bahwa kedudukan lembaga DPR RI dan

DPD RI sebagai lembaga legilatif yang kewenangannya diatur dalam Undang-

Undang Dasar Tahun dan selanjutnya diatur dalam Undang-Undang

Nomor Tahun Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

Tahun Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

telah menjadikan kewenangan yang jauh berbeda diantara kedua lembaga

tersebut, padahal kedua lembaga tersebut dilihat dari sisi kedudukannya sama-

sama dipilih melalui proses pemilihan umum dan merupakan refresentasi

kepentingan masyarakat di daerah. sehingga dengan kewenangan yang ada

pada DPD RI tidak mencerminkan sisi penting kedudukannya sebagai lembaga

perwakilan, akibat keputusan hanya dapat diambil oleh lembaga perwakilan

DPR RI.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa telah terjadi

disharmonisasi kedudukan dan fungsi antara DPD dan DPR. Hal ini

12

Jimly Asshiddiqie, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam

UUD , (Yogyakarta: UII Press, ), hlm. .

Page 22: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

disebabkan oleh karena terjadi ketidakseimbangan antara tugas dan wewenang

yang diemban antara DPD dan DPR selaku Lembaga Perwakilan Rakyat

karena kedua lembaga tersebut diisi oleh orang-orang yang dipilih rakyat

melalui proses pemilihan umum.

Dari pengaturan yang ada, terlihat masalah bahwa kewenangan DPD

dalam melaksanakan fungsi legislasi yang masih terbatas, sehingga DPD tidak

mampu menjadi rekanan yang dapat menciptakan check and balance terhadap

DPR. Akibatnya, DPD tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal dan

produktif layaknya kamar kedua dalam sistem parlemen bikameral.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian

mengenai perbedaan Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia mengingat bahwa

kedua lembaga tersebut memiliki hubungan dalam menjalankan

kewenangannya sebagai bentuk kekuasaan legislatif, hal ini menjadi menarik

karena salah satunya dalam pembentukan Undang-Undang sebagai

kewenangan Legislasi kewenangan DPD terbatas pada hal-hal tertentu, dan

juga kewenangannya DPD hanya sebatas pada mengajukan usulan dan ikut

membahas pada Undang-Undang tertentu saja sehingga tidak menunjukkan

adanya keseimbangan antar kedua lembaga tersebut.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai perbedaan kewenangan Dewan Perwakilan

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam menjalankan tugas dan fungsinya

dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.

Page 23: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang termuat pada pendahuluan atau latar belakang,

maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

. Bagaimana perbedaan dan hubungan kewenangan Dewan Perwakilan

Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah dalam melaksanakan tugas dan

fungsi?

. Bagaimana sebab dan akibat perbedaan antara kewenangan Dewan

Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah?

C. Batasan Masalah

Sebagai dari awal proses penelitian adalah batasan terhadap

permasalahan yang dikaji, karena apapun jenis penelitiannya yang menjadi titik

tolak tetap bersumber pada masalah. Tanpa masalah penelitian tidak akan

pernah dilakukan. Pembatasan masalah dilakukan dengan harapan pembahasan

ini menjadi fokus pada titik permasalahan tertentu dan tidak melebar pada

permasalahan tertentu dan tidak melebar pada permasalahan lainnya.

Mengingat luasnya permasalahan yang akan di bahas, maka penulis

memandang perlunya batasan masalah agar tidak terjadinya kesalah pahaman

dalam pembahasan ini. Dalam pembahasan ini penulisan hanya membahas

mengenai analisis perbedaan Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dan

Dewan Perwakilan Rakyat dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

. Tujuan Penelitian

Page 24: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Sesuai dengan rumusan masalah yang ditentukan, maka dalam

peneltian ini ditetapkan tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui perbedaan dan hubungan kewenangan Dewan

Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah dalam melaksanakan

tugas dan fungsi.

b. Untuk mengetahui sebab dan akibat perbedaan antara kewenangan

Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah.

. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terdiri aras manfaat teoritis dan

manfaat praktis sebagai berikut:

a. Secara teoritis diharapkan bermanfaat untuk memperkaya kajian

perpustakaan khususnya dalam Hukum Tata Negara mengenai Analisis

Perbedaan Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan

Pewakilan Rakyat dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia.

b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran bagi para akademisi hukum.

E. Kerangka Teori dan Konseptual

. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, untuk melengkapi suatu penelitian perlunya

disusun suatu kerangka teori, agar dapat mendukung konsep penelitian

Page 25: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

mengenai analisis perbedaan Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dan

Dewan Perwakilan Rakyat dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia penulis

mengacu kepada teori-teori yaitu:

. Teori Negara Hukum

Istilah negara hukum merupakan terjemahan dari istilah

“rechtsstaat”. Latar belakang timbulnya pemikiran negara hukum itu

merupakan reaksi terhadap kesewenangan-wenangan di masa lampau.

Oleh karena itu unsur-unsur negara hukum mempunyai hubungan yang

erat dengan sejarah dan perkembangan masyarakat dari suatu bangsa.13

Menurut Titik Triwulan Tutik bahwa

Pemikiran negara hukum di mulai sejak Plato dengan konsepnya

“bahwa penyelenggaraan negara yang baik adalah yang didasarkan

pada pengaturan (hukum) yang baik yang di sebut dengan istilah

nomoi”. Kemudian ide tentang negara hukum populer pada abad

ke- sebagai akibat dari situasi politik di Eropa yang didominasi

oleh absolutisme.14

Dalam perkembangnya, konsep tentang negara hukum mengalami

perumusan yang berbeda-beda. Pemikiran atau konsepsi manusia

merupakan anak zaman yang lahir dan berkembang dalam situasi

kesejarahan dengan berbagai pengaruhnya. Pemikiran atau konsepsi

manusia tentang negara hukum juga lahir dan berkembang dalam situasi

kesejarahan. Oleh karena itu, meskipun konsep negara hukum dianggap

sebagai konsep universal, pada dataran implementasi ternyata memiliki

karakteristik beragam.Hal ini dikarenakan adanya pengaruh-pengaruh

13Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia ...., hlm.

14

Ibid. hlm.

Page 26: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

situasi kesejarahan, di samping pengaruh falsafah bangsa, ideologi

negara, dan lain-lain.15

Secara historis dan praktis, konsep negara hukum

muncul dalam berbagai model seperti:

) Negara hukum menurut nomokrasi islam

Konsep nomokrasi islam mendasarkan pada nilai-nilai yang

terkandung pada Al-Quran dan Al- Sunnah. Nomokrasi islam

adalah suatu negara hukum yang memiliki prinsip prinsip umum

sebagai berikut (prinsip kekuasaan sebagai amanah, prinsip

musyawarah, prinsip keadilan, prinsip persamaan, prinsip

pengakuan dan perlindungan setiap hak-hak asasi manusia,

prinsip peradilan bebas, prinsip perdamaian, prinsip

kesejahteraan, dan prinsip ketaatan rakyat).16

) Negara hukum menurut konsep Eropa Kontinental yang

dinamakan rechtsstaat.

Konsep rechtsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang

absolutisme sehingga sifatnya revolusioner, konsep rechtsstaat

bertumpu atas sistem Hukum Kontinental yang disebut civil law.

Karakteristik civil law adalah administratif.17

) Negara hukum menurut konsep Anglo Saxon (rule of law)

15Rozikin Daman, Hukum Tata Negara, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, ), hlm.

16

Tahir Azhary, Negara Hukum, (Jakarta : Kencana, ),hlm. -

17Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta : Raja Grafindo Persada, ),

hlm.

Page 27: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

konsep rule of law berkembang secara evolusioner. Konsep the

rule of law bertumpu atas sistem Hukumyang disebut common

law. Karakteristik common law adalah judicial.18

) Konsep socialist legality

Social legality adalah suatu konsep yang dianut di negara-negara

komunis/sosialis yang tampaknya hendak mengimbangi konsep

rule of law yang dipelopori oleh negara-negara anglo-saxon.19

) Konsep negara hukum pancasila

Negara hukum pancasila dengan bertitik pangkal dari asas

kekeluargaan yang tercantum dalam Undang-undang Dasar

Dalam asas kekeluargaan maka yang diutamakan adalah

“rakyat banyak namun harkat dan martabat manusia tetap

dihargai”. Pasal Undang-undang Dasar mencerminkan

secara khas asas kekeluargaan ini. Dalam pasal ini ada suatu

penjelasan bahwa yang terpenting ialah kemakmuran

masyarakat dan bukan kemakmuran orang seorang, namun

orang seorang, berusaha sejauh tidak mengenai hajat hidup

orang banyak.20

. Teori Lembaga Negara

Mengacu pada konsep trias politika \ ajaran Montesquieu

pembagian kekuasaan negara dibedakan menjadi kekuasaaan legislatif,

18Ibid, hlm.

19Tahir Azhary, Negara Hukum...., hlm.

20

Ibid, hlm.

Page 28: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif.21

Esensinya adalah

mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasan oleh penguasa atas dasar

kekuasan, dengan harapan hak-hak asasi warga negara lebih terjamin.

Hak-hak warga negara dapat dijamin jika fungsi-fungsi kekuasaan tidak

dipegang oleh satu orang atau badan, akan tetapi dibagikan pada

beberapa orang atau badan yang terpisah. Kekuasaan trias politika telah

mengemukakan fungsi untuk membentuk undang undang menjadi

kewenangan legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat), fungsi menjalankan

undangundang yang telah dibuat oleh lembaga legislatif, menjadi

kewenangan eksekutif dan fungsi untuk melakukan pengawasan atau

kontrol atas pelaksanaan undang-undang menjadi kewenangan

yudikatif.22

Trias politika dalam sistem kekuasaan pemerintahan menjadi bahan

rujukan dan pilihan bagi negara-negara yang hendak membentuk

pemerintahannya sesuai kondisi dan kultur di negara masing-masing.

Trias politika pemerintahan negara terdiri dari tiga macam kekuasaan

yang dikenal dengan kekuasaan legislatif atau kekuasaan membuat

undang- undang, kekuasaan eksekutif atau kekuasaan melaksanakan

undang-undang dan kekuasaan yudikatif atau kekuasan untuk mengadili

atas pelanggaran undang-undang.

Teori pembagian kekuasaan sangat diperlukan dalam sistem suatu

ketatanegaraan, dikarenakan para penyelenggara negara mereka bukanlah

21 Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, (Jakarta : Sekretariat Jendral

dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, ), hlm.

22Ibid, hlm.

Page 29: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

manusia malaikat, tetapi manusia mempunyai kecenderungan

memperluas dan memperpanjang kekuasaannya dengan mengabaikan

hak-hak rakyat. Untuk itu diperlukan suatu sistem saling mengawasi

secara seimbang (check and balance). Operasionalisasi dari teori check

and balance menurut fuadi, dapat dilakukan melalui:

) Pemberian kewenangan terhadap suatu tindakan kepada lebih

dari satu cabang pemerintahan.

) Pemberian kewenangan pengangkatan pejabat tertentu kepad

lebih dari satu cabang pemerintahan.

) Upaya hukum dari cabang pemerintahan yang satu terhadap

cabang yang lainnya.

) Pengawasan langsung dari satu cabang pemerintahan terhadap

cabang pemerintahan lainnya.

) Pemberian kewenangan kepada pengadilan sebagai pemutus

kata akhir bila ada konflik kewenangan antara eksekutif dan

legislatif.23

. Teori Pembagian Kewenangan

Kewenangan adalah merupakan hak menggunakan wewenang yang

dimiliki seorang pejabat atau institusi menurut ketentuan yang berlaku,

dengan demikian kewenangan juga menyangkut kompetensi tindakan

hukum yang dapat dilakukan menurut kaedah-kaedah formal, jadi

kewenangan merupakan kekuasaan formal yang dimiliki oleh pejabat

atau institusi.24

Menurut H.D Stout wewenang adalah pengertian yang berasal dari

hukum organisasi pemerintahan, yang dapat dijelaskan sebagai

seluruh aturan-atura yang berkenaan dengan perolehan dan

penggunaan wewenang-wewenang pemerintahan oleh subjek

hukum publik didalam hubungan hukum publik.25

23Ibid, hlm.

24

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, ), hlm.

25Ibid, hlm.

Page 30: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Penyelenggaraan Negara baik eksekutif dan juga legislatif harus

memiliki legitimasi, yaitu kewenangan yang diberikan oleh Undang-

Undang. Pemerintah dalam melakukan suatu tindakan harus berdasarkan

hukum yang ada, dan hukum tersebut merupakan pembatas bagi setiap

tindakan pemerintah agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang.

Berdasarkan definisi kewenangan tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa kewenangan merupakan suatu hak yang dimiliki

oleh seorang pejabat atau institusi yang beritindak menjalankan

kewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Indroharto, mengemukakan tiga macam kewenangan yang

bersumber dan peraturan perundang-undangan. Kewenangan itu,

meliputi: atribusi, delegasi dan mandat.26

Atribusi ialah pemberian kewenangan oleh pembuat undang-

undang sendiri kepada suatu organ pemerintahan, baik yang sudah ada

maupun yang baru sama sekali. Legislator yang kompeten untuk

memberikan atribusi wewenang itu, dibedakan antara:

. Yang berkedudukan sebagai original legislator di tingkat pusat

adalah MPR sebagai pembentuk konstitusi (konstituante) dan

DPR bersama sama pemerintah sebagai yang melahirkan suatu

undang-undang, dan di tingkat daerah adalah DPRD dan

pemerintah daerah yang melahirkan peraturan daerah;

. Yang bertindak sebagai delegated legislator, seperti presiden

yang berdasarkan pada suatu ketentuan undang-undang

mengeluarkan peraturan pemerintah di mana diciptakan

26

Indroharto, Usaha Memahami Undang-undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

(Jakarta: Pustaka Harapan, ), hlm.

Page 31: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

wewenang-wewenang pemerintahan kepada Badan atau Jabatan

TUN tertentu.27

Delegasi adalah penyerahan wewenang yang dipunyai oleh organ

pemerintahan kepada organ yang lain. Dalam delegasi mengandung suatu

penyerahan, yaitu apa yang semula kewenangan si A, untuk selanjutnya

menjadi kewenangan si B. Kewenangan yang telah diberikan oleh

pemberi delegasi selanjutnya menjadi tanggung jawab penerima

wewenang.28

Mandat diartikan sebagai tidak terjadi suatu pemberian wewenang

baru maupun pelimpahan wewenang dan Badan atau Pejabat TUN yang

satu kepada yang lain. Tanggung jawab kewenangan atas dasar mandat

masih tetap pada pemberi mandat, tidak beralih kepada penerima

mandat.29

. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan suatu kerangka yang didasarkan

pada suatu peraturan perundang undangan tertentu dan juga berisikan

defenisi-defenisi yang dijadikan pedoman dalam penulisan proposal skripsi

ini. Untuk itu akan menguraikan secara ringkas tentang maksud dari

pemilihan judul dalam proposal skripsi ini, sebagai berikut:

. Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya, pemecahan persoalan yang

27

Ibid

28

Ibid, hlm.

29

Ibid

Page 32: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

dimulai dengan dugaan akan kebenarannya serta penjabaran sesudah

dikaji sebaik-baiknya.30

Menurut Robert J. Schreiter pengertian analisis

adalah membaca teks yang melokalisasikan berbagai tanda dan

menempatkan tanda-tanda tersebut dalam interaksi yang dinamis, dan

pesan-pesan yang disampaikan.31

. Perbedaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perbedaan berasal dari

kata dasar beda yang berarti sesuatu yang menjadikan berlainan (tidak

sama) atau berarti ketidaksamaan, sedangkan perbedaan diartikan sebagai

perihal yang berbeda; perihal yang membuat berbeda.32

. Kewenangan

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata wewenang disamakan

dengan kata kewenangan, yang diartikan sebagai hak dan kekuasaan

untuk bertindak, kekuasaan membuat keputusan, memerintah dan

melimpahkan tanggung jawab kepada orang/badan lain.33

Berdasarkan definisi kewenangan di atas, penulis berpendapat

bahwa kewenangan merupakan suatu hak yang dimiliki oleh seorang

pejabat atau institusi yang bertindak menjalankan kewenangannya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

. Dewan Perwakilan Daerah

30

http://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-analisis.html, akses Oktober 31

Ibid 32

https://kbbi.web.id/beda, akses Oktober

33Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga, (Jakarta: PT. Balai Pustaka (Persero), ), hlm.

Page 33: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun

sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor Tahun

Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah dalam Pasal Angka ditentukan bahwa “Dewan Perwakilan

Daerah yang selanjutnya disingkat DPD adalah Dewan Perwakilan

Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun .

Kewenangannya Dewan Perwakilan Daerah diatur dalam Pasal

D Undang-Undang Dasar Tahun menyatakan sebagai berikut:

. Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat rancangan undang- undang yang berkaitan

dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi

lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta

yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.

. Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-

undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat

dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan

daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah;

serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan

Rakyat atas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan

pajak, pendidikan dan agama.

. Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas

pelaksanaan undang-undang mengenai : otonomi daerah,

pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan

pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber

daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan

belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta

menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan

Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk

ditindaklanjuti.

Page 34: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah ini kemudian

dipertegas oleh Undang-Undang Nomor Tahun tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor Tahun tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Disebutkan

dalam pasal ayat ( ) sebagai berikut:

a. Mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber

daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang

berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah

kepada DPR;

b. Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan

dengan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. Menyusun dan menyampaikan daftar inventaris masalah

rancangan undang-undang yang berasal dari DPR atau Presiden

yang berkaitan dengan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf

a;

d. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-

undang tentang APBN dan rancangan undang-undang yang

berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;

e. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang

mengenai daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan

daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya

alam, dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN,

pajak, pendidikan, dan agama;

f. Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-

undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran,

dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi

lainnya, pelaksanaan undang-undang APBN, pajak, pendidikan,

dan agama kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk

ditindaklanjuti;

g. Menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK

sebagai bahan membuat pertimbangan kepada DPR tentang

rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan APBN;

h. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan

anggota BPK;

i. Menyusun program legislasi nasional yang berkaitan dengan

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

Page 35: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber

daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang

berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah; dan

j. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas rancangan peraturan

daerah dan peraturan daerah.

. Dewan Perwakilan Rakyat

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Tahun

sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor Tahun

Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah dalam Pasal Angka ditentukan bahwa “Dewan Perwakilan

Rakyat yang selanjutnya disingkat DPR adalah Dewan Perwakilan

Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun .

Berdasarkan Pasal Ayat Undang-Undang Dasar Tahun

ditentukan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan

membentuk undang-undang”. Selanjutnya dalam Pasal A ditentukan

bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi

anggaran, dan fungsi pengawasan.”

. Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Sistem Ketatanegaraan Indonesia dilaksanakan berdasarkan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun . Dalam

Pasal Ayat ( ) mengamanatkan bahwa “kedaulatan berada di tangan

rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. Selain itu,

berdasarkan Pancasila maka dianut pula prinsip kerakyatan yang

Page 36: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Sehingga untuk melaksanakan kedaulatan rakyat berdasarkan kerakyatan

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, perlu diwujudkan lembaga perwakilan

rakyat dan lembaga perwakilan daerah yang mampu mengejewantahkan

nilai-nilai demokrasi serta dapat menyerap dan memperjuangakan

aspirasi rakyat, termasuk kepentingan daerah, agar sesuai dengan

tuntutan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Amandemen UUD dilakukan sebanyak tahap pada periode

- . Perubahan ini akhirnya berimplikasi juga terhadap lembaga

perwakilan di Indonesia. Salah satu gagasan fundamental yang sudah

diadopsi yaitu anutan prinsip pemisahan kekuasaan (separation of power)

dengan segala implikasinya. Dalam perubahan pertama dan kedua UUD

Pasal ayat ( ) kekuasaan untuk membentuk undang-undang

(UU) itu ditegaskan berada ditangan DPR, sedangkan Presiden menurut

Pasal ayat ( ) ditentukan hanya berhak mengajukan rancangan undang-

undang (RUU) kepada DPR. Perubahan ini menegaskan terjadinya

pergeseran kekuasaan legislatif dari Presiden ke DPR, dengan

konsekuensi berubah pula pengertian tentang anutan prinsip pembagian

kekuasaan menjadi pemisahan kekuasaan.34

F. Tinjauan Pustaka

34

Jimly Asshiddiqie, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi,

(Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, ), hlm, .

Page 37: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

. Skripsi yang di susun oleh Ahmad Rosidi ini yang berjudul tentang “

kewenangan dewan Perwakilan Daerah dalam sistem ketatanegaraan

republik indonesia berdasarkan undang-undang dasar negara republik

indonesia tahun ” menyatahkan bahwa adanya pembatas terhadap

bentuk kewenangan dibidang legislasi tersebut, yaitu hanya terhadap

mengajukan rancangan undang-undang, ikut membahas, dan memberikan

pertimbangan, adalah jelas merupakan penyimpangan dari status dan kondisi

yang dikehendaki dari pembentukan Dewan Perwakilan Daerah yang

merupakan lembaga perwakilan; Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah

dalam pembentkan undang-undang sangat lemah. Artinya bentuk

Kewenangan yang melekat pada dewan perwakilan daerah tersebut hanya

terbatas pada kegiatan untuk mengajukan rancangan undang-udang, ikut

membahas, dan memberikan pertimbangan, tetapi tidak di beri kewenangan

untuk ikut memutuskan rancangan undang-undang. Bagaimana yang dapat

diterima untuk dijadikan sebagai undang-undang, sehingga dengan

pengaturan yang demikian tersebut agar Kedudukan Dewan Perwakilan

Daerah lebih kuat, maka kedepannyan DPD harus diberi Kewenangan ikut

menetapkan undang-undang khususnya yang menjadi Kewenangan Dewan

Perwakilan Daerah seperti yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan

pusat dan daerah, pembentukan, dan pemekaran, serta penggabungan daerah,

pengelolaan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan

perimbangan keuangan pusat dan daerah. Sehingga DPD akan mampu

Page 38: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

memposisikan dirinya sebagai lembaga legislatif wakil dari daerah untuk

menyalurkan aspirasi dan kepentingan-kepentingan daerah secara optimal.35

. Skripsi yang disusun oleh Afandi Ranriady yang berjudul tentang”Implikasi

Hukum Terhadap Kewenangan dan Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia Pasca Putusnya Mahkamah Konstitusi” yang

menyimpulkan bahwa semangat MK untuk meletakkan kontruksi legislasi

dengan mengembalikan kewenangan DPD sejalan dengan amanat UUD

patut diapresiasi. Berdasarkan putusan mahkamah konstitusi Nomor /PUU-

X/ maka hubungan DPR, DPD dan presiden dalam pembentukan

undang-undang didudukan kembali wewenangnya oleh mahkamah konstitusi.

Dengan demikian DPD dapat mengartikulasikan dan mengagregasikan

kepentingan daerah dalam proses kebijakan nasional yang berkaitan dengan

daerah. Para anggota DPD mempunyai kesempatan untuk melakukan

trasformasi asfirasi dan mandat masyarakat menjadi produk kebijakan

nasional. Marwah itulah yang ssepertinya masuk kedalam relung batin

keadailan hakim kostitusi. Kemudian muncul tekad mempertegas batas-batas

kekuasaan dan wewenang lembaga-lembaga negara dan menepatkan

berdasarkan fungsi-fungsi penyelenggara negara berdasar check and

balances.36

G. Metode Penelitian

35

Ahmad Rosidi. Kewenagan Dewan Perwakilan Daerah dalam sistem ketatanegaraan

republik indonesia berdasarkan undang-undang dasar negera republik indonesia tahun ,

Skripsi Universitas Mataram, ( ), hlm.

36Arfandy ranriady, ‘’implikasi hukum terhadap kewenangan dan kedudukan dewan

perwakilan daerah republik indonesia pasca putusan mahkamah konstitusi, Skripsi Universitas

Hasanuddin Makasar, ( ), hlm.

Page 39: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

. Tipe Penelitian

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian hukum normatif

(yuridis normatif) yaitu suatu proses untuk menemukan aturan hukum,

prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu

hukum yang dihadapi mengenai analisis perbedaan Kewenangan Dewan

Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam Sistem

Ketatanegaraan Indonesia.37

. Pendekatan Penelitian

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan.Ada lima

pendekatan dalam penelitian hukum,pendekatan-pendekatan yang

digunakan di dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-

undang (statute approach), pendekatan kasus (case approach),

pendekatan historis (historical approach), pendekatan komparatif

(comparative approach), dan pendekatan konseptual (conceptual

approach).38

Dilihat dari kajian hukum yang diangkat dari penelitian ini, yaitu

mengenai analisis perbedaan Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dan

Dewan Perwakilan Rakyat dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, maka

metode pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan undang-

undang (statute approach). Pendekatan undang-undang dilakukan dengan

menelaah semua undang-undang dan regulasi yang berkaitan dengan isu

hukum yang diteliti.

Untuk lebih mendalami permasalahan yang diteliti, maka selain

menggunakan pendekatan undang-undang (statute approach), dalam

penelitian ini juga digunakan pendekatan konseptual (conceptual approach).

37

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cetakan ke- ,(Jakarta: Kencana, ),

hlm. 38

Ibid, hlm.

Page 40: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Pendekatan konseptual dilakukan dengan mempelajari pandangan-

pandangan, doktrin-doktrin, asas-asas serta teori-teori yang berkembang di

dalam ilmu hukum yang mempunyai relevansi dengan masalah yang diteliti.

. Pengumpulan Bahan Hukum

Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif, maka bahan

utama yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah data sekunder, yaitu

bahan-bahan hukum yang bersumber dari kepustakaan (penelitian

kepustakaan). Adapun penelitian bahan-bahan hukum yang digunakan

dalam penelitian kepustakaan ini antara lain adalah:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yakni dengan mempelajari peraturan

perundang-undangan yang berhubungan dengan masalah yang akan

ditulis yaitu:

. Undang-Undang Dasar Tahun

. Undang-Undang Nomor Tahun Tentang tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor Tahun tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

. Undang-Undang Nomor Tahun Tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, diantaranya diperoleh dengan

Page 41: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

mempelajari literatur, berupa publikasi yang bukan merupakan dokumen-

dokumen resmi, meliputi buku-buku hukum, hasil penelitian, jurnal

hukum, berbagai website alamat di internet, majalah/koran, skripsi,

thesis, dan disertasi.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu berupa bahan yang memberikan

definisi, petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

sekunder, meliputi kamus umum dan kamus hukum.

. Analisis Bahan Hukum

Analisis yang digunakan dalam skripsi ini adalah dengan cara:

a. Menginterpretasikan semua peraturan perundang-undangan sesuai

masalah yang dibahas.

b. Menilai bahan-bahan hukum yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

c. Mengevaluasi peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan

masalah yang dibahas.

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan proposal skripsi ini ditulis dalam rangkaian yang

sistematis, antara bagian-bagian di dalamnya satu dengan yang lainnya saling

berkaitan erat. Guna memberikan gambaran umum hasil proposal skripsi ini

maka penulis membagi empat bagian yang terdiri atas empat bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Page 42: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Bab ini disajikan mengenai latar belakang yang merupakan

dasar pemikiran yang mencakup: Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Dan Manfaat

Penelitian, Kerangka Teori dan Konseptual, Tinjauan Pustaka,

Metode Penelitan serta Sistematika Penulisan

BAB II TEORI KEWENANGAN, LEMBAGA PERWAKILAN,

DEMOKRASI, DAN PEMILIHAN UMUM

Pada bab ini memuat uraian tentang teori kewenangan, lembaga

perwakilan, demokrasi dan pemilihan umum yang akan

menguraikan pengertian dan asas-asas.

BAB III SEKILAS TENTANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH

DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Pada bab ini akan menguraikan tentang Dewan Perwakilan

Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat yang terdiri dari

pengertian dan kewenangan dalam hal tugas dan fungsi.

BAB IV ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN

PERWAKILAN DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DALAM SISTEM KETATANEGARAAN

INDONESIA

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan dengan

menganalisis perbedaan dan sebab dan akibat perbedaan antara

kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan

Daerah.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

yang berkenaan dengan pembahasan.

Page 43: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

BAB II

TEORI KEWENANGAN, LEMBAGA PERWAKILAN, DEMOKRASI,

DAN PEMILIHAN UMUM

A. Teori Kewenangan

Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia, kata wewenang disamakan

dengan kata kewenangan, yang diartikan sebagai hak dan kekuasaan untuk

bertindak, kekuasaan membuat keputusan, memerintah dan melimpahkan

tanggung jawab kepada orang/badan lain.

Menurut Prajudi Atmosudirdjo, menyatakan bahwa:

Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan

yang berasal dari kekuasaan legislatif (diberi oleh undang-undang) atau

dari kekuasaan eksekutif administratif. Kewenangan yang biasanya

terdiri dari beberapa wewenang adalah kekuasaan terhadap segolongan

orang tertentu atau kekuasaan terhadap suatu bidang pemerintahan.39

Menurut Ridwan HR, menyatakan bahwa:

Kewenangan adalah merupakan hak menggunakan wewenang yang

dimiliki seorang pejabat atau institusi menurut ketentuan yang berlaku,

dengan demikiankewenangan juga menyangkut kompetensi tindakan

hukum yang dapat dilakukan menurut kaedah-kaedah formal, jadi

kewenangan merupakan kekuasaan formal yang dimiliki oleh pejabat

atau institusi.40

Dalam literatur ilmu salah satunya ilmu hukum sering ditemukan

istilah kekuasaan, kewenangan, dan wewenang. Kekuasaan sering disamakan

begitu saja dengan kewenangan, dan kekuasaan sering dipertukarkan dengan

istilah kewenangan, demikian pula sebaliknya. Bahkan kewenangan sering

disamakan juga dengan wewenang. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan

39

Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta : Ghalia Indonesia, ),

hlm . 40

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara .....

Page 44: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

dalam arti bahwa “ada satu pihak yang memerintah dan pihak lain yang

diperintah” (the rule and the ruled).41

Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan

yang berasal dari kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang, sedangkan

wewenang hanya mengenai suatu “onderdeel” (bagian) tertentu saja dari

kewenangan. Di dalam kewenangan terdapat wewenang-wewenang (rechtsbe

voegdheden). Wewenang merupakan lingkup tindakan hukum publik, lingkup

wewenang pemerintahan, tidak hanya meliputi wewenang membuat keputusan

pemerintah (bestuur), tetapi meliputi wewenang dalam rangka pelaksanaan

tugas, dan memberikan wewenang serta distribusi wewenang utamanya

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.42

Secara yuridis, pengertian wewenang adalah kemampuan yang

diberikan oleh peraturan perundang-undangan untuk menimbulkan akibat-

akibat hukum, Pengertian wewenang menurut H.D. Stoud adalah:

“Bevoegheid wet kan worden omscrevenals het geheel van

bestuurechttelijke bevoegdheden door publiekrechtelijke

rechtssubjecten in het bestuurechttelijke rechtsverkeer”. (wewenang

dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan

dengan perolehan dan penggunaan wewenang pemerintah oleh subjek

hukum publik dalam hukum publik).43

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat terjadi kekuasaan yang

tidak berkaitan dengan hukum, sedangkan kekuasaan yang berkaitan dengan

hukum sebagaimana dikemukakan oleh Max Weber disebut sebagai wewenang

rasional atau legal, yakni wewenang yang berdasarkan suatu sistem hukum ini

41

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik ....., hlm. 42

Jimly Asshiddiqiie, Perkembangan Dan Konsolidasi Lembaga Negara ...., hlm. 43

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara ....., hlm.

Page 45: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

dipahami sebagai suatu kaidah-kaidah yang telah diakui serta dipatuhi oleh

masyarakat dan bahkan yang diperkuat oleh Negara.44

Sehingga dapat dikemukakan bahwa Kewenangan merupakan

kekuasaan formal yang berasal dari undang-undang, sedangkan wewenang

adalah suatu spesifikasi dari kewenangan, artinya barang siapa/subyek hukum

yang diberikan kewenangan oleh undang-undang, maka ia berwenang untuk

melakukan sesuatu yang tersebut dalam kewenangan itu.

Kekuasaan memiliki makna yang sama dengan wewenang karena

kekuasaan yang dimiliki oleh Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif adalah

kekuasaan formal. Kekuasaan merupakan unsur esensial dari suatu Negara

dalam proses penyelenggaraan pemerintahan di samping unsur-unsur lainnya,

yaitu:

a. hukum

b. Kewenangan (wewenang)

c. Keadilan

d. Kejujuran

e. Kebijakbestarian, dan

f. Kebijakan.45

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang

manusia untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain

sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan

dari orang atau Negara, Kekuasaan merupakan inti dari penyelenggaraan

Negara agar Negara dalam keadaan bergerak (de staat in beweging) sehingga

44

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik ....., hlm. 45

Jazim Hamidi, dkk, Teori dan Politik Hukum Tata Negara, (Yogyakarta : Total Media,

), hlm.

Page 46: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Negara itu dapat berkiprah, bekerja, berkapasitas, berprestasi, dan berkinerja

melayani warganya. Oleh karena itu Negara harus diberi kekuasaan. 46

Agar kekuasaan dapat dijalankan maka dibutuhkan penguasa atau organ

sehingga Negara itu dikonsepkan sebagai himpunan jabatan-jabatan dimana

jabatan-jabatan itu diisi oleh sejumlah pejabat yang mendukung hak dan

kewajiban tertentu berdasarkan konstruksi subyek kewajiban.

Sebagaimana dikemukakan soleh Indroharto, bahwa wewenang

diperoleh secara atribusi, delegasi, dan mandat, yang masing-masing dijelaskan

sebagai berikut:

Wewenang yang diperoleh secara atribusi, yaitu pemberian wewenang

pemerintahan yang baru oleh suatu ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan. Jadi, disini dilahirkan/diciptakan suatu wewenang

pemerintah yang baru. Pada delegasi terjadilah pelimpahan suatu

wewenang yang telah ada oleh Badan atau Jabatan TUN yang telah

memperoleh suatu wewenang pemerintahan secara atributif kepada

Badan atau Jabatan TUN lainnya. Jadi, suatu delegasi selalu didahului

oleh adanya sesuatu atribusi wewenang. Pada mandat, disitu tidak

terjadi suatu pemberian wewenang baru maupun pelimpahan wewenang

dari Badan atau Jabatan TUN yang satu kepada yang lain.47

Selanjutnya menurut Philipus M. Hadjon, mengatakan bahwa setiap

tindakan pemerintahan disyaratkan harus bertumpu atas kewenangan yang sah.

Kewenangan itu diperoleh melalui tiga sumber, yaitu atribusi, delegasi, dan

mandat.48

Kewenangan atribusi lazimnya digariskan melalui pembagian

kekuasaan negara oleh undang-undang dasar, sedangkan kewenangan delegasi

dan mandat adalah kewenangan yang berasal dari pelimpahan.49

46

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik ....., hlm. 47

Indroharto, Usaha Memahami Undang-Undang ...., hlm. 48

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara ....., hlm. 49

Ibid, hlm.

Page 47: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Pada dasarnya membuat perbedaan antara delegasi dan mandate adalh

dalam hal delegasi mengenai prosedur pelimpahannya berasal dari

suatu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan yang lainnya

dengan peraturan perundang-undangan, dengan tanggung jawab dan

tanggung gugat beralih ke delegataris. Pemberi delegasi tidak dapat

menggunakan wewenang itu lagi, kecuali setelah ada pencabutan

dengan berpegang dengan asas ”contrarius actus”. Artinya, setiap

perubahan, pencabutan suatu peraturan pelaksanaan perundang-

undangan, dilakukan oleh pejabat yang menetapkan peraturan

dimaksud, dan dilakukan dengan peraturan yang setaraf atau yang lebih

tinggi. Dalam hal mandat, prosedur pelimpahan dalam rangka

hubungan atasan bawahan yang bersifat rutin. Adapun tanggung jawab

dan tanggung gugat tetap pada pemberi mandat. Setiap saat pemberi

mandat dapat menggunakan sendiri wewenang yang dilimpahkan itu.50

Dalam hukum tata negara mengenai lembaga Negara sebagaimana

dikemukakan oleh Bagir Manan, menyatakan bahwa:

Dalam Hukum Tata Negara, kekuasaan menggambarkan hak untuk

berbuat atau tidak berbuat. Wewenang mengandung arti hak dan

kewajiban. Hak berisi kebebasan untuk melakukan atau tidak

melakukan tindakan tertentu atau menuntut pihak lain untuk melakukan

tindakan tertentu. Kewajiban memuat keharusan untuk melakukan atau

tidak melakukan tindakan tertentu Dalam hukum administrasi negara

wewenang pemerintahan yang bersumber dari peraturan perundang-

undangan diperoleh melalui cara-cara yaitu atribusi, delegasi dan

mandat.51

Berdasarkan pengertian di atas bahwa kewenangan lembaga Negara

dalam hal ini adalah Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) yang kewenangannya merupakan kewenangan atribusi karena

terjadinya pemberian wewenang oleh suatu ketentuan dalam peraturan

perundang-undangan. Atribusi kewenangan dalam peraturan perundang-

undangan adalah pemberian kewenangan membentuk peraturan perundang-

undangan yang pada puncaknya diberikan oleh UUD atau UU kepada

50

Ibid, hlm. 51

Bagir Manan, DPR, DPD, dan MPR ....., hlm.

Page 48: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

suatu lembaga negara atau pemerintah. Kewenangan tersebut melekat terus

menerus dan dapat dilaksanakan atas prakarsa sendiri setiap diperlukan.

B. Lembaga Perwakilan

. Teori lembaga perwakilan

Lembaga perwakilan adalah cara yang sangat praktis untuk

memungkinkan anggota masyarakat menerapkan pengaruhnya terhadap

orang-orang yang menjalankan tugas kenegaraan.52

Menurut Abu Daud Busroh ada beberapa teori lembaga perwakilan

antara lain:

a. Teori Mandat

Dalam teori mandat bahwa wakil dianggap duduk di lembaga

perwakilan karena mendapat mandat dari rakyat sehingga disebut

mandataris. Lahirnya teori mandat disebut sebagai:

) Mandat Imperatif

Menurut ajaran ini si wakli bertugas dan bertindak di Lembaga

Perwakilan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh yang

diwakilinya.

) Mandat Bebas

Bahwa si wakil dapat bertindak tanpa tergantung dari instruksi

yang diwakilinya

) Mandat represantive

Wakil dianggap bergabung dalam suatu lembaga perwakilan

(parlemen). Rakyat memilih dan memberikan mandate pada

lembaga perwakilan (parlemen), sehingga si wakil sebagai

individu tidak ada hubungan dengan pemiliknya apalagi

pertanggungjawabannya. lembaga perwakilan (parlemen) inilah

yang bertanggung jawab kepada rakyat.53

b. Teori Organ

52

Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, (Jakarta: Bumi Aksara, ), hlm. 53

Ibid, hlm. -

Page 49: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Menurut teori ini Negara merupakan suatu organism yang

mempunyai alat-alat perlengkapannya seperti eksekutif, parlemen dan

mempunyai rakyat yang kesemuanya mempunyai fungsi sendiri-sendiri

dan saling tergantung satu sama lain.54

c. Teori sosiologi

Menurut teori ini lembaga perwakilan bukan merupakan bangunan

politis tetapi merupakan bangunan masyarakat (sosial).55

d. Teori hukum obyektif

Menurut teori ini dasar daripada hubungan antara rakyat dan parlemen

adalah solidaritas. Wakil rakyat dapat melaksanakan tugas kenegaraan

hanya atas nama rakyat sedangkan rakyat tak akan dapat melaksanakan

tugas-tugas kenegaraannya tanpa mendukung wakilnya dalam

menentukan wewenang pemerintah jadi ada pembagian kerja, rakyat

pasti akan memilih wakilnya dan parlemen pasti akan menjalankannya.56

e. Teori Gilbet Abcarian

Menurut Gilbert Abcarian ada tipe mengenai hubungan antara si

wakil dengan yang diwaklinya yaitu:

) Si wakil bertindak sebagai wali

) Si wakil bertindak sebagai utusan

) Si wakil bertindak sebagai politico

) Si wakil bertindak sebagai partisan.57

f. Teori Prof DR. A. Hoogerwerf

Menurut teori Prof DR. A. Hoogerwerf, hubungan antara wakil

dengan yang diwakilnya ada model yaitu:

54

Ibid 55

Ibid, hlm. 56

Ibid, hlm. 57

Ibid, hlm.

Page 50: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

) Model delegate (utusan)

) Model trustee (wakil)

) Model Politicas

) Model kesatuan

) Model diversifikasi (penggolongan).58

. Fungsi lembaga perwakilan

Lembaga perwakilan yang disebut parlemen menurut Abu Daud Busroh

umumnya mempunyai tiga fungsi yaitu:

a. Fungsi Perundang-Undangan

Fungsi perundang-undangan yang dimaksud adalah fungsi dalam

membentuk aturan hukum dalam bentuk membuat dan mengesahkan

peraturan perundang-undangan

b. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan adalah fungsi yang dijalankan oleh parlemen

untuk mengawasi eksekutif agar berfungsi menurut Undang-Undang

yang dibentuk oleh parlemen. Untuk melaksanakan fungsi ini parlemen

diberi beberapa hal antara lain:

) Hak bertanya

) Hak Interpelasi (minta keterangan)

) Hak angket (mengadakan penyelidikan)

) Hak mosi

) Hak amandemen (mengadakan perubahan).59

c. Sarana Pendidikan Politik

Fungsi atau peranan edukatif yaitu dalam pendidikan politik. Melalui

pembahasan-pembahasan kebijaksanaan pemerintah di DPR, dan dibuat

dan ditulis oleh media massa, rakyat mengikuti persoalan yang

menyangkut kepentingan umum dan menilai menurut kemampuan

58

Ibid, hlm. - 59

Ibid, hlm.

Page 51: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

masing-masing dan secara tak langsung mereka di didik ke arah warga

Negara yang sadar akan hak dan kewajibannya.60

C. Demokrasi

Demokrasi merupakan sebuah konsep yang berarti pemerintahan

dimana kekuasaan tertinggi (atau kedaulatan) ada di tangan rakyat atau sering

juga dikatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat atau

pemerintahan mayoritas. Salah satu defenisi demokrasi yang paling umum,

bahwa demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat di mana kekuasaan tertinggi

di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil

yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas.

Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa

pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah- masalah

pokok yang mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijaksanaan

negara karena kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat.61

Konsep-konsep demokrasi terdiri atas sebagai berikut:

a. Demokrasi Konstitusonal

Ciri khas dari demorkasi konstitusional adalah gagasan bahwa

pemerintah yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya

dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga

negaranya. Kekuasaan negara dibagi sedemikian rupa sehingga

60

Ibid, hlm. 61

Deliar Noer. Pengantar ke Pemikiran Politik, (Jakarta: CV Rajawali, ), hlm.

Page 52: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

kesempatan penyalahgunaan diperkecil, yaitu dengan cara menyerahkan ke

beberapa orang atau badan dan tidak memusatkan kekuasaan pemerintah

dalam suatu tangan atau suatu badan.62

b. Demokrasi yang Bersandar atas Paham Komunisme

Dalam pandangan kelompok aliran demokrasi yang bersandarkan

paham komunisme selalu bersikap ambivalen terhadap Negara. Negara

dianggapnya sebagai suatu alat pemaksa yang akhirnya akan lenyap

sendiri dengan munculnya masyarakat komunis. Negara tak lain tak bukan

hanyalah mesin yang dipakai oleh satu kelas untuk menindas kelas lain, dan

negara hanya merupakan suatu lembaga transisi yang dipakai dalam

perjuangan untuk menindas lawan-lawan dengan kekerasan. Mereka

menambahkan negara akan lenyap ketika komunisme telah tercapai karena

tidak ada lagi yang tertindas.63

c. Demokrasi rakyat

Demokrasi rakyat adalah bentuk khusus demokrasi yang memenuhi

fungsi dictator prolenter. Bentuk khusus ini tumbuh dna berkembang di

Negara-negara Eropa Timur.64

62

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik....., hlm. 63

Ibid, hlm.

64

Ibid, hlm.

Page 53: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Menurut Nurcholis Madjid, yang menjadi pandangan hidup demokrasi

haruslah didasari atas (tujuh) normas sebagai berikut:

. Kesadaran atas Pluralisme

Masyarakat sudah dapat memandang secara positif kemajemukan dan

keberagaman dalam masyarakat, serta telah mampu

mengelaborasikan ke dalam sikap tindak secara kreatif.

. Musyawarah

Korelasi prinsip ini adalah kedewasaan untuk menerima bentuk-

bentuk kompromi dengan bersikap dewasa dalam mengemukakan

pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, menerima perbedaan

pendapat dan kemungkinan mengambil pendapat yang lebih baik

. Pemufakatan yang jujur dan sehat

Prinsip masyarakat demokrasi dituntut untuk menguasai dan

menjalankan seni pemusyawaratan yan jujur dan sehat itu guna

mencapai pemufakatan yang juga jujur dan sehat, bukan pemufakatan

yang dicapai melalu intrik-intrik yang curang, tidak sehat atau yang

sifatnya melalui konspirasi

. Kerjasama

Prinsip kerjasama antar warga dalam masyarakat dan sikap saling

mempercayai itikad baik masing-masing, kemudian jalinan dukung-

mendukung secara fungsional antar berbagai unsure kelembagaan

kemasyarakatan yang ada, merupakan segi penunjang efisiensi untuk

demokrasi.

. Pemenuhan segi-segi ekonomi

Untuk mendukung hadirnya sutiasi demokrasi dalam masyarakat

sangat perlu memperhatikan pemenuhan segi-segi ekonominya

terutama pemenuhan kebutuhan terhadap keperluan pokok, yaitu

sandang, pangan dan papan. Pemenuhan kebutuhan ekonomi harus

pula merpertimbangkan aspek keharmonisan dan keteraturan sosial

. Pertimbangan moral

Pandangan hidup demokrasi mewajibkan adanya keyakinan bahwa

cara berdemokrasi haruslah sejalan dengan tujuan. Bahkan

sesungguhnya klaim ats suatu tujuan yang baik haruslah diabsahkan

oleh kebaikan cara yang ditempuh untuk meraihnya

. Sistem pendidikan yang menunjang

Pendidikan demokrasi selama ini pada umumnya masih terbatas pada

usaha indoktrinisasi dan penyuapan konsep-konsep secara verbalistik.

Terjadinya diskrepansi (jurang pemisah) antara das sein dan das

sollen dalam konteks ini ialah akibat dari kuatnya budya

“menggurui” dalam masyarakat, sehingga verbalisme yang

dihasilkannya juga menghasilkan kepuasan tersendiri dan membuat

Page 54: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

yang bersangkutan merasa telah berbuat sesuatu dalam penegakan

demokras hanya karena telah berbicara tanpa prilaku.65

Dalam pandangan lain, demokrasi sebagai suati gagasan politik

merupakan paham yang universal sehingga di dalmnya terkandung beberapa

elemen sebagai berikut:

. Penyelenggara kekuasaan berasal dari rakyat

. Setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat

mempertanggung jawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah

ditempuhnya

. Diwujudkan secara langsung maupun tidak langsung

. Rotasi keuasaan dari seseorang atau kelompok ke orang lain atau ke

kelompok yang lainnya, dalam demokrasi peluang akan terjadinya

rotas kekuasaan harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai

. Adanya proses pemilu, dalam Negara demokratis pemilu dilakukan

secara teratur dalam menjamin hak politik rakyat untuk memilih dan

dipilih

. Adanya kebebasan sebagai HAM, menikmati hak-hak dasar, dalam

demokrasi setiap warga masyarakat dapat menikmati hak-hak

dasarnya secara bebas, seperti hak untuk menyatakan pendapat,

berkumpul dan berserikat dan lain-lain.66

Untuk menjalankan demokrasi tentunya diperlukan berbagai lembaga

yang dapat melaksanakan nilai-nilai tersebut, yaitu:

. Suatu pemerintah yang bertanggung jawab

. Suatu dewan perwakilan rakyat yang dapat mewakili golongan-

golongan dan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat yang dipilih

dengan pemilihan umum yang bebas dan rahasia dan atas dasar

sekurang-kurangnya dua calon untuk setiap kursi

. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik

. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat

. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan

mempertahankan keadilan67

65Jimli Asshiddiqie, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia ....., hlm.

66

Afan Gaffar, Politik Indonesia; Transisi Menuju Demokrasi,( Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, ), hlm.

67

Ibid, hlm.

Page 55: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Demikian tersebut di atas merupakan landasan mekanisme keuasaan

dalam konsepsi demokrasi, yang mendasarkan pada prinsip persamaan dan

kesederajatan manusia.

D. Pemilihan Umum

. Pengertian Pemilihan Umum

Dalam negara demokrasi, pemilu adalah salah satu bentuk syarat

mutlak yang harus dipenuhi. Pelaksanaan pemilu yang luber dan jurdil pun

memerlukan partisipasi aktif masyarakat. Pelaksanaan pemilu yang baik

melahirkan harapan yang lebih baik akan masa depan demokrasi bangsa.

Pemilu pada hakikatnya merupakan proses ketika rakyat sebagai pemegang

kedaulatan memberikan mandat kepada para calon pemimpin untuk menjadi

pemimpinnya.

Pemilu adalah salah satu ciri yang harus ada pada negara demokrasi.

Dengan demikian pemilu merupakan sarana yang penting untuk rakyat

dalam kehidupan bernegara, yaitu dengan jalan memilihwakil-

wakilnya yang pada gilirannya akan mengendalikan roda

pemerintahan.Hasil pemilihan umum yang diselengarakan dalam

suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan

berserikat, dianggap mencerminkan dengan cukup akurat

mencerminkan aspirasi dan partisipasi masyarakat.68

Menurut Harris G.Warren, pemilu adalah kesempatan bagi para warga

Negara untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah dan memutuskan apakah

yang mereka inginkan untuk dikerjakan oleh pemerintah. Dan dalam

membuat keputusannya itu para warga negara menentukan apakah

sebenarnya yang mereka inginkan untuk dimiliki.69

68

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik ....., hlm. 69

Ramlan Surbakti.Memaham Ilmu Politik. (Jakarta: Grasindo, ), hlm.

Page 56: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Pengertian Pemilihan Umum dalam studi politik, pemilihan umum

dapat dikatakan sebagai sebuah aktivitas politik dimana pemilihan

umum merupakan lembaga sekaligus juga praktis politik yang

memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan perwakilan,

Seperti yang telah dituliskan di atas bahwa di dalam negara

demokrasi, maka pemilihan umum merupakan salah satu unsur yang

sangat vital, karena salah satu parameter mengukur demokratis

tidaknya suatu negara adalah dari bagaimana perjalanan pemilihan

umum yang dilaksanakan oleh negara tersebut. Demokrasi adalah

suatu bentuk pemerintahan oleh rakyat.70

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dikatakan bahwa pemilu

merupakan suatu cara menentukan wakil-wakil yang akan menjalankan roda

pemerintahan dimana pelaksanaan pemilu harus disertai dengan kebebasan

dalam arti tidak mendapat pengaruh maupun tekanan dari pihak manapun

juga. Semakin tinggi tingkat kebebasan dalam pelaksanaan pemilu maka

semakin baik pula penyelenggaraan pemilu. Demikian juga sebaliknya,

semakin rendah tingkat kebebasan maka semakin buruk pula

penyelenggaraan pemilu. Hal ini menimbulkan anggapan yang menyatakan

bahwa semakin banyak rakyat yang ikut pemilu maka dapat dikatakan pula

semakin tinggi kadar demokrasi yang terdapat dalam menyelenggarakan

pemilu.

Pemilu menjadi bagian penting dari sejarah panjang perjalanan bangsa

Indonesia. Sejak Indonesia merdeka hingga saat ini, kita telah berkali-kali

berhasil melaksanakan penyelenggaraan pemilu dengan segala kompleksitas

dan dinamika yang mengiringi prosesnya. Pemilu yang demokratis sejatinya

harus selalu melibatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi

70

Ibid, hlm.

Page 57: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

sebagaimana isi konstitusi bukan hanya sebagai objek tapi juga sebagai

subjek pemilu demi menjamin integritas penyelenggara dan proses pemilu.

Sebagai suatu bentuk implementasi dari demokrasi, pemilihan umum

selanjutnya berfungsi sebagai wadah yang menyaring calon-calon

wakil rakyat ataupun pemimpin negara yang memang benar-benar

memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk dapat mengatasnamakan

rakyat. Selain daripada sebagai suatu wadah yang menyaring wakil

rakyat ataupun pemimpin nasional, pemilihan umum juga terkait

dengan prinsip negara hukum (Rechtstaat), karena melalui pemilihan

umum rakyat dapat memilih wakil-wakilnya yang berhak

menciptakanproduk hukum dan melakukan pengawasan atau

pelaksanaan kehendak-kehendak rakyat yang digariskan oleh wakil-

wakil rakyat tersebut.71

Dalam sistem politik, pemilihan umum bermakna sebagai saran

penghubung antara infrastruktur politik dengan suprastruktur politik,

sehingga memungkinkan terciptanya pemerintahan dari oleh dan untuk

rakyat.

. Asas-asas Pemilihan Umum

Adapun asas-asas dalam pemilihan umum untuk terciptanya sistem

demokrasi yang nyata dan politik yang sehat dapat dijelaskan sebagai

berikut:

. Asas Langsung

Yaitu rakyat dapat memilih langsung calon pemimpin yang sesuai

dengan pikiran dan hati tanpa bisa diwakili siapapun. Bagi seseorang

yang menderita sakit dapat langsung memberikan suaranya

dikediamannya dengan pengawasan dari pihk panitia agar kertas yang

telah menjadi hak pilihnya tidak diselewengkan atau dibuat curang.

. Asas Umum

Yaitu pemilihan umum berlaku bagi siap saja tidak memandang jenis

kelamin, pekerjaan dan status sosial seseorang, pemilu adalah hak setiap

71

Cholisin, dkk. Pengantar Ilmu Politik (Introduction to Political Science) (Alih bahasa

oleh Zulkifly Hamid). (Jakarta: Raja Grafindo Persada, ), hlm.

Page 58: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

warga negara yang telah memenuhi syarat misalnya telah berusia

tahun atu telah menikah serta sehat jasmani rohani (tidak gila).

. Asas Bebas

Pemilu berlaku untuk segenap warga negara Indonesia yang tinggal

dikawasan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau yang sedang

tinggal diluar negeri. pemilu dapat dilakukaan di Negara lain yang

sebelumnya telah melewati beberapa prosedur ijin yang resmi dari pihak

pemerintaha negaraitu sendiri dan duta besar. setiap pemilih dapat dapat

berhak mengubah calon pemimpin yang akan dipilihnya tanpa ancaman

atau paksaan orang lain.

. Asas Rahasia

Memilih calon pemimpin tidak bisa diberitahukan pada orang lain

bahkan pada pihak panitia sekalipun agar tercipta suasana ynag tetap

aman , tidak memicu keributan dan saling menghina hanya karena

berbeda pilihan. pihak panitia pemilu juga tidak diperbolehkan untuk

memberitaukan pilhan orang lain, pilihan diri sendiri, bahkan dilarang

bertanya pada pemilih tentang calon pemimpin yang mana yang akan

dipilihnya. Asas yang meningkatkan kuliatas pemilu.72

Di era reformasi dan demokrasi yang semakin kritis dan cerdas ini

ternyata banyak warga negara yang merasa tidak puas jika asas pemilu

hanya berupa langsung, umum, bebas dan rahasia saja, namun harus

disematkan asas lain yang dapat meningkatkan kualitas pemilu yang sedang

berlangsung. Asas asas tersebut adalah:

. Asas Adil

Semua pemilih mendapatkan hak dan perlakuan yang sama termasuk

perlindungan dari adanya ancaman dan kecurangan dari pihak pihak

tertentu. Para pemilih yang berusia manula tidak diperbolehkan

ditinggalkan begitu saja tanpa pemberitahuan. Dari beberapa kasus yang

pernah terjadi ada beberpa oknum dan orang orang yang tak bertanggung

jawab mengendalikan situasi tertentu yaitu membiarkan para manula

terlambat datang dalam pemilu yang akhirnya mereka kehilangan hak

pilihnya karena alasan waktu pemilu telah habis.

. Asas Jujur

Pemilu harus diaksanakan dengan jujur dan apa adanya tanpa ada

perwakilan dari keluarga, teman atau orangtua atau lewat perantara

72

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik ....., hlm.

Page 59: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

lainnya. ketika penghitungan suara dilakukan maka pihak panitia

penyelenggara pemilu harus menperbolehkan masyarkat ikut

menyaksikan acara penghitungan suara tersebut. Intinya adalah

Penghitungan suara harus secara transparan, melibatkan masyarakat dan

secara langsung.73

Dalam pelaksanaan Pemilu maka berhubungan pula dengan pelaksanaan

hak asasi manusia harus didasarkan atas prinsip- prinsip yang telah disepakati

oleh masyarakat internasional. Prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam

hukum hak asasi manusia internasional adalah :

a. Prinsip kesetaraan, yang meletakkan semua orang terlahir bebas

dan memiliki kesetaraan dalam hak asasi manusia. Kesetaraan

mensyaratkan adanya perlakuan yang setara, dimana pada situasi

yang sama harus diperlakukan dengan sama, dan pada situasi yang

berbeda diperlakukan berbeda pula

b. Prinsip diskriminasi, merupakan salah satu bagian penting prinsip

kesetaraan. Jika semua orang setara, maka seharusnya tidak ada

perlakuan yang diskriminatif. Diskriminasi adalah kesenjangan

perbedaan perlakuan dari perlakuan yang seharusnya sama/setara;

c. Kewajiban positif untuk melindungi hak-hak tertentu. Suatu

negara tidak boleh secara sengaja mengabaikan hak-hak dan

kebebasan- kebebasan serta memiliki kewajiban positif untuk

melindungi secara aktif dan memastikan terpenuhinya hak-hak dan

kebebasan.74

Penerapan prinsip-prinsip di atas dalam penyelenggaraan pemerintahan,

dimaksudkan untuk menekan terjadinya diskriminasi terutama bagi golongan

masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah. Oleh karena itu,

dalam rangka menghindari pelanggaran hak asasi manusia negara harus

menegakkan prinsip-prinsip hak asasi manusia di atas.

73Ibid, hlm. .

74Rhona K.M. Smith, dkk, Hukum Hak Asasi Manusia,( Yogyakarta: Pusham UII, ),

hlm.

Page 60: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

BAB III

SEKILAS TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK

INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK

INDONESIA

A. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

. Pengertian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

Salah satu lembaga negara adalah Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Rakyat yang merupakan Lembaga legislatif yang artinya

lembaga yang memegang kekuasaan membuat undang-undang sebagai

sistem lembaga perwakilan rakyat. Cabang kekuasaan legislatif adalah

cabang kekuasaan yang pertama-tama mencerminkan kedaulatan rakyat.

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia merupakan salah satu

lembaga tinggi Negara yang sangat penting di Indoneia, di samping

perangkat kenegaraan lain yang melaksanakan publik demokrasi. Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang kemudian disingkat DPR RI

dalam Pasal Undang-Undang Nomor Tahun Tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwailan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyatakan bahwa:

“DPR RI terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang

dipilih melalui pemilihan umum”, selanjutnya Pasal menyatakan bahwa:

“DPR RI merupakan Lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan

sebagai Lembaga Negara.

DPR RI merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan

sebagai salah satu lembaga negara yang berasal dari partai politik yang

Page 61: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

dipilih melalui pemilihan umum yang melaksanakan sistem demokrasi.

DPR RI merupakan lembaga perwakilan rakyat yang kedudukan dan

perannya sangat penting dalam negara demokrasi, DPR RI merupakan

salah satu manifestasi dari prinsip kedaulatan rakyat. Rakyat melalui wakil-

wakilnya di lembaga ini membuat hukum dan kebijkasanaan oleh

pemerintah sebagai pelaksanaan kekuasaan eksekutif. Melalui DPR RI juga

wakil-wakil rakyat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan hukum

dan kebijkaan tersebut.

DPR RI agar dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, harus memiliki tugas dan wewenang tertentu agar dapat menjalankan

amanah sebagai wakil rakyat, serta menjalankan fungsinya sebagai

wakil rakyat, serta menjalin hubungan dengan cabang kekuasaan

lainnya berdasarkan checks and balances. Jika lembaga tersebut tidak

memiliki tugas dan wewenang yang seimbang dengan kekuasaan

lain, akan cenderung terjadi penyalahgunaan kekuaasaan karena

hukum dan kebijakan tidak dibuat demi kepentingan rakyat.75

. Fungsi, Wewenang, Tugas Dan Hak Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia

Dewan Perwakilan Rakyat sebagai wakil dari rakyat haruslah

membela kepentingan rakyat yang dapat memberikan atau membuka

peluang kesejahteraan bagi rakyat bukan berjuang untuk diri sendiri atau

keluarga, atau bahkan golongan tertentu saja karena anggota Dewan

Perwakilan Rakyat berasal dari rakyat juga.

Untuk menjadi acuan dan tujuan terealisasinya fungsi, tugas,

wewenang dan tujuan dari penyelenggara Negara termasuk Dewan

75F.X, Soekarno, Badan Legilasi DPR RI, (Jakarta : Badan Legislasi DPR RI, ),

hlm.

Page 62: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Perwakilan Rakyat. Oleh karena itu dalam setiap tugas dan wewenangnya

Dewan Perwakilan Rakyat haruslah berjuang demi rakyat telah diartikan

bahwa perlengkapan Negara yang mempunyai tugas dan fungsi tertentu

dalam suatu Negara.76

a. Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Berdasarkan Pasal A Ayat ( ) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun , yang disebut secara eksplisit hanya

fungsinya. Adapun fungsinya telah diatur dalam Pasal ( ) Undang-

Undang Nomor Tahun Tentang Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyatakan bahwa: DPR

mempunyai fungsi:

a) Legislasi, yaitu untuk membentuk Undang-Undang yang dibahas

dengan Presiden untuk mendapat persetujuan Bersama

b) Anggaran, merupakan bentuk perbuatan hukum yang dilakukan DPR

RI bersama Presiden untuk menyusun dan menetapkan APBN

bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan Dewan

Perwakilan Daerah (selanjutnya disebut DPD)

c) Pengawasan, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

UUD , Undang-Undang dan peraturan pelaksanaanya.

76Jimly Asshiddiqie, Perkembangan Dan Konsolidasi Lembaga Negara ....., hlm. .

Page 63: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

b. Wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Kewenangan DPR RI telah diatur dalam Undang-Undang Nomor

Tahun Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor Tahun

Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam

Pasal yang menyatakan bahwa DPR RI berwenang untuk:

a) Membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden untuk

mendapat persetujuan bersama;

b) Memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap

peraturan pemerintah pengganti undang-undang yang diajukan oleh

Presiden untuk menjadi undang-undang;

c) Membahas rancangan undang-undang yang diajukan oleh Presiden

atau DPR;

d) Membahas rancangan undang-undang yang diajukan DPD mengenai

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya

alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan

pusat dan daerah;

e) Membahas bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan

DPD dan memberikan persetujuan atas rancangan undang¬undang

tentang APBN yang diajukan oleh Presiden;

f) Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan

oleh DPD atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah,

pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat

dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi

lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama;

g) Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang

dan membuat perdamaian dengan negara lain;

h) Memberikan persetujuan atas perjanjian internasional tertentu yang

menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat

yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan

perubahan atau pembentukan undang-undang;

i) Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian amnesti

dan abolisi;

j) Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal mengangkat

duta besar dan menerima penempatan duta besar negara lain;

k) Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD;

l) Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan

pemberhentian anggota Komisi Yudisial;

Page 64: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

m) Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi

Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden; dan

n) Memilih (tiga) orang hakim konstitusi dan mengajukannya kepada

Presiden untuk diresmikan dengan keputusan Presiden.

c. Tugas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Tugas DPR RI telah diatur dalam Pasal Undang-Undang Nomor

Tahun Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah yang menyatakan bahwa DPR RI mempunyai tugas:

a) Menyusun, membahas, menetapkan, dan menyebarluaskan program

legislasi nasional;

b) Menyusun, membahas, dan menyebarluaskan rancangan undang-

undang;

c) Menerima rancangan undang-undang yang diajukan oleh DPD

berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta

yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;

d) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,

APBN, dan kebijakan pemerintah;

e) Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan negara yang disampaikan oleh BPK;

f) Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara

yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan terhadap perjanjian yang berakibat luas dan

mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan

negara;

g) Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi

masyarakat; dan

h) Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam undang- undang.

d. Hak Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Dewan Perwakilan Rakyat dalam menjalankan segala fungsi, tugas

dan wewenangnya mempunyai hak-hak, diantaranya hak yang dimiliki

DPR RI dan hak sebagai anggota DPR yang telah diatur dalam Pasal

ayat Undang-Undang Nomor Tahun Tentang Majelis

Page 65: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyatakan bahwa:

a) Interpelasi;

b) Angket; dan

c) Menyatakan pendapat”.

Hak interpelasi telah dijelaskan dan diatur dalam Pasal ayat ( )

Undang-Undang Nomor Tahun Tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyatakan bahwa:

“Hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat ( ) huruf a adalah hak

DPR RI untuk meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai

kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas

pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.

Sebagaimana Patrialis Akbar menyatakan bahwa:

Hak interpelasi adalah hak untuk mengajukan keterangan atau

pertanyaan secara resmi kepada Presiden. Hak ini biasanya

dilakukan bila terjadi suatu peristiwa yang dianggap penting atau

yang telah menjadi isu publik atau nasional oleh Dewan Perwakilan

Rakyat setelah adanya jawaban presiden dan jawaban tersebut yang

dianggap telah memenuhi keingintahuan DPR RI maka proses

dinyatakan selesai dan tidak ada tindak lanjut lagi.77

Hak angket telah dijelaskan dan diatur dalam Pasal ayat ( )

Undang-Undang Nomor Tahun Tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyatakan

77Patrialis akbar, Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun ,( Jakarta,

Sinar Grafika, ), hlm.

Page 66: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

bahwa:“Hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat ( ) huruf b adalah

hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan suatu

undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan

hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan”.

Hak angket adalah hak untuk melakukan penyelidikian terhadap

suatu kasus tertentu yang dianggap besar dalam menyangkut kepentingan

rakyat atau nasional oleh Dewan Perwakilan Rakyat melanggar Undang-

Undang dan dibandingkan dengan hak interpelasi, hak angket lebih kuat

dan tinggi derajatnya karena mengingat dampak hak ini dapat

berkembang ke arah proses pemakzulan Presiden atau Wakil Presiden.

Hak menyatakan pendapat telah dijelaskan dan diatur dalam Pasal

ayat ( ) Undang-Undang Nomor Tahun Tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyatakan bahwa

Hak menyatakan pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat ( ) huruf c

adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat atas:

a) Kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang

terjadi di tanah air atau di dunia internasional;

b) Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi sebagaimana

dimaksud pada ayat ( ) dan hak angket sebagaimana dimaksud

pada ayat ( ); atau

c) Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan

pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara,

korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun

perbuatan tercela, dan/atau Presiden dan/atau Wakil Presiden

Page 67: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil

Presiden”.

Hak menyatakan pendapat adalah hak Dewan Perwakilan Rakyat

untuk pendapat suatu peristiwa, kondisi, atau perkembangan keadaan,

baik hal tersebut terkait dengan presiden atau pemerintahan maupun

terkait Negara, masyarakat dan rakyat, hak menyatakan pendapat

merupakan hak yang mendekati dengan pemakzulan presiden atau untuk

memberhentikan presiden dari jabatannya.

Selanjutnya dalam Pasal Undang-Undang Nomor Tahun

Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah yang menyatakan bahwa Anggota DPR berhak:

a) Mengajukan usul rancangan undang-undang;

b) Mengajukan pertanyaan;

c) Menyampaikan usul dan pendapat;

d) Memilih dan dipilih;

e) Membela diri;

f) Imunitas;

g) Protokoler

h) keuangan dan administratif;

i) pengawasan;

j) mengusulkan dan memperjuangkan Program pembangunan

daerah pemilihan; dan

k) melakukan sosialiasi undang-undang

B. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI)

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Republik Indonesia (DPD RI) sebagai

lembaga dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, sebagaimana yang tercantum

dalam UUD sejak perubahan ketiga, mempunyai demensi-dimensi

penting. Pada dasarnya, ada dua dimensi penting menyangkut keberadaan

Page 68: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

DPD, yakni segi internal kelembagaan atau secara umum disebut susunan

DPD, sebagai suatu komposisi yang mencakup komponen dan proses

pembentukan komponen tersebut agar dapat tersusunnya suatu lembaga DPD.78

Sejarah keberadaan DPD mulai diatur Dalam pasal C dan Pasal E

Perubahan ketiga UUD sebagai berikut :

a. Pasal C

) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap propinsi

melalui pemilihan umum.

) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap propinsi jumlahnya

sama dan jumlah sekuruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu

tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan

Rakyat.

b. Pasal D

) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat rancangan Undang-undang yang berkaitan

dengan OtonomiDaerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan

dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber

daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan

dengan perimbangan keuangan pusta dan daerah.

) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-

undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat

dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah,

pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,

serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta memberikan

pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat arah rancangan

undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan

rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak,

pendidikan, dan agama.

) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan asas

pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah

pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan

pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

negara, pajak, pendidikan dan agama serta menyampaikan hasil

pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai

bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan dari

jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam

undang-undang.

78

Jimly Asshiddiqie, Perkembangan Dan Konsolidasi Lembaga Negara ...., hlm

Page 69: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Memperjelas ketentuan jumlah anggota, selanjurnya pada pengaturan

Pasal ayat ( ) Undang-undang Nomor Tahun tentang Susunan dan

Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menetapkan

bahwa jumlah anggota DPD dari setiap provinsi sebanyak orang dan dalam

ayat ( ) kembali ditegaskan jumlah keseluruhan anggota DPD tidak lebih dari

sepertiga jumlah anggota DPR.

Sementara mengenai pemilihan, Pasal Undang-undang Nomor

Tahun dan pasal ayat ( ) kembali menegaskan bahwa jenis pemilihan

dimaksud adalah pemilihan umum. Pengaturan yang lebih kompresensif

tentang hal ini terwadahi dalam Undang-undang Nomor Tahun dan

secara teknis prosedural dirinci dalam berbagai surat keputusan dari Komisi

Pemilihan Umum (KPU).

Sedangkan kedudukan dan peranan DPD dalam Majelis Musyawaratan

Rakyat (MPR), justru diatur dalam UUD setelah perubahan keempat,

yaitu dalam sebagai berikut:

) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang

dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan

Undang-Undang.

) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam

lima tahun di Ibu Kota Negara.

) Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan

suara yang terbanyak.

Selanjutnya terkait kewenangannya Dewan Perwakilan Daerah diatur

dalam Pasal D Undang-Undang Dasar Tahun sebagai berikut:

Page 70: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

. Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya

alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan

pusat dan daerah, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan

pusat dan daerah.

. Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang

yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;

pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta

perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan

pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan

undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan agama.

. Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas

pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi daerah,

pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat

dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi

lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara,

pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil

pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan

pertimbangan untuk ditindaklanjuti.

Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah ini kemudian dipertegas oleh

Undang-Undang Nomor Tahun tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor Tahun tentang Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah. Disebutkan dalam pasal ayat ( ) sebagi

berikut:

a. Mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya

alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan

perimbangan keuangan pusat dan daerah kepada DPR

b. Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan hal

sebagaimana dimaksud dalam huruf a

c. Menyusun dan menyampaikan daftar inventaris masalah rancangan

undang-undang yang berasal dari DPR atau Presiden yang berkaitan

dengan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

Page 71: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

d. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-

undang tentang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan

dengan pajak, pendidikan, dan agama

e. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang

mengenai daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan

daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam,

dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,

pendidikan, dan agama

f. Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang

mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan

penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan

undang-undang APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR

sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti

g. Menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari BPK sebagai

bahan membuat pertimbangan kepada DPR tentang rancangan

undang-undang yang berkaitan dengan APBN

h. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota

BPK

i. Menyusun program legislasi nasional yang berkaitan dengan otonomi

daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran

serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan

sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan

perimbangan keuangan pusat dan daerah; dan

j. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas rancangan peraturan daerah

dan peraturan kepala daerah.

Page 72: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

BAB IV

ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN

DAERAH DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM

SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

A. Perbedaan dan hubungan kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat dan

Dewan Perwakilan Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsi

Keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah

sebagai lembaga legislatif pada dasarya memiliki keterkaitan dalam

pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Perletakan dasar konstitusional

keberadaan DPR dan DPD diatur dalam Undang-Undang Dasar Tahun .

DPD dilahirkan dan ditampilkan sebagai salah satu lembaga perwakilan

rakyat yang menjembatani kebijakan dan regulasi pada skala nasional oleh

pemerintah pusat di satu sisi dan daerah disisi lain dan dipilih berdasarkan

pemilu. Sementara DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan

sebagian lembaga negara dan anggotanya terdiri atas anggota partai politik

peserta pemilu dan dipilih berdasarkan pemilu.79

Perbedaan antara lembaga legistatif DPR dengan DPD terletak pada

hakekat kepentingan yang diwakilinya, DPR untuk mewakili rakyat sedangkan

DPD untuk mewakili daerah.

Berpegang pada hasil-hasil amandemen UUD Tahun sebagai dasar

hukum konstitusional, komponen utusan daerah dan utusan golongan

ditiadakan dan dilahirkan komponen baru yaitu DPD sebagai partner legislatif

disamping DPR. Sebagaimana lumrahnya lingkup kewenangan perwakilan

79 Bagir Manan, DPR, DPD, dan MPR...., hlm.

Page 73: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

rakyat maka DPD ini juga mempunyai kewenangan dalam kegiatan legislatif

dan pengawasan terhadap eksekutif.

Dengan adanya sistem bikameral dalam parlemen di Indonesia maka

dapat dikatakan bahwa Perwakilan Politik menghasilkan wakil-wakil politik.

Karakter perwakilan yang di pakai dalam UUD adalah perwakilan politik

(Dewan Perwakilan Rakyat) dan perwakilan teritorial/daerah (Dewan

Perwakilan Daerah) Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan fungsinya sebagai

perwakilan politik sekaligus sebagai wakil rakyat. Dalam menjalankan tugas

dan fungsinya Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai porsi yang tepat dalam

UUD yaitu selayaknya lembaga perwakilan pada umumnya.80

Kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah

pada dasarnya merupakan kewenangan atribusi yaitu kewenangan yang

diberikan berdasarkan peraturan yang pada saat ini diatur dalam Undang-

Undang Dasar Tahun dan Undang-Undang Nomor Tahun tentang

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Adapun

kewenangan atribusi tersebut merupakan kewenangan yang melekat dimana

secara umum kewenangan legislasi yaitu pembentukan Undang-Undang dan

pengawasan, akan tetapi kewenangan tersebut antara DPR dan DPD bahwa

kewenangan DPD terbatas pada hal-hal tertentu saja.

Hubungan kewenangan antara DPR dan DPD berdasarkan Undang-

Undang Dasar Tahun diatur sebagai berikut:

80Ahmad Rosidi. Kewenagan Dewan Perwakilan Daerah....., hlm.

Page 74: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

a. Pasal D ayat UUD yang berbunyi, “Dewan Perwakilan Daerah

dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-

undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan

dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah”

b. Pasal D ayat UUD yang berbunyi, “Dewan Perwakilan Daerah

ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi

daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan

penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta

memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas

rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan

rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan

agama.”

c. Pasal D ayat UUD yang berbunyi, “Dewan Perwakilan Daerah

dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai :

otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,

hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber

daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil

pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan

pertimbangan untuk ditindaklanjuti.”

Page 75: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

d. Pasal ayat UUD yang berbunyi, “Rancangan undang-undang

anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk

dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan

pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.”

e. Pasal E ayat UUD yang berbunyi, “Hasil pemeriksa keuangan

negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan

kewenangannya.”

f. Pasal F ayat UUD yang berbunyi, “Anggota Badan Pemeriksa

Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan

pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan oleh Presiden.”

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas jelas mengatur mengenai

hubungan kewenangan DPR dengan DPD, kemudian secara lebih rinci

kewenangan tersebut ditentukan dalam Undang-Undang Nomor Tahun

tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kemudian

perubahan kedua dalam Undang-Undang Nomor Tahun .81

Dalam hal melaksanakan tugasnya untuk mengajukan Rancangan

Undang-Undang, DPD mengajukannya kepada DPR selanjutnya DPR akan

melakukan pembahasan RUU usulan DPD tersebut bersama dengan DPD. DPR

juga dalam melaksanakan tugasnya misalnya dalam melakukan keputusan atas

RUU tentang APBN maka DPR harus memperhatikan pertimbangan dari DPD

81Ibid, hlm.

Page 76: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

begitu pula dalam membahasnya, DPR juga harus ikut serta membahasnya

bersama DPD. Begitu pula dalam pemilihan anggota BPK ,DPR dan DPD juga

melakukan pembahasannya secara bersama-sama.

Dalam pembentukan Undang-Undang sebagai bentuk pelaksaan

kewenanangan legislasi dalam Pasal ayat ( ) UUD Tahun menyatakan

bahwa DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Selanjutnya

untuk menguatkan posisi DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif maka

pada Pasal ayat ( ) ditegaskan bahwa dalam hal RUU yang disetujui

bersama tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu hari semenjak RUU

tersebut disetujui, sah menjadi UU dan wajib diundangkan.

Namun DPD juga berwenang dalam mengajukan RUU akan tetapi

terbatas pada hal-hal tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal D ayat UUD

tahun yang menentukan bahwa "Dewan Perwakilan Daerah dapat

mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang- undang

yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,

pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan

keuangan pusat dan daerah, serta yang berkaitan dengan perimbangan

keuangan pusat dan daerah".

Hubungan antara DPR dengan DPD dalam kewenangan legislasi terdapat

hubungan kerja dalam hal ikut membahas RUU yang berkaitan dengan bidang

tertentu, DPD memberikan pertimbangan atas RUU tertentu, dan

menyampaikan hasil pengawasan pelaksanaan UU tertentu pada DPR. RUU

Page 77: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

tertentu yang dimaksud adalah RUU sebagaimana ditentukan dalam Pasal D

ayat UUD yaitu pembahasan terhadap rancangan undang-undang yang

berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:

a. Otonomi daerah,

b. Hubungan pusat dan daerah

c. Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah

d. Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya

e. Perimbangan keuangan pusat dan daerah

f. Memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas

rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan dan

agama.

Tugas dan wewenang DPD yang berkaitan dengan DPR adalah dalam hal

mengajukan RUU tertentu kepada DPR, ikut membahas RUU tertentu bersama

dengan DPR, memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU tertentu, dan

menyampaikan hasil pengawasan pelaksanaan UU tertentu pada DPR. Dalam

kaitan itu, DPD sebagai lembaga perwakilan yang mewakili daerah dalam

menjalankan kewenangannya tersebut adalah dengan mengedepankan

kepentingan daerah.

Dengan sistem bicameral pada parlemen Di Indonesia jika dilihat

berdasarkan pengaturan yang ada bahwa Dewan Perwakilan Rakyat lebih

cenderung mempunyai kewenangan yang besar dalam bidang legislasi,

pengawasan dan anggaran, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah lebih

Page 78: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

cenderung mempunyai kewenangan yang lemah dalam bidang legislasi,

pengawasan dan anggaran.

Pola hubungan kerja Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan

Daerah dalam bidang legislasi adalah pola hubungan yang bersifat fungsional.

Dimana kedua lembaga tersebut memiliki tugas, fungsi dan kewenangan yang

sama yaitu dalam bidang legislasi. Pola hubungan kerja dalam bidang legislasi

tersebut terdapat pada tahap pengajuan rancangan undang-undang, pembahasan

sampai dengan pengundangan rancangan undang-undang sampai menjadi

sebuah undang-undang.

Hubungan kerja antara DPR dan DPD terkait dengan fungsi legislasi

pada saat pembahasan rancangan undang-undang berasal dari DPR, DPD atau

Presiden yang dilakukan melalui dua tingkat pembicaraan yaitu pembicaraan

Tingakat I dalam rapat komisi, rapat gabunga komisi, rapat Badan Legislasi,

rapat Badan Anggaran, atau rapat panitia khusus, dan Pembicaraan Tingkat II

dalam rapat paripurna.82

Pembicaraan tingkat I dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut : .

Pengantar musyawarah. Dewan Perwakilan Rakyat memberikan penjelasan dan

Presiden menyampaikan pandangan apabila rancangan undang-undang berasal

dari DPR, Dewan Perwakilan Rakyat memberikan penjelasan serta Presiden

dan DPD menyampaikan pandangan apabilan rancangan undangundang yang

berkaitan dengan kewenangan DPD.

82Febrian. Buku Panduan Tentang Proses Legislasi (DPR), (Jakarta: Sekretariat Jendral

DPR RI, ), hlm.

Page 79: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Pembicaraan Tingkat II merupakan pengambilan keputusan dalam rapat

paripurna dengan kegiatan yaitu penyampaian laporan yang berisi proses

pendapat mini fraksi, pendapat DPD, dan hasil Pembicaraan Tingkat I.

Kemudian pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan

anggota secara lisan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna. Selanjutnya

pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh menteri yang mewakilinya.

Dalam hal persetujuan tersebut tidak dapat dicapai secara musayawarah untuk

mufakat, maka pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak

(voting).

Dalam hal pembahasan rancangan undang-undang peran serta DPD

sangat kurang karena DPD hanya dimintai pendapat saja lain halnya dengan

DPR yang dominan dalam segala hal mulai dari pengajuan sampai dengan

keputusan apakah undang-undang tersebut disetujui atau tidak. Jika rancangan

undang-undang usul dari DPD ditolak oleh DPR, maka rancangan

undangundang tersebut menjadi kandas. Dengan demikian, kepentingan dan

aspirasi daerah yang diatur oleh rancangan undang-undang usul dari DPD

tersebut menjadi diabaikan dalam legislasi, sehingga kepentingan daerah

menjadi tersisihkan dalam proses politik. Jadi keputusan akhir yang

menentukan nasib rancangan undang-undang yang diajukan oleh DPD yang

sekaligus menentukan kepentingan-kepentingan darah yang hendak diatur

Page 80: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

dalam rancangan undang-undang tersebut ada ditangan Dewan Perwakilan

Rakyat.83

Peran DPD dalam UUD Tahun memiliki kewenangan di bidang

legislasi dan pengawasan. Namun apabila kewenangan yang ada pada DPD

disandingkan dengan kewenangan yang dimiliki oleh DPR, terlihat bahwa

DPD hanyalah sub ordinat dari DPR.

Dengan adanya kewenangan yang ada pada DPR dan DPD berdasarkan

Undang-Undang terlihat bahwa DPR lebih memiliki kekuasaaan dibandingkan

dengan DPD, dengan kata lain dapat dikatakan bahwa DPR lebih terlihat dalam

menjalankan kewenangannya dibandingkan dengan DPD, hal ini didasarkan

seperti dalam fungsi legislasi bahwa DPR berwenang menyusun Program

Legislasi Nasional atau Prolegnas sedangkan DPD tidak berwenang. DPR

berhak menyusun legislasi tanpa melibatkan DPD. Sementara DPD hanya

berwenang memberi masukan ke DPR pada hal-hal tertentu. Kemudian dalam

fungsi anggaran bahwa DPR berhak menyusun anggaran dan Undang-Undang

bersama pemerintah. Sementara DPD hanya berhak meberi pertimbangan pada

Undang-Undang yang berhubungan dengan pajak, pendidikan dan agama.

Selanjutnya dalam fungsi pengawasan bahwa DPR dan DPD memiliki hak

untuk mengawasi jalannya pemerintahan namun DPD harus menyerahkan hasil

pengawasan ke DPR untuk ditindak lanjuti.

Mencermati peran DPD dan DPR dalam UUD Tahun yang terurai

di atas menunjukkan bahwa DPD hanyalah lembaga pelengkap. Sedang

83Arfandy ranriady, Implikasi hukum terhadap kewenangan dan kedudukan dewan

perwakilan daerah republik indonesia...., hlm.

Page 81: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

kekuasaan legislasi, pengawasan dan anggaran sesungguhnya ada pada DPR.

Ketentuan yang termuat dalam UUD Tahun menunjukan ketidaksetaraan

dan ketidakseimbangan antara DPR dan DPD.

B. Sebab dan akibat perbedaan antara kewenangan Dewan Perwakilan

Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah

Keterkaitan antara fungsi konstitusional DPR dan DPD terletak pada

keduanya sebagai lembaga yang mewakili kepentingan rakyat, karena DPR dan

DPD menjadi wujud representasi demokrasi hasil dari penggunaan hak

partisipasi politik warga yang memilih para wakil rakyat.

Dalam konteks sebab adanya perbedaan kewenangan antara Dewan

Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah karena kewenangan yang

diberikan berdasarkan perintah peraturan perundang-undangan dalam hal ini

Undang-Undang Dasar Tahun dan Undang-Undang terkait lainnya,

kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah

merupakan kewenangan atribusi yaitu pemberian kewenangan oleh pembuat

undang-undang sendiri kepada suatu organ pemerintahan, atau dengan kata lain

kewenangan keduanya berdasarkan peraturan-perundang-undangan.

Dibentuknya Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dimaksudkan untuk

memperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) dan memperteguh persatuan kebangsaan seluruh daerah-

daerah. juga untuk meningkatkan agregasi dan akomodasi aspirasi dan

kepentingan daerah-daerah dalam perumusan kebijakan nasional berkaitan

dengan negara dan daerah-daerah. Disamping itu untuk mendorong percepatan

Page 82: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

demokrasi, pembangunan dan kemajuan daerah-daerah secara serasi dan

seimbang untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sementara dasar

pertimbangan teoritis dibentuknya DPD antara lain adalah untuk membangun

mekanisme kontrol dan keseimbangan (check and balances) antar cabang

kekuasaan negara dan antar lembaga legislatif sendiri.

Namun, dalam perjalanannya, sangat dirasakan bahwa fungsi dan

wewenang sebagaimana tercantum dalam pasal D UUD setelah

amandemen sulit mewujudkan maksud dan tujuan pembentukan DPD RI.

Demikian juga sulit bagi anggota DPD RI untuk mempertanggungjawabkan

secara moral dan politik kepada pemilih dan daerah pemilihannya. Pasal D

tersebut juga tidak dapat mencerminkan prinsip checks and balances antara dua

lembaga perwakilan (legislatif). Padahal, DPD RI sebagai lembaga negara

memiliki legitimasi yang sangat kuat karena anggotanya dipilih secara

langsung oleh rakyat. Sebagai lembaga negara, tentunya DPD RI harus

memiliki kedudukan yang sama dengan lembaga negara lainnya, yang

membedakannya adalah fungsi dan tugasnya. Karena mengalami keterbatasan

itu, wajarlah apa yang dilakukan DPD RI untuk penguatan peran dan

kewenangannya.

Keadaan saat ini dapat dikatakan bahwa wilayah konstitusioal antara

DPR dan DPD dalam bidang legislasi bahwa terletak pada sedikitya

kewenangan DPD untuk terlibat dalam proses legislasi dibandingkan dengan

kewenangan DPR yang hampir menguasai semua proses pengesahan RUU

menjadi Undang-Undang.

Page 83: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kewenangan DPD sebagaimana

ditentukan dalam pasal D UUD menunjukkan bahwa fungsi dan

kewenangan DPD sangat terbatas jika dikaitkan bahwa DPD adalah sebagai

lembaga perwakilan yang ditetapkan oleh UUD Tahun . Seperti

kewenangannya di bidang legislasi hanya sebatas mengusulkan dan membahas

tetapi tidak ikut dalam pengambilan keputusan, selanjutnya dalam bidang

pengawasan hanya sebatas memberikan masukan kepada DPR sebagai bahan

pertimbangan, karena tidak ada ketentuan yang mengatur hak DPD untuk

meminta keterangan dari pejabat negara, pejabat pemerintah dan lainnya

seperti yang diberikan kepada DPR.

DPR yang mewakili partai politik dan DPD yang mewakili kepentingan

daerah. Ternyata terhadap kewenangan yang ada pada kedua lembaga ini

terdapat kesenjangan yang menyolok antara peran DPR dan peran DPD. Peran

DPR sangat besar meliputi penyusunan undang-undang, pengawasan terhadap

pelaksanaan undang-undang oleh Presiden, dan penyusunan rancangan APBN.

Bahkan dalam hal pemberhentian Presiden, DPR sangat berperan seperti dalam

pengambilan keputusan dalam pemberhentian Presiden dalam sidang MPR,

mengingat jumlah DPR yang melebihi dari keseluruhan anggota MPR.

Sedang DPD hanya mempunyai peran pelengkap, baik dalam penyusunan

undang-undang, pengawasan terhadap pemerintah maupun penyusunan APBN.

Dengan demikian checks and balances di lembaga legislatif tidak terjadi,

justru dominasi DPR makin kuat secara konstitusional. Dengan adanya

hegemoni DPR atas DPD menunjukkan bahwa kedua lembaga ini tidak bekerja

Page 84: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

dalam koridor keseteraan dan berkeseimbangan. Upaya ke arah adanya

keseimbangan dan kesetaraan pun mengalami kegagalan, karena usulan

perubahan UUD Negara RI tidak mendapatkan dukungan penuh dari

anggota MPR.84

Mencermati peran DPD dan DPR dalam UUD Negara RI

menunjukkan akibat bahwa DPD hanyalah lembaga pelengkap. Sedang

kekuasaan legislasi, pengawasan dan anggaran sesungguhnya ada pada DPR.

Ketentuan yang termuat dalam UUD Negara RI menunjukan

ketidaksetaraan dan ketidakseimbangan antara DPR dan DPD.85

Dengan kata lain akibat perbedaan kewenangan antara DPR dan DPD

yang mempunyai fungsi yang berbeda, sehingga keadaan saat ini dapat

dikatakan bahwa DPR mempunyai kekuasaan penuh di bidang legislasi,

pengawasan dan APBN. Sedang DPD terkesan menjadi sub dari DPR saja.

Fungsi legislasi terbatas pada kalimat “dapat mengajukan rancangan undang-

undang kepada DPR” dan “dapat ikut membahas rancangan undang-undang

yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah”, serta

melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal

tersebut menunjukan hubungan antara DPR dan DPD yang tidak seimbang dan

setara.

84Robert Endi Jaweng, Mengenal DPD-RI Suatu Gambaran Awal, (Jakarta : Institute

Local, ), hlm.

85

Ibid, hlm.

Page 85: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah di bahas di atas, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

. Perbedaan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah dalam

melaksanakan tugas dan fungsi terletak pada hakekat kepentingan yang

diwakilinya, DPR untuk mewakili rakyat sedangkan DPD untuk mewakili

daerah yang dipilih langsung oleh rakyat dalam proses pemilu secara

demokratis untuk mewakili kepentingan rakyat, dan berbeda dalam hal

proses pembentukan legislasi karena DPD hanya berwenang untuk

mengajukan dan membahas Rancangan Undang-Undang terhadap hal

tertentu saja. Selanjutnya hubungan kewenangan antara DPR dan DPD

dalam kewenangan legislasi terdapat hubungan kerja dalam hal ikut

membahas RUU yang berkaitan dengan bidang tertentu, DPD memberikan

pertimbangan atas RUU tertentu, dan menyampaikan hasil pengawasan

pelaksanaan Undang-Undang tertentu pada DPR.

. Sebab dan akibat perbedaan antara kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat

dan Dewan Perwakilan Daerah disebabkan karena kewenangan kedua

lembaga tersebut yang merupakan kewenangan atribusi yang diperintahkan

oleh Peraturan Perundang-Undangan yang menunjukkan ketidaksetaraan

dalam menjalankan fungsi yang akibat dari perbedaan tersebut terlihat

bahwa DPR mempunyai kekuasaan penuh di bidang legislasi, pengawasan

Page 86: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

dan APBN. Sedang DPD terkesan menjadi sub dari DPR saja, sehingga hal

tersebut mengakibatkan hubungan antara DPR dan DPD yang tidak

seimbang dan setara.

B. Saran

. Perlunya agar kehadiran DPD RI yang anggotanya dipilih secara langsung

oleh rakyat diharapkan dapat menjadi perwakilan masyarakat dan daerah

yang dapat secara optimal mencerminkan kedaulatan rakyat dan efektif

dapat menghubungkan antara daerah dengan pemerintah serta membawa

kepentingan daerah pada tingkat nasional.

. Perlunya amandemen UUD Tahun khususnya terhadap kewenangan

DPD RI sebagai lembaga perwakilan daerah serta perwujudan prinsip check

and balances dengan menambah kewenangan DPD RI untuk dapat lebih

memaksimalkan keberadaannya sebagai perwakilan rakyat dan daerah yang

dipilih secara langsung dalam rangka mengembangkan demokrasi

berdasarkan konstitusi dalam ketatanegaraan Indonesia sehingga eksistensi

DPD RI harus dipertahankan dan diperkuat kapasitas kelembagaannya

sebagai badan legislatif.

Page 87: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

DAFTAR PUSTAKA

A. Referensi Buku

Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan :Demokrasi, Hak Asasi

Manusia dan Mayarakat Madani, Jakarta: Prenada Kencana, .

Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Jakarta : PT. Bumi Aksara, .

Afan Gaffar, Politik Indonesia; Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, .

Bagir Manan, DPR, DPD, dan MPR dalam UUD Baru, Yogyakarta: UII

Press, .

Dwi Reni Purnomowati, Implementasi Sistem Parlemen Bikameral dalam

Parlemen di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, .

Indroharto, Usaha Memahami Undang-undang tentang Peradilan Tata Usaha

Negara, Jakarta: Pustaka Harapan, .

Jimly Asshiddiqie, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Reformasi, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, .

Jimly Asshiddiqie, Perkembangan Dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca

Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, .

Jazim Hamidi, dkk, Teori dan Politik Hukum Tata Negara, Yogyakarta : Total

Media, .

Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

.

Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta : Raja Grafindo

Persada, .

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: PT. Balai Pustaka (Persero), .

Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Ghalia Indonesia,

.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Cetakan ke- , Jakarta: Kencana,

.

Page 88: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

Ramlan Surbakti, Memaham Ilmu Politik. Jakarta: PT.Grasindo, .

Rhona K.M. Smith, dkk, Hukum Hak Asasi Manusia,Yogyakarta : Pusham UII,

.

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

.

Robert Endi Jaweng, Mengenal DPD-RI Suatu Gambaran Awal, Jakarta :

Institute Local, .

Rozikin Daman, Hukum Tata Negara, Jakarta : Raja Grafindo Persada,

Tahir Azhary, Negara Hukum, Jakarta : Kencana, .

Titik Triwulan Tutik, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Amandmeen UUD , Jakarta: Prenada Media Group, .

B. Karya ilmiah dan Skripsi

Ahmad Rosidi. Kewenagan Dewan Perwakilan Daerah dalam sistem

ketatanegaraan republik indonesia berdasarkan undang-undang dasar

negera republik indonesia tahun ,Skripsi Uninersitas

Mataram,

Arfandy ranriady, Implikasi hukum terhadap kewenangan dan kedudukan dewan

perwakilan daerah republik indonesia pasca putusan mahkamah

konstitusi, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar,

C. Lain-Lain

http://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-analisis.html

https://kbbi.web.id/beda

Page 89: ANALISIS PERBEDAAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DAN …

CURICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Karmila Wati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tgl. Lahir : Betung Bedarah Barat, Oktober

Nim : SPI

Alamat

. Alamat Asal : Betung Bedarah Barat, Kec.Tebo Ilir, Kab. Tebo

. Alamat Sekarang : Komplek Garuda Jaya, Mayang

No. Telp/Hp :

Nama Ayah : Mustofa Kamal

Nama Ibu : Siti Rabi’ah

B. Riwayat Pendidikan

Pendidikan Formal

a. SD/MI, Tahun Lulusan : SD N BETUNG BEDARAH BARAT,

TEBO ILIR

b. SMP/MTS, Tahun Lulus : MTS NURUL JALAL TEBO,

c. SMA/MA, Tahun Lulus : MA. LABORATORIUM KOTA JAMBI,