analisis kualitatif dan kuantitatif karbohidrat

23
8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 1/23

Upload: ida-idutt-dudduud

Post on 08-Apr-2018

421 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 1/23

Page 2: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 2/23

disebut juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis(McGilvery&Goldstein, 1996). Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga

lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan  pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi benzene) dalam asam HCl.

Dengan pereaksi ini, mula-mula fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang

selanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa yang berwarna merah. pereaksi

Seliwanoff ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berikatan dengan glukosamembentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-hari sebagai pemanis, dan

  berasal dari tebu atau bit (McGilvery&Goldstein, 1996). D-fruktosa mempunyai sifat

mereduksi reagen Benedict, Haynes, Barfoed (gula pereduksi), membentuk osazon dengan

fenilhidrazina yang identik dengan osazon glukosa, difermentasi oleh ragi dan berwarna

merah ceri dengan reagen Seliwanoff resorsinol-HCl (Harper et al, 1979).

3.  3. Galaktosa

Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umumnya berikatan dengan

glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai

rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat

memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan (McGilvery&Goldstein, 1996). D-galaktosamempunyai sifat mereduksi reagen Benedict, Haynes dan Barfoed, membentuk osazon yang

  berbeda dengan dua monosakarida sebelumnya (glukosa dan fruktosa), dengan reagenfloroglusinol memberi warna merah, dan dengan HNO3 membentuk asam musat (Harper et

al, 1979). Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas, galaktosamenghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asam

sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Pembentukan asam musat ini dapat dijadikancara identifikasi galaktosa, karena kristal asam musat mudah dimurnikan dan diketahui

 bentuk kristal maupun titik leburnya (McGilvery&Goldstein, 1996).

4.  4. Pentosa

Beberapa pentosa yang penting diantaranya adalah arabinosa, xilosa, ribosa dan 2-

deoksiribosa. Keempat pentosa ini adalah aldopentosa dan tidak terdapat dalam keadaan

 bebas di alam. Arabinosa diperoleh dari gum arab dengan jalan hidrolisis, sedangkan xilosa

diperoleh dari proses hidrolisis terhadap jerami atau kayu. Xilosa terdapat pada urine

seseorang yang disebabkan oleh suatu kelainan pada metabolisme karbohidrat. Kondisi

seseorang sedemikian itu disebut pentosuria. Ribosa dan deoksiribosa merupakan komponen

dari asam nukleat dan dapat diperoleh dengan cara hidrolisis. Dari rumusnya tampak bahwa

deoksiribosa kekurangan satu atom oksigen dibanding dengan ribosa.

(McGilvery&Goldstein, 1996)

y  Oligosakarida

Senyawa yang termasukoligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul

monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk 

satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain adalah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga

molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida.Oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah disakarida (McGilvery&Goldstein,

1996).

1.  Sukrosa

Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu meupun dari bit.

Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah nanas

dan dalamwortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa danfruktosa (McGilvery&Goldstein, 1996). Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara molekul

glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom karbon

Page 3: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 3/23

nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen. Kedua atom karbon tersebut adalah atomkarbon yang mempunyai gugus±OH glikosidik atau atom karbon yang merupakan gugus

aldehida pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Oleh karena itu molekul sukrosa tidak mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion Cu2+ atau Ag+ dan juga tidak membentuk osazon

(McGilvery&Goldstein, 1996).

Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil yang diperoleh dari

reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang ekuimolekuler. Glukosamemutar cahaya terpolarisasi ke kanan, sedangkan fruktosa ke kira. Oleh karena fruktosa

memiliki rotasi spesifik lebih besar dari glukosa, maka campuran glukosa dan fruktosa

sebagai hasil hidrolisis itu memutar ke kiri. Proses ini disebut inverse. hasil hidrolisis sukrosa

yaitu campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert.

2. Laktosa

Dengan menghidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-gluokosa, karena itu

laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon

nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul

laktosa mempunyai sifat mereduksi gugus ±OH glikosidik. Dengan demikian laktosa

memiliki sifat mereduksi dan mutarotasi. Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk  E.

Dibandingkan dengan glukosa, laktosa memiliki rasa yang kurang manis. Apabila laktosa

dihidrolisis kemudian dipanaskan dengan asam nitrat akan terbetuk asam musat.(McGilvery&Goldstein, 1996)

3. MaltosaMaltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. ikatan yang terjadi

ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh karenanya maltosa masihmempunyai gugus ±OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi.

Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun denganenzim. (McGilvery&Goldstein, 1996)

Telah diketahui bahwa hidrolisis amilum akan memberikan hasil akhir glukosa. Dalam tubuhkita amilum mengalami hidrolisis menjadi maltosa oleh enzim amylase. maltosa ini kemudian

diuraikan oleh enzim maltase menjadi glukosa yang digunakan oleh tubuh.

(McGilvery&Goldstein, 1996)

Urutan tingkat rasa manis pada beberapa mono dan disakarida

4. Rafinosa

Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting, terdiri atas tiga molekul monosakarida yang berikatan, yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada galaktosa berikatan denganatom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada glukosa berikatan dengan atom

karbon 2 pada fruktosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)Apabila dihidrolisis sempurna, rafinosa akan menghasilkan galaktosa, glukosa dan fruktosa.

Hidrolisis dengan asam lemah atau pada konsentrasi H+

rendah, akan menghasilkan melibiosadan fruktosa. Hasil yang sama seperti ini juga dapat diperoleh melalui hidrolisis dengan

  bantuan enzin sukrase. Di samping itu, hidrolisis dengan bantuan enzim maltase akanmemberikan hasil galaktosa dan sukrosa. Hasil hidrolisis sempurna juga dapat diperoleh

Page 4: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 4/23

apabila dalam reaksi ini digunakan dua jenis enzim, yaitu sukrase dan melibiase. Melibiaseakan menguraikan melibiosa menjadi galaktosa dan glukosa (McGilvery&Goldstein, 1996).

Pada kenyataanya, rafinosa tidak memiliki sifat mereduksi. Hal ini disebabkan karena dalammolekul rafinosa tidak terdapat gugus±OH glikosidik. Rafinosa terdapat dalam bit dan tepung

 biji kapas mengandung kira-kira 8%. Trisakarida ini tidak digunakan manusia sebagai sumber 

karbohidrat (McGilvery&Goldstein, 1996).

5.  StakiosaStakiosa adalah suatu tetrasakarida. Dengan jalan hidrolisis sempurna, stakiosa menghasilkan

2 molekul galaktosa, 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa. Pada hidrolisis parsial dapat

dihasilkan fruktosa dan manotriosa suatu trisakarida. Stakiosa tidak memiliki sifat mereduksi

(McGilvery&Goldstein, 1996)

y  Polisakarida

Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono

dan oligosakarida, Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida.

Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida,

sedangkan yang menagdung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida

 berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dantidak memiliki sifat mereduksi. Berat molekut polisakarida bervariasi dari beberapa ribu

hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutankoloid. beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilim, glikogen, dekstrin dan

selulosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)1.  Amilum

Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit

D-glukosa yang terikat dengan ikatan E 1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantaiterbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai

ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini

menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan  bercabang. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas

lebih dari 1.000 unit glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabilasuspensi dalam air dipanaskan, akan terbentuk suatu larutan koloid yang kental. larutan

koloid ini apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkanoleh molekul amilosa yang membentuk senyawa. Amilopektin dengan iodium akan

memberikan warna ungu atau merah lembayung (McGilvery&Goldstein, 1996). Amilumdapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa.

hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amylase. Dalam ludah dan dalamcairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amylase yang bekerja terhadap amilum yang

terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amylase, amilum diubah menjadi maltosa dalam

 bentuk  F maltosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)

2.  GlikogenSeperti amilum, glikogen juga menghasilkan D-glukosa pada proses hidrolisis. Glikogen

yang terlarut dalam air dapat diendapkan dengan jalan menambahkan etanol. Endapan yang

terbentuk apabila dikeringkan berbentuk serbuk putih. Glikogen dapat memutar cahaya

terpolarisasi ke kanan dan mempunyai rotasi spesifik [E]D20=196o. Dengan iodium,

glikogen menghasilkan warna merah. Struktur glikogen serupa dengan struktur amilopektin

yaitu merupakan rantai glukosa yang mempunyai cabang. (McGilvery&Goldstein, 1996)

3.  Dekstrin

Page 5: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 5/23

Pada reaksi hidrolisis parsial, amilum terpecah menjadi molekul-molekul yang lebih kecilyang dikenal dengan nama dekstrin. jadi dekstrin adalah hasil antara proses hidrolisis amilum

sebelum terbentuk maltosa. tahap-tahap dalam proses hidrolisis amilum serta warna yangterjadi pada reaksi dengan iodium adalah sebagai berikut:

4.  Selulosa

Selulosa terdapat dalam tumbuhan sebagai bahan penbentuk dinding sel. Serat kapas boleh

dikatakan seluruhnya adalah selulosa. Dalam tubuh kita selulosa tidak dapat dicernakankarena kita tidak mempunyai enzim yang dapat menguraikan selulosa. Dengan asam encer 

tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi dapat terhidrolisis

menjadi selobiosa dan D-glukosa. Selobiosa adalah suatu disakarida yang terdiri atas dua

molekul glukosa yang berikatan glikosidik antara atom karbon 1 dengan atom karbon 4.

(McGilvery&Goldstein, 1996)

5.  Mukopolisakarida

Mukopolisakarida adalah suatu heteropolisakarida, yaitu polisakarida yang terdiri atas dua

  jenis derivate monosakarida. Derivat monosakarida yang membentuk mukopolisakarida

tersebut ialah gula amino dan asam uronat. Debagai contoh asam hialuronat yang merupakan

komponen jaringan ikat yang terdapat pada otot, terbentuk dari kumpulan unit N-

asetilglukosamina yang berikatan dengan asam glukuronat. Heparin, suatu senyawa yang

  berfungsi sebagai antikoagulan darah, adalah suatu mukopolisakarida.(McGilvery&Goldstein, 1996).

Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa,

 pentosa maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi.  Selulosa dan lignin berperan sebagai penyusun dinding sel tanaman

  Monosakarida seperti glukosa dan fruktosa terdapat pada buah-buahan  Disakarida seperti gula tebu (sukrosa dan sakarosa) banyak terkandung dalam batang tebu

  Didalam air susu terdapat laktosa dan gula susu.

  Dekstrin banyak terdapat pada sirup pati, serealia dan umbi-umbian

 Selulosa dan pectin banyak terdapat pada buah- buahan

Struktur karbohidrat selain mempunya hubungan dengan sifat kimia yang ditentukan

dengan sifat fisika dalam hal ini juga aktivitas optik (Mc Gilvery & Goldstein, 1996). Jikakristal glukosa murni dilarutkan dalam air, maka larutannya akan memutar cahaya

terpolarisasi ke arah kanan. Namun bila larutan itu dibiarkan beberapa waktu dan diamati

  putarannya, terlihat bahwa sudut putaran berubah menjadi semakin kecil, hingga lama

kelamaan menjadi tetap. Peristiwa ini disebut mutarotasi, yang berarti perubahan rotasi

 perputaran (Mc Gilvery & Goldstein, 1996).

Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama

dalam suasana basa. Seifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi

Page 6: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 6/23

karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugusaldehid dan keton bebas.

Analisis Kualitatif  

Karbohidrat dengan zat tertentu akn menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan

untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih spesifik dpt membedakan golongan

karbohidrat. Banyak cara untuk mengetahui atau mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu bahan alam, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.  Uji Molisch

Pereaksi Molish harus selalu dibuat segar. Pereaksi ini dibuat dari -naftol dengan etanol.

Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan terhidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya

monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural atau hidroksi

metil furfural. Furfural dengan -naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks

yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan karbohidrat yang telah

diberi -naftol melalui dinding gelas dengan hati-hati maka warna ungu yang terbentuk 

 berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat dengan asam sulfat.

KH (pentose) + H2SO4 pekat furfural + -naftol warna unguKH (heksosa) + H2SO4 pekat HM-furfural + -naftol warna ungu

Kedua macam reaksi diatas berlaku umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun karbohidratkelompok ketosa (C=O).

2.  Uji Benedict

Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat, dan natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu + yang kemudian

mengendap sebagai CuO. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereduksiBenedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau

merah bata.Reaksi:

R-COH + CuO Cu2O (s) + R-COOH

Page 7: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 7/23

AtauKH + camp CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3 Cu2O (endapan merah bata)

3.  Uji BarfoedLarutan Barfoed merupakan campuran kupriasetat dan asam asetat. Larutan ini akan bereaksi

dengan gula pereduksi sehingga dihasilkan endapan Tembaga (II) Oksida. Dalam suasanaasam, gula pereduksi yang termasuk disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat

dengan larutan Barfoed sehingga tidak memberikan endapan merah kecuali pada waktu percobaan yang diperlama. Uji ini untuk menunjukkan gula pereduksi monosakarida.

KH + camp CuSO4 dan CH3COOH Cu2O endapan merah bata

4.  Uji Seliwanoff 

Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dehidrasimonosakarida aldosa. Hal ini dikarenakan aldosa sebelum mengalami dehidrasi lebih dahulu

akan mengalami transformasi ketosa. Dengan demikian aldosa akan bereaksi negatif pada uji

silwanoff. Pada pengujian ini furfural yang terbentuk dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi

denga resorsinol membentuk senyawa kompleks berwarna merah.

KH (ketosa) + H2SO4 furfural + resorsinol warna merah.

KH (aldosa) + H2SO4 furfural + resorsinol negatif 

Page 8: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 8/23

 

5.  Uji Tauber 

Pentosa dalam asam asetat pekat jika dipanaskan berubah menjadi furfural uyang kemudian

dengan benzidin mengadakan kondensasi membentuk zat yang berwarna merah anggur.

Heksosa tidak memberikan warna merah. Reaksi ini posotif untuk aldopentosa dan negatif 

untuk ketopentosa.

6.  Uji Fenilhidrazin

Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai

  bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi mesing-masing karbohidrat. Hal ini sangat

  penting untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan salah satu cara membedakan

 beberapa monosakarida.

7.  Uji Iodium

Karbohidrat dengan golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodium

dan memberikan warna yang spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Analisa dengan

iodin akn berwarna biru, amilo[ektin dengan iodin akan berwarna merah violet, glikogen

dengan iodin akan berwarna merah cokelat, begitu juga dengan dekstrin.

KH (poilisakarida) + Iod (I2) warna spesifik (biru kehitaman)

Page 9: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 9/23

 

8.  Uji FermentasiDalam ragi terdapat enzim-enzim yang dapat mencerna amilum sampai menjadi CO2 dan

H2O, juga terdapat enzim sukrosa (invertase) maupun fruktokinase. Oleh karena amilum,glukosa, fruktosa, maltosa, dan sukrosa dapat diragikan. Dalam ragi tidak terdapat laktosa,

maka laktosa tidak dapat dipecahkan. Hal ini dapat digunakan untuk membedakan apakah

gula dalam urin glukosa atau fruktosa. Enzim ragi pada umumnya baik bekerja pada

temperatur 37o C ± 40o C.

Analisis Kuantitatif  Kadar karbohidrat dalam berbagai bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai

cara, diantaranya cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimia dan carakromatografi. Penentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida

memerlukan pendahuluan yaitu hidrolisis lebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida.Untuk keperluan ini, maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan

tertentu. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Luff Schoorl.Penentuan kadar karbohidrat pada percobaan dengan metode Luff Schoorl dibagi atas

tiga tahapan, yaitu:1.  Tahap sebelum inversi

2.  Tahap setelah inversi lemah

3.  Tahap setelah inversi kuatPada penentuan karbohidrat dengan metode Luff Schoorl, yang ditentukan bukan Cu2O

yang mengendap tapi dengan menggunakan CuO dalam larutan yang belum direaksikandengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan gula reduksi (titrasi

sampel). Penentuannya dengan menggunakan titrasi volumetri. Setelah diketahui selisih banyaknya titrasi blanko dan titrasi sampel kemudian dikonsultasikan dengan tabel yang telah

tersedia yang menggambarkan hubungan antara banyaknya Na2S2O3 dengan banyaknya gula  pereduksi. Pada metode Luff Schoorl terdapat dua cara pengukuran yaitu :

1.  Penentuan Cu tereduksi dengan I2 

Page 10: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 10/23

2.  Menggunakan prosedur Lae-EynonMetode Luff Schoorl mempunyai kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi

yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda.

Monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan

CuO akan direduksikan dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan

tersebut dititrasi dengan larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yangdigunakan adalah Iodometri karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan

dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2)

  bebas dalam larutan. Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya

yang bersifat netral atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat

oksidator tersebut tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan dengan

 banyaknya oksidator. I2 bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 

sehinga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu,

 jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum

titik ekivalen.

Metode Luff Schoorl ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang  berukuran sedang. Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl

merupakan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahansebesar 10%.

Persamaanreaksinya:

R-COH + 2 CuO Cu2O (s) + R-COOH (aq)H2SO4 (aq) + CuO CuSO4 (aq) + H2O (l)

CuSO4 (aq) + 2 KI (aq) CuI2 (aq) + K 2SO4 (aq)

2 CuI2 Cu2I2 + I2 

I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + NaI

I2 + amilum Biru

Penetapan sebelum inversi dilakukan untuk mengetahui jumlah gula pereduksi yang

terdapat dalam sampel. Penetapan inversi lemah dilakukan untuk mengetahui jumlah

disakarida yang tidak bersifat reduksi seperti sukrosa. Penetapan sesudah inversi kuat

 biasanya dilakukan untuk menentukan kadar karbohidrat pada poliskarida.

C.  Alat dan Bahan Analisis Kualitatif 

Alat

1.  Tabung reaksi

2.  Rak tabung reaksi3.  Pipet tetes tangkai panjang

4.  Kaca preparat5.  Penangas air 

6.  Mikroskop

7.  Batang pengaduk 8.  Pemanas listrik 9.  Botol semprot

10.  Kertas saring

11.  Corong kaca

12.  Gelas kimia

13.  Spatula

14.  Kertas lakmus¶

15.  Penjepit tabung reaksi

Page 11: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 11/23

Bahan1.  Pereaksi Molisch

2.  Pereaksi Asam Pikrat3.  Pereaksi Barfoed

4.  Pereaksi Benedict

5.  Pereaksi Seliwanoff 

6.  Pereaksi Fenilhidrazin7.  Air tebu

8.  Larutan kanji 1%

9.  Larutan NaOH 6M

10.  Larutan HCl 6M

11.  Larutan I2 0,01M

12.  Larutan HCl pekat

13.  Amil Alkohol

Analisis Kuantitatif 

Alat1.  Tabung Reaksi

2.  Gelas Kimia 250mL3.  Kassa

4.  Botol semprot5.  Labu ukur 250mL

6.  Kertas saring7.  Corong pendek 

8.  Labu erlenmeyer 

9.  Pembakar bunsen

10.  Buret

11.  Pipet volum

12.  Gelas ukur 

13.  Pipet tetes

14.  Batang pengaduk 

Bahan

1.  Larutan Na2S2O3 

2.  Larutan H2SO4 

3.  Larutan KI

4.  Air tebu

5.  Larutan HCl6.  Aquades

7.  Larutan NaOH8.  Larutan Luff Schoorl

-  CuSO4.5H2O

-  Asam sitrat-   Na2CO3.10H2O

D.  Diagram Alir 

Analisis Kualitatif Karbohidrat 

Page 12: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 12/23

Page 13: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 13/23

 

E.  Langkah Kerja, Pengamatan dan Analisis  

No.  Langkah Kerja  Pengamatan  Analisis 

a  Analisis Kualitatif Karbohidrat 

es umum Karbohidrat  

Uji Molisch

2mL air tebu dimasukkan kedalam tabung reaksi

Ditambahkan 2 tetes pereaksi MolischDikocok  Tabung reaksi dimiringkan Ditambahkan 2 mL asam sulfat pekat secara perlahan

Diamati

Pereaksi Molisch:larutan berwarnaorange

Air tebu: larutan berwarna kuning

kecokelatan

Pereaksi Molisch

+ air tebu +

dikocok saling

melarutkan dan

terbentuk endapan

 putih+ asam sulfat

 pekat terbentuk cincin

 berwarna ungu

Karbohidratdihidrolisis olehasam sulfat menjadi

monosakarida

Didehidrasi dengan

asam sulfat menjadi

furfural

Furfural

 berkondensasi

dengan -naftol

membentuk senyawa

kompleks berwarnaungu

Positif (sampelmengandung

karbohidrat)

es Oksidasi Gula Uji Benedict

5 mL pereaksi Benedict ditambahkan 8 tetes air tebu Dikocok 

Diletakkan didalam penangas air yang mendidih selama3 menit

Didinginkan

Diamati

Uji Barfoed

y  3 mL pereaksi Barfoed ditambahkan 2 mL air tebuDiletakkan didalam penangas air yang mendidih selama

1 menit atau lebih

Diamati

Pereaksi

Benedict: larutan

 berwarna biru tua

Air tebu : larutan

 berwarna kuningkecokelatan

Pereaksi Benedict

+ air tebu

terbentuk dualapisan

+ dikocok

 biru kehijauan

dipanaskan

terbentuk endapanmerah bata

Pereaksi Barfoed

: larutan berwarna biru tua

Air tebu : larutan

 berwarna kuning

kecokelatan

Pereaksi Barfoed

Positif terhadap ujiBendict (sampel

mengandung gula pereduksi

monosakarida)

ositif terhadap uji

Barfoed (sampel

mengandungmonosakarida)

Page 14: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 14/23

+ air tebu terbentuk dua

lapisan

+ dipanaskan 7

menit endapanmerah bata

es untuk Ketosa dan Pentosa 

Uji Seliwanoff 

3 mL pereaksi Seliwanoff dimasukkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan 3 tetes air tebuDiletakkan didalam penangas air  Dididihkan sampai ada perubahanDiamati 

Uji Tauber 

1 mL pereaksi Tauber dimasukkan kedalam tabung

reaksi

Ditambahkan 5 tetes air tebuy  Dipanaskan sampai mendidih 

y  Didinginkany  Diamati

Pereaksi

Seliwanoff :larutan tidak 

 berwarna

Air tebu : larutan

 berwarna kuningkecokelatan

PereaksiSeliwanoff + air 

tebu agak keruh

+ dipanaskan

larutan berwarna

merah

Pereaksi Tauber :larutan berwarna

  jingga pudar 

 bening

Air tebu : larutan  berwarna kuning

kecokelatan

Pereaksi Tauber +

air tebu larutan

 berwarna orange

+ dipanaskan

tidak mengalami

 perubahan

Ketosa didehidrasi

menjadi furfural

Furfural bereaksi

dengan resorsinolmembentuk senyawa

kompleks berwarna

merah

Positif terhadap ujiSeliwanoff (sampel

termasuk golonganketosa)

Pentosa + pereaksi

Tauber larutan  berwarna merah

anggur 

Heksosa + Pereaksi

tauber tidak 

merah

 Negatif terhadap uji

Tauber (sampeltermasuk golongan

heksosa)

Page 15: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 15/23

  in-lain Uji Fenilhidrazin

masing-masing 2mL glukosa, galaktosa dan fruktosaditambahkan 5 mL fenilhidrazin

Diletakkan didalam pennagas air selama 30 menit

Dibiarkan sampai dingin

Diambil sedikit dan diletakkan diatas kaca objek Diamati

Inversi sukrosa

-10 mL larutan sukrosa 1% dimasukkan kedalam tabung

reaksi

y  Ditambahkan 2 tetes asam sulfat pekat

y  Dipanaskan dalam penangas air yang mendidihselama 3 menit

y   Didinginkany  Dinetralkan dengan menambahkan Na2CO3 jenuh

y  Dilakukan uji Benedicty  Diamati

5.  Uji hidrolisis air tebu

10 mL air tebu dimasukkan kedalam tabung reaksi Ditambahkan 3 mL HCl 3MDiletakkan dalam penangas air mendidih

Diambil 1 tetes tiap 3 menitD tes dengan larutan I2 0,01M sampai warna iodium

 permanenDinetralkan dengan penambahan Na2CO3

Dilakukan tes terhadap pereaksi BenedictDiamati

-

Fenilhidrazin :

larutan tidak  berwarna

Fenilhidrazin +sampel +

dipanaskan larutan berwarna

kuning

25 menit

terbentuk endapan

kuning

(tidak selesai

dilakukan) 

Larutan sukrosa :

larutan berwarnakuning

kecokelatan

H2SO4 : larutan

tak berwarna

 Na2CO3 : larutan

tak berwarna

Larutan sukrosa +

H2SO4 larutan

 berwarna kuning

kecokelatan

+ dipanaskan larutan berwarna

kuning

kecokelatan

+Na2CO3

netral (tidak 

memberikan

 perubahan warna pada uji lakmus,

timbul busa (gasCO2)

+ Uji Benedict larutan

 berwarna biru tua

+ dipanaskan

merah bata

Endapan kuning

diperkirakanmerupakan osazon

yang terbentuk darireaksi monosakarida

yang terdapatdidalam sampel

dengan reagen

fenilhidrazin

Positif (sampelmengandung gula

 pereduksi)

Positif mengandunggula pereduksi

Page 16: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 16/23

 

HCl : larutan tak 

 berwarnaAir tebu : larutan

 berwarna kuningkecokelatan

HCL 3M + air 

tebu : larutan

 berwarna kuning

kecokelatan pudar 

3 menit pertama

larutan

 berwarna merah

cokelat

3 menit kedua

larutan berwarna

merak cokelat3 menit ketiga

larutan berwarna

merah cokelat

+ pereaksi Benedict

merah bata 

b  Analisis Kuantitatif Karbohidrat 

embuatan Larutan Luff Schoorl

y  20 gr CuSO4.5H2O dimasukkan kedalam gelas kimia 

Ditambahkan 100 mL aquades

y  50 gr asam sirat dimasukan ke dalam gelas kimia 

Ditambahkan 50 mL H2O

y  310,4 gr Na2CO3.10H2O dimasukkan kedalam gelas

kimiaitambahkan 100 mL H2O kemudian dipanaskan 

Larutan 1,2,3 dicampurkan

Dibiarkan semalam

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

apan sebelum inversi lemah

25 mL sampel ditambahkan 25 mL pereaksi Luff SchoorlDipanaskan 10 menit

Tidak dilakukan

Page 17: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 17/23

  Didinginkan dan ditambah 10 mL KI 1N dan 15 mLH2SO4 

Dititrasi dengan Na2S2O3 Dicatat volume Na2S2O3 

hapan setelah inversi lemah

25 mL sampel  ditambahkan 50 mL larutan HCl 20% 

Ditambahkan 50 mL aquades

Dipanaskan 10 menitDidinginkan

Ditambahkan larutan NaOH 20%Ditambahkan phenolftalein

Tidak dilakukan

ahapan setelah inversi kuat

25 mL sampel ditambahkan 50 mL aquadesDitambahkan 10 mL larutan HCl 10%

DipanaskanDidinginkan

Dinetralkan dengan NaOH 20%

Tidak dilakukan

asi blanko

25 mL larutan Luff Schoorl Ditambahkan 25 mL aquades

Dipanaskan 10 menit

Ditambahkan 15 mL larutan H2SO4 6N

Ditambahkan 10 mL larutan KI 1N

Ditambahkan indikator amilumDititrasi dengan larutan Na2S2O3 

Dicatat volume larutan Na2S2O3 yang terpakai

Larutan LS :

larutan berwarna

 biru tua

+ aquades 25 mL

larutan

 berwarna biru tua+ dipanaskan

10 menit

larutan berwarna biru tua + H2SO4 

18M timbulgas

+ KI cokelatmuda

Larutan LS

mengandung CuO,

ketika CuO + H2SO4 

CuSO4 + H2O

Ketika campuran

ditambahkan KI,terbentuk warnakuning kecokelatan

yang menunjukkanadanya campuran

CuI, Cu2I2 dan I2.

Ketika ditambahkan

amilum, terbentuk warna biru ungu

Page 18: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 18/23

  + indikator amilum

terdapat warna biru didalam

larutan

+ Na2S2O3 hingga

warna biru hilangV Na2S2O3 :

22,8mL

yang merupakankompleks dari

amilum-I2 

Ketika dititrasi

dengan Na2S2O3,terbentuk warne

  putih susu yangmerupakan warna

dari Cu2I2 

etuan kadar karbohidrat

25 mL larutan sampel ditambahkan 25 mL larutan Luff Schoorl 

Dipanaskan 10 menit

Didinginkan

Ditambahkan 15 mL larutan H2SO4 6N

Ditambahkan 10 mL larutan KI 1N

Ditambahkan indikator amilum

Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 

Dicatat volume larutan Na2S2O3 yang terpakai

Sampel + LS larutan berwarna

 biru tua

+ dipanaskan

larutan berwarna

merah bata

+ H2SO4 18M

timbul gelembung

gas

+ KI larutan

 berwarna cokelatmuda

+ indikator 

amilum tidak 

ditemukan warna

 biru didalam

larutan

Ketika sampelditambahkan larutan

LS, terjadi reaksi R-COH + 2CuO

Cu2O + R-COOHyang membentuk 

warna merah bata

setalah dipanaskan.

Ketika ditambahkanKI, tidak terbentuk 

warna cokelat karena

I-

tidak bereaksidengan Cu

2+, artinya

Cu2+

dalam larutantelah habis bereaksi

dengan sampel

Ketika ditetesi

indikator amilum,tidak terbentuk 

warna biru karenatidak ada I2 dalam

campuran

Dengan demikian,

kadar gula dalam

sampel � reagen LS

yang dipakai

idrolisis sampel

0,5 gr sampel dilarutkan kedalam 15 mL air mendidih 

ditambahkan 5 mL larutan HCl 1N

Larutan disimpan dalam air mendidih selama 10 menit

Diidnginkan

Ditambahkan 5 mL larutan NaOH 1N

Diencerkan hingga 250 mL dalam labu ukur 250 mL

Air tebu : larutan berwarna kuning

kecokalatan

Air tebu + air mendidih

larutan berwarna

kuningkecokelatan

Air mendidih yangditambahkan

  berfungsi sebagai

  peeraksi dalam

hidrolisis

untuk mempercepat

reaksi, maka air yang ditambahkan

Page 19: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 19/23

  + HCl 6M larutan berwarna

agak kemerahan

Dipanaskan dan

didinginkan tidak mengalami

 perubahan+ NaOH

netral

Diencerkanmenjadi 100mL

larutan

 berwarna kuning

kecokelatan

adalah air yangmendidih

HCl 6N merupakankatalis atau pemberi

suasana asam untuk mempercepat reaksi

  NaOH 6N dipakaiuntuk menetralkan

campuran sehingga

memungkinkan

untuk dilakukan uji

iodium

F.  Analisis dan Pembahasan 

Percobaan yang dilakukan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif karbohidratyang terdapat dalam air tebu. Melalui analisis kualitatif kita dapat menentukan jenis

karbohidrat yang terdapat dalam sampel (air tebu), sedangkan analisis kuantitatif berguna

untuk menentukan kadar karbohidrat yang terkandung dalam sampel air tebu tersebut.

Analisis Kualitatif Karbohidrat

Untuk analisis kualitatif dilakukan beberapa tes pada sampel diantaranya uji Molisch, uji

Benedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff, uji Tauber, uji fenilhidrazin, Inversi sukrosa, uji

iodium, dan uji hidrolisis air tebu.

Berdasarkan percobaan, diketahui bahwa pada uji molisch, pereaksi dibuat dari -naftol

dengan etanol. Ketika pereaksi (orange) ditambahkan air tebu (kuning kecoklatan) dan H2SO4

(tak berwarna), maka terbentuk cincin berwarna ungu. Karbohidrat oleh asam sulfat pekatakan terhidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi

oleh asam sulfat pekat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural. Furfural dengan -naftolakan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Hal ini

menunjukkan bahwa sampel positif mengandung karbohidrat.Karbohidrat + H2SO4 pekat HM-furfural + -naftol cincin ungu

Pada uji benedict, pereaksi Benedict (berwarna biru) berupa larutan yang mengandungkuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Ketika pereaksi ditambahkan air tebu

(kuning kecoklatan), terbentuk dua lapisan. Lapisan atas merupakan air tebu. Sedangkan

lapisan bawah adalah pereaksi benedict. Larutan dikocok dan membentuk larutan berwarna

  biru kehijauan. Selanjutnya dipanaskan dan terbentuk endapan merah bata. Glukosa dapat

mereduksi ion Cu2+

dari kuprisulfat menjadi ion Cu+

yang kemudian mengendap sebagai

CuO. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereduksi Benedict bersifat basalemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata.

Hasil uji positif pada fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa, sedangkan untuk 

karbohidrat jenis sukrosa dan pati menunjukkan hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa  berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada dalam kesetimbangannya dengan

sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga gugus aldehida atau keton ini

dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan

hasil reaksi positif dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa

dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit

Page 20: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 20/23

monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadirantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict. Pada

  pati, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namunkonsentrasinya sangatlah kecil, sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.

Karbohidrat + campuran CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3 Cu2O (endapan merah bata)

Pada uji Barfoed, pereaksi Barfoed (biru tua) merupakan campuran kupriasetat dan

asam asetat. Ketika pereaksi ditambahkan air tebu dan dipanaskan, pada menit ke-7 terbentuk endapan merah bata. Larutan ini akan bereaksi dengan gula pereduksi sehingga dihasilkan

endapan Tembaga (II) Oksida. Dalam suasana asam, gula pereduksi yang termasuk 

disakarida memberikan reaksi yang sangat lambat dengan larutan Barfoed sehingga tidak 

memberikan endapan merah kecuali pada waktu percobaan yang diperlama. Uji ini untuk 

menunjukkan gula pereduksi monosakarida.

Karbohidrat + campuran CuSO4 dan CH3COOH Cu2O (endapan merah bata)

Uji Seliwanoff dilakukan dengan mereaksikan pereaksi Seliwanoff (tak berwarna)

dengan air tebu, membentuk larutan yang agak keruh. Selanjutnya dipanaskan dalam  penangas air yang mendidih sehingga terbentuk larutan berwarna merah. Dari percobaan,

diketahui bahwa ketosa didehidrasi menjadi furfural. Furfural tersebut akan bereaksi denganresorsinol membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Dari uji seliwanoff dapat

disimpulkan bahwa sampel termasuk ketosa karena pada uji seliwanoff, ketosa akanmenghasilkan senyawa kompleks berwarna merah, sedangkan untuk aldosa tidak.

KH (ketosa) + H2SO4 furfural + resorsinol warna merah.KH (aldosa) + H2SO4 furfural + resorsinol negatif 

Pada uji Teuber, pereaksi Tauber (jingga pudar bening) direaksikan dengan air tebu

membentuk larutan berwarna orange. Selanjutnya dipanaskan dan tidak mengalami

  perubahan. Hal ini berarti sampel tidak mengandung pentosa karena negatif terhadap tes

Tauber. Dengan kata lain, smpel mengandung heksosa.

Pada uji fenilhidrazin, pereaksi fenilhidrazin (tak berwarna) ketika direaksikan dengan

sampel dan dipanaskan terbentuk warna kuning. Setalah 25 menit terbentuk endapan kuning

yang diperkirakan merupakan osazon yang terbentuk dari reaksi monosakarida yang terdapat

dalam sampel dengan reagen fenilhidrazin. Namun tidak dilakukan uji bentuk kristal karena

keterbatasan waktu sehingga tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi jenis karbohidrat

yang terdapat didalam sampel.

Selanjutnya dilakukan inversi sukrosa dengan menambahkan asam sulfat pekat

kedalam larutan sukrosa (kuning kecokelatan). Selanjutnya dipanaskan dan ditambahkan

natrium karbonat agar larutan netral. Penetralan larutan ini dilakukan dengan menggunakankertas lakmus sebagai penguji pH. Kemudian dilakukan uji Benedict membentuk larutan biru

tua. Lalu dipanaskan hingga berwarna merah bata. Dari uji ini diketahui bahwa sampelmengandung gula pereduksi.

Untuk uji Iodium, air tebu dimasukkan kedalam 3 tabung yang berbeda. Tabung

  pertama ditambahkan air dan I2, tabung ke-2 ditambahkan HCl dan I2, tabung ke-3ditambahkan NaOH dan I2. Ketiga larutan kemudian diamati. Dari percobaan, tidak dihasilkan endapan ungu biru yang berarti bahwa sampel tidak mengandung pati.

Pada analisis kualitatif yang terakhir dilakukan hidrolisis air tebu dimana air tebu

ditambahkan HCl (kuning muda). Selanjutnya dipanaskan dan diambil 1 tetes tiap 3 menit

serta di tes dengan larutan I2 0,01M. Pada 3 menit ke-1, ke-2, dan ke-3 terbentuk larutan

merah cokelat. Kemudian dinetralkan dengan natrium karbonat. Ketika dilakukan uji

Benedict, terbentuk endapan merah bata yang berarti bahwa sampel mengandung gula

 pereduksi.

Page 21: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 21/23

Dari berbagai uji diatas menunjukkan sampel mengandung fruktosa, glukosa danmungkin juga sukrosa karena sukrosa terbentuk dari fruktosa dan glukosa.

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifatdapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-

  buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau

konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat

 bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam sesudahitu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang menderita

diabetes mellitus, jumlah glukosa darah lebih dari 130 mg per 100 ml darah

(McGilvery&Goldstein, 1996). D-glukosa memiliki sifat mereduksi reagen Benedict, Haynes,

Barfoed, gula pereduksi, memberi osazon dengan fenilhidrazina, difermentasikan oleh ragi

dan dengan HNO3 membentuk asan sakarat yang larut (Harper et al, 1979).

Madu lebah selain mengandung glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah

suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya

disebut juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis.

(McGilvery&Goldstein, 1996) Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga

lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan  pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi benzene) dalam asam HCl.

Dengan pereaksi ini, mula-mula fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yangselanjutnya bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa yang berwarna merah. pereaksi

Seliwanoff ini khas untuk menunjukkan adanya ketosa. Fruktosa berikatan dengan glukosamembentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-hari sebagai pemanis, dan

  berasal dari tebu atau bit (McGilvery&Goldstein, 1996). D-fruktosa mempunyai sifatmereduksi reagen Benedict, Haynes, Barfoed (gula pereduksi), membentuk osazon dengan

fenilhidrazina yang identik dengan osazon glukosa, difermentasi oleh ragi dan berwarna

merah ceri dengan reagen Seliwanoff resorsinol-HCl (Harper et al, 1979).

Sukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu meupun

dari bit. Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah

nanas dan dalamwortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan glukosa

dan fruktosa. (McGilvery&Goldstein, 1996) Pada molekul sukrosa terdapat ikatan antara

molekul glukosa dan fruktosa, yaitu antara atom karbon nomor 1 pada glukosa dengan atom

karbon nomor 2 pada fruktosa melalui atom oksigen. Kedua atom karbon tersebut adalah

atom karbon yang mempunyai gugus OH glikosidik atau atom karbon yang merupakan gugus

aldehida pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa. . Oleh karena itu molekul sukrosa tidak 

mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion Cu 2+ atau Ag+ dan juga tidak membentuk osazon.

(McGilvery&Goldstein, 1996)

 Analisis Kuantitatif KarbohidratPada analisis kuantitatif, dapat ditentukan kadar karbohidrat yang terkandung dalam

suatu sampel. Banyak cara yang digunakan untuk analisis ini, salah satunya dengan cara Luff Schoorl. Pengukuran karbohidrat yang merupakan gula pereduksi dengan metode Luff 

Schoorl ini didasarkan pada reaksi sebagai berikut :

R-CHO + 2 Cu

2+

R-COOH + Cu2O2 Cu2+

+ 4 I-Cu2I2 + I2 

2 S2O32- + I2 S4O6

2- + 2 I- 

Dalam percobaan ini, pereaksi Luff Schoorl telah disediakan. Larutan ini terdiri dari

larutan CuSO4.5H2O, larutan asam sitrat, dan larutan Na2C2O3.10H2O. mula-mula dilakukan

titrasi blanko dengan titran larutan Na2C2O3. Larutan Luff Schoorl ditambahkan aquades dan

dipanaskan. Setelah itu ditambahkan H2SO4 dengan persamaan reaksi:

CuO + H2SO4 CuSO4 + H2O

Page 22: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 22/23

Kemudian ditambahkan KI membentuk larutan berwarna kuning kecokelatan yangmenunjukkan adanya campuran CuI2, Cu2I2 dan I2. Ketika ditambahkan indikator amilum,

terbentuk larutan berwarna biru ungu yang merupakan kompleks dari amilum-I2. Selanjutnyadititrasi dengan larutan Na2S2O3 hingga warna biru hilang. I2 bereaksi dan terbentuk larutan

warna putih susu yang merupakan warna dari Cu2I2. Volume larutan Na2S2O3 yang terpakai

dapat digunakan untuk menentukan berapa kadar karbohidrat yang terkandung didalam

sampel. Volume Na2S2O3 yang terpakai sebanding dengan banyaknya I2 sisa yang bereaksidengan karbohidrat. Jika diketahui berapa sisa I2 yang bereaksi dengan Na2S2O3, maka dapat

ditentukan berapa I2 yang bereaksi dengan karbohidrat sehingga dapat ditentukan kadar 

karbohidratnya.

Langkah selanjutnya adalah penentuan kadar karbohidrat dengan menggunakan larutan

Luff Schoor yang ditambahkan kedalam larutan sampel dan dipanaskan dengan persamaan

reaksi:

R-COH + 2CuO Cu2O + R-COOH (merah bata)

Ketika ditambahkan KI, larutan tidak berwarna cokelat. Hal ini kemungkinan

disebabkan karena I-

tidak bereaksi dangan Cu2+,

artinya Cu2+

dalam larutan telah habis

  bereaksi dengan sampel. Begitu juga ketika ditetesi amilum, tidak terdapat warna birudidalam larutan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tidak ada I2 didalam campuran.

Dengan demikian, kadar gula dalam sampel lebih besar atau sama dengan reagen Luff Schoorl yang dipakai.

Selanjutnya dilakukan hidrolisis sampel dengan cara melarutkan sampel kedalam air mendiidh yang berfungsi sebagai pereaksi dalam hidrolisis untuk mempercepat reaksi. Lalu

ditambahkan larutan HCl yang merupakan katalis dan pemberi suasana asam untuk mempercepat reaksi. Kemudian dinetralkan dengan larutan NaOH sehingga memungkinkan

untuk menguji iodium yang terdapat didalam campuran.

G.  Perhitungan  Massa sampel = 10,348 gram

V Na2S2O3 yang terpakai dalam titrasi blanko = 22,8 mL

  pel = 0 mL (karena I2 dalam campuran telah habis sehingga tidak ada I2 yang akan bereaksi dengan

 Na2S2O3)

25/100 x 10,3489 = 2,587 gram = 2587 mg

V larutan Luff Schoorl yang dipaki = 25 mL

25/25 mL x 22,8 mL = 22,8 mL

¨V Na2S2O3 = V Na2S2O3 blanko ± V Na2S2O3 sampel

= 22,8 mL ± 0 mL= 22,8 mL

1 mL ¨V = 2,4 mL gula pereduksi (dari tabel)Jadi, kadar gula pereduksi dalam sampel = 24 mg x 22,8

= 54,72 mg

= 0,05472 gram% gula pereduksi = 2,115 %

H.  KesimpulanDari analisis kualitatif karbohidrat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak 

cara untuk mengidentifikasi karbohidrat yang dapat dilakukan selain dengan sifat fisik juga

melalui sifat kimianya. Pereaksi-peraksi yang digunakan pada identifikasi karbohidrat antara

lain: pereaksi Molisch, Benedict, Berfoed, Seliwanoff, dan lain-lain. Beberapa karbohidrat

Page 23: ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

8/7/2019 ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-kualitatif-dan-kuantitatif-karbohidrat 23/23

memiliki gugus fungsi yang berbeda sehingga hal ini sangat berguna pada identifikasikarbohidrat yang berbeda. 

Berdasarkan data percobaan dapat disimpulkan bahwa sampel mengandungmonosakarida yaitu glukosa dan fruktosa serta tidak mengandung polisakarida. Selain itu,

sampel juga diduga mengandung sukrosa karena hasil hidrolisis sukrosa adalah glukosa dan

fruktosa. 

Selanjtnya, kadar karbohidrat yang terdapat dalam sampel yang diuji dalam analisakuantitaif karbohidrat adalah sebesar 2,115%.

Daftar Pustaka 

Fessenden, Ralph J and Fessenden, Jean S (1982). Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: ErlanggaPoedjiadi, Anna. (1994). Biokimia. Jakarta: UI

Sudarmaji, Slamet. (2003). Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: LibertyYogyakarta

Tim Biokimia. Pedoman Praktikum Biokimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

UPI.http//:www. Luff Schoorl « Queen Of Sheeba¶s Weblog.html