analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

110
ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG TESIS OLEH LILIS DIAN PRIHATINI 057010015/KK SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Upload: hoangbao

Post on 09-Dec-2016

256 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG

RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG

TESIS

OLEH

LILIS DIAN PRIHATINI 057010015/KK

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2007

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 2: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT

INAP RSUD SIDIKALANG

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Dalam Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kekhususan Kesehatan Kerja, Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

LILIS DIAN PRIHATINI 057010015/KK

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2007

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 3: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG

Nama Mahasiswa : LILIS DIAN PRIHATINI

Nomor Pokok : 057010015 Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

KEKHUSUSAN KESEHATAN KERJA

Menyetujui

Komisi Pembimbing :

Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM Ketua

Dra.Sri Supriyanti, M.Si Ir. Mbue Kata Bangun,MS

Anggota Anggota Ketua Program Studi, Direktur SPs USU, Dr. Drs.R.Kintoko Rochadi,MKM Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc Tanggal Lulus : 31 Agustus 2007

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 4: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Telah diuji Pada tanggal : 31 Agustus 2007

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM

Anggota : Dra. Sri Supriyanti, MSi

Ir.Mbue Kata Bangun, MS

Dr.Halinda Sari Lubis, M.KKK

Ir. Kalsum, M.Kes

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 5: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2007 (LILIS DIAN PRIHATINI )

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 6: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

RELATIONSHIP BETWEEN WORK LOAD WITH WORK STRESS ON NURSE IN EVERY ROOM OF REGION GENERAL HOSPITAL

SIDIKALANG

ABSTRACT

LILIS DIAN PRIHATINI

Stress emerged on nurse due to various factors, such as work load. Load of nurses in hospital including physical task and mentally task. This research is purposed to find out the relationship between work load with work stress on nurse in every room of Region General Hospital Sidikalang. The research used cross sectional design of 30 nurses as samples which work in surgical room 6 nurses, children section 9 nurses, midwifery section 7 nurses and internist section 8 nurses. Data analyzed by analytical approach which use product moment correlation and one way Anova testing. The result show that there are significant relationship between workg load and work stress of all nurses in all overnight room, with significant level an\d various coefficient correlation. In surgical room there are correlation of work load to work stress with coefficient correlation about 0,885. Nurses in children section, coefficient correlation about 0,705, in midwife section coefficient correlation about 0,756, internist\section , coefficient correlation about 0,797. The result of one way Anova testing show that there is no significant differentiation of work load off all nurses in all room with work stress. The research recommended the necessity of average work load for nurses by perform rotation system to prevent surfeit for nurse if work in one room for long time period. The necessity to keep average work stress by improve their ability to balancing internal and external work load when performing service in hospital. The possibility to make following research about related factors with load and work stress in hospital. Keywords : Work load, Work Stress, Nurse

iLilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 7: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI TIAP RUANG RAWAT INAP RSUD SIDIKALANG

ABSTRAK

LILIS DIAN PRIHATINI Stress pada perawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah

beban kerja. Beban kerja perawat di rumah sakit meliputi beban kerja fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel beban kerja dengan stress kerja pada perawat di tiap ruangan rawat inap RSUD Sidikalang.

Penelitian menggunakan rancangan cross sectional terhadap 30 orang perawat sebagai sampel yang bertugas di ruangan bedah 6 orang, ruangan anak 9 orang, ruangan kebidanan 7 orang dan ruangan penyakit dalam 8 orang. Analisis data secara analitik menggunakan uji korelasi product moment pearson untuk menguji hubungan kerja dengan stress kerja dan untuk menguji perbedaan beban kerja dengan stress kerja ditiap ruangan digunakan uji statistik one way Anova.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat di seluruh ruang rawat inap, dengan tingkat signifikan dan koefisien korelasi yang bervariasi. Pada ruang perawatan bedah terdapat hubungan beban kerja dengan stress kerja dengan koefisien korelasi sebesar 0,885. Pada perawat yang bertugas di ruang perawatan anak, koefisien korelasi sebesar 0,705, di ruang perawatan kebidanan, koefisien korelasi sebesar 0,756, ruang perawatan penyakit dalam, koefisien korelasi sebesar 0,797.

Hasil uji one way Anova menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan beban kerja dan stress kerja perawat di seluruh ruang perawatan.

Rekomendasi penelitian ini adalah perlu dipertahankan beban kerja yang sedang pada perawat dengan melakukan upaya sistem rotasi bagi perawat di ruang perawatan RSUD Sidikalang sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada perawat apabila bekerja pada satu ruangan dalam jangka waktu lama yang dapat menimbulkan stress kerja. Perlu dipertahankan tingkat stress kerja yang sedang pada perawat dengan meningkatkan kemampuan dalam diri perawat untuk menyeimbangkan beban internal dan beban eksternal yaitu memisahkan beban kerja pada keluarga (rumah) dengan beban kerja pada saat melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Dimungkinkan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang terkait dengan beban dan stress kerja perawat di rumah sakit. Kata Kunci: Beban kerja, Stress kerja, Perawat.

iiLilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 8: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

melindungi dan menyertai Saya sehingga dapat menyelesaikan tesis ini sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya dan penghargaan kepada

1. Bapak Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM sebagai Ketua Komisi Pembimbing,

Ibu Dra. Sri Supriyantini, M.Si dan Bapak Ir. Mbue Kata Bangun,MS yang

telah banyak meluangkan waktu dan sumbang saran pemikiran dalam

membimbing penulis mulai dari awal sehingga dapat menyelesaikan tesis ini

dengan baik.

2 Ibu Prof.Dr.Ir. Chairun Nisa B, MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis mengikuti pendidikan ini.

3 Bapak Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM sebagai Ketua Jurusan Kekhususan

Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU dan Ibu

dr.Halinda Lubis, MKKK sebagai Sekretaris Program yang turut mendukung

dalam menyelesaikan studi ini.

4 Seluruh Dosen pengajar Kekhususan Program Studi Kesehatan kerja Sekolah

Pascasarjana USU yang telah menberikan ilmu kepada saya selama

mengikuti pendidikan .

5 Bapak dr. Budiman Simanjuntak, MKes selaku Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Dairi beserta staf yang memberikan kesempatan kepada saya untuk

mengikuti pendidikan ini

6 Bapak dr.Reinfil Capah, MKes selaku Direktur RSUD Sidikalang yang turut

membantu dalam kelancaran pendidikan penulis.

7 Suamiku GTD Sihite, DCN, MKes, anak-anakku Theodora TA Sihite dan Joel

TB Sihite yang telah mendukung dengan semangat,kasih sayang dan doa

selama penulis menjalankan pendidikan.

iiiLilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 9: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

8 Teman-teman mahasiswa Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja

Sekolah Pascasarjana angkatan 2005 atas dorongan, bantuan dan kerjasama

yang telah kita bina selama ini.

9 Seluruh Staf administrasi Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja

Sekolah Pascasarjana USU yang telah membantu kelancaran administrasi

dengan tulus ikhlas

10 Teman-teman di RSUD Sidikalang dan Medan yang telah memberi semangat

dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini

Secara khusus Penulis juga mengucapkan terima kasih tidak terhingga kepada ;

Ayahnda YH Ratih BSc ( Alm) yang telah meninggal tanggal 27 Juni 2007 atas

perannya yang sedemikian besarnya dalam mendidik dan membesarkan penulis.

Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini,

sehingga diharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan tesis

ini.

Medan, 31 Agustus 2007

Penulis

ivLilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 10: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lilis Dian Prihatini

Tempat/Tanggal Lahir : Palangkaraya, 2 September 1964

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Komplek RSUD Sidikalang no. 13 B Sidikalang

Telpon. (0627 22968)

Riwayat Pendidikan

1. SD Katolik ” Don Bosco” Palangkaraya tahun 1970 – 1976

2. SMP Katolik ” ST Paulus” Palangkaraya tahun 1976 - 1980

3. SMF ISFI Banjarmasin Banjarmasin tahun 1980 – 1983

4. Akademi Gizi DepKes Jakarta tahun 1984 - 1988

5. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan tahun 2000 - 2002

6. Magister Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU

Medan tahun 2005 – 2007.

Riwayat Pekerjaan ;

1. Ka. Instalasi Gizi RSUD Sidikalang tahun 1990 - 2000

2. Pl.Sie Perawatan II RSUD Sidikalang tahun 2002 - 2003

3. Pl.Sie Pelayanan II RSUD Sidikalang tahun 2004 - 2005

4. Perencanaan dan Program RSUD Sidikalang tahun 2005 sampai sekarang

vLilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 11: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT .................................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1.Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2.Perumusan Masalah ............................................................................ 9 1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................ 10 1.4.Hipotesis Penelitian ............................................................................. 11 1.5.Manfaat Penelitian .............................................................................. 12 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13 2.1. Stress Kerja ........................................................................................ 13

2.1.1. Pengertian Stress Kerja ............................................................. 13 2.1.2. Tahapan Stress Kerja ................................................................. 14 2.1.3. Faktor-faktor Penyebab Stress Kerja ........................................ 16 2.1.4. Gejala-gejala Stress Kerja .......................................................... 20 2.1.5. Dampak Stress Kerja ................................................................. 22 2.1.6. Pencegahan dan Pengendalian Stress Kerja............................... 23

1.2.Beban Kerja ......................................................................................... 24 2.2.1. Pengertian Beban Kerja ............................................................. 24 2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ....................... 25 2.2.3. Dampak Beban Kerja ................................................................ 26 2.2.4. Penilaian Beban Kerja ............................................................... 26

2.3.Perawat ................................................................................................ 28 2.4.Beban Kerja dan Stress Kerja Unit Rawat Inap................................... 29 2.5.Hubungan Antara Beban Kerja dan Stress Kerja................................. 32

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................. 35 3.1. Lokasi dan Waktu .............................................................................. 35 3.2. Rancangan Penelitian ........................................................................ 35 3.3. Populasi dan Sampel ......................................................................... 36 3.4. Metode dan Alat ................................................................................ 36 3.5. Validitas dan Reliabilitas...................................................................... 38 3.6. Variabel Penelitian ............................................................................ 39 3.7. Analisa Data ...................................................................................... 39 3.8. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 40 3.9. Definisi Operasional .......................................................................... 40

viLilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 12: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

3.10. Jalannya penelelitian ........................................................................ 41 3.11. Jadwal Pelaksanaan ........................................................................ 46

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 47

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................................. 47 4.2. Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang............................. 48 4.3. Identitas Responden ............................................................................ 52 4.4. Beban Kerja Perawat........................................................................... 53 4.5. Stress Kerja Perawat ........................................................................... 54 4.6. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat ........................ 57 4.7. Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan..................... 59 4.8. Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan...................... 60 4.9. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat ........................ 61

4.9.1. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Bedah........................................................................ 61

4.9.2. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Anak ......................................................................... 62

4.9.3. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Kebidanan................................................................. 64

4.9.4. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Penyakit Dalam ....................................................... 64

4.10. Perbedaan Beban Kerja setiap Ruangan .......................................... 65 4.11. Perbedaan Stress Kerja Perawat setiap Ruangan ............................. 67

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 68

5.1. Saran ................................................................................................... 68 5.2. Kesimpulan ....................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70 LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi 2. Kuesioner 3. Master Data 4. Hasil uji Statistik

viiLilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 13: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kategori Berat Ringan Beban Kerja berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Menurut Christensen.. 28

Tabel 3.1. Kategori Beban Kerja ...................................................................... 41

Tabel 3.2. Kisi-kisi Variabel bebas ................................................................... 44

Tabel 3.3. Jadwal Penelitian ............................................................................. 46

Tabel 4.1. Distribusi Identitas Responden Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang ............................................................................. 53

Tabel 4.2. Distribusi Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang ......................................................................................... 54

Tabel 4.3. Distribusi Stress Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang ......................................................................................... 55

Tabel 4.4. Korelasi antara Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang .............................................. 59

Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang .......................................................... 59

Tabel 4.6. Hasil Uji Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang ......................................................... 60

viiiLilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 14: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 40

ixLilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 15: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi sekarang ini, kita rasakan bahwa batas antar benua

sudah semakin tidak jelas. Hal ini memudahkan bagi suatu negara untuk

menanamkan modalnya serta mengembangkan usahanya ke negara lain. Oleh karena

itu persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Suatu organisasi yang tidak

dapat menjawab tantangan tersebut, dapat dipastikan semakin lama akan semakin

terancam kelangsungan hidupnya.

Agar tetap dapat berkiprah di era pasar bebas yang penuh persaingan tersebut,

masalah kualitas sumber daya manusia merupakan suatu hal yang penting untuk

diperhatikan, karena sumber daya manusia merupakan salah satu asset yang

menentukan maju mundurnya suatu organisasi.

Demikian pula halnya dalam bidang pelayanan kesehatan, khususnya di

rumah sakit, tak terlepas dari dampak adanya era globalisasi tersebut. Rumah sakit

sebagai sebuah institusi yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan telah

mengalami beberapa perubahan yang mendasar. Pada awal perkembangannya rumah

sakit adalah sebuah lembaga yang bersifat sosial. Tetapi dengan masuknya rumah

sakit swasta serta pemodal baik yang berasal dari dalam negeri maupun asing,

menjadikan rumah sakit lebih mengacu sebagai suatu industri yang bergerak dalam

bidang pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang kini berkembang di rumah

sakit bukan saja menyangkut masalah bangunannya (seperti ukuran, kompleksitas,

jumlah unit), jumlah kualifikasi staf medis atau non medis, sistem keuangan serta

1 Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 16: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

2

sistem informasi, tetapi menyangkut pula pada kualitas pelayanan pekerja kesehatan

dalam memberikan pelayanan.

Dalam bidang pelayanan kesehatan, pemerintah telah mencanangkan visi

“Indonesia Sehat 2010”, dimana dalam visi tersebut pemerintah bertekad untuk dapat

meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh (Bambang, 2002).

Dalam mencapai visi tersebut, salah satu strategi yang harus dilakukan adalah

meningkatkan profesionalisme, termasuk profesionalisme masyarakat pekerja rumah

sakit. Pekerja di rumah sakit merupakan kelompok masyarakat yang turut berperan

dalam mencapai “Indonesia Sehat 2010”. Oleh karena itu pekerja rumah sakit

merupakan sumber daya manusia yang harus dibina agar menjadi produktif dan

berkualitas ( Dep Kes ,2003).

Melihat kondisi diatas maka sudah seharusnya pekerja di rumah sakit

menjadi sasaran prioritas program kesehatan dan keselamatan kerja, karena

pemeliharaan kesehatan sangatlah penting untuk mendukung visi “Indonesia Sehat

2010” (Bambang, 2002).

Pekerja kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis maupun

jumlahnya. Dalam melaksanakan tugasnya, pekerja rumah sakit banyak terpapar

dengan berbagai faktor yang dapat menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi

derajat kesehatan mereka. Mereka selalu berhubungan dengan berbagai bahaya

potensial, dimana bila tidak diantisipasi dengan baik dan benar dapat mempengaruhi

kesehatan dan keselamatan kerjanya (Dep Kes ,2003).

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 17: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

3

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit beroperasi 24 jam

sehari. Rumah sakit membuat pemisahan terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu

pelayanan pasien yang memerlukan penanganan emergensi, tidak emergensi dan yang

di opname. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja kesehatan

rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang

berjumlah sekitar 60 % dari tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit. Perawat

merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit dan

merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. Perawat di rumah sakit

bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan gawat

darurat. (Hamid, 2001).

Dalam menjalankan profesinya perawat rawan terhadap stress. Menurut survei

di Perancis (dalam Frasser, 1997) ditemukan bahwa persentase kejadian stress sekitar

74 % dialami perawat. Sedangkan di Indonesia menurut hasil penelitian yang

dilakukan oleh Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (2006) terdapat 50,9%

perawat mengalami stress kerja.

Demikian pula halnya di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang,

berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa perawat RSUD tersebut,

diasumsikan bahwa banyak perawat RSUD tersebut yang mengalami stress kerja. Hal

ini terlihat dari banyaknya keluhan nyeri otot dan sendi, jantung berdebar, mudah

marah, sulit konsentrasi, apatis, perasaan lelah, serta nafsu makan menurun. Menurut

Anoraga (2001) hal ini merupakan gejala-gejala adanya stress kerja.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 18: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

4

Sesuai dengan profesinya, perawat di RSUD Sidikalang dituntut untuk

memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam upaya membantu pasien mengatasi

masalahnya. Tuntutan tersebut dapat menyebabkan terjadinya stress.

Menurut Spielberger (dalam Handoyo, 2001) stress diartikan sebagai

tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar

diri seseorang. Menurut Goldberger dkk (dalam Leila, 2002) menambahkan bahwa

stress kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi

pekerjaan yang disebabkan oleh stressor dari lingkungan kerja seperti faktor

lingkungan fisik, sistem organisasi dan individu. Ditambahkan oleh Spielberger

(dalam Handoyo, 2001) bahwa stress disebabkan oleh adanya tuntutan eksternal

yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek lingkungan atau suatu stimulus

yang secara obyektif adalah berbahaya.

Terdapat berbagai faktor penyebab dari stress. Menurut Hurrel (dalam

Munandar,2001) faktor-faktor pekerjaan yang dapat menimbulkan stress

dikelompokkan dalam lima kategori besar yaitu faktor-faktor intrinsik dalam

pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karier, hubungan dalam pekerjaan

serta struktur dan organisasi. Pertama, kategori faktor –faktor intrinsik dalam

pekerjaan adalah fisik dan tugas, untuk fisik misalnya kebisingan, panas sedangkan

tugas mencakup beban kerja, kerja malam dan penghayatan dari resiko dan bahaya.

Kedua, peran individu dalam organisasi artinya setiap tenaga kerja mempunyai

kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada. Ketiga,

pengembangan karier merupakan pembangkit stress potensial yang mencakup

ketidakpastian pekerjaan,promosi berlebih atau promosi yang kurang.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 19: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

5

Keempat, hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terlihat dari kepercayaan yang

rendah, minat yang rendah dalam pemecahan masalah organisasi. Sedangkan untuk

yang ke lima yaitu struktur dan organisasi, kurangnya peran serta atau partisipasi

dalam pengambilan keputusan dalam organisasi.

Seperti halnya stress pada umumnya, stress pada perawat dapat disebabkan

oleh berbagai faktor, diantaranya adalah beban kerja. Menurut Manuaba (2000)

beban kerja dapat berupa tuntutan tugas atau pekerjaan, organisasi dan lingkungan

kerja. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian Ilmi (2003) bahwa terdapat lima

besar urutan stressor pada perawat. Pertama dikarenakan beban kerja yang berlebihan

(sebanyak 82,2 %), selanjutnya dikarenakan pemberian upah tidak adil (57,9 %),

kondisi kerja (52,3 %), beban kerja yang kurang (48,6 %) , dan tidak diikutkan dalam

pengambilan keputusan (44,9 %).

Perawat adalah profesi pekerjaan yang mengkhususkan diri pada upaya

penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada pasien dengan tuntutan kerja yang

bervariasi, tergantung pada karakteristik-karakteristik tertentu dalam melaksanakan

pekerjaannya. Karakteristik tersebut meliputi karakteristik tugas (yang membutuhkan

kecepatan, kesiagaan, serta kerja shift), karakteristik organisasi, serta karakteristik

lingkungan kerja baik lingkungan kerja fisik maupun sosial. Selain itu perawat juga

dibebani tugas tambahan lain dan sering melakukan kegiatan yang bukan fungsinya,

misalnya menangani administrasi, keuangan dan lainnya. Hal ini sejalan dengan

hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia (2005) bahwa

terdapat 78,8% perawat melaksanakan tugas kebersihan, 63,6% melakukan tugas

administrasi dan lebih dari 90% melakukan tugas non keperawatan (misalnya

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 20: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

6

menetapkan diagnosa penyakit, membuat resep dan melakukan tindakan pengobatan)

dan hanya 50 % yang melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan fungsinya.

Menurut survei di Perancis (dalam Frasser, 1997) ditemukan bahwa

persentase kejadian stress sekitar 74 % dialami perawat. Mereka mengeluh terhadap

lingkungan kerjanya yang menuntut kekuatan fisik dan ketrampilan. Sedangkan di

Indonesia menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Perawatan

Nasional Indonesia (2006) perawat mengalami stress kerja, menyatakan keluhan

sering merasa pusing, lelah, tidak ada istirahat, yang antara lain dikarenakan beban

kerja yang terlalu tinggi dan pekerjaan yang menyita waktu.

Beban kerja perawat di rumah sakit meliputi beban kerja fisik dan mental.

Beban kerja bersifat fisik meliputi mengangkat pasien, memandikan pasien,

membantu pasien ke kamar mandi, mendorong peralatan kesehatan, merapikan

tempat tidur pasien, mendorong brankart pasien. Sedangkan beban kerja yang

bersifat mental dapat berupa bekerja dengan shift atau bergiliran, kompleksitas

pekerjaan (mempersiapkan mental dan rohani pasien dan keluarga terutama bagi

yang akan memerlukan operasi atau dalam keadaan kritis), bekerja dengan

ketrampilan khusus dalam merawat pasien, tanggung jawab terhadap kesembuhan

serta harus menjalin komunikasi dengan pasien.

Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang adalah rumah sakit yang memberikan

pelayanan perawatan kesehatan terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi dan

merupakan rumah sakit rujukan bagi puskesmas – puskesmas yang ada di sekitarnya

Unit Perawatan Rawat Inap yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang

terdiri dari Ruang perawatan Bedah, Ruang Perawatan Anak, Ruang Perawatan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 21: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

7

Kebidanan dan Ruang Perawatan Dewasa. Berdasarkan data RSUD Sidikalang

(2006) terdapat 60 perawat di Ruang Rawat Inap.

Adanya perbedaan penanganan pasien di rumah sakit terutama di ruangan

rawat inap dapat merupakan beban kerja bagi perawat. Perawatan pada pasien anak-

anak atau bayi, pasien bedah, pasien penyakit dalam dan pasien kebidanan dalam

penanganannya mempunyai cara dan ketrampilan yang tidak sama dengan resiko

yang berbeda. Penanganan pada ruangan bedah, perawat dituntut untuk dapat

melakukan komunikasi pada pasien terutama untuk menyiapkan mental dan

rohaninya dalam menghadapi operasi dan setelah operasi, mendorong brankart pasien

menuju kamar operasi, mengangkat pasien, merawat luka bekas operasi dan

menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi pada luka tersebut. Beban perawat di

ruangan bedah lainnya selain mereka juga dituntut untuk melaksanakan administrasi

dan mencatat perkembangan pasien yang dirawat,mereka juga menghadapi erangan

atau rintihan pasien setelah sadar dari pengaruh obat bius setelah operasi. Untuk

penanganan anak atau bayi sakit, perawat harus mempunyai ketrampilan khusus

misalnya dalam pemasangan infus karena vena pada pasien tersebut sangat halus,

peralatan yang digunakan berbeda dengan peralatan pemasangan infus pada pasien

dewasa serta rawannya pasien anak atau bayi terhadap infeksi, cara mengangkat bayi

atau anak berbeda dengan mengangkat pasien dewasa, mencatat perkembangan

pasien anak dan kegiatan administrasi ruangan. Beban kerja di ruangan kebidanan

adalah penanganan pada ibu yang mau melahirkan dan sesudah melahirkan baik

dengan cara biasa atau operasi, menyiapkan mental pasien dalam menghadapi proses

persalinan, mendorong brankat pasien ke ruangan bersalin atau ke kamar operasi

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 22: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

8

,mengangkat pasien ketempat tidur setelah bersalin atau operasi, memandikan pasien,

merawat kebersihan pasien dan mencatat perkembangan pasien serta melaksanakan

administrasi ruangan. Sedangkan beban kerja perawat di ruangan penyakit dalam

adalah selain harus mengerjakan administrasi dan mencatat perkembangan pasien,

perawat juga membantu pasien ke kamar mandi, menyiapkan peralatan emergency

seperti oksigen, menyiapkan mental rohani pasien dan keluarga dalam menghadapi

masa-masa kritis, serta bekerja harus menggunakan alat pelindung diri seperti masker

karena pada umumnya pasien di ruangan penyakit dalam adalah penderita penyakit

menular seperti TBC, tipus dan penyakit infeksi menular lainnya.

Dari gambaran diatas terlihat bahwa perawat menghadapi beban kerja yang

bervariasi berat ringannya maupun jenisnya di setiap ruang rawat inap. Beban kerja di

ruang rawat inap pada ruangan bedah yang terutama adalah beban fisik dan kedua

beban mental. Di ruang anak yang terbanyak adalah beban mental. Sedangkan pada

ruang kebidanan yang banyak dihadapi perawat adalah beban kerja fisik, sedangkan

di ruangan penyakit dalam yang banyak dihadapi perawat adalah beban mental,

karena mereka harus menghindari resiko penularan penyakit dari pasien terhadap

dirinya.

Lingkungan rumah sakit sebagaimana lingkungan organisasi lainnya

menuntut adanya penyesuaian diri dari individu yang menempatinya. Oleh karena itu

dengan beban kerja yang ada dapat menyebabkan stress kerja pada perawat di rumah

sakit.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 23: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

9

Berkaitan dengan alasan tersebut maka peneliti perlu mengkaji tentang

hubungan beban kerja dengan stress kerja pada perawat terutama pada Ruang Rawat

Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang. Penelitian ini belum pernah

diadakan di RSUD Sidikalang sehingga sangat relevan jika permasalahan ini diangkat

sebagai judul tesis “Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja pada

Perawat di tiap ruangan rawat inap RSUD Sidikalang ”

1.2.Perumusan Masalah.

Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang merupakan pelayanan jasa dalam

bidang pelayanan kesehatan yang dilaksanakan selama 24 jam. Pekerja yang

terbanyak adalah perawat, yang bekerja pada unit rawat inap. Dalam melaksanakan

pelayanannya, perawat pada ruangan rawat inap harus menghadapi pekerjaan yang

membutuhkan kecekatan, ketepatan, ketrampilan, keahlian, kesiagaan, kekuatan fisik

dalam menangani pasien yang sesuai dengan jenis penyakitnya. Penanganan

perawatan yang berbeda pada ruang rawat inap dapat menjadi beban bagi perawat,

sehingga ini akan mempengaruhi terjadinya stress kerja. Namun sejauh mana

peranan beban kerja tersebut terhadap terjadinya stress kerja belum diketahui.

Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimana gambaran hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di

ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 24: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

10

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara beban kerja

dengan stress kerja pada perawat di tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah

1. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruang perawatan bedah.

2. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruang perawatan anak.

3. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruang perawatan kebidanan.

4. Mengetahui beban kerja pada Perawat di ruangan perawatan penyakit

dalam

5. Mengetahui stress kerja pada Perawat di ruang perawatan bedah

6. Mengetahui stress kerja pada Perawat di ruang perawatan anak.

7. Mengetahui stress kerja pada Perawat di ruang perawatan kebidanan.

8. Mengetahui stress kerja pada perawat di ruang perawatan penyakit dalam

9. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di

ruang perawatan bedah.

10. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di

ruang perawatan anak

11. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di

ruang perawatan kebidanan.

12. Mengetahui hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di

ruang perawatan penyakit dalam

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 25: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

11

13. Mengetahui perbedaan beban kerja Perawat di ruang perawatan

bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan

perawatan penyakit dalam.

14. Mengetahui perbedaan stress kerja Perawat ruang perawatan bedah,ruang

perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruang perawatan

penyakit dalam.

1.4. Hipotesa penelitian

1. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di ruang

perawatan bedah RSUD Sidikalang

1. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di ruang

perawatan anak RSUD Sidikalang

2. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di ruang

perawatan kebidanan RSUD Sidikalang

3. Ada hubungan beban kerja dengan stress kerja pada Perawat di ruang

perawatan penyakit dalam

4. Terdapat perbedaan beban kerja antara Perawat di ruang perawatan bedah,

ruang perawatan anak , ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan

penyakit dalam

5. Terdapat perbedaan stress kerja antara Perawat di ruang perawatan bedah,

ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan

penyakit dalam.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 26: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

12

1.5. Manfaat Penelitian

1 Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi

Pemerintah Kabupaten Dairi sebagai pemilik Rumah Sakit Umum Sidikalang

dalam menentukan kebijakan peningkatan kesehatan pekerja rumah sakit

2. Pimpinan Rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

mengembangkan program peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja

bagi pekerja di rumah sakit terutama bagi Perawat agar dapat meningkatkan

mutu pelayanan keperawatan

3. Penelitian lain

Rekomendasi untuk penelitian lain untuk mengkaji variabel lain diluar model

penelitian ini, sehingga dapat dirumuskan berbagai konsep baru dalam

meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja Perawat.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 27: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stress Kerja

2.1.1. Pengertian Stress Kerja

Stress adalah suatu respon adaptif, melalui karakteristik individu dan atau

proses psikologis secara langsung terhadap tindakan, situasi dan kejadian eksternal

yang menimbulkan tuntutan khusus baik fisik maupun psikologis individu yang

bersangkutan. Pendapat lain mengatakan bahwa stress adalah tanggapan yang

menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan yang datang kepadanya (Nasution, 2000)

Miner (1992) menyatakan bahwa stress merujuk pada kondisi internal

individu untuk menyesuaikan diri secara baik terhadap perasaan yang mengancam

kondisi fisik dan psikis atau gejala psikologis yang mendahului penyakit, reaksi

ansietas, ketidaknyamanan dan atau hal yang sejenis.

Dalam kaitan dalam pekerjaannya, Smet (1994) secara spesifik menjelaskan

bahwa stress kerja sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara

individu dengan lingkungan kerja sehingga menimbulkan persepsi jarak antara

tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis

dan sosial.

Stress yang terlalu rendah cenderung membuat pekerja menjadi lesu, malas

dan merasa cepat bosan. Sebaliknya stress yang berlebihan dapat mengakibatkan

kehilangan efisiensi, kecelakaan kerja, kesehatan fisik terganggu dan dampak lain

yang tidak diinginkan.

13 Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 28: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

14

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress kerja adalah respon

adaptif, tanggapan, penyesuaian diri pada suatu kondisi antara individu dan

lingkungan. Stress yang rendah dan berlebihan akan menyebabkan lesu,malas,cepat

bosan,kehilangan efisiensi,kecelakaan kerja dan kelelahan fisik.

2.1.2.Tahapan Stress Kerja

Timbulnya stress kerja pada seorang tenaga kerja melalui tiga tahap yaitu

tahap pertama : reaksi awal yang merupakan fase inisial dengan timbulnya beberapa

gejala/tanda,namun masih dapat diatasi oleh mekanisme pertahanan diri.

Tahap kedua ; reaksi pertahanan yang merupakan adaptasi maksimum dan pada masa

tertentu dapat kembali kepada keseimbangan. Bila stress ini terus berlanjut terus dan

mekanisme pertahanan diri tidak sanggup berfungsi lagi maka berlanjut ke tahap

ketiga, yaitu kelelahan yang timbul akibat mekanisme adaptasi telah kolaps (layu).

(Nasution, H.R,2000).

Menurut Hans Selye (1963) dalam Nurmiati Amir ( Jiwa,Indonesia

Phychiatric, Quarterly : XXXII:4) bahwa ada tiga fase atau tahapan stress adalah

sebagai berikut ;

a. Tahap reaksi waspada, pada tahap ini dapat terlihat reaksi psikologis” fight or

flight syndrome ” dan reaksi fisiologis. Pada tahap ini individu mengadakan

reaksi pertahanan terekspos pada stressor. Tanda fisik akan muncul adalah curah

jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal

mengalir kekepala dan ekstremitas. Sehingga banyak organ tubuh yang

terpengaruh, maka gejala stress akan mempengaruhi denyut nadi dan ketegangan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 29: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

15

otot. Pada saat yang sama daya tahan tubuh akan berkurang dan bahkan bila

stressor sangat besar atau kuat dapat menimbulkan kematian.

b. Tahap melawan, pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme

penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi

untuk mengatasi stressor. Tubuh berusaha menyeimbangkan proses fisiologis

yang telah dipengaruhi selama reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali

keadaan normal dan pada waktu yang sama pula tubuh mencoba mengatasi

faktor-faktor penyebab stress. Apabila proses fisiologis telah teratasi maka gejala-

gejala stress akan menurun,tubuh akan secepat mungkin berusaha normal kembali

karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam beradaptasi. Jika stressor tidak dapat

diatasi atau terkontrol maka ketahanan tubuh beradaptasi akan habis dan individu

tidak akan sembuh.

c. Tahap kelelahan, tahap ini terjadi ketika ada suatu perpanjangan tahap awal stress

yang tubuh individu terbiasa. Energi penyesuaian terkuras dan individu tersebut

tidak dapat lagi mengambil dari berbagai sumber penyesuaian yang di gambarkan

pada tahap kedua. Akan timbul gejala penyesuaian terhadap lingkungan seperti

sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, bisul, kolitis. Tanpa ada

usaha untuk melawan atau mencegahnya kelehan bahkan kematian dapat terjadi.

Bila tubuh terekspos pada stressor yang sama pada waktu yang lama secara terus

menerus, maka tubuh yang semula telah terbiasa menyesuaikan diri akan

kehabisan energi untuk beradaptasi. Daya tahan tubuh terhadap stressor tidak

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 30: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

16

dapat dianggap dapat bertahan selamanya karena suatu saat energi untuk adaptasi

itu akan habis.

2.1.3.Faktor – faktor Penyebab Stress Kerja

Menurut Hurrel ( dalam Munandar,2001) sumber stress yang menyebabkan

seseorang tidak berfungsi optimal atau yang menyebabkan seseorang jatuh sakit,

tidak saja datang dari satu macam pembangkit tetapi dari beberapa pembangkit stress.

Sebagian dari waktu manusia adalah untuk bekerja, karena itu lingkungan pekerjaan

mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesehatan seorang pekerja. Pembangkit

stress di pekerjaan merupakan pembangkit stress yang besar terhadap kurang

berfungsinya atau jatuh sakitnya seorang tenaga kerja yang bekerja. Faktor-faktor di

pekerjaan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stress dikelompokkan

dalam lima kategori,yaitu ;

a. Faktor intrinsik dalam pekerjaan

Faktor intrinsik dalam pekerjaan katagorinya adalah tuntutan fisik dan

tuntutan tugas,tuntutan fisik : kondisi fisik misalnya faktor kebisingan, panas,

penerangan dan lain sebagainya, sedangkan faktor tugas mencakup ; kerja

malam.beban kerja dan penghayatan dari resiko bahaya. Tuntutan fisik yaitu

kondisi fisik kerja mempunyai pengaruh terhadap faal dan psikologis seorang

tenaga kerja. Kondisi fisik dapat merupakan pembangkit stress, tuntutan tugas

menurut penelitian menunjukkan bahwa shift kerja /kerja malam merupakan

sumber stress bagi pekerja pabrik roti. Beban kerja berlebih dan beban kerja

terlalu sedikit merupakan pembangkit stress.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 31: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

17

b. Peran dalam organisasi,

Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam organisasi artinya

setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai

dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai dengan yang diharapkan oleh

atasannya,namun demikian tenaga kerja tidak selalu berhasil untuk memainkan

perannya tanpa menimbulkan masalah. Kurang baiknya fungsi peran merupakan

pembangkit stress yang meliputi konflik peran dan ketidak jelasan kerja.

c. Pengembangan karir

Pengembangan karir merupakan pembangkit stress yang potensial yang

mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi yang berlebih atau promosi yang

kurang.

d.Hubungan dalam pekerjaan

Hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terungkap dalam gejala-gejalanya

dalam kepercayaan yang rendah, minat yang rendah dalam pemecahan masalah

dalam organisasi, komunikasi antar pribadi yang tidak sesuai antara

pekerja,ketegangan psikologis dalam bentuk kepuasan kerja yang menurun dan

penurunan kondisi kesehatan.

e. Struktur dan Iklim organisasi

Faktor stress yang dikenali dalam katagori ini adalah terpusat pada sejauh

mana tenaga kerja dapat terlihat atau berperan serta pada support sosial.

Kurangnya peran serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan .

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 32: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

18

Teori lain mengatakan terdapat dua faktor penyebab atau sumber stress yaitu

faktor lingkungan kerja dan faktor personal. Faktor lingkungan kerja dapat berupa

kondisi fisik, manajemen atau hubungan sosial di lingkungan pekerjaan. Sedangkan

faktor personal berupa kepribadian, peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi

sosial ekonomi keluarga, dimana pribadi berada dan mengembangkan diri. (Dwiyanti,

2001)

Hasil penelitian Singarimbun (2004) menyatakan bahwa faktor – faktor yang

menpengaruhi stress terutama pada wanita pekerja adalah status kawin, umur,

pendidikan dan jarak tempat tinggal. Menurut penelitian Badra (2004) dan Iswanto

(2001) ada hubungan antara motivasi (instrinsik dan akstrinsik ) dengan kinerja serta

ada hubungan stress kerja dengan kinerja. Kepribadian memberikan kontribusi

terhadap hubungan stress kerja dengan kinerja. Tingkat stress yang paling tinggi akan

mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang dan pada gilirannya akan

mempengaruhi kinerja yang semakin menurun.

Orang dengan tipe kepribadian A lebih mudah stress dibandingkan dengan

tipe kepribadian B, orang dengan tipe kepribadian introvert lebih mudah stress

daripada yang extrovert. Pengalaman hidup orang yang pernah mengalami kegagalan

di masa lampau akan mudah membuatnya menilai kegagalan sebagai hal yang sudah

biasa. Tetapi bagi orang yang selalu berhasil, kegagalan sebagai sumber stress yang

luar biasa. Orang yang belum dewasa dalam menghadapi perkara, mudah goyah

dalam sikap, pendirian, dan arah hidupnya dibandingkan orang yang berkepribadian

matang. (Nasution,H.R,2000 )

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 33: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

19

Menurut Cooper (1983) sumber stress terdiri dari faktor-faktor ;

a. Lingkungan kerja ; kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan pekerja

mudah sakit, mengalami stress dan menurunkan produktivitas kerja.

b. Overload (beban kerja berlebih) ; dapat dibedakan menjadi kuantitatif dan

kualitatif. Beban kerja berlebih kuantitatif bila target kerja melebihi kemampuan

pekerja yang bersangkutan akibatnya mudah lelah dan berada dalam ketegangan

tinggi.Beban kerja berlebih secara kualitatif bila pekerjaan memiliki tingkat

kesulitan yang tinggi.

c. Deprivational stress ; yaitu pekerjaan yang tidak menantang atau tidak menarik

lagi bagi pekerja, akibatnya timbul berbagai keluhan seperti kebosanan, ketidak

puasan dan lain sebagainya.

d. Pekerjaan berisiko tinggi yaitu pekerjaan yang berbahaya bagi keselamatan.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi stress kerja adalah faktor intrinsik dalam pekerjaan seperti tuntutan

fisik dan tuntutan tugas, peran dalam organisasi, pengembangan karir,hubungan

dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, faktor lingkungan kerja yaitu kondisi,

fisik, manajemen atau hubungan sosial dan faktor personal yaitu tipe kepribadian.

Serta beban kerja yang berlebih, pekerjaan yang berisiko tinggi, status perkawinan,

umur ,pendidikan dan jarak tempat tinggal.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 34: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

20

2.1.4.Gejala – gejala Stress Kerja

Menurut Anoraga ( 2001) gejala stres adalah sebagai berikut ;

a. Menjadi mudah marah dan tersinggung

b. Bertindak secara agresif dan defensif

c. Merasa selalu lelah

d. Sukar konsentrasi ,pelupa

e. Jantung berdebar-debar

f. Otot tegang,nyeri sendi

g. Sakit kepala,perut dan diare.

Teori Terry Beehr dan Newman (1978) membagi gejala stress menjadi tiga

aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku.

Gejala psikologis terdiri dari

- Kecemasan,ketegangan

- Bingung,marah,sensitif

- Memendam perasaan

- Komunikasi tidak efektif,menurunnya fungsi intelektual

- Mengurung diri, ketidak puasan bekerja

- Depresi,kebosanan,lelah mental

- Merasa terasing dan mengasingkan diri,kehilangan daya konsentrasi

- Kehilangan spontanitas dan kreativitas

- Kehilangan semangat hidup,menurunnya harga diri dan rasa percaya diri

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 35: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

21

Gejala fisik ;

- Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah

- Meningkatnya sekresi adrenali dan non adrenalin

- Gangguan gastrointestial,misalnya gangguan lambung

- Mudah terluka,kematian,gangguan kardiovaskuler

- Mudah lelah secara fisik,gangguan pernafasan

- Lebih sering berkeringat,gangguan pada kulit

- Kepala pusing,migrain,kanker

- Ketegangan otot,problem tidur.

Gejala perilaku ;

- Menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas

- Penurunan prestasi dan produktifitas

- Meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk

- Perilaku sabotase

- Meningkatnya frekuensi absensi

- Perilaku makan yang tidak normal

- Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan

- Kecendrungan perilaku yang beresiko tinggi seperti ngebut,berjudi

- Meningkatnya agresivitas dan kriminalitas

- Penurunan kualitas hubungan interpersoal dengan keluarga dan tema

- Kecendrungan bunuh diri.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 36: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

22

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala stress kerja terdiri

dari gejala psikologis,gejala fisik dan gejala perilaku.

2.1.5. Dampak Stress Kerja

Menurut Lubis (2006) stress kerja dapat mengakibatkan hal-hal sebagai

berikut ;

- Penyakit fisik yang diinduksi oleh stress seperti penyakit jantung koroner,

hipertensi, tukak lambung, asama, gangguan menstruasi dan lain-lain

- Kecelakaan kerja terutama pekerjaan yang menuntut kinerja yang tinggi,

bekerja bergiliran

- Absensi kerja

- Lesu kerja, pegawai kehilangan motivasi bekerja

- Gangguan jiwa mulai dari gangguan ringan sampai ketidak mampuan yang

berat. Gangguan jiwa yang ringan misalnya mudah gugup, tegang, marah-

marah, apatis dan kurang konsentrasi. Gangguan yang lebih jelas lagi dapat

berupa despresi, gangguan cemas.

Beehr dalam Frase (1992) mengatakan stress mempunyai dampak terhadap

a. Individu adalah munculnya masalah yang berhubungan dengan kesehatan,

psikologi dan interaksi interpersonal. Pada gangguan fisik seseorang mengalami

stress akan mudah terserang penyakit, pada gangguan mental stress

berkepanjangan akan mengakibatkan ketegangan hal ini akan merusak tubuh dan

gangguan kesehatan. Pada gangguan intrepersonal stress akan lebih sensitif

terhadap hilangnya percaya diri, menarik diri dan lain-lain

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 37: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

23

b. Dampak terhadap organisasi adalah pekerja yang stress akan berpengaruh pada

kualitas kerja dan kesehatan pekerja terganggu berupa kekacauan manajemen dan

operasional kerja, meningkatnya absensi dan banyak pekerjaan yang tertunda

2.1.6.Pencegahan dan Pengendalian Stress Kerja

Cara mencegah dan mengendalikan stress kerja menurut Sauter (1990) adalah

sebagai berikut

- Beban kerja fisik maupun mental harus disesuaikan dengan kemampuan dan

kapasitas kerja pekerja yang bersangkutan dengan menghindarkan adanya

beban berlebih maupun yang ringan.

- Jam kerja harus disesuaikan baik terhadap tuntutan tugas maupun tanggung

jawab diluar pekerjaan

- Setiap pekerja harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan

karier,mendapatkan promosi dan pengembangan kemampuan keahlian.

- Membentuk lingkungan sosial yang sehat yaitu antara pekerja yang satu

dengan yang lain,supervisor yang baik dan sehat dalam organisasi.

- Tugas-tugas pekerjaan harus didesain untuk dapat menyediakan stimulasi dan

kesempatan agar pekerja dapat menggunakan ketrampilannya.

Pengendalian stress menurut Quick (1997) adalah dengan secara

a. Organisasional yaitu memodifikasikan tuntutan kerja,meningkatkan hubungan

kerja.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 38: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

24

b. Individual yaitu memanajemen persepsi pribadi tentang stress, memanajemen

lingkungan kerja pribadi, menghindari tugas yang beban kerja berlebihan,

memanajemi gaya hidup dan menghindari respon terhadap stress.

2.2. Beban Kerja

2.2.1.Pengertian Beban Kerja

Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-

hari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban-beban tersebut

tergantung bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja, jadi

definisi beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan.

Dari sudut pandang ergonomi setiap beban kerja yang diterima seorang harus sesuai

dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun

keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Beban dapat berupa beban fisik

dan beban mental. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti

mengangkat, mengangkut, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja mental

dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu

dengan individu lainnya. (Manuaba,2000)

Everly dkk (dalam Munandar,2001) mengatakan bahwa beban kerja adalah

keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu

tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif

dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena tugas –tugas terlalu

banyak atau sedikit, sedangkan beban kerja kualitatif jika pekerja merasa tidak

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 39: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

25

mampu melakukan tugas atau tugas tidak menggunakan ketrampilan atau potensi

dari pekerja. Beban kerja fisikal atau mental yang harus melakukan terlalu banyak

hal, merupakan kemungkinan sumber stress pekerjaan.

Kesimpulan beban kerja adalah kemampuan tubuh untuk menerima pekerjaan

dapat berupa beban fisik dan beban mental.

2.2.2..Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Rodahl (1989) dan Manuaba (2000) menyatakan bahwa beban kerja

dipengaruhi faktor – faktor sebagai berikut ;

a.. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti ;

- Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja, tata

ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja,

sedangkan tugas-tugas yang bersikap mental seperti kompleksitas pekerjaan,

tingkat kesulitan pekerjaan, tanggung jawab pekerjaan.

- Organisasi kerja seperti lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir,

kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas

dan wewenang.

- Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,

lingkungan kerja biologis dan lingkungann kerja psikologis.

Ketiga aspek ini sering disebut sebagai stressor.

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri akibat

dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut Strain , berat ringannya strain

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 40: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

26

dapat dinilai baik secara obyektif maupun subyektif. Faktor internal meliputi faktor

somatis (jenis kelamin,umur,ukuran tubuh,status gizi,kondisi kesehatan), faktor psikis

(motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan dan kepuasan)

2.2.3. Dampak Beban Kerja

Akibat beban kerja yang terlalu berat atau yang terlalu sedikit dapat

mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja Hal

ini didukung oleh penelitian Suciari (2006) bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara beban kerja dengan keluhan Low Back Pain yang dialami pramu kamar.

Presentase yang mengalami keluhan Low Back Pain dari pramu kamar dengan

kategori beban kerja berat sekali mencapai 100 %, sedangkan beban kerja kategori

berat mencapai 79 % dan beban kerja sedang 30 %.

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik

atau mental dan reaksi –reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan pencernaan

dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan

yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan kebosanan, rasa monoton

Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu

sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial

membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau rendah dapat

menimbulkan stress kerja. (Manuaba,2000)

2.2.4. Penilaian Beban Kerja

Astrand, dkk (1977) menyatakan bahwa pengukuran beban kerja fisik dan

beban kerja mental dapat dinilai melalui pengukuran denyut nadi. Hal ini didukung

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 41: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

27

oleh peneltian Nurhayati (1996) yang menyatakan tentang pengukuran beban

psikologis kerja dalam sistem kerja menggunakan analisis spektral menemukan 3

komponen variabilitas denyut nadi yang berkaitan dengan mekanisme pengendalian

biologis, yang terendah hubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur,

komponen tengah dipercaya berasosiasi dengan penaturan tekanan darah, sedangkan

yang ketiga berkesesuain dengan efek respirasi. Komponen tengah menunjukan

variasi yang berkaitan erat dengan pembebanan kerja mental dari suatu pekerjaan.

Kekuatan komponen ini berkurang dengan meningkatnya beban kerja yang berarti

variabilitas denyut nadi berkurang pada level pembebanan tinggi. Pengukuran beban

kerja mental dapat secara obyektif dan subyektif, pengukuran dengan cara obyektif

dapat dilakukan melalui pengukuran denyut nadi sedangkan pengukuran dengan cara

subyektif melalui pendekatan psikologis dengan membuat skala psikometri, yaitu

pengukuran dengan mengamati dan mengobservasi kondisi psikologis seseorang.

Menurut Cristensen (dalam Tarwaka, 2004) dan Grandjean(1993),

pengukuran beban fisik melalui denyut jantung adalah salah satu pendekatan untuk

mengetahui berat ringannya beban kerja fisik selain ditentukan juga oleh konsumsi

energi, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pengukuran denyut nadi selama

bekerja merupakan metode untuk menilai Cardiovasculair strain. Pada batas tertentu

ventilasi paru, denyut jantung/nadi dan suhu tubuh mempunyai hubungan linear

dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan yang dilakukan. Pengukuran denyut jantung

dilakukan dengan merasakan denyut pada arteri radial pada pergelangan tangan,

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 42: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

28

mendengarkan denyut jantung dengan stetoskop, menggunakan EKG dan

menggunakan alat heart rate.

Tabel 2.1. Kategori Berat Ringan Beban Kerja berdasarkan Metabolisme, Respirasi, Suhu Tubuh dan Denyut Jantung Menurut Christensen.

Kategori beban

kerja

Konsumsi

oksigen

(l/mnt)

Ventilasi

paru

(l/mnt)

Suhu rektal

( C)

Denyut

Jantung

Denyut/min

Ringan 0,5-1,0 11-20 37,5 75-100

Sedang 1,0-1,5 20-31 37,5-38,0 100-125

Berat 1,5-2,0 31-43 38,0-38,5 125-150

Sangat berat 2,0-2,5 43-56 38,5-39,0 150-175

Sangat berat sekali 2,5-4,0 60-100 >39 >175

Sumber Christensen (1991;1699) Encyclopedia of Occupational Health and Safety . ILO.Geneva

2.3. Perawat

Pekerja rumah sakit yang terbanyak adalah perawat, terdapat sekitar 60 %

dari tenaga kesehatan rumah sakit. Perawat merupakan salah satu jenis pekerja

kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak

pelayanan kesehatan rumah sakit. Perawat adalah profesi pekerjaan yang

mengkhususkan diri pada upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada

pasien dengan beban kerja yang berlebihan serta tugas tambahan dan sering

melakukan kegiatan yang bukan fungsinya. Tenaga keperawatan di rumah sakit

memberi pelayanan kepada pasien selama 24 jam terus menerus. Perawat di rumah

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 43: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

29

sakit bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan

gawat darurat. (Hamid,2001)

Fungsi perawat adalah membantu individu yang sakit atau sehat dalam

melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesehatan atau penyembuhan

individu tersebut .

2.4. Beban Kerja Dan Stress Kerja Di Ruang Rawat Inap

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan, rumah sakit beroperasi selama 24

jam. Salah satu dari sarana pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah unit pelayanan

ruang rawat inap. Menurut Depkes RI (1987) ruang rawat inap adalah ruang

pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur

perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa terapi, rehabilitasi medik dan

pelayanan medik lainnya.Unit ini bertanggung jawab terhadap perawatan dan

penanganan kesehatan pasien. Ruang rawat inap terdiri dari perawatan anak,

perawatan bedah,perawatan kebidanan umum dan perawatan penyakit dalam.

Beban kerja di perawatan rawat inap adalah perawat dituntut harus tetap ada

di sisi pasien untuk melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan perawatan pasien,

seperti pelayanan yang diberikan dalam keadaan sakit ringan ataupun berat yang

memerlukan pemantauan serta tindakan yang terus menerus. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Azwar (1993) bahwa beban perawat pada pasien adalah menyelamatkan

kehidupan dan mencegah kecacatan sehingga pasien dapat hidup.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 44: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

30

Perawat di ruangan juga melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam

dan bekerja secara bergiliran/shift jaga. Dalam shift jaga, perbandingan jumlah

perawat dalam satu shift jaga sering tidak seimbang dengan jumlah pasien. Akibatnya

perawat sering bekerja melebihi kapasitasnya. (PPNI,2000)

Menurut penelitian Jauhari (2005) bahwa standar beban kerja perawat

senantiasa harus sesuai dengan asuhan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan

pasien. Untuk menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien diupayakan

kesesuaian antara ketersediaan tenaga perawat dengan beban kerja ada.

Beban kerja perawat pada setiap ruang rawat tidak sama. Perawat bekerja

sesuai dengan pedoman uraian tugas yang telah di tetapkan oleh Depkes ( 1994) yaitu

pada ruangan perawatan bedah, perawat harus menyiapkan perlengkapan alat-alat

atau obat-obat yang dibutuhkan pasien sebelum dan sesudah operasi menyiapkan

kebutuhan untuk pasien yang mau operasi, memelihara kebersihan dan merawat

pasien sesudah operasi dan melaksanakan administrasi. Pada ruang perawatan anak

perawat harus mempunyai ketrampilan khusus atau spesialistik tentang penanganan

perawatan anak misalnya pemasangan infus pada pasien anak berbeda seperti pada

dewasa, mengkaji kebutuhan pasien, mengamati keadaan dan mengevaluasi

perkembangan pasien,melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien, mencatat

perkembangan pasien dan kegiatan administrasi ruangan. Beban kerja di ruangan

kebidanan adalah menerima dan merawat pasien yang akan bersalin,menyiapkan

fasilitas kebutuhan pasien, mengamati keadaan pasien, menjaga kebersihan

pasien,melaksanakan tindakan keperawatan,menjalin komunikasi dengan pasien dan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 45: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

31

melaksanakan administrasi kebidanan. Sedangkan uraian tugas perawat di ruangan

penyakit dalam adalah selain harus mengerjakan administrasi dan mencatat

perkembangan pasien, perawat menyiapkan fasilitas dan peralatan yang di butuhkan

di ruangan seperti peralatan emergensi, memelihara kebersihan pasien, komunikasi

dengan pasien, melakukan tindakan pengobatan , melakukan penyuluhan kepada

pasien mengenai penyakitnya dan bekerja sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan untuk menghindar penularan penyakit.

Hampir setiap beban kerja dapat mengakibatkan timbulnya stress kerja,

tergantung bagaimana reaksi pekerja itu sendiri menghadapinya dan besarnya stress.

Stress terhadap perawat akan mempengaruhi munculnya terhadap masalah

kesehatan,psikologi dan interaksi interpersonal. Pada gangguan fisik seseorang

mengalami stress akan mudah terserang penyakit, pada stress mental berkepanjangan

akan mengakibatkan ketegangan, hal ini cenderung merusak tubuh dan gangguan

kesehatan. Reaksi terhadap stress dapat berupa reaksi psikis maupaun fisik. Biasanya

pada perawat stress akan menunjukkan perubahan perilaku.Usaha perilaku berupa

melawan stress atau berdiam diri, dalam kehidupan sehari-hari reaksi ini berlaku

bergantian tergantung situai dan bentuk stress. ( Fraser.1992)

Secara umum stress kerja dipengaruhi oleh banyak faktor lain, seperti yang

disebutkan dalam penelitian Restiaty, et al (2006) tentang beban kerja dengan

kelelahan kerja menyimpulkan adanya hubungan beban kerja ditempat kerja dengan

kelelahan kerja, artinya semakin berat beban kerja ditempat kerja maka semakin

tinggi tingkat kelelahan kerja. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 46: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

32

kelelahan kerja adalah faktor utama penyebab stress kerja, namun terdapat juga faktor

lain sebagai penyebab stress kerja, yaitu faktor tempat bekerja, jenis pekerjaan serta

beban mental.

2.5. Hubungan antara Beban kerja dengan Stress kerja

Menurut Hurrel (dalam Munandar, 2001) dan Manuaba (2000) salah satu

faktor penyebab stress kerja adalah beban kerja, faktor-faktor pekerjaan yang dapat

menimbulkan stress adalah dalam kategori faktor –faktor intrinsik dalam pekerjaan

adalah fisik dan tugas, tugas mencakup beban kerja, kerja malam dan penghayatan

dari resiko dan bahaya.

Stress kerja pada perawat bisa terjadi karena perawat bertanggungjawab

terhadap kehidupan pasien, tanggung jawab tersebut menuntut pelaksanaan kerja

yang efektif hal ini merupakan beban kerja Perawat. Menurut Charles, A dan Shanley

F, (1997) mengemukakan sumber stress dalam ruang rawat inap (keperawatan )

antara lain

• Beban kerja secara berlebihan misalnya merawat terlalu banyak pasien,

mengalami kesulitan dalam mempertahankan standar tinggi, merasa tidak

mampu memberi dukungan yang dibutuhkan teman sekerja dan menghadapi

keterbatasan tenaga.

• Kesulitan menjalin hubungan dengan staf lain,misalnya mengalami konflik

dengan teman sejawat, gagal membentuk tim kerja dengan staf yang lain.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 47: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

33

• Kesulitan dalam merawat pasien kritis misalnya kesulitan dalam menjalankan

peralatan yang belum dikenal, mengelola prosedur atau tindakan baru,bekerja

dengan dokter yang menuntut jawaban dan tindakan yang cepat.

• Berurusan dengan pengobatan dan perawatan pasien, misalnya bekerja dengan

dokter yang tidak memahami kebutuhan sosial dan emosional pasien, merawat

pasien yang sulit atau tidak dapat bekerja sama,

• Merawat pasien yang gagal untuk membaik. Misalnya merawat pasien lansia,

anak-anak, pasien nyeri atau yang meninggal setelah dirawat.

Beban kerja di ruangan tidak selalu menjadi penyebab stress pada perawat,

beban kerja akan menjadi sumber stress bila banyaknya beban kerja tidak sebanding

dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang tersedia bagi

perawat. Setiap perawat mempunyai kemampuan normal menyelesaikan tugas yang

dibebankan kepadanya. Kemampuan berkaitan dengan keahlian,pengalaman dan

waktu yang dimilikinya.

Dalam setiap ruang rawat inap terdapat perbedaan jenis pasien yang

berdampak pada kondisi dan beban kerja yang berbeda. Untuk itu perawat harus

peran sebagai tenaga serba bisa, memiliki inisiatif, berperilaku kreatif serta memiliki

wawasan yang luas dengan motivasi kerja keras,cerdas ,iklas dan kerja berkualitas.

Jenis pasien yang dirawat di ruangan rawat inap rumah sakit dapat dipandang

sebagai tuntutan terhadap pelayanan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik maka

akan berakibat terjadinya stress kerja (Ed Boenisch dkk, 2004).

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 48: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

34

Beban kerja penting menjadi perhatian untuk mengindentifikasi penyebab

stress yang potensial di rumah sakit , karena stress akan selalu menimpa perawat.

Setiap perawat mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam menahan stress,

hal tersebut bergantung jenis,lama dan frekuensi stress yang dialami perawat.

Menurut Dantzer dkk dalam Widyastuti (1999) makin kuat stressor, makin lama dan

sering terjadi sangat berpotensi menurunkan daya tahan tubuh dan mudah

menimbulkan penyakit.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 49: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu

3.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Kabupaten

Dairi, dengan pertimbangan ;

1. Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang merupakan sarana upaya kesehatan

yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat inap dimana pekerjaan

perawat ditiap unit bagian tersebut mempunyai beban kerja yang berbeda.

2. Adanya keluhan perawat yang merupakan gejala-gejala stress.

3.1.2. Waktu

Penelitian dimulai dengan penelusuran kepustakaan, survey awal,

mempersiapkan proposal penelitian, kolokium, pengambilan data sampai dengan

penyusunan laporan akhir. Pengambilan data dilakukan selama 1 (satu) bulan yaitu

bulan Juni – Juli 2007.

3.2. Rancangan Penelitian

1. Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan Cross Sectional

2. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu menguraikan obyek penelitian

juga mencari hubungan antara variabel beban kerja dengan stress kerja pada

Perawat di tiap ruangan rawat inap RSUD Sidikalang

35 Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 50: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

36

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap

RSUD Sidikalang yaitu di ruang perawatan bedah 15 orang, ruangan perawatan anak

15 0rang, ruang perawatan kebidanan 15 orang dan penyakit dalam 15 orang total

populasi sebanyak 60 orang.

3.3.2. Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling yaitu teknik dengan tujuan atau pertimbangan tertentu

yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut ; Jenis kelamin wanita, lama bekerja

minimal 1 (satu ) tahun, mempunyai status gizi yang baik, tidak sedang hamil, tidak

sedang menyusui, tidak sedang sakit waktu penelitian, umur tergolong usia produktif

( 18 – 45 thn). Responden yang termasuk pada kriteria tersebut adalah dari ruangan

bedah 6 orang, ruangan anak 9 orang, ruangan kebidanan 7 orang dan ruangan

penyakit dalam 8 orang, total sampel sebanyak 30 orang.

3.4. Metode dan Alat Pengumpul data

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder.Data primer diperoleh

dengan cara ;

1. Melakukan pengukuran terhadap beban kerja fisik dan beban kerja mental

dengan mengukur denyut nadi sebelum dan sesudah bekerja secara manual

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 51: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

37

memakai Stopwatch. Data ini untuk memberikan gambaran berat ringannya beban

kerja fisik dan mental di tiap ruang rawat inap.

2. Untuk mengukur stress kerja dengan menggunakan kuesioner stress kerja.

Instrumen penelitian stress kerja dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori

Beehr dan Newman (1978), yang membagi gejala stress menjadi tiga aspek yaitu

gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku. (1) Gejala psikologis terdiri dari ;

kecemasan,ketegangan,bingung,marah,sensitif,memendam perasaan, komunikasi

tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual, mengurung diri,ketidak puasan

bekerja,depresi,lelah mental,merasa terasing dan mengasingkan diri,kehilangan

daya konsentrasi,kehilangan spontanitas dan kreativitas,kehilangan semangat

hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri. (2) Gejala fisik seperti

meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya sekresi adrenalin

dan non adrenalin, gangguan gastrointestinal misalnya gangguan lambung,mudah

terluka,kematian, gangguan kardiovaskular, mudah lelah secara fisik, gangguan

pernafasan, lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala pusing, migrain,

kanker, ketegangan otot dan problem tidur. (3) Gejala perilaku: menunda atau

menghindari pekerjaan atau tugas, penurunan prestasi dan produktivitas,

meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase,

meningkatnya frekuensi absensi,perilaku makan yang tidak normal, kehilangan

nafsu makan dan penurunan drastis berat badan, kecendrungan perilaku berisiko

tinggi seperti ngebut, berjudi, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas,

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 52: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

38

penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman dan

kecendrungan bunuh diri.

Sebelum dilakukan pengambilan data stress kerja, kuisoner stress kerja terdiri

dari 100 item dengan menggunakan skala Likert, masing-masing pernyataan

berisikan 4 alternatif pilihan yaitu tidak pernah angka 1, kadang-kadang angka 2,

sering angka 3 dan sering kali angka 4 dan diuji cobakan di lapangan (try out)

untuk menguji kelengkapan pertanyaan disamping itu untuk menguji validitas

dan reliabilitas daftar pertanyaan tersebut. Setelah diuji coba jumlah item yang

gugur atau tidak valid sebanyak 35 item, sehingga jumlah item menjadi 65 item.

Item tersebut terdiri dari 27 item tentang gejala psikologis, 21 item tentang

gejala fisik dan 17 item tentang gejala perilaku. Cara perhitungan dengan melihat

skor jumlah terkecil = 65 dan jumlah skor terbesar = 260. Kategori stress terdiri

dari ringan 65 - 130 , sedang 131- 195 dan berat 196 - 260. Data ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran bagaimana stress kerja Perawat.

3. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dari studi dokumentasi dengan

mempelajari data-data tentang riwayat pekerjaan responden.

3.5. Validitas dan Reliabilitas

3.5.1. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Dalam penelitian ini validitas alat ukur ditentukan berdasarkan content validity

dan Internal Consistency . Content validity yaitu validitas yang diperoleh melalui

penyusunan alat ukur berdasarkan konsep teoritis dari variabel yang akan diukur.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 53: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

39

Semakin skala itu mendekati konsep teoritis dari variabel, maka akan semakin tinggi

validitasnya. Reliabilitas dalam penelitian ini dengan pendekatan Internal

Consistency, yaitu hanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada

sekelompok subjek. Prosedur analisis reliabilitas data diarahkan pada analisis item-

item, penghitungan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini digunakan bantuan

komputer program SPSS for windows dengan rumus Cronbach’s

3.6. Variabel Penelitian.

Variabel yang diteliti adalah

a. Variabel bebas ( independen) adalah

1. Beban kerja

2. Ruang rawat inap

a. Ruang perawatan bedah

b. Ruang perawatan anak

c. Ruang perawatan kebidanan

d. Ruang perawatan penyakit dalam

b. Variabel terikat ( dependen) adalah stress kerja.

c. Variabel kontrol adalah jenis kelamin, umur, lama bekerja.

3.7. Analisa Data

Data dianalisa dengan statistik dengan menggunakan SPSS, untuk menguji

hubungan beban kerja dengan stress kerja pada setiap ruang rawat inap digunakan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 54: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

40

korelasi Product Moment Pearson sedangkan untuk menguji perbedaan beban kerja

dengan stress kerja di setiap ruangan digunakan uji statistik one way anova.

3.8. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar. 3.1. Kerangka Konsep penelitian

Ruang rawat inap

- Ruang perawatan bedah - Ruang perawatan anak - Ruang perawatan kebidanan - Ruangan perawatan penyakit

dalam

Stress Kerja Perawat

- jenis kelamin - umur - lama bekerja - status gizi - tidak sedang hamil,

menyusui - tidak sedang sakit

Beban kerja

3.9. Definisi Operasional

1. Beban kerja adalah beban yang diterima Perawat dalam melaksanakan

pekerjaannya. Beban tersebut dapat berupa beban eksternal maupun beban

internal. Mengukur berat ringan beban kerja secara fisik dan mental dengan

mengukur denyut nadi. Setiap obyek dilakukan 3 (tiga) kali pengukuran

pada shift pagi yaitu sebelum bekerja pada pukul 8.00 wib dan sesudah

bekerja pada pukul 15.00 wib selama 3 hari secara manual memakai Stop

watch.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 55: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

41

Beban kerja dikategorikan berdasarkan jumlah nadi kerja permenit

berdasarkan teori Christensen.

Tabel.3.1. Kategori Beban Kerja

Beban Kerja Denyut nadi (nadi jantung)

Ringan 75-100

Sedang 101-125

Berat 126-150

Sangat Berat 151-175

Sumber; Christensen ,1991

2. Ruang Rawat Inap adalah tempat perawatan pasien rawat inap yang terdiri

dari ruang perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan

kebidanan dan ruangan perawatan penyakit dalam.

3. Stress kerja adalah respon adaptif, penyesuaian diri terhadap tanggapan yang

menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan pekerjaan pada Perawat.

4. Perawat adalah Tenaga kesehatan non medis yang bertugas di ruang

perawatan bedah, ruang perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan

ruang perawatan penyakit dalam.

3.10. Jalannya Penelitian

Jalannnya penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu persiapan penelitian ,

pelaksanaan penelitian dan pengolahan data.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 56: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

42

1. Tahap Persiapan Penelitian

(a) Pembuatan alat ukur stress kerja.

Alat ukur stress kerja dibuat dengan cara menyusun item-item dengan 4

alternatif jawaban berdasarkan skala likert yaitu tidak pernah (skor 1, kadang-kadang

(skor 2), sering (skor 3) dan seringkali (skor 4).

(b) Uji Coba Alat Ukur

Peneliti membuat 100 item komponen stress kerja, daftar pertanyaan

selanjutnya diuji cobakan pada responden, pada siapa alat ukur akan diterapkan.

Jumlah responden untuk try out adalah 20 orang. Tujuan uji coba untuk meyakinkan

peneliti bahwa pertanyaan dapat dimengerti oleh responden dan untuk mengetahui

apakah alat ukur yang dibuat memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, dengan

kisi-kisi sebagaiberikut Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kisi-kisi Variabel Stress Kerja VARIABEL SUB VARIABEL ITEM

1 2 3 Stress Kerja 1.Gejala psikologi

- Kecemasan ,ketegangan - Bingung ,marah ,sensitif - Memendam perasaan - Komunikasi tidak efektif - Menurunnya fungsi intelektual - Mengurung diri,ketidak puasan bekerja - Depresi,kebosanan dan kelelahan mental - Merasa terasing dan mengasingkan

dirinya - Kehilangan daya konsentrasi - Kehilangan spontanitas dan kreativitas - Kehilangan semangat hidup,menurunnya harga diri dan kepercayaan diri

12,15,20,55 7,8,28 2,11,51 9,10,14 17,50 18 1,5,7 23 3,4 21,34,53 19,29

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 57: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

43

2.Gejala Fisik - Meningkatnya detak jantung dan tekanan

darah - meningkatnya sekresi adrenalin dan non

adrenalin - Gangguan gastrointestinal,misalnya gangguan

lambung - Mudah terluka, kematian, gangguan

kardiovaskular - Mudah lelah secara fisik,gangguan

pernafasan - Lebih sering berkeringat,gangguan pada kulit - kepala pusing ,migrain,kanker - ketegangan otot,problem tidur.

22,25,48,54,56,60 23,44 58,63 43 45,46 26,40,46 30,33,65 29,25

3.Gejala Perilaku - Menunda atau menghindari pekerjaan atau

tugas - Penurunan prestasi dan produktifitas - Meningkatnya pnggunaan minuman keras

dan mabuk - Perilaku sabotase - Meningkatnya frekuensi absensi - Perilaku makan yang tidak normal - Kehilangan nafsu makan dan penurunan

drastis berat badan - Kecendrungan perilaku yang berisiko tinggi

seperti ngebut dan main judi - Meningkatnya agresivitas dan kriminalitas - Penurunan kualitas interpersonal dengan

keluarga dan teman - Kecenderungan bunuh diri, jika melihat

banyaknya pekerjaan di ruangan

27,49 30,31 32,62 36,59,63 57 41 38,52 37 39 13,16 42

c. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah kuesioner diuji cobakan pada 20 responden, maka dilakukan uji

validitas dengan menggunakan teknik Product Moment dari Pearson. Pengujian

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 58: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

44

reliabilitas yang dilakukan pada butir-butir yang telah valid dengan menggunakan uji

keandalan L. Cronbach dengan taraf signifikan α =5%.

Validitas item minimal 0,30 dan Cronbach Alpha 0,70. Dari uji coba ternyata

terdapat 65 item pernyataan yang valid dengan nilai validitas 0,30 - 0,89. selanjutnya

dilakukan uji reliabilitas terhadap 65 item yang valid, dengan menggunakan

Cronbach alpha. Dari pengujian reliabilitas diperoleh koefisien reliabilitas sebesar

0,98

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Sidikalang pada bulan Juni – Juli 2007.

Dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahap:

a. Menentukan kriteria responden sesuai dengan kriteria inklusi.

b. Berdasarkan kriteria inklusi didapat 30 responden dari 60 perawat yang

bekerja di ruangan bedah, ruangan anak, ruangan kebidanan dan ruangan

penyakit dalam.

c. Melakukan pengambilan data dengan pengukuran denyut nadi sebelum dan

Sesudah bekerja selama 3 hari untuk mengukur beban kerja. Yaitu pada

tanggal 20 Juni 2007 dengan jumlah pasien 40 orang yaitu pada ruangan

bedah 12 orang, ruangan anak 6 orang, penyakit dalam 13 orang dan ruangan

kebidanan 9 orang. Tanggal 1 Juli 2007 dengan jumlah pasien 58 orang

yang terdiri dari ruangan bedah 15 orang, ruangan anak 13 orang ,ruangan

penyakit dalam 10 orang dan ruangan kebidanan 10 orang, Tanggal 5 Juli

2007 dengan jumlah pasien 60 orang, pada ruangan bedah 17 orang, ruangan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 59: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

45

anak 13 orang, ruangan penyakit dalam 15 orang dan ruangan kebidanan 15

orang.

d. Pengambilan data stress kerja dengan menggunakan kuesioner stress kerja.

3.Tahap penyelesaian

Setelah data terkumpul peneliti melakukan pemeriksaan terhadap tiap

pertanyaan untuk stress kerja dan melihat apakah semua pertanyaan sudah

diisi. kemudian data di entri. Data pengukuran denyut nadi dan data stress

kerja yang didapat dihitung rata-ratanya dan dibuat klasifikasi skor. Untuk

denyut nadi menggunakan cara Christensen (1991) yaitu Ringan skor 75-100

(denyut /menit), sedang 100-125, berat 125-150. Sedangkan klasifikasi stress

kerja ringan 65- 130, sedang 131-195 dan stress berat 196 – 240. Data yang

diolah atau dianalisis merupakan suatu informasi yang siap dievaluasi dan

diinterprestasi dalam bentuk tabel.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 60: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

46

3.11. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel 3.3. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 Penelusuran pustaka

2 Studi pendahuluan

3 Konsultasi Judul dengan Ketua Program

4 Konsultasi pembimbing

5 Pengurusan Adminstrasi peneltian

6 Persiapan bahan kolokium

7 Kolokium

8 Persiapan alat dan bahan

9 Pengumpulan data

10 Pengolahan data dan analisa

11 Penyusunan laporan Tesis

12 Seminar hasil /sidang meja hijau

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 61: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kabupaten Dairi terletak di bagian barat laut propinsi Sumatera Utara, secara

administratif berbatasan dengan :

- Sebelah Utara : Kabupaten Karo

- Sebelah Timur : Kabupaten Samosir

- Sebelah Selatan : Kabupaten Pakpak Bharat

- Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Darussalam

Wilayah Kabupaten Dairi mempunyai luas 1.916,25 km², yaitu sekitar 4,39 %

dari luas Propinsi Sumatera Utara. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari dataran

tinggi yang terletak antara 98°00" - 98°30" dan 2°15" - 3°10" LU. Sebagian besar

tanahnya gunung – gunung dan berbukit – bukit, dengan iklim hujan tropis.

Jumlah penduduk menurut Data Statistik Dairi Tahun 2005 sebanyak 307.870

jiwa orang. Penduduk Kabupaten Dairi terdiri dari berbagai suku yaitu Suku Pakpak,

Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Aceh, Jawa, Padang dan sebagainya. Mata

pencaharian penduduk pada umumnya petani namun sebagian kecil pegawai,

pedagang.

47

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 62: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

48

4.2. Deskripsi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang

Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang adalah rumah sakit pemerintah kelas

atau tipe C, terletak pada lokasi seluar 21.000 m² dengan kapasitas tempat tidur

sebanyak 60 unit.

Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang terletak Kota Sidikalang sebagai

Ibukota Kabupaten Dairi.

Cakupan pelayanan kesehatan RSUD Sidikalang meliputi Kabupaten Dairi,

Kab. Pakpak Bharat, Aceh Singkil dan masyarakat diperbatasan Humbahas.

Susunan Organisasi RSUD Sidikalang berdasarkan Perda No. 5 Th 1995,

terdiri dari :

1. Direktur RSUD Sidikalang

2. Subbag Kesekretariat & Rekam Medik terdiri dari :

a. Urusan Umum

b. Urusan Personalia

c. Urusan Rekam Medis

d. Urusan PPL

3. Subbag Keuangan dan Program

a. Urusan Pembendaharaan

b. Urusan Mobilisasi dana

c. Urusan Vertifikasi dana

d. Urusan Program

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 63: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

49

4. Seksi Pelayanan

a. Sub. Seksi Pelayanan I

b. Sub. Seksi Pelayanan II

5. Seksi Keperawatan

a. Sub. Seksi Perawatan I

b. Sub. Seksi Perawatan II

6. Kelompok Jabatan Fungsional

a. Instalasi Farmasi

b. Instalasi Laboratorium

c. Instalasi Gizi

d. Instalasi Sarana Kesehatan

e. Instalasi Radiologi

f. Instalasi Perawatan Jenazah

g. Komite Medik

Ketenagaan di RSUD Sidikalang berdasarkan data per 31 Desember 2006

untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSUD Sidikalang adalah

sebanyak 190 orang. terdiri dari PNS, PTT dan Honorer

Komposisi SDM tersebut berdasarkan strata pendidikan adalah :

- Magister ( S – 2 ) : 1 Orang

- Dr Spesialis : 6 orang

(Bedah 2 org, Obgyn 2 org,Penyakit dalam 1 org, Anak 1 org)

- Dr Umum : 6 orang

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 64: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

50

- Dr Gigi : 2 orang

- Sarjana kesehatan, Apoteker ,SH : 9 Orang

- Sarjana Muda : 50 Orang

- SLTA / SPK : 99 Orang

- SLTP : 15 Orang

- SD : 2 org

Sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Dairi sesuai

dengan Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang yaitu ”Terwujudnya Rumah

Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan Paripurna pada tahun 2015”. RSUD

Sidikalang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah di Kabupaten Dairi yang

mengadakan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, dan turut serta

mendukung program pemerintah dalam pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat

Kebutuhan akan pelayanan kesehatan di RSUD Sidikalang pada tahun-tahun

terakhir ini telah terjadi peningkatan. Data tahun 2005 jumlah kunjungan (rawat inap

dan rawat jalan ) ke RS sebanyak 17.068 orang pada Tahun 2006 jumlah kunjungan

menjadi ; 31.304 org terjadi peningkatan kunjungan sekitar 98%. Walaupun terjadi

peningkatan kunjungan di RSUD Sidikalang sebenarnya cakupan pelayanan

kesehatan masih rendah dibandingkan jumlah penduduk kabupaten Dairi yaitu hanya

melayani 10 % dari 307.870 jiwa (statistik 2005) Tetapi untuk angka pemanfaatan

tempat tidur (pasien rawat inap) terjadi peningkatan dari 40 % tahun 2005 menjadi

64 % tahun 2006 data ini sudah diatas angka nasional yaitu BOR 60% , artinya

masyarakat Dairi sudah memanfaatkan RSUD Sidikalang sebagai tempat pelayanan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 65: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

51

perawatan kesehatan mereka. Ini merupakan tantangan untuk itu RSUD Sidikalang

supaya harus berbenah diri untuk mencapai tujuan dan sasarannya meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Dairi.

Pelayanan untuk masyarakat miskin di RSUD Sidikalang terjadi peningkatan

tahun 2005 pasien yang dilayani hanya 1946 orang,tahun 2006 menjadi 11.260 orang

.(peningkatan lebih dari 100 %). BOR tahun 2006 RSUD sebanyak 64 %,berarti

hanya 40-45 tempat tidur yang terisi setiap hari dari 60 yang tersedia.,masih ada

tempat tidur yang tidak termanfaatkan setiap hari. RSUD Sidikalang berupaya

meningkatkan pelayanan untuk mengurangi angka rujukan ke rumah sakit yang lebih

tinggi dan meningkatkan upaya rujukan dari tingkat bawah seperti rujukan dari

puskesmas-puskesmas di Kabupaten Dairi,sehingga mereka tidak langsung mengirim

pasien kerumah sakit lain misalnya ke Medan atau kekabupaten lain.. Menurut

keadaan tahun 2006 data tindakan yang terbanyak dilayani di RSUD Sidikalag adalah

kasus-kasus pelayanan di kamar bedah,sehingga akan memerlukan peralatan bedah

,ruangan bedah serta SDM yang trampil selain juga diperlukan peralatan kesehatan

lainnya yang mendukung kegiatan tersebut.

Rumah sakit merupakan organisasi padat karya, profesi,fungsi ,teknologi dan

modal. RSUD Sidikalang sebagai RS klas C harus mempunyai pelayanan Spesialis

empat dasar ditambah dengan Spesialis Patologi Klinik, Spesialis Anestesi dan

Spesialis Radiologi,selain itu diperlukan juga Spesialis lain seperti THT, Mata, Paru

,Kulit Kelamin dan sebagainya.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 66: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

52

Walaupun adanya peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit, ternyata tidak

diimbangi dengan peningkatan pendapatan rumah sakit.Salah satu faktor yang

mempengaruhinya adalah banyaknya pasien gakin yang dilayani ,dan juga karena

banyaknya tagihan yang diterima pada unit pelayanan yang tidak disetor petugas ke

kasir. Terjadinya peningkatan pelayanan di poliklinik gigi karena tersedianya

peralatan kesehatan gigi dan mulut yang canggih, seperti panoramic dental Xray,

Xray dental mobile dan alat kesehatan gigi lainnya.

A. Hasil Penelitian 4.3. Identitas Responden Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden pada kelompok umur

25-31 tahun yaitu 16 orang (53,3%), seluruhnya jenis kelamin perempuan, tingkat

pendidikan D.III (Akademi keperawatan ) sebanyak 17 orang (56,7%), status kawin

sebanyak 27 orang (90,0%), masa kerja 2-7 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), dan

ruangan (tempat kerja) di ruang perawatan anak sebanyak 9 orang (30,0%). Secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 67: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

53

Tabel 4.1. Distribusi Identitas Responden Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang

No Identitas Responden Jumlah PersenA Umur (Tahun)

1 25-31 16 53,32 32-38 6 20,03 39-45 8 26,7

Jumlah 30 100,0B Jenis Kelamin

1 Perempuan 30 100,0 Jumlah 30 100,0C Pendidikan

1 SPK 13 43,32 D.III 17 56,7

Jumlah 30 100,0D Status Perkawinan

1 Kawin 27 90,02 Belum Kawin 3 10,0

Jumlah 30 100,0E Masa Kerja (Tahun)

1 2 – 7 14 46,72 8 – 13 7 23,33 14 – 19 9 30,0

Jumlah 30 100,0F Ruangan

1 Bedah 6 20,02 Anak 9 30,03 Kebidanan 7 23,34 Penyakit Dalam 8 26,7

Jumlah 30 100,0

4.4. Beban Kerja Perawat

Beban kerja dapat berupa beban eksternal maupun beban internal yang diukur

berdasarkan denyut nadi responden dengan kategori Ringan, Sedang, Berat dan

Sangat Berat. Hasil penelitian menunjukkan 83,3% responden di ruang perawatan

bedah mempunyai beban kerja kategori sedang (denyut nadi 100-125/menit).

Demikian juga responden di ruang perawatan anak sebesar 77,8% responden

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 68: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

54

mempunyai beban kerja kategori sedang, di ruang perawatan kebidanan sebesar

71,4% responden mempunyai beban kerja kategori sedang, dan seluruh responden di

ruang perawatan penyakit dalam seluruhnya mempunyai beban kerja kategori sedang.

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2.Distribusi Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang

No Beban Kerja Jumlah Persen A Ruang Perawatan Bedah

1 Berat 0 0,0 2 Sedang 5 83,3 3 Ringan 1 16,7

Jumlah 6 100,0 B Ruang Perawatan Anak

1 Berat 0 0,0 2 Sedang 7 77,8 3 Ringan 2 22,2

Jumlah 9 100,0 C Ruang Perawatan Kebidanan

1 Berat 0 0,0 2 Sedang 5 71,4 3 Ringan 2 28,6

Jumlah 7 100,0 D Ruang Perawatan Penyakit Dalam

1 Berat 0 0,0 2 Sedang 8 100,0 3 Ringan 0 0,0

Jumlah 8 100,0

4.5. Stress Kerja Perawat

Indikator yang digunakan dalam pengukuran stress kerja adalah gejala stress

menjadi tiga aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan perilaku yang

dikembangkan dalam 65 item pertanyaan dengan kategori Ringan, Sedang dan Berat.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 69: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

55

Hasil penelitian menunjukkan 66,7% responden di ruang perawatan bedah

mempunyai stress kerja kategori sedang, demikian juga responden di ruang

perawatan anak sebesar 55,6% responden mempunyai stress kerja kategori ringan, di

ruang perawatan kebidanan sebesar 57,1% responden mempunyai stress kerja

kategori ringan, sedangkan di ruang perawatan penyakit dalam sebesar 50,0%

responden mempunyai stress kerja kategori ringan. Secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 4.3

Tabel 4.3. Distribusi Stress Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang

No Stress Kerja Jumlah PersenA Ruang Perawatan Bedah

1 Berat 0 0,02 Sedang 4 66,73 Ringan 2 33,3

Jumlah 6 100,0B Ruang Perawatan Anak

1 Berat 1 11,12 Sedang 3 33,33 Ringan 5 55,6

Jumlah 9 100,0C Ruang Perawatan Kebidanan

1 Berat 1 14,32 Sedang 2 28,63 Ringan 4 57,1

Jumlah 7 100,0D Ruang Perawatan Penyakit Dalam

1 Berat 1 12,52 Sedang 3 37,53 Ringan 4 50,0

Jumlah 8 100,0

Mengacu pada item-item pertanyaan tentang stress kerja pada perawat yang

menjadi respoden dapat dilakukan telaah tentang kondisi atau tingkat stress

berdasarkan gejala psikologis, gejalan fisik, dan gejala perilaku sebagai berikut:

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 70: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

56

4.6.1. Gejala Psikologis

Jawaban responden tentang pernyataan yang terkait dengan gejala psikologis

cukup bervariasi. Namun apabila dikelompokkan berdasarkan persentase jawaban,

sebagian besar (12 orang; 40,0%) menyatakan kadang-kadang atau sekali-sekali

mengalami kecemasan, ketegangan, bingung dan keinginan untuk marah, memendam

perasan, komunikasi tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual, mengurung

diri,ketidak puasan bekerja, depresi,kebosanan dan kelelahan mental, merasa terasing

dan mengasingkan dirinya, kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan

kreativitas, kehilangan semangat hidup, dan menurunnya harga diri dan kepercayaan

diri.

4.6.2. Gejala Fisik

Jawaban responden tentang pernyataan yang terkait dengan gejala fisik cukup

bervariasi. Namun apabila dikelompokkan berdasarkan persentase jawaban, sebagian

besar (16 orang; 53,3%) menyatakan kadang-kadang atau sekali-sekali mengalami

meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya sekresi adrenalin dan

non adrenalin, gangguan gastrointestinal,misalnya gangguan lambung, mudah

terluka, kematian, gangguan kardiovaskular, mudah lelah secara fisik,gangguan

pernafasan, lebih sering berkeringat,gangguan pada kulit, kepala pusing

,migrain,kanker, dan mengalami ketegangan otot serta problem tidur.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 71: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

57

4.6.3. Gejala Perilaku

Jawaban responden tentang pernyataan yang terkait dengan gejala fisik cukup

bervariasi. Namun apabila dikelompokkan berdasarkan persentase jawaban, sebagian

besar (14 orang; 46,7%) menyatakan kadang-kadang atau sekali-sekali ; menunda

atau menghindari pekerjaan atau tugas, penurunan prestasi dan produktifitas,

meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase,

meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal, kehilangan nafsu

makan dan penurunan drastis berat badan, kecendrungan perilaku yang beresiko

tinggi seperti ngebut dan main judi, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas,

penurunan kualitas interpersonal dengan keluarga dan teman, serta kecenderungan

bunuh diri, jika melihat banyaknya pekerjaan di ruangan.

4.6.Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat ditiap Ruang Rawat

Inap RSUD Sidikalang Berdasarkan hasil uji statistik korelasi Product moment hubungan Beban

Kerja Dengan Stress Kerja Perawat Ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang

dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut:

Tabel 4.4. Korelasi antara Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang

Ruangan Jumlah Perawat Koefisien Korelasi Signifikansi

Bedah 6 0,885 0,019 Anak 9 0,705 0,034 Kebidanan 7 0,756 0,049 Penyakit Dalam 8 0,797 0,018

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 72: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

58

a. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Perawatan Bedah

Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja

dengan stress kerja perawat di ruang perawatan bedah, diperoleh sebesar 0,885. Uji

statistik diperolah hubungan signifikan p=0,019<0,05. Hal ini menunjukkan beban

kerja dari perawat di ruang perawatan bedah berkorelasi positif dengan terjadinya

stress kerja.

b. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Perawatan Anak

Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja

dengan stress kerja perawat di ruang perawatan anak, diperoleh sebesar 0,705. Uji

statistik diperoleh hubungan signifikan p=0,034<0,05. Hal ini menunjukkan beban

kerja dari perawat di ruang perawatan anak berkorelasi positif dengan terjadinya

stress kerja.

c. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Perawatan Kebidanan

Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja

dengan stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan, diperoleh sebesar 0,756.

Uji statistik diperoleh hubungan signifikan p=0,049<0,05. Hal ini menunjukkan

beban kerja dari perawat di ruang kebidanan berkorelasi positif dengan terjadinya

stress kerja.

d. Analisis Korelasi Beban kerja dan Stress kerja Perawat di ruang Penyakit Dalam

Berdasarkan tabel 4.4. hasil korelasi Product Moment antara beban kerja

dengan stress kerja perawat di ruang perawatan penyakit dalam, diperoleh sebesar

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 73: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

59

0,797. Uji statistik diperoleh hubungan signifikan p=0,018<0.05. Hal ini

menunjukkan beban kerja dari perawat di ruang perawatan penyakit dalam

berkorelasi positif dengan terjadinya stress kerja.

Secara keseluruhan beban kerja berhubungan signifikan dan positif dengan

stress kerja perawat di ruang perawatan bedah, anak, kebidanan, dan penyakit dalam,

namun tingkat hubungan yang bervariasi.

4.7.Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan

Berdasarkan hasil uji statistik One Way Anova perbedaan Beban Kerja

Perawat Ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang dapat dilihat pada tabel 4.5.

berikut:

Tabel 4.5. Hasil Uji Perbedaan Beban Kerja Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang

Ruangan Jumlah Mean Range Signifikansi

Bedah 6 110,2 98-120 Anak 9 105,9 99-110 Kebidanan 7 110,7 99-119 Penyakit 8 114,8 101-124

0,173

Sebelum dilakukan uji perbedaan maka dilakukan lebih dahulu uji normalitas

dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak

menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov baik untuk variabel beban kerja dan stress

kerja dengan hasil asymp.sign sebesar p=0,599>0,05 (beban kerja) dan

p=0,220 > 0,05 (stress kerja).

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 74: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

60

Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak ada

perbedaan tingkat beban kerja antara perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah,

perawatan anak, perawatan kebidanan dan perawatan penyakit dalam, dengan nilai

asymp.sign sebesar p=0,173 > 0,05, artinya secara statistik tidak terdapat perbedaan

beban kerja yang nyata pada perawat yang bekerja pada ruang perawatan yang

berbeda.

Berdasarkan tabel 4.5.diatas diketahui bahwa rata-rata (mean) beban kerja

perawat pada ruang perawatan penyakit dalam yang paling tinggi, yaitu sebesar 114,8

sedangkan yang paling rendah pada ruang perawatan anak. Perbedaan rata-rata beban

kerja tersebut terkait dengan jumlah perawat yang berbeda pada setiap ruang

perawatan serta kondisi penyakit serta karakteristik pasien yang dihadapi.

4.8. Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruangan

Berdasarkan hasil uji statistik One Way Anova perbedaan Stress Kerja

Perawat Ditiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang dapat dilihat pada tabel 4.6.

berikut:

Tabel 4.6. Hasil Uji Perbedaan Stress Kerja Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang

Ruangan Jumlah Mean Range Signifikansi

Bedah 6 195,3 161-231 Anak 9 190,9 103-249 Kebidanan 7 195,6 99-241 Penyakit Dalam 8 190,4 103-249

0,991

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 75: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

61

Sebelum dilakukan uji perbedaan maka dilakukan lebih dahulu uji normalitas

dan homogenitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak

menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov baik untuk variabel beban dan stress kerja

dengan hasil asymp.sign sebesar p=0,599 > 0,05 (beban kerja) dan p=0,220 > 0,05

(stress kerja).

Hasil uji statistik menggunakan uji One Way Anova menunjukkan tidak ada

perbedaan tingkat stress kerja antara perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah,

perawatan anak, perawatan kebidanan dan perawatan penyakit dalam, dengan nilai

asymp.sign sebesar p=0,991 > 0,05, artinya secara statistik tidak terdapat perbedaan

stress kerja yang nyata pada perawat yang bekerja pada ruang perawatan yang

berbeda.

Berdasarkan tabel 4.6. diatas diketahui bahwa rata-rata (mean) stress kerja

perawat pada ruang perawatan kebidanan yang paling tinggi, yaitu sebesar 195,6

sedangkan yang paling rendah pada ruang perawatan penyakit dalam. Perbedaan rata-

rata stress kerja tersebut terkait dengan jumlah perawat yang berbeda pada setiap

ruang perawatan serta kondisi penyakit serta karakteristik pasien yang dihadapi.

B. Pembahasan 4.9. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat

Berikut ini diuraikan hubungan beban kerja dengan stress kerja pada ruang

ruang perawatan bedah, anak, kebidanan, dan penyakit dalam.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 76: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

62

4.9.1. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang Perawatan Bedah

Perawat yang bekerja di ruang perawatan bedah mempunyai beban kerja yang

lebih membutuhkan ketelitian dan kecermatan dibandingkan perawat di ruang

perawatan lainnya. Dengan kondisi prosedur kerja yang ketat dan kondisi pasien

yang membutuhkan penanganan yang lebih ekstra dibandingkan pasien lainnya

memungkinkan terjadinya stress kerja pada diri perawat.

Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan

bedah, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,019 < 0,05, dengan tingkat korelasi cukup

kuat sebesar 0,885. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja dengan

terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan bedah menunjukkan kondisi

dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diikuti dengan peningkatan stress

kerja., dengan demikian hipotesa diterima.

Sesuai dengan pedoman uraian tugas yang telah ditetapkan oleh Depkes

(1994), beban pada ruangan perawatan bedah, harus menyiapkan perlengkapan alat-

alat atau obat-obat yang dibutuhkan pasien sebelum dan sesudah operasi menyiapkan

kebutuhan untuk pasien yang mau operasi, memelihara kebersihan dan merawat

pasien sesudah operasi dan melaksanakan administrasi.

Hasil penelitian ini didukung penelitian Suciari (2006) bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan keluhan Low Back Pain pramu

kamar. Persentase yang mengalami keluhan Low Back Pain dari pramu kamar dengan

kategori beban kerja berat sekali mencapai 100%, sedangkan beban kerja kategori

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 77: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

63

berat mencapai 79%, dan beban kerja sedang mencapai 30%. Beban kerja perawat

antara lain seperti beban kerja pramu kamar. Beberapa aspek yang menunjukkan

beban kerja pada ruang perawatan bedah adalah kelelahan yang dirasakan setelah

merapikan tempat tidur pasien, leher atau otot punggung perawat menjadi kaku yang

dapat mengakibatkan peregangan otot (low back pain) yang merupakan gejala fisik

pada stress kerja.

4.9.2. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang

Perawatan Anak Pelayanan keperawatan di ruang perawatan anak secara spesifik harus

memperhatikan karakteristik daripada anak-anak yang menjalani perawatan.

Meskipun secara umum pelayanan keperawatan harus memperhatikan karaktersitik

setiap pasien, namun pasien anak-anak tentunya mempunyai beberapa aspek tertentu

yang harus diperhatikan sesuai dengan kondisi perkembangan pada masa atau

kelompok umur anak.

Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan

anak, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,034 < 0,05, dengan tingkat korelasi cukup

kuat sebesar 0,705. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja dengan

terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan anak menunjukkan kondisi dimana

terjadinya peningkatan beban kerja akan diiringi dengan peningkatan stress kerja,

dengan demikian hipotesa diterima.

Uraian tugas perawat di ruang perawatan anak yang di tetapkan Depkes

(1994), bahwa pada ruang perawatan anak, perawat harus mempunyai keterampilan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 78: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

64

khusus atau spesialistik tentang penanganan perawatan anak misalnya pemasangan

infus pada pasien anak berbeda seperti pada dewasa, mengkaji kebutuhan pasien,

mengamati keadaan dan mengevaluasi perkembangan pasien,melaksanakan tindakan

keperawatan pada pasien, mencatat perkembangan pasien dan kegiatan administrasi

ruangan.

Hal ini didukung oleh penelitian Jauhari (2005) bahwa standar beban kerja

perawat senantiasa harus sesuai dengan asuhan keperawatan yang berorientasi pada

kebutuhan pasien. Untuk menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien harus

diupayakan kesesuaian antara ketersediaan tenaga perawat dengan beban kerja yang

ada.

4.9.3. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang

Perawatan Kebidanan Beban kerja di ruangan kebidanan adalah menerima dan merawat pasien yang

akan bersalin, menyiapkan fasilitas kebutuhan pasien, mengamati keadaan pasien,

menjaga kebersihan pasien, melaksanakan tindakan keperawatan, menjalin

komunikasi dengan pasien dan melaksanakan administrasi kebidanan.

Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan

kebidanan, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,049 < 0,05, dengan tingkat korelasi

cukup kuat sebesar 0,756. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban kerja

dengan terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan menunjukkan

kondisi dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diiringi dengan peningkatan

stress kerja dengan demikian hipotesa diterima..

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 79: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

65

Secara umum stres kerja dipengaruhi oleh banyak faktor selain beban kerja,

seperti yang disebutkan dalam penelitian Restiaty, et al (2006) tentang beban kerja

dan perasaan kelelahan menyimpulkan adanya hubungan beban kerja di tempat kerja

dengan kelelahan kerja yang merupakan gejala fisik stress kerja, artinya semakin

berat beban kerja di tempat kerja maka semakin tinggi tingkat stress kerja. Lebih

lanjut dijelaskan bahwa variabel yang berhubungan dengan beban kerja adalah tempat

bekerja, jenis pekerjaan, serta beban mental.

4.9.4. Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang

Perawatan Penyakit Dalam Berdasarkan uraian tugas perawat di ruangan penyakit dalam adalah selain

harus mengerjakan administrasi dan mencatat perkembangan pasien, perawat

menyiapkan fasilitas dan peralatan yang di butuhkan di ruangan seperti peralatan

emergensi, memelihara kebersihan pasien, komunikasi dengan pasien, melakukan

tindakan pengobatan, melakukan penyuluhan kepada pasien mengenai penyakitnya

dan bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk menghindar

penularan penyakit.

Adanya hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di ruang perawatan

penyakit dalam, ditunjukkan hasil uji statistik p=0,018 < 0,05, dengan tingkat

korelasi cukup kuat sebesar 0,797. Tingkat korelasi yang cukup kuat antara beban

kerja dengan terjadinya stress kerja perawat di ruang perawatan kebidanan

menunjukkan kondisi dimana terjadinya peningkatan beban kerja akan diiringi

dengan peningkatan stress kerja, dengan demikian hipotesa diterima.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 80: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

66

Sesuai penelitian Iswanto (2001) tentang hubungan stress kerja, kepribadian dan

kinerja yang menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang kuat antara stress kerja

dengan kinerja. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa kepribadian memberikan

kontribusi terhadap hubungan stress kerja dengan kinerja. Tingkat stress paling tinggi

akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang dan pada gilirannya akan

mempengaruhi kinerja yang semakin menurun.

4.10. Perbedaan Beban Kerja setiap Ruangan

Tingkat beban kerja pada masing-masing ruangan tidak berbeda secara

signifikan p=0,173 > 0,05, hal ini dilihat dari nilai rata-rata (mean) beban kerja yang

diukur dari denyut nadi perawat tidak jauh berbeda pada masing-masing ruangan.

Pada ruang bedah rata-rata beban kerja sebesar 110,167, ruang perawatan anak

sebesar 105,889, ruang perawatan kebidanan sebesar 110,714, ruang perawatan

penyakit dalam sebesar 114,875. Berdasarkan angka rata-rata tersebut menunjukkan

beban kerja pada masing-masing ruangan hampir sama.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Azwar (1993) bahwa beban perawat pada

ruangan perawatan adalah menyelamatkan kehidupan dan mencegah kecacatan

sehingga pasien dapat hidup.

Sesuai penelitian Nurhayati (1996) tentang pengukuran beban psikologis kerja

dalam sistem kerja menggunakan analisis spektral menemukan 3 komponen

variabilitas denyut jantung yang berkaitan dengan mekanisme pengendalian biologis.

Yang terendah berhubungan dengan mekanisme pengaturan temperatur, komponen

tengah dipercaya berasosiasi dengan pengaturan tekanan darah, sedangkan yang

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 81: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

67

ketiga berkesesuaian dengan efek respirasi. Komponen tengah menunjukkan variasi

yang berkaitan erat dengan pembebanan kerja mental dari suatu pekerjaan. Kekuatan

komponen ini berkurang dengan meningkatnya beban kerja yang berarti variabilitas

denyut jantung berkurang pada level pembebanan yang tinggi, dengan demikian

hipotesa ditolak.

Tidak adanya perbedaan secara signifikan beban kerja ini harus dipertahankan

karena menurut pendapat Manuaba (2000), akibat beban kerja yang terlalu berat atau

yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau

penyakit akibat kerja. Beban kerja yang terlalu berlebihan akan menimbulkan

kelelahan baik fisik atau mental dan reaksi–reaksi emosional seperti sakit kepala,

gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu

sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengulangan gerak akan menimbulkan

kebosanan, rasa monoton Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau

pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan

sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beban kerja yang berlebihan atau

rendah dapat menimbulkan stress kerja.

4.11. Perbedaan Stress Kerja Perawat setiap Ruangan Tingkat stress kerja pada masing-masing ruangan tidak berbeda secara

signifikan p=0,991 > 0,05, hal ini dilihat dari nilai rata-rata (mean) stress kerja yang

diukur dari 65 item pertanyaan yang mencakup kegiatan atau uraian tugas masing-

masing ruang perawatan tidak jauh berbeda. Pada ruang bedah rata-rata tingkat stress

kerja sebesar 195,33, ruang perawatan anak sebesar 190,89, ruang perawatan

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 82: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

68

kebidanan sebesar 195,57, ruang perawatan penyakit dalam sebesar 190,38.

Berdasarkan angka rata-rata tersebut menunjukkan stress kerja pada masing-masing

ruangan hampir sama, dengan demikian hipotesa ditolak. Apabila dikaitkan dengan

tingkat beban kerja dan stress kerja pada masing-masing ruang perawatan (hasil One

Way Anova) yang menunjukkan beban kerja dan stress kerja yang tidak berbeda

secara nyata, namun perbedaan jumlah perawat pada masing-masing ruang

perawatan, serta karakteristik pasien yang dihadapi menyebabkan terjadinya beberapa

perbedaan beban kerja maupun stress kerja meskipun perbedaannya tidak begitu

besar.

Dalam setiap ruang rawat inap terdapat perbedaan jenis pasien yang

berdampak pada kondisi dan beban kerja yang berbeda. Untuk itu perawat harus

peran sebagai tenaga serba bisa, memiliki inisiatif, berperilaku kreatif serta memiliki

wawasan yang luas dengan motivasi kerja keras, cerdas, iklas dan kerja berkualitas.

Jenis pasien yang dirawat di ruangan rawat inap rumah sakit dapat dipandang

sebagai tuntutan terhadap pelayanan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik maka

akan berakibat terjadinya stress kerja (Ed Boenisch dkk, 2004).

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 83: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Beban kerja pada ruang perawatan bedah berada pada kategori sedang

(83,3%), ruang perawatan anak pada kategori sedang (77,8%), ruang

perawatan kebidanan pada kategori sedang (71,4%), dan ruang perawatan

penyakit dalam seluruhnya pada kategori sedang (100,0%).

2. Stress kerja pada ruang perawatan bedah berada pada kategori sedang

(66,7%), ruang perawatan anak pada kategori ringan (55,6%), ruang

perawatan kebidanan pada kategori ringan (57,1%), dan ruang perawatan

penyakit dalam pada kategori ringan (50,0%).

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja

pada perawat di ruang perawatan bedah RSUD Sidikalang dengan koefisien

korelasi sebesar (r= 0,885 dan p=0,019).

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja

pada perawat di ruang perawatan anak RSUD Sidikalang (r= 0,705 dan

p=0,034)

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja

pada perawat di ruang perawatan kebidanan RSUD Sidikalang (r= 0,756 dan

p=0,049).

6. Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja

pada perawat di ruang perawatan penyakit dalam RSUD Sidikalang (r= 0,797

dan p=0,018)

68 Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 84: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

69

7. Perbedaan beban kerja perawat di antara ruang perawatan bedah, ruang

perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit

dalam tidak berbeda nyata (p=0.173).

8. Perbedaan stress kerja perawat di antara ruang perawatan bedah, ruang

perawatan anak, ruang perawatan kebidanan dan ruangan perawatan penyakit

dalam tidak berbeda nyata (p=0.991).

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka sebagai saran yang direkomendasikan

sebagai berikut :

1. Perlu dipertahankan beban kerja yang sedang pada perawat dengan

melakukan upaya sistem rotasi bagi perawat di ruang perawatan RSUD

Sidikalang sehingga tidak menimbulkan kejenuhan pada perawat apabila

bekerja pada satu ruangan dalam jangka waktu lama yang dapat menimbulkan

stress kerja.

2. Tingkat stress kerja yang sedang agar diminimalisasi dan tingkat stress kerja

yang ringan agar dipertahankan pada perawat dengan meningkatkan

kemampuan dalam diri perawat untuk menyeimbangkan beban internal dan

beban eksternal yaitu memisahkan beban kerja pada keluarga (rumah) dengan

beban kerja pada saat melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang terkait

dengan stress kerja perawat di rumah sakit, misalnya kesesuaian peralatan

(ergonomi) di ruang perawatan.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 85: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga,P.,”Psikologi Kerja”.Penerbit Rineka Cipta.Jakarta, 2001.

Arwani,dkk “ Manajemen Bangsal Keperawatan “ Kedokteran ECG,2004

Astrand,P,and Rodahl.K., “Work Phsychology”. Academic Press Inc New york.1980.

Azwar,A.”Tantangan Pendanaan Unit Gawat Darurat”. Majalah Kedokteran Indonesia.Volume 43.Nomor 3.Maret. 1993

Badra,Wayan. “ Hubungan Antara Stres Kerja dan Motivasi Dengan Kinerja Dosen Tetap Pada Akper Sorong” Tesis Program Pasca Sarjana UGM

Bambang,H.G,.”Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Depkes” Kesehatan dan Keselamatan kerja. Kumpulan Makalah Seminar K3 RS Persahabatan 2000- 2001,Penerbit Universitas Indonesia ,2002.

Beehr,dan J.Newman.” Penelitian Stress Kerja,”E-psikologi .com .Team e Psikologi.InformasiOnline.jakarta,1987

Depkes RI, “Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator

Depkes RI, ”Standar Sarana Pelayanan kesehatan ”.Dirjen Yan Medik ,Dep Kes Jakarta, 1996

Depkes RI,” Pedoman Uraian Tugas Tenaga Perawatan Di Rumah sakit ” Direktorat Rumah sakit dan Pendidikan Drjen Yan medik , Depkes Dharma Wangsa, Jakarta 1993.

Dwiyanti,E. “Stress Kerja di Lingkungan DPRD ;Studi Tentang Anggota DPRD Di Kota Surabaya,Malang Dan Kabupaten Jember”.Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik. FKM Universitas Airlangga,Surabaya 2001.

Ed Boenisch,dkk ” The Stres Owner’s Manual, Meaning,Balance & Health in Your Life, Menggapai Keseimbangan Hidup” ,Gramedia ,Jakarta 2004

Frasser, “Stress dan Kepuasan Kerja”, PT Pustaka Binawan Pressindo,Jakarta 1992.

Grandjean,E.” Fitting the Task To The man” Text book of Occupational Ergonomic 4 th Edition Taylor dan Franc Philadelpia,1988.

Hamid,A.Y.”Rencana Strategik Keperawatan” PPNI ,2001

70 Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 86: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

71

Handoyo , “Stress pada Masyarakat Surabaya” Jurnal Insan Medik Psikologi 3:61- 74.Fakultas Psikologi Universitas Airlangga,2001.

Hasyim,Hamzah “ Manajemen Hiperkes dan Keselamatan kerja di RS”,(Tinjauan Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Intitusi Sarana Kesehatan) PPK.Vol .08/0.2/Juni.2005.

Ilmi,Bahrul. ”Pengaruh Stress Kerja terhadap prestasi Kerja dan Identifikasi Manajemen Stress yang Digunakan Perawat di ruang rawat Inap RSUD Ulin Banjarmasin”. Tesis program Pasca Sarjana Universitas airlangga Surabaya , 2003 Jakarta 1994

Jauhari. “Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005.” Tesis Pascasarjana Magister Administrasi Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, Medan, 2005.

Leila,G. ”Stress dan kepuasan Kerja ,” Fakultas Kedokteran Program Studi Psikologi USU,USU Digital Library ,2002

Lubis,H.S,.” Stress Kerja ” Modul Kuliah Program Ilmu kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja, 2006

Manuaba,A. ”Ergonomi, kesehatanan Keselamatan Kerja. Dalam Wygnyosoebroto.S. & Wiranto, S.E. ”Eds.Proceeing Seminar Nasional Ergonomi PT. Guna Widya.Surabaya ,2000

Minner,J.B., ” Industrial Organizational Psychology.” New York. Mc Graw Hill,1992.

Munandar, A.S, “ Stress dan Keselamatan Kerja “Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit Universitas Indonesia,2001

Nasution,H.R.,”Modul Kuliah Psikologi Industri ”Program Pascasarjana USU,2000

Nurhayati, ” Pengukuran Beban Psikologis Kerja Dalam Sistem kerja Dan Ergonomi Industri”.Karya ilmiah.Fakultas Tehnik USU,Medan 1996.

Nurmiati, A. ”Stres dan Hubungan dengan Gangguan Kardiovascular” Jiwa, Majalah Psikiatri, tahun XXXII, no. 4.Yayasan Kesehatan Jiwa

Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat.Surat Keputusan Menteri Kesehatan”, no; 1202/Menkes/SK/VIII/2003,Jakarta .Dep Kes 2003.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 87: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

72

Quick,James Campbell,et al ” Preventive Stress Management In Organization Washington. Amarican Psychologycal Association. 1997

RS Sidikalang, ”Profil RSUD Sidikalang Tahun 2006”.

Singarimbun,Chrisman. ” Stres Kerja dan Beberapa Faktor Yang mempengaruhi Pekerja Perempuan Industri Ply wood PT Ketapang Indah Plywood Pontianak Kalimantan Barat”. Tesis Program Pascasarjana UGM Yogyakarta ,2004

Smet, ” Psikologi Kesehatan ” Jakarta Grasindo Widiasarana Indonesia, 1994

Suciari,Tetra ” Analisis Postur Kerja dan Beban Kerja Pramu Kamar Terhadap Keluhan Low Back Pain di Hotel X ,Medan ”. Tesis Sekolah Pasca Sarjana USU ,2006 ( Tidak dipublikasikan)

Suma’mur,P.K.” Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja ” Penerbit PT.Gunung Agung,Jakarta 1984

Tarwaka,dkk,” Ergonomi untuk Kesehatan,Keselamatan Kerja dan Produktivitas ” Penerbit UNIBA PRESS, Jakarta 2004 Yogyakarta, 2004

Wydyastuti,P. “Manajemen Stres,National Safety Councli”. Kedokterran EGC,Jakarta 1999.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 88: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Lampiran-1

Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Dairi

Seksi Keperawatan

Seksi Pelayanan

Sub. Bag. Kesek Dan rekam Medis

Sub. Bag. Keuangan dan

Program

Sub. Seksi Perawatan I

Sub. Seksi Pelayanan II

Urusan Kepegawaian

Urusan Perbendaharaan

Sub. Seksi Perawatan II

Sub. Seksi Pelayanan II

Urusan R. Tangga

Urusan Mobilisasi Dana

Urusan Rekam Medik

Urusan Verifikasi

Urusan Penyusunan Program dan

Laporan

Urusan

Program

Komite Medis Staf Medis Fungsional

Instalasi Rawat Jalan

Instalasi Rawat Inap

Instalasi Gawat Darurat

Instalasi Radiologi

Instalasi Farmasi

Instalasi Gizi

Instalasi Bedah Sentral

I.P.S.R.S

Instalasi Laboratorium

Direktur RSUD Sidikalang

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 89: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

KUESIONER Identitas Responden Nama : Umur : thn Jenis kelamin : Pendidikan Terakhir : Status Perkawinan : Masa Kerja : thn Tempat bekerja di ruangan : Status Gizi : Petunjuk Pengisian a. Berilah tanda X (silang pada lembar jawaban yang ada pilih) b. Apabila anda selesai,periksalah kembali jawaban anda,jangan sampai ada yang

terlewati,kerahasian jawaban anda tetap kami jaga. Petunjuk untuk mengerjakan kuesioner Jika anda tidak pernah merasakan berarti anda memilih TP Jika anda kadang-kadang atau sekali-sekali merasakannya berarti anda memilih KD Jika anda sering lebih dari tiga kali merasakannya berarti anda memilih SR Jika anda sering kali merasakannya atau hampir setiap saat berarti anda memilih SK

no Pernyataan TP

KD SR SK

1 Saya mengalami lelah mental setelah menjalani shift

jaga malam jika banyak pasien yang gelisah sepanjang malam

2 Saya merasa kurang trampil dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan dengan teman-teman sekerja.

3 Saya merasa kehilangan daya konsentrasi ketika mendengar banyak instruksi dokter misalnya tentang cara pemberian obat atau infus pada pasien, dll

4 Saya dapat berkonsentrasi ketika mendengar instruksi dokter tentang pemberian obat pasien

5 Meskipun banyak pekerjaan yang saya kerjakan saya merasa ,tidak bosan

6 Ketika saya melaksanakan tugas merawat pasien timbul perasaan bosan melihat pekerjaan rutin yang harus saya kerjakan

7 Saya akan tersinggung ketika mendapat teguran atau kritikan terhadap pekerjaan yang telah saya lakukan diruangan

8 Ketika mendapat teguran atau kritikan terhadap hasil pekerjaan saya, saya dapat menerimanya

9 Ketika saya memberikan penyuluhan atau penjelasan tentang kesehatan bagi pasien dan keluarga, informasi saya dapat dimengerti oleh mereka

10 Saya merasa sulit untuk menyampaikan informasi secara jelas dan dapat dimengerti oleh pasien dan sesama teman kerja

Lampiran -2

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 90: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

11 Saya merasa pekerjaan saya belum optimal jika pasien yang telah lama dirawat tapi belum sembuh juga

12 Saya merasa tegang jika menghadapi pasien yang kritis

13 Saya akan membicarakan masalah saya kepada atasan atau sesama perawat jika ada masalah dengan pasien atau keluarganya

14 Meskipun banyak pekerjaan yang saya kerjakan, saya tetap menjalin komunikasi dengan pasien

15 Saya dapat menenangkan diri walaupun menghadapi pasien yang sedang merintih atau mengeluh kesakitan

16 Saya merasa dapat diterima dalam pergaulan dengan rekan seruangan

17 Dalam bekerja saya merasa sering lupa terhadap apa yang saya kerjakan

18 Saya akan mengurung diri jika mempunyai masalah dengan pasien atau keluarga pasien

19 Saya merasa tetap bersemangat bekerja meskipun banyak pasien di ruangan

20 Meskipun banyaknya laporan pasien yang saya kerjakan saya dapat berpikir jernih

21 Meskipun dokter belum datang untuk visite keruangan, saya akan berusaha mengatasi keluhan pasien tersebut

22 Saya merasa denyut jantung saya normal walaupun banyak pasien yang harus saya tangani

23 Ketika menghadapi banyaknya tuntutan pasien atau keluarga pasien, saya akan melayani an sabar

24 Saya dapat tidur nyenyak meskipun banyak pekerjaan yang telah saya kerjakan di rumah sakit

25 Setelah saya selesai bekerja misalnya setelah merapikan tempat tidur pasien, leher atau otot punggung saya tidak kaku

26 Saya merasa keringat saya normal meskipun harus memantau pasien-pasien yang dalam keadaan kritis.

27 Meskipun saya banyak mendapat teguran dari atasan saya tetap hadir bekerja seperti biasa

28 Saya merasa bingung ketika melayani permintaan pasien yang sedang mengerang kesakitan

29 Saya merasa tidak bersemangat bekerja jika pasien yang dirawat di ruangan saya sedikit jumlahnya

30 Meskipun banyak pasien yag dirawat diruangan, saya dapat melaksanakan pelayanan yang baik

31 Saya dapat memasang infus pasien dengan cepat meskipun pasien tersebut dalam keadaan lemah

32 Meskipun saya bekerja melewati jam kerja saya tidak ingin meminum alkohol.

33 Ketika saya menghadapi banyak catatan pasien yang harus dikerjakan , membuat saya sakit kepala/pusing

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 91: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

34 Saya hanya menunggu instruksi dokter untuk mengatasi keluhan pasien

35 Ketika menerima pasien baru saya merasa jantung saya berdebar-debar

36 Saya akan meminjamkan peralatan kesehatan bagi ruangan lain yang membutuhkannya demi kelancaran pelayanan diruangan lainnya

37 Walaupun saya telat pulang, saya tidak ngebut di jalan 38 Meskipun banyak pekerjaan saya di rumah sakit, saya

makan seperti biasa .

39 Meskipun pasien atau keluarga pasien marah kepada saya, saya dapat menahan keinginan untuk tidak memukul mereka

40 Tangan saya sering berkeringat setelah memeriksa tensi pasien atau suhu tubuh

41 Saya makan dengan porsi yang banyak akhir-akhir ini karena saya stress menghadapi banyaknya jumlah pasien yang dirawat

42 Ketika saya melakukan kesalahan dalam pemberian obat,timbul keinginan saya bunuh diri

43 Ketika tergores benda tajam pada waktu bertugas, saya hanya mengalami luka ringan

44 Meskipun pasien yang saya hadapi sedang menderita sesak nafas atau mengalami pendarahan,saya dapat mengatasinya dengan tenang

45 Waktu bekerja merapikan tempat tidur pasien tiba-tiba saya sesak nafas

46 Setelah mendorong brankart atau oksigen pasien saya merasa lelah fisik

47 Ketika selesai memeriksa kondisi pasien tangan saya terasa gatal-gatal

48 Saya merasa denyut jantung saya normal meskipun banyak pasien yang harus saya rawat

49 Dalam sebulan saya hanya absen kurang dari dua hari,meskipun pasien yang dirawat banyak menderita penyakit menular

50 Saya merasa kurang pengetahuan tentang perkembangan penyakit dibandingkan teman yang lain

51 Saya merasa pembagian jadwal shift saya lebih banyak dari teman yang lain karena kadang-kadang harus bertugas pada hari libur

52 Saya tidak selera makan ketika banyak pekerjaan yang akan saya kerjakan

53 Saya akan mengatasi pasien mengurangi keluhannya sebelum dokter datang

54 Meskipun banyak menangani pasien yang menderita infeksi penyakit menular merasa tensi saya tetap normal

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 92: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

55 Meskipun lampu mati ketika pasien sedang ditangani dengan alat eletronik , saya tidak panik

56 Jantung saya terasa berdebar - debar ketika mendengar pasien tiba-tiba menjerit

57 Saya tidak masuk kerja (absen) apabila pada waktu saya bekerja banyak pasien yang tidak puas atas pelayanan kesehatan yang diterimanya

58 Walaupun terlambat istirahat makan siang saya belum pernah menderita sakit lambung (mual)

59 Saya akan membiarkan pasien menunggu dokter jaga memeriksa,walaupun pasien mengeluh kesakitan

60 Tensi saya terasa meningkat ketika saya merawat luka pasien yang telah infeksi berat

61 Saat jaga malam saya panik, ketika lampu mati 62 Meskipun saya cape menyelesaikan pekerjaan yang

menumpuk,tidak ada keinginan saya meminum minuman keras

63 Saya tidak mempunyai pikiran untuk mengganggu ketenangan pasien di ruangan lain

64 Penyakit lambung saya kumat ketika sering terlambat makan siang karena banyaknya pasien yang harus ditangani di rumah sakit

65 Jika sedang membuat resume pasien kepala saya sering pusing

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 93: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Lampiran - 4

Frequency Table Umur

16 53.3 53.3 53.36 20.0 20.0 73.38 26.7 26.7 100.0

30 100.0 100.0

25 - 31 Tahun32 - 38 Tahun39 - 45 TahunTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Jenis Kelamin

30 100.0 100.0 100.0PerempuanValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Pendidikan

17 56.7 56.7 56.713 43.3 43.3 100.030 100.0 100.0

D-IIISPKTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Status Perkawinan

27 90.0 90.0 90.03 10.0 10.0 100.0

30 100.0 100.0

KawinBelum KawinTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Masa Kerja

14 46.7 46.7 46.77 23.3 23.3 70.09 30.0 30.0 100.0

30 100.0 100.0

2 - 7 Tahun8 - 13 Tahun14 - 19 TahunTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Ruangan

6 20.0 20.0 20.09 30.0 30.0 50.07 23.3 23.3 73.38 26.7 26.7 100.0

30 100.0 100.0

Ruang BedahRuang AnakRuang KebidananRuang Penyakit DalamTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 94: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

RUANG PERAWATAN BEDAH Frequency Table

Beban Kerja

1 16.7 16.7 16.75 83.3 83.3 100.06 100.0 100.0

RinganSedangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Stess

4 66.7 66.7 66.72 33.3 33.3 100.06 100.0 100.0

SedangBeratTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

RUANG PERAWATAN ANAK Frequency Table

Beban Kerja

2 22.2 22.2 22.27 77.8 77.8 100.09 100.0 100.0

RinganSedangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

stress

1 11.1 11.1 11.13 33.3 33.3 44.45 55.6 55.6 100.09 100.0 100.0

RinganSedangBeratTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 95: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

RUANG PERAWATAN KEBIDANAN Frequency Table

Beban Kerja

2 28.6 28.6 28.65 71.4 71.4 100.07 100.0 100.0

RinganSedangTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Beban Kerja

1 14.3 14.3 14.32 28.6 28.6 42.94 57.1 57.1 100.07 100.0 100.0

RinganSedangBeratTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM Frequency Table

Beban Kerja

8 100.0 100.0 100.0SedangValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Beban Kerja

1 12.5 12.5 12.53 37.5 37.5 50.04 50.0 50.0 100.08 100.0 100.0

RinganSedangBeratTotal

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 96: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

RUANG PERAWATAN BEDAH Correlations

Correlations

1.000 .885*. .019

6 6.885* 1.000.019 .

6 6

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Stess

Beban Kerja

Stess Beban Kerja

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

RUANG PERAWATAN ANAK Correlations

1.000 .705*. .034

9 9.705* 1.000.034 .

9 9

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Stess

Beban Kerja

Stess Beban Kerja

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

RUANG PERAWATAN KEBIDANAN Correlations

1.000 .756*. .049

7 7.756* 1.000.049 .

7 7

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Stess

Beban Kerja

Stess Beban Kerja

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM Correlations

1.000 .797*. .018

8 8.797* 1.000.018 .

8 8

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Stess

Beban Kerja

Stess Beban Kerja

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 97: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Uji Normalitas

NPar Tests

Descriptive Statistics

30 110.267 8.3126 98.0 124.0Beban KerjaN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30110.267

8.3126.140.140

-.124.767.599

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Beban Kerja

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

NPar Tests Descriptive Statistics

30 192.73 39.049 99 249StessN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30192.7339.049

.192

.089-.1921.050

.220

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Stess

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 98: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Oneway Descriptives

6 110.167 8.305 3.390 101.452 118.882 98.0 120.09 105.889 5.578 1.859 101.601 110.176 99.0 113.07 110.714 8.440 3.190 102.908 118.520 99.0 119.08 114.875 9.553 3.378 106.888 122.862 101.0 124.0

30 110.267 8.313 1.518 107.163 113.371 98.0 124.06 195.33 22.84 9.33 171.36 219.31 165 2319 190.89 43.44 14.48 157.50 224.28 103 2497 195.57 46.51 17.58 152.55 238.59 99 2418 190.38 43.69 15.45 153.85 226.90 103 249

30 192.73 39.05 7.13 178.15 207.31 99 249

Ruang BedahRuang AnakRuang KebidananRuang Penyakit DaTotalRuang BedahRuang AnakRuang KebidananRuang Penyakit DaTotal

Beban Kerj

Stess

N Mean Std. DeviationStd. ErrorLower BoundUpper Bound

5% Confidence Interval foMean

MinimumMaximum

Test of Homogeneity of Variances

1.265 3 26 .307.459 3 26 .714

Beban KerjaStess

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

343.841 3 114.614 1.795 .1731660.026 26 63.8472003.867 29

172.055 3 57.352 .034 .99144047.812 26 1694.14744219.867 29

Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal

Beban Kerja

Stess

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 99: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Post Hoc Tests

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 100: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Multiple Comparisons

4.278 4.211 .742 -7.275 15.831-.548 4.445 .999 -12.743 11.648

-4.708 4.315 .698 -16.547 7.130-4.278 4.211 .742 -15.831 7.275-4.825 4.027 .633 -15.872 6.222-8.986 3.883 .121 -19.638 1.665

.548 4.445 .999 -11.648 12.7434.825 4.027 .633 -6.222 15.872

-4.161 4.135 .747 -15.506 7.1844.708 4.315 .698 -7.130 16.5478.986 3.883 .121 -1.665 19.6384.161 4.135 .747 -7.184 15.5064.278 4.211 1.000 -7.748 16.303-.548 4.445 1.000 -13.242 12.147

-4.708 4.315 1.000 -17.031 7.614-4.278 4.211 1.000 -16.303 7.748-4.825 4.027 1.000 -16.324 6.673-8.986 3.883 .173 -20.073 2.101

.548 4.445 1.000 -12.147 13.2424.825 4.027 1.000 -6.673 16.324

-4.161 4.135 1.000 -15.970 7.6484.708 4.315 1.000 -7.614 17.0318.986 3.883 .173 -2.101 20.0734.161 4.135 1.000 -7.648 15.9704.44 21.69 .997 -55.07 63.96-.24 22.90 1.000 -63.06 62.584.96 22.23 .996 -56.02 65.94

-4.44 21.69 .997 -63.96 55.07-4.68 20.74 .996 -61.59 52.22

.51 20.00 1.000 -54.35 55.38

.24 22.90 1.000 -62.58 63.064.68 20.74 .996 -52.22 61.595.20 21.30 .995 -53.24 63.64

-4.96 22.23 .996 -65.94 56.02-.51 20.00 1.000 -55.38 54.35

-5.20 21.30 .995 -63.64 53.244.44 21.69 1.000 -57.50 66.39-.24 22.90 1.000 -65.63 65.154.96 22.23 1.000 -58.52 68.43

-4.44 21.69 1.000 -66.39 57.50-4.68 20.74 1.000 -63.91 54.55

.51 20.00 1.000 -56.60 57.62

.24 22.90 1.000 -65.15 65.634.68 20.74 1.000 -54.55 63.915.20 21.30 1.000 -55.63 66.03

-4.96 22.23 1.000 -68.43 58.52-.51 20.00 1.000 -57.62 56.60

-5.20 21.30 1.000 -66.03 55.63

(J) RuanganRuang AnakRuang KebidananRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang KebidananRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang AnakRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang AnakRuang KebidananRuang AnakRuang KebidananRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang KebidananRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang AnakRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang AnakRuang KebidananRuang AnakRuang KebidananRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang KebidananRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang AnakRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang AnakRuang KebidananRuang AnakRuang KebidananRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang KebidananRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang AnakRuang Penyakit DalaRuang BedahRuang AnakRuang Kebidanan

(I) RuanganRuang Bedah

Ruang Anak

Ruang Kebidanan

Ruang Penyakit Dala

Ruang Bedah

Ruang Anak

Ruang Kebidanan

Ruang Penyakit Dala

Ruang Bedah

Ruang Anak

Ruang Kebidanan

Ruang Penyakit Dala

Ruang Bedah

Ruang Anak

Ruang Kebidanan

Ruang Penyakit Dala

Tukey HSD

Bonferroni

Tukey HSD

Bonferroni

Dependent VariablBeban Kerja

Stess

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

Homogeneous Subsets

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 101: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Beban Kerja

9 105.8896 110.1677 110.7148 114.875

.163

RuanganRuang AnakRuang BedahRuang KebidananRuang Penyakit DalamSig.

Tukey HSDa,bN 1

Subsetfor alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 7.331.a.

The group sizes are unequal. The harmonic mean of thegroup sizes is used. Type I error levels are notguaranteed.

b.

Stess

8 190.389 190.896 195.337 195.57

.995

RuanganRuang Penyakit DalamRuang AnakRuang BedahRuang KebidananSig.

Tukey HSDa,bN 1

Subsetfor alpha

= .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 7.331.a.

The group sizes are unequal. The harmonic mean of thegroup sizes is used. Type I error levels are notguaranteed.

b.

Uji Validitas dan Realibilitas (100 items)

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 102: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Case Processing Summary

20 100.00 .0

20 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.955 100

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

Mean Std. Deviation N s1 1.90 .553 20 s2 2.80 .951 20 s3 2.75 .716 20 s4 2.45 .945 20 s5 2.50 .946 20 s6 2.60 1.095 20 s7 2.80 1.005 20 s8 1.70 1.129 20 s9 2.60 .883 20 s10 2.75 .967 20 s11 2.55 .945 20 s12 2.30 1.081 20 s13 3.60 .681 20 s14 3.45 .945 20 s15 3.55 .686 20 s16 3.40 .940 20 s17 2.60 .883 20 s18 2.75 .967 20 s19 2.55 .945 20 s20 2.30 1.081 20 s21 2.55 .999 20 s22 3.60 .681 20 s23 3.45 .945 20

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 103: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

s24 3.50 .827 20 s25 3.45 .826 20 s26 3.50 .946 20 s27 1.80 1.005 20 s28 2.10 1.165 20 s29 3.20 1.005 20 s30 3.60 .503 20 s31 2.70 1.218 20 s32 1.50 .513 20 s33 3.55 .686 20 s34 3.40 .940 20 s35 3.50 .889 20 s36 3.05 .999 20 s37 3.55 .686 20 s38 3.60 .681 20 s39 3.45 .945 20 s40 3.50 .827 20 s41 3.45 .826 20 s42 3.50 .946 20 s43 3.55 .686 20 s44 3.40 .940 20 s45 3.50 .889 20 s46 3.05 .999 20 s47 2.60 1.046 20 s48 1.80 .768 20 s49 1.60 .681 20 s50 3.55 .686 20 s51 2.40 1.231 20 s52 2.60 1.231 20 s53 2.20 1.005 20 s54 1.50 .688 20 s55 1.60 .940 20 s56 1.30 .923 20 s57 2.60 1.465 20 s58 2.70 1.455 20 s59 1.50 .827 20 s60 1.30 .923 20 s61 1.30 .923 20 s62 1.30 .657 20 s63 2.30 1.380 20 s64 1.70 .923 20 s65 2.80 1.361 20 s66 1.30 .657 20 s67 1.70 1.218 20 s68 1.40 .821 20 s69 1.80 1.005 20 s70 2.65 .745 20 s71 2.45 .945 20 s72 2.40 .821 20

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 104: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

s73 2.60 1.095 20 s74 2.60 .883 20 s75 2.75 .967 20 s76 2.55 .945 20 s77 2.30 1.081 20 s78 2.55 .999 20 s79 3.55 .686 20 s80 3.60 .681 20 s81 3.45 .945 20 s82 3.50 .827 20 s83 3.45 .826 20 s84 3.50 .946 20 s85 3.55 .686 20 s86 3.40 .940 20 s87 3.50 .889 20 s88 3.05 .999 20 s89 3.55 .686 20 s90 2.75 .716 20 s91 2.45 .945 20 s92 2.50 .946 20 s93 2.60 1.095 20 s94 2.60 .883 20 s95 2.75 .967 20 s96 2.55 .945 20 s97 2.30 1.081 20 s98 2.55 .999 20 s99 1.30 .657 20

s100 1.30 .657 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted s1 266.45 1604.682 -.036 .956 s2 265.55 1548.892 .716 .954 s3 265.60 1594.358 .149 .956 s4 265.90 1584.516 .239 .955 s5 265.85 1565.503 .494 .955 s6 265.75 1555.776 .537 .955 s7 265.55 1622.892 -.253 .957 s8 266.65 1559.608 .477 .955 s9 265.75 1546.934 .802 .954 s10 265.60 1560.884 .544 .955 s11 265.80 1562.800 .532 .955 s12 266.05 1559.839 .496 .955 s13 264.75 1560.303 .793 .954 s14 264.90 1543.358 .797 .954 s15 264.80 1558.168 .826 .954 s16 264.95 1542.787 .809 .954

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 105: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

s17 265.75 1546.934 .802 .954 s18 265.60 1560.884 .544 .955 s19 265.80 1562.800 .532 .955 s20 266.05 1559.839 .496 .955 s21 265.80 1565.958 .461 .955 s22 264.75 1560.303 .793 .954 s23 264.90 1543.358 .797 .954 s24 264.85 1548.555 .832 .954 s25 264.90 1549.568 .818 .954 s26 264.85 1539.608 .847 .954 s27 266.55 1571.524 .387 .955 s28 266.25 1615.987 -.149 .957 s29 265.15 1614.345 -.148 .957 s30 264.75 1603.776 -.016 .956 s31 265.65 1631.503 -.301 .957 s32 266.85 1594.871 .202 .955 s33 264.80 1558.168 .826 .954 s34 264.95 1542.787 .809 .954 s35 264.85 1551.924 .724 .954 s36 265.30 1550.116 .665 .954 s37 264.80 1563.221 .732 .954 s38 264.75 1560.303 .793 .954 s39 264.90 1543.358 .797 .954 s40 264.85 1548.555 .832 .954 s41 264.90 1549.568 .818 .954 s42 264.85 1539.608 .847 .954 s43 264.80 1558.168 .826 .954 s44 264.95 1542.787 .809 .954 s45 264.85 1551.924 .724 .954 s46 265.30 1550.116 .665 .954 s47 265.75 1617.145 -.176 .957 s48 266.55 1593.945 .145 .956 s49 266.75 1594.513 .155 .956 s50 264.80 1563.221 .732 .954 s51 265.95 1625.103 -.234 .957 s52 265.75 1606.934 -.051 .957 s53 266.15 1586.555 .198 .956 s54 266.85 1583.818 .349 .955 s55 266.75 1603.250 -.010 .956 s56 267.05 1602.892 -.005 .956 s57 265.75 1621.671 -.173 .958 s58 265.65 1607.187 -.051 .957 s59 266.85 1595.608 .108 .956 s60 267.05 1602.892 -.005 .956 s61 267.05 1602.892 -.005 .956 s62 267.05 1605.103 -.041 .956 s63 266.05 1611.313 -.089 .957 s64 266.65 1599.397 .043 .956 s65 265.55 1593.103 .078 .956

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 106: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

s66 267.05 1584.366 .356 .955 s67 266.65 1578.661 .240 .956 s68 266.95 1603.524 -.012 .956 s69 266.55 1621.208 -.232 .957 s70 265.70 1592.326 .177 .956 s71 265.90 1584.516 .239 .955 s72 265.95 1573.208 .453 .955 s73 265.75 1555.776 .537 .955 s74 265.75 1546.934 .802 .954 s75 265.60 1560.884 .544 .955 s76 265.80 1562.800 .532 .955 s77 266.05 1559.839 .496 .955 s78 265.80 1565.958 .461 .955 s79 264.80 1563.221 .732 .954 s80 264.75 1560.303 .793 .954 s81 264.90 1543.358 .797 .954 s82 264.85 1548.555 .832 .954 s83 264.90 1549.568 .818 .954 s84 264.85 1539.608 .847 .954 s85 264.80 1558.168 .826 .954 s86 264.95 1542.787 .809 .954 s87 264.85 1551.924 .724 .954 s88 265.30 1550.116 .665 .954 s89 264.80 1563.221 .732 .954 s90 265.60 1594.358 .149 .956 s91 265.90 1584.516 .239 .955 s92 265.85 1565.503 .494 .955 s93 265.75 1555.776 .537 .955 s94 265.75 1546.934 .802 .954 s95 265.60 1560.884 .544 .955 s96 265.80 1562.800 .532 .955 s97 266.05 1559.839 .496 .955 s98 265.80 1565.958 .461 .955 s99 267.05 1596.997 .114 .956

s100 267.05 1596.997 .114 .956

Uji Validitas dan Reliabilitas (65 Items)

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 107: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

Case Processing Summary

20 100.00 .0

20 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.982 65

Cronbach'sAlpha N of Items

Item Statistics

Mean Std. Deviation N s2 2.80 .951 20 s5 2.50 .946 20 s6 2.60 1.095 20 s8 1.70 1.129 20 s9 2.60 .883 20 s10 2.75 .967 20 s11 2.55 .945 20 s12 2.30 1.081 20 s13 3.60 .681 20 s14 3.45 .945 20 s15 3.55 .686 20 s16 3.40 .940 20 s17 2.60 .883 20 s18 2.75 .967 20 s19 2.55 .945 20 s20 2.30 1.081 20 s21 2.55 .999 20 s22 3.60 .681 20 s23 3.45 .945 20 s24 3.50 .827 20 s25 3.45 .826 20 s26 3.50 .946 20 s27 1.80 1.005 20 s33 3.55 .686 20 s34 3.40 .940 20 s35 3.50 .889 20 s36 3.05 .999 20 s37 3.55 .686 20 s38 3.60 .681 20 s39 3.45 .945 20

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 108: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

s40 3.50 .827 20 s41 3.45 .826 20 s42 3.50 .946 20 s43 3.55 .686 20 s44 3.40 .940 20 s45 3.50 .889 20 s46 3.05 .999 20 s50 3.55 .686 20 s54 1.50 .688 20 s66 1.30 .657 20 s72 2.40 .821 20 s73 2.60 1.095 20 s74 2.60 .883 20 s75 2.75 .967 20 s76 2.55 .945 20 s77 2.30 1.081 20 s78 2.55 .999 20 s79 3.55 .686 20 s80 3.60 .681 20 s81 3.45 .945 20 s82 3.50 .827 20 s83 3.45 .826 20 s84 3.50 .946 20 s85 3.55 .686 20 s86 3.40 .940 20 s87 3.50 .889 20 s88 3.05 .999 20 s89 3.55 .686 20 s92 2.50 .946 20 s93 2.60 1.095 20 s94 2.60 .883 20 s95 2.75 .967 20 s96 2.55 .945 20 s97 2.30 1.081 20 s98 2.55 .999 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted s2 191.15 1564.029 .717 .982 s5 191.45 1576.471 .553 .982 s6 191.35 1565.924 .597 .982 s8 192.25 1583.461 .380 .983 s9 191.35 1569.608 .694 .982 s10 191.20 1575.958 .547 .982 s11 191.40 1575.621 .565 .982 s12 191.65 1575.503 .492 .982

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 109: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

s13 190.35 1573.082 .840 .982 s14 190.50 1555.737 .836 .982 s15 190.40 1570.674 .878 .982 s16 190.55 1558.787 .798 .982 s17 191.35 1569.608 .694 .982 s18 191.20 1575.958 .547 .982 s19 191.40 1575.621 .565 .982 s20 191.65 1575.503 .492 .982 s21 191.40 1576.042 .528 .982 s22 190.35 1573.082 .840 .982 s23 190.50 1555.737 .836 .982 s24 190.45 1563.103 .843 .982 s25 190.50 1562.579 .852 .982 s26 190.45 1551.418 .894 .982 s27 192.15 1592.239 .320 .983 s33 190.40 1570.674 .878 .982 s34 190.55 1558.787 .798 .982 s35 190.45 1564.471 .763 .982 s36 190.90 1560.516 .727 .982 s37 190.40 1578.674 .729 .982 s38 190.35 1573.082 .840 .982 s39 190.50 1555.737 .836 .982 s40 190.45 1563.103 .843 .982 s41 190.50 1562.579 .852 .982 s42 190.45 1551.418 .894 .982 s43 190.40 1570.674 .878 .982 s44 190.55 1558.787 .798 .982 s45 190.45 1564.471 .763 .982 s46 190.90 1560.516 .727 .982 s50 190.40 1578.674 .729 .982 s54 192.45 1596.892 .391 .982 s66 192.65 1602.661 .300 .982 s72 191.55 1584.366 .518 .982 s73 191.35 1565.924 .597 .982 s74 191.35 1569.608 .694 .982 s75 191.20 1575.958 .547 .982 s76 191.40 1575.621 .565 .982 s77 191.65 1575.503 .492 .982 s78 191.40 1576.042 .528 .982 s79 190.40 1578.674 .729 .982 s80 190.35 1573.082 .840 .982 s81 190.50 1555.737 .836 .982 s82 190.45 1563.103 .843 .982 s83 190.50 1562.579 .852 .982 s84 190.45 1551.418 .894 .982 s85 190.40 1570.674 .878 .982 s86 190.55 1558.787 .798 .982 s87 190.45 1564.471 .763 .982 s88 190.90 1560.516 .727 .982

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.

Page 110: analisis hubungan beban kerja dengan stress kerja perawat di tiap

s89 190.40 1578.674 .729 .982 s92 191.45 1576.471 .553 .982 s93 191.35 1565.924 .597 .982 s94 191.35 1569.608 .694 .982 s95 191.20 1575.958 .547 .982 s96 191.40 1575.621 .565 .982 s97 191.65 1575.503 .492 .982 s98 191.40 1576.042 .528 .982

Lilis Dian Prihatini : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. USU e-Repository © 2008.