analisis g size meter turbin

77
ANALISIS G SIZE METER TURBIN PELANGGAN INDUSTRI DI PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU DW II AREA SIDOARJO KERTAS KERJA WAJIB Oleh: Nama Mahasiswa : Muhammad Rizky Pradana NIM : 14233007 Program Studi : Teknik Mesin Kilang Konsentrasi : Teknologi Gas Diploma : II (Dua) KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Akamigas STEM Akamigas Cepu, Juni 2015

Upload: rizky-pradana

Post on 18-Feb-2016

390 views

Category:

Documents


66 download

DESCRIPTION

Analisis G size meter turbin untuk pelangga industri

TRANSCRIPT

ANALISIS G SIZE METER TURBIN PELANGGAN INDUSTRI DI PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) TBK SBU DW II AREA SIDOARJO

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh:

Nama Mahasiswa : Muhammad Rizky Pradana NIM : 14233007 Program Studi : Teknik Mesin Kilang Konsentrasi : Teknologi Gas Diploma : II (Dua)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Akamigas STEM Akamigas

Cepu, Juni 2015

iv  

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Kertas Kerja Wajib yang berjudul “Analisis G Size Meter Turbin Pelanggan Industri di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU DW II Area Sidoarjo” Kertas Kerja Wajib ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk melengkapi kegiatan program kurikuler sebagai mahasiswa STEM Akamigas tahun akademik 2014-2015.

Penyusunan Kertas Kerja Wajib ini dilakukan setelah penulis mendapatkan data-data dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. SBU DW II Area Sidoarjo pada tanggal 30 Maret 2015 sampai dengan 17 April 2015.

Keberhasilan penulis dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Direksi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 2. Bapak Ir. Toegas S. Soegiarto, M.T. selaku Plt Ketua STEM Akamigas 3. Bapak Ir. Sujono, M.T. selaku Ketua Konsentrasi STEM Akamigas 4. Bapak Ir. Roni Heru Triyanto, M.T. selaku dosen pembimbing KKW 5. Bapak Misbachul Munir selaku Manajer PGN Area Sidoarjo. 6. Bapak Sucipto selaku pembimbing Praktik Kerja Lapangan 7. Bapak Gilang, Bapak Nito, Bapak Arifin, Bu Yuli, Bu Metya yang telah

membantu penulis memperoleh data-data di lapangan 8. Bapak dan Ibu dosen STEM Akamigas 9. Kedua orang tua tercinta dan keluarga yang tersayang. 10. Bang Zulfan Fauzi dan Kak Annisaa Putri yang telah membantu penulis

dalam mengumpulkan data non teknis 11. Semua pihak yang telah membantu proses PKL ataupun penyusunan

Kertas Kerja Wajib ini Akhir kata, semoga penulisan Kertas Kerja Wajib ini bisa bermanfaat demi

perkembangan dunia migas.

Cepu, Juni 2015 Penulis,

Muhammad Rizky Pradana 14233007  

v    

INTISARI

Meter turbin merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui flow rate gas yang mengalir. Meter turbin harus disesuaikan dengan kapasitas gas yang dialirkan pada suatu pelanggan. Kapasitas gas ini akan menentukan ukuran meter turbin yang akan di pasang. Ukuran meter turbin biasanya disebut dengan G size. Terdapat berbagai G size dengan range kapasitas yang berbeda-beda mulai dari G 65 sampai dengan G10000. Jika kapasitas tidak masuk pada range (out of range), aliran gas yang terbaca dianggap tidak sah karena menghasilkan kesalahan (error) yang tinggi dan kemungkinan besar terdapat gas yang tidak terhitung atau looses. Terdapat lima pelanggan sebagai sampel untuk dilakukan analisis berkaitan dengan kesesuain G size terhadap kapasitas gas yang dialirkan menuju pelanggan tersebut. Pelanggan pertama yaitu PT Aneka Metal Industry, meter turbin yang terpasang pada PT Aneka Metal Industry yaitu G 65 sudah sesuai dengan kapasitas gas yang dialirkan. Namun flow rate tiap jamnya terlalu fluktuatif dan perlu adanya penambahan tanki penyimpanan. Pelanggan kedua yaitu PT Karya Terang Sedati, penggunaan meter turbin G 65 telah sesuai.. Pelanggan ketiga yaitu PT Tomatec Indonesia, kapasitas gas yang dialirkan menuju PT Tomatec Indonesia terlalu kecil apabila meter turbin yang digunakan adalah G 400. Diperlukan penggantian meter turbin dengan G 65. Selanjutnya dua pelanggan terakhir yaitu PT Dharma Perkasa Gemilang dan PT Asahimas Flat Glass Tbk, meter turbin G 1600 yang terpasang pada kedua pelanggan telah sesuai dengan kapasitas gas yang dialirkan, sehingga hasil pengukuran aliran gas dapat dikatakan akurat dan sah sebagai alat ukur custody transfer.

vi  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN LAPANGAN .................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv INTISARI ........................................................................................................ v DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Tujuan Pembahasan ........................................................................... 3 1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 3 1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................ 3

II. ORIENTASI UMUM 2.1 Sejarah Singkat PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. .............. 5 2.2 Profil PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. .............................. 6

2.2.1 Maksud dan Tujuan Perusahaan ................................................. 6 2.2.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................... 7 2.2.3 Wilayah Usaha di Bidang Distribusi dan Transmisi ................... 7

2.3 Profil PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. SBU DW II Area Sidoarjo ..................................................................................... 9

2.3.1 Tugas Kantor Area Sidoarjo ....................................................... 9 2.3.2 Struktur Organisasi ..................................................................... 10

III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pelanggan ........................................................................................... 11 3.2 Meter Turbin ...................................................................................... 12

3.2.1 Bagian-bagian Meter Turbin ....................................................... 13 3.2.2 Body Meter .................................................................................. 13 3.2.3 Mekanisme Pengukuran ............................................................. 15 3.2.4 Keluaran dan Bagian Pembacaan ................................................ 15

3.3 Standar ............................................................................................... 16 3.4 Prinsip Kerja Meter Turbin ................................................................ 17 3.5 G size Meter Turbin ........................................................................... 18 3.6 Dampak Flow Rate Berada di Luar Kapasitas Meter Turbin ............. 22

3.6.1 Flow Rate Gas Kurang dari Kapasitas Meter Turbin ................. 22 3.6.2 Flow Rate Gas Lebih dari Kapasitas Meter Turbin .................... 23

IV. PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Analisis ................................................................................ 24 4.2 PT Aneka Metal Industry ................................................................... 25

4.2.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas per Bulan ................................. 26 4.2.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas yang Mengalir Tiap Jam

(Flow Rate) ................................................................................. 27

vii  

4.3 PT Karya Terang Sedati ..................................................................... 29 4.3.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas per Bulan ................................. 30 4.3.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas yang Mengalir Tiap Jam

(Flow Rate) ................................................................................. 31 4.4 PT Tomatec Indonesia ....................................................................... 33

4.4.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas per Bulan ................................. 34 4.4.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas yang Mengalir Tiap Jam

(Flow Rate) ................................................................................. 36 4.5 PT Dharma Perkasa Gemilang ........................................................... 39

4.5.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas per Bulan ................................. 39 4.5.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas yang Mengalir Tiap Jam

(Flow Rate) ................................................................................. 41 4.6 PT Asahimas Flat Glass Tbk .............................................................. 43

4.6.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas per Bulan ................................. 44 4.6.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas yang Mengalir Tiap Jam

(Flow Rate) ................................................................................. 45 4.7 Evaluasi Penggunaan Meter Turbin ................................................... 47

V. PENUTUP 5.1 Simpulan ............................................................................................ 48 5.2 Saran .................................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

viii  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Tabel G size Meter Turbin ............................................................... 19 Tabel 4.1 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin di PT Aneka Metal .......... 26 Tabel 4.2 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin di PT Karya Terang ......... 30 Tabel 4.3 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin di PT Tomatec Indonesia . 33 Tabel 4.4 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin di PT Dharma Perkasa ..... 38 Tabel 4.5 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin di PT Asahimas ............... 42 Tabel 4.6 Evaluasi G size Meter Turbin yang Terpasang ................................ 45

ix  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Komponen Dasar Meter Turbin ................................................. 13

Gambar 3.2 Pelat Identifikasi Meter Turbin .................................................. 14 Gambar 3.3 Rotor atau Balin-baling pada Meter Turbin ............................... 15

Gambar 3.4 Counter Meter Turbin ................................................................ 16 Gambar 3.5 Gearbox Meter Turbin ............................................................... 17

Gambar 3.6 Grafik Kalibrasi Meter Turbin ................................................... 22 Gambar 4.1 MR/S PT Aneka Metal Industry ................................................. 25

Gambar 4.2 Grafik Flow Rate PT Aneka Metal Industry .............................. 27 Gambar 4.3 Stand Meter Turbin di PT Karya Terang Sedati ........................ 29

Gambar 4.4 Grafik Flow Rate PT Karya Terang Sedati ................................ 31 Gambar 4.5 Stand Meter Turbin di PT Tomatec Indonesia ........................... 33

Gambar 4.6 Grafik Flow Rate PT Tomatec Indonesia (G 400) ..................... 35 Gambar 4.7 Grafik Flow Rate PT Tomatec Indonesia (G 65) ....................... 36

Gambar 4.8 Stand Meter Turbin di PT Dharma Perkasa Gemilang .............. 38 Gambar 4.9 Grafik Flow Rate PT Dharma Perkasa Gemilang ...................... 40 Gambar 4.10 Meter Turbin yang Terpasang di PT Asahimas Flat Glass Tbk 42

Gambar 4.11 Grafik Flow Rate PT Asahimas Flat Glass Tbk ....................... 44

   

x    

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU DW II Area Sidoarjo

Lampiran 2 Surat Perjanjian Jual Beli Gas PT Aneka Metal Industry Lampiran 3 Surat Perjanjian Jual Beli Gas PT Karya Terang Sedati Lampiran 4 Surat Amandemen Berlangganan Gas PT Tomatec Indonesia Lampiran 5 Surat Amandemen Berlangganan Gas PT Dharma Perkasa

Gemilang Lampiran 6 Surat Amandemen Berlangganan Gas PT Asahimas Flat Glass Tbk Lampiran 7 Grafik Flow Rate PT Aneka Metal Industry Lampiran 8 Grafik Flow Rate PT Karya Terang Sedati Lampiran 9 Grafik Flow Rate PT Tomatec Indonesia (G 400) Lampiran 10 Grafik Flow Rate PT Tomatec Indonesia (G 65)   Lampiran 11 Grafik Flow Rate PT Dharma Perkasan Gemilang Lampiran 12 Grafik Flow Rate PT Asahimas Flat Glass Tbk Lampiran 13 Diagram Alur Analisis G Size Meter Turbin Pelanggan Industri

1  

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah salah satu perusahaan

yang bergerak dalam bidang penyaluran gas bumi di Indonesia melalui jalur

perpipaan distribusi maupun transmisi. Jaringan pipa transmisi yang dimiliki oleh

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk terdapat di daerah Sumatera, Jawa

bagian barat, dan Jawa bagian timur. Jaringan pipa transmisi digunakan untuk

menyalurkan pasokan gas dengan jarak yang cukup jauh. Sedangkan jaringan pipa

distribusi digunakan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk

menyalurkan gas kepada pelanggan dengan jarak yang relatif dekat.

Terdapat berbagai aspek penting dalam menyalurkan gas bumi kepada

pelanggan, salah satunya adalah metering. Metering yang dilakukan mencakup

banyak hal terutama aliran gas. Gas yang dialirkan ke pelanggan harus terpantau

dan terhitung, guna terciptanya custody transfer yang baik dan tidak merugikan

kedua belah pihak. Dalam proses penyaluran gas kepada pelanggan, PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mengandalkan suatu alat bernama Meter

Regulating Station (M/RS). Meter regulating station merupakan suatu alat yang

digunakan untuk mengontrol aliran gas kepada pelanggan yang menggunakan jasa

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai penyalur gas. Meter regulating

station tersebut, terbagi menjadi dua proses yakni metering dan regulator.

Regulator sendiri berfungsi untuk mengatur tekanan gas yang mengalir.

Sementara metering merupakan suatu proses dimana M/RS melakukan

perhitungan gas yang mengalir.

2  

Metering yang dilakukan oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

menggunakan berbagai alat ukur aliran (flow meter). Alat ukur aliran yang sering

digunakan oleh pelanggan terutama industri adalah meter turbin. Meter turbin

yang terpasang pada MR/S tersebut bekerja berdasarkan kecepatan dan jumlah

aliran gas (gas flow) yang mengalir pada meter.

Terdapat berbagai cara untuk menjaga kehandalan meter turbin.

Kehandalan ini berdasarkan ketepatan pengukuran dari meter turbin terhadap gas

yang dialirkan melalui alat tersebut. Kalibrasi dan perawatan rutin merupakan

beberapa cara untuk menjaga kehandalan meter turbin. Selain itu, pemilihan

ukuran meter turbin yang tepat juga merupakan salah satu aspek penting untuk

menjaga kehandalan meter turbin. Hal ini karena meter turbin yang digunakan

oleh tiap-tiap pelanggan tidaklah sama. Pemilihan meter dengan kapasitas flow

rate dan tekanan yang tepat juga sangat penting dalam penentuan efektifitas dan

efisiensi dari meter. Meter turbin harus disesuaikan dengan kapasitas gas yang

dialirkan pada suatu pelanggan. Kapasitas gas ini akan menentukan ukuran meter

turbin yang akan di pasang. Ukuran meter turbin biasanya disebut dengan G size.

Terdapat berbagai G size dengan range kapasitas yang berbeda-beda. Jika

kapasitas tidak masuk pada range (out of range), aliran gas yang terbaca dianggap

tidak sah. Apabila pengukuran tidak sah, kemungkinan besar terdapat gas yang

tidak terhitung atau looses. Melihat betapa pentingnya G size pada meter turbin

dalam proses pendistribusian gas bumi, maka penulis memilih judul ”ANALISIS

G SIZE METER TURBIN PELANGGAN IJK/IMP DI PT PERUSAHAAN

GAS NEGARA (PERSERO) TBK. SBU DW II AREA SIDOARJO” sebagai

3  

suatu referensi dan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan serta merupakan salah

satu persyaratan dalam mengikuti ujian akhir.

1.2 Tujuan Pembahasan

Tujuan penulisan Kertas Kerja Wajib ini antara lain sebagai persyaratan

dalam menempuh pendidikan di STEM Akamigas Cepu sehingga penulis dapat

melakukan analisis kesesuaian G size meter turbin pelanggan terhadap kapasitas

gas yang dialirkan.

1.3 Batasan Masalah

Pada Kertas Kerja Wajib ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan

sebagai berikut :

1. Penulis hanya membahas tentang penggunaan G size meter turbin pada

pelanggan IJK/IMP di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU

DW II Area Sidoarjo

2. Analisis kesesuaian G size meter turbin pelanggan terhadap kapasitas

gas yang dialirkan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Kertas Kerja Wajib ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang, tujuan, batasan masalah,

serta sistematika penulisan.

4  

BAB II Orientasi Umum, meliputi sejarah singkat berdirinya PT PGN

(Persero) Tbk, profil perusahaan, sarana dan fasilitas dari PT Perusahaan Gas

Negara (Persero) Tbk serta struktur organisasi di PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk SBU DW II Area Sidoarjo

BAB III Tinjauan Pustaka berisi dasar teori tentang meter turbin, bagian-

bagian meter turbin, perawatan meter turbin, dan pedoman penentuan G size meter

turbin pada pelanggan.

BAB IV Pembahasan, meliputi analisis tentang kesesuaian G size pada

masing-masing pelanggan gas PT PGN yang bergerak di bidang industri. Terdapat

lima pelanggan sebagai sempel yaitu, PT Aneka Metal Industry, PT Karya Terang

Sedati, PT Tomatec Indonesia, PT Dharma Perkasa Gemilang, dan PT Asahimas

Flat Glass Tbk.

BAB V Penutup, berisi simpulan dan saran.

5  

II. ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

Semula perusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda

yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang

memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara.

Pada tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan diubah menjadi PN Gas

yang selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas

Negara. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PGN pada

tiap tahunnya.

Perusahaan ini mulai menyalurkan gas alam menggantikan gas buatan dari

batu bara dan minyak yang tidak ekonomis pada tahun 1974. Konsumennya

adalah sektor rumah tangga, komersial dan industri. Penyaluran gas alam untuk

pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974, kemudian disusul berturut-turut di

wilayah Jakarta tahun 1979, Bogor tahun 1980, Medan tahun 1985, Surabaya

tahun 1994, dan Palembang tahun 1996.

Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada

tahun 1984 statusnya berubah menjadi Perum dan pada tahun 1994 statusnya

ditingkatkan lagi menjadi Persero dengan penambahan ruang lingkup usaha yang

lebih luas yaitu selain di bidang distribusi gas bumi juga di bidang yang lebih ke

sektor hulu yaitu di bidang transmisi, dimana PGN berfungsi sebagai transporter.

PGN kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka ditandai

dengan tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di Bursa Efek

Indonesia.

6  

2.2 Profil PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

2.2.1 Maksud dan Tujuan Perusahaan

Sebagaimana tercantum dalam akte pendirian perusahaan dan berdasarkan

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1984, PT Perusahaan Gas Negara adalah

badan yang diberi wewenang yang mempunyai maksud dan tujuan untuk turut

melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang

ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang

pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk kepentingan umum serta penyediaan

gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat

dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas dengan berlandaskan pada

tugas pokok :

• Perencanaan, pembangunan, pengembangan jaringan transmisi, penyaluran

dan distribusi gas bumi sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

Pemerintah.

• Perencanaan, pembangunan, pengembangan produksi, penyediaan,

penyaluran dan distribusi gas buatan (gas hidrokarbon).

• Usaha lain yang menunjang usaha diatas disesuaikan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut diatas Perusahaan diharapkan

menjalankan usahanya secara menguntungkan, efisien dan mampu memberikan

nilai tambah bagi masyarakat dan pemegang saham. Lapangan usaha yang

diijinkan dalam peraturan itu dengan tetap mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi

serta menjamin keselamatan kekayaan negara adalah sebagai berikut :

7  

• Produksi, penyediaan, penyaluran, dan distribusi gas buatan

• Menyalurkan dan mendistribusikan gas bumi untuk keperluan konsumen

rumah tangga, komersial, dan industri.

• Perencanaan dan pengembangan di bidang gas bumi.

2.2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Dalam rangka menyelenggarakan wewenang yang telah diberikan, PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk memiliki visi dan misi antara lain :

Visi : Menjadi Perusahaan Kelas Dunia dalam Pemanfaatan Gas Bumi

Misi : Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi stokeholder melalui:

• Penguatan bisnis inti di bidang transportasi, niaga gas bumi dan

pengembangannya.

• Pengembangan usaha pengolahan gas.

• Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharaan dan keteknikan yang

berkaitan dengan industri migas.

• Profitisasi sumber daya alam dan aset perusahaan dengan mengembangkan

usaha lainnya.

2.2.3 Wilayah Usaha di Bidang Distribusi dan Transmisi

PGN mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang lebih dari 3.750

km, menyuplai gas bumi ke pembangkit listrik, industri, usaha komersial termasuk

restoran, hotel dan rumah sakit, serta rumah tangga di wilayah-wilayah yang

paling padat penduduknya di Indonesia. PGN mendapatkan keuntungan dari

penjualan gas kepada konsumen.

8  

Jalur pipa transmisi gas bumi PGN terdiri dari jaringan pipa bertekanan

tinggi sepanjang sekitar 2.160 km yang mengirimkan gas bumi dari sumber gas

bumi ke stasiun penerima pembeli. PGN menerima Toll Fee untuk pengiriman gas

sesuai dengan Gas Transportation Agreement (GTA) atau Perjanjian Transportasi

Gas yang berlaku selama 10-20 tahun.

Untuk mengawasi kegiatan operasional transmisi dan distribusi, PGN

membagi area bisnisnya menjadi empat Unit Bisnis Strategis dengan fokus

geografis masing-masing:

• SBU Distribusi Wilayah I, mencakup area Sumatera Selatan hingga Jawa

Barat (termasuk Jakarta)

• SBU Distribusi Wilayah II, mencakup Jawa Timur

• SBU Distribusi Wilayah III, mencakup Sumatera Utara, Riau (Pekanbaru)

dan Kepulauan Riau (Batam)

• SBU Transmisi, mencakup jaringan transmisi di Sumatera Selatan dan Jawa

Selain itu, anak perusahaan PGN, PT Transportasi Gas Indonesia,

mengelola bisnis transmisi gas bumi untuk jaringan Grissik-Duri dan Grissik-

Singapura. Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi :

• PT Transportasi Gas Indonesia: transmisi gas bumi

• PT PGAS Telekomunikasi Nusantara (PGASCOM): telekomunikasi

• PT PGAS Solution: konstruksi, engineering, jasa operasi dan

maintenance

• PT Nusantara Regas: terminal penyimpanan dan regasifikasi terapung

• PT Saka Energi Indonesia: kegiatan di bidang hulu

9  

• PT Gagas Energi Indonesia: kegiatan di bidang hilir

• PT Gas Energi Jambi: perdagangan, konstruksi dan jasa

• PT Banten Gas Synergi: jasa, transportasi, perdagangan dan

pertambangan

2.3 Profil PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU DW II Area

Sidoarjo

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU DW II Area Sidoarjo

merupakan salah satu kantor area milik PGN yang terdapat di wilayah SBU

Distrik Wilayah II Jawa Timur yang terletak di Jl. Jaksa Agung Suprapto no. 17

Sidoarjo. Kantor Area Sidoarjo ini secara umum dibagi menjadi tiga bagian utama

yaitu bagian Operasi dan Pemeliharaan, Bagian Penjualan, dan Bagian

Administrasi dan layanan umum.

2.3.1 Tugas Kantor Area Sidoarjo

Secara umum kantor Area Sidoarjo memiliki beberapa tugas utama yang

dibagi-bagi menjadi beberapa sektor bagian di Area tersebut, dimana masing-

masing sektor bagian tersebut memiliki tugas yang berbeda-beda, yaitu :

1. Bagian Operasi dan Pemeliharaan

• Melakukan Proteksi Katodik jaringan perpipaan Area Sidoarjo.

• Memasang dan pemeliharaan Bak Valve Area Sidoarjo.

• Melakukan tes uji kebocoran yang dilakukan minimal satu kali dalam

seminggu di seluruh jaringan pipa di Area Sidoarjo.

• Membuat jalur perpipaan di Area Sidoarjo.

10  

• Melakukan pengujian dan penggantian MRS pelanggan Area Sidoarjo.

• Melakukan supervisi pekerjaan lapangan pihak ketiga.

2. Bagian Penjualan

• Melakukan administrasi penjualan dan perhitungan biling.

• Melakukan marketing untuk memperoleh pelanggan baru.

• Memenuhi target penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

3. Administrasi dan Layanan Umum

• Melakukan segala urusan rumah tangga di dalam kantor Area Sidoarjo

• Mengurusi administrasi keperluan yang berkaitan dengan segala kegiatan

yang dilakukan, baik kegiatan internal maupun external

• Mengakomodir biaya yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan di

lapangan baik transportasi, akomodasi dll.

• Membuat segala perijinan yang berkaitan dengan urusan pekerjaan baik

secara internal maupun secara external di lapangan

2.3.2 Struktur Organisasi

Dalam rangka menjalankan fungsi operasionalnya, susunan organisasi PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU DW II Area Sidoarjo diatur dalam

surat keputusan direksi (gambar struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran 1).

11  

III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pelanggan

Pelanggan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang bergerak di

bidang industri diklasifikasikan menjadi dua jenis. Pertama yaitu Pelanggan

Industri Jasa dan Komersial biasa disebut Pelanggan IJK, dan kedua yaitu

Pelanggan Industri Manufaktur dan Pembangkit Listrik yang biasa disebut

Pelanggan IMP.

Pelanggan IJK adalah pelanggan yang menggunakan gas untuk kegiatan

yang berupa jasa atau niaga, dengan pemakaian minimum dalam kontrak sebesar

1000 m3 per bulan. Pelanggan IJK meliputi, rumah sakit, hotel, restoran atau

rumah makan, dan perkantoran, serta SPBBG/CNG. Pelanggan IJK dibedakan

menjadi tiga kelompok yaitu Pelanggan IJK – 1, Pelanggan IJK – 2, dan

Pelanggan IJK – 3.

Pelanggan IMP merupakan pelanggan industri yang menggunakan gas

sebagai bahan bakar atau bahan baku untuk proses produksi manufaktur dan

pembangkit listrik. Terdapat tiga kelompok pelanggan IMP layaknya pada

pelanggan IJK. Ketiga kelompok tersebut meliputi Pelanggan IMP – 1, Pelanggan

IMP – 2, dan Pelanggan IMP – 3.

Ketiga kelompok tersebut diklasifikasikan berdasarkan kapasitas kontrak

penggunaan gas.

A. Pelanggan Tipe 1 (Pelanggan IJK/IMP – 1), merupakan pelanggan IJK dengan

pemakaian minimum kontrak sebesar 1001 m3 per bulan dan pemakaian

maksimum kontrak sebesar 10000 m3 per bulan.

12  

B. Pelanggan IJK Tipe 2 (Pelanggan IJK/IMP – 2), yaitu pelanggan dengan

penggunaan gas minimum kontrak sebesar 10001 m3 per bulan dan maksimum

kontrak sebesar 50000 m3 per bulan.

C. Pelanggan IJK Tipe 3 (Pelanggan IJK/IMP – 3), merupakan pelanggan dengan

pemakaian gas minimum kontrak sebesar 50001 m3 per bulan dan pemakaian

maksimum sebesar kontrak setinggi-tingginya 120% dari pemakaian gas

minimum kontrak 2:15).

3.2 Meter Turbin

Meter turbin merupakan salah satu jenis meter yang digunakan oleh PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sebagai salah satu alat custody transfer

dalam perhitungan jumlah volume yang mengalir ke pelanggan yang ditampilkan

dalam bentuk digit angka pada counter. Meter jenis turbin ini digunakan di eropa

sebagai alat transmisi dan distribusi gas sejak tahun 1960 dan disahkan di

Indonesia oleh migas pada tahun 2000.

Meter jenis ini mempunyai prinsip kerja yang didasarkan pada energi

kinetik gas yang melewati poros tengah yang berbentuk kerucut dan memiliki

sudu-sudu (baling-baling) atau lubang dan celah-celah silinder yang tetap pada

porosnya, hal ini akan mengakibatkan gas yang memiliki energi kinetik tersebut

mendorong baling-baling yang mengakibatkan baling-baling tersebut berputar

pada porosnya.

Putaran baling-baling tersebut di teruskan ke gear box yang terdapat pada

gear house secara mekanik, kemudian putaran dari gear tersebut di teruskan oleh

as magnetig yang berfungsi sebagai batang pemutar (joint proppeler shaft) yang

13  

memiliki roda gigi yang terhubung ke counter sebagai alat pembaca pada meter.

Kecepatan putaran baling-baling tersebut sebanding dengan rata-rata laju aliran

gas yang melaluinya yang di tampilkan pada counter1:59).

3.2.1 Bagian-bagian Meter Turbin

Bagian-bagian meter turbin terbagi menjadi 3 komponen dasar, yaitu :

Gambar 3.1 Komponen Dasar Meter Turbin 3:3)

3.2.2 Body Meter

Body meter merupakan salah satu komponen utama penyusun meter turbin

atau bisa juga disebut sebagai rangka meter yang digunakan sebagai rumah bagi

komponen-komponen meter turbin. Body meter tersusun dari baja yang keras dan

tahan terhadap panas dan tekanan. Body meter memiliki bentuk silindris yang

Output and Readout

Mechanism Measurement

Body Meter

14  

menyerupai bentuk tabung atau pipa, bentuk ini di desain agar memudahkan

pemasangan meter turbin pada pipeline. Prinsip kerja dan fungsi utama dari body

meter ini adalah sebagai pelindung komponen-komponen pada meter turbin yang

rapuh dan memiliki sensitifitas tinggi agar tidak rusak dan tidak menimbulkan

nilai error yang tinggi pada saat perhitungan fluida alir yang diakibatkan faktor

lingkungan pengganggu atau noise 3:20).

Umumnya material body terbuat dari steel untuk tekanan tinggi, sedangkan

yang alumunium untuk digunakan pada tekanan rendah. Body biasa disebut rumah

meter (meter housing) harus terbuat dari non magnetik, tahan karet dan tahan

terhadap kemungkinan cairan seperti kondensat atau glycol.

Body meter biasanya akan mempunyai identitas seperti :

• Nama pabrikan

• Kapasitas maksimum pada actual volume unit (meter kubik per jam)

• Maksimum tekanan kerja operasinya yang diijinkan, dalam bar atau psig

• Nomor seri

• Tanda panah untuk arah aliran gas pada saat pemasangan meter

Gambar 3.2 Pelat Identifikasi Meter Turbin

15  

3.2.3 Mekanisme Pengukuran

Mekanisme pengukuran terdiri atas bagian mekanis yang bergerak antara

bagian baling-baling roda gigi (gear) sampai index meter.

Gambar 3.3 Rotor atau Baling-baling pada Meter Turbin

3.2.4 Keluaran dan Bagian Pembacaan

Bagian ini sebenarnya berhubungan dengan peralatan di luar meter yaitu

tersedianya mechanical drive atau keluaran pulsa elektrik dan dapat dihubungkan

dengan peralatan elektronik yang disebut dengan Volume Corrector.

Mechanical drive sering juga disebut sebagai Integral Pulse Generator

(pembangkit pulsa) atau Low Frequency Transmitter yang diindikasikan pada

label meter seperti “1 pulsa sama dengan 1 m3” atau “1 pulsa sama dengan 10

m3”.

16  

Kapasitas kecil adalah tipe G65 – G650, disebutkan 1 pulsa = 1 m3 flow

aktual. Kapasitas besar adalah tipe G1000 ke atas, disebutkan 1 pulsa = 10 m3

flow aktual.

Gambar 3.4 Counter Meter Turbin 3:4)

3.3 Standard

Ada dua standar yang digunakan pada perhitungan untuk pengukuran

meter ini yaitu satu asli dari Amerika (US) dan satunya lagi asli dari Eropa di

mana keduanya sudah dapat diaplikasikan pada bisnis gas, yaitu:

a. American Gas Association (AGA) Report No. 7 “Measurement of Fuel Gas by

Turbine Meter”

b. International Standards Organization (ISO) Report ISO 9951

17  

3.4 Prinsip Kerja Meter Turbin

Meter ini mempunyai prinsip kerja berdasarkan energi kinetik gas yang

melewati sudu meter dengan adanya poros tengah yang besar dan berbentuk

kerucut, maka akan menyebabkan kenaikan kecepatan gas melalui bagian

straightener atau disebut sebagai nose cone, selanjutnya akan mengakibatkan

terdorongnya baling-baling (turbine meter) hingga dapat melalui porosnya.

Gambar 3.5 Gearbox Meter Turbin

Turbine rotor dipasang pada bearing yang dapat berputar sangat licin

seolah tanpa adanya gesekan dan dikaitkan pada porosnya yang terletak di tengah.

Sedangkan jumlah baling-baling tersebut dari masing-masing pabrik pembuat

berbeda satu sama lain tergantung dari aplikasi penggunaannya.

Putaran yang terjadi pada baling-baling diteruskan secara mekanik ke

gearbox yang terdapat pada gearbox housing atau disebut sebagai mechanism

housing and tail cone. Dari putaran ini selanjutnya diteruskan secara vertikal oleh

batang pemutar dengan ujung sebuah magnet batang (magneting coupling) dan

18  

dengan perbandingan rasio tertentu dari roda gigi (gear) yang dihubungkan

dengan index plate didapatkan laju alir gas secara desimal (mechanical index) dan

terletak di atas daripada body meter.

Index meter normal pada umumnya ditunjukkan dalam satuan meter kubik

(m3) pada pengukuran kondisi lapangan serta ditunjukkan dalam 8 (delapan) digit

desimal.

Di antara bagian body dengan mechanical index atau counter head disekat

dengan sebutan tophat yang berfungsi sebagai penyekat agar tidak terjadi

kebocoran gas secara mekanis antara bagian dalam dengan bagian luar meter.

Pengukuran ideal gas yang diukur meter turbin, diperoleh dengan adanya

keseragaman kecepatan tanpa adanya pusaran dan getaran.

3.5 G Size Meter Turbin

Kapasitas range meter turbin disesuaikan dengan MR/S (Meter and

Regulating Station) yang digunakan pada pelanggan dan disesuaikan dengan

kebutuhan pelanggan. Kapasitas ini dinotasikan “G size” yang disesuaikan dengan

spesifikasinya yang diukur pada tekanan standar 1 bara. G size meter turbin

memiliki ketentuan pemakaian sesuai dari masing-masing pabrik pembuatnya,

seperti pada table 3.1.

19  

Tabel 3.1 Tabel G Size Meter Turbin 4:4)

Connection (DN) G Size

Measuring range (m3/h) Dimensions (Length) Q min Q max

mm in. 1 : 20 1 : 30 - mm 50 2" G. 65 10 *) 100 150

80 3" G. 100 16 *) 260

240 G. 160 13 250 G. 250 20 400

100 4" G. 160 13 250

300 G. 250 20 400 G. 400 32 20 650

150 6" G. 400 32 650

4450 G. 650 50 32 1000 G. 1000 80 50 1600

200 8" G. 1000 80 50 1600 600 G. 1600 130 80 2500

250 10" G. 1000 80 - 1600

750 G. 1600 130 80 2500 G. 2500 200 130 4000

300 12" G. 2500 200 130 4000 900 G. 4000 320 200 6500

400 16" G. 4000 320 200 6500

1200 G. 6500 500 320 10000

500 20" G. 6500 500 320 10000

1500 G. 10000 800 500 16000

*) 1: 10 Measuring range

Penentuan G size meter turbin pelanggan pada dasarnya ditentukan oleh

kapasitas gas yang dialirkan pada pelanggan. Kapasitas dapat di tinjau dari

permintaan pelanggan dengan range tertentu yang setelah itu akan dicantumkan

pada Surat Kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (dapat dilihat pada lampiran 2).

Setelah itu kapasitas harus dipantau apakah pemakaian pelanggan masih sesuai

range yang telah di sepakati.

20  

Analisis kesesuaian G size meter turbin pelanggan dapat ditentukan

dengan tahapan sebagai berikut :

1) Mencari besar “Kapasitas Maksimum Meter Terpasang” (Qmax), yaitu

kapasitas maksimum pada tiap G size yang dihitung dan disesuaikan dengan

parameter tekanan operasi setelah keluar dari regulator pelanggan.

Q!"# =  Po+ PabsPabs  ×  Qm!"#

Keterangan :

Po = Pressure outlet atau Tekanan operasi (Bar)

Pabs = Pressure absolute = 1,01325 Bar

Qmmax = Kapasitas maksimum meter , yaitu kapasitas maksimum

fluida yang diperbolehkan mengalir melalui meter turbin pada G size

tertentu, dapat dilihat pada tabel 3.1 (m3/Jam)

2) Menentukan persentase kapasitas dengan cara membandingkan kapasitas

yang dibutuhkan oleh pelanggan dengan kapasitas maksimum pada G size

yang telah di hitung dan disesuaikan dengan tekanan operasi pada regulator

pelanggan.

Persen  kapasitas =  Kapasitas  gas  pelanggan

Q!"#×100%

Keterangan :

Kapasitas Gas Pelanggan = Volume yang disalurkan ke pelanggan tiap

jamnya, kapasitas ini meliputi kapasitas yang tercantum pada Surat

Kontrak Perjanjian Jual Beli Gas dan kapasitas nyata di lapangan.

(m3/Jam)

21  

Untuk melakukan konversi satuan dari m3/Bulan menjadi m3/Jam, digunakan

beberapa asumsi seperti berikut :

• Apabila pelanggan beroperasi selama lima hari dalam seminggu, maka

kapasitas gas pelanggan tiap bulan dibagi dengan 22 hari dan jumlah jam

kerjanya.

Kapasitas  gas  pelanggan =  Kapasitas  gas  pelanggan  tiap  bulan

22  hari  ×  Jam  kerja

• Apabila pelanggan beroperasi selama enam hari dalam seminggu, maka

kapasitas gas pelanggan tiap bulan dibagi dengan 26 hari dan jumlah jam

kerjanya.

Kapasitas  gas  pelanggan =  Kapasitas  gas  pelanggan  tiap  bulan

26  hari  ×  Jam  kerja

• Apabila pelanggan beroperasi penuh dalam seminggu, maka kapasitas gas

pelanggan tiap bulan dibagi dengan 30 hari dan jumlah jam kerjanya.

Kapasitas  gas  pelanggan =  Kapasitas  gas  pelanggan  tiap  bulan

30  hari  ×  Jam  kerja

3) Setelah diketahui Persen Kapasitas untuk setiap G size, maka dapat

ditentukan G size yang sesuai dengan pemakaian pelanggan. Penentuan G size

dilakukan dengan cara memilih persen kapasitas yang masuk pada range

pengukuran optimal meter turbin yaitu pada 25 % sampai dengan 80 % dari

kapasitas maksimum suatu meter turbin (Range ditentukan oleh PT

Perusahaan Gas Negara berdasarkan grafik pada Gambar 3.6) 2:9).

22  

Gambar 3.6 Grafik Kalibrasi Meter Turbin5:D-9)

3.6 Dampak Flow Rate Berada di Luar Range Kapasitas Meter Turbin

Masing-masing G size meter turbin memiliki range pengukuran optimal

yang berbeda. Hal ini menyebabkan pemilihan kapasitas meter turbin yang sesuai

dengan kapasitas meter turbin sangat penting. Terdapat beberapa dampak apabila

kapasitas yang dialirkan kurang atau lebih dari range kapasitas meter tersebut

dapat melakukan pengukuran secara tepat.

3.6.1 Flow Rate Gas Kurang dari Kapasitas Meter Turbin

Flow rate yang dialirkan harus sesuai dengan range kapasitas meter turbin

yang terpasang. Sehingga pemilihan meter turbin diawal pemasangan instalasi

pipa untuk mengalirkan gas menuju pelanggan harus tepat dan sesuai. Kesalahan

pemilihan meter turbin akan berdampak pada pengukuran yang tidak tepat. Meter

turbin yang memiliki range kapasitas yang lebih besar dari flow rate gas yang

23  

alirkan melalui meter tersebut akan cenderung menghasilkan pengukuran dengan

kesalahan (error) yang tinggi. Dapat dilihat pada grafik di Gambar 3.6, flow yang

mengalir kurang dari 25% kapasitas maksimum meter terjadi error yang semakin

besar.

Flow rate yang kecil akan mengakibatkan energi kinetik dari gas yang

dialirkan tidak mampu untuk memutar baling-baling turbin. Grafik pada Gambar

3.6 menunjukkan meter turbin mulai memberikan sinyal atau mulai melakukan

pembacaan flow rate pada 10% kapasitas maksimum meter. Sehingga apabila flow

rate gas yang mengalir kurang dari 10% kapasitas maksimum meter akan

mengakibatkan meter turbin tersebut tidak mampu untuk melakukan pengukuran

aliran pada gas yang lewat5:D-9).

3.6.2 Flow Rate Gas Lebih dari Kapasitas Meter Turbin

Flow rate yang mengalir pada meter turbin harus selalu dijaga agar selalu

berada pada range kemampuan meter turbin dapat melakukan pengukuran secara

tepat. Selain menjaga agar tidak terjadi error, flow rate yang melalui meter turbin

juga harus dijaga agar tidak melebihi batas kemampuan suatu meter turbin. Grafik

pada Gambar 3.6 memperlihatkan error yang terjadi diatas 80% kapasitas

maksimum meter relatif kecil. Namun flow rate yang terlalu tinggi ini akan

berdampak pada rusaknya rotor pada meter turbin. Kerusakan ini akan

menyebabkan kerugian karena diperlukan penggantian meter turbin yang baru.

Kendala semacam ini harus dicegah dengan pemilihan meter turbin yang sesuai

dengan kapasitas maksimum gas yang dialirkan5:25).

24  

IV. PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Analisis

Analisis yang dilakukan oleh penulis dibagi menjadi beberapa tahap.

Untuk tahapan awal, penulis menentukan pelanggan gas PT PGN yang bergerak

di sektor industri sebanyak lima perusahaan sebagai sampel untuk dilakukan

analisis berkaitan dengan ukuran meter turbin yang telah tepasang. Selanjutnya

penulis mengumpulkan data-data seperti kapasitas maksimum kontrak per bulan,

kapasitas minimum kontrak per bulan, dan kapasitas yang telah tersalurkan tiap

bulannya, serta ukuran meter turbin yang telah terpasang.

Tahap selanjutnya penulis melakukan analisis meter turbin terhadap

kapasitas maksimum kontrak, kapasitas minimum kontrak, dan kapasitas yang

telah tersalurkan. Kapasitas minimum dan maksimum kontrak per bulan di dapat

dari Surat Kontrak Perjanjian Jual Beli Gas sedangkan untuk kapasitas yang

tersalurkan per bulan diambil dari data yang terdapat pada Electronic Volume

Corrector (EVC) selama empat bulan terakhir lalu dirata-rata. Dari data tersebut

dapat ditentukan kapasitas tiap jam atau flow rate. Flow rate ini akan

dibandingkan dengan Kapasitas Maksimum Meter Terpasang dan akan diketahui

persentase kapasitas terhadap keakurasian pada meter turbin yang terpasang.

Lalu untuk tahap terakhir, penulis membandingkan flow rate di lapangan

dengan range ukur optimal meter turbin yang terpasang, yaitu 25% sampai

dengan 80% dari kapasitas maksimum meter terpasang. Data disajikan dengan

25  

grafik sehingga dapat dilihat apakah flow rate gas melampui batasan range

tersebut.

4.2 PT Aneka Metal Industry

Data yang diperoleh berkaitan dengan ukuran dengan meter turbin yang

terpasang serta kapasitas kontrak (Lampiran 2) dan kapasitas yang tersalurkan

menuju PT Aneka Metal Industry disajikan sebagai berikut,

• Kapasitas minimum kontrak : 10.001 m3/Bulan

• Kapasitas maksimum kontrak : 50.000 m3/Bulan

• Kapasitas tersalurkan : 55.333,76 m3/Bulan

• Tekanan operasi : 2 Bar

• Waktu operasi : 10 Jam/Hari, 6 Hari/Minggu

• G size meter turbin : G 65

Gambar 4.1 MR/S PT Aneka Metal Industry

26  

4.2.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas per Bulan

Berikut adalah hasil perhitungan persen kapasitas pada PT Aneka Metal

Industry yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin di PT Aneka Metal

Sebulan = 26 hari Tekana (P) : Seminggu = 6 hari absolute = 1.01325 bar Sehari = 10 jam Operasi = 2 bar Kapasitas Per Bulan : Kapasitas Per Jam (Flow Rate) : Min 10,001 m3/bulan Min 38.47 m3/jam Max 50,000 m3/bulan Max 192.31 m3/jam Salur 55,333.76 m3/bulan Salur 212.82 m3/jam

G-Rating

Diameter Range Kapasitas Tekanan Operasi Persentase Min Max 2 inci m3/jam m3/jam Min Max Min Max Salur

G-65 2 10 100 29.74 297.38 13% 65% 72% G-100 3 16 160 47.58 475.82 8% 40% 45% G-160 3 13 250 38.66 743.46 5% 26% 29% G-160 4 13 250 38.66 743.46 5% 26% 29% G-250 3 20 400 59.48 1,189.54 3% 16% 18% G-250 4 20 400 59.48 1,189.54 3% 16% 18% G-400 4 32 650 95.16 1,933.00 2% 10% 11% G-400 6 32 650 95.16 1,933.00 2% 10% 11% G-650 6 50 1000 148.69 2,973.85 1% 6% 7%

G-1000 6 80 1600 237.91 4,758.15 1% 4% 4% G-1000 8 80 1600 237.91 4,758.15 1% 4% 4% G-1600 6 130 2500 386.60 7,434.62 1% 3% 3% G-1600 10 130 2500 386.60 7,434.62 1% 3% 3% G-2500 10 200 4000 594.77 11,895.39 0% 2% 2% G-2500 12 200 4000 594.77 11,895.39 0% 2% 2% G-4000 12 320 6500 951.63 19,330.00 0% 1% 1% G-4000 16 320 6500 951.63 19,330.00 0% 1% 1% G-6500 12 500 10000 1,486.92 29,738.47 0% 1% 1% G-6500 20 500 10000 1,486.92 29,738.47 0% 1% 1%

G-10000 20 800 16000 2,379.08 47,581.54 0% 0% 0%

Dapat dilihat pada tabel 4.1, persentase kapasitas terhadap kapasitas

maksimum meter turbin G 65, untuk kapasitas minimum kontrak yaitu 13%, yang

berarti kapasitas minimum kontrak berada dibawah range optimal minimum yaitu

27  

25%. Untuk kapasitas maksimum kontrak berada pada 65% dan persentase

kapasitas yang tersalurkan berada pada 72% yang artinya kapasitas maksimum

dan kapasitas yang tersalurkan masuk dalam range optimal meter turbin bekerja,

yaitu 25% sampai dengan 80%. Hasil pengukuran bisa dikatakan tepat dan sesuai

karena kapasitas gas yang mengalir terutama kapasitas yang tersalurkan berada

pada range optimal pengukuran meter turbin.

4.2.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas yang Mengalir Tiap Jam (Flow

Rate)

Untuk melakukan analisis berdasarkan flow rate, perlu ditentukan range

flow rate yang dapat terbaca secara tepat pada turbin meter.

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  minimum  meter = 297,38m! Jam  ×  25%

= 74,3461633m! Jam

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  maksimum  meter = 297,38m! Jam  ×  80%

= 237,907723m! Jam  

Selanjutnya dapat dibandingkan antara range kapasitas optimal meter

turbin dengan flow rate actual yang terukur dalam meter turbin dan sudah

terkoreksi oleh EVC. Grafik pada Gambar 4.2 merupakan grafik data

perbandingan antara flow rate aktual dengan range optimal pengukuran meter

turbin dengan G 65.

28  

Gambar 4.2 Grafik Flow Rate PT Aneka Metal Industry

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.2 yang lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 7, garis berwarna biru merupakan flow rate aktual yang terbaca oleh

meter turbin. Garis berwana merah dan kuning merupakan range kapasitas meter

standar pabrikan, dan garis berwarna oranye dan hijau merupakan range kapasitas

optimal meter turbin.

Flow rate yang melewati meter turbin pada PT Aneka Metal Industry

tergolong fluktuatif. Jarak antara flow rate tertinggi dengan flow rate terendah

cukup besar, dan bahkan melampui range flow rate dari meter yang terpasang.

Data menunjukkan 79,7% flow rate berada dibawah range minimum, 14,4% flow

rate berada diatas range maksimum, dan yang berada didalam range hanya 5,9%

flow rate. Dapat dianalisis bahwa dengan menggunakan meter turbin ukuran G 65

akan berpotensi terjadinya kerusakan dan pengukuran tidak tepat. Namun untuk

penggantian G size yang lebih besar akan berakibat pada range minimum akan

29  

semakin tinggi. Hal ini menyebabkan bertambahnya flow rate yang berada di

bawah batas minimum range kapasitas optimal meter turbin.

Meter turbin ukuran G 65 tetap dapat di gunakan asalkan fluktuasi atau

flow rate yang melebihi range optimal pengukuran meter turbin terjadi secara

singkat. Selain itu untuk menjaga agar tidak terjadi kerugian karena kerusakan

alat, pihak PGN dapat memberikan himbauan kepada pelanggan untuk menjaga

penggunaan gas agar lebih teratur, atau melakukan perjanjian apabila terjadi

kerusakan pihak pelanggan berkewajiban untuk mengganti.

Selain itu upaya lain untuk meminimalisir terjadinya kerusakan akibat

flutuasi aliran gas yang mengalirkan menuju pelanggan dapat ditambahkan tangki

penyimpanan atau storage tank. Hal ini bertujuan agar aliran yang melewati meter

turbin lebih stabil dan fluktuasi hanya terjadi setelah keluar dari tanki

penyimpanan.

4.3 PT Karya Terang Sedati

Data yang diperoleh berkaitan dengan ukuran dengan meter turbin yang

terpasang serta kapasitas kontrak (Lampiran 3) dan kapasitas yang tersalurkan

menuju PT Karya Terang Sedati disajikan sebagai berikut,

• Kapasitas minimum kontrak : 60.000 m3/Bulan

• Kapasitas maksimum kontrak : 72.000 m3/Bulan

• Kapasitas tersalurkan : 61.276,12 m3/Bulan

• Tekanan operasi : 1,5 Bar

• Waktu operasi : 24 Jam/Hari, 6 Hari/Minggu

• G size meter turbin : G 65

30  

Gambar 4.3 Stand Meter Turbin di PT Karya Terang Sedati

4.3.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas per Bulan

Berikut adalah hasil perhitungan persen kapasitas pada PT Karya Terang

Sedati yang dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin di PT Karya Terang

Sebulan = 26 hari Tekana (P) : Seminggu = 6 hari absolute = 1.01325 bar Sehari = 24 jam Operasi = 1.5 bar Kapasitas Per Bulan : Kapasitas Per Jam (Flow Rate) : Min 60,000 m3/bulan Min 96.15 m3/jam Max 72,000 m3/bulan Max 115.38 m3/jam Salur 61,276.12 m3/bulan Salur 98.20 m3/jam

G-Rating

Diameter Range Kapasitas Tekanan Operasi Persentase Min Max 1.5 inci m3/jam m3/jam Min Max Min Max Salur

G-65 2 10 100 24.80 248.04 39% 47% 40% G-100 3 16 160 39.69 396.86 24% 29% 25% G-160 3 13 250 32.25 620.10 16% 19% 16% G-160 4 13 250 32.25 620.10 16% 19% 16% G-250 3 20 400 49.61 992.15 10% 12% 10% G-250 4 20 400 49.61 992.15 10% 12% 10%

31  

G-400 4 32 650 79.37 1,612.25 6% 7% 6% G-400 6 32 650 79.37 1,612.25 6% 7% 6% G-650 6 50 1000 124.02 2,480.38 4% 5% 4%

G-1000 6 80 1600 198.43 3,968.62 2% 3% 2% G-1000 8 80 1600 198.43 3,968.62 2% 3% 2% G-1600 6 130 2500 322.45 6,200.96 2% 2% 2% G-1600 10 130 2500 322.45 6,200.96 2% 2% 2% G-2500 10 200 4000 496.08 9,921.54 1% 1% 1% G-2500 12 200 4000 496.08 9,921.54 1% 1% 1% G-4000 12 320 6500 793.72 16,122.50 1% 1% 1% G-4000 16 320 6500 793.72 16,122.50 1% 1% 1% G-6500 12 500 10000 1,240.19 24,803.85 0% 0% 0% G-6500 20 500 10000 1,240.19 24,803.85 0% 0% 0%

G-10000 20 800 16000 1,984.31 39,686.16 0% 0% 0%

Berdasarkan Tabel 4.2, dengan penggunaan meter turbin G 65 dapat

diketahui bahwa persentase untuk kapasitas minimum kontak adalah 39%,

kapasitas maksimum kontrak yaitu 47%, dan kapasitas yang tersalurkan sebesar

40%. Sehingga dari segi kontrak dan aktual dilapangan, ukuran meter turbin yang

terpasang sudah sesuai. Hasil pengukuran pada meter turbin merupakan hasil

pengukuran yang tepat dan sah karena persen kapasitas masuk ke dalam range

optimal pengukuran meter turbin.

4.3.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas yang Mengalir Tiap Jam (Flow

Rate)

Untuk melakukan analisis berdasarkan flow rate, perlu ditentukan range

flow rate yang dapat terbaca secara tepat pada turbin meter G 65.

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  minimum  meter = 248,04m! Jam  ×  25%

= 62,01m! Jam

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  maksimum  meter = 248,04m! Jam  ×  80%

= 198,432m! Jam

32  

Selanjutnya dapat dibandingkan antara range kapasitas optimal meter

turbin dengan flow rate actual yang terukur dalam meter turbin dan sudah

terkoreksi oleh EVC. Grafik pada Gambar 4.4 merupakan grafik data

perbandingan antara flow rate aktual dengan batas atas dan batas bawah

pengukuran optimal meter turbin dengan G 65.

Gambar 4.4 Grafik Flow Rate PT Karya Terang Sedati

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.4 yang lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 8, garis berwarna biru merupakan flow rate aktual yang terbaca oleh

meter turbin. Garis berwana merah dan kuning merupakan range kapasitas meter

standar pabrikan, dan garis berwarna oranye dan hijau merupakan range kapasitas

optimal meter turbin.

Flow rate gas yang mengalir pada PT Karya Terang Sedati tergolong

fluktuatif namun masih tetap berada pada range optimal pengukuran meter turbin.

Berdasarkan data yang didapat dari grafik Gambar 4.4, flow rate yang berada pada

33  

range optimal meter turbin bekerja adalah sebesar 68%. Sebesar 1% berada diatas

range optimal pengukuran meter turbin dan 31% berada dibawahnya. Namun

untuk flow rate yang berada dibawah range ini dikarenakan pada jam dan hari itu

pelanggan tidak melakukan kegiatan produksi sehingga tidak ada pemakaian gas.

Untuk itu flow rate pada PT Karya Terang Sedati bisa dikatakan hampir

seluruhnya berada pada range optimal pengukuran meter turbin dan hasil

pengukuran dianggap sah dan tepat.

4.4 PT Tomatec Indonesia

Data yang diperoleh berkaitan dengan ukuran dengan meter turbin yang

terpasang serta kapasitas kontrak (Lampiran 4) dan kapasitas yang tersalurkan

menuju PT Tomatec Indonesia disajikan sebagai berikut,

• Kapasitas minimum kontrak : 80.000 m3/Bulan

• Kapasitas maksimum kontrak : 96.000 m3/Bulan

• Kapasitas tersalurkan : 59.706,98 m3/Bulan

• Tekanan operasi : 2 Bar

• Waktu operasi : 24 Jam/Hari, 7 Hari/Minggu

• G size meter turbin : G 400

34  

Gambar 4.5 Stand Meter Turbin di PT Tomatec Indonesia

4.4.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas per Bulan

Berikut adalah hasil perhitungan persen kapasitas pada PT Tomatec

Indonesia yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin di PT Tomatec Indonesia

Sebulan = 30 hari Tekana (P) : Seminggu = 7 hari absolute = 1.01325 bar Sehari = 24 jam Operasi = 2 bar Kapasitas Per Bulan : Kapasitas Per Jam (Flow Rate) : Min 80,000 m3/bulan Min 111.11 m3/jam Max 96,000 m3/bulan Max 133.33 m3/jam Salur 59,706.58 m3/bulan Salur 82.93 m3/jam

G-Rating

Diameter Range Kapasitas Tekanan Operasi Persentase Min Max 2 inci m3/jam m3/jam Min Max Min Max Salur

G-65 2 10 100 29.74 297.38 37% 45% 28% G-100 3 16 160 47.58 475.82 23% 28% 17% G-160 3 13 250 38.66 743.46 15% 18% 11% G-160 4 13 250 38.66 743.46 15% 18% 11% G-250 3 20 400 59.48 1,189.54 9% 11% 7% G-250 4 20 400 59.48 1,189.54 9% 11% 7% G-400 4 32 650 95.16 1,933.00 6% 7% 4%

35  

G-400 6 32 650 95.16 1,933.00 6% 7% 4% G-650 6 50 1000 148.69 2,973.85 4% 4% 3%

G-1000 6 80 1600 237.91 4,758.15 2% 3% 2% G-1000 8 80 1600 237.91 4,758.15 2% 3% 2% G-1600 6 130 2500 386.60 7,434.62 1% 2% 1% G-1600 10 130 2500 386.60 7,434.62 1% 2% 1% G-2500 10 200 4000 594.77 11,895.39 1% 1% 1% G-2500 12 200 4000 594.77 11,895.39 1% 1% 1% G-4000 12 320 6500 951.63 19,330.00 1% 1% 0% G-4000 16 320 6500 951.63 19,330.00 1% 1% 0% G-6500 12 500 10000 1,486.92 29,738.47 0% 0% 0% G-6500 20 500 10000 1,486.92 29,738.47 0% 0% 0%

G-10000 20 800 16000 2,379.08 47,581.54 0% 0% 0%

Berdasarkan pada Tabel 4.3 dengan meter turbin yang terpasang pada PT

Tomatec Indonesia yaitu G 400, persentase untuk kapasitas minimum kontrak

sebesar 6% dari kapasitas maksimum meter yang terpasang. Pada kapasitas

maksimum kontrak 7% dari kapasitas maksimum meter, dan pada kapasitas yang

tersalurkan 4% dari kapasitas maksimum meter. Ini terlihat jelas bahwa ditinjau

dari kapasitas kontrak dan kapasitas yang tersalurkan ukuran meter turbin yang

terpasang tidak tepat. G size meter turbin yang terpasang terlalu besar sehingga

persentase kapasitasnya berada di bawah range optimal pengukuran meter turbin.

Sehingga perlu adanya penggantian meter turbin ke ukuran yang lebih

kecil. Dapat dilihat pada Tabel 4.3, ukuran meter turbin yang sesuai dengan

kapasitas gas yang dialirkan yaitu meter turbin G 65. Dengan menggunakan meter

turbin G 65 persen kapasitas maksimum kontrak sebesar 45%, persen kapasitas

minimum kontrak 37%, dan persen kapasitas yang tersalurkan yaitu 28%.

Sehingga dapat dikatakan seluruh persen kapasitas berada pada range optimal

pengukuran meter turbin G 65.

36  

4.4.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas yang Mengalir Tiap Jam (Flow

Rate)

Analisis untuk meter turbin yang terpasang pada PT Tomatec Indonesia

yaitu meter turbin G 400. Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa flow rate

gas di PT Tomatec sesuai dengan analisis persen kapasitas gas yang mengalir

yaitu berada dibawah range kapasitas optimal meter turbin.

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  minimum  meter(G  400) = 1933,00m! Jam  ×  25%

= 483,25m! Jam  

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  maksimum  meter(G  400) = 1933,00m! Jam  ×  80%

= 1546,4m! Jam

Selanjutnya dapat dibandingkan antara range optimal pengukuran meter

turbin dengan flow rate actual yang terukur dalam meter turbin dan sudah

terkoreksi oleh EVC. Perbandingan ini dapat di gambarkan dalam sebuah grafik

seperti pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Grafik Flow Rate PT Tomatec Indonesia (G 400)

37  

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.6 yang lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 9, garis berwarna biru merupakan flow rate aktual yang terbaca oleh

meter turbin. Garis berwana merah dan kuning merupakan range kapasitas meter

standar pabrikan, dan garis berwarna oranye dan hijau merupakan range kapasitas

optimal meter turbin.

Pada Gambar 4.6 grafik membuktikan bahwa flow rate gas yang mengalir

menuju PT Tomatec Indonesia sebagian besar berada dibawah range optimal

pengukuran meter turbin. Data menunjukkan bahwa seluruh flow rate atau 100%

flow rate yang melewati meter turbin ini tidak menyentuh batas bawah range

kapasitas optimal meter turbin. Bahkan pada waktu tertentu flow rate menjadi

sama dengan nol (0), dapat dikatakan pada waktu ini turbin pada meter turbin

tidak berputar karena flow rate yang terlalu kecil sehingga tidak mampu

memberikan gaya yang cukup kuat untuk memutar turbin. Hal ini menyebabkan

pengukuran pada meter turbin diragukan keabsahannya. Sehingga diperlukan

penggantian meter turbin dengan G size yang lebih kecil yaitu G 65.

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  minimum  meter(G  65) = 297,385m! Jam  ×  25%

= 237,91m! Jam

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  maksimum  meter(G  65) = 297,385m! Jam  ×  80%

= 74,35m! Jam

Sehingga dapat terlihat perbandingan antara flow rate gas pada PT

Tomatec Indonesia dengan range optimal pengukuran meter turbin G 65.

38  

Gambar 4.7 Grafik Flow Rate PT Tomatec Indonesia (G 65)

Seperti pada grafik sebelumnya, garis berwarna biru merupakan flow rate

aktual yang terbaca oleh meter turbin. Garis berwana merah dan kuning

merupakan range kapasitas meter standar pabrikan, dan garis berwarna oranye

dan hijau merupakan range kapasitas optimal meter turbin, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 10.

Meskipun flow rate tergolong fluktuatif, dengan penggantian G size turbin

yang awalnya menggunakan G 400 menjadi G 65 cukup memberikan pengaruh

yang besar. Terlihat pada grafik Gambar 4.7 bahwa sebagian besar flow rate

masuk dalam range. Berdasarkan data, sebanyak 43,4% flow rate berada diluar

range dan sisanya masuk berada pada range optimal pengukuran meter turbin.

Sehingga dengan penggunaan G size meter turbin yang lebih kecil pengukuran

flow rate dapat lebih tepat dan sesuai sehingga pengukuran dianggap sah.

39  

4.5 PT Dharma Perkasa Gemilang

Data yang diperoleh berkaitan dengan ukuran dengan meter turbin yang

terpasang serta kapasitas kontrak (Lampiran 5) dan kapasitas yang tersalurkan

menuju PT Dharma Perkasa Gemilang disajikan sebagai berikut,

• Kapasitas minimum kontrak : 2.417.000 m3/Bulan

• Kapasitas maksimum kontrak : 2.900.400 m3/Bulan

• Kapasitas tersalurkan : 2.331.976,80 m3/Bulan

• Tekanan operasi : 2 Bar

• Waktu operasi : 24 Jam/Hari, 7 Hari/Minggu

• G size meter turbin : G 1600

Gambar 4.8 Stand Meter Turbin PT Dharma Perkasa Gemilang

4.5.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas per Bulan

Hasil perhitungan analisis G size meter turbin pada PT Dharma Perkasa

Gemilang disajikan pada Tabel 4.4.

40  

Tabel 4.4 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin di PT Dharma Perkasa

Sebulan = 30 hari Tekana (P) : Seminggu = 7 hari absolute = 1.01325 bar Sehari = 24 jam Operasi = 2 bar Kapasitas Per Bulan : Kapasitas Per Jam (Flow Rate) : Min 2,417,000 m3/bulan Min 3,356.94 m3/jam Max 2,900,400 m3/bulan Max 4,028.33 m3/jam Salur 2,331,976.80 m3/bulan Salur 3,238.86 m3/jam

G-

Rating Diameter Range Kapasitas Tekanan Operasi Persentase Min Max 2

inci m3/jam m3/jam Min Max Min Max Salur G-65 2 10 100 29.74 297.38 1129% 1355% 1089%

G-100 3 16 160 47.58 475.82 706% 847% 681% G-160 3 13 250 38.66 743.46 452% 542% 436% G-160 4 13 250 38.66 743.46 452% 542% 436% G-250 3 20 400 59.48 1,189.54 282% 339% 272% G-250 4 20 400 59.48 1,189.54 282% 339% 272% G-400 4 32 650 95.16 1,933.00 174% 208% 168% G-400 6 32 650 95.16 1,933.00 174% 208% 168% G-650 6 50 1000 148.69 2,973.85 113% 135% 109%

G-1000 6 80 1600 237.91 4,758.15 71% 85% 68% G-1000 8 80 1600 237.91 4,758.15 71% 85% 68% G-1600 6 130 2500 386.60 7,434.62 45% 54% 44% G-1600 10 130 2500 386.60 7,434.62 45% 54% 44% G-2500 10 200 4000 594.77 11,895.39 28% 34% 27% G-2500 12 200 4000 594.77 11,895.39 28% 34% 27% G-4000 12 320 6500 951.63 19,330.00 17% 21% 17% G-4000 16 320 6500 951.63 19,330.00 17% 21% 17% G-6500 12 500 10000 1,486.92 29,738.47 11% 14% 11% G-6500 20 500 10000 1,486.92 29,738.47 11% 14% 11%

G-10000 20 800 16000 2,379.08 47,581.54 7% 8% 7%

Pada Tabel 4.4 menunjukkan persentase kapasitas gas yang dialirkan

menuju PT Dharma Perkasa Gemilang terhadap kapasitas maksimum meter turbin

G 1600 seluruhnya berada pada range kapasitas optimal meter turbin. Persentase

kapasitas minimum kontrak sebesar 45% dari kapasitas maksimum meter turbin.

Persentase kapasitas maksimum kontrak sebesar 54% dan persentase kapasitas

yang terasalurkan menuju PT Dharma Perkasa Gemilang sebesar 44%. Dapat

41  

diketahui bahwa dengan menggunakan meter turbin G 1600 kapasitas gas yang

terasalurkan menuju PT Dharma Perkasa Gemilang terukur dengan tepat dan

sesuai. Sehingga hasil pengukura dari meter turbin ini dianggap sah.

Penggunaan meter turbin G 2500 juga menunjukkan bahwa persen

kapasitas gas yang dialirkan berada pada range kapasitas optimal meter turbin.

Namun dilihat dari nilai persentasenya, kapasitas gas pada PT Dharma Perkasa

Gemilang mendekati batas bawah kapasitas optimal meter turbin G 2500.

Sehingga pemilihan G 1600 merupakan G size yang paling tepat karena apabila

terjadi fluktuasi dalam bentuk penurunan ataupun kenaikan kapasitas yang

dialirkan, ini masih dapat terukur dengan baik oleh meter turbin selama tidak

keluar dari range (out of range).

4.5.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas yang Mengalir Tiap Jam (Flow

Rate)

Batas atas dan batas bawah range kapasitas optimal ditentukan untuk

membandingkan nilai flow rate tiap jam. Hal ini untuk membuktikan bahwa

dengan menggunakan G 1600 tidak ada flow rate yang berada di luar range

optimal pengukuran meter turbin.

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  minimum  meter = 7.434,62m! Jam  ×  25%

= 1.858,65m! Jam

𝐹𝑙𝑜𝑤  �𝑎𝑡𝑒  maksimum  meter = 7.434,62m! Jam  ×  80%

= 5.947,69m! Jam  

Selanjutnya dapat dibandingkan antara range kapasitas optimal meter

turbin dengan flow rate actual yang terukur dalam meter turbin dan sudah

42  

terkoreksi oleh EVC. Grafik pada Gambar 4.9 merupakan grafik data

perbandingan antara flow rate aktual dengan batas atas dan batas bawah

pengukuran optimal meter turbin dengan G 1600.

Gambar 4.9 Grafik Flow Rate PT Dharma Perkasa Gemilang

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.9 yang lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 11, garis berwarna biru merupakan flow rate aktual yang terbaca oleh

meter turbin. Garis berwana merah dan kuning merupakan range kapasitas meter

standar pabrikan, dan garis berwarna oranye dan hijau merupakan range kapasitas

optimal meter turbin.

Flow rate pada PT Dharma Perkasa Gemilang terlihat stabil dan fluktuasi

laju aliran yang terjadi tidak terlalu signifikan dengan penggunaan meter turbin G

1600. Berdasarkan data, 92,3% flow rate gas yang dialirkan menuju pelanggan

tersebut masuk pada range kapasitas optimal meter turbin. Sisanya sebanyak 7,7%

flow rate berada dibawah range minimum optimal pengukuran meter turbin.

Terlihat pada grafik Gambar 4.9, flow rate yang berada dibawah range minimum

tidak terlalu berada jauh di bawah. Sehingga penggunaan meter turbin G 1600

43  

pada PT Dharma Perkasa Gemilang telah sesuai dan dianggap sah sebagai alat

ukur custody transfer.

4.6 PT Asahimas Flat Glass Tbk

Data yang diperoleh berkaitan dengan ukuran dengan meter turbin yang

terpasang serta kapasitas kontrak (Lampiran 6) dan kapasitas yang tersalurkan

menuju PT Asahimas Flat Glass Tbk disajikan sebagai berikut,

• Kapasitas minimum kontrak : 4.200.000 m3/Bulan

• Kapasitas maksimum kontrak : 5.020.000 m3/Bulan

• Kapasitas tersalurkan : 4.815.585,33 m3/Bulan

• Tekanan operasi : 3,5 Bar

• Waktu operasi : 24 Jam/Hari, 7 Hari/Minggu

• G size meter turbin : G 1600

Gambar 4.10 Meter Turbin yang Terpasang di PT Asahimas Flat Glass Tbk

44  

4.6.1 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas per Bulan

Berikut adalah hasil perhitungan persen kapasitas pada PT Asahimas Flat

Glass Tbk yang dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.5 Analisis Persen Kapasitas Meter Turbin PT Asahimas

Sebulan = 30 hari Tekana (P) : Seminggu = 7 hari absolute = 1.01325 bar Sehari = 24 jam Operasi = 3.5 bar Kapasitas Per Bulan : Kapasitas Per Jam (Flow Rate) : Min 4,200,000 m3/bulan Min 5,833.33 m3/jam Max 5,020,000 m3/bulan Max 6,972.22 m3/jam Salur 4,815,585.33 m3/bulan Salur 6,688.31 m3/jam

G-Rating

Diameter Range Kapasitas Tekanan Operasi

Persentase Min Max 3.5

inci m3/jam m3/jam Min Max Min Max Salur G-65 2 10 100 44.54 445.42 1310% 1565% 1502%

G-100 3 16 160 71.27 712.68 819% 978% 938% G-160 3 13 250 57.91 1,113.56 524% 626% 601% G-160 4 13 250 57.91 1,113.56 524% 626% 601% G-250 3 20 400 89.08 1,781.69 327% 391% 375% G-250 4 20 400 89.08 1,781.69 327% 391% 375% G-400 4 32 650 142.54 2,895.25 201% 241% 231% G-400 6 32 650 142.54 2,895.25 201% 241% 231% G-650 6 50 1000 222.71 4,454.23 131% 157% 150%

G-1000 6 80 1600 356.34 7,126.77 82% 98% 94% G-1000 8 80 1600 356.34 7,126.77 82% 98% 94% G-1600 6 130 2500 579.05 11,135.58 52% 63% 60% G-1600 10 130 2500 579.05 11,135.58 52% 63% 60% G-2500 10 200 4000 890.85 17,816.93 33% 39% 38% G-2500 12 200 4000 890.85 17,816.93 33% 39% 38% G-4000 12 320 6500 1,425.35 28,952.50 20% 24% 23% G-4000 16 320 6500 1,425.35 28,952.50 20% 24% 23% G-6500 12 500 10000 2,227.12 44,542.31 13% 16% 15% G-6500 20 500 10000 2,227.12 44,542.31 13% 16% 15%

G-10000 20 800 16000 3,563.39 71,267.70 8% 10% 9%

45  

Hasil perhitungan pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dengan

menggunakan meter turbin G 1600 didapat persentase masing-masing kapasitas

yaitu, untuk kapasitas minimum kontrak sebesar 52%, kapasitas maksimum

kontrak sebesar 63%, dan kapasitas yang tersalurkan 60%. Sehingga dengan

menggunakan meter ukuran ini, persentase kapasitas gas pelanggan terhadap

kapasitas maksimum meter seluruhnya berada pada range 25% sampai 80%. Hasil

pengukuran kapasitas gas yang disalurkan menuju PT Asahimas Flat Glass Tbk

dengan menggunakan meter ini dapat dikatakan tepat dan sesuai.

4.6.2 Analisis Berdasarkan Kapasitas Gas yang Mengalir Tiap Jam (Flow

Rate)

Untuk melakukan analisis berdasarkan flow rate, perlu ditentukan range

flow rate yang dapat terbaca secara tepat pada turbin meter.

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  minimum  meter = 11.135,58m! Jam  ×  25%

= 2783,89465m! Jam

𝐹𝑙𝑜𝑤  𝑟𝑎𝑡𝑒  maksimum  meter = 11.135,58m! Jam  ×  80%

= 8908,46287m! Jam  

Selanjutnya dapat dibandingkan antara range kapasitas optimal meter

turbin dengan flow rate actual yang terukur dalam meter turbin dan sudah

terkoreksi oleh EVC. Grafik pada Gambar 4.11 merupakan grafik data

perbandingan antara flow rate aktual dengan range optimal pengukuran meter

turbin dengan G 1600.

46  

Gambar 4.11 Grafik Flow Rate PT Asahimas Flat Glass Tbk

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.11 yang lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran 12, garis berwarna biru merupakan flow rate aktual yang terbaca

oleh meter turbin. Garis berwana merah dan kuning merupakan range kapasitas

meter standar pabrikan, dan garis berwarna oranye dan hijau merupakan range

kapasitas optimal meter turbin.

Terlihat pada Gambar 4.11 bahwa flow rate gas yang mengalir menuju PT

Asahimas Flat Glass Tbk seluruhnya berada pada range pengukuran optimal

meter turbin G 1600. Flow rate penggunaan gas pada PT Asahimas Flat Glass

Tbk tergolong konstan dan tidak terjadi fluktuasi, sehingga hasil pengukuran

meter turbin akurat. Dapat dikatakan bahwa hasil pengukuran gas yang dialirkan

menuju PT Asahimas tepat dan sah.

47  

4.7 Evaluasi Penggunaan Meter Turbin Meter

Berdasarkan analisis G size meter turbin yang dilakukan pada kelima

pelanggan gas PGN yang bergerak dibidang industri, dapat dilakukan evaluasi

kesesuaian G size yang terpasang pada pelanggan seperti pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Evaluasi G size Meter Turbin yang Terpasang

No Nama Pelanggan

Kapasitas Gas (m3/Jam) P

(Bar) G

size

Kapasitas Meter

(m3/Jam) Evaluasi

Min Maks Salur Min Maks 1 PT Aneka

Metal Industry

38 192 213 2.0 65 30 297 G size yang terpasang telah sesuai dengan kapasitas gas pada pelanggan. Untuk mengakomodir flow rate yang fluktuatif disarankan untuk penambahan tangki penyimpanan (storage tank).

2 PT Karya Terang Sedati

96 115 98 1.5 65 25 248 G size yang terpasang telah sesuai dengan kapasitas gas yang dialirkan. Tidak perlu adanya penggantian atau penambahan alat.

3 PT Tomatec Indonesia

111 133 83 2.0 400 95 1933 G size yang terpasang terlalu besar. Perlu penggantian meter turbin G 65

4 PT Darma Perkasa Gemilang

3,357 4,028 3,239 2.0 1600 387 7435 G size yang terpasang telah sesuai dengan kapasitas gas yang dialirkan. Tidak perlu adanya penggantian atau penambahan alat.

5 PT Asahimas Flat Glass Tbk.

5,833 6,972 6,688 3.5 1600 579 11136 G size yang terpasang telah sesuai dengan kapasitas gas yang dialirkan. Tidak perlu adanya penggantian atau penambahan alat.

48  

V. PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil analisis data yang diperoleh sejak 30 Maret 2015 hingga 17

April 2015 di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU DW II Area

Sidoarjo berkaitan dengan G size meter turbin yang terpasang pada pelanggan

industri, dapat diketahui bahwa :

1. Meter turbin yang terpasang pada PT Aneka Metal Industry sudah sesuai

dengan kapasitas gas yang dialirkan. Namun flow rate tiap jamnya terlalu

fluktuatif dan berpotensi menyebabkan pengukuran meter turbin tidak tepat

(error yang tinggi) serta mengakibatkan kerusakan apabila flow rate melebihi

kemampuan meter turbin yang terpasang.

2. Penggunaan meter turbin G 65 untuk mengetahui laju aliran gas menuju PT

Karya Terang Sedati telah sesuai. Ditinjau dari kapasitas gas yang dialirkan

tiap bulan serta grafik flow rate masuk dalam range optimal pengukuran meter

turbin G 65, sehingga hasil pengukuran dikatakan tepat dan sah.

3. Kapasitas gas yang dialirkan menuju PT Tomatec Indonesia terlalu kecil

apabila meter turbin yang digunakan yaitu G 400. Sebagian besar flow rate

yang melalui meter ini berada dibawah range optimal pengukuran meter

turbin. Sehingga hasil pengukuran dianggap tidak akurat dan perlu adanya

penggantian meter turbin ke G size yang lebih kecil.

4. Meter turbin G 1600 yang terpasang pada PT Dharma Perkasa Gemilang dan

PT Asahimas Flat Glass Tbk telah sesuai dengan kapasitas gas yang dialirkan.

49  

Flow rate yang melalui meter tersebut sebagian besar berada pada range

optimal pengukuran meter turbin, sehingga hasil pengukuran aliran gas dapat

dikatakan akurat dan sah sebagai alat ukur custody transfer.

5. Penggunaan meter turbin di PT Asahimas Flat Glass Tbk. merupakan

penggunaan meter turbin yang paling ideal. Hal ini karena flow rate gas yang

mengalir melalui meter turbin seluruhnya berada pada range optimal

pengukuran meter turbin G 1600.

5.1 Saran

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di PT Perusahaan Gas Negara

(Persero) Tbk SBU DW II Area Sidoarjo disarankan :

1. Penambahan tangki penyimpanan (storage tank) pada PT Aneka Metal

Industry agar fluktuasi aliran gas yang disebabkan penggunaannya yang tidak

teratur tidak merusak meter turbin serta pengukuran pada meter turbin dapat

lebih akurat.

2. Penggantian meter turbin G 400 pada PT Tomatec Indonesia menjadi meter

turbin G 65.

3. Penyusunan prosedur standar analisis G size meter turbin dalam bentuk tertulis

(standart operation procedur) sebagai acuan dalam melakukan evaluasi

kesesuaian meter turbin yang terpasang pada pelanggan.

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Spink, Leland K. 1967. “Principles and Practice of Flow Meter Engineering”.

The Foxboro Company. United States of America.

2. -----------, “Panduan Berlangganan Gas”, PT Perusahaan Gas Negara (Persero)

Tbk.

3. -----------, “Gas Turbine Meter X-XIC Series”, Instromet, United Kingdom.

4. -----------, “Turbine Gas Flow Meter Brochure”, Elster.

5. -----------, “Metering System”, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

 

Lampiran 1 : Struktur Organisasi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU DW II Area Sidoarjo

 

Lampiran 2 : Surat Perjanjian Jual Beli Gas PT Aneka Metal Industry

 

Lampiran 3 : Surat Perjanjian Jual Beli Gas PT Karya Terang Sedati

 

 

Lampiran 4 : Surat Amandemen Berlangganan Gas PT Tomatec Indonesia

 

Lampiran 5 : Surat Amandemen Berlangganan Gas PT Dharma Perkasa Gemilang

 

 

Lampiran 6 : Surat Amandemen Berlangganan Gas PT Asahimas Flat Glass Tbk

 

Lampiran 7 : Grafik Flow Rate PT Aneka Metal Industry

 

Lampiran 8 : Grafik Flow Rate PT Karya Terang Sedati

 

Lampiran 9 : Grafik Flow Rate PT Tomatec Indonesia (G 400)  

 

Lampiran 10 : Grafik Flow Rate PT Tomatec Indonesia (G 65)  

 

Lampiran 11 : Grafik Flow Rate PT Dharma Perkasa Gemilang

   

Lampiran 12 : Grafik Flow Rate PT Asahimas Flat Glass Tbk

   

Lampiran 12 : Grafik Flow Rate PT Asahimas Flat Glass Tbk

   

Lampiran 13 : Diagram Alur Analisis G Size Meter Turbin Pelanggan Industri

Menghitung kapasitas maksimum meter

Menentukan persen kapasitas gas

Identifikasi persen kapasitas gas

Menentukan range optimal meter

Menyajikan data flow rate dalam bentuk chart

Membandingkan flow rate dengan range

Analisis Kapasitas Gas Analisis Flow Rate Gas

Tahapan Analisis G Size Meter