analisis distribusi zakat, infak dan sedekah ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9735/1/tesis...
TRANSCRIPT
-
i
ANALISIS DISTRIBUSI ZAKAT, INFAK DAN
SEDEKAH DALAM PENANGGULANGAN PANDEMI
COVID-19 PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH
(Studi Kasus BAZNAS Republik Indonesia)
oleh
BIDAH SARIYATI
NIM 1203018007
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Ekonomi
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
(Al-Insyirah: 5)
“Lakukanlah sesuatu sebelum lima perkara; muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya
sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati”
(Al-Hadist)
“Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar atau mencari ilmu, maka kamu harus
sanggup menahan perihnya kebodohan”
(Imam Syafi’i)
“Menjaga Iman untuk Menjaga Hidup”
(Bidah Sariyati)
-
v
PERSEMBAHAN
Bapak Tasriyanto sebagai seorang ayah yang selalu mendukung dan mendo’akan
putrinya dalam meraih impian untuk masa depan. Sehingga pendidikan S2 ini
dapat diselesaikan dengan lancar. Ibunda Yantiyah (Almh) semoga Allah
memberikan tempat yang terbaik untuk Ibunda disana. ☺ Kakak-kakak dan adik
yang senantiasa mendukung penulis dalam setiap proses menimba ilmu. Semoga
sehat selalu dan dalam lindungan Allah.
-
vi
PRAKATA
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah yang maha Pengasih
lagi Maha Penyanyang. Karena atas ridha-Nya tesis yang berjudul “Analisis Distribusi
Zakat, Infak Dan Sedekah Dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19 Perspektif
Maqashid syariah (Studi Kasus Baznas Republik Indonesia) ” dapat diselesaikan
dengan baik.
Penulisan tesis ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar strata dua (S2) dalam Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis
ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan
bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan
kepada:
1. Prof. Zakiyyudin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.Ag., M.A. selaku Direktur Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
3. Dr. Ahmad Mifdlol M. Lc., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pascasarjana Ekonomi
Syariah.
4. Dr. Mochlasin, M. Ag. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penyusunan tesis ini.
5. Hammam, Ph.D. yang telah membantu baik materil maupun non materil kepada
penulis dalam menempuh pendidikan S2. Semoga Allah memberikan balasan
terbaik dan memudahkan segala urusan Bapak Hammam Sekeluarga.
6. Seluruh dosen Pascasarjana fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Salatiga yang telah mentransformasikan ilmunya kepada kami
sebagai mahasiswa yang membutuhkan bimbingan dan arahan dalam setiap
langkah menempa proses menjadi insan yang berilmu. Semoga menjadi amal
jariyah bagi bapak dan ibu dosen semua.
-
vii
7. Lazismu yang mendukung penulis dalam proses studi S2. Baznas Jawa Tengah
yang telah memberikan beasiswa kepada penulis dalam menempuh pendidikan
pascasarjana.
8. Teman-teman program Pascasarjana Ekonomi Syariah angkatan 2018 yang selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan amanah pendidikan. Semoga Allah
mudahkan dan lancarkan proses akhir pendidikan teman-teman semua. Love you
all.
9. Teman-teman asrama IMMawati dan Baiti Jannati yang selalu menemani dan
mensupport dalam proses menimba ilmu di IAIN Salatiga.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tesis ini masih terdapat kekurangan
dan keterbatasan. Sehingga penyusunan tesis ini jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada
mereka yang membacannya.
Salatiga, 27 Oktober 2020
Penulis
ttd
Bidah Sariyati
-
viii
ABSTRAK
Sariyati, Bidah. 2020. Analisis Distribusi Zakat, Infak dan Sedekah Dalam
Penanggulangan Pandemi Covid-19 Perspektif Maqashid syariah (Studi
Kasus BAZNAS Republik Indonesia). Program Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mochlasin, M. Ag.
Kata kunci: Distribusi, Zakat, Maqashid syariah
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meluasnya pandemi Covid-19 diberbagai
negara khususnya Indonesia yang memberikan dampak buruk terhadap tatanan
negara. Dampak tersebut meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan
keagamaan. Dalam penanganan dampak Covid-19 dibutuhkan kerjasama pemerintah
dengan elemen masyarakat terutama lembaga pengelola zakat sebagai lembaga
pengelola dana sosial.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana mekanisme pendistribusian
ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Dan peran ZIS dalam penanggulangan
pandemi Covid-19 kepada masyarakat terdampak. Serta distribusi ZIS dalam
penanggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia Perspektif
maqashid syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mekanisme distribusi ZIS pada masa
pandemi ditambah dengan melaksanakan anjuran protokol kesehatan. Distribusi ZIS
pada Baznas RI berperan sebagai solusi yang dihadapi oleh mustahik yang berada
pada kondisi yang sulit. Distribusi ZIS pada masa pandemi diwujudkan dalam
bermacam-macam program yang masuk dalam kategori maqashid syariah yaitu
menjaga agama, jiwa, akal, dan harta.
-
ix
ABSTRACT
Sariyati, Bidah. 2020. Analysis of the Zakat, Infaq and Alms Distribution in Handling
the Covid-19 Pandemic from the Perspective of Maqashid (Case Study of the
Republic of Indonesia BAZNAS). Postgraduate Program of the Salatiga State
Islamic Institute. Advisor: Dr. Mochlasin, M. Ag.
Keywords: Distribution, Zakat, Maqashid sharia
This research was motivated by the spread of the Covid-19 pandemic in some countries,
especially Indonesia, which had a negative impact on the state structure. These impacts
consist of the economic, educational, health, social and religious sectors. In handling
the impact of Covid-19, government should have cooperation with the elements of
society, especially zakat management institutions, as managers of social funds.
The purpose of this study was to find out how the distribution of ZIS in the
response to the Covid-19 pandemic. And the role of ZIS in tackling the Covid-19
pandemic to the affected communities. As well as the distribution of ZIS in the
response to the Covid-19 pandemic at the BAZNAS of the Republic of Indonesia from
the perspective of maqashid sharia. The method used in this research is qualitative with
case studies at Baznas Republic of Indonesia.
The results showed that the ZIS distribution mechanism during the pandemic
carried out the recommended health protocols. The distribution of ZIS at Baznas
Republic of Indonesia acts as a solution presented by mustahik who are in difficult
conditions. The distribution of ZIS during a pandemic is manifested in a variety of
programs that fall into the maqashid sharia category, namely protecting religion, soul,
mind and property.
-
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................... i
Halaman Pengesahan ................................................................................................... ii
Halaman Pernyataan .................................................................................................... iii
Motto ........................................................................................................................... iv
Persembahan ................................................................................................................ v
Prakata ......................................................................................................................... vi
Abstrak ...................................................................................................................... viii
Daftar Isi ....................................................................................................................... x
Daftar Tabel ............................................................................................................... xii
Daftar Gambar ........................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ........................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Signifikansi Penelitian .................................................................................................... 4
D. Metode Penelitian............................................................................................................ 6
E. Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................. 10
A. Penelitian Terdahulu ..................................................................................................... 10
B. Kerangka Teori.............................................................................................................. 13
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................................... 20
BAB III PROFIL BAZNAS REPUBLIK INDONESIA ........................................................ 23
A. Deskripsi Data ............................................................................................................... 23
1. Sejarah Berdirinya BAZNAS .................................................................................... 23
2. Visi dan Misi .............................................................................................................. 24
3. Nilai BAZNAS .......................................................................................................... 25
4. Kebijakan Mutu BAZNAS ........................................................................................ 25
5. Kebijakan Mutu BAZNAS ........................................................................................ 26
6. Fungsi BAZNAS ........................................................................................................ 27
7. Kewenangan BAZNAS .............................................................................................. 28
8. Struktur Organisasi .................................................................................................... 28
B. Manajemen Pengelolaan Zakat ..................................................................................... 29
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................................... 32
-
xi
A. Mekanisme pendistribusian ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia ....................................................................................... 32
B. Peran ZIS dalam penaggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia kepada masyarakat terdampak ....................................................................................... 35
C. Distribusi ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia Perspektif maqashid syariah ......................................................................... 38
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 45
A. Simpulan ....................................................................................................................... 45
B. Saran .............................................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 46
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 53
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................................ 54
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Program Pendistribusian ZIS Aspek Menjaga Jiwa ............................................ 38
4.2. Program Pendistribusian ZIS Aspek Menjaga Harta .......................................... 40
4.3. Program Pendistribusian ZIS Aspek Menjaga Akal ........................................... 41
4.4. Program Pendistribusian ZIS Aspek Menjaga Agama ....................................... 42
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Bagan Kerangka Pemikiran ................................................................................ 22
3.1. Struktur Kepengurusan Baznas Republik Indonesia .......................................... 27
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Wawancara .......................................................................................... 54
2. Surat Ijin Penelitian ............................................................................................. 59
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini dunia berada dalam kondisi tatanan negara yang tidak
teratur dan kacau dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya yaitu;
ekonomi, pendidikan, kesehatan, keagamaan dan sosial budaya. Kondisi
tersebut terjadi karena adanya pandemi Covid-19 yang berawal dari laporan
oleh Komisi kesehatan Republik Wuhan pada bulan Desember 2019.
Merebaknya virus corona menyebabkan kematian kepada penderita dengan
proses virus yang inkubasi dalam tubuh manusia selama 14 hari.1
Virus corona yang terjadi di Indonesia mengalami trend kasus positif
yang meningkat meski disisi lain terdapat pasien yang dinyatakan sembuh.
Pada saat ini 17 September 2020 kasus positif di Indonesia sebesar 233 ribu
kasus dengan 157 ribu dinyatakan sembuh dan 9.222 ribu meninggal dunia.
Sebagai upaya pemutusan rantai penularan Covid-19. Pemerintah menetapkan
status darurat kesehatan masyarakat kemudian diiringi dengan keluarnya
peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). PSBB memiliki tujuan
untuk memberikan jaminan bahwa rantai penularan Covid-19 dapat diputus
dengan adanya sinergi dari masyarakat untuk disiplin tidak melakukan
mobilisasi sosial untuk kegiatan yang tidak diperlukan.2
1 Dwi Hadya Jayani, “Asal Usul Virus Corona Masuk Indonesia,” Katadata.co.id, Mei 2020. 2 Puteranegara Batubara, “Pemerintah Ungkap Tujuan dan Manfaat Status PSBB di Jakarta,”
-
2
Virus corona selain menyebabkan kematian juga berdampak
negatif bagi perekonomian negara, adanya kebijakan pemerintah dalam
merespon Covid-19 salah satunya dengan cara menerapkan aturan PSBB
sebagai upaya menekan kemungkinan penularan Covid-19, akan tetapi
PSBB berdampak pada laju jual beli masyarakat sehingga mengancam
sistem perekonomian masyarakat.3
Ada tiga dampak besar yang disebabkan oleh virus Covid-19 bagi
perekonomian Indonesia. Dampak yang pertama yaitu menurunnya
konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat dalam waktu yang lama.
Dampak yang kedua yaitu adanya ketidakpastian yang berkepanjangan
sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi pada berhentinya
UMKM. Dampak yang ketiga yaitu ekonomi dunia yang mengalami
pelemahan sehingga berakibat pada turunnya harga komoditas dan ekspor
Indonesia ke beberapa negara terhenti.4 Kondisi yang sulit tersebut
dirasakan oleh 215 negara karena darurat kesehatan dan adanya tekanan
ekonomi yang berdampak pada sisi permintaan, suplai hingga produksi
yang kemudian mengakibatkan resesi yang sudah terjadi di berbagai
negara.5
Okezone, n.d., Selasa 07 April 2020 edition.
3 May Riski Belina Sukoco, “Efek Samping Urgensi Corona Terhdap Ekonomi,” Suara.Com,
March 27, 2020. 4 Zuraya Nidia, “Tiga DAmpak Besar Pandemi Covid-19 Bagi Ekonomi RI,” Republika.com,
July 15, 2020. 5 Danang Sugianto, “Begini Dasyatnya Efek Corona Ke Ekonomi,” Detikfinance, June 16,
2020.
-
3
Wabah Covid-19 yang tengah merebak di berbagai negara
khususnya di Indonesia tidak dapat diselesaikan hanya mengandalkan
kebijakan pemerintah. Kerjasama yang solid diperlukan antara pemerintah,
masyarakat, lembaga pengelola dana ZIS dan lembaga wakaf dalam
memanfaatkan ZISWAF dengan maksimal agar memberikan kontribusi
dalam penanganan dampak Covid-19.6 Keuangan sosial Islam sangat
penting dan strategis karena telah banyak membantu kesulitan masyarakat
sehingga pengelola zakat ibarat shelter kemanusiaan ditengah wabah
Covid-19. Kondisi negara yang memprihatinkan akibat Corona mendorong
Menteri Agama mengeluarkan surat edaran Nomor 8 Tahun 2020 tertanggal
9 April 2020 tentang Percepatan Pembayaran dan Pendistribusian Zakat
Serta Optimalisasi Wakaf Sebagai Jaring Pengaman Sosial Dalam Kondisi
Darurat Kesehatan Covid-19.7
Adapun MUI menetapkan fatwa Nomor 23 Tahun 2020 tentang
Pemanfaatan harta Zakat, Infak, sedekah guna Penanggulangan Wabah
Covid-19 dan dampak yang ditimbulkannya. Pemanfaatan zakat
mengandung beberapa ketentuan yaitu, pendistribusian zakat produktif
dalam bentuk tunai atau barang untuk stimulasi kegiatan sosial ekonomi
fakir miskin yang terdampak Covid-19. Ketentuan lain adalah pemanfaatan
6 Megar, “Peran Zakat, Infak, Sedekah, Dan Wakaf Di Kala Pandemi Covid-19,” Viva.Co.Id,
n.d., 26 Mei 2020 edition. 7 Hafil Muhammad, “Pengelola Zakat Banyak Bantu Atasi Masalah Covid-19,”
Republika.Co.Id, n.d., 16 April 2020 edition.
-
4
yang diwujudkan dalam bentuk aset kelolaan atau layanan bagi
kemaslahatan umum dan diutamakan kepada mustahiq, contohnya
kebutuhan pokok, penyediaan APD, disinfektan dan obat-obatan yang
dibutuhkan oleh relawan yang bertugas dalam penangulangan Covid-19.8
Penyusunan fatwa tersebut sebagai solusi menanggulangi Covid-
19 yang saat ini tengah dihadapi oleh umat dan bangsa. Zakat dalam
mengupayakan dampak Covid-19 menfokuskan pendayagunaan dan
pendistribusian pada program penyaluran khusus dan pengamanan existing
program. Penyaluran zakat menjadi solusi dimasa pandemi yang diberikan
kepada masyarakat terdampak baik muslim maupun non muslim.9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme pendistribusian ZIS dalam penanggulangan pandemi
Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia?
2. Bagaimana peran ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada
BAZNAS Republik Indonesia kepada masyarakat terdampak?
3. Bagaimana distribusi Zakat dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada
BAZNAS Republik Indonesia Perspektif maqashid syariah?
C. Signifikansi Penelitian
8 “MUI Terbitkan Fatwa Zakat-Sedekah untuk Penanggulangan Corona,” CNN Indonesia, April
24, 2020. 9 Dwi Aditya Putra, “Upaya Baznas Bantu Pemerintah Tangani Corona Covid-19,”
Liputan6.Com, n.d., 12 April 2020 edition.
-
5
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian yang dilakukan oleh
penulis sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pendistribusian ZIS dalam
penanggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik
Indonesia.
b. Untuk mengetahui bagaimana peran ZIS dalam penanggulangan
pandemi Covid-19 oleh BAZNAS Republik Indonesia kepada
masyarakat terdampak
c. Untuk mengetahui distribusi Zakat dalam penanggulangan pandemi
Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia Perspektif maqashid
syariah.
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini dapat bermanfaat menjadi referensi sebagai khasanah
keilmuan bagi steakholder khususnya yang berkaitan dengan Distribusi
Zakat.
b. Sebagai sarana memberikan rekomendasi kepada Badan Amil Zakat
Nasional dalam manajemen pengelolaan zakat yang bertujuan
pemerataan distribusi zakat kepada mustahik guna peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
c. Sebagai sumbangsih terhadap dunia keilmuan tentang pengelolaan
zakat baik dari penghimpunan dan pentasyarufan.
-
6
D. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus (case studies). Studi kasus
merupakan penelitian yang mendalam dalam waktu tertentu tentang
individu, satu kelompok, satu organisasi dan satu program kegiatan maupun
lainnya. Dalam penelitian ini Baznas menjadi bagian dari organisasi yang
menjadi objek penelitian.10
b. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di BAZNAS Republik Indonesia karena
BAZNAS sebagai badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh
pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang
memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakar, infak dan
sedekah pada tingkat nasional. Peran BAZNAS diperkuat kembali dengan
adanya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
Penelitian dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2020 dengan
mengumpulkan data sekunder dan wawancara secara langsung kepada pihak
BAZNAS Republik Indonesia.
c. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
wawancara terstruktur yaitu peneliti telah menyiapkan pertanyaan-
10 Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik
(Yogyakarta: Calpulis, 2015).
-
7
pertanyaan yagn telah disiapkan kepada pihak BAZNAS Republik
Indonesia. Untuk instrumen pengumpulan data menggunakan data primer
dan sekunder. Data primer yaitu data yang didapatkan melalui wawancara
dan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari web lembaga Baznas
Republik Indonesia.
d. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dianalisis secara kualitatif. Data tersebut
berupa data sekunder dan wawancara secara langsung kepada Baznas
Republik Indonesia. Untuk menganalis data dilakukan tahapan sebagai
berikut.
a. Pengumpulan informasi
Pengumpulan informasi diperoleh melalui wawancara dan data
yang telah tersedia untuk kemudian dilakukan pemilahan data yang
digunakan sebagai bahan penelitian.
b. Reduksi data
Mereduksi data bermakna merangkum, memilih inti pokok yang
dianggap penting sehingga data yang peroleh oleh peneliti
memberikan gambaran yang jelas sehingga mudah untuk
dikumpulkan.11
c. Penyajian data
11 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012).
-
8
Dalam penelitian kualitatif penyajian data adalah proses
pengumpulan informasi yang berdasarkan kategori atau
pengelompokan- pengelompokan yang diperlukan baik dalam
bentuk uraian singkat, bagan, flowchart dan lainnya.
d. Verifikasi data
Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan proses perumusan
makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang
mudah dipahami dengan melakukan peninjauan mengenai
kebenaran dari penyimpulan penelitian.12
E. Sistematika Penulisan
Tesis disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
Bab pertama, pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab kedua, kajian pustaka, kerangka teori
Bab ketiga, berisi tentang mengenai profil dan manajemen pengelolaan zakat,
infak dan sedekah oleh BAZNAS Republik Indonesia
Bab keempat, bab ini memaparkan tentang hasil penelitian lapangan yang
berhubungan dengan pendistribusian dana ZIS dalam penanggulangan
Pandemi Covid-19 Perspektif maqashid syariah
12 Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.
-
9
Bab kelima, memaparkan kesimpulan dan saran yang disertai dengan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran.
-
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Cicik dan A’rasy (2019) bertujuan untuk mengetahui
efektivitas pendayagunaan zakat produktif pada pemberdayaan ekonomi
mustahik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pendayagunaan zakat
produktif pada pemberdayaan ekonomi mustahik disalurkan dalam program
pemberian bantuan modal usaha, pemberian pelatihan ketrampilan kerja, dan
pemberian bantuan alat kerja. Sedangkan hasil dari pengukuran efektivitas
dengan teori Ni Wayan Budiani menunjukkan pada indikator ketepatan
sasaran program sudah efektif.13
Penelitian Ahmad (2017) bertujuan untuk mengetahui efektivitas zakat
produktif dalam pemberdayaan ekonomi mustahik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa indikator ketepatan sasaran program dan pemantauan
program telah efektif.14
Penelitian Ahmed dkk (2018) bertujuan untuk mengetahui peran
efektivitas system zakat sebagai instrument dalam membantu orang miskin
dan yang membutuhkan guna membangun ketahanan masyarakat terhadap
13 Cicik Indriati and A’rasy Fahrullah, “Efektivitas Pendayagunaan Zakat Produktif pada
Pemberdayaan Ekonomi di Baznas Provinsi Jawa Timur” 2 (2019): 8. 14 Ahmad Nashiruddin Savid, “Efektifitas Zakat Produktif dalam Pemberdayaan Ekonomi
Mustahik: Studi Pendahuluan Pada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Gresik,” FALAH: Jurnal
Ekonomi Syariah 2, no. 1 (February 2, 2017): 90.
-
11
bencana di Mesir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bencana memiliki
dampak besar pada orang miskin dan membutuhkan sehingga zakat menjadi
sumber daya penting yang dapat digunakan secara khusus untuk membangun
ketahanan masyarakat miskin terhadap bencana.15
Penelitian Fadilah dan Sukma (2016) bertujuan untuk mengetahui
efektivitas program pendistribusian dana zakat di BAZNAS Kota Bogor. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendistribusian sudah efektif berdasarkan olah
data dengan metode analisis customer statisfaction index dan diperoleh hasil
sebesar 75,63.16
Penelitian Muhamad dkk (2018) bertujuan untuk mengkaji presepsi
asnaf dan efektivitas penyaluran zakat kepada asnaf fi sabilillah yang
dilaksanakan oleh Unit Zakat, Islamic Center, Universiti Teknologi Malaysia
(UTM). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa UTM yang telah
menerima Zakat untuk meringankan beban mahasiswa. Hasil peenelitian
menunjukkan bahwa distribusi zakat untuk fi sabilillah berada pada posisi
yang tepat.17
15 Ahmed Esawe, Karimt Esawe, and Narges Esawe, “Using Zakat to Build the Resilience of
Communities to Disasters: Evidence from Egypt,” SSRN Electronic Journal, 2018. 16 Arief Fadilah and Ating Sukma, “Efektifitas Program Pendistribusian Dana Zakat di Badan
Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bogor,” JURNAL SYARIKAH : JURNAL EKONOMI ISLAM 2, no.
2 (December 1, 2016). 17 Nasrul Hisyam Nor Muhamad et al., “Zakat Distribution to Fi Sabilillah Asnaf in Higher
Education Institutions: Universiti Teknologi Malaysia Experience,” International Journal of Academic
Research in Business and Social Sciences 8, no. 9 (September 18, 2018): Pages 138-149.
-
12
Penelitian Efendi (2017) bertujuan untuk mengetahui pendistribusian
zakat di yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM-BRI) Kanwil
Medan Terhadap Korban Bencana Erupsi Sinabung. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pendistribusian zakat lebih diutamakan kepada korban
bencana alam yang memenuhi kriteria asnaf dan berada dilingkungan terdekat
dengan tempat muzaki.18
Penelitian Hapsari dan Abidin (2016) bertujuan menyelidiki
bagaimana pengelolaan zakat oleh Penyelenggara Dana Zakat Kabupaten
Bangakalan dalam kerangka maqashid al shariah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penyaluran zakat oleh Penyelenggara Dana Zakat (ZFO)
Bangkalan telah sesuai dengan kerangka maqashid shariah.19
Penelitian Afifudin dkk (2020) bertujuan untuk mengetahui bagaimana
peran lembaga amil zakat terhadap penggunaan dana zakat pada korban Covid-
19 dalam Perspektif maqashid syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan dana zakat untuk penanganan Covid-19 telah sesuai dengan
maqashid syariah karena memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi korban
yang terdampak Covid-19 terutama pada bidang ekonomi .20
Berdasarkan uraian di atas maka perbedaan penelitian penulis dengan
18 Dedy Efendi, “Pendistribusian Zakat di Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM-
BRI) Kanwil Medan Terhadap Korban Bencana Erupsi Sinabung” 1, no. 1 (2017): 21. 19 Meri Indri Hapsari and Zainal Abidin, “Zakat Distribution in Maqasid Al-Shariah
Framework,” no. 2 (2016): 11. 20 Afifuddin Kadir et al., “Pengunaan Dana Zakat pada Korban Covid-19 Perspektif Maqashid
syariah” 1 (2020): 10.
-
13
penelitian sebelumnya yaitu terletak pada metode penelitian dan variabel yang
digunakan sehingga judul penelitian ini yaitu Analisis Distribusi Zakat, Infak
dan Sedekah Dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19 Perspektif Maqashid
syariah (Studi Kasus Baznas Republik Indonesia).
B. Kerangka Teori
1. Distribusi
Konsep distribusi kekayaan dalam Islam berbeda dengan
kapitalisme dan sosialisme. Karena Islam sesuai dengan al-Qur’an yang
mengandung nilai-nilai moral dan etika. Kemanusiaan, simpati, pengampun
dan kedermawanan dan amal.21 Zarqa memaknai distribusi sebagai transfer
pendapatan atau kekayaan yang dilakukan oleh individu menggunakan cara
pertukaran melalui pasar atau dengan cara lain yaitu warisan, sedekah dan
zakat.
Menurut Mannan distribusi dibagi menjadi dua yaitu distribusi
kekayaan dan distribusi pendapatan. Distribusi pendapatan yang
dimaksudkan disini ialah pemanfaatan faktor produksi seperti upah, laba
dan sewa. Sedangkan distribusi kekayaan ialah distribusi untuk mengurangi
kesenjangan antara kaya dan miskin melalui zakat.22
Pendistribusian zakat di Indonesia diatur dalam Undang-Undang no
21 Sulaiman D Muhammad et al., “Distribution of Wealth an Islamic Perspective: Theoretical
Consideration,” 2013, 7. 22 Atok Syihabuddin, “Etika Distribusi Dalam Ekonomi Islam,” Al-Qanun: Jurnal Pemikiran
dan Pembaharuan Hukum Islam 20, no. 1 (February 21, 2018): 77–103.
-
14
23 tahun 2011 pasal 25 dan 26. Pasal 25 mengatur bahwa zakat wajib
didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam. Pasal 26
menjelaskan bahwa pendistribusian dilakukan berdasarkan skala prioritas
dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan.23
Distribusi zakat dalam Islam terdapat dalam Qs. At-Taubah: 60. Dalam ayat
tersebut distribusi zakat ditentukan kepada delapan asnaf yaitu fakir
miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, fisabilillah dan ibnu sabil.24 Ketentuan
tersebut menjadi hak mutlak untuk diimplementasikan karena telah diatur
oleh dalil al-Qur’an yang merupakan pedoman utama hidup manusia.
Islam melarang perbuatan menimbun harta karena cenderung
menimbulkan dampak sosial di masyarakat. Oleh karena itu, adanya
larangan tersebut menjadikan distribusi kekayaan dan pendapatan
hendaknya dilakukan secara adil yang mesti didorong oleh saling sinerginya
antara pemerintah dengan masyarakat.
Distribusi kekayaan dan pendapatan dalam Islam guna
meminimalkan kesenjangan ekonomi sebagaimana yang ditimbulkan oleh
teori distribusi kapitalis yang memberikan kebebasan memiliki harta dan
kebebasan berusaha mendapatkannya oleh individu maupun kelompok
23 Pemerintah Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Zakat, n.d. 24 Arif Wibowo, “Distribusi Zakat dalam Bentuk Penyertaan Modal Bergulir Sebagai
Accelerator Kesetaraan Kesejahteraan,” JURNAL ILMU MANAJEMEN 12, no. 2 (April 1, 2015): 28–
43.
-
15
dengan cara yang dzalim. Islam memberikan batasan dalam memperoleh
harta agar memperhatikan adanya keadilan yang dirasakan oleh individu
masyarakat.25 Konsep distribusi ialah peningkatan dan pembagian hasil
kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan. Dengan demikian
kekayaan akan merata sehingga tidak dimiliki oleh individu maupun
golongan tertentu.26
2. Maqashid syariah
Menurut bahasa maqashid syariah terdiri dari dua kata yaitu
maqashid dan syariah. Maqashid bermakna tujuan dan Syariah berarti jalan
menuju air. Inti dari maqashid syariah adalah untuk mendapatkan manfaat
dan menolak mudharat karena tujuan pendirian hukum dalam Islam.27
Maqashid syariah dapat dimaknai pula dengan tujuan atau sasaran yang
merujuk pada hukum Islam. Menurut istilah maqashid syariah merupakan
nilai-nilai dan sasaran hukum yang tersirat dalam hukum-hukumnya.28
Karena tanpa adanya hukum atau ketentuan syariah akan terjadi kekacauan
dalam tatanan kehidupan manusia baik pada bidang agama, ekonomi dan
soial budaya.
Maqashid syariah terdiri dari lima dasar yaitu; menjaga agama
25 Moh Holis, “Sistem Distribusi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” no. 2 (2016): 14. 26 Madnasir Madnasir, “Distribusi dalam Sistem Ekonomi Islam,” Muqtasid: Jurnal Ekonomi
dan Perbankan Syariah 2, no. 1 (July 1, 2011): 57. 27 Hapsari and Abidin, “Zakat Distribution in Maqasid Al-Shariah Framework.” 28 Naerul Edwin Kiky Aprianto, “Konsep Harta dalam Tinjauan Maqashid syariah,” Journal of
Islamic Economics Lariba 3, no. 2 (2017): 10.
-
16
(hifz al din), menjaga jiwa (hifz nafs), menjaga akan (hifz al-aql), menjaga
keluarga (hifz an-nasb) dan menjaga kekayaan (hifz al-maal).29 Para ulama
ushul fiqh sepakat bahwa maqashid syariah merupakan tujuan–tujuan
akhir yang harus terealisasi dengan diimplementasikanya syariat demi
kebaikan dunia hingga akhirat.30 Maqashid syariah mencakup kebutuhan
material, moral dan spiritual yang dibutuhkan oleh manusia sehingga
konsep tersebut berbeda dengan barat yang hanya fokus pada aspek
materi.31
Menurut Ghazali maqashid syariah merupakan promosi akan
kesejahteraan rakyat karena adanya perlindungan lima dasar kebutuhan
manusia. Lima dasar maqashid syariah tidak dapat dipisahkan karena
saling bergantung dan memiliki peran yang saling mendukung. Meskipun
dalam jangka pendek memiliki kepentigan yang berbeda akan tetapi dalam
jangka panjang kelima maqashid syariah tersebut penting.32
Konsep kebutuhan manusia sesuai maqashid syariah dibagi
menjadi tiga yaitu; daruriyyat, hajjiyat dan tahsiniyyat. Daruriyyat dibagi
29 Maheran Zakaria, “The Influence of Human Needs in the Perspective of Maqasid Al-
Syari’ah on Zakat Distribution Effectiveness,” Asian Social Science 10, no. 3 (January 27, 2014): p165. 30 Ali Mutakin, “Teori Maqâshid Al Syarî’ah dan Hubungannya dengan Metode Istinbath
Hukum” 19, no. 3 (2017): 24. 31 Ataina Hudayati and Achmad Tohirin, “A Maqasid and Shariah Enterprises Theory-Based
Performance Measurement for Zakat Institution,” International Journal of Zakat 4, no. 2 (December 16,
2019): 101–10. 32 Mehmet Asutay and Astrid Fionna Harningtyas, “Developing Maqasid Al-Shari’ah Index to
Evaluate Social Performance of Islamic Banks: A Conceptual and Empirical Attempt,” International
Journal of Islamic Economics and Finance Studies 1, no. 1 (2015): 60.
-
17
menjadi lima dasar yang dianggap penting bagi kehidupan manusia. Lima
dasar tersebut yaitu perlindungan agama, jiwa, harta, akal dan keturunan.
Hajjiyat merupakan kebutuhan sekunder yang jika tidak terpenuhi akan
menyebabkan masalah bagi manusia tetapi tidak berpengaruh terhadap
keberadaan manusia. Contoh dari kebutuhan hajjiyat yaitu transaksi jual
beli. Tahsiniyyat yaitu kebutuhan tersier atau pelengkap yang memberikan
kemudahan dan kenyaman untuk kehidupan manusia. Contohnya transaksi
bisnis online.33
3. Zakat
Zakat secara harfiah memiliki dua makna, makna yang pertama
yaitu “memurnikan” dan “membersihkan” dalam arti bahwa zakat sebagai
ibadah yang dapat memurnikan hati bagi yang menunaikannya dengan
menghilangkan sifat kikir semata-mata mengharap ridha Allah. Makna
kedua, zakat berarti “kesuburan” dan “pertumbuhan” yang bermakna bahwa
pembayaran zakat dirancang untuk menfasilitasi pertumbuhan kekayaan
dan semangat diantara para pembayar zakat.34
Zakat sebagai bentuk dari ibadah yang tidak hanya memberikan
kebaikan kepada diri sendiri akan tetapi menebar manfaat kepada sesama
33 Umi Cholifah, “Islam in Digital Age: The Application of Maqāsid as-Syari’ah on Digital
Zakat,” Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya 4, no. 1 (June 30, 2019): 101–12. 34 Fahami Muhammad Anis and Salina H. Kassim, “Effectiveness of Zakat-Based Programs on
Poverty Alleviation and Economic Empowerment of Poor Women: A Case Study of Bangladesh,”
Journal of Islamic Monetary Economics and Finance 1, no. 2 (February 29, 2016): 229–58.
-
18
yang membutuhkan. Zakat sebagai instrumen pembangunan ekonomi Islam
memberikan dampak yang luar biasa terhadap sektor-sektor permasalahan
negara, seperti mengentaskan kemiskinan, memberikan fasilitas pendidikan
yang layak demi melaksanakan amanah undang-undang untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program-program pendistribusian
zakat. Program zakat didistribusikan dalam sektor pendidikan, ekonomi,
sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Sejalan dengan amanah UU tentang
keadilan sosial maka adanya zakat dalam Islam sebagai alat untuk mencapai
terwujudnya maqashid syariah.
Menurut Ryandono (2008) zakat adalah salah satu cara
mendistribusikan harta dalam suatu perekonomian dari mereka yang
mempunyai harta berlebih kepada mereka yang kekurangan harta. Zakat
memberikan dampak yang baik pada sistem perekonomian seperti
menyempitnya kesenjangan ekonomi, membangun persaudaraan antar
pelaku ekonomi untuk mencapai falah.35
Menurut az-Zuhaili (2005) zakat secara bahasa berasal dari akar kata
bahasa arab zaka-yazku-zakaatan yang bermakna an-nuwuw wa az-
ziyadah, bertambah, berkah, tumbuh, bersih dan baik.36 Menurut Yusuf
35 Tika Widiastuti and Suherman Rosyidi, “Model Pendayagunaan Zakat Produktif oleh
Lembaga Zakat dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq” 1, no. 1 (2015): 14. 36 Ahmad Atabik, “Manajemen Pengelolaan Zakat yang Efektif di Era Kontemporer” 2, no. 1
(2015): 23.
-
19
Qardawi kata zakat berdasar yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik.37
Sedangkan pengertian zakat menurut Didin Hafidhudidin secara bahasa
mempunyai beberapa makna, yaitu al-barakatu ‘keberkahan’, al-namaa
‘pertumbuhan dan perkembangan’. Ath-thaharatu kesucian, dan ash-
shalahu ‘keberesan’. Adapun secara istilah menurut para ulama zakat
merupakan bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang Allah
mewajibkan kepada yang memiliki harta agar diserahkan kepada yang
berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.38
Jika ditarik kesimpulan dari pengertian tersebut, maka zakat
dimaknai sebagai bagian harta yang wajib dikeluarkan yang tumbuh dan
berkembang serta mensucikan.
Menurut UU tentang pengelolaan zakat no 23 tahun 2011. Zakat
diartikan sebagai harta yag wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau
badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai
dengan ketentuan syariat.39 Zakat merupakan instrumen terpenting dalam
pembangunan ekonomi Islam. Zakat sebagai simbol penghambaan seorang
hamba kepada Tuhan nya.
Islam tidak menghendaki adanya masyarakat yang miskin atau tidak
terpenuhinya kebutuhan primernya seperti sandang, pangan, papan,
37 Ali Ridlo, “Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam” 7, no. 1 (2014): 19. 38 Didin Hafidudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Gema Insani, 2002). 39 Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat.
-
20
kesehatan dan pendidikan yang layak. Sehingga seorang muslim dalam
Islam tidak diajarkan untuk meminta-minta akan tetapi dituntut untuk
berkerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.40
C. Kerangka Pemikiran
Musibah bencana Covid-19 yang meluas di berbagai negara di dunia
menjadi hal yang urgent untuk diperhatikan. Semua elemem masyarakat baik
lembaga maupun individu turut serta dalam penanggulangan Covid-19. Salah
satu lembaga yang berperan dalam membantu mengatasi dampak Covid-19
yaitu lembaga sosial seperti Baznas dan Laz. Lembaga zakat mendistribusikan
dana ZIS yang telah dihimpun untuk disalurkan kepada penerima manfaat
khususnya masyarakat terdampak Covid-19.
Pendistribusian Zakat telah diatur dalam Qs. At-Taubah:60 Allah
berfirman dalam Qs. at-Taubah: 60 sebagai berikut:
َها َوٱْلُمَؤلمَفِة قُ ُلوُُبُْم َوِِف ٱلر ِقَاِب ِمِلنَي َعَلي ْ ِكنِي َوٱْلعََٰ َا ٱلصمَدقََُٰت ِلْلُفَقَرٓاِء َوٱْلَمسََٰ َوٱْلغََٰرِِمنَي ِإَّنمُ َعِليٌم َحِكيمٌ ۗ َوٱَّللم َوِِف َسِبيِل ٱَّللِم َوٱْبِن ٱلسمِبيِلۖ َفرِيَضًة مِ َن ٱَّللِم
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
40 Kutbuddin Aibak, “Zakat Dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah,” Ahkam: Jurnal Hukum
Islam 3, no. 2 (November 1, 2015): 199–218.
-
21
Bijaksana.”
UU Zakat No 23 Tahun 2011 Tentang pengelolaan zakat. Lembaga
zakat dalam melaksanakan distribusi berdasarkan dengan maqashid syariah
sebagai tujuan diberlakukannya syariat. Dalam maqashid syariat terdapat lima
kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi dan tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya karena lima hal tersebut merupakan sebuah kesatuan.
Lima tujuan syariat tersebut yaitu menjaga agama, akal, keturunan, jiwa dan
harta. Sehingga pada masa pandemi lembaga zakat melaksanakan program
dengan pengklasifikasian dari Perspektif masqashid syariah.
-
22
Adapun bagan alur dari kerangka pemikiran pada penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pemikiran
Distribusi ZIS
• UU Zakat No 23 Tahun 2011
• At-Taubah: 60
Maqashid syariah (Al-Ghazali)
Daruriyat / Primer
Agama
Jiwa
Harta
Akal
Keturunan
Program
penyaluran
Program
penyaluran
Program
penyaluran
Program
penyaluran
-
23
BAB III
PROFIL BAZNAS REPUBLIK INDONESIA
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Berdirinya BAZNAS
Pengelolaan zakat oleh lembaga awalnya hanya diatur oleh Keppres No
07/POIN/10/1968 tertanggal 31 Oktober 1968 tentang pengelolaan zakat
nasional. Lembaga pengelola zakat saat itu hanya dilakukan terbatas di
beberapa daerah saja seperti BAZIS DKI (1968), BAZIS Kaltim (1972),
BAZIS Jawa Barat (1974) dan beberapa BUMN mendirikan lembaga zakat
seperti BAMUIS BNI (1968).
Lahirnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Zakat merupakan langkah awal pengelolaan zakat yang berlaku secara
Nasional. Sebagai implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 dibentuklah
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2001. Dalam Surat Keputusan ini
disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan penghimpunan
dan pendayagunaan zakat. Dalam Undang- Undang tersebut diakui adanya
dua jenis organisasi pengelola zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang
dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh
masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Adapun BAZ terdiri dari
BAZNAS pusat, BAZ Propinsi, BAZ kota, BAZ Kecamatan.
Terbentuknya lembaga zakat yang berbadan hukum dan didukung
-
24
dengan sosialisasi zakat yang dilakukan oleh lembaga zakat di berbagai media
berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat untuk berzakat melalui
amil zakat. Sejak tahun 2002 total dana zakat yang berhasil dihimpun
BAZNAS dan LAZ mengalami peningkatanpada tiap tahunnya. Selain itu,
pendayagunaan zakat juga
2. Visi dan Misi
Visi
Menjadi pengelola zakat terbaik dan terpercaya di dunia
Misi
a. Mengkoordinasikan BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan
LAZ dalam mencapai target-target nasional
b. Mengoptimalkan secara terukur pengumpulan zakat nasional
c. Mengoptimalkan pendistribusian dan pendayagunaan zakat untuk
pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan
pemoderasian kesenjangan sosial.
d. Menerapkan sistem manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel
berbasis teknologi informasi dan komunikasi terkini.
e. Menerapkan sistem pelayanan prima kepada seluruh pemangku
kepentingan zakat nasional.
f. Menggerakkan dakwah Islam untuk kebangkitan zakat nasional melalui
sinergi ummat.
-
25
g. Terlibat aktif dan memimpin gerakan zakat dunia.
h. Mengutamakan zakat sebagai instrumen pembangunan menuju masyarakat
yang adil dan makmur, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.
i. Mengembangkan kompetensi amil zakat yang unggul dan menjadi rujukan
dunia.
3. Nilai BAZNAS
Nilai-nilai BAZNAS meliputi berbagai nilai luhur dan unggul Islami sebagai
berikut:
a. Visioner
b. Optimis
c. Jujur
d. Sabar
e. Amanah
f. Keteladan
g. Profesional
h. Perbaikan Berkelanjutan
i. Entreprenurial
j. Transformasional
4. Kebijakan Mutu BAZNAS
a. Meningkatkan meningkatkan kesadaran berzakat sesuai Syariah dan
peraturan perundangan dan meningkatkan kesejahteraan mustahik
-
26
b. Memberikan layanan terbaik bagi Muzakki dan mustahik
c. Membuat program pendayagunaanaan Zakat sesuai dengan syariah
secara terencana, terukur dan berkesinambungan dalam dalam
peningkatan dalam peningkatan kesejahteraan mustahik
d. Membina, mengembangkan dan mengkoordinasikan BAZNAS provinsi,
basnas kabupaten/ kota dan LAZ
e. Mengembangkan sistem teknologi informasi yang handal untuk
menyajikan data penerimaan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat
secara nasional
f. Mengembangkan manajemen yang profesional, transparan dan
akuntabel yang sesuai untuk lembaga keuangan syariah
g. Membina dan mengembangkan Amil yang amanah berintegritas dan
kompeten yang mampu menumbuhkan budaya kerja Islami
h. Mengembangkan model-model terbaik pengelolaan zakat yang dapat
dijadikan acuan dunia
5. Kebijakan Mutu BAZNAS
a. Mengoptimalkan penghimpunan ZIS dari kementerian, lembaga, instansi
pemerintah, BUMN, BUMD, perusahaan swasta dan masyarakat sesuai
peraturan perundangan.
-
27
b. Mengoptimalkan program pendistribusian dan pendayagunaan ZIS dengan
melibatkan BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, LAZ dan
berbagai institusi terkait untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik.
c. Menguatkan kapasitas, kapabilitas dan tatakelolal BAZNAS dan LAZ.
d. Menguatkan kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan Islam dan
pihak-pihak lain yang relevan untuk mengoptimalkan sosialisasi dan
edukasi ZIS serta dakwah.
e. Membangun sistem manajemen BAZNAS yang kuat melalui penerapan
standar operasional baku dan implementasi sistem online berbasis teknologi
informasi dan komunikasi pada semua aspek kerja.
f. Membangun sistem manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel
sesuai dengan syariah dan PSAK 109.
g. Menyiapkan sistem dan infrastruktur BAZNAS dan LAZ sebagai lembaga
keuangan syariah di bawah pengawasan OJK.
h. Mengembangkan sistem manajemen sumber daya insani yang adil,
transparan dan memberdayakan.
6. Fungsi BAZNAS
a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
b. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
dan
-
28
d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.
7. Kewenangan BAZNAS
a. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat.
b. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS Provinsi,
BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ.
c. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dan
sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS Provinsi dan LAZ.
8. Struktur Organisasi
Gambar. 3.1 Struktur Organisasi Baznas RI
Sumber: https://pid.baznas.go.id/struktur-baznas/
-
29
B. Manajemen Pengelolaan Zakat
Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim
menghadapi permasalahan ekonomi yang saat ini belum teratasi oleh
pemerintah. Kondisi ekonomi tersebut tercermin pada tingkat kemiskinan
yang tinggi. Pada masa pandemi Covid-19 presentase angka kemiskinan
meningkat sebesar 0,48% atau 1,3 juta penduduk miskin.41 Kondisi saat ini
menjadi hal yang harus diperhatikan oleh lembaga sosial atau lembaga
pengelola zakat sebagai upaya membantu pemerintah dalam menghadapi
Covid-19.
Zakat merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang memenuhi
ketentuan syariat yaitu, Islam, merdeka, mencapai haul, nishab dan harta milik
sepenuhnya.42 Potensi zakat di Indonesia diperkirakan mencapai 330 triliun,
pada realisasinya penerimaan pada Mei 2020 sudah mencapai 10 triliun dari
target 12 tiliun.43 Pada jual beli saham di bursa efek syariah menjadi sumber
terbesar potensi zakat yaitu mencapai 99 triliun dan kemudian zakat BUMN
dan zakat ASN. Ketiga potensi tersebut jika digabungkan potensi zakat
mencapai 200 triliun.44
41 Abdul Aziz Yahya Saoqi, Adhitya Kusuma Zaenardi, and Muhammad Indra Saputra,
“Proyeksi Kemiskinan Akibat Covid-19: Studi Kasus Daerah PSBB,” n.d., 13. 42 Nina Triyani, Irfan Syauqi Beik, and Lukman M Baga, “Manajemen Risiko pada Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS),” Al-Muzara’ah 5, no. 2 (April 20, 2018): 107–24. 43 “Potensi Zakat Di Indonesia Mencapai Rp330 Triliun,” IDN Times, June 16, 2020. 44 “Potensi Zakat Di Indonesia Mencapai Rp 333 Triliun,” Djakartatoday.Com, March 6, 2020.
-
30
Potensi zakat yang begitu besar dibutuhkan manajemen pengelolaan
yang baik karena pada dasarnya konsep pengelolaan zakat telah disyariatkan
oleh Allah dalam Qs. Al-Taubah:103. Ayat tersebut menunjukkan bahwa
zakat dari para muzaki yang dihimpun oleh amil hukumnya wajib.45
Pengelolaan zakat di Indonesia diatur oleh undang-undang Pasal 3 No. 23
Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dimaksudkan agar zakat dapat
berdaya guna melalui pengorganisasian yang tepat.46
Manajemen merupakan proses yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
manusian dan sumber daya lainnya.47 Sistem dan manajemen dalam
mengelolaan zakat yang dilakukan dengan amanah, profesional dan integritas
dapat meningkatkan gerak ekonomi dalam masyarakat, sehingga mengurangi
kesenjangan antara aghniya dan fuqara wal masakin.48
Kualitas manajemen yang baik dapat mencapai tujuan secara optimal
karena dilakukan oleh yang bertanggungjawab secara efisien dan efektif
melalui koordinasi dan pengawasan. Pengelolaan zakat pada lembaga zakat
meliputi tiga unsur yaitu penghimpunan, pendistribusian dan
45 Atabik, “Manajemen Pengelolaan Zakat yang Efektif di Era Kontemporer.” 46 Qurratul Aini Wara Hastuti, “Urgensi Manajemen Zakat dan Wakaf Bagi Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat” 1, no. 2 (2014): 25. 47 Dita Afrina, “Manajemen Zakat di Indonesia Sebagai Pemberdayaan Ekonomi Umat,” EkBis:
Jurnal Ekonomi dan Bisnis 2, no. 2 (April 24, 2020): 201. 48 Fadhila Indra Sukur, “Management of Zakat Infaq and Sadaqah in Indonesia,” Tasharruf:
Journal Economics and Business of Islam 2, no. 1 (February 26, 2018).
-
31
pendayagunaan.49
Penghimpunan zakat dilakukan oleh lembaga zakat dengan cara
menerima langsung atau mengambil dari muzaki atas dasar pemberitahuan
muzaki. Terdapat tiga cara dalam menghimpun ZIS, yaitu: membentuk unit
pengumpulan ZIS, membuka loket yang merepresentasikan lembaga
keuangan profesional dan membuka rekening disesuaikan dengan jenis dana
yaitu zakat, infak dan sedekah. Pada pendistribusian dan pendayagunaan zakat
dapat disalurkan dalam dua model yaitu penyaluran konsumtif yang bersifat
jangka pendek dan produktif yang bersifat jangka panjang.50
Di Indonesia terdapat dua lembaga yang memiliki tugas pengelolaan
zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) sebuah lembaga yang didirikan oleh
pemerintah sedangkan Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan institusi yang
didirikan masyarakat.51
49 Agus Permana and Ahmad Baehaqi, “Manajemen Pengelolaan Lembaga Amil Zakat dengan
Prinsip Good Governance,” n.d., 15. 50 Moh. Toriquddin and Abd. Rauf, “Manajemen Pengelolaan Zakat Produktif di Yayasan Ash
Shahwah (Yasa) Malang,” Journal de Jure 5, no. 1 (June 30, 2013). 51 M Sofian Anwar and Havid Risyanto, “Analisis Efisiensi Lembaga Pengelola Zakat (LPZ)
dalam Mengelola Potensi Zakat di Indonesia,” n.d., 36.
-
32
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Mekanisme pendistribusian ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-
19 pada BAZNAS Republik Indonesia
Baznas dalam melaksanakan program kerja direncanakan dalam setiap
tahunnya, akan tetapi pada saat pandemi terdapat penambahan kuota dan
program yang difokuskan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 dan
dampaknya. Distribusi ZIS pada saat pandemi menjadi harapan bagi
masyarakat yang kesulitan secara ekonomi. Adanya pandemi banyak
mustahik baru disebabkan karena pemutusan kerja bagi buruh dan kehilangan
konsumen bagi pelaku usaha.
Baznas sebagai pengelola zakat yang mendapat amanah maka
mempunyai tanggung jawab untuk mensejahterakan mustahik sesuai dengan
yang diajarkan oleh Rasulullah.52 Oleh karena itu, Meski dalam suasana
pandemi Baznas tetap melakukan pendistribusian dan pendayagunaan ZIS
dengan menerapkan protokol kesehatan agar menjaga amil dan penerima
manfaat dari tertularnya virus Covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh
Bapak Hasbi selaku ketua Puskas Baznas RI dalam wawancara bahwa
terdapat dua mekanisme dalam penyaluran ZIS yaitu dalam bentuk
52 Eka Nuraini Rachmawati, Azmansyah Azmansyah, and Titis Triatri Utami, “Analisis Zakat
Produktif dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja serta
Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru Provinsi Riau,” Jurnal Ilmu Manajemen 8, no. 2 (June 15,
2019): 1.
-
33
pendistribusian dan pendayagunaan. Pendistribusian merupakan penyaluran
zakat kepada mustahik yang bersifat jangka pendek dalam bentuk konsumtif.
Sedangkan pendayagunaan merupakan bentuk pemanfaatan zakat secara
optimal tanpa mengurangi nilai dan kegunaannya dalam bentuk usaha
produktif, sehingga berdaya guna untuk mencapai kemaslahatan umum.
Kedua mekanisme penyaluran tersebut tetap berjalan dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan demi keamanan amil maupun mustahik.”53
Pendistribusian ZIS dalam bentuk program yang produktif dapat
membantu mustahik mempunyai modal untuk menjalankan usaha. Adanya
usaha yang dijalankan dapat menjadikan mustahik mandiri karena laba yang
diperolehnya. Meski kondisi pandemi menjadi faktor sulit memperoleh laba
akan tetapi dari perputaran modal dapat menjadikan mustahik dapat bertahan
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut bapak Hasbi selaku ketua Puskas Baznas RI menjelaskan
bahwa distribusi dilakukan secara aman, hati-hati dan tepat sasaran dan
menerapan protokol kesehatan secara ketat dan konsekwen bagi pelaksana
tugas (Amil) dan juga bagi penerima manfaat harus terlindungi dari bahaya
terkena Covid-19.
53 Muhammad Hasbi Zaenal, Ketua Puskas Baznas Republik Indonesia, Agustus 2020.
-
34
Penyaluran ZIS pada masa pandemi disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan masyarakat terdampak, misal pemberian masker guna mencegah
penularan Covid-19 melalui droplet yaitu cairan atau cipratan liur yang
dikeluarkan oleh seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk dan saat
berbicara.54 Penyemprotan disinfektan sebagai upaya proses dekonteminasi
yang dapat menghilangkan atau membunuh berbagai virus maupun bakteri
dipermukaan benda mati.55 Pemberian APD/Hazmat menjadi salah satu
kebutuhan wajib tenaga medis yang digunakan untuk melindungi diri pada
saat bersentuhan dengan pasien yang terinfeksi virus Covid-19.56 Pemberian
paket logistik keluarga yang diberikan kepada keluarga yang kebutuhan akan
pangan belum terpenuhi karena kondisi yang sulit pada masa pandemi.
Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh Baznas secara periodik
dilakukan monitoring dan dievaluasi untuk mengambil langkah-langkah
perbaikan jika ditemukan hal yang tidak sesuai dengan yang telah
direncanakan.
54 Khadijah Nur Azizah, “Apa Yang Dimaksud Dengan Droplet? Ini Penjelasannya,”
Detik.Com, July 13, 2020. 55 Yus Mei Sawitri, “Pahami Maksud Penyemprotan Disinfektan Corona Covid-19 Sebelum
Melakukannya Di Rumah,” March 27, 2020. 56 Ayunda Septiani, “Ada 3 Ringkatan APD Bagi Tenaga Kesehatan, Begini Aturannya,”
DetikHealth, April 30, 2020.
-
35
B. Peran ZIS dalam penaggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS
Republik Indonesia kepada masyarakat terdampak
Zakat bertujuan mengatasi kesenjangan sosial dan menjadi rukun Islam
yang memperbaiki hubungan antar sesama manusia dan memperkuat
hubungan kepada Allah sebagai salah satu bentuk ibadah. Dalam
penghimpunan, penyaluran dan adminitrasi zakat menjadi tugas pemerintah
yang dalam hal ini dikelola oleh Baznas. Besarnya potensi penerimaan zakat
maka pemerintah sebagai pemegang otoritas dapat memaksa pembayaran
zakat baik kepada indivindu masyarakat maupun lembaga.57 Campur tangan
pengelolaan zakat harus dilakukan oleh pemerintah karena zakat merupakan
ibadah yang wajib dilakukan oleh mereka yang telah memenuhi ketentuan
syariat sehingga zakat bukanlah bentuk kedermawanan yang tidak ada
ketentuan yang mengikat.
Zakat merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam yang meliputi
berbagai aspek kehidupan di masyarakat yaitu keuangan, ekonomi, sosial,
politik, moral dan agama. Zakat bertujuan untuk mencapai keadilan sosial
ekonomi dengan dikeluarkannya zakat dari aghniya kepada mustahik.58
Dalam aspek keuangan, zakat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan layaknya
pembayaran pajak. Aspek politik karena pengelolaan zakat pada dasarnya
57 Miftahur Rahman, “Peran Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan di Indonesia,” no. 2
(2019): 19. 58 Hj Norvadewi and M Ag, “Optimalisasi Peran Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan di
Indonesia,” n.d., 11.
-
36
dilakukan oleh lembaga yang diberikan wewenang oleh pemerintah. Aspek
moral zakat dapat melatih jiwa manusia untuk empati antar sesama yang
berada dalam kesulitan. Aspek agama zakat sebagai ibadah yang telah Allah
tetapkan untuk dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat.59
Meluasnya pandemi Covid-19 di Indonesia menimbulkan permasalahan
pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Aspek ekonomi yang berdampak
pada sektor riil dan sektor keuangan. Aspek kesehatan yaitu adanya darurat
kesehatan karena Covid-19 menyebabkan kematian dokter dan pasien Covid-
19. Aspek pendidikan berdampak pada kegiatan belajar mengajar (KBM)
yang tidak maksimal karena KBM dilaksanakan melalui daring. Aspek
keagamaan menimbulkan terjadinya penutupan tempat ibadah sehingga
kegiatan keagamaan harus dilaksanakan di rumah masing-masing. Aspek
sosial yaitu adanya saling curiga antar individu karena adanya social
distancing guna mencegah penularan Covid-19.
Berbagai dampak Covid-19 yang telah diuraikan di atas, maka
keberadaan ZIS sangat penting dan menjadi salah satu solusi yang dapat
mengatasi dampak tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Hasbi
selaku ketua Puskas Baznas RI bahwa pandemi Covid-19 sangat berdampak
kepada masyarakat terutama kepada mustahik sehingga keberadaan ZIS
59 M. Haris Hidayatulloh, “Peran Zakat dan Pajak Dalam Menyelesaikan Masalah
Perekonomian Indonesia,” Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law 1, no. 2 (October 1,
2019): 102.
-
37
sangat penting untuk menjadi solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi
oleh mustahik.”60
Kondisi yang sulit terutama pada saat pandemi dapat menyebabkan
terjadinya kejahatan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya
kebutuhan pangan. Zakat yang ditunaikan oleh muzakki dan didistribusikan
oleh amil akan mendorong terjadinya produksi karena mustahik yang
membelanjakan dana ZIS untuk memenuhi kebutuhannya dalam bentuk
barang maupun jasa. Adanya zakat dapat mensejahterakan umat dalam
memperbaiki pola konsusmi, produksi dan distribusi. Zakat yang disalurkan
dapat meningkatkan meningkatkan produksi karena adanya pemintaan
terhadap barang.61
Berbagai pelayanan terus dilakukan oleh Baznas untuk memudahkan
muzaki, munfik dan mutashadiq dalam menunaikan pembayaran ZIS
terutama pada saat pandemi yang membatasi terjadinya pertemuan dan harus
adanya jaga jarak antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut sesuai dengan
pemaparan Bapak Hasbi Baznas sebagai lembaga yang bertujuan
menghimpun dan menyalurkan ZIS pada tingkat nasional, maka pada masa
pandemi terus mengembangkan cara untuk menghimpun ZIS sesuai dengan
kondisi saat ini dengan memperhatikan syariah dan peraturan yang berlaku.
60 Hasbi Zaenal, Ketua Puskas Baznas Republik Indonesia. 61 Ahmad Atabik, “Peranan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan” 2, no. 2 (2015): 23.
-
38
Penghimpunan pada masa pandemi dilakukan melalui online untuk
mengurangi pembayaran ZIS melalui offline. Pembayaran ZIS secara online
dapat dilakukan melalui berbagai kanal yaitu e-commerce, Apps dan Social
Media.
C. Distribusi ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada
BAZNAS Republik Indonesia Perspektif maqashid syariah
Maqashid syariah merupakan tujuan tertinggi yang telah ditetapkan
Allah untuk kemaslahatan manusia dan mencegah dari mudharat. Maqashid
syariah bertujuan menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan harta dalam
kegiatan manusia.62 Maqashid syariah adalah sistem Islam yang bertujuan
untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran syariah Islam untuk mencapai
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.63
Menurut Bapak Hasbi penyaluran ZIS pada Baznas memperhatikan
sasaran penerima dan jenis penyalurannya. Dalam menetapkan kelayakan
menerima ZIS maka penyaluran dilakukan dengan mengacu had kifayah. Had
kifayah yaitu batas kecukupan atau standar dasar kebutuhan seseorang atau
keluarga ditambah dengan kecukupan tanggungan yang ada disesuaikan
dengan kondisi wilayah dan sosio-ekonomi mustahik. Had kifayah menjadi
62 UIN Alauddin Makasar et al., “Implementasi Maqashid syariah dalam Corporate Social
Responsibility di Pt Bank Muamalat Indonesia,” Jurnal Akuntansi Multiparadigma 7, no. 1 (April 1,
2016). 63 Sukma Hadidtya, Mohammad Yafitz, and Ahmad Nurozi, “Implementasi Maqashid syariah
Indeks (MSI) Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Fiai UII,” . . e, 2019, 13.
-
39
dasar apakah sasaran sesuai dengan ketentuan asnaf atau tidak. Hak kifayah
meliputi tujuh dimensi, yaitu: makanan, pakaian, tempat tinggal, ibadah,
pendidikan, kesehatan dan transportasi.
Maqashid syariah dalam Islam yaitu menjaga lima hal pokok dalam
kehidupan manusia, yaitu: Menjaga Agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
Penyaluran ZIS yang dilakukan Baznas pada masa pandemi sebagai berikut:
1. Pendistribusian ZIS pada aspek menjaga jiwa disalurkan pada berbagai
Program.
Tabel. 4.1 Program pendistribusian ZIS aspek menjaga jiwa
No Nama Program Jumlah
1 Penyemprotan Disinfektan 364 Titik
2 Distribusi Handsanitizier 25.648 Botol
3 Distribusi Masker 35.578 Pcs
4 Wastafel sehat 1113 Titik
5 Layanan kesehatan 6.078 Jiwa
6 Ambulan siaga 13 Unit
7 Dukungan APD 32.039 Paket
8 Ventilator & X-Ray 2 Unit
9 Ruang isolasi observasi 6 Unit
10 Dukungan rumah sakit
• 67.465 Pcs Maker Medis
• 2.002 Pcs Maker N95
• 200.650 Psg Glove Sensi
• 3.385 Pcs Hazmat
• 10.005 Pcs Head Cup
• 2.065 Pcs Google
87 Lokasi (RS dan
Puskesmas)
-
40
• 2.061 Pasang Boot
• 8.000 Pasang Cover Shoes
• 900 Pcs Masker kain
• 635 Baju Bedah
• 230 Baju Oka
• 4.600 Strip Vitamin
• 60 Pcs Face Shield
11 Kampung tanggap corona 70 desa
Sumber: http://covid19.baznas.go.id/
Penyaluran dalam program kesehatan untuk menjaga jiwa
Baznas RI telah mendistribusikan dana ZIS sebesar Rp. 11.291.380.426
atau 26% dari total dana yang tersalurkan sebesar Rp. 43.988.574.774.
Penyaluran program darurat kesehatan juga dilakukan oleh OPZ Baznas
secara Nasional dengan dana sebesar Rp. 83.022.906.165 atau 13 % dari
total penyaluran Rp. 636.895.452.954.
Besarnya dana yang disalurkan oleh Baznas dalam
menanggulangi pandemi Covid-19 digunakan untuk mengadakan
peralatan kesehatan yang diberikan kepada rumah sakit rujukan pasien
Covid-19. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menjaga jiwa
manusia dari bahaya terkena virus Covid-19.
-
41
2. Pendistribusian ZIS pada aspek menjaga harta disalurkan pada berbagai
Program yaitu:
Tabel. 4.2 Program pendistribusian ZIS aspek menjaga harta
No Nama Program Jumlah
1 Distribusi makanan siap saji 34.982 Porsi
2 Cash for work 3.311 Jiwa
3 Paket logistik keluarga 23.652 Pket
4 Bantuan tunai mustahik (BTM) 28.312 KK
5 Bantuan langsung tunai BPKH 36.581 KK
6 Dapur umum 3.060 Porsi
7 Beras Shopee 200.000 Kg
8 Zakat fitrah 69.398 KK
9 Dukungan buah-buahan 235 kg Jeruk
225 kg Jambu Biji
Sumber: http://covid19.baznas.go.id/
Dalam kehidupan manusia melindungi harta merupakan hal
yang penting. Adanya kebutuhan mendorong manusia untuk melakukan
kegiatan ekonomi yang diatur dalam muamalah. Islam
memperbolehkan manusia untuk mencari harta yang halal dan baik dan
menjauhkan diri dari mencari harta yang haram.64
Baznas RI pada masa pandemi untuk program darurat sosial
ekonomi telah mendistribusikan dana sebesar Rp. 30.807.804.156 atau
64 Prima Dwi Priyatno, Lili Puspita Sari, and Isti Nuzulul Atiah, “Penerapan Maqashid syariah
pada Mekanisme Asuransi Syariah,” Journal of Islamic Economics and Finance Studies 1, no. 1 (August
12, 2020): 1.
-
42
70% dari total dana yang disalurkan sebesar Rp. 43.988.574.774.
Sedangkan pendistribusian yang dilakukan oleh OPZ secara nasional
pada program darurat sosial ekonomi sebesar Rp. 274.823.784.262 atau
43.2% dari total penyaluran Rp. 636.895.452.954.
Penyaluran dana ZIS pada masa pandemi dapat membantu
masyarakat Indonesia yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
pangan. Sehingga adanya program yang telah dilakukan oleh Baznas
telah memberikan solusi kepada mustahik untuk bertahan secara
ekonomi.
3. Pendistribusian ZIS pada aspek menjaga akal disalurkan pada berbagai
Program yaitu:
Tabel. 4.3 Program pendistribusian ZIS aspek menjaga akal
No Nama Program Jumlah
1 Edukasi Online/Daring Setiap hari
2 Penguatan alat komunikasi berbasis radio 4 unit
3 Edukasi masyarakat 244 Lokasi
Sumber: http://covid19.baznas.go.id/
Bahaya Covid-19 tidak ada diketahui oleh masyarakat tanpa
adanya edukasi yang diberikan oleh pemerintah melalui tenaga
kesehatan dan relawan. Dengan kemampuan akal akan menjadikan
manusia untuk berpikir dan beradaptasi dengan lingkungannya.65 Orang
65 Reynaldi Adi Surya, “Kedudukan Akal dalam Islam: Perdebatan Antara Mazhab Rasional
dan Tradisional Islam,” Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin 1, no. 1 (May 5, 2020): 1–21.
-
43
yang mempunyai wawasan akan menjadikan ia mampu mengambil
pelajaran dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya.
Baznas OPZ secara nasional telah melakukan edukasi kepada
masyarakat mulai dari anak-anak sampai lanjut usia dengan
menghabiskan dana sebesar Rp. 1.710.000.000. Upaya yang telah
dilakukan oleh Baznas telah sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung
didalam maqashid syariah dimana adanya edukasi bertujuan untuk
memberikan pengetahuan atau menjaga akal.
4. Pendistribusian ZIS pada aspek menjaga agama disalurkan pada berbagai
Program yaitu:
Tabel. 4.4 Program pendistribusian ZIS aspek menjaga agama
No Nama Program Jumlah
1 Layanan Jenazah 275 Jiwa
2 Aksi cuci karpet masjid 35 Lokasi
3 Distribusi Sajadah 500 Pcs
Sumber: http://covid19.baznas.go.id/
Meskipun dalam kondisi pandemi kegiatan ibadah harus
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pelaksanakan kegiatan ibadah
dengan memperhatikan kebersihan tempat ibadah dan melaksanakan
kewajiban agama yaitu memberikan layanan jenazah bagi mereka yang
telah meninggal terutama kepada pasien yang meninggal karena Covid-
19 karena dalam Islam merawat jenazah hukumnya fardu kifayah.
-
44
Pembagian Sajadah diberikan kepada jama’ah yang tetap
melakukan ibadah sholat di masjid/mushola. Sajadah diberikan agar
digunakan secara pribadi dan tidak gunakan secara bersama-sama. Hal
tersebut bertujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ditempat
untuk alas sujud.
Baznas OPZ dalam penanganan pandemi secara nasional
melaksanakan program layanan jenazah telah mendistribusikan dana
ZIS sebesar Rp. 77.460.000.000 dan distribusi sajadah sebesar Rp.
441.840.000 dan cuci karpet sebesar Rp. 53.230.000. Program yang
telah dilaksanakan oleh Baznas merupakan bentuk dari menjaga agama.
Penyaluran penanganan Covid-19 Baznas RI pada program
existing telah mengeluarkan dana sebesar 1.889.390.291 atau 4% dari
total penyaluran sebesar Rp. Rp.43.988.574.774 dengan total mustahik
penerima manfaat 427.198 jiwa. Untuk program existing yang
dilakukan oleh OPZ nasional telah menghabiskan dana sebesar Rp.
279.048.762.527 atau 43.8% dari total penyaluran sebesar Rp.
636.895.452.954 dengan total penerima manfaat 5.177.390 jiwa.
-
45
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Mekanisme distribusi zakat mengikuti anjuran protokol kesehatan guna
mencegah penularan Covid-19. Protokol kesehatan yang digunakan yaitu cuci
tangan dengan sabun, handsanitizer, face shield, dan peralatan APD lainnya.
2. Peran Baznas pada saat pandemi sebagai solusi kepada masyarakat yang
berada dalam situasi sulit.
3. Distribusi ZIS pada masa pandemi berdasarkan maqashid syariah sehingga
program-program penanggulangan Covid-19 baik secara langsung dan tidak
langsung telah menjaga agama, akal, harta dan jiwa.
B. Saran
Baznas Republik Indonesia diharapkan mempertahankan manajemen pengelola
zakat yang profesional dan akuntabel kepada stakeholder karena hal tersebut dapat
menambah trust masyarakat kepada Baznas dalam mempercayakan dana ZIS
kepada Baznas. Semoga kedepannya target penghimpunan ZIS terus mengalami
peningkatan sebagai upaya peran serta lembaga zakat dalam membangun Indonesia
menjadi lebih baik dalam berbagai bidang.
-
46
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Putra, Dwi. “Upaya Baznas Bantu Pemerintah Tangani Corona Covid-19.”
Liputan6.Com, n.d., 12 April 2020 edition.
Afrina, Dita. “Manajemen Zakat di Indonesia Sebagai Pemberdayaan Ekonomi Umat.”
EkBis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis 2, no. 2 (April 24, 2020): 201.
Aibak, Kutbuddin. “Zakat Dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah.” Ahkam: Jurnal
Hukum Islam 3, no. 2 (November 1, 2015): 199–218.
Anis, Fahami Muhammad, and Salina H. Kassim. “Effectiveness of Zakat-Based
Programs on Poverty Alleviation and Economic Empowerment of Poor
Women: A Case Study of Bangladesh.” Journal of Islamic Monetary
Economics and Finance 1, no. 2 (February 29, 2016): 229–58.
Anwar, M Sofian, and Havid Risyanto. “Analisis Efisiensi Lembaga Pengelola Zakat
(LPZ) dalam Mengelola Potensi Zakat di Indonesia,” n.d., 36.
Aprianto, Naerul Edwin Kiky. “Konsep Harta dalam Tinjauan Maqashid Syariah.”
Journal of Islamic Economics Lariba 3, no. 2 (2017): 10.
Asutay, Mehmet, and Astrid Fionna Harningtyas. “Developing Maqasid Al-Shari’ah
Index to Evaluate Social Performance of Islamic Banks: A Conceptual and
Empirical Attempt.” International Journal of Islamic Economics and Finance
Studies 1, no. 1 (2015): 60.
Atabik, Ahmad. “Manajemen Pengelolaan Zakat yang Efektif di Era Kontemporer” 2,
no. 1 (2015): 23.
-
47
———. “Peranan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan” 2, no. 2 (2015): 23.
Batubara, Puteranegara. “Pemerintah Ungkap Tujuan dan Manfaat Status PSBB di
Jakarta.” Okezone, n.d., Selasa 07 April 2020 edition.
Cholifah, Umi. “Islam in Digital Age: The Application of Maqāsid as-Syari’ah on
Digital Zakat.” Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya 4, no. 1 (June
30, 2019): 101–12.
Efendi, Dedy. “Pendistribusian Zakat di Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia
(YBM-BRI) Kanwil Medan Terhadap Korban Bencana Erupsi Sinabung” 1, no.
1 (2017): 21.
Eko Agustinova, Danu. Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.
Yogyakarta: Calpulis, 2015.
Esawe, Ahmed, Karimt Esawe, and Narges Esawe. “Using Zakat to Build the
Resilience of Communities to Disasters: Evidence from Egypt.” SSRN
Electronic Journal, 2018.
Fadilah, Arief, and Ating Sukma. “Efektifitas Program Pendistribusian Dana Zakat di
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bogor.” JURNAL SYARIKAH :
JURNAL EKONOMI ISLAM 2, no. 2 (December 1, 2016).
Hadidtya, Sukma, Mohammad Yafitz, and Ahmad Nurozi. “Implementasi Maqashid
Syariah Indeks (MSI) Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Fiai UII.” . . e,
2019, 13.
Hadya Jayani, Dwi. “Asal Usul Virus Corona Masuk Indonesia.” Katadata.co.id, Mei
2020.
-
48
Hafidudin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Gema Insani, 2002.
Hapsari, Meri Indri, and Zainal Abidin. “Zakat Distribution in Maqasid Al-Shariah
Framework,” no. 2 (2016): 11.
Hasbi Zaenal, Muhammad. Ketua Puskas Baznas Republik Indonesia, Agustus 2020.
Hastuti, Qurratul Aini Wara. “Urgensi Manajemen Zakat dan Wakaf Bagi Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat” 1, no. 2 (2014): 25.
Hidayatulloh, M. Haris. “Peran Zakat dan Pajak Dalam Menyelesaikan Masalah
Perekonomian Indonesia.” Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic
Law 1, no. 2 (October 1, 2019): 102.
Holis, Moh. “Sistem Distribusi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” no. 2 (2016): 14.
Hudayati, Ataina, and Achmad Tohirin. “A Maqasid and Shariah Enterprises Theory-
Based Performance Measurement for Zakat Institution.” International Journal
of Zakat 4, no. 2 (December 16, 2019): 101–10.
Indonesia, Pemerintah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Zakat, n.d.
Indriati, Cicik, and A’rasy Fahrullah. “Efektivitas Pendayagunaan Zakat Produktif
pada Pemberdayaan Ekonomi di Baznas Provinsi Jawa Timur” 2 (2019): 8.
Kadir, Afifuddin, Miftahur Rahman Hakim, Fahmi Syam, and Murdiansah SA Karim.
“Pengunaan Dana Zakat pada Korban Covid-19 Perspektif Maqashid Syariah”
1 (2020): 10.
Madnasir, Madnasir. “Distribusi dalam Sistem Ekonomi Islam.” Muqtasid: Jurnal
Ekonomi dan Perbankan Syariah 2, no. 1 (July 1, 2011): 57.
-
49
Megar. “Peran Zakat, Infak, Sedekah, Dan Wakaf Di Kala Pandemi Covid-19.”
Viva.Co.Id, n.d., 26 Mei 2020 edition.
Mei Sawitri, Yus. “Pahami Maksud Penyemprotan Disinfektan Corona Covid-19
Sebelum Melakukannya Di Rumah,” March 27, 2020.
Muhamad, Nasrul Hisyam Nor, Mohd Fami Mohd Sahid, Mohd Khairy Kamaruddin,
and Kamaliah Abdul Karim. “Zakat Distribution to Fi Sabilillah Asnaf in
Higher Education Institutions: Universiti Teknologi Malaysia Experience.”
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences 8,
no. 9 (September 18, 2018): Pages 138-149.
Muhammad, Hafil. “Pengelola Zakat Banyak Bantu Atasi Masalah Covid-19.”
Republika.Co.Id, n.d., 16 April 2020 edition.
Muhammad, Sulaiman D, Muhammad Usman, Abdul Majid, and Ghulam Rasool
Lakhan. “Distribution of Wealth an Islamic Perspective: Theoretical
Consideration,” 2013, 7.
“MUI Terbitkan Fatwa Zakat-Sedekah untuk Penanggulangan Corona.” CNN
Indonesia, April 24, 2020.
Mutakin, Ali. “Teori Maqâshid Al Syarî’ah dan Hubungannya dengan Metode
Istinbath Hukum” 19, no. 3 (2017): 24.
Nidia, Zuraya. “Tiga DAmpak Besar Pandemi Covid-19 Bagi Ekonomi RI.”
Republika.com, July 15, 2020.
Norvadewi, Hj, and M Ag. “Optimalisasi Peran Zakat dalam Mengentaskan
Kemiskinan di Indonesia,” n.d., 11.
-
50
Nur Azizah, Khadijah. “Apa Yang Dimaksud Dengan Droplet? Ini Penjelasannya.”
Detik.Com, July 13, 2020.
Permana, Agus, and Ahmad Baehaqi. “Manajemen Pengelolaan Lembaga Amil Zakat
dengan Prinsip Good Governance,” n.d., 15.
“Potensi Zakat Di Indonesia Mencapai Rp 333 Triliun.” Djakartatoday.Com, March 6,
2020.
“Potensi Zakat Di Indonesia Mencapai Rp330 Triliun.” IDN Times, June 16, 2020.
Priyatno, Prima Dwi, Lili Puspita Sari, and Isti Nuzulul Atiah. “Penerapan Maqashid
Syariah pada Mekanisme Asuransi Syariah.” Journal of Islamic Economics and
Finance Studies 1, no. 1 (August 12, 2020): 1.
Rachmawati, Eka Nuraini, Azmansyah Azmansyah, and Titis Triatri Utami. “Analisis
Zakat Produktif dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro dan
Penyerapan Tenaga Kerja serta Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru
Provinsi Riau.” Jurnal Ilmu Manajemen 8, no. 2 (June 15, 2019): 1.
Rahman, Miftahur. “Peran Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan di Indonesia,” no.
2 (2019): 19.
Ridlo, Ali. “Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam” 7, no. 1 (2014): 19.
Riski Belina Sukoco, May. “Efek Samping Urgensi Corona Terhdap Ekonomi.”
Suara.Com, March 27, 2020.
Saoqi, Abdul Aziz Yahya, Adhitya Kusuma Zaenardi, and Muhammad Indra Saputra.
“Proyeksi Kemiskinan Akibat Covid-19: Studi Kasus Daerah PSBB,” n.d., 13.
Savid, Ahmad Nashiruddin. “Efektifitas Zakat Produktif dalam Pemberdayaan
-
51
Ekonomi Mustahik: Studi Pendahuluan Pada Badan Amil Zakat (BAZ)
Kabupaten Gresik.” FALAH: Jurnal Ekonomi Syariah 2, no. 1 (February 2,
2017): 90.
Septiani, Ayunda. “Ada 3 Ringkatan APD Bagi Tenaga Kesehatan, Begini Aturannya.”
DetikHealth, April 30, 2020.
Sugianto, Danang. “Begini Dasyatnya Efek Corona Ke Ekonomi.” Detikfinance, June
16, 2020.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sukur, Fadhila Indra. “Management of Zakat Infaq and Sadaqah in Indonesia.”
Tasharruf: Journal Economics and Business of Islam 2, no. 1 (February 26,
2018).
Surya, Reynaldi Adi. “Kedudukan Akal dalam Islam: Perdebatan Antara Mazhab
Rasional dan Tradisional Islam.” Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin 1, no. 1
(May 5, 2020): 1–21.
Syihabuddin, Atok. “Etika Distribusi Dalam Ekonomi Islam.” Al-Qanun: Jurnal
Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam 20, no. 1 (February 21, 2018): 77–
103.
Toriquddin, Moh., and Abd. Rauf. “Manajemen Pengelolaan Zakat Produktif di
Yayasan Ash Shahwah (Yasa) Malang.” Journal de Jure 5, no. 1 (June 30,
2013).
Triyani, Nina, Irfan Syauqi Beik, and Lukman M Baga. “Manajemen Risiko pada
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).” Al-Muzara’ah 5, no. 2 (April 20,
-
52
2018): 107–24.
UIN Alauddin Makasar, Saiful Muchlis, Anna Sutrisna Sukirman, and Politeknik
Negeri Ujung Pandang. “Implementasi Maqashid Syariah dalam Corporate
Social Responsibility di Pt Bank Muamalat Indonesia.” Jurnal Akuntansi
Multiparadigma 7, no. 1 (April 1, 2016).
Wibowo, Arif. “Distribusi Zakat dalam Bentuk Penyertaan Modal Bergulir Sebagai
Accelerator Kesetaraan Kesejahteraan.” JURNAL ILMU MANAJEMEN 12, no.
2 (April 1, 2015): 28–43.
Widiastuti, Tika, and Suherman Rosyidi. “Model Pendayagunaan Zakat Produktif oleh
Lembaga Zakat dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq” 1, no. 1 (2015):
14.
Zakaria, Maheran. “The Influence of Human Needs in the Perspective of Maqasid Al-
Syari’ah on Zakat Distribution Effectiveness.” Asian Social Science 10, no. 3
(January 27, 2014): p165.
-
53
LAMPIRAN
-
54
-
55
-
56
-
57
-
58
-
59
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Bidah Sariyati
Tempat/Tgl lahir : Wonosobo, 12 Mei 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraa : Indonesia
Alamat : Dsn. Garung, Desa. Butuh, Kec. Kalikajar, Kab.
Wonosobo
No. Telp : 085701264061
e-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
MI Muhammadiyah Butuh
MTs Muhammadiyah Butuh
MAN Kandat Kediri
IAIN Salatiga
Pengalaman Organisasi :
IPM Kandat Kediri
IMM Kota Salatiga
DEMA IAIN Salatiga
NA Kota Salatiga
mailto:[email protected]
-
60
S I T U A T I O N R E P O R T 5 A G U S T U S 2 0 2 0
BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional
baznasindonesia badanamilzakat www.baznas.go.id (021) 222 333 555
http://www.baznas.go.id/
-
61
216
17,660,523
680,8
115,056
72,050
5,388
Sumber : covid19.go.id, 4/8/2020
P e r T a n g g a l 5 A g u s t u s 2 0 2 0
-
62
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
baznasindonesia badanamilzakat www.baznas.go.id (021) 222 333 555
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
➢
http://www.baznas.go.id/
-
63
P E R 7 M A R E T - 4 A G U S T U S 2 0 2 0
baznasindonesia badanamilzakat www.baznas.go.id (021) 222 333 555
Dapur U