analisis distribusi zakat, infak dan sedekah ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9735/1/tesis...

105
i ANALISIS DISTRIBUSI ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DALAM PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19 PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH (Studi Kasus BAZNAS Republik Indonesia) oleh BIDAH SARIYATI NIM 1203018007 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Ekonomi PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

33 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • i

    ANALISIS DISTRIBUSI ZAKAT, INFAK DAN

    SEDEKAH DALAM PENANGGULANGAN PANDEMI

    COVID-19 PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH

    (Studi Kasus BAZNAS Republik Indonesia)

    oleh

    BIDAH SARIYATI

    NIM 1203018007

    Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

    untuk gelar Magister Ekonomi

    PROGRAM PASCASARJANA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”

    (Al-Insyirah: 5)

    “Lakukanlah sesuatu sebelum lima perkara; muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya

    sebelum miskin, lapang sebelum sempit, dan hidup sebelum mati”

    (Al-Hadist)

    “Jika kamu tidak dapat menahan lelahnya belajar atau mencari ilmu, maka kamu harus

    sanggup menahan perihnya kebodohan”

    (Imam Syafi’i)

    “Menjaga Iman untuk Menjaga Hidup”

    (Bidah Sariyati)

  • v

    PERSEMBAHAN

    Bapak Tasriyanto sebagai seorang ayah yang selalu mendukung dan mendo’akan

    putrinya dalam meraih impian untuk masa depan. Sehingga pendidikan S2 ini

    dapat diselesaikan dengan lancar. Ibunda Yantiyah (Almh) semoga Allah

    memberikan tempat yang terbaik untuk Ibunda disana. ☺ Kakak-kakak dan adik

    yang senantiasa mendukung penulis dalam setiap proses menimba ilmu. Semoga

    sehat selalu dan dalam lindungan Allah.

  • vi

    PRAKATA

    Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah yang maha Pengasih

    lagi Maha Penyanyang. Karena atas ridha-Nya tesis yang berjudul “Analisis Distribusi

    Zakat, Infak Dan Sedekah Dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19 Perspektif

    Maqashid syariah (Studi Kasus Baznas Republik Indonesia) ” dapat diselesaikan

    dengan baik.

    Penulisan tesis ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh

    gelar strata dua (S2) dalam Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Salatiga. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis

    ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan

    bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan

    kepada:

    1. Prof. Zakiyyudin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    2. Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.Ag., M.A. selaku Direktur Pascasarjana Institut

    Agama Islam Negeri Salatiga.

    3. Dr. Ahmad Mifdlol M. Lc., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pascasarjana Ekonomi

    Syariah.

    4. Dr. Mochlasin, M. Ag. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan

    waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan

    dalam penyusunan tesis ini.

    5. Hammam, Ph.D. yang telah membantu baik materil maupun non materil kepada

    penulis dalam menempuh pendidikan S2. Semoga Allah memberikan balasan

    terbaik dan memudahkan segala urusan Bapak Hammam Sekeluarga.

    6. Seluruh dosen Pascasarjana fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama

    Islam Negeri Salatiga yang telah mentransformasikan ilmunya kepada kami

    sebagai mahasiswa yang membutuhkan bimbingan dan arahan dalam setiap

    langkah menempa proses menjadi insan yang berilmu. Semoga menjadi amal

    jariyah bagi bapak dan ibu dosen semua.

  • vii

    7. Lazismu yang mendukung penulis dalam proses studi S2. Baznas Jawa Tengah

    yang telah memberikan beasiswa kepada penulis dalam menempuh pendidikan

    pascasarjana.

    8. Teman-teman program Pascasarjana Ekonomi Syariah angkatan 2018 yang selalu

    memberikan semangat dalam menyelesaikan amanah pendidikan. Semoga Allah

    mudahkan dan lancarkan proses akhir pendidikan teman-teman semua. Love you

    all.

    9. Teman-teman asrama IMMawati dan Baiti Jannati yang selalu menemani dan

    mensupport dalam proses menimba ilmu di IAIN Salatiga.

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tesis ini masih terdapat kekurangan

    dan keterbatasan. Sehingga penyusunan tesis ini jauh dari kesempurnaan, akan

    tetapi penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada

    mereka yang membacannya.

    Salatiga, 27 Oktober 2020

    Penulis

    ttd

    Bidah Sariyati

  • viii

    ABSTRAK

    Sariyati, Bidah. 2020. Analisis Distribusi Zakat, Infak dan Sedekah Dalam

    Penanggulangan Pandemi Covid-19 Perspektif Maqashid syariah (Studi

    Kasus BAZNAS Republik Indonesia). Program Pascasarjana Institut

    Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Mochlasin, M. Ag.

    Kata kunci: Distribusi, Zakat, Maqashid syariah

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meluasnya pandemi Covid-19 diberbagai

    negara khususnya Indonesia yang memberikan dampak buruk terhadap tatanan

    negara. Dampak tersebut meliputi bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan

    keagamaan. Dalam penanganan dampak Covid-19 dibutuhkan kerjasama pemerintah

    dengan elemen masyarakat terutama lembaga pengelola zakat sebagai lembaga

    pengelola dana sosial.

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana mekanisme pendistribusian

    ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Dan peran ZIS dalam penanggulangan

    pandemi Covid-19 kepada masyarakat terdampak. Serta distribusi ZIS dalam

    penanggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia Perspektif

    maqashid syariah.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mekanisme distribusi ZIS pada masa

    pandemi ditambah dengan melaksanakan anjuran protokol kesehatan. Distribusi ZIS

    pada Baznas RI berperan sebagai solusi yang dihadapi oleh mustahik yang berada

    pada kondisi yang sulit. Distribusi ZIS pada masa pandemi diwujudkan dalam

    bermacam-macam program yang masuk dalam kategori maqashid syariah yaitu

    menjaga agama, jiwa, akal, dan harta.

  • ix

    ABSTRACT

    Sariyati, Bidah. 2020. Analysis of the Zakat, Infaq and Alms Distribution in Handling

    the Covid-19 Pandemic from the Perspective of Maqashid (Case Study of the

    Republic of Indonesia BAZNAS). Postgraduate Program of the Salatiga State

    Islamic Institute. Advisor: Dr. Mochlasin, M. Ag.

    Keywords: Distribution, Zakat, Maqashid sharia

    This research was motivated by the spread of the Covid-19 pandemic in some countries,

    especially Indonesia, which had a negative impact on the state structure. These impacts

    consist of the economic, educational, health, social and religious sectors. In handling

    the impact of Covid-19, government should have cooperation with the elements of

    society, especially zakat management institutions, as managers of social funds.

    The purpose of this study was to find out how the distribution of ZIS in the

    response to the Covid-19 pandemic. And the role of ZIS in tackling the Covid-19

    pandemic to the affected communities. As well as the distribution of ZIS in the

    response to the Covid-19 pandemic at the BAZNAS of the Republic of Indonesia from

    the perspective of maqashid sharia. The method used in this research is qualitative with

    case studies at Baznas Republic of Indonesia.

    The results showed that the ZIS distribution mechanism during the pandemic

    carried out the recommended health protocols. The distribution of ZIS at Baznas

    Republic of Indonesia acts as a solution presented by mustahik who are in difficult

    conditions. The distribution of ZIS during a pandemic is manifested in a variety of

    programs that fall into the maqashid sharia category, namely protecting religion, soul,

    mind and property.

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ............................................................................................................... i

    Halaman Pengesahan ................................................................................................... ii

    Halaman Pernyataan .................................................................................................... iii

    Motto ........................................................................................................................... iv

    Persembahan ................................................................................................................ v

    Prakata ......................................................................................................................... vi

    Abstrak ...................................................................................................................... viii

    Daftar Isi ....................................................................................................................... x

    Daftar Tabel ............................................................................................................... xii

    Daftar Gambar ........................................................................................................... xiii

    Daftar Lampiran ........................................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

    A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4

    C. Signifikansi Penelitian .................................................................................................... 4

    D. Metode Penelitian............................................................................................................ 6

    E. Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 8

    BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................. 10

    A. Penelitian Terdahulu ..................................................................................................... 10

    B. Kerangka Teori.............................................................................................................. 13

    C. Kerangka Pemikiran ...................................................................................................... 20

    BAB III PROFIL BAZNAS REPUBLIK INDONESIA ........................................................ 23

    A. Deskripsi Data ............................................................................................................... 23

    1. Sejarah Berdirinya BAZNAS .................................................................................... 23

    2. Visi dan Misi .............................................................................................................. 24

    3. Nilai BAZNAS .......................................................................................................... 25

    4. Kebijakan Mutu BAZNAS ........................................................................................ 25

    5. Kebijakan Mutu BAZNAS ........................................................................................ 26

    6. Fungsi BAZNAS ........................................................................................................ 27

    7. Kewenangan BAZNAS .............................................................................................. 28

    8. Struktur Organisasi .................................................................................................... 28

    B. Manajemen Pengelolaan Zakat ..................................................................................... 29

    BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................................... 32

  • xi

    A. Mekanisme pendistribusian ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia ....................................................................................... 32

    B. Peran ZIS dalam penaggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia kepada masyarakat terdampak ....................................................................................... 35

    C. Distribusi ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia Perspektif maqashid syariah ......................................................................... 38

    BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 45

    A. Simpulan ....................................................................................................................... 45

    B. Saran .............................................................................................................................. 45

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 46

    LAMPIRAN ............................................................................................................................ 53

    BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................................ 54

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    4.1. Program Pendistribusian ZIS Aspek Menjaga Jiwa ............................................ 38

    4.2. Program Pendistribusian ZIS Aspek Menjaga Harta .......................................... 40

    4.3. Program Pendistribusian ZIS Aspek Menjaga Akal ........................................... 41

    4.4. Program Pendistribusian ZIS Aspek Menjaga Agama ....................................... 42

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1. Bagan Kerangka Pemikiran ................................................................................ 22

    3.1. Struktur Kepengurusan Baznas Republik Indonesia .......................................... 27

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Pedoman Wawancara .......................................................................................... 54

    2. Surat Ijin Penelitian ............................................................................................. 59

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada saat ini dunia berada dalam kondisi tatanan negara yang tidak

    teratur dan kacau dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya yaitu;

    ekonomi, pendidikan, kesehatan, keagamaan dan sosial budaya. Kondisi

    tersebut terjadi karena adanya pandemi Covid-19 yang berawal dari laporan

    oleh Komisi kesehatan Republik Wuhan pada bulan Desember 2019.

    Merebaknya virus corona menyebabkan kematian kepada penderita dengan

    proses virus yang inkubasi dalam tubuh manusia selama 14 hari.1

    Virus corona yang terjadi di Indonesia mengalami trend kasus positif

    yang meningkat meski disisi lain terdapat pasien yang dinyatakan sembuh.

    Pada saat ini 17 September 2020 kasus positif di Indonesia sebesar 233 ribu

    kasus dengan 157 ribu dinyatakan sembuh dan 9.222 ribu meninggal dunia.

    Sebagai upaya pemutusan rantai penularan Covid-19. Pemerintah menetapkan

    status darurat kesehatan masyarakat kemudian diiringi dengan keluarnya

    peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). PSBB memiliki tujuan

    untuk memberikan jaminan bahwa rantai penularan Covid-19 dapat diputus

    dengan adanya sinergi dari masyarakat untuk disiplin tidak melakukan

    mobilisasi sosial untuk kegiatan yang tidak diperlukan.2

    1 Dwi Hadya Jayani, “Asal Usul Virus Corona Masuk Indonesia,” Katadata.co.id, Mei 2020. 2 Puteranegara Batubara, “Pemerintah Ungkap Tujuan dan Manfaat Status PSBB di Jakarta,”

  • 2

    Virus corona selain menyebabkan kematian juga berdampak

    negatif bagi perekonomian negara, adanya kebijakan pemerintah dalam

    merespon Covid-19 salah satunya dengan cara menerapkan aturan PSBB

    sebagai upaya menekan kemungkinan penularan Covid-19, akan tetapi

    PSBB berdampak pada laju jual beli masyarakat sehingga mengancam

    sistem perekonomian masyarakat.3

    Ada tiga dampak besar yang disebabkan oleh virus Covid-19 bagi

    perekonomian Indonesia. Dampak yang pertama yaitu menurunnya

    konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat dalam waktu yang lama.

    Dampak yang kedua yaitu adanya ketidakpastian yang berkepanjangan

    sehingga investasi ikut melemah dan berimplikasi pada berhentinya

    UMKM. Dampak yang ketiga yaitu ekonomi dunia yang mengalami

    pelemahan sehingga berakibat pada turunnya harga komoditas dan ekspor

    Indonesia ke beberapa negara terhenti.4 Kondisi yang sulit tersebut

    dirasakan oleh 215 negara karena darurat kesehatan dan adanya tekanan

    ekonomi yang berdampak pada sisi permintaan, suplai hingga produksi

    yang kemudian mengakibatkan resesi yang sudah terjadi di berbagai

    negara.5

    Okezone, n.d., Selasa 07 April 2020 edition.

    3 May Riski Belina Sukoco, “Efek Samping Urgensi Corona Terhdap Ekonomi,” Suara.Com,

    March 27, 2020. 4 Zuraya Nidia, “Tiga DAmpak Besar Pandemi Covid-19 Bagi Ekonomi RI,” Republika.com,

    July 15, 2020. 5 Danang Sugianto, “Begini Dasyatnya Efek Corona Ke Ekonomi,” Detikfinance, June 16,

    2020.

  • 3

    Wabah Covid-19 yang tengah merebak di berbagai negara

    khususnya di Indonesia tidak dapat diselesaikan hanya mengandalkan

    kebijakan pemerintah. Kerjasama yang solid diperlukan antara pemerintah,

    masyarakat, lembaga pengelola dana ZIS dan lembaga wakaf dalam

    memanfaatkan ZISWAF dengan maksimal agar memberikan kontribusi

    dalam penanganan dampak Covid-19.6 Keuangan sosial Islam sangat

    penting dan strategis karena telah banyak membantu kesulitan masyarakat

    sehingga pengelola zakat ibarat shelter kemanusiaan ditengah wabah

    Covid-19. Kondisi negara yang memprihatinkan akibat Corona mendorong

    Menteri Agama mengeluarkan surat edaran Nomor 8 Tahun 2020 tertanggal

    9 April 2020 tentang Percepatan Pembayaran dan Pendistribusian Zakat

    Serta Optimalisasi Wakaf Sebagai Jaring Pengaman Sosial Dalam Kondisi

    Darurat Kesehatan Covid-19.7

    Adapun MUI menetapkan fatwa Nomor 23 Tahun 2020 tentang

    Pemanfaatan harta Zakat, Infak, sedekah guna Penanggulangan Wabah

    Covid-19 dan dampak yang ditimbulkannya. Pemanfaatan zakat

    mengandung beberapa ketentuan yaitu, pendistribusian zakat produktif

    dalam bentuk tunai atau barang untuk stimulasi kegiatan sosial ekonomi

    fakir miskin yang terdampak Covid-19. Ketentuan lain adalah pemanfaatan

    6 Megar, “Peran Zakat, Infak, Sedekah, Dan Wakaf Di Kala Pandemi Covid-19,” Viva.Co.Id,

    n.d., 26 Mei 2020 edition. 7 Hafil Muhammad, “Pengelola Zakat Banyak Bantu Atasi Masalah Covid-19,”

    Republika.Co.Id, n.d., 16 April 2020 edition.

  • 4

    yang diwujudkan dalam bentuk aset kelolaan atau layanan bagi

    kemaslahatan umum dan diutamakan kepada mustahiq, contohnya

    kebutuhan pokok, penyediaan APD, disinfektan dan obat-obatan yang

    dibutuhkan oleh relawan yang bertugas dalam penangulangan Covid-19.8

    Penyusunan fatwa tersebut sebagai solusi menanggulangi Covid-

    19 yang saat ini tengah dihadapi oleh umat dan bangsa. Zakat dalam

    mengupayakan dampak Covid-19 menfokuskan pendayagunaan dan

    pendistribusian pada program penyaluran khusus dan pengamanan existing

    program. Penyaluran zakat menjadi solusi dimasa pandemi yang diberikan

    kepada masyarakat terdampak baik muslim maupun non muslim.9

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana mekanisme pendistribusian ZIS dalam penanggulangan pandemi

    Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia?

    2. Bagaimana peran ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada

    BAZNAS Republik Indonesia kepada masyarakat terdampak?

    3. Bagaimana distribusi Zakat dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada

    BAZNAS Republik Indonesia Perspektif maqashid syariah?

    C. Signifikansi Penelitian

    8 “MUI Terbitkan Fatwa Zakat-Sedekah untuk Penanggulangan Corona,” CNN Indonesia, April

    24, 2020. 9 Dwi Aditya Putra, “Upaya Baznas Bantu Pemerintah Tangani Corona Covid-19,”

    Liputan6.Com, n.d., 12 April 2020 edition.

  • 5

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian yang dilakukan oleh

    penulis sebagai berikut:

    a. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pendistribusian ZIS dalam

    penanggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS Republik

    Indonesia.

    b. Untuk mengetahui bagaimana peran ZIS dalam penanggulangan

    pandemi Covid-19 oleh BAZNAS Republik Indonesia kepada

    masyarakat terdampak

    c. Untuk mengetahui distribusi Zakat dalam penanggulangan pandemi

    Covid-19 pada BAZNAS Republik Indonesia Perspektif maqashid

    syariah.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Penelitian ini dapat bermanfaat menjadi referensi sebagai khasanah

    keilmuan bagi steakholder khususnya yang berkaitan dengan Distribusi

    Zakat.

    b. Sebagai sarana memberikan rekomendasi kepada Badan Amil Zakat

    Nasional dalam manajemen pengelolaan zakat yang bertujuan

    pemerataan distribusi zakat kepada mustahik guna peningkatan

    kesejahteraan masyarakat.

    c. Sebagai sumbangsih terhadap dunia keilmuan tentang pengelolaan

    zakat baik dari penghimpunan dan pentasyarufan.

  • 6

    D. Metode Penelitian

    a. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus (case studies). Studi kasus

    merupakan penelitian yang mendalam dalam waktu tertentu tentang

    individu, satu kelompok, satu organisasi dan satu program kegiatan maupun

    lainnya. Dalam penelitian ini Baznas menjadi bagian dari organisasi yang

    menjadi objek penelitian.10

    b. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di BAZNAS Republik Indonesia karena

    BAZNAS sebagai badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh

    pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang

    memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakar, infak dan

    sedekah pada tingkat nasional. Peran BAZNAS diperkuat kembali dengan

    adanya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

    Penelitian dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2020 dengan

    mengumpulkan data sekunder dan wawancara secara langsung kepada pihak

    BAZNAS Republik Indonesia.

    c. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

    wawancara terstruktur yaitu peneliti telah menyiapkan pertanyaan-

    10 Danu Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik

    (Yogyakarta: Calpulis, 2015).

  • 7

    pertanyaan yagn telah disiapkan kepada pihak BAZNAS Republik

    Indonesia. Untuk instrumen pengumpulan data menggunakan data primer

    dan sekunder. Data primer yaitu data yang didapatkan melalui wawancara

    dan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari web lembaga Baznas

    Republik Indonesia.

    d. Teknik Analisis Data

    Data yang telah diperoleh dianalisis secara kualitatif. Data tersebut

    berupa data sekunder dan wawancara secara langsung kepada Baznas

    Republik Indonesia. Untuk menganalis data dilakukan tahapan sebagai

    berikut.

    a. Pengumpulan informasi

    Pengumpulan informasi diperoleh melalui wawancara dan data

    yang telah tersedia untuk kemudian dilakukan pemilahan data yang

    digunakan sebagai bahan penelitian.

    b. Reduksi data

    Mereduksi data bermakna merangkum, memilih inti pokok yang

    dianggap penting sehingga data yang peroleh oleh peneliti

    memberikan gambaran yang jelas sehingga mudah untuk

    dikumpulkan.11

    c. Penyajian data

    11 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2012).

  • 8

    Dalam penelitian kualitatif penyajian data adalah proses

    pengumpulan informasi yang berdasarkan kategori atau

    pengelompokan- pengelompokan yang diperlukan baik dalam

    bentuk uraian singkat, bagan, flowchart dan lainnya.

    d. Verifikasi data

    Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan proses perumusan

    makna dari hasil penelitian yang diungkapkan dengan kalimat yang

    mudah dipahami dengan melakukan peninjauan mengenai

    kebenaran dari penyimpulan penelitian.12

    E. Sistematika Penulisan

    Tesis disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

    Bab pertama, pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

    tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika

    penulisan.

    Bab kedua, kajian pustaka, kerangka teori

    Bab ketiga, berisi tentang mengenai profil dan manajemen pengelolaan zakat,

    infak dan sedekah oleh BAZNAS Republik Indonesia

    Bab keempat, bab ini memaparkan tentang hasil penelitian lapangan yang

    berhubungan dengan pendistribusian dana ZIS dalam penanggulangan

    Pandemi Covid-19 Perspektif maqashid syariah

    12 Eko Agustinova, Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.

  • 9

    Bab kelima, memaparkan kesimpulan dan saran yang disertai dengan daftar

    pustaka dan lampiran-lampiran.

  • 10

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Penelitian Terdahulu

    Penelitian Cicik dan A’rasy (2019) bertujuan untuk mengetahui

    efektivitas pendayagunaan zakat produktif pada pemberdayaan ekonomi

    mustahik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pendayagunaan zakat

    produktif pada pemberdayaan ekonomi mustahik disalurkan dalam program

    pemberian bantuan modal usaha, pemberian pelatihan ketrampilan kerja, dan

    pemberian bantuan alat kerja. Sedangkan hasil dari pengukuran efektivitas

    dengan teori Ni Wayan Budiani menunjukkan pada indikator ketepatan

    sasaran program sudah efektif.13

    Penelitian Ahmad (2017) bertujuan untuk mengetahui efektivitas zakat

    produktif dalam pemberdayaan ekonomi mustahik. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa indikator ketepatan sasaran program dan pemantauan

    program telah efektif.14

    Penelitian Ahmed dkk (2018) bertujuan untuk mengetahui peran

    efektivitas system zakat sebagai instrument dalam membantu orang miskin

    dan yang membutuhkan guna membangun ketahanan masyarakat terhadap

    13 Cicik Indriati and A’rasy Fahrullah, “Efektivitas Pendayagunaan Zakat Produktif pada

    Pemberdayaan Ekonomi di Baznas Provinsi Jawa Timur” 2 (2019): 8. 14 Ahmad Nashiruddin Savid, “Efektifitas Zakat Produktif dalam Pemberdayaan Ekonomi

    Mustahik: Studi Pendahuluan Pada Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Gresik,” FALAH: Jurnal

    Ekonomi Syariah 2, no. 1 (February 2, 2017): 90.

  • 11

    bencana di Mesir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bencana memiliki

    dampak besar pada orang miskin dan membutuhkan sehingga zakat menjadi

    sumber daya penting yang dapat digunakan secara khusus untuk membangun

    ketahanan masyarakat miskin terhadap bencana.15

    Penelitian Fadilah dan Sukma (2016) bertujuan untuk mengetahui

    efektivitas program pendistribusian dana zakat di BAZNAS Kota Bogor. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa pendistribusian sudah efektif berdasarkan olah

    data dengan metode analisis customer statisfaction index dan diperoleh hasil

    sebesar 75,63.16

    Penelitian Muhamad dkk (2018) bertujuan untuk mengkaji presepsi

    asnaf dan efektivitas penyaluran zakat kepada asnaf fi sabilillah yang

    dilaksanakan oleh Unit Zakat, Islamic Center, Universiti Teknologi Malaysia

    (UTM). Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa UTM yang telah

    menerima Zakat untuk meringankan beban mahasiswa. Hasil peenelitian

    menunjukkan bahwa distribusi zakat untuk fi sabilillah berada pada posisi

    yang tepat.17

    15 Ahmed Esawe, Karimt Esawe, and Narges Esawe, “Using Zakat to Build the Resilience of

    Communities to Disasters: Evidence from Egypt,” SSRN Electronic Journal, 2018. 16 Arief Fadilah and Ating Sukma, “Efektifitas Program Pendistribusian Dana Zakat di Badan

    Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bogor,” JURNAL SYARIKAH : JURNAL EKONOMI ISLAM 2, no.

    2 (December 1, 2016). 17 Nasrul Hisyam Nor Muhamad et al., “Zakat Distribution to Fi Sabilillah Asnaf in Higher

    Education Institutions: Universiti Teknologi Malaysia Experience,” International Journal of Academic

    Research in Business and Social Sciences 8, no. 9 (September 18, 2018): Pages 138-149.

  • 12

    Penelitian Efendi (2017) bertujuan untuk mengetahui pendistribusian

    zakat di yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM-BRI) Kanwil

    Medan Terhadap Korban Bencana Erupsi Sinabung. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa pendistribusian zakat lebih diutamakan kepada korban

    bencana alam yang memenuhi kriteria asnaf dan berada dilingkungan terdekat

    dengan tempat muzaki.18

    Penelitian Hapsari dan Abidin (2016) bertujuan menyelidiki

    bagaimana pengelolaan zakat oleh Penyelenggara Dana Zakat Kabupaten

    Bangakalan dalam kerangka maqashid al shariah. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa penyaluran zakat oleh Penyelenggara Dana Zakat (ZFO)

    Bangkalan telah sesuai dengan kerangka maqashid shariah.19

    Penelitian Afifudin dkk (2020) bertujuan untuk mengetahui bagaimana

    peran lembaga amil zakat terhadap penggunaan dana zakat pada korban Covid-

    19 dalam Perspektif maqashid syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    penggunaan dana zakat untuk penanganan Covid-19 telah sesuai dengan

    maqashid syariah karena memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi korban

    yang terdampak Covid-19 terutama pada bidang ekonomi .20

    Berdasarkan uraian di atas maka perbedaan penelitian penulis dengan

    18 Dedy Efendi, “Pendistribusian Zakat di Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM-

    BRI) Kanwil Medan Terhadap Korban Bencana Erupsi Sinabung” 1, no. 1 (2017): 21. 19 Meri Indri Hapsari and Zainal Abidin, “Zakat Distribution in Maqasid Al-Shariah

    Framework,” no. 2 (2016): 11. 20 Afifuddin Kadir et al., “Pengunaan Dana Zakat pada Korban Covid-19 Perspektif Maqashid

    syariah” 1 (2020): 10.

  • 13

    penelitian sebelumnya yaitu terletak pada metode penelitian dan variabel yang

    digunakan sehingga judul penelitian ini yaitu Analisis Distribusi Zakat, Infak

    dan Sedekah Dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19 Perspektif Maqashid

    syariah (Studi Kasus Baznas Republik Indonesia).

    B. Kerangka Teori

    1. Distribusi

    Konsep distribusi kekayaan dalam Islam berbeda dengan

    kapitalisme dan sosialisme. Karena Islam sesuai dengan al-Qur’an yang

    mengandung nilai-nilai moral dan etika. Kemanusiaan, simpati, pengampun

    dan kedermawanan dan amal.21 Zarqa memaknai distribusi sebagai transfer

    pendapatan atau kekayaan yang dilakukan oleh individu menggunakan cara

    pertukaran melalui pasar atau dengan cara lain yaitu warisan, sedekah dan

    zakat.

    Menurut Mannan distribusi dibagi menjadi dua yaitu distribusi

    kekayaan dan distribusi pendapatan. Distribusi pendapatan yang

    dimaksudkan disini ialah pemanfaatan faktor produksi seperti upah, laba

    dan sewa. Sedangkan distribusi kekayaan ialah distribusi untuk mengurangi

    kesenjangan antara kaya dan miskin melalui zakat.22

    Pendistribusian zakat di Indonesia diatur dalam Undang-Undang no

    21 Sulaiman D Muhammad et al., “Distribution of Wealth an Islamic Perspective: Theoretical

    Consideration,” 2013, 7. 22 Atok Syihabuddin, “Etika Distribusi Dalam Ekonomi Islam,” Al-Qanun: Jurnal Pemikiran

    dan Pembaharuan Hukum Islam 20, no. 1 (February 21, 2018): 77–103.

  • 14

    23 tahun 2011 pasal 25 dan 26. Pasal 25 mengatur bahwa zakat wajib

    didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam. Pasal 26

    menjelaskan bahwa pendistribusian dilakukan berdasarkan skala prioritas

    dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan.23

    Distribusi zakat dalam Islam terdapat dalam Qs. At-Taubah: 60. Dalam ayat

    tersebut distribusi zakat ditentukan kepada delapan asnaf yaitu fakir

    miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, fisabilillah dan ibnu sabil.24 Ketentuan

    tersebut menjadi hak mutlak untuk diimplementasikan karena telah diatur

    oleh dalil al-Qur’an yang merupakan pedoman utama hidup manusia.

    Islam melarang perbuatan menimbun harta karena cenderung

    menimbulkan dampak sosial di masyarakat. Oleh karena itu, adanya

    larangan tersebut menjadikan distribusi kekayaan dan pendapatan

    hendaknya dilakukan secara adil yang mesti didorong oleh saling sinerginya

    antara pemerintah dengan masyarakat.

    Distribusi kekayaan dan pendapatan dalam Islam guna

    meminimalkan kesenjangan ekonomi sebagaimana yang ditimbulkan oleh

    teori distribusi kapitalis yang memberikan kebebasan memiliki harta dan

    kebebasan berusaha mendapatkannya oleh individu maupun kelompok

    23 Pemerintah Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang

    Pengelolaan Zakat, n.d. 24 Arif Wibowo, “Distribusi Zakat dalam Bentuk Penyertaan Modal Bergulir Sebagai

    Accelerator Kesetaraan Kesejahteraan,” JURNAL ILMU MANAJEMEN 12, no. 2 (April 1, 2015): 28–

    43.

  • 15

    dengan cara yang dzalim. Islam memberikan batasan dalam memperoleh

    harta agar memperhatikan adanya keadilan yang dirasakan oleh individu

    masyarakat.25 Konsep distribusi ialah peningkatan dan pembagian hasil

    kekayaan agar sirkulasi kekayaan dapat ditingkatkan. Dengan demikian

    kekayaan akan merata sehingga tidak dimiliki oleh individu maupun

    golongan tertentu.26

    2. Maqashid syariah

    Menurut bahasa maqashid syariah terdiri dari dua kata yaitu

    maqashid dan syariah. Maqashid bermakna tujuan dan Syariah berarti jalan

    menuju air. Inti dari maqashid syariah adalah untuk mendapatkan manfaat

    dan menolak mudharat karena tujuan pendirian hukum dalam Islam.27

    Maqashid syariah dapat dimaknai pula dengan tujuan atau sasaran yang

    merujuk pada hukum Islam. Menurut istilah maqashid syariah merupakan

    nilai-nilai dan sasaran hukum yang tersirat dalam hukum-hukumnya.28

    Karena tanpa adanya hukum atau ketentuan syariah akan terjadi kekacauan

    dalam tatanan kehidupan manusia baik pada bidang agama, ekonomi dan

    soial budaya.

    Maqashid syariah terdiri dari lima dasar yaitu; menjaga agama

    25 Moh Holis, “Sistem Distribusi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” no. 2 (2016): 14. 26 Madnasir Madnasir, “Distribusi dalam Sistem Ekonomi Islam,” Muqtasid: Jurnal Ekonomi

    dan Perbankan Syariah 2, no. 1 (July 1, 2011): 57. 27 Hapsari and Abidin, “Zakat Distribution in Maqasid Al-Shariah Framework.” 28 Naerul Edwin Kiky Aprianto, “Konsep Harta dalam Tinjauan Maqashid syariah,” Journal of

    Islamic Economics Lariba 3, no. 2 (2017): 10.

  • 16

    (hifz al din), menjaga jiwa (hifz nafs), menjaga akan (hifz al-aql), menjaga

    keluarga (hifz an-nasb) dan menjaga kekayaan (hifz al-maal).29 Para ulama

    ushul fiqh sepakat bahwa maqashid syariah merupakan tujuan–tujuan

    akhir yang harus terealisasi dengan diimplementasikanya syariat demi

    kebaikan dunia hingga akhirat.30 Maqashid syariah mencakup kebutuhan

    material, moral dan spiritual yang dibutuhkan oleh manusia sehingga

    konsep tersebut berbeda dengan barat yang hanya fokus pada aspek

    materi.31

    Menurut Ghazali maqashid syariah merupakan promosi akan

    kesejahteraan rakyat karena adanya perlindungan lima dasar kebutuhan

    manusia. Lima dasar maqashid syariah tidak dapat dipisahkan karena

    saling bergantung dan memiliki peran yang saling mendukung. Meskipun

    dalam jangka pendek memiliki kepentigan yang berbeda akan tetapi dalam

    jangka panjang kelima maqashid syariah tersebut penting.32

    Konsep kebutuhan manusia sesuai maqashid syariah dibagi

    menjadi tiga yaitu; daruriyyat, hajjiyat dan tahsiniyyat. Daruriyyat dibagi

    29 Maheran Zakaria, “The Influence of Human Needs in the Perspective of Maqasid Al-

    Syari’ah on Zakat Distribution Effectiveness,” Asian Social Science 10, no. 3 (January 27, 2014): p165. 30 Ali Mutakin, “Teori Maqâshid Al Syarî’ah dan Hubungannya dengan Metode Istinbath

    Hukum” 19, no. 3 (2017): 24. 31 Ataina Hudayati and Achmad Tohirin, “A Maqasid and Shariah Enterprises Theory-Based

    Performance Measurement for Zakat Institution,” International Journal of Zakat 4, no. 2 (December 16,

    2019): 101–10. 32 Mehmet Asutay and Astrid Fionna Harningtyas, “Developing Maqasid Al-Shari’ah Index to

    Evaluate Social Performance of Islamic Banks: A Conceptual and Empirical Attempt,” International

    Journal of Islamic Economics and Finance Studies 1, no. 1 (2015): 60.

  • 17

    menjadi lima dasar yang dianggap penting bagi kehidupan manusia. Lima

    dasar tersebut yaitu perlindungan agama, jiwa, harta, akal dan keturunan.

    Hajjiyat merupakan kebutuhan sekunder yang jika tidak terpenuhi akan

    menyebabkan masalah bagi manusia tetapi tidak berpengaruh terhadap

    keberadaan manusia. Contoh dari kebutuhan hajjiyat yaitu transaksi jual

    beli. Tahsiniyyat yaitu kebutuhan tersier atau pelengkap yang memberikan

    kemudahan dan kenyaman untuk kehidupan manusia. Contohnya transaksi

    bisnis online.33

    3. Zakat

    Zakat secara harfiah memiliki dua makna, makna yang pertama

    yaitu “memurnikan” dan “membersihkan” dalam arti bahwa zakat sebagai

    ibadah yang dapat memurnikan hati bagi yang menunaikannya dengan

    menghilangkan sifat kikir semata-mata mengharap ridha Allah. Makna

    kedua, zakat berarti “kesuburan” dan “pertumbuhan” yang bermakna bahwa

    pembayaran zakat dirancang untuk menfasilitasi pertumbuhan kekayaan

    dan semangat diantara para pembayar zakat.34

    Zakat sebagai bentuk dari ibadah yang tidak hanya memberikan

    kebaikan kepada diri sendiri akan tetapi menebar manfaat kepada sesama

    33 Umi Cholifah, “Islam in Digital Age: The Application of Maqāsid as-Syari’ah on Digital

    Zakat,” Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya 4, no. 1 (June 30, 2019): 101–12. 34 Fahami Muhammad Anis and Salina H. Kassim, “Effectiveness of Zakat-Based Programs on

    Poverty Alleviation and Economic Empowerment of Poor Women: A Case Study of Bangladesh,”

    Journal of Islamic Monetary Economics and Finance 1, no. 2 (February 29, 2016): 229–58.

  • 18

    yang membutuhkan. Zakat sebagai instrumen pembangunan ekonomi Islam

    memberikan dampak yang luar biasa terhadap sektor-sektor permasalahan

    negara, seperti mengentaskan kemiskinan, memberikan fasilitas pendidikan

    yang layak demi melaksanakan amanah undang-undang untuk

    mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program-program pendistribusian

    zakat. Program zakat didistribusikan dalam sektor pendidikan, ekonomi,

    sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Sejalan dengan amanah UU tentang

    keadilan sosial maka adanya zakat dalam Islam sebagai alat untuk mencapai

    terwujudnya maqashid syariah.

    Menurut Ryandono (2008) zakat adalah salah satu cara

    mendistribusikan harta dalam suatu perekonomian dari mereka yang

    mempunyai harta berlebih kepada mereka yang kekurangan harta. Zakat

    memberikan dampak yang baik pada sistem perekonomian seperti

    menyempitnya kesenjangan ekonomi, membangun persaudaraan antar

    pelaku ekonomi untuk mencapai falah.35

    Menurut az-Zuhaili (2005) zakat secara bahasa berasal dari akar kata

    bahasa arab zaka-yazku-zakaatan yang bermakna an-nuwuw wa az-

    ziyadah, bertambah, berkah, tumbuh, bersih dan baik.36 Menurut Yusuf

    35 Tika Widiastuti and Suherman Rosyidi, “Model Pendayagunaan Zakat Produktif oleh

    Lembaga Zakat dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq” 1, no. 1 (2015): 14. 36 Ahmad Atabik, “Manajemen Pengelolaan Zakat yang Efektif di Era Kontemporer” 2, no. 1

    (2015): 23.

  • 19

    Qardawi kata zakat berdasar yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik.37

    Sedangkan pengertian zakat menurut Didin Hafidhudidin secara bahasa

    mempunyai beberapa makna, yaitu al-barakatu ‘keberkahan’, al-namaa

    ‘pertumbuhan dan perkembangan’. Ath-thaharatu kesucian, dan ash-

    shalahu ‘keberesan’. Adapun secara istilah menurut para ulama zakat

    merupakan bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang Allah

    mewajibkan kepada yang memiliki harta agar diserahkan kepada yang

    berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.38

    Jika ditarik kesimpulan dari pengertian tersebut, maka zakat

    dimaknai sebagai bagian harta yang wajib dikeluarkan yang tumbuh dan

    berkembang serta mensucikan.

    Menurut UU tentang pengelolaan zakat no 23 tahun 2011. Zakat

    diartikan sebagai harta yag wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau

    badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai

    dengan ketentuan syariat.39 Zakat merupakan instrumen terpenting dalam

    pembangunan ekonomi Islam. Zakat sebagai simbol penghambaan seorang

    hamba kepada Tuhan nya.

    Islam tidak menghendaki adanya masyarakat yang miskin atau tidak

    terpenuhinya kebutuhan primernya seperti sandang, pangan, papan,

    37 Ali Ridlo, “Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam” 7, no. 1 (2014): 19. 38 Didin Hafidudin, Zakat Dalam Perekonomian Modern (Gema Insani, 2002). 39 Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

    Zakat.

  • 20

    kesehatan dan pendidikan yang layak. Sehingga seorang muslim dalam

    Islam tidak diajarkan untuk meminta-minta akan tetapi dituntut untuk

    berkerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.40

    C. Kerangka Pemikiran

    Musibah bencana Covid-19 yang meluas di berbagai negara di dunia

    menjadi hal yang urgent untuk diperhatikan. Semua elemem masyarakat baik

    lembaga maupun individu turut serta dalam penanggulangan Covid-19. Salah

    satu lembaga yang berperan dalam membantu mengatasi dampak Covid-19

    yaitu lembaga sosial seperti Baznas dan Laz. Lembaga zakat mendistribusikan

    dana ZIS yang telah dihimpun untuk disalurkan kepada penerima manfaat

    khususnya masyarakat terdampak Covid-19.

    Pendistribusian Zakat telah diatur dalam Qs. At-Taubah:60 Allah

    berfirman dalam Qs. at-Taubah: 60 sebagai berikut:

    َها َوٱْلُمَؤلمَفِة قُ ُلوُُبُْم َوِِف ٱلر ِقَاِب ِمِلنَي َعَلي ْ ِكنِي َوٱْلعََٰ َا ٱلصمَدقََُٰت ِلْلُفَقَرٓاِء َوٱْلَمسََٰ َوٱْلغََٰرِِمنَي ِإَّنمُ َعِليٌم َحِكيمٌ ۗ َوٱَّللم َوِِف َسِبيِل ٱَّللِم َوٱْبِن ٱلسمِبيِلۖ َفرِيَضًة مِ َن ٱَّللِم

    “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

    orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,

    untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan

    Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu

    ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

    40 Kutbuddin Aibak, “Zakat Dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah,” Ahkam: Jurnal Hukum

    Islam 3, no. 2 (November 1, 2015): 199–218.

  • 21

    Bijaksana.”

    UU Zakat No 23 Tahun 2011 Tentang pengelolaan zakat. Lembaga

    zakat dalam melaksanakan distribusi berdasarkan dengan maqashid syariah

    sebagai tujuan diberlakukannya syariat. Dalam maqashid syariat terdapat lima

    kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi dan tidak dapat dipisahkan satu

    dengan yang lainnya karena lima hal tersebut merupakan sebuah kesatuan.

    Lima tujuan syariat tersebut yaitu menjaga agama, akal, keturunan, jiwa dan

    harta. Sehingga pada masa pandemi lembaga zakat melaksanakan program

    dengan pengklasifikasian dari Perspektif masqashid syariah.

  • 22

    Adapun bagan alur dari kerangka pemikiran pada penelitian ini sebagai berikut:

    Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pemikiran

    Distribusi ZIS

    • UU Zakat No 23 Tahun 2011

    • At-Taubah: 60

    Maqashid syariah (Al-Ghazali)

    Daruriyat / Primer

    Agama

    Jiwa

    Harta

    Akal

    Keturunan

    Program

    penyaluran

    Program

    penyaluran

    Program

    penyaluran

    Program

    penyaluran

  • 23

    BAB III

    PROFIL BAZNAS REPUBLIK INDONESIA

    A. Deskripsi Data

    1. Sejarah Berdirinya BAZNAS

    Pengelolaan zakat oleh lembaga awalnya hanya diatur oleh Keppres No

    07/POIN/10/1968 tertanggal 31 Oktober 1968 tentang pengelolaan zakat

    nasional. Lembaga pengelola zakat saat itu hanya dilakukan terbatas di

    beberapa daerah saja seperti BAZIS DKI (1968), BAZIS Kaltim (1972),

    BAZIS Jawa Barat (1974) dan beberapa BUMN mendirikan lembaga zakat

    seperti BAMUIS BNI (1968).

    Lahirnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan

    Zakat merupakan langkah awal pengelolaan zakat yang berlaku secara

    Nasional. Sebagai implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 dibentuklah

    Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Surat Keputusan Presiden

    Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2001. Dalam Surat Keputusan ini

    disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan penghimpunan

    dan pendayagunaan zakat. Dalam Undang- Undang tersebut diakui adanya

    dua jenis organisasi pengelola zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang

    dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh

    masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Adapun BAZ terdiri dari

    BAZNAS pusat, BAZ Propinsi, BAZ kota, BAZ Kecamatan.

    Terbentuknya lembaga zakat yang berbadan hukum dan didukung

  • 24

    dengan sosialisasi zakat yang dilakukan oleh lembaga zakat di berbagai media

    berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat untuk berzakat melalui

    amil zakat. Sejak tahun 2002 total dana zakat yang berhasil dihimpun

    BAZNAS dan LAZ mengalami peningkatanpada tiap tahunnya. Selain itu,

    pendayagunaan zakat juga

    2. Visi dan Misi

    Visi

    Menjadi pengelola zakat terbaik dan terpercaya di dunia

    Misi

    a. Mengkoordinasikan BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan

    LAZ dalam mencapai target-target nasional

    b. Mengoptimalkan secara terukur pengumpulan zakat nasional

    c. Mengoptimalkan pendistribusian dan pendayagunaan zakat untuk

    pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan

    pemoderasian kesenjangan sosial.

    d. Menerapkan sistem manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel

    berbasis teknologi informasi dan komunikasi terkini.

    e. Menerapkan sistem pelayanan prima kepada seluruh pemangku

    kepentingan zakat nasional.

    f. Menggerakkan dakwah Islam untuk kebangkitan zakat nasional melalui

    sinergi ummat.

  • 25

    g. Terlibat aktif dan memimpin gerakan zakat dunia.

    h. Mengutamakan zakat sebagai instrumen pembangunan menuju masyarakat

    yang adil dan makmur, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.

    i. Mengembangkan kompetensi amil zakat yang unggul dan menjadi rujukan

    dunia.

    3. Nilai BAZNAS

    Nilai-nilai BAZNAS meliputi berbagai nilai luhur dan unggul Islami sebagai

    berikut:

    a. Visioner

    b. Optimis

    c. Jujur

    d. Sabar

    e. Amanah

    f. Keteladan

    g. Profesional

    h. Perbaikan Berkelanjutan

    i. Entreprenurial

    j. Transformasional

    4. Kebijakan Mutu BAZNAS

    a. Meningkatkan meningkatkan kesadaran berzakat sesuai Syariah dan

    peraturan perundangan dan meningkatkan kesejahteraan mustahik

  • 26

    b. Memberikan layanan terbaik bagi Muzakki dan mustahik

    c. Membuat program pendayagunaanaan Zakat sesuai dengan syariah

    secara terencana, terukur dan berkesinambungan dalam dalam

    peningkatan dalam peningkatan kesejahteraan mustahik

    d. Membina, mengembangkan dan mengkoordinasikan BAZNAS provinsi,

    basnas kabupaten/ kota dan LAZ

    e. Mengembangkan sistem teknologi informasi yang handal untuk

    menyajikan data penerimaan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat

    secara nasional

    f. Mengembangkan manajemen yang profesional, transparan dan

    akuntabel yang sesuai untuk lembaga keuangan syariah

    g. Membina dan mengembangkan Amil yang amanah berintegritas dan

    kompeten yang mampu menumbuhkan budaya kerja Islami

    h. Mengembangkan model-model terbaik pengelolaan zakat yang dapat

    dijadikan acuan dunia

    5. Kebijakan Mutu BAZNAS

    a. Mengoptimalkan penghimpunan ZIS dari kementerian, lembaga, instansi

    pemerintah, BUMN, BUMD, perusahaan swasta dan masyarakat sesuai

    peraturan perundangan.

  • 27

    b. Mengoptimalkan program pendistribusian dan pendayagunaan ZIS dengan

    melibatkan BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota, LAZ dan

    berbagai institusi terkait untuk meningkatkan kesejahteraan mustahik.

    c. Menguatkan kapasitas, kapabilitas dan tatakelolal BAZNAS dan LAZ.

    d. Menguatkan kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan Islam dan

    pihak-pihak lain yang relevan untuk mengoptimalkan sosialisasi dan

    edukasi ZIS serta dakwah.

    e. Membangun sistem manajemen BAZNAS yang kuat melalui penerapan

    standar operasional baku dan implementasi sistem online berbasis teknologi

    informasi dan komunikasi pada semua aspek kerja.

    f. Membangun sistem manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel

    sesuai dengan syariah dan PSAK 109.

    g. Menyiapkan sistem dan infrastruktur BAZNAS dan LAZ sebagai lembaga

    keuangan syariah di bawah pengawasan OJK.

    h. Mengembangkan sistem manajemen sumber daya insani yang adil,

    transparan dan memberdayakan.

    6. Fungsi BAZNAS

    a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

    b. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

    c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

    dan

  • 28

    d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

    7. Kewenangan BAZNAS

    a. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat.

    b. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS Provinsi,

    BAZNAS Kabupaten/Kota, dan LAZ.

    c. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan dan

    sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS Provinsi dan LAZ.

    8. Struktur Organisasi

    Gambar. 3.1 Struktur Organisasi Baznas RI

    Sumber: https://pid.baznas.go.id/struktur-baznas/

  • 29

    B. Manajemen Pengelolaan Zakat

    Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim

    menghadapi permasalahan ekonomi yang saat ini belum teratasi oleh

    pemerintah. Kondisi ekonomi tersebut tercermin pada tingkat kemiskinan

    yang tinggi. Pada masa pandemi Covid-19 presentase angka kemiskinan

    meningkat sebesar 0,48% atau 1,3 juta penduduk miskin.41 Kondisi saat ini

    menjadi hal yang harus diperhatikan oleh lembaga sosial atau lembaga

    pengelola zakat sebagai upaya membantu pemerintah dalam menghadapi

    Covid-19.

    Zakat merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang memenuhi

    ketentuan syariat yaitu, Islam, merdeka, mencapai haul, nishab dan harta milik

    sepenuhnya.42 Potensi zakat di Indonesia diperkirakan mencapai 330 triliun,

    pada realisasinya penerimaan pada Mei 2020 sudah mencapai 10 triliun dari

    target 12 tiliun.43 Pada jual beli saham di bursa efek syariah menjadi sumber

    terbesar potensi zakat yaitu mencapai 99 triliun dan kemudian zakat BUMN

    dan zakat ASN. Ketiga potensi tersebut jika digabungkan potensi zakat

    mencapai 200 triliun.44

    41 Abdul Aziz Yahya Saoqi, Adhitya Kusuma Zaenardi, and Muhammad Indra Saputra,

    “Proyeksi Kemiskinan Akibat Covid-19: Studi Kasus Daerah PSBB,” n.d., 13. 42 Nina Triyani, Irfan Syauqi Beik, and Lukman M Baga, “Manajemen Risiko pada Badan Amil

    Zakat Nasional (BAZNAS),” Al-Muzara’ah 5, no. 2 (April 20, 2018): 107–24. 43 “Potensi Zakat Di Indonesia Mencapai Rp330 Triliun,” IDN Times, June 16, 2020. 44 “Potensi Zakat Di Indonesia Mencapai Rp 333 Triliun,” Djakartatoday.Com, March 6, 2020.

  • 30

    Potensi zakat yang begitu besar dibutuhkan manajemen pengelolaan

    yang baik karena pada dasarnya konsep pengelolaan zakat telah disyariatkan

    oleh Allah dalam Qs. Al-Taubah:103. Ayat tersebut menunjukkan bahwa

    zakat dari para muzaki yang dihimpun oleh amil hukumnya wajib.45

    Pengelolaan zakat di Indonesia diatur oleh undang-undang Pasal 3 No. 23

    Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat dimaksudkan agar zakat dapat

    berdaya guna melalui pengorganisasian yang tepat.46

    Manajemen merupakan proses yang terdiri dari perencanaan,

    pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya

    manusian dan sumber daya lainnya.47 Sistem dan manajemen dalam

    mengelolaan zakat yang dilakukan dengan amanah, profesional dan integritas

    dapat meningkatkan gerak ekonomi dalam masyarakat, sehingga mengurangi

    kesenjangan antara aghniya dan fuqara wal masakin.48

    Kualitas manajemen yang baik dapat mencapai tujuan secara optimal

    karena dilakukan oleh yang bertanggungjawab secara efisien dan efektif

    melalui koordinasi dan pengawasan. Pengelolaan zakat pada lembaga zakat

    meliputi tiga unsur yaitu penghimpunan, pendistribusian dan

    45 Atabik, “Manajemen Pengelolaan Zakat yang Efektif di Era Kontemporer.” 46 Qurratul Aini Wara Hastuti, “Urgensi Manajemen Zakat dan Wakaf Bagi Peningkatan

    Kesejahteraan Masyarakat” 1, no. 2 (2014): 25. 47 Dita Afrina, “Manajemen Zakat di Indonesia Sebagai Pemberdayaan Ekonomi Umat,” EkBis:

    Jurnal Ekonomi dan Bisnis 2, no. 2 (April 24, 2020): 201. 48 Fadhila Indra Sukur, “Management of Zakat Infaq and Sadaqah in Indonesia,” Tasharruf:

    Journal Economics and Business of Islam 2, no. 1 (February 26, 2018).

  • 31

    pendayagunaan.49

    Penghimpunan zakat dilakukan oleh lembaga zakat dengan cara

    menerima langsung atau mengambil dari muzaki atas dasar pemberitahuan

    muzaki. Terdapat tiga cara dalam menghimpun ZIS, yaitu: membentuk unit

    pengumpulan ZIS, membuka loket yang merepresentasikan lembaga

    keuangan profesional dan membuka rekening disesuaikan dengan jenis dana

    yaitu zakat, infak dan sedekah. Pada pendistribusian dan pendayagunaan zakat

    dapat disalurkan dalam dua model yaitu penyaluran konsumtif yang bersifat

    jangka pendek dan produktif yang bersifat jangka panjang.50

    Di Indonesia terdapat dua lembaga yang memiliki tugas pengelolaan

    zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) sebuah lembaga yang didirikan oleh

    pemerintah sedangkan Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan institusi yang

    didirikan masyarakat.51

    49 Agus Permana and Ahmad Baehaqi, “Manajemen Pengelolaan Lembaga Amil Zakat dengan

    Prinsip Good Governance,” n.d., 15. 50 Moh. Toriquddin and Abd. Rauf, “Manajemen Pengelolaan Zakat Produktif di Yayasan Ash

    Shahwah (Yasa) Malang,” Journal de Jure 5, no. 1 (June 30, 2013). 51 M Sofian Anwar and Havid Risyanto, “Analisis Efisiensi Lembaga Pengelola Zakat (LPZ)

    dalam Mengelola Potensi Zakat di Indonesia,” n.d., 36.

  • 32

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    A. Mekanisme pendistribusian ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-

    19 pada BAZNAS Republik Indonesia

    Baznas dalam melaksanakan program kerja direncanakan dalam setiap

    tahunnya, akan tetapi pada saat pandemi terdapat penambahan kuota dan

    program yang difokuskan dalam penanggulangan pandemi Covid-19 dan

    dampaknya. Distribusi ZIS pada saat pandemi menjadi harapan bagi

    masyarakat yang kesulitan secara ekonomi. Adanya pandemi banyak

    mustahik baru disebabkan karena pemutusan kerja bagi buruh dan kehilangan

    konsumen bagi pelaku usaha.

    Baznas sebagai pengelola zakat yang mendapat amanah maka

    mempunyai tanggung jawab untuk mensejahterakan mustahik sesuai dengan

    yang diajarkan oleh Rasulullah.52 Oleh karena itu, Meski dalam suasana

    pandemi Baznas tetap melakukan pendistribusian dan pendayagunaan ZIS

    dengan menerapkan protokol kesehatan agar menjaga amil dan penerima

    manfaat dari tertularnya virus Covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh

    Bapak Hasbi selaku ketua Puskas Baznas RI dalam wawancara bahwa

    terdapat dua mekanisme dalam penyaluran ZIS yaitu dalam bentuk

    52 Eka Nuraini Rachmawati, Azmansyah Azmansyah, and Titis Triatri Utami, “Analisis Zakat

    Produktif dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro dan Penyerapan Tenaga Kerja serta

    Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru Provinsi Riau,” Jurnal Ilmu Manajemen 8, no. 2 (June 15,

    2019): 1.

  • 33

    pendistribusian dan pendayagunaan. Pendistribusian merupakan penyaluran

    zakat kepada mustahik yang bersifat jangka pendek dalam bentuk konsumtif.

    Sedangkan pendayagunaan merupakan bentuk pemanfaatan zakat secara

    optimal tanpa mengurangi nilai dan kegunaannya dalam bentuk usaha

    produktif, sehingga berdaya guna untuk mencapai kemaslahatan umum.

    Kedua mekanisme penyaluran tersebut tetap berjalan dengan tetap

    menerapkan protokol kesehatan demi keamanan amil maupun mustahik.”53

    Pendistribusian ZIS dalam bentuk program yang produktif dapat

    membantu mustahik mempunyai modal untuk menjalankan usaha. Adanya

    usaha yang dijalankan dapat menjadikan mustahik mandiri karena laba yang

    diperolehnya. Meski kondisi pandemi menjadi faktor sulit memperoleh laba

    akan tetapi dari perputaran modal dapat menjadikan mustahik dapat bertahan

    dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

    Menurut bapak Hasbi selaku ketua Puskas Baznas RI menjelaskan

    bahwa distribusi dilakukan secara aman, hati-hati dan tepat sasaran dan

    menerapan protokol kesehatan secara ketat dan konsekwen bagi pelaksana

    tugas (Amil) dan juga bagi penerima manfaat harus terlindungi dari bahaya

    terkena Covid-19.

    53 Muhammad Hasbi Zaenal, Ketua Puskas Baznas Republik Indonesia, Agustus 2020.

  • 34

    Penyaluran ZIS pada masa pandemi disesuaikan dengan kondisi dan

    kebutuhan masyarakat terdampak, misal pemberian masker guna mencegah

    penularan Covid-19 melalui droplet yaitu cairan atau cipratan liur yang

    dikeluarkan oleh seseorang dari hidung atau mulut saat bersin, batuk dan saat

    berbicara.54 Penyemprotan disinfektan sebagai upaya proses dekonteminasi

    yang dapat menghilangkan atau membunuh berbagai virus maupun bakteri

    dipermukaan benda mati.55 Pemberian APD/Hazmat menjadi salah satu

    kebutuhan wajib tenaga medis yang digunakan untuk melindungi diri pada

    saat bersentuhan dengan pasien yang terinfeksi virus Covid-19.56 Pemberian

    paket logistik keluarga yang diberikan kepada keluarga yang kebutuhan akan

    pangan belum terpenuhi karena kondisi yang sulit pada masa pandemi.

    Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh Baznas secara periodik

    dilakukan monitoring dan dievaluasi untuk mengambil langkah-langkah

    perbaikan jika ditemukan hal yang tidak sesuai dengan yang telah

    direncanakan.

    54 Khadijah Nur Azizah, “Apa Yang Dimaksud Dengan Droplet? Ini Penjelasannya,”

    Detik.Com, July 13, 2020. 55 Yus Mei Sawitri, “Pahami Maksud Penyemprotan Disinfektan Corona Covid-19 Sebelum

    Melakukannya Di Rumah,” March 27, 2020. 56 Ayunda Septiani, “Ada 3 Ringkatan APD Bagi Tenaga Kesehatan, Begini Aturannya,”

    DetikHealth, April 30, 2020.

  • 35

    B. Peran ZIS dalam penaggulangan pandemi Covid-19 pada BAZNAS

    Republik Indonesia kepada masyarakat terdampak

    Zakat bertujuan mengatasi kesenjangan sosial dan menjadi rukun Islam

    yang memperbaiki hubungan antar sesama manusia dan memperkuat

    hubungan kepada Allah sebagai salah satu bentuk ibadah. Dalam

    penghimpunan, penyaluran dan adminitrasi zakat menjadi tugas pemerintah

    yang dalam hal ini dikelola oleh Baznas. Besarnya potensi penerimaan zakat

    maka pemerintah sebagai pemegang otoritas dapat memaksa pembayaran

    zakat baik kepada indivindu masyarakat maupun lembaga.57 Campur tangan

    pengelolaan zakat harus dilakukan oleh pemerintah karena zakat merupakan

    ibadah yang wajib dilakukan oleh mereka yang telah memenuhi ketentuan

    syariat sehingga zakat bukanlah bentuk kedermawanan yang tidak ada

    ketentuan yang mengikat.

    Zakat merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam yang meliputi

    berbagai aspek kehidupan di masyarakat yaitu keuangan, ekonomi, sosial,

    politik, moral dan agama. Zakat bertujuan untuk mencapai keadilan sosial

    ekonomi dengan dikeluarkannya zakat dari aghniya kepada mustahik.58

    Dalam aspek keuangan, zakat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan layaknya

    pembayaran pajak. Aspek politik karena pengelolaan zakat pada dasarnya

    57 Miftahur Rahman, “Peran Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan di Indonesia,” no. 2

    (2019): 19. 58 Hj Norvadewi and M Ag, “Optimalisasi Peran Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan di

    Indonesia,” n.d., 11.

  • 36

    dilakukan oleh lembaga yang diberikan wewenang oleh pemerintah. Aspek

    moral zakat dapat melatih jiwa manusia untuk empati antar sesama yang

    berada dalam kesulitan. Aspek agama zakat sebagai ibadah yang telah Allah

    tetapkan untuk dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat.59

    Meluasnya pandemi Covid-19 di Indonesia menimbulkan permasalahan

    pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Aspek ekonomi yang berdampak

    pada sektor riil dan sektor keuangan. Aspek kesehatan yaitu adanya darurat

    kesehatan karena Covid-19 menyebabkan kematian dokter dan pasien Covid-

    19. Aspek pendidikan berdampak pada kegiatan belajar mengajar (KBM)

    yang tidak maksimal karena KBM dilaksanakan melalui daring. Aspek

    keagamaan menimbulkan terjadinya penutupan tempat ibadah sehingga

    kegiatan keagamaan harus dilaksanakan di rumah masing-masing. Aspek

    sosial yaitu adanya saling curiga antar individu karena adanya social

    distancing guna mencegah penularan Covid-19.

    Berbagai dampak Covid-19 yang telah diuraikan di atas, maka

    keberadaan ZIS sangat penting dan menjadi salah satu solusi yang dapat

    mengatasi dampak tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Bapak Hasbi

    selaku ketua Puskas Baznas RI bahwa pandemi Covid-19 sangat berdampak

    kepada masyarakat terutama kepada mustahik sehingga keberadaan ZIS

    59 M. Haris Hidayatulloh, “Peran Zakat dan Pajak Dalam Menyelesaikan Masalah

    Perekonomian Indonesia,” Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law 1, no. 2 (October 1,

    2019): 102.

  • 37

    sangat penting untuk menjadi solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi

    oleh mustahik.”60

    Kondisi yang sulit terutama pada saat pandemi dapat menyebabkan

    terjadinya kejahatan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya

    kebutuhan pangan. Zakat yang ditunaikan oleh muzakki dan didistribusikan

    oleh amil akan mendorong terjadinya produksi karena mustahik yang

    membelanjakan dana ZIS untuk memenuhi kebutuhannya dalam bentuk

    barang maupun jasa. Adanya zakat dapat mensejahterakan umat dalam

    memperbaiki pola konsusmi, produksi dan distribusi. Zakat yang disalurkan

    dapat meningkatkan meningkatkan produksi karena adanya pemintaan

    terhadap barang.61

    Berbagai pelayanan terus dilakukan oleh Baznas untuk memudahkan

    muzaki, munfik dan mutashadiq dalam menunaikan pembayaran ZIS

    terutama pada saat pandemi yang membatasi terjadinya pertemuan dan harus

    adanya jaga jarak antara satu dengan yang lainnya. Hal tersebut sesuai dengan

    pemaparan Bapak Hasbi Baznas sebagai lembaga yang bertujuan

    menghimpun dan menyalurkan ZIS pada tingkat nasional, maka pada masa

    pandemi terus mengembangkan cara untuk menghimpun ZIS sesuai dengan

    kondisi saat ini dengan memperhatikan syariah dan peraturan yang berlaku.

    60 Hasbi Zaenal, Ketua Puskas Baznas Republik Indonesia. 61 Ahmad Atabik, “Peranan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan” 2, no. 2 (2015): 23.

  • 38

    Penghimpunan pada masa pandemi dilakukan melalui online untuk

    mengurangi pembayaran ZIS melalui offline. Pembayaran ZIS secara online

    dapat dilakukan melalui berbagai kanal yaitu e-commerce, Apps dan Social

    Media.

    C. Distribusi ZIS dalam penanggulangan pandemi Covid-19 pada

    BAZNAS Republik Indonesia Perspektif maqashid syariah

    Maqashid syariah merupakan tujuan tertinggi yang telah ditetapkan

    Allah untuk kemaslahatan manusia dan mencegah dari mudharat. Maqashid

    syariah bertujuan menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan harta dalam

    kegiatan manusia.62 Maqashid syariah adalah sistem Islam yang bertujuan

    untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran syariah Islam untuk mencapai

    kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.63

    Menurut Bapak Hasbi penyaluran ZIS pada Baznas memperhatikan

    sasaran penerima dan jenis penyalurannya. Dalam menetapkan kelayakan

    menerima ZIS maka penyaluran dilakukan dengan mengacu had kifayah. Had

    kifayah yaitu batas kecukupan atau standar dasar kebutuhan seseorang atau

    keluarga ditambah dengan kecukupan tanggungan yang ada disesuaikan

    dengan kondisi wilayah dan sosio-ekonomi mustahik. Had kifayah menjadi

    62 UIN Alauddin Makasar et al., “Implementasi Maqashid syariah dalam Corporate Social

    Responsibility di Pt Bank Muamalat Indonesia,” Jurnal Akuntansi Multiparadigma 7, no. 1 (April 1,

    2016). 63 Sukma Hadidtya, Mohammad Yafitz, and Ahmad Nurozi, “Implementasi Maqashid syariah

    Indeks (MSI) Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Fiai UII,” . . e, 2019, 13.

  • 39

    dasar apakah sasaran sesuai dengan ketentuan asnaf atau tidak. Hak kifayah

    meliputi tujuh dimensi, yaitu: makanan, pakaian, tempat tinggal, ibadah,

    pendidikan, kesehatan dan transportasi.

    Maqashid syariah dalam Islam yaitu menjaga lima hal pokok dalam

    kehidupan manusia, yaitu: Menjaga Agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.

    Penyaluran ZIS yang dilakukan Baznas pada masa pandemi sebagai berikut:

    1. Pendistribusian ZIS pada aspek menjaga jiwa disalurkan pada berbagai

    Program.

    Tabel. 4.1 Program pendistribusian ZIS aspek menjaga jiwa

    No Nama Program Jumlah

    1 Penyemprotan Disinfektan 364 Titik

    2 Distribusi Handsanitizier 25.648 Botol

    3 Distribusi Masker 35.578 Pcs

    4 Wastafel sehat 1113 Titik

    5 Layanan kesehatan 6.078 Jiwa

    6 Ambulan siaga 13 Unit

    7 Dukungan APD 32.039 Paket

    8 Ventilator & X-Ray 2 Unit

    9 Ruang isolasi observasi 6 Unit

    10 Dukungan rumah sakit

    • 67.465 Pcs Maker Medis

    • 2.002 Pcs Maker N95

    • 200.650 Psg Glove Sensi

    • 3.385 Pcs Hazmat

    • 10.005 Pcs Head Cup

    • 2.065 Pcs Google

    87 Lokasi (RS dan

    Puskesmas)

  • 40

    • 2.061 Pasang Boot

    • 8.000 Pasang Cover Shoes

    • 900 Pcs Masker kain

    • 635 Baju Bedah

    • 230 Baju Oka

    • 4.600 Strip Vitamin

    • 60 Pcs Face Shield

    11 Kampung tanggap corona 70 desa

    Sumber: http://covid19.baznas.go.id/

    Penyaluran dalam program kesehatan untuk menjaga jiwa

    Baznas RI telah mendistribusikan dana ZIS sebesar Rp. 11.291.380.426

    atau 26% dari total dana yang tersalurkan sebesar Rp. 43.988.574.774.

    Penyaluran program darurat kesehatan juga dilakukan oleh OPZ Baznas

    secara Nasional dengan dana sebesar Rp. 83.022.906.165 atau 13 % dari

    total penyaluran Rp. 636.895.452.954.

    Besarnya dana yang disalurkan oleh Baznas dalam

    menanggulangi pandemi Covid-19 digunakan untuk mengadakan

    peralatan kesehatan yang diberikan kepada rumah sakit rujukan pasien

    Covid-19. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menjaga jiwa

    manusia dari bahaya terkena virus Covid-19.

  • 41

    2. Pendistribusian ZIS pada aspek menjaga harta disalurkan pada berbagai

    Program yaitu:

    Tabel. 4.2 Program pendistribusian ZIS aspek menjaga harta

    No Nama Program Jumlah

    1 Distribusi makanan siap saji 34.982 Porsi

    2 Cash for work 3.311 Jiwa

    3 Paket logistik keluarga 23.652 Pket

    4 Bantuan tunai mustahik (BTM) 28.312 KK

    5 Bantuan langsung tunai BPKH 36.581 KK

    6 Dapur umum 3.060 Porsi

    7 Beras Shopee 200.000 Kg

    8 Zakat fitrah 69.398 KK

    9 Dukungan buah-buahan 235 kg Jeruk

    225 kg Jambu Biji

    Sumber: http://covid19.baznas.go.id/

    Dalam kehidupan manusia melindungi harta merupakan hal

    yang penting. Adanya kebutuhan mendorong manusia untuk melakukan

    kegiatan ekonomi yang diatur dalam muamalah. Islam

    memperbolehkan manusia untuk mencari harta yang halal dan baik dan

    menjauhkan diri dari mencari harta yang haram.64

    Baznas RI pada masa pandemi untuk program darurat sosial

    ekonomi telah mendistribusikan dana sebesar Rp. 30.807.804.156 atau

    64 Prima Dwi Priyatno, Lili Puspita Sari, and Isti Nuzulul Atiah, “Penerapan Maqashid syariah

    pada Mekanisme Asuransi Syariah,” Journal of Islamic Economics and Finance Studies 1, no. 1 (August

    12, 2020): 1.

  • 42

    70% dari total dana yang disalurkan sebesar Rp. 43.988.574.774.

    Sedangkan pendistribusian yang dilakukan oleh OPZ secara nasional

    pada program darurat sosial ekonomi sebesar Rp. 274.823.784.262 atau

    43.2% dari total penyaluran Rp. 636.895.452.954.

    Penyaluran dana ZIS pada masa pandemi dapat membantu

    masyarakat Indonesia yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

    pangan. Sehingga adanya program yang telah dilakukan oleh Baznas

    telah memberikan solusi kepada mustahik untuk bertahan secara

    ekonomi.

    3. Pendistribusian ZIS pada aspek menjaga akal disalurkan pada berbagai

    Program yaitu:

    Tabel. 4.3 Program pendistribusian ZIS aspek menjaga akal

    No Nama Program Jumlah

    1 Edukasi Online/Daring Setiap hari

    2 Penguatan alat komunikasi berbasis radio 4 unit

    3 Edukasi masyarakat 244 Lokasi

    Sumber: http://covid19.baznas.go.id/

    Bahaya Covid-19 tidak ada diketahui oleh masyarakat tanpa

    adanya edukasi yang diberikan oleh pemerintah melalui tenaga

    kesehatan dan relawan. Dengan kemampuan akal akan menjadikan

    manusia untuk berpikir dan beradaptasi dengan lingkungannya.65 Orang

    65 Reynaldi Adi Surya, “Kedudukan Akal dalam Islam: Perdebatan Antara Mazhab Rasional

    dan Tradisional Islam,” Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin 1, no. 1 (May 5, 2020): 1–21.

  • 43

    yang mempunyai wawasan akan menjadikan ia mampu mengambil

    pelajaran dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya.

    Baznas OPZ secara nasional telah melakukan edukasi kepada

    masyarakat mulai dari anak-anak sampai lanjut usia dengan

    menghabiskan dana sebesar Rp. 1.710.000.000. Upaya yang telah

    dilakukan oleh Baznas telah sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung

    didalam maqashid syariah dimana adanya edukasi bertujuan untuk

    memberikan pengetahuan atau menjaga akal.

    4. Pendistribusian ZIS pada aspek menjaga agama disalurkan pada berbagai

    Program yaitu:

    Tabel. 4.4 Program pendistribusian ZIS aspek menjaga agama

    No Nama Program Jumlah

    1 Layanan Jenazah 275 Jiwa

    2 Aksi cuci karpet masjid 35 Lokasi

    3 Distribusi Sajadah 500 Pcs

    Sumber: http://covid19.baznas.go.id/

    Meskipun dalam kondisi pandemi kegiatan ibadah harus

    dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pelaksanakan kegiatan ibadah

    dengan memperhatikan kebersihan tempat ibadah dan melaksanakan

    kewajiban agama yaitu memberikan layanan jenazah bagi mereka yang

    telah meninggal terutama kepada pasien yang meninggal karena Covid-

    19 karena dalam Islam merawat jenazah hukumnya fardu kifayah.

  • 44

    Pembagian Sajadah diberikan kepada jama’ah yang tetap

    melakukan ibadah sholat di masjid/mushola. Sajadah diberikan agar

    digunakan secara pribadi dan tidak gunakan secara bersama-sama. Hal

    tersebut bertujuan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ditempat

    untuk alas sujud.

    Baznas OPZ dalam penanganan pandemi secara nasional

    melaksanakan program layanan jenazah telah mendistribusikan dana

    ZIS sebesar Rp. 77.460.000.000 dan distribusi sajadah sebesar Rp.

    441.840.000 dan cuci karpet sebesar Rp. 53.230.000. Program yang

    telah dilaksanakan oleh Baznas merupakan bentuk dari menjaga agama.

    Penyaluran penanganan Covid-19 Baznas RI pada program

    existing telah mengeluarkan dana sebesar 1.889.390.291 atau 4% dari

    total penyaluran sebesar Rp. Rp.43.988.574.774 dengan total mustahik

    penerima manfaat 427.198 jiwa. Untuk program existing yang

    dilakukan oleh OPZ nasional telah menghabiskan dana sebesar Rp.

    279.048.762.527 atau 43.8% dari total penyaluran sebesar Rp.

    636.895.452.954 dengan total penerima manfaat 5.177.390 jiwa.

  • 45

    BAB V

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Berdasarkan pemaparan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

    1. Mekanisme distribusi zakat mengikuti anjuran protokol kesehatan guna

    mencegah penularan Covid-19. Protokol kesehatan yang digunakan yaitu cuci

    tangan dengan sabun, handsanitizer, face shield, dan peralatan APD lainnya.

    2. Peran Baznas pada saat pandemi sebagai solusi kepada masyarakat yang

    berada dalam situasi sulit.

    3. Distribusi ZIS pada masa pandemi berdasarkan maqashid syariah sehingga

    program-program penanggulangan Covid-19 baik secara langsung dan tidak

    langsung telah menjaga agama, akal, harta dan jiwa.

    B. Saran

    Baznas Republik Indonesia diharapkan mempertahankan manajemen pengelola

    zakat yang profesional dan akuntabel kepada stakeholder karena hal tersebut dapat

    menambah trust masyarakat kepada Baznas dalam mempercayakan dana ZIS

    kepada Baznas. Semoga kedepannya target penghimpunan ZIS terus mengalami

    peningkatan sebagai upaya peran serta lembaga zakat dalam membangun Indonesia

    menjadi lebih baik dalam berbagai bidang.

  • 46

    DAFTAR PUSTAKA

    Aditya Putra, Dwi. “Upaya Baznas Bantu Pemerintah Tangani Corona Covid-19.”

    Liputan6.Com, n.d., 12 April 2020 edition.

    Afrina, Dita. “Manajemen Zakat di Indonesia Sebagai Pemberdayaan Ekonomi Umat.”

    EkBis: Jurnal Ekonomi dan Bisnis 2, no. 2 (April 24, 2020): 201.

    Aibak, Kutbuddin. “Zakat Dalam Perspektif Maqashid Al-Syariah.” Ahkam: Jurnal

    Hukum Islam 3, no. 2 (November 1, 2015): 199–218.

    Anis, Fahami Muhammad, and Salina H. Kassim. “Effectiveness of Zakat-Based

    Programs on Poverty Alleviation and Economic Empowerment of Poor

    Women: A Case Study of Bangladesh.” Journal of Islamic Monetary

    Economics and Finance 1, no. 2 (February 29, 2016): 229–58.

    Anwar, M Sofian, and Havid Risyanto. “Analisis Efisiensi Lembaga Pengelola Zakat

    (LPZ) dalam Mengelola Potensi Zakat di Indonesia,” n.d., 36.

    Aprianto, Naerul Edwin Kiky. “Konsep Harta dalam Tinjauan Maqashid Syariah.”

    Journal of Islamic Economics Lariba 3, no. 2 (2017): 10.

    Asutay, Mehmet, and Astrid Fionna Harningtyas. “Developing Maqasid Al-Shari’ah

    Index to Evaluate Social Performance of Islamic Banks: A Conceptual and

    Empirical Attempt.” International Journal of Islamic Economics and Finance

    Studies 1, no. 1 (2015): 60.

    Atabik, Ahmad. “Manajemen Pengelolaan Zakat yang Efektif di Era Kontemporer” 2,

    no. 1 (2015): 23.

  • 47

    ———. “Peranan Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan” 2, no. 2 (2015): 23.

    Batubara, Puteranegara. “Pemerintah Ungkap Tujuan dan Manfaat Status PSBB di

    Jakarta.” Okezone, n.d., Selasa 07 April 2020 edition.

    Cholifah, Umi. “Islam in Digital Age: The Application of Maqāsid as-Syari’ah on

    Digital Zakat.” Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya 4, no. 1 (June

    30, 2019): 101–12.

    Efendi, Dedy. “Pendistribusian Zakat di Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia

    (YBM-BRI) Kanwil Medan Terhadap Korban Bencana Erupsi Sinabung” 1, no.

    1 (2017): 21.

    Eko Agustinova, Danu. Memahami Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik.

    Yogyakarta: Calpulis, 2015.

    Esawe, Ahmed, Karimt Esawe, and Narges Esawe. “Using Zakat to Build the

    Resilience of Communities to Disasters: Evidence from Egypt.” SSRN

    Electronic Journal, 2018.

    Fadilah, Arief, and Ating Sukma. “Efektifitas Program Pendistribusian Dana Zakat di

    Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bogor.” JURNAL SYARIKAH :

    JURNAL EKONOMI ISLAM 2, no. 2 (December 1, 2016).

    Hadidtya, Sukma, Mohammad Yafitz, and Ahmad Nurozi. “Implementasi Maqashid

    Syariah Indeks (MSI) Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan Fiai UII.” . . e,

    2019, 13.

    Hadya Jayani, Dwi. “Asal Usul Virus Corona Masuk Indonesia.” Katadata.co.id, Mei

    2020.

  • 48

    Hafidudin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Gema Insani, 2002.

    Hapsari, Meri Indri, and Zainal Abidin. “Zakat Distribution in Maqasid Al-Shariah

    Framework,” no. 2 (2016): 11.

    Hasbi Zaenal, Muhammad. Ketua Puskas Baznas Republik Indonesia, Agustus 2020.

    Hastuti, Qurratul Aini Wara. “Urgensi Manajemen Zakat dan Wakaf Bagi Peningkatan

    Kesejahteraan Masyarakat” 1, no. 2 (2014): 25.

    Hidayatulloh, M. Haris. “Peran Zakat dan Pajak Dalam Menyelesaikan Masalah

    Perekonomian Indonesia.” Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic

    Law 1, no. 2 (October 1, 2019): 102.

    Holis, Moh. “Sistem Distribusi Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” no. 2 (2016): 14.

    Hudayati, Ataina, and Achmad Tohirin. “A Maqasid and Shariah Enterprises Theory-

    Based Performance Measurement for Zakat Institution.” International Journal

    of Zakat 4, no. 2 (December 16, 2019): 101–10.

    Indonesia, Pemerintah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011

    Tentang Pengelolaan Zakat, n.d.

    Indriati, Cicik, and A’rasy Fahrullah. “Efektivitas Pendayagunaan Zakat Produktif

    pada Pemberdayaan Ekonomi di Baznas Provinsi Jawa Timur” 2 (2019): 8.

    Kadir, Afifuddin, Miftahur Rahman Hakim, Fahmi Syam, and Murdiansah SA Karim.

    “Pengunaan Dana Zakat pada Korban Covid-19 Perspektif Maqashid Syariah”

    1 (2020): 10.

    Madnasir, Madnasir. “Distribusi dalam Sistem Ekonomi Islam.” Muqtasid: Jurnal

    Ekonomi dan Perbankan Syariah 2, no. 1 (July 1, 2011): 57.

  • 49

    Megar. “Peran Zakat, Infak, Sedekah, Dan Wakaf Di Kala Pandemi Covid-19.”

    Viva.Co.Id, n.d., 26 Mei 2020 edition.

    Mei Sawitri, Yus. “Pahami Maksud Penyemprotan Disinfektan Corona Covid-19

    Sebelum Melakukannya Di Rumah,” March 27, 2020.

    Muhamad, Nasrul Hisyam Nor, Mohd Fami Mohd Sahid, Mohd Khairy Kamaruddin,

    and Kamaliah Abdul Karim. “Zakat Distribution to Fi Sabilillah Asnaf in

    Higher Education Institutions: Universiti Teknologi Malaysia Experience.”

    International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences 8,

    no. 9 (September 18, 2018): Pages 138-149.

    Muhammad, Hafil. “Pengelola Zakat Banyak Bantu Atasi Masalah Covid-19.”

    Republika.Co.Id, n.d., 16 April 2020 edition.

    Muhammad, Sulaiman D, Muhammad Usman, Abdul Majid, and Ghulam Rasool

    Lakhan. “Distribution of Wealth an Islamic Perspective: Theoretical

    Consideration,” 2013, 7.

    “MUI Terbitkan Fatwa Zakat-Sedekah untuk Penanggulangan Corona.” CNN

    Indonesia, April 24, 2020.

    Mutakin, Ali. “Teori Maqâshid Al Syarî’ah dan Hubungannya dengan Metode

    Istinbath Hukum” 19, no. 3 (2017): 24.

    Nidia, Zuraya. “Tiga DAmpak Besar Pandemi Covid-19 Bagi Ekonomi RI.”

    Republika.com, July 15, 2020.

    Norvadewi, Hj, and M Ag. “Optimalisasi Peran Zakat dalam Mengentaskan

    Kemiskinan di Indonesia,” n.d., 11.

  • 50

    Nur Azizah, Khadijah. “Apa Yang Dimaksud Dengan Droplet? Ini Penjelasannya.”

    Detik.Com, July 13, 2020.

    Permana, Agus, and Ahmad Baehaqi. “Manajemen Pengelolaan Lembaga Amil Zakat

    dengan Prinsip Good Governance,” n.d., 15.

    “Potensi Zakat Di Indonesia Mencapai Rp 333 Triliun.” Djakartatoday.Com, March 6,

    2020.

    “Potensi Zakat Di Indonesia Mencapai Rp330 Triliun.” IDN Times, June 16, 2020.

    Priyatno, Prima Dwi, Lili Puspita Sari, and Isti Nuzulul Atiah. “Penerapan Maqashid

    Syariah pada Mekanisme Asuransi Syariah.” Journal of Islamic Economics and

    Finance Studies 1, no. 1 (August 12, 2020): 1.

    Rachmawati, Eka Nuraini, Azmansyah Azmansyah, and Titis Triatri Utami. “Analisis

    Zakat Produktif dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Usaha Mikro dan

    Penyerapan Tenaga Kerja serta Kesejahteraan Mustahik di Kota Pekanbaru

    Provinsi Riau.” Jurnal Ilmu Manajemen 8, no. 2 (June 15, 2019): 1.

    Rahman, Miftahur. “Peran Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan di Indonesia,” no.

    2 (2019): 19.

    Ridlo, Ali. “Zakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam” 7, no. 1 (2014): 19.

    Riski Belina Sukoco, May. “Efek Samping Urgensi Corona Terhdap Ekonomi.”

    Suara.Com, March 27, 2020.

    Saoqi, Abdul Aziz Yahya, Adhitya Kusuma Zaenardi, and Muhammad Indra Saputra.

    “Proyeksi Kemiskinan Akibat Covid-19: Studi Kasus Daerah PSBB,” n.d., 13.

    Savid, Ahmad Nashiruddin. “Efektifitas Zakat Produktif dalam Pemberdayaan

  • 51

    Ekonomi Mustahik: Studi Pendahuluan Pada Badan Amil Zakat (BAZ)

    Kabupaten Gresik.” FALAH: Jurnal Ekonomi Syariah 2, no. 1 (February 2,

    2017): 90.

    Septiani, Ayunda. “Ada 3 Ringkatan APD Bagi Tenaga Kesehatan, Begini Aturannya.”

    DetikHealth, April 30, 2020.

    Sugianto, Danang. “Begini Dasyatnya Efek Corona Ke Ekonomi.” Detikfinance, June

    16, 2020.

    Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012.

    Sukur, Fadhila Indra. “Management of Zakat Infaq and Sadaqah in Indonesia.”

    Tasharruf: Journal Economics and Business of Islam 2, no. 1 (February 26,

    2018).

    Surya, Reynaldi Adi. “Kedudukan Akal dalam Islam: Perdebatan Antara Mazhab

    Rasional dan Tradisional Islam.” Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin 1, no. 1

    (May 5, 2020): 1–21.

    Syihabuddin, Atok. “Etika Distribusi Dalam Ekonomi Islam.” Al-Qanun: Jurnal

    Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam 20, no. 1 (February 21, 2018): 77–

    103.

    Toriquddin, Moh., and Abd. Rauf. “Manajemen Pengelolaan Zakat Produktif di

    Yayasan Ash Shahwah (Yasa) Malang.” Journal de Jure 5, no. 1 (June 30,

    2013).

    Triyani, Nina, Irfan Syauqi Beik, and Lukman M Baga. “Manajemen Risiko pada

    Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).” Al-Muzara’ah 5, no. 2 (April 20,

  • 52

    2018): 107–24.

    UIN Alauddin Makasar, Saiful Muchlis, Anna Sutrisna Sukirman, and Politeknik

    Negeri Ujung Pandang. “Implementasi Maqashid Syariah dalam Corporate

    Social Responsibility di Pt Bank Muamalat Indonesia.” Jurnal Akuntansi

    Multiparadigma 7, no. 1 (April 1, 2016).

    Wibowo, Arif. “Distribusi Zakat dalam Bentuk Penyertaan Modal Bergulir Sebagai

    Accelerator Kesetaraan Kesejahteraan.” JURNAL ILMU MANAJEMEN 12, no.

    2 (April 1, 2015): 28–43.

    Widiastuti, Tika, and Suherman Rosyidi. “Model Pendayagunaan Zakat Produktif oleh

    Lembaga Zakat dalam Meningkatkan Pendapatan Mustahiq” 1, no. 1 (2015):

    14.

    Zakaria, Maheran. “The Influence of Human Needs in the Perspective of Maqasid Al-

    Syari’ah on Zakat Distribution Effectiveness.” Asian Social Science 10, no. 3

    (January 27, 2014): p165.

  • 53

    LAMPIRAN

  • 54

  • 55

  • 56

  • 57

  • 58

  • 59

    BIOGRAFI PENULIS

    Nama : Bidah Sariyati

    Tempat/Tgl lahir : Wonosobo, 12 Mei 1995

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Kewarganegaraa : Indonesia

    Alamat : Dsn. Garung, Desa. Butuh, Kec. Kalikajar, Kab.

    Wonosobo

    No. Telp : 085701264061

    e-mail : [email protected]

    Riwayat Pendidikan :

    MI Muhammadiyah Butuh

    MTs Muhammadiyah Butuh

    MAN Kandat Kediri

    IAIN Salatiga

    Pengalaman Organisasi :

    IPM Kandat Kediri

    IMM Kota Salatiga

    DEMA IAIN Salatiga

    NA Kota Salatiga

    mailto:[email protected]

  • 60

    S I T U A T I O N R E P O R T 5 A G U S T U S 2 0 2 0

    BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional

    baznasindonesia badanamilzakat www.baznas.go.id (021) 222 333 555

    http://www.baznas.go.id/

  • 61

    216

    17,660,523

    680,8

    115,056

    72,050

    5,388

    Sumber : covid19.go.id, 4/8/2020

    P e r T a n g g a l 5 A g u s t u s 2 0 2 0

  • 62

    baznasindonesia badanamilzakat www.baznas.go.id (021) 222 333 555

    http://www.baznas.go.id/

  • 63

    P E R 7 M A R E T - 4 A G U S T U S 2 0 2 0

    baznasindonesia badanamilzakat www.baznas.go.id (021) 222 333 555

    Dapur U