analisis bandwidth pada antena parabolic wifi dual band...

24
1 Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band Dengan Metode Bonding Interface Di SMK Negeri 2 Temanggung Artikel Ilmiah Oleh: Yoel Andromeda Priamor 672010084 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2015

Upload: nguyencong

Post on 16-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

1

Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band

Dengan Metode Bonding Interface Di SMK Negeri 2 Temanggung

Artikel Ilmiah

Oleh:

Yoel Andromeda Priamor

672010084

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Januari 2015

Page 2: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

2

Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band

Dengan Metode Bonding Interface Di SMK Negeri 2 Temanggung

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:

Yoel Andromeda Priamor

672010084

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Januari 2015

Page 3: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu
Page 4: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

3

Page 5: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

4

Page 6: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

5

Page 7: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

6

Page 8: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

7

Page 9: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

8

Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band

Dengan Metode Bonding Interface Di SMK Negeri 2 Temanggung

1)

Yoel Andromeda Priamor, 2)

Dian W. Chandra

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen SatyaWacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2) [email protected]

Abstract

Nowadays, Wifi antenna works by using one frequency in accordance

with Half-Duplex. So, the packet transfer experiences time delay or bandwidth

that is not optimum. It takes two antennas to work in accordance with Full-

Duplex, but this would be cost much money and place. Therefore, in this study

will be analyzed an antenna that worked by using the Dual Band and Bonding

Interface method. Also, in this study will be examined how much that obtained

bandwidth were. The result of this study revealed that the wifi antenna Parabolic

Dual Band reaching 802.11n standard wifi.

Keywords : Antenna Wifi, Half-Duplex, Full-Duplex, Dual Band, Bonding

Interface, Bandwidth

Abstrak

Antena Wifi yang ada saat ini bekerja dengan menggunakan satu

frekuensi, dimana antena ini bekerja secara Half-Duplex. Sehingga transfer paket

mengalami waktu tunda dan bandwidth tidak optimal. Untuk bekerja secara Full-

Duplex dibutuhkan dua antena, akan tetapi hal ini akan membutuhkan biaya dan

tempat. Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan dianalisis sebuah antena yang

bekerja menggunakan Dual Band dengan menggunakan metode Bonding

Interface. Dan dalam penelitian ini juga diteliti berapa besar bandwidth yang

didapatkan. Hasil dari penelitian ini adalah antena Parabolic Wifi Dual Band

mencapai standar wifi 802.11n.

Kata kunci : Antena Wifi, Half-Duplex, Full-Duplex, Dual Band, Bonding

Interface, Bandwidth.

1. Pendahuluan

Keadaan saat ini, di instansi pemerintah seperti SMK Negeri 2 Temangung

sudah tersedia jaringan wifi yang gratis. Bagi siswa yang tempat tinggalnya dekat

dengan wifi gratis di sekolah maka hal itu adalah sesuatu yang sangat

menyenangkan. Tapi lain halnya bagi siswa yang letak rumahnya jauh dari

fasilitas tersebut. Mereka akan kesulitan untuk mengaksesnya. Solusinya mereka

harus membeli antena Grid, Pigtail, AP client kemudian beberapa puluh meter

kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu akan sangat mahal. Maka

sebagai solusi murahnya siswa diberi pengajaran tentang pembuatan antena

Page 10: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

9

Wajanbolic yang bekerja pada frekuensi 2GHz yang dirintis oleh Gunadi. Gunadi

adalah perintis antena Wajanbolic dan teknologi RT/RW-net yang

menghubungkan antara rumah dengan kantor melalui jaringan radio dengan

membuat antena Wajanbolic dengan frekuensi 2GHz [1]. Keuntungan

menggunakan antena Wajanbolic adalah biaya yang dibutuhkan sangatlah murah

dan akses internet cepat. Selain itu kelemahan pada antena Wajanbolic adalah

masih menggunakan standar wifi 802.11b/g sehingga kecepatan maksimumnya

paling lambat dan mudah terkena gangguan sinyal dari perangkat lain [2].

Standar baru wifi yang rilis pada tahun 2009 adalah standar wifi 802.11n.

Standar ini dirancang untuk memperbaiki 802.11b/g pada kecepatan maksimal

bandwidth yang didukung dengan memanfaatkan arah pancar antena. Sehingga

memiliki bandwidth yang lebih baik dari standar wifi sebelumnya. Hal ini

dikarenakan kekuatan sinyal yang meningkat sehingga peralatan standar wifi

802.11n akan kompatibel dengan peralatan standar wifi 802.11b/g [3].

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan penelitian

untuk menganalisis bandwidth pada antena Parabolic Wifi Dual Band dengan

menggunakan tools Bandwidth Test untuk memenuhi standar wifi 802.11n. Pada

saat pengukuran Bandwidth akan difokuskan pada hasil Bandwidth Test dan

standar wifi yang digunakan yaitu 802.11n. Metode yang akan digunakan adalah

Bonding Interface yang berguna untuk memungkinkan penggabungan beberapa

interface kedalam satu interface virtual untuk mendapatkan kemampuan memilih

jalur alternatif ketersediaan jaringan [4]. Penelitian ini menghasilkan antena

Parabolic Wifi Dual Band mencapai standar wifi 802.11n.

2. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian terdahulu yang terdapat pada jurnal “Pembuatan Antena

Wajanbolic”, dinyatakan bahwa penggunaan wireless USB adapter D-Link

DWA-110 yang beroperasi pada jaringan wireless 2GHz yang sesuai dengan

standar wifi 802.11b dan 802.11g [2]. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu terletak pada frekuensi dan standar yang digunakan. Pada penelitian

terdahulu masih menggunakan satu frekuensi dan pada penelitian ini akan

menggunakan dua frekuensi yaitu 2GHz dan 5GHz. Sedangkan standar wifi yang

akan digunakan adalah 802.11n. Dimana standar wifi 802.11n memiliki kecepatan

melebihi standar sebelumnya yaitu 802.11b/g. Kelebihan dari standar wifi 802.11n

adalah memiliki kecepatan maksimum tercepat, lebih tahan terhadap gangguan

sinyal dari sumber luar, bisa berjalan dalam dua frekuensi baik 2GHz maupun

5GHz [5].

Bandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang

dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah jaringan. Kemampuan maksimum

dari suatu alat untuk menyalurkan informasi dalam satuan waktu detik [6].

Pengertian antena Parabolic sama halnya dengan antena Parabola yaitu sebuah

antena berdaya jangkau tinggi yang digunakan untuk komunikasi radio, televisi

dan juga untuk radio location (RADAR) [2]. Perbedaan antara antena Wajanbolic

dengan antena Parabolic adalah terletak pada bagian belakang atau reflector

Page 11: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

10

antena yang berfungsi sebagai pemantul sinyal jika pada Antena Wajanbolic

menggunakan wajan sebagai pemantulan sinyalnya, sedangkan Antena Parabolic

(Parabola) menggunakan bahan logam atau aluminium berbentuk seperti piringan.

Wifi adalah media radio yang sifatnya digunakan bersama [7]. Kualitas

sinyal yang didapatkan menentukan kehandalan suatu wifi, sehingga semakin kuat

sinyal yang didapatkan maka semakin baik konektivitasnya. Sinyal pada wifi

ditunjukan dengan besaran dBm yaitu satuan level daya. Rentang kuat sinyal pada

Wifi yaitu antara -10 dBm sampai kurang lebih -99 dBm dimana semakin nilainya

mendekati positif maka semakin besar kuat sinyalnya sebaliknya jika kuat sinyal

mendekati negative maka semakin buruk kuat sinyalnya. Modulasi adalah proses

membaca data dari sinyal yang diterima dari pengirim yang digunakan. Cara

untuk menentukan standar modulasi yang dipakai pada sebuah antena, yang harus

diamati adalah kuat sinyal Rx (receive) yang didapat dan kuat sinyal yang

digunakan pada Tx power antena. Maksimal Tx power yang bisa digunakan

adalah 30 dBm, sehingga semakin besar Tx power yang digunakan maka standar

modulasi yang digunakan semakin buruk sebaliknya jika Tx power yang

digunakan kecil maka standar modulasi yang digunakan semakin baik [8].

Dual Band adalah teknologi tanpa kabel terbaru yang memungkinkan

perangkat untuk terhubung dengan jaringan 2 GHz atau 5 GHz [9]. Hal ini

memungkinkan untuk browsing internet menggunakan 2 GHz atau streaming film

dan media lain pada 5 GHz. Keuntungan dari bekerja pada band 5 GHz adalah

bahwa tidak seperti band 2 GHz yang ramai digunakan bersama, telepon tanpa

kabel dan jaringan tanpa kabel lainnya. Kemudian memiliki lebih sedikit

gangguan dan dapat memberikan sinyal tanpa kabel yang lebih stabil dan sangat

ideal untuk game online dan video streaming HD. Bonding Interface terdiri dari

kata Bonding yaitu yang berarti mengikat, serta Interface yang berarti antarmuka

yang digunakan untuk memberikan informasi antara user dengan sistem. Menurut

harifiah Bonding interface adalah teknologi yang memungkinkan penggabungan

beberapa interface ke dalam satu interface virtual untuk mendapatkan kapasitas

penyaluran data yang lebih baik dan kemampuan untuk memilih jalur alternatif

ketersediaan jaringan [4]. Dengan membuat Bonding Interface kapasitas

penyaluran data dapat menjadi lebih tinggi.

3. Metode Alur Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode NDLC

(Network Development Life Cycle). Pada Gambar 1 menjelaskan tentang alur

NDLC.

Page 12: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

11

Gambar 1 Metode NDLC [10]

Gambar 2 merupakan diagram alur Analisis Antena Parabolic Wifi Dual

Band.

Gambar 2 Diagram Alur Analisis Antena Parabolic Wifi Dual Band

Page 13: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

12

Peralatan yang diperlukan pada pembuatan Antena Parabolic Wifi Dual

Band dapat dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1 Peralatan Pembuatan Antena Parabolic Wifi Dual Band

Peralatan yang dibutuhkan

Gergaji besi Cutter Tester listrik

Mesin bor Kunci Inggris Spidol

Kikir Tang Palu

Penggaris Solder dan timah Gunting

Sedangkan bahan­bahan yang dibutuhkan untuk membuat Antena

Parabolic Wifi Dual Band dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2 Bahan Pembuatan Antena Parabolic Wifi Dual Band

Bahan – bahan yang dibutuhkan

Bahan Fungsi

Wajan Reflector antena

Pipa PVC (d= 3 inch 1 m) Feeder antena

Tutup pipa (d=3 inch 2 bh) Bagian dari Feeder

Rubber tape Sebagai perekat Alumunium foil

Kabel UTP ( 2 bh 30 meter) Penghubung antara radio dengan Laptop

Plat besi Sebagai dudukan saat diatas tower

Baut dan Mur kecil (2 bh 14 inch) Sebagai penghubung antara Reflector -

dengan Feeder

Allumunium foil Melapisi pipa PVC

Konektor RP-SMA female Sebagai penghubung antara antena -

dengan radio

RJ-45 Sebagai konektor kabel UTP

Gambar 3 merupakan desain Antena Parabolic Wifi Dual Band yang

dirakit menjadi satu.

Gambar 3 Antena Parabolic Wifi Dual Band

Page 14: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

13

Pada Tabel 3 disajikan hasil perhitungan Antena Parabolic Wifi Dual

Band yang sudah dilakukan.

Tabel 3 Hasil Pengukuran Antena Parabolic Wifi Dual Band

Variabel Keterangan Hasil

d Kedalaman Reflector 11 cm

f Jarak Titik Focus Reflector 9.1 cm

L Feeder yang dilapisi Almunium Foil 9.5 cm

S Jarak Konektor 3.2 cm

Setelah semua persiapan dan tahap pengukuran Antena Parabolic Wifi

Dual Band selesai maka tahap selanjutnya adalah merakitnya menjadi satu seperti

desain yang ditunjukkan pada Gambar 3.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan dimulai dari konfigurasi yang disederhanakan

dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam membacanya disertai dengan

pembahasan pada tiap-tiap hasil yang ditampilkan dalam bentuk gambar. Pada

Tabel 4 merupakan tabel konfigurasi nstreme dual slave di Mikrotik RB 435 G.

Tabel 4 menampilkan hasil konfigurasi pada tiap interface nstreme dual slave

yang telah dibuat, dimana untuk ip address antena pertama adalah 192.168.1.1

sedangkan pada antena kedua adalah 192.168.1.2, lalu ditampilkan juga mac

address dan juga remote mac address dimana menjadi patokan dalam koneksi

pada tiap WLAN pada transmit dan juga receive. Transmit dan receive pada

Mikrotik 1 menggunakan frekuensi 2 GHz dan 5 GHz yang masing – masing

frekuensi bekerja pada standar 802.11 n, selanjutnya transmit dan receive pada

Mikrotik 2 menggunakan frekuensi 5 GHz dan 2 GHz yang masing – masing

frekuensi bekerja pada standar 802.11 n juga.

Page 15: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

14

Tabel 4 Konfigurasi Pada Tiap Interface

Keterangan Mikrotik 1 Mikrotik 2

Ip address 192.168.1.1 192.168.1.2

Interface name nstreme1 nstreme1

Mac Address 00:0C:42:61:B7:B3 00:0C:42:61:B7:BA

Remote-mac 00:0C:42:61:B7:BA 00:0C:42:61:B7:B3

Tx Band 2GHz-only-N 5GHz-only-N

Rx Band 5GHz-only-N 2GHz-only-N

Frequency use 2GHz 2442 5240

Frequency use 5GHz 5240 2442

Channel width perstreams 20 MHz 20 MHz

2GHz mode Nstreme dual slave Nstreme dual slave

5GHz mode Nstreme dual slave Nstreme dual slave

Enable nstreme WLAN 1 Yes Yes

Enable nstreme WLAN 2 Yes Yes

Tx radio 2GHz 5GHz

Rx radio 5GHz 2GHz

Mode Bridge name Bridge1 Bridge1

Mode Ethernet name Ether1 Ether1

Metode yang digunakan pada pengujian ini adalah Bonding Interface. Cara kerja

Bonding nterface yaitu menggabungan beberapa interface ke dalam satu interface

virtual untuk mendapatkan kapasitas penyaluran data yang lebih baik dan

kemampuan untuk memilih jalur alternatif ketersediaan jaringan. Untuk

mengetahui hasil Bonding Interface pada masing - masing Mikrotik, dapat

menggunakan settingan nstreme seperti pada Gambar 4 .

Gambar 4 Hasil Traffic Nstreme Dual Slave Pada Mikrotik Satu dan Mikrotik Dua

Page 16: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

15

Gambar 4 adalah hasil traffic nstreme dual slave yang terjadi pada tiap-

tiap Mikrotik, pada traffic Mikrotik satu menampilkan bahwa interface nstreme

dual slave menangani link transfer (Tx) ke link receive (Rx) Mikrotik dua

menggunakan frekuensi 2 GHz. Kemudian pada Mikrotik dua menampilkan

bahwa interface nstreme dual slave menangani link transfer (Tx) ke link receive

(Rx) Mikrotik satu menggunakan frekuensi 5 GHz. Pada traffic bagian bawah sisi

Mikrotik satu dan Mikrotik dua merupakan traffic gabungan data (link transfer

dan receive) pada tiap interface nstreme dual slave. Traffic WLAN interface pada

masing-masing nstreme dual slave yang telah dikonfigurasi bisa dilihat pada

Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5 Traffic WLAN 2GHz dan WLAN 5GHz Sisi Mikrotik Satu

Gambar 5 menampilkan traffic tiap-tiap WLAN yang telah dikonfigurasi

nstreme dual slave pada sisi Mikrotik satu. Gambar 5 bisa dilihat bahwa tiap-tiap

WLAN hanya menangani satu link saja. Traffic yang tampil memperlihatkan

bahwa 2GHz hanya menangani link transfer saja, sedangkan pada 5GHz hanya

menangani link receive saja. Sama halnya seperti traffic pada tiap-tiap WLAN

pada sisi Mikrotik dua seperti pada Gambar 6.

Gambar 6 Traffic WLAN 5GHz dan WLAN 2GHz Sisi Mikrotik Dua

Page 17: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

16

Gambar 6 menampilkan traffic tiap-tiap WLAN yang telah dikonfigurasi

pada sisi Mikrotik dua. Pada Gambar 6 bisa dilihat juga bahwa tiap-tiap WLAN

hanya menangani satu link saja. Traffic yang tampil memperlihatkan bahwa

WLAN 5 GHz hanya menangani link transfer saja, sedangkan pada WLAN 2

GHz hanya menangani link receive saja. Sebelum dilakukan pengujian dengan

Bonding Interface, link transfer dan link receive bekerja secara half-duplex

melalui masing - masing frekuensi yang digunakan. Dengan tidak adanya

pembagian jalur untuk transfer dan receive maka waktu yang dibutuhkan juga

semakin lama hal ini dikarenakan transmit dan receive berjalan secara bergantian

dan jika keduanya berjalan bersamaan maka akan terjadi tabrakan sehingga data

yang bejalan tidak akan sampai pada tujuan. Dari hasil pengamatan tersebut maka

dibutuhkan metode Bonding Interface untuk pembagian jalur transfer dan receive

melalui dua interface yang digabungkan menjadi satu interface.

Pada tahap selanjutnya adalah pengujian pada hasil bandwidth dengan

menggunakan tools Bandwidth Test pada kedua buah antena Parabolic Wifi Dual

Band yang ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Pengujian Bandwidth Antena Parabolic Wifi Dual Band dengan

Bandwidth Test

Pengujian Jarak Antena 1 Antena 2 Lost

Tx 2GHz Rx 5GHz Tx 5GHz Rx 2GHz Packet

(Mbps) (Mbps) (Mbps) (Mbps)

1 1 m 45.3 61.7 62.0 43.3 503

2 100 m 43.6 58.1 57.2 40.2 747

3 2,27 km 24.2 47.5 49.1 21.0 983

Berdasarkan hasil pengujian bandwidth dengan menggunakan tools

Bandwidth Test didapatkan hasil yang stabil pada antena pertama dengan antena

kedua. Pengujian pada jarak 1 meter dilakukan didalam ruangan, selanjutnya pada

jarak 100 meter pengujian dilakukan diluar ruangan yaitu di lapangan SMK N 2

Temanggung, kemudian pengujian yang terakhir pada jarak 2,27 km dilakukan

antara SMK N 2 Temanggng dengan kantor Dinas Pendidikan Temanggung. Dari

hasil bandwidth yang sudah didapatkan dari kedua buah antena Parabolic Wifi

Dual Band terjadi selisih bandwidth yang dipengaruhi oleh frekuensi yang

digunakan pada kedua buah antena yaitu pada frekuensi 2 GHz ramai digunakan

dan jaringan tanpa kabel lainnya sehingga menyebabkan gangguan pada sinyal.

Selain frekuensi yang digunakan hasil bandwidth ini dipengaruhi oleh lost packet

yang disebabkan oleh sambungan kabel pigtail dengan kabel RG 8 dan

pemasangan konektor RP-SMA Female yang kurang sempurana. Gambar 7

menunjukkan channel frekuensi yang dapat bersinggungan dan dapat

mengganggu frekuensi yang sedang digunakan.

Page 18: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

17

Gambar 7 Channel Frekuensi 2 GHz

Untuk mengetahui gangguan yang dialami pada sinyal tersebut dapat

dilakukan dengan cara menggunakan tools Scan pada masing- masing frekuensi

yang digunakan. Hasil bandwidth yang diperoleh dari kedua buah antena

Parabolic Wifi Dual Band jika jarak semakain jauh maka gangguan sinyal yang

diterima akan semakin banyak yang tampak pada Gambar 8, 9 dan 10. Sedangkan

pada frekuensi 5 GHz tidak memiliki gangguan dan dapat memberikan sinyal

yang lebih stabil Gambar 11.

Gambar 8 Gangguan Sinyal Antena Pertama dan Kedua Pada Frekuensi 2 GHz

Jarak 1 meter di dalam Ruangan

Gambar 9 Gangguan Sinyal Antena Petama dan Kedua Pada Frekuensi 2 GHz

Jarak 100 meter di Lapangan SMK N 2 Temanggung

Page 19: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

18

Gambar 10 Gangguan Sinyal Antena Kedua Pada Frekuensi 2 GHz

di Dinas Pendidikan Temanggung

Gambar 11 Frekuensi 5 GHz pada jarak 1 m, 100 m dan 2,27 km

Pengujian pada jarak 1 meter pada Gambar 8 gangguan sinyal yang

mengganggu frekuensi 2442 pada channel 7 yang digunakan sebanyak tiga

frekuensi yaitu dua frekuensi 2437 pada channel 6 dan 2457 pada channel 10.

Gangguan yang diterima pada kedua buah antena sama karena jarak

penempatannya yang dekat. Pengujian yang kedua pada jarak 100 meter pada

Gambar 9 gangguan sinyal yang mengganggu frekuensi 2442 pada channel 7

yang digunakan sebanyak 15 frekuensi yaitu frekuensi 2432 pada channel 5, lima

frekuensi 2437 pada channel 6, frekuensi 2442 pada channel 7, frekuensi 2457

pada channel 10, tujuh frekuensi 2462 pada channel 11. Gangguan yang diterima

pada kedua buah antena masih sama karena jarak penempatannya yang masih

dalam radius relatif dekat. Pengujian pada jarak 2,27 km gangguan sinyal yang

diterima antena pertama masih sama seperti pada Gambar 9. Gangguan sinyal

yang diterima pada antena kedua yang mengganggu frekuensi 2442 pada channel

7 ditampilkan pada Gambar 10 sebanyak 14 frekuensi yaitu frekuensi 2432 pada

channel 5, lima frekuensi 2437 pada channel 6, frekuensi 2457 pada channel 10,

tujuh frekuensi 2462 pada channel 11. Sehingga jumlah gangguan sinyal pada

kedua antena pada jarak 2,27 km sebanyak 29 gangguan.

Pada tahap selanjutnya adalah menentukan standar modulasi atau proses

membaca data dari sinyal yang diterima dari pengirim yang digunakan. Pada

tahap ini yang digunakan untuk menentukan modulasi yang dipakai adalah dengan

pengujian kekuatan sinyal dari hasil nstreme dual slave pada kedua buah antena

Parabolic Wifi Dual Band yang ditampilkan pada Tabel 6.

Page 20: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

19

Tabel 6 Hasil Pengujian Kekuatan Sinyal

Pengujian Jarak Antena 1 Antena 2

Tx 2GHz Rx 5GHz Tx 5GHz Rx 2GHz

(dBm) (dBm) (dBm) (dBm)

1 1 m -27 -43 -41 -20

2 100 m -87 -71 -70 -85

3 2,27 km -91 -83 -82 -93

Kemudian selanjutnya adalah menentukan standar modulasi yang digunakan pada

masing-masing hasil pengujian kekuatan sinyal pada jarak yang sudah ditentukan.

Jika hasil kekuatan sinyal Rx yang diperoleh mendekati positif (+) maka standar

yang digunakan semakin baik, sebaliknya jika hasil kekuatan sinyal Rx yang

diperoleh mendekati negatif (-) maka standar yang digunakan semakin buruk.

Kekuatan sinyal dapat dikategorikan berdasarkan kualitasnya dapat ditampilkan

pada Tabel 7.

Tabel 7 Kualitas Kuat Sinyal

Kuat Sinyal Warna Range Persentase

Baik Sekali Hijau -57 to -10 dBm (75 – 100%)

Baik Hijau -75 to -58 dBm (40 – 74%)

Cukup Kuning -85 to -76 dBm (20 – 39%)

Buruk Merah -97 to -84 dBm (0 – 19%)

Pengujian pertama yang sudah dilakukan pada jarak 1 meter diperoleh

kekuatan sinyal antena pertama -20 dBm sedangkan antena kedua -43 dBm yang

baik sekali dengan warna hijau. Pengujian kedua dilakukan pada jarak 100 meter

diperoleh kekuatan sinyal antena pertama -85 dBm sedangkan antena kedua -71

dBm yang cukup dengan warna kuning. Selanjutnya pengujian yang terakhir pada

jarak 2,27 km diperoleh kekuatan sinyal antena pertama -93 dBm sedangkan

antena kedua -83 dBm yang buruk dengan warna merah.

Pada hasil pengujian sinyal untuk menentukan standar modulasi yang

dipakai maka yang perlu diamati adalah sinyal Rx (receive), karena settingan Tx

power pada kedua buah antena tidak ditentukan (default) ditampilkan pada

Gambar 12 dan Gambar 13. Maksimal Tx power yang bisa digunakan adalah 30

dBm, sehingga semakin besar Tx power yang digunakan maka standar modulasi

yang digunakan semakin buruk.

Gambar 12 Setting Default Tx Power Antena Pertama

Page 21: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

20

Gambar 13 Setting Default Tx Power Antena Kedua

Karakteristik standar 802.11n yang digunakan pada pengujian antena

parabolic wifi dual band adalah mampu mentransfer data lebih cepat sehingga

menghemat waktu, selanjutnya terdapat kombinasi dua frekuensi wireless untuk

mendapatkan performa yang lebih baik, kemudian jangkauan radius pemancar

akan lebih luas akibatnya pada saat jarak yang sangat jauh maka minimal standar

modulasi yang dipakai adalah MCS 0 dengan menggunakan tipe BPSK sedangkan

pada saat jarak yang sangat dekat maka maksimal standar modulasi yang dipakai

adalah MCS 7 dengan menggunakan tipe 64-QAM dapat ditunjukkan pada

Gambar 14.

Gambar 14 Kuat Sinyal Standar Modulasi

Pada saat antena parabolic wifi dual band menerima sinyal dengan

menggunakan standar 802.11 b/g, maka antena parabolic wifi dual band akan

menyesuaikan standar yang diterima. Hal ini dikarenakan standar 802.11 n adalah

pengembangan dari standar 802.11 b/g sehingga peralatan yang menggunakan

standar 802.11 n akan kompatibel dengan standar 802.11 b/g. Standar modulasi

yang sudah ditentukan oleh IEEE 802.11 n dapat ditampilkan pada Tabel 8, Tabel

9 dan Tabel 10.

Page 22: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

21

Tabel 8 Standar Modulasi Pada Frekuensi 2412 - 2462 MHz [11]

Tx Power Rx Power

modulation data rate avg.Tx tolerance data rate sensitivity tolerance

MCS0 28 dBm ± 2 dB MCS0 -96 dBm ± 2 dB

MCS1 28 dBm ± 2 dB MCS1 -95 dBm ± 2 dB

MCS2 28 dBm ± 2 dB MCS2 -92 dBm ± 2 dB

802.11 N MCS3 28 dBm ± 2 dB MCS3 -90 dBm ± 2 dB

MCS4 27 dBm ± 2 dB MCS4 -86 dBm ± 2 dB

MCS5 25 dBm ± 2 dB MCS5 -83 dBm ± 2 dB

MCS6 23 dBm ± 2 dB MCS6 -77 dBm ± 2 dB

MCS7 22 dBm ± 2 dB MCS7 -74 dBm ± 2 dB

Tabel 9 Standar Modulasi Pada Frekuensi 5170 – 5875 MHz [11]

Tx Power Rx Power

modulation data rate avg.Tx tolerance data rate sensitivity tolerance

MCS0 25 dBm ± 2 dB MCS0 -97 dBm ± 2 dB

MCS1 25 dBm ± 2 dB MCS1 -96 dBm ± 2 dB

MCS2 25 dBm ± 2 dB MCS2 -93 dBm ± 2 dB

802.11 N MCS3 24 dBm ± 2 dB MCS3 -91 dBm ± 2 dB

MCS4 23 dBm ± 2 dB MCS4 -87 dBm ± 2 dB

MCS5 22 dBm ± 2 dB MCS5 -84 dBm ± 2 dB

MCS6 21 dBm ± 2 dB MCS6 -78 dBm ± 2 dB

MCS7 19 dBm ± 2 dB MCS7 -75 dBm ± 2 dB

Tabel 10 Standar MCS (Modulation and Coding Scheme)

MCS Spatial Modulation 20MHz

Index streams type

0 1 BPSK 6.50

1 1 QPSK 13.00

2 1 QPSK 19.50

3 1 16-QAM 26.00

4 1 16-QAM 39.00

5 1 64-QAM 52.00

6 1 64-QAM 58.50

7 1 64-QAM 65.00

Berdasarkan data yang telah didapat pada percobaan pertama standar

modulasi yang digunakan pada frekuensi 2 GHz dan 5 GHz yaitu MCS7 tipe 64-

QAM dimana hasil bandwidth bisa mencapai maksimal 65.00 Mbps. Kemudian

pada percobaan kedua standar modulasi yang digunakan pada frekuensi 2 GHz

yaitu MCS4 tipe 16-QAM dimana hasil bandwidth bisa mencapai maksimal 39.00

Mbps sedangkan frekuensi 5 GHz yaitu MCS7 tipe 64-QAM dimana hasil

bandwidth bisa mencapai maksimal 65.00 Mbps. Selanjutnya percobaan ketiga

standar modulasi yang digunakan pada frekuensi 2 GHz yaitu MCS2 tipe QPSK

dimana hasil bandwidth bisa mencapai maksimal 19.50 Mbps sedangkan

frekuensi 5 GHz yaitu MCS5 tipe 64-QAM dimana hasil bandwidth bisa

mencapai maksimal 52.00 Mbps. Hasil standar modulasi yang digunakan pada

kedua antena Parabolic Wifi Dual Band sewaktu – waktu akan berubah, hal ini

dikarenakan dari hasil kekuatan sinyal yang diperoleh tidak stabil [8]. Jika standar

modulasi yang digunakan berubah hal ini dikarenakan pengaruh kuat sinyal yang

diperoleh, maka transfer data yang dikirim akan dikirim ulang menggunakan

Page 23: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

22

standar modulasi yang tepat dengan kondisi kuat sinyal yang diperoleh sehingga

waktu yang digunakan akan semakin lama.

Antena Parabolic Wifi Dual Band sudah memenuhi standar wifi 802.11n.

Bisa dikatakan sudah memenuhi standar wifi 802.11n karena antena Parabolic

Wifi Dual Band menggunakan dua frekuensi yaitu 2 GHz dan 5 GHz, bekerja

secara Full-Duplex (Gambar 15), standar modulasi terbaik yang bisa diperoleh

yaitu mencapai MCS index 7 dengan tipe 64-QAM dengan penempatan antena

pada jarak terdekat (pada saluran 20 MHz tunggal dengan satu antena).

Gambar 15 Full-Duplex

5. Simpulan

Setelah melakukan analisis antena Parabolic Wifi Dual Band dengan

metode Bonding Interface, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil analisis

Bandwidth yang sudah diperoleh dengan menggunakan tools Bandwidth Test hasil

badwidth dengan menggunakan antena Parabolic Wifi Dual Band sudah baik,

akan tetapi hasilnya masih belum maksimal sehingga masih bisa dilakukan

pengembangan antena Parabolic Wifi Dual Band dengan memperlebar reflector

kemudian bisa juga mengganti jenis kabel yang digunakan dengan kabel khusus

frekuensi tinggi seperti kabel LMR 400 sehingga hasil bandwidth bisa mencapai

maksimal dan antena Parabolic Wifi Dual Band sudah memenuhi standar wifi

802.11n.

6. Daftar Pustaka

[1] Gunadi., 2007, Merakit Sendiri Wajanbolic Step-by-Step ,CHIP Edisi

Oktober.

[2] Adiyanto, Molin., 2008, Pembuatan Antena Wajanbolic,

http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/orari-

diklat/teknik/2.4ghz/7405030025.pdf. Diakses pada 5 Juni 2014.

[3] Anonim.

http://compnetworking.about.com/od/wireless80211/g/bldef_80211n.htm.

Diakses pada tanggal 25 November 2014.

[4] Anonim. http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Interface/Bonding. Diakses

pada 8 Oktober 2014.

[5] Santo, Agnesius, 2013, Mengenal 6 Standard Wireless Fidelity (Wi-Fi) di

Dunia, http://mediabisnisonline.com/mengenal-6-standard-wireless-

fidelity-wi-fi-di-dunia/. Diakses pada tanggal 25 November 2014.

[6] Davinchie., 2010, Pengertian Bandwidth,

http://www.scribd.com/doc/43954445/Pengertian-Bandwidth. Diakses

pada 25 November 2014.

Page 24: Analisis Bandwidth Pada Antena Parabolic Wifi Dual Band ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15129/2/T1_672010084_Full... · kabel UTP dan biaya instalasi. Jika dihitung tentu

23

[7] Purbo, Onno W., 2006, Internet Wireless dan Hot Spot, P.T.Elex Media

Komputindo.

[8] Negoro, Akhmad A., 2008, Rancang Bangun Demodulator 16QAM

Dengan Menggunakan DSK TMS320C6713 Berbasiskan Matlab

Simulink, http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124383-R030891.pdf. Diakses

pada 2 Desember 2014.

[9] Anonim. http://www.tp-link.co.id/products/details/?model=TL-WDN4800.

Diakses pada 5 Oktober 2014.

[10] Prihastomo, Yoga., 2011, Komunikasi Data & Jaringan Komputer

Network Development Life Cycle,

http://files.yogaprihastomo.com/Kuliah/Strata%20Dua/Semester%201/MK

OM-XB-1011601026-UAS-YOGA.pdf. Diakses pada 25 November 2014.

[11] Anonim. http://dl.ubnt.com/datasheets/airgridm/airGrid_HP.pdf. Diakses

pada 1 Desember 2014.