bmpk dan penyertaan modal.pdf
Post on 02-Mar-2018
240 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
1/136
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Aset
Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) dan Prinsip Kehati-Hatian
dalam Kegiatan Penyertaan Modal
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
2/136
http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Search/http://www.bi.go.id/ -
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
3/136
PusatRiset
BankIndon
Telp:0212
Fax.:0212
email:
PRES
Hak
Cipta
2013
danEdukasi
sia
917321
11580
@bi.go.id
2013,
Bank
Kodi
ABa
Kr
Ke
Pe
BankSentra
Indonesia
fikasi
et
asdit
ati-
yer
Tim
Raml
ChandSiti
Gantiah
ahyu Y
Kom
Wirza A
Indr
Ristia I
l(PRES)
eratu
aks
BM
hati
aan
enyusu
n Gintin
a MurniAstiyah
uryan
wana Hi
ala Dewi
u Novri
Triyana
ha Pram
ran P
mu
K)
nd
Mo
di
ani
ayat
na
si
rbank
Pe
an
la
al
n Ind
mb
rin
Ke
onesia
rian
ip
iat
n
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
4/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
i
DAFTAR ISI
Paragraf Halaman
Daftar Isi Hal. i
vRekam Jejak Regulasi Batas Maksimum Pemberian Kredit Hal. vi
Rekam Jejak Regulasi Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan
Penyertaan Modal
Hal. vii
Dasar Hukum Hal. viii
Regulasi Terkait Hal. viiix
Regulasi Bank Indonesia Hal. x
Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum
Ketentuan Umum Par. 1 3 Hal. 1 6
BMPK Kepada Pihak Terkait Par. 4
10 Hal. 6
19BMPK Kepada Pihak Tidak Terkait Par. 11 12 Hal. 19 22
Perhitungan BMPK Par. 13 22 Hal. 22 33
Kredit Par. 13 Hal. 2223
Surat Berharga Par. 1417 Hal. 2325
Derivatif Kredit (Credit Derivative) Par. 18 Hal. 2528
Tagihan Akseptasi Par. 19 Hal. 2829
Transaksi Rekening Administratif Par. 20 Hal. 29
Transaksi Derivatif Par. 21 Hal. 2932
Penyertaan Par. 22 Hal. 3233
Pelampauan BMPK Par. 23 Hal. 33
35
Penyelesaian Pelanggaran dan Pelampauan BMPK Par. 24 26 Hal. 35 36
Pengecualian Par. 27 43 Hal. 36 49
Pelaporan Par. 44 Hal. 49
Ketentuan Lain Par. 45 46 Hal. 49 50
Sanksi Par. 47 48 Hal. 50 51
Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat
Ketentuan Umum Par. 49 51 Hal.51 59
Dasar Perhitungan BMPK Par. 52 Hal. 59
BMPK Kepada Pihak Terkait Par. 53
56 Hal. 59
61
BMPK Kepada Pihak Tidak Terkait Par. 57 58 Hal. 62 64
Pelampauan BMPK Par. 59 Hal. 64 65
Penyelesaian Pelanggaran dan/atau Pelampauan Par. 60 62 Hal. 65 68
Pengecualian Par. 63 65 Hal. 68 71
Tata Cara Penyampaian Laporan BMPK dan Koreksi Laporan BMPK Par. 66 71 Hal. 71 76
Ketentuan Lain Par. 72 73 Hal. 76 77
Sanksi Par. 74 Hal. 77 79
Keadaan Memaksa (Force Majeure) Par. 75 Hal. 79 80
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
5/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
ii
Batas Maksimum Penyaluran Dana Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
Ketentuan Umum Par. 76 78 Hal. 80 85
Dasar Perhitungan BMPD Par. 79 Hal. 85 86
BMPD Kepada Pihak Terkait Par. 80 83 Hal. 86 88
BMPD Kepada Pihak Tidak Terkait Par. 84
85 Hal. 88
90
Pelampauan BMPD Par. 86 Hal. 90 92
Penyelesaian Pelanggaran dan/atau Pelampauan BMPK Par. 87 89 Hal. 92 94
Pengecualian Par. 90 92 Hal. 95 98
Tatacara Penyampaian Laporan BMPD dan Koreksi Laporan BMPD Par. 93 98 Hal. 98 102
Ketentuan Lain Par. 99 103 Hal. 103 106
Sanksi Par. 104 Hal. 106 108
Keadaan Memaksa (Force Majeure) Par. 105 Hal. 108
Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Penyertaan Modal
Ketentuan Umum Par.106 Hal. 108 109
Ruang lingkup dan Persyaratan Penyertaan Modal Par.107 115 Hal. 109 112
Tata Cara Pengajuan dan Persetujuan Penyertaan Modal Par.116 120 Hal. 113 116
Pelampauan Batasan Penyertaan Modal Sesuai BUKU Par. 121 Hal. 116 117
Divestasi Penyertaan Modal dan Penyertaan Modal Sementara Par. 122 126 Hal. 117 119
Penyertaan Modal oleh Perusahaan Anak Par.127 128 Hal. 119 121
Alamat Pelaporan Par.129 Hal. 121
Perlakuan Akuntansi dan Kualitas Penyertaan Modal dan
Penyertaan Modal Sementara
Par. 130 131 Hal. 121
Transparansi dan Pengelolaan Penyertaan Modal dan Penyertaan
Modal Sementara
Par. 132 133 Hal. 121 122
Lain-Lain Par.134 137 Hal. 122 123
Sanksi Par. 138 Hal. 123
Ketentuan Peralihan Par. 139 Hal. 123
Lampiran Hal. 124294
Lampiran 1 : Pengendali Bank Hal. 124
Lampiran 2 : Pengendali Bank Secara Bersama-sama Hal. 125
Lampiran 3 : Perusahaan yang Dikendalikan Bank Hal. 126
Lampiran 4 : Pengendali Lain Hal. 127
Lampiran 5 : Perusahaan Afiliasi Hal. 128
Lampiran 6 : Kontrak Investasi Kolektif Hal. 129
Lampiran 7 : Peminjam-Peminjam dalam Satu Pengendalian Hal. 130
Lampiran 8 : Hubungan Kepengurusan Hal. 131
Lampiran 9 : Contoh Perhitungan BMPK Peminjam Bukan Pihak
Terkait
Hal. 132
Lampiran 10 : Pembelian Tagihan/Kredit Hal. 133
Lampiran 11 : Transaksi Repo Hal. 134
Lampiran 12 : Transaksi Efek Beragun Aset Hal. 135 136
Lampiran 13 : Contoh Transaksi Reksadana Hal. 137
Lampiran 14 : Credit Default Swap Hal. 138Lampiran 15 : Total Return Swap Hal. 139
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
6/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
iii
Lampiran 16 : Contoh Perhitungan Potential Future Credit Exposure Hal. 140 141
Lampiran 17 : Contoh Perhitungan Potential Future Credit
Exposure untuk Transaksi yang Dilengkapi Perjanjian
Saling Hapus
Hal. 142 143
Lampiran 18 : Contoh Perhitungan BMPK Penyediaan Dana yang
Dijamin Prime Bank
Hal. 144 145
Lampiran 19 : Contoh Penyediaan Dana Kepada Anak Perusahaan Hal. 146 147
Lampiran 20 : Contoh Penyediaan BMPK secara Konsolidasi Hal. 148 151
Lampiran 21 : Contoh Penyediaan Dana Kepada BUMN Hal. 152 153
Lampiran 22 : Contoh Pengelompokan Peminjam Dalam Beberapa
Kelompok Peminjam
Hal. 154 155
Lampiran 23 : Contoh Kelompok Peminjam Karena Terdapat
Penjaminan
Hal. 156 157
Lampiran 24 : Pedoman Penyusunan Laporan Batas Maksimum
Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat
Hal. 158 177
Halaman Judul Hal 158
Bab I Penjelasan Umum Hal. 159160
Bab II Laporan BMPK Hal. 161177
II.1.1 Laporan Penyediaan Dana Pihak Terkait Hal. 161
II.1.2 Penjelasan LaporanPenyediaan Dana Pihak Terkait Hal. 162 166
II.2.1 Laporan Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait Hal. 167
II.2.2 Penjelasan Laporan Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait Hal. 168 171
II..3.1 Laporan Pelampauan BMPK Hal. 172
II.3.2 Penjelasan Laporan Pelampauan BMPK Hal. 173 177
Lampiran 25 : Petunjuk Teknis Aplikasi Data Entry Laporan Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan
Rakyat
Hal. 178 236
Halaman Judul Hal. 178
Bab I Pendahuluan Hal. 179182
1.1.
Konfigurasi S/W dan H/W Minimum Hal. 179
1.2.Penjelasan Umum Hal. 180 182
1.2.1. Struktur Menu Sistem Hal. 180
1.2.2. Masukan dan Keluaran Hal. 180182
Bab II Instalasi Hal. 183197
2.1. Pada Komputer yang Sudah Ter-install Aplikasi Laporan Bulanan
Versi 02.02
Hal. 183 195
2.1.1. Backup Data Hal. 1831852.1.2. Uninstall Aplikasi yang Ada Hal. 185188
2.1.3. Instalasi Aplikasi Versi 03.02 Hal. 189192
2.1.4. Me-restore Data yang telah Di-backup Hal. 192195
2.2. Pada Komputer yang Belum Ada Aplikasi Laporan Bulanan Hal. 195 197
Bab III Petunjuk Teknis Hal. 198209
3.1. Menggunakan Aplikasi Laporan Berkala Pertama Kali Hal. 198 208
3.1.1. Inisialisasi Data Pokok Hal. 198199
3.1.2. Login ke Sistem Hal. 199200
3.1.3. Pembuatan Otoritas Pemakai Hal. 200203
3.1.4. Mengubah Password Hal. 203204
3.1.5. Inisialisasi Data Laporan Hal. 204208
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
7/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
iv
3.2. Sistem Hal. 208 209
3.2.1. Login Hal. 208209
3.2.2. Logout Hal. 209
3.2.3. Keluar Hal. 209
Bab IV Laporan BMPK Hal. 210236
4. 1. Data Entry Hal. 210 221
4.1.1. Entry Kelompok Debitur Hal. 210211
4.1.2. Penyediaan Dana Pihak Terkait Hal. 211215
4.1.3. Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait Hal. 215218
4.1.4. Pelampauan BMPK Hal. 218221
4.2. Laporan Hal. 221 236
4.2.1. Penyediaan Dana Pihak Terkait Hal. 221223
4.2.2. Pelanggaran BMPK Pihak Tidak Terkait Hal. 223225
4.2.3. Pelampauan BMPK Hal. 225227
4.3. Validasi Hal. 228 229
4.4. File Kirim Hal. 229 230
4.5. Export Hal. 230 231
4.6. Struktur Data Export Hal. 231 234
4.7. Import Hal. 234 235
4.8. Back-Up Hal. 235 236
4.9. Restore Hal. 236
Lampiran 26 : Petunjuk Teknis Aplikasi Web BPR Laporan Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan
Rakyat
Hal. 237 261
Halaman Judul Hal. 237
Bab I Pendahuluan Hal. 238
1.1.
Konfigurasi Minimal Hal. 238
Bab II Instalasi Hal. 239244
2.1. Pra-instalasi Hal. 239 241
2.2. Menjalankan Internet Explorer Hal. 241 243
2.3. Halaman Utama BPR Hal. 243 244
Bab III Petunjuk Teknis Hal. 245261
3.1. Halaman Upload Hal. 245 249
3.2. Halaman Tabel Referensi Hal. 249 250
3.3. Halaman Laporan Hal. 250 256
3.4. Halaman Helpdesk Hal. 256 259
3.5. Halaman Berita Hal. 259 260
3.6. Halaman Teguran Hal. 260
3.7. Halaman Log Hal. 261
Lampiran 27 : Pedoman Penyusunan Laporan Batas Maksimum
Penyaluran Dana Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Hal. 262 294
Halaman Judul Hal. 262
Kata Pengantar Hal. 263
Penjelasan Umum Hal. 264
Bab 1 Laporan Pelanggaran Batas Maksimum Penyaluran Dana
(BMPD) Pihak Terkait
Hal. 265272
1.1 Formulir 1 Laporan Pelanggaran BMPD Pihak Terkait Hal. 265
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
8/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
v
1.2 Rincian Formulir 1 Laporan Pelanggaran BMPD Pihak Terkait Hal. 266 267
1.3 Penjelasan Formulir 1 Laporan Pelanggaran BMPD Pihak
Terkait
Hal. 268 272
Bab 2 Laporan Penyaluran Dana Dan Pelampauan Batas Maksimum
Penyaluran Dana (BMPD) Pihak Terkait
Hal. 273279
2.1 Formulir 2 Laporan Penyaluran Dana dan Pelampauan
BMPD Pihak Terkait
Hal. 273
2.2 Rincian Formulir 2 Laporan Penyaluran Dana dan
Pelampauan BMPD Pihak Terkait
Hal. 274 275
2.3 Penjelasan Formulir 2 Laporan Penyaluran Dana dan
Pelampauan BMPD Pihak Terkait
Hal. 276 279
Bab 3 Laporan Pelanggaran Batas Maksimum Penyaluran Dana
(BMPD) Pihak Tidak Terkait
Hal. 280287
3.1 Formulir 3 Laporan Pelanggaran BMPD Pihak Tidak Terkait Hal. 280
3.2 Rincian Formulir 3 Laporan Pelanggaran BMPD Pihak Tidak
Terkait
Hal. 281 282
3.3 Penjelasan Formulir 3 Laporan Pelanggaran BMPD Pihak Tidak
Terkait
Hal. 283 287
Bab 4 Laporan Pelampauan Batas Maksimum Penyaluran Dana
(BMPD) Pihak Tidak Terkait
Hal. 288294
4.1 Formulir 4 Laporan Pelampauan BMPD Pihak Tidak Terkait Hal. 288
4.2 Rincian Formulir 4 Laporan Pelampauan BMPD Pihak Tidak
Terkait
Hal. 289 290
4.3 Penjelasan Formulir 4 Laporan Pelampauan BMPD Pihak Tidak
Terkait
Hal. 291 294
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
9/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
vi
Rekam Jejak Regulasi Batas Maksimum Pemberian Kredit
8/13/PBI/2006
Batas Maksimum
Pemberian Kredit Bank
Umum
7/3/PBI/2005
Batas Maksimum
Pemberian Kredit Bank
Umum
SE 7/14/DPNP 2005
Pasal 1,2,8,12,23(1)
huruf d, 24(4),
30,37,40,40A,40B,40C
SE 31/16/UPPB
31/177/KEP/DIR/1998
Batas Minimum
Pemberian Kredit Bank
Umum
2/5/PBI/2000
Penyediaan Dana oleh
Bank yang Dijamin Bank
Lain
2/16/PBI/2000
Batas Minimum
Pemberian Kredit Bank
Umum
25/97/KEP/DIR/1992
Penyertaan Modal dan
Pemilikan Saham oleh
Bank
26/21/KEP/DIR/1993
Batas Minimum
Pemberian Kredit Bank
Umum
28/63/KEP/DIR/1995
BMPK u/ Perusahaan
yang Sahamnya
Diperdagangkan Di
Bursa Efek
13/5/PBI/2011Batas Maksimum
Penyaluran Dana BPR
Syariah11/13/PBI/2009
Batas Maksimum
Pemberian Kredit BPR
31/61/KEP/DIR/1998
Batas Maksimum
Pemberian Kredit BPR
21/50/KEP/DIR/1988
BMPK Kepada Debitur/
Debitur Grup
21/51/KEP/DIR/1988
Pemberian Kredit
Kepada Pengurus/Pemegang Saham
SE 11/21/DKBU 2009
SE 13/17/DPbs 2011
Pasal
15(3),15A,15B
SE 28/3 BPPP
Batas Maksimum Pemberian
Kredit Untuk Perusahaan
yang Sahamnya
Diperdagangkan di Bursa Efek
SE 26/8 BPPP
Batas Maksimum
Pemberian Kredit
SE 26/3 BPPP
Batas Maksimum
Pemberian Kredit
SE 25/1 BPPP
Penyertaan Modal dan
Pemilikan Saham oleh
Bank
Diubah
Dicabut
Terkait
PBI/KEP DIR
Masih Berlaku
PBI/KEP DIR
Tidak Berlaku
Keterangan :
- UU No. 32/2004tentang
Pemerintah Daerah
- UU No. 33/2004tentang
Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat & Daerah
- 5/8/PBI/2003tentang
Manajemen Resiko Bank Umum
- 5/10/PBI/2003tentang Prinsip
Kehati-hatian dalam Penyertaan
Modal
- 28/119/KEP/DIR 1995 tentang
Transaksi Derivatif
Regulasi Terkait
SE Masih Berlaku
SE Tidak Berlaku
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
10/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
vii
Rekam Jejak Regulasi Prinsip Kehati-hatian
dalam Kegiatan Penyertaan Modal
5/10/PBI/2003
Prinsip Kehati-hatian dalamKegiatan Penyertaan Modal
31/147/KEP/DIR/1998
Kualitas Aktiva Produktif
23/66/KEP/DIR/1991Penyertaan Pada Bank dan
Lembaga Keuangan Lain diluar
Negeri
- 14/26/PBI/2012tentang Kegiatan Usaha dan
Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank
- 14/24/PBI/2012 tentang Kepemilikan Tunggal pada
Perbankan Indonesia
- 14/23/PBI/2012tentang Transfer Dana
- 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
- 14/14/PBI/2012tentang Transparansi dan
Publikasi Laporan Bank
- 14/18/PBI/2012tentang Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum Bank Umum
- 14/8/PBI/2012tentang Kepemilikan Saham Bank Umum
- 14/2/PBI/2012tentang Penyelenggaraan
Kegiatan APMK
- 13/23/PBI/2011tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah- 8/13/PBI/2006 tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit Bank Umum
- 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum
- 11/25/PBI/2009tentang Penerapan Manajemen Risiko
bagi Bank Umum
- 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik
- 32/37/KEP/DIR/1999 tentang Kantor Cabang Bank Asing
- 31/51/KEP/DIR/1999tentang Persyaratan dan Tata Cara
Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank Umum
- Peraturan Otoritas Perusahaan Anak tentang
Penyertaan Modal
Ps 10 ayat (2)
PBI/KEP DIR
Masih Berlaku
PBI/KEP DIR
Tidak Berlaku
Terkait
Diubah
Keterangan :
Dicabut
Regulasi Terkait
15/11/PBI/2013
Prinsip Kehati-hatian dalam
Kegiatan Penyertaan Modal
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
11/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
viii
Dasar Hukum :
- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 10 tahun 1998
-
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
-
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia Menjadi Undang-Undang
-
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Regulasi Terkait :
- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 UU tentang Pemerintah Daerah
- Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah
-
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank
-
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pembelian Saham Bank Umum-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
Berdasarkan Modal Inti Bank
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/24/PBI/2012 tentang Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/14/PBI/2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/8/PBI/2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/26/PBI/2011 tentang Perubahan Pertama atas 8/19/PBI/2006 tentang
Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan
Rakyat
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/14/PBI/2011 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/13/PBI/2011 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah
- Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 13/9/PBI/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Perbankan
Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit UsahaSyariah (berlaku juga untuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/2/PBI/2009 tentang Perubahan Ketiga atas Nomor 7/2/PBI/2005 atas
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
- Peraturan Perbankan Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah (berlaku juga untuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/6/PBI/2007 tentang Perubahan Kedua atas Nomor 7/2/PBI/2005 atas
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
12/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
ix
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/19/PBI/2006 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/2/PBI/2006 tentang Perubahan Pertama atas Nomor 7/2/PBI/2005 atas
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/50/PBI/2005 tentang Perubahan Peraturan Bank Indonesia Nomor
3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank- Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Manajemen Resiko Bank Umum
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank
-
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/37/KEP/DIR/1999 tentang Kantor Cabang Bank Asing
- Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/51/KEP/DIR/1999 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi Bank Umum
- Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 28/119/KEP/DIR/1995 tentang Transaksi Derivatif
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/28/DPNP 2013 perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/23/DPNP 2013 perihal Transfer Dana
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/7/DPNP 2013 perihal Pembukaan Jaringan Kantor Bank UmumBerdasarkan Modal Inti
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/4/DPNP 2013 perihal Kepemilikan Saham Bank Umum
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/2/DPNP 2013 perihal Kepemilikan Tunggal pada Perbankan
Indonesia
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP 2012 perihal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Bank Umum
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/35/DPNP 2012 perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan
Tahunan Tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/17/DASP 2012 perihal Perubahan atas SE 11/10/DASP 2009 perihal
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/23/DPNP 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran Nomor
5/21/DPNP 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/18/DPbS 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 18/34/DPbS 2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/16/DPbS 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 18/35/DPbS 2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/11/DPbS 2011 perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/10/DPbS 2011 perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bagi Bank Umum
Syariah dan unit Usaha Syariah- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP 2009 perihal Uang Elektronik
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/35/DPbS 2008 perihal Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/34/DPbS 2008 perihal Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS 2005 perihal Laporan Tahunan, Laporan Keuangan
Publikasi Triwulanan dan Bulanan serta Laporan tertentu dari Bank yang disampaikan kepada Bank
Indonesia
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/3/DPNP 2005 perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 32/7/UPPB 1999 perihal
Persyaratan dan Tata Cara Merger,
Konsolidasi, dan Akuisisi Bank Umum
- Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 21 tentang Akuntansi Ekuitas
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/A6E9EF9F-5C6F-4A81-BEB3-FF3CD7438C09/12061/se75605dpbs.pdfhttp://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/A6E9EF9F-5C6F-4A81-BEB3-FF3CD7438C09/12061/se75605dpbs.pdfhttp://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/A6E9EF9F-5C6F-4A81-BEB3-FF3CD7438C09/12061/se75605dpbs.pdfhttp://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/A6E9EF9F-5C6F-4A81-BEB3-FF3CD7438C09/12061/se75605dpbs.pdfhttp://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/A6E9EF9F-5C6F-4A81-BEB3-FF3CD7438C09/12061/se75605dpbs.pdfhttp://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/A6E9EF9F-5C6F-4A81-BEB3-FF3CD7438C09/12061/se75605dpbs.pdf -
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
13/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
x
- Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Penurunan
- Peraturan Otoritas Perusahaan Anak tentang Penyertaan Modal
Regulasi Bank Indonesia :
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/5/PBI/2011 tentang Batas Maksimum Penyaluran Dana BPR Syariah- Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/13/PBI/2009 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit BPR
- Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/3/PBI/2005 Tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum
-
Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/10 /PBI/2003 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Kegiatan Penyertaan
Modal
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/17/DPbS 2011 perihal Batas Maksimum Penyaluran Dana BPR
Syariah
- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/21/DKBU 2009 perihal Batas Maksimum Pemberian Kredit BPR
-
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/14/DPNP 2005 perihal Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank
Umum
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
14/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
1
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Perbankan
Aset
Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum
BAB I Ketentuan Umum1 Pasal 1
8/13/PBI/2006
1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang
bank asing.
2. Batas Maksimum Pemberian Kredit yang selanjutnya disebut dengan BMPK
adalah persentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan
terhadap modal Bank.
3. Penyediaan Dana adalah penanaman dana Bank dalam bentuk:
a. kredit;
b.
surat berharga;
c.
penempatan;d.
surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali;
e. tagihan akseptasi;
f. derivatif kredit (credit derivative);
g. transaksi rekening administratif;
h.
tagihan derivatif;
i.
potential future credit exposure;
j. penyertaan modal;
k. penyertaan modal sementara;
l. bentuk penyediaan dana lainnya yang dapat dipersamakan dengan
huruf a sampai dengan huruf k.
4.
Modal adalah:a.
modal inti dan modal pelengkap bagi Bank yang berkantor pusat di
Indonesia; atau
b. dana bersih kantor pusat dan kantor-kantor cabang lainnya di luar
negeri (Net Head Office Fund), bagi kantor cabang bank asing,
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
5.
Pihak Terkait adalah perseorangan atau perusahaan/badan yang
mempunyai hubungan pengendalian dengan Bank, baik secara langsung
maupun tidak langsung, melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan,
dan atau keuangan.
6.
Pelanggaran BMPK adalah selisih lebih antara persentase BMPK yangdiperkenankan dengan persentase Penyediaan Dana terhadap Modal Bank
pada saat pemberian Penyediaan Dana.
7.
Pelampauan BMPK adalah selisih lebih antara persentase BMPK yang
diperkenankan dengan persentase Penyediaan Dana terhadap Modal Bank
pada saat tanggal laporan dan tidak termasuk Pelanggaran BMPK
sebagaimana dimaksud pada angka 6.
8. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga, termasuk:
a. cerukan (overdraft) yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
15/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
2
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari;
b. pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang;
c. pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.
9. Surat Berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas
kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatukewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam
pasar modal dan pasar uang.
10.Penempatan adalah penanaman dana Bank pada bank lain, dalam bentuk
giro, interbank call money, deposito berjangka, sertifikat deposito, kredit,
dan penanaman dana lainnya yang sejenis.
11.
Surat Berharga Yang Dibeli Dengan Janji Dijual Kembali adalah pembelian
Surat Berharga dari pihak lain yang dilengkapi dengan perjanjian untuk
menjual kembali kepada pihak lain tersebut pada akhir periode dengan
harga atau imbalan yang telah disepakati sebelumnya (reverse repurchase
agreement).
12.
Tagihan Akseptasi adalah tagihan yang timbul sebagai akibat akseptasiyang dilakukan terhadap wesel berjangka.
13.
Tagihan Derivatif adalah tagihan karena potensi keuntungan dari suatu
perjanjian/kontrak transaksi derivatif (selisih positif antara nilai kontrak
dengan nilai wajar transaksi derivatif pada tanggal laporan), termasuk
potensi keuntungan karena mark to marketdari transaksi spot yang masih
berjalan.
14.Potential Future Credit Exposure adalah seluruh potensi keuntungan dari
suatu perjanjian/kontrak transaksi derivatif selama umur kontrak, yang
ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari nilai nosional
perjanjian/kontrak transaksi derivatif tersebut.
15.
Penyertaan Modal adalah penanaman dana Bank dalam bentuk sahampada bank atau perusahaan di bidang keuangan lainnya sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti
perusahaan sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi,
serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, termasuk
penanaman dalam bentuk surat utang konversi (convertiblebonds) dengan
opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat
Bank memiliki atau akan memiliki saham pada bank dan atau perusahaan
yang bergerak di bidang keuangan lainnya.
16.
Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan modal oleh Bank pada
perusahaan peminjam untuk mengatasi kegagalan kredit (debt to equity
swap), termasuk penanaman dalam bentuk surat utang konversi(convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi
tertentu yang berakibat Bank memiliki atau akan memiliki saham pada
perusahaan peminjam.
17.Transaksi Rekening Administratif adalah kewajiban komitmen dan
kontinjensi yang antara lain meliputi penerbitan jaminan, letter of credit
(L/C), stand-by letter of credit (SBLC), dan atau kewajiban komitmen dan
kontinjensi lain, kecuali fasilitas Kredit yang belum ditarik.
18.Peminjam adalah nasabah perorangan atau perusahaan/badan yang
memperoleh Penyediaan Dana dari Bank, termasuk:
a. debitur, untuk Penyediaan Dana berupa Kredit;
b.
penerbit Surat Berharga, pihak yang menjual Surat Berharga, manajerinvestasi kontrak investasi kolektif, dan atau reference entity, untuk
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
16/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
3
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Penyediaan Dana berupa Surat Berharga;
c. pihak yang mengalihkan risiko kredit (protection buyer) dan atau
reference entity, untuk Penyediaan Dana berupa derivatif kredit(credit
derivatives);
d.
pemohon (applicant), untuk Penyediaan Dana berupa jaminan(guarantee), letter of credit (L/C), standby letter of credit (SBLC), atau
instrumen serupa lainnya;
e. pihak tempat Bank melakukan Penyertaan Modal (investee), untuk
Penyediaan Dana berupa Penyertaan Modal;
f. Bank atau debitur, untuk Penyediaan Dana berupa tagihan akseptasi;
g.
pihak lawan transaksi (counterparty), untuk Penyediaan Dana berupa
Penempatan dan transaksi derivatif;
h.
pihak lain yang wajib melunasi tagihan kepada Bank.
19.
Reference Entity adalah pihak yang berutang atau mempunyai kewajiban
membayar (obligor) dari aset yang yang mendasari (underlying reference
asset), termasuk:a. penerbit dari Surat Berharga yang ditetapkan sebagai aset yang
mendasari (underlying reference asset);
b.
pihak yang berkewajiban untuk melunasi piutang dari kredit atau
tagihan yang dialihkan dan ditetapkan sebagai aset yang mendasari
(underlying reference asset).
20.Komisaris:
a. bagi perusahaan berbentuk hukum perseroan terbatas adalah
Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas;
b.
bagi perusahaan berbentuk hukum perusahaan daerah adalah
Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-UndangNomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah;
c. bagi perusahaan berbentuk hukum koperasi adalah pengawas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian, termasuk pejabat yang ditunjuk
untuk melakukan fungsi pengawasan sebagaimana Komisaris.
21.Direksi:
a. bagi perusahaan berbentuk hukum perseroan terbatas adalah Direksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor
1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas;
b.
bagi perusahaan berbentuk hukum perusahaan daerah adalah Direksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 5 Tahun1962 tentang Perusahaan Daerah;
c. bagi perusahaan berbentuk hukum koperasi adalah pengurus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian, termasuk pejabat yang
mempunyai wewenang sebagaimana Direksi.
22.
Pejabat Eksekutif adalah Pejabat yang mempunyai pengaruh terhadap
kebijakan dan operasional Bank atau perusahaan, termasuk kepala satuan
kerja audit intern, akuntansi, dan manajemen risiko Bank.
2 Pasal 2
8/13/PBI/2006Ayat (1)
(1) Bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam
memberikan Penyediaan Dana, khususnya Penyediaan Dana kepada PihakTerkait, Penyediaan Dana besar (large exposures), dan atau Penyediaan
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
17/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
4
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi II
Dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank.
Pengaturan dalam ayat ini dimaksudkan agar penerapan manajemen
risiko, khususnya kepada Pihak Terkait, Penyediaan Dana besar (large
exposures), dan atau Penyediaan Dana kepada pihak lain yang memilikikepentingan terhadap Bank dilaksanakan secara wajar (arms length
basis), disesuaikan dengan kemampuan permodalan Bank, dan tidak
terkonsentrasi secara signifikan kepada Peminjam atau kelompok
Peminjam tertentu.
Yang dimaksud dengan pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap
Bank termasuk pejabat atau pegawai Bank beserta keluarganya.
Penerapan prinsip kehati-hatian dan pengelolaan risiko ini antara lain
dilakukan dengan menetapkan batas (limit) Penyediaan Dana. Penetapan
batas (limit) Penyediaan Dana tersebut harus dilakukan berdasarkan
analisis dampak Penyediaan Dana terhadap struktur neraca dan profil risikoBank, yaitu dengan mempertimbangkan besaran, jenis, jangka waktu
Penyediaan Dana maupun dampak Penyediaan Dana terhadap kebijakan
dan strategi diversifikasi portofolio Bank secara menyeluruh. Selain
penetapan limit terhadap eksposur kepada pihak tertentu, maka untuk
keperluan internal, Bank dapat menetapkan limit berdasarkan area
geografis (geographic limits) dan sektor industri tertentu (certain
industries).
Analisa dampak Penyediaan Dana terhadap struktur neraca dan profil risiko
tersebut dilakukan antara lain dengan cara mengukur risiko kredit terhadap
sekumpulan Penyediaan Dana (pools of provision of funds) yang memilikikarakteristik yang serupa, dari sisi besaran, jenis, dan atau jangka waktu.
Risiko kredit tersebut diukur antara lain berdasarkan data historis tingkat
kegagalan (historical default rate) dan perpindahan kualitas Penyediaan
Dana (credit rating migration) selama periode tertentu.
Analisa terhadap risiko konsentrasi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam
suatu batas (limit) maksimum Penyediaan Dana yang dapat diberikan untuk
Peminjam. Batas (limit) maksimum Penyediaan Dana tersebut pada
umumnya ditentukan berdasarkan kerugian maksimum dari Penyediaan
Dana yang dapat ditolerir oleh permodalan Bank (maximum loss rate as
percentage of capital).
Selain melakukan analisa terhadap konsentrasi Penyediaan Dana kepada
Peminjam dan sekumpulan Penyediaan Dana sebagaimana dijelaskan
diatas, Bank juga harus melakukan analisa terhadap alokasi yang ditetapkan
untuk masing-masing komponen portofolio Penyediaan Dana. Hal ini
dimaksudkan agar Bank dapat memiliki komposisi portofolio yang optimum
dari struktur neraca Bank secara keseluruhan. Dalam menentukan alokasi
tersebut, Bank harus mempertimbangkan korelasi risiko antara komponen
portofolio Penyediaan Dana maupun tingkat volatilitas dari masing-masing
komponen portofolio.
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
18/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
5
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Pasal 2
8/13/PBI/2006
Ayat (2)(6)
(2)
Dalam rangka penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bank wajib memiliki pedoman
kebijakan dan prosedur tertulis tentang Penyediaan Dana kepada Pihak
Terkait, Penyediaan Dana besar (large exposures), dan atau Penyediaan
Dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank.(3)
Pedoman kebijakan dan prosedur tertulis sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) paling kurang mencakup:
a. standar dan kriteria untuk melakukan seleksi dan penilaian kelayakan
Peminjam dan kelompok Peminjam;
Dalam melakukan seleksi dan penilaian kelayakan, Bank harus
memastikan tersedianya informasi yang cukup antara lain mencakup
data dan informasi mengenai pemegang saham, kepengurusan, struktur
kelompok usaha, dan kondisi keuangan dari Peminjam dan atau
kelompok Peminjam.
b. standar dan kriteria untuk penetapan batas (limit) Penyediaan Dana;
Batas (limit) Penyediaan Dana ditetapkan paling tinggi sesuai dengan
batas yang diatur dalam Peraturan Bank Indonesia ini. Limit Penyediaan
Dana ditetapkan berdasarkan analisis dampak Penyediaan Dana
terhadap struktur neraca dan profil risiko Bank. Analisis dampak pada
struktur neraca dan profil risiko Bank dilakukan dengan
mempertimbangkan besar, jenis, jangka waktu, dan diversifikasi
portofolio Penyediaan Dana secara keseluruhan sehingga dapat
mencegah portofolio Penyediaan Dana terkonsentrasi pada satu
Peminjam atau kelompok Peminjam tertentu.
c. sistem informasi manajemen Penyediaan Dana;
Sistem informasi manajemen harus dapat memungkinkan pengurus
Bank secara tepat waktu mengidentifikasi antara lain konsentrasi
Penyediaan Dana, khususnya kepada Pihak Terkait, Penyediaan Dana
besar (large exposures), dan atau Penyediaan Dana kepada pihak lain
yang memiliki kepentingan terhadap Bank. Selain itu, sistem informasi
manajemen harus mencakup tersedianya sistem pelaporan kepada
pengurus Bank mengenai Penyediaan Dana yang melampaui atau
diperkirakan akan melampaui limit Penyediaan Dana.
d. sistem pemantauan terhadap Penyediaan Dana; dan
Sistem pemantauan terhadap Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait,
eksposur besar (large exposures), dan atau Penyediaan Dana kepada
pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank antara lain
mencakup:
1. kepatuhan terhadap limit;
2. kecukupan agunan dibandingkan Penyediaan Dana;
3. identifikasi kualitas Penyediaan Dana.
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
19/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
6
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
e.
penetapan langkah pengendalian untuk mengatasi konsentrasi
Penyediaan Dana.
Langkah pengendalian sebagaimana dimaksud dalam huruf ini antara
lain mencakup:1.
penambahan modal dalam rangka mengatasi peningkatan eksposur
risiko;
2. sindikasi;
3. sekuritisasi aset.
(4)
Pedoman kebijakan dan prosedur tertulis tentang Penyediaan Dana
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling kurang sama atau lebih
berhati-hati (prudent) dibandingkan dengan kebijakan dan prosedur
pelaksanaan manajemen risiko kredit secara umum.
(5) Pedoman kebijakan dan prosedur tertulis tentang Penyediaan Dana
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib dikaji ulang secara periodikpaling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Frekuensi kaji ulang dapat ditingkatkan intensitasnya sesuai dengan
perkembangan konsentrasi risiko Penyediaan Dana.
(6) Pedoman kebijakan dan prosedur tentang Penyediaan Dana sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kebijakan, prosedur, dan penetapan risiko kredit sebagaimana diatur
dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko
Bagi Bank Umum.
3 Pasal 3
7/3/PBI/2005
Bank dilarang:
a.
membuat suatu perikatan atau perjanjian atau menetapkan persyaratan
yang mewajibkan Bank untuk memberikan Penyediaan Dana yang akan
mengakibatkan terjadinya Pelanggaran BMPK; dan
Pengaturan pada huruf ini mencakup bentuk perikatan atau perjanjian
atau persyaratan yang ditetapkan untuk Penyediaan Dana yang tercatat
di neraca maupun rekening administratif.
b. memberikan Penyediaan Dana yang mengakibatkan Pelanggaran BMPK.
Kewajiban pemenuhan ketentuan pada huruf ini berlaku untuk setiap saat
pemberian Penyediaan Dana.
BAB II BMPK Kepada Pihak Terkait4 Pasal 4
7/3/PBI/2005
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi IV.B
Seluruh portofolio Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dengan Bank
ditetapkan paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari Modal Bank.
Yang dimaksud dengan Modal Bank adalah:
1.
untuk Bank yang berkantor pusat di Indonesia adalah modal inti dan
modal pelengkap;
2.
untuk Unit Usaha Syariah dari Bank yang melakukan kegiatan usahakonvensional adalah modal inti dan modal pelengkap yang dihitung
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
20/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
7
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
secara konsolidasi dari unit yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional dan unit usaha syariah Bank.
3. untuk kantor cabang bank asing adalah dana bersih kantor pusat dan
kantor-kantor cabang lainnya di luar negeri atau yang dikenal dengan Net
Head Office Funds.Modal sebagaimana dimaksud diatas tidak termasuk modal pelengkap
tambahan dan tidak dikurangi penyertaan. Penempatan yang dilakukan kantor
cabang bank asing pada kantor-kantor cabang dan kantor pusatnya di luar
negeri merupakan komponen pengurang Net Head Office Funds. bBgi kantor
cabang bank asing, penempatan pada kantor-kantor cabang dan kantor
pusatnya diluar negeri tidak termasuk Penyediaan Dana dalam perhitungan
BMPK. Adapun Penyediaan Dana dari kantor cabang bank asing kepada Pihak
Terkait dengan kantor pusat dari kantor cabang bank asing tersebut, termasuk
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait. Untuk menentukan jumlah modal
dalam perhitungan pelanggaran BMPK, modal yang digunakan adalah posisi
modal bulan terakhir sebelum realisasi Penyediaan Dana.
5 Pasal 5
7/3/PBI/2005
(1) Bank dilarang memberikan Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait yang
bertentangan dengan prosedur umum Penyediaan Dana yang berlaku.
Yang dimaksud dengan prosedur umum Penyediaan Dana adalah prosedur
yang diterapkan di Bank tersebut dan berlaku sama untuk semua nasabah
Peminjam serta tetap memberikan keuntungan yang wajar bagi Bank.
Termasuk dalam pengertian prosedur umum yang berlaku adalah
penggunaan nilai pasar (market value) dalam analisis Penyediaan Dana.
(2)
Bank dilarang memberikan Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait tanpapersetujuan dewan Komisaris Bank.
(3) Bank dilarang membeli aktiva berkualitas rendah dari Pihak Terkait.
Yang dimaksud dengan aktiva berkualitas rendah adalah aktiva yang:
1.
mempunyai status non-accrual yaitu aktiva yang pembayaran pokok
dan atau bunganya telah menunggak lebih dari 90 (sembilan puluh)
hari; dan atau
2.persyaratannya telah dinegosiasi ulang sebagai akibat penurunan
kondisi keuangan pemilik aktiva.
(4) Apabila kualitas Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait menurun menjadi
kurang lancar, diragukan, atau macet, Bank wajib mengambil langkah-langkah penyelesaian untuk memperbaiki antara lain dengan cara:
a. pelunasan kredit selambat-lambatnya dalam jangka waktu 60 (enam
puluh) hari sejak turunnya kualitas Penyediaan Dana; dan atau
Pelunasan antara lain dapat dilakukan dengan cara menjual Kredit
tersebut kepada pihak lain.
b.
melakukan restrukturisasi kredit sejak turunnya kualitas Penyediaan
Dana.
Restrukturisasi Kredit dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang berlaku tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
21/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
8
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
6 Pasal 6
7/3/PBI/2005
(1)
Penyediaan Dana kepada Peminjam yang bukan merupakan Pihak Terkait
yang disalurkan dan atau digunakan untuk keuntungan Pihak Terkait
digolongkan sebagai Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait.
(2) Peminjam yang bukan merupakan Pihak Terkait yang menerima
Penyediaan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikategorikansebagai Pihak Terkait.
7 Pasal 7
7/3/PBI/2005
Dalam hal Bank akan memberikan Penyediaan Dana dalam bentuk Penyertaan
Modal yang mengakibatkan pihak tempat Bank melakukan Penyertaan Modal
(investee) menjadi Pihak Terkait, Bank wajib memastikan:
a. rencana Penyediaan Dana tersebut tidak melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (Paragraf 4 Kodifikasi ini);
b. Penyediaan Dana yang akan dan telah diberikan kepada investeetersebut
setelah ditambah dengan seluruh portfolio Penyediaan Dana kepada Pihak
Terkait yang telah ada tidak melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 (Paragraf 4 Kodifikasi ini);c. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (Paragraf 5 Kodifikasi
ini)dipenuhi.
8 Pasal 8
8/13/PBI/2006
(1) Pihak Terkait meliputi:
a. perseorangan atau perusahaan/badan yang merupakan pengendali
Bank;
b.
perusahaan/badan dimana Bank bertindak sebagai pengendali;
c.
perseorangan atau perusahaan/badan lain yang bertindak sebagai
pengendali dari perusahaan sebagaimana dimaksud pada huruf b;
d. perusahaan dimana:
1)
perseorangan dan atau perusahaan/badan sebagaimana dimaksudpada huruf a bertindak sebagai pengendali;
2) perseorangan dan atau perusahaan/badan sebagaimana dimaksud
pada huruf c bertindak sebagai pengendali;
e.
Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif Bank;
f. pihak yang mempunyai hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua, baik horisontal maupun vertikal:
1) dari perseorangan yang merupakan pengendali Bank sebagaimana
dimaksud pada huruf a;
2)
dari Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif pada Bank
sebagaimana dimaksud pada huruf e.
Yang dimaksud dengan hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua baik horisontal maupun vertikal adalah pihak-pihak sebagai
berikut:
1.
orang tua kandung/tiri/angkat;
2.
saudara kandung/tiri/angkat;
3.
anak kandung/tiri/angkat;
4. kakek atau nenek kandung/tiri/angkat;
5. cucu kandung/tiri/angkat;
6. saudara kandung/tiri/angkat dari orang tua;
7.
suami atau istri;
8.
mertua atau besan;9.
suami atau istri dari anak kandung/tiri/angkat;
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
22/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
9
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
10.
kakek atau nenek dari suami atau istri;
11.suami atau istri dari cucu kandung/tiri /angkat;
12.saudara kandung /tiri/angkat dari suami atau istri beserta suami
atau istrinya dari saudara yang bersangkutan.
g.
Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif pada perusahaan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan atau huruf d;
h. perusahaan/badan yang Komisaris, Direksi, dan atau Pejabat
Eksekutifnya merupakan:
1) Komisaris, Direksi, dan atau Pejabat Eksekutif pada Bank;
Yang dimaksud dengan Direksi Bank hanyalah Direksi Bank yang
dapat menjadi anggota dewan Komisaris pada perusahaan anak
yang dikendalikan oleh Bank tersebut yang tidak termasuk sebagai
rangkap jabatan dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
mengenai Good Corporate Governance.
2)
Komisaris, Direksi, dan atau Pejabat Eksekutif pada
perusahaan/badan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan huruf
b;
i. Perusahaan/badan yang 50% (lima puluh perseratus) atau lebih
Komisaris dan Direksinya merupakan Komisaris, Direksi dan/atau
Pejabat Eksekutif pada perusahaan/badan sebagaimana dimaksud pada
huruf c dan atau huruf d;
Jumlah 50% (lima puluh perseratus) atau lebih dihitung dari jumlahkumulatif Komisaris dan/atau Direksi.
j. perusahaan/badan dimana:
1)
Komisaris, Direksi, dan atau Pejabat Eksekutif Bank sebagaimana
dimaksud pada huruf e bertindak sebagai pengendali;
2) Komisaris, Direksi, dan atau Pejabat Eksekutif dari pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, dan atau
huruf d, bertindak sebagai pengendali;
k.
perusahaan/badan yang memiliki hubungan keuangan dengan Bank dan
atau pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf
d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i dan atau huruf j;
Hubungan keuangan dilihat dari beberapa faktor sebagai berikut:
1. terdapat bantuan keuangan dari Bank dan atau Pihak Terkait atau
bantuan keuangan kepada Bank dan atau Pihak Terkait lainnya
dengan persyaratan yang ditetapkan sedemikian rupa sehingga
menyebabkan pihak yang memberikan bantuan keuangan
mempunyai kemampuan untuk menentukan (controlling influence)
kebijakan strategis perusahaan/badan yang menerima bantuan
keuangan. Yang dimaksud dengan kebijakan strategis adalah
kebijakan yang menyangkut penetapan arah dan tujuan
pelaksanaan usaha yang berdampak signifikan; dan atau
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
23/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
10
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
2.
terdapat keterkaitan rantai bisnis yang signifikan dalam operasional
usaha Bank atau pihak terkait dengan perusahaan/ badan lain
sehingga terdapat ketergantungan antara satu pihak dengan pihak
lainnya yang mengakibatkan :
a.
salah satu pihak tidak mampu dengan mudah mengalihkantransaksi bisnis tersebut kepada pihak lain; dan
b. ketidakmampuan dengan mudah mengalihkan transaksi bisnis
tersebut menyebabkan cash flow salah satu pihak akan
mengalami gangguan yang signifikan sehingga mengalami
kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.
l.
kontrak investasi kolektif dimana Bank dan atau pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,
huruf f, huruf g, huruf h, huruf i dan atau huruf j memiliki 10% (sepuluh
perseratus) atau lebih saham pada manajer investasi kontrak investasi
kolektif tersebut;m.Peminjam berupa perseorangan atau perusahaan/badan bukan bank
yang memberikan jaminan kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud
pada huruf a sampai dengan huruf l;
Yang dimaksud dengan jaminan adalah janji yang diterbitkan oleh satu
pihak untuk mengambil alih dan atau melunasi sebagian atau seluruh
kewajiban pihak yang berutang dalam hal pihak yang berutang gagal
memenuhi kewajibannya (wanprestasi).
n.
Peminjam yang diberikan jaminan oleh pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf l;
Yang dimaksud dengan jaminan adalah janji yang diterbitkan oleh satu
pihak untuk mengambil alih dan atau melunasi sebagian atau seluruh
kewajiban pihak yang berutang dalam hal pihak yang berutang gagal
memenuhi kewajibannya (wanprestasi).
o. Bank lain yang memberikan jaminan kepada pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf l sepanjang terdapat
counterguarantee dari Bank dan atau pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf l kepada bank lain
tersebut.p.
Perusahaan/badan lain yang didalamnya terdapat kepentingan dari
pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada huruf f.
Yang dimaksud dengan kepentingan adalah apabilan terdapat
pengendalian dari hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan
keuangan.
(2) Pengendali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan
huruf c adalah apabila perseorangan atau perusahaan/badan secara
langsung atau tidak langsung:
Yang dimaksud dengan memiliki secara tidak langsung saham adalah
memiliki atau mengendalikan saham secara bersama-sama atau melalui
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
24/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
11
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
pihak lain, termasuk:
1. saham Bank atau perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh pihak lain
yang hak suaranya dapat digunakan atau dikendalikan pengendali;
2. saham Bank atau perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh pihak
yang dikendalikan oleh pengendali;3.
saham Bank atau perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh pihak
terafiliasi dari pengendali;
4. saham Bank atau perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh anak
perusahaan dari perusahaan/badan yang dikendalikan oleh
pengendali;
5.
saham Bank atau perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh pihak-
pihak yang bertindak untuk dan atas nama pengendali (saham
nominee) berdasarkan atau tidak berdasarkan perjanjian tertentu;
6.
saham Bank atau perusahaan/badan lain dimiliki oleh pihak lain yang
pemindahtangannya memerlukan persetujuan dari pengendali;
7.
saham perusahaan/badan lain yang dimiliki Bank melaluiperusahaan/badan yang dikendalikan oleh Bank secara berjenjang
sampai dengan perusahaan/badan terakhir (ultimate subsidiary);
8.
saham Bank atau perusahaan/badan lain selain saham sebagaimana
dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 7 yang dikendalikan
oleh Bank atau pengendali.
Yang dimaksud dengan pihak terafiliasi dari pengendali sebagaimana
dimaksud dalam angka 3 adalah:
a.
Komisaris, Direksi, atau yang setara atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan perusahaan pengendali;
b.
pengurus, pengawas, pengelola, atau kuasanya, pejabat, ataukaryawan perusahaan pengendali, khusus bagi perusahaan yang
berbentuk hukum koperasi;
c. pihak yang memberikan jasa kepada perusahaan pengendali, antara
lain akuntan publik, penilai, konsultan hukum, dan konsultan lain
yang terbukti dikendalikan oleh pengendali;
d. pihak yang mempunyai hubungan keluarga dengan pengendali baik
karena perkawinan maupun karena keturunan sampai dengan derajat
kedua baik secara horisontal maupun vertikal, termasuk besan;
e.
pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta
mempengaruhi pengelolaan pengendali, antara lain pemegang
saham dan keluarganya, keluarga Komisaris, keluarga pengawas,keluarga Direksi, dan keluarga pengurus.
Yang dimaksud dengan saham adalah semua jenis saham yang memiliki
hak suara.
a.
memiliki secara sendiri atau bersama-sama 10% (sepuluh perseratus)
atau lebih saham Bank atau perusahaan/badan lain;
b. memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang apabila
digunakan akan menyebabkan pihak tersebut memiliki dan atau
mengendalikan secara sendiri atau bersama-sama 10% (sepuluh
perseratus) atau lebih saham Bank atau perusahaan/badan lain;
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
25/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
12
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
c.
melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan Bank atau perusahaan/badan
lain (acting in concert), dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan
pihak lain, sehingga secara bersama-sama memiliki dan atau
mengendalikan 10% (sepuluh perseratus) atau lebih saham Bank atauperusahaan/badan lain;
d. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan Bank atau perusahaan/badan
(acting in concert), dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak
lain tersebut, sehingga secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau
hak lainnya untuk memiliki saham, yang apabila hak tersebut
dilaksanakan menyebabkan pihak-pihak tersebut memiliki dan atau
mengendalikan secara bersama-sama 10% (sepuluh perseratus) atau
lebih saham Bank atau perusahaan/badan lain;
e. memiliki kewenangan dan atau kemampuan untuk menyetujui,
mengangkat dan atau memberhentikan anggota Komisaris dan atauDireksi Bank atau perusahaan/badan lain;
f.
memiliki kemampuan untuk menentukan (controlling influence)
kebijakan strategis Bank atau perusahaan/badan lain;
Yang dimaksud dengan kebijakan strategis adalah kebijakan yang
menyangkut penetapan arah dan tujuan pelaksanaan usaha yang
berdampak signifikan.
g.
mengendalikan 1 (satu) atau lebih perusahaan lain yang secara
keseluruhan memiliki dan atau mengendalikan secara bersama-sama
10% (sepuluh perseratus) atau lebih saham Bank atauperusahaan/badan lain;
h. melakukan pengendalian terhadap pengendali sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf g.
(3)
Pengendali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan huruf j adalah
apabila perseorangan atau perusahaan/badan secara langsung atau tidak
langsung:
Yang dimaksud dengan memiliki secara tidak langsung saham adalah
memiliki atau mengendalikan saham secara bersama-sama atau melalui
pihak lain, termasuk:
1.
saham perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh pihak lain yang haksuaranya dapat digunakan atau dikendalikan pengendali;
2. saham perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh pihak yang
dikendalikan oleh pengendali;
3. saham perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh pihak terafiliasi dari
pengendali;
4.
saham perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh anak perusahaan
dari perusahaan/badan yang dikendalikan oleh pengendali;
5. saham perusahaan/badan lain yang dimiliki oleh pihak-pihak yang
bertindak untuk dan atas nama pengendali (saham nominee)
berdasarkan atau tidak berdasarkan perjanjian tertentu;
6.
saham perusahaan/badan lain dimiliki oleh pihak lain yangpemindahtangannya memerlukan persetujuan dari pengendali;
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
26/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
13
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
7.
saham perusahaan/badan lain yang dimiliki melalui
perusahaan/badan yang dikendalikan pengendali secara berjenjang
sampai dengan perusahaan/badan terakhir (ultimate subsidiary);
8. saham perusahaan/badan lain selain saham sebagaimana dimaksud
pada angka 1 sampai dengan angka 7 yang dikendalikan olehpengendali.
Yang dimaksud dengan pihak terafiliasi dari pengendali sebagaimana
dimaksud pada angka 3 adalah:
1. Komisaris, Direksi, atau yang setara atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan perusahaan pengendali;
2.
pengurus, pengawas, pengelola, atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan perusahaan pengendali, khusus bagi perusahaan yang
berbentuk hukum koperasi;
3. pihak yang memberikan jasa kepada perusahaan pengendali, antara
lain akuntan publik, penilai, konsultan hukum, dan konsultan lainyang terbukti dikendalikan oleh pengendali;
4.
pihak yang mempunyai hubungan keluarga dengan pengendali baik
karena perkawinan maupun karena keturunan sampai dengan derajat
kedua baik secara horisontal maupun vertikal, termasuk besan;
5. pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta
mempengaruhi pengelolaan pengendali, antara lain pemegang
saham dan keluarganya, keluarga Komisaris, keluarga pengawas,
keluarga Direksi, dan keluarga pengurus.
Yang dimaksud dengan saham adalah semua jenis saham yang memiliki
hak suara.
a. memiliki 10% (sepuluh perseratus) atau lebih saham perusahaan/badan
lain dan porsi kepemilikan tersebut merupakan porsi yang terbesar;
b.
memiliki secara sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima
perseratus) atau lebih saham perusahaan/badan lain;
c. memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang apabila
digunakan akan menyebabkan pihak tersebut memiliki dan atau
mengendalikan saham perusahaan/badan lain sebagaimana dimaksud
pada huruf a atau huruf b;
d.
melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan perusahaan/badan lain (acting inconcert), dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain,
sehingga secara bersama-sama memiliki dan atau mengendalikan
saham perusahaan lain sebagaimana dimaksud pada huruf a atau huruf
b;
e.
melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai
tujuan bersama dalam mengendalikan perusahaan/badan (acting in
concert), dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain
tersebut, sehingga secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau hak
lainnya untuk memiliki saham, yang apabila hak tersebut dilaksanakan
menyebabkan pihak-pihak tersebut memiliki dan atau mengendalikan
secara bersama-sama saham perusahaan/badan lain sebagaimanadimaksud pada huruf a atau huruf b;
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
27/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
14
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi III.A No. 1
f.
memiliki kewenangan dan atau kemampuan untuk menyetujui,
mengangkat dan atau memberhentikan anggota Komisaris dan atau
Direksi perusahaan/badan lain;
g. memiliki kemampuan untuk menentukan (controlling influence)
kebijakan strategis perusahaan/badan lain.
Yang dimaksud dengan kebijakan strategis adalah kebijakan yang
menyangkut penetapan arah dan tujuan pelaksanaan usaha yang
berdampak signifikan.
(4)
Konsepsi dasar penentuan Pihak Terkait dan kelompok Peminjam
menggunakan unsur pengendalian baik secara langsung maupun tidak
langsung sebagai faktor penentu. Unsur pengendalian dapat dianalisa
berdasarkan hubungan kepemilikan, kepengurusan dan atau keuangan.
Adapun cara-cara perseorangan atau perusahaan/badan melakukan
pengendalian dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.Pengendalian tersebut antara lain melalui kepemilikan saham secara
langsung, hak opsi, maupun acting in concert. Walaupun tidak memiliki
saham, pengendalian juga dapat dilakukan melalui kemampuan dalam
penentuan kepengurusan maupun kemampuan dalam menentukan
kebijakan operasional atau kebijakan keuangan Bank.
A. Kepemilikan Saham.
Hubungan pengendalian antara lain dapat timbul sebagai akibat
kepemilikan saham suatu pihak, baik itu berbentuk perseorangan atau
perusahaan/badan terhadap suatu perusahaan/badan. Kepemilikan ini
dijabarkan dalam bentuk kepemilikan saham yang memiliki hak suara
pada suatu perusahaan/badan. Dalam menentukan kepemilikansaham, termasuk didalamnya kepemilikan saham secara bersama-
sama atau melalui pihak lain, seperti saham dari Pihak Terkait/anggota
kelompok lainnya ataupun saham dari keluarganya.
- Pihak Terkait dengan Bank
a.
Pengendali Bank Berdasarkan Kepemilikan Saham
Suatu pihak dianggap mempunyai hubungan pengendalian
dengan Bank apabila pihak tersebut memiliki 10% (sepuluh
perseratus) atau lebih saham Bank.
Apabila pihak yang menjadi pengendali Bank dikendalikan oleh
pihak lain, baik berbentuk perseorangan atau
perusahaan/badan, maka pengendali dari pengendaliditetapkan pula sebagai pengendali Bank. Dalam menentukan
pengendali dari pengendali tersebut tidak ada batas jenjang
tertentu, sehingga penentuan pengendali dari pengendali
hendaknya ditelusuri sampai dengan pengendali akhir.
Apabila pengendali Bank adalah perorangan, maka pihak yang
mempunyai hubungan keluarga baik vertikal maupun
horisontal dari perseorangan tersebut juga merupakan
pengendali Bank. Adapun pihak-pihak yang mempunyai
hubungan keluarga dimaksud termasuk suami atau istri dari
saudara kandung/tiri/angkat perseorangan yang bersangkutan.
Pengendalian terhadap Bank sebagaimana dijelaskan diatasdapat dicontohkan dengan struktur kepemilikan sebagaimana
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
28/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
15
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
digambarkan dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2 (Lampiran 1
dan 2 Kodifikasi ini).
b. Perusahaan/Badan Dimana Bank Bertindak Sebagai Pengendali
Suatu perusahaan/badan dianggap dibawah pengendalian
Bank apabila Bank memiliki 10% (sepuluh perseratus) ataulebih saham perusahaan/badan tersebut.
Sebagaimana dalam menentukan pengendali dari pengendali
Bank, tidak ada batas jenjang tertentu untuk menentukan
perusahaan/badan yang berada dibawah pengendalian Bank.
Penelusuran perusahaan/badan yang berada dibawah
pengendalian Bank dilakukan sampai dengan
perusahaan/badan terakhir (ultimate subsidiary). Hal ini
antara lain dicontohkan dalam Lampiran 3 (Lampiran 3
Kodifikasi ini).
c. Pengendali Lain Dari Perusahaan/Badan Yang Dibawah
Pengendalian BankPengendali lain dari perusahaan/badan yang dibawah
pengendalian Bank dengan kepemilikian 10% (sepuluh
perseratus) atau lebih saham, dianggap sebagai Pihak Terkait.
Hal ini antara lain dicontohkan pada Lampiran 4 (Lampiran 4
Kodifikasi ini).
d. Perusahaan/Badan Dibawah Pengendalian Pihak-Pihak Dalam
Huruf a dan Huruf c
Perusahaan/badan lain yang dikendalikan oleh pengendali
Bank serta perusahaan/badan yang dikendalikan oleh
pengendali lain dari anak perusahaan Bank juga ditetapkan
sebagai Pihak Terkait. Dalam menentukan parameterpengendalian dari sisi kepemilikan saham, persentase yang
digunakan adalah sebesar:
1)10% (sepuluh perseratus) atau lebih dan porsi kepemilikan
tersebut merupakan porsi terbesar; atau
2)
25% (dua puluh lima perseratus) atau lebih kepemilikan
atas saham perusahaan/badan tersebut. Hal ini antara lain
dicontohkan dalam Lampiran 5 (Lampiran 5 Kodifikasi ini).
e. Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Kontrak investasi kolektif secara umum didefinisikan sebagai
suatu kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian
yang mengikat pemegang efek dimana manajer investasi diberiwewenang untuk mengelola portfolio investasi kolektif dan
bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan
penitipan kolektif. Dalam konteks BMPK, manajer investasi KIK
ditetapkan sebagai subjek untuk menentukan hubungan
pengendalian. Apabila Bank dan atau Pihak Terkait dengan
Bank memiliki 10% (sepuluh perseratus) atau lebih saham
pada suatu manajer investasi KIK maka penanaman dana pada
KIK yang dikelola manajer investasi tersebut dan atau
Penyediaan Dana kepada manajer investasi tersebut
ditetapkan sebagai Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait. Hal
ini antara lain dicontohkan dalam Lampiran 6 (Lampiran 6Kodifikasi ini).
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
29/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
16
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi VII.B
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi III. B No.1
Apabila Pemda memiliki 10% (sepuluh perseratus) atau lebih pada
suatu Bank maka Pemda tersebut ditetapkan sebagai Pihak Terkait
dengan Bank.
Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku pinjaman
daerah dapat bersumber dari lembaga keuangan Bank. Dalammemberikan Penyediaan Dana kepada Pemda bank wajib
memperhatikan prinsip kehati-hatian serta mematuhi ketentuan
mengenai persyaratan Pinjaman Daerah, antara lain;
1. Jumlah sisa pinjaman daerah ditambah dengan jumlah pinjaman
yang akan ditarik tidak melebihi dari 75% (tujuh puluh lima
perseratus) penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) pada tahun sebelumnya;
2.
Pemda memiliki rasio kemampuan daerah minimum sesuai yang
telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku;
3. Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang
berasal dari Pemerintah;4. Telah tercantum dan dianggarkan dalam APBD pada tahun yang
bersangkutan;
5.
Telah disetujui oleh DPRD; dan
6.
Dilengkapi dengan surat otorisasi kepala daerah.
Dalam pengelompokan Peminjam, dapat dikemukakan bahwa
Pemerintah Daerah, antara Pemda Tingkat I dan Pemda Tingkat II,
mempunyai independensi yang antara lain dituangkan dalam bentuk
penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
daerah masing-masing, termasuk pengelolaan kekayaan dan APBD
yang terpisah, sehingga antara Pemda Tingkat I dan Pemda Tingkat II
serta antara masing-masing Pemda Tingkat II, tidak ditetapkan sebagaikelompok Peminjam.
B. Kepengurusan
Hubungan pengendalian dapat timbul sebagai akibat hubungan
kepengurusan.
- Pihak Terkait.
a. Komisaris, Direksi dan atau Pejabat Eksekutif Bank beserta
keluarganya ditetapkan sebagai Pihak Terkait. Adapun yang
dimaksud dengan keluarga disini termasuk suami/istri dari
saudara kandung/tiri/angkatnya. Hal ini antara lain dapat
dicontohkan dalam Lampiran 8 (Lampiran 8 Kodifikasi ini)dalam bentuk garis putus-putus yang melingkari Bank.
b. Komisaris, Direksi dan atau Pejabat Eksekutif dari pihak-pihak
yang telah ditetapkan sebagai Pihak Terkait termasuk juga
sebagai Pihak Terkait. Hal ini antara lain dicontohkan dalam
Lampiran 8 (Lampiran 8 Kodifikasi ini) dalam bentuk garis
putus-putus yang melingkari pengendali Bank dan pihak-pihak
yang dikendalikan oleh Bank.
c. Perusahaan/badan dimana Komisaris, Direksi dan atau Pejabat
Eksekutif yang telah ditetapkan sebagai Pihak Terkait memiliki
pengendalian, maka perusahaan/badan tersebut ditetapkan
sebagai Pihak Terkait. Hal ini dapat dicontohkan dalamLampiran 8 (Lampiran 8 Kodifikasi ini).
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
30/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
17
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi III. C
d.
Apabila Komisaris, Direksi dan atau Pejabat Eksekutif yang
telah ditetapkan sebagai Pihak Terkait merangkap jabatan
pada suatu perusahaan/badan lain, maka perusahaan/badan
tersebut ditetapkan pula sebagai Pihak Terkait.
e.
Perusahaan-perusahaan yang didalamnya terdapatkepentingan dari keluarga Dewan Komisaris, Direksi, dan atau
Pejabat Eksekutif Bank termasuk dalam pengertian Pihak
Terkait. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dimana
keluarga dari Dewan Komisaris, Direksi, dan atau Pejabat
Eksekutif Bank bertindak sebagai Dewan Komisaris, Direksi,
atau Pejabat Eksekutif ditetapkan sebagai Pihak Terkait
dengan Bank. Selain itu, keluarga dari pengendali
perseorangan Bank merupakan Pihak Terkait dengan Bank.
Dengan demikian, perusahaan-perusahaan dimana keluarga
dari pengendali tersebut bertindak sebagai Dewan Komisaris,
Direksi, dan atau Pejabat Eksekutif juga merupakan PihakTerkait dengan Bank. Hal-hal tersebut diatas antara lain
dicontohkan dalam Lampiran 8 (Lampiran 8 Kodifikasi ini).
C.
Keuangan.
Hubungan pengendalian dapat pula diakibatkan melalui hubungan
keuangan. Hubungan keuangan itu sendiri ditetapkan berdasarkan
beberapa unsur sebagai berikut:
1)
Ketergantungan keuangan (financial interdependence)
Salah satu faktor yang digunakan untuk menentukan adanya
ketergantungan keuangan antara 2 (dua) pihak adalah dengan
melihat nilai transaksi antara kedua belah pihak tersebut. Dalamhal terdapat transaksi yang materiil antara 1 (satu) pihak dengan
pihak lain yang mengakibatkan kesehatan keuangan pihak
tersebut dipengaruhi secara langsung oleh pihak lain lain, maka
antara pihak-pihak tersebut ditetapkan memiliki ketergantungan
keuangan (financial interdependence). Beberapa faktor yang
dapat digunakan dalam menganalisa hubungan transaksi antar
pihak yang dapat menyebabkan ketergantungan keuangan antara
lain adalah ketergantungan penjualan pada pihak tertentu dan
atau ketergantungan terhadap pinjaman maupun sumber dana
dari pihak tertentu. Analisa ketergantungan keuangan
sebagaimana dijelaskan diatas dititikberatkan hanya kepadahubungan transaksional antara 1 (satu) pihak secara langsung
dengan pihak lain. Pihak-pihak tersebut dapat digolongkan
kedalam satu kelompok Peminjam apabila cash flow dari satu
pihak akan terganggu secara signifikan akibat gangguan cash flow
dari pihak lain, sehingga secara signifikan mempengaruhi
kemampuan masing-masing pihak dalam membayar
kewajibannya kepada Bank.
2) Pengalihan Risiko Melalui Penjaminan
Faktor lain yang digunakan untuk menentukan adanya
ketergantungan keuangan antara 2 (dua) pihak adalah adanya
pengalihan risiko kredit melalui penjaminan dimana pihak yangmenjamin akan mengambil alih sebagian atau keseluruhan risiko
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
31/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
18
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
keuangan dari pihak yang dijamin.
Bentuk penjaminan yang diberikan dalam menentukan hubungan
keuangan dapat terdiri dari berbagai bentuk seperti: personal
guarantee, corporate guarantee, dan atau aval. Hubungan
keuangan sebagaimana dijelaskan diatas berlaku baik untuk PihakTerkait dengan Bank maupun bukan. Dalam penentuan Pihak
Terkait, apabila diantara pihak-pihak yang mempunyai hubungan
keuangan merupakan Pihak Terkait dengan Bank maka
keseluruhan pihak yang mempunyai hubungan keuangan tersebut
ditetapkan sebagai Pihak Terkait dengan Bank.
Hubungan keuangan sebagaimana dijelaskan diatas tidak berlaku
untuk fasilitas Penyediaan Dana yang diberikan Bank kepada
debiturnya dalam rangka kegiatan usaha Bank pada umumnya
seperti pinjaman dan atau penjaminan yang diberikan dalam
berbagai bentuk seperti; performance bond, bid bonds, atau
akseptasi. Tidak termasuk pula dalam pengertian hubungankeuangan sebagaimana dijelaskan diatas adalah hubungan
penjaminan karena kegiatan perasuransian oleh perusahaan
asuransi dan jaminan yang diberikan oleh pemerintah, baik itu
Pemerintah Republik Indonesia atau pemerintah negara lain.
9 Pasal 9
7/3/PBI/2005
(1)
Kantor pusat dan kantor cabang lainnya dari kantor cabang bank asing
tidak termasuk dalam pengertian Pihak Terkait dengan kantor cabang bank
asing tersebut.
(2) Pihak Terkait dengan kantor pusat dari kantor cabang bank asing termasuk
dalam pengertian Pihak Terkait dengan kantor cabang bank asing tersebut.
10 Pasal 10
7/3/PBI/2005
(1) Bank wajib memiliki dan menatausahakan daftar rincian Pihak Terkait
dengan Bank.
Daftar rincian Pihak Terkait paling kurang memuat rincian pemegang
saham, pengurus, sektor bisnis/usaha, serta hubungan pengendalian dari
dan antara masing-masing Pihak Terkait. Dalam hal memungkinkan
penyusunan daftar rincian Pihak Terkait memuat diagram struktur
kelompok usaha (corporate tree).
(2) Daftar rincian Pihak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
disampaikan Bank kepada Bank Indonesia:
a.
untuk pertama kali paling lambat 3 (tiga) bulan sejak
ditetapkannya Peraturan Bank Indonesia ini; dan
b.
2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun apabila terdapat perubahan
masing-masing untuk posisi Juni dan posisi Desember, paling
lambat pada bulan berikutnya.
(3) Bank Indonesia dapat sewaktu-waktu meminta Bank menyampaikan daftar
rincian Pihak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi VII.C
(4) Bank wajib memiliki dan menatausahakan daftar rincian Pihak Terkait
dengan Bank serta menyampaikannya kepada Bank Indonesia, yaitu:
1. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. MH. Thamrin No.2 Jakarta
10110,bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja kantor pusat
Bank Indonesia; atau
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
32/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
19
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
2.
Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank yang berkantor pusat di
luar wilayah kantor pusat Bank Indonesia.
Daftar rincian Pihak Terkait tersebut ditandatangani oleh Direksi Bank.
Daftar rincian Pihak Terkait paling kurang memuat rincian pemegang
saham, pengurus, sektor bisnis/usaha, serta hubungan pengendalian daridan antara masing-masing Pihak Terkait. Dalam hal memungkinkan
penyusunan daftar rincian Pihak Terkait juga memuat diagram struktur
kelompok usaha (corporate tree) dari Pihak Terkait dengan Bank.
Dalam menyusun daftar rincian Pihak Terkait ini Bank mencantumkan
semua pihak-pihak yang termasuk dalam definisi Pihak Terkait, baik pihak-
pihak yang mempunyai eksposur secara langsung atau tidak langsung,
maupun tidak mempunyai eksposur pada Bank. Namun demikian, khusus
untuk keluarga dari Direksi, Komisaris, dan atau Pejabat Eksekutif, yang
dicantumkan pada daftar rincian Pihak Terkait hanya pihak-pihak keluarga
dimana Bank memiliki eksposur, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
BAB III BMPK Kepada Pihak Tidak Terkait11 Pasal 11
7/3/PBI/2005
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi IV.A
(1)
Penyediaan Dana kepada 1 (satu) Peminjam yang bukan merupakan Pihak
Terkait ditetapkan paling tinggi 20% (dua puluh perseratus) dari Modal
Bank.
(2) Penyediaan Dana kepada 1 (satu) kelompok Peminjam yang bukan
merupakan Pihak Terkait ditetapkan paling tinggi 25% (dua puluh lima
perseratus) dari Modal Bank.
(3)
Dalam hal pada satu kelompok Peminjam terdapat pelanggaran terhadap
BMPK kelompok Peminjam serta pelanggaran terhadap salah satu
Peminjam yang merupakan anggota kelompok Peminjam tersebut, makaperhitungan pelanggaran hanya terhadap kelompok Peminjam, namun
action plan penyelesaian pelanggaran hendaknya dilakukan untuk kedua
pelanggaran BMPK tersebut. Contoh perhitungan BMPK untuk kelompok
Peminjam dapat digambarkan dalam Lampiran 9 (Lampiran 9 Kodifikasi
ini).
12 Pasal 12
8/13/PBI/2006
Ayat (1)
(1)
Peminjam digolongkan sebagai anggota suatu kelompok Peminjam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 (Paragraf 11 Kodifikasi ini) ayat (2)
apabila Peminjam mempunyai hubungan pengendalian dengan Peminjam
lain baik melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan atau
keuangan, yang meliputi:a. Peminjam merupakan pengendali Peminjam lain;
b.
1 (satu) pihak yang sama merupakan pengendali dari beberapa
Peminjam (common ownership);
Contoh:
Perusahaan A dan perusahaan B mendapatkan Penyediaan Dana dari
Bank dan masing-masing perusahaan tersebut 25 % (dua puluh lima
perseratus) atau lebih sahamnya dimiliki oleh perusahaan C. Oleh
karena itu, perusahaan A dan perusahaan B dikelompokkan dalam 1
(satu) kelompok Peminjam. Dalam hal perusahaan C merupakan
Peminjam pada Bank maka perusahaan A, perusahaan B, danperusahaan C dikelompokkan dalam 1 (satu) kelompok Peminjam.
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
33/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
20
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi III.A No. 2
c.
Peminjam memiliki hubungan keuangan dengan Peminjam lain;
Hubungan keuangan dapat dianalisa berdasarkan beberapa faktor
sebagai berikut:
1.
terdapat bantuan keuangan dari Peminjam kepada Peminjam laindengan persyaratan yang ditetapkan sedemikian rupa sehingga
menyebabkan pihak yang memberikan bantuan keuangan
mempunyai kemampuan untuk menentukan (controlling
influence) kebijakan strategis perusahaan/badan yang menerima
bantuan keuangan. Yang dimaksud dengan kebijakan strategis
adalah kebijakan yang menyangkut penetapan arah dan tujuan
pelaksanaan usaha yang berdampak signifikan; dan atau
2.
terdapat keterkaitan rantai bisnis yang signifikan dalam
operasional usaha Peminjam dengan Peminjam lain sehingga
terdapat ketergantungan antara satu pihak dengan pihak lainnya
yang mengakibatkan :a. salah satu pihak tidak mampu dengan mudah mengalihkan
transaksi bisnis tersebut kepada pihak lain; dan
b.
ketidakmampuan dengan mudah mengalihkan transaksi bisnis
tersebut menyebabkan cash flow salah satu pihak akan
mengalami gangguan yang signifikan sehingga mengalami
kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.
d.
Peminjam menerbitkan jaminan (guarantee) untuk mengambil alih dan
atau melunasi sebagian atau seluruh kewajiban Peminjam lain dalam
hal Peminjam lain tersebut gagal memenuhi kewajibannya
(wanprestasi) kepada Bank;
Yang dimaksud dengan jaminan adalah janji yang diterbitkan oleh satu
pihak untuk mengambil alih dan atau melunasi sebagian atau seluruh
kewajiban pihak yang berutang dalam hal pihak yang berutang gagal
memenuhi kewajibannya (wanprestasi).
e. Direksi, Komisaris, dan atau Pejabat Eksekutif Peminjam menjadi
Direksi dan atau Komisaris pada Peminjam lain.
(2)
Dari sisi kepemilikan saham, untuk menentukan hubungan pengendalian
antara 1 (satu) Peminjam dengan Peminjam lain adalah sebagai berikut:
a.
Peminjam, baik secara langsung maupun tidak langsung, memilikisaham sebesar 10% (sepuluh perseratus) atau lebih saham Peminjam
lain dan porsi kepemilikan tersebut adalah porsi terbesar; atau
b. Peminjam, baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki
saham sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) atau lebih saham
Peminjam lain.
Apabila 1 (satu) Peminjam memiliki saham Peminjam lain dengan
persentase sebagaimana dijelaskan pada huruf a atau huruf b, maka
kedua Peminjam tersebut digolongkan sebagai 1 (satu) kelompok
Peminjam. Penggolongan kelompok Peminjam berlaku pula apabila 1
(satu) pihak yang sama menjadi pengendali beberapa Peminjam, yaitu
apabila pihak tersebut memiliki saham di beberapa Peminjam denganpersentase sebagaimana dijelaskan pada huruf a dan atau huruf b. Hal
-
7/26/2019 BMPK dan Penyertaan Modal.pdf
34/136
Aset BMPK dan Prinsip Kehati-hatian dalam Penyertaan Modal
21
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 7/14/DPNP
2005
Romawi III.B No. 2
SE 7/14/DPNP2005
Romawi III.C
ini antara lain dicontohkan dalam Lampiran 7 (Lampiran 7 Kodifikasi
ini).
(3) Unsur dasar penentu hubungan pengendalian melalui kepengurusan
antara beberapa Peminjam bukan Pihak Terkait, secara umum sama
dengan Pihak Terkait.Dalam hal Direksi, Komisaris, dan atau Pejabat Eksekutif Peminjam juga
mendapatkan Penyediaan Dana dari Bank, maka eksposur Penyediaan
Dana baik kepada Peminjam serta kepada Direksi, Komisaris, dan atau
Pejabat Eksekutif Peminjam tersebut diperhitungkan sebagai satu kesatuan
dan Peminjam beserta Direksi, Komisaris, dan atau Pejabat Eksekutif
Peminjam ditetapkan sebagai 1 (satu) kelompok Peminjam.
Sebagaimana halnya dengan perlakuan untuk Pihak Terkait apabila
terdapat beberapa perusahaan yang Komisaris, Direksi, dan atau Pejabat
Eksekutifnya merupakan pihak yang sama, maka perusahaan-perusahaan
tersebut ditetapkan sebagai 1 (satu) kelompok Peminjam.
(4)
Hubungan pengendalian dapat pula diakibatkan melalui hubungankeuangan. Hubungan keuangan itu sendiri ditetapkan berdasarkan
beberapa unsur sebagai berikut:
1) Ketergantungan keuangan (financial interdependence)
Salah satu faktor yang digunakan untuk menentukan adanya
ketergantungan keuangan antara 2 (dua) pihak adalah dengan melihat
nilai transaksi antara kedua belah pihak tersebut. Dalam hal terdapat
transaksi yang materiil antara 1 (satu) pihak dengan pihak lain yang
mengakibatkan kesehatan keuangan pihak tersebut dipengaruhi secara
langsung oleh pihak lain lain, maka antara pihak-pihak tersebut
ditetapkan memiliki ketergantungan keuangan (financial
interdependence). Beberapa faktor yang dapat digunakan dalammenganalisa hubungan transaksi antar pihak yang dapat menyebabkan
ketergantungan keuangan antara lain adalah
top related