amblesan tanah
DESCRIPTION
Drainase & SanitasiTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tanah merupakan tempat
mendirikan bangunan, tempat untuk bercocok tanam, tempat untuk kegiatan manusia pada
umumnya. Tanah mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang kehidupan
manusia. Di zaman yang semakin modern ini banyak sekali pemanfaatan tanah, namun
banyak yang tak sadar bahwa mereka telah mengeksploitasi tanah dengan besar-besaran
tanpa memperhatikan dampaknya. Dampak kerusakan yang diakibatkan, seperti
kehilangan unsur hara, lahan kritis, erosi, amblesan tanah (land subsidence) dan
sebagainya.
Amblesan tanah (land subsidence) merupakan suatu proses gerakan penurunan muka
tanah yang didasarkan atas suatu datum tertentu dimana terdapat berbagai macam variabel
penyebabnya. Penurunan muka tanah ini di akibatkan oleh banyak hal seperti hilangnya air
tanah akibat eksploitasi berlebihan, pembebanan di atas permukaan, gempa yang
mengakibatkan rusaknya struktur tanah, dan ketidakstabilan bidang tanah akibat proses
tertentu.
Amblesan tanah ini secara tidak langsung merupakan bentuk pemaksaan memadatkan
struktur tanah yang belum padat menjadi padat. Hampir semua kota yang duduk di atas
lapisan sedimen akan mengalami amblesan. Cepat lambatnya amblesan tanah ini sangat
bergantung pada kondisi konsolidasi lapisan sedimen itu sendiri dan besarnya beban
bangunan di atasnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan amblesan tanah?
2. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya amblesan tanah?
3. Bagaimana solusi untuk menangani ambelsan tanah?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui amblesan tanah secara umum.
2. Memahami faktor-faktor penyebab amblesan tanah.
3. Mengetahui solusi penanganan amblesan tanah.
A.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Amblesan Tanah
Amblesan tanah adalah proses penurunan permukaan tanah yang terjadi secara alamiah
karena penurunan tekanan air tanah pada sistem aquifer dibawahnya, akibat pengaruh
kegiatan manusia diatas permukaan tanah dan pengambilan air tanah. Fenomena amblesan
tanah yang secara perlahan-lahan namun pasti ini dikenal dengan istilah land subsidence.
Amblesan tanah adalah salah satu fenomena deformasi permukaan bumi secara
vertikal. Amblesan tanah ini dapat berlangsung dalam waktu yang lama dan terus menerus,
sedangkan penurunan tanah itu sendiri tidak merata di setiap daerah.
B. Proses Terjadinya Amblesan Tanah
Amblesan tanah adalah suatu proses pengecilan isi tanah jenuh secara perlahan-lahan
dengan permeabilitas rendah akibat keluarnya air pori. Proses tersebut terus berlangsung
sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan air total telah
benar-benar hilang.
Dalam keadaan seperti ini pengaliran juga akan berjalan, terutama dalam arah yang
vertikal saja. Hal yang demikian disebut Konsolidasi satu matra (one dimentional
consolidation) dan perhitungan konsolidasi hampir selalu berdasarkan teori konsolidasi
satu matra. Pada waktu konsolidasi berlangsung maka konstruksi diatas lapisan tanah
tersebut akan menurun (settle).
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Amblesan Tanah
Gambar 2.2 Fase Penurunan Muka Tanah
C. Penyebab Amblesan Tanah
Berdasarkan Whittaker and Reddish, 1989 dalam Metasari 2010, secara umum faktor
penyebabnya antara lain:
Penurunan tanah alami (natural subsidence)
disebabkan oleh proses-proses geologi seperti siklus geologi dan sedimentasi
daerah cekungan.
Penurunan akibat pengambilan air tanah (groundwater extraction)
Pengambilan air tanah yang melebihi kemampuan akan mengakibatkan
berkurangnya jumlah air tanah pada suatu lapisan akuifer. Hilangnya air tanah ini
menyebabkan terjadinya kekosongan pori-pori tanah sehingga tekanan hidrostatis
dibawah permukaan tanah berkurang sebesar hilangnya air tanah tersebut.
Selanjutnya akan terjadi pemampatan lapisan akuifer.
Penurunan akibat beban bangunan (settlement)
Tanah memiliki peranan penting dalam pekerjaan konstruksi. Tanah dapat
menjadi pondasi pendukung bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu
sendiri. Penambahan bangunan di atas permukaan tanah dapat menyebabkan
lapisan di bawahnya mengalami pemampatan.
Pemampatan tersebut disebabkan adanya deformasi partikel tanah, relokasi
partikel, keluarnya air atau udara dari dalam pori, dan sebab lainnya yang sangat
terkait dengan keadaan tanah yang bersangkutan. Proses pemampatan ini pada
akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah.
Secara umum penurunan tanah akibat pembebanan dapat dibagi ke dalam dua jenis,
yaitu:
a. Penurunan konsolidasi: merupakan perubahan volume tanah jenuh air sebagai
akibat dari keluarnya air yang menempati pori-pori tanah.
b. Penurunan segera: merupakan akibat dari deformasu elastic tan ah kering, basah,
dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air.
D. Dampak Amblesan Tanah
Amblesan tanah memberikan dampak negatif secara langsung di sekitar wilayah, selain
itu amblesan tanah juga mempunyai implikasi terhadap kehidupan sosial seperti
berkurangnya kualitas hidup dan lingkungan di wilayah terdampak. Beberapa dampak
yang terjadi akibat amblesan tanah, diantaranya:
Banjir pada daerah rendah atau menjadi rawa
Bangunan-bangunan tinggi menjadi tidak seimbang
Kerusakan pada jaringan pipa atau terjadinya aliran balik didalam pipa
Kerusakan konstruksi bangunan akibat retakan terbuka sampai ke permukaan tanah
Perubahan pola aliran permukaan dan air tanah
BAB III
SOLUSI
Untuk melakukan penanggulangan amblesan tanah biasanya dilakukan beberapa tahap
penelitian terhadap struktur tanah, seperti daya dukung tanah, tebal dan komposisi struktur
bawah permukaan, kondisi geologi, dan berbagai hal yang terkait. Cara penanggulangan pun
bermacam-macam berdasarkan hasil kajian dari faktor yang mempengaruhi amblesan tanah
tersebut.
Salah satu penanggulangannya adalah memperkuat daya dukung tanah dengan cara
melakukan rekayasa geoteknik seperti suntik semen, melakukan pembangunan pondasi pada
struktur tanah yang tepat, melakukan pergantian tanah lunak dengan tanah yang relatif lebih
kompak, memanfaatkan penggunaan air tanah seperlunya tanpa melakukan eksploitasi
berlebihan.
Solusi lain untuk amblesan tanah adalah sumur resapan. Sumur resapan adalah salah
satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat
menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya
ke dalam tanah.
Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara
menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di
kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana
olahraga serta fasilitas umum lainnya.
Pemakaian air tanah harus mempertimbangkan faktor kelestarian air tanah, yang
meliputi faktor kualitas dan kuantitas air. Air tanah tersimpan dalam lapisan yang disebut
akuifer. Akuifer merupakan sumber air tanah yang sangat penting. Akuifer tersebut dapat
dijumpai pada dataran pantai, daerah kaki gunung, lembah antar pegunungan, dataran aluvial
dan daerah topografi. Salah satu cara mempertahankan kuantitas air tanah adalah dengan
menerapkan sumur resapan.
Adanya sumur resapan akan memberikan mengurangi limpasan permukaan. Air hujan
yang semula jatuh keatas permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau
halaman rumah tetapi dialirkan melalui seng terus ditampung kedalam sumur resapan.
Manfaat sumur resapan adalah:
1. Mencegah penurunan tanah (land subsidance)
2. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya banjir dan genangan air.
3. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah.
4. Mengurangi erosi dan sedimentasi
5. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan pantai
6. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.
Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan berbentuk segiempat atau silinder dengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah:
1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun ijuk (kosong)
2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk.
3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong.
4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur
5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur).
Gambar 3.1 Sumur resapan dangkal menggunakan talang
Gambar 3.1 Sumur resapan dangkal menggunakan saluran terbuka
Gambar 3.2 Sumur Resapan Dalam
Gambar 3.4 Biopori
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Rachmat. “Solusi Mengatasi Banjir dan Penurunah Permukaan Tanah”. 2015
http://mahapalajoss.blogspot.co.id/2012/12/solusi-mengatasi-banjir-dan-penurunan.html
Syawal. “Subsidence, Turunnya Muka Tanah” 2015 http://syawal88.wordpress.com/2013/04/14/subsidence-turunnya-muka-tanah/
19design. “Sumur Resapan, Solusi untuk Melindungi dan Memperbaiki Air Tanah” 2015 http://19design.wordpress.com/2011/12/02/sumur-resapan-solusi-untuk-melindungi-dan-memperbaiki-air-tanah/
Bebasbanjir2015. “Sumur Resapan” 2015 https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/sumur-resapan/