amat rhang manyang (cerita rakyat dari aceh) - kompasiana
Post on 01-Mar-2018
248 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
7/25/2019 Amat Rhang Manyang (Cerita Rakyat Dari Aceh) - KOMPASIANA
1/22
10/5/2016 Am at Rhang Manyang ( Cer ita R akyat Dar i Aceh) - KOM PASIANA.com
http://www.kompasiana.com/irsyadfeisal/amat-rhang-manyang-cerita-rakyat-dari-aceh_5517914281331197669de99b
PILIHAN
Amat Rhang Manyang (Cerita Rakyat Dari
Aceh)08 September 2012 10:19:22 |Diperbarui: 25 Juni 2015 00:45:51 |Dibaca : |Komentar : |Nilai :
Dikampung Pasie, berdekatan dengan Paya Senara daerah Krueng Raya, Nanggroe Aceh
Darussalam. Pada zaman dahulu, berdiamlah di tempat tersebut satu keluarga terdiri dari bapak, ibu
dan seorang anaknya laki-laki bernama Amat. Amat, sering juga di panggil " Agam " ( Dalam Istiadat
Aceh, panggilan Agam adalah untuk seorang anak laki-laki maupun perempuan di panggil Inong).
Keluarga ini tergolong miskin. Pekerjaan sehari-hari adalah mengolah sabut dan garam. kulit kelapa
yang umunya dibuang orang, mereka kumpulkan, lalu direndamkan dalam lumpur. Setelah beberapa
lama, rendaman itu diangkat, di bersihkan. Isinya yang sedikit membusuk dibuang sehingga tinggal
seratnya saja. Serta ini diolah atau dipintal menjadi jenis tali sabut. Untuk memasak, mereka
menggunakan kulit kelapa, pelepah dan daunnya sebagai kayu api. Sedangkan bagi orang kaya
semua itu dibuang atau tidak dibutuhkan dalam kebutuhan mereka, cuma dibutuhkan untuk api unggun
dalam kandang lembu mereka untuk mengusir nyamuk dalam kandang.
Disamping itu mereka membuat garam, karena kampung pasie (Pasir) itu terletak di tepi pantai. hasil
dari kedua mereka inilah yang mereka jual untuk mendapatkan nafkah hidup sehari-hari yang masih
jauh memadai. Kasih sayang kedua orangtua si amat tercurah kepadanya, sebabia anak tunggal
satu-satunya. Mereka ingin memberikan kecukupan untuk anak mereka, sebagaimana kebanyakan
anak-anak orang lain. Tetapi, hendak dikata, maksud hati memeluk gunung apa apa daya tangan tak
sampai.
berbagai usaha lain sudah dicoba oleh bapak si amat untuk mendapatka kehidupan yang lebih baik
bagi keluarganya, tetapi tetap mengalami kekecewan. mungkin karena mereka tak memiliki modal
apapun kecuali tenaga dan kemauan. Dalam keadaan seperti ini, orang tuanya selalu berpasrah diri
kepada Allah, mepertebal keimana dan taqwanya. Setiap selesai shalat, mereka selalu berdoa
setidaknya kepada anaknya, Amat, kelak Allah dapat memberikan kehidupan yang lebih layak,
sehingga dapat dijadikan payng saat hujan, kayu rimbun tempat berteduh bagi mereka di hari tua.
(http://www.kompasiana.com/)
Masuk
(http://w
continu
rhang
manyan
cerita
rakyat
dari-
aceh_55
http://www.kompasiana.com/signin?continue=http%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Firsyadfeisal%2Famat-rhang-manyang-cerita-rakyat-dari-aceh_5517914281331197669de99bhttp://www.kompasiana.com/signin?continue=http%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Firsyadfeisal%2Famat-rhang-manyang-cerita-rakyat-dari-aceh_5517914281331197669de99bhttp://www.kompasiana.com/signin?continue=http%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Firsyadfeisal%2Famat-rhang-manyang-cerita-rakyat-dari-aceh_5517914281331197669de99bhttp://www.kompasiana.com/signin?continue=http%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Firsyadfeisal%2Famat-rhang-manyang-cerita-rakyat-dari-aceh_5517914281331197669de99bhttp://www.kompasiana.com/signin?continue=http%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Firsyadfeisal%2Famat-rhang-manyang-cerita-rakyat-dari-aceh_5517914281331197669de99bhttp://www.kompasiana.com/signin?continue=http%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Firsyadfeisal%2Famat-rhang-manyang-cerita-rakyat-dari-aceh_5517914281331197669de99bhttp://www.kompasiana.com/7/25/2019 Amat Rhang Manyang (Cerita Rakyat Dari Aceh) - KOMPASIANA
2/22
10/5/2016 Am at Rhang Manyang ( Cer ita R akyat Dar i Aceh) - KOM PASIANA.com
http://www.kompasiana.com/irsyadfeisal/amat-rhang-manyang-cerita-rakyat-dari-aceh_5517914281331197669de99b 2
Keberuntungan tidak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak pada ketiak amat berumur lima tahun,
meninggalah bapaknya. "Patah dahan tempat berjuntai, rubuhlah cabang tempat bergayut". Tinggalah
si amat dan ibunya. betapa sedih ibunya si amat tak terperihkan lagi. Cita-cita dahulu yang di impikan
akan di jangkau oleh dua pasang tangan, ia dan suaminya sekarang hanya dirinya sendiri. Dan
sampai dimanakah kemampuan seorang wanita sendiri hidup ditinggali seorang kekasih yang ia cintai.
bapak si amat tidak meninggalkan warisan sekalipun kecuali gubuk tiris beserta anaknya si amatyang
perutnya setiap hari minta di isi. Kemudian segumpal cita-cita dan doa untuk kebahagiaan mereka
dikemudian hari. Di penghujung tangis yang berkepanjangan karena iman dan taqwa, timbul kembali
kesadaran yang sempurna, bahwa sema itu adalah takdir dan kehendak Yang Maha Kuasa. Bulatlah
tekat dan cita-cita tidak boleh pudar dan tetap berusaha dengan kemampuan yang ada.
Amat di serahkan kepada Teungku Meunasah untuk belajar mengaji bersama anak-anak yang lainnya
dikampung tersebut. Pada dasarnya, ia anak yang rajin dan pandai, Serta cepat untuk dapat menerimapelajaran pengajian yang diberikan. Sering amat dicemoohkaholeh teman-temannya karena
pakaiannya compang-camping penuh tambalan, sambil menangis ia pulang ke rumah. Ibunya
mengetahui semua ini. Pada kejadian yang demikian ibunya berusaha untuk tersenyum (Terseyum
adalah sbagian dari iman" Allah memeberikan senyuman kepada wajah agar tidak dapat mengobati
sedih"), memeluk dan mengusap air mata anaknya. kadang-kadang setiap saat mendongengkan
sesuatu yang maksudnya perbuatan seperti itu adalah tidak baik yang akhirnya mendapatkan balasan
yang tidak baik pula berupa balasan dari Allah. Menjelang tidur malam hari, sering pula ibunya
menceritakan dongeng sejenis itu. Diantaranya dongeng anak durhaka yang pada akhir ceritanyadapat malapetaka.
Semua cerita itu diharapkan ibunya, aar dihayati si amat sebagai contoh bahwa perilaku yang baik
tidak bergantung terhadap pakaian ang baik atau buruk. Kehidupan yang kaya atau miskin tetapi
ungkapan jiwa yang ikhlas dan mulia disisi Allah.
setelah cerita biasanya, amat segera lelap. Namun, dibalik itu semua, hati ibu si amat sering tergoyah
oleh penghayatannya sendiri. Lalu timbul keragu-raguan apakah anaknya menjadi orang yang baik-
baik ataukah menjadi orang yang mengecewakan harapannya. Pertanyaan terakhir yang tak
diucapkan ini lebih banyak menghantui dan mengkawatirkannya. Akan bagaimana jadinya nanti hidup
sesudah melarat , anakmembuat ulah pula. Mulailah air matanya menitik satu per-satu bagai manik-
manik putus karangan. tidak lama kemudia ia dapat menguasai dirinya kembali dan keluarlah ucapan
berbisik " Na'idzubillah min dzalik" maksudnya " kami berlindung Kepada Allah dari hal-hal yang
buruk". Namun semuanya menjadi biasa kembali, iapun lelap seperti anaknya.
7/25/2019 Amat Rhang Manyang (Cerita Rakyat Dari Aceh) - KOMPASIANA
3/22
10/5/2016 Am at Rhang Manyang ( Cer ita R akyat Dar i Aceh) - KOM PASIANA.com
http://www.kompasiana.com/irsyadfeisal/amat-rhang-manyang-cerita-rakyat-dari-aceh_5517914281331197669de99b 3
Dari hari ke hari, dari tahun ketahun amat menjadi remaja. ia membantu ibunya sekedar dengan
tnagana yang ada padanya. Tapi kehidupan tidak banyak berubah, masih tergolong iskin dan melarat.
kruen raya adqalah sebuah sungai. dimuaranya pada masa itu terdapat sebuah pelabuhan samudera
atau pelabuhan besar , merupakan sebuah pelabuhan tempat mengirikan barang dengan hasil daerah
aceh ke luar negeri. Dan sebaiknya tempat memasukkan barang-barang dagangan dari luar neeri
untuk kebutuhan rakyat. Armada dagang Aceh sudah cukup besar pada masa itu. setiap hari kapal
berlabuh dan bertolak terdiri dari kapal-kapal aceh sendiri dan kapal-kapal luar negeri. Hiruk pikuk dan
ramai sekali ada yang sedang membongkar dan ada pula yang sedang memuat barang-barang
dagangan. Beratus-ratus peti dikeluarkan dari kapal, beratus-ratus peti pula yang di isikan ke kapal.
Ada kapal besar, ada juga kapal yang kecil. Diantaranya ada yang bentuk kapalnya indah, haluannya
mencuat dan berakhir.
menjelang saat bertolak saat berpuluh-puluh mendayung pada kedua sisi kapal. Dayung-dayung inilah
yang digerakkan dari dalam sisi kapal oleh awak-awak kapal sebagai daya penggerak kapal untuk
melaju meluncur membelah gelombang mengharungi samudera luas menuju pelabuhan negeri tujuan.
lambaian tangan antar yang pergi dan yang tinggal sering mengharukan. Entah kapan bertemu
kembali, atau terkubur didasar laut diamuk topan dan badai.
Lambaian tangan bersambut pula saat berlabuh. entah paman, bapak atau saudara sendiri yang
datang. Atau pula kekasih yang dirindukan. Gelak tawa dan cumbu saat jumpa seakan-akanmengatasi semua hiruk-pikuk di pelabuhan itu. nahkoda dengan pakaian yang besarnya di sertai
pangkat di bahu kiri dan kanan kelihatan tampan dan megah. Kelasi-kelasi pakaiannya tampak tegap
dan kuat. Berganti-ganti kapal ang datang dan pergi, berganti-ganti pula nahkoda dan kelasi-kelasi lalu
lalang dan naik turun melalui dermaga pelabuhan. Semua mereka tapan dan gagah, tetap dan kuat.
hampir setia hari amat dan kawan-kawannya datang kedekat pelabuhan ini. Umumnya mereka
sekedar melihat dan ingin mengetahui keadaan. Sesuatu yang mereka rasa aneh, mereka berbicara
dan menceritakan kepada kawan-kawan yang lain dikampungnya, bahkan ada diantara mereka
menceritakan kepada orang tua. Bebeda dari yang lain, amat ikut-ikutan juga bercerita, tetapi kiranya
dengan diam-diam ia benar-benar menghayati semu