akhlak kepada rasul

22

Click here to load reader

Upload: esa-yolanda-putri

Post on 27-Jun-2015

2.455 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Akhlak Kepada Rasul

Akhlak Kepada Rasul

A. SEKILAS TENTANG AKHLAK KEPADA RASUL

Ketika seseorang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, ada banyak konsekuensi

yang harus ditunjukkannya dalam hidup ini. Di samping harus berakhlak baik kepada

Allah swt, manusia juga harus berakhlak baik kepada Rasulullah saw. Walaupun beliau

sudah wafat dan kita tidak pernah bisa berjumpa dengannya secara fisik, namun

keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya. Meskipun

demikian, akhlak baik kepada Rasul saw tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah

atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya. Namun

demikian, ada banyak hal yang harus kita lakukan sebagai bentuk berakhlak baik kepada

Rasulullah saw.

1. Ridha Dalam Beriman

Beriman kepada Rasul merupakan salah satu dari rukun iman. Karena itu, setiap

muslim harus ridha dalam beriman kepadanya dan ini akan membuat keimanan terasa

menjadi nikmat sehingga apa yang menjadi konsekuensi iman bukan sesuatu yang berat

dan tidak menyenangkan untuk membuktikannya, Rasulullah saw bersabda:

� و�ال س� و�ر� � �يا �ب ن ��م�ح�م�د و�ب �ا �ن د�ي � �م ال �س� �إل �ا و�ب ( با ر� �الله� ب ض�ي� ر� م�ن� �م�ان� �إلي ا ط�ع�م� ذ�اق�

Kelezatan iman dirasakan oleh orang yang ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam

sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul (HR. Muslim).

2. Mencintai Rasul

Setiap muslim yang berakhlak baik kepada Rasul saw niscaya akan mencintai beliau

dalam kehidupan di dunia ini. Kecintaan kepada Rasul merupakan urutan kedua setelah

kecintaan kepada Allah swt sebagaimana firman-Nya di dalam Al-Qur’an:

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak- anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum

keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri

kerugiaannya dan rumah- rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu

cintai dari pada Allah, Rasul-Nya dan (dari) berjijhad di jalan- Nya, maka tunggulah

sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang fasik (QS 9:24).

Page 2: Akhlak Kepada Rasul

3. Mengikuti dan Mentaati

Kesiapan untuk mengikuti Rasulullah saw dalam hidup ini merupakan bentuk akhlak

yang mulia kepada beliau, sikap ini merupakan salah satu faktor yang membuat manusia

bisa memperoleh kecintaan dari Allah swt sehingga Diapun akan memberikan ampunan

bila kita melakukan kesalahan, Allah swt berfirman:

�م7 ي ح� �ر غ�ف�و�ر7 و�الله� �م� �ك �و�ب ذ�ن �م� �ك ل �غ�ف�ر� و�ي الله� �م� �ك �ب ب �ح� ي �ى �ع�و�ن �ب ف�ات الله� Aو�ن� ب �ح� ت �م� �ت �ن ك �ن� إ ق�ل�

Katakanlah (Muhammad): “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah

mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang (QS 3:31).

Mengikuti dan mentaati Rasulullah saw merupakan sesuatu yang bersifat mutlak,

karenanya manusia tidak bisa mencapai kemuliaan tanpa ketaatan, untuk itu jangan

sampai manusia mendahului ketentuan Allah swt dan Rasul-Nya.

Kunci kemuliaan seorang mukmin terletak pada ketaatannya kepada Allah dan rasul-

Nya, karena itu para sahabat ingin menjaga citra kemuliaannya dengan mencontohkan

kepada kita ketaatan yang luar biasa kepada apa yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya.

Ketaatan kepada Rasul sama kedudukannya dengan taat kepada Allah, karena itu bila

manusia tidak mau taat kepada Allah dan Rasul- Nya, maka Rasulullah tidak akan pernah

memberikan jaminan pemeliharaan dari azab dan siksa Allah swt, di dalam Al-Qur’an,

Allah swt berfirman:

�ظ�ا ف�ي ح� �ه�م� �ي ع�ل �اك� �ن ل س� ر�� أ ف�م�ا �و�ل�ى ت و�م�ن� الله� �ط�اع� أ ف�ق�د� و�ل� س� �الر Aط�ع� ي م�ن�

Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia mentaati Allah. Dan barangsiapa

yang berpaling, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka

(QS 4:80).

Di dalam ayat lain, Allah swt berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan

janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu (QS 47:33).

Manakala seorang muslim telah mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan

memperoleh kenikmatan sebagaimana yang telah diberikan kepada para Nabi, orang yang

jujur, orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh, bahkan mereka adalah sebaik-baik

teman yang harus kita miliki, Allah swt berfirman:

Page 3: Akhlak Kepada Rasul

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya) mereka itu akan bersama- sama

dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para

shiddiqin, orang yang mati syahid dan orang yang shaleh. Dan mereka itulah teman

yang sebaik-baiknya (QS 4:69).

Oleh karena itu, ketaatan kepada Rasulullah saw juga menjadi salah satu kunci untuk bisa

masuk ke dalam surga. Adapun orang yang tidak mau mengikuti Rasul dengan apa yang

dibawanya, yakni ajaran Islam dianggap sebagai orang yang tidak beriman.

4. Bershalawat

Bershalawat kepada Nabi Muhammad saw merupakan sesuatu yang sangat

dianjurkan, bahkan diperintah oleh Allah swt karena Allah swt dan para malaikat juga

bershalawat, hal ini terdapat dalam firman Allah:

�يم�ا ل �س� ت Rم�وا ل و�س� �ه� �ي ع�ل Aوا ص�ل �وا �م�ن آ �ذ�ين� ال Aه�ا ي� أ �ا ي Rي� �ب الن ع�ل�ى �ص�لAون� ي �ه� �ت �ك ئ و�م�ال� �ه� الل ��ن إ

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-

orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam

perhormatan kepadanya (QS 33:56).

Bahkan bila kita bershalawat kepada Nabi, maka Allah swt bershalawat lebih banyak

lagi kepada kita hingga sepuluh kali lipat, Rasulullah saw bersabda:

ا ر� ع�ش� �ه�ا ب �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى ة� �م�ر �ع�ل�ي ص�ل�ى م�ن�

Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan

bershalawat kepadanya sepuluh kali lipat (HR. Ahmad).

Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan

mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul saw sebagai

orang yang paling utama kepadanya para hari kiamat, beliau bersabda:

Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa

yang paling banyak bershalawat kepadaku (HR. Tirmidzi).

Oleh karena itu, orang yang tidak mau bershalawat kepada Nabi, apalagi saat

namanya disebut, maka ia dianggap sebagai orang yang bakhil atau kikir, hal ini

dinyatakan dalam sabda beliau:

yang benar-benar bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku di hadapannya, ia

tidak mengucap shalawat kepadaku (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

5. Menghidupkan Sunnah Rasul

Page 4: Akhlak Kepada Rasul

Kepada umatnya, Rasulullah saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang

beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah. Karena itu, kaum muslimin yang

berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah

agar tidak sesat dan waspada terhadap kemungkinan dilakukannya bid’ah atau sesuatu

yang diada-adakan dalam perkara ubudiyah padahal pada masa Rasul tidak ada, beliau

bersabda:

Sesungguhnya siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh

karena itu, kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para

penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah

kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu

sesat dan setiap kesesatan itu di neraka (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim,

Baihaki dan Tirmidzi).

Di dalam hadits yang lain, beliau juga bersabda:

) داود : ) أبو رواه �ى �ت ن و�س� الله� �اب� �ت ك �ه�م�ا ب �م� �ت ك ��م�س م�ات Aو�ا �ض�ل ت �ن� ل �ن� ي م�ر�� أ �م� �ك ف�ي �ت� ك �ر� ت

Aku tinggalkan kepada kalian dua hal, yang kalian tidak akan tersesat selamanya bila

berpegang teguh dengannya, yaitu: kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunnahku (HR. Hakim).

6. Menghormati Pewaris Rasul

Berakhlak baik kepada Rasul saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya,

yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni

yang takut kepada Allah swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya, Allah swt berfirman:

. غ�ف�و�ر7 �ز7 ع�ز�ي الله� ��ن إ �م�آء� �ع�ل ال �اد�ه� ب ع� م�ن� الله� ى �خ�ش� ي �م�ا �ن إ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS 35:28).

Kedudukan ulama yang takut kepada Allah swt sebagai pewaris Nabi disebutkan

dalam sabda Nabi saw:

Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan

uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu kepada mereka,

maka barangsiapa yang telah mendapatkannya, berarti telah mengambil bagian yang

besar (HR. Abu daud dan Tirmidzi)

Karena ulama disebut sebagai pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama

seharusnya tidak hanya memahami tentang beluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki

Page 5: Akhlak Kepada Rasul

sikap dan kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti

inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan

agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu

bukanlah ulama yang sesungguhnya dan berarti tidak ada kewajiban bagi kita untuk

menghormatinya.

7. Melanjutkan Misi Rasul

Misi utama Rasul adalah berdakwah, yakni menyeru dan mengajak manusia untuk

beriman dan tunduk kepada Allah swt. Tugas ini merupakan hal yang amat penting dan

dibutuhkan oleh manusia. Orang baik membutuhkan dakwah agar bisa mempertahankan

dan meningkatkan kebaikannya, sedangkan orang yang belum baik lebih

membutuhkannya lagi agar bisa memperbaiki dirinya. Karena itu dakwah menjadi tugas

bagi setiap muslim sebagaimana tercermin dalam hadits Nabi saw:

� �و�أ �ب �ت �ي ف�ل �ع�مRد�ا م�ت ع�ل�ى �ذ�ب� ك و�م�ن� ج� ح�ر� � و�ال �ل� �ي ائ ر� �س� إ �ى �ن ب ع�ن� �و�ا و�ح�دRث �ة� آي �و� و�ل Rى ع�ن Rغ�و�ا �ل ب

�ار� الن م�ن� م�ق�ع�د�ه�

Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi).

Manakala dakwah bisa kita tunaikan dengan sebaik-baiknya, maka kita akan

memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah dengan dikelompokkan ke dalam kelompok

umat yang terbaik )khairu ummah( sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:

�ه� �الل ب �ون� �ؤ�م�ن و�ت �ر� �ك �م�ن ال ع�ن� �ه�و�ن� �ن و�ت وف� �م�ع�ر� �ال ب ون� م�ر�� �أ ت �اس� �لن ل �خ�ر�ج�ت� أ �م�ة

� أ �ر� ي خ� �م� �ت �ن ك

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang

ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah (QS 3:110).

Di samping itu, orang yang berdakwah juga akan memperoleh pahala yang amat

besar, hal ini karena dalam satu hadits Rasulullah saw menyatakan:

Barangsiapa yang menunjukkan pada suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala

orang yang mengerjakannya (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Tirmudzi).

Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk orang- orang

yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad saw.1

B. KASUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKHLAK KEPADA RASUL

UNTA MENJADI SAKSI BAGI ORANG YANG DIFITNAH

1 Drs. H. Ahmad Yani, Buletin KMII Media Fikir dan Tausiyah, Edisi 2 Th. 4/15 Rabbiul Awwal 1428 H/3

April 2007

Page 6: Akhlak Kepada Rasul

Pada masa permulaan Islam, ada seorang muslim yang difitnah telah mencuri seekor

unta. Pemfitnahnya mengajukan saksi-saksi palsu, yakni orang-orang munafik yang tidak

segan untuk bersumpah palsu. Maka, orang yang seyogyanya tak bersalah itu diputus

oleh hakim sebagai pencuri.

Menurut hukum Islam, seorang pencuri harus dihukum potong tangan. Lalu, orang

mukmin yang malang ini pun berdoa, “Tuhanku, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.

Mereka telah memfitnahku. Aku tidak mencuri unta itu. Engkau Mahatahu,

selamatkanlah aku dari kehinaan ini, karena aku telah bershalawat pada Nabi paling

mulia. Engkau Mahakuasa, izinkanlah unta itu berbicara. Jadikanlah ia sebagai saksiku.”

Setelah berdoa demikian, dia mendesah keras, dan rahmat Allah SWT pun meliputi

dirinya. Tak sulit bagi Sang Mahaperkasa dan Mahakuasa untuk membuat unta tersebut

dapat berbicara dengan bahasa manusia. Hewan ini berkata, “ Ya, Rasulullah, aku milik

orang beriman ini. Orang-orang itu adalah saksi palsu dan si pemfitnah telah membuat

tuduhan palsu terhadap orang mukmin sejati ini.” Lantas unta tersebut mendekati

pemiliknya dengan sikap tunduk dan duduk didepannya.

Syahdan, terkuaklah kebohongan saksi-saksi palsu ini, mereka tak dapat berkutik dengan

kesaksian unta itu dan merasa malu. Seiring dengan itu, tumbuhlah cahaya iman dalam

hati orang-orang yang turut menyaksikan peristiwa menakjubkan ini. Nabi Muhammad

SAW bertanya, “Wahai orang mukmin, bagaimana engkau dapat memperoleh keajaiban

itu?” Orang mukmin tadi menjawab, Ya Rasulullah, saya selalu bershalawat kepadamu

sepuluh kali sebelum tidur.”

Nabi yang adil dan suci bersabda, “Karena shalawatmu kepadaku, Allah SWT bukan

hanya menyelamatkanmu dari hukuman potong tangan di dunia ini, tetapi juga akan

menyelamatkanmu dari siksa neraka di akhirat. Barangsiapa bershalawat kepadaku

sepuluh kali pada sore hari dan sepuluh kali pada pagi hari, Allah SWT akan

membangkitkannya bersama para nabi kesayangan dan kepercayaanNya dan wali-wali

yang patuh, dan Dia akan melimpahkan berkah kepadanya sebagaimana berkah kepada

nabiNya.2

2

Page 7: Akhlak Kepada Rasul

Shalawat Nabi SAW dipercaya telah menjadi syafaat, rahmat, berkah, dan obat yang orisinil untuk menyelamatkan kehidupan seseorang baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan kerap kali shalawat ini memutarbalikkan sebuah fakta inderawi. Berikut beberpa buah kisah yang bertutur tentang keajaiban shalawat.

SEORANG SUFI DAN PENJAHATKonon seorang sufi menceritakan pengalaman hidupnya tentang keajaiban dari shalawat Nabi SAW. Ia menuturkan bahwa ada seorang penjahat yang sangat melampaui batas yang kehidupannya hanya diisi dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Demikian tenggelamnya penjahat itu ke dalam lumpur kemaksiatan seperti kebiasaan mabuk-mabukan, ia tidak bisa lagi membedakan mana hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Sang sufi lalu menasehati sang penjahat agar ia tidak mengulangi lagi kedurhakaannya, dan segera bertobat pada Allah SWT. Namun demikian, penjahat tetaplah penjahat, nasehat sang sufi tidaklah digubrisnya. Ia tetap bersikeras untuk melakukan perbuatan-perbuatan bejatnya sampai sang ajal datang menjemputnya. Sang penjahat, menurut sufi, benar-benar yang bernasib tidak baik karena ia tidak sempat mengubah haluan hidupnya yang hina dan bahkan tidak sempat bertobat. Secara logis, sang sufi mengatakan bahwa si penjahat akan dijebloskan Allah SWT ke dalam azab neraka. Namun apa yang terjadi?Pada suatu malam, sang sufi bermimpi, ia melihat sang penjahat menempati posisi yang

Page 8: Akhlak Kepada Rasul

amat tinggi dan mulia dengan memakai pakaian surga yang hijau yang merupakan pakaian kemuliaan dan kebesaran. Sang sufi pun terheran-heran dan bertanya pada sang penjahat, “Apakah gerangan yang menyebabkanmumendapatkan martabat setinggi ini?” Sang penjahat menjawab, “Wahai sang sufi, ketika aku hadir di suatu majelis yang sedang melakukan dzikir, aku mendengarkan orang yang alim yang ada disitu berkata, “Barangsiapa yang bershalawat atas Nabi Muhammad SAW niscaya menjadi wajib baginya mendapatkan surga.” Kemudian sang alim itu mengangkatkan suaranya demi membacakan shalawat atas Nabi SAW dan aku pun beserta orang-orang yang hadir disekitarnya mengangkat suara untuk melakukan hal yang sama. Maka, pada saat itulah, aku dan kami semua diampuni dan dirahmati oleh Allah SWT Yang Maha Pemurah terhadap nikmatNya.

SEORANG IBU DAN ANAKNYADikisahkan pula bahwasanya ada seorang wanita yang memiliki anak yang sangat jahat dan hari-harinya pun dilalui dengan lumuran dosa. Si ibu yang merupakan sosok wanita shalihah yang menyadari anaknya seperti itu, tentu saja menyuruh si anak untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya dan kemudian berbuat kebajikan serta tidak berpindah lagi kepada kebiasaan buruknya tersebut. Tetapi, anaknya tetap membandel, ia tidak mau berpindah dari kelakuan jahatnya yang telah dilakukannya selama ini. Perbuatan maksiat itu terus dilakukannya sampai ia menemui ajalnya. Maka bersedihlah sang ibu demi melihat anaknya yang mati tanpa tobat, dimana ia tidak melihat satu sisi pun dari kehidupan anaknya yang akan menyelamatkannya di hadapan Tuhan Penguasa Akhirat. Sang ibu tampaknya pasrah dengan nasib buruk yang akan dialami oleh sang anak di dalam kubur dan lebih-lebih di neraka.Di suatu malam, ketika wanita itu tertidur, ia bermimpi tentang anaknya disiksa oleh malaikat penjaga kubur di dalam kuburnya. Akibatnya, semakin bertambah kedukaan sang ibu tersebut manakala bayangannya selama ini dilihatnya secara langsung sekali pun hanya dalam mimpi. Tetapi benarkah sang anak disiksa? Ternyata, ketika sang ibu memimpikan lagi anaknya di lain kesempatan, ia melihat anaknya dalam rupa dan kondisi yang sebaliknya dalam mimpi sebelumnya. Ia melihat anaknya saat itu diperlakukan dengan perlakuan yang sangat elok, yang berada dalam keadaan suka dan bahagia. Sehingga, ibunya pun terheran-heran dan bertanya pada sang anak, “Apa gerangan yang membuatmu bisa diperlakukan seperti ini, padahal dulu semasa engkau hidup engkau penuh dengan lumuran dosa?” Sang anak menjawab, “Wahai ibunda, di suatu ketika telah lewat di hadapanku sekelompok orang yang sedang mengusung jenazah yang hendak dikuburkan. Mayat itu kukenal, dan ia semasa hidupnya ternyata lebih jahat daripada diriku. Kemudian aku ikut mengiringi pemakamanny, dan disana aku sempat menyaksikan makam-makam lainnya. Ketika itulah aku berpikir bahwa laki-laki sial itu sudah pasti ditimpa oleh huru-hara akhirat akibat perbuatan maksiatnya. Secara tidak sadar aku menangis dan membayangkan kalau diriku juga bakal ditimpa peristiwa yang mengerikan yang sama. Pada saat itulah aku menyesali segala kesalahan dan dosa yang telah kuperbuat, dan bertobat dengan sebenar-benarnya tobat di hadapan Ilahi. Kemudian, aku membaca Al-quran dan shalawat Nabi SAW sebanyak sepuluh kali dan membacakan shalawat kesebelas kalinya dan pahalanya kuhadiahkan kepad ahli kubur yang naas tersebut, sehingga disitulah Allah SWT menunjukkan kemahapengampunanNya. Dia mengampuni dosa-dosaku. Jadi apa yang telah engkau

Page 9: Akhlak Kepada Rasul

lihat wahai ibunda, itulah nikmat yang telah diberikan Allah SWT atasku. Ketahuilah ibunda, bahwa shalawat atas Nabi SAW itu menjadi cahaya di dalam kuburku, menghapuskan dosa-dosaku dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang hidup maupun yang sudah meninggal.”

SEORANG MUSAFIR DAN AYAHNYADalam kisah lain, juga diriwayatkan tentang seorang musafir bersama ayahnya. Sang musafir mengisahkan bahwa di suatu ketika di suatu negeri, ayahnya meninggal dunia sehingga wajah dan sekujur tubuhnya menjadi hitam dan perutnya membusung. Sang musafir lalu mengucapkan “La haula wala quwwata illa billahil aliyyil azhim )Tiada daya dan kekuatan kecuali Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung(.Ayah sang musafir tersebut mati dalam kedukaan, dan hal ini diumpamakan dengan kelakuan sang ayah ketika ia masih hidup. Pada saat itulah sang musafir merasakan beban teramat berat menimpanya karena mendapatkan ayahnya mati dalam kondisi seperti itu. Tetapi, ketika ia terlelap tertidur, ia bermimpi bahwa seorang laki-laki yang sangat tampan dan tubuhnya dipenuhi bulu halus datang kepada ayahnya dan menyapu wajah dan tubuh ayahnya tersebut dengan tangannya sehingga jasad sang ayah menjadi putih kembali, bahkan lebih bagus daripada bentuknya semula dan berseri-seri dengan cahaya. Melihat perlakuan baik lelaki ini terhadap ayahnya sng musafir takjub dan kemudian bertanya, “Siapakah Anda, yang telah menyampaikan karunia Ilahi atas ayahku?” Laki-laki itu menjawab, “Aku adalah Rasulullah. Ayahmu termasuk dianatara orang-orang yang memperbanyak bershalawat atasku. Maka, tatkala ia berhasil melakukannya aku pun datang untuk membersihkannya.” Kemudian sang musafir merasa sangat berbahagia. Ia melihat pancaran dan cahaya keputihan itu ada pada ayahnya. Dia mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT mengangungkan dan menanamkanNya didalam hatinya serta bershalawat kepada Nabi SAW.

UNTA MENJADI SAKSI BAGI ORANG YANG DIFITNAHPada masa permulaan Islam, ada seorang muslim yang difitnah telah mencuri seekor unta. Pemfitnahnya mengajukan saksi-saksi palsu, yakni orang-orang munafik yang tidak segan untuk bersumpah palsu. Maka, orang yang seyogyanya tak bersalah itu diputus oleh hakim sebagai pencuri.Menurut hukum Islam, seorang pencuri harus dihukum potong tangan. Lalu, orang mukmin yang malang ini pun berdoa, “Tuhanku, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Mereka telah memfitnahku. Aku tidak mencuri unta itu. Engkau Mahatahu, selamatkanlah aku dari kehinaan ini, karena aku telah bershalawat pada Nabi paling mulia. Engkau Mahakuasa, izinkanlah unta itu berbicara. Jadikanlah ia sebagai saksiku.” Setelah berdoa demikian, dia mendesah keras, dan rahmat Allah SWT pun meliputi dirinya. Tak sulit bagi Sang Mahaperkasa dan Mahakuasa untuk membuat unta tersebut dapat berbicara dengan bahasa manusia. Hewan ini berkata, “ Ya, Rasulullah, aku milik orang beriman ini. Orang-orang itu adalah saksi palsu dan si pemfitnah telah membuat tuduhan palsu terhadap orang mukmin sejati ini.” Lantas unta tersebut mendekati pemiliknya dengan sikap tunduk dan duduk didepannya.Syahdan, terkuaklah kebohongan saksi-saksi palsu ini, mereka tak dapat berkutik dengan kesaksian unta itu dan merasa malu. Seiring dengan itu, tumbuhlah cahaya iman dalam hati orang-orang yang turut menyaksikan peristiwa menakjubkan ini. Nabi Muhammad

Page 10: Akhlak Kepada Rasul

SAW bertanaya, “Wahai orang mukmin, bagaimana engkau dapat memperoleh keajaiban itu?” Orang mukmin tadi menjawab, Ya Rasulullah, saya selalu bershalawat kepadamu sepuluh kali sebelum tidur.”Nabi yang adil dan suci bersabda, “Karena shalawatmu kepadaku, Allah SWT bukan hanya menyelamatkanmu dari hukuman potong tangan di dunia ini, tetapi juga akan menyelamatkanmu dari siksa neraka di akhirat. Barangsiapa bershalawat kepadaku sepuluh kali pada sore hari dan sepuluh kali pada pagi hari, Allah SWT akan membangkitkannya bersama para nabi kesayangan dan kepercayaanNya dan wali-wali yang patuh, dan Dia akan melimpahkan berkah kepadanya sebagaimana berkah kepada nabiNya.

SUFYAN ATS-TSAURI DAN KISAH ANAK SI TUKANG RIBASufyan ats-Tsauri menuturkan, “ Aku pergi haji. Manakala Tawaf di Ka’bah, aku melihat seoerang pemuda yang tak berdoa apapun selain hanya bershalawat kepada Nabi SAW. Baik ketika di Ka’bah, di Padang Arafah, di mudzdalifah dan Mina, atau ketika tawaf di Baytullah, doanya hanayalah shalawat kepada Baginda Nabi SAW.”Saat kesempatan yang tepat datang, aku berkata kepadanya dengan hati-hati, “Sahabatku, ada doa khusus untuk setiap tempat. Jikalau engkau tidak mengetahuinya, perkenankanlah aku mengajarimu.” Namun, dia berkata, “Aku tahu semuanya. Izinkan aku menceritakan apa yang terjadi padaku agar engkau mengerti tindakanku yang aneh ini.”“Aku berasal dari Khurasan. Ketika para jamaah haji mulai berangkat meninggalkan daerah kami, ayahku dan aku mengikuti mereka untuk menunaikan kewajiban agama kami. Naik turun gunung, lembah, dan gurun. Kami akhirnya memasuki kota Kufah. Disana ayahku jatuh sakit, dan pada tengah malam dia meninggal dunia. Dan aku mengkafani jenazahnya. Agar tidak mengganggu jemaah lain, aku duduk menangis dalam batin dan memasrahkan segala urusan pada Allah SWT. Sejenak kemudian, aku merasa ingin sekali menatap wajah ayahku, yang meninggalkanku seorang diri di daerah asing itu. Akan tetapi, kala aku membuka kafan penutup wajahnya, aku melihat kepala ayahku berubah jadi kepala keledai. Terhenyak oleh pemandangan ini, aku tak tahu apa yang mesti kulakukan. Aku tidak dapat menceritakan hal ini pada orang lain. Sewaktu duduk merenung, aku seperti tertidur. Lalu, pintu tenda kami terbuka, dan tampaklah sesosok orang bercadar. Seraya membuka penutup wajahnya, dia berkata, “Alangkah tampak sedih engkau! Ada apakah gerangan?” Aku pun berkata, “Tuan, yang menimpaku memang bukan sukacita. Tapi, aku tak boleh meratap supaya orang lain tak bersedih.”Lalu orang asing itu mendekati jenazah ayahku, membuka kain kafannya, dan mengusap wajahnya. Aku berdiri dan melihat wajah ayahku lebih berseri-seri ketimbang wajah tuanya. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama. Melihat keajaiban ini, aku mendekati orang itu dan bertanya, “Siapakah Anda, wahai kekasih kebaikan?” Dia menjawab, “Aku Muhammad al Musthafa” )semoga Allah melimpahkan kemuliaan dan kedamaian kepada Rasul pilihanNya(. Mendengar perkataan ini, aku pun langsung berlutut di kakinya, menangis dan berkata, “Masya Allah, ada apa ini? Demi Allah, mohon engkau menjelaskannya ya Rasulullah.”Kemudian dengan lembut beliau berkata, “ayahmu dulunya tukang riba. Baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Wajah mereka berubah menjadi wajah keledai, tetapi disini Allah Yang Mahaagung mengubah lagi wajah ayahmu. Ayahmu dulu mempunyai sifat

Page 11: Akhlak Kepada Rasul

dan kebiasaan yang baik. Setiap malam sebelum tidur, dia melafalkan shalawat seratus kali untukku. Saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon izin Allah untuk memberinya syafaat karena shalawatnya kepadaku. Setelah diizinkan, aku datang dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku.”Sufyan menuturkan, “Anak muda itu berkata, “Sejak saat itulah aku bersumpah untuk tidak berdoa selain shalawat kepada Rasulullah, sebab aku tahu hanya shalawatlah yang dibutuhkan manusia di dunia dan di akhirat.”Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail Alaihumus Salam telah berkata kepadaku. Jibril As. berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang membaca shalawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”Berkata pula Mikail As., “Mereka yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka itu minum dari telagamu.” Dan Israfil As. berkata pula, “Mereka yang bershalawat kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang itu.”Kemudian Malaikat Izrail As. pun berkata, ”Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para nabi.”Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW? Sementara para malaikat memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat atas Rasulullah SAW. Dengan kisah yang dikemukakan ini, semoga kita tidak akan melepaskan peluang untuk selalu bershalawat kepada pemimpin kita, cahaya dan pemberi syafaat kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang kesayangan Allah SWT, Rasul, dan para MalaikatNya.Semoga shalawat, salam, serta berkah senantiasa tercurah ke hadirat Nabi kita, Rasul kita, cahaya kita, dan imam kita, Muhammad al Musthafa SAW beserta seluruh keluarga, keturunan, dan sahabat-sahabat beliau, dan seluruh kaum mukmin yang senantiasa untuk melazimkan bershalawat kepada beliau. Amin.

�يم�ا ل �س� ت Rم�وا ل و�س� �ه� �ي ع�ل Aوا ص�ل �وا �م�ن آ �ذ�ين� ال Aه�ا ي� أ �ا ي Rي� �ب الن ع�ل�ى �ص�لAون� ي �ه� �ت �ك ئ و�م�ال� �ه� الل ��ن إ

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” )Al-Ahzab: 56(

Allah telah mengutus nabi Muhammad dan telah memberinya kekhususan dan kemuliaan untuk menyampaikan risalah. Ia telah menjadikannya rahmat bagi seluruh alam dan pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa serta menjadikannya orang yang dapat memberi petunjuk ke jalan yang lurus. Maka seorang hamba harus taat kepadanya, menghormati dan melaksanakan hak-haknya.

Dengan segala jasa beliau kepada umat manusia, lalu Allah menyebutkan tindakan yang pantas untuk dilakukan kepada belliau, yakni mengucapkan shalawat. Allah swt berfirman:

Page 12: Akhlak Kepada Rasul

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” )Al-Ahzab: 56(

Banyak pendapat tentang pengertian Sholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, dan yang benar adalah seperti apa yang dikatakan oleh Abul Aliyah: “Sesungguhnya Sholawat dari Allah itu adalah berupa pujian bagi orang yang bersholawat untuk beliau di sisi malaikat-malaikat yang dekat” -Imam Bukhari meriwayatkannya dalam Shohihnya dengan komentar yang kuat- Dan ini adalah mengkhususkan dari rahmat-Nya yang bersifat umum. Pendapat ini diperkuat oleh syekh Muhammad bin ‘Utsaimin.

Salam: Artinya keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya, karena dengan merangkaikan salam itu dengan sholawat maka kitapun mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhapuslah apa yang kita takutkan. Jadi dengan salam maka apa yang kita takutkan menjadi hilang dan bersih dari kekurangan dan dengan sholawat maka apa yang kita inginkan menjadi terpenuhi dan lebih sempurna.

Hukum BershalawatKepada Nabi saw

Kaidah ushul menyebutkan, asal perintah adalah untuk menunjukkan kewajiban. Dengan adanya kaidah ini, perintah Allah untuk bershalawat di dalam surat al-Ahzab bisa difahami sebagai sebuah kewajiban. Namun di sini para ulama’ berbeda pendapat tentang kapan pelaksanaan kewajiban ini. Ada di antara mereka mengatakan kewajibannya adalah sekali dalam seumur hidup. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa shalawat di dalam tasyahhud adalah wajib. Sebagaimana dikatakan oleh Al-Qodhi Abu Bakar bin Bakir berkata: “Allah swt telah mewajibkan makhluk-Nya untuk bersholawat dan salam untuk nabi-Nya, dan tidak menjadikan itu dalam waktu tertentu saja. Jadi yang wajib adalah hendaklah seseorang memperbanyak sholawat dan salam untuk beliau dan tidak melalaikannya.” Dan ada pula yang mengatakan bahwa perintah di dalam ayat di atas dimaknai dengan sunnah saja.

Saat-Saat Yang Disunnahkan Membaca Sholawat Untuk Nabi saw

Di dalam kitab Jila’ul Afham, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah menyebutkan 40 tempat yang disunnahkan untuk mengucapkan shalawat. Di antaranya adalah sebagai berikut;

1- Sebelum berdoa, sebagaimana disebutkan oleh Fadhalah bin ‘Abid: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya, tetapi tidak bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: “Orang ini tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya dan kepada yang lainnya: “Bila salah seorang di antara kalian sholat )berdoa( maka hendaklah ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu bersholawat untuk nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang ia inginkan.” [H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]

Page 13: Akhlak Kepada Rasul

2- Ketika menyebut, mendengar dan menulis nama beliau, berdasarkan kepada sabda Rasulullah saw:

“Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]

3- Dianjurkan memperbanyak shalawat Nabi pada hari Jum’at, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari ‘Aus bin ‘Aus: “Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya di antara hari-hari yang paling afdhal adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena sholawat kalian akan sampai kepadaku……” [R. Abu Daud, Ahmad dan Hakim]

4- Ketika masuk dan keluar masjid, sebagaimana disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan dari Fatimah ra, ia berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Bila anda masuk mesjid, maka ucapkanlah: ”Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah sholawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah kami dan mudahkanlah bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu.” “Dan bila keluar dari mesjid maka ucapkanlah itu, tapi )pada penggalan akhir( diganti dengan: “Dan permudahlah bagi kami pintu-pintu karunia-Mu.” [H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]

5. Ketika Shalat jenazah

Disyari’atkan bershalawat pada shalat jenazah setelah takbir yang kedua didasarkan atas hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra, bahwa beliau diberitahu oleh seorang shahabat nabi; Bahwa sunnah di dalam shalat bagi mayat adalah imam bertakbir, kemudian membaca Fatihatul Kitab )surat al-Fatihah( setelah takbir pertama, kemudian bershalawat kepada Nabi saw )Hadis Shahih, diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan yang lainnya(

Cara Bershalawat kepada Rasulullah

Di dalam firman Allah di atas, Allah memerintahkan agar dalam bershalawat diikuti dengan salam, “Bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” )Q.S. Al-Ahzab: 56( Berdasarkan ayat tersebut yang utama adalah dengan menggandengkan shalawat dan salam, seperti shallallahu ‘alaihi wasallam. Inilah bentuk shalawat dan salam untuk beliau saw secara umum. Maka tidak benar kalau mengucapkan salam kepada Rasulullah saw tanpa diikuti dengan shalawat, atau shalawat tanpa salam, seperti ‘alaihis salam atau allahumma shalli ‘alaih saja.

Selain dalam makna umum, shalawat harus terdiri dari shalawat dan salam, Rasulullah teleh memberikan contoh bacaan shalawat secara khusus, di dalam hadis disebutkan, dari Abi Hamid As-Sa’id -Radhiyallahu ‘Anhu- berkata: “Mereka bertanya: “Ya Rasulullah bagaimana kami bersholawat untukmu? Beliau menjawab: “Katakanlah :

Page 14: Akhlak Kepada Rasul

و�اج�ه� �ز� و�أ �م�ح�م�د ع�ل�ى �ار�ك� و�ب اه�يم� �ر� �ب إ آل� ع�ل�ى �ت� �ي ص�ل �م�ا ك �ه� �ت ي Rو�ذ�ر و�اج�ه� �ز� و�أ �م�ح�م�د ع�ل�ى Rص�ل ��ه�م الليد7 م�ج� ح�م�يد7 �ك� �ن إ اه�يم� �ر� �ب إ آل� ع�ل�ى �ت� ك �ار� ب �م�ا ك �ه� �ت ي Rو�ذ�ر

“Ya Allah! Berilah sholawat untuk Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberi sholawat untuk Ibrahim. Berkatilah Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” [Muttafaqun ‘Alaihi]

Selain bacaan shalawat tersebut, masih ada beberapa riwayat lain yang menyebutkan bacaan shalawat sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

Celaan Bagi Yang Tidak Bersholawat Untuk Nabi.

Mengingat benyaknya jasa Rasul kepada kita, tentu layak kalau kita mendo’akan beliau. Terlebih lagi karena do’a itu bukan untuk beliau sendiri, tetapi untuk kita sendiri. Sebab ketika kita mengucapshalawat, banyak keutamaan yang diberikan kepada kita. Maka orang yang tidak mau mengucap shalawat kepada Nabi saw adalah sebuah tindkan kurang ajar, sekaligus sombong. Setidaknya kekurangajaran itu digambarkan di dalam riwayat dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah saw bersabda: “Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]

Kesalahan yang Berkait dengan Shalawat

Dalam melaksanakan perintah Allah untuk bershalawat kepada nabi Muhammad saw ini, ada beberapa kekeliruan yang biasa dilakukan oleh umat Islam. Di antara kekeliruannya adalah mengkhususkan waktu yang tidak ditentukan oleh Rasulullah untuk bershalawat. Dan ada juga yang membuat bacaan shalawat yang bertentangan dengan kaidah umum dalam Agama Islam. Di antara kekeliruan itu antara lain;

1. Mengkhususkan shalawat pada bular Rabi’ul Awwal. Di bulan Rabi’ul Awwal ini sebagian kaum muslimin mengadakan peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad saw. Di antara bentuk peringatan yang dilakukan adalah dengan memperbanyak membaca shalawat dan berzanji. Tindakan ini termasuk ke dalam bid’ah, meskipun pada dasarnya membaca shalawat itu ada perintah dari Allah dan juga sunnah Rasulullah saw. Sebab Alah dan RasulNya tidak pernah menentukan bulan Rabi’ul Awwal sebagai bulan shalawat, sebagaimana yang mereka lakukan. Berbeda halnya dengan hari Jum’at, memang kita diperintahkan untuk meperbanyak bacaan shalawat kepada Rasulullah saw.

2. Membaca shalawat-shalawat bid’ah, bahkan syirik, seperti shalawat Badar dan Shalawat Nariyah.

Shalawat sudah sangat masyhur, bahkan banyak didendangkan di dalam nasyid, yaitu shalatullah salamullah, ‘ala thaha Rasulillah… Kekeliruan shalwat ini adalah bertawasul dengan nabi, bahkan para pahlawan perang Badr. Perhatikanlah bagian dari shalawat itu, “tawassalna bibismillah, wabil hadi Rasulillah, wakulli mujahidilillah biahlil badri yaa

Page 15: Akhlak Kepada Rasul

Allah” )kami bertawasul dengan Nama Allah, dan juga dengan pembawa hidayah, Rasulullah, dan juga bertawassul dengan seluruh mujahid Allah, dengan para pahlawan badar, Ya Allah..”

Sedangkan shalawat Nariyah, adalah “Allahumma shalli shalatan kamilah….” Kekeliruannya, di dalam shalawat ini disebutkan bahwa Nabi Muhamad adalah pelepas segala problem kehidupan, sebagaimana disebutkan di dalam baitnya, “tanhallu bihil uqad, wa tuqdlo bihil hawa’ij..” )dengannya )Nabi Muhammad saw( segala ikatan akan lepas, dan segala kebutuhan akan dipenuhi(

Shalawat semacam ini bermasalah, tetapi cukup poluler di hamper semua lapisan kaum muslimin di Indonesia hari ini. Ketika ada upaya untuk mengingatkan mereka, maka tiba-tiba mereka marah. Dalam keadaan marah itu lah lalu mereka menuduh orang yang mengingatkan kekeliruan dalam bershalawat sebagai kelompok anti shalawat. Ini adalah sebuah tuduhan yang kelewat batas. Sebab yang ditolak bukan shalawat yang benar, tetapi yang ditolak adalah shalawat yang tidak benar.

)http://abahzacky.wordpress.com(