aji kusuma

214
Dream LoVeR 03-08-08, 14:32 ini renungan harian yg DL ambil dari berbagai sumber... dan akan DL update tiap hari.. Dream LoVeR 03-08-08, 14:33 Kata Yesus kepada mereka, ”Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu mereka pun membawanya Yohanes 2:8 Bacaan: Yohanes 2:1-11 Setahun: Yesaya 4-7 Suatu kali dalam sebuah persekutuan keluarga, saya mengajukan sebuah pertanyaan. Jika mereka diajak berandai-andai menjadi salah satu tokoh dalam kisah pernikahan di Kana, siapakah yang akan mereka pilih? Suasana menjadi ramai. Ada yang ingin menjadi ibu Maria, sang perantara hingga mukjizat terjadi. Ada yang mau menjadi pelayan, menyaksikan bagaimana mukjizat terjadi. Ada yang ingin menjadi pemimpin pesta, yang cuma tahu beres. Ingin menjadi pengantinnya? Ada juga! Ada yang ingin jadi tempayan, wadah di mana mukjizat itu terjadi. Yang unik, ada yang ingin menjadi Yesus, sang pembuat mukjizat! Namanya berandai-andai, bisa saja ada yang berpikir begitu. Terakhir ada yang menjawab ingin menjadi tamu saja, menikmati mukjizat. Setelah tak ada jawaban lain lagi, tiba-tiba seseorang menyeletuk, "Lalu, Anda sendiri mau jadi apa dong?" "Saya ingin menjadi air biasa yang digunakan untuk pembasuhan waktu itu," begitu jawab saya. Ya, itulah kerinduan saya. Menjadi air putih biasa, yang kemudian diubah oleh Yesus menjadi anggur. Bukan sembarang anggur, tetapi anggur yang baik (ayat 10), yang membawa sukacita bagi banyak orang. Saya sadar, ini sangat sulit untuk dipraktikkan. Diubah oleh Tuhan Yesus bahkan bisa terasa berat dan menyakitkan. Namun, jika kita sungguh-sungguh rindu hidup kita yang biasa-biasa menjadi bermakna, bukankah kita mesti rela dikoreksi, diajar,

Upload: ambarrukmoz8458

Post on 29-Jun-2015

389 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aji KUsuma

Dream LoVeR03-08-08, 14:32ini renungan harian yg DL ambil dari berbagai sumber...dan akan DL update tiap hari..

Dream LoVeR03-08-08, 14:33Kata Yesus kepada mereka, ”Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu mereka pun membawanya Yohanes 2:8

Bacaan: Yohanes 2:1-11Setahun: Yesaya 4-7

Suatu kali dalam sebuah persekutuan keluarga, saya mengajukan sebuah pertanyaan. Jika mereka diajak berandai-andai menjadi salah satu tokoh dalam kisah pernikahan di Kana, siapakah yang akan mereka pilih?

Suasana menjadi ramai. Ada yang ingin menjadi ibu Maria, sang perantara hingga mukjizat terjadi. Ada yang mau menjadi pelayan, menyaksikan bagaimana mukjizat terjadi. Ada yang ingin menjadi pemimpin pesta, yang cuma tahu beres. Ingin menjadi pengantinnya? Ada juga! Ada yang ingin jadi tempayan, wadah di mana mukjizat itu terjadi. Yang unik, ada yang ingin menjadi Yesus, sang pembuat mukjizat! Namanya berandai-andai, bisa saja ada yang berpikir begitu. Terakhir ada yang menjawab ingin menjadi tamu saja, menikmati mukjizat.

Setelah tak ada jawaban lain lagi, tiba-tiba seseorang menyeletuk, "Lalu, Anda sendiri mau jadi apa dong?" "Saya ingin menjadi air biasa yang digunakan untuk pembasuhan waktu itu," begitu jawab saya. Ya, itulah kerinduan saya. Menjadi air putih biasa, yang kemudian diubah oleh Yesus menjadi anggur. Bukan sembarang anggur, tetapi anggur yang baik (ayat 10), yang membawa sukacita bagi banyak orang.

Saya sadar, ini sangat sulit untuk dipraktikkan. Diubah oleh Tuhan Yesus bahkan bisa terasa berat dan menyakitkan. Namun, jika kita sungguh-sungguh rindu hidup kita yang biasa-biasa menjadi bermakna, bukankah kita mesti rela dikoreksi, diajar, bahkan jika perlu, dihajar? Dan satu hal yang pasti, untuk menjadi apa pun setiap kita mesti taat kepada-Nya terlebih dahulu supaya dapat menjadi berkat bagi orang lain —MNT

UNTUK MENJADI PRIBADI YANG BERHARGAADA HARGA YANG HARUS DIBAYAR

Yohanes 2:1-112:1 Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; 2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. 2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." 2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." 2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

Page 2: Aji KUsuma

2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. 2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh. 2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya. 2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki, 2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." 2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Dream LoVeR04-08-08, 06:33Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu Yakobus 4:7

Bacaan: Yakobus 1:12-15Setahun: Yesaya 8-10

Dalam buku Keponakan Penyihir dari seri The Chronicles of Narnia, diceritakan bagaimana Digory telah membuat sebuah kesalahan fatal, yakni dengan membunyikan bel yang membangkitkan seorang penyihir jahat. Ketika Aslan menanyai Digory tentang hal itu, Digory berkelit, "Aku rasa aku agak terkena mantra yang tertulis dalam bel itu". Mendengar jawaban itu, Aslan menegaskan, "Benarkah?" Kemudian barulah Digory mengaku, "Tidak. Sekarang aku tahu aku tidak terkena mantra. Aku hanya berpura-pura."

Ketika dihadapkan pada satu pencobaan dan gagal, kerap kali kita juga berkelit dengan mengatakan bahwa kita dijebak, digoda, atau terkena "mantra" seperti dalih Digory. Padahal, sebenarnya kita tidak terkena mantra apa pun. Kita sendiri yang membuat pilihan untuk jatuh. Yakobus mengatakan dengan jelas bahwa tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri (ayat 14). Setan bisa menggoda kita, tetapi pilihan untuk berdosa atau tidak, tetap berada di tangan kita.

Lalu bagaimana kita dapat menang melawan dosa? Bisa dengan dua hal: tunduk kepada Allah dan melawan Iblis. Keduanya sama penting, jadi harus sama-sama dilakukan. Kita bisa saja tetap gagal meski telah berdoa dan memohon belas kasihan Tuhan, karena kita tidak mau melawan Iblis dengan tegas. Kita hanya bisa melakukannya dengan berani berkata "Tidak!" kepada dosa. Itulah salah satu karunia yang kita peroleh dari Kristus yang telah menang atas maut. Karena Kristus telah menang bagi kita, maka saat kita berani berkata tidak, dosa pun tidak lagi berkuasa atas tubuh kita! —GS

KATAKAN TIDAK KEPADA DOSAMAKA DOSA ITU AKAN KEHILANGAN KUASANYA

Page 3: Aji KUsuma

Yakobus 1:12-151:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. 1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

aisuru_ei04-08-08, 09:17nice :thumbup:

pey04-08-08, 23:01trit bagus ni....perlu dilestarikan....he...he...he...tapi ky'e dah ada tuh....cuman yang lama gak pernah updatehttp://www.cyberforums.us/showthread.php?t=7559

Dream LoVeR05-08-08, 06:21Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaanLukas 22:46

Bacaan: Keluaran 17:8-16Setahun: Yesaya 11-14

Dengan garang, si banteng menyerudukkain merah di tangan matador. Setelah berulang kali ia pun kelelahan, sebab tiap kali mendekati kain merah, si matador mengibaskannya. Ia tak sadar kain merah itu bukan lawan yang sebenarnya.

Peperangan Israel melawan Amalek bukan sekadar perang fisik antara dua kekuatan militer. Amalek hanya alat—semacam "kain merah" yang dikibaskan oleh kekuatan yang ingin menghambat rencana Allah bagi masa depan Israel. Itu sebabnya Musa sebagai pemimpin Israel perlu memimpin bangsanya menghadapi perang tersebut secara tepat. Caranya? Dengan "mengangkat tangan", yakni terus berdoa, seperti lazimnya umat Israel berdoa dengan menadahkan tangan (Ezra 9:5; 1 Timotius 2:8) sampai kemenangan mereka raih. Doa yang tak henti, karena tidak dilakukan sendiri, tetapi bersama-sama—sebagaimana Musa berdoa bersama Harun dan Hur—besar sekali kuasanya. Sebab Tuhan-lah yang berperang melawan "si musuh sejati".

Hidup kita serupa pertempuran. Banyak musuh menyerbu; desakan nafsu, situasi pelik, orang sulit di pekerjaan, pengusik ketenangan rumah tangga, penjegal karier, pesaing yang curang, pengacau, dan pemfitnah di gereja. Menghadapi hal-hal ini dengan kekuatan fisik hanya akan membuat kita lelah dan kalah. Apalagi jika kita pun terkecoh untuk membalas dengan cara serupa. Kita mesti sadar bahwa mereka hanya "kain merah", bukan "si matador" yang

Page 4: Aji KUsuma

mengibarkannya. Jadi, hadapilah dengan doa. Angkatlah tangan, tetaplah berdoa! Jika Anda menjadi lelah, mintalah saudara seiman untuk turut menopang dan berdoa bersama kita. Andalkan kekuatan Allah dalam melawan "sang matador", si penguasa kegelapan —PAD

PEPERANGAN ROHANI HARUS DIHADAPIDENGAN SENJATA ROHANI PULA

Keluaran 17:8-1617:8 Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim. 17:9 Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku." 17:10 Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit. 17:11 Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek. 17:12 Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam. 17:13 Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang. 17:14 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit." 17:15 Lalu Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya: "Tuhanlah panji-panjiku!" 17:16 Ia berkata: "Tangan di atas panji-panji TUHAN! TUHAN berperang melawan Amalek turun-temurun."

aisuru_ei05-08-08, 09:29trit bagus ni....perlu dilestarikan....he...he...he...tapi ky'e dah ada tuh....cuman yang lama gak pernah updatehttp://www.cyberforums.us/showthread.php?t=7559gpp.. pindah sini aja..

Ray05-08-08, 10:19bagus juga nih renungannya..... :thumbup:

Dream LoVeR06-08-08, 01:34Kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman Yohanes 16:8

Bacaan: Yohanes 16:7-15Setahun: Yesaya 15-18

Page 5: Aji KUsuma

Roberto Salazar, bocah 6 tahun, jarang menangis. Ia menderita penyakit langka; Hereditary Sensory and Autonomic Neuropathy, sebuah penyakit yang membuatnya tidak bisa merasakan sakit. Pernah ia gigit lidahnya sendiri sampai hampir putus. Orangtuanya panik, namun ia tenang saja. Kali lain Roberto terjatuh. Kakinya terluka, tetapi ia tidak menjerit minta tolong. Ia bangun dan berjalan lagi dengan luka menganga. Kondisi ini sangat berbahaya. Tubuhnya bisa terbakar atau terpotong tanpa disadari. Rasa sakit memang tidak enak, tetapi perlu untuk menyadarkan kita jika ada yang tidak beres.

Roh Kudus sering memberikan "rasa sakit" ketika orang beriman berbuat dosa. Dia menegur dan memberi peringatan, supaya kita insaf. Dia mengingatkan kita kembali akan perkataan-perkataan Kristus (ayat 13,14). Sebagai Roh Kebenaran, Dia bertugas memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Jadi, Dia tidak bisa tinggal diam waktu kita berbuat dosa. Dia akan menegur. Teguran-Nya mungkin terasa sakit dan menciptakan rasa bersalah di hati. Namun, ini perlu agar kita mendapatkan kesempatan untuk berbalik ke jalan Tuhan. Tanpa teguran, dengan mudah kita dapat disesatkan oleh pelbagai godaan. Seperti Roberto, kita bisa menjadi mati rasa terhadap dosa. Dan, bisa-bisa kita sudah terseret jauh sebelum sempat menyadarinya.

Bersyukurlah jika Roh Kudus masih menegur dan membuat Anda merasa bersalah ketika berbuat dosa. Itu tandanya Dia masih berkarya dalam diri Anda. Dengarkan dan hargailah teguran-Nya! Jangan sampai hati Anda kebal, hingga merasa nyaman berbuat dosa —JTI

BAGI MEREKA YANG MENOLAK TEGURAN ROH KUDUSKEGELAPAN ITU TERLIHAT TERANG

Yohanes 16:7-1516:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. 16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 16:10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 16:11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum. 16:12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. 16:15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."

Dream LoVeR07-08-08, 01:06

Page 6: Aji KUsuma

Firman yang didengar itu tidak berguna bagi mereka, karena mereka tidak dipersatukan dalam iman dengan orang-orang yang mendengarkannyaIbrani 4:2

Bacaan: Bilangan 14:40-45Setahun: Yesaya 19-21

Waktu kecil, bila saya membandel dan tidak menyimak perintah orangtua, mereka akan berkomentar, "Kuping itu jangan jadi kuping panci, cuma ditempel di kepala, tapi tidak dipakai untuk mendengarkan." Maknanya sama dengan ungkapan: "masuk telinga kiri, keluar telinga kanan." Menunjukkan kesembronoan kita dalam mendengar, yang bisa berakibat fatal. Ini pula yang kerap membuat bangsa Israel gagal menghadapi persoalan, terutama ketika melintasi padang gurun. Mereka tidak mendengarkan dengan baik. Bacaan kita memuat contoh bagaimana mereka tak memedulikan teguran Musa; tetap nekad masuk ke Kanaan, dan gagal.

Kesungguhan kita dalam mendengar dan menanggapi firman Tuhan akan menentukan pertumbuhan iman kita (Roma 10:17). Tak ada rumus baku serta cara pintas mengenai cara membuang "kuping panci" dan memiliki telinga yang peka mendengar suara Tuhan. Satu-satunya cara adalah dengan melatih telinga rohani secara tekun dan teratur.

Pertama, kita perlu mengambil waktu untuk menyendiri dan mencari suasana sunyi, agar kita punya situasi kondusif untuk mendengarkan suara Tuhan yang lembut. Selanjutnya, dalam kesunyian ini, jangan biarkan pikiran menjadi kosong. Gunakan waktu tersebut untuk mengambil suatu bagian kecil firman Tuhan, dan merenungkannya. "Cerna" bagian tersebut sungguh-sungguh dan gali maknanya sedalam mungkin. Bila perlu, bandingkan dengan bagian-bagian lain yang serupa dalam Alkitab sebagai referensi, kemudian ambillah penerapan praktis dalam hidup Anda. Ketika kita terlatih untuk mendengarkan Tuhan, kita akan semakin memahami pola pikir dan kehendak Allah bagi kita —ARS

MENDENGARKAN ADALAH PINTUMENUJU PENGERTIAN DAN PERUBAHAN

Bilangan 14:40-4514:40 Dan keesokan harinya bangunlah mereka pagi-pagi hendak naik ke puncak gunung sambil berkata: "Sekarang kita hendak maju ke negeri yang difirmankan TUHAN itu; memang kita telah berbuat dosa." 14:41 Tetapi kata Musa: "Mengapakah kamu hendak melanggar titah TUHAN? Hal itu tidak akan berhasil. 14:42 Janganlah maju, sebab TUHAN tidak ada di tengah-tengahmu, supaya jangan kamu dikalahkan oleh musuhmu, 14:43 sebab orang Amalek dan orang Kanaan ada di sana di depanmu dan kamu akan tewas oleh pedang; dari sebab kamu berbalik membelakangi TUHAN, maka TUHAN tidak akan menyertai kamu." 14:44 Meskipun demikian, mereka nekat naik ke puncak gunung itu, tetapi tabut perjanjian TUHAN dan Musa juga tidaklah meninggalkan tempat perkemahan. 14:45 Lalu turunlah orang Amalek dan orang Kanaan yang mendiami pegunungan itu dan menyerang mereka; kemudian orang-orang itu mencerai-beraikan mereka sampai ke Horma.

aisuru_ei

Page 7: Aji KUsuma

07-08-08, 09:42thx :thumbup:

Ray07-08-08, 12:33:thanks: sangat membantu buat hari ni.

emang seharusnya kita lebih bisa mendengar suara tuhan yang akan menuntun langkah kita ....

di updated tiap hari yah dream lover

GRP SEND TO DREAM LOVER

Dream LoVeR08-08-08, 06:28Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya Keluaran 18:24

Bacaan: Keluaran 18:13-27Setahun: Yesaya 22-24

Musa memang hebat. Bukan saja karena hal-hal besar yang ia lakukan, tetapi juga karena sebagai tokoh besar dan pemimpin, ia tetap mau terbuka menerima masukan. Memerhatikan, mengasah, dan mengolah usulan yang datang kepadanya, menjadikan Musa pemimpin yang patut ditiru.

Ketika Yitro, mertuanya, melihat bagaimana Musa menangani sendiri semua hal tentang pengelolaan masalah bangsa Israel, ia mengingatkan bahwa itu "tidak baik" (ayat 17). Yitro lalu mengusulkan agar dalam menjalankan tugasnya ini, Musa memakai strategi yang lebih tepat, termasuk bahwa ia dapat melibatkan orang-orang yang cakap sebagai mitra pelayanan. Musa mendengarkan usulan ini dan sungguh-sungguh melakukannya. Setelah beres, barulah Musa melepas mertuanya pergi (ayat 27). Artinya sang mertua masih bisa melihat bagaimana Musa memperbaiki sistem pelayanannya. Betapa indahnya bila seseorang mendengarkan dan menerima nasihat baik dari orang lain, demi pelayanan yang lebih baik dalam pekerjaan Tuhan!

Mari renungkan bagaimana hal ini dapat diterapkan juga dalam kita berkeluarga, melayani Tuhan, bekerja, dan bersaksi. Sudahkah kita menjadi orang yang terbuka memerhatikan usulan orang lain dan mau mengkajinya dengan rendah hati? Atau, kita sering merasa terganggu dengan nasihat orang, sehingga nasihat yang tepat pun kita abaikan demi gengsi? Jangan buru-buru menolak saran yang datang. Nasihat yang baik bisa muncul dari siapa saja. Bila hati kita terbuka, kita dapat melihat pertolongan bisa datang dari mana saja. —DKL

NASIHAT TAK MEMBUAT ORANG JADI KECILITU SEBABNYA ORANG BESAR PUN TAK TAKUT MENERIMA NASIHAT

Keluaran 18:13-27

Page 8: Aji KUsuma

18:13 Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang. 18:14 Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa itu, berkatalah ia: "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?" 18:15 Kata Musa kepada mertuanya itu: "Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah. 18:16 Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah." 18:17 Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. 18:18 Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja. 18:19 Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau, wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. 18:20 Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan. 18:21 Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. 18:22 Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya. 18:23 Jika engkau berbuat demikian dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke tempatnya." 18:24 Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya. 18:25 Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. 18:26 Mereka ini mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu; perkara-perkara yang sukar dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri. 18:27 Kemudian Musa membiarkan mertuanya itu pergi dan ia pulang ke negerinya.

mojo_jojo08-08-08, 09:33wah bagus nih.. :D

Dream LoVeR09-08-08, 02:18Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berteriak …: “Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia”Kisah Para Rasul 14:11

Page 9: Aji KUsuma

Bacaan: Kisah Para Rasul 14:8-20Setahun: Yesaya 25-28

Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris, pernah ditanya, "Tidakkah Anda merasa tersanjung? Setiap kali Anda berpidato, orang datang berbondong-bondong sampai tidak kebagian tempat. Mereka sangat menyanjung Anda!" Sang Perdana Menteri menjawab: "Tiap kali ingin berbangga, saya ingat satu hal. Seandainya saya kelak dihukum gantung, jumlah orang yang hadir pasti melonjak dua kali lipat!"

Sanjungan dunia semu sifatnya. Gampang berubah. Ketika Tuhan Yesus memasuki Yerusalem, rakyat menyanjung-Nya. Beberapa hari kemudian, massa yang sama meneriakkan "Salibkan Dia!" Itu juga yang dialami Rasul Paulus. Sehabis menyembuhkan seorang lumpuh dengan kuasa Allah di Listra, penduduk terkesima. Dikiranya Paulus dan Barnabas adalah titisan dewa. Mereka berdua pun langsung dipuja-puja dan diberi aneka persembahan. Tetapi begitu orang-orang Yahudi membujuk mereka, segera saja mereka berbalik melempari Paulus dengan batu (ayat 19). Untunglah Paulus dan Barnabas tidak haus sanjungan. Keduanya malah prihatin melihat penduduk memuja-muja mereka. Paulus berusaha menjelaskan bahwa hanya Tuhan yang layak disembah. Pantang baginya untuk mencuri kemuliaan Tuhan bagi diri sendiri.

Setiap orang suka disanjung. Sebetulnya tidak salah kalau kita merasa tersanjung saat dipuji orang. Yang salah, kalau kemudian kita gila sanjungan, hingga rela mengorbankan apa pun demi mendapat sanjungan. Sanjungan bisa menyesatkan, lagipula cepat sirna. Lebih baik fokuskan diri untuk melakukan tugas sebaik mungkin. Tidak peduli disanjung atau tidak —JTI

SANJUNGAN ITU IBARAT PERMEN KARETBOLEH DINIKMATI SESAAT, NAMUN JANGAN DITELAN

Kisah Para Rasul 14:8-2014:8 Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. 14:9 Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan. 14:10 Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. 14:11 Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia." 14:12 Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. 14:13 Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. 14:14 Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: 14:15 "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 14:16 Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya

Page 10: Aji KUsuma

masing-masing, 14:17 namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." 14:18 Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka. 14:19 Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. 14:20 Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe.

Ray09-08-08, 10:03^^^ :thanks: banget bro...

Ini mengingatkan g supaya lebih rendah hati dan tidak bermegah diri karena sanjungan dan pujian orang2, karena itu dapat membuat kit jadi sombong dan menutup mata terhadap apa yang terjadi di sekitar kita :D

Dream LoVeR10-08-08, 01:22Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu,hiduplah dalam damai dengan semua orang! Roma 12:18

Bacaan: Roma 12:9-21Setahun: Yesaya 29-31

Ini curhat seorang teman, "Saya sedang mengalami konflik dengan seorang teman di gereja. Masalahnya cuma sepele, Alkitabnya saya taruh di kotak tempat menyimpan Alkitab-Alkitab yang ketinggalan di gereja. Saya sama sekali tidak tahu kalau itu Alkitabnya. Saya pikir itu Alkitab orang yang ketinggalan karena tergeletak begitu saja di kursi gereja. Namun, ia marah ke saya. Dibilangnya saya mau ngerjain, mau membuatnya susah. Ia menuduh saya membencinya. Saya sudah minta maaf, sudah menjelaskan duduk masalahnya pula, tetapi ia tetap tidak mau terima. Lalu, saya harus bagaimana lagi?"

Dalam berelasi dengan orang lain–di kantor, kampus, atau gereja–mungkin kita juga pernah mengalami hal serupa; bertemu dengan "orang yang sulit". Apa pun yang kita lakukan disalahartikan. Selalu berprasangka buruk terhadap kita. Kadang jadi konflik batin juga. Di satu sisi kita harus mengasihi dan hidup damai dengan orang lain. Namun pada kenyataannya, ada orang yang menganggap kita seperti "kucing melihat anjing"; membenci, sikapnya sinis, bahkan kasar. Sangat menjengkelkan.

Lalu bagaimana? Sebagaimana bertepuk tangan harus dengan dua tangan, begitu juga hidup damai dengan orang lain. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap sama dengan kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan, "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu" (ayat 18). Jadi, betul, kita harus selalu berusaha hidup damai dengan orang lain, tetapi kalau ternyata orang lain menolaknya, itu di luar kemampuan kita. Janganlah kita terus

Page 11: Aji KUsuma

menyalahkan diri sendiri. Yang penting kita tidak membencinya —AYA

BAGIAN KITA ADALAH MENGASIHI. TETAPI APAKAH ORANG LAINMENERIMA ATAU TIDAK, ITU DI LUAR WEWENANG KITA

Roma 12:9-2112:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! 12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! 12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! 12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! 12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! 12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. 12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

pey11-08-08, 00:20cuekin aja bro.....yang penting kita jangan ngikut punya pikiran negatif.

pey11-08-08, 00:20cuekin aja bro.....yang penting kita jangan ngikut punya pikiran negatif.

Dream LoVeR11-08-08, 06:29Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga 2 Timotius 4:18

Page 12: Aji KUsuma

Bacaan: 2 Timotius 4:9-18Setahun: Yesaya 32-35

Victor Frankl, psikiater Yahudi, dibawa tentara Nazi ke kamp kerja paksa di Auschwitz, bersama 1.500 orang lainnya. Setibanya di sana, 1.300 orang, termasuk orangtua, istri, dan saudaranya, dibawa ke kamar gas untuk dibunuh. Frankl sendiri dibiarkan hidup di kamp, namun ia kehilangan semua orang yang dikasihinya. Walau tersiksa lahir batin, ia bertahan. Mengapa? Karena ia punya harapan. Dr. Jerome Groopman, penulis The Anatomy of Hope, menjelaskan bahwa harapan adalah obat untuk tetap hidup sehat dalam situasi genting. Harapan meyakinkan orang bahwa yang terbaik masih akan datang.

Surat 2 Timotius ditulis ketika Paulus kesepian. Ia harus menghadapi sidang pengadilan, tanpa seorang pun bisa membelanya. Kreskes dan Tikhikus pergi karena tugas lain menanti. Demas telah terbujuk kenikmatan dunia dan meninggalkannya (ayat 10). Padahal orang-orang seperti Aleksander, si tukang tembaga, telah memberi kesaksian yang memberatkan. Situasinya sungguh mengecewakan, namun Paulus tidak kehilangan harapan. Mengapa? Karena harapannya disandarkan kepada Tuhan, bukan kepada manusia. Saat kehilangan rekan-rekan, ia yakin Tuhan sendiri akan mendampingi dan menguatkan (ayat 17). Harapan Paulus terbentang jauh ke depan. Bukan hanya sebatas menang dalam persidangan. Paulus yakin ia akan diselamatkan Tuhan sampai masuk surga (ayat 18).

Harapan sangat penting. Namun juga jangan lupa, kepada siapa Anda berharap juga tidak kalah pentingnya. Maka, jangan salah menaruh harapan. Jika berharap banyak kepada manusia, kita bisa kecewa. Taruhlah harapan kepada Tuhan yang tak berubah di segala keadaan —JTI

ANDA BOLEH KEHILANGAN HARTA, TEMAN, ATAU JABATANNAMUN JANGAN SAMPAI KEHILANGAN HARAPAN

2 Timotius 4:9-184:9 Berusahalah supaya segera datang kepadaku, 4:10 karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. 4:11 Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku. 4:12 Tikhikus telah kukirim ke Efesus. 4:13 Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu. 4:14 Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. 4:15 Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. 4:16 Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku--kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka--, 4:17 tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. 4:18 Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Page 13: Aji KUsuma

Dream LoVeR12-08-08, 07:18Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan merekaKisah Para Rasul 16:25

Bacaan: Kisah Para Rasul 16:16-26Setahun: Yesaya 36-39

Sebuah pepatah Cina mengatakan, "Daripada mengutuki kegelapan, lebih baik ambil sebatang lilin dan nyalakan". Sungguh nasihat sederhana yang bijak! Sayangnya kerap kali kita hanya mengetahui kebenaran ini, tetapi tidak menghayatinya. Ketika kegelapan itu datang, kita tetap saja tidak berusaha mengerem diri dari mengeluh, mengaduh, dan berpikir negatif. Padahal semua itu sama sekali tak berguna.

Paulus dan Silas mendapat masalah yang sangat serius dan mengancam nyawa. Mereka mengusir roh yang merasuki seorang wanita tukang tenung. Akibatnya, wanita itu tidak bisa menghasilkan uang lagi bagi para tuannya. Keduanya lalu dituntut. Mereka dicambuk dan dimasukkan penjara. Ruang penjara paling tengah, tempat paling gelap dan dingin. Masih pula kaki mereka pun dipasung. Namun, di tengah kesakitan karena luka deraan cambuk dan ketidaknyamanan karena ikatan rantai dan pasungan — jauh dari mengeluh dan mengumpat, mereka menyanyikan puji-pujian bagi Allah! Paulus dan Silas pun dikuatkan. Lebih dari itu, Allah membebaskan mereka secara ajaib (ayat 26)!

Mungkin kita tengah didera berbagai ketidaknyamanan—masalah, penyakit, kesedihan, kecemasan—itu semua bisa membuat kita mengeluh dan mengasihani diri. Cobalah resep Paulus dan Silas. Daripada mengarahkan pikiran pada hal-hal negatif yang makin menyusahkan, pilih satu lagu pujian dan nyanyikanlah sepenuh hati. Pujian kepada Allah akan mengalihkan pikiran dan hati dari masalah kepada Allah yang sanggup menjawab persoalan kita dan menghibur kita! Mari menyanyi dan "menyalakan lilin"! —AW

YESUS MEMBERI KITA SUKACITA DI HATIYANG AKAN TETAP ADA MESKI KESULITAN HADIR

Kisah Para Rasul 16:16-2616:16 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. 16:17 Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan." 16:18 Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu. 16:19 Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa.

Page 14: Aji KUsuma

16:20 Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, katanya: "Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, 16:21 dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh menerimanya atau menurutinya." 16:22 Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. 16:23 Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. 16:24 Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. 16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.

mojo_jojo12-08-08, 09:20thx 4 2day :thumbup:

Ray12-08-08, 15:36Kita jangan memandang sebuah masalah dari sisi buruknya, tapi syukuri juga sisi baeknya... :doa:

Dream LoVeR13-08-08, 06:39Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunyaBilangan 14:8

Bacaan: Bilangan 14:1-14Setahun: Yesaya 40-42

Seorang ibu meminta anak sulungnya membeli sebotol minyak. Dalam perjalanan pulang, si sulung terjatuh. Minyak dalam botolnya tumpah separuh. "Bu, tadi saya jatuh dan menumpahkan minyak setengah botol," katanya. Hari berikutnya, giliran si bungsu yang diminta sang ibu untuk membeli minyak. Kejadian yang sama terulang. Dalam perjalanan pulang si bungsu terjatuh dan minyak yang dibawanya tumpah separuh. "Bu, tadi saya jatuh. Minyaknya tumpah, tetapi saya berhasil menyelamatkan separuhnya," katanya.

Kejadiannya sama, tetapi ada satu hal yang membedakan, yaitu cara pandang. Si sulung melihat pengalamannya secara negatif, sedang si bungsu melihat pengalamannya secara positif. Itu pula yang terjadi pada kedua belas orang pengintai yang diutus oleh Musa. Mereka melihat kenyataan yang sama. Namun, mereka pulang dengan laporan yang jauh berbeda. Sepuluh orang pengintai melihat dengan mata pesimis bahwa tantangan yang mereka lihat tidak mungkin diatasi. Sedangkan dua pengintai lainnya, Yosua dan Kaleb, melihat dengan optimis bahwa dengan pertolongan Tuhan Yang Mahabesar mereka akan mampu mengatasi segala tantangan yang ada di depan.

Page 15: Aji KUsuma

Kuncinya adalah berfokus pada hal-hal yang positif. Seperti si bungsu dalam cerita di atas, berfokus pada separuh minyak yang berhasil ia selamatkan; Yosua dan Kaleb, juga berfokus pada kasih, penyertaan, dan pemeliharaan Tuhan. Apakah kenyataan yang sedang Anda hadapi saat ini? Coba buat daftar hal baik apa saja yang ada di baliknya. Lalu fokuskan pikiran dan hati Anda pada hal-hal baik itu. Efeknya akan sangat berbeda —AYA

YANG PENTING BUKAN APA YANG TERJADITETAPI BAGAIMANA KITA MENYIKAPI

Bilangan 14:1-1414:1 Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu. 14:2 Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! 14:3 Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?" 14:4 Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir." 14:5 Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang berkumpul di situ. 14:6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, 14:7 dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. 14:8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 14:9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka." 14:10 Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel. 14:11 TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka! 14:12 Aku akan memukul mereka dengan penyakit sampar dan melenyapkan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari pada mereka." 14:13 Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Jikalau hal itu kedengaran kepada orang Mesir, padahal Engkau telah menuntun bangsa ini dengan kekuatan-Mu dari tengah-tengah mereka, 14:14 mereka akan berceritera kepada penduduk negeri ini, yang telah mendengar bahwa Engkau, TUHAN, ada di tengah-tengah bangsa ini, dan bahwa Engkau, TUHAN, menampakkan diri-Mu kepada mereka dengan berhadapan muka, waktu awan-Mu berdiri di atas mereka dan waktu Engkau berjalan mendahului mereka di dalam tiang awan pada waktu siang dan di dalam tiang api pada waktu malam.

Dream LoVeR14-08-08, 05:57

Page 16: Aji KUsuma

... kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas ... 1 Samuel 4:17

Bacaan: 1 Samuel 4:16-22Setahun: Yesaya 43-45

Tiga orang anak sedang bermain lomba adu cepat mobil-mobilan. Sebelum lomba dimulai, salah seorang anak tampak berdoa dengan khusyuk. Setelah lomba berakhir, ternyata anak yang berdoa itu memenangkan pertandingan. Seorang temannya bertanya, "Tadi sebelum lomba kamu berdoa supaya Tuhan membuat mobil-mobilanmu menang ya?" Anak itu menjawab, "Tidak. Saya berdoa kepada Tuhan, supaya kalau kalah saya tidak menangis."

Ketika bangsa Israel mengalami kekalahan hebat dalam peperangan melawan bangsa Filistin; tabut Allah dirampas, ditambah lagi kedua anaknya tewas, hingga Imam Eli amat sangat terpukul. Ia begitu syok, sampai kemudian terjatuh dan mati (ayat 18).

Menghadapi kekalahan memang tidak mudah. Bukan hanya dalam perkara-perkara besar, bahkan juga dalam hal-hal yang kelihatannya sepele, seperti ketika kita beradu pendapat dengan orang lain dalam sebuah diskusi. Tidak heran kalau kemudian banyak orang yang tidak bisa menerima kekalahan, kemudian merasa malu, marah, kecewa, dan kesal, setelah itu mengambek, menangis, bahkan mendendam. Tidak sedikit pula yang lantas malah membuat kesalahan dan memunculkan masalah baru.

Lalu, bagaimana caranya agar kita tidak tenggelam dalam kekalahan? Pertama, terimalah kekalahan sebagai bagian dari kehidupan. Hidup seperti roda yang berputar; ada saatnya kita berada di atas, ada saatnya kita berada di bawah. Kedua, lihatlah kekalahan sebagai sarana bagi kita untuk belajar rendah hati dan bergantung kepada Tuhan. Ketiga, ingatlah bahwa di balik setiap kejadian yang Tuhan izinkan terjadi pasti ada hikmahnya —AYA

KEKALAHAN TERBESAR ADALAHKETIKA KITA TIDAK BISA MENERIMA KEKALAHAN

1 Samuel 4:16-224:16 Kata orang itu kepada Eli: "Aku datang dari medan pertempuran; baru hari ini aku melarikan diri dari medan pertempuran." Kata Eli: "Bagaimana keadaannya, anakku?" 4:17 Jawab pembawa kabar itu: "Orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas." 4:18 Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel. 4:19 Adapun menantunya perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil tua. Ketika didengarnya kabar itu, bahwa tabut Allah telah dirampas dan mertuanya laki-laki serta suaminya telah mati, duduklah ia berlutut, lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit beranak. 4:20 Ketika ia hampir mati, berkatalah perempuan-perempuan yang berdiri di dekatnya: "Janganlah takut, sebab engkau telah melahirkan seorang anak laki-laki." Tetapi ia tidak menjawab dan tidak memperhatikannya.

Page 17: Aji KUsuma

4:21 Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel" --karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya. 4:22 Katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas."

Dream LoVeR15-08-08, 06:02... tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam diaYohanes 9:3

Bacaan: Yohanes 9:1-7Setahun: Yesaya 46-49

Keterlaluan! Di dekat seorang buta yang tidak berdaya, murid-murid bukannya memberi sedekah tetapi malah membicarakan mengapa orang itu buta. "Pasti karena telah berbuat dosa. Tetapi siapa yang berbuat dosa; orang buta ini sendiri atau orangtuanya, ya?" Begitulah obrolan para murid Yesus.

Orang buta itu telah sangat menderita dengan kebutaannya. Kalau orang-orang malah mencurigai dirinya atau orangtuanya telah melakukan dosa, dan lantas hanya mendiskusikan tentu ini hanya menambah penderitaannya. Murid-murid mungkin lupa bahwa mereka sendiri juga orang berdosa (Roma 3:23). Bahkan, jika orang buta itu buta secara jasmani, mereka mungkin saja malah lebih parah, yakni buta rohani.

Yesus tidak terjebak dalam obrolan yang tidak membangun itu. Dia memilih melakukan sesuatu; menyembuhkan mata orang buta itu. Dan yang mengejutkan, Yesus juga berkata: "... bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia" (ayat 3). Bisa dibayangkan, betapa senangnya si buta mendengar hal itu! Pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dirinya? Wow! Sebelum berjumpa Yesus, baginya semua gelap. Hidupnya serasa hampa tidak berguna. Tak ada yang peduli, apalagi melibatkannya dalam aktivitas. Namun, segalanya berbeda setelah berjumpa Yesus. Sang Terang dunia bukan saja menyembuhkan, tetapi bahkan mau melibatkannya dalam pekerjaan Allah!

Kita, daripada membicarakan dosa orang lain, marilah perbincangkan pekerjaan di ladang Tuhan, yang harus kita kerjakan selagi hari masih siang —MNT

MILIKILAH MATA YANG MELIHAT SEPERTI TUHAN MELIHAT

Yohanes 9:1-79:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" 9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. 9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. 9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." 9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu

Page 18: Aji KUsuma

dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi 9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek

Ray15-08-08, 13:03Kita semua memang buta sebelum mengenal DIA, tapi setelah mengenal dan mengikuti dia kita akan menjadi terang buat dunia :D

:angel:

Dream LoVeR16-08-08, 07:07Remember the Lord in all you do, and He will give you success.Proverbs 3:6 NIV

Daily Bible Reading:Proverbs 1-4, 1 Thessalonians 2

Cartoonist, Walt Kelly, once pictured his character, Pogo, fishing, when a duck asks him, "Have you seen my cousin? He's migrating north by kiddy car." Pogo exclaims, "By kiddy car?" "Yep," says the duck, "He's afraid to fly in case he falls into the water." Pogo says, "Why doesn't he swim?" The duck responds, "He gets seasick." Pogo replies, "When your cousin decided to be a duck, he chose the wrong business!"

Blessed is the duck that walks like a duck, quacks like a duck, and does what ducks are supposed to do. Only then will he succeed! Want to be successful? Follow these guidelines, based on S.E.C.R.E.T.S.

(a) Sense of purpose: Write down your goals and review them regularly. Jesus said, "Blessed are the meek [focused]: for they shall inherit the earth" (Matthew 5:5). (b) Excellence: Need a standard to reach for? "Work… as if… for the Lord" (Colossians 3:23 NCV). (c) Contribution: "God is fair; He will not forget the work you did [for others]" (Hebrews 6:10 NCV). (d) Responsibility: Take responsibility for your actions. "A man who refuses to admit his mistakes can never be successful" (Proverbs 28:13 TLB). (e) Effort: Without hard work, success is impossible. "Diligence brings wealth" (Proverbs 10:4 TM). (f) Time management: Time is the one thing you can't get more of. Listen, "Teach us to live wisely and well" (Psalm 90:12 TM). (g) Stick with it: "We will receive our harvest… if we do not give up" (Galatians 6:9 NCV). There's the formula - now put it to work!

Dream LoVeR17-08-08, 05:01Underneath are the everlasting arms.Deuteronomy 33:27 NIV

Page 19: Aji KUsuma

Daily Bible Reading:John 4:4-26, John 7:37-41, Exodus 17:1-7, Isaiah 35:1-7

During World War II, six-year old Jill Briscoe's family was evacuated to the English Lake District. Recalling a particularly scary night, she writes, "A storm had broken over our heads. Rain, like giant tears, slashed against the window and thunder grumbled. I didn't like storms, and I was old enough to understand that an even bigger storm was raging, a war involving the entire world. But it seemed far away. The fire was warm and my father was relaxed in his big chair. Suddenly, aware that I needed reassurance, he put down his paper and smiled, 'Come here, little girl,' he said in his quiet but commanding voice. And then I was safe in his arms, lying against his shoulder and feeling the beat of his heart.

"Looking back, I realise how my Heavenly Father shelters me from the storms of life. When sorrow swamped me at my mother's funeral, I sought reassurance in my Father's presence. When the winds of worry whipped away my confidence as I faced gangs of young people in street evangelism, I glanced up to see my Father's face. When floods of fear rose as I waited in hospital for the results of frightening tests, I sensed my Heavenly Father say, 'Come here, little girl.' I climbed into His arms, leaned against His shoulder and murmured, 'Ah, this is a grand place to be.'"

The Bible says, "The eternal God is your refuge, and underneath are the everlasting arms" (Deuteronomy 33:27). If life's storms are overwhelming you, climb up into your Heavenly Father's arms, feel the beat of His heart, and rest assured He's bigger than the storm you're facing.

Ray17-08-08, 06:48Yang bahasa Indonesia aja deh bro, rada susah artiinnya..ntar malah rancu lagi penafsirannya :D

Dream LoVeR18-08-08, 21:14Sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya.Yoh 11:15b

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 49; Titus 3; Yesaya 51-52

Kemampuan memprioritaskan pekerjaan memang sangat dibutuhkan. Apalagi ketika kita harus berhadapan dengan banyak pekerjaan di tengah minimnya tenaga yang ada. Hal ini juga yang dialami oleh Yesus dan murid-muridNya dalam pelayanan mereka.

Dalam Alkitab, kita melihat bagaimana Yesus dan murid-muridNya seringkali diminta menyembuhkan orang sakit di samping mewartakan Firman Allah. Salah satunya ketika Yesus diminta meyembuhkan Lazarus yang sedang sakit keras.

Anehnya, Yesus malah menunda sampai 2 hari sebelum menolong Lazarus (ayat 6). Mungkin kita berpikir Yesus lelah dan harus beristirahat dulu. Namun, tidakkah menolong orang sakit jauh lebih penting daripada sekedar beristirahat? Tapi Yesus melihat bahwa jauh lebih

Page 20: Aji KUsuma

penting menyatakan kemuliaan Allah dan agar Anak Allah dimuliakan (ayat 4) sekaligus mengajar murid-muridNya percaya (ayat 14 dan 15). Lagipula menyembuhkan orang sakit sudah menjadi hal yang biasa. Sebaliknya, membangkitkan orang mati jelas akan memberi dampak yang luar biasa (ayat 45).

Pekerjaan mendadak di tengah pekerjaan lain yang sedang dikerjakan memang sering terasa menyebalkan. Namun, bukan berarti kita dapat mengabaikannya. Sebagaimana Yesus, kita juga perlu belajar melihat prioritas dalam pekerjaan kita. Kita perlu melihat kepentingan di balik pekerjaan tersebut, lalu mengerjakannya sepenuh hati pula. Siapa tahu dengan demikian, kita akan memberi dampak yang luar biasa bagi perusahaan.

Pertimbangkan baik-baik sebelum menolak atau menerima pekerjaan yang mendadak

Dream LoVeR19-08-08, 01:52Sebab oleh karena pekerjaan Kristus ia nyaris mati dan ia mempertaruhkan jiwanya untuk memenuhi apa yang masih kurang dalam pelayananku kepadamu.Filipi 2:30

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 50; Filipi 1; Yesaya 53-54

Belakangan ini, kegigihan untuk bekerja dan memberikan yang terbaik, jarang ditemui. Sebaliknya yang lebih sering dijumpai adalah semangat untuk bekerja asal-asalan. Datang ke kantor hanya untuk minum kopi, membaca koran, ngobrol, merokok, dan akhirnya tidur. Kondisi ini berlangsung dari hari ke hari sehingga sangat merugikan institusi di mana orang ini bekerja. Ironis memang, apalagi kalau itu dilakukan oleh pekerja berlabel "Kristen".

Paulus beruntung karena mendapat banyak rekan sekerja yang berbeda dengan mentalitas di atas. Kalaupun ada, jumlahnya bisa dihitung. Selebihnya, mayoritas rekan pelayanan Paulus adalah pekerja-pekerja Kristus dengan semangat juang yang gigih.

Salah satu contohnya adalah Epafroditus yang bukan saja bekerja sebaik-baiknya, tetapi juga rela mempertaruhkan nyawanya. Kondisi yang sakit dan membuatnya hampir mati, tak dihiraukannya. Semua itu bukanlah alasan untuk berhenti dari semangat memberikan persembahan terbaik.

Apa yang dialami Paulus tentu juga menjadi kerinduan setiap pemimpin terhadap pekerjanya. Adakah kita dapat memenuhi kerinduan itu? Siapkah kita memberi jawaban, "Sayalah orang yang Anda cari!" ketika pemimpin mendambakan pekerja yang all out dalam tugasnya? Jawabannya ada di tangan kita.

Mungkinkah kita belum maksimal dalam bekerja?

mojo_jojo19-08-08, 13:28thx ya :thumbup:

Page 21: Aji KUsuma

Dream LoVeR20-08-08, 01:23... dan kamu akan mengetahui kebenaran,dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu Yohanes 8:32

Bacaan: Yohanes 8:30-36Setahun: Yesaya 64-66

Banyak orang terkadang "putus asa" menjalani hidup berimannya. Perbuatan-perbuatan yang berlawanan dengan kehendak Allah masih terus dilakukan. Dalam hati tidak ingin melakukan, tetapi nyatanya berkali-kali masih terulang. Berulang kali berjanji, tetapi terus gagal. Bahkan ada orang yang marah pada diri sendiri karena terus jatuh dalam lubang yang sama dengan mengulangi dosa yang sama. Dan, akhirnya menjadi budak dosa untuk selamanya.

Hari ini firman Tuhan mengingatkan bahwa sesungguhnya dalam keadaan demikian, kita tidak usah putus asa, apalagi terus menerus menyalahkan diri. Tuhan Yesus memberikan solusi. "Tetap dalam firman-Ku" (ayat 31). Istilah "tetap" berarti setiap saat, selalu—bukan kadang-kadang, dalam setiap aspek hidup kita. Jika firman Tuhan menguasai mulut, tentu perkataan kita akan terkontrol. Jika firman Tuhan menguasai kepala, pasti pikiran kita selalu tertuju kepada Yesus. Jika firman menguasai langkah, pasti kita tidak berjalan ke tempat yang berdosa. Pada saat itulah, kebenaran itu akan memerdekakan kita (ayat 32). Yah, memerdekakan kita, karena sekalipun kita bukan keturunan hamba, tetapi pada saat kita masih melakukan dosa maka kita adalah hamba dosa (ayat 34).

Kita perlu terus-menerus berjuang melawan dosa. Jangan menyerah. Untuk itu, kita perlu selalu dekat dengan firman-Nya. Betul, kita tidak akan seketika menjadi manusia suci tanpa cela, tetapi firman Tuhan akan mengingatkan dan menolong tetap berjalan di jalur yang benar. Hidupilah firman-Nya, akrabi, maka kebenaran itu memerdekakan kita —MZ

MELAKUKAN FIRMAN MENOLONG KITAHIDUP SESUAI KEHENDAK-NYA

Yohanes 8:30-368:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. 8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." 8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" 8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. 8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. 8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."

mojo_jojo

Page 22: Aji KUsuma

20-08-08, 10:42thx again :thumbup:

Dream LoVeR21-08-08, 05:34Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya bahwa ia akan menjadi bapak banyak bangsa,menurut yang telah difirmankan Roma 4:18

Bacaan: Kejadian 12:1-4Setahun: Yeremia 1-4

Setelah lebih dari 25 tahun mengabdi, Pak Riko dimutasi oleh atasannya dari kantor pusat di Jakarta ke kantor cabang di Palangkaraya. Pak Riko panik. Baginya hanya ada dua pilihan: mutasi atau berhenti. Pindah ke tempat baru sungguh tak terbayangkan. Ia sudah mapan. Seluruh keluarganya ada di Jakarta. Istri dan keempat anaknya juga sudah puluhan tahun tinggal di Jakarta. Pindah tempat berarti harus memulai lagi semuanya dari nol.

Meninggalkan kemapanan hidup memang bukan perkara mudah. Ketika Abram dipanggil Tuhan untuk meninggalkan negerinya, ia pun pasti bergumul berat. Pada usia 75 tahun, Abram tentu sudah sangat mapan. Sudah menyatu dengan lingkungan Ur-Kasdim. Lantas, mengapa Tuhan menyuruhnya pergi jauh? Rupanya Abram hidup dalam lingkungan penyembah "allah lain" (Yosua 24:2). Keluarga dan masyarakatnya menyembah dewa-dewi Babel. Setelah Abram beriman, Tuhan memintanya pergi membangun sebuah generasi baru yang takut akan Tuhan. Ada janji yang indah: dari Abram akan lahir bangsa yang besar. Namun janji itu baru terwujud jika ia berani meninggalkan kemapanan. Akhirnya Abram berangkat juga. Apa dasarnya? Iman! Imanlah yang memberanikan orang menerobos kemapanan.

Ada saat dalam hidup di mana kita perlu meninggalkan zona nyaman. Misalnya, saat pindah kerja, membuka bisnis baru, memasuki pernikahan, atau saat kita kehilangan apa yang kita andalkan. Jika saat itu tiba, jangan takut melangkah. Jangan menunggu sampai semua sudah tampak pasti, baru bertindak. Beriman berarti memberanikan diri melangkah dengan terus melihat ke mana Tuhan akan memimpin —JTI

KITA BERANI MAJU KARENA MEYAKINI PIMPINAN TUHANBUKAN KARENA KEPASTIAN MASA DEPAN

Kejadian 12:1-412:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 12:3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat

Page 23: Aji KUsuma

berkat." 12:4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

Ray21-08-08, 09:58get your chance as soon as posible :thumbup:

Dream LoVeR22-08-08, 06:19Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan,sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu Lukas 12:15

Bacaan: Lukas 12:13-21Setahun: Yeremia 5-7

Banyak pengusaha sukses dunia saat ini telah menunjukkan kedermawanan. Mereka menyisihkan sejumlah besar kekayaan yang mereka punya untuk membangun karya kasih bagi kemanusiaan. Sebut saja misalnya Henry Ford—pengusaha otomotif, Bill Gates—pendiri Microsoft, Larry Page dan Sergey Brinn—pemilik Google. Mereka tidak mengumpulkan kekayaan hanya untuk diri sendiri, tetapi mau berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Mereka telah memberi sumbangsih sangat besar bagi dunia pendidikan, pengentasan kemiskinan, penanggulangan kesehatan, dan bencana alam.

Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang kaya yang bodoh. Orang itu mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, bersikap tamak, dan berpikir bahwa dengan menjadi kaya maka semua urusannya pasti beres. Kepada orang yang demikian, Tuhan Yesus berkata, "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil darimu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?" (ayat 20).

Memang berbahaya kalau kita hanya sibuk mengumpulkan kekayaan untuk diri sendiri. Sebab betapapun harta kekayaan—seperti juga jabatan dan popularitas—tidaklah abadi. Cepat atau lambat akan kita tinggalkan. Maka, bila kita diberkati dengan kekayaan lebih, baiklah kita menjadikan itu juga sebagai berkat bagi sesama yang membutuhkan. Itu akan jauh lebih berarti. Sebab nilai seseorang tidak ditentukan oleh seberapa banyak kekayaan yang ia kumpulkan, tetapi oleh seberapa besar hidupnya menjadi berkat dan mendatangkan kesukaan bagi sesamanya. Oleh karena itu, jangan biarkan hati kita dijerat oleh ketamakan akan harta benda —AYA

TAMAK DAN HANYA MEMIKIRKAN DIRI SENDIRIADALAH AWAL KEHANCURAN

Lukas 12:13-2112:13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada

Page 24: Aji KUsuma

saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 12:16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. 12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! 12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

mojo_jojo22-08-08, 09:15jangan egois :thumbup:

Dream LoVeR23-08-08, 05:45Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan,yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Mazmur 128:1

Bacaan: Matius 5:1-12Setahun: Yeremia 8-11

Dalida adalah ratu kecantikan Mesir tahun 1955. Ia kemudian hijrah ke Paris. Di sana ia berhasil menjadi penyanyi dan pemain film terkenal. Kariernya sukses, kekayaannya berlimpah. Namun, toh Dalida merasa hidupnya sangat malang. Suaminya, Lucien Morisse, meninggal karena bunuh diri. Begitu juga Luigi Tenco, kekasihnya. Kenyataan itu membuat Dalida sangat terpukul. Akhirnya di tengah ketenaran dan kekayaannya, ia memutuskan untuk bunuh diri. Ia menulis sepucuk surat: "Beban hidup sungguh tak tertanggungkan." Begitulah, keberhasilan lahiriah bukan jaminan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak diukur oleh seberapa besar kekayaan dan popularitas yang kita miliki.

Bacaan hari ini merupakan bagian dari khotbah Yesus di bukit (Matius 5-7) di bawah judul Ucapan Bahagia. Berulang-ulang dikatakan "berbahagialah", yang dalam bahasa Yunaninya: makarios, yaitu kebahagiaan yang lengkap, utuh, sempurna. Itulah kebahagiaan sejati. Bagaimana meraihnya?

Page 25: Aji KUsuma

1. Hidup sepenuhnya mengandalkan kekuatan Allah (ayat 3).2. Selalu bersedia peduli dan berbagi dengan sesama (ayat 4, 7).3. Rendah hati dan panjang sabar (ayat 5).4. Gigih berjalan dalam kebenaran, apa pun risiko yang harus ditanggung (ayat 6,10).5. Menjaga hati, menjauhi sikap bermusuhan dan pikiran buruk terhadap orang lain (ayat 8,9).

Jadi jelaslah bahwa kebahagiaan sejati tidak tergantung pada hal-hal di luar diri, seperti kekayaan, popularitas, dan jabatan. Kebahagiaan sejati bersemi dalam hati, dan memancar keluar; dalam tindakan dan ucapan —AYA

KEBAHAGIAAN SEJATITIDAK DAPAT DILEPASKAN DARI TUHAN

Matius 5:1-125:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Dream LoVeR24-08-08, 07:00Ia mengulurkan tangan-Nya, menyentuh orang itu dan berkata kepadanya,”Aku mau, jadilah engkau tahir” Markus 1:41

Bacaan: Markus 1:40-45Setahun: Yeremia 12-14

Mana lebih baik: Mau, tetapi tak mampu? Atau mampu, tetapi tak mau? Mana pula yang lebih sering kita lakukan dalam kehidupan? Banyak orang mampu, tetapi tak banyak yang

Page 26: Aji KUsuma

mau menggunakannya secara penuh untuk meningkatkan mutu kehidupan orang lain.

Si kusta menyapa Yesus, "Kalau Engkau mau, Engkau dapat ...." Yesus menjawab dengan sederhana, namun sungguh melegakan: "Aku mau." Dengan jawaban ini Yesus menunjukkan bahwa Dia sangat mengerti kondisi si kusta. Sebagai pesakitan kusta, orang itu harus menandai dirinya dengan pakaian khusus dan teriakan peringatan agar tak seorang pun mendekatinya. Untuk makan, ia harus menunggu kiriman keluarganya tanpa perlu bertemu muka. Kusta adalah penyakit yang dianggap begitu menjijikkan, bahkan dianggap hukuman Allah yang menajiskan orang. Tak heran bila ia mengalami kesedihan yang dalam karena penyakitnya. Itu sebabnya ia hanya berani meminta dengan cemas sambil berharap, "Kalau Engkau mau ..." Ini berarti bila Yesus tidak mau, maka ia akan mengerti. Namun, Yesus sangat memahami isi hati si kusta. Karena itu sebelum melakukan penyembuhan fisik, Yesus menyentuh hati si kusta yang luka dengan berkata penuh pengertian, "Aku mau ... jadilah engkau tahir"

Kita belajar bahwa yang penting bagi pelayanan Yesus bukan sekadar menyembuhkan penyakit, namun juga memberi harapan baru bagi mereka yang lelah dan lesu jiwanya. Melalui tindakan dan kata-katanya, Yesus memberi semangat hidup bagi orang yang mati harapannya. Inilah teladan kita. Mari ikuti dan teruskan karya-Nya —DKL

DALAM MELAYANI SESAMALIBATKAN TUHAN UNTUK MEMULIHKAN HATI MEREKA

Markus 1:40-451:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."1:42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.1:43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras:1:44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Dream LoVeR25-08-08, 06:06Sebab jika seseorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintahRoma 13:3

Bacaan: Roma 13:1-7Setahun: Yeremia 15-18

Tanggal 1 Desember 1955, suatu sore di Montgomery, Alabama. Seorang penjahit wanita kulit hitam tampak lelah ketika pulang bekerja. Ia naik bus dan duduk di baris terdepan, di bangku yang disediakan bagi orang kulit hitam. Seorang pria kulit putih menyusul naik bus.

Page 27: Aji KUsuma

Bangku bagi orang kulit putih sudah penuh. Kemudian ia memerintahkan wanita kulit hitam itu untuk pindah sesuai peraturan yang berlaku.

Wanita itu bergeming. Ia menolak pindah sebagai sikap tak setuju terhadap peraturan yang rasis itu. Maka ia ditangkap dan didenda karena melanggar hukum kota setempat. Wanita pemberani itu seorang kristiani bernama Rosa Parks. Peristiwa "pembangkangan kecil"-nya menyulut gerakan menuntut hak-hak sipil yang bertujuan mengakhiri segregasi (pemisahan) legal di Amerika.

Alkitab mendorong kita untuk tunduk pada pemerintah—atau otoritas yang lebih tinggi (ayat 1,2). Namun, orang kristiani juga jangan takut untuk bersikap bila ada peraturan yang salah (ayat 3). Yesus dan murid-murid-Nya juga berani bersikap demi menjunjung standar moral Allah (Matius 21:23-27). Meskipun dengan melakukannya, mereka harus membayar harga mahal, bahkan ada yang sampai dihukum mati. Mereka memilih untuk lebih menghormati Allah daripada menaati pemerintah (Kisah Para Rasul 4:19,20).

Kita memang perlu patuh kepada pemerintah, tetapi kita juga harus tetap bersikap kritis terhadap pemerintah. Bila pemerintah mengeluarkan peraturan yang menyimpang dari standar kebenaran Allah, kita harus memperjuangkan pembatalannya. Kalaupun terpaksa "tidak patuh" seperti Rosa Parks tadi, kiranya kita dimampukan menanggung konsekuensinya —ARS

KEPATUHAN KEPADA PEMERINTAHHARUS DISELARASKAN DENGAN KEPATUHAN KEPADA ALLAH

Roma 13:1-713:1 Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. 13:2 Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. 13:3 Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari padanya. 13:4 Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. 13:5 Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. 13:6 Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah. 13:7 Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.

mojo_jojo25-08-08, 10:04

Page 28: Aji KUsuma

again, thx ya..

Dream LoVeR26-08-08, 06:19Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku ...? Berharaplah kepada Allah Mazmur 42:6

Bacaan: Mazmur 42:4-12Setahun: Yeremia 19-21

Bila Anda frustrasi, jangan merasa sendirian. Anda akan merasa lebih baik saat mengetahui bahwa setiap orang pernah mengalami ini:

* Memberi waktu dan tenaga untuk suatu karya yang tiba-tiba menjadi tak berguna.* Mengalami kesulitan dalam usaha.* Mengetahui bahwa jerih payahnya dirusak orang lain.* Geraknya diperlambat ketika ia sebenarnya sudah terlambat.* Tidak menemukan peralatan apa pun saat ia sudah siap dengan suatu proyek.* Melakukan tugas dengan baik tetapi orang lain yang mendapat penghargaan.* Tidak mendapatkan sesuatu yang sebenarnya sudah di depan mata.* Rencana-rencana terbaiknya berantakan.* Segala sesuatu tampak begitu berat.

Para tokoh Alkitab juga pernah frustrasi; mulai dari Abraham yang anaknya diminta kembali oleh Tuhan, Musa yang frustrasi karena bangsa yang dipimpinnya keras tengkuk, Elia yang dikejar-kejar Izebel, Ayub yang merasa apa yang menjadi miliknya tiba-tiba lenyap, dan masih banyak lagi. Namun, mereka tetap tampil sebagai pribadi yang kuat. Apa yang membuat mereka tetap bertahan saat frustrasi? Mereka menanggapi keadaan yang tidak menyenangkan dengan respons yang tepat. Mereka sadar semuanya itu merupakan cara Allah untuk mendewasakan mereka. Bagaimana dengan Anda?

Apakah Anda sedang frustrasi? Belajarlah untuk melihat bahwa yang Anda alami adalah bagian dari rencana Allah yang terbaik. Bila Anda tak berespons dengan tepat, Anda bisa kecewa kepada Tuhan, kepada orang lain yang merugikan Anda, bahkan kepada diri sendiri. Respons yang tepat menentukan langkah Anda selanjutnya! —PK

SATU HAL YANG ANDA BUTUHKAN SAAT FRUSTRASI:RESPONS YANG TEPAT!

Mazmur 42:4-1242:4 Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?" 42:5 Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. 42:6 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Page 29: Aji KUsuma

42:7 Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar. 42:8 Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku. 42:9 TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku. 42:10 Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: "Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?" 42:11 Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: "Di mana Allahmu?" 42:12 Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Dream LoVeR27-08-08, 01:44Ketika hatiku merasa pahit … aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu Mazmur 73:21-23

Bacaan: Mazmur 73:1-5, 21-26Setahun: Yeremia 22-25

Aku memanggil-Mu, ingin bergantung pada-Mu, tetapi Engkau tak menjawab. Aku sendirian .... Di mana imanku? Yang ada hanya kehampaan dan kegelapan." Demikianlah Ibu Teresa menuliskan salah satu suratnya. Ketika surat-surat pribadinya dipublikasikan, orang kaget. Tak habis pikir, bagaimana mungkin seorang rohaniwan terkenal seperti dia bisa mengalami kebimbangan hidup? Bahkan, meragukan imannya? Bukankah dunia mengenalnya sebagai tokoh yang begitu mencintai Tuhan dan sesama?

Hal ini tidak mengherankan. Pemazmur pun pernah bimbang akan kehadiran Tuhan. "Seperti hewan aku di dekat-Mu," katanya. Anjing peliharaan hanya paham beberapa instruksi tuannya. Pengertiannya terbatas sekali. Tak bisa ia memahami maksud sang tuan sepenuhnya. Seperti itulah kondisi pemazmur. Ia tak mengerti, mengapa Tuhan membiarkan orang jahat hidup enak dan jaya. Ia yang hidup bersih justru "nyaris tergelincir". Namun ia bertekad, "aku tetap didekat-Mu." Itulah yang membuatnya tetap bertahan di masa bimbang. Akhirnya, pelan-pelan Tuhan membukakan rencana-Nya dan membuat ia mengerti maksud-Nya.

Saat hidup tampak tidak adil, bisa jadi kita pun bimbang. Merasa Tuhan seolah-olah tak ada dan tak berkuasa. Kita meragukan pimpinan-Nya. Ini wajar. Tiap orang percaya pernah mengalaminya. Yang penting bagaimana sikap kita ketika menjalani masa itu. Dalam kebimbangan, Ibu Teresa tetap giat melayani sesama. Pemazmur memilih tetap mendekat pada Tuhan. Kita pun dapat memilih untuk tetap ada di jalan-Nya, sekalipun ada saat di mana hadir-Nya tidak nyata terasa —JTI

MATAHARI SELALU ADA SEKALIPUN AWAN MENUTUPINYATUHAN SELALU ADA SEKALIPUN MASALAH KITA MENUTUPINYA

Page 30: Aji KUsuma

Mazmur 73:1-5, 21-2673:1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. 73:2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. 73:3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. 73:4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; 73:5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.

73:21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, 73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. 73:23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. 73:24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. 73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. 73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

Dream LoVeR28-08-08, 06:07Sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku 2 Samuel 12:23

Bacaan: 2 Samuel 12:13-24Setahun: Yeremia 26-28

Setelah David dan istrinya selesai makan pagi, mereka bersiap pergi. Adriana, putri mereka yang baru berusia 2,5 tahun mengikuti ibunya ke kamar. David memanaskan mobil di garasi. Setelah semua siap, ia memundurkan mobil. Tiba-tiba roda mobil melindas sesuatu. David turun dan kaget bukan main. Ia telah melindas Adriana! Anak itu rupanya berjalan keluar garasi tanpa diawasi, lalu terlindas dan tewas seketika. David dan istrinya diliputi rasa bersalah luar biasa. Sulit mengampuni diri sendiri. Pikirnya, "Adriana mati karena kecerobohan kami!"

Raja Daud pernah dihinggapi rasa bersalah serupa. Akibat dosa berzinah dengan Batsyeba, Tuhan menulahi bayi mereka hingga sakit. Daud berusaha keras memohon belas kasihan Tuhan, agar anak itu bisa tetap hidup. Tujuh hari ia berpuasa dan berbaring di tanah. Namun akhirnya anak itu tetap mati! (ayat 18). Semua ini gara-gara ulahnya. Hati Daud pasti dihantui rasa bersalah. Uniknya, setelah kematian anaknya, ia kembali mau makan dan melanjutkan hidup seperti biasa (ayat 20). Daud tak membiarkan diri dikuasai rasa bersalah. Ia sadar, jika suatu hal tak bisa lagi diubah, kita harus menerima kenyataan, seberapapun pahitnya. Berdamai dengan diri sendiri, berbenah diri, dan melanjutkan hidup ke depan. Itu lebih sehat ketimbang terjebak di masa lalu.

Adakah rasa bersalah yang masih menghantui hidup Anda? Seringkah Anda berkata, "Seandainya aku melakukan ini, itu pasti tak akan terjadi"? Berhentilah hidup dalam

Page 31: Aji KUsuma

penyesalan. Tuhan telah mengampuni kesalahan Anda. Jadi Anda pun harus mengampuni diri sendiri —JTI

RASA BERSALAH YANG TIDAK DISELESAIKANBAGAI RACUN YANG MEMATIKAN

2 Samuel 12:13-2412:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. 12:14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." 12:15 Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit. 12:16 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah. 12:17 Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka. 12:18 Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: "Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!" 12:19 Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah." 12:20 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan. 12:21 Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!" 12:22 Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. 12:23 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku." 12:24 Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini

Dream LoVeR29-08-08, 06:29Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya Kejadian 40:23

Bacaan: Kejadian 40Setahun: Yeremia 29-31

Page 32: Aji KUsuma

Salah satu dialog dalam film "Dumb and Dumber" yang masih saya ingat adalah ketika Lloyd Christmas menyatakan cinta kepada Mary Swanson. Mary menolak. Lloyd tidak menyerah. Ia bertanya, berapa banyak kesempatan yang ia miliki untuk mendapat cinta Mary. Lalu wanita itu menjawab: seribu banding satu. Anehnya, Llyod justru bersorak gembira mendengarnya. "Itu berarti saya masih memiliki kesempatan, kan?" katanya.

Begitulah seorang yang optimis. Ia akan berfokus pada kesempatan yang ada, sekecil apa pun kesempatan itu. Karenanya ia akan selalu mempunyai pengharapan; tidak akan patah arang dalam kesusahan.

Yusuf juga seorang yang optimis. Ia tidak putus berharap, pun ketika ia berada dalam penjara. Ia menolong juru minuman dengan menafsirkan mimpinya. Lalu ia berpesan, "Ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini" (ayat 14). Kesempatan yang Yusuf miliki itu memang tidak besar, buktinya si juru minuman kemudian melupakannya (ayat 23). Namun, justru dari kesempatan kecil tersebut, Yusuf mengawali kisah suksesnya di Mesir.

Mungkin saat ini kita tengah berada dalam "penjara kesulitan". Dan kesempatan yang kita miliki untuk keluar dari situ begitu kecil. Jangan berkecil hati. Jangan menyerah. Teruslah berusaha. Lakukan apa yang bisa dilakukan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Ingat lah bahwa dari kesempatan kecil itu tidak jarang tersedia jalan yang lebar bagi kesuksesan. Seperti yang Yusuf alami —RY

Kesempatan sekecil apa punitu menunjukkan masih adanya harapan

Kejadian 4040:1. Sesudah semuanya itu terjadilah, bahwa juru minuman raja Mesir dan juru rotinya membuat kesalahan terhadap tuannya, raja Mesir itu, 40:2 maka murkalah Firaun kepada kedua pegawai istananya, kepala juru minuman dan kepala juru roti itu. 40:3 Ia menahan mereka dalam rumah kepala pengawal raja, dalam penjara tempat Yusuf dikurung. 40:4 Kepala pengawal raja menempatkan Yusuf bersama-sama dengan mereka untuk melayani mereka. Demikianlah mereka ditahan beberapa waktu lamanya.

40:5. Pada suatu kali bermimpilah mereka keduanya--baik juru minuman maupun juru roti raja Mesir, yang ditahan dalam penjara itu--masing-masing ada mimpinya, pada satu malam juga, dan mimpi masing-masing itu ada artinya sendiri. 40:6 Ketika pada waktu pagi Yusuf datang kepada mereka, segera dilihatnya, bahwa mereka bersusah hati. 40:7 Lalu ia bertanya kepada pegawai-pegawai istana Firaun yang ditahan bersama-sama dengan dia dalam rumah tuannya itu: "Mengapakah hari ini mukamu semuram itu?" 40:8 Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."

Page 33: Aji KUsuma

40:9 Kemudian juru minuman itu menceritakan mimpinya kepada Yusuf, katanya: "Dalam mimpiku itu tampak ada pohon anggur di depanku. 40:10 Pohon anggur itu ada tiga carangnya dan baru saja pohon itu bertunas, bunganya sudah keluar dan tandan-tandannya penuh buah anggur yang ranum. 40:11 Dan di tanganku ada piala Firaun. Buah anggur itu kuambil, lalu kuperas ke dalam piala Firaun, kemudian kusampaikan piala itu ke tangan Firaun." 40:12 Kata Yusuf kepadanya: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga carang itu artinya tiga hari; 40:13 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau dan mengembalikan engkau ke dalam pangkatmu yang dahulu dan engkau akan menyampaikan piala ke tangan Firaun seperti dahulu kala, ketika engkau jadi juru minumannya. 40:14 Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini. 40:15 Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sinipun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini." 40:16 Setelah dilihat oleh kepala juru roti, betapa baik arti mimpi itu, berkatalah ia kepadanya: "Akupun bermimpi juga. Tampak aku menjunjung tiga bakul berisi penganan. 40:17 Dalam bakul atas ada berbagai-bagai makanan untuk Firaun, buatan juru roti, tetapi burung-burung memakannya dari dalam bakul yang di atas kepalaku." 40:18 Yusuf menjawab: "Beginilah arti mimpi itu: ketiga bakul itu artinya tiga hari; 40:19 dalam tiga hari ini Firaun akan meninggikan engkau, tinggi ke atas, dan menggantung engkau pada sebuah tiang, dan burung-burung akan memakan dagingmu dari tubuhmu."

40:20. Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya: 40:21 kepala juru minuman itu dikembalikannya ke dalam jabatannya, sehingga ia menyampaikan pula piala ke tangan Firaun; 40:22 tetapi kepala juru roti itu digantungnya, seperti yang ditakbirkan Yusuf kepada mereka.

40:23 Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya.

Dream LoVeR30-08-08, 01:35Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup Ulangan 8:1

Bacaan: Ulangan 8:1-3Setahun: Yeremia 32-35

Seorang guru yang baik tidak akan mendidik secara sembarangan. Ia akan mengemas pendidikannya dengan metode serta evaluasi yang tepat sesuai tujuan yang ditentukan. Lebih plus lagi bila ia kreatif dan mampu memikat hati naradidik dengan memerhatikan konteks hidup mereka. Sulit memang. Itu sebabnya guru yang baik termasuk langka. Lalu jika kemudian kita berpikir tentang Allah ... apakah Allah adalah guru yang baik?

Tentu saja! Bacaan kita berisi nasihat agar umat melakukan firman yang didengar (ayat 1).

Page 34: Aji KUsuma

Ada tujuan pembelajaran di situ: "Supaya kamu hidup ..."; bahkan juga ujian dan metode pembelajarannya: setiap kita perlu mengingat pengalaman kita berjalan bersama Tuhan (ayat 2). Lalu, ada pula evaluasi: bagaimana sikap hati kita pada akhirnya—agar kita mengalami kepenuhan hidup—yakni saat kita menyadari bahwa kita bisa hidup dengan mengandalkan Allah dan firman-Nya saja (ayat 2,3).

Allah mendidik umat di padang gurun agar karakter mereka semakin matang. Padang gurun menjadi lokasi terbaik untuk belajar dalam hidup beriman, agar manusia lebih bergantung pada Allah ketimbang pada roti. Roti adalah simbol dari apa yang kita anggap kebutuhan dasar hidup. Namun dengan roti saja—tanpa Allah—umat akan mati dan tidak "lulus ujian" Allah.

Sudahkah kita mengikuti "kelas-Nya" dengan baik? Kelak, kita akan menghadapi "kelulusan final" saat kita meninggal, namun dalam tiap-tiap hari ada "tes-tes kecil" yang penting untuk kita menangkan. Bila Allah sedang mendidik Anda, bersyukurlah. Sebab melaluinya Anda akan semakin matang dan berbuah! —DKL

BILA ALLAH MENDIDIK KITADIA MAU KITA MENDENGAR DAN MENURUT SEPERTI SEORANG MURID

Ulangan 8:1-38:1 "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu. 8:2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. 8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Ray30-08-08, 05:33:thanks: buat renungannya DL

Dream LoVeR31-08-08, 06:31Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana Amsal 22:8

Bacaan: Ester 7Setahun: Yeremia 36-39

Seorang bapak membawa anaknya ke sebuah lembah. "Nak, coba kamu teriakkan sebuah kata," ujarnya. "Untuk apa, Pak?" tanya sang anak. "Coba saja," kata bapak itu lagi. Sang

Page 35: Aji KUsuma

anak menurut. Ia beranjak ke ujung lembah. "Hai!" teriaknya. Sejenak sepi. Tetapi tidak lama kemudian terdengar suara gema dari arah lembah, "Hai... hai... hai..." Begitu pula dengan setiap kata yang diteriakkannya setelah itu. Kembali dengan kata yang sama. Bapak itu pun membukakan hikmah yang hendak ia ajarkan. "Nak, seperti itulah hidup kita. Apa yang kita tabur, itu juga yang akan kita tuai," katanya.

Bacaan hari ini mencatat kejadian yang membuktikan tentang hukum tabur tuai tersebut. Haman—seorang pejabat tinggi negara, sangat membenci Mordekhai—seorang pria Yahudi (Ester 3:5). Ia pun mendirikan tiang untuk menggantung Mordekhai. Lalu menyarankan kepada raja supaya mengadakan upacara penghormatan bagi orang yang telah berjasa kepada raja (ayat 7-9). Sangka Haman, dirinyalah yang akan dianugerahi kehormatan itu. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Raja memberikan kehormatan kepada Mordekhai (ayat 10). Sedang tiang yang Haman dirikan, akhirnya justru digunakan untuk menggantung dirinya (Ester 7:10).

Menabur dan menuai adalah dua hal yang saling terkait. Tidak saja dalam dunia pertanian, tetapi juga dalam hidup sehari-hari. Ketika kita menanam benih padi yang baik, biasanya kita pun akan menuai padi yang baik. Bila kita menabur kebaikan, pada saatnya kita akan menuai kebaikan. Sebaliknya bila kita menabur keburukan, maka pada saatnya juga kita akan menuai keburukan. Seperti Haman. Dan semoga bukan seperti kita —AYA

HIDUP BAGAI BUMERANG, APA YANG KITA LEMPARKANITU JUGA YANG KEMBALI

Ester 77:1 Datanglah raja dengan Haman untuk dijamu oleh Ester, sang ratu. 7:2 Pada hari yang kedua itu, sementara minum anggur, bertanyalah pula raja kepada Ester: "Apakah permintaanmu, hai ratu Ester? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi." 7:3 Maka jawab Ester, sang ratu: "Ya raja, jikalau hamba mendapat kasih raja dan jikalau baik pada pemandangan raja, karuniakanlah kiranya kepada hamba nyawa hamba atas permintaan hamba, dan bangsa hamba atas keinginan hamba. 7:4 Karena kami, hamba serta bangsa hamba, telah terjual untuk dipunahkan, dibunuh dan dibinasakan. Jikalau seandainya kami hanya dijual sebagai budak laki-laki dan perempuan, niscaya hamba akan berdiam diri, tetapi malapetaka ini tiada taranya di antara bencana yang menimpa raja." 7:5 Maka bertanyalah raja Ahasyweros kepada Ester, sang ratu: "Siapakah orang itu dan di manakah dia yang hatinya mengandung niat akan berbuat demikian?" 7:6 Lalu jawab Ester: "Penganiaya dan musuh itu, ialah Haman, orang jahat ini!" Maka Hamanpun sangatlah ketakutan di hadapan raja dan ratu. 7:7 Lalu bangkitlah raja dengan panas hatinya dari pada minum anggur dan keluar ke taman istana; akan tetapi Haman masih tinggal untuk memohon nyawanya kepada Ester, sang ratu, karena ia melihat, bahwa telah putus niat raja untuk mendatangkan celaka kepadanya. 7:8 Ketika raja kembali dari taman istana ke dalam ruangan minum anggur, maka Haman berlutut pada katil tempat Ester berbaring. Maka titah raja: "Masih jugakah ia hendak menggagahi sang ratu di dalam istanaku sendiri?" Tatkala titah raja itu keluar dari mulutnya, maka diselubungi oranglah muka Haman. 7:9 Sembah Harbona, salah seorang sida-sida yang di hadapan raja: "Lagipula tiang yang

Page 36: Aji KUsuma

dibuat Haman untuk Mordekhai, orang yang menyelamatkan raja dengan pemberitahuannya itu, telah berdiri di dekat rumah Haman, lima puluh hasta tingginya." Lalu titah raja: "Sulakan dia pada tiang itu." 7:10 Kemudian Haman disulakan pada tiang yang didirikannya untuk Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja.

Dream LoVeR01-09-08, 05:48Dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan” Filipi 2:11

Bacaan: Matius 16:13-20Setahun: Yeremia 40-42

Pada masa kini, ada kesan kuat bahwa gereja seolah-olah hanya tempat pertunjukan dan hiburan. "Pengunjung" datang dan pergi sesukanya demi mencari acara yang memuaskan selera. Bila gedung gereja dipenuhi oleh hadirin yang terpikat, entah oleh apa, itu dinilai sukses. Gereja hanya dipahami sebagai sebuah gedung, tempat, acara, dan pertunjukan.

Atas perkenan Allah, Petrus mengaku bahwa Yesus-lah Anak Allah; dan Tuhan mendirikan Gereja-Nya di atas dasar pengakuan iman itu. Keberadaan gereja ditentukan oleh orang-orang yang mengaku percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Sejarah gereja membuktikan bahwa dengan pertolongan Roh Kudus, pengakuan itu bertahan walaupun diterjang pelbagai tantangan, siksaan, penganiayaan, dan pembantaian. Selama kaum beriman yang tinggal masih setia pada pengakuan imannya, gereja—dalam arti sesungguhnya—tak akan pernah binasa, meskipun para tokohnya dibunuh, gedung-gedungnya dibakar, kegiatan-kegiatannya dilarang, ruang gerak dan izin pendiriannya dibatasi. Sebaliknya, gereja justru makin berkembang.

Keberadaan gereja lebih ditentukan oleh faktor orang-orang yang hidup di atas dasar pengakuan iman, yaitu makna Yesus bagi jemaat. Bukan dari megahnya gedung, rapinya organisasi, bervariasinya kegiatan, dan kuatnya keuangan. Semua itu memang perlu, tetapi bukan yang utama. Kekuatan gereja bertumpu pada karya Roh Kudus di dalam dan melalui orang-orang yang setia pada imannya. Pada akhirnya, orang-orang tidak hanya mencari gereja sebagai tempat ibadah, tetapi juga demi melaksanakan hidup bergereja; terlibat aktif dalam setiap pelayanan gereja —PAD

GEREJA BUKANLAH GEDUNGNYAMELAINKAN ORANG-ORANGNYA

Matius 16:13-2016:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 16:14 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."

16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"

Page 37: Aji KUsuma

16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." 16:20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias.

aisuru_ei01-09-08, 11:15teruskan ya.. :thumbup:

Dream LoVeR02-09-08, 04:12Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan,tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum Markus 16:16

Bacaan: Kisah Para Rasul 8:1-17Setahun: Yeremia 43-46

Tanggal 7 Mei 2006, di Athena, seorang pemuda imigran yang telah mengenal Kristus selama tiga tahun, dibaptis. Ia tinggal bersama pamannya yang membenci kekristenan. Setiap malam ia membaca Alkitab diam-diam. Suatu saat, rencana baptisan itu diketahui pamannya. Sang paman marah besar. Saat si pemuda masih tidur, pamannya mendidihkan sepanci air, menyiramkannya ke tubuh pemuda itu, lalu mengusirnya. Namun pagi harinya dengan pinggang dan tangan melepuh, pemuda itu tetap pergi ke gereja. Dengan tubuh penuh luka dan sakit, ia berlutut di depan altar untuk menerima baptisan. "Kini saya milik Yesus!" serunya.

Bagi banyak orang yang hidup pada zaman sekarang, baptisan mungkin merupakan perkara biasa. Namun, tidak demikian bagi pemuda tadi atau orang-orang pada zaman para rasul! Baptisan bisa jadi soal hidup mati, sebab baptisan adalah inisiasi. Pada saat baptisan dilakukan, orang menyatakan di depan Tuhan dan jemaat, bahwa ia beriman hanya pada Kristus; bukan pada yang lain. Bagi pemimpin agama Yahudi baptisan dianggap sebagai pemurtadan, sehingga pengikutnya pantas dianiaya (ayat 1-3). Uniknya, walau tahu risikonya berat, banyak orang yang tetap mau dibaptis (ayat 12). Mereka percaya bahwa kuasa Yesus jauh lebih besar daripada kuasa penganiaya.

Baptisan itu berharga. Jangan disepelekan! Jika Anda belum dibaptis, usahakan untuk menerimanya! Iman Anda harus dinyatakan dengan berani di depan Allah dan manusia. Jika Anda sudah dibaptis, hadapilah konsekuensinya. Baptisan adalah langkah awal untuk hidup berpusatkan pada Yesus —JTI

KITA DISELAMATKAN KARENA IMAN, BUKAN KARENA BAPTISANNAMUN ORANG BERIMAN MEMBUTUHKAN BAPTISAN

Page 38: Aji KUsuma

Kisah Para Rasul 8:1-178:1 Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. 8:2 Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. 8:3 Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. 8:4 Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. 8:5 Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. 8:6 Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. 8:7 Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. 8:8 Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. 8:9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. 8:10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar." 8:11 Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya. 8:12 Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan. 8:13 Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi. 8:14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. 8:15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. 8:16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorangpun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 8:17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus.

Dream LoVeR03-09-08, 05:47Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu Yohanes 8:7

Bacaan: Yohanes 8:1-11Setahun: Yeremia 47-49

Dalam buku Connecting, Larry Crabb menceritakan kisah berikut. Dalam sebuah acara retret

Page 39: Aji KUsuma

bagi kaum muda bermasalah, seorang gadis berdiri untuk menuturkan pergumulannya. Dengan bibir bergetar dan air mata meleleh membasahi pipi, ia mengaku, "Saya telah menjadi pelacur selama tiga tahun terakhir ini. Saya sangat menyesal."

Saat gadis itu masih berdiri dengan gamang, ayahnya berjalan menghampiri, lalu memeluknya dan berkata, "Saat aku melihatmu, aku tidak melihat seorang pelacur di dalam dirimu. Kamu sudah dibasuh oleh darah Kristus. Kini aku melihat putriku yang cantik."

Kisah ini bukan hanya kisah keluarga yang menyentuh, melainkan juga memuat pelajaran yang patut diterapkan dalam kehidupan bergereja, khususnya saat menyikapi anggota jemaat bermasalah. Bagaimana tanggapan kita bila tahu ada saudara seiman yang jatuh ke dalam dosa? Tak jarang kejadian itu malah menjadi ajang penghakiman dan bahan gosip.

Tanggapan itu sangat ganjil kalau kita menyadari bahwa gereja adalah keluarga Allah. Orang yang jatuh ke dalam dosa bukan penyakit yang perlu disingkiri, melainkan saudara yang harus diperhatikan dan ditolong. Seperti ayah gadis tadi, kita dapat belajar untuk tidak berfokus pada kesalahan yang diperbuat, tetapi pada realitas kita sebagai orang yang telah ditebus oleh Kristus dan pemulihan yang tersedia di dalam anugerah-Nya. Sikap semacam ini mengandung daya pemulihan yang manjur untuk membangkitkan kembali mereka yang jatuh. Itulah yang dilakukan Yesus terhadap perempuan —ARS

KEMURAHAN TUHAN DIMAKSUDKANUNTUK MENUNTUN KITA KEPADA PERTOBATAN

Yohanes 8:1-118:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 8:4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" 8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." 8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Page 40: Aji KUsuma

Dream LoVeR04-09-08, 01:13Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya1 Korintus 12:27

Bacaan: Mazmur 92:13-16Setahun: Yeremia 50-52

Ada ungkapan bernada gurau: "Gereja Kristen Jalan-jalan". Istilah itu mengacu pada orang kristiani yang enggan menetap dan bertumbuh di satu gereja tertentu, tetapi berpindah dari satu gereja ke gereja lain. Bila diibaratkan suatu hubungan, mereka hanya ingin menikmati asyiknya berpacaran, tetapi enggan berkomitmen dan membina kehidupan berkeluarga.

Berjalan kaki pada pagi hari secara teratur tentu sangat dianjurkan demi menjaga kebugaran, namun berjalan-jalan dari gereja ke gereja setiap minggu malah akan mengganggu kesehatan rohani kita. Pemazmur antara lain menggambarkan kehidupan orang benar sebagai pohon yang "ditanam di bait Tuhan" (Mazmur 92:14). Supaya bertumbuh dengan baik, sebuah pohon perlu mengembangkan akarnya guna menyerap air dan sari-sari makanan yang tersedia di tanah.

Anda tentu bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau sebuah pohon yang baru ditanam kemudian dicabut, lalu ditanam di tempat lain, lalu dicabut lagi, lalu ditanam di tempat lain lagi. Tidak ayal pohon itu akan layu sebelum berkembang.

Kita tidak hanya dipanggil untuk menjadi percaya, tetapi juga untuk menjadi anggota tubuh Kristus (1 Korintus 12:27). Itulah salah satu makna yang terkait dalam gambaran Paulus tentang gereja sebagai "satu tubuh banyak anggota". Maka sudah semestinya kita berkomitmen di dalam gereja lokal. Dengan berkomitmen secara rohani, kita berakar dan menerima asupan makanan rohani secara teratur. Kita juga mendapatkan "tanah tempat bertumbuh", yaitu komunitas orang percaya, untuk saling mengasihi dan melayani menuju kedewasaan rohani —ARS

KOMITMEN TERHADAP GEREJA MENUNJUKKAN TANGGUNG JAWABKEPADA KRISTUS, SANG KEPALA GEREJA

Mazmur 92:13-1692:13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; 92:14 mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. 92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, 92:16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Dream LoVeR05-09-08, 01:31Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok Amsal 24:17

Page 41: Aji KUsuma

Bacaan: Matius 5:43-48Setahun: Ratapan 1-3

Dalam "hukum" dunia, kata "mengasihi" dan "musuh" adalah dua kata yang bertolak belakang, karenanya tidak dapat dipersatukan. Dalam bahasa Inggris, musuh adalah enemy, berasal dari bahasa Latin inimicus, artinya "bukan sahabat". Definisinya jelas: orang yang membenci, menginginkan hal yang tidak baik, menyebabkan jatuh, kecewa, sakit, dan sebagainya. Maka, nasihat untuk mengasihi musuh bisa dibilang aneh. Sebab, normalnya musuh itu mesti dilawan, dibenci, disingkirkan, kalau perlu dibasmi.

Akan tetapi, itulah yang dengan tegas dan jelas diajarkan Tuhan Yesus: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Matius 5:44). Ajaran mengasihi musuh tidak saja berdimensi teologis—berkenaan dengan aspek imani—tetapi juga berdimensi praktis dan logis. Pertama, membenci musuh akan merugikan diri sendiri; tidak ada orang yang hidupnya bahagia kalau terus dikuasai kebencian terhadap orang lain. Kedua, melawan kebencian dengan kebencian sama dengan melipatgandakan kebencian. Seperti gelap yang tidak bisa dilawan dengan gelap, tetapi harus dengan terang. Terang, walau hanya secercah, akan sanggup menembus kegelapan.

Dengan memahami makna ajaran "mengasihi musuh", kita bisa melihat luka tanpa dendam; kepahitan tanpa amarah; kekecewaan tanpa geram. Kita memandangnya sebagai kesempatan untuk mengasihi orang lain; untuk berbuat kebaikan. Seperti kata Alfred Plummer, "Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat Iblis; membalas kebaikan dengan kebaikan adalah tabiat manusiawi; membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi" —AYA

KEMENANGAN TERBESAR ADALAHKETIKA KITA BERHASIL MENGASIHI LAWAN

Matius 5:43-485:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Dream LoVeR

Page 42: Aji KUsuma

06-09-08, 06:26Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan Roma 5:3

Bacaan: Roma 5:1-6Setahun: Yehezkiel 1-4

Suatu malam, sebuah gereja yang ada di desa mengadakan kebaktian penyegaran iman dan mereka mengundang seorang pendeta untuk berkhotbah. Desa tersebut baru saja mendapat sambungan aliran listrik sehingga ruang kebaktian gereja mendapat penerangan dari lampu pijar. Ketika sang pendeta tengah berkhotbah, tiba-tiba listrik mati. Ruangan ibadah pun menjadi gelap gulita. Sang pendeta bingung; harus terus berkhotbah atau menunggu listrik menyala. Tiba-tiba seorang anggota majelis berbisik, "Teruslah berkhotbah, Pak Pendeta. Kami masih bisa melihat Yesus di dalam gelap."

Hidup bisa tiba-tiba menjadi gelap saat kita menghadapi kesengsaraan; kehilangan orang terkasih, sakit-penyakit, kegagalan bisnis. Semua itu membuat hari-hari tampak suram. Ibarat mati lampu, keadaan di sekeliling menjadi tampak gelap. Namun, orang yang beriman pada Kristus dapat tetap berdiri, bahkan bermegah. Mengapa? Sebab ada pengharapan. Kita yakin, di tengah gelapnya hidup, Yesus beserta. Kita bisa melihat Dia dalam gelap. Oleh sebab itu, kesengsaraan tidak perlu menjatuhkan iman, tetapi menguji iman kita untuk naik setingkat lebih tinggi. Pengalaman membuktikan, hari-hari gelap justru merupakan saat di mana Tuhan mendekat; saat di mana kita merasakan pertolongan dan kuasa-Nya secara istimewa.

Apakah jalan di depan Anda tampak gelap? Jangan takut, apalagi sampai kehilangan kegembiraan hidup. Percayalah, semakin sulit jalan hidup Anda, semakin nyata Tuhan menyertai Anda. Seperti orangtua yang memberi perhatian khusus saat anaknya sakit, Tuhan pun begitu. Di topan gelap, Anda didekap —JTI

GELAPNYA JALAN TAK PERLU MENGHENTIKAN LANGKAHSELAMA PELITA Anda TETAP MENYALA

Roma 5:1-65:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. 5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. 5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.

Page 43: Aji KUsuma

Dream LoVeR07-09-08, 07:04Yang satu (persepuluhan) harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikanMatius 23:23

Bacaan: Maleakhi 3:1-10Setahun: Yehezkiel 1-4

Tentang persepuluhan, ada yang berkata, "Persepuluhan harus dikembalikan ke gereja lokal, kalau tidak, berarti kita merampok milik Tuhan". Sebaliknya, ada pula yang berkata, "Itu sistem di Perjanjian Lama. Bukankah kita hidup di zaman Perjanjian Baru, zaman anugerah, jadi yang penting kita memberi dengan rela dan sukacita."

Begitulah, kita bisa terjebak dalam kebingungan bila mengubah, menambah, atau mengurangi ayat Alkitab semau kita menjadi "lebih indah dari warna aslinya". Padahal, Maleakhi 3:10 dan Imamat 27:30 telah menuliskan persepuluhan ini dengan jelas. Tak ada kata tuduhan "merampok" atau "merampas". Kita hanya menerima nasihat, "bawalah milik Tuhan". Selanjutnya, persepuluhan tidak hanya disebut dalam Perjanjian Lama, tetapi juga dalam Perjanjian Baru. Yesus mengatakan, "Yang satu (persepuluhan) harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan" (Matius 23:23). Bahkan lebih jauh Perjanjian Baru juga menegaskan, bahwa tak hanya sepersepuluh, tetapi juga seluruh hidup kita adalah milik Tuhan, karena kita sudah ditebus dengan darah Yesus yang mahal (1 Petrus 1:18,19).

Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru berbicara sangat jelas mengenai persembahan. Yang penting; baik persepuluhan, persembahan iman dan syukur, atau apa pun namanya, harus diberikan bukan dengan duka atau terpaksa. Namun, dengan motivasi yang benar, bukan untuk pamer (Matius 6:3) dan dengan rela dan sukacita (2 Korintus 9:7). Dengan demikian, Allah pun berkenan atas setiap persembahan kita. Inilah prinsip yang utuh di dalam seluruh Alkitab —ACH

BIARLAH ALLAH DIMULIAKANMELALUI SETIAP PERSEMBAHAN YANG KITA BAWA

Maleakhi 3:1-103:1 Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. 3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. 3:3 Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN. 3:4 Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah. 3:5 Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan

Page 44: Aji KUsuma

terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepada-Ku, firman TUHAN semesta alam. 3:6 Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap. 3:7 Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?" 3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! 3:9 Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! 3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Dream LoVeR08-09-08, 07:07Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditelan gelombang, tetapi Yesus tidur Matius 8:24

Bacaan: Matius 8:23-27Setahun: Yehezkiel 5-7

Salah satu kasus terbanyak penyebab kecelakaan di jalan tol adalah pengemudi yang mengantuk. Tidak heran di setiap jalan tol biasanya tersedia rest area atau tempat beristirahat. Pengemudi yang mengantuk diimbau untuk menepi dan beristirahat sejenak. Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh tidur sesaat kepada para pilot militer dan astronot. Hasilnya, dengan tidur empat puluh menit, kinerja mereka meningkat 34%. Kesiagaan dan konsentrasi mereka pun meningkat hingga 100%.

Kita perlu beristirahat untuk melepas kepenatan, kesumpekan, dan kelelahan demi mengembalikan tenaga. Tidur membuat metabolisme dalam tubuh kita melambat. Seluruh organ tubuh beristirahat. Tubuh kita melakukan perbaikan jaringan yang rusak. Itulah sebabnya, tidur yang cukup akan memberi kesegaran, tidak hanya jasmani, tetapi juga rohani. Namun, kita kerap kali mengorbankan waktu tidur hanya demi mengejar target pekerjaan atau belajar. Hal ini tentu saja keliru, karena secara alamiah tubuh kita justru akan lebih produktif apabila cukup tidur. Apalagi, kurang tidur juga bisa menyebabkan emosi kita menjadi tidak stabil.

Hari ini kita menyimak kisah tentang Tuhan Yesus yang tengah tidur di dalam perahu saat berlayar bersama para murid. Kesibukan mengajar dan melayani orang banyak tentu membuat-Nya lelah dan penat. Dalam kemanusiaan-Nya, seperti juga kita, Tuhan Yesus pun memerlukan tidur. Secara alamiah, tidur membuat-Nya tidak kehilangan kendali diri, bahkan ketika krisis terjadi (ayat 26). Sudahkah kita cukup tidur hari ini? —AYA

Page 45: Aji KUsuma

TIDUR CUKUP MENJAGA PRODUKTIVITASBAIK JASMANI MAUPUN ROHANI

Matius 8:23-278:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. 8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." 8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Dream LoVeR09-09-08, 06:19Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba Tuhan?Yesaya 42:19

Bacaan: Yesaya 42:18-25Setahun: Yehezkiel 8-11

Doof indie atau tuli gaya Hindia merupakan sikap kaum pribumi yang banyak dikritik oleh para menir Belanda pada zaman penjajahan dulu. Kaum pribumi yang bekerja sebagai pembantu para menir itu sering berpura-pura tidak mendengar perintah tuannya. Kalau dimarahi, mereka berkilah, "Maaf saya tidak dengar, Tuan." Namun, apabila tuannya adalah Tuhan semesta alam, ceritanya bisa lain.

Yesaya 42 berisi teguran Tuhan kepada umat-Nya. Awalnya, Israel punya julukan hebat: hamba Tuhan. Namun, sang nabi menyindirnya sebagai hamba Tuhan yang buta dan tuli. Bahkan satu-satunya bangsa yang buta dan tuli: "Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh?" (ayat 19). Bermata, tetapi tidak melihat. Bertelinga, tetapi tidak mendengar. Intinya, nabi menohok dengan mengatakan si hamba Tuhan ini berindra, namun indranya tak berfungsi. Mendengar itu bukan sekadar untuk menangkap bunyi yang datang, melainkan juga untuk menyimak dan memahami. Begitu juga terhadap perintah Tuhan (ayat 23). Bila sungguh-sungguh mendengarkan, kita akan tahu maksud Tuhan; baik dalam peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu, maupun peristiwa yang sekarang. Dan menjadikan itu sebagai modal untuk mengantisipasi apa yang akan datang.

Dunia ini begitu bising dengan suara, teori, pendapat, serta gagasan kita sendiri tentang banyak hal. Mungkin itu sebabnya kita sedikit mendengarkan suara Tuhan. Kini, sediakan diri untuk berdiam, mendengarkan, dan melihat realitas hidup. Lalu bersiaplah untuk mendengarkan dengan telinga yang peka menangkap suara dan kehendak-Nya —DKL

TELINGA yang mendengarmemimpin langkah ke arah yang benar

Page 46: Aji KUsuma

Yesaya 42:18-2542:18 Dengarkanlah, hai orang-orang tuli pandanglah dan lihatlah, hai orang-orang buta! 42:19 Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN? 42:20 Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar. 42:21 TUHAN telah berkenan demi penyelamatan-Nya untuk memberi pengajaran-Nya yang besar dan mulia; 42:22 namun mereka suatu bangsa yang dijarah dan dirampok, mereka semua terjebak dalam geronggang-geronggang dan disembunyikan dalam rumah-rumah penjara; mereka telah menjadi jarahan dan tidak ada yang melepaskan, menjadi rampasan dan tidak ada yang berkata: "Kembalikanlah!" 42:23 Siapakah di antara kamu yang mau memasang telinga kepada hal ini, yang mau memperhatikan dan mendengarkannya untuk masa yang kemudian? 42:24 Siapakah yang menyerahkan Yakub untuk dirampas, dan Israel kepada penjarah? Bukankah itu TUHAN? Sebab kepada-Nya kita telah berdosa, dan orang tidak mau mengikuti jalan yang telah ditunjuk-Nya, dan kepada pengajaran-Nya orang tidak mau mendengar. 42:25 Maka Ia telah menumpahkan kepadanya kepanasan amarah-Nya dan peperangan yang hebat, yang menghanguskan dia dari sekeliling, tetapi ia tidak menginsafinya, dan yang membakar dia, tetapi ia tidak memperhatikannya.

aisuru_ei09-09-08, 10:06lanjut terus ya :thumbup:

Dream LoVeR10-09-08, 06:58Sedangkan siapa saja yang merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga Matius 18:4

Bacaan: Matius 18:1-5Setahun: Yehezkiel 12-14

Milton Rokeach, seorang psikolog, merasa kewalahan menyembuhkan tiga pasiennya yang menderita “sindrom Mesias”. Mereka menganggap dirinya sebagai penyelamat dunia. Sulit sekali menyadarkan ketiganya tentang siapa mereka sebenarnya. Suatu kali, mereka bertiga diajak berdiskusi dalam suatu terapi kelompok. Orang pertama berkata, “Akulah Mesias, anak Allah yang diutus menyelamatkan dunia.” “Bohong! Dari mana kamu tahu?” bantah orang kedua. “Tuhan berbicara kepadaku,” jawab orang pertama. Tiba-tiba orang ketiga berseru: “Siapa bilang? Aku tak pernah berkata begitu kepadamu!”

Para murid Yesus pun pernah mengalami sindrom Mesias saat mereka mempersoalkan siapa di antara mereka yang terbesar. Tiap-tiap orang merasa paling unggul, paling layak, paling berjasa, atau paling rohani. Yang diincar bukan lagi pelayanan, tetapi keuntungan. Itu sebabnya Yesus meminta mereka agar bertobat dan menjadi seperti anak kecil. Seorang anak

Page 47: Aji KUsuma

tidak memedulikan status atau gengsi. Ia mengakui dirinya tak berdaya dan bergantung sepenuhnya pada orang lain. Inilah kerendahan hati sejati. Jika ingin masuk ke dalam kerajaan surga, seseorang tak boleh merasa dirinya berjasa.

Sindrom Mesias bisa juga terjadi di gereja. Banyak konflik terjadi karena orang saling bersaing, berebut kuasa, atau merasa dirinya hadir sebagai “penyelamat”. Yang senior berkata, “Karena sayalah, gereja ini berdiri!” Yang yunior berkata, “Kamilah pembaru gereja. Tanpa kami, gereja ini sudah mati ditelan tradisi!” Berhati-hatilah! Ketika kita membangun kerajaan kita sendiri, bisa-bisa kita semakin jauh dari kerajaan-Nya —JTI

TIADA TEMPAT DI KERAJAAN SURGABAGI MEREKA YANG MERASA DIRI SEGALA-GALANYA

Matius 18:1-518:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Dream LoVeR11-09-08, 01:31Beauty, the… kind… God delights in.1 Peter 3:4 TM

Daily Bible Reading:Ezekiel 27:25-30:26, Luke 21:25-38, Psalm 78:40-55, Proverbs 20:22-24

A lady was applying face cream when her little girl asked, "What's that you're putting on, Mum?" "Moisturiser," she replied. "The sales lady said it would make me beautiful." With an honesty only children have, she replied, "Mum, I don't think it's working." There's nothing wrong with looking good, but there's much more to you than your clothes and your hairstyle. Plus, you can go broke fixing up the outside, because "what Mother Nature giveth, Father Time taketh away!" Ralph Waldo Emerson said, "To find beauty we must carry it with us."

It's a big mistake to focus on the outside and fail to appreciate the inner qualities God's given you. Solomon said, "Beauty is… [not lasting]" (Proverbs 31:30 AMP). When God made you He didn't just decorate the outside, He gave you "inner beauty, the gentle, gracious kind… God delights in." However, because Peter also talked about "fancy hair, gold jewelry… fine

Page 48: Aji KUsuma

clothes" (1 Peter 3:3 NCV), a few well-intentioned people have used that to create a legalistic standard by which to measure and judge others. Does the Bible teach us to dress appropriately? Absolutely. Paul writes: "I… want women to dress modestly, with decency and propriety… appropriate for women who profess to worship God" (1 Timothy 2:9-10 NIV). But when you focus on the wrong area you get the wrong results. "Man looks at the outward appearance, but the Lord looks at the heart" (1 Samuel 16:7 NIV).

Don't allow what you see on TV or in the mirror to define your worth. Work instead to develop the kind of inner beauty God commends.

Dream LoVeR12-09-08, 05:38Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Kisah Para Rasul 5:3

Bacaan: Kisah Para Rasul 4:34-5:5Setahun: Yehezkiel 19-21

Sebuah gereja memerlukan dana untuk membeli sepuluh unit pendingin udara (AC). Seorang yang kaya tergerak mempersembahkan dua unit. Tiga tahun kemudian, muncul ketegangan antara si orang kaya dengan pendeta. Ia tersinggung karena usulnya untuk mengubah gaya ibadah tidak diterima. Akhirnya, ia memutuskan angkat kaki dari gereja itu. Namun sebelumnya ia meminta agar dua unit pendingin udara yang pernah ia berikan, dicopot! Begitulah jika memberi tidak dengan tulus, hanya untuk mencari "nama". Padahal, memberi persembahan bagi Tuhan berbeda dengan menyumbang ke yayasan sosial. Ini menyangkut komitmen dengan Tuhan.

Ananias dan Safira juga tidak dipaksa mempersembahkan seluruh hasil penjualan tanahnya untuk gereja. Mereka berhak memberi berapa pun. Tergantung kerelaan hati. Masalahnya, mereka berdusta. Sesudah berkomitmen mempersembahkan seluruh hasil penjualan tanah, mereka menahannya sebagian. Masalah lain, mereka tidak tulus memberi persembahan. Mencoba menampilkan kesan bahwa mereka lebih murah hati dari yang sebenarnya. Karena hal inilah mereka berdosa, selain mendustai Allah sekaligus jemaat-Nya, mereka juga telah bengkok hati dalam memberi persembahan. Tindakan mereka mencemari kesaksian gereja sehingga mendapat hukuman berat.

Ketika Anda memberi persembahan, berilah dengan hati tulus. Jangan mengharapkan imbalan apa pun. Kalaupun Anda memberi banyak, jangan merasa menjadi "donatur besar gereja" yang harus diperlakukan khusus. Persembahan bisa menjadi berkat bila muncul dari hati yang tulus. Sebaliknya, bisa menjadi kutuk bila bertolak dari hati yang bengkok —JTI

TUHAN TAK HANYA MELIHAT PERSEMBAHAN AndaDIA MELIHAT KEMURNIAN HATI Anda

Kisah Para Rasul 4:34-5:54:34 Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang

Page 49: Aji KUsuma

yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 4:35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. 4:36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

5:1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. 5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. 5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? 5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." 5:5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.

Dream LoVeR13-09-08, 08:32Hati yang patah dan remuk, tak akan Kaupandang hina, ya Allah Mazmur 51:19

Bacaan: 2 Samuel 12:1-14Setahun: Yehezkiel 22-25

Daud adalah seorang yang berkenan di hati Tuhan, tetapi sekalipun demikian Daud tetap manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan. Salah satu kesalahan Daud yang paling fatal adalah pada saat ia merebut Batsyeba yang notabene istri dari Uria, salah seorang prajuritnya. Untuk mewujudkan keinginannya, Daud menggunakan cara yang jahat, yaitu dengan sengaja menempatkan Uria di garis depan medan pertempuran sehingga ia mati terbunuh.

Skandal yang sangat memalukan ini kemudian dibongkar oleh Nabi Natan. Pada saat dosanya dibongkar, sebetulnya Daud bisa saja menjadi tersinggung dan marah atas kelancangan Nabi Natan. Bahkan dengan mudah ia juga bisa memerintah prajuritnya untuk menghabisi Nabi Natan, sehingga ia tidak akan kehilangan muka. Tetapi Daud tidak melakukannya. Ia juga tidak mencoba berdalih dan mencari kambing hitam atas hal yang telah diperbuatnya. Sebaliknya, dengan hati hancur Daud mengakui dosa besar yang telah diperbuatnya.

Terkadang Tuhan memakai orang lain untuk menegur dan membongkar dosa yang telah kita buat. Yang penting, bagaimana kita meresponi teguran yang demikian. Biarlah kita mau belajar rendah hati dan dengan hati hancur bersedia mengakui kesalahan-kesalahan kita. Sebab hanya dengan begitu kita akan mendapat pemulihan dan pengampunan Allah. Ingatlah bahwa sebuah kedewasaan rohani bukan berarti sempurna tanpa cacat. Kedewasaan rohani adalah sikap seseorang yang dengan hati besar berani jujur dan terbuka untuk mengakui setiap kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat —PK

Page 50: Aji KUsuma

KEDEWASAAN ROHANI SESEORANG TERLIHATPADA WAKTU DOSANYA DIBONGKAR DAN DITEGUR

2 Samuel 12:1-1412:1 TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang lain miskin. 12:2 Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi; 12:3 si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya. 12:4 Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu." 12:5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati. 12:6 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan." 12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul. 12:8 Telah Kuberikan isi rumah tuanmu kepadamu, dan isteri-isteri tuanmu ke dalam pangkuanmu. Aku telah memberikan kepadamu kaum Israel dan Yehuda; dan seandainya itu belum cukup, tentu Kutambah lagi ini dan itu kepadamu. 12:9 Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon. 12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. 12:11 Beginilah firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. 12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi, tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan." 12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati. 12:14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."

Dream LoVeR14-09-08, 10:25Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan,siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum

Page 51: Aji KUsuma

Amsal 11:25

Bacaan: Amsal 11:24-31Setahun: Yehezkiel 26-28

Danau Galilea dan Laut Mati di Palestina memiliki karakteristik yang berbeda. Di Danau Galilea hidup banyak ikan. Para nelayan biasa menangkap ikan di sana. Di sekitarnya hidup bermacam tumbuhan hijau dan subur. Kontras dengan Laut Mati. Air Laut Mati banyak mengandung garam, sehingga tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan di sana. Daerah di sekelilingnya pun kering dan gersang.

Mengapa bisa demikian? Rupanya begini, Danau Galilea memperoleh air dari sungai-sungai kecil yang ada di sekitarnya, lalu mengalirkannya ke Sungai Yordan. Membuat tanah di sepanjang aliran antara danau itu dengan Sungai Yordan menjadi subur. Sebaliknya, Laut Mati memperoleh air dari Sungai Yordan, tetapi ia tidak mengalirkannya ke mana pun. Laut itu sama sekali tidak punya saluran keluar.

Hikmahnya adalah, bahwa membagi berkat itu menyehatkan. Bukan saja bagi orang yang menerima, melainkan juga bagi yang memberi. Maka, jangan menganggap bahwa dengan membagi berkat kepada yang lain, seolah-olah kita melulu yang berkorban. Tidak. Sebab pada saat kita memberi, saat itu juga sebetulnya kita menerima, walaupun mungkin dalam bentuk yang berbeda. Berkat yang kita tebar akan selalu "berbunga" dan "berbuah". Sebaliknya, berkat yang kita simpan hanya untuk diri sendiri malah bisa membusuk.

Sebagai orang kristiani, kita dipanggil untuk menjadi penyalur berkat, seperti Danau Galilea; bukan menjadi penimbun berkat seperti Laut Mati. Dengan memberi kita mendapat, dengan menahan berkat kita justru akan kehilangan (ayat 24) —AYA

DI BALIK BERKAT YANG KITA TERIMATERSIMPAN TANGGUNG JAWAB untuk BERBAGI DENGAN SESAMA

Amsal 11:24-3111:24. Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. 11:25. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. 11:26. Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum. 11:27. Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan. 11:28. Siapa mempercayakan diri kepada kekayaannya akan jatuh; tetapi orang benar akan tumbuh seperti daun muda. 11:29. Siapa yang mengacaukan rumah tangganya akan menangkap angin; orang bodoh akan menjadi budak orang bijak. 11:30. Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak, mengambil hati orang.

Page 52: Aji KUsuma

11:31. Kalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang berdosa!

Dream LoVeR15-09-08, 01:32Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing dombanya,lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan Kejadian 32:7

Bacaan: Kejadian 32:1-12Setahun: Yehezkiel 29-32

Ada sebuah dongeng yang menceritakan mengapa kucing bermusuhan dengan anjing. Dikisahkan bahwa kucing dan anjing dulu berteman akrab. Namun suatu hari kucing menipu anjing dan membuat anjing marah. Sejak itu, anjing membenci kucing. Kucing pun menjadi takut kepada anjing. Selanjutnya, untuk mencegah agar anjing tidak dapat mengendus jejak kucing dengan penciumannya yang tajam, sejak itu kucing selalu mengubur kotorannya.

Hubungan Esau dan Yakub mirip dengan anjing dan kucing di atas. Yakub pernah melakukan sesuatu yang membuat Esau marah besar (Kejadian 27). Itu sebabnya Yakub melarikan diri. Namun dalam perjalanannya kembali ke Kanaan, Yakub akhirnya terpaksa harus bertemu lagi dengan Esau. Hal ini membuatnya takut karena ia ingat apa yang telah diperbuatnya dahulu dan juga kemarahan kakaknya. Sebab itu ia ketakutan kalau-kalau kakaknya akan membalas dendam.

Secara umum, ada dua cara yang dipilih orang untuk menyikapi suatu masalah. Pertama, seperti yang dilakukan oleh Yakub dan oleh kucing dalam dongeng di atas, yaitu melarikan diri. Cara ini memang lebih mudah, tetapi dampak ke depannya masih bisa panjang. Kita bisa terus digelayuti oleh perasaan tidak tenang, dan suatu hari masalah tersebut dapat muncul kembali dengan dampak yang lebih parah. Kedua adalah dengan menghadapi masalah tersebut dan berusaha menyelesaikannya. Cara ini pada awalnya mungkin akan tampak lebih repot dan menakutkan. Namun setidaknya masalah itu tidak akan menjadi berkepanjangan. Cara mana yang Anda pilih? —ALS

JANGAN LARI DARI MASALAHHADAPI DAN SELESAIKANLAH SAMPAI TUNTAS!

Kejadian 32:1-1232:1 Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Allah dengan dia. 32:2 Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: "Ini bala tentara Allah." Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim. 32:3 Sesudah itu Yakub menyuruh utusannya berjalan lebih dahulu mendapatkan Esau, kakaknya, ke tanah Seir, daerah Edom. 32:4 Ia memerintahkan kepada mereka: "Beginilah kamu katakan kepada tuanku, kepada Esau: Beginilah kata hambamu Yakub: Aku telah tinggal pada Laban sebagai orang asing dan diam di situ selama ini.

Page 53: Aji KUsuma

32:5 Aku telah mempunyai lembu sapi, keledai dan kambing domba, budak laki-laki dan perempuan, dan aku menyuruh memberitahukan hal ini kepada tuanku, supaya aku mendapat kasihmu." 32:6 Kemudian pulanglah para utusan itu kepada Yakub dan berkata: "Kami telah sampai kepada kakakmu, kepada Esau, dan iapun sedang di jalan menemui engkau, diiringi oleh empat ratus orang." 32:7 Lalu sangat takutlah Yakub dan merasa sesak hati; maka dibaginyalah orang-orangnya yang bersama-sama dengan dia, kambing dombanya, lembu sapi dan untanya menjadi dua pasukan. 32:8 Sebab pikirnya: "Jika Esau datang menyerang pasukan yang satu, sehingga terpukul kalah, maka pasukan yang tinggal akan terluput." 32:9 Kemudian berkatalah Yakub: "Ya Allah nenekku Abraham dan Allah ayahku Ishak, ya TUHAN, yang telah berfirman kepadaku: Pulanglah ke negerimu serta kepada sanak saudaramu dan Aku akan berbuat baik kepadamu-- 32:10 sekali-kali aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini, sebab aku membawa hanya tongkatku ini waktu aku menyeberangi sungai Yordan ini, tetapi sekarang telah menjadi dua pasukan. 32:11 Lepaskanlah kiranya aku dari tangan kakakku, dari tangan Esau, sebab aku takut kepadanya, jangan-jangan ia datang membunuh aku, juga ibu-ibu dengan anak-anaknya. 32:12 Bukankah Engkau telah berfirman: Tentu Aku akan berbuat baik kepadamu dan menjadikan keturunanmu sebagai pasir di laut, yang karena banyaknya tidak dapat dihitung."

aisuru_ei16-09-08, 09:40hari ini belum ya? :mana:

Dream LoVeR16-09-08, 22:56Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak hancur terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa 2 Korintus 4:8,9

Bacaan: 2 Korintus 4:1-15Setahun: Yehezkiel 33-35

Sepulang sekolah, Kathleen, putri saya, suka bermain bola di rumah. Anak usia empat tahun itu sangat suka memantul-mantulkan bola kesayangannya ke lantai. Suatu saat ia berkata, "Pa, Kathleen suka dengan bola ini. Tiap kali Kathleen membanting bola ini, ia malah melambung tinggi. Lucunya, semakin keras dibanting, ia malah melambung makin tinggi ya, Pa."

Paulus adalah seorang rasul yang berterus terang tentang realitas kehidupan dan pelayanan yang tengah dilakukannya. Sejak menyerahkan diri untuk melayani Tuhan, masalah justru seakan-akan enggan meninggalkannya. Ketika melayani jemaat di Korintus, ia pun tidak bebas dari masalah. Jemaat Korintus terkenal dengan reputasinya yang buruk. Banyak hal yang terjadi dalam jemaat ini, telah menyakitkan hati Allah dan Paulus. Misalnya perpecahan, juga tindakan tidak bermoral. Secara logika, sangat masuk akal bila Paulus mempertanyakan penyertaan Tuhan atas hidupnya, memprotes, atau bahkan mengambek.

Page 54: Aji KUsuma

Namun, Paulus tidak melakukannya. Ia tetap setia memegang komitmen pelayanannya.

Inilah inti "karakter pelayanan kristiani" sejati yang harus dimiliki oleh setiap pelayan Tuhan; di mana pun dan dalam peran apa pun. "Ditindas namun tidak terjepit ... habis akal namun tidak putus asa ... dianiaya namun tidak ditinggalkan sendiri ... dihempaskan namun tidak binasa" (ayat 8,9). Saya menyebutnya "Kristen bola", yang tak menjadi "kempes" walaupun "dibanting" dengan berbagai tantangan dan kesulitan. Apa rahasianya? "Kami senantiasa membawa kematian Yesus dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus nyata dalam tubuh kami" (ayat 10) —MZ

MASALAH SEBESAR APA PUNDAPAT DILEWATI BERSAMA TUHAN

2 Korintus 4:1-154:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. 4:2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. 4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, 4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. 4:5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. 4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. 4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. 4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. 4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. 4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. 4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. 4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. 4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar

Page 55: Aji KUsuma

berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

Dream LoVeR17-09-08, 06:06Supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia,tetapi pada kekuatan Allah 1 Korintus 2:5

Bacaan: 1 Korintus 2:1-5Setahun: Yehezkiel 36-39

Jacky Chan, bintang film laga Hong Kong yang sudah mendunia, mengunjungi Indonesia pascabencana tsunami Aceh. Ia datang mewakili selebriti Hong Kong yang memberi sumbangan sebagai tanda empati atas penderitaan yang dialami rakyat Aceh. Dalam sebuah wawancara di salah satu televisi swasta, seorang wartawan bertanya, "Hampir di setiap film, Anda berperan sebagai seorang pahlawan. Menurut Anda, apa kriteria pahlawan itu?" Ia menjawab singkat, "Orang biasa yang melakukan sesuatu yang luar biasa."

Kitab Hakim-hakim adalah kitab yang menceritakan perjuangan para pahlawan atau pemimpin militer sebelum Israel menjadi sebuah kerajaan. Jadi bukan hakim dalam pengertian sekarang. Banyak tokoh hebat dalam kitab Hakim-hakim dan kisahnya diceritakan secara panjang lebar. Namun Samgar hanya diceritakan secara singkat—dalam satu ayat (Hakim-hakim 3:31). Berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya. Samgar tipikal sosok yang sederhana. Dalam melawan orang Filistin pun, ia hanya memakai tongkat pengusir lembu sebagai senjata—bukan pedang atau tombak seperti lazimnya orang berperang. Samgar adalah orang sederhana dengan prestasi spektakuler.

Tuhan dapat memakai siapa saja secara luar biasa, pun bila kita hanyalah orang biasa. Kuncinya, kita mau berusaha yang terbaik, sambil tetap mengandalkan diri pada hikmat Allah, bukan pada kekuatan sendiri (ayat 5). Bagaimana dengan kita? Boleh jadi kita bukan orang hebat seperti Otniel, Ehud, atau Simson—tokoh-tokoh dalam kitab Hakim-hakim, tetapi orang sederhana seperti Samgar. Jangan berkecil hati. Sebab itu bukan halangan untuk melakukan sesuatu yang luar biasa —NDA

JANGAN KECIL HATI KARENA KITA ORANG BIASASEBAB ALLAH YANG MEMILIKI KITA LUAR BIASA

1 Korintus 2:1-52:1 Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. 2:2 Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. 2:3 Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. 2:4 Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat

Page 56: Aji KUsuma

yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, 2:5 supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Dream LoVeR18-09-08, 05:40Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu,sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Matius 7:3

Bacaan: Matius 7:1-5Setahun: Yehezkiel 40-42

Istri saya sudah tuli," keluh seorang suami kepada dokter pribadinya. "Saya harus bicara berkali-kali padanya, barulah ia mengerti." Sang dokter lantas memberi usul: "Bicaralah dengannya dari jarak sepuluh meter. Jika tak ada respons, coba dari jarak lima meter, lalu dari jarak satu meter. Dari situ kita akan tahu tingkat ketuliannya."

Si suami mencobanya. Dari jarak sepuluh meter, ia bertanya pada istrinya, "Kamu masak apa malam ini?" Tak terdengar jawaban. Ia mencoba dari jarak lima meter, bahkan satu meter, tetap saja tak ada respons. Akhirnya ia bicara di dekat telinga istrinya, "Masak apa kamu malam ini?" Si istri menjawab: "Sudah empat kali aku bilang: sayur asam!" Rupanya, sang suamilah yang tuli.

Saat mengkritik orang lain, kita kerap kali tidak sadar bahwa kita pun memiliki kelemahan yang sama, bahkan mungkin lebih parah. Ada kalanya apa yang tidak kita sukai dari orang lain adalah sifat yang tidak kita sukai dari diri sendiri. Kita belum bisa mengatasi satu kebiasaan buruk, kemudian jengkel saat melihat sifat buruk itu muncul dalam diri orang lain, sehingga kita memintanya untuk berubah.

Tuhan Yesus tidak melarang kita menilai orang lain secara kritis. Namun, janganlah membesar-besarkan kesalahan orang lain dengan mengabaikan kesalahan diri sendiri. Jika kita memakai standar atau ukuran tinggi dalam menilai orang lain, pastikan kita sendiri sudah memenuhi standar yang kita buat. Yang terbaik adalah introspeksi diri terlebih dulu sebelum memberi kritik kepada orang lain —JTI

MAKIN TINGGI STANDAR YANG KITA BUAT BAGI SESAMAMAKIN TINGGI STANDAR YANG HARUS KITA SENDIRI PENUHI

Matius 7:1-57:1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Page 57: Aji KUsuma

aisuru_ei18-09-08, 10:43thx ya :thumbup:

Dream LoVeR20-09-08, 06:46Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyahMazmur 62:2-3

Bacaan: Mazmur 62:1-13Setahun: Yehezkiel 46-48

Pada tahun 80-an ada sebuah film berjudul Bodyguard yang dibintangi Kevin Costner dan Whitney Houston. Film ini bercerita tentang Houston sebagai artis yang hidupnya dikelilingi oleh para penggemar fanatik yang ingin mencelakai dirinya. Untuk melindungi diri, ia lalu menggunakan jasa pengawal pribadi, seorang veteran angkatan perang. Dalam film itu ditunjukkan bagaimana peralatan canggih digunakan di seluruh rumah Houston untuk membuatnya bisa tidur tenang.

Setiap orang tentunya ingin hidup tenang. Sebab apalah artinya kita memiliki segala sesuatu, tetapi hidup tidak tenang; selalu gelisah, galau, dan selalu dikejar ketakutan? Sayang orang kerap salah mencari sumber ketenangan. Misalnya, dengan menggantungkan hidup pada bodyguard, senjata, uang, atau jabatan.

Ketenangan yang sejati tidak terletak pada semua itu, tetapi pada kedekatan dengan Tuhan. Sebab Tuhan adalah Pemilik sesungguhnya dari kehidupan ini. Tuhan adalah adalah sumber pengharapan dan perlindungan. Seperti yang disaksikan oleh Daud dalam Mazmur bacaan kita. Daud pernah hidup terlunta-lunta sebagai pelarian ketika dikejar-kejar oleh Saul yang ingin membunuhnya, dan ia merasakan betul bagaimana kasih dan kuasa Tuhan melindunginya.

Anda mendambakan ketenangan? Kuncinya: jangan jauh-jauh dari Tuhan. Tidak berarti hidup kita kemudian menjadi lurus dan mulus, juga tidak lantas kita bebas lepas dari segala masalah. Tidak. Masalah dan rintangan bisa tetap ada, tetapi seberapa pun besarnya masalah yang mendera dan rintangan yang menghadang, itu tidak akan merenggut ketenangan kita — AYA

DEKAT DENGAN TUHANITU KUNCI KETENANGAN HIDUP

Mazmur 62:1-1362:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. 62:2 Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. 62:3 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

Page 58: Aji KUsuma

62:4 Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh? 62:5 Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka mengutuki. Sela 62:6 Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. 62:7 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

62:8 Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. 62:9 Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela 62:10 Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin. 62:11 Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya. 62:12 Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, 62:13 dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Dream LoVeR21-09-08, 05:03Mereka menerima tiga puluh uang perak, yaitu harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang IsraelMatius 27:9

Bacaan: Matius 26:6-16; Yohanes 10:17,18Setahun: Daniel 1-3

Selama ini saya menduga Yudas menjual Gurunya seharga tiga puluh keping uang perak karena sifatnya yang tamak. Cerita yang tertulis di dalam Alkitab mengenai Yudas meyakinkan saya akan hal ini (Matius 26:8,9; Yohanes 12:6).

Saya mencoba menghitung nilai uang perak itu dalam rupiah. Menurut Dake’s Bible, tiga puluh keping uang perak sama nilainya dengan 19,20 dolar Amerika. Katakanlah satu dolar Amerika setara dengan Rp9.000,00. Berarti "harga" Yesus kurang lebih adalah Rp172.800,00. Murah sekali! Jadi, pasti uang bukan menjadi faktor utama Yudas menjual Yesus. Apalagi kemudian Yudas mengembalikan uang itu kepada para imam.

Rupanya Yudas memiliki harapan seperti orang Yahudi pada umumnya, yaitu menjadikan Yesus sebagai pahlawan secara politik dengan cara melawan kekaisaran Romawi. Namun, ketika orang banyak berniat mengangkat-Nya menjadi raja, Yesus malah mengasingkan diri. Bukan hanya itu, Yesus juga malah mengajar mereka untuk memberikan kepada kaisar apa yang menjadi haknya. Jadi, cara yang paling pamungkas untuk memaksa Yesus melawan adalah dengan menyerahkan Dia kepada para imam. Namun, Yesus memilih jalan salib. Yudas pun frustrasi dan gantung diri (Matius 27:5).

Bila direnungkan, kerap kali kita juga "mengkhianati dan menjual" Yesus demi mencapai tujuan kita sendiri, yaitu ketika kita memaksakan cara dan kehendak kita sendiri. Namun,

Page 59: Aji KUsuma

Yudas telah menjadi contoh agar kita tak mengulang kesalahannya. Tuhan tahu yang lebih baik. Biarlah dalam seluruh aspek kehidupan kita belajar tunduk dan mengikuti jalan-Nya —ACH

KERAP KALI KITA MERASA TAHU MANA YANG BAIKTETAPI ALLAH SELALU MEMIMPIN KITA PADA YANG TERBAIK

Matius 26:6-16; Yohanes 10:17,1826:6 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta, 26:7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan. 26:8 Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini? 26:9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin." 26:10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku. 26:11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. 26:12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. 26:13 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia." 26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. 10:18 Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."

Dream LoVeR22-09-08, 04:12Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk AkuMatius 25:40

Bacaan: Matius 25:31-40Setahun: Daniel 4-6

Di sebuah kapel terpasang lukisan seorang malaikat yang sedang menimba air. Wajahnya cerah pertanda sukacita saat ia melakukan tugas itu. Keringat yang masih membekas di wajah

Page 60: Aji KUsuma

menjadi bukti bahwa ia serius menjalankan tugasnya. Dalam hati saya bertanya, "Apa tidak keliru? Itukah tugas malaikat? Bukankah malaikat bertugas melayani Allah, bukan mengerjakan hal-hal yang tampaknya duniawi seperti menimba air?"

Acap kali kita membedakan hal-hal yang rohani dan jasmani. Ketika melayani dan beribadah di gereja, kita seperti sedang mengerjakan hal yang rohani. Sementara saat menjalankan pekerjaan sehari-hari, kita menganggapnya kegiatan duniawi. Kitab Matius memberi cara pandang berbeda. Pada hari penghakiman terakhir, Tuhan datang dalam kemuliaan-Nya. Dia memisahkan seorang demi seorang (ayat 32). Lalu kepada mereka yang ada di sebelah kanan-Nya, Tuhan berkata, "Terimalah kerajaan yang telah disediakan bagimu." Apa dasarnya? "Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan" (ayat 35). Apa yang dilakukan kepada sesama, berarti juga dilakukan untuk Tuhan. Itulah ibadah! Ibadah menyangkut dimensi vertikal—hubungan dengan Allah, dan dimensi horisontal—hubungan dengan sesama.

Bila Anda melakukan aktivitas sehari-hari dengan tujuan memuliakan Tuhan, itu pun sudah bisa disebut ibadah. Maka, apa pun pekerjaan dan aktivitas yang Anda lakukan hari ini, jalanilah semuanya dengan hati gembira seperti malaikat yang menimba air dalam lukisan tadi —MZ

JADIKAN AKTIVITAS DALAM HIDUP KESEHARIAN KITASEBAGAI IBADAH KEPADA ALLAH

Matius 25:31-4025:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Page 61: Aji KUsuma

Dream LoVeR23-09-08, 01:39Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian AllahPengkhotbah 3:13

Bacaan: Lukas 16:19-31Setahun: Daniel 7-9

Ada sebuah karikatur bergambar dua batu nisan bersebelahan. Nisan yang satu bertuliskan, "Di sini terbaring jenazah Peter yang meninggal karena terlalu banyak makan gandum". Sedangkan nisan yang lain bertuliskan, "Di sini terbaring jenazah Akharia yang meninggal karena gandum Peter tidak pernah singgah di sini". Sebuah sindiran yang sangat mengena bagi kita.

"Jauh di mata, dekat di hati" merupakan ungkapan yang indah tentang kedekatan batin—kedekatan batin yang terjalin meski tak berjumpa secara fisik. Namun, atas perumpamaan Tuhan yang satu ini berlaku prinsip yang sebaliknya, yakni "dekat di mata, jauh di hati". Betapa dekatnya Lazarus tinggal dengan si orang kaya. Hanya "... dekat pintu rumah orang kaya itu" (ayat 20). Begitu dekatnya ia untuk disapa, diperhatikan, dan ditolong. Namun, Lazarus malah mati mengenaskan dalam kemiskinan. Sangat kontras jika dibandingkan dengan kemakmuran "si tetangga". Mengapa? Semua tahu jawabnya. Persis seperti karikatur di atas.

Sebenarnya banyak penderitaan di dunia ini tak perlu terjadi, jika orang-orang terdekat dari orang yang menderita mau berbuat sesuatu. Tuhan mengizinkan kedekatan fisik terjadi agar kita tergerak berbagi kasih dengan mereka. Dengan anak yang perlu diperhatikan dan tetangga yang sakit; dengan nenek yang duduk sendirian di sebelah kita waktu di gereja dan Bi Inem yang ayahnya (di desa) sakit keras; dengan Pak Pos yang rutin mengantar surat ke rumah kita dan Pak Jo yang setia mengangkut sampah dari rumah kita. Dan banyak lagi. Ya, mereka ada "dekat di mata" justru agar tersedia tempat di hati kita bagi mereka —PAD

SEGALA YANG KITA DAPAT DARI TUHANLAYAK KITA BAGIKAN KEPADA SESAMA YANG MEMBUTUHKAN

Lukas 16:19-3116:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam

Page 62: Aji KUsuma

maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 16:30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

aisuru_ei23-09-08, 10:34thx again ya.. :thumbup:

Dream LoVeR24-09-08, 05:36Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus Matius 28:19

Bacaan: Matius 28:16-20Setahun: Daniel 10-12

Film Mission Impossible yang dibintangi Tom Cruise sempat menjadi boxoffice pada tahun 2006. Film yang diangkat dari serial televisi berjudul sama ini berkisah tentang agen Ethan Hunt yang mendapatkan misi yang teramat berat, bahkan nyaris mustahil. Dalam upaya mewujudkan misinya itu Hunt tidak sendiri. Ia dibantu teman-temannya yang tergabung dalam Impossible Mission Force (IMF).

Seperti film-film Hollywood yang lain, sesulit apa pun misi yang diemban oleh Hunt dan teman-temannya, pada akhirnya mereka berhasil menuntaskannya. Mereka sanggup mengubah apa yang tadinya dianggap "mustahil" menjadi "tidak mustahil". Kuncinya terletak pada penggunaan peralatan canggih dan kemampuan para tokohnya.

Sebagai pengikut Kristus kita pun memiliki misi yang harus diemban di dunia ini, yaitu

Page 63: Aji KUsuma

menjadikan semua bangsa murid Kristus. Dari sisi "target akhirnya", betul, ini sungguh tugas yang teramat berat. Bayangkan, menjadikan semua bangsa murid Kristus—walaupun pasti bukan sebuah mission impossible. Sebab kalau itu mustahil, Tuhan Yesus pun tentu tidak akan memerintahkannya.

Namun, dari sisi bagaimana misi tersebut dapat diwujudkan, sebetulnya tidaklah "seberat" itu. Maksudnya, kita semua bisa turut berperan serta. Caranya? Yaitu dengan menjadikan hidup kita sebagai kesaksian yang indah bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan begitu, mereka melihat dan merasakan sapaan kasih Kristus lewat tindakan dan ucapan kita, lalu tergerak untuk mengikut Kristus. Kuncinya terletak pada kasih kita kepada Tuhan dan kepedulian kita terhadap sesama —AYA

HIDUP MENCERMINKAN KRISTUS DALAM SIKAP DAN LANGKAHADALAH KESAKSIAN HIDUP YANG PALING NYARING

Matius 28:16-2028:16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Dream LoVeR25-09-08, 06:23Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan ... burung-burung ... ternak dan atas seluruh bumi ... segala binatang melata Kejadian 1:26

Bacaan: Kejadian 1:1-31Setahun: Hosea 1-4

Bioteknologi adalah sebuah bidang ilmu yang menerapkan kemajuan teknologi ke dalam bidang ilmu biologi. Prospek kemajuan yang ditawarkan oleh bidang ilmu yang satu ini sungguh luar biasa. Mulai dari yang sudah kita anggap normal, seperti semangka tanpa biji, sampai kepada yang masih terasa bagaikan mimpi seperti mengganti anggota tubuh kita yang rusak dengan teknologi sel punca (stem cell).

Namun, perkembangan ini juga menimbulkan banyak masalah etika. Kemajuan yang ditawarkan tersebut acap kali berbenturan dengan batas-batas etika yang selama ini dipegang oleh masyarakat. Sebagai contoh, teknologi embryonic stem cell membutuhkan janin sebagai bahan percobaannya. Tak heran begitu banyak perdebatan yang terjadi di kalangan para ahli etika seputar isu-isu bioteknologi tersebut.

Page 64: Aji KUsuma

Disadari atau tidak, perkembangan bioteknologi memang membawa perubahan yang besar dalam pola pikir manusia mengenai seluruh alam dan ciptaan. Manusia, dengan perkembangan bioteknologi, seakan-akan merasa mampu mengubah alam dan kemudian menciptakan kehidupan baru. Dengan demikian, manusia merasa bahwa ia adalah allah. Dan karena itu, ia tidak lagi memerlukan Allah yang sejati.

Sebagai umat percaya, kita harus berhati-hati terhadap isu ini. Sebab seperti yang kita baca dalam bacaan Alkitab hari ini, tampak jelas siapa Tuhan dan siapa kita. Dia adalah pencipta segala sesuatu, sedangkan kita, betapa pun hebat dan canggihnya, tetap hanyalah ciptaan yang penuh keterbatasan. Tanpa Dia kita tidak ada. Terlepas dari Dia kita binasa —ALS

SEMAJU APA PUN TEKNOLOGI MANUSIAKITA TETAP CIPTAAN YANG BERGANTUNG KEPADA SANG PENCIPTA

Kejadian 1:1-311:1. Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

1:3. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

1:6. Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 1:7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.

1:9. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 1:10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 1:12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

1:14. Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan

Page 65: Aji KUsuma

jadilah demikian. 1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

1:20. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 1:21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 1:22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 1:23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.

1:24. Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 1:25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

1:26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

1:29. Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.

1:31. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Dream LoVeR27-09-08, 06:22Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara Amsal 11:13

Bacaan: Amsal 11:9-13

Page 66: Aji KUsuma

Setahun: Hosea 8-11

Ibu Debi jengkel sekali. Dua hari lalu, ia baru saja menceritakan uneg-unegnya pada istri pendeta di gerejanya. Ia menceritakan perihal suaminya yang diduga menyeleweng. Suatu pagi, teman satu gereja menelepon dan bertanya: "Ada masalah apa dengan suamimu?" Ibu Debi kaget sekaligus kecewa. Kabar soal suaminya sudah sampai ke telinga para ibu di komisi wanita. Rupanya, dalam persekutuan doa ibu-ibu kemarin malam, sang istri pendeta memasukkan namanya ke dalam pokok doa. "Doakan Ibu Debi yang sedang punya masalah dengan suaminya," katanya. Walau berniat baik dan tak menyebut masalahnya secara rinci, si istri pendeta telah gagal menjaga rahasia.

Di gereja, banyak orang kecewa karena berhadapan dengan orang yang tak bisa menjaga rahasia. Ini masalah serius. Membocorkan rahasia berarti mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan seseorang. Walaupun tanpa sengaja, dampaknya tetap merusak. Amsal mengingatkan, mulut yang mengucapkan apa yang tidak perlu bisa "membinasakan sesama" (ayat 9), bahkan "meruntuhkan kota" (ayat 10). Selanjutnya, ketidakmampuan menyimpan rahasia juga menandakan bahwa orang itu tidak setia dan tidak bisa mengendalikan diri (ayat 12). Seseorang yang bijak seharusnya tahu kapan saatnya berdiam diri dan kapan saatnya menutupi perkara.

Sekali gagal menjaga rahasia, orang lain akan kapok untuk berbagi rasa lagi dengan kita. Mereka akan menutup diri karena merasa tidak aman. Akibatnya, kita akan kehilangan persekutuan yang akrab dan mendalam. Oleh sebab itu, mulai sekarang kendalikanlah lidahmu! Stop membicarakan yang tidak perlu —JTI

LEBIH BAIK MEMILIH APA PUN YANG AKAN ANDA KATAKANKETIMBANG MENGATAKAN APA PUN YANG ANDA PILIH

Amsal 11:9-1311:9 Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia, tetapi orang benar diselamatkan oleh pengetahuan. 11:10 Bila orang benar mujur, beria-rialah kota, dan bila orang fasik binasa, gemuruhlah sorak-sorai. 11:11 Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya. 11:12 Siapa menghina sesamanya, tidak berakal budi, tetapi orang yang pandai, berdiam diri. 11:13 Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara.

Dream LoVeR28-09-08, 05:43Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya Lukas 21:4

Bacaan: Lukas 21:1-4Setahun: Hosea 12-14

Page 67: Aji KUsuma

Kak Yanto adalah seorang penarik becak berusia separuh baya. Ia biasa mangkal di depan Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Penghasilannya tidak tetap. Kalau sedang sepi, ia hanya memperoleh sekitar Rp10.000,00 sehari. Kalau sedang ramai, biasanya sehari bisa sampai Rp25.000,00-Rp30.000,00. Dari penghasilannya itu, selain tentu untuk menghidupi istri dan tiga orang anaknya di kampung, Pak Yanto juga selalu menyisihkan untuk memberi persembahan bagi gerejanya yang tengah direnovasi.

Ada dua hal yang membuat sebuah pemberian itu berharga. Pertama, ketulusan yang mendasari; memberi karena memang mau memberi. Titik. Bukan, misalnya, supaya mendapat pujian atau berharap ucapan terima kasih. Motivasi tidak tulus akan mengurangi nilai sebuah pemberian. Kedua, adanya pengorbanan di baliknya. Pemberian yang bertolak dari keterbatasan dan kekurangan si pemberi akan jauh lebih bernilai, terlepas besar kecilnya nilai nominal pemberian itu.

Inilah yang dilakukan oleh janda miskin yang kita renungkan hari ini. Ia memberi banyak justru dalam kekurangannya. Dan dari pemberiannya itu tercermin pula ketulusan. Ia memberi tanpa berpikir apa yang akan diperolehnya sebagai balasan; betul-betul sebuah pemberian atas dasar kerelaan dan karena keinginan untuk memberi yang terbaik. Itulah sebabnya di mata Tuhan, pemberiannya itu jauh lebih bernilai dari semua pemberian yang lain (ayat 3). Ya, sebuah pemberian dapat menunjukkan besarnya kasih di baliknya ketika kita melakukannya tanpa pamrih, dan ketika kita harus berkorban untuk memberikannya —AYA

NILAI SEBUAH PEMBERIAN TERLETAK PADAKETULUSAN DAN PENGORBANAN YANG MELANDASINYA

Lukas 21:1-421:1 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. 21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. 21:3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. 21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Dream LoVeR29-09-08, 10:28Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah mengetahuinya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan"Markus 6:38

Bacaan: Markus 6:30-44Setahun: Yoel 1-3

Mukjizat lima roti dan dua ikan diawali dengan belas kasihan Yesus (ayat 34). Namun rupanya Yesus tidak bermaksud bekerja sendirian. Ia meminta partisipasi dari pihak orang

Page 68: Aji KUsuma

banyak. Sabda-Nya, "Berapa banyak roti yang ada padamu?" Bahkan tidak hanya bertanya, Dia juga menekankan perlunya partisipasi itu. Mari perhatikan sabda lanjutan-Nya, "Cobalah periksa!" Dan, akhirnya dari hasil pemeriksaan itu, mereka mendapatkan lima roti dan dua ikan.

Mukjizat Tuhan tidak dilakukan di dalam kehampaan. Yesus meminta kita untuk mengambil bagian. Apabila kita mengelak dengan mengatakan bahwa kita tidak memiliki apa pun, Yesus akan "masuk" lebih dalam dan Dia akan berkata, "Coba periksa dulu ... periksa ... periksa ... apa yang ada padamu!" Dan bila kita sudah menemukannya, bawalah itu kepada-Nya. Dia akan "mengambilnya ... menengadah ke langit, mengucapkan berkat atas apa yang kita bawa, dan memberkatinya", kemudian menggunakan hal itu demi menjadi berkat yang lebih berarti bagi hidup orang-orang lain di sekitar kita.

Kita belajar satu hal penting dari kisah lima roti dua ikan yang menjadi makanan untuk lima ribu orang dan bersisa dua belas bakul. Mukjizat Tuhan dimulai dengan belas kasihan Tuhan yang berpadu dengan keterlibatan dari umat yang bersedia.

Adakah Anda bersedia dipakai menjadi saluran mukjizat Tuhan? Periksalah apa yang ada pada Anda dan bawalah itu kepada Yesus agar diberkati dan dipakai-Nya. Dia tidak pernah meminta apa yang Anda tidak punya. Dia meminta apa yang Anda punya. Anda mengatakan bahwa Anda tidak punya apa-apa? Cobalah periksa dulu! —DKL

BAWALAH talenta Anda KEPADA TUHANdia akan melipatgandakannya

Markus 6:30-446:30 Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. 6:31 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. 6:32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. 6:33 Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. 6:34 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. 6:35 Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. 6:36 Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini." 6:37 Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?" 6:38 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan." 6:39 Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas

Page 69: Aji KUsuma

rumput hijau. 6:40 Maka duduklah mereka berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. 6:41 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya dibagi-bagikan kepada orang-orang itu; begitu juga kedua ikan itu dibagi-bagikan-Nya kepada semua mereka. 6:42 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. 6:43 Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti dua belas bakul penuh, selain dari pada sisa-sisa ikan. 6:44 Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki.

Dream LoVeR30-09-08, 01:48Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Surga Matius 19:12

Bacaan: 1 Korintus 7:25-40Setahun: Amos 1-4

Sebuah cerita humor. Seorang gadis lajang berdoa begini: "Ya Tuhan, kalau memang ia jodohku, dekatkanlah. Kalau bukan jodohku, jodohkanlah. Kalau ia bukan jodohku, jangan sampai ia dapat jodoh yang lain, selain aku. Amin."

Status melajang kerap kali dianggap menyusahkan atau bahkan dirasa sebagai aib bagi yang menyandangnya. Perasaan itu muncul biasanya karena si lajang mendengarkan perkataan orang lain. Padahal sebetulnya yang penting bukan statusnya, tetapi sikap dalam menghadapinya. Jika disikapi secara positif, maka sisi-sisi positifnya akan tampak. Bukankah orang yang melajang punya waktu luang dan konsentrasi lebih besar untuk berkarya? Melajang juga bukan berarti hidup sendiri, karena orang yang melajang justru punya kesempatan lebih banyak untuk membangun relasi dengan orang lain.

Mempunyai pasangan hidup atau menikah, tak serta merta membuat segalanya menjadi lebih baik. Paulus malah mengingatkan akan "harga" yang harus dibayar dalam hidup berpasangan (ayat 33-34). Intinya kalaupun berpasangan, janganlah sampai kita terbelenggu perkara duniawi. Jangan sampai riak-riak pernikahan malah menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Jadi baik sendiri ataupun berpasangan, tanggung jawab kita di hadapan Tuhan tetap sama; berkarya memuliakan nama-Nya. Bila menikah, bijaklah membina keluarga. Bila hidup lajang, bajiklah membawa diri. Bagi lajang yang sangat ingin menikah, ingatlah bahwa hidup kita ada di tangan-Nya. Jalani apa pun hidup Anda dengan rasa syukur. Percayakanlah hidup Anda pada rencana dan kebijaksanaan-Nya. Tuhan tahu yang terbaik —DYA

melajang maupun menikahkita sama-sama mesti memuliakan nama-nya!

Page 70: Aji KUsuma

1 Korintus 7:25-407:25 Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari Allah. 7:26 Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya. 7:27 Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang! 7:28 Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu. 7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; 7:30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; 7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu. 7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. 7:33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, 7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. 7:35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan. 7:36 Tetapi jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa. 7:37 Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik. 7:38 Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik. 7:39 Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya. 7:40 Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.

Dream LoVeR01-10-08, 08:11You did it to Me.Matthew 25:40 NAS

Page 71: Aji KUsuma

Daily Bible Reading:1 Samuel 11-13, Luke 24:45-53, Psalm 63, Proverbs 22:17-23

A minister on Chestnut Street in Philadelphia noticed a homeless man coming towards him. He was filthy and his beard was caked with rotten food. He was holding a cup of coffee and the lip of the cup was dirty. Staggering up to him the homeless man exclaimed, "Hey, mister. You want some of my coffee?" The pastor really didn't, but he thought it was the right thing to do, so he said, "Sure, I'll take a sip." When he handed the cup back he remarked, "You're generous giving away your coffee." Looking at him the derelict man replied, "Well, it was particularly delicious today, and I think if God gives you something that good you should share it!"

The pastor continued: "I figured I was being set up and it would cost me five bucks. So I asked him, 'Is there something I can do for you in return?' The man answered, 'Yeah, you can give me a hug!' (To tell the truth, I was hoping for the five dollar option!) He put his arms around me, and I suddenly realised he wasn't going to let me go! People were passing by and staring at me. There I was, dressed in my establishment garb, hugging this filthy man! I was embarrassed. Then little by little my embarrassment changed to awe. I heard a voice echoing down the corridors of time saying, 'I was hungry; did you feed Me? I was naked; did you clothe Me? I was sick; did you care for Me? I was the homeless man you met on Chestnut Street… did you hug Me? For if you did… you did it to Me.'"

Dream LoVeR02-10-08, 10:35Bacaan hari ini: Mazmur 104Ayat mas hari ini: Mazmur 8:4,5Bacaan Alkitab Setahun: Amos 8-9; Obaja 1

Suatu sore, saya asyik bercengkerama dengan anak saya yang baru berusia dua setengah tahun. Langit sore yang lembayung tampak begitu indah, sehingga sayang untuk kami lewatkan sambil bersantai di kursi panjang. Dengan asyik anak saya menelusuri langit dengan jari mungilnya yang tertuding ke atas, sembari menyanyi “Pelangi, pelangi, alangkah indahmu ….” Tiba-tiba senandungnya yang patah-patah itu terhenti dan ia bertanya, “Ma, Tuhan ada di mana?” Saya agak terkejut mendengarnya, tetapi dengan segera saya menja-wab, “Tuhan ada di hatimu, Nak. Di hati Mama juga.”

Sebagai orang dewasa, benak kita cenderung penuh dengan berbagai urusan. Maka, tak heran bila sedang memandang ciptaan Tuhan dan keindahan alam, kita jarang mengingat Pribadi yang telah menciptakan semua itu (Mazmur 104:24). Padahal, sesungguhnya hal itu merupakan saat-saat indah di mana Tuhan menyapa kita dengan kesejukan kasih-Nya, khususnya di tengah-tengah berbagai urusan kita di dunia ini. Bahkan manakala kita berada di tengah gelapnya kehidupan, alam akan mengingatkan kita bahwa Allah yang menciptakan semesta yang agung, sesungguhnya juga memer-hatikan kita pribadi demi pribadi, termasuk segala keberatan di hidup kita (Mazmur 8:4,5).

Marilah kita menikmati karunia Allah yang dari waktu ke waktu mewakili senyum kasih-

Page 72: Aji KUsuma

Nya. Langit yang biru, mentari senja yang memerah, pelangi yang membusur dengan cantiknya, pegunungan yang gagah, lautan yang menggelora, dan banyak lagi yang lain, akan selalu menunjuk kepada kebesaran penciptanya

TANGAN ALLAH MENCIPTA ALAM YANG BEGITU LUAS TETAPI DIA JUGA BISA MENDEKAP SAYA YANG BEGITU KECIL

Dream LoVeR03-10-08, 10:29Bacaan hari ini: Kejadian 36:1-8Ayat mas hari ini: Yesaya 49:16Bacaan Alkitab Setahun: Yunus 1-4

Saya mengenal seorang ibu yang begitu mengasihi anaknya. Bahkan sekalipun si anak berlaku tidak baik, sang ibu tak kehilangan rasa sayangnya. Suatu kali, si anak marah, meninggalkan rumah, dan tak kembali. Beberapa orang meminta si ibu untuk membiarkannya saja karena si anak sangat kurang ajar. Orang-orang yang tak tahan melihat perilakunya mengatakan bahwa ia adalah “anak yang patut dibuang”. Akan tetapi, si ibu tidak menggubris. Ia terus berusaha mencari anaknya dan berharap anaknya kembali. Bagi saya, kasih ibu ini tampak ajaib, sebab saat orang lain “membuang” si anak, sang ibu mencarinya.

Gambaran tokoh Esau dalam Alkitab juga serupa dengan anak di atas. Esau, bisa dikatakan tidak menghargai kasih Allah. Ia memandang rendah hak kesulungan yang dimilikinya dan dengan mudah menjualnya dengan harga yang tak setimpal. Namun, Alkitab tak berhenti mencatat tentang kehidupannya, dan seluruh ayat dalam Kejadian 36 menceritakan bagaimana Allah terus memelihara Esau dan keturunannya. Walaupun Esau bisa dianggap sebagai “anak yang kurang ajar dan patut dibuang”, tetapi Allah tetap mengasihinya. Itulah kejaiban kasih Allah.

Dalam perjalanan hidup ini, kita juga bisa bersikap “kurang ajar”. Bahkan barangkali manusia bisa tidak tahan menghadapi sikap atau perilaku kita. Namun, ketika orang lain sulit menerima kita, Allah terus mencari kita. Kasih-Nya selalu sangat besar kepada kita. Dan setiap kita adalah objek kasih-Nya yang besar. Maukah kita menyambut kasih ajaib itu dan menghargainya dengan sungguh-sungguh?

BAHKAN KETIKA SEMUA ORANG SEOLAH-OLAH ”MEMBUANG” KITA ALLAH TERUS MENCARI KITA

Dream LoVeR04-10-08, 06:57Bacaan hari ini: Mazmur 150Ayat mas hari ini: Mazmur 150:6Bacaan Alkitab Setahun: Mikha 1-3

Kata “Puji Tuhan” kerap kita dengar saat seseorang bersaksi bahwa ia telah mengalami atau

Page 73: Aji KUsuma

menerima berkat Tuhan; misalnya mendapatkan sesuatu, lulus ujian, atau sembuh dari sakit. Sepertinya kata ini tidak jauh dengan perasaan bersyukur. Namun, apa benar hanya pada saat-saat demikian kita perlu berkata, “Puji Tuhan”?

Mazmur 150 mengajarkan kepada kita, mengapa dan kapan kita harus memuji-Nya. Mazmur ini sungguh tepat untuk mengakhiri kitab yang penuh dengan berbagai pengalaman dan perasaan para penulisnya. Para pemazmur menuangkan setiap pengalaman mereka—bisa pujian atau keluhan, syukur atau permohonan, keyakinan atau keraguan. Namun, atas setiap pengalaman naik turun itu, setelah perjuangan, pergumulan, peperangan yang harus dilalui, mereka mengakhirinya dengan satu nya-nyian yang mantap bahwa Tuhan sungguh layak dipuji. Sama dengan para pemazmur, tidak ada anak Tuhan yang luput dari gelombang kehidupan. Perjalanan hidup manusia selalu kaya dengan aneka pengalaman; baik-buruk, senang-susah, berhasil-gagal. Namun, atas setiap pengalaman itu, Allah tetap berdaulat. Dan bila kita hidup melekat kepada-Nya, pasti kemenangan yang akan kita alami.

Kelak seluruh dunia akan menaikkan pujian seperti Mazmur 150 ini. Dan pujian yang dipersembahkan bagi-Nya, disajikan layaknya sebuah orkestra: semua alat musik dipadu untuk menembangkan kemegahan-Nya! Ditambah dengan tari-tarian yang mengekspresikan syukur melimpah. Jadi mulai saat ini, atas setiap hal yang terjadi dalam hidup kita, mari berlatih untuk berkata, “Puji Tuhan!”

TERPUJILAH TUHAN YANG MULIA ATAS SETIAP PERISTIWA YANG KITA TERIMA

Dream LoVeR05-10-08, 15:06Bacaan hari ini: Imamat 25:1-22Ayat mas hari ini: Keluaran 20:8Bacaan Alkitab Setahun: Mikha 4-7

Kehidupan kerap kali menjebak manusia dengan ritme yang terlalu cepat dan tanpa jeda. Padahal Tuhan yang merancang manusia sejak semula, memberi kita perintah untuk beristirahat, dengan mengkhususkan sabat. Tuhan hendak menunjukkan cinta-Nya melalui sabat. Hidup seluruh ciptaan akan seimbang melalui penerapan sabat. Bahkan, bukan manusia saja yang diperintahkan untuk beristirahat, tetapi juga tanah. Dalam Imamat 25, Tuhan Allah menerapkan tahun sabat bagi tanah untuk berproduksi. Namun, Tuhan akan tetap mencukupkan makanan bagi umat selama tahun itu, karena sejak tahun keenam Tuhan sudah mengirim lebih banyak berkat (ayat 20, 21). Lebih jauh lagi, tahun kelima puluh (tahun Yobel) dikhususkan untuk mengadakan pembebasan.

Sabat diadakan agar kita bergantung pada pemeliharaan Tuhan dan menikmati kecukupan yang Tuhan sediakan. Ambil satu hari sabat setiap minggu sebagai momen untuk membuang segala kekhawatiran kita dalam mencari nafkah. Juga sebagai momen untuk belajar berserah total pada pemeliharaan Tuhan.

Tentu beristirahat pada hari sabat tidaklah identik dengan usaha mencari hiburan semata. Sabat perlu diisi dengan aktivitas-aktivitas yang semakin mendekatkan diri kita kepada sang Ilahi. Aktivitas yang memperkaya hidup batin seperti ibadah, bersekutu dengan saudara

Page 74: Aji KUsuma

seiman, menikmati waktu bersama keluarga, dan sebagainya. Tanpa menjaga sabat, maka irama hidup kita tidak akan seimbang. Sabat akan mengajar kita betapa seharusnya kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan tidak khawatir secara berlebihan akan hidup ini

KESEIMBANGAN HIDUP TERJADI KETIKA SABAT KITA JALANI

Dream LoVeR06-10-08, 06:11Bacaan hari ini: Kejadian 2:18-25Ayat mas hari ini: Kejadian 2:22Bacaan Alkitab Setahun: Nahum 1-3

Pernahkah Anda kesepian? Bagaimana suasana hati Anda ketika itu? Kelabu dan dingin? Lalu bayangkan, dalam suasana begitu, tiba-tiba seseorang hadir dan membuat hati Anda hangat dan bahagia. Rasanya? Sungguh menyenangkan!

Saat Adam kesepian, Allah merasa kasihan kepadanya. Jadi, untuk memberinya penolong yang sepadan, Allah mengirim segala binatang hutan dan burung agar diberi nama oleh Adam. Tujuannya, supaya ia dapat memilih satu penolong baginya. Namun, tak ada yang sesuai. Karena semua calon gagal, Tuhan Allah membuat Adam tertidur. Lalu dari rusuk Adam dibangun-Nya (dari kata Ibrani banah, artinya “melakukan karya seni bak seniman patung”) seorang wanita (isyah). Berbeda dengan bagaimana Adam dibentuk (yatsar, artinya “melakukan karya seperti tukang”) dari debu tanah menjadi laki-laki (isy). Itulah pria dan wanita. Dibentuk dari bahan baku berbeda (debu tanah dan rusuk) serta cara kerja berbeda pula (cara tukang dan cara seniman). Walau demikian, pernikahan pertama itu mengandung semangat kesatuan dalam perbedaan. Sampai A-dam pun berkata: “Inilah dia tulang dari tulangku, dan daging dari dagingku” (ayat 23).

Demikian pula yang semestinya terjadi dalam semua pernikahan. Bagi calon pengantin yang merancang hidup baru dan pengantin baru, mungkin ini menggairahkan. Namun bagi suami istri yang sudah lama berumah tangga, perbedaan dalam kesatuan bisa jadi beban, bahkan beban berat! Namun, kemungkinan besar persoalannya ada pada pemikiran kita mengenai perbedaan. Jadi, mari mohon hikmat Tuhan; sebab siapa pintar mengelola perbedaan akan menemukan kesepadanan

PERBEDAAN BUKAN BENCANA JUSTRU PERBEDAAN YANG MEMBUAT HIDUP INI BERWARNA

aisuru_ei06-10-08, 12:41wah da lama ga update :mana:

pulkam kah? :hah:

Dream LoVeR07-10-08, 05:39

Page 75: Aji KUsuma

Bacaan hari ini: Ibrani 13:1-6Ayat mas hari ini: Ibrani 13:5Bacaan Alkitab Setahun: Habakuk 1-3

Pada awal masa krisis ekonomi, pernah terjadi orang sulit membeli minyak goreng. Harganya meroket. Banyak orang menjadi resah. Namun, seorang ibu malah mendapat ide kreatif. Ia mencoba menggoreng tanpa minyak goreng! Ketika memasak telur ceplok, ditaruhnya daun pisang di atas wajan, lalu telur diceplok di atasnya. Hasilnya cukup memuaskan. Segera ide ini disebarluaskan ke media massa. Idenya, ketimbang belanja melebihi kemampuan, lebih baik belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada.

Dalam Ibrani 13:5, penulis kitab Ibrani mengutip janji pemeliharaan Tuhan dari Ulangan 31:6, “Ia tidak akan membiarkan engkau.” Namun, didahului dengan sebuah syarat: “cukupkan dirimu dengan apa yang ada padamu”. Tuhan tidak akan memelihara orang yang boros dan serakah. Dia memelihara orang yang mau belajar bersyukur de-ngan apa yang ada. Yakni mereka yang berjuang untuk bisa hidup dengan yang sedikit, ketimbang terus berusaha meraup lebih banyak. Mereka yang memilih bergaya hidup memberi dan membagi (ayat 2,3) lebih dari mengumpulkan bagi diri sendiri. Mereka yang berusaha menikmati apa yang sudah tersedia, ketimbang menyesali apa yang telah hilang.

Kita hidup di zaman sulit. Di satu sisi, harga BBM dan kebutuhan pokok semakin mahal. Di sisi lain, semakin banyak tawaran untuk membeli aneka barang yang tak kita butuhkan. Tanpa belajar mencukupkan diri, kita bisa menjadi hamba uang yang serakah. Terjebak utang-piutang yang menyengsarakan. Atau menjadi pribadi yang ha-nya ingat diri sendiri, tak pernah memberi tumpangan. Ini saatnya kita belajar mencukupkan diri!

ALLAH AKAN MENCUKUPKAN MEREKA YANG BELAJAR MENCUKUPKAN DIRI

Dream LoVeR08-10-08, 10:42Bacaan hari ini: Yohanes 2:1-5Ayat mas hari ini: Yohanes 2:4Bacaan Alkitab Setahun: Zefanya 1-3

Setiap kali kisah di Kana dikhotbahkan, iman kita diteguhkan dengan mukjizat yang Yesus lakukan. Kerinduan untuk mengundang Yesus ke dalam hidup kita semakin besar. Memang benar bahwa jika Yesus hadir, maka kekurangan dalam hidup kita pasti dapat Yesus atasi. Namun lebih dari sekadar mengharap mukjizat-Nya, kita patut mengamati dan meniru sikap hidup Yesus dalam peristiwa ini.

Pertama, Dia mau hadir dalam pesta pernikahan. Artinya, Yesus mau bergaul, tidak menyendiri atau di Bait Suci saja. Kita pun mesti hadir di masyarakat dan lingkungan, berada di tengah orang banyak, mungkin di sana kita dapat melakukan sesuatu yang berguna. Kedua, Ibu Maria meyakini-Nya (ayat 4,5) sebagai Pribadi yang bisa dimintai pertolongan. Ibu Maria

Page 76: Aji KUsuma

tidak meminta tolong kepada orang lain. Ia langsung datang kepada Yesus karena yakin Yesus pasti dapat menolong. Semoga setiap kita sebagai anak-anak-Nya juga dipercaya sebagai tempat ke mana orang dapat datang meminta pertolongan. Orang boleh merasa yakin mereka tidak akan ditolak oleh orang kristiani. Ketiga, Yesus rela berkurban bagi orang lain. Memang belum saat-Nya Yesus “dikenali” orang banyak lewat mukjizat yang Dia buat. Bila publik mulai mengetahui hal itu, kemungkinan besar akan muncul berbagai reaksi yang dapat menyulitkan Yesus. Walaupun demikian, Dia tetap membuat mukjizat agar pesta pernikahan di Kana terselamatkan. Begitulah Yesus berkurban dan menolong, agar orang lain terselamatkan.

Belajar dari sikap hidup Yesus, biarlah hari ini kita meniru Dia!

SIKAP HIDUP ORANG BANYAK MUNGKIN MEMENGARUHI KITA NAMUN BIARLAH SIKAP HIDUP YESUS YANG MENJADI CETAK BIRU KITA

Dream LoVeR09-10-08, 06:26Bacaan hari ini: Bilangan 10:29-34Ayat mas hari ini: Bilangan 10:31Bacaan Alkitab Setahun: Hagai 1-2

Seberapa sering Anda menerima pujian yang tulus dari kekasih Anda?” Pertanyaan ini diajukan pada ratusan suami istri dalam sebuah penelitian. Hasilnya mengejutkan. Ternyata banyak yang berkata, “Saya tak pernah menerima pujian” atau “Hampir tak pernah”. Seorang istri menjawab: “Aku tidak ingat kapan terakhir kali suamiku me-mujiku”. Banyak orang pelit dalam memuji. Berat lidah untuk menyatakan betapa ia menyukai, mengagumi, atau menghargai orang lain. Alasannya macam-macam. “Ia sudah tahu!”, “Kalau dipuji nanti besar kepala”, atau “Saya malu mengatakannya”.

Sebuah penghargaan dapat memperkokoh hubungan. Musa menyadari hal ini. Ketika berada di Gunung Sinai, Musa diberi tahu bahwa Hobab tidak lagi mau melanjutkan perjalanan bersama rombongannya. Memang Hobab bukan orang Israel. Ia orang Midian. Bukannya ikut ke tanah perjanjian, ia justru ingin kembali ke kampungnya. Melihat hal ini, Musa memohon Hobab tetap bersamanya. Musa menyatakan betapa pentingnya Hobab. Dipujinya Hobab sebagai penunjuk jalan terbaik. Orang yang paling tahu seluk-beluk padang gurun. Walaupun Musa pemimpin tertinggi, ia tidak gengsi un-tuk mengakui kehebatan Hobab. Penghargaan ini akhirnya membuat Hobab tak jadi meninggalkan Musa, sebab ia merasa dirinya berharga.

Coba pikirkan orang-orang yang sudah banyak menolong Anda. Mereka yang sudah membuat hidup Anda nyaman dan indah. Kapan terakhir kali Anda memuji dan menghargai mereka? Pernahkah Anda menyatakan betapa pentingnya mereka bagi Anda? Kalau belum, lakukanlah itu hari ini!

PUJIAN MEMPERKAYA HIDUP ORANG YANG MENERIMANYA TANPA MEMPERMISKIN SANG PEMBERINYA

Page 77: Aji KUsuma

aisuru_ei09-10-08, 11:01makasih ya.. :thumbup:

Dream LoVeR10-10-08, 01:55Bacaan hari ini: 2 Timotius 2:22-26Ayat mas hari ini: 2 Timotius 2:22,23Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 1-3

Filippo Inzaghi adalah seorang striker sepakbola asal Italia. Gaya permainan bolanya tidak secantik Ronaldinho—pemain nasional Brasil. Tubuhnya kecil, kecepatan larinya pun rata-rata. Namun, yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya mencari ruang kosong, sehingga setiap serangan yang ia buat menjadi efektif. Tak banyak gaya, tetapi gol tercipta. Itulah yang membuatnya menjadi striker yang tetap diandalkan oleh AC Milan, timnya, meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

Prinsip ini senada dengan nasihat Paulus. Ayat-ayat yang kita baca adalah nasihat Paulus kepada Timotius yang hendak menjadi hamba Tuhan. Agar pelayanannya berhasil, Timotius diminta untuk tidak mengejar nafsu orang muda (ayat 22), tetapi menyalurkan energi dan waktunya untuk hal-hal yang lebih berguna. Tidak membuang waktu untuk sesuatu yang mengada-ada atau bodoh (ayat 23), tetapi mengejar keadilan, kesetiaan, kasih, dan damai sejahtera. Melalui setiap nasihat ini, Paulus rindu agar Timotius hidup seefektif mungkin dalam melayani Allah.

Sekarang coba kita terapkan nasihat ini bagi kita secara pribadi. Adakah kita masih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang berguna; seperti bertengkar, menggosip, menjelekkan orang lain, dan sebagainya? Waktu yang ada begitu singkat dan tak akan terulang, jadi sudah seharusnya kita menggunakan waktu untuk melaku-kan hal-hal dan aktivitas yang menyenangkan hati Tuhan. Apalagi Tuhan memberi kita tugas untuk mengajar dan menuntun orang lain (ayat 24,25). Jangan buang waktu lagi, hiduplah efektif bagi Allah!

BEBERAPA MENIT YANG HABIS UNTUK MEMBICARAKAN ORANG LAIN SEBENARNYA CUKUP UNTUK MELAKUKAN SATU KEBAIKAN

Dream LoVeR11-10-08, 07:09Bacaan hari ini: Kejadian 44:18-34Ayat mas hari ini: Matius 3:8Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 4-6

Saya pernah bertemu seorang anak muda yang baru sembuh dari kecanduannya akan narkoba. Setelah dirawat di pusat rehabilitasi dan dinyatakan sembuh, ia pun diizinkan pulang. Lembaran baru dalam hidupnya dimulai. Ia pun kembali ke gereja. Namun, beberapa

Page 78: Aji KUsuma

bulan kemudian saya mendengar berita mengejutkan bahwa anak muda itu meninggal dunia karena overdosis. Ya, mengagetkan karena seharusnya ia sudah sembuh. Pengalaman pahit dengan obat-obatan ternyata tidak membuat anak muda ini sungguh-sungguh berubah. Ia belum mengalami pertobatan yang membawa-nya sampai ke titik perubahan.

Saudara-saudara Yusuf telah melakukan kesalahan besar dalam hidup mereka. Dengan hati penuh dengki dan iri hati, mereka menjual Yusuf ke tangan orang asing (37:28). Namun, akhirnya itu menjadi pengalaman menyakitkan, bukan hanya buat Yusuf tetapi buat mereka juga. Mengapa? Setelah melihat ayah mereka sangat berduka, mereka sadar telah berbuat salah (37:34,35). Sebab itu, ketika mereka kembali diper-hadapkan pada sebuah tantangan untuk “menjual” Benyamin atau membelanya, mereka memilih untuk membela Benyamin (44:16,18-34). Mengapa? Karena mereka tidak mau melakukan kesalahan yang sama.

Sebuah pertobatan tidak cukup hanya sebuah kata yang keluar dari mulut kita. Apabila kita pernah melakukan sebuah dosa dan kemudian menyesalinya, kita perlu membuat perubahan yang nyata. Itu sebabnya pertobatan harus dialami tiap-tiap hari. Atas setiap perbuatan kita yang salah, mari bertobat dengan sungguh sampai kita be-nar-benar berubah

SEBUAH PERTOBATAN YANG SUNGGUH PASTI MEMBAWA KITA PADA PERUBAHAN DIRI

Dream LoVeR12-10-08, 11:05Bacaan hari ini: Keluaran 20:1-6Ayat mas hari ini: Keluaran 20:4Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 7-9

Jika kita ditanya apakah kita menyembah berhala, pasti kita langsung menampik-nya. Kita tidak pernah merasa menyimpan patung apalagi sujud menyembahnya. Kita merasa aman dari dosa pelanggaran titah kedua ini. Padahal, dosa ini tidak selalu berkenaan dengan ada tidaknya benda-benda objek pemujaan di sekitar kita. Namun, juga menyangkut cara berpikir dan cara bersikap, yang bersumber jauh di ruang kendali pikiran manusia, yakni paradigma kita.

Bahaya yang lebih nyata dan lebih berbahaya kerap kali adalah kecenderungan kita untuk “memberhalakan Tuhan”, daripada “mempertuhankan berhala”. Berhala disembah, tetapi sebenarnya apakah itu diberikan untuk kehormatan si berhala sendiri? Tidak! Berhala disembah, agar ia bersedia melayani si “penyembahnya”. Demikian pula tanpa disadari kita acap “memanfaatkan” Tuhan agar tujuan kita tercapai. Tuhan disembah dan dipuja, bukan karena Dia Tuhan, melainkan agar kita dapat meminta ini dan itu kepada Tuhan. Dan pada saat itulah kita telah memberhalakan Tuhan

Bangsa Israel mengalami didikan Allah yang berdaulat penuh. Allah yang memimpin menjadi satu-satunya tempat menggantungkan hidup mereka. Mereka sadar Allah yang Mahabesar dapat melakukan apa pun jika Dia mau. Itu sebabnya Dia patut disembah dan diagungkan, tanpa manusia berhak mengharap sesuatu dari-Nya. Mari menyembah Tuhan semata-mata karena Dia Tuhan. Apa pun yang dilakukan-Nya. Terlepas dari apa pun yang

Page 79: Aji KUsuma

diberikan-Nya. Tanpa syarat, tanpa pamrih. Dia Allah Mahakuasa yang memi-liki kita

PENYEMBAHAN KEPADA TUHAN ADALAH TUJUAN HIDUP BUKAN ALAT UNTUK HIDUP

Dream LoVeR13-10-08, 06:38Bacaan hari ini: 1 Petrus 3:1-7Ayat mas hari ini: 1 Petrus 3:1Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 10-12

Sejak berpacaran dengan Dedi, Santi menyadari kekasihnya itu sering bersikap cuek. Tidak peduli. “Tidak mengapa,” pikirnya, “aku akan mengubahnya setelah menikah!” Setelah berumah tangga barulah ia sadar betapa sulitnya mengubah suami. Berbagai cara telah dipakainya; mulai dari memohon, merajuk, menangis, menegur, sampai mengancam sang suami untuk lebih memedulikan dirinya. Hasilnya nihil. Bukannya tambah peduli, sikap cuek sang suami malah makin menjadi. Pasalnya, ia merasa jengkel “diteror” sang istri.

Jarang sekali orang bisa berubah karena dipaksa. Kita tidak bisa mengubah orang lain karena perubahan hanya bisa terjadi dari kesadaran diri. Yang bisa kita lakukan hanyalah menciptakan suasana kondusif untuk mendorong orang lain berubah. Menyadari hal itu, Rasul Paulus meminta para istri untuk “memenangkan suami tanpa perkataan” jika ia berbuat salah. Dengan menunjukkan keteladanan yang simpatik, suami akan sadar diri dan terdorong untuk berubah. Cara ini jauh lebih efektif ketimbang mengkhotbahi. Nasihat Paulus tidak hanya berlaku bagi para istri, tetapi juga untuk setiap orang. Keteladanan hidup adalah perhiasan batin; punya daya pikat; menarik orang untuk berusaha memilikinya juga.

Apakah Anda ingin orang yang Anda kasihi berubah? Jangan katakan, “Aku akan mengubah dia!” Mintalah Tuhan yang mengubah orang tersebut. Sementara itu, berusahalah untuk mengubah diri Anda sendiri. Tunjukkan keteladanan yang simpatik. Memang butuh waktu lama, tetapi perjuangan Anda tak akan sia-sia. Perlahan tapi pasti, perubahan akan terjadi

KETELADANAN ITU BAGAIKAN MAGNET IA MENARIK ORANG MENGIKUTI APA YANG KITA CONTOHKAN

Dream LoVeR14-10-08, 11:22Bacaan hari ini: Amsal 31:10-31Ayat mas hari ini: Amsal 31:29Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 13-14

Cindy dan Chip sudah 5 tahun pisah rumah. Rencananya, mereka akan bercerai pada akhir 2007. Lagipula, Chip sudah punya kekasih baru. Pada awal tahun, sesuatu terjadi. Chip menderita gagal ginjal parah. Cindy tidak tega melihatnya. “Bagaimanapun, ia masih

Page 80: Aji KUsuma

suamiku,” ujarnya. Maka ia sumbangkan satu ginjal untuk Chip, tanpa ikatan apa pun. Rencana cerai tetap berjalan. Namun setelah keduanya pulih dari operasi, mereka jatuh cinta lagi! Sang suami berujar, “Buat apa aku mencari perempuan lain, jika di sini ada seseorang yang mau berkorban begitu besar untukku?” Akhirnya, Chip meninggalkan kekasih gelapnya dan kembali kepada Cindy.

Pengorbanan istri sanggup meluluhkan hati suami. Pengabdian istri adalah kecantikan batin yang tak ternilai. Ada banyak bentuk pengorbanan. Dalam kitab Amsal, pengorbanan istri ditunjukkan dengan perjuangannya setiap hari. Mulai dari memenuhi kebutuhan sandang pangan suami dan anak-anaknya (ayat 13-19, 21,22) sampai menjadi guru dalam keluarga (ayat 26,27). Dari pagi hingga malam ia berjerih lelah. Mengupayakan yang terbaik, demi masa depan keluarga. Ia lelah, tetapi bahagia. “Ia tertawa tentang hari depan”.

Dewasa ini, banyak suami atau anak memandang sepele pengorbanan istri atau ibu. Kesibukannya mengurus rumah ataupun bekerja dianggap sudah biasa. “Memang sudah kewajibannya.” Padahal di balik cerita sukses suami maupun keberhasilan anak, ada pengorbanan istri atau ibu. Istri atau ibu kita mungkin belum pernah mendonorkan ginjalnya. Namun, pengorbanannya dari hari ke hari tidak kurang. Kita patut menghargainya lebih!

ISTRI KITA MUNGKIN BUKAN ORANG TERCANTIK TETAPI IA ADALAH ORANG YANG TERBAIK

Dream LoVeR15-10-08, 09:39Bacaan hari ini: Yohanes 3:14-20Ayat mas hari ini: Yohanes 3:17Bacaan Alkitab Setahun: Maleakhi 1-4

Saya mendapat kiriman sebuah klip video dari seorang teman di Jakarta. Kisahnya, ada seorang ibu yang menemukan seekor singa di sebuah hutan di Cali, Kolombia. Singa itu terluka parah dan hampir mati. Si ibu membawanya pulang dan merawatnya dengan penuh kasih hingga sembuh. Kemudian ia menyerahkan singa itu ke kebun binatang setempat supaya mendapat perawatan yang lebih baik. Klip video berdurasi sekitar 40 detik itu berisi tayangan ketika suatu hari si ibu meng-unjungi singa itu. Melihat ibu penyelamatnya datang, serta merta singa itu berdiri dan dari dalam kerangkeng, ia meraih dan memeluk erat si ibu dengan kedua kaki depannya. Si ibu pun mengusap-usap kepala singa itu. Mengharukan sekali.

Seekor binatang buas pun tahu berterima kasih kepada penyelamatnya. Lalu, bagaimana dengan manusia? Mirip dengan si ibu yang menyelamatkan singa yang terluka itu, Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia yang terluka—bahkan telah mati karena dosa-dosa yang mengerikan. Namun, apa yang kemudian Dia terima dari manusia? Justru penolakan dan penyaliban! Sungguh ironis.

Kita tentunya tidak ingin mengulangi kesalahan manusia dua ribu tahun yang lalu. Bayangkanlah kondisi kita yang terluka dan tanpa harapan; kematian seolah-olah tinggal menunggu waktu. Lalu Tuhan Yesus datang; menolong, merawat, dan menyelamatkan kita,

Page 81: Aji KUsuma

sehingga kita sembuh benar. Kita dipulihkan. Adakah hidup kita sudah menunjukkan rasa terima kasih yang menyukakan hati-Nya?

KALAU HEWAN SAJA TAHU BERTERIMA KASIH KENAPA KITA TIDAK?

Dream LoVeR16-10-08, 09:49Bacaan hari ini: Mazmur 25Ayat mas hari ini: Mazmur 25:10Bacaan Alkitab Setahun: Matius 1-3

Jepit rambut tipis—biasanya berwarna hitam dan berukuran kecil—kerap kali dianggap remeh oleh banyak orang. Namun, buat saya, jepit rambut itu sangat berguna. Selama beberapa waktu, ia akan menjepit dan menjaga rambut saya agar tetap di tempatnya, sehingga kelihatan rapi. Sementara beraktivitas, kadang saya meraba jepit rambut saya dan lega jika mendapati ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sekalipun mungkin—andai rambut saya bisa “merasa”—itu menyebabkan si jepit “dibenci” oleh rambut saya karena ia membuat rambut saya tidak bisa terurai dengan bebas.

Dalam hidup kita pun, ada banyak “jepit” yang Tuhan taruh, yakni “jepit-jepit” per-aturan yang menurut kita terkadang membosankan, mengekang, membatasi, kuno, dan membuat kita merasa tidak enak, tetapi sangat perlu. Perlu untuk mengarahkan kita tetap berada di jalan yang Tuhan kehendaki. Perlu untuk membentuk kita menjadi pribadi seperti yang Tuhan mau!

Mari sekali lagi kita belajar dari Daud. Salah satu kunci keberhasilan Daud adalah ia mencintai hukum-hukum Tuhan. Ia tidak bosan dengan hukum-Nya. Ia telah mengalami bagaimana hukum Tuhan itu telah membuatnya berbalik dari kejahatan (ayat 7,8); juga membangkitkannya dari kejatuhan; membuatnya kembali karib dengan Allah dan tidak kehilangan karunia-Nya (ayat 14). Tuhan telah menyediakan jalan hidup yang penuh ka-sih setia dan kebenaran. Kita tinggal diminta untuk berpegang pada janji-Nya, menuruti peringatan-Nya. Mungkin peringatan-Nya tak tampak menarik bagi kita, tetapi serupa dengan jepit rambut yang kecil, ia pasti sangat berguna

TAK SEMUA PERINGATAN TUHAN TAMPAK INDAH TETAPI SEMUANYA ADA UNTUK MENJAGAI HIDUP KITA BENAR

Dream LoVeR17-10-08, 06:26Bacaan hari ini: Yohanes 14:1-11Ayat mas hari ini: Yohanes 14:6Bacaan Alkitab Setahun: Matius 4-7

Page 82: Aji KUsuma

Seorang anak miskin dari desa sangat ingin pergi ke istana dan menjumpai raja ne-geri itu. Ibu dan tetangga-tetangga mengatakan bahwa niatnya itu tak masuk akal. Namun, si anak tetap nekat. Ia pun berangkat. Sayang, penjaga istana tak mengi-zinkannya masuk begitu saja. Berbagai pertanyaan dan syarat diajukan, sehingga si anak gelagapan. Akibatnya, ia tak boleh masuk. Sambil berjalan pulang, ia menangis tersedu-sedu. Di tengah jalan, ia bertemu seorang anak laki-laki yang bertanya mengapa ia menangis. Setelah mendengar ceritanya, anak laki-laki itu menggandeng tangannya dan berkata, “Ayo ikut aku.”

Maka berjalanlah mereka beriringan. Ternyata mereka kembali ke istana. Sampai di gerbang, si anak desa sudah khawatir. Namun, ia mendapati situasi yang berbeda. Para pengawal menunduk. Tanpa berkata apa-apa mereka membukakan pintu, memberikan penyambutan, lalu mempersilakan keduanya masuk. Sampai akhirnya mereka bertemu sang raja. Di depan raja, si anak laki-laki berkata, “Ayah, perkenalkan, ini temanku. Ia sangat ingin bertemu Ayah. Ayah mau kan berbincang dengannya?”

Gerbang surgawi, barangkali juga serupa pintu berpalang yang dijaga banyak pengawal. Dan, di hadapan mereka, kita adalah warga biasa, yang tak bisa masuk begitu saja. Namun, kondisinya akan berbeda saat kita tak datang sendiri ke sana. Apabila Yesus yang menggandeng tangan kita, tak ada syarat diajukan (ayat 3). Sebaliknya, penyambutan diberikan. Dan kita boleh menikmati keberadaan kita di sana. Ya, tak ada syarat lain untuk masuk ke sana. Satu saja syaratnya: masuk bersama Yesus!

KUNCI GERBANG SURGA ADA DI TANGAN SANG ANAK KITA TAK BISA KE SANA TANPA GANDENGAN TANGAN-NYA

Dream LoVeR18-10-08, 07:43Bacaan hari ini: Efesus 5:14-21Ayat mas hari ini: Efesus 5:15Bacaan Alkitab Setahun: Matius 8-10

Saya mendapat puisi ini dari sebuah e-mail yang dikirim seorang teman di Jakarta: Sediakan waktu untuk berpikir, itulah sumber kejernihan. Sediakan waktu untuk bermain dan bersantai, itulah rahasia awet muda. Sediakan waktu untuk membaca, itulah landasan kebijaksanaan. Sediakan waktu untuk berteman, itulah jalan menuju hidup bermakna. Sediakan waktu untuk bermimpi, itulah yang membawa Anda ke bintang. Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai, itulah hak istimewa dari Tuhan. Sediakan waktu untuk melihat sekeliling, waktu Anda terlalu singkat untuk hidup dalam dunia Anda sendiri. Sediakan waktu untuk tertawa, itulah musik bagi jiwa. Sediakan waktu bersama keluarga, itulah mutiara paling indah. Sediakan waktu pribadi untuk di bersama Tuhan, itulah sumber kekuatan.

Ya, bagaimana hidup kita; apakah akan bermakna dan berguna, ataukah akan berlalu dengan sia-sia tanpa arti, tergantung pada bagaimana kita mempergunakan waktu. Semua orang dikaruniai jumlah waktu yang sama; 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, 52 minggu setahun. Tidak kurang, tidak lebih. Dengan waktu yang sama itu, ada orang yang bisa berkarya besar bagi Tuhan dan sesamanya, tetapi ada juga orang yang “nol besar” alias tidak berkarya apa-

Page 83: Aji KUsuma

apa selama hidupnya. Pangkalnya terletak pada pengelolaan waktu.

Rasul Paulus membedakan orang arif dengan orang bebal dari cara hidupnya. Cara hidup seseorang selalu berkenaan dengan cara ia menggunakan waktunya. Tergolong yang manakah kita? Orang arif atau orang bebal?

WAKTU TIDAK AKAN TERULANG, SEKALI BERLALU SELAMANYA BERLALU PERGUNAKAN WAKTU SEBAIK-BAIKNYA DAN SEBENAR-BENARNYA

Dream LoVeR19-10-08, 10:28Bacaan hari ini: Yohanes 3:22-36Ayat mas hari ini: Yohanes 3:30Bacaan Alkitab Setahun: Matius 11-14

Nama Tenzing Norgay tidaklah sepopuler Sir Edmund Hillary. Padahal, Norgay ada-lah orang yang mendampingi dan bersama Hillary menaklukkan Mount Everest. Ia adalah penduduk asli yang berprofesi sebagai pemandu jalan bagi Hillary. Setelah pendakian yang monumental itu, nama Hillary menjadi terkenal ke seluruh dunia. Ia pun diingat dan dikenang sebagai orang pertama yang menaklukkan Mount Everest. Kecewakah Norgay? Tidak. Dalam sebuah wawancara ia berkata, “Andai menjadi orang kedua yang menaklukkan Everest adalah hal yang memalukan, saya akan menanggungnya.” Norgay sadar betul ia hanyalah pemandu. Tugas utama seorang pemandu adalah mengantar orang tiba di tempat tujuan. Apa yang dicapai setelah itu bukanlah “bagiannya”.

Sama dengan sikap yang dihidupi oleh Yohanes Pembaptis. Yohanes sadar betul bahwa dirinya hanyalah seorang utusan; pembawa berita. Bukan berita itu sendiri. Tugasnya adalah membuka jalan bagi Sang Mesias (ayat 28). Kepada murid-muridnya yang bertanya, ia menjawab, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (ayat 30).

Begitulah prinsip dasar pelayanan kristiani: menjadikan Tuhan, yang kita junjung dan layani, semakin dimuliakan dan diingat. Pelayanan bukan untuk “membesarkan” nama kita, sebab kita ini hanyalah alat; entah sebagai pendeta, guru Sekolah Minggu, aktivis gereja, atau apa pun. Justru kalau karena pelayanan kita, orang malah lebih mengingat dan mengagumi kita, pasti ada yang salah. Sebab itu berarti kita telah mengambil apa yang bukan hak kita

TUJUAN PELAYANAN ADALAH MENJADIKAN TUHAN NOMOR SATU BIARLAH KITA TETAP ”DI BELAKANG”

Dream LoVeR20-10-08, 06:23Bacaan hari ini: Efesus 6:1-4Ayat mas hari ini: Efesus 4:29Bacaan Alkitab Setahun: Matius 15-17

Page 84: Aji KUsuma

Banyak konflik orangtua dan anak dibingkai oleh kata-kata: “Bapak Ibu itu kuno!” Atau, “Anak zaman sekarang tidak tahu menghormati orangtua, beda dengan zaman kami dahulu”. Begitulah yang kerap terjadi dalam banyak rumah tangga. Lalu bagaimana ketegangan seperti ini mesti dikelola?

Paulus berpesan agar orangtua mendidik anak-anak dalam ajaran dan nasihat Tuhan serta bertindak sedemikian rupa agar anak paham yang mereka terima meru-pakan ekspresi kasih semata. Bisa jadi ajaran dan nasihat mengambil bentuk yang tegas, tetapi tak pernah ketegasan itu keluar dari hati yang membenci. Sebaliknya, anak diminta menghormati orangtuanya, bukan hanya agar si anak beruntung (“supaya lanjut umurmu”, ayat 3). Anak perlu taat kepada orangtua yang hidup dalam Tuhan karena ini merupakan sebuah perintah; suatu keharusan! Namun, ingat juga pesan Paulus, “taatilah orangtuamu di dalam Tuhan”. Artinya, perspektif ketaatan pada orangtua mesti berpusatkan kepada Tuhan. Nilai-nilai ketuhanan itulah yang menjadi dasar ketaatan anak terhadap ayah dan ibunya.

Bisa saja orangtua berbuat salah, bahkan jahat. Terhadap kasus seperti ini, anak tentu harus lebih memegang kebenaran sebagai ekspresi imannya kepada Tuhan sebagai sumber segala kebenaran. Sekalipun demikian, janganlah orangtua diabaikan. Mereka tetap layak menerima hormat. Semoga sebagai anak, kita selalu menghargai orangtua dengan hati yang hormat, bukan dengan hati yang merasa “lebih” lalu meremehkan bahkan menihilkan orangtua sendiri

JIKA DAMAI YANG ANDA INGINKAN MULAILAH DARI KELUARGA ANDA—BUNDA TERESA

Dream LoVeR21-10-08, 05:40Bacaan hari ini: Markus 7:24-30Ayat mas hari ini: Markus 7:26Bacaan Alkitab Setahun: Matius 18-21

Sebagai orangtua kristiani, kita memiliki kewajiban yang tak boleh dilupakan. Apakah itu? Berdoa untuk anak-anak kita! Dalam buku How to be a Good Mom, dikupas tentang pentingnya orangtua berdoa untuk anak-anaknya. Doa untuk anak-anak sungguh merupakan sesuatu yang penting dan tak dapat diabaikan!

Pokok doa pertama tentu kita berdoa untuk kehidupan rohani anak-anak. Berdoa agar mereka semakin mengenal Allah lebih dalam lagi. Dengan doa, anak-anak kita akan menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan. Ketika itu terjadi, tanpa harus kita awasi dengan ketat pun mereka dapat menjadi anak yang bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri. Pokok doa selanjutnya, kita berdoa untuk perkembangan fisik dan mental mereka. Ada begitu banyak anak memiliki gambar diri yang rusak. Sulit menerima diri sendiri. Mereka mungkin minder, penuh sikap negatif, dan pesimis. Melalui doa, mintalah Allah membuat terobosan-terobosan

Page 85: Aji KUsuma

baru dalam hidup mereka, sehingga hidup mereka diubahkan. Masih banyak yang perlu kita doakan. Berdoa untuk komunitas dan pergaulan anak-anak kita; untuk calon pasangan hidup mereka kelak; untuk kesehatan mereka; untuk studi atau aktivitas-aktivitas yang dijalani; untuk masa depan mereka; dan tentu masih ada banyak hal khusus yang bisa kita doakan.

Kita takkan pernah menjadi orangtua yang baik jika berhenti berdoa untuk anak-anak kita. Dengan berdoa untuk anak-anak, berarti kita mengakui keterbatasan kita sebagai orangtua dalam mendidik anak-anak. Dengan berdoa, kita mengizinkan Tuhan yang tak terbatas menyatakan kebaikan-Nya kepada anak-anak kita

KITA TIDAK AKAN PERNAH MENJADI ORANGTUA YANG BAIK JIKA KITA BERHENTI BERDOA UNTUK ANAK-ANAK KITA

Dream LoVeR22-10-08, 07:30Bacaan hari ini: Ayub 42:1-6Ayat mas hari ini: Ayub 42:5Bacaan Alkitab Setahun: Matius 22-24

Emily hanyalah wanita biasa. Ketika mertuanya meninggal, suaminya diminta melan-jutkan sebuah proyek raksasa pembangunan jembatan. Namun, di tengah proses pembangunan itu, suaminya sakit—lumpuh, tuli, dan sulit berkomunikasi. Saat itulah, sang suami, dalam keterbatasannya, mengajarkan berbagai hal mengenai pembangunan jembatan. Emily pun menjadi asisten utama suaminya dan berusaha belajar teknik pembangunan sendiri. Pada 1870, sebuah jembatan sepanjang 1.825 meter terbentang kokoh di atas East River. Jembatan tersebut menghubungkan Brooklyn dan Manhattan di Amerika Serikat. Itulah Brooklyn Bridge, yang berhasil dituntaskan pembangunannya oleh Emily Warren Roebling. Pencobaan kerap membawa kita naik satu tingkat lebih tinggi. Melalui masalah, tidak jarang kita bertemu dengan kemampuan-kemampuan kita yang tidak terduga; belajar tentang arti pentingnya kasih, semangat kekeluargaan, makna persahabatan sejati, dan yang tak kalah penting, merasakan pengalaman penyertaan Tuhan yang luar biasa.

Itulah yang dialami Ayub. Ia harus menghadapi kenyataan bahwa segala yang ia miliki hilang lenyap. Namun, Allah menuntun Ayub melewati setiap lembah yang penuh duka dan kepedihan. Dan, ketika semuanya berlalu, Ayub mendapatkan pengalaman berharga. Ia mengalami sendiri penyertaan Allah. Katanya, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (ayat 5).

Mungkin Anda tengah dalam pergumulan berat. Jangan putus asa. Tuhan punya rencana yang besar dalam hidup Anda

SIKAPI PENCOBAAN DENGAN IMAN MAKA ITU AKAN MEMBAWA KITA LEBIH DEKAT DENGAN TUHAN

Page 86: Aji KUsuma

Dream LoVeR23-10-08, 06:34Bacaan hari ini: Lukas 18:9-14Ayat mas hari ini: Roma 12:15Bacaan Alkitab Setahun: Matius 25-28

Ketika muridnya bertanya tentang ucapan yang paling disesalinya, sang guru yang bijaksana menjawab, “Saat saya berkata: Syukurlah bukan saya!”. “Mengapa begitu, Guru?” tanya muridnya lagi. Sang guru lalu bercerita, “Suatu hari, seorang tetangga mengabarkan bahwa terjadi kebakaran hebat di desa saya. Sebagian besar rumah di sana habis terbakar. Rumah saya selamat. Saat itulah saya spontan berkata, ’Syukurlah!’ Itulah kalimat yang paling saya sesali, sebab bagaimana mungkin saya bisa mensyukuri keuntungan diri sendiri di atas kesusahan orang lain?”

Tidak salah kita bersyukur karena terhindar dari sebuah kejadian buruk. Akan tetapi, menjadi salah kalau kemudian kita mengabaikan orang lain yang tertimpa kejadian buruk itu. Tidak bersimpati kepada orang yang mendapat kemalangan, karena sibuk mensyukuri keberuntungan diri sendiri. Dalam kasus lain, hal ini mirip dengan sikap orang Farisi dalam perumpamaan Tuhan Yesus. Ia bersyukur karena “tidak seperti orang-orang lain yang berdosa” (ayat 11).

Sebagai orang kristiani kita dipanggil untuk hidup dalam kasih Kristus. Salah satu aspek dari kasih Kristus adalah simpati. Simpati berasal dari kata Yunani syn artinya bersama dengan (together with), dan paskhein artinya mengalami, menderita (to experience, to suffer). Jadi, simpati adalah kesediaan untuk keluar dari perhatian ter-hadap kesenangan diri sendiri dengan turut merasakan kesusahan orang lain. Lawan dari simpati adalah antipati. Senang melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang. Itu bukan sikap kristiani

JANGAN BERGEMBIRA DI ATAS KEBURUKAN DAN KESUSAHAN ORANG LAIN

Dream LoVeR24-10-08, 06:43Bacaan hari ini: Keluaran 14:9-14Ayat mas hari ini: Keluaran 14:13Bacaan Alkitab Setahun: Markus 1-3

Ada saat kita mengalami situasi “maju kena mundur kena”. Jalan yang ada di depan seolah buntu, tetapi untuk mundur juga tidak bisa. Jadinya serbasalah. Misalnya, bertetangga dengan orang sulit dan terus mencari-cari masalah. Capek hati rasanya. Namun, mau pindah rumah juga tidak gampang. Atau, teman-teman di kantor yang menjengkelkan. Kita merasa sangat tertekan. Sudah mencoba mencari tempat kerja baru, tetapi tidak kunjung dapat.

Umat Israel dalam bacaan kita juga mengalami hal yang serupa. Mereka baru keluar dari perbudakan di negeri Mesir. Akan tetapi, rupanya Firaun tidak rela melepas mereka

Page 87: Aji KUsuma

(Keluaran 14:5). Lalu mengejar dengan bala tentaranya. Keadaan umat Israel terjepit. Di depan Laut Teberau, sedangkan di belakang tentara Mesir. Mereka ketakutan (ayat 11). Musa mengingatkan mereka agar jangan takut, berdiri tetap, dan berfokus pada penyertaan Tuhan (ayat 13). Akhirnya mereka selamat sampai di seberang (Keluaran 14:30).

Langkah pertama menghadapi keadaan sulit adalah: jangan takut. Sebab bukan saja tidak akan menolong, rasa takut juga malah bisa melumpuhkan; membuat kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kedua, berdiri tetap dalam iman. Biasanya dalam keadaan tertekan orang mudah sekali tergoda mengambil jalan pintas; asal segera keluar dari masalah, lalu menghalalkan segala cara. Padahal sikap demikian biasanya malah semakin menjerumuskan. Ketiga, berfokus pada kasih dan penyertaan Tuhan. Jalani hidup ini seberat apa pun dengan penyerahan diri dan pengharapan. Tuhan akan bertindak

TUHAN AKAN BUKA JALAN, SAAT TIADA JALAN KUNCINYA TETAP BERFOKUS KEPADA-NYA DAN TEGUH DALAM IMAN

Dream LoVeR25-10-08, 11:42Bacaan hari ini: Markus 12:41-44Ayat mas hari ini: Markus 12:41Bacaan Alkitab Setahun: Markus 4-7

Kata tulus (dalam bahasa Inggris sincere) berasal dari dua kata Latin: sine (tanpa) dan cere (lilin). Dulu, para tukang kayu biasa melapisi akhir perabot yang hendak dijual. Jika ada lubang atau pekerjaan si tukang yang kurang halus, cacat itu ditutupi dengan lilin, sehingga tampak halus dan layak dijual. Namun selang beberapa waktu, panas matahari akan melelehkan lilin itu dan menampakkan kondisi sesungguhnya. Itu sebabnya tukang kayu yang hendak menjaga integritasnya dalam melayani pelanggan akan memberi tanda SINE CERE (tanpa lilin) pada produknya. Ia hendak menjamin pro-duk buatannya asli dan tanpa tipuan.

Orang-orang kaya memberi banyak persembahan di Bait Suci (ayat 41); dan sangat mungkin itu membuat mereka tampak penting dan berjasa. Akan tetapi itu tak membuat Yesus terkesan. Ya, bukankah Dia terlalu kaya, sehingga sesungguhnya Dia tak membutuhkan uang atau pelayanan manusia? Tak ada gunanya manusia memberi banyak, jika di dalam hati tak ada kasih kepada Allah. Itu sebabnya nilai terbesar justru diberikan kepada dua peser seduit yang dibawa si janda miskin, ketika tanpa banyak bicara ia membawa seluruhnya yang ia punya kepada Allah (ayat 44)!

Sia-sialah kita memberi banyak dalam pelayanan—memberi persembahan, menjadi aktivis gereja, mengambil banyak porsi dalam pelayanan—jika di dalam hati kita ingin dilihat atau dianggap penting atau hebat. Cahaya kemuliaan Allah bersinar seperti mata-hari yang melelehkan lilin, sehingga apa pun kondisi hati kita, dapat Dia ketahui. Adakah hati kita sudah bertanda SINE CERE saat melayani Dia—tanpa motivasi yang salah atau tipuan apa pun?

Page 88: Aji KUsuma

LAKUKANLAH SETIAP PELAYANAN DENGAN TULUS DAN SETIA INGATLAH, YESUS MEMERHATIKAN HATI KITA

Dream LoVeR26-10-08, 07:00Bacaan hari ini: Galatia 1:6-10Ayat mas hari ini: Galatia 1:6,7Bacaan Alkitab Setahun: Markus 8-10

Dalam acara orientasi di sebuah universitas, para peserta terpaksa menahan haus karena dilarang minum selama kegiatan berlangsung. Namun, panitia telah menyediakan seember air di sana. Karena itu, begitu acara selesai, para peserta segera menyerbu ember tersebut dan meminumnya tanpa memeriksa apakah air itu layak untuk diminum. Akibatnya, para senior memarahi mereka karena tidak berhati-hati. Ternyata, ini adalah cara panitia untuk mengajarkan tentang sikap berhati-hati.

Sikap berhati-hati semacam ini pula yang dinasihatkan Rasul Paulus. Saat itu, jemaat Galatia sedang menghadapi isu pengajaran sesat. Banyak pihak berusaha mengacaukan atau memutarbalikkan Injil (ayat 7). Jadi, Paulus menasihati mereka untuk tidak menerima begitu saja segala pengajaran baru yang mereka terima. Caranya dengan membandingkan hal baru tersebut dengan pengajaran yang telah mereka terima dari Paulus (ayat 8).

Sebagai orang percaya zaman ini, berbagai “pengajaran baru” juga menggempur kita. Isunya mungkin seputar ketuhanan Yesus, kebangkitan Yesus, mukjizat, keselamatan, Alkitab, dan lain-lain. Sumbernya bisa melalui buku yang kita baca, media massa yang membawa banyak berita, atau bahkan dari khotbah di gereja. Dan itu membuat kita ragu atau goyah. Dalam kondisi demikian, ingatlah nasihat Paulus: periksalah setiap ajaran tersebut dengan membandingkannya pada pengajaran mula-mula (yang sekarang tertulis di Alkitab). Itu sebabnya kita wajib mempelajari Alkitab dan mengerti segala kebenarannya, agar sanggup menguji setiap ajaran yang datang dan tak tersesat dalam perjalanan

ALKITAB ADALAH SATU-SATUNYA STANDAR KEBENARAN AJARAN IMAN KITA

Dream LoVeR27-10-08, 06:03Bacaan hari ini: Filemon 8-19Ayat mas hari ini: Filemon 11Bacaan Alkitab Setahun: Markus 11-13

Suami istri itu hampir bercerai karena cekcok terus. Kepada pendeta, sang suami menyatakan kekesalannya. “Saya jengkel sekali! Setiap kali bertengkar, istri saya selalu mengungkit lagi kesalahan saya di masa lalu. Satu per satu. Akibatnya pertengkaran menjadi semakin seru. Kami meributkan kembali masalah yang sudah diselesaikan.”

Page 89: Aji KUsuma

Mengungkit kesalahan masa lalu adalah kebiasaan buruk. Itu tandanya kita tidak mau memandang orang lain secara baru. Kita memberi stempel: “sekali begitu, tetap begitu.” Ini membuat orang frustrasi. Bacaan kita hari ini mengisahkan ada seorang tuan bernama Filemon. Ia mempunyai budak bernama Onesimus. Budak ini pernah mencuri barang tuannya lalu lari dari rumah. Tentu saja Filemon sangat marah. Di tengah pelariannya, Onesimus berjumpa dengan Paulus. Tuhan bekerja. Budak ini bertobat dan menerima Kristus. Hidupnya diubahkan. Paulus lantas meminta Onesimus balik kepada tuannya. Karena Paulus kenal dekat dengan Filemon, ia mengirim sepucuk surat. Isinya meminta agar Filemon bisa memandang Onesimus se-cara baru, menerimanya bukan lagi sebagai hamba, melainkan sebagai saudara seiman. Jangan ungkit lagi kesalahannya, sebab Onesimus sudah berubah.

Tampaknya, kita harus belajar mengampuni seperti Kristus. Dia mengampuni secara tuntas. Dia tak pernah mengungkit lagi dosa kita di masa lalu. Ketika mengampuni, Yesus membuang atau mengubur dosa kita. Di hadapan-Nya kita menjadi manusia baru. Bukankah kita harus mengampuni orang lain, sama seperti Kristus meng-ampuni kita?

ORANG YANG TERUS MENGUNGKIT KESALAHAN MASA LALU MEMPERSULIT TERJADINYA PEMBARUAN DI MASA DEPAN

aisuru_ei27-10-08, 14:47thx om, cek kulkas :hihi:

Dream LoVeR28-10-08, 02:43Bacaan hari ini: Yeremia 42:1-22, 43:1-7Ayat mas hari ini: Yeremia 42:3Bacaan Alkitab Setahun: Markus 14-16

Banyak dari kita yang sering meminta pendapat dari orang lain ketika sedang bingung. Namun, harus diakui, terkadang sebelum mendengar pendapat mereka pun, kita sudah punya rencana sendiri. Dengan demikian, yang terjadi adalah kita sekadar mencari persetujuan atas rencana kita. Dalam beberapa kasus, sikap ini mungkin dapat dipahami mengingat semua penda-pat tersebut adalah pendapat manusia yang bisa salah. Namun, kalau sikap ini kita bawa juga ketika meminta pendapat dari Tuhan, seperti yang kita temukan dalam bacaan Alkitab hari ini, tentu menjadi salah.

Saat itu Yohanan, Azarya, dan sisa rakyat Kerajaan Yehuda berencana pergi ke Mesir untuk lari dari tentara Babel (41:17). Akan tetapi, sebelum berangkat, mereka meminta petunjuk Tuhan tentang rencana ini. Ternyata Tuhan berpendapat lain dan menyuruh mereka untuk tidak pergi. Sulit bagi mereka untuk menerima petunjuk Tuhan, yakni agar mereka tetap di Yehuda, sehingga mereka tidak mau mendengarkan suara Tuhan dan tetap pergi ke Mesir.

Kita boleh datang kepada Tuhan dengan rencana kita dan meminta pendapat-Nya. Namun,

Page 90: Aji KUsuma

kita harus siap kalau Tuhan menyatakan bahwa rencana tersebut harus diubah sesuai kehendak-Nya. Hal ini kerap kali memang tidak mudah, sebab rencana-Nya kadang tampak berat. Kadang kita bisa lihat bahwa akan ada pengorbanan yang akan kita tanggung. Mungkin itu berbentuk tak tergapainya ambisi pribadi, cibiran dari orang lain, dan sebagainya. Akan tetapi, kalau kita mau yang terbaik, tidak bisa tidak, rencana-Nya itulah yang harus kita ikuti

BILA KITA MEMINTA PETUNJUK DARI TUHAN BERSIAPLAH UNTUK MENAATINYA

Dream LoVeR29-10-08, 05:04Bacaan hari ini: Mazmur 90:1-12Ayat mas hari ini: Mazmur 90:12Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 1-4

Pak Permana meninggal dunia,” kata teman saya di telepon. Saya terkesiap. Dua hari lalu saya sempat bertemu dengan Pak Permana. Masih segar bugar. Kami ngobrol ngalor-ngidul, sambil bersenda gurau dan tertawa-tawa. Tidak ada tanda-tanda sedikit pun hidup Pak Permana akan sesingkat itu. Rupanya, Pak Permana terkena serangan jantung. Sehabis bermain tenis, ia mengeluh dadanya sakit. Lalu, tidak lama sesudah itu ia pingsan. Dalam perjalanan ke rumah sakit, ia mengembuskan napasnya yang terakhir.

Begitulah hidup. Sangat ringkih. Bisa dibilang, kita ini berada di bawah bayang-bayang kematian. Setiap saat kita bisa dijemput oleh kematian. Kapan saja dan di mana saja. Tidak saja ketika usia kita sudah uzur atau ketika tubuh sakit-sakitan. Namun juga saat kita “masih” di usia muda, berada di puncak karier, dan di saat tubuh kita sehat. Kematian tidak pandang bulu; tidak pandang usia; tidak pandang situasi dan kondisi kita. Pemazmur bahkan mengibaratkan hidup kita ini seperti rumput; yang di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, akan tetapi di waktu petang ia sudah lisut dan layu (ayat 5,6).

Lalu bagaimana? Apakah kita pasrah dan pasif saja menjalani hari-hari, sekadar untuk menunggu kematian datang? Tidak. Kesadaran bahwa kita bisa kapan saja dijemput kematian seharusnya mendorong kita untuk hidup dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya. Soal kapan pun kematian itu datang menjemput, kalau kita sudah berusaha hidup bijak dan bajik di dalam Tuhan, kita akan menghadapinya dengan tenang. Untuk itu, kuncinya adalah berjaga-jaga senantiasa

YANG PENTING BUKAN KAPAN KITA MATI TETAPI BAGAIMANA KITA HIDUP

rakemiel29-10-08, 06:40gw baru tau disini ada renungan harian... boleh ngikut baca ya?

Dream LoVeR

Page 91: Aji KUsuma

30-10-08, 02:49Bacaan hari ini: Keluaran 3:1-6Ayat mas hari ini: Keluaran 3:4Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 5-7

Henri Dunant adalah bankir kaya. Suatu hari, pemerintah Swiss mengutusnya menemui Napoleon di Paris untuk urusan bisnis. Namun, Napoleon sedang berperang di Italia. Jadi, Dunant menyusulnya ke medan perang. Di situ ia terhenyak melihat kekejaman perang. Mayat manusia berserakan di ladang. Gereja penuh orang yang luka berat. Berminggu-minggu Dunant ikut membantu dokter merawat mereka. Sepulangnya ke Swiss, ia depresi. Bayangan kekejaman perang terus menghantui. Ia yakin Tuhan ingin dirinya berbuat sesuatu. Lalu Dunant mendirikan Palang Merah Internasional, yang sampai kini telah menolong jutaan orang di medan perang.

Perjalanan Dunant ke Italia sepertinya salah jalan. Menyimpang dari rencana semula. Namun, justru di situ Tuhan menyatakan kehendak-Nya. Sama seperti pengalaman Musa. Tiap hari ia mengikuti rute yang sama ketika menggembalakan domba-domba. Namun suatu hari, ketika melihat semak duri yang menyala, ia memutuskan untuk berhenti sejenak. Keluar dari jalur rutin. “Menyimpang ke sana untuk memeriksanya.” Di situlah ia mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang mengubah arah hidupnya. Saat itulah Tuhan menyatakan kehendak-Nya

Orang bilang, hidup harus terencana. Jadi, kita pun membuat rencana tahunan, bulanan, sampai jadwal harian, dan berusaha menurutinya. Tak ada yang salah dengan itu. Namun, jika situasi membuat kita harus menyimpang dari rencana semula, jangan panik atau marah. Bisa jadi saat itu Tuhan ingin menyatakan kehendak dan rencana-Nya yang berbeda dengan rencana kita. Belajarlah untuk peka!

BAGI ORANG BERIMAN TAK ADA ISTILAH ”SALAH JALAN” SEBAB KE MANA PUN IA PERGI, TUHAN ADA DI DEPAN

Dream LoVeR31-10-08, 06:22Bacaan hari ini: Bilangan 9:15-23Ayat mas hari ini: Mazmur 37:23,24Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 8-11

Kompas adalah penunjuk arah yang telah sangat menolong para penjelajah dunia. Namun sekarang banyak orang lebih suka menggunakan GPS (Global Positioning System), yakni sebuah instrumen interaktif yang dioperasikan lewat satelit dan berisi informasi peta perjalanan. Jika kita mengerti cara membaca petunjuk GPS tersebut, kita tidak mungkin tersesat. Alat canggih ini akan memberi tahu kita ke mana arah yang harus dituju. Betapa indahnya bila kita memiliki sebuah “GPS kehidupan” di sepanjang perjalanan kita di dunia ini.

Umat Tuhan mengalami kehadiran dan penyertaan Tuhan lewat “GPS istimewa” yang tak

Page 92: Aji KUsuma

akan terulang dalam sejarah manusia—tiang awan (ayat 16). Melebihi akal. Tuhan menjamin bahwa mereka takkan pernah tersesat saat menuju tanah perjanjian. Syaratnya hanyalah mengikuti jadwal perjalanan tiang awan yang Tuhan sediakan. Saat itu, umat pilihan tidak tahu apa yang terjadi di luar lingkup perkemahan mereka. Namun, Tuhan Allah tahu benar kapan mereka harus berangkat dan berjalan. Jadi, umat Tuhan menempuh perjalanan dengan iman bahwa petunjuk tiang awan pasti benar, sebab itu berasal dari Tuhan (ayat 22, 23).

Sampai sekarang pun, sebetulnya Tuhan senantiasa memberi penunjuk arah bagi kita. Ada sebuah “GPS rohani” bagi setiap kita dalam menjalani hidup. Masalahnya, apakah kita peka terhadapnya, hingga kita cukup cakap untuk “membacanya”? Agar kita memiliki kepekaan atas arah yang ditunjukkan, kita perlu memiliki kedekatan pribadi dengan Tuhan. Hanya dengan demikian “GPS rohani” kita tetap berjalan

HIDUP ADALAH PERJALANAN PANJANG TANPA PENUNJUK ARAH YANG PASTI KITA SANGAT MUDAH TERSESAT

Dream LoVeR02-11-08, 01:13Bacaan hari ini: Matius 21:18-22Ayat mas hari ini: Matius 21:19Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 15-18

Seorang teman bercerita bahwa selama ini ia rajin menyikat gigi. Sejak kecil ibunya telah membiasakan dirinya untuk menyikat gigi paling sedikit dua kali sehari. Namun suatu hari, tiba-tiba giginya terasa ngilu dan berdarah. Ia pun pergi ke dokter dan dari pemeriksaan ia baru tahu bahwa selama ini caranya menyikat gigi salah. Sekilas dari luar giginya memang sehat, tetapi di dalam ternyata ada beberapa bagian yang keropos. Itu berarti, rajin saja tidak cukup, tetapi perlu diiringi dengan cara-cara yang benar.

Begitu juga dalam kehidupan rohani kita. Selama ini kita mungkin rajin beri-badah di gereja, rajin berdoa, rajin berpuasa, dan sebagainya. Namun, kita tetap merasa “kosong”, tidak merasakan sukacita dan damai sejahtera di dalam hati. Orang-orang lain yang melihat hidup kita dari luar mungkin mengenal kita sebagai “orang baik”. Sayangnya, kita sendiri malah merasakan yang sebaliknya. Jika ini yang terjadi, berarti ada sesuatu yang salah dalam cara kita menjalani kehidupan rohani. Mungkin motivasi kita selama ini sudah keliru, atau pema-haman dan cara-cara kita melaksanakannya yang salah.

Itulah yang terjadi pada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka rajin melaksanakan kewajiban keagamaan, bahkan aturan demi aturan mereka jalankan dengan sangat ketat, sehingga dari luar mereka tampak sebagai orang-orang saleh. Namun, di mata Tuhan Yesus ternyata kondisi mereka sebenarnya tidak demikian. Mereka tidak lebih seperti pohon ara yang berdaun lebat, tetapi tidak berbuah. Kerajinan mereka tidak ada artinya. Bagaimana dengan kita?

Page 93: Aji KUsuma

KERAJINAN DALAM BERIBADAH TANPA DIIRINGI KETULUSAN DAN KERENDAHAN HATI ADALAH NOL BESAR

Dream LoVeR04-11-08, 05:27Bacaan hari ini: Markus 14:43-52Ayat mas hari ini: Markus 14:52Bacaan Alkitab Setahun: Lukas 22-24

Memberikan kritik kepada orang lain selalu lebih mudah dilakukan daripada mengkritik diri sendiri. Yah, “selumbar” di mata orang lain mudah terlihat, semen-tara “balok” di mata sendiri tidak. Oleh sebab itu, orang yang mampu melakukan otokritik (kritik atas diri sendiri) pastilah seorang yang berjiwa besar.

Injil Markus ditulis dengan semangat otokritik yang berani. Dialamatkan kepada orang kristiani, tetapi juga ditulis untuk mengkritik para pemimpin kristiani. Kita dapat melihatnya dari bagaimana Injil ini menceritakan murid-murid Yesus, yang notabene adalah para rasul, yaitu pemimpin Gereja. Kelemahan para pemimpin itu “ditelanjangi” dengan sangat jujur. Termasuk tatkala mereka semua “melarikan diri” waktu Yesus ditangkap di Taman Getsemani. Memalukan, tetapi nyata. Markus benar, tindakan memalukan para pemimpin—termasuk para pemimpin kristiani—masih terus ada dan terjadi sampai sekarang. Untuk itu, harus ada yang berani mengkritiknya demi perbaikan. Namun, yang luar biasa adalah Markus bukan hanya mengkritik para seniornya, tetapi juga mengkritik dirinya sendiri. Bahkan lebih tajam! Jika para murid “melarikan diri”, ia adalah pemuda yang “lari dengan telanjang”. Sebenarnya pemuda itu adalah dirinya sendiri! Jadi, di sini seolah-olah Markus berkata, “Mereka semua lari meninggalkan Yesus, lebih-lebih aku sendiri!” Sebuah otokritik yang pantas dihargai.

Apakah kita adalah orang kristiani yang bertumbuh dewasa? Salah satu takaran untuk mengukur kedewasaan iman kita adalah kesediaan diri untuk melakukan otokritik. Maukah kita?

JUJUR ARTINYA BERSEDIA MENGAKUI KEBENARAN DAN KESALAHAN BAIK PADA ORANG LAIN MAUPUN PADA DIRI SENDIRI

aisuru_ei04-11-08, 09:34makasih ya om :thumbup:

Dream LoVeR05-11-08, 05:07Bacaan hari ini: Daniel 1Ayat mas hari ini: Daniel 1:8Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 1-4

Page 94: Aji KUsuma

Apakah arti sebuah nama?” demikian Shakespeare berkata. Namun, semes-tinya pertanyaan itu bisa dijawab; betapapun sederhana, sebuah nama pasti me-miliki makna. Nama menjadi sebuah tanda, harapan, janji, atau yang lain. Nama “Daniel” berarti “Tuhan adalah hakimku”. Dan pemuda Yahudi yang turut diangkut ke pembuangan di Babel ini, telah sungguh-sungguh hidup sesuai makna namanya.

Sejak muda ia telah begitu karib dengan Tuhan. Jadi, bersama beberapa orang, ia terpilih menjadi pegawai raja. Sebuah status elite bagi orang buangan. Meskipun demikian, ini tidak membuat Daniel “besar kepala”. Ia tetap sadar siapa dirinya. Sebagai pegawai raja, ia perlu menganalisa keadaan dan membuat banyak pilihan (ayat 8) sambil tetap membuka diri pada kemungkinan-kemungkinan bahwa pilihannya bisa jadi keliru (ayat 12-18). Di situlah ia me-ngandalkan Allah yang adalah hakimnya, yang dapat menolongnya mengambil keputusan yang benar. Ya, ia kerap dihadapkan pada situasi-situasi pelik di mana ia harus memilih dan memutuskan sikap—memilih makanan, mengartikan mimpi, membaca tulisan di dinding, menyerahkan diri pada keadilan Allah ketika di gua singa. Dan dalam segala situasi itu, ia membuat pilihan-pilihan yang penuh integritas dan berdasarkan petunjuk Tuhan.

Daniel mengajar kita bahwa integritas kita akan lulus uji jika kita memiliki iman yang terus membuka diri kepada Allah dalam segala aspek kehidupan. Jika seluruh hidup dan hati kita terarah kepada Allah, maka hidup kita akan semakin mantap dan pasti dapat menjawab segala tantangan zaman

APABILA TUHAN ADALAH HAKIMKU SEGALA KEPUTUSAN DAPAT KUAMBIL DENGAN HATI TEGUH

aisuru_ei06-11-08, 09:27ko haini blm ada :mana:

Dream LoVeR06-11-08, 09:43maaf kesiangan...

----------------------------------

Bacaan hari ini: Matius 25:14-30Ayat mas hari ini: Matius 25:26Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 5-7

Seorang gadis Jepang bermaksud bunuh diri dengan cara terjun dari gedung yang tinggi. Anehnya, sebelum bunuh diri ia menelepon seorang reporter televisi. Sang reporter diminta

Page 95: Aji KUsuma

merekam adegan bunuh diri tersebut dan menayangkannya di siaran berita. Celakanya, reporter itu setuju. Bersama seorang juru kamera, ia merekam dan menayangkan adegan bunuh diri tersebut. Tentu saja masyarakat heboh! Kedua orang itu dikecam karena tidak mencoba mencegah sang gadis untuk bunuh diri. Namun, keduanya berkelit. “Apa salah kami? Kami tidak melakukan apa-apa,” kata mereka.

Ya, kedua orang ini bersalah justru karena tidak berbuat apa-apa! Mereka punya kesempatan untuk menyelamatkan nyawa, tetapi diam saja. Sama seperti perumpamaan hamba yang diberi satu talenta. Ia dikecam tuannya bukan hanya karena ia malas, melainkan juga karena ia “hamba yang jahat”. Padahal ia tidak melakukan tindak kriminal, misalnya mencuri talenta itu. Sepeser pun tidak. Ia diberi satu talenta, lalu dikembalikannya juga satu talenta. Lantas, di mana letak kejahatannya? Ia jahat justru karena tidak berbuat apa-apa. Dengan berdiam diri, ia telah menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh tuannya. Ia potensial, tetapi tidak produktif.

Setiap hari, Tuhan memberi kita kesempatan untuk berbuat sesuatu; mengembangkan bakat, mengasihi sesama, melayani Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama. Sudahkah kita berbuat sesuatu, melakukan bagian kita? Ataukah kita diam saja, membiarkan kesempatan berlalu hari demi hari? Jangan abaikan setiap kesempatan. Itu adalah sebuah kejahatan

KITA BERDOSA BUKAN HANYA SAAT MELAKUKAN YANG SALAH TETAPI JUGA SAAT TIDAK MELAKUKAN YANG BENAR

Dream LoVeR08-11-08, 14:49Bacaan hari ini: Keluaran 17:1-7Ayat mas hari ini: Keluaran 17:7Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 11-14

Pada tahun delapan puluhan, pemerintah Indonesia mencanangkan program Listrik Masuk Desa. Tujuannya supaya semua rakyat Indonesia, termasuk yang ada di pelosok, bisa menikmati manfaatnya. Namun, ternyata bagi penduduk di sebuah desa di Jember, Jawa Timur, harapan itu tinggal harapan. Sampai tahun dua ribuan awal, mereka masih belum menikmati listrik. Adalah Sunarya yang mengubah semuanya. Dengan peralatan seadanya, ia memanfaatkan sungai kecil yang melintasi desa itu untuk menggerakkan turbin sederhana hasil rakitannya. Dari situ ia berhasil membuat sumber listrik alternatif yang kemudian dipakai untuk menerangi rumah-rumah penduduk.

Sunarya memilih untuk tidak mengeluh. Daripada bersungut-sungut dan melancarkan protes pada pemerintah, ia memilih mencari jalan keluar. Mandiri guna menemukan solusi. Sayangnya, sikap demikian tidak dimiliki oleh bangsa Israel. Ketika mereka tidak mendapatkan air saat berkemah di Rafidim, mereka datang kepada Musa; berkeluh kesah, memprotes, dan marah. Dalam sekejap mereka lupa pada semua hal baik yang pernah Tuhan lakukan bagi mereka. Lupa pada peristiwa Laut Teberau (Keluaran 14:15-31); lupa pada peristiwa di Mara dan Elim (Keluaran 15:22-27); lupa pada peristiwa manna dan burung puyuh (Keluaran 16:1-36).

Page 96: Aji KUsuma

Mengeluh dan bersungut-sungut tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi justru menimbulkan masalah baru yang tidak perlu. Lebih dari itu, keluhan dan sungut-sungut membuat mata rohani kita buta. Kita tidak lagi dapat melihat hal-hal baik yang telah Tuhan berikan, sehingga kita lupa bersyukur dan mengabaikan potensi diri sendiri

JANGAN MENGELUH JIKA SAMPAH BERSERAKAN DI DEPAN KITA AMBIL SAMPAH TERDEKAT DAN BUANGLAH KE TEMPATNYA

Dream LoVeR10-11-08, 06:16Bacaan hari ini: Roma 15:14-21Ayat mas hari ini: Roma 10:14Bacaan Alkitab Setahun: Yohanes 19-21

Kubilai Khan adalah kaisar terbesar dalam sejarah Mongolia setelah Jenghis Khan, kakeknya. Pada abad ke-13, Kubilai Khan menerima kedatangan para pedagang Eropa. Setelah berbincang, kaisar tertarik dengan iman kristiani. Jadi, ia meminta agar ada seratus misionaris yang dikirim ke Mongolia untuk mengajar tentang Yesus. Namun, gereja di Eropa tak merespons. Mereka terlalu sibuk dengan urusan internal gereja, sehingga hanya ada dua misionaris yang dikirim, yaitu Nicholas dan William. Mereka pun tidak sampai ke Mongolia karena tak tahan menghadapi situasi perang yang sedang terjadi di Asia Tengah. Mongolia pun gagal dimenangkan bagi Kristus.

Kelalaian gereja pada masa lampau juga masih kerap terjadi pada zaman ini. Orang kristiani terlalu sibuk dengan urusan internal gereja. Akibatnya, gereja makin tertutup terhadap dunia di sekelilingnya karena “temboknya” semakin tinggi. Dan “tembok” itu membuat kita lupa bahwa semestinya kita ini menjadi pembawa berita baik bagi mereka yang masih banyak berdiri “di luar tembok”.

Kita mesti meneladani semangat pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Ia berusaha membagikan Injil di tempat-tempat yang belum pernah mendengar nama Yesus (ayat 20). Inilah yang semestinya menjadi kerinduan setiap gereja. Kiranya setiap gereja kita terus setia melakukan hal ini. Urusan internal gereja memang tak dapat diabaikan, tetapi jika itu membuat gereja berhenti memberita-kan Injil, perlahan-lahan gereja akan “mati” karena tak memenuhi tugas yang diembannya. Apakah gereja tempat Anda beribadah adalah gereja yang memberitakan Injil Kristus?

JIKA TEMBOK GEREJA MAKIN TINGGI BERARTI GEREJA GAGAL MENJADI SAKSI

Dream LoVeR

Page 97: Aji KUsuma

11-11-08, 05:24Bacaan hari ini: Pengkhotbah 11:1-6Ayat mas hari ini: Pengkhotbah 11:6Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 1-4

Hidup ini penuh misteri—banyak hal tidak kita ketahui (ayat 5). Dan justru karena hidup mengandung banyak misteri, Pengkhotbah mendorong para pembaca tulisannya agar berani mengambil tindakan yang punya banyak kemungkinan hasil. “Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik” (ayat 6).

Pengkhotbah tidak meminta kita agar menjadi orang-orang yang gila kerja. Ia hanya mengingatkan bahwa kita ini sungguh tidak tahu apa-apa dan tak dapat memastikan hasil dari setiap pekerjaan yang kita lakukan. Kita juga tak tahu bagaimana Allah akan berkarya. Walaupun demikian, ketidaktahuan itu tak boleh membuat kita santai saja lalu masuk ke “tempurung” masing-masing; tak bersemangat, tak rajin, dan loyo menghadapi hidup. Sebaliknya, justru karena “ketidaktahuan” itu, kita digugah untuk menjadi rajin—”menabur benih pagi-pagi ... janganlah memberi istirahat pada tanganmu”. Dan dengan hati teguh (meskipun kita tidak tahu pasti tentang semua hal) serta rendah hati (karena kita beriman pada Allah yang memahami segala misteri) kita harus terus tekun berusaha.

Pengkhotbah mendorong kita untuk sungguh-sungguh berjuang dalam hidup sekarang ini, dan tidak terjatuh dalam perangkap lamunan ataupun penjara penyesalan yang hanya membuang waktu kita. Dan kita tidak pernah berjuang sendiri, karena kita selalu ada dalam pengawasan dan pemeliharaan Allah, Sang Jawaban dari semua ketidaktahuan kita

APABILA ORANG BERIMAN TAK MAU BERJERIH LELAH BAGAIMANA IMANNYA AKAN BERBUAH?

Dream LoVeR12-11-08, 21:02Bacaan hari ini: Lukas 17:5,6Ayat mas hari ini: IBRANI 11:30Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 5-7

Seberapa besar iman yang harus kita miliki? Bisa jadi inilah pertanyaan yang mendorong para murid untuk meminta kepada Tuhan Yesus, “Tambahkanlah iman kami!” Dan, jawaban yang mereka terima sangat mengejutkan, “Sekiranya kamu mempunyai iman sekecil biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada po-hon ara ini: Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu” (Lukas 17:6).

Biji sesawi tergolong biji-bijian yang sangat kecil. Diameter biji ini kurang lebih satu milimeter, bahkan ada yang lebih kecil dari itu. Ada yang berwarna kekuningan, ada yang

Page 98: Aji KUsuma

kecoklatan, ada juga yang berwarna hitam. Begitu kecil ukuran biji sesawi ini, sehingga orang bisa sangat sulit memegangnya. Dan biji sesawi yang sangat kecil ini justru dijadikan “ukuran” oleh Tuhan untuk menunjukkan kekuatan iman yang besar.

Iman melewati batas-batas perhitungan akal. Apa yang menurut akal sulit, bahkan tidak mungkin, bisa terjadi di dalam iman. Tembok Yerikho menjadi bukti betapa kekuatan iman mampu meruntuhkan tembok (Yosua 6:1-27). Akal sehat kita tentu akan sangat sulit membayangkan tembok yang kokoh dan kuat itu runtuh, tetapi iman memungkinkan segala sesuatu terjadi. Karena itu, jangan berkecil hati jika kita tengah menghadapi “jalan buntu”; kesulitan dan hambatan bertumpuk di depan kita seolah-olah mustahil dilampaui. Jangan undur. Tetaplah berpaut pada iman, sebab di dalam iman selalu ada pengharapan akan adanya jalan keluar. Kadang-kadang hal itu dapat terwujud dengan cara dan waktu yang sama sekali tidak terduga. Sungguh

APA YANG TIDAK MUNGKIN BAGI AKAL MUNGKIN BAGI IMAN

Dream LoVeR13-11-08, 00:55Bacaan hari ini: Matius 13:24-30Ayat mas hari ini: Matius 13:29Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 8-10

Gandum dan lalang adalah dua tanaman yang sangat mirip, tetapi sebenar-nya sangat berbeda. Gandum adalah makanan pokok yang sangat berguna bagi manusia, sedangkan lalang sama sekali tidak berguna. Bahkan lalang lebih banyak menyerap sari makanan dari tanah, sehingga mengganggu pertumbuhan gandum. Sayangnya lalang dan gandum baru dapat dibedakan ketika bulir-bulir-nya ke-luar. Dan, lalang yang dicabut sebelum waktunya bisa membuat gandum turut tercabut. Satu-satunya cara memisahkan lalang dan gandum adalah de-ngan menunggunya sampai saat menuai tiba.

Seumpama lalang dan gandum, begitulah orang jahat tetap dibiarkan hidup di dunia ini bersama orang baik, meski mereka membawa penderitaan bagi orang-orang baik. Tuhan mengasihi seluruh ciptaan-Nya, baik yang berbuat jahat atau yang berbuat baik. Dia masih memberi kesempatan kepada yang jahat supaya bertobat, juga memberi kesempatan kepada yang baik untuk terus bertumbuh dalam ketaatan pada firman Tuhan. Justru dengan adanya “lalang”, maka “gandum” ditantang untuk makin tekun bertumbuh, makin tahan uji, dan makin berkualitas.

Hari ini kita diajar mengenal hati Allah yang panjang sabar dan mengasihi seluruh isi dunia ini. Dia bersabar karena segala sesuatu ada waktunya; kasih-Nya menerima setiap orang apa adanya. Kasih-Nya memberi kesempatan kepada setiap orang untuk berubah dan bertumbuh lebih baik, bukan cepat menghakimi dan menghukum. Allah memiliki kasih yang besar, yang tidak menyerah untuk terus mengasihi. Sebagai “gandum” di ladang-Nya, hendaknya kita terus bertumbuh dalam kasih dan kebenaran yang sejati

Page 99: Aji KUsuma

MESKI LALANG HARUS TUMBUH DI ANTARA GANDUM BIARLAH GANDUM ITU TERUS MERANUM

aisuru_ei13-11-08, 12:43cek kulkas om :thumbup:

Dream LoVeR14-11-08, 03:36aishiteru : thx yahhhhh

------------------------------------------------------------

Bacaan hari ini: Matius 8:5-13Ayat mas hari ini: Matius 8:6,7Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 11-14

Dulu saya bersekolah di SD milik gereja. Mayoritas murid beragama kristiani, namun suasananya tidak selalu “kristiani”. Anak orang kaya cenderung bergaul dengan yang “setara”. Jika ada anak orang miskin di antara mereka; maka ia hanya akan sering disuruh-suruh atau dijadikan semacam bodyguard. Sementara itu saya, karena malas disuruh-suruh dan tak berbakat jadi bodyguard, hanya bisa berteman dengan mereka yang juga berkantong “tipis”. Ya, orang cenderung aman dengan yang “setara”, sehingga tali kasih yang terja-lin bukan kasih semesta!

Kasih semesta adalah kasih yang melampaui batas-batas sosial, ekonomi, budaya, agama, dan “kotak-kotak” buatan manusia lainnya. Yesus menunjukkan kasih-Nya yang semesta saat menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum. Yang Dia tolong adalah hamba orang Romawi. Ia orang Romawi—yang tentu tak karib dengan orang Yahudi, masih pula statusnya hanya seorang hamba! Akan tetapi, dua “batasan” ini tidak menghalangi Yesus untuk mengasihi dan menolong! Bahkan sang perwira Romawi—tuan dari hamba yang sakit itu, juga menunjukkan kasih semesta, kasih yang lintas batas. Ia memperjuangkan kesembuhan orang yang berbeda status sosial dengannya (hamba). Kedua, ia mengusahakan kesembuhan hambanya dengan memercayai bahwa Yesus yang adalah orang Yahudi itu sangat berkuasa untuk menolong. Inilah yang membuat Yesus heran sehingga berkata, “Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel” (ayat 10).

Kasih yang semesta menembus berbagai batas dan membuka banyak kemungkinan tak terduga. Bagaimana kasih kita?

[B]KASIH TUHAN LAKSANA MENTARI YANG DIMILIKI SEMUA ORANG KIRANYA KASIHKU PUN TAK MEMILIH ORANG

aisuru_ei14-11-08, 11:07

Page 100: Aji KUsuma

aisuru om, bukan aishiteru :genit:

Dream LoVeR15-11-08, 06:17aisuru : maap....

----------------------------------

Bacaan hari ini: Kejadian 6:13-22Ayat mas hari ini: Kejadian 6:19Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 15-17

Harimau Jawa adalah salah satu dari sekian spesies harimau yang pernah hidup di Pulau Jawa. Namun sayang, pada tahun 1980-an spesies ini dikabarkan telah punah. Para ahli lingkungan menduga kepunahan binatang ini disebabkan oleh aktivitas manusia yang terus mendesak habitat mereka. Kini, daftar binatang yang punah atau terancam punah semakin panjang. Di antaranya harimau Sumatra, badak Jawa, jalak Bali, orang utan, dan banyak lagi.

Hari ini kita membaca tentang bagaimana Allah marah kepada ciptaan-Nya dan bermaksud mengakhiri hidup segala makhluk (ayat 13); yakni dengan men-datangkan air bah (ayat 17). Walaupun demikian, di tengah maksud itu pun Allah ingat untuk melakukan penyelamatan: Dia memilih Nuh serta keluarganya untuk diselamatkan. Dia juga ingat untuk menyelamatkan binatang-binatang, masing-masing sepasang. Apa yang Dia sebut “sungguh amat baik” (Kejadian 1:31) terus ingin Dia lestarikan.

Sebagaimana yang Allah lakukan, demikian pula kita. Kita mesti sungguh-sungguh bertindak menyikapi krisis lingkungan hidup yang tengah terjadi, khususnya dalam hal kepunahan berbagai jenis makhluk hidup. Kita mesti turut menjaga kelestarian alam; antara lain dengan tidak merusak cagar alam, tidak memburu binatang-binatang langka, tidak membeli barang-barang—seperti obat-obatan, makanan, pakaian, dan sebagainya—yang terbuat dari bagian tubuh binatang langka, atau mendukung organisasi pelestarian lingkungan. Biarlah kita selalu berusaha mengembalikan asrinya alam yang sejak mulanya Allah ciptakan dengan “sungguh amat baik”

ALLAH MEMBERI ALAM SEBAGAI ANUGERAH BAGI BUMI MARI JAGAI ANUGERAH ITU AGAR TETAP LESTARI

Dream LoVeR17-11-08, 05:35Bacaan hari ini: Efesus 5:6-14Ayat mas hari ini: Efesus 5:10Bacaan Alkitab Setahun: Kisah Para Rasul 21-24

Page 101: Aji KUsuma

Dalam bukunya The Gospel According to Starbucks, Leonard Sweet menulis-kan kisah Ed Faubert, seorang ahli pencicip kopi (coffee-taster) ternama. Ia sa-ngat peka pada cita rasa kopi. Berikanlah kepadanya secangkir kopi dan ia akan segera bisa menjelaskan segala hal tentang kopi itu secara perinci. Bahkan dengan mata tertutup, ia bisa tahu kopi yang dicicipinya berasal dari negara mana, ditanam di ketinggian berapa, dan di gunung apa.

Kepekaan dibentuk oleh latihan dan pengalaman terus-menerus. Kepekaan rohani pun demikian. Untuk dapat menguji apa yang berkenan kepada Tuhan (ayat 10), Paulus meminta jemaat Efesus untuk terus-menerus belajar hidup sebagai anak terang. Maksudnya, hidup sesuai dengan firman Tuhan. Dengan mempraktikkan firman setiap hari, semakin lama mereka akan menjadi semakin peka. Hasilnya? Mereka dapat membedakan mana yang berkenan kepada Tuhan dan mana yang tidak. Mereka takkan mudah disesatkan, sekalipun tiap hari hidup berbaur dengan orang-orang yang memiliki cara pikir dan gaya hidup duniawi. Bukannya terpengaruh, mereka bahkan bisa “menelanjangi perbuatan kegelapan” itu. Artinya, bisa menyadarkan orang lain akan perbuatannya yang berdosa.

Kita hidup pada zaman di mana penyesatan terjadi di mana-mana: lewat buku-buku, media massa, dan aneka tawaran dunia yang menggiurkan. Sudahkah kita memiliki kepekaan rohani? Banyak orang kristiani masih belum “bangun dari tidur” (ayat 14), bahkan ikut terbius dalam keduniawian. Tidak ada cara lain: kita harus belajar hidup taat sesuai firman Tuhan. Hanya dari situ kita bisa semakin peka

CARA UNTUK MENGUSIR KEGELAPAN SANGAT SEDERHANA: BAWALAH PELITA YANG MENYALA

aisuru_ei17-11-08, 10:01^jgn lupa bawa minyak utk nyalain pelitanya :hihi:

Dream LoVeR19-11-08, 05:08Bacaan hari ini: Bilangan 13:25-33; 14:1-10Ayat mas hari ini: Amsal 15:30Bacaan Alkitab Setahun: ROMA 1-3

Dunia kita adalah dunia berita. Kabar bertebaran setiap hari. Lewat koran, ta-yangan televisi, situs internet, papan iklan, majalah, tabloid, dan penyampaian dari mulut ke mulut. Melalui kata, suara, gerak, gambar dan warna. Sayang, sedikit saja yang netral. Lebih banyak berita yang tersebar mengusung kepentingan-kepentingan dagang atau politik. Dan, masyarakat adalah sasarannya.

Menjelang masuk ke Kanaan, umat Israel terpengaruh oleh kabar yang dibawa oleh para pengintai utusan Musa. Sebagian besar pengintai membawa kabar miring, sehingga umat menjadi takut. Berita yang mereka sampaikan bernada negatif dan umat menjadi korbannya. Ibarat makanan, mereka membawa “makanan busuk” yang bikin “diare”. Umat Israel jadi

Page 102: Aji KUsuma

resah, takut, panik, lalu memberontak. Syukurlah, di antara para pengintai itu ada Yosua dan Kaleb. Mereka tampil menyampaikan berita yang membesarkan hati. Menghantar “makanan sehat” dengan “gizi” iman yang tinggi. Mengajak umat untuk berpaling kepada Tuhan dan bersandar penuh kepada-Nya.

Penelitian di negeri kita membuktikan bahwa berita yang paling banyak dikonsumsi masyarakat saat ini adalah infotainment yang gencar “menjual” gosip kehidupan para selebriti. Kedua, sinetron yang berbau dunia gaib. Itukah “makanan” kita sehari-hari? Sebagai anak Tuhan, mari perhatikan “makanan berita” yang kita santap. Saringlah berita yang kita dengar dan baca. Cermatilah tayangan yang kita tonton. Jangan menyantap “makanan basi” berupa kabar busuk yang merusak iman dan moral. Utamakan untuk menyantap “kabar baik” (Injil) sebagai “nutrisi bergizi” bagi jiwa kita

KESEHATAN IMAN KITA TERGANTUNG PADA “MAKANAN” YANG KITA BERIKAN KEPADA JIWA KITA

aisuru_ei20-11-08, 10:48thx buat renungannya :thumbup:

Dream LoVeR22-11-08, 13:58Bacaan hari ini: 2 Korintus 4:16-5:10Ayat mas hari ini: 2 Korintus 4:16Bacaan Alkitab Setahun: ROMA 10-12

Usia tua tidak membuat semangat William Franklin Graham Jr. alias Billy Graham, surut. Di usia 70 tahun, ia masih melakukan perjalanan ke China dan Korea untuk berkhotbah. Ia juga terus menulis buku dan tampil di berbagai kegiatan pela-yanan. Padahal saat itu ia sudah mulai terserang penyakit Parkinson. Seiring waktu, penyakit lain seperti cairan dalam otak dan kanker prostat juga menyerangnya. Di usianya yang hampir 90 tahun sekarang, ia mengisi hidupnya dengan berdoa dan sesekali terlibat dalam kegiatan yayasan-nya. Menurutnya, usia tua dan penyakit bukanlah halangan bagi seseorang untuk berkarya dan bersyukur kepada Tuhan.

Kita tidak selalu berada dalam kondisi tubuh yang sehat dan kuat. Akan ada saatnya di mana kondisi tubuh kita merosot, menjadi ringkih dan lemah. Bisa jadi penyakit yang mendera membuat kita tidak dapat melakukan aktivitas dengan maksimal. Atau, bisa juga usia yang beranjak tua membatasi kita untuk melakukan berbagai kegiatan. Dan, kita tidak dapat mengelak atau menolak proses alamiah tersebut.

Dalam keadaan demikian, yang bisa kita lakukan adalah menjaga agar “tubuh batiniah” kita tidak ikut-ikutan merosot. Itulah yang Paulus lakukan. Walaupun manusia lahiriahnya semakin merosot, tetapi manusia batiniahnya terus diperbarui (ayat 16). Caranya adalah dengan selalu bersyukur dan berpengharapan; dengan memfokuskan hati dan pikiran pada hal-hal yang indah dalam hidup ini (ayat 18). Di dalam iman kepada Tuhan Yesus, selalu ada

Page 103: Aji KUsuma

alasan untuk bersyukur dan berpengharapan. Bagaimanapun keadaan kita

TUBUH JASMANIAH BOLEH MEROSOT NAMUN TUBUH BATINIAH HARUS TERUS MENANJAK

Dream LoVeR24-11-08, 14:18Bacaan hari ini: Yohanes 17:6-19Ayat mas hari ini: Yohanes 17:18Bacaan Alkitab Setahun: 1 KORINTUS 1-3

Pada tahun 2007, ketika mengadakan perjalanan di Vietnam, kami dipandu seorang warga Vietnam yang belum pernah bertemu orang Indonesia. Mungkin karena sangat penasaran, ia memakai kesempatan untuk bertanya kepada kami mengenai berbagai peristiwa di Indonesia, misalnya peristiwa bom Bali. Ia ingin tahu mengapa orang Indonesia begitu membenci orang Barat, sehingga tega berbuat semacam itu. Menanggapi keingintahuannya, kami sebagai “duta” Indonesia berusaha menjawab dan memberi penjelasan bahwa tindakan ter-sebut tidak mewakili sikap orang Indonesia secara umum.

Seperti orang Vietnam tersebut, ada juga banyak orang di sekitar kita yang belum tahu tentang Kerajaan Allah. Dan mereka akan tetap hidup dalam ketidaktahuan jika kita sebagai “duta” Kerajaan Allah tidak pernah menjelaskan hal itu kepada mereka. Tentang siapa Raja kita, dan bagaimana kita dapat diangkat menjadi anak-Nya. Orang-orang yang ditaruh di sekitar hidup kita mem-butuhkan kesaksian kita tentang-Nya. Lebih dari itu, menjadi duta Kerajaan Allah tidak cukup dengan berkata-kata saja. Kesaksian hidup kita pun memegang peranan yang sama penting, sebab tentu sulit bagi mereka untuk percaya bahwa ada kasih dalam Kerajaan Allah jika di antara sesama orang percaya tidak ada kepedulian satu sama lain. Sulit bagi mereka untuk percaya bahwa ada damai dalam Kerajaan Allah jika kita suka ber-tengkar dengan orang lain.

Sebagai “duta” Kerajaan Allah, biarlah kita hidup sepadan dengan status kita sebagai orang kristiani, sehingga orang yang melihat kita akan percaya kepada Yesus

TUHAN MENGUTUS KITA KE DUNIA UNTUK MENJADI DUTA-NYA MARI KITA KERJAKAN TUGAS ITU SEBAIK-BAIKNYA

Dream LoVeR25-11-08, 02:43Bacaan hari ini: 1 Korintus 12:1-11Ayat mas hari ini: 1 Korintus 12:4-6Bacaan Alkitab Setahun: 1 KORINTUS 4-7

Page 104: Aji KUsuma

Saya pernah mendapat hadiah unik berupa lima ratus keping puzzle. Tentu saja kado ini tidak siap pakai. Supaya bisa membentuk gambar yang indah, saya harus menyusun lima ratus kepingan itu di tempat yang tepat. Menyusunnya tidaklah mudah dan memakan waktu lama, sebab setiap keping itu tampak serupa walau sesungguhnya masing-masing unik. Baru setelah tersusun rapi, saya puas melihat gambar indah yang terbentuk.

Roh Kudus memberi kita karunia. Kata “karunia” berarti kado atau hadiah. Kado itu “tidak siap pakai”. Roh Kudus sengaja memberi karunia yang berbeda-beda kepada setiap orang; yang satu diberi karunia bermain musik, yang lain diberi karunia mengajar, karunia berorganisasi, karunia kemurahan hati, dan sebagainya. Tak seorang pun punya karunia yang lengkap. Karunia itu tak dapat dipakai sendiri karena ia diberikan “untuk kepentingan bersama” (ayat 7). Jadi, setiap kita ini bagaikan sekeping puzzle. Tanpa orang lain, karunia yang kita da-patkan menjadi sia-sia. Karunia-karunia itu baru berfungsi ketika tiap-tiap orang mau hidup saling berbagi, saling mengisi, dan saling melayani di tengah jemaat. Pada saat itulah, jemaat akan disusun dengan rapi oleh Roh Kudus—dan membentuk gambar Kristus yang indah.

Kita tak dapat memaksa Roh Kudus untuk memberi karunia tertentu. Dia memberikannya “seperti yang dikehendaki-Nya” (ayat 11). Jadi, bersyukurlah atas karunia yang kita miliki. Lebih penting lagi, relakan diri untuk dibentuk dan ditempatkan Roh Kudus pada posisi yang tepat dalam jemaat. Izinkan Dia menguasai hidup kita—dan hal biasa pun bisa Dia buat menjadi luar biasa

KARUNIA ROH KUDUS TIDAK SIAP PAKAI SAMPAI KITA MEMBERI DIRI DIPAKAI OLEH-NYA

Dream LoVeR26-11-08, 04:54Bacaan hari ini: Markus 4:35-41Ayat mas hari ini: Markus 4:41Bacaan Alkitab Setahun: 1 Korintus 8-10

Angin topan merupakan salah satu peristiwa dahsyat di bumi kita. Siapa yang tidak takut jika angin topan terjadi? Perbedaan tekanan udara yang ekstrem menjadi penyebab munculnya angin topan. Bahkan para pengamat topan me-ngatakan bahwa energi dalam sebuah angin topan cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan tenaga listrik di Amerika Serikat selama tiga sampai empat tahun. Begitu kuat dan dahsyat. Namun, kekuatan yang kita pandang begitu dahsyat itu nyatanya tak ada apa-apanya di hadapan Allah kita. Lihatlah, bagaimana Yesus cukup berkata, “Diam! Tenanglah!” (ayat 39), maka badai itu segera reda, air pun segera menjadi tenang.

Terkadang ada “angin topan” masalah yang seolah-olah juga begitu besar menyerang kita, dan rasanya tak ada cukup daya yang kita miliki untuk menahannya. Barangkali berupa masalah kesehatan, pengkhianatan, impian yang hancur, dan sebagainya. Dalam kondisi demikian, kita mesti berhati-hati su-paya jangan dibutakan oleh kekecewaan hingga

Page 105: Aji KUsuma

memercayai naluri atau ramalan. Kita juga harus menguatkan diri agar tidak terpaku dalam ketakutan, dan mengingat bahwa Yesus ada dalam perahu hidup kita.

Sebagaimana topan tunduk kepada Allah kita, demikian pula setiap topan masalah kita pun pasti mampu Dia taklukkan. Berlindunglah di dalam Yesus. Dia akan memberi Anda kekuatan, sehingga Anda dapat bertahan di tengah badai sampai Dia meredakannya. Ketika Anda memercayai kuasa Allah, damai sejahtera-Nya akan menjauhkan Anda dari rasa panik; dan kuasa-Nya akan menyelamatkan Anda

DI HADAPAN ALLAH YANG BESAR TOPAN DAHSYAT PUN GENTAR

aisuru_ei26-11-08, 12:06makasih ya om :thumbup:

Dream LoVeR27-11-08, 04:03Bacaan hari ini: 1 Raja-raja 21:1-19Ayat mas hari ini: Mazmur 140:13Bacaan Alkitab Setahun: 1 Korintus 11-13

Theodor Seuss Geisel, pengarang buku cerita anak-anak terkenal, pernah menulis cerita tentang seekor kura-kura bernama Yertle. Yertle adalah raja kura-kura di sebuah kolam yang aman dan damai. Setiap hari ia duduk di takhtanya, yakni sebuah batu di tengah kolam. Suatu saat ia berpikir, andai takhtanya lebih tinggi, tentu ia dapat melihat banyak hal yang indah di luar kolam.

Yertle mendapat akal. Ia memerintahkan sembilan ekor kura-kura untuk saling menaiki punggung, sehingga tersusun tinggi ke atas. Lalu ia naik ke punggung kura-kura paling atas dan melihat pemandangan yang luas dari tempat tinggi. Mack, kura-kura yang berada paling bawah, mengeluh kesakitan. Namun, Yertle tidak peduli. Ia terus memerintah supaya jumlah tumpukan kura-kura ditambah. Sampai akhirnya, jumlah kura-kura yang bertumpuk adalah 5.816 ekor. Ketika itulah Mack bersendawa. Lalu bergoyanglah kura-kura lain di atasnya. Akibatnya, Yertle yang berada di ketinggian jatuh terperosok ke dalam lumpur dan mati.

Hikmah cerita di atas adalah, apabila kita memiliki kekuasaan; entah sebagai majikan di rumah, atasan di kantor, ataupun pejabat di pemerintahan—jangan mempergunakannya untuk menindas orang lain. Bisa-bisa kita sendiri yang menanggung akibatnya. Kekuasaan bukan warisan yang dapat digunakan seenaknya, tetapi titipan Tuhan yang harus dipertanggungjawabkan. Tuhan tidak suka dengan sikap para pemegang kekuasaan yang sewenang-wenang. Ingatlah bagaimana Dia sangat marah kepada Raja Ahab yang dengan kekuasaannya berbuat sewenang-wenang terhadap Nabot (ayat 19)

PARA PENINDAS AKAN MENUAI APA YANG DITABURNYA

Page 106: Aji KUsuma

Dream LoVeR28-11-08, 04:23Bacaan hari ini: Lukas 19:1-10Ayat mas hari ini: Lukas 19:5Bacaan Alkitab Setahun: 1 Korintus 14-16

Keong mas adalah salah satu jenis hama padi yang sering merugikan para petani di Indonesia. Tak heran binatang ini dibenci banyak orang. Namun ternyata jika diolah dengan benar, keong mas punya potensi untuk diubah dari hama yang merugikan menjadi bahan makanan berprotein tinggi.

Hampir seperti keong mas yang dibenci para petani, Zakheus adalah seseo-rang yang tidak disukai masyarakat. Ia dianggap telah merugikan masyarakat dengan cukai yang ia tarik. Tak heran orang-orang menjauhi Zakheus, bahkan mengecapnya sebagai seorang pendosa (ayat 7). Akan tetapi bagi Yesus, Zakheus adalah seseorang yang berpotensi untuk menjadi berkat bagi banyak orang jika “diolah” dengan benar. Karena itu Dia menyempatkan diri untuk mengunjungi Zakheus (ayat 5). Dan sentuhan Yesus ini berhasil mengubah Za-kheus secara drastis, sehingga ia berubah menjadi berkat bagi masyarakat (ayat 8).

Dalam bergereja dan bermasyarakat, terkadang ada orang-orang yang seperti Zakheus. Sebetulnya mungkin mereka tidak pernah bermusuhan secara pribadi dengan kita. Hanya, cara hidup, cara berpikir, tingkah laku, karakter, atau sifat mereka sangat berbeda dengan kebanyakan orang. Jadi terkesan nyentrik dan menjengkelkan. Namun, acap kali orang-orang semacam ini memiliki potensi istimewa untuk menjadi berkat seperti Zakheus. Sebagai sesama mereka, yang perlu kita lakukan adalah melihat potensi itu dan menolong mereka untuk memunculkannya. Dan akhirnya, membimbing mereka untuk bertemu dengan Allah, yang berkuasa mengubahkan hidup

PENGENALAN AKAN TUHAN SECARA PRIBADI MEMBUAT ORANG MENEMUKAN MAKNA DAN TUJUAN DIRI

aisuru_ei28-11-08, 13:57thx again :thumbup:cek kulkas

apache00729-11-08, 00:14Wah.. thank you renungannya

Dream LoVeR29-11-08, 04:15aisuru : Thx

--------------------------------------

Page 107: Aji KUsuma

Bacaan hari ini: Kejadian 3:9-21Ayat mas hari ini: Kejadian 3:21Bacaan Alkitab Setahun: 2 Korintus 1-3

Pakaian adalah bagian dari budaya manusia di seluruh dunia. Tak heran bila pameran model baju menjadi industri yang luar biasa besar. Cara manusia berpakaian pun berevolusi. Khususnya sejak abad ke-20. Sebelumnya, hampir tak ada orang yang berani memakai bikini. Namun sesudah masa itu, khususnya setelah filosofi kebebasan dikumandangkan di Barat, cara orang berpakaian berubah total. Banyak orang berpakaian “seadanya” dan menyebutnya mode. Orang kristiani pun tidak luput menggunakan pakaian seadanya ketika pergi ke gereja.

Mungkin kita tak pernah merenungkan, apa tujuan Tuhan memberi kita pakaian. Kejadian 3:21 memberikan dasar penting tentang alasan adanya pakaian. Tuhan mengorbankan binatang, dan memberikan kulitnya untuk menutupi ketelanjangan manusia. Ketika manusia berdosa, Tuhan berinisiatif menolong. Sekilas, hal pakaian mungkin merupakan topik yang terlalu biasa dalam hidup sehari-hari. Namun, cara kita berpakaian secara tak langsung menunjukkan apresiasi kita kepada Allah yang penuh kasih, yang tak mau kita dipermalukan karena dosa itu.

Sebagai orang kristiani, kebanyakan kita tidak terlalu memusingkan cara berpakaian di zaman ini, karena budaya populer seakan-akan lebih menguasai kita. Mari perhatikan bagaimana kita berpakaian. Adakah Anda merasa rendah diri karena pakaian yang sederhana? Tidak perlu. Apakah Anda menjadi sombong karena bisa membeli pakaian mahal? Jangan lupakan tujuan Tuhan memberi kita pakaian. Berpakaianlah secara pantas, sehingga melaluinya kita te-rus diingatkan bahwa Tuhan memberikannya demi menutupi keberdosaan kita

BERPAKAIANLAH DENGAN PANTAS SEBAGAI RASA SYUKUR BAHWA TUHAN TELAH MENUTUPI SALAH DAN BOBROKNYA KITA

Dream LoVeR02-12-08, 00:53Bacaan hari ini: Yohanes 14:11-14Ayat mas hari ini: Yohanes 14:12Bacaan Alkitab Setahun: 2 Korintus 11-13

Seseorang memerhatikan nelayan yang menangkap ikan besar, tetapi membu-angnya lagi ke air. Ia mendekati si nelayan dan bertanya, “Mengapa ikan-ikan itu engkau buang lagi?” Orang itu mengeluarkan sebuah penggorengan di perahunya dan berkata, “Lihat, penggorengan saya terlalu kecil, jadi yang saya perlukan ikan kecil saja.” Tak ter-bayangkan oleh si nelayan bahwa ia akan mendapat “ikan-ikan” besar, sehingga tidak disiapkannya sesuatu yang istimewa. Mungkin ia berpikir, mendapat ikan kecil saja sudah cukup, mengapa harus mengharap ikan besar?”

Page 108: Aji KUsuma

Serupa dengan itu, kita juga kerap membatasi karya Tuhan dengan pola pikir kita yang sempit. Kadang Tuhan ingin melakukan perkara besar dan dahsyat dalam hidup kita. Namun, kita berkata, “Ah, tidak mungkin saya bisa melakukannya. Mana mungkin Allah mau memakai orang sederhana seperti saya?” Dan masih banyak kalimat pesimis lain yang kita ucapkan.

Sebagian besar murid Tuhan Yesus adalah orang sederhana. Namun, Allah bisa bekerja lewat mereka dengan dahsyat. Mungkin tak pernah terlintas di benak Petrus, Yohanes, dan Yakobus, bahwa mereka dapat mengadakan banyak mukjizat, seperti Tuhan Yesus. Tuhan pernah berkata, barangsiapa percaya kepada-Nya, ia juga akan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang Yesus lakukan, bahkan lebih besar dari itu! Namun, mengapa sampai kini kita belum pernah melakukan perkara yang besar? Mungkin kita perlu bertanya pada diri sendiri, seberapa besar “penggorengan” yang kita siapkan. Kalau kita benar-benar percaya dan tidak membatasi karya Tuhan, kita akan segera melihat perkara-perkara besar dalam hidup kita. Gantilah “penggorengan” kita yang kecil. Jangan batasi kuasa Allah.

BESAR KECILNYA PERKARA YANG AKAN KITA ALAMI TERGANTUNG PADA BESAR KECILNYA ”PENGGORENGAN” YANG KITA SIAPKAN

Dream LoVeR03-12-08, 05:14Bacaan hari ini: Matius 5:14-16Ayat mas hari ini: Matius 5:16Bacaan Alkitab Setahun: Galatia 1-3

Hampir semua dari kita mengenal sebuah permainan anak-anak yang namanya petak umpet. Dalam permainan tersebut, setiap pemain harus bersembunyi sedemikian rupa hingga tak bisa ditemukan oleh pemain yang lainnya. Semakin pintar ia bersembunyi maka semakin hebatlah si pemain. Namun, tidak demikian dengan kekris-tenan. Orang kristiani tidak dipanggil untuk sembunyi, tetapi untuk tampil. Tuhan Yesus menyatakan bahwa kita adalah terang dunia. Terang itu harus tampak atau tampil, tidak boleh disembunyikan. Masalahnya apa yang harus ditampilkan? Tuhan Yesus men-jelaskan lebih lanjut bahwa yang harus ditampilkan oleh orang kristiani bukan perhiasan salib yang menempel di kalung, mobil mewah, atau hal-hal yang berkenaan dengan materi, melainkan kebaikan hati atau perbuatan baik.

Menampilkan perbuatan baik bukanlah untuk pamer supaya orang lain melihat kita baik dan dermawan, melainkan kemuliaan Tuhanlah tujuannya. Dalam ayat 16 dikatakan dengan jelas “supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga”. Perkataan ini dengan jelas menyatakan bahwa kita melakukan perbuatan baik bukan untuk kemuliaan diri, melainkan untuk kemuliaan Tuhan.

Banyak orang kristiani dikenal baik hanya ketika ia di gereja. Namun, tidak demikian jikalau ia berada di luar gereja. Itulah sebabnya mengapa golongan ini disebut golongan anak Tuhan petak umpet. Kehadirannya sebagai terang tidak tampak karena ia bersem-bunyi dengan baik. Padahal yang Tuhan Yesus inginkan adalah terang itu tampak dan diketahui banyak orang.

Page 109: Aji KUsuma

Jangan letakkan terang di bawah gantang Tetapi di atas kaki dian

aisuru_ei03-12-08, 10:25thx om :thumbup:

Dream LoVeR04-12-08, 04:19Bacaan hari ini: Matius 18:21-35Ayat mas hari ini: Matius 18:27Bacaan Alkitab Setahun: Galatia 4-6

Pada suatu siang yang panas, saya pulang dari mengajar. Mulanya saya berencana naik angkot, tetapi tak ada yang lewat. Akhirnya saya memilih naik bajaj. Begitu saya turun, tukang bajaj meminta ongkos dua kali lipat dari biasa. Saya bersikeras membayar dengan harga biasa, tetapi ia juga bersikeras. Jadi saya mesti membayar Rp3.000,00 lebih mahal. Saya kesal karena merasa ditipu. Namun Tuhan mengingatkan, “Pantaskah kamu kesal karena uang Rp3.000,00?” Saya pikir rugi juga marah karena hal sepele. Namun, tak berhenti di situ. Tuhan mengingatkan saya lagi untuk mengampuni orang tadi. Dalam hati saya tidak terima, karena saya yang dirugikan. Orang itu juga tidak minta maaf. Apa saya mesti mengampuninya?

Matius 18:21-35 mencatat pengajaran Yesus mengenai pengampunan. Seorang hamba tak mampu membayar utangnya yang besar kepada raja dan meminta waktu untuk melunasinya (ayat 26). Sang raja, dengan penuh belas kasihan membebaskan dan menghapus utangnya (ayat 27). Sayang, si hamba—yang sudah menerima belas kasihan, tidak menunjukkan belas kasihan pada sesamanya. Karena itu raja murka dan menghukumnya.

Kita sebetulnya seperti hamba yang berutang banyak. Bapa tidak menuntut kita membayar utang dosa kita yang begitu besar. Dia justru membebaskan kita. Akan tetapi, kita kerap tidak menyadari pengampunan yang sudah kita terima. Kita masih sering tak mau mengampuni saat ada orang yang bersalah, menipu, dan menyakiti kita. Sekalipun orang lain tak pernah meminta maaf, ingatlah Allah sudah menyatakan belas kasih-Nya kepada kita. Mari tunjukkan belas kasih pula kepada orang lain

DOSA TERBESAR PUN SUDAH TUHAN HAPUSKAN KESALAHAN SEBESAR APAKAH YANG TAK DAPAT SAYA MAAFKAN?

Dream LoVeR05-12-08, 06:33Bacaan hari ini: 1 Raja-Raja 12:1-15Ayat mas hari ini: 1 Raja-Raja 12:8Bacaan Alkitab Setahun: Efesus 1-3

Page 110: Aji KUsuma

Atta adalah seorang arsitek dari Mesir yang sangat cerdas. Karena kecerdasannya ini, ia dapat melanjutkan pendidikan di Jerman dan kemudian bekerja di sana. Namun dalam perkembangannya, ia bergabung ke dalam suatu kelompok kepercayaan garis keras. Di situ ia berubah dari seorang arsitek yang penuh potensi menjadi orang yang ekstrem dan bahkan kemudian menjadi salah seorang dalang dari tragedi 11 Septem-ber 2001 di Amerika Serikat.Sebagai makhluk sosial, lingkungan di mana kita berada pasti akan memengaruhi kita. Seperti yang terjadi pada Atta, dan juga pada Rehabeam.

Saat itu, Rehabeam harus menanggapi rakyatnya yang meminta keringanan atas pekerjaan yang diberikan oleh pendahulunya (ayat 4). Sebenarnya, Rehabeam bisa mendapat nasihat bijak dari para tua-tua yang dulu mendampingi ayahnya, Salomo (ayat 6,7), yakni untuk memberi tanggapan baik supaya rakyat itu menjadi hamba-hambanya yang setia. Namun sayang, Rehabeam dikelilingi oleh teman-teman yang tidak bijaksana, dan ia terpengaruh untuk mengikuti nasihat mereka yang buruk. Karena itulah Rehabeam tercatat sebagai orang yang mengakibatkan kerajaan Israel terpecah.

Siapa saja teman-teman terdekat kita dan sejauh mana mereka memengaruhi kita? Apakah mereka membawa kita lebih dekat dengan Tuhan? Jika ya, mari kita terus menjaga persekutuan dengan mereka agar kita semakin bertumbuh. Namun jika sebaliknya, malah memberi pengaruh buruk atas kita, jangan sungkan keluar dan men-cari lingkungan pergaulan yang sehat yang bisa mendorong kita untuk hidup sesuai identitas kita sebagai umat-Nya

Perilaku dan cara pandang kita sangat dipengaruhi oleh perilaku dan cara pandang orang-orang terdekat kita

Dream LoVeR07-12-08, 06:33Bacaan hari ini: Lukas 17:11-19Ayat mas hari ini: Lukas 17:17Bacaan Alkitab Setahun: Filipi 1-4

Terima kasih adalah kata-kata yang sederhana, tetapi betapa kerap orang sulit mengucapkannya. Mari kita hitung, selama seminggu ini berapa banyak kita menerima kebaikan orang lain? Tidak hanya untuk hal-hal besar, tetapi juga untuk hal-hal sederhana. Misalnya, istri yang menyeduhkan kopi, suami yang pulang dari kantor membawakan makanan kesukaan, anak yang telah menolong mengambilkan sesuatu. Atau juga orang-orang yang dengan pekerjaannya telah membantu kita; tukang sampah yang setiap hari mengangkut sampah dari rumah kita, sopir taksi yang mengantarkan kita ke tempat tujuan.

Bandingkan dengan berapa kali dalam minggu yang sama kita mengucapkan “terima kasih”. Jangan-jangan cuma “sembilan berbanding satu”. Artinya, dari sepuluh kali kita menerima kebaikan orang lain, hanya satu kali kita menyatakan rasa terima kasih. Seperti yang ditunjukkan dalam bacaan kita; dari sepuluh orang kusta yang Tuhan Yesus sembuhkan,

Page 111: Aji KUsuma

hanya satu yang kembali untuk berterima kasih. Secara jelas Lukas menyebut orang yang tahu berterima kasih itu adalah orang Samaria (ayat 16).

Waktu itu orang Samaria dipandang masyarakat sebagai kalangan rendah, kaum sepele, kelompok yang tidak berbudaya, bukan bangsa pilihan. Dengan sengaja menyebut orang Samaria yang kembali untuk menyatakan rasa terima kasihnya kepada Tuhan Yesus, Lukas seolah-olah hendak mengatakan bahwa justru orang yang dianggap rendah oleh kebanyakan orang itulah yang tahu berterima kasih. Semoga kita termasuk orang yang tahu berterima kasih

TAHU BERTERIMA KASIH ITU BAGIAN DARI KARAKTER ORANG BERIMAN

Dream LoVeR09-12-08, 06:35Bacaan hari ini: Ibrani 11:8-16Ayat mas hari ini: Ibrani 11:13Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tesalonika 1-3

Saya pernah bertualang seorang diri keliling Eropa selama sebulan, sebagai turis backpacker. Dengan menyandang ransel besar, saya mengunjungi kota demi kota dengan kendaraan umum. Kadang saya menginap di kereta, pada kesempatan lain menginap di hotel. Seru! Bagi turis seperti saya, berlaku prinsip penting: bawalah barang seringan dan sesedikit mungkin. Mau beli cenderamata pun mesti pikir-pikir—jangan sampai membebani diri terlalu berat. Toh saya berada di satu tempat hanya satu atau dua hari. Akibatnya saya tidak membawa barang-barang, kecuali yang benar-benar penting.

Firman Tuhan mengingatkan bahwa kita hanya orang asing dan pendatang di bumi ini (ayat 13). Kita hanya transit dan tak akan tinggal lama. Tujuan akhir kita adalah tanah air surgawi. Karena itu, janganlah hati kita melekat pada kemewahan dunia, lalu membangun kerajaan di sini. Jangan terlalu merasa betah. Belajarlah dari Abraham. Ketika ia tiba di negeri perjanjian, ia tidak membangun rumah permanen. Ia mendirikan kemah yang mudah dibongkar kapan saja (ayat 9). Bagi Abraham, dunia ini hanya “tanah asing”. Bahkan ketika ia tak memperoleh apa pun yang dijanjikan di dunia ini, ia tidak kecewa. Mengapa? Karena ia sadar dirinya hanya pendatang (ayat 13). Penggenapan seluruh janji Allah baru akan dialami kelak, ketika kita tiba di “tanah air”.

Di tengah kesibukan bekerja, ada bahaya jika kita menjadi “terlalu betah” tinggal di dunia. Merasa menjadi penghuni tetap bumi ini, sehingga memusatkan perhatian untuk segala hal duniawi. Ingatlah: kita hanya pendatang dan perantau. Perjalanan masih panjang. Pastikan bawaan Anda sudah seringan dan sesedikit mungkin

JIKA ANDA TERLALU BETAH TINGGAL DI BUMI, SURGA TAMPAK TIDAK MENARIK LAGI

Page 112: Aji KUsuma

aisuru_ei09-12-08, 09:40tengkyu yah om :thumbup:

Dream LoVeR10-12-08, 02:07Bacaan hari ini: Matius 20:1-16Ayat mas hari ini: Matius 20:16Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tesalonika 4-5

Umumnya orang berpendapat bahwa banyak bekerja tentu akan banyak mendapat; banyak berprestasi pasti juga banyak mendapat. Firman Tuhan hari ini barangkali akan membuat kita bertanya, “Apakah Tuhan adil?” Dia memberi upah yang sama untuk jerih payah yang berbeda. Mengapa Yesus berkata demikian? Apakah pantas? Sebuah pernyataan yang sulit dipahami secara konkret, meski kalimatnya jelas dan lugas.

Setidaknya ada dua penjelasan mengenai hal ini. Pertama, itu tak adil menurut kita karena kita berfokus pada upah—bukan Sang Tuan yang kita layani. Bukankah motivasi kita dalam melayani semestinya untuk Sang Tuan? Fokusnya tak boleh pada diri sendiri, tetapi pada Sang Tuan. Sama seperti saat kita punya kesempatan melayani seorang raja, bukankah itu merupakan suatu kebanggaan yang tak ternilai? Berpijak pada pandangan tersebut, kita akan memahami bahwa upah bukanlah hal yang terutama; bukan pada apa yang kita dapat, tetapi pada yang bisa kita beri.

Kedua, apabila kita protes, bukankah itu tandanya kita merasa iri hati? (ayat 15). Seperti perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32)—ketika si sulung memprotes kemurahan hati sang ayah kepada adiknya. Si sulung merasa ayahnya berlaku tidak adil karena ia sudah setia dan bekerja keras. Kita adalah manusia berdosa yang telah diselamatkan Tuhan dari sengat maut. Itu sebabnya Tuhan berhak atas hidup kita sepenuhnya, berhak memberikan apa pun yang pantas dan perlu kita peroleh. Baiklah kita fokus pada apa yang harus kita kerjakan dan berikan, bukan pada apa yang bisa kita peroleh

BERIKANLAH YANG TERBAIK KEPADA TUHAN DAN SESAMA TANPA IRI HATI, TETAPI ATAS DASAR KASIH

aisuru_ei10-12-08, 09:56thx ya om :thumbup:

Dream LoVeR11-12-08, 06:13Bacaan hari ini: 1 Samuel 24:1-14Ayat mas hari ini: Mazmur 119:30Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tesalonika 1-3

Page 113: Aji KUsuma

Salah satu kejahatan paling berbahaya di dunia ini adalah mengabsahkan sebuah tindakan atas nama Tuhan. Termasuk jika tindakan itu memperdaya, melukai, meneror, atau bahkan menghabisi nyawa sesama. Orang suka menyembunyikan keinginan dan ambisi pribadinya di balik topeng “kehendak Tuhan” atau “perintah suci agama”, sambil menghalalkan cara-cara tak bermoral.

Kisah Daud di En-Gedi menerangi pemahaman kita. Kesempatan dan semua faktor pendukung begitu terbuka untuk menghentikan sumber ancaman bagi dirinya. Saat itu Saul sedang lengah. Dengan satu kali kibasan pedang, selesai! Tak ada penghalang. Daud benar-benar bebas melakukannya. Bahkan keyakinan imannya sendiri mengatakan, “Tuhan sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku” (ayat 11). Artinya, jika Daud melakukannya pun, ia dapat membenarkan diri dengan alasan “Tuhan memang berkenan”. Tetapi, ia memilih untuk tidak melakukannya. Ia memilih untuk tidak mencemari tangannya dengan darah orang yang diurapi Tuhan.

Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk dengan kehendak-bebas, tetapi sekaligus juga dengan tanggung jawab yang menyertai. Jadi, jangan gampang-gampang mengatakan “ini kehendak Tuhan”. Sebab andaikan bagi kita tampaknya Tuhan memang menghendaki, karena kesempatannya begitu terbuka, keputusan untuk melakukannya atau tidak masih tetap ada di tangan kita. Pertimbangan dan keputusan moralnya ada di pundak kita. Tuhan tidak menghendaki kita melepaskan diri dari tanggung jawab pribadi atas keputusan moral kita. Apalagi dengan cara “melemparkan” tanggung jawab itu kepada-Nya, dengan dalih “Tuhan menghendaki”

JANGAN MENGGUNAKAN DALIH KEHENDAK TUHAN UNTUK MENGHINDARI TANGGUNG JAWAB PRIBADI KITA

aisuru_ei11-12-08, 10:37thx om :thumbup:

Dream LoVeR12-12-08, 05:00Bacaan hari ini: Yohanes 10:1-10Ayat mas hari ini: Yohanes 10:4Bacaan Alkitab Setahun: 1 Timotius 1-3

Para murid sekolah di Inggris dilarang menyalakan nada dering telepon genggam di kelas. Namun, mereka tidak habis akal. Mereka memasang ringtone yang disebut “suara nyamuk”, yaitu nada dengan frekuensi tinggi yang tidak bisa didengar oleh telinga orang dewasa. Para guru pun tak bisa mendengar suaranya. Namun, para murid dapat mendengarnya, sehingga bisa berkirim SMS dengan leluasa. Rupanya setelah berusia 25 tahun ke atas, ada bulu-bulu halus di dalam telinga manusia yang menua atau rusak. Itu sebabnya telinga orang dewasa tak lagi dapat mendengar suara dengan frekuensi tinggi (di atas 16 KHz) seperti telinga anak-anak.

Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai gembala yang baik dan para murid adalah domba

Page 114: Aji KUsuma

milik-Nya. Ada ikatan batin antara gembala dan domba. Gembala di Israel biasanya memberi nama tiap dombanya dan memanggil nama mereka dengan nada khas. Jika malam tiba, setelah semua domba masuk kandang, sang gembala tidur di pintu masuk. Ia menjadi pintu—tameng untuk melindungi domba dari serangan musuh. Kedekatan ini membuahkan kepekaan. Domba-domba mampu mengenali dan membedakan suara gembalanya. Jika gembala asing memanggil, mereka tak bereaksi.

Di sekitar kita ada banyak suara. Kadang sulit membedakan mana suara yang benar dan mana yang sesat; mana kehendak Tuhan, mana bukan kehendak Tuhan. Untuk melatih kepekaan, kita perlu membangun persekutuan dengan Tuhan melalui disiplin doa dan firman. Kalau kita ingin terus mengenali suara-Nya, jangan mengabaikan disiplin rohani ini

TANPA DOA DAN FIRMAN ANDA AKAN KEHILANGAN KEPEKAAN

aisuru_ei12-12-08, 11:35makasih om :thumbup:

Dream LoVeR14-12-08, 09:00Bacaan hari ini: Galatia 2:15-21Ayat mas hari ini: Galatia 2:16Bacaan Alkitab Setahun: 2 Timotius 1-4

Saat sekolah, kita mungkin pernah dihukum karena melanggar aturan. Aturan me-mang diperlukan, tetapi juga mengandung bahaya, yakni jika diterapkan menjadi pemu-tlakan yang kaku. Jika hidup beriman hanya berisi aturan dan hukuman, dapatkah kita merasakan indahnya pengampunan dan cinta kasih?

Dalam Galatia 2:15-21, Paulus hendak meluruskan pemahaman yang keliru, yang memaksa orang kristiani non-Yahudi untuk menerima hukum Taurat sebagai syarat mengikut Yesus. Paulus menyatakan bahwa Taurat tidak dapat membenarkan orang. Sebaliknya, Taurat cenderung mengungkung dan membebani manusia karena tak mungkin mampu memenuhinya. Sementara itu, iman kepada Kristus justru membenarkan orang berdosa. Siapa pun dapat dibenarkan oleh karya Kristus (ayat 16). Lantas, ada yang mengatakan bahwa manusia boleh terus berkubang dalam dosa karena toh Kristus akan memberi pembenaran. Paulus menolak pendapat ini, sebab dibenarkan dalam iman berarti dijadikan benar, bukan dipersilakan berbuat yang tidak benar. Dan, siapa pun yang beriman mesti menunjukkan gaya hidup yang berpadanan dengan pembenaran yang telah ia terima dari Tuhan. Orang yang terus berbuat dosa berarti belum sungguh-sungguh memahami makna pembenaran. Ia hanya mau memetik manfaat dari Kristus, tetapi tak beriman kepada-Nya.

Beriman bukan sekadar ucapan mulut. Beriman adalah soal hidup yang nyata. Karena itu Paulus berkata: “Hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku”. Itulah sebabnya kita perlu menjaga hidup batin dan bersukacita senantiasa

Page 115: Aji KUsuma

BILA KRISTUS TELAH MEMERDEKAKAN JANGAN LAGI MENYENTUH BELENGGU YANG TELAH DILEPASKAN

Dream LoVeR15-12-08, 08:19Bacaan hari ini: Yakobus 1:1-8Ayat mas hari ini: Amsal 24:16Bacaan Alkitab Setahun: Titus 1-3; Filemon 1

Pada tahun 1850-an, Levi Strauss mengadu nasib ke Kalifornia untuk menambang emas. Hasilnya tak seberapa banyak, tetapi ia tidak putus asa. Ia lantas mencari usaha sampingan dengan membuat bahan kain keras (jeans) untuk tenda atau penutup mobil. Teman kerjanya berkomentar: “Mengapa kamu tidak membuat celana dari bahan ini?” orang itu menjelaskan bahwa para penambang perlu celana dari bahan kain yang kuat. Strauss setuju. Ia pun membuat celana bagi para penambang emas. Hal ini menjadi langkah awal ia mendapatkan “emas”. Celana berbahan jeans itu disukai banyak orang, bahkan menjadi populer sampai ke seluruh dunia.

Dalam hidup ini, kita tidak dapat menghindari kegagalan, kesusahan, pencobaan, atau ujian. Namun, kita dapat menyikapinya secara berbeda. Jika disikapi dengan keputusasaan, masa sulit akan melumpuhkan semangat hidup. Membuat kita menjadi pecundang. Sebaliknya, jika disikapi dengan ketekunan, masa sulit bisa dianggap sebagai “suatu kebahagiaan” (ayat 2). Mengapa? Karena melaluinya kita ditempa menjadi lebih dewasa dan berpengalaman. Apakah ketekunan itu? Sikap pantang menyerah dan terus berusaha melakukan yang terbaik di saat terburuk. Ketekunan membentuk orang menjadi tahan banting; pandai melihat peluang di tengah penghalang. Dan, buahnya adalah keberhasilan.

Apakah Anda tengah melalui masa sulit? Kegagalan bisnis, keretakan hubungan, sakit-penyakit, sampai ujian iman. Apakah pencobaan dan kegagalan membuat Anda patah semangat atau pesimis? Ayo bangkit lagi! Mintalah hikmat kepada Tuhan agar bisa tetap bertahan

KEPUTUSASAAN MELUMPUHKAN KETEKUNAN MEMAMPUKAN

aisuru_ei15-12-08, 12:25thx om, cek kulkas :thumbup:

Dream LoVeR16-12-08, 06:00Bacaan hari ini: 1 Samuel 17:40-50Ayat mas hari ini: 1 Samuel 17:50Bacaan Alkitab Setahun: Ibrani 1-4

Kejutan sesuatu yang tidak terduga; diduga tidak terjadi malah itu yang terjadi, disangka

Page 116: Aji KUsuma

terjadi malah tidak terjadi. Dalam permainan sepak bola kejutan kerap terjadi; di mana kesebelasan yang semula dianggap lemah, tidak punya peluang menang, tetapi malah keluar sebagai pemenang. Salah satu contoh adalah ketika Piala Eropa tahun 2004. Sejak awal yang dijagokan menjadi juara adalah negara raksasa sepak bola macam Jerman, Italia, Prancis, dan Belanda. Namun, yang kemudian menjadi juara justru Yunani, negara yang sama sekali tidak diperhitungkan.

Peristiwa Daud mengalahkan Goliat juga kejutan. Betapa tidak, siapa yang men-duga si penjaga ternak, “anak ingusan”, sanggup mengalahkan prajurit profesional yang sangat ditakuti seperti Goliat. Namun itulah yang terjadi. Sejarah mencatat demikian. Kita bisa membayangkan ketika tubuh raksasa Goliat itu tumbang dihantam “ketapel” Daud, para prajurit kedua pihak yang menyaksikan hanya bisa melongo. Terhenyak dan terdiam.

Fenomena kejutan ini kiranya mengingatkan kita; kalau kita sedang berada “di atas angin”, hidup bergelimang sukses dan kejayaan, hati-hati, jangan lupa diri. Jangan takabur. Sebab bisa saja dalam sekejap semua itu amblas tak berbekas. Maka mawas diri itu penting. Bagaimana pun kita tetaplah makhluk yang terbatas. Sebaliknya, kalau kita berada “di bawah angin”, hidup kita terus berkubang kegagalan dan diremehkan, jangan putus asa, teruslah berusaha. Lakukan yang terbaik. Kejutan selalu bisa terjadi kapan saja, dan dengan cara apa saja. Seperti Daud ketika mengalahkan Goliat

Mawas dirilah di tengah kegembiraan dan jangan kecil hati di tengah kepedihan

aisuru_ei16-12-08, 10:20thx om :thumbup:

Dream LoVeR17-12-08, 05:44Bacaan hari ini: 2 Korintus 1:3-11Ayat mas hari ini: 2 Korintus 1:6Bacaan Alkitab Setahun: Ibrani 5-7

Pernahkah Anda bertemu dengan orang yang memiliki ilmu kebal; yang tak mem-pan ditembus senjata tajam, bahkan peluru? Mungkin pernah. Namun, adakah orang yang kebal terhadap penderitaan? Selama punya rasa dan hati, orang tidak dapat kebal dari kesesakan hidup. Akan tetapi, penderitaan yang berat belum tentu “menggilas” manusia. Mari cermati pesan Paulus tentang hal ini.

Mengawali suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus berkata bahwa Allah telah menghiburnya dalam penderitaan. Ya, ia memang sedang harus menanggung keseng-saraan Kristus ketika surat ini ditulis (ayat 5). Namun, saat ia mengalami penderitaan berat, ada juga penghiburan yang besar. Bahkan penderitaan itu pada gilirannya justru menjadi penghiburan. Inilah pesannya; di tengah impitan beban hidup, kita mesti membuka hati untuk merasakan penguatan Allah. Dan ada satu kenyataan ilahi yang memampukan kita untuk menghadapi segala beban hidup, yakni bahwa Allah kita sungguh berkuasa, bahkan dapat membangkitkan

Page 117: Aji KUsuma

orang mati (ayat 9). Hal ini terbukti melalui peristiwa kebangkitan Kristus. Dan itulah pengharapan Paulus.

Jika kita menghadapi beban hidup bersama-sama dengan Allah, maka sebuah “luka” pun dapat berubah menjadi “obat”. Bagaimana tidak? Penderitaan yang kita alami akan membuat kita memiliki pengalaman iman dengan Tuhan. Melalui hal itu, kita pun dikuatkan untuk tetap tegar di tengah badai. Dan pada gilirannya, orang yang kuat akan dapat meneguhkan orang lain. Bukan dengan penghiburan yang klise, tetapi penghiburan yang berdasarkan pengalaman nyata

PENDERITAAN BERAT YANG DIOLAH DENGAN TEPAT DAPAT MENJADI OBAT ROHANI YANG MANTAP

aisuru_ei17-12-08, 23:18terima kasih :thumbup:

Dream LoVeR18-12-08, 05:26Bacaan hari ini: Filipi 2:1-11Ayat mas hari ini: Filipi 2:7Bacaan Alkitab Setahun: Ibrani 8-10

Apa kesamaan Fransiskus Asisi, Ibu Teresa, dan Romo Mangun? Salah satu hal yang paling menonjol dari ketiganya adalah mereka rela meninggalkan kenyamanan hidup untuk tinggal dan melayani orang-orang miskin; baik di Eropa berabad-abad yang lalu, di India, maupun di Indonesia. Kita percaya mereka melakukannya karena iman kepada Kristus. Kita pun percaya inspirasi mereka datang dari peristiwa dua ribu tahun lalu, pada suatu malam di Betlehem.

Malam itu, Allah Pencipta dan Penguasa semesta meninggalkan segala kemuliaan-Nya, berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Bukan dalam rupa seorang raja, bangsawan, atau orang terhormat, melainkan sebagai anak dari sepasang wong cilik (rakyat jelata), yang bahkan tak sanggup menyewa tempat untuk melahirkan bayi dengan layak (Lukas 2:7). Paulus menggambarkan peristiwa ini dengan kalimat: “Dia mengosongkan diri-Nya” (ayat 6).

Peristiwa inkarnasi Allah menjadi manusia biasa memang patut dikagumi dan disyukuri. Namun tak hanya itu, peristiwa ini mesti menginspirasi dan menggerakkan kita untuk melayani orang lain, seperti ketiga tokoh di atas. Mereka bersedia keluar dari kenyamanan; untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Ada begitu banyak orang di sekitar kita dan di dunia ini yang menderita; baik secara fisik, mental, atau spiritual. Mereka memerlukan makanan, pakaian, dan perawatan. Mereka perlu dihibur, ditemani, dan dikasihi. Terlebih mereka perlu mendengar Injil. Tuhan telah memulai. Kini giliran kita yang hidup pada zaman ini untuk meneruskannya

Page 118: Aji KUsuma

ALLAH TELAH MENELADANKAN PENGOSONGAN DIRI AGAR KITA PUN MENGOSONGKAN DIRI UNTUK MELAYANI

Dream LoVeR19-12-08, 04:58Bacaan hari ini: Lukas 1:39-45Ayat mas hari ini: Lukas 1:44Bacaan Alkitab Setahun: Ibrani 11-13

Kesedihan dan kegembiraan itu menular. Apabila Anda sedih, orang di sekitar Anda dapat merasakannya. Bahkan mereka bisa ikut sedih. Sebaliknya, jika Anda bergembira, suasana hati Anda akan memendar hangat, sehingga terasa oleh orang lain. Bahkan bisa menghangatkan hati mereka juga. Jadi bukan hanya penyakit, pengalaman rasa dalam diri manusia dapat menular. Lalu, bagaimana dengan pengalaman batin? Bisakah itu menular? Tentu saja! Bila batin seseorang damai, maka kedamaian itu akan memancar lembut di mata, wajah, dan seluruh tubuhnya. Siapa pun yang berhubungan dengannya, sedikit banyak akan “tersetrum” damainya.

Suatu ketika, Maria mengunjungi Elisabet untuk meneguhkan hatinya sehubungan dengan pernyataan malaikat Gabriel (ayat 36). Saat mereka berjumpa, Elisabet merasa-kan “setrum”—anak dalam rahimnya melonjak dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus (ayat 41). Bahkan ia dapat berkata, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (ayat 43). Padahal Kitab Suci tidak mengatakan bahwa malaikat juga menyampaikan pesan itu kepada Elisabet!

Perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi juga bisa terasa seperti “setrum” yang menyenangkan. Dan itu bisa Anda bagikan kepada dunia. Namun, tak usah merasa gagal bila tak ada orang yang menyatakannya, sebab hal ini memang tak menuntut pengakuan. Rasakan, hayati, dan nikmati setrum perjumpaan dengan Tuhan sebagai penguatan bagi diri Anda. Dan orang-orang yang murni hatinya, seperti Maria dan Elisabet, dengan sendirinya akan “saling setrum”. Semoga kita juga

ALLAH MENYALURKAN KEHANGATAN KASIH-NYA AGAR KITA MENERUSKANNYA KEPADA DUNIA

aisuru_ei19-12-08, 20:17thx om :thumbup:

pey20-12-08, 00:55thank's juga om..

Dream LoVeR22-12-08, 05:00

Page 119: Aji KUsuma

Bacaan hari ini: Roma 15:1-6Ayat mas hari ini: Markus 10:45Bacaan Alkitab Setahun: 1 Petrus 1-5

Ketika saya tengah menempuh studi di China, seorang sahabat menceritakan sebuah pengalaman malam Natal di suatu gereja rumah. Sebelum Natal, pendeta di ge-reja itu mengingatkan jemaat untuk mengundang sebanyak mungkin keluarga dan teman yang belum percaya, agar hadir dalam kebaktian malam Natal. Saat Natal tiba, rumah tempat mereka mengadakan ibadah dibanjiri banyak orang. Sebagian besar dari mereka baru pertama kali beribadah di gereja. Karena banyak sekali yang datang, bangku yang tersedia tidak mencukupi. Tanpa perlu dikomando, beberapa jemaat yang melihat hal itu segera memberikan bangku mereka. Lalu mereka masuk ke kamar dan berdoa supaya orang yang duduk di bangku mereka mendengar Injil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Mendengar kisah itu, saya ingat kata Paulus dalam surat Filipi. Bahwa Kristus, sekalipun setara dengan Allah, rela mengosongkan diri-Nya (Filipi 2:7) ketika datang ke dunia ini. Dia merelakan hak yang sesungguhnya patut Dia nikmati. Dia tidak hendak dilayani, tetapi hendak melayani dan memberikan nyawa-Nya

Bagaimana dengan kita? Kerap kali Natal kita buat semegah dan semeriah mungkin demi kepuasan diri. Mungkin kita menyisihkan uang untuk kegiatan sosial, tetapi terkadang itu hanya embel-embel dan bukan inti acara Natal. Ini saatnya kita kembali ke berita Natal, yaitu meneladani Allah yang memberi. Merelakan hak-hak kita, agar orang lain dimudahkan untuk mengenal Tuhan. Kita dapat segera memulainya, bahkan dari hal kecil seperti berbagi bangku

ANTARKAN SESAMA UNTUK MENGENAL ALLAH LEWAT SEGALA CARA YANG DAPAT KITA UPAYAKAN

Dream LoVeR23-12-08, 04:43Bacaan hari ini: Matius 2:1-12Ayat mas hari ini: Matius 2:11Bacaan Alkitab Setahun: 2 Petrus 1-3

Seorang ibu tengah menyusun daftar hadiah Natal buat para kerabat dan sahabat keluarga. Anaknya yang berumur tujuh tahun duduk di sampingnya dan asyik memerhatikan. “Nak, Ibu sudah menyusun daftar nama penerima hadiah Natal kita. Coba kamu lihat, apakah ada nama yang lupa Ibu tulis?” tanyanya. Si anak menyimak daftar nama yang ditulis ibunya dengan teliti. “Ibu lupa mencatumkan nama Yesus,” sahutnya kemudian.

Sebetulnya sangat ironis ketika Natal tidak lagi berfokus pada Kristus. Bukankah Natal adalah peringatan akan hari kedatangan-Nya? Sayangnya, yang kerap terjadi sekarang adalah orang-orang malah sibuk dengan kepentingan dan kesenangannya sendiri, sehingga

Page 120: Aji KUsuma

pertanyaan yang muncul bukan, “Apa yang bisa aku berikan buat Sang Bayi Kudus?”, melainkan, “Hadiah apa yang akan aku dapat? Mau shopping ke mana? Bisnis apa lagi yang bisa aku garap?”. Fokusnya adalah “aku”, bukan Kristus.Di gereja pun demikian. Orang begitu sibuk dengan berbagai persiapan acara, hingga tidak jarang orang saling berkelahi. Kita lupa untuk duduk tenang dan bertanya, “Apakah memang ini yang Kristus inginkan sebagai peringatan atas kelahiran-Nya?” Tidak heran kalau kemudian Natal berlalu tanpa makna. Hanya sebuah rutinitas. Tidak mengubah atau memperbarui apa-apa.

Hari ini kita kembali membaca kisah para Majus. Mereka datang ke Betlehem dari negeri yang jauh; melewati berbagai rintangan dan bahaya; membawa hadiah-hadiah bermakna untuk Kristus. Fokus mereka adalah: menyembah Kristus, bukan menuruti keinginan atau kepentingan sendiri

NATAL HARUS BERFOKUS PADA KRISTUS SEBAB NATAL ADALAH PESTA-NYA, BUKAN PESTA KITA

Dream LoVeR24-12-08, 01:47Bacaan hari ini: Lukas 2:8-20Ayat mas hari ini: 2 Korintus 5:17Bacaan Alkitab Setahun: 1 Yohanes 1-5

Natal 2004 adalah natal pertama saya di China (ketika studi di sana). Natal pertama tanpa keluarga; tanpa pohon Natal; tanpa kebaktian Natal; tanpa kartu Natal; tanpa lagu Natal; bahkan tanpa libur natal! Namun, di tengah keadaan demikian, saya justru menemukan makna Natal yang sejati. Pada tanggal 24 Desembersahabat saya dibaptis; dan saya berkesempatan melihat sebuah hidup yang sungguh diubahkan oleh Kristus. Sejak sahabat saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi, ia telah banyak berubah—dari orang yang keras menjadi orang yang lembut hati; dari orang yang tak memiliki hubungan dengan Tuhan, menjadi orang yang bergaul erat dengan Dia.

Ketika itu barulah saya sadar bahwa inilah arti Natal. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa dan mengubah hidup mereka—menjadikan hidup yang tak berarti menjadi berarti. Demikian pula mukjizat Natal pertama yang dialami para gembala. Mereka hidup biasa-biasa saja, tetapi sebuah berita dari malaikat mengubahkan hidup mereka. “Telah lahir bagimu Juru Selamat” (ayat 11). Bukan bagi orang lain, tetapi bagimu. Mereka pun menemui bayi Yesus lalu pulang sambil memuji-muji Allah (ayat 20).

Natal tak akan berarti sebelum kita bertemu dengan Kristus. Dan, mukjizat natal adalah ketika seseorang tersesat dapat bertemu dengan Sang Juru Selamat—Juru Selamat yang lahir baginya. Sudahkah Anda mengalami Kristus lahir di hati Anda? Sudahkah Anda mengalami perubahan hidup karena-Nya? Jika belum, Dia rindu mela-kukannya hari ini

NATAL TERINDAH TERJADI KETIKA YESUS LAHIR DI HATI YANG HANCUR

Page 121: Aji KUsuma

Dream LoVeR25-12-08, 07:06Bacaan hari ini: Yesaya 9:1-6Ayat mas hari ini: Yesaya 9:1Bacaan Alkitab Setahun: 2 Yohanes; 3 Yohanes; Yudas

Apakah Yesus lahir tanggal 25 Desember? Tidak! Kita membaca bahwa saat Yesus lahir, para gembala “menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam” (Lukas 2:8). Dan, para gembala menggembalakan domba di padang saat malam hari hanya pada musim panas. Padahal, Desember adalah musim dingin. Artinya, kelahiran Yesus pasti terjadi pada bulan-bulan musim panas, meski tak ada yang mengetahui waktunya secara pasti. Tanggal 25 Desember dijadikan hari Natal karena hari itu merupakan perayaan berbaliknya matahari ke belahan bumi utara. Di tengah musim dingin yang gelap, terang muncul; Yesus lahir sebagai Terang Dunia.

Natal bukan perayaan ulang tahun Yesus, melainkan perayaan datangnya Yesus ke dunia sebagai Sang Terang. Kelahiran-Nya membuka babak baru: dunia yang dikuasai kegelapan dosa kini melihat Terang yang besar. Di mana terang hadir, di situ tak ada lagi kegelapan. Apa akibatnya? Pertama, umat manusia dilepaskan dari belenggu dosa yang menekan dan menindas (ayat 3). Kedua, ada damai sejahtera yang mampu mengenyahkan perang dan perseteruan (ayat 4) serta ketidakadilan (ayat 6).

Dua ribu tahun sudah Yesus lahir. Mengapa penindasan, perang, dan ketidakadilan masih ada? Karena masih banyak orang belum membuka hati bagi Sang Terang. Manusia “melihat” Terang itu, tetapi tidak menyambut-Nya, sehingga hatinya masih dikuasai kegelapan. Tugas kita adalah memperkenalkan terang Kristus kepada sesama melalui tindakan kasih. Itulah inti perayaan Natal. Bukan sekadar menyalakan lilin atau pohon terang, melainkan hidup dalam terang dan membawa orang mengenal Sang Terang

KEGELAPAN HANYA BISA TERUSIR JIKA TERANG DIPERSILAKAN HADIR

Dream LoVeR27-12-08, 06:46Bacaan hari ini: Galatia 4:4-9Ayat mas hari ini: Galatia 4:4,5Bacaan Alkitab Setahun: Wahyu 5-8

Setelah 37 tahun bekerja di meja operasi, dokter Evan Kane sadar bahwa bius total berisiko tinggi. Menurutnya, pada operasi tertentu pasien cukup dibius lokal. Namun, praktik ini belum dikenal pada tahun 1921. Untuk membuktikan teorinya, dokter Kane mencari orang yang mau menjadi pasien percobaan, tetapi ia kesulitan. Tak seorang pun ingin tetap sadar ketika operasi tengah berlangsung dan merasakan sakit luar biasa. Akhirnya, dokter Kane berinisiatif—ia mengajukan diri untuk dioperasi, yaitu operasi usus buntu. Inilah operasi usus

Page 122: Aji KUsuma

buntu pertama dengan bius lokal. Hasilnya sukses. Terobosan besar ini membuat operasi dengan bius lokal mulai dipakai di seluruh dunia dan meringankan derita pasien.

Untuk menyelesaikan sebuah masalah, kerap diperlukan sosok yang berani mengambil inisiatif. Dan, Allah yang kita sembah itu penuh inisiatif! Melihat manusia tak berdaya di bawah kuasa dosa, Dia tidak tinggal diam. Dia tak membiarkan manusia terus menjadi hamba ilah-ilah, yang akhirnya akan membuat manusia binasa. Karena tak seorang pun dapat menjadi penebus dosa, Allah berinisiatif mengutus Anak-Nya sendiri untuk lahir sebagai manusia dan menebus kita (ayat 4). Bahkan, Roh Anak-Nya pun diutus untuk tinggal dalam hati kita (ayat 6). Solusi total itu membuat manusia kini bisa bebas dari kuasa dosa dan mengabdi pada Allah.

Natal adalah saat untuk kita mensyukuri inisiatif Allah. Kehadiran-Nya di dunia telah membebaskan kita dari kebinasaan melalui karya penebusan Kristus. Karena itu, kita yang telah menerima anugerah tersebut mesti mengambil inisiatif untuk mengabdi hanya kepada Allah

SEBUAH INISIATIF MUNCUL BUKAN KARENA PAKSAAN MELAINKAN KARENA KASIH DAN KEPEDULIAN

aisuru_ei30-12-08, 16:30wah sepertinya si om lg liburan :hihi:

Dream LoVeR01-01-09, 12:49Bacaan hari ini: Yakobus 4:13-17Ayat mas hari ini: Roma 8:28Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 1-2

Menyusun resolusi adalah hal yang ke*rap dilakukan orang di awal tahun. Na**mun, banyak orang begitu semangat me*nyusun resolusi agar menjadi “lebih ba*ik”, kemudian lupa ketika waktu berlalu. Ada banyak hal membuat kita sulit mewu*jud*kan resolusi. Akan tetapi, ada satu hal penting yang bisa menjadi pangkal kega*gal*an kita, yakni saat kita menyusun reso*lusi dengan pertanyaan yang salah, “Apa yang ingin saya capai tahun ini?” atau “A*pa yang ingin saya lakukan tahun ini?” Sebagai orang-orang yang menjadikan Ye*sus se*ba*gai Raja atas hidup ini, bukankah seharusnya kita mendasarkan resolusi pada perta*nya*an, “Tuhan, apa yang Engkau ingin aku lakukan tahun ini? Apa yang Engkau ingin agar saya capai tahun ini?” Ada dua alas*an mengapa kita harus melibatkan Tuhan dalam menyusun resolusi.

Pertama, Yakobus mengingatkan agar kita tidak melupakan Tuhan dalam perencanaan, karena kita tidak tahu apa yang akan ter*jadi besok (ayat 14). Yakobus menasihati supaya kita berkata, “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu” (ayat 15). Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi di se*panjang tahun ke depan. Namun, Tuhan akan memimpin kita untuk membuat keputusan yang tepat, saat kita membuat rencana

Page 123: Aji KUsuma

bersa*ma-Nya. Kedua, kita mesti ingat bahwa tujuan utama hidup kita adalah men*jadi serupa dengan Kristus (Roma 8:29). Karena itu, fokus re*so*lusi kita seharusnya adalah menjadi apa yang Tuhan mau, bukan se*kadar menjadi lebih baik menurut ukuran manusia.

Mari membuat dan menjalani resolusi bersama Tuhan. Pegang*lah janji Tuhan, bahwa Dia akan “turut bekerja dalam segala se*su*atu” di sepanjang tahun ini

JANGAN KATAKAN KEPADA TUHAN APA YANG BAIK MENURUT KITA TANYAKAN KEPADA TUHAN APA YANG DIA PIKIR BAIK BAGI KITA

Dream LoVeR02-01-09, 06:39Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 1:1-5Ayat mas hari ini: Kisah Para Rasul 1:3Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 3-5

Angka 40 kerap muncul di Alkitab. Mo*men-momen yang menentukan dalam hi*dup Musa sampai dengan saat ia me*ning**gal ditandai dengan usia kelipatan 40. Sebelum masuk ke tanah Kanaan, umat Is*rael mengembara selama 40 tahun di pa*dang gurun. Setelah berpuasa 40 hari di gu**run, Iblis datang untuk mencobai Yesus. Sesudah kebangkitan dan sebelum kenaik*an-Nya ke surga, Tuhan menam*pakkan diri kepada para murid selama 40 hari. A*da apa dengan angka 40 ini?

Rupanya angka ini senantiasa me*nan*dai masa persiapan sebelum da*tang*nya babak baru dalam kehidupan sese*orang, umat Tuhan, atau bahkan dunia ciptaan-Nya. Saat Yesus menam*pak*kan diri selama 40 hari kepada para murid-Nya, hal itu merupakan masa persiapan di mana kelak Yesus tidak akan lagi hadir di antara mereka dalam wujud fisik. Dia akan kembali surga. Dia akan hadir dalam wujud yang baru, yakni Pribadi Roh Kudus. Itulah yang menandai babak baru bagi pekabaran Injil ke seluruh dunia, melalui kemitraan antara Roh Yesus dengan “tubuh-Nya” (Gereja Tuhan). Jelas bahwa pada masa 40 hari itu, aktivitas begitu padat dengan pendi*dik*an yang disampaikan “berulang-ulang” kepada para murid demi mem**per*siapkan datangnya babak baru tersebut.

Segala hal yang baik dalam kehidupan ini selalu memerlukan masa persiapan. Persiapan yang baik menentukan datangnya hasil yang baik. Semakin matang persiapan, semakin besar potensi sukses. Kalau Tuhan saja bekerja dengan persiapan, apalagi kita. Ma*rilah kita melakukan apa saja dengan persiapan yang memadai. Jangan asal-asalan atau seadanya. Jangan suka meremehkan. Per*si*ap*an itu penting.

DATANGNYA KEBERHASILAN MASA DEPAN DITENTUKAN JUGA OLEH PERSIAPAN MASA SEKARANG

aisuru_ei02-01-09, 20:22

Page 124: Aji KUsuma

thx again om :D

papirin02-01-09, 21:41bagus bisa memberi kekuatan n menjadi berkat bagi banyak org.Ak mau jadi air biasa yg diubah.

Dream LoVeR05-01-09, 04:03Bacaan hari ini: Kejadian 1:26-2:17Ayat mas hari ini: Kejadian 2:15Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 12-15

Ada sebagian orang kristiani yang ber*pen*dapat bahwa pekerjaan yang di*ja**lani sehari-hari sekadar untuk ber*tah*an hi*dup—tanpa ada makna spiri*tu*al. Me**reka berpikir bahwa Tuhan lebih pe*du*li ke*pa*da doa, nyanyian, saat teduh, dan se*mua ke*giat*an rohani. Bagi mereka, pe*ker*ja**an yang paling menyenangkan Tuhan ada*lah men*jadi pendeta atau misionaris. Akibat*nya, me*reka mengerjakan peker*jaan se*hari-ha*ri mereka dengan setengah ha*ti dan bah*kan kerap dihinggapi rasa ber*sa*lah.

Pemahaman ini tidak sejalan dengan a*pa yang terdapat dalam firman Tuhan ha*ri ini. Dikisahkan bahwa setelah Adam di*cip*takan, Allah memberinya tugas. Tu*gas ini bukanlah untuk berdoa, membaca Alkitab, menyanyikan pujian, atau kegiat*an rohani yang lain. Tu*gasnya adalah untuk mengusahakan dan me*me*lihara taman Eden (Kejadian 2:15). Bahkan salah satu tujuan Adam diciptakan adalah untuk berkarya dan mengelola seluruh cip*ta*an (Kejadian 1:28).

Untuk menjelaskan konsep ini, Martin Luther, seorang tokoh reformasi gereja abad ke-16, pernah berkata, “Meskipun aku tahu bahwa besok dunia akan kiamat, aku akan tetap menanam pohon a*pelku.” Inti kalimat ini adalah bahwa pekerjaan sehari-hari kita (seperti bertani, berdagang, mengurus keluarga, belajar, dan seba*gai*nya) memiliki makna spiritual yang sama dalamnya dengan ke*gi*atan-kegiatan rohani kita (seperti berdoa, bersaat teduh, maupun ke*bak*tian). Bekerja merupakan salah satu hal penting yang Tuhan ingin kita lakukan dalam hidup ini. Karena itu, sudah sepantasnya ki*ta memperlakukan dan mengerjakan pekerjaan kita sama seriusnya de*ngan kegiatan rohani kita

PEKERJAAN KITA SAMA PENTING DAN BERHARGANYA DENGAN KEGIATAN ROHANI KITA

aisuru_ei05-01-09, 13:56makasih om :thumbup:

Dream LoVeR07-01-09, 05:10

Page 125: Aji KUsuma

Bacaan hari ini: Ulangan 15:12-18Ayat mas hari ini: Ulangan 15:15Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 20-22

Kacang lupa kulit adalah ungkapan ki*as*an untuk menyebut orang yang lu*pa akan masa lalunya dan menjadi som*bong. Misalnya, seorang gadis berasal da***ri desa, merantau ke kota, berhasil men****ja*di artis terkenal, lalu sikap dan pe*ri***la**kunya ber*ubah menjadi sok, jauh dari tata kra*ma. Ungkapan itu juga bisa dike*nakan pa*da orang yang tidak tahu ber**te*ri*ma kasih, lu*pa akan jasa-jasa orang yang pernah me****nolong dan membe*sar*kan**nya. Seperti si Malin Kundang, tokoh dalam sa*lah satu ce**rita rakyat dari Suma*tra Ba*rat. Malin Kun***dang adalah pe*mu*da yang me*raih ke*suk**sesan di ran*tau, te**tapi ke*mudian ia ti*dak mau meng**a*kui ibu**nya sen*diri, se*hing*ga di*ku*tuk men*jadi ba**tu.

Tuhan sangat tidak berkenan dengan si*kap “kacang lupa kulit”. Itulah sebabnya berulang kali Dia meng*i*ngat*kan umat Israel tentang status mereka dulu, yaitu sebagai bu*dak-budak di Mesir, dan bahwa Tuhanlah yang telah mem*bebas*kan me*reka (a*yat 15). Tujuannya supaya mereka tetap me*ngan*dal*kan Tuhan, dan tidak berpaling kepada ilah-ilah lain. Sekaligus su*pa*ya mereka juga me*miliki empati dan kepekaan un*tuk membantu orang lain yang mem*butuhkan seperti mereka dulu (ayat 13,14).

Maka, baiklah kita terus mengingat karya kasih Tuhan dalam hi***dup kita, sehingga kita selalu terdorong untuk memakai segala yang ada pada kita untuk kemuliaan-Nya. Dan, baiklah kita juga ti***dak melupakan peran dan jasa orang lain dalam setiap kesuksesan yang kita raih, sehingga kita bisa tetap menunjukkan rasa terima ka**sih kita ke*pada mereka. Bukan seperti kacang yang lupa pada ku**litnya

KITA ADALAH ORANG BERUTANG KEPADA TUHAN DAN KEPADA ORANG-ORANG DI SEKITAR KITA

aisuru_ei07-01-09, 13:25tengkyu om :D

Dream LoVeR09-01-09, 03:03Bacaan hari ini: Kisah Para Rasul 7:54-60Ayat mas hari ini: Kisah Para Rasul 5:41Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 27-29

Blandina adalah nama seorang perem*pu*an kristiani yang meninggal ka*re*na sebu*ah penganiayaan di Lyon, Pran*cis, pada tahun 177. Ia mengalami sik*sa*an be*gi*tu rupa, tetapi ia tetap mem*perta*hankan iman*nya kepada Tuhan Yesus. Sam**pai-sam*pai, walaupun sang penyik*sa sudah ke*lelahan dan frustrasi menyik*sa**nya, ia te*tap pada

Page 126: Aji KUsuma

pendirian dan keya*kin**an*nya.

Kematian Blandina ini mengikuti jejak ke*matian Stefanus, martir kristiani perta*ma yang kisahnya tercatat dalam Kisah Pa***ra Rasul 7. Saat itu penganiayaan ter*ha**dap jemaat kristiani semakin nyata ter*ja*di. Aniaya itu di*mu*lai dengan ancaman kepada Rasul Petrus dan Rasul Yo*hanes da**lam Kisah Para Rasul 4 dan 5. Kemu*dian disu*sul dengan hukuman mati bagi Stefa*nus. Namun, mereka semua rela dan bahkan ber*sukacita atas terja*di*nya pengania*ya*an tersebut (Kisah Para Rasul 5:41). Ini di*mung*kin*kan karena iman keyakinan mereka akan Yesus sangat te*guh. Ke*ya*kin*an ini dapat terbangun karena mereka sudah melihat sen*diri karya Tuhan Ye*sus dalam hidup mereka.

Dalam hidup kita sebagai orang percaya, ada masa-masa ke*ti*ka iman kita menjadi goyah. Pada saat itu kita mungkin mem*per*ta*nyakan ten*tang keberadaan Allah, tentang kasih-Nya, tentang ke*hi*dup*an, tentang ke*matian, tentang kebangkitan Yesus, dan se*ba*gai*nya. Di saat-saat de*mikian, mari kita mengenang kisah para martir kris*tiani di masa lalu seperti Stefanus dan Blan*dina. Mung*kinkah me*reka rela mati jikalau mereka tidak sung*guh-sungguh yakin bah*wa iman yang mereka miliki, dan juga kita miliki ini, sung*guh-sungguh be*nar?

KESETIAAN DAN PENGORBANAN PARA MARTIR KRISTIANI ADALAH SALAH SATU BUKTI KUAT TENTANG KEBENARAN IMAN KITA

aisuru_ei09-01-09, 11:44tengkyu :thumbup:

aisuru_ei15-01-09, 14:19ko blm nambah juga? :mana:

Dream LoVeR17-01-09, 06:51Bacaan hari ini: Matius 9:9-13Ayat mas hari ini: Matius 9:12Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 5-7

Suatu kali saya bertanya kepada seo*rang ibu, “Apakah Ibu yakin masuk sur*ga kelak?” Ibu itu menjawab, “Yakin sih. Ah, tapi kadang masih ragu juga.” Yakin tetapi ra*gu? Artinya masih tidak yakin. Lalu saya bertanya lagi, “Mengapa begitu, Bu?” Si ibu menjawab, “Saya ini masih banyak dosa, masih suka ber*bohong, masih suka ma*rah-marah ter*ha*dap suami saya. Po*kok*nya saya merasa tidak la*yak masuk sur*ga.”

Kerap kali perasaan dan kenyataan bah**wa kita masih memiliki banyak dosa da**pat membuat kita merasa enggan un*tuk datang kepada Tuhan. Na*mun, fir*man Tuhan hari ini memberikan sebuah kon***sep yang berbeda. Ketika Yesus te*ngah ber*kum*pul dan makan bersama pa*ra pemu*ngut cukai dan orang berdosa di rumah Matius, orang-orang Farisi yang ada di sekitar tempat itu mem*per*ta*nyakan apa yang dilakukan oleh Yesus.

Page 127: Aji KUsuma

Akan tetapi, Yesus mem*berikan ja*wab*an yang hingga kini men*jadi pengharapan bagi semua orang ber*do*sa, yaitu bahwa Dia da*tang ke dunia untuk menjadi sahabat orang-orang yang ber*do*sa. Bu*kan untuk melakukan dosa ber*sama para pe**mungut cukai, me*lain*kan untuk menghapuskan dosa-dosa me*re*ka.

Seandainya Anda adalah salah satu dari orang-orang berdosa yang diun**dang untuk makan bersama Yesus di rumah Matius, res*pons apa yang akan Anda berikan? Menerima atau menolaknya ka*rena me*rasa tidak layak? Pilihan ada di tangan Anda. Anda mesti tahu bah**wa Ye***sus ada*lah sahabat orang berdosa. Dia akan selalu me*ne*ri*ma orang ber**do*sa; siapa pun yang mau datang kepada-Nya

TAKUTLAH UNTUK BERBUAT DOSA TETAPI JANGAN TAKUT MEMBAWA DOSA KEPADA KRISTUS

Dream LoVeR19-01-09, 04:30Bacaan hari ini: Filipi 4:2-8Ayat mas hari ini: Filipi 4:8Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 11-13

Di sebuah kota hidup seorang wanita yang sudah sangat lanjut usianya, te*ta*pi ia masih sehat dan tetap berse*ma*ngat. Ia tinggal sendirian di rumahnya yang sederhana. Suaminya telah mening*gal du*nia belasan tahun lalu. Para pen*du*duk me*nge**nalnya sebagai ibu yang murah se*nyum dan penuh perhatian kepada sia*pa sa*ja.

Suatu hari, tepat di usianya yang ke-87, seorang wartawan dari surat kabar lo*kal mewawancarainya, “Apa rahasia Ibu se**hingga bisa tetap sehat dan berse*ma*ngat?” tanya si wartawan. Ibu itu menja*wab, “Saya berusaha selalu berpikir positif dan melakukan kegiatan-kegiatan positif”. “Kegiatan seperti apa, Bu?” tanya si war*ta**wan lagi. “Misalnya setiap hari saya me*ra*wat tetangga saya, seorang wanita berusia 70 tahun, menyediakan ma*kanan untuknya, mengajaknya jalan-jalan sore, atau sekadar me*ne*maninya minum teh dan menyulam.”

Para ahli gerontologi, ilmu tentang warga usia lanjut, me*nga*ta*kan bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki tiga jenis usia, yaitu usia kronologis, usia biologis, dan usia psikologis. Usia kronologis dan usia biologis itu alamiah, tidak bisa dielakkan. Sedangkan usia psi**kologis tergantung pada pilihan kita sendiri. Kalau kita, seperti yang di*nasihatkan Paulus hari ini, memiliki hati yang selalu ber*su*kacita (ayat 4), hidup yang bersyukur (ayat 6), dan pikiran yang ter*arah pa*da hal-hal yang positif dan membangun (ayat 8), maka usia ps*i**ko*lo*gis kita akan sehat. Selanjutnya, hal itu akan berdampak po*sitif terhadap hidup ke*seharian kita. Dan dengan demikian, kita juga bi*sa menjadikan hi*dup kita senantiasa berguna serta bermakna

Page 128: Aji KUsuma

USIA TUA BUKAN HALANGAN UnTUK BERKARYA KUNCINYA PADA HATI DAN PIKIRAN YANG SEHAT

aisuru_ei19-01-09, 09:53thx ya :thumbup:

aisuru_ei22-01-09, 09:34ko da bbrp hari ga update? :nohope:

Dream LoVeR14-02-09, 08:36Bacaan hari ini: Kidung Agung 2:1-7Ayat mas hari ini: Kidung Agung 2:2Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 17-19

Saya mendengar kisah ini ketika men*ja*lani konseling pranikah. Pendeta ber***cerita tentang sepasang suami istri yang awet menikah. Rahasia mereka se*der**hana. Setiap hari mereka masing-ma*sing menuliskan SHMILY di tempat-tempat ter*tentu di sekitar mereka—di secarik ker*tas yang disisipkan di wadah gula, di kaca cer*min, di gundukan pasir kebun, atau di li*pat*an kemeja bekal perjalanan ke luar ko*ta. Malamnya sang suami akan ber*ce*ri*ta (atau menelepon dari luar kota) ba*gai*ma*na ia menemukan tulisan tersembunyi is*trinya, dan sang istri bercerita se*ba*lik*nya. Kebiasaan itu memupuk kemesraan me*reka hari demi hari. Apa arti SHMILY? See how much I love you—lihatlah, beta*pa a*ku mencintaimu!

Salomo menulis kidung panjang tentang sepasang kekasih yang bernaung di bawah panji cinta. Dalam cuplikan yang kita baca, si gadis merasa dirinya seperti bunga mawar dan bunga bakung, je*nis bunga yang mudah ditemukan di Israel. Ia mungkin mengang*gap dirinya gadis yang biasa-biasa saja. Namun, kekasihnya ber*pan*da*ngan lain. Di matanya yang penuh cinta, gadis itu “seperti bunga ba****kung di antara duri-duri”—sosok yang istimewa, menyita per*ha*ti*an, dan layak dipuji.

Bahasa cinta, yang dilandasi dengan penghargaan terhadap pasangan yang kita cintai, memang vital untuk membina kemesraan per*nikah*an. Di sebuah situs internet ada nasihat jitu mengenai hal ini. Bu*nyi*nya, “Jangan mengatakan ’Aku cinta padamu’ kalau kau tidak ber*sung*guh-sungguh. Namun, kalau kau bersungguh-sung*guh, ucap*kan*lah hal itu sesering mungkin. Orang mudah lupa”

UNGKAPKAN CINTA ANDA KEPADA PASANGAN SESERING MUNGKIN —MELALUI SIKAP, UCAPAN, DAN TINDAKAN

Dream LoVeR17-07-09, 22:30Bacaan hari ini: Pengkhotbah 7:1-7Ayat mas hari ini: Pengkhotbah 7:2

Page 129: Aji KUsuma

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 31-33

Rumah duka biasanya terkesan suram, kotor, pengap, dan menyeramkan. Untuk menghapus kesan itu, kini mulai banyak dibangun rumah duka modern yang indah, bersih, berpendingin udara, bahkan dilengkapi alat musik. Namun, ini tidak membuat orang lebih suka pergi ke sana, apalagi berlama-lama di situ! Manusia enggan berhadapan dengan kematian dan suasana duka.

Melihat kenyataan ini, nasihat Pengkhotbah terdengar tidak lazim. Menurutnya, lebih baik pergi ke rumah duka daripada pergi ke rumah pesta. Lebih baik bersedih dan meratap di rumah duka, ketimbang tertawa di rumah pesta. Mengapa? Karena kedukaan mengajarkan kita banyak hal. Kita disadarkan bahwa hidup ini singkat. Semua orang akan mati, termasuk kita. Mumpung masih ada kesempatan hidup, pakailah untuk berbenah diri! Keluarga yang meratap juga belajar banyak. Rasa kehilangan mendorong mereka lebih bergantung pada Tuhan. Jadi, di rumah duka kita belajar hidup bijak. Pelajaran ini tidak akan kita dapatkan di rumah pesta. Di situ orang diajak tertawa. Melupakan segala kesusahan dan realitas hidup. Dibawa bersenang-senang sampai lupa daratan!

Kita banyak belajar tentang Tuhan dan iman justru di saat sulit, bukan di saat bersenang-senang. Oleh karena itu, kemalangan ada gunanya. Tidak harus dihindari. Apakah Anda selalu berusaha menghindar dari penderitaan dengan segala cara? Saat Tuhan menempatkan Anda di “rumah duka”, apakah Anda lari ke “rumah pesta”? Lihatlah kemalangan sebagai kesempatan emas untuk belajar sesuatu dari Tuhan!

Tuhan membuat hidup kita kaya; dengan mengajar kita mencampur canda dan air mata

Dream LoVeR18-07-09, 09:35Bacaan hari ini: Efesus 6:10-20Ayat mas hari ini: Efesus 6:11Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 34-36

Ada humor tentang seseorang yang mati dan diizinkan memilih ke surga atau neraka. Ia memutuskan untuk melihat-lihat dulu. Di surga ia melihat suasana yang sangat tenang. Sayup-sayup terdengar musik gereja yang lembut. Di sana semua orang berdoa. Rupanya ia tidak tertarik suasana seperti itu. Maka, ia melihat neraka; di mana semua orang sedang minum-minum sambil ditemani banyak perempuan dengan baju yang erotis. Mereka tertawa dan berfoya-foya. Ia pun memilih ke neraka. Malaikat mengantarnya kepada Lucifer, yang segera mengangkat dan siap mencemplungkannya ke belanga besar yang panas. Cepat-cepat ia protes, “Bukannya tadi ada musik, wanita, bar, dan minuman? Mana semua itu?” Dengan santai Lucifer menjawab, “Oh, itu tadi hanya iklan!”

Inilah yang kerap dilakukan Iblis: “beriklan”. Iblis selalu hadir dengan iklan yang membuat

Page 130: Aji KUsuma

kita terpikat. Ia menawarkan dosa sebagai sesuatu yang menyenangkan; membungkusnya seperti kado yang indah, sehingga tanpa sadar banyak orang terpikat olehnya. Iblis selalu menjanjikan kenikmatan luar biasa. Agar kita tidak jatuh dalam perangkap, Paulus menasihati kita untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata rohani yang telah Tuhan berikan (ayat 11).

Iblis takkan pernah berhenti berusaha menjerat kita. Sekali kita lengah dan tertarik pada kenikmatan yang ia tawarkan, ia pun mengejar dan membujuk kita untuk terus melakukannya. Ia akan tertawa setelah tipuannya mampu memperdaya dan memikat kita. Karena itu, “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk semua orang kudus” (ayat 18).

Iblis selalu membungkus dosa dengan sangat menarik. Jika tidak berhati-hati, kita bisa terpikat olehnya

Dream LoVeR19-07-09, 08:48Bacaan hari ini: Bilangan 12Ayat mas hari ini: Bilangan 12:7Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 37-39

Sebuah lembaga kristiani sudah lama menjalankan sebuah pos pelayanan kesehatan di suatu desa. Meski mayoritas penduduk desa tersebut bukan orang kristiani, hubungan mereka selama ini berjalan dengan sangat baik. Ini karena pos pelayanan tersebut dijalankan dengan hati yang tulus untuk menolong masyarakat tanpa membeda-bedakan agama. Keadaan begitu tenang, sampai suatu hari beberapa provokator dari luar daerah datang dan menyebarkan fitnah, sehingga timbullah keresahan di lingkungan tersebut.

Musa juga pernah mengalami masalah karena difitnah, meskipun ia adalah seorang yang jelas melayani Tuhan dengan hati tulus. Tidak tanggung-tanggung, fitnahan ini datang dari Miryam dan Harun, yang adalah orang-orang terdekatnya sendiri. Dapat kita bayangkan sakit hati yang Musa rasakan saat itu. Namun, Musa tidak menjadi marah atau mundur. Ia tetap setia dan berbesar hati untuk membiarkan Tuhan menjadi hakim atas mereka. Ia pun mengampuni Miryam dan Harun ketika Tuhan telah menyatakan keadilan-Nya.

Dalam melayani Tuhan, jemaat-Nya, atau orang lain, ada kalanya kita mungkin mendapat fitnahan seperti kisah Musa dan lembaga kristiani di atas. Atau, mendapat masalah-masalah lain yang menyakitkan hati kita. Pada saat itu kita perlu ingat bahwa pelayanan ini kita lakukan karena dan untuk Tuhan, sehingga kita tidak boleh kehilangan ketulusan dan kesetiaan. Selain itu, kita tidak perlu membalas mereka yang menyakiti kita. Kita perlu mengampuni mereka dan membiarkan Tuhan menyatakan keadilan-Nya; sesuai waktu dan cara-Nya.

Tetaplah tulus dan setia dalam pelayanan, ketika masalah datang menghadang

Page 131: Aji KUsuma

Dream LoVeR20-07-09, 09:33Bacaan hari ini: 1 Korintus 16:5-18Ayat mas hari ini: 1 Korintus 16:13,14Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 40-42

”Bu,” kata seorang anak kecil, “Kata guru Sekolah Mingguku, kita hanya hidup sementara di dunia ini. Dan Tuhan meminta kita bersiap-siap untuk pergi ke dunia yang lebih baik. Tapi, Bu, kulihat tidak ada orang yang bersiap-siap. Ibu bersiap-siap mengunjungi Nenek, dan Tante Santi bersiap-siap menjemput kita, tapi kulihat tidak ada yang bersiap-siap pergi ke dunia yang lebih baik itu. Kenapa, Bu?” Orang percaya hidup dalam penantian akan kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus. Penantian ini bukan suatu sikap pasif, melainkan sikap yang waspada dan siap siaga. Sikap seperti itulah yang dinasihatkan Paulus kepada jemaat di Korintus.

Berjaga-jaga. Mereka harus senantiasa waspada akan musuh rohani yang mungkin menyusup dan mengancam hendak menghancurkan mereka. Musuh itu bisa berupa perpecahan, kesombongan, dosa, kekacauan, atau pengajaran sesat. Berdiri teguh dalam iman. Mereka harus bertekun di dalam Injil yang sudah diajarkan kepada mereka dan membawa mereka ke dalam keselamatan. Bersikap berani. Mereka harus kuat dan berani dalam menghadapi musuh iman, menjaga integritas, mengatasi dosa, dan menangani masalah.

Melakukan segala pekerjaan dalam kasih. Semangat dan kegigihan iman mereka harus dilandasi oleh kasih. Tanpa kasih, ketiga hal terdahulu hanya akan memperlihatkan fanatisme buta yang dapat menjadi batu sandungan bagi banyak orang. Bagaimana kesiapan Anda untuk menyambut-Nya? Nasihat Paulus tadi dapat kita terapkan untuk mempersiapkan diri.

Menunggu bukanlah kesempatan untuk bersikap pasif, melainkan kesempatan untuk mempersiapkan diri

Dream LoVeR21-07-09, 05:10Bacaan hari ini: Yakobus 4:1-4Ayat mas hari ini: Matius 6:11Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 43-45

The Compact, sekelompok aktivis lingkungan Amerika, bertekad untuk puasa belanja selama setahun. Tidak membeli barang baru apa pun kecuali kebutuhan pokok. Hasilnya? Mereka belajar banyak. Seorang remaja berkata, “Banyak barang yang tadinya sangat kuinginkan, ternyata tidak kubutuhkan.” Seorang ibu menutup kartu kreditnya. Seorang bapak mengaku bisa lebih menghargai barang. Jika rusak, ia berusaha memperbaikinya dulu, tidak langsung membeli yang baru. Mereka menyimpulkan, perilaku konsumtif membuat kita berbelanja lebih dari yang kita butuhkan.

Page 132: Aji KUsuma

Waspadailah jebakan perilaku konsumtif. Iklan dan promosi terus meyakinkan kita bahwa hidup belumlah lengkap sebelum membeli produk mereka. Kita dipacu untuk menginginkan dan memperoleh semuanya. Jika dituruti terus, segala cara akan kita tempuh. Mulai dari menumpuk utang sampai bertengkar demi mendapat lebih banyak uang belanja. Doa pun bisa dipakai untuk memaksa Tuhan memenuhi daftar belanja. Yakobus menamakan ini “persahabatan dengan dunia” (ayat 4). Saat hawa nafsu dibiarkan berkuasa, kita akan iri pada mereka yang punya lebih (ayat 2). Doa pun jadi terkontaminasi dengan permintaan duniawi (ayat 3).

Apakah Anda selalu merasa apa yang Anda miliki kurang? Apakah Anda resah jika belum memiliki benda yang banyak orang telah memilikinya? Apakah belanja Anda tak seimbang dengan penghasilan? Apakah doa Anda didominasi permintaan materi? Jika jawabnya “ya”, Anda tengah berada dalam jerat perilaku konsumtif. Bebaskan diri segera. Tak ada salahnya mencoba puasa belanja!

Masalah kebanyakan orang bukanlah memiliki terlalu sedikit, melainkan berharap memiliki terlalu banyak

Dream LoVeR22-07-09, 07:53Bacaan hari ini: Kejadian 6:9-22Ayat mas hari ini: Kejadian 6:22Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 46-48

“Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu.” Pepatah lama ini tepat untuk menggambarkan upaya tidak kenal lelah dari Chaerudin atau Bang Idin. Cita-citanya untuk menghijaukan bantaran Kali Pesanggrahan di Jakarta Selatan awalnya mendapat tentangan, kecaman, dan cemoohan. Ia dianggap gila merancang ide mustahil itu. Maklum pada 1980, bantaran Kali Pesanggrahan benar-benar kumuh dan tidak terurus; sampah bergunung-gunung teronggok, berdampingan dengan tembok tinggi para juragan tanah. Namun, itu dulu. Kini kalau Anda melewati Pondok Cabe Udik sampai Pondok Pinang, sejauh mata memandang pepohonan hijau terlihat menyegarkan mata.

Hasil jerih lelah Bang Idin selama lebih dari lima belas tahun berbuah hasil. Di jalur sepanjang 30 km, seluas 35 hektar, sekarang telah ditanami lebih dari 60 ribu spesies tanaman. Sungguh sebuah perjuangan keras dan tidak mudah. Atas jerih lelahnya itu, Bang Idin menerima penghargaan di bidang lingkungan dari pemerintah. Hal yang sama dialami oleh Nuh. Tidak ada hujan, tidak ada angin, Allah memerintahkannya membuat bahtera raksasa. Nuh taat. Walaupun bisa jadi ia harus menerima cemoohan dan hinaan orang-orang di sekitarnya. Usaha Nuh tidak sia-sia. Berkat bahteranya, ia dan keluarganya, serta binatang-binatang, selamat dari amukan air bah.

Ada saatnya kita harus melakukan sesuatu yang, mungkin bagi banyak orang, “bodoh”. Kita dicemooh dan diolok-olok. Jangan undur. Jalan terus, sepanjang kita meyakininya dengan sepenuh hati dan menjalankannya dengan tulus. Bukankah mereka yang tertawa belakangan adalah pemenang yang sesungguhnya?

Page 133: Aji KUsuma

Ejekan dan cemoohan jangan menyurutkan langkah kita

Dream LoVeR23-07-09, 10:14Bacaan hari ini: Yesaya 44:1-5Ayat mas hari ini: Yesaya 44:4Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 49-51

Corush Muzuni masih berusia tiga belas tahun ketika ia turut mendaftar sebagai calon presiden Iran tahun ini. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan alasannya mendaftar sebagai calon presiden. “Aku ingin mengukir sejarah, karena aku akan menandatangani kesepakatan dengan Barack Obama untuk menyewa beberapa pulau di Hawaii, sehingga anak-anak Gaza beserta anak-anak di seluruh dunia dapat merasa aman dan nyaman.” Kepulauan Hawaii terkenal sebagai surga para wisatawan karena tempatnya yang tenang dan indah. Tepat jika anak-anak mendambakan tempat seperti ini. Anak-anak akan memiliki lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman bagi pertumbuhannya, baik pertumbuhan jasmani maupun rohani.

Tuhan, di dalam Yesaya 44, memberikan pengharapan bagi anak cucu dan keturunan Yakub yang masih dalam pembuangan. Secara jasmani, mereka akan mengalami pemeliharan Tuhan seperti rumput yang tumbuh di tengah-tengah air dan seperti pohon gandarusa di tepi sungai (ayat 4); cukup mendapat asupan makanan yang berguna bagi pertumbuhannya. Secara rohani, mereka pun bertumbuh, sehingga mereka mengaku bahwa mereka kepunyaan Tuhan (ayat 5). Dan, janji tersebut juga berlaku bagi anak-anak kita, anak cucu dan keturunan rohani Yakub.

Jika “beberapa pulau di Hawaii” itu bergantung pada kita, kita dapat memulainya dengan memberikan lingkungan bermain yang mendukung bagi anak-anak; membuka kesempatan agar mereka belajar berbagai hal positif yang mereka sukai; mendampingi menonton televisi; atau mengajak jalan-jalan sore sembari kita menyampaikan pesan-pesan mengenai kebaikan dalam setiap perbincangan.

Lingkungan yang aman dan nyaman pantas diberikan kepada anak-anak—tumpuan masa depan

Dream LoVeR24-07-09, 03:46Bacaan hari ini: Matius 23:1-12Ayat mas hari ini: Matius 23:3Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 52-54

Page 134: Aji KUsuma

Tujuan pendidikan adalah membuat seseorang yang tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak bisa menjadi bisa. Dari yang sudah tahu menjadi lebih tahu. Dan dari yang sudah bisa menjadi lebih bisa. Sehingga ada perubahan dalam hidup. Dan untuk mewujudkan semuanya itu diperlukan seorang guru yang memang memiliki hati untuk mendidik siswanya.

Yesus menegur orang-orang Farisi dengan sangat keras karena mereka tidak menjadi guru yang baik bagi umat. Orang Farisi sebagai orang yang duduk di kursi Musa, yaitu orang yang memahami hukum dan peraturan agama, memiliki tugas membawa umat menjadi orang-orang yang hidup sesuai hukum Tuhan. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Mereka lebih suka menekankan penampilan dan pujian (ayat 5), mengajarkan peraturan yang berat bagi umat tanpa mau menjadi teladan dalam melakukannya (ayat 4). Jadi, apa yang dilakukan orang Farisi bukanlah membuat umat menjadi semakin tahu dan mau melakukan hukum Taurat, tetapi membuat umat merasa mendapat beban berat tatkala berhadapan dengan hukum Taurat. Mereka telah melakukan pembodohan. Itu sebabnya Tuhan menegur mereka sebagai orang yang munafik.

Guru, orangtua, dan pendeta adalah orang-orang yang memiliki tugas mendidik. Tugas ini tampaknya sangat sederhana, tetapi sangat memerlukan hati. Hati yang berisi hasrat untuk melihat anak-anak yang dididik menjadi lebih baik. Bagaimana memiliki hati yang seperti ini? Hal pertama yang harus kita miliki adalah kerelaan untuk berbagi hal terbaik yang kita miliki tanpa pamrih, entah itu pengetahuan ataupun pengalaman hidup yang berharga. Di samping itu, kita mesti tetap disiplin mengisi diri dengan hal-hal yang baik.

PEMBODOHAN ADALAH TUJUAN SEORANG PENIPU. PENDIDIKAN ADALAH TUJUAN SEORANG PENDIDIK

aisuru_ei24-07-09, 14:21thanks :thumbup:

Dream LoVeR25-07-09, 05:14Bacaan hari ini: Mazmur 8Ayat mas hari ini: Mazmur 8:5Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 55-57

Ada banyak acara bagi-bagi uang di televisi Indonesia. Bentuknya bisa berupa kuis, undian, bantuan, dan sebagainya. Semua penerima uang tersebut selalu menunjukkan kegembiraan. Tetapi ada sedikit perbedaan respons antara mereka yang mendapat uang yang berupa bantuan, dengan mereka yang mendapatkannya karena menang kuis. Biasanya, kelompok yang pertama menunjukkan rasa syukur yang meluap-luap kepada pembawa acara. Hal ini lebih jarang terjadi di kelompok yang kedua. Perbedaan ini disebabkan oleh karena cara pandang yang berbeda. Mereka yang mendapatkan uang dengan memenangkan suatu kuis,

Page 135: Aji KUsuma

merasa layak mendapatkan uangnya. Sementara mereka yang menerima uang sebagai bantuan tanpa berbuat apa pun yang membuatnya pantas menerima, melihat uang tersebut sebagai anugerah.

Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa hubungan kita dengan Allah sebetulnya adalah seperti orang yang menerima “uang bantuan”. Kita terlalu kecil untuk dapat dipandang layak diperhatikan Allah. Akan tetapi, oleh anugerah-Nya, justru Allah menjadikan kita puncak dan pemimpin ciptaan.

Fakta ini seharusnya menghadirkan perasaan takjub dan syukur kepada-Nya. Sayangnya, kadang kala kita lupa akan hal tersebut. Kadang kita merasa bahwa kita layak untuk diberkati Allah, mungkin karena merasa sudah aktif melayani, memberi banyak persembahan, bekerja keras dalam hidup, dan sebagainya. Akibatnya, kita jadi merasa tidak perlu lagi bersyukur. Hari ini kita diingatkan bahwa kita semua terlalu kecil bagi Allah, tetapi anugerah-Nya sangatlah besar bagi kita. Karena itu, kita harus selalu bersyukur pada-Nya.

Kesadaran akan kebesaran anugerah Allah pada kita menghasilkan ungkapan syukur dalam diri kita

Dream LoVeR26-07-09, 15:12Grow in grace…2 Peter 3:18

Daily Bible Reading:2 Kings 5:1-17, Luke 4:16-30

Samuel and Susanna Wesley (John Wesley's parents) were at evening prayer one night when Susanna didn't say 'amen' to her husband's prayer for William of Orange, then King of England. When he asked her why, she explained that her sympathy lay with the deposed James the Second. It turned into a game of 'you do what I say' which he couldn't win. She wrote about what happened next: 'He immediately kneeled down and invoked the divine vengeance upon himself and all his posterity if he ever touched me again or came to bed with me before I had begged God's pardon, and his, for not saying amen to a prayer for the king.' The stalemate lasted six months and was broken only when a tragic fire destroyed two-thirds of their home.

People who cling to resentments, who don't know how to handle disappointment with grace, who have long memories, who choke on the words, 'I'm sorry,' or who sulk and pout and whine, always finish up on the short end of the stick. Losing well is an art that requires all the grace we can muster. It means having the humility to face reality with no excuses, but with the confidence not to allow losing to define our identity or make us feel 'less than.' It means no excuses, no blaming, no self-pity - but no self-condemnation either. It means having the discernment to know when to quit and when to persevere. It means learning how to say

Page 136: Aji KUsuma

'congratulations.' It means letting go of an outcome we cannot change, but holding on to the will to live fully and well, and seeking to glorify God in all that we do.

Dream LoVeR27-07-09, 06:06Bacaan hari ini: Nehemia 5:14-19Ayat mas hari ini: Nehemia 5:18Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 61-63

Selamat atas pernikahan putramu minggu lalu,” kata Pak Badu sambil menyalami tangan Pak Indra seusai kebaktian. “Maaf, saya tidak datang ke pestamu, soalnya saya tidak diundang!” sambungnya ketus. Rupanya Pak Badu tersinggung. Pikirnya, “Kalau ia menganggapku teman baik, seharusnya aku diundang.” Ia tidak paham bahwa Pak Indra sedang didera kesulitan keuangan, sehingga hanya mampu menyelenggarakan pesta kecil untuk kerabat dekat.

Dalam relasi dengan sesama, orang biasanya menuntut diperlakukan sesuai dengan statusnya. Status istimewa sebagai suami, istri, teman baik, penguasa, atau majikan membuat kita merasa berhak menerima perlakuan khusus. Kita marah jika mereka tidak memberi apa yang menjadi hak kita. Nehemia tidak demikian! Dua belas tahun sudah ia diangkat menjadi Bupati. Sesuai statusnya, ia berhak mendapat perlakuan khusus dari rakyat. Mereka wajib membayar upeti, apalagi Nehemia memerintah dengan penuh dedikasi. Namun, Nehemia tidak pernah mengambil jatah itu. Mengapa? Karena ia memahami bahwa “pekerjaan itu sangat menekan rakyat” (ayat 18). Pembangunan tembok Yerusalem menguras tenaga dan pikiran rakyat. Semakin Nehemia belajar mengerti kesusahan mereka, semakin ia tidak mau menuntut bagiannya.

Banyak perselisihan dalam keluarga dan masyarakat terjadi karena masing-masing pihak ingin diperlakukan khusus. Kadang kala kita menuntut lebih dari apa yang orang lain bisa berikan. Andaikan saja Anda bersikap seperti Nehemia: belajar memahami orang lebih daripada menuntut, pasti relasi Anda menjadi lebih indah!

BERJUMPA DENGAN ORANG YANG TAK SUKA MENUNTUT, SERASA BERJUMPA DENGAN KRISTUS YANG LEMAH LEMBUT

Dream LoVeR28-07-09, 03:49Bacaan hari ini: Kejadian 49:29-33Ayat mas hari ini: Kejadian 50:12Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 64-66

Bu Mimin, usia 81 tahun, meninggal dunia, menyusul Pak Wijian, suaminya, yang berpulang empat tahun lalu. Anak-anak dan menantunya bersitegang. Gara-gara sebagian ingin jenazah

Page 137: Aji KUsuma

almarhumah dikremasi, sebagian lagi berkeras harus dikubur. Mereka memang berasal dari gereja yang berbeda-beda. Masing-masing punya pandangan dan alasannya. Sedang Bu Mimin sendiri semasa masih hidup tidak meninggalkan pesan apa-apa. Akibatnya relasi di dalam keluarga pun menjadi rusak.

Untuk menghindarkan hal-hal seperti itu, maka ada baiknya kita mempersiapkan apa-apa yang perlu diperhatikan jika saatnya kematian tiba. Jangan sampai kita mati dengan meninggalkan masalah buat orang-orang yang ditinggalkan. Menyedihkan sekali. Kita mungkin sudah tenang-tenang “di alam sana”, tetapi keluarga kita malah saling bertengkar. Lagipula kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi. Cepat atau lambat. Entah karena usia lanjut, sakit, atau penyebab lainnya. Jadi, perlulah kita mempersiapkan diri sebelum kematian datang.

Seperti Yakub dalam bacaan Alkitab hari ini. Sebelum kematiannya, ia berpesan kepada anak-anaknya agar dikuburkan di gua Makhpela bersama Lea, istri tertuanya (ayat 32). Andai yang menginginkan itu Ruben atau Yehuda atau anak Lea lainnya, bisa saja Yusuf dan Benyamin, anak-anak Rahel, memprotes. Apalagi ketika itu Yusuf adalah orang yang berkuasa. Rahel sendiri istri kesayangan Yakub, yang meninggal ketika melahirkan Benyamin dan dikuburkan di sisi jalan ke Betlehem (Kejadian 35:16-19). Namun, karena demikian pesan Yakub, anak-anaknya melakukan seperti yang dipesankannya (Kejadian 50:12), sehingga konflik di antara mereka pun tidak terjadi.

Untuk sesuatu yang pasti terjadi seperti kematian, bersiap itu perlu

Dream LoVeR29-07-09, 04:34Bacaan hari ini: Wahyu 1:1-3 Ayat mas hari ini: Wahyu 1:1Bacaan Alkitab Setahun: Mikha 1-4

Di internet saat ini banyak silang pendapat tentang ramalan suku Maya. Suku yang pernah hidup di selatan Meksiko atau Guatemala ini dikenal menguasai ilmu falak dan sistem penanggalan. Menurut manuskrip peninggalan mereka, pada 21 Desember 2012 akan muncul gelombang galaksi yang besar, sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka bumi. Ada yang menginterpretasikan hal itu sebagai “kiamat”, tetapi banyak pula yang memaknainya secara kontemplatif sebagai seruan untuk mencegah kerusakan bumi.

Alkitab telah menyediakan satu kitab yang secara khusus membahas “kiamat” atau rangkaian peristiwa pada akhir zaman, yakni kitab Wahyu. Kitab ini tidak menjelaskan kapan persisnya hal itu akan terjadi, tetapi memaparkan gambaran simbolis tentang bagaimana hal itu akan terjadi. Melalui tulisan Yohanes ini, kita mengerti bahwa Yesus Kristus akan datang kembali, Iblis akan dihukum, dan semua orang akan diadili untuk menerima kehidupan kekal atau kebinasaan kekal.

Di tengah situasi dunia yang dilanda krisis, peperangan, bencana alam, dan penganiayaan terhadap orang percaya, berita kitab Wahyu menawarkan penghiburan dan pengharapan.

Page 138: Aji KUsuma

Bagaimanapun situasinya, Allah tetap memegang kendali dan rencana-Nya akan tergenapi. Kitab Wahyu juga menantang kita untuk hidup dalam kekudusan. Kita menolak berbuat dosa dengan merenungkan, “Akankah saya melakukannya seandainya Dia datang kembali hari ini?” Walaupun, kita mesti terus bekerja dan melayani dengan tekun seolah-olah Dia baru akan datang kembali seribu tahun lagi!

PENGHARAPAN KITA AKAN MASA DEPAN TERWUJUD DALAM PILIHAN-PILIHAN KITA PADA HARI INI

Dream LoVeR31-07-09, 04:04Bacaan hari ini: 2 Petrus 3:9-15Ayat mas hari ini: 2 Petrus 3:14Bacaan Alkitab Setahun: Nahum 1-3

Kota Bandung terkenal dengan Factory Outlet-nya. Tempat orang bisa berbelanja produk fashion dari merek ternama dengan harga miring. Pakaian sisa ekspor yang dijajakan di sana bagus-bagus. Harganya pun jauh di bawah harga outlet resmi. Namun, di antaranya ada pula barang yang tidak lolos kendali mutu (quality control). Produk ini cacat sedikit. Entah potongan, jahitan, bahan, atau warnanya tidak sesuai pesanan. Walaupun hanya cacat sedikit, pihak pemesan menganggapnya tidak layak ekspor!

Ketika memberitakan bahwa hari Tuhan pasti akan datang, Rasul Petrus menekankan betapa pentingnya kita hidup “tak bercacat dan tak bernoda” (ayat 14). Kata “tak bercacat” berkait erat dengan tradisi persembahan korban. Di Perjanjian Lama, setiap hewan korban harus diteliti dulu sebelum dipersembahkan. Ada semacam kendali mutu! Hanya yang dipandang tidak bercacat, yang pantas dipersembahkan kepada Tuhan. Bagi kita, hidup “tak bercacat” berarti berjuang terus agar hidup kita layak dipersembahkan bagi Tuhan. Masa penantian ini adalah kesempatan dari Tuhan untuk kita berbenah diri (ayat 9,15). Roh Kudus bisa membentuk kita sedikit demi sedikit, hingga kelak kita kedapatan tak bercacat saat kedatangan Tuhan.

Bagian mana dalam hidup Anda yang merupakan “cacat” di mata Tuhan? Sudahkah Anda berupaya membenahinya, atau masa bodoh dan berkata “cacat sedikit tidak mengapa”? Cepat atau lambat, kita semua harus menghadap hadirat Tuhan. Jangan sia-siakan kesempatan berbenah diri ini. Buatlah “proyek berbenah diri” jangka panjang, dengan pimpinan Roh Kudus!

MASALAHNYA BUKAN KAPAN DIA DATANG, MELAINKAN SUDAH LAYAKKAH KITA KAPAN PUN DIA DATANG?

Dream LoVeR02-08-09, 03:49

Page 139: Aji KUsuma

Bacaan hari ini: Markus 6:30-32Ayat mas hari ini: Markus 6:31Bacaan Alkitab Setahun: Habakuk 1-3

Michael Schumacher menjadi juara dunia Formula One (F1) tujuh kali. Ia mampu memacu mobil balapnya dengan kecepatan di atas 300 km/jam, menyelesaikan puluhan lap dalam waktu yang amat cepat. Ada satu hal yang selalu ia lakukan saat berlomba, yaitu melakukan pit stop. Di pit stop itu, ia berhenti sejenak untuk mengisi bahan bakar, mengganti ban yang aus, dan memeriksa peralatan mobilnya. Sesaat kemudian ia pun melanjutkan lomba.

Sejarah mencatat, dalam F1 strategi pit stop tidak jarang menjadi penentu. Perhentian sesaat di pit stop itu bisa mengantar seorang pembalap meraih kemenangan. Mirip dengan kehidupan kita. Setiap hari kita menjalani berbagai aktivitas dan kerap terjebak dalam rutinitas. Tujuh hari dalam seminggu kita memacu diri kita dengan berbagai kesibukan pekerjaan, mungkin ditambah juga dengan pelayanan di gereja atau aktivitas di tempat lain. Sehingga saking sibuknya sampai-sampai kita pun kerap kali lupa hal yang sangat penting, yaitu “berhenti” sejenak.

Dalam bacaan kita, Tuhan Yesus mengetahui kelelahan para murid-Nya setelah melayani orang banyak. Dia pun lalu mengajak mereka beristirahat, menarik diri dari kesibukan. Ada saat di mana kita harus sejenak berhenti. Mengambil jeda dari kebisingan hidup. Sejenak menarik diri dari hiruk pikuk rutinitas. Mengistirahatkan bukan hanya tubuh, tetapi juga hati dan pikiran. Saat di mana kita memeriksa dan mengasah diri. Ibarat me-recharge baterai kehidupan kita. Untuk kemudian bersiap melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi.

TANPA AKTIVITAS KITA BISA TUMPUL, TETAPI TANPA LIBUR KITA BISA AUS

Dream LoVeR03-08-09, 04:43Bacaan hari ini: Mazmur 19:2-7Ayat mas hari ini: Mazmur 19:2Bacaan Alkitab Setahun: Obaja

Pada sebuah siang yang panas, Badu—sebut saja demikian, mengeluh kepanasan. Mukanya terlipat, tak ada senyuman. Baju kerjanya mulai basah oleh keringat. Ini memperpanjang daftar keluhannya. Sorenya—masih di hari yang sama, sekali lagi Badu mengeluh. Hujan turun sangat lebat disertai kilat, dan angin menusuk tubuhnya yang tak mengenakan jaket. Dalam hati ia berkata, “Tuhan, jangan berlebihan dong! Bukankah akan lebih baik jika tadi siang tak sepanas itu, dan sore ini tak sedingin ini?” Mungkin itu juga yang ada dalam hati kebanyakan orang saat merespons cuaca. Saat panas, mengeluh. Saat hujan, mengeluh. Mendung pun mengeluh. Astaga! Siapakah kita? Apakah kita memiliki kuasa untuk mengendalikan alam, sampai-sampai kita mengeluh terhadap apa yang Tuhan jadikan?

Page 140: Aji KUsuma

Bukankah yang seharusnya terjadi adalah bersyukur atas semua hal, termasuk atas cuaca?

Lihatlah pemazmur yang mengungkapkan kebesaran Allah, saat memandang ke langit. Ia bahkan menemukan tutur Sang Pencipta saat memandang cakrawala. Betapa luar biasa kepekaannya untuk mengerti pernyataan kemahakuasaan Tuhan melalui alam ciptaan-Nya! Sungguh, ini acap disepelekan dan diabaikan manusia.

Bagaimana dengan kita? Setiap hari kita hidup di bawah kolong langit. Namun, sempatkah kita memandang langit hari ini? Mahakarya ilahi yang sayang untuk diabaikan begitu saja! Luangkan waktu sejenak untuk menikmati keindahan karya Tuhan dan bersyukur; entah pada saat panas, mendung, maupun hujan. Jangan terjebak pada keluhan, melainkan ingatlah Dia yang menciptakannya. Dan, mulailah bersyukur atas semua ini.

SEPERTI TUHAN MENAUNGI KITA DENGAN LANGIT, DEMIKIANLAH DIA MENAUNGI KITA DENGAN KESETIAAN-NYA DARI HARI KE HARI

Dream LoVeR04-08-09, 17:56Bacaan hari ini: Galatia 2:1-14Ayat mas hari ini: 1 Korintus 4:1Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 1-2

Seorang rabi muda menggantikan ayahnya. Umat banyak yang protes, karena mereka sering membandingkannya dengan ayahnya, rabbi senior yang mereka hormati. Dalam pertemuan jemaat, kritik kepadanya berbunyi “Engkau tidak seperti ayahmu”. Dengan tenang rabi muda menjawab, “Kalian tahu, ayahku seorang yang tidak pernah meniru siapa pun. Kini biarkan aku menjadi diriku sendiri, tidak meniru siapa pun, termasuk meniru ayahku. Dengan begitu, bukankah aku justru mirip ayahku?”

Sebagai rasul, Paulus adalah pendatang baru. Ketokohan para senior membayanginya. Apalagi jemaat di Yerusalem masih banyak yang mencurigainya, bahkan mempertanyakan kerasulannya. Namun, Paulus tidak gentar. Ia yakin akan panggilan Tuhan baginya. Ia tahu apa tugasnya, yaitu menginjil kepada orang-orang bukan Yahudi (ayat 2,7). Ia tidak mencari popularitas. Ia tidak mencari permusuhan, malahan dengan giat membangun persekutuan (ayat 9). Namun, ia juga tidak mencari muka di depan para seniornya. Ia berpendirian teguh dan menjunjung tinggi kebenaran. Bahkan ia berani menegur Petrus (Kefas) dengan tulus (ayat 11).

Godaan untuk meniru dan menyesuaikan diri dengan harapan banyak orang sering mengusik kita. Mengapa? Karena kita ingin diterima. Kita pun sering tergoda untuk mencari muka di depan orang yang berpengaruh. Padahal mereka pun bisa salah. Hari ini kita belajar perlunya mandiri dalam bersikap, tanpa berlaku sok pintar. Teguh dalam pendirian, tanpa menjadi keras kepala. Menjadi diri sendiri, tanpa merendahkan orang lain.

Page 141: Aji KUsuma

TUHAN MENCIPTAKAN KITA MASING-MASING UNIK. JADI KENAPA MESTI MENIRU ORANG LAIN?

Dream LoVeR05-08-09, 01:53Bacaan hari ini: Kejadian 4:1-16Ayat mas hari ini: Kejadian 4:7Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 3-4

Dalam salah satu cerita Donal Bebek, pernah dikisahkan Donal yang bingung untuk bertindak; bertindak baik atau bertindak buruk. Lalu muncullah dua figur di kepalanya, yakni tokoh putih dan tokoh hitam. Kedua figur itu mati-matian berusaha memengaruhi Donal agar memperhatikan dan mengikuti nasihat mereka yang pastilah berseberangan. Donal pun harus memilih, mana yang ia ikuti: nasihat si tokoh putih atau hitam.

Firman Tuhan hari ini berkisah tentang Kain yang iri dan marah kepada Habel karena persembahannya tidak diindahkan Tuhan. Sangat mungkin ia juga merasa malu, karena terjemahan bahasa Ibrani dari “muka muram” (ayat 6) adalah “wajahnya jatuh”. Wajah jatuh berarti tak punya muka. Tak punya muka berarti malu. Jadi, Kain menjadi iri, marah, dan sekaligus malu akibat Tuhan menolak persembahannya. Akibatnya, Kain melampiaskan kemarahan dan rasa malu serta iri hatinya kepada Habel, adiknya. Kain membunuh Habel. Ini bukan tanpa peringatan Tuhan. Sebetulnya Tuhan sudah memperingatkan Kain, agar “berkuasa atas dosa yang sudah mengintip di depan pintu” (ayat 7). Namun, agaknya kuasa dosa yang mengintip di pintu hati Kain yang marah dan malu itu terlalu besar untuk dapat ia kuasai. Hasilnya tragis: Darah Habel tercurah ke tanah akibat pembunuhan yang dilakukan oleh kakak kandungnya.

Godaan si jahat harus kita kalahkan sejak awal; sejak godaan itu masih berupa benih. Itu jauh lebih mudah daripada kita mencoba mengalahkannya ketika godaan itu sudah menjadi pohon yang besar

DOSA BESAR BERAWAL DARI KEINGINAN KECIL

Dream LoVeR06-08-09, 02:06Bacaan hari ini: Lukas 12:42-46Ayat mas hari ini: Lukas 12:43,44Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 5-6

Apabila atasan tidak sedang berada di tempat, seorang karyawan bisa jadi akan memilih berhenti bekerja lalu bermalas-malasan; mungkin ngobrol ngalur ngidul dengan teman, atau main internet, atau bahkan tidur-tiduran. Nah, bagaimana dengan kita? Akan melakukan hal

Page 142: Aji KUsuma

yang samakah?

Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, Tuhan Yesus berbicara tentang pertanggungjawaban. Tuhan Yesus menggambarkan dua golongan hamba. Pertama, hamba yang bertanggung jawab, yaitu hamba yang tetap bekerja, walaupun tuannya tidak ada di tempat. Kedua, hamba yang tidak bertanggung jawab; hamba yang sok menjadi tuan dengan memukul para hamba yang lain, tidak bekerja melainkan bermalas-malasan, makan minum dan mabuk-mabukan. Apa yang terjadi pada waktu tuannya datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan? Sangat jelas bahwa ada ganjaran yang berbeda bagi kedua golongan hamba tersebut. Golongan hamba pertama mendapatkan promosi kenaikan pangkat, sedangkan golongan hamba yang kedua mendapatkan hukuman yang setimpal.

Dari sini kita belajar bahwa ternyata ada ganjaran atas sebuah tanggung jawab. Tanggung jawab seharusnya menjadi bagian dalam etos kerja kristiani. Tunjukkanlah kepada sekitar kita bahwa terdapat perbedaan yang tampak dari para pekerja kristiani di Indonesia. Sudah menjadi tugas kita untuk menggarami dan menjadi teladan dalam dunia kerja di Indonesia saat ini. Bagaimana kita dapat berbicara mengenai kekristenan kepada dunia jika kita sendiri tidak pernah me*nunjukkan cara hidup kristiani, walaupun untuk hal-hal yang sederhana, seperti bertanggung jawab dalam pekerjaan?

TANGGUNG JAWAB ADALAH BAGIAN DARI ETOS KERJA KRISTIANI

Dream LoVeR10-08-09, 03:50Bacaan hari ini: Matius 13:31-33Ayat mas hari ini: Matius 13:32Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 17-20

Di Indonesia, arus listrik sering padam. Entah karena kerusakan teknis atau pemadaman bergilir. Hal ini sangat meresahkan, karena masyarakat sudah sangat bergantung pada listrik. Dulu, listrik dipakai hanya sebatas menyalakan lampu. Kini, pemakaiannya merambah ke segala bidang. Hampir semua kegiatan memerlukan listrik: mendinginkan ruangan, menjalankan mesin, menonton televisi, menyalakan komputer, dan lain-lain. Pengaruhnya semakin besar. Tidak bisa lagi kita hidup nyaman tanpanya!

Pengaruh atau dampak Kerajaan Surga juga begitu. Ia seumpama biji sesawi. Mula-mula kecil mungil. Tak terasa hadirnya, apalagi dampaknya. Namun, setelah tumbuh, ia menjadi pohon besar tempat bernaung burung-burung. Dampaknya sangat terasa. Burung-burung tak bisa hidup nyaman tanpanya. Kerajaan Surga juga seumpama ragi dalam adonan. Ketika ditaruh sejumput, tampaknya tidak terjadi apa-apa. Namun, perlahan tetapi pasti, 3 sukat adonan (hampir 40 liter) akan dipengaruhi hingga mengembang. Itulah yang terjadi saat kita hidup dalam Kerajaan Surga. Sewaktu baru beriman pada Kristus, mungkin Tuhan dan Firman-Nya belum terlalu memengaruhi hidup. Tetapi, makin lama dampaknya makin besar. Kristus dan Firman-Nya memengaruhi pikiran dan hati. Mewarnai setiap aksi. Menjadi sumber inspirasi.

Page 143: Aji KUsuma

Hidup dalam Kerajaan Allah tak pernah statis. Ada pertumbuhan. Pengaruh Kristus seharusnya semakin terasa, hingga kita tak nyaman lagi hidup tanpa merasakan hadir-Nya. Seberapa besar Yesus telah memengaruhi cara pikir, sikap, dan tindakan Anda?

IMAN YANG HIDUP SELALU BERGERAK MAJU, TIDAK PERNAH BERHENTI DI TEMPAT

Dream LoVeR11-08-09, 02:14Bacaan hari ini: 2 Korintus 3:1-6Ayat mas hari ini: 2 Korintus 3:2Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 21-23

Seorang pembuat pensil sebelum mengutus pensilnya ke dunia memberikan empat pesan. (1) Kamu bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, tetapi hanya jika kamu mau berada di tangan seseorang. (2) Kamu akan menderita setiap kali kamu diruncingkan, tetapi kamu perlu itu untuk menjadi pensil yang baik. (3) Bagian yang terpenting dari hidupmu adalah bagian yang ada di dalam, bukan bagian luarnya. (4) Pada permukaan mana pun juga, selalu tinggalkan jejakmu dan teruslah menulis.

Ilustrasi di atas menyimpan kebenaran rohani yang luar biasa. Pertama, kita memiliki potensi yang luar biasa dan mampu melakukan hal yang besar. Hanya saja kalau kita membiarkan diri berada di tangan Tuhan. Kedua, ada kalanya kita akan mengalami proses-proses pengeratan dan peruncingan yang sangat menyakitkan. Itu membuat kita sangat menderita, tetapi mau tidak mau kita akan melewati proses itu demi kebaikan kita sendiri. Proses pengeratan kedagingan kita akan membuat karakter ilahi muncul dalam hidup kita.

Ketiga, bagian yang terpenting dalam hidup kita adalah bagian yang ada di dalam. Jangan pernah terjebak dengan hal-hal yang hanya merupakan penampilan luar saja. Tuhan tidak pernah tergiur dengan topeng-topeng kita. Tuhan lebih melihat kedalaman hati kita. Keempat, di mana pun Tuhan taruh kita, selalu tinggalkan jejak atau “tulisan-tulisan” yang benar-benar bisa memengaruhi orang yang membacanya. Jadilah orang kristiani yang berpengaruh dan selalu meninggalkan kesan yang mendalam bagi setiap orang yang bertemu dengan kita.

Sudahkah kita menjadi pensil yang meninggalkan goresan mendalam?

Dream LoVeR12-08-09, 02:21Bacaan hari ini: Mazmur 42:1-6Ayat mas hari ini: Mazmur 42:2Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 24-26

Page 144: Aji KUsuma

Dalam geografi Perjanjian Lama memang ada sungai yang tidak berair. Rusa-rusa Palestina kadang kala menemukan batang sungai yang kering pada musim kemarau. Jika hal ini terjadi, rusa-rusa biasanya menyusuri dan mendaki aliran sungai sampai menemukan mata air yang masih memiliki aliran air yang tipis untuk memuaskan dahaga mereka. Namun, tidak jarang ditemukan rusa yang tergeletak mati di tengah batang sungai karena benar-benar tidak menemukan air.

Demikianlah pemazmur bani Korah menggambarkan kerinduannya akan Tuhan. Kerinduan yang dimilikinya adalah kerinduan jiwa yang haus kepada Allah yang hidup. Kehausan yang tidak dapat digantikan dengan apa pun kecuali bertemu dengan Allah secara langsung. Tuhan senang mendapati hati yang merindukan-Nya dengan hasrat. Berdoa, bernyanyi, dan beribadah kepada Allah tidak hanya melibatkan unsur rasionalitas semata. Akan tetapi, perlu melibatkan perasaan dan jiwa yang bergairah memuji dan memuliakan Tuhan.

Blaise Pascal mengatakan bahwa dalam hati manusia ada ruang kosong yang akan selalu terasa kosong sampai ruang itu terisi dengan kehadiran Tuhan. Selama ruang itu masih kosong, manusia akan selalu berusaha mengisinya dengan berbagai hal; seperti kekayaan, kenikmatan, dan ketenaran. Namun, hal-hal semacam ini tidak akan pernah dapat mengisi kekosongan tersebut. Jiwa manusia tanpa Tuhan adalah seperti rusa yang mati di tengah batang sungai yang tidak berair. Jiwa yang kosong akan terus mencari dan mencari, sampai akhirnya kekosongan itu dipuaskan oleh Tuhan. Sebab, Dialah asal dan tujuan dari jiwa manusia.

TUHAN MENYENANGI JIWA YANG HAUS AKAN DIA

Dream LoVeR13-08-09, 05:44Bacaan hari ini: Bilangan 13Ayat mas hari ini: Bilangan 13:30Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 27-29

Saat memutuskan untuk menyeberangi Terusan St. Bernard di Pegunungan Alpen yang terkenal menakutkan, Napoleon Bonaparte ditertawakan oleh orang-orang Inggris dan Austria. Ia dicemooh karena membawa 60.000 tentara lengkap dengan meriam, berpeti-peti peluru, dan barang bawaan melewati kawasan itu, dianggap mustahil. Namun, Napoleon tidak terpengaruh. Ia memilih untuk melakukan perjalanan yang dianggap mustahil itu. Dan ternyata ia berhasil!

Ada dua kegagalan besar dalam hidup kita. Pertama, ketika kita tidak tahan menghadapi pandangan negatif, cemoohan, dan kritikan orang lain, lalu memilih mundur. Kedua, ketika kita meyakinkan diri sendiri bahwa kita tidak akan sanggup melakukan sesuatu. Konon dua kata yang paling banyak mendatangkan kegagalan adalah: “Tidak bisa”. Sebab, ketika kita berkata “tidak bisa”, secara tidak langsung sebetulnya kita sedang membangun tembok kegagalan. Mental block. Ibarat atlet yang sudah kalah sebelum bertanding.

Itulah juga yang terjadi kepada sepuluh pengintai yang diutus Musa, dan yang ternyata lebih

Page 145: Aji KUsuma

dituruti oleh seluruh umat (Bilangan 14:1-4). Tanah Perjanjian sudah di depan mata, tetapi mereka melihat tantangan yang ada teramat besar. “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya,” begitu mereka berkata (ayat 32). Namun, Yosua dan Kaleb, dua pengintai yang lain, membuktikan bahwa pandangan kesepuluh rekannya itu salah!

JADIKAN KRITIKAN DAN CEMOOHAN SEBAGAI BATU LONCATAN BUKAN BATU SANDUNGAN

Dream LoVeR14-08-09, 05:14Bacaan hari ini: 1 Korintus 9:24-27Ayat mas hari ini: 1 Korintus 9:27Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 30-32

Gerakan Pramuka masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1912. Akan tetapi, baru pada tanggal 14 Agustus 1961, gerakan Pramuka Nasional secara resmi diperkenalkan. Hari inilah yang kemudian kita peringati setiap tahun sebagai hari Pramuka.

Gerakan ini dimulai oleh Robert Baden-Powell sekitar tahun 1908 di Inggris. Ia adalah seorang tentara yang “terpaksa” melatih para pemuda di daerah di mana ia bertugas untuk membantunya dalam mempertahankan lini pertahanan dari serangan musuh. Melihat kegunaan pelatihan ini, ia terdorong mengadakan pelatihan serupa bagi para pemuda lain. Tujuannya supaya fisik, karakter, dan jiwa para pemuda dibentuk dengan baik. Dengan semangat kedisiplinan tinggi dan pantang menyerah yang berakar dari semangat kemiliteran, gerakan ini terus dipertahankan sampai kini. Semangat tersebut juga menjadi salah satu sebab gerakan ini terus berhasil membentuk para anggotanya menjadi orang-orang tangguh dan berguna.

Semangat untuk disiplin dan pantang menyerah ini juga perlu kita miliki sebagai pengikut Kristus, agar mampu menyangkal diri dan hidup sesuai kehendak-Nya. Dan untuk menjadi orang yang demikian, diperlukan proses panjang dan tak mudah. Kita perlu tekun melatih diri untuk tunduk kepada firman-Nya meski mungkin itu mengganggu kenyamanan kita, membuat kita takut, dan sebagainya. Ketika kita gagal, kita tidak menyerah, tetapi memperbaiki diri dengan belajar dari kesalahan yang sudah terjadi. Dengan begitu, pelan-pelan tetapi pasti, kita terbentuk untuk semakin lama semakin terbiasa hidup se