adln-perpustakaan universitas airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat...

172
SKRIPSI PENGARUH ZINC SULFAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN, TINGGI BADAN, DAN STATUS GIZI PADA BALITA GIZI BURUK Oleh : DWI HASTUTI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2006 ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Upload: duonghanh

Post on 18-Jul-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

SKRIPSI

PENGARUH ZINC SULFAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN, TINGGI BADAN, DAN STATUS GIZI

PADA BALITA GIZI BURUK

Oleh :

DWI HASTUTI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2006

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 2: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

SKRIPSI

PENGARUH ZINC SULFAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN, TINGGI BADAN, DAN STATUS GIZI

PADA BALITA GIZI BURUK

Oleh :

DWI HASTUTI

NIM. 100210947 I

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2006

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 3: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan

diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Pada tanggal 26 Juli 2006

Mengesahkan Universitas Airlangga

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. H. Tjipto Suwandi, dr., M.OH, SpOk NIP. 130517177

Tim Penguji : 1. Soedjajadi Keman, dr., M.S., Ph.D 2. Merryana Adriani, S.KM, M.Kes 3. Ine Indrati Sigit, Ir., M.PS

ii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 4: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

Oleh :

DWI HASTUTI NIM. 100210947 I

Surabaya, 26 Juli 2006 Mengetahui, Menyetujui, Ketua Bagian Pembimbing Annis Catur Adi, Ir., M.Si Merryana Adriani, S.KM, M.Kes NIP. 132105901 NIP. 132092769

iii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 5: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya skripsi dengan judul “PENGARUH

ZINC SULFAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN, TINGGI

BADAN, DAN STATUS GIZI PADA BALITA GIZI BURUK (Studi Kasus di

Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya)”, sebagai salah satu

persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga.

Dalam skripsi ini dijabarkan mengenai pengaruh zinc sulfat terhadap

perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga

nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi petugas kesehatan untuk

memberikan suplemen zinc sulfat pada balita terutama balita dengan statsus gizi

buruk khususnya yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Sidotopo Surabaya.

Dengan tersusunnya skripsi ini, kami mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada Ibu Merryana Adriani, S.KM, M.Kes, selaku dosen pembimbing

yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, koreksi, serta saran sehingga

terwujudnya skripsi ini.

Terimakasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Tjipto Suwandi, dr., M.OH, Sp.OK selaku Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

2. Bapak Anis Catur Adi, Ir., M.Si, selaku Ketua Bagian Gizi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

3. Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian serta memberikan kemudahan dalam memperoleh data.

4. Kepala Puskesmas Sidotopo beserta stafnya yang telah memberikan ijin

untuk dapat melakukan penelitian dan memperoleh data di Wilayah Kerja

Puskesmas Sidotopo Surabaya.

5. Bu Nurul selaku bidan di Puskesmas Sidotopo yang telah membantu dan

memberi kemudahan dalam penelitian serta pengumpulan data.

iv

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 6: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

6. Ibu-ibu kader Posyandu Kelurahan Sidotopo yang telah membantu dan

memberi kemudahan dalam pengumpulan data.

7. Ayah, Ibu, Mas Haris, dan Mbak Linda yang telah memberikan doa restu

serta dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Sahabatku tercinta (Ririt, Ratna, dan Marita) dan semua teman-temanku

(Tyas, Sulis, Iir dan Erika) yang telah membantu dan memberikan masukan

serta saran untuk kelancaran penulisan skripsi ini.

9. Semua teman-temanku angkatan ext’02 yang telah berjuang bersama-sama

baik suka maupun duka selama dibangku perkuliahan.

10. Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian yang tidak

dapat kami sebut satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah

diberikan dan semoga skripsi ini berguna baik bagi diri kami sendiri maupun fihak

lain yang memanfaatkan.

Surabaya, Agustus 2006

v

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 7: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

ABSTRACT

Nowadays zinc role in growth and development has been found. Zinc deficiency can cause unhealthy baby and children and at the end can influence their growth and development. It’s presumed that zinc deficiency as a factor that cause Protein Energy Malnutrition (PEM) with infection. Economic crisis caused increasing of severe nutritional cases in Sidotopo 13,85 %. To overcome this problem is need an effort to increase children’s under five years nutritional status by giving zinc suplementation.

The aim of this research was to know the influence of zinc suplementation to weight, height and nutritional status changes at children under five years with severe nutritional status in Sidotopo sub district, Surabaya, 2006.

Thus research was a quasi experimental study with pre – post test control group design. 40 children under five years (6 – 60 month) was choosen as samples, 20 samples as control group and 20 samples as treatment group. Paired t test and independent t test was used to analyze statistical analysis.

The result showed there were 95 % samples in treatment group and 80 % samples in control group that increase there weight. Based on statistical test, there was weight difference before and after treatment and there was weight different between treatment and control group. 65 % samples in treatment group had height increasing, but 65 % samples in control group had height decline. Based on statistical test, there was height difference before and after treatment and there was height difference between treatment and control group.

It’s concluded suplementation of zinc sulfat in children under five years with severe nutritional status can increase weight and height. And it’s suggested to give suplementation of zinc sulfat with feeding suplementation to increase nutritional status of severe nutritional status patient. Key words : zinc suplementation, weight, height, children under five years with

severe nutritional status

vi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 8: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

ABSTRAK

Peranan zinc dalam proses tumbuh kembang baru akhir-akhir ini ditemukan,

apabila kekurangan seng cenderung menyebabkan bayi dan anak kurang sehat, yang pada gilirannya mempengaruhi tumbuh kembangnya. Dapat diperkirakan bahwa kekurangan seng merupakan salah satu faktor hingga hampir semua penderita KEP-berat disertai infeksi. Terjadinya krisis ekonomi mengakibatkan kasus gizi buruk terjadi peningkatan yang sangat tinggi terutama di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo yaitu sebesar 13.85%. Untuk mengatasi hal ini maka perlu diupayakan peningkatan status gizi Balita dengan cara pemberian suplemen zinc sulfat.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh zinc sulfat terhadap perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk di Wilayah Kerja Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006.

Penelitian ini menurut rancang bangunnya merupakan penelitian eksperimental semu dengan menggunakan pre post study design. Besar sampel penelitian sebanyak 40 Balita (6-60 bulan), yang terdiri dari 20 kelompok perlakuan dan 20 kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji t test sampel berpasangan dan uji t test sampel bebas.

Dari hasil penelitian ini didapatkan pada kelompok perlakuan berat badan Balita mengalami kenaikan 95%, sedangkan pada kelompok kontrol 80% juga mengalami kenaikan berat badan. Berdasarkan uji statistik pada kelompok perlakuan bahwa ada perbedaan berat badan sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol ada perbedaan berat badan sebelum dan sesudah perlakuan. Berdasarkan uji statistik bahwa ada perbedaan antara berat badan balita kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok perlakuan tinggi badan Balita mengalami kenaikan 65%, dan pada kelompok kontrol 65% tinggi badannya tetap. Berdasarkan uji statistik pada kelompok perlakuan bahwa ada perbedaan tinggi badan sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol juga ada perpedaan tinggi badan sebelum dan sesudah perlakuan. Berdasarkan uji statistik bahwa tidak ada perbedaan antara tinggi badan balita kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian suplemen zinc sulfat pada Balita gizi buruk dapat meningkatkan berat badan maupun tinggi badan Balita. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan pemberian zinc sulfat bersama dengan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk peningkatan status gizi pada penderita gizi buruk. Kata kunci : Balita gizi buruk, zinc sulfat, berat badan, tinggi badan, dan status gizi.

vii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 9: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................... iv ABSTRACT ......................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................ viii DAFTAR TABEL ................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN ............................. xv BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1

I.1. Latar Belakang ......................................................... 1 I.2. Identifikasi Masalah ................................................. 3 I.3. Perumusan Masalah ................................................. 6

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ................... 7 II.1. Tujuan Penelitian .................................................... 7 II.2. Manfaat Penelitian .................................................. 8

BAB III TINJAUAN PUSTAKA .................................................. 9 III.1. Anak Balita ............................................................ 9

III.1.1. Pengertian Balita ...................................... 9 III.1.2. Kondisi Fisiologis Balita .......................... 9 III.1.3. Pertumbuhan dan Perkembangan ............. 10

III.2. Status Gizi ............................................................. 13 III.2.1. Pengertian Status Gizi ............................... 13 III.2.2. Klasifikasi Status Gizi ............................... 14 III.2.3. Penentuan Status Gizi ................................ 15

III.2.4. Indeks Yang Digunakan ............................ 16 III.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Status Gizi ................................................. 20 III.3. Pola Konsumsi dan Tingkat Konsumsi,

Serta Faktor-faktor Yang Mempengaruhi ............. 22 III.3.1. Pola Konsumsi ........................................... 22 III.3.2. Tingkat Konsumsi ..................................... 23

III.4. Seng (Zn) ............................................................... 29 III.4.1. Metabolisme Seng ................................... 30 III.4.2. Absorbsi Seng .......................................... 32

viii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 10: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

III.4.3. Kebutuhan Seng ....................................... 33 III.4.4. Bahan Makanan Sumber Seng dan Penghambat Penyerapan Seng ................. 34

III.4.5. Defisiensi dan Kelebihan Seng ................ 35 III.4.6. Penentuan Status Seng ............................. 37 III.4.7. Peranan Seng ........................................... 38 III.4.8. Interaksi Antara Seng Dan Gizi Buruk .... 39 III.4.9. Interaksi Anatar Seng Dan

Tumbuh Kembang ................................... 40 III.4.10. Interaksi Antara Seng Dan Vitamin A ..... 41

III.4.11. Suplementasi Seng ................................... 42 BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL ....................................... 43

IV.1. Model Hubungan Antar Variabel .......................... 43 IV.2. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ................ 44 IV.3. Hipotesis ................................................................ 45

BAB V METODE PENELITIAN ................................................ 46 V.1. Rancangan Bangun Penelitian ................................ 46 V.2. Populasi Penelitian ................................................. 46 V.3. Sampel, Cara Pengambilan Sampel, dan Besar Sampel Penelitian ................................................... 46 V.4. Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................. 48 V.5. Variabel, Definisi Operasional, dan Cara Pengukuran .................................................... 48 V.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............. 53 V.7. Teknik Analisis Data .............................................. 55 KERANGKA OPERASIONAL ...................................... 52

BAB VI HASIL PENELITIAN ..................................................... 56 VI.1. Gambaran Umum Puskesmas Sidotopo ................ 56 VI.2. Gambaran Umum Kelurahan Sidotopo ................. 56 VI.3. Karakteristik Orang Tua Balita ............................. 60 VI.4. Karakteristi Balita ................................................. 65 VI.5. Karakteristik Pola Konsumsi Makanan Balita ...... 69 VI.6. KarakteristikTingkat Konsumsi Makanan Balita .. 84 VI.7. Perubahan Berat Badan Dan

Tinggi Badan Balita ............................................... 97

BAB VII PEMBAHASAN .............................................................. 99 VII.1. Karakteristik Orang Tua Balita ............................ 99 VII.2. Karakteristi Balita ................................................ 100 VII.3. Pola Konsumsi Makanan Balita ........................... 102 VII.4. Tingkat Konsumsi Zat Gizi Balita ....................... 110

ix

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 11: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

VII.5. Perubahan Berat Badan Dan Tinggi Badan Balita .............................................. 113

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................... 120 VIII.1. Kesimpulan ......................................................... 119 VIII.2. Saran ................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 122 DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ 125

x

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 12: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman III.1. Penentuan Status Gizi Bagi Anak Balita Laki-laki Dan Perempuan Berdasarkan Z-Score Baku NCHS ................................................. 18 III.2. Nilai Rujukan Konsentrasi Seng ..................................................... 37 III.3. Distribusi Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006 ................... 56 III.4. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006 ............... 57 III.5. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006 ..................................... 57 III.6. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006 ............... 58 III.7. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006 ..................................... 58 III.8. Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 60 III.9. Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............ 61 III.10. Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pendapatan Keluarga di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 62 III.11. Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pengeluaran Pangan Keluarga di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............................................................. 63 III.12. Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pengetahuan Gizi Ibu di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 64 III.13. Distribusi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ........................... 65 III.14. Distribusi Balita Berdasarkan Umur di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ........................... 66 III.15. Distribusi Balita Berdasarkan Status Gizi BB/U di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............ 66 III.16. Distribusi Balita Berdasarkan Status Gizi BB/TB di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............ 67 III.17. Distribusi Balita Berdasarkan Frekuensi Makan Dalam Sehari di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 68 III.18. Distribusi Balita Berdasarkan Bentuk Makanan Sehari-hari Di Rumah di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo

xi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 13: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Kota Surabaya Tahun 2006 ............................................................. 69 III.19. Distribusi Balita Berdasarkan Susunan Makanan Sehari Di Rumah di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............................................................. 70 III.20. Distribusi Pola Makan Balita Kelompok Perlakuan Berdasarkan Frekuensi Makan di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............................................................. 73 III.21. Distribusi Pola Makan Balita Kelompok Kontrol Berdasarkan Frekuensi Makan di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............................................................. 76 III.22. Distribusi Balita Kelompok Perlakuan Berdasarkan Pola Konsumsi Makan Dan Frekuensi Makan Makanan Sumber Seng di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............ 79 III.23. Distribusi Balita Kelompok Kontrol Berdasarkan Pola Konsumsi Makan Dan Frekuensi Makan Makanan Sumber Seng di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............ 82 III.24. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 83 III.25. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Protein di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 85 III.26. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Lemak di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 87 III.27. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Karbohidrat di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 88 III.28. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Besi (Fe) di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 90 III.29. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Vitamin A di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 92 III.30. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Vitamin B1 di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 93 III.31. Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Vitamin C di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ...................................................................................... 95 III.32. Distribusi Perubahan Berat Badan Balita di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ........................... 97 III.33. Distribusi Perubahan Tinggi Badan Balita di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006 ............................ 98

xii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 14: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

IV.1. Kerangka Konseptual Penelitian ...................................................... 42 IV.2. Kerangka Operasional Penelitian .................................................... 52

xiii

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 15: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

1. Formulir Kuesioner 2. Formulir Pola Konsumsi (Food Frekuensi) 3. Formulir Recall 2x24 jam (Food Recall) 4. Formulir Frekuensi Makan Zat Seng 5. Output BB dan TB 6. Output Konsumsi Zat Gizi 7. Status Gizi Awal dan Akhir Balita Kelompok Perlakuan & Kelompok

Kontrol 8. Presentase Prevalensi Balita Gizi Buruk Di Kota Surabaya Yang

Dilaksanakan Oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2005 9. Peta Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir Kota Surabaya

xiv

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 16: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Arti Lambang

% = persen n = jumlah µg/dl = mikrogram per desiliter μg/l = mikrogram per liter

Daftar Singkatan

BB = Berat Badan TB = Tinggi Badan KKal = Kilo Kalori mg = mili gram SD = Standar Deviasi BB/U = Berat Badan menurut Umur BB/TB = Berat Badan menurut Tinggi Badan Zn SO4 = Zinc Sulfat RDA = Recommended Dietery Allowance WHO = World Health Organization WKNPG = Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi DKBM = Daftar Komposisi Bahan Makanan KEP = Kurang Energi Protein RBP = Retinol Binding Protein Gilut = Gigi dan mulut Z-Score = Standar deviasi unit WHO-NCHS = World Health Organization-National Centre for Health Statistics NCHS = National Centre for Health Statistics ADN = Dinukleosida Adenosin ARN = Ribonukleosida Adenosin

xv

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 17: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Seng (Zn) merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat perhatian

yang cukup besar akhir-akhir ini. Seng berperan untuk bekerjanya lebih dari 70

macam enzim karena peranannya dalam sintesa ADN, ARN (keduanya unsur

utama genetika), dan protein. Maka defisiensi seng dapat menghambat

pembelahan sel, pertumbuhan dan pemulihan jaringan (Olson et.al., dalam

Karyadi, 1996). Ada kemungkinan seng berinteraksi dengan defisiensi vitamin A

dalam proses terjadinya buta senja (Karyadi, 1996).

Sampai saat ini di Indonesia masih harus menghadapi masalah gizi

kurang yang pada umumnya terdapat di Negara-negara sedang berkembang,

yaitu masalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia

Defisiensi Besi, serta masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).

Disamping masalah gizi kurang yang utama tersebut, juga harus menghadapi

masalah gizi lebih, serta masalah defisiensi gizi mikro yang lainnya, seperti

defisiensi seng (Zn) (Depkes RI, 2002).

Kekurangan zat gizi akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan

perkembangan yang mengakibatkan seseorang sulit menerima pendidikan,

menguasai informasi dan teknologi sehingga kualitas sumberdaya manusia jauh

dari harapan. Status gizi golongan rawan terutama anak Balita dapat digunakan

1

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 18: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

2

sebagai indikator kualitas hidup masyarakat (Widya Karya Nasional Pangan dan

Gizi, 1998).

Pemenuhan zat gizi pada masa janin merupakan modal dasar bagi tumbuh

kembang anak pada usia selanjutnya. Peran gizi pada tumbuh kembang sangat

jelas. Pertumbuhan dalam arti proses bertambahnya struktur dan ukuran tubuh

adalah hasil langsung pemenuhan kebutuhan zat gizi, khususnya energi dan

protein. Tidak jarang dari mereka mengalami gangguan tumbuh kembang karena

kekurangan energi dan protein, juga menderita kekurangan zat gizi mikro yaitu

vitamin dan mineral. Salah satu zat gizi mikro yang berperan dalam tumbuh

kembang adalah seng (Satoto, 1996).

Prevalensi status gizi Balita di provinsi Jawa Timur berdasarkan

SUSENAS 1995, yaitu sebesar 3,8% berstatus gizi lebih, sebanyak 63,7%

berstatus gizi baik, sebanyak 28,4% berstatus gizi kurang, dan sebanyak 4,2%

berstatus gizi buruk. KEP nyata tercatat sebanyak 32,6% (Widya Karya Nasional

Pangan dan Gizi, 1998).

Mineral seng (Zn) merupakan mineral mikro yang mutlak dibutuhkan

untuk memelihara kehidupan yang optimal meskipun dalam jumlah yang sangat

kecil. Peran terpenting seng bagi makhluk hidup adalah untuk pertumbuhan dan

pemeliharaan sel, sebab seng berperan pada sintesis dan degradasi karbohidrat,

protein, lemak, asam nukleat, dan pembentukan embrio. Dalam hal ini, seng

dibutuhkan untuk proses percepatan pertumbuhan, menstabilkan struktur

membran sel dan mengaktifkan hormon pertumbuhan (Samsudin, 1995).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 19: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

3

Konsentrasi seng serum pada manusia menurun jika sedang menderita

infeksi seperti disentri, demam tifoid, tuberculosis. Sebaiknya konsentrasi seng

serum yang rendah berakibat menurunnya daya tahan tubuh, hingga keadaan

kekurangan seng memudahkan timbulnya berbagai macam infeksi. Diperkirakan

bahwa kekurangan seng merupakan salah satu faktor hingga hampir semua

penderita KEP-berat disertai infeksi (Pudjiadi, 2001).

Beberapa zat seperti asam sitrat, asam palmitat, dan asam pikolinat dapat

membantu meningkatkan absorbsi seng. Sedangkan fitat dan serat dapat

menghambat absorbsi seng dalam tubuh. Kelompok yang paling rentan terhadap

defisiensi seng adalah anak dalam masa pertumbuhan, masa produktif dan masa

penyembuhan.

I.2 Identifikasi Masalah

Defisiensi seng banyak ditemukan pada anak di Negara berkembang,

disebabkan kurangnya konsumsi bahan makanan sumber hewani terutama daging

dan produknya (susu, hati, telur), bioavailabilitas seng dalam diet setempat, dan

hilangnya seng akibat diare berulang. Tingginya insiden penyakit infeksi juga

dapat merupakan indikasi defisiensi seng, karena seng dapat menurunkan fungsi

kekebalan tubuh (Depkes RI Bogor, 2005).

Beberapa peneliti telah membuktikan dampak defisiensi seng,

diantaranya adalah terhambatnya pertumbuhan, terhambatnya proses

pendewasaan organ seksual laki-laki, gangguan kontrol selera, penurunan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 20: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

4

ketajaman rasa, lambatnya proses penyembuhan luka, impotensia, penurunan

daya kekebalan tubuh, gangguan neuropsikologis, kelainan kulit, penurunan

efisiensi makanan serta gangguan fungsi membrane. Defisiensi seng sering

terjadi pada kelompok usia rawan, yaitu anak-anak dalam masa pertumbuhan, ibu

hamil dan menyusui, serta orang tua.

Analisis data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004) dalam

rangka Proyek Community Health and Nutrition III di lima provinsi

menunjukkan tingginya jumlah anak pendek (stunted) ini mencapai 42,8% -

51,3% dari total anak Balita. Penyebabnya tidak lain adalah rendahnya asupan

pangan hewani yang kaya seng, serta tingginya konsumsi serealia atau kacang-

kacangan yang mengandung fitat sehingga mengganggu penyerapan seng.

Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi Buruk pada anak Balita yang

dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kotamadya Surabaya tahun 2005, didapatkan

bahwa prevalensi gizi buruk Balita sebanyak 13,85% di wilayah kerja Puskesmas

Sidotopo, sebanyak 7,9% di Puskesmas Benowo, sebanyak 6,18% di Puskesmas

Putat Jaya, sebanyak 5,12% di Puskesmas Dukuh Kupang, dan sebanyak 4,01%

di Puskesmas Sidosermo.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa prevalensi status gizi buruk

di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Surabaya sangat tinggi jika dibandingkan

dengan wilayah kerja Puskesmas lain yang berada dikota Surabaya yaitu sebesar

13.85%. Hal inilah yang menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk memilih

daerah tersebut menjadi lokasi penelitian.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 21: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

5

Kebutuhan seng pada Balita menurut Angka Kecukupan Gizi yang

dianjurkan masing-masing sebesar 10 mg/hari. Bila ini tidak terpenuhi dari

makanan yang dikonsumsi selama jangka waktu tertentu akan dapat menurunkan

daya tahan tubuh Balita dan meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit

infeksi.

Peranan seng dalam proses tumbuh kembang baru tahun-tahun terakhir

ini ditemukan, dimana apabila kekurangan seng cenderung menyebabkan bayi

dan anak kurang sehat, yang pada gilirannya mempengaruhi tumbuh

kembangnya. Menurut hasil penelitian Mundiastuti (2002) yang dilakukan pada

anak usia 1-3 tahun di Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo dan Kelurahan

Bendul Merisi Kecamatan Wonocolo Kotamadya Surabaya, menunjukkan bahwa

ada perbedaan kenaikan BB/U yang bermakna antara anak yang diberi suplemen

seng dengan tidak, dan ada perbedaan TB/U yang bemakna antara yang diberi

suplemen seng dengan yang tidak. Pada kelompok perlakuan juga menunjukkan

adanya perbaikan selera makan pada anak.

Berbagai penelitian tentang gizi yang berhubungan dengan status gizi

pada Balita telah banyak dilakukan. Sedangkan yang meneliti pengaruh zinc

sulfat terhadap peningkatan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita

gizi buruk masih jarang. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin

meneliti apakah ada pengaruh zinc sulfat terhadap peningkatan berat badan,

tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, yang akan dilaksanakan di

wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 22: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

6

I.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah yang

ingin diteliti adalah sebagai berikut :

Apakah ada pengaruh zinc sulfat terhadap peningkatan berat badan, tinggi badan,

dan status gizi pada Balita gizi buruk ?

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 23: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

II.1 Tujuan Penelitian

II.1.1 Tujuan Umum

Mempelajari pengaruh zinc sulfat terhadap perubahan berat badan,

tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk.

II.1.2 Tujuan Khusus

1. Mempelajari karakteristik Balita yang meliputi umur, dan jenis kelamin.

2. Mempelajari karakteristik keluarga yang meliputi pendidikan dan

pengetahuan gizi ibu, serta pendapatan keluarga.

3. Mempelajari pola konsumsi makanan Balita.

4. Mempelajari tingkat konsumsi makanan Balita yang meliputi konsumsi

energi, karbohidrat, protein, lemak, besi, vitamin A, vitamin B1, dan

vitamin C.

5. Menganalisis status gizi pada Balita gizi buruk.

6. Menganalisis peningkatan berat badan, dan tinggi badan pada Balita gizi

buruk selama pemberian zinc sulfat.

7

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 24: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

8

II.2 Manfaat Penelitian

II.2.1 Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman menerapkan ilmu

yang telah diperoleh selama perkuliahan.

II.2.2 Bagi Masyarakat

Dapat memberikan sumbangan informasi kepada masyarakat tentang

pentingnya konsumsi makanan sumber seng untuk dapat meningkatkan status

gizi terutama pada Balita gizi buruk.

II.2.3 Bagi Institusi

Sebagai informasi yang bisa digunakan untuk perencanaan atau

pelaksanaan upaya perbaikan gizi di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo

Surabaya.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 25: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Anak Balita

III.1.1 Pengertian Balita

Balita didefinisikan sebagai individu atau sekelompok individu dari

suatu penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Menurut Moore

1997 usia balita bisa terbagi menjadi tiga yaitu : golongan usia bayi (0-2

tahun), golongan usia Balita (2-3 tahun), dan golongan usia pra sekolah (3-5

tahun). Sedangkan menurut WHO, kelompok usia Balita adalah 0-60 bulan

(Widya Karya Pangan dan Gizi VI, 1998).

III.1.2 Kondisi Fisiologis Balita

Pada usia balita sangat rentan terhadap penyakit gizi. Menurut Moore

(1997), pada kelompok usia Balita dan prasekolah kebutuhan kalori (per

kg/BB) tidak setinggi pada masa bayi dan nafsu makannya juga menurun.

Sumber lain menyebutkan bahwa kondisi anak pada masa Balita ini adalah

selektif terhadap makanan, tidak tergantung dengan makanan,

pertumbuhannya pelan dan tetap sehingga berat badannya cenderung turun,

anak sudah mempunyai perhatian lain, dan perkembangan kondisi emosional

serta sosialisasi.

9

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 26: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

10

III.1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan

Setiap manusia yang hidup mengalami proses tumbuh kembang,

tumbuh berarti berkaitan dengan perubahan ukuran, sedangkan kembang

berhubungan dengan aspek deferensiasi bentuk atau fungsi termasuk

perubahan emosi dan sosial. Tumbuh kembang merupakan proses continue

sejak dari konsepsi sampai maturasi atau dewasa yang dipengaruhi oleh

faktor bawaan dan lingkungan (Santoso, 1999).

Ada beberapa macam pengertian pertumbuhan dan perkembangan,

diantaranya :

Tumbuh yang peristiwanya disebut pertumbuhan adalah proses yang

berhubungan dengan bertambah besarnya ukuran fisik karena terjadi

pembelahan dan bertambah banyaknya sel, disertai bertambahnya substansi

intersiil pada jaringan tubuh. Proses tersebut dapat diamati dengan adanya

perubahan-perubahan pada besar dan bentuk yang dinyatakan dalam nilai-

nilai ukuran tubuh, misalnya berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,

lingkar lengan atas dan sebagainya (Narendra, 2002).

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam

besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang

bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang

(cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan

nitrogen tubuh) (Soetjiningsih,1995).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 27: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

11

Kembang yang peristiwanya disebut perkembangan adalah proses

yang berhubungan dengan fungsi organ atau alat tubuh karena terjadinya

pematangan. Pada pematangan ini terjadi diferensiasi sel dan maturasi alat

atau organ sesuai dengan fungsinya. Proses tersebut dapat diamati dengan

bertambahnya kepandaian ketrampilan dan perilaku (Narendra, 2002).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan

(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini

menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,

organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan

emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya (Soetjiningsih, 1995).

Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada

umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak

seusianya.

Pengertian anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang

dengan baik dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya,

aktif, gembira, makannya teratur, bersih, dan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya (Santoso, 1999).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 28: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

12

Ciri-ciri Anak Sehat menurut Departemen Kesehatan RI dalam Santoso

(1999) adalah :

a. Tumbuh dengan baik, yang dapat dilihat dari naiknya berat dan tinggi

badan secara teratur dan proporsional.

b. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.

c. Tampak aktif atau gesit dan gembira.

d. Mata bersih dan bersinar.

e. Nafsu makan baik.

f. Bibir dan lidah tampak segar.

g. Pernafasan tidak berbau.

h. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering.

i. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Bila ciri-ciri ini telah dimiliki oleh anak, maka pertumbuhan dan

perkembangan anak biasanya dapat dikatakan wajar atau normal.

Ciri anak sehat dapat dilihat dari tiga segi, yaitu :

1. Dari segi fisik, ditandai dengan sehatnya badan dan pertumbuhan jasmani

yang normal.

2. Dari segi psikis, anak yang sehat itu jiwanya berkembang secara wajar,

pikiran bertambah cerdas, perasaan bertambah peka, kemauan

bersosialisasi baik.

3. Dari segi sosialisasi, anak tampak aktif, gesit, dan gembira serta mudah

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 29: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

13

III.2 Status Gizi

III.2.1 Pengertian Status Gizi

Berbagai konsep yang diungkapkan oleh pakar gizi tentang pengertian

status gizi. Dari berbagai konsep tersebut pada prinsipnya hampir sama.

Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara

makanan yang masuk kedalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan

tubuh (nutrient out put) akan zat gizi tersebut. Kebutuhan tubuh akan zat gizi

ditentukan oleh banyak faktor antara lain : tingkat metabolisme basal, tingkat

pertumbuhan aktifitas fisik, dan faktor yang bersifat relative, yaitu gangguan

pencernaan (ingestion), perbedaan daya serap (absorpsion), tingkat

penggunaan (afilization), dan perbedaan pengeluaran dan penghancuran

(excretion and destruktion) dari zat gizi tersebut dalam tubuh (Supariasa,

2001).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat gizi. Status gizi dibedakan antara status gizi buruk,

kurang, baik, dan lebih. Zat gizi sangat berkaitan dengan perkembangan otak,

kemampuan belajar, dan produktifitas kerja serta daya tahan terhadap

penyakit infeksi (Almatsier, 2001).

Status gizi sebagai refleksi kecukupan zat gizi, merupakan salah satu

parameter penting dalam menilai tumbuh kembang anak dan kesehatan pada

umumnya. Kecukupan dari zat gizi terutama energi dihitung menurut

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 30: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

14

kebutuhan atas umur, jenis kelamin, aktifitas maupun kondisi dari individu

(Pudjiadi, 2001).

III.2.2 Klasifikasi Status Gizi

Berdasarkan Baku Harvard keadaan gizi di klasifikasikan ke dalam

empat keadaan, yaitu :

a. Gizi lebih untuk overweight, termasuk pada keadaan ini adalah

kegemukan atau obesitas.

b. Gizi baik untuk well nourished.

c. Gizi kurang untuk under weight, yang meliputi mild and moderate protein

malnutrition.

d. Gizi buruk, seperti marasmus, marasmic kwashiorkor dan kwashiorkor.

Status gizi lebih adalah keadaan patologis yang disebabkan oleh

kelebihan jumlah kalori dan zat-zat gizi lain dalam jangka waktu lama.

Kegemukan merupakan tanda pertama yang dapat dilihat dari keadaan gizi

lebih (Sukarjo, 1986).

Status gizi normal adalah suatu keadaan kesehatan akibat

keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi untuk memelihara

kehidupan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi.

Secara singkat status gizi baik adalah suatu keadaan kesehatan akibat

kesimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi dengan intake zat-zat

gizi (Prayitno, 1987).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 31: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

15

Status gizi kurang adalah suatu keadaan tidak sehat (patologis) yang

timbul karena tidak cukup makan dan dengan demikian konsumsi energi

kurang selama jangka waktu tertentu. Biasanya juga kurang dalam satu atau

lebih zat gizi esensial lainnya. Berat badan yang menurun adalah tanda umum

dari kurang gizi (Sukarjo, 1986).

Status gizi buruk adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh

kekurangan makanan sumber energi dan protein secara umum, yang

berdampak menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama

penyakit infeksi dan berakibat rendahnya tingkat kecerdasan, dan akhirnya

dapat menyebabkan kematian dini (Almatsier, 2001).

III.2.3 Penentuan Status Gizi

Pertumbuhan merupakan suatu proses yang kontinyu, oleh karena itu

pertumbuhan merupakan indikator dari perkembangkan status gizi anak.

Dengan demikian penilaian pencapaian pertumbuhan (growth achievement)

atau ukuran fisik atau antropometri pada saat tertentu dapat memberikan

indikasi tentang status gizi seorang anak pada saat pengukuan. Jadi dengan

kata lain antropometri dapat digunakan sebagai indikator status gizi (Basuni,

2002).

Ada beberapa keuntungan menggunakan Antropometri untuk

penentuan status gizi, yaitu :

1. Caranya mudah, sederhana, aman, dan teknisnya tidak terlalu banyak

instruksi.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 32: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

16

2. Dapat digunakan pada posisi tidur, duduk, dan berdiri.

3. Sesuai untuk sampel besar.

4. Peralatan yang digunakan relative tidak mahal.

5. Bersifat portable (bisa dibawa kemana-mana).

6. Bisa dibuat atau dibeli oleh masyarakat atau instansi setempat.

7. Tidak memerlukan skill tinggi dalam menggunakannya.

8. Metode dapat memberikan hasil yang akurat, asal mengikuti cara yang

betul.

9. Hasil antropometri dapat mengggambarkan terjadinya sesuatu dalam

jangka waktu sebelumnya.

10. Dapat digunakan untuk screening test.

(Gibson, 1990).

III.2.4 Indeks yang Digunakan

Cara termudah untuk menilai status gizi dilapangan adalah dengan

pengukuran antropometri, karena sederhana, murah, dapat dilakukan siapa

saja dan cukup teliti. Data antropometri yang sering digunakan adalah berat

badan, tinggi badan, sedangkan indikator antropometri yang sering dipakai

untuk menilai status gizi yaitu berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi

badan terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)

(Apriadji, 1993).

Penilaian status gizi yang ideal untuk balita sebaiknya adalah

menggunakan ketiga indeks antropometri (BB/U, TB/U, dan BB/TB), karena

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 33: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

17

dengan ketiga indeks ini dapat diketahui dengan jelas karakteristik individu

maupun masyarakat (Basuni, 2002).

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang penting

digunakan untuk mengukur status gizi. Berat badan merupakan hasil

peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara lain

tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-lain. Berat badan dipakai sebagai

indikator yang terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang

anak dan sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja (Soetjiningsih,

1995).

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang

telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.

Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena

dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac stick),

faktor umur dapat dikesampingkan (Supariasa, 2001).

Selama ini diketahui ada tiga cara penyajian penilaian status gizi,

yaitu :

a. Dalam bentuk persen terhadap nilai median rujukan.

b. Dalam bentuk nilai Z-score atau Standart Deviasi (SD) dari nilai median

rujukan.

c. Dalam bentuk nilai persentil dari sebaran nilai rujukan.

Selama ini pula penentuan status gizi di lapangan masih

menggunakan klasifikasi yang berbeda-beda sehingga sulit untuk dianalisis

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 34: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

18

lebih lanjut, baik untuk perbandingan, kecenderungan maupun analisis

hubungan (Basuni, 2002).

Beberapa klasifikasi penentuan status gizi bagi anak Balita baik laki-

laki maupun perempuan berdasarkan Z-Score baku NCHS yang disusun oleh

Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2004, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III.1 : Penentuan Status Gizi Bagi Anak Balita Baik Laki-laki Dan Perempuan Berdasarkan Z-Score Baku NCHS

INDEK STATUS GIZI AMBANG BATAS

Berat Badan menurut Umur (BB/U)

Lebih Normal Rendah Sangat Rendah

>+2 SD ≥-2 SD sampai +2 SD <-2 SD sampai ≥-3 SD <-3 SD

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Jangkung Normal Pendek Sangat Pendek

>+2 SD ≥-2 SD sampai +2 SD <-2 SD sampai ≥-3 SD <-3 SD

Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Gemuk Normal Kurus (Wasted) Sangat Kurus

>+2 SD ≥-2 SD sampai +2 SD <-2 SD sampai ≥-3 SD <-3 SD

SD : Standar Deviasi

Baku rujukan antropometri dikenal ada dua jenis yaitu baku

internasional dan baku lokal. Rujukan antropometri lokal merupakan rujukan

yang paling sesuai dengan sifat genetik suatu populasi. Di Indonesia sekarang

ini baku rujukan WHO-NCHS sudah didasarkan pada populasi yang sehat

dan baik keadaan sosial ekonominya. Selain itu rujukan ini sudah mencakup

berbagai golongan etnis atau suku bangsa yang memungkinkan digunakan

secara internasional.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 35: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

19

Kelebihan indeks BB/U :

1. Sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek

2. Dapat mendeteksi kegemukan

Kelemahan indeks BB/U :

1. Dapat terjadi kekeliruan interpretasi status gizi bila terdapat edema

2. Memerlukan data umur yang akurat

3. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran

Untuk menjaga ketepatan timbangan selalu dikontrol keseimbangannya pada

titiknol setiap kali melakukan penibangan (Narendra , 2002).

Kelebihan indeks BB/TB :

1. Tidak memerlukan data umur

2. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal dan kurus)

Kelemahan indeks BB/TB :

1. Tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup

atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya, karena faktor umur tidak

dipertimbangkan

2. Kesulitan dalam melakukan pengukuran tinggi badan pada balita

3. Membutuhkan dua macam alat ukur

4. Pengukuran relatif lebih lama

5. Membutuhkan dua orang untuk melakukannya

6. Sering terjadi kesalahan pembacaan hasil pengukuran, terutama pada

orang yang non-profesional (Supariasa, 2001).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 36: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

20

III.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Status gizi seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor

yang berperan dalam menentukan status gizi seseorang antara lain :

1. Pendapatan Keluarga

Menurut Berg (1986) pendapatan mempengaruhi daya beli

keluarga akan bahan makanan yang bergizi karena tingkat penghasilan

menentukan jenis pangan yang akan dibeli.

Rendahnya pendapatan sebagai rintangan lain yang menyebabkan

orang-orang tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang

diperlukan. Ada pula keluarga yang berpenghasilan cukup tetapi sebagian

anaknya menderita gizi kurang, karena kurang baiknya pengaturan

belanja, mutu, dan keragaman pangan serta belum terbiasanya membuat

perencanaan pengeluaran keluarga yang baik (Sayogjo, 1986).

Menurut Apriadji (1993) pendapatan yang rendah merupakan

kendala untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang sehat yaitu

terpenuhinya zat gizi dari sudut kualitas maupun kuantitas, karena dengan

uang yang terbatas itu tidak banyak pilihan.

Bayi dari keluarga masyarakat dengan ibu yang sosial

ekonominya rendah, berat badan lahirnya lebih ringan dibanding yang

dilahirkan oleh ibu-ibu yang cukup ekonominya. Walaupun demikian,

bayi yang mendapatkan ASI cukup ternyata pertumbuhannya dapat

mengejar pertumbuhan dari ibu yang gizinya baik. Tetapi keadaan yang

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 37: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

21

memuaskan tersebut ternyata hanya sampai umur 4,6-6 bulan saja

(Pudjiadi, 2001).

2. Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Ibu

Menurut Sayogjo (1986) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan

rata-rata penduduk yang masih rendah, khususnya dikalangan wanita

merupakan salah satu masalah pokok yang berpengaruh terhadap masalah

kesehatan, khususnya untuk pendidikan ibu, pengaruhnya terhadap status

gizi anggota rumah tangganya sangat besar, karena biasanya ibu rumah

tangga menjadi penentu dan pengatur konsumsi makanan.

Pendidikan formal maupun informal diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dalam upaya mengatur dan mengetahui

hubungan antara makanan dan kesehatan, atau kebutuhan tubuh termasuk

kebutuhan zat gizi bagi anggota keluarganya. Seorang ibu dengan

pendidikan yang tinggi akan dapat merencanakan menu makanan yang

sehat dan bergizi bagi dirinya dan keluarganya dalam upaya memenuhi

zat gizi yang diperlukan (Sediaoetama, 1999).

Pengetahuan ibu rumah tangga yang kurang akan menimbulkan

beberapa macam permasalahan yang timbul seperti pemilihan bahan dan

jumlah makanan yang beragam salah, cara memperlakukan bahan

makanan dalam pengolahan terlalu berlebihan sehingga banyak zat gizi

yang hilang, serta cara memanfaatkan potensi alam kurang.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 38: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

22

Dengan demikian ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan

yang rendah akan menyebabkan pengetahuan yang terbatas sehingga

mempengaruhi kualitas perencanaan pola makan keluarga yang lebih

lanjut akan berpengaruh juga terhadap keadaan status gizi dan anggota

keluarga (Khumaidi M, 1984).

III.3 Pola Konsumsi, dan Tingkat Konsumsi, Serta Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi

III.3.1 Pola Konsumsi

Pola konsumsi adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok

orang yang memilih dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh

fisiologis, psikologis, budaya, dan sosial (Suhardjo, 1989).

Sedangkan pola makan adalah kebiasaan makan yang terbentuk dari perilaku

makan yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama (Sediaoetama,

1999).

Pola makan mempengaruhi penyusunan menu. Seorang anak dapat

memiliki kelebihan asupan makanan dan selera makan yang terbentuk dari

kebiasaan dalam masyarakatnya. Dalam menyusun hidangan untuk anak

perlu diperhaikan kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh

kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan

anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengolah makanan sehat untuk

anak adalah suatu hal yang amat penting (Santosa, 1999).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 39: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

23

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan seseorang adalah :

a. Faktor lingkungan, agama, kepercayaan dan sosial budaya

Faktor lingkungan dan sosial budaya bersama faktor-faktor lain seperti

pendidikan, agama dan kepercayaan, pendapat tentang kesehatan,

pengetahuan gizi, produksi pangan dan sistem distribusi akan membentuk

gaya hidup (life style) seseorang. Salah satu manifestasi adalah

menjelaskan kebiasaan makan seseorang, susunan hidangan makan

keluarga dan masyarakat.

b. Faktor kondisi kesehatan tubuh

Kondisi kesehatan tubuh seseorang akan mempengaruhi pola makan,

misalnya pola makan seseorang dengan penyakit kronis seperti Diabetes

Mellitus akan berbeda dengan pola makan orang yang sehat (Khosman,

2000).

III.3.2 Tingkat Konsumsi

Tingkat konsumsi akan menunjukkan keadaan kesehatan gizi

seseorang dimana tingkat konsumsi ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas

makan yang dikonsumsi (Sediaoetama, 1999).

Keadaan kesehatan gizi tergantung pada tingkat konsumsi. Tingkat

konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan. Kualitas hidangan

menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan

hidangan dan perbandingannya proporsional satu terhadap yang lain.

Kuantitas menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 40: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

24

tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, secara kualitas

dan kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan dan gizi

yang sebaik-baiknya (konsumsi adekuat). Sebaliknya bila susunan hidangan

tidak memenuhi kebutuhan tubuh maka akan menyebabkan kondisi kesehatan

gizi kurang atau defisiensi (Sediaoetama, 1999).

KEP seringkali ditemukan pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun,

dimana pada usia ini tubuh memerlukan zat gizi tinggi, sehingga apabila

kebutuhan zat gizi itu tidak tercukupi, maka tubuh akan menggunakan

cadangan zat makanan yang ada. Lama kelamaan cadangan itu akan habis

dan akan menyebabkan terjadinya perubahan dan akhirnya menimbulkan

kelainan anatomis (Agus, 2001).

Ada tiga macam tingkat kesehatan gizi sebagai hasil dari tingkat

konsumsi, yaitu :

1. Tingkat kesehatan gizi yang optimum

Dalam kondisi ini tubuh terbebas dari penyakit, mempunyai daya kerja

dan daya tahan tubuh yang optimum.

2. Tingkat kesehatan gizi sebagai hasil konsumsi berlebih

Dalam kondisi ini, tubuh mempunyai tingkat kesehatan yang lebih rendah

dan dapat menimbulkan penyakit tertentu.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 41: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

25

3. Tingkat kesehatan gizi sebagai hasil konsumsi yang kurang

Pada tingkat ini daya tahan tubuh menurun dan akan dapat menimbulkan

penyakit defisiensi gizi, seperti marasmus, kwashiorkor, dan marasmus

kwashiorkor.

Tingkat konsumsi makan pada anak dapat dikatakan terpenuhi apabila :

1. Dari pengamatan sehari-hari terlihat nafsu makan yang baik dan hidangan

yang disediakan dapat dihabiskan.

2. Kurve pertumbuhan memuaskan, khususnya kurve berat dan tinggi

badan.

3. Bentuk perawakan normal dengan tonus otot, jaringan lemak subkutan

dan pertumbuhan rambut yang cukup.

4. Perkembangan dan aktifitaas normal.

5. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal, missal kadar hemoglobin,

protein serum, besi serum, feritin, dan lain-lain.

Untuk meneliti tingkat konsumsi seseorang dapat dilakukan

menggunakan tiga metode, yaitu :

1. Metode Recall

Metode recall merupakan metode wawancara, dimana pewawancara

menanyakan apa yang telah dikonsumsi oleh responden. Hasil wawancara

kemudian diolah kedalam bentuk makanan mentah kemudian dihitung

zat-zat gizinya dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 42: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

26

2. Metode Menimbang

Pelaksanaan metode ini dengan cara peneliti mengunjungi responden

untuk menimbang bahan makanan yang telah dikonsumsi oleh responden.

3. Metode Inventaris

Pada metode ini, responden diberi buku catatan untuk mencatat makanan

yang telah dikonsumsi oleh responden, mulai jenis makanan, ukuran, jam

dan tanggal. Hasilnya kemudian dianalisa dengan menggunakan daftar

komposisi bahan makanan.

Kemudian hasil dari ketiga metode itu dibandingkan dengan RDA

(Recommended Dietary Allowences) (Sediaoetama, 1999).

Beberapa kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi anak Balita adalah

sebagai berikut :

1. Energi

Energi diperlukan untuk pertumbuhan, metabolisme, utilisasi

bahan makanan dan aktifitas. Kebutuhan energi terutama disuplai oleh

karbohidrat dan lemak. Suplai energi untuk pemeliharaan sel bagi

pertumbuhan lebih diutamakan dari protein. Maka bila jumlah energi

dalam makanan sehari-hari tidak cukup, sebagian masukan protein

makanan akan dipergunakan sebagai energi, sehingga mengurangi bagian

yang diperlukan bagi pertumbuhan (Pudjiadi, 2001).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 43: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

27

Kebutuhan energi setiap orang berbeda, bagi anak ditentukan oleh

metabolisme basal, umur, aktifitas fisik, suhu lingkungan, serta

kesehatannya. Zat gizi yang mengandung energi disebut makro nutrient,

terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Setiap gram protein maupun

karbohidrat memberi energi 4 – 5 kilo kalori per 1 gramnya, sedangkan

lemak 9 kilo kalori per 1 gramnya. Dianjurkan supaya jumlah energi yang

diperlukan 50 – 60% diperoleh dari karbohidrat, 25 – 35% lemak,

selebihnya 10 – 15% protein (Apriadji, 1993).

2. Protein

Menurut Almatsier (2001), Protein adalah sumber asam

aminoyang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki

oleh lemak atau karbohidrat. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang

asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam

amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen.

Beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor,

besi, iodium, dan kobalt.

Kebutuhan protein khususnya pada balita perlu diperhatikan,

mengingat seringnya kejadian malnutrisi pada golongan umur ini.

Kecukupan protein yang dianjurkan bagi anak balita adalah 1,5 – 2,0

g/kgBB/hari.

Kebutuhan protein setiap kilo gram berat badan lebih tinggi pada

bayi karena pertumbuhannya cepat sekali, kemudian berkurang dengan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 44: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

28

bertambahnya umur. Disarankan 2,5 – 3 gram per kg BB bayi dan 1,5 – 2

gram per kg BB bagi anak sekolah sampai remaja (Pudjiadi, 2001).

3. Karbohidrat

Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa organik yang

mempunyai unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan umumnya

mempunyai rumus Cn H2n On.

Menurut WHO (1990) menganjurkan agar 55 – 75% konsumsi

energi total berasal dari karbohidrat kompleks. Nilai energi karbohidrat

adalah 4 kkal per gram (Almatsier, 2001).

4. Lemak

Lemak adalah sekelompok ikatan organic yang terdiri dari unsur-

unsur carbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O), yang mempunyai sifat

dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak), seperti

petroleum benzene, dan ether (Sediaoetama, 1999).

Lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. Besarnya energi

yang dihasilkan per gram lemak adalah 1 gram lemak menghasilkan 9

kkalori. Menurut WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak

15 – 30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan. Diantara

lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10% dari

kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3 – 7% dari lemak

tidak jenuh ganda (Almatsier, 2001).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 45: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

29

III.4 Seng (Zn)

Seng (Zn) merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat

perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Seng berperan untuk bekerjanya

lebih dari 70 macam enzim karena peranannya dalam sintesa AND, ARN

(keduanya unsur utama genetika), dan protein. Maka defisiensi seng dapat

menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan pemulihan jaringan (Olson

et.al., dalam Karyadi 1996). Ada kemungkinan seng berinteraksi dengan

defisiensi vitamin A dalam proses terjadinya buta senja (Karyadi, 1996).

Seng merupakan trace elementi yang berperan luas pada metabolisme

tubuh. Seng berperan aktif dalam seluruh bagian tubuh sebagai konstituen

lebih dari 200 metaloenzim yang terlibat dalam metabolisme Karbohidrat,

Lemak, Protein serta sintesis dan pemecahan asam nukleat (Sunstead, 1985).

Seng merupakan bagian dari banyak metaloenzim dan bekerja sebagai

koenzim pada berbagai sistem enzim. Lebih dari 80 enzim dan protein yang

mengandung seng telah ditemukan (Pudjiadi, 2001).

Seng termasuk zat gizi mikro yang mutlak dibutuhkan untuk

memelihara kehidupan yang optimal, meski dalam jumlah yang sangat kecil.

Kelompok yang paling rentan terhadap defisiensi seng adalah anak dalam

masa pertumbuhan (Soegih, 1992).

Tubuh mengandung 2 – 2,5 gram seng yang tersebar dihampir semua

sel. Sebagian besar seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot, dan

tulang. Jaringan yang banyak mengandung seng adalah bagian-bagian mata,

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 46: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

30

kelenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut dan kuku. Di dalam cairan tubuh,

seng terutama merupakan ion intaseluler. Seng di dalam plasma hanya

merupakan 0,1% dari seluruh seng di dalam tubuh yang mempunyai masa

pergantian yang cepat (Almatsier,2001).

III.4.1 Metabolisme Seng

Seng dikeluarkan tubuh melalui usus, ginjal dan kulit. Pengeluaran

melalui usus berkisar antara 0,5 – 3 mg/hr tergantung dari asupan seng. Lebih

kurang 0,7 mg seng/hari dikeluarkan melalui urine manusia sehat. Keadaan

kelaparan dan katabolisme otot akan meningkatkan pengeluaran seng dalam

urine dan tinja. Ekskresi seng melalui kulit sekitar 0,5 mg/hr dan dipengaruhi

oleh asupan seng, latihan yang berlebihan serta suhu kamar.

Kira-kira 90% cadangan seng dalam tubuh berubah pelan-pelan dan

kemudian tidak langsung siap untuk dilakukan metabolisme. Sisa seng yang

mendasar disebut kelompok seng yang dapat berubah cepat, yang mana

diperkirakan menjadi penting untuk memelihara fungsi biologi pada manusia.

Seng yang dapat berubah cepat dapat pindah ke dalam dan keluar dari

kompartemen plasma dalam waktu sekitar 3 hari. Persediaan seng yang layak

dengan diet yang tetap dapat mencukupi kebutuhan seng yang normal untuk

pertumbuhan dan pemeliharaan.

Kurang dari 0,2 % total isi seng dalam tubuh yang beredar di dalam

plasma dan konsentrasinya kira-kira 15 µ mol/L (± 100 µg/dl). Konsentrasi

seng didalam jaringan seperti hati dan otot lebih besar 50 kali dibanding di

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 47: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

31

dalam plasma. Perbedaan kecil di dalam pengambilan atau pelepasan seng

dari sekeliling tempat dapat mempunyai efek pada konsentrasi seng plasma,

konsentrasi seng plasma tidak dapat dipercaya menandai adanya total seng

dalam tubuh yang tersimpan di semua keadaan. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi konsentrasi seng plasma adalah hypoalbuminemia yang dapat

mempengaruhi penyerapan dan pengangkutan seng, penyakit usus yang

bertentangan dengan penyerapan dan pengangkutan seng, kehamilan, infeksi,

dan bentuk tekanan lain seperti luka jaringan yang dikarenakan pembedahan

(Brown dan Sara, 2002).

Absorpsi seng diatur oleh metalotionin yang disintetis di dalam sel

dinding saluran cerna. Bila konsumsi seng tinggi, di dalam sel dinding

saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan,

sehingga absorpsi berkurang. Bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-

sel dinding usus halus yang umurnya adalah 2-5 hari. Metalotionein di dalam

hati mengikat seng hingga dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein diduga

mempunyai peranan dalam mengatur kandungan seng di dalam cairan

intraseluler.

Jumlah seng yang dibutuhkan tubuh sangat sedikit, namun ternyata

penyerapan seng oleh tubuh manusia juga sangatlah kecil. Dari sekitar 4-14

mg/hari jumlah seng yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-

40% saja yang dapat diserap (Murbawani, 2004).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 48: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

32

III.4.2 Absorpsi Seng

Proses Absorbsi membutuhkan alat angkut dan terjadi dibagian atas

usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke

aliran darah dan dibawa ke hati. Kelebihan seng disimpan di dalam hati

dalam bentuk metalotionein, lainnya dibawa ke pankreas dan jaringan tubuh

lain. Didalam pankreas seng digunakan untuk membuat enzim pencernaan,

yang pada waktu makan dikeluarkan kedalam saluran cerna. Dengan

demikian saluran cerna menerima seng dari dua sumber, yaitu dari makanan

dan dari cairan pencernaan yang berasal dari pankreas. Sirkulasi seng di

dalam tubuh dari pankreas ke saluran cerna dan kembali ke pankreas

dinamakan enteropankreatik.

Jika tubuh mengalami defisiensi seng akan menghambat sirkulasi

seng di dalam tubuh dari pankreas ke saluran cerna sehingga mengakibatkan

gangguan fungsi pankreas, gangguan pembentukan kilomikron, dan

kerusakan permukaan saluran cerna. Kondisi tersebut dapat menyebabkan

penurunan ketajaman indra rasa sehingga dapat menyebabkan nafsu makan

menurun.

Bahan makanan sumber seng ataupun suplemen seng dapat membantu

meningkatkan sirkulasi seng di dalam tubuh dari pankreas ke saluran

pencernaan, sehingga dapat memperbaiki pembentukan kilomikron dan

permukaan saluran cerna. Kondisi tersebut nantinya dapat meningkatkan

ketajaman indra rasa sehingga nafsu makan meningkat (Almatsier, 2001).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 49: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

33

Seng dikeluarkan tubuh terutama melalui feses. Disamping itu seng

dikeluarkan melalui urin, dan jaringan tubuh yang dibuang, seperti jaringan

kulit, sel dinding usus, cairan haid, dan mani.

Serat dan fitat menghambat ketersediaan biologik seng. Sebaliknya,

protein histidin tampaknya membantu absorpsi. Nilai albumin dalam plasma

merupakan penentu utama absorpsi seng. Albumin merupakan alat transpor

utama seng. Absorpsi seng menurun bila nilai albumin darah menurun,

misalnya dalam keadaan gizi kurang (Almatsier, 2001).

III.4.3 Kebutuhan Seng

Kebutuhan seng sangat bervariasi, tergantung pada :

1. keadaan fisiologis, yang menggambarkan banyaknya seng yang harus

diabsorpsi untuk menggantikan pengeluaran endogen, pembentukan

jaringan, pertumbuhan, dan sekresi susu, sehingga kebutuhan seng

secara fisiologis ini tergantung pada usia dan status fisiologis

seseorang.

2. Keadaan patologis, pada kondisi ini kebutuhan seng akan meningkat,

seperti infeksi, trauma, dan gangguan absorpsi (Golden, 1992;

Sandstron, 1993).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 50: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

34

Angka kecukupan seng yang dianjurkan Widya Karya Pangan dan Gizi tahun

1998 untuk Indonesia sebagai berikut :

a. bayi : 3-5 mg

b. 1-9 tahun : 8-10 mg

c. 10 - >60 tahun : 15 mg (baik pria maupun wanita)

d. Ibu hamil : + 5 mg

e. Ibu menyusui : + 10 mg

III.4.4 Bahan Makanan Sumber Seng dan Penghambat Penyerapan Seng

Pada umumnya diet tinggi protein mengandung banyak seng,

sedangkan makanan yang mengandung terutama karbohidrat konsentrasinya

rendah. Sumber utama seng terdapat pada bahan makanan berasal dari

hewani, seperti daging, ikan, kerang, ayam, telur dan sebagainya (Pudjiadi,

2001).

Sumber paling baik adalah sumber protein hewani, terutama daging,

hati, kerang, dan telur. Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga

merupakan sumber yang baik, namun mempunyai ketersediaan biologik yang

rendah (Almatsier, 2001).

Beberapa bahan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan seng

adalah asam sitrat (termasuk golongan vitamin C). Pada umumnya asam sitrat

hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang

asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C

juga banyak terdapat di dalam sayuran, daun-daunan, dan jenis kol.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 51: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

35

Beberapa bahan makanan yang dapat menghambat penyerapan seng

adalah serat dan fitat, seperti : beras, terigu, gandum, teh, kopi, kacang

kedele, kacang, tumbuhan polong, bayam, dan susu (Almatsier, 2001).

Penghambat absorpsi seng adalah myoinositol heksaphosphate

(phytat) yang banyak terdapat pada makanan yang berasal dari tanaman,

khususnya serealia dan biji-bijian. Daging hewan menyusui,unggas dan ikan

adalah makanan yang kaya akan seng dan makanan tersebut tidak

mengandung phytat, sehingga makanan tersebut merupakan makanan yang

kandungan sengnya mudah diserap. Telur dan produk susu juga bebas dari

phytat, namun kandungan sengnya lebih rendah dari daging. Beberapa

serealia dan gandum mengandung seng sedang, namun mengandung phytat

cukup tinggi, sehingga mengurangi jumlah seng yang dapat diserap. Bila

bahan makanan tersebut difermentasi, organisme perfermentasi memproduksi

phitase yang dapat memecah phytat, sehingga dapat meningkatkan absorpsi

seng (Brown dan Sara, 2002).

III.4.5 Defisiensi dan Kelebihan Seng

Gejala klinis kekurangan seng terdiri dari pertumbuhan yang

terlambat, dermatosis, hipogonadisme, oligospermi, adaptasi gelap yang

menurun, gangguan imunitas, rambut rontok, nafsu makan berkurang

(Pudjiadi, 2001).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 52: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

36

Menurut Murbawani 2004, gejala seseorang yang tidak

mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat seng secara adekuat

akan cenderung mengalami gangguan pertumbuhan, anemia, dan kelelahan

berat. Juga terjadi perubahan pada rambut dan kulit, yakni kulit menjadi

kering, keriput, serta rambut mudah rontok. Selain itu, terjadi pula gangguan

perkembangan organ seksual, gangguan produksi sperma, infertilitas baik

pada wanita maupun pria, berkurangnya ketahanan tubuh sehingga mudah

terjadi infeksi, gangguan konsentrasi, dan depresi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa defisiensi seng berpengaruh

terhadap hormone pertumbuhan, rendahnya tingkat Insulin like Growth

Factor 1 (1 GF-1), Growth Hormon (GH) Reseptor dan GH Binding Protein

RNA seringkali dihubungkan dengan defisiensi seng. Rendahnya sistem

regulasi dari hormone pertumbuhan dapat menghambat pertumbuhan linier

dan kadang sampai terhenti pertumbuhan berat badan (MC. Nall. AD, dalam

Sandstead H 1991).

Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan

kematangan seksual. Fungsi pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi

pankreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan

saluran cerna. Di samping itu dapat terjadi diare dan gangguan fungsi

kekebalan. Kekurangan seng kronis mengganggu pusat sistem saraf dan

fungsi otak. Karena kekurangan seng mengganggu metabolisme vitamin A,

sering terlihat gejala yang terdapat pada kekurangan vitamin A. kekurangan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 53: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

37

seng juga mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan

nafsu makan, penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat

penyembuhan luka (Almatsier, 2001).

Kelebihan seng hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan

absorpsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi

metabolisme kolesterol, mengubah nilai protein, dan tampaknya dapat

mempercepat timbulnya arterosklerosis. Dosis sebanyak 2 gram atau lebih

dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia,

dan gangguan reproduksi. Suplemen seng bisa menyebabkan keracunan

(Almatsier, 2001).

III.4.6 Penentuan Status Seng

Beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menetapkan status

seng adalah: konsentrasi seng plasma atau serum, konsentrasi seng eritrosit,

konsentrasi seng lekosit dan netrofil, konsentrasi seng rambut, konsentrasi

seng urine, konsentrasi seng air liur, uji ketahanan pengecapan, studi isotop,

respon pertumbuhan dan perkembangan seksual terhadap suplementasi seng,

enzim yang tergantung pada seng.

Konsentrasi seng dalam serum atau plasma adalah parameter yang

paling sering digunakan sebagai parameter untuk menetapkan status seng

seseorang, karena mudah dilakukan dan cukup akurat, sedang pengukuran

konsentrasi seng dalam rambut dapat dipakai pada studi dilapangan

(Tjokronegoro, 1992).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 54: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

38

Nilai rujukan konsentrasi seng diberbagai cairan dan jaringan tubuh

yang dianjurkan WHO adalah seperti pada table berikut ini :

Tabel III.2 : Nilai Rujukan Konsentrasi Seng

Jaringan atau Cairan tubuh Nilai Susu ibu Darah (Whole Blood) Serum Urine Rambut

1000 – 2000 μg/l 6000 – 7000 μg/l 800 – 1100 μg/l 400 – 600 μg/l 150 – 250 μg/l

Dikutip dari : WHO, 1996. Zinc. In (WHO). Trace Elements In Human Nutrition and Health. Geneva : WHO, 72-104.

III.4.7 Peranan Seng

Sebagai salah satu komponen dalam jaringan tubuh, seng termasuk

zat gizi mikro yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara kehidupan yang

optimal, meski dalam jumlah yang sangat kecil.

Peranan seng dari segi fisiologis :

1. Berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel.

2. Berperan sebagai zat antioksidan, yaitu bersatu dalam ikatan copper atau

zinc superoksida dismutase.

3. Berperan dalam respon imunitas tubuh, yaitu zat proteksi terhadap adanya

racun organik, logam berat, radiasi, dan adanya racun endotoksin yang

diproduksi oleh bakteri patogen.

Peranan seng dari segi biokimia :

1. Berperan sebagai komponen dari 200 macam enzim berperan dalam

pembentukan dan konformasi polisome.

2. Berperan sebagai stabilisasi membran sel.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 55: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

39

3. Berperan sebagai ion-bebas ultra-seluler.

4. Berperan dalam jalur metabolisme tubuh.

Peranan seng bagi makhluk hidup :

1. Berperan terhadap pertumbuhan dan pembelahan sel, sebab seng berperan

pada sintesis dan degradasi karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat, dan

pembentukan embrio.

2. Berperan terhadap sistem kekebalan tubuh dan merupakan mediator

potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi.

3. Berperan dalam berbagai fungsi organ. Misalnya, keutuhan penglihatan

yang merupakan interaksi metabolisme antara seng dan vitamin A.

4. Berperan dalam metabolisme tulang.

(Soegih, 1992).

III.4.8 Interaksi Antara Seng Dan Gizi Buruk

Konsentrasi seng serum pada manusia menurun jika sedang menderita

infeksi seperti disentri, demam tifoid, tuberculosis. Sebaiknya konsentrasi

seng serum yang rendah berakibat menurunnya daya tahan tubuh, hingga

keadaan kekurangan seng memudahkan timbulnya berbagai macam infeksi.

Diperkirakan bahwa kekurangan seng merupakan salah satu faktor hingga

hampir semua penderita KEP-berat disertai infeksi (Pudjiadi, 2001).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 56: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

40

III.4.9 Interaksi Antara Seng Dan Tumbuh Kembang

Sejak janin sampai masa akhir pertumbuhan sekitar 18 tahun, peran

seng dalam tumbuh kembang anak terutama terkait dengan peranannya pada

proses metabolisme, yaitu peranan seng sebagai komponen metaloenzim,

konformasi polymerase, dan berbagai fungsi sebagai ion bebas pada stabilitas

membran. Beberapa peran ini yang terpenting adalah peranan seng sebagai

komponen metalloenzim (Prassad, 1977).

Disamping itu peranan seng pada pertumbuhan anak dapat

ditunjukkan dengan terjadinya hambatan pertumbuhan, sampai gagal tumbuh

sebagai salah satu akibat dari anoreksia. Keadaan anoreksia ini penyebab

terjadinya kekurangan asupan gizi baik macronutrient maupun micronutrient

kedalam tubuh, dan juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan

metabolisme seluler (Weugard E, 1980).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa defisiensi seng berpengaruh

terhadap hormone pertumbuhan, rendahnya tingkat Insulin like Growth

Factor 1 (1 GF-1), Growth Hormon (GH) Reseptor dan GH Binding Protein

RNA seringkali dihubungkan dengan defisiensi seng. Rendahnya sistem

regulasi dari hormone pertumbuhan dapat menghambat pertumbuhan linier

dan kadang sampai terhenti pertumbuhan berat badan (MC. Nall. AD, dalam

Sandstead H 1991).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 57: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

41

III.4.10 Interaksi Antara Seng Dan Vitamin A

Banyak enzim bergantung pada seng dan diantaranya enzim tersebut

adalah retinol dehidrogenase yang penting pada fungsi rod. Pada beberapa

hasil kasus yang telah ditemukan mengatakan bahwa rabun senja yang

disebabkan karena kekurangan vitamin A memiliki hubungan dengan seng.

Kekurangan seng memiliki kemungkinan untuk berinteraksi dengan sintesis

retinol binding protein (RBP).

Sejumlah penelitian baru-baru ini terbukti bahwa suplementasi seng

mempunyai efek yang sama-sama berguna seperti vitamin A terhadap

terjadinya diare dan beberapa penyakit infeksi lainnya (Bhutta et al, dalam

Mc. Laren, 2001). Hal ini sepertinya akan menjadi semakin lebih kompleks

apabila penggunaan suplemen dengan kombinasi fariasi tiga mikronutrient,

yaitu vitamin A, Fe dan seng. Respon limfosit semakin meningkat dengan

vitamin A dan seng (Kramer et al, dalam Mc. Laren, 2001), sedangkan

pertumbuhan tinggi dan berat dipengaruhi oleh vitamin A tapi tidak oleh seng

(Smith et al, dalam Mc. Laren, 2001).

Menurut hasil laporan mengatakan bahwa respon hematology wanita

dengan anemia ketika vitamin A dan seng ditambahkan pada Fe dapat

meningkatkan level serum retinol, apabila dibandingkan dengan pemberian

Fe yang hanya ditambahkan dengan vitamin A saja (Kolsteren et al, dalam

Mc. Laren, 2001).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 58: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

42

III.4.11 Suplementasi Seng

Suplementasi seng adalah cara untuk memberikan tambahan seng.

Keuntungan penggunaan cara ini adalah biaya yang diperlukan relative tidak

tinggi dibandingkan dengan menyediakan sejumlah makanan kaya seng pada

sasaran.

Beberapa bentuk senyawa seng dapat dijadikan sebagai suplemen.

Pilihan tentu harus didasarkan pada kelarutannya dalam air, rasa, harga, dan

keamanannya. Beberapa publikasi ilmiah memakai dalam bentuk Zinc sulfat,

Zinc gloconate atau Zinc acetate yang semuanya tersebut larut dalam air dan

Zinc oxidate yang tidak larut dalam air. Senyawa seng biasanya dalam bentuk

larutan ber-pH netral. Karena larutan garam mempunyai rasa yang tidak

begitu disukai, maka biasanya akan lebih disukai apabila dicampur dengan

flavor (rasa) tertentu. Dalam hal penyerapan, seng lebih baik diserap dalam

bentuk larutan daripada dalam bentuk makanan.

Dosis yang digunakan untuk bayi baru lahir sekitar 2-4 mg/hari, 5-10

mg/hari dianjurkan untuk anak yang lebih besar, dosis yang lebih tinggi

sekitar 10-20 mg/hari bisa digunakan untuk anak yang agak besar dengan

kasus diare atau severe malnutrition (Borwn dan Sara, 2000).

Beberapa studi yang telah dilakukan memberikan dampak yang

positif terhadap pertumbuhan fisik atau kasus infeksi hanya pada jangka

waktu 2-4 minggu pada suplementasi seng tiap hari.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 59: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

BAB IV

KERANGKA KONSEPTUAL

IV.1 Model Hubungan Antar Variabel

Karakteristik orang Tua Balita

- Pendidikan dan Pengetahuan Gizi

- Pendapatan keluarga

Karakteristik Balita

- Umur - Jenis Kelamin

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar IV.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Pola Konsumsi - Jenis makanan - Frekuensi makanan

Absorpsi

- Tingkat konsumsi Energi, KH, protein,lemak, Fe, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C.

- Frekuensi konsumsi : seng

Nafsu Makan

Ketajaman Indra Rasa

Permukaan Saluran Cerna

Kilomikron Enzim Pencernaan

Pankreas

Metalotionen

Hati

Pemberian suplemen seng

Faktor lain - Genetik - Lingkungan

Penyakit Infeksi

Status gizi - BB/U - BB/TB

43

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 60: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

44

IV.2 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Pola konsumsi Balita merupakan gambaran kebiasaan konsumsi

makan pada Balita dengan status gizi buruk yang meliputi jenis bahan

makanan yang dikonsumsi serta frekuensi makannya. Pola konsumsi pada

Balita secara tidak langsung dipengaruhi oleh pendidikan dan pengetahuan

gizi ibu, dan pendapatan keluarga.

Pola konsumsi makan pada Balita akan mempengaruhi tingkat

konsumsi zat gizi dan frekuensi makan. Tingkat konsumsi zat gizi dan

frekuensi makan Balita juga dipengaruhi oleh pemberian suplemen zinc

sulfat, dengan pemberian suplemen zinc sulfat membantu meningkatkan

sirkulasi seng di dalam tubuh dari pankreas ke saluran pencernaan sehingga

dapat memperbaiki pembentukan kilomikron, dan permukaan saluran cerna.

Kondisi tersebut nantinya dapat meningkatkan ketajaman indra rasa sehingga

nafsu makan meningkat. Seiring dengan meningkatnya nafsu makan Balita

maka tingkat konsumsi zat gizi dan frekuensi makan sumber seng juga

meningkat. Konsumsi makanan sumber seng dapat menunjang daya tahan

tubuh dan pertumbuhan pada anak, disamping faktor lain yang dapat

mempengaruhi absorpsinya. Tinggi rendahnya konsumsi makanan yang

mengandung seng maupun konsumsi suplemen zinc sulfat akan berpengaruh

terhadap status gizi pada Balita terutama Balita dengan status gizi buruk.

Tinggi rendahnya konsumsi makanan sumber seng maupun suplemen

zinc sulfat sangat berpengaruh pada mekanisme imunologis Balita, yang

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 61: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

45

mana akan sangat mempengaruhi pada sering tidaknya balita menderita

penyakit infeksi dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap status gizi pada

Balita, disamping ada faktor lain yaitu lingkungan dan genetik.

Dalam penelitian ini yang diteliti adalah status gizi Balita, pola

konsumsi, tingkat konsumsi zat gizi dan frekuensi konsumsi, karakteristik

Balita, dan karakteristik orang tua Balita.

IV.3 Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan secara bermakna antara berat badan, dan tinggi badan

sebelum dan sesudah perlakuan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 62: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

BAB V

METODOLOGI PENELITIAN

V.1 Rancang Bangun Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian experimental semu dengan

menggunakan “Pre Post Study Design” yang bertujuan untuk melihat

perubahan berat badan dan tinggi badan sebelum dan sesudah diberikan

suplemen zinc sulfat.

V.2 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Balita yang mempunyai

status gizi buruk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Surabaya.

V.3 Sampel, Cara Pengambilan Sampel, Dan Besar Sampel Penelitian

V.3.1 Sampel Penelitian

Sampel yang diambil adalah semua Balita yang mempunyai status

gizi buruk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Surabaya.

V.3.2 Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Simple

Random Sampling adalah bahwa setiap anggota atau unit populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel.

46

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 63: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

47

V.3.3 Besar Sampel Penelitian

Besar sampel ditentukan sesuai dengan Lemeshow S, et al, 1997,

dengan rumus sebagai berikut :

.n = f−1

1 . 2

22

)21()12/(

μμσβα

−−Ζ+Ζ

.n = 9,0

1 .2

2

2

)9,0()38,1()842,096,1( +

.n = 20

Keterangan :

.n = Besar masing-masing sampel

Z = Harga pada kurva normal

Zα/2 = Nilai Z pada kurva normal untuk tingkat kemaknaan yang

digunakan dalam pengujian sebesar 0,05 adalah 1,96

Z1-β = Nilai Z pada kurva normal untuk β error yang digunakan dalam

pengujian hipotesis sebesar 0,2 adalah 0,842

σ = Varians populasi yang diperoleh dari hasil penelitian orang lain

sebelumnya, yaitu sebesar 1,38

μ1-μ2 = Selisih rata-rata Z score antara masing-masing kelompok sebesar

0,9

F10% = Proporsi sampel yang diperkirakan hilang atau droup out selama

penelitian

Berdasarkan perhitungan maka sampel penelitian sebanyak 20 anak

yang mendapat perlakuan berupa pemberian suplemen zinc sulfat dan 20

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 64: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

48

anak yang tidak mendapat suplemen zinc sulfat atau sebagai kelompok

kontrol.

V.4 Lokasi Dan Waktu Penelitian

V.4.1 Lokasi

Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah Kelurahan Sidotopo Kota

Surabaya.

V.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 6 bulan yaitu pada

bulan Januari sampai dengan Juni 2006.

V.5 Variabel, Definisi Operasional Variabel, dan Cara Pengukuran

V.5.1 Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti meliputi :

Variabel terikat : Status gizi

Variabel bebas : a. Pola konsumsi balita

b. Tingkat konsumsi energi, karbohidrat, lemak,

protein, besi (Fe), vitamin A, vitamin B1, dan

vitamin C, serta frekuensi konsumsi seng.

c. Pemberian suplemen seng dalam bentuk cairan

zinci sulfas 0,37% selama 3 bulan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 65: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

49

V.4.2 Definisi Operasional Variabel dan Cara Pengukuran

No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran dan Klasifikasi

Skala Data

1.

2.

3.

Karakteristik balita : Umur Jenis kelamin Status Gizi Pola konsumsi makanan

Umur responden saat penelitian dilakukan jenis kelamin respon- den yang dikumpulkan menjadi Keadaan gizi balita yang diukur berdasarkan BB/U dengan standar WHO-NCHS dengan metode Z-score Keadaan gizi balita yang diukur berdasarkan BB/TB dengan standar WHO-NCHS dengan metode Z-score Gambaran kebiasaan makan balita yang meliputi jenis dan frekuensi makanan

Wawancara dengan kuesioner Kategori :

1. 6 – 12 bulan 2. 12 – 24 bulan 3. 24 – 60 bulan

Wawancara dengan kuesioner Kategori :

1. laki-laki 2. perempuan

Metode penimbangan Kategori :

1. lebih : > +2 SD 2. normal : -2 SD

s/d +2 SD 3. rendah : -3 SD

s/d -2 SD 4. sangat rendah :

<-3 SD

Kategori : 1. gemuk : > +2 SD 2. normal : -2 SD

s/d +2 SD 3. kurus : -3 SD s/d

-2 SD 4. sangat kurus :

<-3 SD

1. 1 x sehari 2. 1-3 x sehari 3. > 3 x sehari 4. 1-3 x seminggu 5. < 1 x seminggu 6. jarang (1x sebln) 7. tidak pernah

Ordinal Nominal Ordinal Ordinal

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 66: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

50

No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran dan Klasifikasi

Skala Data

4.

5. 6.

7.

8.

Pola konsumsi seng Tingkat konsumsi energi, Protein, KH,Lemak, Fe, Vit A, Vit B1, Vit C Suplemen seng Pendapatan keluarga Pengeluaran untuk pangan

Gambaran kebiasaan makan balita yang meliputi jenis bahan makanan sumber seng dan frekuensi makanan Semua jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi selama kurun waktu 24 jam yang diukur dengan recall dan dikonversi- kan menjadi zat gizi (E, KH, P, L, Fe, Vit A, Vit B1, dan Vit C) dengan bantuan DKBM dan bahan makanan pengukur (Supariasa, 2001) Cairan zinci sulfas dengan dosis 0.37 % per hari setiap hari sebelum tidur selama 3 bulan Besarnya penghasilan yang diperoleh orang tua balita tiap bulan dari pekerjaan utama atau sambilan (UMR, 2006) Jumlah pengeluaran yang digunakan untuk kebutuhan pangan keluarga

1. 1 x sehari 2. 1-3 x sehari 3. > 3 x sehari 4. 1-3 x seminggu 5. < 1 x seminggu 6. jarang (1x sebln) 7. tidak pernah

Wawancara dengan kuesioner Dinyatakan dalam : E : kal KH, P, L : gram Fe, vit.A, vit.B1, dan

vit.C : mg Dinyatakan dalam :

1. baik : ≥100% RDA 2. sedang : 80-99%

RDA 3. kurang : 70-80%

RDA 4. defisit : <70%

RDA Pengukuran menggunakan sendok takar 5ml atau sebanyak 1 sendok teh Wawancara dengan kuesioner Kategori :

1. rendah jika < Rp 685.000

2. sedang jika Rp 685.000 – Rp 1.000.000

3. cukup jika > Rp 1.000.000

Wawancara dengan kuesioner Kategori :

1. < Rp 300.000

Ordinal Ordinal Rasio Ordinal Ordinal

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 67: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

51

No. Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran dan Klasifikasi

Skala Data

9.

10.

11.

12.

13.

Pendidikan Pengetahuan Bentuk makanan Frekuensi makan balita dalam sehari Susunan makanan balita dalam sehari

Jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh ibu Tingkat pemahaman ibu tentang gizi Bentuk makanan pokok yang dikonsumsi balita sehari-hari Frekuensi makan balita sehari-hari di rumah Komposisi atau susunan menu yang dihidangkan untuk balita setiap hari

2. Rp 300.000 – Rp 500.000

3. > Rp 500.000

Wawancara dengan kuesioner Kategori :

1. tdk sekolah 2. tdk tamat SD 3. tamat SD 4. tamat SLTP 5. tamat SLTA 6. tamat PT

Wawancara dengan kuesioner Kategori :

1. baik : > 70 2. sedang : 60-70 3. kurang : < 60

Wawancara dengan kuesioner Kategori :

1. Nasi 2. Nasi Tim

Wawancara dengan kuesioner Kategori :

1. < 3x 2. ≥ 3x

Wawancara dengan kuesioner Kategori :

1. makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, susu

2. makanan pokok, lauk, buah, susu

3. makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah

4. makanan pokok, lauk pauk, sayur

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 68: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

52

KERANGKA OPERASIONAL

3 bulan

Kelompok Kontrol

tidak diberikan Zinc Sulfat

∑Balita = 20 orang

Kelompok Perlakuan

diberikan Zinc Sulfat

∑Balita = 20 orang

Berat badan Tinggi badan

BB/U BB/TB

Penderita dengan status gizi buruk Kriteria :

- Umur 6 – 60 bulan

- ∑Balita = 40 orang

Gambar IV.2 Kerangka Operasional Penelitian

Pada penelitian ini diambil sebagai sampel balita dengan status gizi buruk

dengan kriteria balita umur 6 sampai 60 bulan, dengan jumlah 40 orang. Yang

dibedakan menjadi 20 kelompok perlakuan dan 20 kelompok kontrol, dimana pada

kelompok perlakuan diberikan suplemen zinci sulfas dan kelompok kontrol tidak

diberikan zinc sulfat dengan waktu 3 bulan. Penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan dilakukan setiap 1 bulan sekali. Setelah 3 bulan dilakukan

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 69: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

53

V.4.3 Cara Pengukuran Variabel

1. Berat badan dan tinggi badan : diukur dengan menimbang berat badan dan

mengukur tinggi badan, kemudian dibandingkan dengan menggunakan

metode Z-score berdasarkan BB/U dan BB/TB.

2. Pola konsumsi makan : diukur dengan menanyakan kepada responden

tentang kebiasaan makan meliputi jenis dan frekuensi makan.

3. Tingkat konsumsi energi, KH, lemak, protein, Fe, vitamin A, vitamin B1,

dan vitamin C : diukur dengan melakukan recall konsumsi makan

selama 2x24 jam kepada responden kemudian dikonversikan dengan

DKBM.

V.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

V.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer yang

dikumpulkan meliputi :

1. Melakukan pengukuran dan pencatatan data antropometri, yaitu BB/U

dan BB/TB.

2. Melakukan pencatatan data mengenai karakteristik balita, meliputi umur

dan jenis kelamin.

3. Melakukan pencatatan data mengenai karakteristik orang tua balita,

meliputi pendapatan keluarga, serta pendidikan dan pengetahuan gizi ibu.

4. Melakukan pencatatan data pola konsumsi dan recall 2x24 jam.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 70: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

54

Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah :

1. Data balita yang menderita gizi buruk dari Dinas Kesehatan Kotamadya.

2. Data balita yang menderita gizi buruk dari wilayah kerja Puskesmas

Sidotopo Surabaya.

3. Data demografi.

V.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan instrument :

1. Kuesioner untuk wawancara.

2. Formulir pola konsumsi makanan.

3. Formulir food recall selama 2x24 jam.

4. Timbangan balita (dacin) untuk mengukur berat badan balita.

5. Microtois untuk mengukur TB balita

6. Software SPSS

7. Buku catatan

8. Alat tulis

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 71: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

55

V.6 Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahapan editing, pemasukan data,

dan processing data dilakukan secara manual dan dengan menggunakan

bantuan komputer.

Data yang bersifat deskriptif disajikan dalam bentuk deskriptif dengan

tabel distribusi frequensi, dan narasi. Untuk mengetahui perbedaan berat

badan dan tinggi badan sebelum atau sesudah perlakuan untuk masing-

masing kelompok maka digunakan uji t pair test / uji t berpasangan,

sedangkan untuk mengetahui perbedaan berat badan dan tinggi badan antara

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol maka digunakan uji t independent

test / uji t bebas.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 72: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Tabel VI.20 Distribusi Pola Makan Balita Kelompok Perlakuan Berdasarkan Frekuensi Makan di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Frekuensi Makan

1x sehari 1–3x sehari >3x sehari 1–3x seminggu >3x seminggu

Jarang Tidak Pernah

Total Bahan Makanan

n % n % n % n % n % n % n % n % A. Karbohidrat

1. Beras 2. Jagung 3. Mie 4. Roti/biskuit 5. Umbi/ketela

B. Protein Nabati 1. Tempe 2. Tahu 3. Kacang

C. Protein Hewani 1. Daging segar 2. Jerohan 3. Telur ayam 4. Ikan 5. Sea food 6. Daging ayam

D. Susu E. Sayur F. Buah G. Gula/minuman

manis F. Minyak

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

100

18 1 3 7 1

13 11 1 3 1 7 9 0 1 13 16 7 9 0

90 5 15 35 5

65 55 5

15 5 35 45 0 5 65 80 35 45 0

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0

0 2 5 6 4 3 3 0 8 3 5 5 11 6 0 0 1 1 0

0 10 25 30 20

15 15 0

40 15 25 25 55 30 0 0 5 5 0

0 0 2 1 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

0 0 10 5 0 5 5 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0

0 10 7 4 7 2 3 9 4 2 6 3 4 7 1 4 8 2 0

0 50 35 20 35

10 15 45

20 10 30 15 20 35 5 20 40 10 0

0 7 3 2 8 1 2 8 5 14 2 3 5 6 5 0 4 7 0

0 35 15 10 40 5 10 40

25 70 10 15 25 30 25 0 20 35 0

20 20 20 20 20

20 20 20

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

20

100 100 100 100 100

100 100 100

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

100

Data Primer Tahun 2006

83

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 73: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Tabel VI.21 Distribusi Pola Makan Balita Kelompok Kontrol Berdasarkan Frekuensi Makan di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Frekuensi Makan

1x sehari 1–3x sehari >3x sehari 1–3x seminggu >3x seminggu

Jarang Tidak Pernah

Total Bahan Makanan

n % n % n % n % n % n % n % n % A. Karbohidrat

1. Beras 2. Jagung 3. Mie 4. Roti/biskuit 5. Umbi/ketela

B. Protein Nabati 1. Tempe 2. Tahu 3. Kacang

C. Protein Hewani 1. Daging segar 2. Jerohan 3. Telur ayam 4. Ikan 5. Sea food 6. Daging ayam

D. Susu E. Sayur F. Buah G. Gula/minuman

manis F. Minyak

0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

20

0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

100

18 1 0 7 0

13 14 0 3 1 3 10 0 2 9 18 2 1 0

90 5 0 35 0

65 70 0

15 5 15 50 0 10 45 90 10 5 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 4 6 8 0 5 5 10 7 2 6 4 5 6 1 0 1 1 0

0 20 30 40 0

25 25 50

35 10 30 20 25 30 10 0 5 5 0

0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0

0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 5 5 0 0 5 0 5 0 0

0 7 9 4 7 1 1 3 7 4 6 5 11 9 3 2 16 8 0

0 35 45 20 35 5 5 15

35 20 30 25 55 45 15 10 80 40 0

0 8 2 1 11 1 0 7 3 13 4 0 4 3 6 0 0 10 0

0 40 10 5 55 5 0 45

15 65 20 0 20 15 30 0 0 50 0

20 20 20 20 20

20 20 20

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

20

100 100 100 100 100

100 100 100

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

100

Data Primer Tahun 2006

83

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 74: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Tabel VI.22 Distribusi Balita Kelompok Perlakuan Berdasarkan Pola Konsumsi Makan Dan Frekuensi Makan Makanan Sumber Seng

di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Frekuensi Makan 1x sehari 1–3x sehari >3x sehari 1–3x seminggu >3x seminggu Jarang Tidak Pernah Total

Bahan Makanan

n % n % n % n % n % n % n % n % A. Sumber Seng

1. Daging 2. Hati 3. Sea food 4. Unggas 5. Susu (olahannya) 6. Yogurt 7. Telur ayam 8. kacang-kacangan 9. Sayuran hijau 10. Serealia

B. Meningkatkan Penyerapan Seng 1. ASI 2. Asam sitrat

C. Menghambat Penyerapan Seng 1. Teh/kopi 2. Kedelai/gandum/jagung 3. Sayuran tinggi serat

Kalsium (susu)

0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 3 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0

15 0 0 0

2 1 9 1 10 0 3 1 2 6 1 0 2 14 0 10

10 5 45 5 50 0 15 5 10 30 5 0

10 70 0 50

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0

8 0 4 4 3 0 5 8 12 11 0 0 0 6 4 3

40 0 20 20 15 0 25 40 60 55 0 0 0 30 20 15

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 6 6 11 4 0 8 5 4 3 0 0 8 0 15 4

30 30 30 55 20 0 40 25 20 15 0 0

40 0 75 20

4 13 1 4 3 20 4 6 0 0

17 20 7 0 1 3

20 65 5 20 15 100 20 30 0 0

85 100

35 0 5 15

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

20 20

20 20 20 20

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

100 100

100 100 100 100

n = jumlah, % = persen

83

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 75: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Tabel VI.23 Distribusi Balita Kelompok Kontrol Berdasarkan Pola Konsumsi Makan Dan Frekuensi Makan Makanan Sumber Seng

di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Frekuensi Makan 1x sehari 1–3x sehari >3x sehari 1–3x seminggu >3x seminggu Jarang Tidak Pernah Total

Bahan Makanan

n % n % n % n % n % n % n % n % A. Sumber Seng

1. Daging 2. Hati 3. Sea food 4. Unggas 5. Susu (olahannya) 6. Yogurt 7. Telur ayam 8. kacang-kacangan 9. Sayuran hijau 10. Serealia

B. Meningkatkan Penyerapan Seng 1. ASI 2. Asam sitrat

C. Menghambat Penyerapan Seng 1. Teh/kopi 2. Kedelai/gandum/jagung 3. Saturan tinggi serat

Kalsium (susu)

0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 5

2 3 9 1 9 0 7 2 6 8 0 0 2 14 4 9

10 15 45 5 45 0 35 10 30 40 0 0

10 70 20 45

0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 4 0 1 0 0 4

0 0 0 0 20 0 0 0 0 0

20 0 5 0 0 20

9 5 6 6 0 0 6 4 13 6 0 0 0 3 12 0

45 25 30 30 0 0 30 20 65 30 0 0 0 15 60 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 8 2 8 1 0 4 7 1 5 0 0 4 3 4 1

25 40 10 40 5 0 20 35 5 25 0 0

20 15 20 5

4 4 3 5 5 20 3 7 0 1

16 20

12 0 0 5

20 20 15 25 25 100 15 35 0 5

80 100

60 0 0 25

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

20 20

20 20 20 20

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

100 100

100 100 100 100

n = jumlah, % = persen

83

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 76: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

BAB VI

HASIL PENELITIAN

VI.1 Gambaran Umum Puskesmas Sidotopo

Puskesmas Sidotopo terletak di Surabaya, tepatnya di Kecamatan

Semampir dengan luas wilayah kerjanya 78 ha, dengan membawahi 2

kelurahan yaitu : kelurahan Sidotopo dan Ampel, namun pada penelitian ini

hanya mengambil sampel yang ada di Kelurahan Sidotopo.

Puskesmas Induk Sidotopo didirikan pada tahun 1992 yang

merupakan Pustu dari Puskesmas Pegirian yang terletak di Jl Sumbo 2/6.

Fasilitas pelayanannya antara lain imunisasi, sunat/khitan, pengobatan umum,

laboratorium sederhana, Gilut, KB, dan KIA.

VI.2 Gambaran Umum Kelurahan Sidotopo

VI.2.1 Lokasi

Letak Kelurahan Sidotopo yakni terletak sebelah utara dari pusat

Pemerintah Kota Surabaya. Kelurahan Sidotopo benar-benar sangat strategis

dan potensi dalam hal perdagangan karena merupakan jalur tengah kota

Surabaya. Ditinjau dari segi ekonomi sangat menguntungkan karena banyak

pabrik-pabrik industri untuk memproduksi barang-barang ekspor serta home

industri dan perdagangan.

56

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 77: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

57

Adapun batas-batas Kelurahan Sidotopo sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kelurahan Peneleh

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Sidotopo

3. Sebelah Barat : Kelurahan Kedung Cowek

4. Sebelah Timur : Kelurahan Kenjeran

Penjelasan mengenai keadaan alam, kependudukan dan keadaan

demografi di Kelurahan Sidotopo sebagai berikut :

1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanahnya

Untuk mengetahui luas wilayah Kelurahan Sidotopo menurut tanahnya

dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel VI.3 Distribusi Luas Wilayah Menurut Penggunaan Tanah di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006

No. Luas Kelurahan Sidotopo Jumlah dalam km 2

1. 2. 3. 4.

5.

Perumahan dan Pemukiman Luas kuburan Luas pekarangan Luas prasarana umum kelurahan dan lainnya Luas perkantoran

27 -

2,4 8

2,6 Sumber data : Kelurahan Sidotopo Surabaya

2. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin

dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 78: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

58

Tabel VI.4 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006

Jenis Kelamin No. Umur

(Tahun) Pria Wanita Jumlah

(n) Persentase

(%) 1. 2. 3. 4. 5.

0 – 4 5 – 14 15 – 24 25 – 40

> 41

476 1.107 744

3.993 385

508 1.265 945

4.316 318

984 2.372 1.689 8.309 703

7 16,9 12

59,1 5

Total 6.705 7.352 14.057 100 Sumber data : Kelurahan Sidotopo Surabaya

3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut pendidikan dapat disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel VI.5 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006

No. Jenis Pendidikan Jumlah

(n) Persentase

(%) 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Tidak/Belum Sekolah Belum Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SMU Tamat Perguruan Tinggi

700 614

1.740 1.881 3.963 1.874

6,5 5,7 16,2 17,5 36,7 17,4

Total 10.772 100 Sumber data : Kelurahan Sidotopo Surabaya

4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Sebagian besar kehidupan masyarakat perkotaan pada umumnya adalah

dagang. Namun untuk Kelurahan Sidotopo mempunyai macam-macam

pekerjaan atau profesi dari masyarakatnya. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 79: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

59

Tabel VI.6 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah

(n) Persentase

(%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Karyawan/Pegawai Negeri Wiraswasta Pengrajin Pertukangan Pedagang Pengusaha Montir Pengemudi Dokter Sopir

731 6.931

45 65

2.168 30 167 122 4 20

7,1 67,4 0,44 0,63 21,1 0,3 1,6 1,2 0,03 0,2

Total 10.283 100 Sumber data : Kelurahan Sidotopo Surabaya

5. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut agama dapat disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel VI.7 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kelurahan Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005/2006

No. Jenis Agama Jumlah

(n) Persentase

(%) 1. 2. 3. 4. 5.

Islam Kristen Katholik Hindu Budha

7.570 2.040 1.016

23 75

70,6 19 9,5 0,2 0,7

Total 10.724 100 Sumber data : Kelurahan Sidotopo Surabaya

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 80: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

60

VI.3 Karakteristik Orang Tua Balita

VI.3.1 Karakteristik Orang Tua Balita Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pada kelompok perlakuan Ayah Balita berusia 24-56 tahun, dan Ibu

Balita berusia 20-46 tahun. Sedangkan pada kelompok kontrol Ayah Balita

berusia 25–55 tahun, dan Ibu Balita berusia 22–40 tahun. Distribusi orang tua

Balita berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.8 Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Ayah Ibu

Kel. Perlakuan Kel. Kontrol Kel. Perlakuan Kel. KontrolTingkat Pendidikan

n % n % n % n % Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT

1 1 4 8 6 0

5 5 20 40 30 0

1 0 2 8 9 0

0 0 10 40 45 0

7 1 4 4 3 1

35 5 20 20 15 5

0 1 4 8 6 1

0 5 20 40 30 5

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada kelompok perlakuan tingkat

pendidikan Ayah Balita sebagian besar yaitu 8 orang (40%) mempunyai

tingkat pendidikan SLTP, 6 orang (30%) mempunyai tingkat pendidikan

SLTA, 4 orang (20%) mempunyai tingkat pendidikan SD, 1 orang (5%)

mempunyai tingkat pendidikan tidak sampai tamat SD, dan 1 orang (5%)

tidak pernah sekolah. Sedangkan tingkat pendidikan Ibu Balita sebagian

besar yaitu 7 orang (35%) mempunyai tingkat pendidikan tidak pernah

sekolah, 4 orang (20%) mempunyai tingkat pendidikan SD, 4 orang (20%)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 81: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

61

mempunyai tingkat pendidikan SLTP, 3 orang (15%) mempunyai tingkat

pendidikan SLTA, 1 orang (5%) mempunyai tingkat pendidikan Sarjana, dan

1 orang (5%) mempunyai tingkat pendidikan tidak sampai tamat SD.

Pada kelompok kontrol tingkat pendidikan Ayah Balita sebagian

besar yaitu 9 orang (45%) mempunyai tingkat pendidikan SLTP, 8 orang

(40%) mempunyai tingkat pendidikan SLTA, 2 orang (10%) mempunyai

tingkat pendidikan SD, dan 1 orang (5%) mempunyai tingkat pendidikan

tidak pernah sekolah. Sedangkan tingkat pendidikan Ibu Balita sebagian

besar yaitu 8 orang (40%) mempunyai tingkat pendidikan SLTP, 6 orang

(30%) mempunyai tingkat pendidikan SLTA, 4 orang (20%) mempunyai

tingkat pendidikan SD, 1 orang (5%) mempunyai tingkat pendidikan Sarjana,

dan 1 orang (5%) mempunyai tingkat pendidikan tidak sampai tamat SD.

VI.3.2 Karakteristik Orang Tua Balita Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan yang dimiliki adalah sebagai pegawai negeri sipil, pegawai

swasta, pedagang atau wiraswasta, dan lain-lain (seperti penjahit, tambal ban,

kuli bangunan, bengkel dan TKI). Distribusi orang tua Balita berdasarkan

pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut :

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 82: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

62

Tabel VI.9 Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pekerjaan di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Ayah Ibu

Kel. Perlakuan Kel. Kontrol Kel. Perlakuan Kel. KontrolJenis Pekerjaan

n % n % n % n % PNS Pegawai swasta Pedagang/wiraswasta Tidak bekerja/IRT Lain-lain

0 14 1 0 5

0 70 5 0 25

0 15 1 0 4

0 75 5 0 20

1 1 1 17 0

5 5 5 85 0

0 2 2 16 0

0 10 10 80 0

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada kelompok perlakuan jenis

pekerjaan Ayah Balita sebagian besar yaitu 14 orang (70%) bekerja sebagai

pegawai swasta, 5 orang (25%) mempunyai pekerjaan lain-lain (seperti

penjahit, bengkel, kuli bangunan, dan TKI), dan 1 orang (5%) bekerja sebagai

pedagang/wiraswasta. Sedangkan jenis pekerjaan Ibu Balita sebagian besar

yaitu 17 orang (85%) ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, 1

orang (5%) bekerja sebagai PNS, 1 orang (5%) bekerja sebagai pegawai

swasta, dan 1 orang (5%) bekerja sebagai pedagang atau wiraswasta.

Pada kelompok kontrol jenis pekerjaan Ayah Balita sebagian besar

yaitu 15 orang (75%) bekerja sebagai pegawai swasta, 4 orang (20%)

mempunyai pekerjaan lain-lain (seperti tambal ban, bengkel dan kuli

bangunan), dan 1 orang (5%) bekerja sebagai pedagang atau wiraswasta.

Sedangkan jenis pekerjaan Ibu Balita sebagian besar yaitu 16 orang (80%)

ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, 2 orang (10%) bekerja

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 83: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

63

sebagai pegawai swasta, dan 2 orang (10%) bekerja sebagai pedagang atau

wiraswata.

VI.3.3 Karakteristik Orang Tua Balita Berdasarkan Pendapatan Keluarga

Pendapatan mempengaruhi daya beli keluarga akan bahan makanan

yang bergizi. Distribusi orang tua Balita berdasarkan pendapatan keluarga

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.10 Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pendapatan Keluarga di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Pendapatan

n % n % < Rp 685.500

Rp 685.500 – Rp 1.000.000 > Rp 1.000.000

6 13 1

30 65 5

12 7 1

60 35 5

Jumlah 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada kelompok perlakuan sebagian

besar mempunyai pendapatan antara Rp 685.500 – Rp 1.000.000,- sebanyak

13 orang (65%), pendapatan < Rp 685.500,- sebanyak 6 orang (30%), dan

pendapatan > Rp 1.000.000,- sebanyak 1 orang (5%).

Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar mempunyai

pendapatan < Rp 685.500,- sebanyak 12 orang (60%), pendapatan antara

Rp685.500 – Rp 1.000.000,- sebanyak 7 orang (35%), dan pendapatan

>Rp1.000.000,- sebanyak 1 orang (5%).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 84: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

64

VI.3.4 Karakteristik Orang Tua Balita Berdasarkan Pengeluaran Pangan

Keluarga

Jumlah pengeluaran yang digunakan untuk kebutuhan pangan

keluarga per bulan. Distribusi orang tua Balita berdasarkan pengeluaran

pangan keluarga dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.11 Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pengeluaran Pangan Keluarga di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Pengeluaran Pangan

n % n % < Rp 300.000

Rp 300.000 – Rp 500.000 > Rp 500.000

0 17 3

0 85 15

8 11 1

40 55 5

Jumlah 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada kelompok perlakuan sebagian

besar pengeluaran pangan antara Rp 300.000 – Rp 500.000,- sebanyak 17

orang (85%), dan pengeluaran pangan > Rp 500.000,- sebanyak 3 orang

(15%). Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar pengeluaran

pangan antara Rp 300.000 – Rp 500.000,- sebanyak 11 orang (55%),

pengeluaran pangan < Rp 300.000,- sebanyak 8 orang (40%), dan

pengeluaran pangan > Rp 500.000,- sebanyak 1 orang (5%).

VI.3.5 Karakteristik Orang Tua Balita Berdasarkan Pengetahuan Gizi Ibu

Pengetahuan gizi ibu yang tinggi akan dapat merencanakan menu

makanan yang sehat dan bergizi bagi keluarganya. Distribusi orang tua Balita

berdasarkan pengetahuan gizi ibu dapat dilihat pada tabel berikut :

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 85: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

65

Tabel VI.12 Distribusi Orang Tua Balita Berdasarkan Pengetahuan Gizi Ibu di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Pengetahuan Gizi Ibu

n % n % Kurang Sedang

Baik

6 11 3

30 55 15

7 9 4

35 45 20

Jumlah 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa pengetahuan gizi Ibu Balita pada

kelompok perlakuan sebagian besar sedang sebanyak 11 orang (55%), kurang

sebanyak 6 orang (30%), dan baik sebanyak 3 orang (15%). Sedangkan

pengetahuan gizi Ibu Balita pada kelompok kontrol sebagian besar sedang

sebanyak 9 orang (45%), kurang sebanyak 7 orang (35%), dan baik sebanyak

4 orang (20%).

VI.4 Karakteristik Balita

Selama penelitian ada 40 responden dengan 20 responden sebagai

kelompok perlakuan dan 20 responden sebagai kelompok kontrol, dengan

karakteristik sebagai berikut :

VI.4.1 Karakteristik Balita Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Balita dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua

kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Distribusi Balita berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 86: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

66

Tabel VI.13 Distribusi Balita Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Jumlah

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Jenis Kelamin

n % n % Laki-laki

Perempuan 9 11

45 55

6 14

30 70

Jumlah 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa jenis kelamin Balita pada kelompok

perlakuan sebagian besar yaitu 11 Balita (55%) adalah perempuan, dan 9

Balita (45%) adalah laki-laki. Sedangkan pada Balita kelompok kontrol jenis

kelamin Balita sebagian besar yaitu 14 balita (65%) adalah perempuan, dan 6

Balita (30%) adalah laki-laki.

VI.4.2 Karakteristik Balita Berdasarkan Umur

Umur Balita dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 6-12 bulan,

12-24 bulan, dan 24-60 bulan. Distribusi Balita berdasarkan umur dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.14 Distribusi Balita Berdasarkan Umur di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Jumlah

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Umur Responden

n % n % 6 – 12 bln 12 – 24 bln 24 – 60 bln

1 5 14

5 25 70

2 5 13

10 25 65

Jumlah 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa umur Balita pada kelompok perlakuan

sebagian besar yaitu 14 Balita (70%) adalah berumur antara 24 – 60 bulan, 5

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 87: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

67

Balita (25%) adalah berumur antara 12 – 24 bulan, dan 1 Balita (5%) adalah

berumur antara 6 – 12 bulan. Sedangkan pada Balita kelompok kontrol

sebagian besar yaitu 13 Balita (65%) adalah berumur antara 24 – 60 bulan, 5

Balita (25%) adalah berumur antara 12 – 24 bulan, dan 2 Balita (10%) adalah

berumur antara 6 – 12 bulan.

VI.4.3 Karakteristik Balita Berdasarkan Status Gizi BB/U

Penilaian status gizi Balita dilakukan dengan menggunakan indeks

BB/U dengan standar baku WHO-NCHS dengan metode Z-score. Distribusi

Balita berdasarkan status gizi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.15 Distribusi Balita Berdasarkan Status Gizi BB/U di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol

Pre Post Pre Post Status Gizi

n % n % n % n % Sangat Rendah

Rendah Normal

6 14 0

30 70 0

2 8 10

10 40 50

5 15 0

25 75 0

5 7 8

25 35 40

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa status gizi berdasarkan indeks BB/U

pada Balita kelompok perlakuan sebelum diberi perlakuan sebagian besar

adalah rendah sebanyak 14 Balita (70%), dan sangat rendah sebanyak 6

Balita (30%). Sedangkan status gizi Balita sesudah perlakuan sebagian besar

adalah normal sebanyak 10 Balita (50%), rendah sebanyak 8 Balita (40%),

dan sangat rendah sebanyak 2 Balita (10%).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 88: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

68

Pada kelompok kontrol status gizi Balita sebelum perlakuan sebagian

besar adalah rendah sebanyak 15 Balita (75%), dan sangat rendah sebanyak 5

Balita (25%). Sedangkan status gizi Balita sesudah perlakuan sebagian besar

adalah normal sebanyak 8 Balita (40%), rendah sebanyak 7 Balita (35%), dan

sangat rendah sebanyak 5 Balita (25%).

VI.4.4 Karakteristik Balita Berdasarkan Status Gizi BB/TB

Penilaian status gizi Balita dilakukan dengan menggunakan indeks

BB/TB dengan standar baku WHO-NCHS dengan metode Z-score. Distribusi

Balita berdasarkan status gizi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.16 Distribusi Balita Berdasarkan Status Gizi BB/TB di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol

Pre Post Pre Post Status Gizi

n % n % n % n % Sangat Kurus

Kurus Normal Gemuk

3 7

10 0

15 35 50 0

0 4 15 1

0 20 75 5

0 5 15 0

0 25 75 0

0 3 17 0

0 15 85 0

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa status gizi berdasarkan indeks BB/TB

pada Balita kelompok perlakuan sebelum diberi perlakuan sebagian besar

adalah normal sebanyak 10 Balita (50%), kurus sebanyak 7 Balita (35%), dan

sangat kurus sebanyak 3 Balita (15%). Sedangkan status gizi Balita sesudah

perlakuan sebagian besar adalah normal sebanyak 15 Balita (75%), kurus

sebanyak 4 Balita (20%), dan gemuk sebanyak 1 Balita (5%).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 89: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

69

Pada kelompok kontrol status gizi Balita sebelum perlakuan sebagian

besar adalah normal sebanyak 15 Balita (75%), dan kurus sebanyak 5 Balita

(25%). Sedangkan status gizi Balita sesudah perlakuan sebagian besar adalah

normal sebanyak 17 Balita (85%), dan kurus sebanyak 3 Balita (15%).

VI.5 Karakteristik Pola Konsumsi Makanan Balita

VI.5.1 Karakteristik Balita Berdasarkan Frekuensi Makan Dalam Sehari

Frekuensi makan Balita sehari-hari di rumah dalam penelitian ini

dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu < 3 kali dan ≥ 3 kali. Distribusi

Balita berdasarkan frekuensi makan dalam sehari dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel VI.17 Distribusi Balita Berdasarkan Frekuensi Makan Dalam Sehari di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Jumlah

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Frekuensi Makan

Dalam Sehari n % n %

< 3 kali ≥ 3 kali

2 18

10 90

0 20

0 100

Jumlah 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa frekuensi makan Balita dalam sehari

pada kelompok perlakuan sebagian besar yaitu 18 Balita (90%) frekuensi

makannya ≥ 3 kali dalam sehari, dan 2 Balita (10%) frekuensi makannya < 3

kali dalam sehari dikarenakan paginya hanya minum susu. Sedangkan pada

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 90: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

70

balita kelompok kontrol bahwa semua Balita yaitu 20 Balita (100%) rata-rata

frekuensi makannya ≥ 3 kali dalam sehari.

VI.5.2 Karakteristik Balita Berdasarkan Bentuk Makanan Sehari-hari Di

Rumah

Bentuk makanan pokok yang dikonsumsi Balita sehari-hari di rumah

dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu nasi, dan nasi

tim. Distribusi Balita berdasarkan bentuk makanan sehari-hari di rumah dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.18 Distribusi Balita Berdasarkan Bentuk Makanan Sehari-hari Di Rumah di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Jumlah

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Bentuk Makanan

n % n % Nasi

Nasi Tim 18 2

90 10

16 4

80 20

Jumlah 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa bentuk makanan pokok yang

dikonsumsi Balita sehari-hari di rumah pada kelompok perlakuan sebagian

besar yaitu 18 Balita (90%) mengkonsumsi nasi, dan 2 Balita (10%)

mengkonsumsi nasi tim. Sedangkan bentuk makanan pokok yang dikonsumsi

Balita sehari-hari di rumah pada kelompok kontrol sebagian besar yaitu 16

Balita (80%) mengkonsumsi nasi, dan 4 Balita mengkonsumsi nasi tim.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 91: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

71

VI.5.3 Karakteristik Balita Berdasarkan Susunan Makanan Sehari Di Rumah

Komposisi atau susunan menu yang dihidangkan untuk Balita setiap

hari. Distribusi Balita berdasarkan susunan makanan sehari di rumah dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.19 Distribusi Balita Berdasarkan Susunan Makanan Sehari Di Rumah di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Jumlah

Kel. Perlakuan Kel. Kontrol Susunan Makanan

n % n % Makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, susu

Makanan pokok, lauk pauk, sayur Makanan pokok, lauk pauk, buah, susu Makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah

10 2 2 6

50 10 10 30

7 9 1 3

35 45 5 15

Jumlah 20 100 20 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa susunan menu yang dihidangkan

untuk Balita setiap hari pada kelompok perlakuan sebagian besar yaitu 10

Balita (50%) adalah makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, susu; 6 Balita

(30%) adalah makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah; 2 Balita (10%) adalah

makanan pokok, lauk pauk, sayur; dan 2 Balita (10%) adalah makanan

pokok, lauk pauk, buah, susu. Sedangkan susunan menu yang dihidangkan

untuk balita setiap hari pada kelompok kontrol sebagian besar yaitu 9 Balita

(45%) adalah makanan pokok, lauk pauk, sayur; 7 Balita (35%) adalah

makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, susu; 3 Balita (15%) adalah

makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah; dan 1 Balita (5%) adalah makanan

pokok, lauk pauk, buah, susu.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 92: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

72

VI.5.4 Karakteristik Pola Konsumsi Makanan Berdasarkan Frekuensi Makan

Pada Balita Kelompok Perlakuan

Berdasarkan frekuensi makan terhadap jenis makanan tertentu yang

biasa dikonsumsi Balita kelompok perlakuan setiap hari dapat dilihat pada

Tabel VI.20.

Dari Tabel VI.20 dapat dilihat frekuensi makan Balita kelompok

perlakuan terhadap berbagai jenis makanan, yaitu : makanan pokok sebagai

sumber karbohidrat yang dikonsumsi semua Balita sebagian besar adalah

beras sebanyak 18 Balita (90%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari, 1 Balita

(5%) dengan frekuensi 1 kali sehari, dan 1 Balita (5%) dengan frekuensi >3

kali sehari. Sedangkan sumber karbohidrat lainnya seperti jagung, mie,

roti/biskuit, umbi/ketela pada umumnya dikonsumsi sebagai selingan.

Bahan makanan sumber protein nabati yang sering dikonsumsi oleh

Balita adalah tempe yaitu 13 Balita (65%) dan tahu sebanyak 11 Balita

(55%), masing-masing dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari. Sedangkan untuk

jenis kacang-kacangan jarang dikonsumsi oleh Balita yaitu 9 Balita (45%).

Bahan makanan sumber protein hewani yang sering dikonsumsi oleh

Balita adalah telur ayam yaitu 7 Balita (35%), dan ikan 9 Balita (45%),

masing-masing dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari. Begitu pula daging segar

dikonsumsi oleh 8 Balita (40%), sea food 11 Balita (55%), dan ayam 6 Balita

(30%), masing-masing dengan frekuensi 1 – 3 kali seminggu. Sedangkan 14

Balita (70%) tidak pernah mengkonsumsi jerohan.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 93: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

73

Susu atau olahannya dikonsumsi oleh 13 Balita (65%) dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari, 1 Balita (5%) dengan frekuensi >3 kali sehari, dan

1 Balita (5%) jarang mengkonsumsi susu. Sedangkan 5 Balita (25%) tidak

pernah mengkonsumsi susu.

Sayur sebagai sumber vitamin dan mineral dikonsumsi oleh 16 Balita

(80%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari, dan 4 Balita (20%) jarang

mengkonsumsi sayur. Sedangkan buah-buahan dikonsumsi oleh 7 Balita

(35%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari, dan 8 Balita (40%) jarang

mengkonsumsi buah-buahan.

Minyak dikonsumsi oleh sebagian besar Balita yaitu 20 Balita (100%)

dengan frekuensi 1 kali sehari yang digunakan untuk menggoreng pada

waktu memasak makanan yang akan dikonsumsi.

Gula atau minuman manis dikonsumsi oleh 9 Balita (45%) dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari, 1 Balita (5%) dengan frekuensi 1 – 3 kali

seminggu, 1 Balita (5%) dengan frekuensi >3 kali seminggu, dan 2 Balita

(10%) jarang mengkonsumsi gula atau minuman manis. Sedangkan 7 Balita

(35%) tidak pernah mengkonsumsi gula atau minuman manis.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 94: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

74

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 95: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

75

VI.5.5 Karakteristik Pola Konsumsi Makanan Berdasarkan Frekuensi Makan

Pada Balita Kelompok Kontrol

Berdasarkan frekuensi makan terhadap jenis makanan tertentu yang

biasa dikonsumsi Balita kelompok kontrol setiap hari dapat dilihat pada

Tabel VI.21.

Dari Tabel VI.21 dapat dilihat frekuensi makan Balita kelompok

kontrol terhadap berbagai jenis makanan, yaitu : makanan pokok sebagai

sumber karbohidrat yang dikonsumsi semua Balita sebagian besar adalah

beras sebanyak 18 Balita (90%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari, dan 2

Balita (10%) dengan frekuensi >3 kali sehari. Sedangkan sumber karbohidrat

lainnya seperti jagung, mie, roti/biskuit, umbi/ketela pada umumnya

dikonsumsi sebagai selingan.

Bahan makanan sumber protein nabati yang sering dikonsumsi oleh

Balita adalah tempe yaitu 13 Balita (65%) dan tahu sebanyak 14 Balita

(70%), masing-masing dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari. Sedangkan untuk

jenis kacang-kacangan dikonsumsi oleh 10 Balita (50%) dengan frekuensi 1 –

3 kali seminggu.

Bahan makanan sumber protein hewani yang sering dikonsumsi oleh

Balita adalah ikan yaitu 10 Balita (50%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari,

daging segar 7 Balita (35%) dan telur ayam 6 Balita (30%) masing-masing

dengan frekuensi 1 – 3 kali seminggu. Begitu pula sea food dikonsumsi oleh

11 Balita (55%), dan ayam 9 Balita (45%), masing-masing jarang

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 96: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

76

mengkonsumsinya. Sedangkan 13 Balita (65%) tidak pernah mengkonsumsi

jerohan.

Susu atau olahannya dikonsumsi oleh 9 Balita (45%) dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari, 1 Balita (5%) dengan frekuensi 1 – 3 kali

seminggu, 1 Balita (5%) dengan frekuensi >3 kali seminggu, dan 3 Balita

(15%) jarang mengkonsumsi susu. Sedangkan 6 Balita (30%) tidak pernah

mengkonsumsi susu.

Sayur sebagai sumber vitamin dan mineral dikonsumsi oleh 18 Balita

(90%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari, dan 2 Balita (10%) jarang

mengkonsumsi sayur. Sedangkan buah-buahan dikonsumsi oleh 2 Balita

(10%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari, dan 16 Balita (80%) jarang

mengkonsumsi buah-buahan.

Minyak dikonsumsi oleh sebagian besar balita yaitu 20 Balita (100%)

dengan frekuensi 1 kali sehari yang digunakan untuk menggoreng pada

waktu memasak makanan yang akan dikonsumsi.

Gula atau minuman manis dikonsumsi oleh 1 Balita (5%) dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari, 1 Balita (5%) dengan frekuensi 1 – 3 kali

seminggu, dan 8 Balita (40%) jarang mengkonsumsi gula atau minuman

manis. Sedangkan 10 Balita (50%) tidak pernah mengkonsumsi gula atau

minuman manis.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 97: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

77

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 98: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

78

VI.5.6 Karakteristik Pola Konsumsi Makanan Berdasarkan Frekuensi Makan

Makanan Sumber Seng Pada Balita Kelompok Perlakuan

Berdasarkan frekuensi makan terhadap jenis makanan sumber seng

yang biasa dikonsumsi Balita kelompok perlakuan setiap hari dapat dilihat

pada Tabel VI.22.

Dari Tabel VI.22 dapat dilihat frekuensi makan Balita kelompok

perlakuan terhadap berbagai jenis makanan sumber seng, yaitu : protein

hewani yang dikonsumsi semua balita sebagian besar adalah ikan laut 9

Balita (45%), dan susu 10 Balita (50%), masing-masing dengan frekuensi 1 –

3 kali sehari. Sedangkan daging segar dikonsumsi oleh 8 Balita (40%)

dengan frekuensi 1 – 3 kali seminggu, 8 Balita (40%) jarang mengkonsumsi

telur ayam, dan 11 Balita (55%) jarang mengkonsumsi unggas. Begitu pula

20 Balita (100%) tidak pernah mengkonsumsi yogurt, dan 13 Balita (65%)

tidak pernah mengkonsumsi hati.

Kacang-kacangan yang juga merupakan sumber seng dari protein

nabati dikonsumsi sebagian besar balita yaitu 8 Balita (40%) dengan

frekuensi 1 – 3 kali seminggu, dan 6 Balita (30%) tidak pernah

mengkonsumsinya. Sedangkan sumber seng yang berupa sayuran hijau

(seperti bayam, dan kangkung) dikonsumsi oleh 12 Balita (60%) dengan

frekuensi 1 – 3 kali seminggu. Begitu juga untuk serealia dikonsumsi oleh 11

Balita (55%) dengan frekuensi 1 – 3 kali seminggu.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 99: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

79

Ada beberapa bahan makanan atau zat gizi yang dapat meningkatkan

penyerapan seng dalam tubuh antara lain ASI dan asam sitrat. Sebagian besar

Balita kelompok perlakuan yaitu 17 balita (85%) sudah tidak mengkonsumsi

ASI, dan 20 Balita (100%) juga tidak pernah mengkonsumsi asam sitrat

(seperti vitamin C).

Sedangkan beberapa bahan makanan atau zat gizi yang dapat

menghambat penyerapan seng dalam tubuh antara lain teh/kopi,

kedelai/gandum/jagung, sayur tinggi serat, dan kalsium (susu). Teh/kopi

dikonsumsi oleh 3 Balita (15%) dengan frekuensi 1 kali sehari,

kedelai/gandum/jagung dikonsumsi 14 Balita (70%) dengan frekuensi 1 – 3

kali sehari, untuk sayuran tinggi serat 15 Balita (75%) jarang

mengkonsumsinya. Sedangkan susu sebagai sumber kalsium dikonsumsi oleh

10 Balita (50%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 100: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

80

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 101: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

81

VI.5.7 Karakteristik Pola Konsumsi Makanan Berdasarkan Frekuensi Makan

Makanan Sumber Seng Pada Balita Kelompok Kontrol

Berdasarkan frekuensi makan terhadap jenis makanan sumber seng

yang biasa dikonsumsi Balita kelompok kontrol setiap hari dapat dilihat pada

Tabel VI.23.

Dari Tabel VI.23 dapat dilihat frekuensi makan Balita kelompok

kontrol terhadap berbagai jenis makanan sumber seng, yaitu : protein hewani

yang dikonsumsi semua Balita sebagian besar adalah ikan laut 9 Balita

(45%), telur ayam 7 Balita (35%), dan susu 9 Balita (45%), masing-masing

dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari. Untuk daging segar dikonsumsi oleh 9

Balita (45%) dengan frekuensi 1 – 3 kali seminggu. Sedangkan untuk hati

dan unggas jarang dikonsumsi oleh Balita yaitu 8 Balita (40%). Begitu pula

20 Balita (100%) tidak pernah mengkonsumsi yogurt.

Kacang-kacangan yang juga merupakan sumber seng dari protein

nabati sebagian besar Balita jarang mengkonsumsinya yaitu 7 Balita (35%).

Sedangkan sumber seng yang berupa sayuran hijau (seperti bayam, dan

kangkung) dikonsumsi oleh 13 Balita (65%) dengan frekuensi 1 – 3 kali

seminggu. Begitu juga untuk serealia dikonsumsi oleh 8 Balita (40%) dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari.

Ada beberapa bahan makanan atau zat gizi yang dapat meningkatkan

penyerapan seng dalam tubuh antara lain ASI dan asam sitrat. Sebagian besar

Balita kelompok kontrol yaitu 16 Balita (80%) sudah tidak mengkonsumsi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 102: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

82

ASI, dan 20 Balita (100%) juga tidak pernah mengkonsumsi asam sitrat

(vitamin C).

Sedangkan beberapa bahan makanan atau zat gizi yang dapat

menghambat penyerapan seng dalam tubuh antara lain teh/kopi,

kedelai/gandum/jagung, sayur tinggi serat, dan kalsium (susu). Teh/kopi

dikonsumsi oleh 2 Balita (10%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari,

kedelai/gandum/jagung dikonsumsi 14 Balita (70%) dengan frekuensi 1 – 3

kali sehari, untuk sayuran tinggi serat dikonsumsi oleh 12 Balita (60%)

dengan frekuensi 1 – 3 kali seminggu. Sedangkan susu sebagai sumber

kalsium dikonsumsi oleh 9 Balita (45%) dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 103: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

83

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 104: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

84

VI.6 Karakteristik Tingkat Konsumsi Makanan Balita

Tingkat konsumsi zat gizi Balita diperoleh dengan membandingkan

antara intake atau asupan zat gizi Balita dengan angka kecukupan gizi yang

dianjurkan (RDA).

VI.6.1 Tingkat Konsumsi Energi Balita

Berdasarkan tingkat konsumsi energi, distribusi Balita dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel VI.24 Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Energi di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol

Pre Post Pre Post Tingkat Konsumsi

Energi n % n % n % n %

Baik Sedang Kurang Defisit

3 5 1

11

15 25 5 55

6 1 5 8

30 5 25 40

2 2 2 14

10 10 10 70

3 4 3 10

15 20 15 50

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari recall 24 jam didapatkan gambaran tentang rata-rata konsumsi

energi, dari konsumsi makanan yang mengandung energi. Pada Balita

kelompok perlakuan tingkat konsumsi energi sebelum perlakuan sebagian

besar adalah defisit sebanyak 11 Balita (55%), sedang sebanyak 5 Balita

(25%), baik sebanyak 3 Balita (15%), dan Kurang sebanyak 1 Balita (5%).

Sedangkan tingkat konsumsi energi sesudah perlakuan sebagian besar adalah

defisit sebanyak 8 Balita (40%), baik sebanyak 6 Balita (30%), kurang

sebanyak 5 Balita (25%), dan sedang sebanyak 1 Balita (5%).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 105: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

85

Pada Balita kelompok kontrol tingkat konsumsi energi sebelum

perlakuan sebagian besar adalah defisit sebanyak 14 Balita (70%) dan untuk

tingkat konsumsi energi baik, sedang, kurang masing-masing sebanyak 2

Balita (10%). Sedangkan tingkat konsumsi energi sesudah perlakuan

sebagian besar adalah defisit sebanyak 10 Balita (50%), sedang sebanyak 4

Balita (20%), dan untuk tingkat konsumsi energi baik, kurang masing-masing

sebanyak 3 Balita (15%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,033 yang berarti bahwa ada perbedaan secara bermakna

antara tingkat konsumsi energi sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat signifikan p =

0,165 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna antara tingkat

konsumsi energi sebelum dan sesudah dilakukan pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,305 yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan secara bermakna antara tingkat konsumsi energi kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 106: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

86

VI.6.2 Tingkat Konsumsi Protein Balita

Berdasarkan tingkat konsumsi protein, distribusi Balita dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel VI.25 Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Protein di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol

Pre Post Pre Post Tingkat Konsumsi

Protein n % n % n % n %

Baik Sedang Kurang Defisit

15 2 1 2

75 10 5 10

17 1 0 2

85 5 0 10

13 0 2 5

65 0 10 25

16 3 0 1

80 15 0 5

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari recall 24 jam didapatkan gambaran tentang rata-rata konsumsi

protein, dari konsumsi makanan yang mengandung protein. Pada Balita

kelompok perlakuan tingkat konsumsi protein sebelum perlakuan sebagian

besar adalah baik sebanyak 15 Balita (75%), kurang sebanyak 1 Balita (5%),

dan untuk tingkat konsumsi protein sedang, defisit masing-masing sebanyak

2 Balita (10%). Sedangkan tingkat konsumsi protein sesudah perlakuan

sebagian besar adalah baik sebanyak 17 Balita (85%), defisit sebanyak 2

Balita (10%), dan sedang sebanyak 1 Balita (5%).

Pada Balita kelompok kontrol tingkat konsumsi protein sebelum

perlakuan sebagian besar adalah baik sebanyak 13 Balita (65%), defisit

sebanyak 5 Balita (25%), dan kurang sebanyak 2 Balita (10%). Sedangkan

tingkat konsumsi protein sesudah perlakuan sebagian besar adalah baik

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 107: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

87

sebanyak 16 Balita (80%), sedang sebanyak 3 Balita (15%), dan defisit

sebanyak 1 Balita (5%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,547 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna

antara tingkat konsumsi protein sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat signifikan p =

0,091 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna antara tingkat

konsumsi protein sebelum dan sesudah dilakukan pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,920 yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan secara bermakna antara tingkat konsumsi protein kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

VI.6.3 Tingkat Konsumsi Lemak Balita

Berdasarkan tingkat konsumsi lemak, distribusi Balita dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel VI.26 Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Lemak di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol Pre Post Pre Post

Tingkat Konsumsi Lemak

n % n % n % n % Baik

Sedang Kurang Defisit

0 0 0

20

0 0 0

100

0 1 0 19

0 5 0 95

0 1 0 19

0 5 0 95

0 0 0 20

0 0 0

100 Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 108: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

88

Dari recall 24 jam didapatkan gambaran tentang rata-rata konsumsi

lemak, dari konsumsi makanan yang mengandung lemak. Pada Balita

kelompok perlakuan sebelum diberi perlakuan, bahwa semua balita yaitu 20

Balita (100%) rata-rata mengkonsumsi lemak dalam jumlah defisit.

Sedangkan tingkat konsumsi lemak sesudah perlakuan sebagian besar adalah

defisit sebanyak 19 Balita (85%), dan sedang sebanyak 1 Balita (5%).

Pada Balita kelompok kontrol tingkat konsumsi lemak sebelum

perlakuan sebagian besar adalah baik sebanyak 19 Balita (85%), dan sedang

sebanyak 1 Balita (5%). Sedangkan sesudah perlakuan, bahwa semua Balita

yaitu 20 Balita (100%) rata-rata mengkonsumsi lemak dalam jumlah defisit

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,131 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna

antara tingkat konsumsi lemak sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat signifikan p =

0,331 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna antara tingkat

konsumsi lemak sebelum dan sesudah dilakukan pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,179 yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan secara bermakna antara tingkat konsumsi lemak kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 109: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

89

VI.6.4 Tingkat Konsumsi Karbohidrat Balita

Berdasarkan tingkat konsumsi karbohidrat, distribusi Balita dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.27 Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Karbohidrat di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol

Pre Post Pre Post Tingkat Konsumsi

Karbohidrat n % n % n % n %

Baik Sedang Kurang Defisit

0 0 0

20

0 0 0

100

0 0 0 20

0 0 0

100

0 0 0 20

0 0 0

100

0 0 0 20

0 0 0

100 Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari recall 24 jam didapatkan gambaran tentang rata-rata konsumsi

karbohidrat, dari konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Pada

Balita kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberi perlakuan, bahwa

semua Balita yaitu 20 Balita (100%) rata-rata mengkonsumsi karbohidrat

dalam jumlah defisit. Begitu juga pada balita kelompok kontrol sebelum dan

sesudah perlakuan, bahwa semua Balita yaitu 20 Balita (100%) rata-rata

mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah defisit

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,006 yang berarti bahwa ada perbedaan secara bermakna

antara tingkat konsumsi karbohidrat sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat signifikan p =

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 110: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

90

0,890 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna antara tingkat

konsumsi karbohidrat sebelum dan sesudah dilakukan pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,253 yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan secara bermakna antara tingkat konsumsi karbohidrat kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

VI.6.5 Tingkat Konsumsi Besi (Fe) Balita

Berdasarkan tingkat konsumsi besi, distribusi Balita dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel VI.28 Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Besi (Fe) di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol

Pre Post Pre Post Tingkat Konsumsi

Besi (Fe) n % n % n % n %

Baik Sedang Kurang Defisit

3 1 1

15

15 5 5 75

3 2 1 14

15 10 5 70

7 0 2 11

35 0 10 55

4 1 2 13

20 5 10 65

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari recall 24 jam didapatkan gambaran tentang rata-rata konsumsi

besi (Fe), dari konsumsi makanan yang mengandung besi (Fe). Pada Balita

kelompok perlakuan tingkat konsumsi zat besi sebelum perlakuan sebagian

besar adalah defisit sebanyak 15 Balita (75%), baik sebanyak 3 Balita (15%),

dan untuk tingkat konsumsi zat besi sedang, kurang masing-masing sebanyak

1 Balita (5%). Sedangkan tingkat konsumsi zat besi sesudah perlakuan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 111: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

91

sebagian besar adalah defisit sebanyak 14 Balita (70%), baik sebanyak 3

Balita (15%), sedang sebanyak 2 Balita (10%), dan kurang sebanyak 1 Balita

(5%).

Pada Balita kelompok kontrol tingkat konsumsi zat besi sebelum

perlakuan sebagian besar adalah defisit sebanyak 11 Balita (55%), baik

sebanyak 7 Balita (35%), dan kurang sebanyak 2 Balita (10%). Sedangkan

tingkat konsumsi zat besi sesudah perlakuan sebagian besar adalah defisit

sebanyak 13 Balita (65%), baik sebanyak 4 Balita (20%), kurang sebanyak 2

Balita (10%), dan sedang sebanyak 1 Balita (5%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,304 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna

antara tingkat konsumsi zat besi sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat signifikan p =

0,527 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna antara tingkat

konsumsi zat besi sebelum dan sesudah dilakukan pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,720 yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan secara bermakna antara tingkat konsumsi zat besi kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 112: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

92

VI.6.6 Tingkat Konsumsi Vitamin A Balita

Berdasarkan tingkat konsumsi vitamin A, distribusi Balita dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.29 Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Vitamin A di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol

Pre Post Pre Post Tingkat Konsumsi

Vitamin A n % n % n % n %

Baik Sedang Kurang Defisit

18 0 0 2

90 0 0 10

20 0 0 0

100 0 0 0

18 0 0 2

90 0 0 10

19 0 0 1

95 0 0 5

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari recall 24 jam didapatkan gambaran tentang rata-rata konsumsi

vitamin A, dari konsumsi makanan yang mengandung vitamin A. Pada Balita

kelompok perlakuan tingkat konsumsi vitamin A sebelum perlakuan sebagian

besar adalah baik sebanyak 18 Balita (90%), dan defisit sebanyak 2 Balita

(10%). Sedangkan sesudah perlakuan, bahwa semua Balita yaitu 20 Balita

(100%) rata-rata mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah baik.

Pada Balita kelompok kontrol tingkat konsumsi vitamin A sebelum

perlakuan sebagian besar adalah baik sebanyak 18 Balita (90%), dan defisit

sebanyak 2 Balita (10%). Sedangkan tingkat konsumsi vitamin A sesudah

perlakuan sebagian besar adalah baik sebanyak 19 Balita (95%), dan defisit

sebanyak 1 Balita (5%).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 113: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

93

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,272 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna

antara tingkat konsumsi vitamin A sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat signifikan p =

0,226 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna antara tingkat

konsumsi vitamin A sebelum dan sesudah dilakukan pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,043 yang berarti bahwa ada

perbedaan secara bermakna antara tingkat konsumsi vitamin A kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

VI.6.7 Tingkat Konsumsi Vitamin B1 Balita

Berdasarkan tingkat konsumsi vitamin B1, distribusi Balita dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.30 Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Vitamin B1 di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol

Pre Post Pre Post Tingkat Konsumsi

Vitamin B1 n % n % n % n %

Baik Sedang Kurang Defisit

9 2 2 7

45 10 10 35

10 2 1 7

50 10 5 35

6 3 1 10

30 15 5 50

8 2 1 9

40 10 5 45

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 114: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

94

Dari recall 24 jam didapatkan gambaran tentang rata-rata konsumsi

vitamin B1, dari konsumsi makanan yang mengandung vitamin B1. Pada

Balita kelompok perlakuan tingkat konsumsi vitamin B1 sebelum perlakuan

sebagian besar adalah baik sebanyak 9 Balita (45%), defisit sebanyak 7 Balita

(35%), dan untuk tingkat konsumsi vitamin B1 sedang, kurang masing-

masing sebanyak 2 Balita (10%). Sedangkan tingkat konsumsi vitamin B1

sesudah perlakuan sebagian besar adalah baik sebanyak 10 Balita (50%),

defisit sebanyak 7 Balita (35%), sedang sebanyak 2 Balita (10%), dan kurang

sebanyak 1 Balita (5%).

Pada Balita kelompok kontrol tingkat konsumsi vitamin B1 sebelum

perlakuan sebagian besar adalah defisit sebanyak 10 Balita (50%), baik

sebanyak 6 Balita (30%), sedang sebanyak 3 Balita (15%) dan kurang

sebanyak 1 Balita (5%). Sedangkan tingkat konsumsi vitamin B1 sesudah

perlakuan sebagian besar adalah defisit sebanyak 9 Balita (45%), baik

sebanyak 8 Balita (40%), sedang sebanyak 2 Balita (10%) dan defisit

sebanyak 1 Balita (5%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,181 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna

antara tingkat konsumsi vitamin B1 sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat signifikan p =

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 115: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

95

0,884 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna antara tingkat

konsumsi vitamin B1 sebelum dan sesudah dilakukan pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,142 yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan secara bermakna antara tingkat konsumsi vitamin B1 kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

VI.6.8 Tingkat Konsumsi Vitamin C Balita

Berdasarkan tingkat konsumsi vitamin C, distribusi Balita dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel VI.31 Distribusi Balita Berdasarkan Tingkat Konsumsi Vitamin C di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Perlakuan Kontrol Pre Post Pre Post

Tingkat Konsumsi Vitamin C

n % n % n % n % Baik

Sedang Kurang Defisit

2 1 0

17

10 5 0 85

4 0 1 15

20 0 5 75

0 1 0 19

0 5 0 95

1 0 2 17

5 0 10 85

Jumlah 20 100 20 100 20 100 20 100

Dari recall 24 jam didapatkan gambaran tentang rata-rata konsumsi

vitamin C, dari konsumsi makanan yang mengandung vitamin C. Pada Balita

kelompok perlakuan tingkat konsumsi vitamin C sebelum perlakuan sebagian

besar adalah defisit sebanyak 17 Balita (85%), baik sebanyak 2 Balita (10%),

dan sedang sebanyak 1 Balita (5%). Sedangkan tingkat konsumsi vitamin C

sesudah perlakuan sebagian besar adalah defisit sebanyak 15 Balita (75%),

baik sebanyak 4 Balita (20%), dan kurang sebanyak 1 Balita (5%).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 116: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

96

Pada Balita kelompok kontrol tingkat konsumsi vitamin C sebelum

perlakuan sebagian besar adalah defisit sebanyak 19 Balita (95%), dan sedang

sebanyak 1 Balita (5%). Sedangkan tingkat konsumsi vitamin C sesudah

perlakuan sebagian besar adalah defisit sebanyak 17 Balita (85%), kurang

sebanyak 2 Balita (10%), dan baik sebanyak 1 Balita (5%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,487 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna

antara tingkat konsumsi vitamin C sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat signifikan p =

0,276 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna antara tingkat

konsumsi vitamin C sebelum dan sesudah dilakukan pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,252 yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan secara bermakna antara tingkat konsumsi vitamin C kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 117: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

97

VI.7 Perubahan Berat Badan Dan Tinggi Badan Balita

VI.7.1 Perubahan Berat Badan Balita

Distribusi perubahan berat badan Balita dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel VI.32 Distribusi Perubahan Berat Badan Balita di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Berat Badan

Pre Post Pre Post Rata-rata

Standar Deviasi Minimum Maximum

9.625 1.932 7.0 14.0

10.745 2.269 7.7 15.0

9.840 2.141 5.5 13.0

10.455 2.115 6.2 14.5

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,000 yang berarti bahwa ada perbedaan secara bermakna

antara rata-rata pengukuran berat badan sebelum dan sesudah diberi

perlakuan. Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,000 yang berarti bahwa ada perbedaan secara bermakna

antara rata-rata pengukuran berat badan sebelum dan sesudah dilakukan

pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,028 yang berarti bahwa ada

perbedaan secara bermakna antara rata-rata pengukuran berat badan

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 118: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

98

VI.7.2 Perubahan Tinggi Badan Balita

Distribusi perubahan tinggi badan Balita dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel VI.33 Distribusi Perubahan Tinggi Badan Balita di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006

Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Tinggi Badan

Pre Post Pre Post Rata-rata

Standar Deviasi Minimum Maximum

81.850 10.624 65.0 102.0

83.750 11.050 65.0 105.0

81.300 12.083 54.0 97.0

82.950 10.733 61.0 99.0

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

berpasangan pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,002 yang berarti bahwa ada perbedaan secara bermakna

antara rata-rata pengukuran tinggi badan sebelum dan sesudah diberi

perlakuan. Sedangkan pada Balita kelompok kontrol menunjukkan tingkat

signifikan p = 0,014 yang berarti bahwa ada perbedaan secara bermakna

antara rata-rata pengukuran tinggi badan sebelum dan sesudah dilakukan

pengamatan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji t dua sampel

bebas menunjukkan tingkat signifikan p = 0,480 yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan secara bermakna antara rata-rata pengukuran tinggi badan

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 119: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

BAB VII

PEMBAHASAN

VII.1 Karakteristik Orang Tua Balita

Keluarga Balita sebagian besar tergolong keluarga muda dan

umumnya berpendidikan menengah. Mata pencaharian Bapak Balita sebagian

besar sebagai pegawai swasta, sedangkan tingkat pendapatan Bapak Balita

sebagian besar berkisar antara Rp 685.500 – Rp 1.000.000.

Adanya pendapatan keluarga yang rendah dapat mempengaruhi daya

beli keluarga akan bahan makanan yang bergizi, karena tingkat penghasilan

menentukan jenis pangan yang akan dibeli. Sehingga dengan uang yang

terbatas kebutuhan akan zat gizi tidak dapat terpenuhi baik secara kualitas

maupun kuantitas. Menurut Apriadji (1993) pendapatan yang rendah

merupakan kendala untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang sehat yaitu

terpenuhinya zat gizi dari sudut kualitas maupun kuantitas, karena dengan

uang yang terbatas itu tidak banyak pilihan.

Ibu Balita sebagian besar tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga

ini dikarenakan sebagian besar ibu balita berpendidikan rendah, maka ini

sangat berpengaruh terhadap status gizi Balita. Sedangkan tingkat

pengetahuan gizi ibu Balita sebagian besar adalah sedang atau cukup, yaitu

pada kelompok perlakuan sebanyak 11 orang (55%) dan kelompok kontrol

sebanyak 9 orang (45%).

99

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 120: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

100

Adanya pengetahuan ibu yang cukup, akan tetapi Balitanya berstatus

gizi buruk diduga karena ibu malas memodifikasi makanan untuk Balitanya,

jarak kelahiran anak yang terlalu dekat, serta adanya gangguan pencernaan

dan penyerapan sehingga mengakibatkan konsumsi makan Balita berkurang.

Hal ini juga dikemukakan oleh Khumaidi (1984) bahwa ibu rumah

tangga dengan tingkat pendidikan yang rendah akan menyebabkan

pengetahuan yang terbatas sehingga mempengaruhi kualitas perencanaan

pola makan keluarga yang lebih lanjut dan akan berpengaruh juga terhadap

keadaan status gizi dan anggota keluarga.

VII.2 Karakteristi Balita

Balita yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah Balita

yang berusia antara 6 – 60 bulan dengan status gizi sangat rendah dan rendah,

berdasarkan indeks BB/U dan BB/TB serta berada di wilayah kerja

Puskesmas Sidotopo Surabaya. Pada penelitian ini sampel berjumlah 40

orang Balita yang dibedakan menjadi 20 (100%) kelompok perlakuan dan 20

(100%) kelompok kontrol.

Umur Balita pada saat penelitian pada kelompok perlakuan sebagian

besar (70%) berusia antara 24-60 bulan, dan pada umumnya (55%) berjenis

kelamin perempuan. Sedangkan pada Balita kelompok kontrol sebagian besar

(65%) berusia antara 24-60 bulan, dan juga pada umumnya (70%) berjenis

kelamin perempuan. Pada usia Balita merupakan masa yang sangat rentan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 121: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

101

terhadap penyakit gizi. Menurut Moore (1997) menyebutkan bahwa pada

kelompok usia balita dan prasekolah kebutuhan kalori (per kg/BB) tidak

setinggi pada masa bayi dan nafsu makannya juga menurun. Disamping itu

anak pada masa balita selektif terhadap makanan, tidak tergantung dengan

makanan, pertumbuhannya pelan dan tidak tetap sehingga berat badannya

cenderung turun, anak sudah mempunyai perhatian lain, dan perkembangan

kondisi emosional serta sosialisasi.

Pada penelitian ini, status gizi Balita berdasarkan indeks BB/U pada

kelompok perlakuan sebelum diberi perlakuan sebagian besar (70%) adalah

rendah, sedangkan sesudah perlakuan sebagian besar (50%) adalah normal.

Untuk kelompok kontrol status gizi Balita sebelum perlakuan sebagian besar

(75%) adalah rendah, sedangkan sesudah perlakuan sebagian besar (40%)

adalah normal. Sedangkan status gizi Balita berdasarkan indeks BB/TB pada

kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol sebagian besar adalah

normal. Menurut Pudjiadi (2001) bahwa status gizi sebagai refleksi

kecukupan zat gizi, merupakan salah satu parameter penting dalam menilai

tumbuh kembang anak dan kesehatan pada umumnya. Kecukupan dari zat

gizi terutama energi dihitung menurut kebutuhan atas umur, jenis kelamin,

aktifitas maupun kondisi dari individu.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 122: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

102

Anak yang sehat akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

yang normal dan wajar, yaitu sesuai standar pertumbuhan fisik anak pada

umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak

seusianya (Santoso, 1999).

Berdasarkan hal diatas, maka pemenuhan akan kebutuhan gizi Balita

sangatlah perlu diperhatikan agar terpenuhi kebutuhan gizi Balita sesuai

dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan serta dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal.

VII.3 Pola Konsumsi Makanan Balita

Pola konsumsi adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok

orang yang memilih dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh

fisiologis, psikologis, budaya, dan sosial (Suhardjo, 1989).

Pola konsumsi makanan Balita (frekuensi makan) dalam sehari pada

kelompok perlakuan sebagian besar (90%) frekuensi makannya ≥ 3 kali

dalam sehari, walaupun ada beberapa Balita (10%) frekuensi makannya < 3

kali dalam sehari, hal ini disebabkan setiap pagi balita hanya minum susu.

Sedangkan pada kelompok kontrol semua Balita (100%) frekuensi makannya

juga ≥ 3 kali dalam sehari. Bentuk makanan pokok Balita sehari-hari pada

kelompok perlakuan sebagian besar (90%) adalah nasi dan pada kelompok

kontrol sebagian besar (80%) juga nasi. Sedangkan susunan makanan Balita

pada kelompok perlakuan sebagian besar (50%) adalah makanan pokok, lauk

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 123: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

103

pauk, sayur, buah, susu dan pada kelompok kontrol sebagian besar (45%)

adalah makanan pokok, lauk pauk, sayur.

Dari uraian diatas terlihat bahwa secara umum pola makan pada

sebagian besar Balita kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sudah baik,

namun pada Balita kelompok kontrol susunan makanannya masih kurang

bervariasi hal ini disebabkan responden menganggap susu dan buah bukan

merupakan menu makanan sehari-hari namun hanya sebagai selingan saja,

selain itu harga susu dan buah yang relatif mahal sehingga tidak

memungkinkan responden untuk membelinya.

Pola makan mempengaruhi penyusunan menu. Seorang anak dapat

memiliki kelebihan asupan makanan dan selera makan yang terbentuk dari

kebiasaan dalam masyarakatnya. Dalam menyusun hidangan untuk anak

perlu diperhaikan kebutuhan zat gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh

kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan

anak, maka pengetahuan dan kemampuan mengolah makanan sehat untuk

anak adalah suatu hal yang amat penting (Santosa, 1999).

Menurut Sediaoetama (1999) menyatakan bahwa dengan

mengkonsumsi makanan yang bervariasi akan mempermudah untuk

terpenuhinya berbagai macam zat gizi yang diperlukan oleh tubuh.

Oleh karena itu penyusunan menu pada Balita harus diperhatikan agar

selera makan anak terbentuk dan kebutuhan akan zat gizi terpenuhi, sehingga

anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 124: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

104

VII.3.1 Pola Konsumsi Makanan Berdasarkan Frekuensi Makan Pada Balita

Kelompok Perlakuan Dan Kelompok Kontrol

Pola makan adalah kebiasaan makan yang terbentuk dari perilaku

makan yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama (Sediaoetama,

1999).

Pada penelitian ini, pola konsumsi makanan berdasarkan frekuensi

makan pada Balita kelompok perlakuan terlihat bahwa makanan pokok yang

dikonsumsi semua Balita sebagian besar (90%) adalah beras dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari.

Bahan makanan sumber protein nabati yang sering dikonsumsi adalah

tempe dan tahu dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari, hal ini dikarenakan jenis

tahu dan tempe harganya lebih murah, mudah dijangkau, disukai, dan mudah

didapat disetiap waktu dan tempat. Jenis kacang-kacangan (45%) jarang

dikonsumsi. Sedangkan bahan makanan sumber protein hewani yang sering

dikonsumsi adalah telur ayam dan ikan segar dengan frekuensi 1 – 3 kali

sehari. Daging segar, sea food dan ayam dikonsumsi dengan frekuensi 1 – 3

kali seminggu.

Sayur dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral serta serat.

Sayur sebagian besar Balita (80%) mengkonsumsinya dengan frekuensi 1 – 3

kali sehari, walaupun ada beberapa Balita (20%) jarang mengkonsumsi sayur,

hal ini disebabkan Balita tidak suka mengkonsumsi sayuran dan tidak pernah

dibiasakan oleh Ibunya. Sedangkan buah (40%) Balita jarang mengkonsumsi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 125: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

105

buah-buahan, hal ini disebabkan responden menganggap buah bukan

merupakan menu makanan sehari-hari namun hanya sebagai selingan saja,

selain itu harga buah yang relatif mahal sehingga tidak memungkinkan

responden untuk membelinya.

Susu atau olahannya dikonsumsi oleh sebagian besar Balita (65%)

dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari. Minyak hampir semua Balita (100%)

mengkonsumsinya, yang digunakan untuk menggoreng pada waktu memasak

makanan yang akan dikonsumsinya. Gula atau minuman manis dikonsumsi

(45%) Balita dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari.

Sedangkan pola konsumsi makanan berdasarkan frekuensi makan

pada Balita kelompok kontrol terlihat bahwa makanan pokok yang

dikonsumsi semua Balita sebagian besar (90%) adalah beras dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari.

Bahan makanan sumber protein nabati yang sering dikonsumsi adalah

tempe dan tahu dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari, hal ini dikarenakan jenis

tahu dan tempe harganya lebih murah, mudah dijangkau, disukai, dan mudah

didapat disetiap waktu dan tempat. Jenis kacang-kacangan (50%) dikonsumsi

dengan frekuensi 1 – 3 kali seminggu. Sedangkan bahan makanan sumber

protein hewani yang sering dikonsumsi adalah ikan segar (50%) dengan

frekuensi 1–3 kali sehari. Daging segar dan telur ayam dikonsumsi dengan

frekuensi 1 – 3 kali seminggu.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 126: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

106

Sayur dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral serta serat.

Sayur sebagian besar Balita (90%) mengkonsumsinya dengan frekuensi 1 – 3

kali sehari, walaupun ada beberapa Balita (10%) jarang mengkonsumsi sayur,

hal ini disebabkan Balita tidak suka mengkonsumsi sayuran dan tidak pernah

dibiasakan oleh Ibunya. Sedangkan buah sebagian besar Balita (80%) jarang

mengkonsumsi buah-buahan, hal ini disebabkan responden menganggap buah

bukan merupakan menu makanan sehari-hari namun hanya sebagai selingan

saja, selain itu harga buah yang relatif mahal sehingga tidak memungkinkan

responden untuk membelinya.

Susu atau olahannya dikonsumsi oleh (45%) Balita dengan frekuensi

1–3 kali sehari. Minyak hampir semua Balita (100%) mengkonsumsinya,

yang digunakan untuk menggoreng pada waktu memasak makanan yang akan

dikonsumsinya. Sedangkan gula atau minuman manis (50%) Balita tidak

pernah mengkonsumsinya.

Dari uraian diatas terlihat bahwa secara umum pola makan pada

sebagian besar Balita kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dari segi

kualitas sudah bervariasi dan memenuhi pola makan menu seimbang, mulai

dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, dan susu. Namun ditinjau dari

segi kuantitas masih belum terpenuhi secara seimbang. Disamping itu

pengenalan pada buah dan sayur harus lebih ditingkatkan, karena buah

merupakan sumber vitamin dan mineral serta serat.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 127: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

107

Dengan mengkonsumsi makanan yang bervariasi akan mempermudah

untuk terpenuhinya berbagai macam zat gizi yang diperlukan oleh tubuh

Sediaoetama (1999).

Menurut Sayogyo (1986) menyatakan bahwa faktor pengetahuan gizi

terutama ibu, kekurangtahuan dalam memilih setiap jenis pangan yang dibeli

dapat menyebabkan berkurangnya mutu dan keragaman pangan yang

diperoleh, walaupun bahan pangan yang dibeli dalam jumlah yang cukup.

Seperti halnya pada penyusunan menu, maka pola konsumsi makan

Balita juga harus diperhatikan agar kebutuhan zat gizi terpenuhi sesuai

dengan angka kecukupan yang dianjurkan. Kecukupan akan zat gizi sangat

berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak.

VII.3.2 Pola Konsumsi Makan Berdasarkan Frekuensi Makan Makanan

Sumber Seng Pada Balita Kelompok Perlakuan Dan Kelompok

Kontrol

Seng termasuk zat gizi mikro yang mutlak dibutuhkan untuk

memelihara kehidupan yang optimal, meski dalam jumlah yang sangat kecil.

Kelompok yang paling rentan terhadap defisiensi seng adalah anak dalam

masa pertumbuhan (Soegih, 1992).

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pola konsumsi makanan

sumber seng pada Balita kelompok perlakuan menunjukkan bahwa dari

golongan protein hewani yang sering dikonsumsi Balita adalah ikan laut dan

susu dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari. Telur ayam, unggas, yogurt dan hati

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 128: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

108

jarang dikonsumsi balita. Sedangkan dari golongan protein nabati seperti

kacang-kacangan, sayuran hijau (seperti bayam, dan kangkung), dan serealia

hanya dikonsumsi Balita dengan frekuensi 1 – 3 kali seminggu.

Beberapa zat gizi yang dapat meningkatkan penyerapan seng dalam

tubuh antara lain ASI dan asam sitrat. Sebagian besar Balita (85%) sudah

tidak mengkonsumsi ASI, dan hampir semua Balita (100%) juga tidak pernah

mengkonsumsi asam sitrat (seperti vitamin C).

Zat gizi yang dapat menghambat penyerapan seng dalam tubuh antara

lain teh/kopi, kedelai/gandum/jagung, sayur tinggi serat, dan kalsium (susu).

Teh/kopi dikonsumsi oleh Balita dengan frekuensi 1 kali sehari,

kedelai/gandum/jagung dikonsumsi sebagian besar Balita (70%) dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari, sedangkan sayuran tinggi serat sebagian besar

(75%) jarang dikonsumsi balita. Susu sebagian besar (50%) dikonsumsi

dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari.

Sedangkan pola konsumsi makanan sumber seng pada Balita

kelompok kontrol menunjukkan bahwa dari golongan protein hewani yang

sering dikonsumsi Balita adalah ikan laut, telur ayam, dan susu masing-

masing dengan frekuensi 1 – 3 kali sehari. Hati dan unggas sebagian besar

(40%) jarang dikonsumsi Balita. Begitu juga yogurt (100%) tidak pernah

dikonsumsi balita. Sedangkan dari golongan protein nabati seperti kacang-

kacangan (35%) jarang dikonsumsi Balita, untuk sayuran hijau (seperti

bayam, dan kangkung) dikonsumsi sebagian besar Balita (65%) dengan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 129: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

109

frekuensi 1 – 3 kali seminggu, dan untuk serealia (40%) dikonsumsi dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari.

Beberapa zat gizi yang dapat meningkatkan penyerapan seng dalam

tubuh antara lain ASI dan asam sitrat. Sebagian besar Balita (80%) sudah

tidak mengkonsumsi ASI, dan hampir semua Balita (100%) juga tidak pernah

mengkonsumsi asam sitrat (seperti vitamin C).

Zat gizi yang dapat menghambat penyerapan seng dalam tubuh antara

lain teh/kopi, kedelai/gandum/jagung, sayur tinggi serat, dan kalsium (susu).

Teh/kopi, kedelai/gandum/jagung, dan susu dikonsumsi Balita dengan

frekuensi 1 – 3 kali sehari. Sedangkan sayuran tinggi serat dikonsumsi

sebagian besar Balita (60%) dengan frekuensi 1 – 3 kali seminggu.

Dari uraian diatas, maka perlu diperhatikan kombinasi makanan

Balita sehari-hari terutama makanan sumber seng, baik makanan sumber seng

yang berasal dari hewani maupun nabati serta sumber zat gizi lain yang dapat

meningkatkan penyerapan seng didalam tubuh. Disamping itu juga perlu

diperhatikan makanan yang dapat menghambat penyerapan seng dalam

tubuh, hal ini disebabkan pada penelitian ini sebagian besar Balita banyak

yang mengkonsumsi bahan makanan yang dapat menghambat penyerapan

seng dalam tubuh.

Serat dan fitat menghambat ketersediaan biologik seng. Sebaliknya,

protein histidin tampaknya membantu absorpsi seng. Nilai albumin dalam

plasma merupakan penentu utama absorpsi seng. Albumin merupakan alat

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 130: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

110

transpor utama seng. Absorpsi seng menurun bila nilai albumin darah

menurun, misalnya dalam keadaan gizi kurang (Almatsier, 2001).

Menurut Murbawani (2004) gejala seseorang yang tidak

mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat seng secara adekuat

akan cenderung mengalami gangguan pertumbuhan, anemia, dan kelelahan

berat. Juga terjadi perubahan pada rambut dan kulit, yakni kulit menjadi

kering, keriput, serta rambut mudah rontok.

Bahan makanan sumber seng harus benar-benar diperhatikan, baik

yang berasal dari hewani maupun dari nabati. Perlu dipertimbangkan pula

bahan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan seng maupun yang

dapat menghambat penyerapan seng. Agar kebutuhan seng dalam tubuh

Balita terpenuhi serta dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

VII.4 Tingkat Konsumsi Zat Gizi Balita

Tingkat konsumsi akan menunjukkan keadaan kesehatan gizi

seseorang dimana tingkat konsumsi ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas

makan yang dikonsumsi (Sediaoetama, 1996).

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar Balita pada

kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberi perlakuan memiliki tingkat

konsumsi energi, lemak, karbohidrat, besi, dan vitamin C yang tergolong

defisit (< 70% RDA). Sedangkan untuk tingkat konsumsi protein, vitamin A,

dan vitamin B1 sebagian besar tergolong baik (≥ 100% RDA). Akan tetapi

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 131: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

111

sesudah diberi perlakuan tingkat konsumsi energi, lemak, karbohidrat, besi,

dan vitamin C menunjukkan adanya penurunan jumlah yang tergolong defisit

(< 70% RDA), sedangkan tingkat konsumsi protein, vitamin A, dan vitamin

B1 menunjukkan adanya peningkatan jumlah yang tergolong baik (≥100%

RDA).

Pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah diberi perlakuan

memiliki tingkat konsumsi energi, lemak, karbohidrat, besi, vitamin B1, dan

vitamin C yang tergolong defisit (< 70% RDA). Sedangkan tingkat konsumsi

protein dan vitamin A sebagian besar tergolong baik (≥ 100% RDA). Namun

sesudah diberi perlakuan tingkat konsumsi energi, lemak, karbohidrat, besi,

vitamin B1, dan vitamin C menunjukkan adanya peningkatan jumlah yang

tergolong defisit (< 70% RDA), sedangkan tingkat konsumsi protein, dan

vitamin A menunjukkan adanya peningkatan jumlah yang tergolong baik (≥

100% RDA).

Selain hal tersebut, berdasarkan hasil analisa statistik menunjukkan

bahwa tingkat konsumsi energi, dan karbohidrat pada kelompok perlakuan

menunjukkan adanya perbedaan yang cukup bermakna antara sebelum dan

sesudah diberi perlakuan. Sedangkan untuk tingkat konsumsi vitamin A

menunjukkan adanya perbedaan yang cukup bermakna antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa dengan pemberian suplemen

zinc sulfat pada kelompok perlakuan dapat meningkatkan nafsu makan pada

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 132: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

112

anak. Hal ini disebabkan suplemen zinc sulfat pada tubuh Balita sudah mulai

bereaksi, sehingga menunjukkan adanya perbaikan selera makan pada anak,

serta peningkatan ketajaman indra rasa. Seiiring dengan meningkatnya nafsu

makan Balita maka tingkat konsumsi zat gizi juga akan meningkat, hal ini

terbukti bahwa sesudah diberi perlakuan tingkat konsumsi energi, lemak,

karbohidrat, besi, dan vitamin C menunjukkan adanya penurunan jumlah

yang tergolong defisit, sedangkan tingkat konsumsi protein, vitamin A, dan

vitamin B1 menunjukkan adanya peningkatan jumlah yang tergolong baik.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol sesudah diberi perlakuan

tingkat konsumsi energi, lemak, karbohidrat, besi, vitamin B1, dan vitamin C

menunjukkan adanya peningkatan jumlah yang tergolong defisit. Hal ini

disebabkan adanya penurunan selera makan pada anak dan penurunan

ketajaman indra rasa sehingga menyebabkan nafsu makan Balita berkurang,

disamping itu juga Balita lebih suka jajanan chiki yang kandungan zat

gizinya jauh lebih sedikit. Dengan berkurangnya nafsu makan Balita maka

tingkat konsumsi zat gizi tidak dapat terpenuhi baik secara kualitas maupun

kuantitas.

Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan.

Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan

tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingannya proporsional satu

terhadap yang lain. Kuantitas menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi

terhadap kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 133: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

113

tubuh, secara kualitas dan kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan kondisi

kesehatan dan gizi yang sebaik-baiknya (konsumsi adekuat). Sebaliknya bila

susunan hidangan tidak memenuhi kebutuhan tubuh maka akan menyebabkan

kondisi kesehatan gizi kurang atau defisiensi (Sediaoetama, 1999).

KEP seringkali ditemukan pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun,

dimana pada usia ini tubuh memerlukan zat gizi tinggi, sehingga apabila

kebutuhan zat gizi itu tidak tercukupi, maka tubuh akan menggunakan

cadangan zat makanan yang ada. Lama kelamaan cadangan itu akan habis

dan akan menyebabkan terjadinya perubahan dan akhirnya menimbulkan

kelainan anatomis (Agus, 2001).

Perbaikan gizi Balita tergantung pada pemberian makanan sehari-hari,

oleh karena itu orang tua harus memperhatikan makanan menu seimbang

pada Balitanya dan mengurangi makanan jajanan, agar kebutuhan zat gizi

terpenuhi serta dapat meningkatkan status gizi Balita.

VII.5 Perubahan Berat Badan Dan Tinggi Badan Balita

VII.5.1 Perubahan Berat Badan Balita

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang penting

digunakan untuk mengukur status gizi. Berat badan merupakan hasil

peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara lain

tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-lain. Berat badan dipakai sebagai

indikator yang terbaik untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 134: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

114

anak dan sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja (Soetjiningsih,

1995).

Berdasarkan hasil uji statistik terlihat bahwa pada kelompok

perlakuan terdapat perbedaan yang cukup bermakna antara rata-rata

pengukuran berat badan sebelum dan sesudah perlakuan. Sedangkan pada

kelompok kontrol juga terdapat perbedaan yang cukup bermakna antara rata-

rata pengukuran berat badan sebelum dan sesudah perlakuan.

Berdasarkan hasil uji statistik juga terlihat bahwa terdapat perbedaan

secara bermakna antara rata-rata pengukuran berat badan pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa dengan pemberian suplemen

zinc sulfat pada kelompok perlakuan dapat meningkatkan berat badan Balita.

Hal ini terbukti bahwa dari 20 Balita, ada 19 Balita yang berat badannya naik.

Berat badan yang meningkat disebabkan suplemen zinc sulfat pada tubuh

Balita sudah mulai bereaksi, sehingga konsentrasi seng didalam tubuh

meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan ketajaman

indra rasa yang mengakibatkan nafsu makan meningkat, dan menstabilkan

struktur pembelahan sel. Dengan meningkatnya nafsu makan Balita, maka

tingkat konsumsi zat gizi dalam tubuh juga meningkat, sehingga berat badan

Balita akan tumbuh dan berkembang secara optimal.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol juga mengalami kenaikan

berat badan sebelum dan sesudah dilakukan pengamatan, namun perubahan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 135: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

115

tersebut hanya pada 16 Balita saja, sedangkan 3 Balita berat badannya tetap

dan 1 Balita berat badannya turun. Hal ini dapat diperkirakan bahwa Balita

yang status gizinya kurang kemungkinan konsentrasi seng didalam tubuhnya

berkurang, sehingga dapat mengakibatkan pembelahan sel yang terhambat,

penurunan ketajaman indra rasa yang mengakibatkan nafsu makan berkurang,

daya kekebalan tubuh menurun sehingga memudahkan terkena infeksi, dan

mungkin juga karena penyakit yang menyertainya.

Setiap manusia yang hidup mengalami proses tumbuh kembang,

tumbuh berarti berkaitan dengan perubahan ukuran, sedangkan kembang

berhubungan dengan aspek deferensiasi bentuk atau fungsi termasuk

perubahan emosi dan sosial. Tumbuh kembang merupakan proses continue

sejak dari konsepsi sampai maturasi atau dewasa yang dipengaruhi oleh

faktor bawaan dan lingkungan (Santoso, 1999).

Seng (Zn) merupakan zat gizi yang esensial dan telah mendapat

perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Seng berperan untuk bekerjanya

lebih dari 70 macam enzim karena peranannya dalam sintesa AND, ARN

(keduanya unsur utama genetika), dan protein. Maka defisiensi seng dapat

menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan pemulihan jaringan (Olson

et.al., 1984). Ada kemungkinan seng berinteraksi dengan defisiensi vitamin A

dalam proses terjadinya buta senja (Karyadi, 1996).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 136: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

116

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kebutuhan akan makanan

sumber seng serta makanan yang dapat meningkatkan absorpsi seng pada

Balita harus diperhatikan. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi selama

jangka waktu tertentu akan dapat menurunkan daya tahan tubuh Balita dan

dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit infeksi, disamping itu

juga dapat menghambat tumbuh kembang Balita.

VII.5.2 Perubahan Tinggi Badan Balita

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang

telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.

Disamping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena

dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (Quac stick),

faktor umur dapat dikesampingkan (Supariasa, 2001).

Berdasarkan hasil uji statistik terlihat bahwa pada kelompok

perlakuan terdapat perbedaan yang cukup bermakna antara rata-rata

pengukuran tinggi badan sebelum dan sesudah perlakuan. Sedangkan pada

kelompok kontrol juga terdapat perbedaan yang cukup bermakna antara rata-

rata pengukuran tinggi badan sebelum dan sesudah perlakuan.

Berdasarkan hasil uji statistik juga terlihat bahwa tidak terdapat

perbedaan secara bermakna antara rata-rata pengukuran tinggi badan

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 137: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

117

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa dengan pemberian suplemen

zinc sulfat pada kelompok perlakuan dapat meningkatkan kenaikan tinggi

badan Balita. Hal ini terbukti bahwa dari 20 Balita, ada 13 Balita yang tinggi

badannya naik. Tinggi badan yang naik disebabkan suplemen zinc sulfat pada

tubuh Balita sudah mulai bereaksi, sehingga mineral seng didalam tubuhnya

meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan ketajaman indra

perasa yang mengakibatkan nafsu makan Balita meningkat, menstabilkan

struktur membran sel dan mengaktifkan hormon pertumbuhan, serta

mempercepat proses pertumbuhan.

Sedangkan pada Balita kelompok kontrol sebagian besar tinggi

badannya tetap sebelum dan sesudah dilakuan pengamatan. Hal ini

diperkirakan Balita yang status gizinya kurang kemungkinan mineral seng

didalam tubuhnya berkurang, sehingga dapat mengakibatkan terhambatnya

proses pertumbuhan, penurunan daya kekebalan tubuh, serta penurunan

ketajaman rasa yang mengakibatkan nafsu makan berkurang.

Pertumbuhan merupakan suatu proses yang kontinyu, oleh karena itu

pertumbuhan merupakan indikator dari perkembangkan status gizi anak.

Dengan demikian penilaian pencapaian pertumbuhan (growth achievement)

atau ukuran fisik atau antropometri pada saat tertentu dapat memberikan

indikasi tentang status gizi seorang anak pada saat pengukuan. Jadi dengan

kata lain antropometri dapat digunakan sebagai indikator status gizi (Basuni,

2002).

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 138: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

118

Mineral seng (Zn) merupakan mineral mikro yang mutlak dibutuhkan

untuk memelihara kehidupan yang optimal meskipun dalam jumlah yang

sangat kecil. Peran terpenting seng bagi makhluk hidup adalah untuk

pertumbuhan dan pemeliharaan sel, sebab seng berperan pada sintesis dan

degradasi karbohidrat, protein, lemak, asam nukleat, dan pembentukan

embrio. Dalam hal ini, seng dibutuhkan untuk proses percepatan

pertumbuhan, menstabilkan struktur membran sel dan mengaktifkan hormon

pertumbuhan (Samsudin, 2005).

Kelompok yang paling rentan terhadap defisiensi seng adalah anak

dalam masa pertumbuhan, maka dengan pemberian suplemen seng sulfat

pada Balita dapat menstimulus pertumbuhan agar mencapai pertumbuhan

yang optimal.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 139: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

VIII.1 Kesimpulan

1. Umur balita pada kelompok perlakuan 70% berusia antara 24-60 bulan, dan

55% berjenis kelamin perempuan. Sedangkan pada balita kelompok kontrol

65% berusia antara 24-60 bulan, dan 70% berjenis kelamin perempuan.

2. Keluarga balita merupakan keluarga muda dengan tingkat pendidikan

menengah dan mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai swasta, tingkat

pendapatan berkisar antara Rp 685.500 – Rp 1.000.000. Ibu balita sebagian

besar sebagai ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan rendah, sedangkan

tingkat pengetahuan gizi ibu adalah cukup.

3. Pola makan pada balita kelompok perlakuan ataupun kelompok kontrol sudah

baik dan memenuhi pola makan menu seimbang secara kualitas, namun

belum secara kuantitas, terutama konsumsi buah dan vitamin C yang masih

kurang baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol. Konsumsi

makanan sumber seng masih belum diimbangi dengan konsumsi makanan

yang dapat meningkatkan penyerapan seng didalam tubuh. Akan tetapi,

konsumsi makanan sumber seng masih sering dikonsumsi secara bersamaan

dengan makanan yang dapat menghambat penyerapan seng didalam tubuh.

119

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 140: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

120

4. Tingkat konsumsi energi, lemak, karbohidrat, besi, dan vitamin C pada balita

kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberi perlakuan sebagian besar

tergolong defisit (< 70% RDA), sedangkan tingkat konsumsi protein, vitamin

A, dan vitamin B1 sebelum dan sesudah perlakuan tergolong baik (≥100%

RDA). Pada balita kelompok kontrol sebagian besar tingkat konsumsi energi,

lemak, karbohidrat, besi, vitamin B1, dan vitamin C tergolong defisit (< 70%

RDA), sedangkan tingkat konsumsi protein dan vitamin A tergolong baik

(≥100% RDA).

Berdasarkan uji statistik terlihat bahwa ada perbedaan tingkat konsumsi

energi dan karbohidrat pada kelompok perlakuan. Disamping itu juga ada

perbedaan tingkat konsumsi vitamin A antara balita kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.

5. Status gizi balita berdasarkan indeks BB/U pada kelompok perlakuan

sebelum diberi perlakuan 70% adalah rendah, sedangkan sesudah perlakuan

50% adalah normal. Pada kelompok kontrol status gizi balita sebelum

perlakuan 75% adalah rendah, sedangkan sesudah perlakuan 40% adalah

normal

Status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB pada kelompok perlakuan

maupun kelompok kontrol adalah normal.

6. Berdasarkan uji statistik pada kelompok perlakuan ada perbedaan rata-rata

pengukuran berat badan sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan pada

kelompok kontrol juga ada perbedaan rata-rata pengukuran berat badan

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 141: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

121

sebelum dan sesudah perlakuan. Disamping itu juga ada perbedaan antara

rata-rata pengukuran berat badan balita kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol.

7. Berdasarkan uji statistik pada kelompok perlakuan ada perbedaan rata-rata

pengukuran tinggi badan sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan pada

kelompok kontrol juga ada perpedaan rata-rata pengukuran tinggi badan

sebelum dan sesudah perlakuan. Disamping itu tidak ada perbedaan antara

rata-rata pengukuran tinggi badan antara balita kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.

VIII.2 Saran

1. Perlu dipertimbangkan pemberian suplemen zinc sulfat bersama dengan

pemberian makanan tambahan (PMT) untuk perubahan status gizi pada

penderita gizi buruk.

2. Perlu adanya sosialisasi bahan makanan sumber seng lokal dan terjangkau

oleh masyarakat, khususnya didaerah dengan angka prevalensi gizi buruknya

yang tinggi.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 142: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

DAFTAR PUSTAKA

Agus Krisno B. 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Universitas Muhamadiyah Malang Press: Malang.

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Apriaji. 1993. Gizi Keluarga. Penebar Swadaya : Jakarta. Berg, Alan. 1986. Peranan Gizi Dalam Pembangunan Nasional. CV. Rajawali :

Jakarta. Basuni, A. 2003. Penilaian Status Gizi dengan Antropometri (BB dan TB), dalam

Prosiding Konggres Nasional Persagi dan Temuan Ilmiah XII. Jakarta. Brown K.H and Sara E.W. 2000. Zinc and Human Health Result of Recent Trials

and Implication for Program Intervention and Research. International Development Research Center : Ottawa, Canada.

Dinkes Kodya, 2005. Daftar Nama Anak Balita Gizi Buruk di Surabaya. Surabaya. Depkes. R.I., 2002. Pedoman Tata Laksanan KEP pada Anak di Puskesmas dan

Rumah Tangga. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta. Depkes. R.I., 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi. Bogor : Jawa Barat.

http : // www.yahoo.com (Sitasi 21 November 2005). Depkes. R.I., 1993. Ilmu Penyakit Infeksi pada Anak. Penerbit ECG : Jakarta. Gorrow, James. 1993. Human Nutrition and Dietetics. Produced by Longman

Singapore Publishers Pte ltd. Printed in Singapore. Gibson, Rosalind. 1990. Principle of Nutritional Assessment. Oxford Unyversity

Press : New York Oxford. Karyadi, D. 1996. Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan. Gramedia Pustaka Utama :

Jakarta Khumaidi, M. 1984. Gizi Masyarakat. BPK Gunung Mulia : Jakarta. Khomsan. 2000. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Khomsan, A. Defisiensi Micronutrients dan Nasib Bangsa Kita. http : //

www.gizi.net (Sitasi 25 September 2005).

122

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 143: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

123

Lemeshow, dkk. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajahmada University Press : Yogyakarta.

Markum, AH. 1991. Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. FKUI : Jakarta. Mary Courtney Moore. 1997. Terapi Diet & Nutrisi. Hipocrates : Jakarta. Mundiastuti L, 2002. Pengaruh Pemberian Suplemen Seng (Zn) terhadap Status Gizi

Anak Usia 1-3 tahun di Kelurahan Bendul Merisi, Kecamatan Wonocolo dan di Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya. Tesis. Program Pasca Sarjana UNAIR, Surabaya : 71-7.

Murbawani A. 2004. Zat Seng Dapat Cegah Cacat Lahir. http : // www.gizi.net

(Sitasi 25 September 2005). Mc. Laren, S. Donald dan Martin Frigg. 2001.Sight and Life Manual on Vitamin A

Deficiency Disorders (VADD). Edisi Kedua : Switzerland. Narendra B dan Hariyono S. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. CV Sagung

Seto : Jakarta. Profil Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2005. Profil Kelurahan Sidotopo Kecamatan Semampir Kota Surabaya Tahun 2005. Pudjiadi, Solihin. 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia : Jakarta. Prassad, A. S. 1997. Zic in Human Nutrition. Devision of Hematology, Department

Medicine, Wayne State University School of Medicine. Detroit, Michigan.

Prayitno. 1987. Antropometri Gizi Dalam Penentuan Keadaan atau Status Gizi. Seminar Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya.

Rahayu. 2005. Perbedaan Zn (Seng) terhadap Status Gizi Anak SD di Kecamatan

Sedati Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Tesis. Program Pasca Sarjana UNAIR. Surabaya : 30.

Samsudin, Sri S Nasar, Damayanti, R syarif. 1995. Masalah Gizi Ganda dan

Tumbuh Kembang Anak. Bina Rupa Aksara : Jakarta. Sukarjo. 1986. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Univrsitas Indonesia Press : Jakarta.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 144: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

124

Sayogyo. 1986. Menuju Gizi Baik yang Merata di Pedesaan dan di Perkotaan. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.

Soegeng Santoso. 1999. Ilmu Penyakit Infeksi pada Anak. Penerbit ECG : Jakarta. Sediaoetama Djaeni. 1985. Ilmu Gizi. Dian Rakyat : Jakarta. Sediaoetama Djaeni. 1999. Ilmu Gizi. FKUI : Jakarta. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Bagian Kesehatan Anak Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana : Bali. Supariasa, I.D.N, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit

Buku Kedokteran ECG : Jakarta. Sumarmi Sri, Anis C.A. 2001. Masalah Gizi di Indonesia. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga : Surabaya. Suhardjo. 1989. Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Pusat Antar Universitas

Pangan dan Gizi IPB : Bogor. Sandstrom, B. 1993. Human Nutrition and Dietetics. Churchel Livingstone.

Medicine Division of Longman Group. U.k.,London. Sandstead H. 1991. Zinc Deficincy. A Public Health Problem? AJDC 145 : 853 – 8. Soegih, R. Peranan Mineral Khususnya Elemen Renik terhadap Kesehatan. http : //

www.gizi.net (Sitasi 21 November 2005). Tjokronegoro, A. 1992. Sistem Pertahanan Tubuh dan Pengaruh Defisiensi Seng

terhadap Kesehatan. http : // www.gizi.net (Sitasi 21 November 2005). WHO, 1996. Zinc. Trace Elements in Human Nutrition and Health. Geneva : WHO,

72-104. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi. 1999. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Wuegard E, Kirchgessner M. 1980. Total True Efficiency of Zinc Utilization :

Determination and Homeostatic Dependence Upon Zinc Supply Status in Young Rots. J Nutr 110 : 469-80.

Wirjatmadi, B dan Merryana, A. 1998. Penentuan Status Gizi. Diktat kuliah. Bagian

Gizi FKM UNAIR : Surabaya.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 145: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Lampiran 1

Kuesioner

Pengaruh Pemberian Zinc Sulfat Terhadap Perubahan Berat Badan, Tinggi Badan, Dan Status Gizi Balita Pada Balita Gizi Buruk

(di Kelurahan Sidotopo Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya Tahun 2006)

A. Karakteristik Balita / Responden

Nama :

Alamat :

Tanggal lahir :

Umur : bulan

Jenis kelamin : L / P

Berat badan : kg

Tinggi badan : m

Status gizi :

Pewawancara :

Tgl wawancara :

B. Karakteristik Keluarga

I. Identitas orang tua

a. Kepala Keluarga (Ayah)

Nama :

Usia :

Pekerjaan : 1. PNS 5. Buruh

2. TNI / POLRI 6. Tidak bekerja

3. Pegawai swasta 7. Lain-lain, sebutkan ………

4. Pedagang / wiraswasta

Pendidikan: 1. Tidak sekolah 4. Tamat SLTP

2. Tidak tamat SD 5. Tamat SLTA

3. Tamat SD 6. Tamat Akademi / PT

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 146: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

b. Ibu

Nama :

Umur :

Pekerjaan : 1. PNS 5. Buruh

2. TNI / POLRI 6. Tidak bekerja

3. Pegawai swasta 7. Lain-lain, sebutkan ………

4. Padagang / wiraswasta

Pendidikan: 1. Tidak sekolah 4. Tamat SLTP

2. Tidak tamat SD 5. Tamat SLTA

3. Tamat SD 6. Tamat Akademi / PT

II. Pendapatan dan Pengeluaran Pangan Keluarga

a. Pendapatan Ayah per bulan :

1. < Rp 685.000,-

2. Rp 685.000,- - Rp 1.000.000,-

3. > Rp 1.000.000

b. Pengeluaran untuk pangan keluarga per bulan :

1. < Rp 300.000,-

2. Rp 300.000,- - ≤ Rp 500.000

3. > Rp 500.000

III. Pola makan keluarga

1. Apa bentuk makanan responden sehari-hari dirumah ?

a. Nasi d. Bubur

b. Nasi tim e. Bubur susu

c. Tim saring

2. Sehari-hari berapa kali responden makan dalam satu hari ?

a. 3x (pagi, siang, sore/malam) d. 2x (siang, sore/malam)

b. 2x (pagi, siang) e. 1x

c. 2x (pagi, sore/malam) f. lain-lain

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 147: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

3. Bagaimana susunan makanan dalam sehari ?

a. Makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, susu

b. Makanan pokok, lauk pauk, sayur

c. Makanan pokok, lauk , buah, susu

d. Makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah

e. Makanan pokok, sayur, buah

IV. Pengetahuan Gizi Ibu

1. Sebaiknya sampai umur berapa ASI harus diberikan pada anak ?

a. Usia 1 hari sampai 1 tahun d. Dari lahir sampai usia 1 tahun

b. Dari lahir sampai usia 2 tahun e. Usia 2 minggu sampai 2 tahun

c. Usia 1 bulan sampai 2 tahun

2. Menurut ibu sejak umur berapa seorang bayi perlu diberikan makanan

lain selain ASI ?

a. 4 bulan c. 3 bulan

b. 1 tahun d. > 6 bulan

3. Sampai usia berapakah anak anda diberikan ASI ?

a. sampai usia 1 tahun d. sampai usia 8 bulan

b. sampai usia 2 tahun e. sampai usia 10 bulan

c. sampai usia 4 bulan

4. Apakah manfaat makanan yang diberikan pada anak ?

a. Agar anak cepat kenyang

b. Agar anak tidak menangis

c. Agar anak senang

d. Agar anak dapat berkembang dan bertumbuh sesuai dengan

kebutuhannya

e. Agar anak cepat besar

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 148: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

5. Apa manfaat mengkonsumsi makanan yang sehat dan simbang ?

a. Menjamin terpenuhinya zat gizi yang penting bagi tubuh dan tidak

mudah sakit

b. Agar selera makan meningkat

c. Agar menjadi gemuk

d. Agar tetap langsing

e. Tidak tahu

6. Apa akibatnya jika terjadi kekurangan gizi ?

a. Timbul penyakit gizi seperti busung lapar

b. Timbul penyakit kulit seperti gatal-gatal, panu, kudis

c. Timbul penyakit mata seperti mata juling

d. Timbul penyakit kronis degeneratif seperti kanker

e. Tidak tahu

7. Menurut ibu yang termasuk makanan sumber karbohidrat adalah ?

a. Nasi, jagung, kentang, mie, roti d. Roti, manisan, dodol, bakpia

b. Ayam, daging, telur, ikan, hati e. Tidak tahu

c. Apel, jeruk, kedondong, pepaya

8. Menurut ibu yang termasuk makanan sumber protein adalah ?

a. Nasi, jagung, kentang, mie, roti d. Roti, manisan, dodol, bakpia

b. Ayam, daging, telur, ikan, hati e. Tidak tahu

c. Apel, jeruk, kedondong, pepaya

9. Menurut ibu yang termasuk makanan sumber seng (Zn) adalah ?

a. Ikan, daging, hati, telur d. Sirup

b. Kopi, teh, coklat e. Tidak tahu

c. Air putih

10. Bahan makanan apa yang dapat menghambat seng (Zn) ?

a. Teh, kopi, sayur tinggi serat, serealia d. Sirup

b. Ikan, daging, hati, telur e. Tidak tahu

c. Air putih

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 149: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Lampiran 2

Formulir Pola Konsumsi (Food Frekuensi)

Nama Sampel : No. Sampel :

Frekuensi Bahan Makanan 1x

sehari 1-3x

sehari > 3x

sehari 1-3x

seminggu> 3x

seminggu Jarang Tidak

pernah Sumber Karbohidrat

Beras Jagung Mie Roti/biskuit Umbi/ketela Sumber Protein

Tempe Tahu Kacang-kacangan

Unggas Daging segar Jerohan Telur ayam/bebek

Ikan Sea food Sayur Buah Susu/olahan Gula/minuman manis

Sumber Lemak

Minyak/santan Ayam Sumber Zat besi

Hati Daging Sumber Kalsium

susu

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 150: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Lampiran 3

Formulir Konsumsi Makanan Sehari (Food Recall)

Nama Sampel : No. Sampel :

Banyak Banyak Makan Pagi Gram URT

Selingan Pagi Gram URT

Banyak Banyak Makan Siang Gram URT

Selingan Siang Gram URT

Banyak Banyak Makan Malam Gram URT

Selingan Malam Gram URT

Kal KH (gr)

Protein (gr)

Lemak (gr)

Zn (mg)

Rata-rata sehari

Kecukupan gizi

Persen

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 151: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Lampiran 4

Formulir Frekuensi Makanan Zat Seng

Nama Sampel : No. Sampel :

Frekuensi Keterangan Bahan Makanan

1 2 3 4 5 6 7

Sumber Seng

Daging

Hati

Sea food

Unggas

Susu (olahannya)

Yogurt

Telur

Kacang-kacangan

Sayur hijau

Meningkatkan Penyerapan Seng

ASI

Asam sitrat

Menghambat Penyerapan Seng

Teh/kopi

Kedelai/gandum/jagung

Sayur tinggi serat

Kalsium (susu)

1 = 1x sehari

2 = 1-3x sehari

3 = > 3x sehari

4 = 1-3x seminggu

5 = < 1x seminggu

6 = jarang

7 = tidak pernah

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 152: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Lampiran 5 T-Test Uji t Berpasangan (Kelompok Perlakuan BB 1 & 3)

Paired Samples Statistics

9.635 20 1.931 .43210.745 20 2.269 .507

SBL_PMT1SDH_PMT3

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .915 .000SBL_PMT1 & SDH_PMT3Pair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

T-Test TB 1 & 3

Paired Samples Statistics

81.850 20 10.624 2.37683.750 20 11.050 2.471

TB_PMT1TB_PMT3

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

-1.110 .927 .207 -1.544 -.676 -5.357 19 .000BB_SBL - BB_SDH Pair 1 Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of theDifference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 153: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Correlations

20 .977 .000TB_PMT1 & TB_PMT3Pair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

T-Test Kelompok Kontrol BB 1 & 3

Paired Samples Statistics

9.840 20 2.141 .47910.455 20 2.115 .473

SBL_PMT1SDH_PMT3

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .954 .000SBL_PMT1 & SDH_PMT3Pair 1N Correlation Sig.

-1.900 2.382 .533 -3.015 -.785 -3.567 19 .002TB_SBL - TB_SDH Pair 1 Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of theDifference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 154: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Test

T-Test TB 1 & 3

Paired Samples Statistics

81.300 20 12.083 2.70282.950 20 10.733 2.400

TB_PMT1TB_PMT3

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .978 .000TB_PMT1 & TB_PMT3Pair 1N Correlation Sig.

-.615 .645 .144 -.917 -.313 -4.264 19 .000BB_SBL- BB_SDH Pair 1 Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of theDifference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Paired Samples Test

-1.650 2.739 .612 -2.932 -.368 -2.694 19 .014TB_SBL - TB_SDH Pair 1 Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of theDifference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 155: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Lampiran 6 T-Test Uji t Sampel Berpasangan (Kelompok Perlakuan Pre dan Post)

Paired Samples Statistics

951.85 20 435.54 97.391114.65 20 542.33 121.27

PPRE_EPPOS_E

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .811 .000PPRE_E & PPOS_EPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-162.80 317.07 70.90 -311.19 -14.41 -2.296 19 .033PPRE_E - PPOS_EPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 156: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

T-Test Protein

Paired Samples Statistics

41.9200 20 27.3863 6.123847.0500 20 36.2529 8.1064

PPRE_PPPOS_P

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .336 .148PPRE_P & PPOS_PPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-5.1300 37.3805 8.3585 -22.6246 12.3646 -.614 19 .547PPRE_P - PPOS_PPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Lemak

Paired Samples Statistics

39.0390 20 19.7480 4.415847.7820 20 24.9056 5.5691

PPRE_LPPOS_L

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 157: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Correlations

20 .403 .078PPRE_L & PPOS_LPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-8.7430 24.7806 5.5411 -20.3407 2.8547 -1.578 19 .131PPRE_L - PPOS_LPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Karbohidrat

Paired Samples Statistics

97.6495 20 47.2300 10.5609117.7300 20 62.3058 13.9320

PPRE_KHPPOS_KH

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .892 .000PPRE_KH & PPOS_KHPair 1N Correlation Sig.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 158: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Test

-20.0805 29.3642 6.5660 -33.8234 -6.3376 -3.058 19 .006PPRE_KH - PPOS_KHPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Besi (Fe)

Paired Samples Statistics

4.9200 20 2.9382 .65706.3625 20 5.5662 1.2446

PPRE_FEPPOS_FE

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .073 .758PPRE_FE & PPOS_FEPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-1.4425 6.1003 1.3641 -4.2975 1.4125 -1.058 19 .304PPRE_FE - PPOS_FEPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 159: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

T-Test Vitamin A

Paired Samples Statistics

9175.7500 20 7141.9019 1596.977811939.25 20 8584.6764 1919.5920

PPR_VITAPS_VITA

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .044 .853PPR_VITA & PS_VITAPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-2763.50 10921.0525 2442.0216 -7874.71 2347.7099 -1.132 19 .272PPR_VITA - PS_VITAPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Vitamin B1

Paired Samples Statistics

.5597 20 .3008 6.726E-02

.6257 20 .3505 7.838E-02PPR_VITBPPS_VITB

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 160: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Correlations

20 .797 .000PPR_VITB & PPS_VITBPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-6.60E-02 .2127 4.757E-02 -.1656 3.351E-02 -1.389 19 .181PPR_VITB - PPS_VITBPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Vitamin C

Paired Samples Statistics

13.6325 20 19.5924 4.381018.1850 20 23.6557 5.2896

PPR_VITCPPS_VITC

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .130 .585PPR_VITC & PPS_VITCPair 1N Correlation Sig.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 161: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Test

-4.5525 28.6878 6.4148 -17.9788 8.8738 -.710 19 .487PPR_VITC - PPS_VITCPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Uji t Sampel Bepasangan (Kelompok Kontrol Pre dan Post)

Paired Samples Statistics

844.55 20 434.77 97.22964.60 20 350.84 78.45

KPRE_EKPOS_E

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .570 .009KPRE_E & KPOS_EPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-120.05 371.88 83.15 -294.09 53.99 -1.444 19 .165KPRE_E - KPOS_EPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 162: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

T-Test Protein

Paired Samples Statistics

33.5120 20 18.6404 4.168146.0000 20 29.4578 6.5870

KPRE_PKPOS_P

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .211 .372KPRE_P & KPOS_PPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-12.4880 31.3590 7.0121 -27.1645 2.1885 -1.781 19 .091KPRE_P - KPOS_PPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Lemak

Paired Samples Statistics

34.2450 20 24.7637 5.537338.8300 20 15.0551 3.3664

KPRE_LKPOS_L

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 163: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Correlations

20 .559 .010KPRE_L & KPOS_LPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-4.5850 20.5675 4.5990 -14.2109 5.0409 -.997 19 .331KPRE_L - KPOS_LPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Karbohidrat

Paired Samples Statistics

95.9700 20 49.7414 11.122597.3050 20 48.0631 10.7472

KPRE_KHKPOS_KH

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .620 .004KPRE_KH & KPOS_KHPair 1N Correlation Sig.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 164: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Test

-1.3350 42.6794 9.5434 -21.3096 18.6396 -.140 19 .890KPRE_KH - KPOS_KHPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Besi (Fe)

Paired Samples Statistics

6.8495 20 6.1099 1.36625.8135 20 3.8917 .8702

KPRE_FEKPOS_FE

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 .019 .936KPRE_FE & KPOS_FEPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

1.0360 7.1808 1.6057 -2.3247 4.3967 .645 19 .527KPRE_FE - KPOS_FEPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 165: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

T-Test Vitamin A

Paired Samples Statistics

10456.25 20 10005.1661 2237.22316987.0500 20 6203.4536 1387.1344

KPR_VITAKPS_VITA

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 -.125 .601KPR_VITA & KPS_VITAPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

3469.2000 12411.7306 2775.3473 -2339.67 9278.0687 1.250 19 .226KPR_VITA - KPS_VITAPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Vitamin B1

Paired Samples Statistics

.4949 20 .2762 6.177E-02

.4840 20 .2341 5.235E-02KPR_VITBKPS_VITB

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 166: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Correlations

20 .174 .462KPR_VITB & KPS_VITBPair 1N Correlation Sig.

Paired Samples Test

1.090E-02 .3295 7.367E-02 -.1433 .1651 .148 19 .884KPR_VITB - KPS_VITBPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

T-Test Vitamin C

Paired Samples Statistics

6.9000 20 10.2320 2.287911.1200 20 13.1109 2.9317

KPR_VITCKPS_VITC

Pair1

Mean N Std. DeviationStd. Error

Mean

Paired Samples Correlations

20 -.023 .924KPR_VITC & KPS_VITCPair 1N Correlation Sig.

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 167: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Paired Samples Test

-4.2200 16.8148 3.7599 -12.0896 3.6496 -1.122 19 .276KPR_VITC - KPS_VITCPair 1Mean Std. Deviation

Std. ErrorMean Lower Upper

95% ConfidenceInterval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 168: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Lampiran 7

Status Gizi Awal dan Akhir Balita Kelompok Perlakuan

Status Gizi Awal Status Gizi Akhir No. Nama Umur

(Bulan) BB TB BB/U BB/TB BB TB BB/U BB/TB 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

TRW DMS AIF LKM ANR FRD IDH OKS FBA ALF ANR NA MI SM ANG AV MRS SFD DW IMR

11 58 41 30 28 13 35 52 20 34 34 20 48 36 30 36 49 22 19 35

7 14 12 10 8

7.5 10 12 8.7 9.5 8.8 7.8 11.5 10.3 9.5 9

12.2 7.6

7.21/2

10.1

68 102 97 81 82 65 86 96 79 86 73 75 86 77 75 85 100 72 70 82

Rendah Rendah Rendah Rendah

Sngt Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Sngt Rendah Sngt Rendah

Rendah Rendah Rendah Rendah

Sngt Rendah Rendah

Sngt Rendah Sngt Rendah

Rendah

Normal Normal Kurus

Normal Sngt Kurus

Normal Kurus Kurus Kurus

Sngt Kurus Normal Kurus

Normal Normal Normal

Sngt Kurus Kurus Kurus

Normal Normal

8 15 13 11 11 9 12 15 10 11 8.2 8 12

10.8 5.8 11 14 8.1

7.71/2

10.3

68 105 100 83 82 65 87 97 83 87 78 75 90 81 83 85 102 70 73 81

Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Rendah

Sngt Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Normal

Sngt Rendah Rendah Rendah

Normal Normal Kurus

Normal Normal Gemuk Normal Normal Normal Normal Kurus Kurus

Normal Normal Kurus

Normal Normal Normal Normal Normal

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 169: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Status Gizi Awal dan Akhir Balita Kelompok Kontrol

Status Gizi Awal Status Gizi Akhir No. Nama Umur

(Bulan) BB TB BB/U BB/TB BB TB BB/U BB/TB 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

MFT MTK MA ALF SVR FRM RD SA VL LA TR ANS SFR ELS MID VN VR TFC FRD ND

33 33 48 57 40 24 54 48 24 48 14 24 16 31 38 11 11 45 31 52

10 10

11.5 12.2 11 8.4 11.5 11 8.7 12.4 8.3 9

7.5 9.8 10 5.6 5.5 12.5 8.9 13

87 87 85 95 87 75 97 86 80 96 73 78 69 80 85 54 54 85 78 95

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Sngt Rendah Sngt Rendah

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

Sngt Rendah Sngt Rendah

Rendah Sngt Rendah

Rendah

Kurus Kurus

Normal Normal Normal Normal Kurus

Normal Kurus

Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Kurus

Normal

10 12 12

12.5 11 8.7 11.6 10.6 10.0 12.4 9.2 10.2 8.0 10

11.6 6.2 6.6 13 9

14.5

87 87 90 95 87 75 99 86 80 96 73 78 69 80 88 63 61 90 80 95

Rendah Normal Rendah Rendah Rendah Rendah

Sngt Rendah Sngt Rendah

Normal Rendah Normal Normal Normal Rendah Normal

Sngt Rendah Sngt Rendah

Normal Sngt Rendah

Normal

Kurus Normal Normal Normal Normal Normal Kurus

Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Kurus

Normal

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 170: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Lampiran 8

Presentase Prevalensi Balita Gizi Buruk Di Kota Surabaya Yang Dilaksanakan Oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2005

% BGM No. Puskesmas

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.

Tanjung Sari Simomulyo Manukau K. Balongsari Asemrowo Semema Benowo Jeruk Lontar Lidah Kulon Peneleh Ketabang Kedung Doro Dr. Soetomo Tamba Dukuh Gundih Tambak Rejo Simolawang Perak Timur Pegirian Sidotopo Wonokusumo Kremb.Selatan Dupak Tanah Kali K. Sidotopo Wetan Kenjeran Rangkah Pacarkeling Gading Pucang Sewu Mojo Kalirungkut Medo’an Ayu Tenggilis Gunung Anyar

0 0.98 0.21

- 0

1.12 0 0

2.45 1.93 0.92 1.7 0.71 1.39 2.56 0.05 0.17 6.26

0 0.6 6.63 3.61 0.26 1.31 2.85 0.07 3.97 0.33 0.18 0.66

0 0.52 2.22 1.08 1.05

0

0 0.96

0 - 0

1.69 0 0

3.18 0

0.81 1.48 0.71 1.34 0.59

0 0.55 5.34

0 0.95 6.58 3.1 0.31 2.24 1.53 0.1 3.95 0.49 0.37 0.65

0 0.89 2.39 2.72 0.56

0

0.43 0.78 1.98

- 0

1.8 1.85 1.58 0.86

0 0.84 1.57 0.76 1.34 1.47

0 1.3 7.54 0.16 0.61 7.66 3.61 0.15 1.72 2.18 0.63 3.9 1.39 0.15 0.94

0 0.93 1.75 3.1 1.39

0

0.37 0.7 0.32 1.46

0 0.76 3.45 0.69 0.58 0.34 0.85 1.26 0.76 1.33 0.09

0 1.15 10.95

0 0.84 7.74 3.69

0 1.34 1.69 1.2 4.57 0.26

0 0.87

0 0.51 2.59 4.2 0.23 0.19

0.12 0.89 0.16 0.33 0.46 1.5 3.9 0.35 0.73 0.3 0.83 1.4 0.71 1.04

0 0.36 1.33 8.17 0.76 0.89 10.37 3.66

0 3.05 1.33 0.84 4.12 0.25

0 0.52 0.09 0.59 1.12 1.31

0 0.18

0.98 1.19 1.94 1.23 1.29 1.12 7.1 0.63 0.58 0.56

0 1.15 0.84 1.12 0.35 0.18 3.12 7.2 1.21 2.47 9.17 2.67

0 1.14 1.27 0.58 3.8 1.45

0 0.69 0.15 0.58 0.79 1.79

0 0.78

2.95 0.74

0 2.01 1.29 19.56 7.56 1.49 3.18 1.29 3.6 0.47 0.75 1.19

0 0

2.99 6.77 1.69 1.12 11.19 3.83 0.18 0.17 0.9 1.1 3.83 0.24 0.11 0.62 0.19 0.79 0.55 2.17

0 0.53

0.25 0.75 0.16 1.22 0.14 1.74 0.51 0.63 2.15 0.51

0 1.19 1.21 1.29 0.18

0 2.82 7.14 0.47 0.86 11.27 2.09

0 0.1 0.9 0.49 3.33 0.2 0.22 0.03 0.19 0.7 0.45 2.84 0.09 1.11

0 0.78 0.09 0.96 0.79 1.65 7.9 0.3 3.18 0.76

0 1.47 0.63 1.34 0.63

0 2.24 3.76 0.37 0.89 13.85 4.19

0 0..5 0.94 0.77 3.62 0.3 0.18 0.02 0.23 0.77 1.18 2.07

0 1.07

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 171: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

% BGM No. Puskesmas Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept

37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53.

Menur Klampis NG Mulyorejo Sawahan Putatjaya Pakis Banyo Urip Jagir Wonokromo Ngagel Rejo Kedurus Dukuh Kupang Wiyung Gayungan Jemur Sari Sidosermo Kebonsari

0 0.24 1.17 0.29 3.9 1.00 0.81 0.59 1.84 0.09 0.79

0 0

0.31 0.22 1.26 0.34

0 0.2 1.26 0.4 4.45 1.81 0.46 0.9 1.9 0.6 0.12 1.97

0 0.28 0.41 1.22 0.28

0 0.2 1.36 0.59 4.2 1.5 2.6 0.44 3.62 0.9 1.02 3.41

0 0

0.54 2.39 0.31

0 0

2.09 0.74 4.57 1.71 0.78 1.51 2.42 0.18

0 1.75 0.83

0 0.2 2.7 0.31

0.13 0.16 2.38 1.03 4.04 0.08 0.6 0.35 2.47 0.51 0.12 2.7 0

0.2 0.49

0 0.3

0.73 0

2.38 0.91 5.73 0.76 1.67 0.23 3.57 0.55 0.33 4.37 0.25

0 0.27 3.35 0.33

0.24 0

2.38 1.00 2.23 2.08 1.89 0.1 3.81 0.34 0.09 2.54 1.7 0.04 0.13 3.35 0.33

0.36 0

2.38 1.07 5.82 2.37 2.1 0.13 3.53 0.04

0 1.09

0 0

0.05 5.7 0.29

0.71 0

2.38 1.01 6.18 1.89 1.3 0.13 1.93 0.13 0.1 5.12 0.12 0.15

0 4.01 0.3

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti

Page 172: ADLN-Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/24043/8/24043.pdf · perubahan berat badan, tinggi badan, dan status gizi pada Balita gizi buruk, sehingga nantinya dapat

Surat Pernyataan

Kesediaan Menjadi Responden Penelitian

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Nama anak :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden eksperimen dalam penelitian

yang dilakukan oleh saudari Dwi Hastuti, tentang : Pengaruh Pemberian Zinc Sulfat

(Zn SO4) Terhadap Perubahan Berat Badan, Tinggi Badan, Dan Status Gizi Pada

Balita Gizi Buruk.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh rasa kesadaran dan sukarela.

Surabaya, Februari 2006

Yang membuat pernyataan

(………………………...)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Pengaruh zinc sulfat..... Dwi Hastuti