adat basandi sarak

Upload: yulfiarwintoyahoocoid

Post on 06-Jul-2015

446 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010

A. POKOK - POKOK AJARAN ADAT MINANGKABAU, ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH BESERTA PENJELASANNYA DAN BERLAKU UNTUK SELURUH WILAYAH MINANGKABAUPasal 1. Tentang Filosofi Alam Takambang jadi guru Alam takambang jadi guru adalah falsafah nenek moyang kita orang Minangkabau. Nenek moyang kita belajar kepada alam seperti pada air, udara, energi dan apa yang ada pada alam seperti binatang, tumbuhtumbuhan dan dari diri kita sendiri. Belajar atau berguru kepada alam dengan mengambil sesuatu yang baik dari sifat alam, seperti sifat memberi, menjadi contoh tauladan, mana yang baik dipakai dan mana yang buruk dibuang. Filosofi alam takambang jadi guru bagi orang Minangkabau menempatkan dirinya sebagai orang yang berilmu dan dengan itu orang Minangkabau selalu mengutamakan amal kebajikan, berbuat baik (berbudi) dan hidup dalam kebenaran, tolong menolong dan alam takambang selanjutnya dikenal Sunnatullah yang segala sesuatunya dijadikan untuk iktibar bagi manusia. Akal pikiran bagi orang Minangkabau haruslah dikendalikan oleh jantung dan hati, karena disanalah bermuaranya rasa hiba, tenggang rasa, rasa santun, saling harga menghargai. Apa yang ada pada hati itu dipancarkan langsung keotak atau akal pikiran sebagai mana diungkapkan dalam pepatah Ulu budi talago undang, pincuran tajunan aka Dek ribuik runduaklah padi, dicupak datuak tumanggung, hiduik nan kalau tak babudi, duduak tagak kumari canggung. Belajar kepada alam juga dimaknai belajar kepada aturan-aturan alam, bahkan mempelajari aturan alam bagi orang Minangabau lebih tua dari agama yang dianutnya ( Islam ). Bulan mengelilingi bumi, sejak dari satu hari bulan, lalu bulan empat belas hari, menurun kepada dua puluh sembilan atau tiga puluh, dia lebih cepat mengedari bumi dari pada bumi mengedari matahari. Lalu dengan itu timbulah pergiliran cahaya, siang dan malam, pasang naik dan pasang surut, perobahan letak bintangpun diperhatikannya sehingga orang Minangkabau mengetahui perputaran musim dan dengan demikian mereka dapat menjalani kehidupan. Undang-undang alam itu bersifat tetap sebelum riwayat peredaran alam itu ditutup oleh siempunya alam (Allah SWT.). Berbudi baik, rasa malu dan sopan santun, menghargai orang lain didapatkan contohnya pada alam itu. Seperti sebatang pisang mempunyai budi yang tinggi sebagaimana ungkapannya, Dululah nyato dari umbuik, kini batang lah mulai mangalupak, daunlah mulai mangurisiak, pucuak nan indak tumbuah lai, takana badan nak babudi, dek tumbuah karano ditanam, daun rimbum karano digabuak, jaso jo apo kadibaleh. Bialah jantuang kataulua manjulai dilua badan, nan baiak takana juo, malakik badan kamati, bapantang pisang tak babuah, baguno diurang banyak, anak baririk manggantikan. Itulah contohnya budi dari alam takambang, sebagai pertanda kesolehan sosial yang diperturun panaiakkan oleh orang Minangkabau. Pasal 2 Tentang Adat nan Ampek (1) Adat nan sabana adat

Adat nan sabana adat adalah semua aturan-aturan, sifat-sifat dan segala ketentuan yang terdapat pada alam atau pada alam takambang yang merupakan Sunnatullah. Ketentuan-ketentuan itu bersifat pasti dan tidak berobah sebagaimana dicontohkan pada aia mambasah, api mambaka, gunung bakabuik, batuang babuku, karambia bamato yang maksudnya untuk dipelajari sebagai sumber hukum dan sebagai iktibar. Pada awalnya alam takambang jadi guru merupakan bagian utama dari Adat Nan Sabana Adat. Dalam perjalanan yang panjang adat Minangkabau mulai menyatu dengan Islam dan dalam rentang waktu perang Paderi diperkirakan tahun 1837 terjadi kesepakatan yang disebut perjanjian Bukit Marapalam antara pemuka adat dan pemuka agama dibuat suatu kesepakatan yang berbunyi : Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah yang selanjutnya disebut sebagai jati diri dan identitas kultural Minangkabau disingkat sebagai ABS SBK. Kemudian ABS-SBK ini masuk dalam kategori Adat Nan Sabana Adat. Adat nan Sabana Adat ini juga disebut sebagai cupak usali atau adat nan babuhua mati ( tidak dapat dan tidak boleh diubah ) Penjelasan tentang Adat nan sabana adat a. Adat nan sabana adat disebut juga adat nan sabatang panjang b. Adat nan sabana adat indak lapuak dek hujan, indak lakang dek paneh, dibubuik indak layua dianjak indak mati c. Pepatah petitih sebagai ayat-ayat adat

(2) Adat Nan Teradat Adat Nan Teradat pada hakekatnya adalah adat yang mendasarkan kepada Adat Nan Sabana Adat yang diciptakan oleh Allah SWT. Kemudian dikembangkan oleh nenek moyang kita Dt.Perpatih Nan Sabatang dan Dt.Ketumanggungan berupa aturan-aturan yang berlaku umum di Minangkabau seperti matrilineal, kekerabatan suku, demokrasi adat , kepemimpinan suku (penghulu), sako pusako seperti harato pusako tinggi dan harato pusako randah, luhak dan rantau serta Nagari di Minangkabau dan sebagainya. Adat Nan Teradat

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010ini juga termasuk kepada cupak usali atau adat nan babuhua mati. Karena adat ini ( adat nan teradat) termasuk buatan manusia maka diubah atau tidak diubah semuanya tergantung kepada kesepakatan alam Minangkabau seperti Kongres Kebudayaan Minangkabau yang melibatkan nagari-nagari sebagai masyarakat adat yang mempunyai otoritas untuk itu. (3) Adat Nan Diadatkan Adat Nan Diadatkan merupakan peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan yang dibuat dan diputuskan dengan hasil musyawarah mufakat oleh Ninik Mamak pemangku adat dalam suatu Nagari dan berlaku pada Nagari yang bersangkutan. Putusan-putusan ini mengatur lintas kehidupan bersuku dan bermasyarakat dalam Nagari, melalui musyawarah lembaga Kerapatan Adat Nagari. Keputusan adat ini dapat ditingkatkan statusnya dalam peraturan Nagari atau dipernakan (Peraturan Nagari) untuk menjadi keputusan hukum yang mengikat. Peraturan Nagari tersebut dibuat oleh Badan Musyawarah Nagari ( BAMUS ) dan diketahui oleh Wali Nagari

(4) Adat Istiadat Adat Istiadat adalah peraturan-peraturan yang dibuat dan telah berlaku dalam suatu nagari yang disesuaikan menurut alua jo patuik, seperti cara bertunangan, kesenian nagari, perhelatan, olah raga dan sebagainya. Adat Nan Diadatkan dan Adat Istiadat ini disebut adat nan babuhua sintak atau cupak buatan yang selanjutnya juga disebut Adat Nan Salingka Nagari. Adat nan salingka nagari pada umumnya tidak sama dengan adat pada Nagari lainnya sesuai dengan pepatah lain padang lain belalang lain lubuak lain ikannyo.Pasal 3 Tentang Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah adalah penyatuan antara Adat Minangkabau dan Islam sebagai sebuah sistem nilai dan norma. Nilai adat yang bersumber kepada alam takambang jadi guru dipandang oleh agama Islam sebagai Sunnatullah menjadikan adat Minangkabau dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan ajaran Islam. Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah merupakan persenyawaan dua nilai yang pada akhirnya menjadi landasan kultural dan pandangan hidup orang Minangkabau, yang intinya terdapat hubungan Insyaniah sebagai manusia dan Ilahiyah sebagai Khalik dan dengan itu terjalinnya hubungan dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan dengan manusia (hablumminannas). Islam merupakan perekat ajaran adat, menyatu dan bersenyawa dengan ajaran Islam sebagai agama Rahmatanlilalamin. Islam telah menyempurnakan ajaran adat yang bersumber kepada alam takambang jadi guru dan persenyawaan antara ajaran adat dan Islam telah membentuk suatu sistem nilai dan norma yang dengan demikan nilai Ketuhanan dan Insyaniah menjadi landasan ABS-SBK. Nilai-nilai adat yang bersumber alam takambang telah berhasil mengantarkan manusia pada taraf hidup dan pergaulan manusia yang sempurna, berperilaku yang baik, sopan santun, menghargai dan menghormati orang lain yang disebut dengan budi. Budi adalah hasil pemahaman dari raso, pareso, malu jo sopan pada sisi lain Islam telah mengenalkan orang Minangkabau terhadap alam takambang yang diyakininya sebenarnya adalah ayat-ayat Allah yang merupakan Sunnatullah. Dengan demikian adat Minangkabau sangat cepat menangkap bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan Allah adalah maha pencipta bagi seluruh alam ini. Mengakui Islam berarti orang Minangkabau menerima dengan tegas hukum Islam dan Rukun Iman dan Al-Quran adalah Kitab Allah yang diturunkan melalui Rasulnya Nabi Muhammad SAW. Sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dimuka bumi ini termasuk warga Minangkabau. Kesepakatan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang dianut oleh orang Minangkabau dinyatakan pada kesepakatan bersama antara kaum adat dan pemuka agama dalam perjanjian sumpah sakti Bukik Marapalam terjadi pada tahun 1837. Pada waktu itu telah diikrarkan bahwa Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah adalah satu-satunya ajaran, pandangan hidup, landasan berfikir, jati diri dan landasan kultural Masyarakat Minangkabau yang selanjutnya menjadikan ABS-SBK sebagai falsafah hidup orang Minangkabau baik di Ranah Minangkabau maupun di Rantau.. Beberapa penjelasan tentang ABS-SBK a. Dengan ABS-SBK kita hidup dengan dua aturan yaitu aturan adat Minangkabau dan aturan agama Islam yang saling mendukung satu sama lainnya ibarat aua jo tabiang. b. Adat bagi masyarakat Minangkabau adalah aturan-aturan atau pandangan hidup yang berpangkal kepada budi jo alam takambang jadi guru c. Fungsi adat untuk mengatur kehidupan pribadi, suku, kaum serta masyarakat Minangkabau secara umum d. Tujuan adat Minangkabau agar terwujud masyarakat Minangkabau yang berbudi luhur, berakhlak mulia selamat hidupnya didunia dan di akhirat, padi masak jaguang maupiah, taranak bakambang biak, bapak kayo mande batuah, mamak disambah urang pulo. e. Syarak adalah kaidah dan kumpulan aturan agama Islam sebagai satu-satunya agama Masyarakat Minangkabau yang terkandung dalam Al-Quran dan As-Sunnah f. Yang dimaksud dengan Al-Quran adalah kitab suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010g. Yang dimaksud dengan Sunnah adalah hadist-hadist Nabi SAW yang sahih dan contoh tauladan Rasulullah SAW Beberapa penjelasan Syarak mangato adat mamakai a. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh syarak atau aturan agama Islam wajib dilaksanakan oleh adat b. Segala sesuatu yang dilarang atau diharamkan oleh aturan Syarak atau agama Islam wajib ditaati dan dihentikan oleh adat Pasal 4. Tentang Matrilineal

i. Matrilineal adalah kerangka dasar dan sumber kehidupan beradat suku Minangkabau. Mengambil garis keturunan dari pihak Ibu dalam arti bahwa dalam kehidupan sosial dan lintas kehidupan masyarakat Minangkabau sumber utamanya adalah dari pihak Ibu tanpa mengurangi dan bahkan menghargai serta memuliakan hak seorang Bapak atau keluarga Bapak yang disebut Bako (babakobabaki). Kehidupan matrilineal sepanjang sejarah telah dapat mempersatukan masyarakat Minangkabau, membentuk keperibadian dan kehidupan sopan santun dan berbudi. Menganut faham Matrilineal Minangkabau tidak ada larangannya dalam agama Islam, dan bahkan kedudukan seorang Ibu sangat dimuliakan. Matrilineal tidak dapat diubah atau digabung seperti parental dan sebagainnya. Karena hal tersebut. bukan budaya Minangkabau ii. Kehidupan matrilineal berurat tunggang kepada sako dan pusako iii. Suku anak sama dengan suku Ibu iv. Sebagai pedoman dalam penyelesaian masalah pusako dan pemberian gelar adat v. Memuliakan dan menghormati Bapak dalam kehidupan rumah tangga, bahkan rumah pusako istrinya disebut rumah Bapak vi. Ciri-ciri kehidupan matrilineal1 : Keturunan berdasarkan garis ibu, suku berdasarkan garis ibu, tiap orang diharuskan kawin diluar garis sukunya (eksogami), kekuasaan suku dilaksanakan oleh saudara laki-laki, perkawinan bersifat matrilokal, suami bertempat tinggal dirumah istrinya, ayah diluar suku istri dan anak-anaknya, harato pusako diwariskan oleh mamak kepada kemenakan perempuan.Pasal 5 Tentang kekerabatan Matrilineal Kekerabatan Matrilineal adalah hubungan lintas kemasyarakatan yang diawali dengan hubungan keluarga kerabat perempuan, hubungan rumah tangga pariuak, jurai, kemasyarakatan suku, nagari, hubungan mamak dengan kemenakan, hubungan sako jo pusako, serta peranan orang tua laki-laki sebagai bapak biologis dan hubungan bapak sebagai mamak dalam suku bapaknya. Pasal 6 Tentang Adat Minangkabau (1) Adat menurut pengertiannya adalah sistem nilai dan norma yang mengatur tata kehidupan suatu kesatuan masyarakat hukum adat. Adat Minangkabau tersebut adalah semua peraturan-peraturan adat yang berlaku di Minangkabau yang telah dituangkan dalam kesepakatan bersama melalui Kongres Kebudayaan Minangkabau atau musyawarah yang diadakan untuk itu dan adat Minangkabau yang belum memperoleh kesepakatan bersama dipandang masih tetap berlaku. (2) Adat Minangkabau yang bersifat universal, adat nan sabana adat atau adat nan sabatang panjang dan ABS-SBK (3) Adat yang berlaku pada tiap-tiap nagari yang disebut adat istiadat atau adat nan salingka nagari Pasal 7 Tentang Kesatuan masyarakat hukum adat Kesatuan masyarakat hukum adat adalah kelompok masyarakat yang secara turun temurun hidup diwilayah geografis tertentu berdasarkan asal usul leluhur, mempunyai hak-hak yang lahir dari hubungan yang kuat dengan sumber daya alam dan lingkungannya memiliki adat, nilai dan identitas budaya yang khas yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial dan hukum yang ditegakkan oleh lembaga-lembaga adat Pasal 8 Tentang Wilayah adat (1) Wilayah adat adalah suatu kawasan geografis yang dikuasai, dimiliki, digunakan dan dimanfaatkan oleh kesatuan masyarakat hukum adat yang bersangkutan. (2) Wilayah adat meliputi tanah, air dan udara termasuk kekayaan yang terkandung diatas dan didalam tanah1

LKAAM, 2002 : 43

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010Untuk menetapkan wilayah-wilayah adat suatu kesatuan masyarakat hukum adat dilakukan pengukuran dan pemetaan secara kadaster yang dimulai oleh lembaga adat dari kesatuan masyarakat hukum adat yang bersangkutan yang bekerja sama dengan pemerintah setempat kemudian ditetapkan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. (4) Batas wilayah adat diberi tanda-tanda batas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku (5) Ulayat Nagari Ulayat Nagari adalah tanah/hutan, air dan kekayaan alam yang ada diatas dan dibawahnya dipergunakan untuk kepentingan masyarakat adat atau sebagai cadangan milik bersama masyarakat adat dalam suatu nagari. Ulayat nagari tidak termasuk didalamnya tanah ulayat suku, ulayat kaum (6) Ulayat Suku Ulayat Suku adalah tanah milik bersama suku/beberapa kaum yang secara bersama-sama diwarisi menurut adat Minangkabau secara matrilinineal (7) Ulayat kaum Ulayat Kaum adalah tanah milik bersama anggota kaum yang diwarisi secara bersama-sama turun temurun menurut garis keturunan ibu atau matrilineal Pasal 9 Tentang Harato Pusako Tinggi

(3)

(1) Harato pusako tinggi adalah harato turun temurun menurut garis Ibu sesuku dan merupakan harato tua atau harato musabalah yaitu harato atau hasil yang diambil manfaatnya saja dari harato tersebut. sesuai dengan ketentuan adat yang berlaku dari dahulu sampai sekarang (2) Bilamana keturunan suku kebawah habis atau tidak punya anak perempuan, maka harato tersebut pindah kepada saudara atau keluarga yang terdekat sesuai dengan ketentuan Nan saeto nan sajangka, nan satampok sabuah jari (3) Demi untuk menjaga keturunan menurut garis yang telah ditentukan oleh adat dan untuk menjaga tali jan nyo putuih, jajak jannyo lipua serta untuk menjaga ulayat jangan berpindah, maka pusako tinggi menurut adat tidak boleh dijual dijua indak diamakan bali, tagadai indak dimakan sando (4) Pewarisan pusako hanya dapat dilakukan ke pusako juga (5) Harato pusako tinggi tidak boleh dibagi-bagiPasal 10. Tentang Harato Pusako Randah

(1) Harato pusako randah adalah harato yang diperoleh oleh seorang suami dan atau istri semasa hidupnya dan harato tersebut disebut harato pencaharian dan diwarisi oleh anak-anak keturunannya menurut hukum faraidh atau hukum Islam (2) Harato bawaan istri (harato pusako tinggi) sebelum kawin disebut harato saurang. (3) Pencaharian istri bila berusaha atau bekerja menjadi harato basamoPasal 11 Tentang Nagari

(1) Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat yang memiliki batas-batas wilayah tertentu dan berwenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dan mengurus kepentingan masyarakatnya sesuai dengan filosofi ABS-SBK (2) Setiap nagari harus dibuatkan peta desa/nagari (3) Penduduk nagari yang bertempat tinggal di nagari dan mempunyai KTP (4) Anak nagari adalah putra putri yang dilahirkan menurut garis keturunan ibu, dan orang yang diakui dan diterima sepanjang adat dalam suatu nagari. (5) Nagari berkembang dari taratak, dusun/jorong/korong, koto.Pasal 12 Tentang Penghulu

(1) Penghulu adalah orang yang diangkat oleh kaum dan sukunya untuk memimpin anak kamanakan dalam pasukuannya dan kepadanya diberi gala pusako. Ia wajib dihormati oleh payung pasukuan lainnya, karena duduaknyo samo randah dan tagaknyo samo tinggi dengan pasukuan lainnya. Ia adalah pemimpin dalam pasukuan dan pemimpin dalam nagari. Panggilannya adalah datuak dengan gala pusako yang dipusakoi sukunya secara turun temurun. (2) Tugas Penghulu : manuruik alua nan luruih, manampuah jalan nan pasa, mamaliharo harato pusako, mamaliharo anak kamanakan (3) Penghulu dalam kelarasan Budi Caniago disebut penghulu andiko (4) Penghulu dalam kelarasan Koto Piliang disebut penghulu pucuak

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010 (5)Ninik mamak adalah sebutan penghulu dan pemangku adat lainnya Pasal 13. Tentang Bundo Kandung

(1) Bundo Kanduang adalah nama panggilan terhadap wanita atau perempuan Minangkabau. Bundo artinya ibu, kanduang artinya sejati. Bundo Kanduang adalah ibu yang sejati yang telah berumah tangga dan memiliki sifat-sifat keibuan dan kepemimpinan. (2) Seorang wanita atau perempuan yang dinamakan bundo kanduang adalah wanita atau perempuan yang mempunyai sifat-sifat terpuji menurut adat, mempunyai kecakapan dan pengetahuan sesuai dengan kemampuan seorang wanita dan baik budi pekertinya. (3) Martabat Bundo Kanduang : ingek dan jago pado adat, berilmu, bermakrifat, berpaham, ujud dan yakin tawakal pada Allah, murah dan mahal dalam laku dan parangai yang berpatutan, kayo dan miskin pado ati dan kebenaran, saba jo ridho, imek jimek, lunak lambuik bakato-kato (4) Sumbang salah Bundo Kanduang menurut adat : Sumbang duduak, sumbang tagak, sumbang diam, sumbang bajalan, sumbang pergaulan, sumbang perkataan, sumbang penglihatan, sumbang pakaian, sumbang pekerjaan, sumbang tanyo, sumbang jawab, sumbang kurenah.Pasal 14 Tentang Hukum Adat

(1) Hukum Ilmu, adalah menjatuhkan hukuman dengan ilmu. Bila akan menjatuhkan hukuman janganlah bertentangan dengan ilmu hukum yang dipelajari. Kalau akan menghukum suatu sengketa hukumlah dengan seadil-adilnya dan hukumlah diri sendiri terlebih dahulu. (2) Hukum Bainah, adalah hukum bersumpah artinya memutuskan suatu sengketa dengan melakukan putusan sumpah (3) Hukum Kurenah, seorang hakim memutuskan suatu perkara dengan jalan berdasarkan kurenah/tingkah laku yang terlihat dari air muka tertuduh maupun yang menggugat (4) Hukum Perdamaian, hukum yang dilaksanakan keputusannya dengan cara penyelasaian oleh niniak mamak pemangku adat tentang sengketa yang terjadi dalam suatu kelompok yang mempunyai hubungan kekeluargaanPasal 15 Tentang Badan Peradilan Adat

(1) Pada tingkat nagari dapat dibentuk badan peradilan adat untuk menyelesaikan suatu perkara, masalah perselisihan atau persengketaan antara sesama suku maupun dengan pihak ketiga lainnya. Yang dapat diadili adalah masalah perdata atau masalah pidana ringan. Penyelesaian suatu perkara dengan jalan mediasi yaitu dengan cara perdamaian menurut adat yang berlaku pada suatu nagari. Setiap penyelesaian perkara yang telah diputuskan harus melaporkan hasilnya kepada pihak kepolisian. (2) Penyelesaian perkara sesuku diselesaikan oleh orang ampek jinih suku dan diputus oleh Penghulu (3) Penyelesaian perkara antar suku atau dengan pihak ketiga lainnya diselesaikan oleh badan peradilan adat Kerapatan Adat Nagari (KAN). (4) Materi pokok Undang-undang nan Duo Puluah a. Bagian yang berkenaan dengan pidana ringan dan berat Sumbang salah, laku parangai; dago dagi, mambari malu; maling curi, taluang dindiang; upeh racun, batabuang sayak; sia baka, sabatang suluah; samun saka, tagak dibateh; tikam bunuah, padang badarah; umbuak umbi, budi marangkak. b. Bagian yang berkenaan dengan cemo / sangkaan dan tuduhan yang dapat diberlakukan untuk subjek/materi hukum yang berkenaan dengan : talalok takaja, tasindorong jajak manurun; tacancang tarageh, tatukiak jajak mandaki; talacuik tapukua, batimbang jawek batanyo; tumbang ciek, alah bauriah bak sipasin; Putuih tali, lah bajajak nan bak bakiek; anggang lalu, atah jatuah. c. Berkenaan dengan tuduhan/dugaan/dakwaan : Pulang pagi babasah basah; bajua bamurahmurah; bajalan bagageh gageh; dibao pikek dibao langau; kacondongan mato rang banyak; dibaok ribuik dibaok angin(5) Menjelang adanya ketentuan baru berdasarkan UU atau Perda mengenai hak asal usul /otonomi atau yang ada kaitannya dengan peradilan nagari atau peradilan adat. Maka tingkat nagari dapat melaksanakan wewenang mengadili dengan jalan : 1. Mengadili perkara pidana ringan dengan system putusan perdamaian secara musyawarah ( system mediasi / arbiter ) 2. Mengadili seluruh jenis perkara / sengketa perdata dengan sistem perdamaian secara musyawarah (sistem mediasi/arbiter

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010 3.negara Pasal 16 Budi menurut adat dan Akhlak menurut Syarak (1) Budi menurut adat Adat Minangkabau merupakan suatu sistem yang sempurna yang meliputi kehidupan orang dan masyarakat dan mempunyai ide kehidupan yang senantiasa menghayati budi pekerti yang baik terhadap sesamanya. Ibu adalah sumber utama perkembanganm hidupnya budi yang baik. Dengan perkataan lain ibu yang baik dan berbudi akan melahirkan insan yang baik dan berbudi pula. Budi adalah suatu perbuatan, perangai, tingkah laku yang didasarkan atas perasaan yang terkandung dalam ajaran adat Minangkabau. Karena itu budi adalah pokok ajaran adat. Ajaran adat Minangkabau bertujuan untuk mendidik masyarakatnya dalam segala bentuk dan prilaku untuk mencapai suatu tujuan hidup yang bahagia, berbudi pekerti yang terpuji. Karena itu budi adalah pokok pangkal kebahagian hidup orang Minangkabau. Pepatah petitih yang berhubungan dengan budi Pisang emas bawa berlayar Pisang batu didalam peti Utang emas boleh dibayar Utang budi dibawa mati Pulau pandan jauh ditangah Dibaliak pulau angso duo Hancua badan dikandung tanah Budi baiak takana juo Dek ribuik runduaklah padi Dicupak datuak tumanggung Hiduik kalau indak babudi Duduak tagak kumari tanggung Nan kuriak iyolah kundi Nan merah iyolah sago Nan baiak iyolah budi Nan indah iyolah baso Kuat rumah karano sandi Rusak sandi rumah binaso Kuat bangso karano budi Rusak budi hancurlah bangso Orang yang berbudi haruslah tahu dengan : Raso adalah segala sesuatu yang dirasakan atas diri, umpama disakiti, dicaci, diperlakukan dengan tidak baik seperti perkataan kasar yang menyakitkan hati dan itu tidak boleh dilakukan Pareso yang dirasakan oleh hati dan perasaan. Umpama kita tidak boleh menyakiti orang lain karena orang akan merasakan sakitnya itu dan sebaliknya bagaimana kalau hal yang demikian terjadi bagi kita Malu adalah tingkatan dari raso jo pareso sehingga kita dapat menahan diri untuk tidak mengerjakanpekerjaan yang tidak baik Sopan adalah hasil perbuatan dari malu dan orang itu dinamakan berbudi,kita selalu berbuat dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik yang disukai oleh orang lain Tahu dinan ampek atau tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan pada tingkat peradilan

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010Kato mandaki perlakuan dan pembicaraan yang dilakukan kepada orang yang lebih tinggi tingkatannya dari kita, seperti bicara kepada Ibu Bapak bicara kepada Mamak dan semua orang tua atau yang dituakan Kato manurun adalah perbuatan dan cara berbicara dengan orang yang lebih rendah tingkatannya dari kita seperti berbicara dengan anak, kemanakan pembicaraan itu harus mendidik dan dilakukan dengan penuh kasih saying Kato mandata cara bicara dengan orang yang setingkat dengan kita, pembicaraan itu juga dilakukan dengan sopan santun dari hasil ketiga tsb. Diatas sebagaimana ungkapan yang kecil dikasihi yang tua dihormati samo gadang lawan baiyo Kato melereng adalah perkataan yang dilakukan secara hati-hati. Kita menjaga orang lawan bicara kita jangan sampai tersinggung apalagi perkataan dan perbuatan terhadap orang sumando dan iapar bisan dsb.

(2)

Akhlak menurut Syarak atau tabiat dan

a. Pengertian akhlak Akhlak berasal dari bahasa Arab yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku kebiasaan

b. Tujuan Akhlak Agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlak), bertingkah laku, berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan ajaran Islam c. Dasar Akhlak Dalam Islam yang menjadi dasar atau alat pengukur yang menyatakan sifat seseorang itu baik atau buruk adalah Al Quran dan Sunnah. Apa yang baik menurut al Quran dan Sunnah, itulah yang dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari,sebaliknya apa yang tidak baik menurut Al Quran dan Sunnah haruslah dijahui. Pribadi Nabi Muhammad SAW adalah contoh yang paling baik dan tepat untuk dijadikan teladan dalam membentuk pribadi masing-masing. Begitu juga akhlak para sahabat karena mereka semua berpedoman kepada Al Quran dan Sunnah Nabi. d. Dasar Akhlak Nabi Muhammad SAW Sesungguhnya Engkau (ya Muhammad) mempunyai akhlak (budi pekerti) yang amat tinggi (mulia). ( Al-Qalam : 4) Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti) yang mulia (H.R.Ahmad) Sesungguhnya pada diri Rasullullah terdapat suri tauladan yang baik bagimu (manusia) (Al Ahzab : 21) Orang mukmin yang sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya (budi pekertinya ( H.R.Tirmidzi) e. Contoh akhlak yang baik - Benar - Amanah - Menepati janji - Sabar (tabah) - Pemaaf - Pemurah f. Contoh Akhlak yang tidak baik Sombong / takabur - Dengki Dendam - Mengadu domba/menghasut Mengumpat - Riya Khianat - Zalim g. Akhlak yang terpuji : Berbakti kepada Ibu Bapak Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya mengandung dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan (Al.Ahqaf : 15) TuhanMu telah mewajibkan bahwa tidak boleh kamu menyembah melainkan Dia, dan Ia wajibkan kamu berbuat baik kepada Ibu Bapaknya (Bani Israil : 23) Dan jika kedua Ibu Bapak memaksamu supaya mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya didunia dengan baik ( S.Lukman : 15)

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah lalu ia bertanya : Ya Rasulullah, masih adakah kebaikan yang dapat saya kerjakan untuk ibu bapak sesudah keduanya meninggal? Ada jawab Rasullah : Yaitu menshalatkan (jenazah), meminta ampun kepada Tuhan, menyempurnakan janjinya, memuliakan sahabatnya dan selalu bersilaturrami dengan keluarga yang ada hubungan dengan keduanya (H.R. Abu Daud) Sopan terhadap guru Muliakanlah orang yang kamu belajar dari padanya (gurumu) (H.R. Abul Hasan alMawardi) - Barangsiapa yang menghormati orang yang berilmu (alim) berarti ia menghormati Tuhannya (H.R. Abul Hasan al-Mawardi) - Dapatkah disamakan antara mereka yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui.Sesungguhnya yang dapat menyadari hanyalah orang-orang yang sempurna akal pikirannya ( Q.S Az Zumar : 9) - Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya diantara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada yang telah diturunkan kepadamu (Al-Quran) dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, orang-orang itulah yang akan kami berikan kepada mereka pahala yang besar ( Q.S An-Nisa : 162)

-

Berbuat baik kepada Tetangga Barang siapa beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian, hendaklah ia memuliakan tetangganya (H.R.Bukhari) Hak tetangga yaitu : Kalau ia ingin meminjam, engkau meminjami; kalau ia meminta tolong, engkau menolongnya; kalau ia sakit, engkau mengunjunginya; kalau ia punya hajat/keperluan, engkau memberinya; kalau ia mendapat kesenangan engkau menggembirakannya; kalau ia mendapat kesusahan, engkau menghiburnya; kalau ia meninggal, engkau mengantarkan jenazahnya; jangan engkau membuat rumah lebih tinggi dari rumahnya, karena akan menghalangi masuknya udara,kecuali dengan izinnya, jangan engkau menyusahkannya dengan bau masakan, melainkan engkau memberi kepadanya sebagian dari masakan itu, jika engkau membeli buah-buahan , engkau hadiahkan sebagian kepadanya; dan kalau tidak engkau beri hendaklah engkau bawa masuk kedalam rumahmu dengan tersembunyi dan engkau jangan mengizinkan anakmu keluar rumah membawa buah-buahan itu, karena anaknya akan menginginkan buah-buahan itu (AlHadis) Berbuat baik kepada saudara Agama Islam memerintahkan agar kita berbuat baik kepada sanak saudara kaum kerabat ahli famili dan keluarga yang terdekat dengan itu, hidup rukun dan damai dapat dicapai apabila kita dapat menjalin hubungan baik dengan tolong menolong dan saling pengertian dengan saudara kita. Berbuat baiklah kepada ibu bapakmu, saudaramu perempuan dan saudaramu laki-laki, sesudah itu kepada kerabat yang lebih dekat, kemudian yang lebih dekat (H.R. an Nas-i) Hendaklah kamu sembah Allah dan janganlah kamu menyekutukan Dia dengan suatu apapun, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak dan kaum kerabat, anak yatim dan orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat ibnu sabil dan hamba sahayamu, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. ( An- Nisa : 36) Suka menolong orang lain Dalam hidup ini jarang sekali orang yang tidak memerlukan pertolongan orang lain. Adakalanya karena dalam keadaan sengsara dalam hidup bahkan dalam keadaan kaya sekalipun kita sangat membutuhkan pertolongan orang lain. Dinegari kita yang selalu ditimpa musibah atau bencana tidak sedikit saudara kita yang mengalami korban baik korban harta maupun korban nyawa.. Hati orang mukmin akan tergerak untuk memberikan bantuan sesuai dengan batas-batas kesanggupannya. Bila tidak ada berupa uang atau benda atau bila kita tidak punya kemampuan untuk membantu kita dapat menghibur, memberi nasehat dan bahkan bantuan tenaga kitapun mungkin sangat diharapkannya. Dan sadakah itu adalah bukti (keimanan dan kasih sayang seseorang (HR.Muslim) Jagalah dirimu dari siksa api neraka dengan cara bersedekah walaupun dengan separoh biji korma dan bilamana tidak dapat, maka dengan kata-kata yang baik (Muttafaqun alaih)

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010 Mencintai Allah Sungguh telah kami ciptakankan manusia dengan sebaik-baik bentuk (Q. S At Tin : 4) Kalau kamu betul-betul mencintai Allah turutlah aku, niscaya kamu akan dicintai oleh Allah dan kemudian diampuniNya dosa-dosamu, Allah itu pengampun dan penyayang ( Q.S Al Imran : 31) Barang siapa yang terdapat padanya tiga perkara, maka ia akan merasai manisnya Iman, yaitu mencintai Allah dan RasulNya melebihi cinta kepada yang lain, mencintai manusia karena cinta kepada Allah semata; membenci kepada kufur (ingkar) seperti orang yang benci untuk dilemparkan kedalam api (H.R.Bukhari dan Muslim)

Mencintai Rasul Apapun yang dibawa oleh Rasul itu, hendaklah kamu ambil dan apa yang dilarang, hendaklah kamu jahui (Q.S Al-Hasyr : 7) Katakanlah jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah Aku niscaya Allah mengasihimu (Q.S Ali-Imran :31) Hai orang-orang yang beriman, Taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri (pemimpin) diantara kamu(Q.S An Nisa : 59) Tujuh golongan orang yang mendapat perlindungan Allah 1. Imam atau pemimpin yang adil 2. Pemuda yang tekun beribadah kepada Allah 3. Laki-laki yang terpaut hatinya dalam Masjid 4. Dua orang laki-laki yang saling menyayangi karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah 5. Laki-laki yang mengingat Allah diwaktu sunyi kemudian berlinang air matanya 6. Laki-laki yang menolak rayuan wanita (H.R.Buchari & Muslim) 7. Laki-laki yang memberikan sedekah secara diam-diam Itulah akhlak orang orang yang terpuji dan mereka dikasihi oleh Allah.

Akhlak terhadap binatang Binatang dijadikan Allah untuk diambil manfaatnya untuk manusia seperti tenaganya, dagingnya, air susunya, madunya dsb. Karena itu kita haruslah berakhlak yang baik kepadanya. Kita dilarang menyakiti binatang apalagi menganiayanya. Menyembelih binatang ternak sekalipun ada adabnya yaitu dengan membaca kalimat Bismillahirrahmanirrahim. Memotong hewan tidak boleh dilakukan dihadapan hewan lain. Semua binatang diciptakan semuanya untuk manusia dan memberi manfaat yang besar bagi manusia itu. Bahkan sebagian binatang itu belum diketahui manfaatnya atau faedah bagi kita karena ilmu pengetahuan kita belum sampai disitu. Dan Allah telah menciptakan segala jenis hewan dari air, maka sebagian dari jenis hewan-hewan itu ada yang berjalan diatas perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki, sedangkan sebagian lain berjalan dengan empat kaki, Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya, sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuaatu( Q.S An Nur : 45) Akhlak terhadap tumbuh-tumbuhan Tumbuh-tumbuhan adalah anugrah Allah yang diberikan kepada manusia. Sebahagian makanan dan keperluan hidup manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan dan oleh karena itu peliharalah dan sayangilah tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan itu sejak dari batangnya, akarnya daunnya dan buahnya diciptakan Allah untuk manusia. Mangga berbuah bukan untuk mangga tetapi mangga berbuah untuk manusia, begitu juga pisang kelapa dsb. Allah yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu dibumi itu jalan-jalan dan menurunkan air hujan maka kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam. Makanlah dan gembalakanlah binatang ternakmu, sesungguhnya pada yang demikian itu sungguhsungguh terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berakal (Q.S. Thaha : 5354) Benar

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa kepada sorga. Seseorang yang membiasakan diri berkata benar sehingga tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar(HR Muttafaq Alaih) Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (At Taubah : 119) Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan didunia ini dan diakhirat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim (salah) dan memperbuat apa yang Dia kehendaki (Q.S Ibrahim : 27) Tinggalkanlah apa yang engkau ragu-ragu kepada apa yang tidak engkau ragu-ragukan.Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada ketenangan dan dusta itu menimbulkan keragu-raguan(HR.Tarmizi) Berani Bukanlah dinamakan pemberani orang yang kuat bergulat, sesungguhnya pemberani itu ialah orang yang sanggup menguasai dirinya diwaktu marah(HR.Muttafaq Alaih) Nabi Muhammad SAW tidak pernah gentar menghadapi musuh sebagaimana firman Allah Yaitu orang-orang yang mencintai Allah dan Rasulnya dan kepada mereka ada orang yang mengatakan; sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawabCukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung Maka mereka kembali dengan nikmat dan kurnia yang lebih besar dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keredaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar (Al-Imran 173-174) Karena itu orang harus berani mengambil keputusan pada saat-saat yang tepat. Orang harus berani mengemukan dan menyampaikan yang benar itu benar dan yang salah itu salah Amanah. Amanah adalah kepercayaan, kesetian atau ketulusan. Amanah itu adakalanya berbentuk titipan benda, rahasia, tugas, jabatan dsb. Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah lalu bertanya : Bilakah kiamat itu akan terjadi ya Rasulullah? Dijawab oleh Rasullullah : Bila amanah (kepercayaan) diabaikan, maka tunggulah kiamat itu. Bagaimana pula mengabaikan kepercayaan itu ? jawab Rasulullah : Apabila urusan atau pekerjaan diserahan kepada orang yang tidak ahli, maka tunggulah kiamatitu (HR.Bukhari) Menepati janji Janji dalam Islam adalah hutang dan hutang itu harus dibayar dan ditepati. Pelanggaran terhadap janji berarti berbuat dosa orang mukmin itu harus satu kata dengan perbuatannya. Hai orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan.Sungguh besar murka Allah jika kamu mengatakan yang tidak kamu kerjakan(Shaf : 34) Hai orang yang beriman tepatilah janjimu (janji-janji) itu ( Q.S Al Maidah : 1) Tepatilah janji, sesungguhnya janji itu akan diminta pertanggung jawabannya (Q.S Al Isra : 34) Tanda orang munafiq itu ada tiga: 1. Apabila berkata ia berdusta 2. Apabila ia berjanji mungkir 3. Apabila ia diberi amanah (kepercayaan) ia khianat( HR.Bukhari Muslim) Sabar Hidup manusia dibunia tidak luput dari susah dan senang, sehat dan sakit, suka dan duka. Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepada kamu dan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita kepada orangorang yang sabar(yaitu) orang-orang yang ditimpa musibah mereka berkata, Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada Nya kami akan kembali. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhanya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S Al Baqarah : 155-157) Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepadaMu) (Q.S Al Araf : 126) Maka bersabarlah kamu seperti bersabarnya orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-Rasul( Q.S Al Ahqaf : 35)

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010 Pemaaf Dan hendaklah mereka bermaaf maafan dan berlapang dada.Apakah kamu tidak ingin, bahwa Allah mengampuni dan Allah adalah maha pengampu lagi maha penyayang (Q.S An Nur : 22) yaitu orang-orang yang menafkan hartanya, baik diwaktu lapang maupun diwaktu sempit, dan orang-orang yang menahan marahnya dan memaafkan kesalahan orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan( Q.S Ali Imran : 134) Pemurah Agama Islam mengajak para pemeluknya agar bermurah hati, suka berkorban dan berbuat unuk kepentingan masyarakat, mau mengulurkan tangan kepada siapa saja yang memerlukannya Orang-orang yang menafkahkan di malam hari dan disiang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala dari Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati (Q.S Al Baqarah : 274) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudarasaudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhan( Q.S Al Isra : 26-27) Ikhlas Ikhlas artinya bersih, suci murni tidak bercampur dengan yang lain. Mengerjakan ibadah atau kebajikan hanya karena Allah semata-mata serta mengharapkan keredhaanNya, bukan mengharap pujian manusia. Sesungguhnya Kami turunkan Al Quran itu kepada engkau dengan kebenaran.Oleh sebab itu sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama karenanya semata mata.Ketahuilah bahwa agama yang suci murni hanyalah kepunyaan Allah( Q.S Az Zumar 2-3) Dan mereka hanya diperintah supaya menyembah Allah dengan tulus ikhlas beragama untuk Allah semata-mata, berdiri lurus menegakkan shhalat dan membayar zakat.Dan itulah agama yang betul( Q.S Al Bayinah: 5) Hidup sederhana Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebihlebihan dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu ditengah-tengah antara yang demikian (Q.S Al Furqan:67) Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.Dan orang yang disempitkan rejekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya, Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan( Q.S Al Thatalaq : 7)

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010

Sekretariat : Jl. Kayumanis I No.24 RT.002/02 Jakarta Timur 13130 Telp./Faks : 021. 859 03567, 0812 822 0321

KESIMPULAN /KESEPAKATAN KESIMPULAN HASIL PEMBAHASAN KOMISI A ABS-SBK DAN TUNGKU TIGO SAJARANGAN Bismillahirrahmanirrahiim Salah satu agenda penting dalam Seminar Kebudayaan Minangkabau Gebu Minang 2010 (SKM-GM 2010), adalah menyepakati pedoman pengamalan Adaik Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah. Dalam hal ini Panitia SKM-GM 2010 telah mempersiapkan dengan baik pedoman pengamalan Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adat Mamakai. Dalam pembahasan di Komisi A, selain pedoman pengamalan ASB-SBK, yang menjadi rujukan pembahasan, tulisan (Makalah) yang disampaikan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, dalam diskusi panel SKM-GM 2010 berjudul Konsolidasi Kultural Suku Bangsa Minangkabau. Aktualisasi ABS-SBK di tengah tantangan lokal, nasional dan global, dan tulisan (Makalah) Dr. Mochtar Naim yang berjudul ABS-SBK, dijadikan pula sebagai masukan yang sangat berguna dalam memperkaya dan melengkapi konsep yang telah dibuat oleh Panitia SKM-GM 2010, terutama betapa pentingnya melakukan konsolidasi kultutal Suku Bangsa Minangkabau untuk mengaktualisasi ABS-SBK ditengah tantangan local, nasional, dan Global. Setelah melalui pembahasan yang cukup alot, serius dan dinamis, telah disepakati kesimpulan/hasil pembasahan Komisi A, meliputi 2 hal pokok, yaitu : 1. Pandangan dan pendapat tentang buku pedoman pengamalan ABS-SBK. 2. Komentar, usul, saran, dan rekomendasi untuk memperkuat pengamalan ABS-SBK. Dengan ini kami menyampaikan kesimpulan/hasil pembahasan Komisi A, sebagai berikut : I. PANDANGAN DAN PENDAPAT TENTANG BUKU PEDOMAN PENGAMALAN ABS-SBK. 1. Pada prinsipnya pedoman pengamalan ABS-SBK yang telah dipersiapkan dengan baik melalui proses kajian dan dari berbagai masukan dapat dijadikan pedoman pengamalan ABS-SBK dengan melakukan penyempurnaan secara berkelanjutan, sehingga pengamalan ABS-SBK dapat menjawab tantangan zaman, up to date dan berkemajuan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 20102. Berkaitan dengan diterima dan dapat dijadikannya buku pedoman pengamalan ABS-SBK, disepakati pula untuk melengkapi dan memasukan pokok-pokok pikiran untuk menyempurnakan, sebagai berikut : a. Menegaskan bahwa Kitabullah yang dimaksud dalam ABS-SBK adalah Kitab Suci Al-Quranul Kariim. b. Dalam menempatkan Al Quran sebagai rujukan yang terkait dengan ABS-SBK harus secara Kaffah, tidak hanya menyangkut pada beberapa aspeknya, seperti aspek keimanan, persatuan, kegiatan menuntut ilmu dan mencari nafkah, pentingnya akhlak, pentingnya penghormatan kepada orang tua dan tentang hutang saja. c. Masalah belum tuntasnya tentang kapan waktu dimulainya Ikrar Perjanjian Sumpah Sati Bukit Marapalam perlu penelitian lebih lanjut. Tulisan inyiak canduang, sulaiman Arrasuli dapat dijadikan referensi. d. Tentang pemberian sako dan sangsako (Halaman 18) point a, agar disempurnakan dengan disesuaikan dengan apa yang berlaku di Salingka Nagari, seperti di Padang Pariaman : gelar sako diperoleh dari garis keturunan Bapak, dalam hal gelar Bagindo, Sutan, dan SIdi, sementara gelar penghulu tetap dari garis keturunan Ibu. e. Tentang Adat Nan Ampek, yang terdapat pada Halaman 33, pasal 2, diubah strukturnya menjadi pasal 2 ayat 1 : Adat nan sabana adat. Ayat 2 ; Adat Nan diadatkan, Ayat 3 : Adat Nan Teradat, dan ayat 4 : Adat Istiadat.

KOMENTAR, USUL, SARAN, DAN REKOMENDASI UNTUK MEMPERKUAT PENGAMALAN ABS-SBK. 1. Banyak sekali komentar yang disampaikan oleh peserta sidang komisi A, tentang hal-hal, sebagai berikut : a. Telah terjadi berbagai krisis dalam pelaksanaan dan pengamalan ABS-SBK dalam masyarakat Minangkabau. b. Muncul kecemasan dan kekhawatiran pengamalan ABS-SBK hanya sekedar retorika dan suatu ketika akan lenyap dalam kehidupan generasi mendapat. c. Lemah dan dangkalnya pengetahuan tentang ABS-SBK dikalangan sementara Penghulu, Datuak dan Ninik Mamak. d. Sulitinya mendapatkan ketauladanan dari penghulu, Datuak, dan Ninik Mamak dalam pelaksanaan ABS-SBK, hal ini karena masih adanya tindak tanduk, sikap dan kepribadian, sementara penghulu, datuk, dan ninik mamak, yang tidak mencerminkan akhlak mulia. e. Sulitnya pengamalan ABS-SBK, juga karena berbenturan antara Hukum adat dan hukum positif serta sulitnya melaksanakan eksekusi terhadap sanksi dan pelanggaran Hukum dan ketentuan adat. f. Tidak atau belum berjalannya menurut semestinya. Sosialisasi nilai-nilai dan ajaran ABS-SBK terhadap masyarakat khususnya generasi Muda. 2. Usul, Saran Dan Rekomendasi Telah Disepakat, Sebagai Berikut : a. Berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan budaya adat alam Minangkabau di sekolah-sekolah sebagai kurikulum muatan local, hendaknya semakin diperkuat dan disempurnakan baik kurikulum silabus dan metodenya, dalam hal ini perlu pendekatan dengan Pemda, dalam hal ini Dinas Pendidikan. b. Untuk meningkatkan kualitas SDM, Penghulu, Datuak dan Ninik Mamak, agar dilaksanakan langkah dan kebijakan kongkrit dengan mengadakan pelatihan, penataran, diskusi dan kegiatan lainnya yang dapat menambah wawasan tentang berbagai hal khususnya tentang ABS-SBK. c. Dalam pelaksanaan ABS-SBK, dimana peranan Tungku Tigo Sajarangan sangat signifikan dan menentukan serta untuk mengantisipasi terjadinya perbedaan Visi dan Misi dari Tungku Tigo sajarangan diperlukan adanya wadah atau forum konsultasi Tungku Tigo sajarangan, syukur bila dapat diujudkan adanya kantor atau sekretariat bersama atau atap Tungku Tigo sajarangan. d. Untuk melestarikan petatah dan petitih, yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Minangkabau, disarankan agar petatah dan petitih dibuku-kan, dibaku-kan, dan kalo perlu dipatenkan. e. Masih ditemukan perbedaan yang cukup prinsip, antara Fatwa Adat dengan agama Islam, seperti persoalan kawin sesuku, harta warisan dan lainnya. Dalam hal ini diperlukan penegasan yang lebih konkrit, berdasarkan kajian dan argumentasinya yang shahih, untuk itu direkomendasikan agar ulama dan penghulu, Datuk/Ninik Mamak mendudukkan masalah tersebut, sehingga ditemukan solusinya. f. Dalam hal bila terjadi pertentangan antara ketentuan adat dengan ajaran Islam, hendaknya ditegaskan ketentuan ajaran Islam yang harus dilaksanakan. g. Agar nilai ABS-SBK dapat diwarisi oleh generasi muda perlu dilakukan usaha dan program sosialisasi ABS-SBK sedini mungkin kepada anak-anak dan generasi muda, termasuk dengan memberikan contoh dan tauladan yang baik, serta akhlak yang mulia dari orang tua dan khususnya Tungku Tigo sajarangan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010h. Mengenai Keberadaan dan jumlah suku berikut dengan jumlah pecahan suku-suku di Minangkabau diperlukan ada kejelasan dari Penghulu/Datuk/Ninik Mamak yang berkompeten. i. Untuk lebih terbina dan terayominya anak-cucu dan kemenakan, dalam pelaksanaan ABS-SBK dan penyelesaian berbagai masalah yang terkait dengan persoalan ABS-SBK, sebaiknya Penghulu/Datuk/Ninik Mamak tinggal atau berada dikampung halaman, ditengah-tengah anak, cucu dan kemenakannya. j. Untuk melestarikan Bahasa Minang, hendaknya orang-orang Minang yang berada diperantauan mempergunakan bahasa Minang bila berbicara dengan sesama orang Minang, baik ketika berada di rantau, apalagi ketika pulang kekampung. Tak ada orang Minang yang bersuami atau ber-istri yang tidak berasal dari Minangkabau hendaknya menanamkan juga kepada keluarga dan anak-anaknya nilai dan ajaran ABS-SBK, serta mengajarkan Bahasa Minang kepada anaknya. k. Merekomendasikan kepada Kementerian Agama propinsi/Kabupaten Kota untuk mengembalikan fungsi dan kewenangan P3N sebagaimana semula. l. Sehubungan dengan berbagai hal yang muncul dari komentar, usul dan saran dari peserta siding Komisi A tersebut diatas, diperlukan dalam waktu yang tidak terlalu lama mewujudkan atau mendirikan sebuah lembaga yang bekompeten dan representative untuk melalukan pembinaan dan pengembangan pendidikan dan kebudayaan Minangkabau dalam memperkuat pengamalan ABS-SBK. m. Dalam kehidupan sosial di Masyarakat, kita perlu melestarikan panggilan : Uda, Uni, etek, Mak Tuo, Pak Tuo n. Tentang Datuk harus berdomisili di Nagari-perlu ditinjau ulang, karena pemilihan datuk diserahkan ke masing-masing suku tersebut yang mengenal situasi dan kondisi suku mereka.

Demikianlah kesimpulan/pembahasan rumusan Komisi A SKM-GM 2010, semoga dapat disempurnakan dalam siding pleno SKM-GM 2010. Padang, 13 Desember 2010 Tim Perumus Ketua Sekretaris Anggota Peserta : H. Ahmad Syahrudji Tanjung : H. Muhardi Rajab, SH. MH : 1. Anggi, 2. Erma Sumiarti 3. Fadhilah Dt. Sari Alam : Daftar hadir terlampir.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010

Sekretariat : Jl. Kayumanis I No.24 RT.002/02 Jakarta Timur 13130 Telp./Faks : 021. 859 03567, 0812 822 0321

KESIMPULAN /KESEPAKATAN KOMISI B MEMBANGUN NAGARI KEMASA DEPAN DI SUMATERA BARAT Dizaman Globalisasi saat ini dan otonomi daerah membuat kita jauh berfikir dan harus berfikir dalam menanggulangi berbagai permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat Minang di Sumatera Barat, oleh karena itu tokoh-tokoh Minang yang ada di Rantau maupun yang tinggal didaerah Sumatera Barat selalu berfikir untuk perkembangan anak kemenakan yang disebut generasi penerus di ranah Minang dalam hal ini pemerintah membuat program untuk kemajuan Ranah Minang kedepan. Perlu kita berfikir sejenak dan merangkul orang rantau untuk menulis suatu gagasan dan konsep pembangunan nagari, karena anak kemenakan kebanyakan berada dikampung atau nagari. Dalam hal ini kami dari Komisi B yang membahas dengan ringkas persoalan tersebut. 1. Persoalan Ekonomi yang dihadapi oleh pemerintahan Nagari a. Kurang termanfaatkannya bantuan pemerintah di sebagian Nagari b. Kurangnya penyuluhan dari pemerintah daerah ke pertanianm kelompok perkebunan, perikanan, peternakan dan industry kecil yang ada di Nagari c. Tidak adanya pemasaran pengrajin Industri kecil seperti tenun songket, dll. 2. Sosial Budaya, Permasalahannya : d. Tolong SKM-GM untuk mewadahi pendanaan modal melalui BPR GM a. Masih banyaknya generasi muda Minang yang gaya hidupnya kebarat-baratan b. Budaya malu mulai menipis digenerasi muda Minang. c. Ada lembaga Bamus yang mestinya bersinergi dengan Wali Nagari, kebanyakan hanya mencari-cari kesalahan wali nagari

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010d. Masih ada Ninik Mamak yang mestinya berfungsi kapai tampek batanyo, ke apulan tampek babasito. e. Kelompok petani dan industry kecil tidak mempunyai modal yang cukup untuk mengolah industry. 3. Pembangunan fisik mempunyai permasalahan

a. Pembangunan pembukaan bodi jalan kelahan pertanian, perkebunan penduduk selalu terkendala oleh tanah ulayat. b. Anggaran Nagari tidak mencukupi, dalam hal ini wali nagari hanya bisa membuat surat ke pemerintah daerah berupa permohonan. c. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan goro untuk pembukaaan bodi jalan. 4. Kesejahteraan dan pelayanan masyarakat Nagari

a. Sulitnya masyarakat dalam pengurusan KTP. b. Tidak bolehnya wali nagari memiliki kartu sehat. c. Sedikitnya dana DAUN yang masuk ke Nagari jika dibandingkan dengan kebutuhan Nagari. online ke pemerintah daerah dan pusat e. Nagari tidak begitu dapat perhatian dari Pemerintah Pusat, jika dibandingkan desa di Jawa dan harapan kembalikan Nagari menjadi Desa. f. Di beberapa Nagari keberadaan LPMN tidak jelas statusnya, apa dibawah Wali Nagari, Bamus, atau Camat. g. Di beberapa Nagari/disetiap Nagari kesejahteraan Wali Nagari Minim Sekali. 5. Usulan-usulan d. Sebagian Nagari tidak memiliki alat komunikasi yang bagus yang menghubungikan antar Nagari dan

a. Pengelolaan SDA, Menurut UU Pertambangan No.4/2009, Para investor harus membangun pabrik agar dapat menampung tenaga kerja masyarakat dan menanggulangi kemiskinan. Seperti : tambang biji besi, emas, dll. b. Perlu adanya kawan hutan rakyat pada kawasan hutan lindung yang dilarang pihak kehutanan, seperti petani karet/kopi, kakao, dll c. Agar dapat diperjuangkan kepada pembuat kebijakan (Pemerintah, DPR) Pentingnya teknologi mendapatkan informasi usaha dengan informasi mengembangkan SDA, dengan SDM yang kuat maka kita bisa manfaatkan SDA dengan baik. e. Membuat usaha Mikro kecil menengah. f. Legalitas/hak milik tentang kesenian tradisional Minangkabau tolong dibukukan dan dimasukkan database ditingkat daerah, nasional maupun internasional. Supaya kesenian tradisional didaerah kita ini tidak mudah diambil atau diklaims oleh daerah atau Negara lain/. 6. Advokasi : Upaya pencerahan kepada masyarakat, mencakup semua aspek yang terjadi di Nagari, problem/masalah apa yang dihadapi di Nagari. Kesimpulan : Disetiap nagari mempunyai website nagari, yang menjadi salah satu sarana komunikasi dengan perantau, atau mencari pemecahan masalah yang dihadapi oleh Nagari. Masalah pembukaan jalan di nagari diusahakan tanpa biaya pembebasan lahan, serta keihklasan dari yang punya lahan dengan mengajak duduk bersama, bermusyawarah serta memberikan pengertian d. Meningkatkan SDM kita, baik dibidang pertanian, peternakan, dagang, perkebunan, dan teknologi.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010kepada yang punya lahan, bahwa nilai tanah akan menjadi lebih tinggi dengan dibukanya jalan yang melalui lahannya. Pemerintahan nagari harus memberikan visi dan misi yang harus disampaikan kepada Pemuda, dan membentuk organisasi wali Nagari-se Sumatera Barat dalam usaha pembangunan masing-masing Nagari. Masalah RPJM Nagari harus diselesaikan, dan itulah yang menjadi acuan pembangunan nagari. Dana pembangunan Nagari, harus ada bantuan dari perantauan dengan adanya komunikasi pemerintah nagari dengan para perantauan. Peningkatan penanaman/perkebunan coklat, karet, dsb, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Nagari. Pemberian pinjaman untuk modal para petani dan usaha-usaha kecil lainnya dengan bunga yang kecil.

-

Memberikan kesempatan untuk investor menanamkan modalnya di nagari dengan adanya kesepakatan-kesepakatan yang tidak merugikan kedua belah pihak.

PIMPINAN SIDANG Muhammad Hilmi, S.Sos.I PENDAMPING I Ibrani, SH PEDAMPING II Armen Zulkarnain

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010

Sekretariat : Jl. Kayumanis I No.24 RT.002/02 Jakarta Timur 13130 Telp./Faks : 021. 859 03567, 0812 822 0321

KESIMPULAN /KESEPAKATAN KOMISI C : PENDAYAGUNAAN POTTENSI MARITIM DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR 1. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat nelayan, perlu dilakukan modernisasi peralatan nelayan seperti : pengadaan bantuan kapal penangkap ikan yang lebbih modern dan cangggih 2. Perlu dilakukan peningkatan SDM nelayan dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan diklat-diklat, sehingga kemampuan nelayan dalam peningkatan produksi juga meningkat. 3. Diperlukan adanya sebuah lembaga atau organisasi seperti misallnya Koperasi yang berfungsi untuk mewadahi nelayan dan memperjuangkan aspirasi dan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) 4. Perlu dilakukan pemetaan lokassi sepanjang pantai Sumatera Barat yang berpotensi untuk pengembangan budidaya rumput laut dan pertambakan (udang dan Bandeng) 5. Perlu agar budidaya rumpu lauut untuk daerahdaerah yang memungkinkan 6. Mencegah akibat yang lebih buruk dari abrasi yyang terjadi secara terus menerus di pantai sepanjang Sumatera Barat, serta perlu dilakukan penanaman poko bakau

7. Dalam waktu dekat, perlu sesegera mungkin diharapkan Gebu Minang dapat mengadakan kapal-kapalpenangkap ikan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan diipergunakan sebagai Pilot Project Percontohan untuk nelayan Sumatera Barat. 8. Untuk mengatasi gejolak harga penjualan ikan, sewaktu-waktu tertentu meningkat (pada waktu musim panen), kepada Pemerintah diminta untuk dapat membeli hasil panen tangkapan nelayan. 9. Pada daerah sentra nelayan, diusulkan agar disediakan depot-depot bahan bakar yang kapan saja dapat dimanfaatkan oleh nelayan. 10. Kalau bisa SKM GM, waktu nelayan panen, tolong diwadahi pembelian ikan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010Juru Bicara Komisi C Awaluddin.

Sekretariat : Jl. Kayumanis I No.24 RT.002/02 Jakarta Timur 13130 Telp./Faks : 021. 859 03567, 0812 822 0321

KESIMPULAN DAN KESEPAKATAN KOMISI D PEMULIHAN HAK ATAS TANAH ULAYAT Seminar Kebudayaan Minangkabau, Gebu Minang, 12-13 Des 2010, di Padang 1 Masalah Tanah Ulayat di Sumatera Barat Kendati di luar Sumatera Barat tanah ulayat di mana-mana telah mengalami proses peleburan menjadi tanah-tanah pribadi ataupun perusahaan sejak diundangkannya Agrarische Wet (Undang-undang Agraria) dan Domein Verklaring tahun 1870, di Sumatera Barat sendiri proses yang sama baru efektif bermula sejak awal 1970-an, di awal era Orde Baru, yakni ketika dibukanya peluang kepada perusahaan-perusahaan perkebunan multi- maupun nasional lainnya untuk meluaskan sayap usahanya, terutama di wilayah lingkaran luar, seperti di Kabupaten Pasaman, Darmasyraya, Solok Selatan dan Pesisir Selatan. Proses pengalihan hak ini terjadi dengan memindahkan tanah ulayat menjadi tanah negara dan dengan itu memberi HGU kepada perusahaan-perusahaan di bidang perkebunan, kehutanan, galian SDA lainnya, dsb. Sejak itu rakyat yang memiliki tanah ulayat tidak lagi bisa berbuat banyak kecuali menjadi buruh lepas dan pekerjaan rendahan lainnya di bekas tanah ulayat mereka dengan persentase kecil juga kebagian menjadi anggota pekebun plasma yang dikendalikan oleh perusahaan. Sementara itu, di lingkaran dalam sendiri, yaitu di daerah-daerah berpenduduk relatif padat di bagian tengah Sumbar, juga terjadi proses deulayatisasi dari tanah-tanah komunal kaum, suku dan nagari, sebagai akibat dari makin tidak berimbangnya jumlah penduduk yang terus bertambah dengan luas tanah garapan yang makin mengecil. Proses ini juga berbarengan dengan makin menipisnya usaha-usaha di bidang perekonomian yang tadinya berbentuk komunal yang kemudian menjurus ke arah yang berbentuk individual. Sebagai akibat dari dualisme ekonomi yang menyebabkan terjadinya jurang sosial dan ekonomi yang makin menganga antara penduduk pribumi yang tadinya memiliki tanah ulayat luas sekali dengan kelompok kapitalis multinasional dan nasional sekalipun, justeru setelah kita memasuki era pembangunan nasional di masa Orde Baru, keinginan untuk mengembalikan tanah ulayat yang telah dikonversikan menjadi tanah negara untuk diHGUkan kepada perusahaan-perusahaan multi nasional dan nasional itu menjadi menguat yang berujung dengan dikeluarkannya Perda Prov Sumbar No 6 th 2008 yang menginginkan dikembalikannya tanah ulayat yang telah menjadi tanah negara itu kepada rakyat. Namun pelaksanaan pengembalian tanah ulayat

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010kepada rakyat ini tidak secepat yang diharapkan karena tidak atau belum disiapkannya prosedur serta mekanisme pengembalian tanah ulayat itu. 2 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pengembalian tanah ulayat Karena tuntutan untuk pengembalian tanah ulayat ini juga dilindungi oleh UUD 1945 sendiri, terutama pasal 18 B dan pasal 33 ayat (1), di samping Undang-Undang Pokok Agraria no. 5 th 1960, pelaksanaan perealisasian Perda No.6 th 2008 sudah harus merupakan program mendesak ke masa depan di Sumatera Barat dengan penjadwalan terinci. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: Pertama, tanah-tanah ulayat yang telah diHGUkan atas nama tanah negara itu perlu diinventarisasi sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku. Kedua, sesuai dengan bunyi pasal 2 Perda Prov tersebut, dalam prosedur, proses dan mekanisme pengembaliannya tidak bersifat menghalangi dimungkinkan berlanjutnya kerjasama dengan pihak investor bersangkutan untuk menyelesaikan HGUnya sampai berakhirnya masa pakai, tanpa juga menghalangi kemungkinan diperbaharuinya HGU yang sama dengan pihak pewaris tanah ulayat di atas tanah yang sama dengan prosedur baru. Ketiga, di atas tanah ulayat yang telah dikembalikan itu diberlakukan sistem ekonomi kekeluargaan (pasal 33 ayat 1 UUD1945) dengan bentuk usaha koperasi syariah atas prinsip ABS-SBK dalam wadah badan usaha milik Nagari (BUMNagari) dari nagari bersangkutan. Dengan sistem ekonomi kekeluargaan ini juga terbuka peluang untuk melakukan hubungan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan (profit sharing) dengan para investor swasta manapun, dari dalam maupun luar negeri sekalipun. Keempat, dalam menggerakkan usaha-usaha di bidang perekonomian di atas tanah ulayat ini BUMNagari perlu melakukan kerjasama dengan bank-bank pemerintah maupun swasta yang bersifat saling menguntungkan. Kelima, tanah ulayat yang diolah sebagai usaha ekonomi kekeluargaan ini juga perlu dimanfaatkan bagi keperansertaan secara aktif dan dinamis dari para anggota kaum dalam suku dan nagari dalam menumbuhkembangkan semangat berusaha dan berwiraswasta dalam artian kontemporer dan moderen dengan semangat ABS-SBK. Keenam, pemerintah dan lembaga-lembaga sosial-ekonomi dari masyarakat sendiri perlu mengambil manfaat dari keberadaan tanah ulayat untuk tujuan menumbuh-kembangkan ekonomi kekeluargaan berdasarkan koperasi syariah dengan semangat ABS-SBK ini dalam membina ekonomi Sumatera Barat ke masa depan. *** MASUKAN & SARAN Cara menangani tanah ulayat Bagaimana kronologisnya dari awal Bagaimana kita melihat perkembangannya Bagaimana sebaiknya kita mengembangkan tanah ulayat. Intervensi apa yang kita lakukan/saran, semua ini kita berikan dalam garis besar saja. Tanah Ulayat Minang ini paling unik didunia Masalah tanah ulayat ini harus diusulkan keatas, bukan hanya menjadi catatan. Solok : penyebab lepasnya tanah ulayat karena murahnya para pemodal membeli tanah tersebut Caranya : - Meninjau ulang UU tentang pertanahan. - Buat sebuah komitmen didalam negeri. 1. 2. 3. 4. Menjelaskan tanah ulayat dan jajarannya di Minang. Bagaimana kaitannya tentang UU Pokok Agraria. Tanah ulayat ditanda-tangani oleh Mamak yang punya Tanah Ulayat : Sudah berlalu Sudah memakai Sudah laia

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010Tanah Ulayat tidak bisa diperjual belikan di Tanah Minangkabau. Walinagari Solok : Peran Ninik Mamak dari dahulu telah melunturkan kekuasaan. SDM Wali Nagari kurang mampu dibidang adat. Kekuasaan tunggal di Wali Nagari bukan Ninik Mamak, Wali Nagari merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah sendiri Di zaman Orba tanah ulayat diambil dulu, kita tarik dizaman sekarang ini, kita baru mengetahui secara terang benderang, Sumbar tanahnya terbagi dalam Nagari. Ulayat nagari. Inilah yang dipermasalahkan sekarang, UU Agraria harus diperbaharui sekarang. Tanah Ulayat hendaknya dikuasai secara komunal dan berada dibawah payung hukum adat. Diberi pengumuman dikantor Wali Nagari suatu keputusan dibuat tidak ada yang menguntungkan masing-masing pihak. Flora (proyek nasional) Bagaimana langkah kita secepatnya untuk mempertahankan tanah ulayat di nagari. UU No. 41 semuanya sudah INKS . Hak niniak mamak sudah dirampas dari orba sampai sekarang 1. Pemerintah sangat banyak mengambil tanah ulayat. Tolong kembalikan tanah ulayat supaya tanah bisa bermamfaat bagi anak nagari Tanah pinus tidak ada mamfaatnya bagi masyarakat 2. Investor jangan menanam sawit lagi, karena tidak menyentuh ekonomi masyarakat / menimbulkan sistem ketergantungan/ menimbulkan masalah ekosistem 3. Tolong berikan hak rakyat Tanggapan dari Wali Nagari Solok Selatan : 1. Tanah ulayat, terutama di Solok Selatan sudah hampir tidak ada lagi. Sebagian besar termasuk Taman nasional Kerinci (TNKS) Sebagian lagi dikuasai oleh PT. AMT

Sebagian dikuasai oleh Belanda sebagai perkebunan dan akhirnya dikuasai oleh Negara, dan diserahkan kepada PT. Perkebunan. 2. Tanah Ulayat yang tinggal hanyalah tanah bekas lading yang sudah ditanami masyarakat. 3. Mohon diberikan paying hukum dengan jelas melalui Perda yang akomodatif, yang memihak kepada hak ulayat masing-masing suku dan nagari di Sumatera Barat. Sijunjung - Bagaimana caranya kita tidak ada sengketa soal tanah Katiagam / Pasaman Barat - Berikan penghargaan untuk niniak mamak secara moril Kayu Tanam - Mengharapkan pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia Pasaman - Tolong dibahas seluruh wilayah yang dikuasai niniak mamak, tapi tanah ulayat nagari ditetapkan secara sepihak jadi hutan lindung pemerintah (Kehabisan tanah ulayat) kesimpulan 1. Permasalahan pada suatu perda bisa diusulkan ke mahkamah konstitusi persoalan tanah ulayat berbeda dengan pilkada 2. Orang minang tidak kompak / bercerai berai St. Syahrir 1. Pengangkatan niniak mamak tidak sesuai dengan adat di minangkabau 2. Orang yang jadi datuak harus disuruh belajar dan akan ditanya oleh bundo kanduang Kesimpulan :

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 20101. 2. 3. 4. Silahkan pakai tanah ulayat tapi jangan ditanam yang bertentangan dengan peraturan UU yang berlaku Pakai tanah ulayat tapi jangan bertentangan dengan falsafah kehidupan orang minang Pakai tanah ulayat tapi jangan di borohkan ke bank Pakai tanah ulayat tapi jika habis masa kontrak, secara otomatis kembali ke pemilik kecuali perpanjangan kontrak 5. Berinvestasi harus bermamfaat bagi masyarakat 6. GEBU MINANG membuat LBH untuk tanah ulayat 7. Gebung Minang tulang punggung dari rakyat Cara pengambilan tanah ulayat 1. Di regulasi / aturan mainnya, UU Pokok agrarian No. 15 tahu 1960 harus ditinjau lagi 2. Meminta keistimewaan daerah 3. UU perbankan pejelasan pasal 18 UUD 1945, keistimewaan mengenai tanah ulayat khusus sumbar 4. Kalau ada oknum setempat yang bermain, tolong itu diusut untuk keseluruhan tanah wilayah Minangkabau 5. Khusus untuk nagari, apapun surat yang sudah masuk ke pemerintah daerah tolong di usut lagi kebawah Masalah hokum tidak pernah berdiri sendiri, selaku terkait dengan kepentingan ekonomi, dan politik sejak orde lama telah berubah Jalan keluar dari semua persoalan ini adalah : 1. Kembali kejalan semula 2. Kembali kepada ekonomi kerakyatan 3. Semua tanah ulayat dikembalikan kepada nagari ulayat masing-masing 4. Membentuk BUMN (Badan Usaha Milik Nagari)

Notulis Komisi D Boyke Tuan Khatib Kayo, SH

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010

Sekretariat : Jl. Kayumanis I No.24 RT.002/02 Jakarta Timur 13130 Telp./Faks : 021. 859 03567, 0812 822 0321

KESIMPULAN /KESEPAKATAN KOMISI E: MASALAH MITIGASI BENCANA DAN KEGIATAN PASCA BENCANA

1.

Penanggulangan bencana alam baik sebelum terjadi bencana maupun pasca bencana alam

yang berbasiskan adat dan agama dengan melibatkan semua unsur di Minangkabau ini, seperti bagaimana peran aktif Tigo Tungku Sajarangan yang selama ini pemerintah tidak melibatkannya. 2. Gebu Minang melalui Yayasan yang dibentuk hendaknya mempunyai tim yang betul-betul dibutuhkan oleh masyarakat Minangkabau, seperti membentuk Tim Recue/SAR untuk bencana alam, bencana disini bukan bencana alam saja yang akan kita bentuk dari segi social juga harus kita bentuk dan himbauan kita kepada Ninik Mamak mempunyai peranan penting dalam anak dipangku kemenakan dibimbing. 3. Wadah tanggap darurat yang independen, BPBN dari SKM-GM

NOTULIS. Penasehat : Hj. Murkasianis Ketua : Hariza Riko (DPD KNPI Padang 0813 63259473) Sekretaris : Meri Erawati.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010

DAFTAR BACAANA. Jakarta. Adat Minangkabau, Agama Islam, dan Provinsi Sumatera Barat

1. Abdullah, Taufik. 1987. Islam dalam Lintasan Sejarah: Pantulan Sejarah Indonesia. LP3ES. 2. Abidin, H.Masoed. 2004. Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. PPIM. Padang 3. -------------------------. 2004. Adat dan Syarak di Minangkabau. PPIM. Padang. 4. Aman, Prof Drs H Syofyan, SH. 2007. Kiprah Perantau Minang di Malang, Jawa Timur. Yayasan Tuanku Imam Bonjol. Malang. 5. Amir, Adriyetti, et.al. 2006. Pemetaan Sastra Lisan Minangkabau. Andalas University Press. Padang. 6. Amran,Rusli, 1985, Sumatera Barat Pelakat Panjang, PT Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. 7. -----------------. 1988. Sumatera Barat:Pemberontakan Pajak 1908. Bag ke 1 Perang Kamang. [PT Pesero Gita Jaya. Jakarta.] 8. -------------------. 1997. Cerita-cerita Lama dalam Lembaran Sejarah.Balai Pustaka. Jakarta. 9. Arifin, Zainal, et.al. 2007. Permusuhan dalam Persahabatan (Budaya Politik Masyarakat Minangkabau). [] 10. Asnan, Gusti.2003. Kamus Sejarah Minangkabau. PPIM.Padang. 11. ------------------. ed. 2006.Demokrasi, Otonomi, dan Gerakan Daerah: Pemikiran Orang Minang Tahun 1950-an. Yayasan Citra Budaya Indonesia. Padang. 12. -------------------. 2006. Pemerintahan Daerah Sumatera Barat, dari VOC hingga Reformasi. Penerbit Citra Pustaka. Yogyakarta. 13. -------------------. 2007. Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera.Penerbit Ombak, Yogyakarta. 14. Azwar, Nulhendri. 2001. Matrilokal dan Status Perempuan dalam Tradisi Bajapuik. Galang Press. Yogyakarta. 15. Bahar, Dr Mahdi, S.Kar, M.Hum, ed. 2004. Seni Tradisi Menentang Perubahan. Bunga Rampai. STSI. Padang Panjang. 16. Bahar, Dr. Saafroedin, dan Ir Mohammad Zulfan Tadjoeddin, 2004. Masih Ada Harapan: Posisi Sebuah Etnik Minoritas dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Yayasan Sepuluh Agustus. Jakarta. 17. von Benda-Beckmann, Keebet, Terj Dr Indira Simbolon. 2000. Goyahnya Tangga Menuju Mufakat: Peradilan Nagari dan Pengadilan Negeri di Minangkabau. Grasindo. Jakarta. 18. Bosa XIV, Dr Fadlan Maalip SKM Tuanku. 2007. Adaik Salingka Nagari Talu. Lembaga Adat Nagari Talu, Pasaman. 19. --------------------------------------------------------. 2009. Dari Ranah Minang menuju Kasunan Surakarta Hadiningrat melalui Betawi dan Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Penerbit Baiturrahim Press. Jambi.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010 20. Daya, Dr Burhanuddin. 1990. Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam, Kasus SumateraThawalib. PT Tiara Wacana. Yogyakarta. 21. Djamaris, Dr Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 22. Dobbin, Christine, Terj.Lilian Tedjasudhana, 2008, Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi: Minangkabau 1784-1847, Komunitas Bambu, Jakarta. 23. Dt Bandaro, Ch N. Latief S.H, M.Si. 2004. Fungsi Suku bagi Hari Depan Etnis Minang/ Klub Buku Adat Budaya Minangkabau, Gebu Minang. Bandung. 24. Dt Bandaro Panjang, Suwardi Idris. 2004. Sekitar Adat Minangkabau.Penerbit Kulik-Kulik Minang. Jakarta.. 25. Dt Bagindo,Azmi, 2008, Polemik Adat Minangkabau di Internet, Yayasan Citra Pendidikan Indonesia dan LAKM, Jakarta. 26. Dt Majo Indo, A.B,1999, Kato Pusako: Pepatah, Petitih, Mamang, Pantun, Ajaran dan Filsafat Minangkabau. MPAAM dan PT Rora Karya, Jakarta. 27. Dt Malako nan Putiah, H. Julius. 2007. Mambangkik Batang Tarandam dalam Upaya Mewariskan dan Melestarikan Adat Minangkabau menghadapi Modernisasi Kehidupan Bangsa Penerbit Citra Umbara. Bandung. 28. Dt Kando Marajo, Drs Sjafnir Abu Nain. 2006. Sirih Pinang Adat Minangkabau:Pengetahuan Adat Minangkabau Tematis. Sastra Budaya. Padang. 29. --------------------------------------------------. Edisi revisi 2008. Tuanku Imam Bonjol: Sejarah Intelektual Islam di Minangkabau (1784-1832). Penerbit Esa. Padang. 30. Dt. Mangguang nan Sati, Amir MS. 1997.Adat Minangkabau: Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. PT Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 31. Dt. Mangguang nan Sati, Amir MS. 2005. Masyarakat Adat Minangkabau Terancam Punah. PT Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 32. Dt. Mangguang nan Sati, Amir MS. 2009. Pewarisan Harato Pusako Tinggi & Harato Pencaharian di Minangkabau. PT Mutiara Sumber Widya. Jakarta. 33. Dt Perpatih nan Tuo,S.H, M.H. H.N. et.al, eds. 2002. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah: Pedoman Hidup Banagari. LKAAM Sumatera Barat. 34. Dt. Putih, Asral, [2006?]. Dua Belas Jurus Pertahanan Melawan Serangan. [Penerbit?] 35. Dt Radjo nan Gadang, Koenoen, 1996. Arung Makkunrai Rilodana: dari Fragmen Kaba Minangkabau Anggun nan Tongga. Yayasan Pembina Generasi Penerus Indonesia (YPGPI), ParePare bekerjasama dengan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Lembaga Kesenian Sulawesi Selatan DKI Jaya (LKSS-DKI Jaya). 36. Dt. Rajo Mangkuto, H. Asbir, tanpa tahun, Minangkabau Tua, belum diterbitkan 37. Dt. Rajo Mangkuto, H. Asbir, tanpa tahun, Perang Tuak belum diterbitkan 38. Dt. Rajo Mangkuto, H. Asbir, tanpa tahun, Baiah Marapalam belum diterbitkan 39. Dt Rajo Penghulu,H.Idrus Hakimy, 1986, Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Remaja Karya, C.V. Bandung. 40. Dt Sangguno Dirajo, Ibrahim. 1988. Mustika Adat Alam Minangkabau. CV Pustaka Indonesia. Bukit Tinggi. 41. ------------------------------------- 2003. Curaian Adat Minangkabau. Kristal Multimedia. Bukit Tinggi. 42. Esten, Prof Dr Mursal, 1993. Minangkabau: Tradisi dan Perubahan. Penerbit Angkasa Raya. Padang. 43. Erwin, Dr. 2006. Tanah Komunal: Memudarnya Solidaritas Sosial pada Masyarakat Matrilineal Minangkabau. Andalas University Press. Padang. 44. Fachruddin Hs. Anita Saafroedin (penyunting).2010. Petunjuk Al Quran tentang Berbagai Masalah disusun menurut Alfabet. Penerbit Yayasan Sepuluh Agustus. Jakarta. 45. Gazalba, drs Sidi. 1983. Mesjid, Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam. Pustaka Antara. Jakarta. 46. Graves, Elizabeth E. 2007. Asal Usul Elite Minangkabau Modern: Respons terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 47. von Grunebaum, Gustave. TerjemahanEffendi N. Yahya. 1983. Islam: Kesatuan dalam Keragaman. Yayasan Obor Indonesia dan Lembaga Studia Islamika. Jakarta. 48. Hadler, Jeffrey, A Historiography of Violence and the Secular State in Indonesia: Tuanku Imam Bondjol and the Uses of History, The Journal of Asian Studies, Vol 67 No. 3 (August) 2008, 9711010. 49. ----------------------, 2010, Sengketa Tiada Putus: Matriarkat, Reformisme Islam, dan Kolonialisme di Minangkabau. The Freedom Institute, Jakarta. 50. HAMKA, 1985, Islam dan Adat di Minangkabau, PT Pustaka Panji Mas, Jakarta.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010 51. Hasbi, Drs Mohammad et.al. 1990. Nagari, Desa, dan Pembangunan Pedesaan di SumateraBarat. Yayasan Genta Budaya. Padang. 52. Herwandi, ed, 2007. Kebijakan Setengah Hati dan Kerisauan tentang Degradasi Kebudayaan Minangkabau. Pusat Studi Humaniora dan Panitia Peringatan 25 Tahun Fakultas Sastra Universitas Andalas. Padang. 53. -------------- dan Zaiyardam Zubir, eds. 2006. Menggugat Minangkabau. Andalas University Press. Padang. 54. Huri, Irdam S.Sos. 2006. Filantropi Kaum Perantau: Studi Kasus Kedermawanan Sosial Organisasi Perantau Sulit Air Sepakat (SAS), Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Penerbit Piramedia, Depok. 55. Idris, Suwardi. 2008. Antologi Cerpen Pergolakan Daerah: Senarai Kisah Pemberontakan PRRI.Beranda Publishing. Yogyakarta. 56. Imran, Amrin, et.al. eds 2002. Menelusuri Sejarah Minangkabau. Yayasan Citra BudayaLKAAM Sumbar. Padang. 57. -------------------.et.al. PDRI dalam Perang Kemerdekaan. Perhimpunan Kekerabatan Nusantara. Jakarta. 58. Jabbar, Hamid dan Edy Utama. 2000. Gebu Minang: dariTradisi ke Inovasi. Lembaga dan Yayasan Gebu Minang. Jakarta. 59. Jamna, Prof. Dr. Jamaris, M.Pd. 2004. Pendidikan Matrilineal. PPIM.Padang. 60. Junus, Umar. 1984. Kaba dan Sistem Sosial Minangkabau: Suatu Problema Sosiologi Sastra. PN Balai Pustaka. Jakarta. 61. Kahin, Audrey. 2005. Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatera Barat dan Politik Indonesia, 1929-1998. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 62. Kamal. Prof Dr. H Tamrin, M.S. 2005. Purifikasi Ajaran Islam pada Masyarakat Minangkabau: Konsep Pemnaharuan H.Abdul Karim Amrullah Awal Abad ke 20. Penerbit Angkasa Raya. Padang. 63. Kato,Tsuyoshi,Terj. Gusti Asnan, Akiko Iwata. 2005. Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah. Balai Pustaka, Jakarta. 64. Kleden, Ignas.et.al. 1988. Kebudayaan sebagai Perjuangan: Perkenalan dengan Pemikiran S.Takdir Alisjahbana. PT Dian Rakyat. Jakarta. 65. Mahyuddin, H.Suardi, S.H. 2009. Dinamika Sistem Hukum Adat Minangkabau dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung. PT Candi Cipta Paramuda. Jakarta. 66. al-Maududi, Abul Ala, cetakan ke III, 1985, Esensi Ajaran Al-Quran: Filsafat, Politik, Ekonomi, Etika. Penerbit Mizan. Bandung. 67. Miko, Alfan, ed. 2006. Pemerintahan Nagari dan Tanah Ulayat: 70 Tahun Prof Dr Sjahmunir A.M., S.H. Andalah University Press. Padang. 68. Muhammad, Drs Abubakar. n.d. Membangun Manusia Seutuhnya Menurut Al Quran. Penerbit Al Ichlas. Surabaya. 69. Nafis, Anas. 1996. Peribahasa Minangkabau.Penerbit Inter Masa. Jakarta. 70. ----------------. 2004. Animisme di Minangkabau. PPIM. Padang. 71. Naim, Dr. Mochtar. 1984. Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabau. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 72. Navis, A.A. 1984. Alam Takambang Jadi Guru: Adat dan Kebudayaan Minangkabau. PT Grafiti Pers. Jakarta. 73. Nizar, Prof Dr. Hayati, M.A. 2004. Bundo Kanduang dalam Kajian Islam dan Budaya. PPIM/ Padang. 74. Nurhasim, Moch. ed. 2007. Penguatan Kapasitas Desa di Indonesia:Studi Kasus Desa Baluk, Tepus, Tegalrejo, dan Sulit Air. LIPI. Jakarta. 75. Pamuntjak-Djohan, Laksmi dan Agus Edy Santoso, eds, Cetakan ketiga edisi revisi 2004. Tidak Ada Negara Islam: Surat-surat Politik Nurcholis Madjid Mohamad Roem. Penerbit Djambatan. Jakarta. 76. Pelly, Usman. 1994. Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing. LP3ES. Jakarta. 77. Pide, Andi Suryaman Mustari, disertasi, 2004. Eksistensi Yuridis dan Realita Sosial Hak Kolektif Masyarakat Hukum Adat Pasca Undang-undang Pokok Agraria. Program Pascasarjana (3) Universitas Hasanuddin. Makassar. 78. Rahardjo, Prof. Dr Dawam. 1996. Ensiklopedi Al Quran: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsepkonsep Kunci. Penerbit Paramadina. Jakarta. 79. ar-Rasuli, Syekh Suleman, Maklumat Sumpah Satie Bukik Marapalam Adaek Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah, 7 Juni 1964. 80. Rivai, Drs. H.Moh.1980.300 Hadits Bekal Dakwah dan Pembina Pribadi Muslim. Penerbit PT Wicaksana. Semarang.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010 81. Sanusi, Drs Shalahuddin. 1967. Integrasi Umat Islam. Perguruan Tinggi Dakwah Islam.Bandung. 82. Sachs, Jeffrey D. 2005. The End of Poverty: Economic Possibilities of Out Time. Penguin Books.London.England. 83. Samad, drs. H. Duski, M.Ag. 2002. Syekh Burhanuddin dan Islamisasi Minangkabau (Syarak Mandaki Adat Manurun ). The Minangkabau Foundation dan Yayasan Pengembangan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat. Jakarta. 84. Salim, Emil. 1993. Gebu Minang: Latar Belakang, Kondisi, dan Masa Depannya. Lembaga Gebu Minang. Jakarta. 85. Saydan, Gouzali, Bc TT. 2004. Kajian Adat dan Syarak Minangkabau: Deskripsi, Arti, dan Maknawi Pepatah dan Petitih Minangkabau. PPIM.Padang. 86. Sikki, Nawir, et.al. 2004. Pemberdayaan dan Penguatan Posisi Masyarakat Nagari/Laggai. Jembatan Pemilu. Padang. 87. Subekti, Nanang, et.al. eds, 2007, Membangun Masa Depan Minangkabau dari Perspektif Hak Asasi Manusia, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, Jakarta. 88. Sukma, Rizal dan Clara Joewono. 2007. Gerakan dan Pemikiran Islam Indonesia Kontemporer. CSIS. Jakarta. 89. Surin, Bachtiar. 1978. Terjemah & Tafsir Al Quran Huruf Arab dan Latin. Penerbit Fa Sumatra. Bandung. 90. at-Tubani, Riwayat. 2005. Erosi Moralitas di Minangkabau. Media Eksplorasi. Padang. 91. Taib, Hj Gusnawirta, S.Pd. Abrar Yusra.eds. [].Tantangan Sumatera Barat Mengembalikan Keunggulan Pendidikan Berbasiskan Budaya Minangkabau. Penerbit Citra Pendidikan. Jakarta. 92. Tanjung, S.Sos. Bagindo Armaidi. 2008. Mereka yang Terlupakan: Tuanku Menggugat. Pustaka Artaz. Padang. 93. Umar, M.Nuruddin. 1982. Klasifikasi Ayat Al Quran (Pedoman Mencari Ayat Al Quran). Penerbit Al Ikhlas. Surabaya. 94. Verayanti, Lanny, et.al.2003. Partisipasi Politik Perempuan Minang dalam Sistem Masyarakat Matrilineal. LP2M, The Asia Foundation. Padang. 95. Warman, Kurnia. 2006. Ganggam Bauntuak Menjadi Hak Milik: Penyimpangan Konversi Hak Tanah di Sumatera Barat. Andalas University Press. Padang. 96. Zaini, Drs Syahminan. 1986. Isi Pokok Ajaran Al Quran. Penerbit Kalam Mulia. Jakarta. 97. Zainuddin, H. Musyair. 2008. Implementasi Pemerintahan Nagari berdasarkan Hak Asal-Usul Adat Minangkabau. Penerbit Ombak. Yogyakarta. 98. Zed,Mestika, et.al. 1992, Perubahan Sosial di Minangkabau: Implikasi Kelembagaan dalam Pembangunan Sumatera Barat. Pusat Studi Pembangunan dan Perubahan Sosial Budaya Universitas Andalas, Padang. 99. Zuriati. 2007. Undang-undang Minangkabau dalam Perspektif Sufi. Fakultas Sastra Universitas Andalas. Kampus Limau Manis. Padang.

B. Masyarakat-Hukum Adat, Bangsa Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pengetahuan Umum

1. Amin, A.Riawan, cetakan ketiga 2008. Satanic Finance: The True Conspiracies. Celestial Publishing. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.Jakarta. Bahar, Dr, Saafroedin, 2002. Konteks Kenegaraan Hak Asasi Manusia. Postaka Sinar Harapan. Jakarta. -----------------------------. 2009. Membangun Indonesia: Negara-Kebangsaan dan Masyarakat-Hukum Adat, Verbum Publishing. Jakarta. Bakar, Abdul Latif dan Hanipah Husin, eds. 2004. Kepemimpinan Adat Melayu Serumpun. Institut Seni Malaysia. Melaka. Damsar, Prof Dr. M.A. 2006. Sosiologi Uang. Andalas University Press. Padang. Diamond, Jared. 2005. Collapse: How Societies Choose to Fail or Succeed. Penguin Books. London. DINTEG and UNDP. 2007.Indigenous Peoples and the Human Rights-Based Approach to Development. UNDP. Bangkok. Hidayah, Zulyani. 1997. Ensiklopedi Suku Bangsa Indonesia. LP3ES. Jakarta. Fukuyama, Francis. 1995. Trust: The Social Virtues & The Creation of Prosperity. The Free Press. New York.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 2010 10. Green, Penny dan Tony Ward. 2009. Kejahatan Negara: Pemerintah, Kekerasan, dan Korupsi. Komnas 11. Hamengku Buwono X, Sultan. 2007. Merajut Kembali Keindonesiaan Kita. PT Gramedia Pusataka 12. Hatta. Mohammad, 1985. Membangun Ekonomi Indonesia. Inti Idayu Press. Jakarta. 13. Ismail, Taufiq, 2007. Budidaya Malu Dikikis Habis Gerakan Syahwat Merdeka. Pidato Kebudayaan. 14. Jamieson, James, et.al, Eds, 2010, Adat dalam Politik Indonesia. Yayasan Obor Indonesia dan KITLV, 15. Lubis, Mochtar, cetakan ketujuh 1986. Manusia Indonesia, Sebuah Pertanggungjawaban. Inti Idayu 16. Munoz, Paul Michel. Terjemahan Tim Media Abadi. 2009.Press. Jakarta. Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaya. Peberbit Mitra Abadi. Yogyakarta. 17. Moertono, Soemarsaid. 1985. Negara dan Usaha Bina-Negara di Jawa Masa Lampau: Studi tentang Mataram II, Abad XVI sampai XIX. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 18. Nurudin, et.al. eds. 2006. Kebijakan Elitis Politik Indonesia. FISIP Universitas Muhammadiyah Malang dan Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 19. Sumardjono, Prof Dr. Maria S.W. S.H. MCL., MPA. 2008. Tanah dalam Perspektif Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Penerbit Buku Kompas. Jakarta. 20. Republik Indonesia. 2004. Indonesia:Laporan Pembangunan Manusia. Ekonomi dan Demokrasi. Membiayai Pembangunan Manusia Indonesia. BPS. Bappenas. UNDP. Jakarta. 21. ------------------------. 2006. Masyarakat Hukum Adat: Hubungan Struktural dengan Suku Bangsa, Bangsa, dan Negara. Komnas HAM. Jakarta. 22. -------------------------. 2007. Mewujudkan Hak Konstitusional Masyarakat-Hukum Adat. Komnas HAM. Jakarta. 23. Schnitzer, F.M. 1989. The Forgotten Kingdoms in Sumatra. Oxford University Press, Oxford. 24. Simarmata, Rikardo. 2006. Pengakuan Hukum terhadap Masyarakat Adat di Indonesia. RIPP UNDP. Bangkok. 25. Sujono, Capt R.P. 2003. Peperangan Kerajaan di Nusantara:Penelusuran Kepustakaan Sejarah. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 26. Warnaen, Prof. Dr Suwarsih. 2002. Stereotip Etnis dalam Masyarakat Multietnis. Penerbit Mata Bangsa. Yogyakarta. 27. Prasetyawan, Wahyu, The Unfinished Privatization of Semen Padang: The Structure of the Political Economy in Post-Suharto Indonesia, Indonesia, 61, April 2006. 28. Redana, Bre, Kebudayaan Pop dan Identitas Seri Diskusi, Komunitas Salihara , 20 Januari 2010. 29. Seminar, 1968, Hukum Tanah dan Hukum Waris di Minangkabau.Padang. 30. Seminar, 2003. Minangkabau di Tepi Jurang, Jakarta 31. Seminar, 2003. Minangkabau yang Gelisah, Bandung, 32. Seminar,2007. Gerakan dan Perang Paderi, Jakarta. Jakarta. Taman Ismail Marzuki. Jakarta. Utama. Jakarta. HAM. Jakarta.

C. 1. 2. 3. 4. 5.

MAKALAH DAN ARTIKEL.

6. 7.8.

9.

Jasmi, Khairul, Pak SBY, Tolonglah Kami . , harian Singgalang, Padang, 25 November 2010. Moenir, Darman. Rekomendasi Kongres Kebudayaan Minangkabau 2006.[n.d]. ---------------------. Kongres Kebudayaan Gebu Minang?. [n.d.]. Naim, Mochtar, ABS SBK: Antara Pengikraran dan Pentadbiran: dalam Rangka Menyambut Kongres Kebudayaan Minangkabau Pertama, 10-12 Juli 2010 di Balai Sidang Bung Hatta, Bukittinggi, [n.d.]. Deklarasi dan Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa. The U.N. Convention on the Law of The Sea, 1982. The ILO Convention No. 169/1989 on The Rights of Indigenous Peoples and Tribal Groups in Independent Countries. The U.N. Declaration on the Rights of Persons Belonging to National or Ethnic, Religious, and Linguistic Minorities, 18 December 1992. The U.N. Declaration on the Rights of Indigenous Peoples, 7 September 2007.

LAMPIRAN-LAMPIRAN SKM-GM 201010. Makalah-makalah utama dan makalah-makalah sumbangan dalam Seminar Kebudayaan Minangkabau Gebu Minang, Padang, 12-13 Desember 2010.