abdullah bin saba' bukan tokoh fiktif

30
1 ABDULLAH BIN SABA' BUKAN TOKOH FIKTIF (Abdullah bin Saba’ Haqiiqatan Laa Khayaalan) Diterbitkan pertama tahun 1406 H Oleh Maktabah Ad-Daar, Madinah Al-Munawarah Diterjemahkan : Mazi Salaman, Zeid Husein Ahmad Disunting : Najmah Attamimi Terjemahan Indonesia pada Amarpress Cetakan pertama 1988 PENGANTAR PENERJEMAH Dengan idzin Allah, selesailah terjemahan buku karya Dr. Sa'diy Al- Hasyimi. Buku ini merupakan jawaban atas pendapat yang mengatakan, bahwa Ibnu Saba' hanyalah sekedar mitos atau ilusi. Penulis ingin menyampaikan pada pembaca, bahwa Ibnu Saba' mempunyai wujud yang nyata. Memang, banyak buku yang telah ditulis, di mana di satu pihak menentang Syi'ah, sedang di pihak lain mendukung Syi'ah, dalam arti bahwa Syi'ah masuk dalam konteks besar kaum Muslimin. Terlepas dari masalah pro dan kontra, kami terjemahkan buku ini guna menjadi studi perbandingan dengan buku-buku yang telah beredar lebih dahulu. Dengan maksud, agar dalam membaca, kaum Muslimin tidak hanya menelan mentah-mentah apa yang dibacanya, namun hendaklah menganalisa terlebih dahulu, agar tidak ceroboh dalam mengatakan mana yang salah dan mana yang benar. Sehingga kebenaran tidak sekedar sebagai kata-kata yang diucapkan, tetapi hendaknya menjadi bukti bahwa yang benar memang benar dan harus ditegakkan. Dalam membaca sesuatu, haruslah kita membacanya dengan hati terbuka. Karena hal itu akan menyampaikan kita pada kebenaran dan kita harus menerima kebenaran dari mana pun datangnya. Sebagai penterjemah buku ini, hanya satu harapan kami, agar kaum Muslimin tetap bersatu di bawah naungan Al-Qur'an. Karena berbagai sekte dalam Islam hanyalah ciptaan manusia, sedang ciptaan Allah adalah "Al-Islam". Wassalam Mazi Salman Zeid Husein Alhamid

Upload: soelfan

Post on 19-Jun-2015

678 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Abdullah bin Saba' adalah sebuah nama dari pribadi seorang Yahudi yang jahat. Dia memainkan peran demikian riskan, yaitu menanam benih kejahatan yang menyebar di antara kaum munafik, rasialis, serta mereka yang mempunyai tendensi tertentu. Semua telah sepakat atas realita eksistensinya, baik para ahli hadits, ahli jarh dan ta'dil, sejarawan, penulis buku-buku tentang berbagai aliran, agama, sekte-sekte, sastrawan serta para penulis kitab khusus mengenai beberapa cabang ilmu pengetahuan.

TRANSCRIPT

Page 1: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

1

ABDULLAH BIN SABA' BUKAN TOKOH FIKTIF

(Abdullah bin Saba’ Haqiiqatan Laa Khayaalan)

Diterbitkan pertama tahun 1406 HOleh Maktabah Ad-Daar, Madinah Al-MunawarahDiterjemahkan : Mazi Salaman, Zeid Husein Ahmad

Disunting : Najmah AttamimiTerjemahan Indonesia pada Amarpress

Cetakan pertama 1988

PENGANTAR PENERJEMAH

Dengan idzin Allah, selesailah terjemahan buku karya Dr. Sa'diy Al-Hasyimi. Buku ini merupakan jawaban atas pendapat yang mengatakan, bahwaIbnu Saba' hanyalah sekedar mitos atau ilusi. Penulis ingin menyampaikan padapembaca, bahwa Ibnu Saba' mempunyai wujud yang nyata. Memang, banyakbuku yang telah ditulis, di mana di satu pihak menentang Syi'ah, sedang di pihaklain mendukung Syi'ah, dalam arti bahwa Syi'ah masuk dalam konteks besarkaum Muslimin.

Terlepas dari masalah pro dan kontra, kami terjemahkan buku ini gunamenjadi studi perbandingan dengan buku-buku yang telah beredar lebih dahulu.Dengan maksud, agar dalam membaca, kaum Muslimin tidak hanya menelanmentah-mentah apa yang dibacanya, namun hendaklah menganalisa terlebihdahulu, agar tidak ceroboh dalam mengatakan mana yang salah dan mana yangbenar. Sehingga kebenaran tidak sekedar sebagai kata-kata yang diucapkan,tetapi hendaknya menjadi bukti bahwa yang benar memang benar dan harusditegakkan. Dalam membaca sesuatu, haruslah kita membacanya dengan hatiterbuka. Karena hal itu akan menyampaikan kita pada kebenaran dan kita harusmenerima kebenaran dari mana pun datangnya. Sebagai penterjemah buku ini,hanya satu harapan kami, agar kaum Muslimin tetap bersatu di bawah naunganAl-Qur'an. Karena berbagai sekte dalam Islam hanyalah ciptaan manusia, sedangciptaan Allah adalah "Al-Islam".

WassalamMazi SalmanZeid Husein Alhamid

Page 2: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

2

ABDULLAH BIN SABA' BUKAN TOKOH FIKTIF

Abdullah bin Saba' adalah sebuah nama dari pribadi seorang Yahudi yangjahat. Dia memainkan peran demikian riskan, yaitu menanam benih kejahatanyang menyebar di antara kaum munafik, rasialis, serta mereka yang mempunyaitendensi tertentu.

Semua telah sepakat atas realita eksistensinya, baik para ahli hadits, ahlijarh dan ta'dil, sejarawan, penulis buku-buku tentang berbagai aliran, agama,sekte-sekte, sastrawan serta para penulis kitab khusus mengenai beberapacabang ilmu pengetahuan.

Abdullah bin Saba', atau yang dijuluki dengan Ibnu Sauda mulai memelukIslam pada masa kekhalifahan Utsman r.a. serta menampakkan kebaikan danmengadakan pendekatan kepada Ali bin Abi Thalib r.a. Demi mewujudkanambisi busuknya, yaitu meretakkan ketaatan kaum muslimin terhadap paraimam mereka, maka ia masuk dari negeri yang satu ke negeri lainnya. Langkahawalnya bermula di Hijaz, kemudian Basrah, Kufah, kemudian ketika iamemasuki Damsyiq (Damaskus), ia mengalami kegagalan. la tidak dapatmewujudkan ambisinya atas ahli Syam, bahkan mereka mengusirnya darikawasan tersebut. Hal itu membuat langkahnya tertuju ke Mesir, untukkemudian menetap di sana. Di tempat ini Abdullah mulai mengadakankomunikasi melalui surat dengan orang munafik dan para pendengki yang inginmelampiaskan dendam mereka atas khalifah kaum Muslimin. la mulaimengumpulkan para pendukung dan mengorganisir mereka. Kemudian,Abdullah bin Saba' mulai meniupkan kepercayaannya yang jahat danmenaburkan benih-benih pembangkangan dan penentangan, hingga merekaberani melakukan pembunuhan atas khalifah ketiga; menantu RasulullahSallallahu Alaihi wa Sallam, pengumpul Al-Qur'anul Karim; Utsman bin Affan,yang mati syahid dalam rumahnya sendiri, semoga Allah meridhainya. Merekamelakukan itu tanpa sedikitpun memperdulikan kehormatan kota Rasulullah(Medinah), tanpa memperdulikan keadaannya yang ketika itu sedang membacaAl-Qur'an serta tidak pula memperdulikan asyyahrul haram (bulan yangdihormati).

Mereka yang sedikit berakal dan berilmu tidak akan mengingkari realitaini, kecuali hanya sedikit orang pada era ini. Di antaranya adalah kaum orientalisyang dendam dan orang-orang yang mengikuti mereka, dan mendekatkan diridengan sekte-sekte dan ide-ide mereka serta yang berbicara satu bahasa denganmereka, atau muslim yang bodoh, atau penentang fanatik dari sebagian kaumSyi'ah era ini. Mereka tidak memperdulikan suatu kebenaran yang telah jelas danberpegang teguh pada pendapa~pendapat yang kontroversial, yangsesungguhnya lebih lemah dari sarang laba-laba.

Sikap para Orientalis

Para Orientalis Barat mengingkari realita adanya Abdullah bin Saba'.Mereka mengatakannya sebagai tokoh fiktif, sekedar imajinasi para ahli haditsabad kedua. Di antara para orientalis yang mengingkari realita tersebut adalah:Seorang Yahudi Britania, Dr. Bernard Lewis'1), seorang Yahudi Jerman yang

Page 3: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

3

memulai studinya dengan Teologi, Yulius Wellhausen2), seorang AmerikaFriedlaender3), serta seorang Itali, Caetani Leone4).

Bagi orang-orang berakal dan bijak telah tahu pasti, bahwa dalam masalahagama kita, dogma kita, sejarah kita serta apa yang berkaitan dengan pusaka kita,tidaklah mungkin kita akan mengandalkan ocehan-ocehan serta berbagai kajianyang dilakukan oleh mereka yang menaruh dendam ini, yang bernaung di bawahpanji perang Salib dan penyerang secara ideologis, bukan dengan cara-caramiliter. Jika niat mereka benar, niscaya Allah akan melapangkan dada merekadengan iman, setelah mereka menyaksikan kesucian Islam. Tetapi, merekamenguras tenaga dan menghabiskan waktu mereka demi menciptakan berbagaikeraguan dan kebingungan terhadap segala yang berkenaan dengan Al-Qur'an,Sunnah, berbagai tatanan Islam serta Sejarah Islam. Mereka, kaum orientalistersebut, mayoritas dari kaum Padri dan Yahudi. Pekerjaan serta program-program mereka diorganisir oleh gereja, atau Badan-badan Intelijen sertaDepartemen-departemen Luar Negeri. Sementara jumlah mereka yang benar-benar menyukai ilmu dan pengkajian relatif kecil.

Pengikut Kaum Orientalis:

Para pengikut orientalis yang tertipu oleh mereka dan terkecoh denganmetode ilmiah mereka, lalu me ngikuti ide-ide serta pengkajian-pengkajianmereka tersebut dan mendengung-dengungkan keyakinan mereka guna meraihtempat terdekat. Yang ternama adalah: Dr. Toha Husain5), di mana ia menjejalirongga-rongga otaknya dengan ide-ide kaum orientalis Barat, hingga ia pernahmelahirkan ucapan (yang cukup sebagai suatu kerendahan): "Sesungguhnya sayaberpikir dengan pikiran Perancis, tetapi saya menulis dengan bahasa Arab."6)

Sesungguhnya ia adalah tunggangan kaum Yahudi. Para propagandis pahamKomunis di Mesir pada era ini adalah orang-orang Yahudi. Mereka adalah;Henry Caryl, Davl Caryl serta Reymond Agiun. Mereka dan yang lain sama-samamembiayai gerakan-gerakan Komunis dengan harta, juga seks. Mereka telahbersepakat dengan Dr. Toha Husain atas penerbitan majalah Al Katibul Misri.Sementara, sejak awal, Dr. Toha Husain telah mendukung konsepsi "YahudiTalmud" ketika ia mengingkari adanya Ibrahim dan Ismail serta mendustakanAl-Qur'an dan Taurat. Tidaklah disadari, bahwa pada akhirnya semua itumerupakan persiapan untuk merealisasikan berbagai ide dan kesesatan zionis7),

di mana tidak ada yang berani secara terang-teran an menyatakannya, walaupara orientalis sendiri8).

Penjelasan Mengenai Toha Husain:

Sebagaimana yang telah diketahui mengenai Toha Husain, bahwa ayahnyadatang ke tanah Mesir, Mudiriah Minya, dari daerah yang tidak dikenal diMarokko. la bekerja sebagai tukang timbang di perusahaan gula Yahudi.

Sementara Toha Husain adalah orang yang secara sepihak mengeluarkankonklusi, yaitu menunjuk pendeta Yahudi - Hayim Nahum Afandi, ketika itusebagai anggota Lembaga Bahasa Arab di Kairo - agar menjadi ketua paracendekiawan dan pakar bahasa. Sebagaimana ia juga menetapkan sejumlahguru-guru asing dalam Fakultas Sastra, di mana sebagian di antaranya adalahorang-orang Yahudi yang kesemuanya memerangi Islam atau menciptakan

Page 4: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

4

keragu-raguan di dalamnya. Gelar doktoral pertama yang diberikan oleh FakultasSastra Universitas Kairo di bawah pengawasan Dr. Toha Husain berjudul Suku-suku Yahudi di Negara-negara Arab, yang diajukan oleh Israel Welfenson, DekanUniversitas HADSA di Tel Aviv saat ini9).

Dengan penjelasan di atas, kini jelas teraba oleh kita loyalitas Dr. TohaHusain terhadap orang-orang Yahudi, hingga kita tidak lagi merasa heran akanpengingkarannya terhadap Ibnu Saba'. Selanjutnya Toha Husain berkata:"Sesungguhnya masalah Sabaisme dan tokohnya Ibnu Saba' hanyalah masalahyang dipaksakan dan dibuat-buat serta diciptakan dengan sangat riskan, hinggasaat itu juga timbul perdebatan dan adu argumentasi antara Syi'ah dan sekte-sekte Islam lainnya. Musuh-musuh Syi'ah ingin memasukkan unsur-unsurYahudi ke dalam pripsip-prinsip madzhab ini, dengan tujuan mempertajamtipudaya terhadap mereka serta mencaci mereka...... 10)

Argumen Dr. Toha Husain:

Toha Husain meminta alasan tentang pendapat Baladzuri yang samasekali tidak menyebut mengenai Ibnu Sauda dan kawan-kawannya dalammasalah Utsman r.a.

la juga menganggap sebagai hal yang aneh, bagaimana peristiwapembakaran yang dilakukan Ali terhadap orang-orang yangmempertuhankannya, sebagaimana yang disebutkan oleh Thobari, namun tidakdisebut-sebut oleh sebagian ahli sejarah dan tidak pula disebutkan perihal waktukejadiannya, sepertinya mereka mengabaikannya begitu saja11).

Sanggahan terhadapnya:

Baladzuri memang tidak menyebut-nyebut masalah Ibnu Saba', tetapi tidakberarti wujudnya hanya sekedar ilusi. Karena adakalanya sebagian sejarawanmenyebutkan hal-hal yang tidak diketengahkan oleh sebagian sejarawan lainnya.Lalu, haruskah Baladzuri menyebutkan semua peristiwa secara lengkap? Tidakmustahil, jika saja Baladzuri menyebutkan cerita-cerita tentang Ibnu Saba' dankawan-kawannya, maka Dr. Toha Husain akan berkata: riwayat-riwayatBaladzuri tidak dapat dipercaya, karena orang-orang yang mempercayainyaberbeda pendapat12).

Adapun yang berkenaan dengan peristiwa pembakaran oleh Imam Ali r.a.terhadap orang-orang yang mempertuhankannya, akan kami sebutkan dalammenjelaskan sikap Imam Ali terhadap Abdullah bin Saba' dan kawan-kawannya.Di mana peristiwa itu sudah tersebut dalam kitab-kitab yang paling sahih setelahAl-Qur'anul Karim dan riwayat-riwayat itu telah mencukupi, tanpa perlu lagipada kitab-kitab sejarah. Di samping itu peristiwa tersebut telah tercantumdalam kitab-kitab yang menjadi andalan di kalangan Syi'ah.

Dr. Muhammad Kamil Husain

Ia menganggap kisah Ibnu Saba' lebih mendekati khurafat (ceritabohong)13). la mengatakan itu semata-mata karena mengikuti Dr. Toha Husain,tanpa mengetengahkan argumentasinya guna mengkonfirmasikan pendapatnya.

Page 5: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

5

Dr. Hamid Hafni Daud

Kepala bagian bahasa Arab pada Universitas Ain Syams ini berpendapat,bahwa Ibnu Saba' termasuk kesalahan-kesalahan historis terbesar yang lolos darikendali para peneliti. Masalahnya telah kabur bagi mereka, hingga mereka tidakdapat memahami dan menyadarinya dengan baik. Kebohongan yang dibuat-buatini mereka ada-adakan atas Syi'ah, hingga mereka menghiasi kebatilan itudengan kisah Abdullah bin Saba' dan menganggap itu sebagai suatu hinaan, yangdengan demikian mereka dapat mencela dan menjelek-jelekan kaum Syi'ah.14)

Sanggahan terhadapnya

Dr. Hamid Hafni Daud adalah salah seorang di antara mereka yang tertipudengan ide pendekatan (antara Sunnah dan Syi'ah). Bahkan ia salah seorangpropagandisnya. Maka, bukanlah sesuatu yang aneh baginya ketika iamengadakan satu pendekatan dengan orang-orang yang meragu-ragukankeotentikan Al-Qur'an, yang mencerca para sahabat Rasulullah Sallallahu ’Alaihiwa Sallam serta mencaci istri-istri Rasul seperti halnya Murtadho Askari, penuliskitab Khomsun wa mi'ah Sohabi Mukhtalaq serta Ahaditsu Ummil MukmininAisyah.

Oang-orang Syi'ah yang mengingkari Abdullah bin Saba'

Pada era ini, orang-orang Syi'ah mengingkari adanya Ibnu Saba',disebabkan karena aqidahnya yang ia sebarkan dan meresap ke dalam sekte-sekte Syi'ah.

Akan kami ketengahkan ucapan serta pendapat-pendapat mereka yangmengingkari, kemudian kami buktikan secara pasti adanya Ibnu Saba' besertaaqidahnya dari sumber-sumber yang menjadi andalan Syi'ah.

Mohammad Jawad Mughniah dan Ibnu Saba'

Dalam pandangan syaikh Mohammad Jawad Mughniah, Abdullah binSaba' adalah pahlawan fiktif yang diandalkan oleh setiap orang yangmenisbatkan kepada Syi'ah. Hal yang sama sekali tidak diketahuinya adalah iaberbicara tentang Syi'ah secara bodoh dan salah, juga secara munafik danmengada-ada.15).

Murtadho Askari dan Ibnu Saba'

Murtadho Askari menganggap bahwa ia telah membantah semua orangyang berpendapat bahwa Abdullah bin Saba' memang benar-benar ada, dan telahmenghasilkan satu kesimpulan, bahwa Ibnu Saba' adalah pribadi khayali,sekedar ilusi yang dicipta dan diada-adakan oleh Saif bin Umar16). la mengarangkitab khusus mengenai Ibnu Saba' yaitu Abdullah bin Saba' wa Asatir Ukhro atauAbdullah bin Saba' dan dongeng-dongeng lain.

Page 6: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

6

Dr. Ali Wardi dan Ibnu Saba'

Penulis kitab Wu'adhus Salatin ini berpendapat bahwa Ibnu Saba'sebenarnya adalah Ammar bin Yasir dengan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Ibnu Saba' mendapat julukan Ibnu Sauda, begitu juga dengan Ammar.2. Ayah Ammar seorang Yaman, hal itu berarti ia adalah putra Saba'. Maka

tiap orang Yaman boleh diandakan sebagai Ibnu Saba'.3. Yang lebih istimewa, Ammar sangat mencintai Ali bin Abi Thalib. la berdoa

untuknya dan dia menghimbau orang-orang agar membai'atnya dalam tiapkesempatan.

4. Pada masa pemerintahan Utsman, Ammar pergi ke Mesir. Di sana iamelancarkan agitasinya agar orang-orang menggulingkan Utsman, hinggameresahkan penguasa di sana dan bermaksud akan menindaknya.

5. Ucapannya dinisbatkan kepada Ibnu Saba', yaitu: Sesungguhnya Utsmantelah mengambil alih pemerintahan secara tidak sah. Sesungguhnyapenguasa yang sah adalah Ali bin Abi Thalib.

6. Berbagai masalah yang berkaitan dengan peranan Ammar dalam perangJamal serta dalam kaitannya dengan Abu Dzar Al-Ghifari, maka konklusidari Wardi adalah bahwa Ibnu Saba' tidak lain adalah Ammar bin Yasir.Kaum Quraisy beranggapan bahwa Ammar adalah pemimpinpemberontakan melawan Utsman, namun kaum Quraisy pada masapermulaan tidak menyebutkan namanya secara jelas. Merekamengisyaratkannya dengan sebutan: Ibnu Saba' atau Ibnu Sauda. Para rawimenukil nama ini dengan ceroboh, sedang mereka tidak mengetahui apasebenarnya yang terjadi dibalik layar.17)

Berkata Dr. Wardi: "Tampaknya pribadi aneh ini dengan sengaja diada-andaan. la dicipta oleh para hartawan, di mana pemberontakan tersebutdimaksudkan untuk menentang mereka. "18)

Dr. Kamil Musthofa Syibi'dan Ibnu Saba'

Setelah Wardi muncul penulis lain yaitu: Dr. Kamil Musthofa Syibi yangmengikuti Wardi dalam khayalan dan serangannya yang membabi buta, danberusaha menguatkan argumentasinya dengan membawa nash-nash yangmenetapkan masalah-masalah yang terkandung di dalamnya.

Dalam masalah pembakaran Imam Ali r.a. terhadap Sabaiah, Dr. Kamilsependapat dengan Dr. Toha Husain, sebagaimana yang tercermin dalamucapannya: "Masalah pembakaran yang diduga dilakukan Ali terhadap golonganSabaiah sebenarnya adalah kebohongan belaka. Tidak ada yang membawa kabaritu dalam bentuk yang dapat dipercaya, dalam kitab-kitab yang mu'tabar daribuku-buku sejarah."

Kemungkinan, asal kejadian itu ada kaitannya dengan pembakaran Khalidbin Abdullah Al-Qosri beserta 15 orang pengikutnya yang ekstrim (kaum Ghulat).Lalu, selang beberapa waktu, peristiwa itu dibuat sedemikian rupa, hinggasampai berhubungan dengan Ali19).

Page 7: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

7

Sanggahan terhadap Wardi dan Syibi

Mengenai pendapat Wardi yang diikuti oleh Syibi dan lainnya, bahwaAbdullah bin Saba' adalah Ammar bin Yasir, maka kitab-kitab jarh dan ta'dilserta tokoh-tokoh yang menjadi andalan kaum Syi'ah membantah pendapattersebut.

Kitab-kitab mereka menyebutkan biografi Ammar dalam sahabat-sahabatImam Ali r.a. dan perawi-perawinya, serta menempatkannya dalam "Sendi yangEmpat"20). Sebaliknya, kitab-kitab tersebut menyebutkan biografi Ibnu Saba'dengan mengutuknya serta memuji Ammar. Bagaimana mungkin kita akanmempertemukan kedua biografi ini?

Mengenai pembakaran kaum Sabaiah akan kami ketengahkan alasan-alasan sahih yang berkenaan dengan sikap Imam Ali terhadap mereka.

Dr. Abdullah Fayyadh dan Ibnu Saba'

Dalam kitab Tarikhul Imamiah wa Islafuhun minasy Syi'ah Dr. AbdullahFayyadh mengingkari adanya Ibnu Saba'. Kitabnya dipenuhi oleh berbagaipendapat kaum orientalis. Pembimbingnya adalah Dr. Constantin Zureig, salahseorang dosen sejarah di Universitas Amerika di Beirut. Dia berkata: "MengenaiIbnu Saba' tampaknya merupakan pribadi yang lebih mirip ilusi daripadakenyataan. Dan peranannya - jika ia mempunyai peranan - terlalu besar -besarkan karena faktor-faktor agama dan politik. Banyak dalih yangmencerminkan lemahnya kisah Ibnu Saba'21). la berargumentasi dengan pendapatMurtadho Askari yang menuduh Saif bin Umar Burjami (170 H.) dalammengada-adakan pribadi ini. la juga menganggap adanya kontradiksi dankelewat ekstrim dalam riwayat serta menguatkan sikapnya dengan konsep Wardidan mengikuti Syibi.

Tholib Rifa'i dan Ibnu Saba'

Setelah mereka, muncul Tholib Al-Husaini arRifa'i. Dalam komentarnyaatas mukaddimah Muhammad Baqir untuk kitab sejarah Syi'ah Imamiah yangdicetak oleh penerbit kitab Al-Khoniji di Kairo tahun 1977 M. yang berjudul At-tasyayu' Dhohirah Thobi'iah fi Ithorid Da'wah al-Islamiah, ia berkata: "IbnuSaba' memang merupakan kenyataan historis yang tidak mungkin diingkari,tetapi sesungguhnya sebagaimana akan kami sebutkan secara terinci dalam suatubahasan khusus mengenainya tak ada kaitan antara ide-idenya dengan apa yangterkandung dalam ideologi Syi'ah dari wasiat amirul mukminin Ali bin Abi Tholibr.a. karena hal tersebut berdasar pada riwayat-riwayat dalam sumbersumberyang sahih dari kedua sekte Sunnah dan Syi'ah, sebagaimana juga terdapat dalamkitab-kitab kedua sekte tersebut, dalam tafsir, sejarah serta prinsip-prinsipkeyakinan.

Dengan demikian, pendapat yang mengatakan bahwa paham tasyayu'(syi'isme) adalah suatu konsekuensi dari ide Sabaiah, sebagaimana yang dida'wakan, adalah suatu pendapat yang batil22).

Page 8: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

8

Tidaklah mengherankan ungkapan semacam ini lahir dari tokoh ini, yangmenganggap bahwa yang pertama mengatakan adanya raj'ah adalah Umar binKhattab r.a. karena beliau mengucapkan: "Sesungguhnya Rasulullah Sallallahu‘Alaihi wa Sallam. belum mati dan tidak mati" sebagai penunjang kebohonganserta kesesatan dan pemalsuannya atas realita yang jelas lagi benar.

Sanggahan atas Berbagai Pendapat Serta Eksposisi mengenaiSumber-sumber Biografi Ibnu Saba'

Ini merupakan pendapat-pendapat sebagian orang Syi'ah era ini, seakanmereka belum melihat kitab-kitab aqidah serta sekte-sekte mereka dan kitabberbagai riwayat serta tokoh-tokoh mereka dan kitabkitab jarh dan ta'dil yangada pada mereka.

Inilah sejumlah kitab yang sebagai sandaran di kalangan Syi'ah yangmenyebutkan Abdullah bin Saba', dakwaan-dakwaan serta ideologinya yangmembuat Imam Ali dan ahlul baitnya yang suci mendustakan sertamenentangnya, juga menentang sahabat-sahabatnya (Sabaiah) serta apa yang ianisbatkan kepada ahlul bait.

Sumber-sumber yang Urgen Lagi Langka yang Mencantumkan NamaIbnu Saba' di Dalamnya

1. Risalatul Irja' oleh Hasan bin Muhammad bin Hanafiah (yang wafat tahun95 H.)23), seorang jurist ternama yang pernah berkata: "Siapa yangmeninggalkan Abu Bakar dan Umar, berarti meninggalkan Sunnah."Adapun yang meriwayatkan kepadanya adalah tokoh-tokoh yangdiandalkan di kalangan Syi'ah.

2. Kitab AI-Ghorot oleh Abu Ishak Ibrahim bin Muhammad Said bin Hilal Ats-Tsaqofi Al-Isfahani yang dipercaya oleh Ibnu Thowus, wafat sekitar tahun283 H. dan kitabnya (Al-Ghorot), edisi Anjaman Atsar Mali, Iran.

3. Kitab Al-Magalat wal Firaq oleh Sa'd bin Abdullah Al-Asy'ari Al-Qummi,wafat tahun 301 H., dicetak di Teheran tahun 1964 M.

4. Firaqusy-Syi'ah oleh Abu Muhammad Hasan bin Musa An-Nubakhti (tokohterkemuka abad ke 3 H.), edisi Kadhim al-Katbi di Najaf, dan sejumlahcretakan yang sama edisi orientalis Reiter di Istambul 1931 M.

5. Rijalul Kasyi oleh Abu Amr Muhammad bin Umar bin Abdul Aziz Al-Kasyi,yang hidup semasa dengan Ibnu Qulawaih, wafat tahun 369 H., edisiYayasan A'lami untuk cetakan Karbala.

6. Rijaluth-thusi oleh Syaikhut-thoifah Abu Ja'far Muhammad bin Hasan Ath-thusi (yang wafat pada 460 H.), edisi I di Najaf 1381 H./1961 M. terbitanMuhammad Kadhim Katbi.

7. Syarh Ibnu Abil-Hadid Linahjil Balaghah oleh Izzuddin Abu Hamid AbdulHamid bin Hibatullah AI-Madain, yang lebih dikenal dengan: Abil Hadid,

Page 9: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

9

Mu'tazili Syi'i, wafat tahun 656 H., edisi I, AlMaimanah 1326 H. dan lain-lain.

8. Ar-Rijal oleh Hasan bin Yusuf Al-Huli, wafat tahun 726, edisi Teheran 1311H. dan edisi Najaf 1961 M.

9. Raudhatul Jaumat oleh Mohammad Baqir AlKhoanisari, wafat tahun 1315H. edisi Iran 1307 H.

10. Tanqihul Magol fi Ahwalir-rijal oleh Syaikh Abdullah Al-Mamagani, wafattahun 1351 H., edisi Najaf, cetakan Al-Murtadhowiah.

11. Qanusur-rijal oleh Muhammad Tagi-Attasturi, selebaran-selebaran pusatpenerbitan kitab, Teheran 1382 H.

12. Raudhatus-shofa, sejarah andalan kaum Syi'ah, bahasa Parsi jilidII/halaman 292 edisi Iran.

13. Capita Selecta (Dairatul Maarif) dengan judul Muqtabasul Atsar waMujaddid Madatsar oleh Muhammad Husein AI-'Alami Al-Hairi 1388H./1868 M. di Matba'ah Ilmiah di Qom.

14. AI-Kuna wal Alqab oleh Abbas bin Muhammad Ridha Al-Qummi tahun1359 H., edisi Al-Irfan Sidom.

Itulah sebagian kitab mereka yang kami ketahui.

Masih banyak kitab-kitab mereka lainnya, baik yang berupa manuskripmaupun yang telah dicetak, di mana di dalamnya tercantum nama Ibnu Saba'dan Sabaiah. Di antaranya adalah:

1. Hallul Isykal oleh Ahmad bin Thowus, wafat tahun 673 H.

2. Ar-Rijal oleh Ibnu Daud, ditulis tahun 707 H.

3. At-Tahrir At-thowusi oleh Hasan bin Zainuddin Al-'Amili, wafat thn 1011 H.

4. Majmauz-rijal oleh Qahbai, ditulis tahun 1016 H

5. Naqdur-rijal oleh At-tafrisyi, yang ditulis tahun 1015 H.

6. Jamiur-ruwah oleh Al-Ardabili, ditulis tahun 1100 H.

7. Mausuatur Bihar oleh Al-Majlisi, wafat tahun 1110 H.24).

8. Ibnu Syahr Asyub, wafat tahun 588 H.25) dan Ibnu Muhammad Thohir Al-'Amili, tahun 1138 H.26).

Page 10: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

10

Ideologi Ibnu Saba' dan Berbagai Kesesatannya

Setelah menyebutkan kitab-kitab terpercaya dan menjadi andalan Syi'ah,akan kami sebutkan hal-hal urgen yang menjadi ideologi Ibnu Saba', di mana iamembawa dan meyakinkan pengikutnya pada masalah-masalah tersebut.

Demikianlah, Ide-ide sesat ini menyusup ke dalam sekte-sekte Syi'ah.Sedang motivasi kami menggelar ideologi Yahudi ini dari kitab-kitab dan riwayatmereka tentang imam-imam yang ma'sum di kalangan mereka oleh karena:

Mereka mengatakan: Percaya kepada ismah para imam menjadikan hadits-hadits yang berasal dari mereka sahih/benar, tanpa mengharuskanbersambungnya sanad tersebut dengan Nabi Sallallahu ’Alaihi wa Sallam,sebagaimana hal itu berlaku di kalangan ahli Sunnah27).

Mereka juga mengatakan: Karena imam di kalangan Imamiah adalahma'sum, maka tidak ada keraguan sedikit pun terhadap apa yang ia ucapkan28).

Al Mamaqani berkata: "Semua hadits kami mutlak berasal dari imam yangma'sum. "29) Kitab Al Mamaqani termasuk di antara kitab-kitab jarh dan ta'dilyang paling urgen di kalangan Syi'ah.

Setelah penjelasan-penjelasan ini, yang mengharuskan satu kaum untukmenerima kabar-kabar yang diriwayatkan dalam kalangan-karangan mereka,maka akan kami sebutkan kesesatan-kesesatan utama yang disebarluaskan olehAbdullah bin Saba', yaitu:

1. Dia adalah orang pertama yang berpendapat tentang adanya wasiatRasulullah Sallallahu ’Alaihi wa Sallam. untuk Ali, yaitu bahwa Ali adalahpenggantinya atas umatnya setelah beliau berdasarkan nash.

2. la adalah orang pertama yang menunjukkan sikap "bebas diri" terhadapmusuh-musuh Ali r.a. - menurut anggapannya - dan menyatakan resistensiterhadap para penentangnya serta mengkafirkan mereka.

Bukti akan kebenaran ungkapan tersebut bukan berasal dari buku sejarahAth-Thobari, bukan pula dari jalan Saif bin Umar, tetapi berdasarkan riwayat An-Nubakhti, Al-Kasyi, Al-Mamagani, At-Tasturi dan para sejarawan Syi'ah lainnya.

Berkata An-Nubakhti:

Segolongan ahli ilmu dari para sahabat Ali r.a., bercerita bahwa padamulanya Abdullah bin Saba' beragama Yahudi, kemudian masuk Islam danberpihak kepada Ali r.a. Ia pernah berkata - ketika ia masih memeluk agamaYahudi - tentang Yusya bin Nun sebagai washiy (pelaksana wasiat), bahwa iaadalah pengganti Musa. Maka, setelah Ibnu Saba' masuk Islam dan setelahwafatnya Nabi Sallallahu ’Alaihi wa Sallam, maka ia mengatakan hal yang samatentang Ali r.a. dan ia adalah orang pertama yang menyiarkan tentang keharusankeimaman Ali r.a. dan menentang musuh-musuh Ali serta memusuhi orang-orang yang tidak sepaham dengannya." Selanjutnya An-Nubakhti berkata:"Itulah sebabnya golongan yang menentang aliran Syi'ah mengatakan bahwa

Page 11: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

11

istilah Rafidhah berasal dari agama Yahudi30)." Pada kesempatan ini kamitunjukkan bahwa ide tentang wasiat yang menjadi andalan Ibnu Saba' telahdisebutkan dalam Taurat, kitab ulangan pasal 18 dari kitab Perjanjian Lama yangisinya: Tidak ada masa yang kosong dari Nabi pengganti Musa dan seperti Musa.Tiap-tiap Nabi mempunyai pengganti, yang hidup ketika Nabi tersebut masihada.

Ketika menyebut tentang Sabaiah, An-Nubakhti berkata: "Mereka (kaumSabaiah) adalah para pendukung Abdullah bin Saba'. la termasuk mereka yangsecara terang-terangan mencaci Abu Bakar, Umar, Utsman serta para sahabatdan menentang mereka. la berkata: "Sesungguhnya Ali r.a. yang menyuruh iaberbuat demikian."31).

3. la adalah orang pertama yang mengatakan tentang ketuhanan Ali r.a.

4. la adalah orang pertama yang mendakwahkan kenabian dari sekte-sekteSy’ah yang ekstrim (ghulat).

Sebagai bukti adalah apa yang diriwayatkan AlKasyi dengan sanadnya dariMuhammad bin Quluwaih Al-Qummi, ia berkata: "Telah diceritakan kepadakuoleh Sa'd bin Abdullah bin Abu Khalaf Al Qussi, ia berkata: Telah diceritakankepadaku oleh Utsman Al-'Abdi dari Yunus bin Abdurrahman dari Abdullah binSinan, ia berkata: Telah diceritakan kepadaku oleh ayahku dari Abu Jakfar r.a.,bahwa Abdullah bin Saba' mendakwakan kenabian dan menganggap Amirul Alir.a. sebagai Allah. Ketika berita tersebut sampai kepada Ali, maka dipanggilnyaIbnu Saba' dan ditanyakannya tentang pernyataannya tersebut. Abdullah binSaba' mengakuinya dan berkata: "Ya, Engkaulah Allah. Telah diilhamkan dalamjiwaku, Engkau adalah Allah dan aku adalah Nabi." Ali r.a. berkata: "Celaka eng-kau, setan telah menipu dan menjerumuskanmu. Sadarlah kau! Buang pendapatsesatmu. Celaka kau! Bertaubatlah:' Namun, Abdullah menolak, lalu Alimemenjarakannya. Ketika Ali memberi kesempatan kepadanya untuk bertaubatdalam waktu tiga hari, maka Abdullah tetap menolak, lalu Ali membakarnya.Namun yang benar Ali mengasingkannya ke kota Al-Madain, setelah dimintakanpertolongan untuknya sebagaimana yang akan kami jelaskan dalam sikap ImamAli terhadap Abdullah bin Saba'. Berkata Imam Ali: "Setan telah menggodanya, iadatang kepadanya dan membisikkan hal tersebut ke dalam jiwanya32). Al-Kasyimeriwayatkan dengan sanadnya juga dari Muhammad bin Quluwaih, ia berkata:"Telah diceritakan kepadaku oleh Sa'd bin Abdullah, ia berkata: Telah diceritakankepadaku oleh Ya'qub bin Yazid dan Muhammad bin

Isa dari Ibnu Abi Umair dari Hisyam bin Salim, ia berkata: Aku mendengar AbuAbdillah r.a. berkata: (Dan ia bercerita kepada sahabat-sahabatnya tentangAbdullah bin Saba' dan apa yang ia dakwakan mengenai ketuhanali dalam diriAmirul Mukminin Ali bin Abi Thalib r.a.). Ketika ia mendakwakan hal tersebut,Amirul Mukminin menyuruhnya bertobaf, tetapi Abdullah bin Saba' menolak,lalu Ali membakarnya."33)

5. Ibnu Saba' adalah orang pertama yang mengada-adakan pendapatmengenai kembalinya Ali r.a. ke dunia setelah wafatnya dan tentang kembalinyaRasulullah Sallallahu ’Alaihi wa Sallam. Pertama kali ia mengutarakanpendapatnya secara nyata adalah di Mesir. la berkata: "Adalah sangat

Page 12: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

12

mengherankan jika orang menganggap bahwa Isa kelak akan kembali, namunmendustakan kembalinya Muhammad Sallallahu ’Alaihi wa Sallam. SedangAllah berfirman: "Sesungguhnya Allah yang mewajibkan (pelaksanaan hukum--hukum) Al-Qur'an atasmu, pasti akan mengembalikanmu ke tempat kembali."Maka, dengan demikian, Muhammad lebih berhak untuk kembali ke duniadaripada Isa. Ucapannya itu bisa diterima. la meletakkan dasar-dasar pikirantentang raj'ah bagi mereka, maka mereka mulai memperbincangkannya 34).

Jika mereka tidak sudi menerima kisah tersebut yang diriwayatkan olehIbnu Asakir yang terpercaya dalam kitab Tarikh-nya, terlebih lagi yang lainnya.Dengarlah ucapan kaum Sabaiah kepada orang yang mengabarkan tentangterbunuhnya Ali r.a.: "Engkau berdusta wahai musuh Allah! Meskipun kalianbawa kepada kami serpihan otaknya dan membawa tujuh puluh orang saksi gunamenguatkan tentang kematiannya, kami tetap tidak mempercayainya. Karni tahubenar, bahwa ia tidak mungkin mati dan tidak terbunuh. la tidak akan mati,hingga kelak ia menggiring orang-orang Arab dengan tongkatnya dan menguasaibumi....... 35) Kisah ini disebutkan oleh Sa'd bin Abdullah Al-Asy'ari Al-Qummi,penulis kitab AI-Maqolat wal Firaq. Dia sangat terpercaya di kalangan Syi'ah. An-Nubakhti juga menukil perkataan kaum Sabaiah dalam Firaq usy-Syi'ah, yaitu:"Sesungguhnya Ali tidak terbunuh dan tidak mati. la tidak akan pernah terbunuhdan tidak akan mati, hingga kelak ia menggiring orang-orang Arab dengantongkatnya dan memenuhi bumi dengan keadilan dan persamaan, di manasebelumnya telah dipadati dengan kedzaliman dan kejahatan."

Pada kesempatan ini, kita akan mengetengahkan arti aqidah raj'ah (kembalike dunia) di kalangan Syi'ah: Muhammad Ridha Al-Mudhaffar berkata:"Sesungguhnya pendapat yang diikuti oleh Syi'ah Imamiah berdasarkan ajaranyang dibawa oleh ahlul bait, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala. akanmengembalikan manusia ke dunia ini dari kematian dalam bentuknya yangsemula, maka la akan memuliakan satu golongan dan menghinakan golonganlainnya, la juga akan membedakan antara orang-orang yang berbuat kebenarandan mereka yang berbuat kebatilan, antara orang-orang yang tertindas dan parapenindas, hal itu akan terjadi bersamaan dengan kebangkitan Al-Mahdi. Allahtidak akan mengembalikan seseorang, kecuali apabila ia telah mencapai suatuderajat keimanan yang tinggi, atau terbenam jauh dalam berbuat kerusakan, lalusetelah itu, mereka akan mati lagi dan nanti pada hari kiamat mereka akandibangkitkan sekali lagi untuk mendapat pahala atau siksa, sebagaimana yangdisebutkan oleh Allah dalam kitab Suci-Nya, Al-Qur'an, tentang keinginan orang-orang yang telah datang dua kali ke dunia ini untuk datang lagi ketiga kalinyauntuk bertobat atas dosa-dosa mereka. Mereka berkata:

ب روج من س ل إلى خ نوبنا فـه نا بذ فـ ر تـ ين فاع نا اثـنتـ يتـ يـ أح ين و نتـ نا اثـ تـ يل قالوا ربـنا أم)سورة غافر(

"Ya Allah, Pemilik dan Pemelihara kami! Engkau telah dua kali mematikan danmenghidupkan kami, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka, adakah suatujalan untuk ke luar? "(QS al-Mukmin: 11)36).

Dalam hal raj'ah, kaum Syi'ah mensyaratkan adanya kemurnian iman ataukufur. Berkata Al-Qummi: "Telah diceritakan kepadaku oleh ayahku dari Ibnu

Page 13: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

13

Abi Umair dari Al-Mufadhdhal dari Abu Abdillah tentang firman AllahSubhanahu wa Ta’ala.: "Dan pada hari kami membangkitkan tiap-tiap ummatdengan berbondong--bondong," maka ia berkata: "Tidak ada seorang pun darikaum Mukmin yang terbunuh, tetapi ia akan kembali, hingga ia mati kembali,dan yang akan kembali hanyalah orang yang memurnikan imannya dan orangyang benar-benar terbenam dalam kekufuran37).

Al Qummi meriwayatkan dengan sanadnya sampai pada Abu Abdillah, dimana ia menafsirkan firman Allah (pada hari mereka mendengar suara teriakandengan nyata, itulah hari kebangkitan) dengan raj'ah, di mana ia berkata:"Teriakan AlQaim dari langit adalah hari kebangkitan." la berkata: "Itulahraj'ah."38).

Tafsir yang sebenarnya dari ayat yang dijadikan dalil oleh Al Mudhaffaradalah apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud r.a., kata-katanya seperti ayat didalam surat Al-Baqarah. "Dahulunya kamu mati, lalu Allah menghidupkan kamu,kemudian mematikan kamu kemudian menghidupkan kamu" Dahulunya merekamati di dalam sulbi ayah-ayah mereka, kemudian Allah mengeluarkan danmenghidupkan mereka, kemudian mematikan mereka, lalu menghi dupkanmereka lagi, sesudah mati," diriwayatkan oleh Al Firyani, 'Abdun bin Humaid,Ibnu Jarir, lbnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ath-Thabarani serta Al-Hakim dan iamembenarkannya.39)

Dari Ibnu Abbas r.a. ia berkata: "Dahulu kamu mati, sebelum Allahmenjadikan kamu ini adalah kematian, kemudian la menghidupkan kamu, makaitulah kehidupan. Kemudian la mematikan kamu kembali hingga kamu kembalike kubur, inilah kematian yang kedua. Kemudian la membangkitkan kamukembali pada hari kiamat, inilah kehidupan yang kedua. Itulah yang dimaksuddengan dua kematian dan dua kehidupan. Hal itu sebagaimana tersebut dalamfirman Allah Swt.:

"Bagaimana kalian sampai mengingkari Allah, sedang kalian dahulu mati,maka Allah menghidupkan kalian, kemudian mematikan kalian, kemudianmenghidupkan kalian, kemudian kepada-Nyalah kalian akan kembali."40)

6. Ibnu Saba' yang beragama Yahudi itu mendakwakan, bahwa Ali r.a.adalah binatang yang akan keluar dari perut bumi dan sesungguhnya dialah yangmenciptakan makhluk dan membagi-bagikan rizki.

Ibnu Asakir berkata: "Ash-Shadiq meriwayatkan dari ayah-ayahnya yangsuci dari Jabir, ia berkata: Ketika Ali dibaiat, ia berbicara di hadapan rakyat.Lalu, Abdulah bin Saba' datang dan menghampirinya sambil berkata kepadanya:Engkau adalah binatang yang akan keluar dari perut bumi." Ali berkata"Takutlah pada Allah." Ibnu Saba' berkata. "Engkaulah Sang Raja." Alimenjawab: "Bertaqwalah pada Allah." Namun, Ibnu Saba' segera berkata:"Engkaulah yang menciptakan seluruh makhluk dan membagi-bagikan rizki." Alisegera memerintahkan agar ia dibunuh, namun kaum Rafidhah sepakat untukmenolak konklusi Ali. Mereka berkata: . "Asingkan saja ke pinggiran kota Al-Madain...... 41)

Page 14: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

14

Jika mereka tidak sudi menerima riwayat Ibnu Asakir, maka akan kamiketengahkan beberapa riwayat dari kitab-kitab mereka yang mu'tamad, yang diantaranya diriwayatkan oleh Al-Qummi dalam tafsirnya yang diandalkan olehmereka. AlQummi berkata: Mengenai firmanNya:

انوا بآياتن م أن الناس ك ه لم م دابة من األرض تك نا له ج ر م أخ ل عليه و قع الق إذا و ا ال يوقنون و)سورة النمل(

"(Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Karni keluarkan sejenisbinatang melata dari perut bumi, yang akan mengatakan kepada mereka,bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami),

Maka pengertiannya adalah sebagai berikut: Telah diceritakan kepadaku olehayahku dari Ibnu Abi Umair dari Abi Busair dari Abi Abdillah r.a. ia berkata:Ketika Rasulullah Sallallahu ’Alaihi wa Sallam, sampai di tempat AmirulMukminin (Ali) yang sedang tidur di masjid dengan berbantalkan pasir, makabeliau membangunkannya dengan kakinya sambil berkata: "Bangunlah wahaibinatang melata yang keluar dari perut bumi (daabbatul ardhi)." Salah seorangsahabatnya bertanya: "Apakah sebagian dari kita dinamakan dengan nama ini, yaRasulullah?" Beliau menjawab: "Tidak! Demi Allah nama itu khusus untuk diadan dia adalah 'binatang melata' yang disebutkan oleh Allah dalam kitab suci-Nya: "Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenisbinatang melata dari perut bumi yang akan menyatakan kepada mereka, bahwasesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." Kemudianbeliau bersabda: "Hai Ali, jika tiba akhir masa, Allah akan mengeluarkan kamudalam sebaik-baik bentuk. Di tanganmu terdapat alat penyelar yang dengannyakamu akan mengecap musuh-musuhmu. Seseorang berkata kepada Abu Abdillahr.a.: Orang-orang bertanya: "Binatang ini dapat mengajak bicara mereka?"AbuAbdillah menjawab: "Allah yang berbicara dengan mereka dalam api nerakaJahanam. Sesungguhnya Dia-lah yang berbicara dengan mereka dari Al-Kalam."42)

Di antaranya apa yang diriwayatkan oleh perawiperawi mereka yangdipercaya oleh Ali r.a., bahwa ia (Ali) berkata: "Ada enam hal yang diberikanpadaku, yaitu ilmu tentang ajal manusia, berbagai cobaan, wasiat-wasiat,pembicaraan yang tegas yang membedakan antara yang hak dan yang batil danaku adalah orang yang hidup kembali berulang-ulang ke dunia, aku adalah orangyang mempunyai berbagai kekuatan, aku adalah prang yang memiliki tongkatdan alat penyelar dan aku adalah binatang yang akan keluar dari perut bumi yangakan mengajak bicara manusial43).

Ali bin Ibrahim bin Hasyim meriwayatkan dalam tafsirnya dari AbiAbdillah, is berkata: "Seseorang telah berkata kepada Ammar bin Yasir: "HaiAbql Yaqdhan, suatu ayat dalam Kitabullah telah meresahkan hatiku.." Ammarberkata: "Ayat yang mana? Orang itu menjawab: "Dan apabila perkataan telahjatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari perut bumi yangakan menyatakan pada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidakyakin terhadap ayat-ayat Kami (An-Naml: 82). Apakah yang dimaksud denganbinatang yang akan keluar dari perut bumi tersebut ?" Ammar menjawab: "DemiAllah, aku tidak akan duduk atau makan dan minum, hingga kutunjukkan siapa-kah yang dimaksud dengan itu! Laiu, Ammar pergi bersama orang tersebut ke

Page 15: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

15

tempatAmirul Mukminin (Ali) r.a., yang saat itu seoang rhakan korma clanmentega. Ali r.a. mempersilahkan Ammar yang kemudian duduk dan makanbersamanya. Betapa heran orang tersebut melihat Ammar. Ketika Ammar sudahberdiri, ia berkata: Subhanallah! Bukankah engkau telah bersumpah, tidak akanmakan dan minum, hingga kau tunjukkan padaku siapakah binatang tersebut?!"Ammar menjawab: "Sebenarnya telah kutunjukkan padamu, jika saja engkaumau sedikit berpikir 44)

7. Kaum Sabaiah berkata: "Mereka sebenarnya tidak mati, melainkanterbang setelah kematian mereka dan mereka dinamakan ath-Toyyarah (yangberterbangan). Ibnu Thahir Al Maqdisi berkata: "Sesungguhnya golonganSabaiah dinamakan Thoyyarah. Mereka menganggap diri mereka tidak mati, dankematian mereka tidak lain adalah terbangnya diri mereka dalam gelapnyamalam 45). Nama ini dipergunakan oleh para Imam jarh wat ta'dil di kalanganSyi'ah untuk - "menetapkan" - kejelekan para rawi.

Berkata Ath-Thusi salah seorang Imam yang terpercaya di kalangan Syi'ah dalambiografi Nashr bin Shabah yang dijuluki dengan Abul Qasim dari Balakh (Balakhadalah kota di Afghanistan), ia bertemu dengan banyak ulama dan guru-gurupada masanya. la juga meriwayatkan tentang mereka, namun dirinya sendiridikatakan: Ia termasuk Thoyyarah yang ekstrim 46).

Al-Mamaqani menggolongkan Nashr bin Shabah sebagai Imam-imam yangmengarang tentang "Pengetahuan Tokoh-tokoh" kaum Syi'ah. Dalam kitabTa'liqah, Al-Mamaqani ' berkata: "Siapa yang menyelidiki keadaan tokoh-tokohtersebut, maka akan tampak olehnya bahwa para guru banyak menukil darinyadengan penuh keyakinan, hingga batas maksimal. AI-Mamaqani mengatakan,bahwa Nashr memiliki kitab ma'rifatun naqilin dan kitab firaqusy Syi'ah 47)

8. Satu kaum dari golongan Sabaiah, telah berbicara tentang perpindahanruhul qudus dalam diri para imam. Mereka menamakannya 'reinkarnasi'. IbnuThahir Al-Maqdisi berkata: "Ada satu kaum di antara kaum Thoyyarah (golonganSabaiah) yang beranggapan, bahwa ruhul qudus terdapat dalam diri Nabi,sebagaimana sebelumnya terdapat dalam diri Isa yang kemudian berpindah kedalam diri Ali, lalu Hasan, Husain, demikian pula berpindah ke dalam diri paraimam. Umumnya, mereka mengakui adanya reinkarnasi dan raj'ah48).

Kemungkinan, kitab Ar-Roddu'ala ashabit Tanasukh karya Hasan bin Musa An-Nubakhti, ditulis oleh An-Nubakhti untuk menyanggah mereka49). (An-Nubakhtimenentang pendapat tentang adanya reinkarnasi, itulah sebabnya dia menuliskitab sebagai sanggahan atas mereka/penterjemah).

9. Kaum Sabaiah berkata: Kami mendapat petunjuk melalui wahyu, namunbanyak orang yang tersesat melalui isinya dan kami mendapat petunjuk berupailmu, namun tersembunyi bagi mereka.

10. Mereka berkata: Sesungguhnya Rasulullah Sallallahu ’Alaihi wa Sallam,telah menyembunyikan 9/10 dari wahyu. Ocehan-ocehan nonsen semacam itutelah disanggah oleh salah seorang Imam ahlul bait, yaitu Al-Hasan binMuhammad Ibnul Hanafiah dalam risalahnya Al-Irja dan yang meriwayatkannyaadalah orang-orang yang terpercaya di kalangan Syi’ah, di mana ia berkata: "Di

Page 16: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

16

antara ocehan kaum Sabaiah: Kami diberi petunjuk melalui wahyu, namunbanyak yang tersesat melalui isinya dan kami mendapat petunjuk berupa ilmunamun tersembunyi bagi mereka, dan mereka beranggapan bahwa Rasulullahmenyembunyikan wahyu (9/10). Jika benar Rasulullah Sallallahu ’Alaihi waSallam menyembunyikan sesuatu dari apa yang telah diturunkan Allah atasnya,niscaya be)iau menyembunyikan kisah istri Zaid (yang dimaksud adalah Zainabyang ketika bercerai dari Zaid, lalu dipersunting oleh Rasulullah Sallallahu’Alaihi wa Sallam. (penterjemah) dan Firman Allah: "Engkau mencari keridhaanistri-istrimu..." (AtTahrim: 5)* Lihat: Syarhu ibnu Abil Hadid jilid II/309,cetakan: Al Maimanah 1326 H.)-------* Anggapan kaum Sabaiah: "Bahwa mereka mendapat petunjuk melalui wahyu, namun oranglain tersesat melalui isinya" adalah hal yang aneh, karena bagaimana mungkin dengan wahyubisa tersesat. Yang lebih keji lagi adalah anggapan mereka, bahwa Rasulullah Sallallahu ’Alaihiwa Sallam menyembunyikan 9,/10 dari wahyu Allah yang harus disebarkan. Dengan kata lain,Rasulullah telah berkhiakat!Mungkinkah ini terjadi?

Al-Hafidh Al-Jauzajani (259 H.) berkata tentang Ibnu Saba': laberanggapan, bahwa Al-Qur'an (yang ada sekarang) hanya 1 juz dari 9 juz danilmunya ada pada Ali, maka Ali melarangnya setelah menginginkannya 50)

11. Mereka juga mengatakan: "Bahwa Ali ada di langit. Petir adalahsuaranya, kilat adalah cemetinya. Siapa di antara mereka yang mendengar suarapetir, maka akan mengatakan: "Alaikassalam, ya Amirul Mukminin! (salamsejahtera bagimu, hai amlrul mukminin)."

Abu Ishaq bin Suwaid Al-'Adawi telah menyinggung ideologi merekadalam qasidahnya, di mana di dalamnya ia menentang kaum Khawarij, Rawafidhdan Qadariah. Di antaranya adalah:

Aku menentang kaum KhawarijDan aku bukan berasal dari merekaAku menentang Ghuzzal dan Ibnu Bab

Aku pun menentang kaum, yang apabila menyebut-nyebutnama Alimaka mereka memberi salam pada awan 51)

Asy-Syaikh Muhyiddin Abdul Hamid, telah berkomentar tentang ideologisemacam ini, yaitu:

"Hingga kini saya masih sering melihat anak-anak kecil di Kairo berlarianketika hujan deras, sambil berteriak: "Wahai berkah Ali, melimpahlah."52)

Namun, hal itu tidak terbatas hanya pada anak-anak kecil saja, juga sebagianorang yang tentang mereka telah dikatakan Allah pada akhir surat Asy-Syu'ara:Dan ahli-ahli syair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat "Al-alawiyah" yangberjumlah lebih dari 400 bait dan pernah dibacakannya di Universitas Mesir,pada tahun 1919 M.

Page 17: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

17

Sungguh mengherankan, siapakah penunggang onta malam itu.Dengan onta itu, engkau menembus padang belantara danbebukitan.Dan apakah gumpalan-gumpalan asap itu jika ia dilepaskan apimenyala-nyala.Berilah aku sayap, agar aku dapat terbang ke awan menemuisang Imam.

Dan banyak lagi kata-kata dan ide-ide sesat.

Sikap Amirul Mukiminin Ali bin Abi Thalib r.a. dan Ahlul Baitnya:

Ali r.a. berkata: "Akan binasa sehubungan dengan diriku dua. golonganmanusia: Pecinta yang berlebihan, hingga kecintaannya menyebabkannyamenyimpang dari yang haq dan pernbenci yang ceroboh, hingga kebenciannyamembuatnya menyimpang dari kebenaran. Maka, sebaik-baik keadaan manusiadalam kaitannya dengan diriku adalah yang di tengah. Ikutilah yang di tengahdan ikutilah kelompok terbesar, karena sesungguhnya pertolongan Allah besertajamaah." 53)

Demikianlah, kehendak Allah atas manusia sehubungan dengan Aliterbagi menjadi tiga bagian:

Yang pertama: Pembenci yang ceroboh, mereka inilah yang mencelanya,bahkan sebagian dari mereka terlalu ekstrim, hingga mengkafirkannya, sepertikaum Khawarij.

Yang kedua: Pecinta yang berlebihan, dan kecintaannya tersebutmembuatnya melewati batas, hingga menjadikannya Nabi bahkan kesesatanmereka kian meluap, hingga mempertuhankannya.

Sedang yang ketiga: adalah ketompok terbesar, mereka inilah ahlussunnah wal jamaah dari mulai kaum terdahulu yang saleh, hingga masa kitadewasa ini. Mereka inilah yang mencintai Ali dan keluarganya dengan cinta yangbenar menurut syara'. Mereka mencintai Ali dan keluarganya adalah karenakedudukan mereka di sisi Nabi Sallallahu ’Alaihi wa Sallam

Terhadap kelompok pertama, beliau memerangi mereka, setelahsebelumnya adu argumentasi dengan mereka.

Kisah-kisah tentang Ali dengan kelompok pertama tersebut, telah banyakdisebutkan dalam kitab-kitab sejarah, sebagaimana yang telah kita ketahui. Kini,kita ingin mengetahui sikap Ali dan keluarganya tehadap Ibnu Saba' dan parapengikutnya:

Ketika Ibnu Saba' menyatakan keislamannya dan mulai menampakkansikap amar ma'ruf nahi mungkar serta berhasil menarik simpati banyak orang,maka ia mulai mendekatkan diri dan menunjukkan kecintaannya kepada Ali.Setelah kedudukannya cukup konstan, ia mulai berdusta dan menciptakankebohongan atas diri Ali. Salah seorang tokoh besar dari golongan Tabiin, yangwafat pada tahun 103 H., yaitu Asy-Sya'bi berkata:

Page 18: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

18

"Yang pertama kali melahirkan kebohongan adalah Abdullah bin Saba'.Dia telah berdusta atas Allah dan Rasul-Nya." Ali berkata: "Ada urusan apa akudengan si jahat berkulit hitam itu (yang dimaksud adalah Ibnu Saba'), ia telahmencaci Abu Bakar dan Umar." 54)

lbnu Asakir meriwayatkan, bahwa ketika kabar tentang caci maki yangdilontarkan Ibnu Saba' pada Abu bakar dan Umar sampai kepada Ali bin AbiThalib, maka beliau memanggilnya. Beliau menghunus pedang hendakmembunuhnya, maka orang-orang meminta pertolongan kepadanya. KemudianAli berkata: "Demi Allah, dia tidak boleh tinggal di negeri yang sama denganku.Asingkanlah dia ke Madain."55)

Berkata Ibnu Asakir: Ash-Shodiq-Abu Abdillah Ja'far bin Muhammad Ash-Shodiq, lahir di Madinah Munawarah pada tahun 83 H. dan meninggal di kotayang sama pada 148 H. Beliau Imam ke VI yang ma'sum di kalangan Syi'ah,meriwayatkan dari ayah-ayahnya yang suci meriwayatkan dari Jabir, ia berkata:"Ketika Ali telah dibai'at, ia berkhotbah di hadapan masa, maka Abdullah binSaba' bangkit lalu menghampirinya sambil berkata kepadanya: Engkau adalahbinatang melata yang akan keluar dari perut bumi.

Ali berkata kepadanya: "Bertaqwalah kepada Allah!"

Abdullah balik berkata: "Engkaulah Sang Raja." Sekali lagi Ali berkata:"Bertaqwalah kepada Allah!" Namun Abdullah malah menjawab: "Engkaulahyang menciptakan makhluk dan membagi-bagi rizki." Lalu, Ali menginstruksikanagar ia segera dibunuh, maka kaum Rafidhah sepakat menentang Ali denganberkata: "Biarkan dia! Asingkan saja ke pinggiran Madain. Karena jika engkaumembunuhnya di kota ini (Kufah) kawan-kawan beserta pengikut-nya tentu akanmenentang kita." Maka, beliau mengasingkannya ke pinggiran Madain. Di sanaterdapat Qaramithah dan Rafidhah. Setelah itu, berkat upaya Ibnu Saba', makakota Madain menjadi sentra pertemuan mereka." Jabir berkata: "Lalu, datangkepada Ali 11 orang dari kaum Sabaiah. Beliau berkata: "Kembalilah kamu (Aliminta agar mereka menarik kembali kata-kata mereka yang mengandung syirik(penterjemah) - aku adalah Ali. Ayah dan ibuku sudah dikenal. Aku adalah putrapaman Nabi Sallallahu ’Alaihi wa Sallam."

Mereka berkata: "Kami tidak akan kembali, tinggalkan yang memanggilmu." LaluAli membakar mereka. Kuburan mereka yang berjumlah 11 di padang pasirdemikian terkenal. Sisa dari mereka mengatakan bahwa Ali adalah Tuhan.Mereka berpegang pada ucapan Ibnu Abbas: "Tidaklah diperbolehkan menyiksadengan api, kecuali Penciptanya (Allah). " 56)

Inilah sikap Imam Ali r.a. terhadap Ibnu Saba' dan pengikutnya. lamengasingkannya ke Madain dan membakar sejumlah pengikutnya. Ada punyang belum puas dengan riwayat-riwayat tadi, di mana sebagian di antaranyadiriwayatkan oleh imam yang ma'sum di kalangan mereka, serta bagi merekayang menolaknya kecuali disebabkan oleh sikap menentang, maka kisahpembakaran orang-orang tersebut akan kami ketengahkan dari riwayat-riwayatyang otentik, di kalangan ahli Sunnah dan Syi'ah.

Page 19: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

19

Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya (dalam kitabul jihad, bab: tidakmenyiksa dengan siksaan Allah) dengan sanadnya sampai pada Ikrimah, bahwaAli r.a. telah membakar satu kaum. Hal itu sampai kepada Ibnu Abbas, lalu iaberkata: "Jika aku jadi Ali, tentu aku tidak akan membakar mereka, karena NabiSallallahu ’Alaihi wa Sallam telah bersabda: "Jangan menyiksa dengan siksaanAllah." Tetapi akan aku bunuh mereka, sesuai dengan sabda Nabi Sallallahu’Alaihi wa Sallam: "Bunuhlah orang yang mengganti agamanya."

Bukhari meriwayatkan (dalam Shahihnya dalam kitab Istitabah bagiorang-orang murtad dan yang menentang serta memerangi mereka) kepada Ikri-mah dengan sanadnya seperti di atas, ia berkata: "Ketika dibawa orang-orangzindiq kepada Ali, maka beliau membakar mereka."57)

Diriwayatkan juga oleh Abu Daud dalam kitab Sunannya (Kitabul Hudud,bab: hukum orang yang murtad) hadits pertama dengan sanadnya pada Ikrimahdengan lafadh yang lain, pada akhirnya: hal itu sampai kepada Ali, ia berkata:"Amboi, Ibnu Abbas." An-Nasai juga meriwayatkan seperti itu dalam Sunannya58).

Tirmidzi juga meriwayatkan dalam Al-Jami' (Kitab Hudud, bab yangberkaitan dengan murtad) dan pada akhirnya: hal itu sampai pada Ali, lalu iaberkata: "Benar, Ibnu Abbas." Abu Isa berkata: "Hadist ini shahih hasan, ahliilmu mengamalkan hadits ini untuk masalah murtad. " 59)

Thabrani meriwayatkan dalam AI-mu'jamul ausath dari jalan Suwaid binGhuflah (telah sampai kabar kepada Ali, bahwa satu kaum telah keluar dariagama Islam, maka beliau mengirim utusan kepada mereka dan memberi makanmereka, kemudian menghimbau mereka untuk kembali di bawah naungan Islam.Namun, mereka menolak. Hingga Ali menggali lubang, lalu memenggal lehermereka dan melemparkannya dalam lubang tersebut. Kemudian merekaditimbuni dengan kayu lalu dibakar. Ali lalu berkata: "Maha Benar Allah danRasul-nya .60)

Pada bagian ke III dari hadits Abi Thohir Al-Mukhlis dari jalan Abdullah binSyuraih AI-'Amiri dari ayahnya, ia berkata: "Dikabarkan kepada Ali, bahwa satukaum berdiri di pintu masjid mendakwakan bahwa Ali adalah Tuhan mereka.Lalu, Ali memanggil merekad dan berkata padanya: "Celaka engkau! Apa yangkau katakan ?" Mereka berkata: "Engkau Tuhan kami, Pencipta kami danPemberi rizki kami."

Ali berkata: "Celaka kamu. Aku hanyalah seorang hamba, sebagaimana kamu,aku makan dan minum, sebagaimana kamu. Jika aku patuh kepada Allah, makala memberiku pahala jika la berkehendak, dan jika aku bermaksiat pada-Nya, akutakut la menyiksaku. Oleh karena itu bertaqwalah kepada Allah dan kembalilah.Namun, mereka menolak. Keesokan harinya mereka datang lagi menemui Ali,maka Qunbur datang sambil berkata: "Demi Allah, mereka kembali mengulangucapan mereka."

Ali berkata: "Bawalah mereka kemari." Lalu, kembali mereka mengulangucapannya. Ketika sampai yang ketiga kalinya, maka Ali berkata: "Jika kamutetap mengatakan hal itu, maka aku akan membunuhmu dengan cara terjelek."

Page 20: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

20

Tetapi mereka tetap menolak untuk kembali, hingga Ali kemudian menyeru padaQunbur: "Hai Qunbur, bawalah para pekerja dengan menyertakan cangkulmereka. Maka ia menggali lubang-lubang di antara pintu masjid dan istana.Beliau berkata: Galilah lubang! Maka, mereka memperdalam galiannya. Alisegera membawa kayu bakar dan menyulutnya, lalu dimasukkannya ke dalamlubang-lubang itu sambil berkata: Aku akan memasukanmu ke dalamnya ataukalian kembali (kepada kebenaran). Tetapi, mereka tetap menolak untukkembali. Maka, beliau melemparkannya ke dalam lubang yang berapi itu. Hinggaketika mereka telah terbakar, Ali berpantun:

"Jika aku melihat suatu kemungkaran maka,kunyalakan apiku dan kupanggil qunbur."

Ibnu Hajar berkata: "Sanad riwayat ini Hasan."61)

Sebagai tambahan dari riwayat-riwayat ini, Al-Kulaini (kedudukannya dikalangan Syi'ah sejajar dengan Bukhari di kalangan ahli Sunnah) meriwayatkandalam kitabnya AI-Kafi dalam Kitabul Hudud bab murtad dengan sanadnya dari2 jalan dari Abi Abdillah, ia berkata: "Satu kaum mendatangi amirul mukmininr.a, mereka berkata: Salam sejahtera atasmu, wahai Tuhan kami! Maka, beliaumeminta agar mereka bertobat. Tetapi mereka enggan bertobat. Beliau kemudianmenggali lubang dan menyalahkan api di dalamnya, lalu menggali lubang lagi disisi lubang pertama dan mengosongkan antara kedua lubang tersebut. Setelahmereka tetap tidak mau bertobat, beliau melemparkannya ke dalam lubang danmenyalakan api di lubang satunya, Hngga mereka mati." 62)

Orang yang sangat terpercaya di kalangan Shi'ah, Al-Mamaqani, telahmenukil beberapa nash tentang celaan terhadap kaum Ghulat di antara merekaadalah kaum Sabaiah. Diriwayatkan oleh Muhammad bin Hasan dan Utsman binHamid, keduanya berkata: "Telah diceritakan kepada kami oleh Muhammad binYazdad dari Muhammad bin Husain dari Musa bin Basyar dari Abdullah binSyuraih dari ayahnya, ia berkata: Ketika Ali sedang bersama istrinya, tiba-tibaQunbur datang kepadanya sambil berkata: Telah datang 10 orang di depan pintuyang menganggap engkau sebagai Tuhan mereka. Maka, Ali berkata: Bawalahmereka kemari! Setelah mereka masuk Ali menanyai mereka: Apa yang kaliankatakan? Mereka menjawab: Engkau Tuhan kami, Pencipta kami dan Pemberirizki kami. Ali berkata pada mereka: Celaka kamu, jangan lakukan itu! Akuhanyalah manusia biasa yang tidak berbeda dengan kamu. Tetapi mereka tetapmenolak. Hingga Ali berkata: Celaka kamu! Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.Celaka kamu bertobatlah! Kembalilah!

Mereka menjawab: Kami tidak akan menarik kembali kata-kata kami.Engkau Tuhan kami, Pencipta kami dan Pemberi rizki kami. Kemudian Aliberkata: Hai Qunbur! Bawalah para pekerja padaku. Maka, Qunbur ke luar clankembali membawa 10 orang pekerja beserta cangkul mereka, kemudian iaperintahkan mereka untuk menggali lubang. Setelah selesai, dimasukkanlah kayuyang telah dinyalakan ke dalamnya, hingga membara. Kemudian Ali berkatapada mereka: Bertobatlah! Mereka menjawab: Kami tidak akan kembali! MakaAli melempar sebagian dari mereka, kemudian melempar sisanya ke dalam api.Kemudian Ali berpantun:

Page 21: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

21

Jika aku melihat suatu kemungkaran Maka, kunyalakan apikudan kupanggil Qunbur." 63)

Tampaknya, Ali kembali mengulang hukumannya kepada selain mereka.Yaitu, kepada Zith (penyembah berhala). An-Nasai telah meriwayatkan dalamSunannya (Al-Mujtaba) dari Anas: "Telah dibawakan kepada Ali sejumlah orangdari Zith, maka Ali membakar mereka." Ibnu Abbas berkata: Rasulullah saw.bersabda: "Barang siapa mengganti agamanya, bunuhlah dia! " 64)

Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari jalan Qatadah (Telah dihadapkankepada Ali sejumlah orang dari Zith, kemudian beiiau membakarnya). Al-Hafidhibnu Hajar memvonis hadits ini dengan Inqitho' (Inqitho' berasal dari inqathaa-yanqathiu-inqithaan fahuwamunqathiun, yang dimaksud dengan haditsmunqathi' adalah hadits yang gugur dari sanad seorang rawi, dengan ketentuan:yang gugur itu bukan seorang sahabat/penterjemah). Kemudian ia berkata: Jikahadits itu memang benar, maka ditujukan untuk kisah yang lain. Ibnu AbiSyaibah juga telah meriwayatkan dari jalan Ayyub dari Nu'man, bahwa iaberkata: "Aku melihat Ali di Rahbah, kemudian datang kepadanya seseorang, iaberkata: Di sini ada satu keluarga, mereka menyembah berhala, yang merekaletakkan di satu rumah. Ali segera bangun dan berjalan menuju rumah yangdimaksud. Kemudian mereka semua dikeluarkan dan rumahnya dibakar olehAli."65)

Al-Kasyi meriwayatkan dalam kitabnya Ma'rifatu Akhbarir Rijalsetelah.menyebutkan biografi Abdullah bin Saba' dengan judul "70 orang darikaum Zith yang mendakwakan ketuhanan dalam diri amirul mukminin r.a."dengan sanadnya sampai pada Abu Ja'far, ia berkata: "Setelah selesai memerangiahli Basra, Ali r.a. didatangi 70 orang dari kaum Zith. Mereka memberi salamkepadanya dan mengajak bicara dengan bahasa mereka dan Ali menjawabdengan bahasa mereka pula. Kemudian Ali berkata pada mereka: Aku tidakseperti yang kamu katakan. Aku adalah hamba Allah, makhluk biasa. Namun,mereka tetap menolak, bahkan berkata kepadanya: Engkau, Engkau adalah Dia.Ali kemudian berkata: Jika kamu tidak menarik kembali ucapanmu tentangdiriku serta bertobat pada Allah, niscaya aku akan membunuhmu. Tetapi merekatidak mau bertobat. Maka, beliau menyuruh membuat sumur-sumur untukmereka. Kemudian sumur-sumur itu digali, di mana di antara satu dengan yanglain diberi lubang, hingga saling berhubungan. Mereka segera dilempar kedalamnya dengan leher-leher mereka yang dipenggal. Kemudian disulutlah apidalam sumur yang kosong dan asapnya masuk melalui lubang yang tersedia,hingga mereka mati.

Dalam Biharul Anwar, sebagai nukilan dari Manaqib Ali Abi Thalibdisebutkan: Maka Ali r.a. menggali lubang-lubang untuk mereka sertamenyalakan api, sementara Qunbur memanggul mereka satu persatu, lalumelemparkannya ke dalam api yang berkobar-kobar. Kemudian Ali berpantun:

Jika aku melihat suatu kemungkarankunyalakan api dan kupanggil Qunbur lalu,

kugali lubang demi lubangdan Qunbur menyirnakan secara tuntas kemungkaran itu.

Page 22: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

22

Kisah ini dikomentari oleh Ibnu Syahri Asyub dengan ucapannya:Kemudian seseorang menghidupkan mereka itu. Nama orang tersebut adalahMuhammad bin Nushair-An-Numairi. Ia menggap bahwa Allah tidakmenampakkan dirinya, kecuali pada masa ini dan sesungguhnya dia adalah Alisendiri. Golongan An-Nushairiah berafiliasi kepada Nusairi. Mereka itu adalahgolongan yang menganut paham kebebasan mutlak (anarkhi). Merekameninggalkan ibadah dan berbagai kewajiban syariat serta menghalalkan segalayang dilarang dan diharamkan. Di antara ucapan mereka adalah: Kaum Yahudidalam kebenaran, tetapi kami bukan dari golongan mereka. Kaum Nasrani jugaberada dalam kebenaran, tetapi kami bukan dari golongan mereka. 66)

Pada saat kami masih berbicara tentang pembakaran pengikut Ibnu Saba'dan kaum zindiq oleh Ali bin Abi Thalib, maka sangatlah tepat jika kamiketengahkan juga suatu peristiwa lain yang disebutkan oleh Ibnu Abil Hadiddalam Syarh Nahjul Balaghah. Ibnu Abil Hadid berkata: "Telah diriwayatkanoleh Abul Abbas Ahmad bin Ubaid bin Ammar Ats-tsaqafi dari Muhammad binSulaiman bin Hubaid Al-Mashishi yang lebih dikenal dengan sebutan Nuwain, iameriwayatkan juga dari Ali bin Muhammad An-Naufali dari guru-gurunya:Bahwa Ali r.a. telah lewat di mana ada satu kaum yang sedang makan di sianghari pada bulan Ramadhan. Beliau kemudian bertanya: Sedang musafirkah kamuatau sedang sakit?

Mereka menjawab: Tidak, kami bukan musafir dan tidak dalam keadaan sakit.Apakah kamu ahli dzimmah•) hingga tanggungan dan upeti dapatmenjagamu*),tanya Ali selanjutnya. .Mereka menjawab: Tidak!-------•) Ahli dzimmah adalah orang-orang non-Muslim yang tetap pada paganisma dan hidup di

negara Islam: Sebagai imbalan atas keamanan yang mereka dapatkan dari pemerintahannegara Islam, maka mereka diwajibkan membayar upeti.

* Yang dimaksud: seandainya Anda adalah salah seorang ahli dzimmah yang ntembayar upeti,Maka Anda bebas melakukan ritus-ritus sesuai dengan tatacara Anda sendiri, tanpa adayang mengganggu, karena Anda telah membayar upeti (penterjemah).

Jika demikian, apa alasan kalian makan-makan pada siang hari di bulanRamadhan ini? tanya Ali. Mereka segera bangkit menghampiri beliau, kemudianberkata: Engkau adalah Engkau! Dengan ucapan itu mereka menunjuk adanyaunsur ketuhanan dalam diri Ali. Maka, beliau r.a. segera turun dari kudanya, lalumenempelkan pipinya ke tanah sambil berkata: Celaka kamu, aku hanyalahseorang hamba di antara hamba-hamba Allah. Bertaqwalah kepada Allah dankembalilah ke pangkuan Islam! Namun mereka menolak. Beliau mengajakmereka berulang-ulang untuk kembali dan bertobat, tetapi mereka tetapberpegang pada kekafiran mereka. Maka, Ali bangkit menghadap mereka sambilberkata: Ikatlah mereka erat-erat! Bawalah para pekerja, api dan kayu kepadaku!Kemudian Ali menyuruh menggali 2 sumur. Lalu digalilah dua sumur, yang satutertutup dan lainnya terbuka, di mana di antara keduanya dibuat lubang yangdapat menghubungkan satu dengan lainnya. Kemudian dimasukkanlah kayutersebut dalam sumur yang tertutup, lalu disulut dengan api hingga asapnyamengepul menutupi mereka. Sekali lagi beliau meminta mereka agar kembali kepangkuan Islam. Namun, mereka tetap pada pendirian. Hingga kayu bakardilemparkan kepada mereka sampai terbakar. Maka, berpantunlah seorangpenyair:

Page 23: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

23

Biarlah laut membawaku ke mana ia kehendakijika memang engkau tidak akan melemparkanku dalam kedua

lubang iniJika kayu bakar telah disulut dengan api

hal itu berarti kematian seketika tak perlu ditunda

Ali belum meninggalkan tempat itu, tetapi mereka telah berubah menjadi hitamlegam."67)

Inilah riwayat-riwayat yang berhasil kami dapatkan dalam hadits-haditsshahih clan hasan serta dalam kisah-kisah sejarah, juga dari kitab-kitab Syi'ahyang berkaitan dengan Ushul, Fiqh, Rijal serta sejarah, yang menunjukkan secarajelas, bahwa Ali benar-benar membakar kaum zindiq dan orang-orang yangmempercayai adanya unsur ketuhanan dalam diri Ali. Di antaianya adalahpengikut Ibnu Saba' yang terkutuk. Ada pun dia - Ibnu Saba' sebagaimanadisebutkan dalam berbagai riwayat ahli Sunnah maupun Syi'ah, maka Ali hanyamengasingkannya ke Madain, setelah kaum Rafidhah memintakan pertolonganuntuknya.

An-Nubakhti berkata dalam kitabnya Asy-Syi’ah dalam bab biografi IbnuSaba': Dia adalah orang yang mencaci Abu Bakar dan Umar, Utsman serta parasahabat dan berlepas diri dari mereka. la juga mengatakan, bahwa Ali yangmemerintahkan dia berbuat demikian. Kemudian Ali menangkapnya danmenanyakan tentang ucapannya. Ibnu Saba' mengakuinya. Maka, Alimemerintahkan agar ia dibunuh, namun orang-orang memprotesnya: HaiAmirul Mukminin, apakah engkau akan membunuh seseorang yang menyerupada kecintaan kalian, ahlul bait, dan loyalitasnya kepada Anda serta menentangmusuh-musuh Anda? Lalu, Ali mengasingkannya ke Madain."68)

Ibnu Saba' Mengajak Orang-orang di Madain ke Dalam Da'wahnya

Setelah pengasingan dirinya, Abdullah bin Saba' seakan mendapat lahanyang subur untuk menyemai ide-ide sesatnya. Setelah ia lolos dari hunusanpedang Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, mulailah ia mengorganisir parapengikutnya dan menyebarkan ide-idenya di kalangan pasukan Ali yang selalusiaga di Madain. Ketika sampai kepada mereka kabar wafatnya Ali r.a, ia besertakawan-kawannya mendustakan kabar tersebut. Sebagaimana diriwayatkan olehKhatib Bhagdadi dengan sanadnya sampai pada Zahr bin Qais al-Ja'fi, di manaAli berkata tentangnya: Siapa yang ingin melihat syahid yang hidup, hendaklah iamelihat orang ini. Zahr berkata: Ali telah mengutusku menemui 400 orangpenduduk Irak dan memerintahkan kami agar turun di Madain dalam keadaanyang selalu siaga. la berkata: Demi Allah, kami sedang duduk di suatu tempat,ketika matahari telah terbenam. Tiba-tiba datang seseorang mendekati kamidengan peluh bercucuran. Kami segera menanyainya:

"Dari mana anda datang?""Dari Kufah," jawab orang itu."Kapan anda ke luar?""Hari ini juga.""Ada kabar apa?", tanya kami lagi.

Page 24: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

24

"Ketika Amirul Mukminin ke luar untuk shalat Fajar, tiba-tiba datang IbnuBurjah dan Ibnu Muljam menyerangnya. Kemudian salah seorang dari merekamemukulnya dengan keras, setelah itu mereka pergi." Maka, Abdullah bin Wahbyang Sabaisme berkata dengan kedua tangannya ditengadahkan ke langit:"Allahu Akbar! Allahu Akbar!" la berkata: Aku bertanya kepadanya, sedang apakamu sekarang? la berkata: "Seandainya ia mengabarkan pada kami, bahwaotaknya telah keluar, aku tahu pasti bahwa Amirul Mukminin tidak akan mati,hingga ia menggiring orang-orang Arab dengan tongkatnya." Dalam riwayatJahidh dalam kitab Al-Bayan wat Tabyin: "Andaikata kamu bawa otaknya dalam100 pundi-pundi, maka tetap percaya bahwa dia tidak mati, hingga iamenggiringmu dengan tongkatnya."69)

Kita kembali kepada riwayat Al-Khatib: "Berkata Zahr, Demi Allah kamitidak tinggal kecuali malam itu, hingga datang surat Hasan bin Ali: Dari AbdullahHasan Amirul Mukminin, untuk Zahr bin Qais, amma ba'du: Lakukan bai'at atasorang sebelum kamu. la berkata: Maka kami berkata: Di mana yang kau katakanitu? la berkata: Menurut pendapatku, ia tidak mati."70)

Hasan bin Musa An-Nubakhti berkata: Ketika kabar tentang wafatnya Alisampai kepada Abdullah bin Saba' di Madain, ia segera berkata kepada pembawakabar tersebut: "Engkau berdusta! Seandainya engkau bawa otaknya dalam 70bungkus kepada kami dan engkau bawa 70 orang saksi guna mengkonfirmasikankabar tersebut, kami tetap pada keyakinan kami, bahwa ia tidak mati, hinggapada suatu saat ia akan menguasai bumi. "71)

Kisah Abdul Jabbar Al-Hamadani Mengenai*Sikap Ibnu Saba':

Abdul Jabbar Al-Hamadani yang bermadzhab Mu'tazilah (wafat padatahun 415 H.) berkata sehubungan dengan pembicaraannya mengenai sikapAmirul Mukminin Ali bin Abi Thalib terhadap Ibnu Saba' dan kaum Sabaiah:"Amirul Mukminin minta agar mereka bertobat, namun mereka menolak, hinggabeliau membakarnya. Jumlah mereka saat itu relatif kecil, sementara Abdullahbin Saba' diasingkan dari Kufah ke Madain. Ketika Amirul Mukminin terbunuh,dikatakan kepada Ibnu Saba', bahwa Ali telah meninggal dan dimakamkan, apayang pernah kau katakan dari kembalinya ke Syam? Ibnu Saba' berkata: Akudengar Ali berkata: "Aku tidak akan mati, sampai aku menendang dengan kakikuini dari Kufah, maka aku keluarkan darinya: keselamatan, dan aku akan kembalike Damaskus serta merobohkan masjidnya batu demi batu dan akan kukerjakanhal-hal lainnya. Maka, andaikata kamu datang dengan membawa otaknya yangtelah hancur, kami tetap tidak akan percaya bahwa dia telah mati. Betapaterkejut Ibnu Saba', ketika aibnya terbuka, hingga ia mendakwakan hal-hal yangsama sekali tidak pernah diucapkan oleh Amirul Mukminin. Orang-orang Syi'ahsemua mengatakan: Bahwa Amirul Mukminin, merestui kata-kata lbnu Saba' danorang-orang yang dibakarnya. Motivasi pembakaran yang dilakukan oleh Aliterhadap orang-orang tersebut, karena mereka membuka rahasia (yangdimaksud rahasia di sini adalah bahwa Ali sepakat atas ucapan dan dakwaanIbnu Saba' bahwa Ali tidak akan mati dan hal-hal lain seperti yang telahdisebutkan. Hanya saja Ali ingin agar hal itu tidak disiarkan. Hingga ketikamereka mengutarakannya secara jelas, maka Ali membakarnya. Logika manayang dapat menerima pendapat yang demikian kerdilnya/penterjemah).Kemudian beliau menghidupkan mereka kembali setelah membakarnya. Mereka

Page 25: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

25

berkata: Jika memang tidak demikian, coba jelaskan kepada kami, mengapaAbdullah bin Saba' tidak dibakar?

Kami menjawab: "Karena Abdullah bin Saba' tidak memberikan pengakuan dihadapannya, sebagaimana yang diakui oleh orang-orang tersebut. la hanyamenuduhnya, maka ia mengasingkannya. Seandainya Ali membakarnya, tentuhal itu tidak akan membawa manfaat bagi kalian, karena kalian akan berdalih:Beliau membakarnya karena ia membuka rahasia."72)

Sikap Pengikut Ibnu Saba', Ketika Mendengar Terbunuhnya AmirulMukminin Ali bin Abi Thalib

Para pengikut Ibnu Saba' masih belum merasa puas dengan hanyamendustakan kabar itu, tetapi mereka pergi ke Kufah dengan menyiarkankesesatan-kesesatan guru dan pemimpin mereka, Ibnu Saba'.

Sa'd bin Abdullah Al-Qummi, penulis kitab Al-Maqalat wal Firaq danorang yang sangat terpercaya di kalangan Syi'ah telah meriwayatkan: KaumSabaiah telah berkata pada mmbawa kabar tentang wafatnya Ali: "Engkauberdusta, wahai musuh Allah. Seandainya.engkau datang dengan membawaotaknya yang telah hancur serta membawa 70 orang saksi, kami tetap tidak akanmempercayaimu. Kami yakin bahwa dia tidak mati dan tidak terbunuh. Dia tidakakan mati sampai ia kelak menggiring orang-orang Arab dengan tongkatnya sertamenguasai bumi." Kemudian, selang beberapa. saat mereka pergi ke rumah Ali.Mereka minta ijin untuk masuk dengan penuh keyakinan bahwa Ali masih hidup,hingga mereka dapat memenuhi keinginan mereka untuk bertemu dengannya.Orang-orang yang menyaksikan pembunuhan terhadap Ali, yaitu keluarga, parasahabatnya serta putranya, mengatakan kepada para pendatang tersebut:"Subhanallah! Tidak tahukah kalian, bahwa Amirul Mukminin telah matisyahid?!"

Mereka menjawab: "Kami tahu pasti, bahwa ia tidak terbunuh dan tidak mati,hingga kelak ia menggiring orang-orang Arab dengan pedang dan cemetinya,sebagaimana ia pimpin mereka dengan hujjah dan bukti nyata yang ada padanya.Sungguh, ia mendengar segala bisikan yang penuh rahasia dan mengetahui apayang ada di bawah selimut tebal. la demikian kemilau dalam kegelapan,sebagaimana kemilaunya pedang yang tajam."73)

Di antara mereka itu ada yang bernama Rusyaid Al-Hajari yangmengutarakan ideologinya secara tegas di hadapan Amir Asy-Sya'bi. BerkataAn1ir Asy-Sya'bi: "Suatu hari aku datang menemuinya, lalu ia berkata: aku keluarsebagai haji, maka aku berkata: aku membuat janji dengan Amirul Mukrninin,lalu aku mendekati pintu Ali r.a. kemudian aku berkata pada seseorang:ijinkanlah aku menemui Amirul Mukminin! Orang tersebut berkata: BukankahAmirul Mukminin telah wafat? Aku jawab: la mati dalam pandanganmu, DemiAllah, ia sekarang. sedang bernafas, sebagaimana layaknya orang hidup. Orangitu berkata: Jika engkau memang tahu rahasia keluarga Muhammad, makamasuklah. la berkata: Maka aku masuk menemui Amirul Mukminin, kemudianbeliau memberitahukan kepadaku hal-hal yang akan terjadi. Sya'bi berkatapadanya: Semoga Allah mengutukmu, jika engkau berdusta! Kabar itu sampai

Page 26: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

26

kepada. Zaid, maka ia mengirim utusan kepada Rusyaid Al-Hajari, lalumemotong lidahnya. dan menyalibnya di depan pintu rumah Amr bin Harits."74)

Kisah ini juga disebutkan oleh Adz-Dzahabi dalam Tadzkiratul Huffadh,yaitu: Maka, aku berkata pada seseorang, ijinkan aku menemui penghulu paraRasul. la sedang tidur, jawabnya. la mengira bahwa yang kumaksud adalahHasan, maka aku berkata padanya: yang kumaksud bukan Hasan, tetapi AmirulMukminin, Imam kaum muttaqin serta pemimpin kaum Mukminin. Ia bertanya:Bukankah beliau telah wafat? Kemudian aku jawab: Demi Allah, ia sekarangsedang bernafas, sebagaimana orang hidup dan mengetahui apa yang ada di balikselimut tebal."74). Oleh karena itu, Amir Sya'bi pernah berkata: "Tak seorangpun dari ummat ini yang dirinya didustakan, seperti apa yang didustakan atasAli,"75) (maksudnya: tidak ada kedustaan yang dinisbatkan kepada orang lain,seperti halnya kepada Ali, dan orang-orang amoral itu telah mengarangkebohongan, lalu dikatakan oleh mereka bahwa Alilah yangmengatakannya/penterjemah).

Ibnu Hibban berkata tentang Rusyaid: "Bahwa 'ia percaya padaraj'ah."76)Sementara Ath-Thusi menyebutkannya dalam kelompok sahabat Ali r.a.dan menamakannya dengan Rusyaid Al-Hajari ArRayyasy bin Adi Ath-thai 77).

Rusyaid dianggap sebagai pintu-pintu para imam, dan ia sebagai pintu bagiHusain bin Ali r.a.78)

Sikap Keluarga Nabi yang Mulia Terhadap Ibnu Saba'

Ahlul bait Nabi yang mulia menentang Abdullah bin Saba', sebagaimanaAli bin Abi Thalib. Hingga mereka semua mendustakannya serta menentangucapannya yang busuk, dan kesesatannya.

Al-Kasyi meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Quluwaih,ia berkata: Telah diceritakan kepadaku oleh Sa'd bin Abdullah, ia berkata: Telahdiceritakan kepadaku oleh Ya'qub bin Yazid dan Muhammad bin Isa dari Ali binMahziar dari Fudhalah bin Ayyub Al-Azdi dari Aban bin Utsman berkata: Akutelah mendengar Abu Abdillah r.a. berkata: "Semoga Allah mengutuk Abdullahbin Saba', ia telah mendakwakan adanya unsur ketuhanan dalam diri AmirulMukminin Ali bin Abi Thalib. Sementara, Demi Allah, beliau adalah orang yangsangat taat. Sungguh celaka orang yang berdusta atas nama kami dansesungguhnya satu kaum mengatakan tentang apa yang tidak pernah kamikatakan mengenai diri kami. Kami berlindung kepada Allah dari mereka."79)

Al-Kasyi meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Quluwaih, iaberkata: Telah diceritakan kepadaku oleh Sa'd bin Abdullah, ia berkata: telahdiceritakan kepada kami oleh Ya'qub bin Yazid dari Ibnu Abi Umair dan Ahmadbin Muhammad bin lsa dari ayahnya dan Husain bin Sa'd dari Ibnu Abi Umairdari Hisyam bin Salim dari Abi Hamzah Ats-Tsumali berkata, telah berkata Alibin Husain r.a. : "Semoga Allah mengutuk orang yang berdusta atas nama kami.Suatu ketika aku teringat pada Abdullah bin Saba', tiba-tiba berdiri bulu roma disekujur tubuhku. la telah mendakwakan satu masalah besar yang sungguh taklayak diucapkannya. Semoga Allah melaknatinya. Ali r.a. adalah hamba Allahyang saleh, seukhuwah dengan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam. la tidakmendapatkan kemuliaan dari Allah, melainkan dengan ketaatannya dengan Allah

Page 27: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

27

dan Rasul-Nya, sebagaimana Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidakmemperoleh kemuliaan, melainkan dengan taatnya kepada Allah.'“

Al-Kasyi juga meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin KhalidAth-Thoyalisi dari Ibnu Abi Najran dari Abdullah bin Sinan, berkata: Telahberkata Abu Abdillah r.a.: "Kami adalah satu keluarga yang senantiasamelakukan kebenaran, namun kita tidak pernah terbebas dari issu seorangpendusta yang berdusta atas nama kami. Maka, kebenaran yang selama ini kamitegakkan menjadi luruh di mata manusia disebabkan dusta-dusta yang ia ciptaatas nama kami. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah makhluk palingbenar dalam ucapannya dan paling benar di antara semua makhluk, namunmasih saja Musailamah mendustakannya. Begitu juga Amirul Mukminin Ali binAbi Thalib, beliau adalah sebenar-benar makhluk yang diciptakan Allah setelahRasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan orang berdusta atas namanya dansenantiasa berupaya untuk mendustakan kebenarannya serta menciptakebohongan atas nama Allah. Dialah Abdullah bin Saba', semoga Allahmelaknatinya."80)

Semua ini adalah riwayat Al-Kasyi yang berasal dari imam-imam Ahlulbait. Sebagaimana telah kita ketahui, kitab Kasyi yang berjudul Ma'rifatun Na-qiihin 'Ani aim Matish Shodiqin telah diteliti oleh Imam Syi'ah yang sangatterpercaya di kalangan mereka, yaitu: Ath-Thusi yang mereka gelari denganSyaikhut-thaifah (wafat pada tahun 460 H.). la meneliti kitab Al-Kasyi, lalumeniadakan tambahan-tambahan dan berbagai kesalahan. Kitab itu dinamakandengan Ikhtiyarurrijal dan mendiktekannya kepada murid-muridnya di MasyhadGhurwa, dimulai pada hari Selasa Shaffar tahun 456. Hal itu dinashkan olehSayyid Rhidhaddin Ali bin Thawus di Firajil Mahmum, sebagai nukilan naskahkarya Syaikh Ath-Thusi, yang ditegaskan di situ bahwa itu merupakan ringkasanKitabur Rijal karya Abu Amru Muhammad bin Umar bin Abdul Aziz AlKasyi dankitab Ikhtiyarrurijal. Maka, yang ada pada masa kita ini, baik yang masihberbentuk manuskrip maupun yang telah dicetak tahun 1317 H. di Bombay, danjuga pada masa allamah Al-Huli adalah kitab Al-Ikhtiar karya syaikh Thusi,bukan Rijalul Kasyi yang asli. Karena, hingga hari ini, kitab tersebut masih belumditemukan."81)

Dengan nukilan-nukilan dan nash-nash yang nyata-nyata dinukil darikitab-kitab golongan Syi'ah sendiri, maka tampak jelas oleh kita mengenaieksistensi si Yahudi, Ibnu Saba', dan orang-orang yang mengutuknya darikalangan Syi'ah. Yahudi keji ini dicaci dalam kitab-kitab mereka (Syi’ah) yangmenukilkan kutukan Imam-imam mereka yang ma'sum. Sungguh, tidaklahmasuk dalam logika kita, seandainya para Imam yang ma'sum itu mengutukpribadi yang tidak diketahui wujudnya. Sedang di dalam ideologi kaum Syi'ah,tidaklah dibenarkan mendustakan Imam yang ma'sum.

Itulah yang dapat kami terangkan, guna mengkonfirmasikan eksistensinya(Abdullah bin Saba’). Sedang untuk berbicara tentang andil Ibnu Saba' dalampembunuhan Utsman r.a., juga peranannya di masa Ali r.a. dan dampaknya bagisekte-sekte Syi'ah serta mengenai para rawi, maka hal itu memerlukan tulisanlain.

Page 28: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

28

"Ya Allah, Pemilik dan Pemelihara kami! Janganlah Engkau gelincirkanhati kami, setelah Engkau beri petunjuk kepada kami dan limpahkanlah rahmat-Mu bagi kami. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi :"

"Ya Allah, Pemilik dan Pemelihara kami, kami nyatakan beriman denganapa-apa yang Engkau turunkan dan kami mengikuti para Rasul, maka tulislahkami beserta orang-orang yang menyaksikan kebenaran."

Catatan Kaki-------1) Lihat: Usulul lsmailiyin Wal Ismailiyah, diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Kholil

Jalu dan Jasim Rajab, halaman: 86-872) Lihat; Khowarij Wasy Syiah, teriernahan Dr.Abd.Rachman Badawi.3) Lihat: Abdullah bin Saba' Wasy Syiah, dipublikasikan di Majalah Asyuriah 1909-1910.4) Lihat: Usulul Ismailiah oleh Bernard Lewis, sebagian kaum orientalis berpendapat bahwa

Abdullah bin Saba' benar-benar ada. Di antaranya adalah Reynold Allen Nicholson (1945M.) dalam kitabnya: Tarikhul Arab Al Adabi ftl Jahiliyah wa Sadril Islam, terjemahan Dr.Shofa Kholusi halaman: 325 dan Ignaz Goldziher 1921 dalam kitabnya Al Aqidah WasySyariah frl Islam, halaman: 229, serta pelajari rincian pendapat-pendapat mereka dalamRisalah Abdullah bin Saba' wa Atsaruhu fi lhdatsil Fitnah fi Sudril Islam oleh asy-SyaikhSuWman bin Hamad Audaa, di mana dengan skripsinya tersebut ia mendapat gelar MA.dari Universitas Imam Mohammad bin Saud Al-Islamiah di Riyadh tahun 1402 H./1982 M.halaman 62-73 dan Abdullah bin Saba' fi Kitabatil Mustasyriqin dari pasal kedua.

5) Lihat: Ali Wa Banuhu halaman: 98-100 dan Al-Fitnatul Kubra.6) Lihat: Toha Husain oleh Ust. Anwar Jundi halaman 43-44.7) Lihat: Al-Mukhoththo Thut Talmudiah Ash-Shuhyuniah fi Ghozwil Fikril Islami oleh: Ust.

Anwar Jundi halaman: 80 cetakan kedua/1077 M.8) Lihat: Toha Husain oleh Ust. Anwar Jundi.9) Lihat: Ma'a rijalil Fikri fil Qohirah oleh: Murtadho Askari halaman: 166 cetakan

pertama/1394 H./1974 M., Kairo.10) Lihat: Ali Wabanuhu oleh: Toha Husain halaman 98-100.11) Ibid12) Lihat: Biografi Ahmad bin Yahya bin Jabir bin Daud Al-Baladzuri, wafat tahun 279 H.

dalam: Mu jamul Udaba oleh: Yaqut Al-Hamwi jilid II halaman 92. Lisamul Mizan 322-323. Tahdzib Tarikh Dimasyq II/109. Al Bidayah wan Nihayah oleh: Ibnu Katsir XI/65-66.An-Nujumuz Zahirah III/83.

13) Adabalisra Al-Fathimah: halaman 7.14) Lihat: At-tasyayu' Dhohirah Thobi'iah fi Ithorid Da'wah al-Islamiah halaman: 18, dan kitab:

Ma'a Rijalil Fikr fil Qahirah, oleh: Murtadho Askari halaman: 93.15) Lihat: At-Tasyayu' halaman: 18.16) Lihat: At-Tasyayu' halaman: 18-19.17) Lihat: Wu'adh Salathin oleh: Dr. Ali Wardi halaman: 274-278.18) Ibid: halaman: 151.19) Lihat: Ash-Shilatu bainat Tashowuf wat Tasyayu' halaman 41-45.20) Sendi yang Empat ialah: Ammar bin Yasir, Hudzaifah bin Yaman, Salman Al-Farisi serta

Jundub bin Junadah (Abu Dzar) Al-Ghifari. (Firoqusy-syi'ah) halaman 36-37 serta 40,cetakan 1964 M. (ke IV).

21) Lihat: Tarikhul Imamiah wa Aslafuhum Minasy-Syi'ah halaman 92-100 cetakan 1975yayasan A'lami

22) Lihat: At-tasyayu' Dhohirah Thobi'iah.23) Lihat: Khulasotu Tahdibul Kamal, 1/220, cetakan: 1392 H./1972 M. Kairo dan Risalatul

Iria, manuskrip di Darul Kutub Adh-dhoriah pads akhir kitabulIman oleh Muhammad binYahya Al-'Adani 243 H. (Majmu' 104) dan lihat: Tarikhul-Turotsil 'Arabi, 1/210.

24) Lihat: Biharul Anwar A&amiah Lidurari Achbard Aimmatil Athhar. Edisi III, Beirut, jilid25/286-287.

25) Lihat: Manaqib Ali Abi Thalib oleh Ibnu Syahr Asyub 1/227-228, Edisi Najaf.26) Lihat: Muqaddimatuniratil Anwar wa Misykatil Asrar fi Tafsiril Quran halaman: 62 Dan

seterusnya, edisi: Ysyasan Matbu'athi Ismailiyan Iran27) Lihat: TarikhulImarniah halaman: 158.28) Lihat: Tarikhul Imamiah halaman: 140.

Page 29: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

29

29) Lihat: Tangihul Maqol jilid 1/177.30) Lihat: Firaqusy Syi'ah oleh An-Nubakhti halaman 44 dan Rijalul Kasyi 101, Yayasan Al-

A'lami di Karbala clan Tanqihul Magolfr Ahwalir Rijal lil Mamagani cetakan Al-Murtadhowiah di An-Najaf 1350 H. dan Qanusur Rijal jilid V/462.

31) Lihat: Firaqusy-Syi'ah halaman: 44.32) Lihat Rijatul Kasyi halaman 98, cetakan Yayasan Al-A'lami untuk cetakan Karbala dan

Qanusur rijal jilid 5/461 clan Tanqihul Maqol fi Ahwalir rijal oleh Al-Mamaqani cetakan Al-Murtadhowiah di Najaf 1350 H. jilid 2/183-184.

33) Lihat: Sumber-sumber yang lalu halaman 99-100 dan jilid ll/ 183-18434) Lihat: Tarikh Dimasyq, berbentuk manuskrip, naskah copynya terdapat di manuskrip-

manuskrip pada Universitas-universitas di negara-negara Arab nomor 602, Tarikh dalamterjemahan Abdullah bin Saba', juga dalam Tahzib Tarikh Dimasyq oleh Ibnu Badran jilidV/428. Teks seriiaciih ini juga ieidipat dalam Tarikh Thobari.

35) Lihat: Al-magolat wal Firoq oleh Sa'd bin Abdullah Al-Asyari AlQummi tahun 301 H.halaman 31, cetakan Teheran 1964, Tahgiq. Dr. Mohammad Jawad Masykur.

36) Lihat: Aqaidul Imamiah oleh Muhammad Ridha AI-Mudhaffar cetakan II 1381 H. halaman67-68.

37) Lihat: Tafsir Al-Qummi: jilid II, 130-131,38) Lihat: Tafsir At-Qummi: jilid II/327.39) Lihat: Ad-durrul Mantsur oleh As-Suyuthi jilid V/347.40) Lihat: Ad-durrul Mantsur fit-tafsiri bil Mantsur oleh As-Suyuthi jilid V/347.41) Lihat: Tarikh Dimasyq oleh Ibnu Asakir dan Tahdzib Tarikh Dimasyq jilid VII halaman:

430.42) Lihat: Tafsir Al-Qummi jilid II halaman: 130-131.43) Lihat: Bashairud Darajat Alkubra oleh Abu Ja'far Muhammad lbnul Hasan Ash-Shaffar

tahun 290 H. – Dia di antara kawan-kawan Hasan AI-Askari jilid IV halaman 219-221 danUshulul Kafi` Al Ushut jilid I halaman 198 cetakan Iran.

44) Lihat: Majmaul Bayan ft tafsiril Quran oleh Abu Ali Fadhl bin Hasan Ath-Thabrani, dariulama Syi'ah Imamiah pada abad ke VI1 jilid IV, halaman 234, cetakan Al-Irfan, Sidon 1355H./1937 M. dan tafsir Al Qummi jilid II, halaman 131.

45) Lihat: Al-Badu wat Tarikh jilid V halaman 129 cetakan: 1916 M.46) Lihat: Rijaluth-thusi halaman: 51547) Lihat: Miqbasul Hidayah, lampiran pada Tanqihul Maqol oleh AI Mamaqani halaman 121.48) Lihat: Al-Badu wat Tarikh jilid V halaman 129, cetakan 1916.49) Lihat: Muqaddimatu firaqusy Syi'ah oleh An-Nubakhti halaman 17 cetakan : 1969 M.50) Lihat: AI-Farqu bainal Firaq halaman: 234, ideologi semacam ini juga disebutkan oleh

Ibnu Abil Hadid dalam Syarhu Nahju Balaghah jilid II, halaman 309.51) Lihat: Al-Farqu bainal Firaq halaman: 234 dan Al-Kamil fil Adab oleh Al-Mubarid jilid

II/124.52) Lihat: Maqalatul Islamiyyin halaman: 8553) Lihat Al-adabul Hadits oleh Umar Dusuqi, jilid 11/405-406, penyair tersebut ialah

Muhammad bin Abdul Muththalib bin Wasil dari Juhamah. Dilahirkan di Bashunah (daridesa Jurja di Mesir). la belajar di AI-Azhar, Kairo. Setelah menyelesaikan studinya, ia men-jadi guru kemudian dosen sastra di bagian khusus di AI-Azhar. Ketika ia wafat pada tahun1931 M. di Kairo, maka lebih dari 30 penyair mengucapkan belasungkawa melalui syairmereka.

54) Lihat: Tarikh Dimasyq copy dari naskah manuskrip, di lembaaa manuskrip no: 302 Tarikh,biografi AbdulIah bin Saba'. Lihat juga:: Tahdzib Tarikh Ibnu Asakir jilid V halaman: 430.

55) Idem.56) Tarikh Dimasyq, manuskrip oleh ibnu Asakir. Lihat: Tahdzib Tarikh ibnu Asakir jilid

V11/430-431.57) Lihat: Shohibul Bukhari bersama Fathul Bari, cetakan: As-salafiah jilid VI halaman: 151.58) Lihat: Sunan Nasai (Al-Mujtaba) jilid V halaman 105 Hukum dalam Murtad.59) Lihat: Jami' Tirmidzi jilid IV, halaman 56, Musthofa AI-Halabi 1395 H./1975 M.60) Lihat: Fathul Bari jilid XI I, halaman: 27061) ldem62) Lihat: Al-Kafi oleh AI-Kulaini jilid V, halaman 257-259.63) Lihat: Miqbasul Hidayah halaman 89-90 jilid III/ Tanqihul Maqol.64) Lihat: Sunan An-Nasai "Al-Mujtaba "jilid V/104 Hukum Murtad.65) Lihat: Fathul Bari jilid XII halaman 270.66) Lihat: Manaqib Ali Abi Thalib oleh Ibnu Syahri Asyub jilid I halaman: 227 dan Biharul

Anwar jilid XXV halaman 285.

Page 30: Abdullah bin Saba' Bukan Tokoh Fiktif

30

67) Lihat: Syarhu Nahjul Balagha oleh ibnu Abil Hadid jilid II halaman: 308-309.68) Lihat: Firaqusy Syi ah oleh An-Nubakhti halaman: 44 dan Qanusur rijal jilid V halaman:

463.69) Lihat: A!-Bayan wat-tabyin oleh Jahidh jilid III, halaman: 81 cetakan: 1986, Kairo.70) Lihat: Tarikh Baghdad jilid VIII, halaman: 488.71) Lihat: Firaqusy Syi’ah oleh An-Nubakhti, Cetakan: An-Najf, halaman: 43 dan Qanusur rijal

jilid V, halaman: 463.72) Lihat: Tatsbitu Dalailin Nubuwah jilid II, halaman 539-550.73) Lihat: Al-Maqalat wal Firaq oleh Sa'd bin Abdullah Al-Qummi tahun 301 H., halaman: 21,

cetakan: Teheran 1963 M. Tahqiq. Dr. Muhammad Jawad Masykur.73) Lihat: Al-Majruhin jilid I, halaman: 298 dan Mizanul I'tidal jilid II halaman: 5374) Lihat: Tadzkiratul Huffadh jilid I, halaman: 84, cetakan/hyaut turats.75) Lihat: Tadzkiratul Huffadh jilid I, halaman: 82.76) Lihat: Al-Majruhin oleh Ibnu Sabti jilid I, halaman: 298 dan lihat Mizanul I'tidal jilid II,

halaman: 52.77) Lihat: Rijaluth-thus halaman: 41.78) Lihat: Al-Allawiyyun fida‘yuusy-Syi’ah Al-Majhulun oleh Ati Aziz Al-Alawi halaman 31,

cetakan ke I 1972 M.; bab (pintu) adalah rantai penghubung antara kaum Syi'ah dan Imam.79) Lihat: Rijalul Kasyi halaman 100, Yayasan A'lami Karbala dan Tanqihul Maqol fi Ahwalir

rijal oleh Al-Mamaqani jilid II halaman 183-184 cetakan: Al-Murtadhowiah 1350 H. danQanusur rijal jilid V halantan: 461.

80) Lihat: sumber-sumber yang lalu dan Qanusur rijal jilid V.halaman: 462.81) Lihat: Rijaluth Thusi halaman: 62, cetakan ke I, An-Najf tahun 1381 H./1961 M.

Semoga bermanfaat