72 hadis mengenai nafkah

34
72 HADIS DARI KOLEKSI SAHIH BUKHARI SAHIH MUSLIM SUNAN AT- TERMIZI SUNAN AN-NASAI SUNAN IBNU MAJJAH SUNAN ABU DAUD MENGENAI NAFKAH. 1 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0949. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Dinar (wang atau harta) yang anda nafkahkan untuk membela agama Allah (fi sabiiillah), atau yang anda nafkahkan untuk kesejahteraan (memerdekakan) budak, atau yang anda sedekahkan untuk kesejahteraan orang-orang miskin, dan yang anda nafkahkan untuk keluarga anda, maka yang paling besar pahalanya ialah yang anda nafkahkan untuk keluarga anda." 2 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2760. Mewartakan kepada kami 'Imran bin Musa Al-Laitsiy, mewartakan kepada kami Hammad bin Zaid, mewartakan kepada kami Ayyub dari Abu Qilabah, dari Abu Asma-, dari Tsauban, dia berkata: Rasulullah saw; bersabda: "Seutama-utama dinar yang dinafkahkannya oleh seorang lelaki yaitu dinar yang dinafkahkan olehnya untuk keluarganya. Dinar yang dinafkahkan olehnya untuk kuda di jalan Allah. Dan dinar yang dinafkahkannya oleh seorang lelaki untuk teman-temannya di jalan Allah". 3 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 1190. Hannad menceritakan kepada kami, Jarir memberitahukan kepada kami dari Mughirah dan As Sya'bi berkata: Fatimah binti Qais berkata: "Suamiku menceraikan saya sekaligus tiga pada masa Rasulullah saw, maka Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada tempat tinggal untukmu dan tidak ada nafaqah". Mughirah berkata: "Maka saya beritakan hadis ini kepada Ibrahim, ia berkata: Umar telah berkata: Kami tidak meninggalkan kitab Allah dan sunnah NabiNya, untuk (mempercayai) ucapan seorang perempuan (yaitu Fatimah binti Qais), yang kami tidak tahu apakah dia (masih) hafal (hadisnya) apa dia lupa, padahal Umar menjadikan perempuan cerai bain rumah dan nafkah. Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Husyaim memberitahukan kepada kami, Husain, Ismail, dan Mujalid memberitahukan kepada kami. Husyaim berkata: Dawud juga memberitahukan kepada kami dari As Sya'bi berkata: Saya masuk kepada Fatimah bind Qais dan Saya bertanya kepadanya tentang putusan Rasulullah SAW, dia berkata; Bahwasanya suaminya menceraikannya tiga sekaligus dan dia bermasalah di dalam tempat tinggal dan nafaqah. Maka Nabi memutuskan kepadanya tidak ada tempat tinggal dan tidak ada nafakah. Di dalam hadis Dawud, Fatimah binti Qais berkata: Dan Rasulullah SAW memerintahkan kepada saya untuk menghabiskan masa iddah di rumah ibnu Ummi Maktum. Hadis ini hasan sahih. Inilah pendapat sebahagian Ulama' di antaranya Al Hasan Bashri, Atha' bin Abu Rabah dan As Sya'bi dan dengan Hadis ini Ahmad dan Ishaq sependapat, mereka berkata: Tidak ada perempuan yang dicerai dia mendapatkan tempat tinggal dan nafakah, jikalau suaminya tidak bisa meruju'nya. Sebahagian Ulama dari sahabat-sahabat Nabi saw di antaranya Umar dan Abdullah, berkata: Perempuan yang dicerai tiga, ia mendapatkan tempat tinggal dan nafakah, dan inilah pendapat Sofyan Ats-Tsauri

Upload: suhaimi-mohamed-sharif

Post on 22-Jun-2015

979 views

Category:

Spiritual


11 download

DESCRIPTION

72 TERJEMAHAN HADIS DARI KOLEKSI SAHIH BUKHARI SAHIH MUSLIM SUNAN AT-TERMIZI SUNAN AN-NASAI SUNAN IBNU MAJJAH SUNAN ABU DAUD MENGENAI NAFKAH.

TRANSCRIPT

Page 1: 72 Hadis Mengenai Nafkah

72 HADIS DARI KOLEKSI SAHIH BUKHARI SAHIH MUSLIM SUNAN AT-

TERMIZI SUNAN AN-NASAI SUNAN IBNU MAJJAH SUNAN ABU DAUD

MENGENAI NAFKAH.

1 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0949. Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Dinar (wang atau

harta) yang anda nafkahkan untuk membela agama Allah (fi sabiiillah), atau yang

anda nafkahkan untuk kesejahteraan (memerdekakan) budak, atau yang anda

sedekahkan untuk kesejahteraan orang-orang miskin, dan yang

anda nafkahkan untuk keluarga anda, maka yang paling besar pahalanya ialah yang

anda nafkahkan untuk keluarga anda."

2 Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2760. Mewartakan kepada kami 'Imran bin Musa Al-Laitsiy, mewartakan kepada kami

Hammad bin Zaid, mewartakan kepada kami Ayyub dari Abu Qilabah, dari Abu

Asma-, dari Tsauban, dia berkata: Rasulullah saw; bersabda: "Seutama-utama

dinar yang dinafkahkannya oleh seorang lelaki yaitu dinar

yang dinafkahkan olehnya untuk keluarganya. Dinar yang dinafkahkan olehnya

untuk kuda di jalan Allah. Dan dinar yang dinafkahkannya oleh seorang lelaki

untuk teman-temannya di jalan Allah".

3 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 1190. Hannad menceritakan kepada kami, Jarir memberitahukan kepada kami dari

Mughirah dan As Sya'bi berkata: Fatimah binti Qais berkata: "Suamiku

menceraikan saya sekaligus tiga pada masa Rasulullah saw, maka Rasulullah saw

bersabda: "Tidak ada tempat tinggal untukmu dan tidak ada nafaqah". Mughirah

berkata: "Maka saya beritakan hadis ini kepada Ibrahim, ia berkata: Umar telah

berkata: Kami tidak meninggalkan kitab Allah dan sunnah NabiNya, untuk

(mempercayai) ucapan seorang perempuan (yaitu Fatimah binti Qais), yang kami

tidak tahu apakah dia (masih) hafal (hadisnya) apa dia lupa, padahal Umar

menjadikan perempuan cerai bain rumah dan nafkah. Ahmad bin Mani'

menceritakan kepada kami, Husyaim memberitahukan kepada kami, Husain,

Ismail, dan Mujalid memberitahukan kepada kami. Husyaim berkata: Dawud juga

memberitahukan kepada kami dari As Sya'bi berkata: Saya masuk kepada Fatimah

bind Qais dan Saya bertanya kepadanya tentang putusan Rasulullah SAW, dia

berkata; Bahwasanya suaminya menceraikannya tiga sekaligus dan dia bermasalah

di dalam tempat tinggal dan nafaqah. Maka Nabi memutuskan kepadanya tidak ada

tempat tinggal dan tidak ada nafakah. Di dalam hadis Dawud, Fatimah binti Qais

berkata: Dan Rasulullah SAW memerintahkan kepada saya untuk menghabiskan

masa iddah di rumah ibnu Ummi Maktum. Hadis ini hasan sahih. Inilah pendapat

sebahagian Ulama' di antaranya Al Hasan Bashri, Atha' bin Abu Rabah dan As

Sya'bi dan dengan Hadis ini Ahmad dan Ishaq sependapat, mereka berkata: Tidak

ada perempuan yang dicerai dia mendapatkan tempat tinggal dan nafakah, jikalau

suaminya tidak bisa meruju'nya. Sebahagian Ulama dari sahabat-sahabat Nabi saw

di antaranya Umar dan Abdullah, berkata: Perempuan yang dicerai tiga, ia

mendapatkan tempat tinggal dan nafakah, dan inilah pendapat Sofyan Ats-Tsauri

Page 2: 72 Hadis Mengenai Nafkah

dan ahli Kufah. Sebahagian Ulama berkata: Dia mendapatkan tempat tinggal dan

tidak mendapatkan nafkah dan inilah pendapat Malik bin Anas, Al Laits bin Sa'ad

dan Asy Syafi'i. Syafi'i berkata, Kita memutuskan untuknya tempat tinggal dengan

berdasar dari Kitab Allah Ta'ala: kami dari As Sya'bi berkata: Saya masuk kepada

Fatimah bind Qais dan Saya bertanya kepadanya tentang putusan Rasulullah SAW,

dia berkata; Bahwasanya suaminya menceraikannya tiga sekaligus dan dia

mempermasalah di dalam tempat tinggal dan nafaqah. Maka Nabi memutuskan

kepadanya tidak ada tempat tinggal dan tidak ada nafakah. Di dalam hadis Dawud,

Fatimah binti Qais berkata: Dan Rasulullah SAW memerintahkan kepada saya

untuk menghabiskan masa iddah di rumah ibnu Ummi Maktum. Hadis ini hasan

sahih. Inilah pendapat sebahagian Ulama' di antaranya Al Hasan Bashri, Atha' bin

Abu Rabah dan As Sya'bi dan dengan Hadis ini Ahmad dan Ishaq sependapat,

mereka berkata: Tidak ada perempuan yang dicerai dia mendapatkan tempat

tinggal dan nafakah, jikalau suaminya tidak bisa meruju'nya. Sebahagian Ulama

dari sahabat-sahabat Nabi saw di antaranya Umar dan Abdullah, berkata:

Perempuan yang dicerai tiga, ia mendapatkan tempat tinggal dan nafakah, dan

inilah pendapat Sofyan Ats-Tsauri dan ahli Kufah. Sebahagian Ulama berkata: Dia

mendapatkan tempat tinggal dan tidak mendapatkan nafkah dan inilah pendapat

Malik bin Anas, Al Laits bin Sa'ad dan Asy Syafi'i. Syafi'i berkata, Kita

memutuskan untuknya tempat tinggal dengan berdasar dari Kitab Allah Ta'ala:

(Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka

(dii,zinkan) keluar kecuali kalau mereka mengerjakan keji yang terang). Para

Ulama berkata: Perbuatan keji di sini ialah melakukan perbuatan keji (berkelakuan

tidak sopan) terhadap keluarganya (mertua, ipar, bisan, dll). Nabi SAW

memutuskan bagi Fatimah binti Qais tidak mendapatkan tempat tinggal, sebabnya

ia berbuat keji terhadap keluarganya. Syafi'i berkata: Fatimah juga tidak

mendapatkan nafkah dari suaminya berdasar Hadis Rasulullah SAW di dalam

kissah hadisnya Fatimah binti Qais.

4 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 4084. aksudnya : "Ishaq bin Manshur menceritakan kepada kami, Abdullah bin Bakar As

Sahmi memberitahukan kepada kami, Humaid memberitahukan kepada kami dari

Anas, ia berkata : Tatkala turun ayat ini : (Kamu sekali-kali tidak sampai kepada

kebaktian (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang

kamu cintai), (Ali Imran: 92) atau ayat : (Siapakah yang mahu memberi pinjaman

kepada Allah pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah). (Al

Baqarah : 245). Abu Thalhah punya kebun, ia berkata :"Hai Rasulullah, kebunku

saya wakafkan ke jalan Allah, kalau saya mampu saya (wakafkan) dengan rahsia,

Rasulullah bersabda : "Nafkahkanlah (sedekahkanlah) kepada kerabat-kerabatmu

yang terdekat". Hadis ini hasan sahih, Malik bin Anas telah meriwayatkan hadis ini

dari Ishaq bin Abdillah bin Abi Thalhah dari Anas bin Malik.

Page 3: 72 Hadis Mengenai Nafkah

5 Hadis Sahih Muslim Jilid 3. Hadis Nombor 1431. Dari Fatimah binti Qais r.a., katanya dia ditalak (tiga) oleh suaminya pada masa

Rasulullah saw., tetapi suaminya masih memberinya nafkah dengan tidak

memadai. Setelah ku pertimbangkan baik-baik, aku bertekad hendak

memberitahukannya kepada Rasulullah saw. Jika sekiranya aku masih berhak

untuk mendapatkan nafkah dari bekas suamiku itu, akan ku ambil yang patut, dan

jika aku tidak berhak lagi, aku tidak akan mengambil apa-apa daripadanya. Lalu

hal itu ku katakan kepada Rasulullah saw. Jawab beliau, "Engkau tidak berhak lagi

mendapatkan nafkah dan tempat tinggal daripadanya."

6 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3403. Mengkhabarkan padaku Abdur Rahman ibnu 'Ashim bahawasanya Fatimah binti

Qais telah berkisah padaku, bahawa dulu ia pernah menjadi isteri lelaki dari Bani

Makhzum, tiba-tiba suaminya menceraikannya dari jauh dengan talak tiga iaitu

ketika sedang pergi untuk suatu peperangan. Kemudian ia (suaminya) menyuruh

wakilnya untuk memberi nafkah padanya, maka ia tolak pemberian itu. Kemudian

ia pergi pada salah seorang isteri Rasulullah saw yang kebetulan beliau datang

ketika Fatimah masih di rumah isteri beliau. Kata isteri Rasulullah; "Wahai

Rasulullah, ini Fatimah binti Qais, ia telah diceraikan suaminya dengan talak tiga,

kemudian ia dikirim nafkah melalui seseorang, tetapi ia menolaknya. Maka kata

orang itu : "Nafkah itu diberikan kerana sukarela." Sabda beliau: "Orang itu

benar". Kemudian sabda beliau lagi "Kalau begitu, pindahlah kamu ke rumah

Ummu Kulsum, dan tinggallah kamu bersamanya, tetapi Ummu Kulsum itu

banyak tamunya pindah sajalah kamu ke rumah Abdullah Ibnu Ummu Maktum,

kerana ia lelaki yang buta". Maka Fatimah segera pindah ke rumah Abdullah dan

ia tinggal di sana hingga habis masa iddahnya. Selama itu ia telah dipinang oleh

Abul Jham dan Mu'awiyah ibnu Abu Sufyan. la datang pada Rasulullah untuk

meminta pendapat tentang dua peminang tersebut. Sabda beliau; "Adapun Abul

Jahm, ia adalah lelaki yang suka memukul isteri, dan aku khuwatir atas dirimu.

Sedangkan Mu'awiyah, ia adalah lelaki yang miskin harta." Akhirnya ia menikah

dengan Usamah ibnu Zaid."

7 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 4072. Maksudnya : "Abdullah bin Abdurrahman menceritakan kepada kami Ubaidullah

bin.Musa memberitahukan kepada kami dari Israil dari As Sudy dari Abu Malik

dari Al Barak (Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu

kamu nafkahkan dari padanya). Al Barra' berkata : Ayat itu diturunkan untuk kami

golongan kaum Ansar, kami adalah pemilik kebun kurma, yang sebahagian lelaki

memberikan kurmanya menurut banyak sedikitnya kurmanya, ada sebahagian

lelaki yang memberikan kurmanya setandan atau beberapa tandan kemudian

menggantungkannya di masjid, dan orang-orang ahli "Shuffah"(1 ) mereka tidak

punya makanan, apabila mereka datang, terus menuju ke tandan kurma dan

memukulnya dengan tongkatnya, dan jatuhlah buah kurma yang belum masak

maupun yang sudah masak, kemudian mereka memakannya. Adapun orang-orang

yang tidak senang pada perbuatan baik, mereka memberikan kurmanya yang

mentah dan kering dalam tandan yang pecah kemudian mereka

Page 4: 72 Hadis Mengenai Nafkah

menggantungkannya di Masjid. Maka Allah Tabaraka Wa Ta'ala menurunkan ayat

: (Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebahagian dari

hasil usahamu yang baik-baik dan sebahagian dari apa yang kami keluarkan dari

bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk lalu

kamu nafkahkan dari padanya padahal kamu sendiri tidak mahu mengambilnya

melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya). Barra' berkata : "Kalau

seseorang diberi hadiah seperti apa yang telah kamu berikan, pasti ia tidak mahu

mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata atau dengan rasa malu. Barra'

berkata; "Setelah turunnya ayat itu, kita selalu mengeluarkan yang baik-baik dari

yang kita punya". Hadis ini hasan gharib. Abu Malik adalah AI Ghifaari, ada yang

memanggil Ghazawan. At Tsauri meriwayatkan sesuatu dari hadis ini dari As

Sudie. (1 ) Orang-orang dari sahabat Nabi yang ahli ibadah yang kebanyakan

waktunya di Masjid.

8 Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3410. Dari Az Zuhry dari Ubaidullah ibnu Abdulah ibnu 'Utbah berkata: "Abdullah ibnu

'Amr ibnu Utsman telah menceraikan isterinya untuk ketiga kalinya. Maka bibi

Binti Sa'id, Fatimah binti Qais menyarankan keponakannya itu pindah dari rumah

Abdullah ibnu 'Amr. Ketika Marwan mendengar hal itu, ia mengutus seseorang

menyusul Binti Said supaya Binti Said kembali ke rumah Abdullah. Maka Binti

Said berkata pada utusan itu, supaya jawabannya disampaikan pada Marwan,

bahawa mak ciknya, Fatimah binti Qais telah memberi fatwa padanya supaya

pindah sebagaimana Rasulullah dulu telah menganjurkan Fatimah supaya pindah

dari rumahnya. ketika ia diceraikan tiga kali oleh Abu 'Amr (Hafesh Al

Mahzumy). Kemudian Marwan mengutus Qabishah ibnu Dzu-aib kepada Fatimah

untuk menanyakan hal itu. Kata Fatimah, bahawa ia dulu isteri Abu 'Amr. Ketika

Rasulullah saw mengutus Ali ibnu Abu Thalib menaklukkan Yaman, Abu 'Amr

turut dalam penaklukan itu. tiba-tiba dari jauh Abu 'Amr mengirim padanya cerai

ketiga, dan Abu Amr mengutus Al Harits ibnu Hisyam dan 'Ayyasy ibnu Rabi'ah

memberikannafkah padanya. Lalu ia (Fatimah) mengutus seseorang kepada Al

Harits dan 'Ayyas untuk menanyakan pada mereka tentang nafkah iddah yang

harus diberikan padanya oleh suaminya. Jawab mereka "Demi Allah, ia tidak

berhak menuntut nafkah pada kami, kecuali kalau ia sedang hamil, dan ia tidak

berhak tinggal di rumah kami kecuali dengan izin kami." Akhirnya Fatimah datang

pada Rasulullah dan menyampaikan semuanya pada beliau, ternyata beliau

membenarkan mereka. Kata Fatimah: "Kemana aku harus pindah, wahai

Rasulullah?" Sabda beliau: "Pindahlah ke rumah Ibnu Ummu Maktum, si buta

yang disebutkan Allah dalam Kitab-Nya". Maka Fatimah pindah ke rumah Ibnu

Ummu Maktum, dan tinggal di sana, hingga Rasulullah saw menikahkannya

dengan Usamah ibnu Zaid."

Page 5: 72 Hadis Mengenai Nafkah

9 Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0948. Dari Tsauban r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Sebaik-baik dinar (wang

atau harta) yang dinafkahkan seseorang, ialah yang dinafkahkannya untuk

keluarganya, untuk ternak yang dipeliharanya, untuk kepentingan membela agama

Allah (fi sabilillah) dan nafkah untuk para sahabatnya yang berperang fi

sabilillah."

10 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 4. Hadis Nombor 4137. Maksudnya : "Ahmad Ibnu Mani' menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun

memberitahukan kepada kami, Muhammad bin Ishaq memberitahukan kepada

kami dari Abi Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW.

bersabda :"Tangan kanan (kekayaan) Zat Ar Rahman adalah Maha Kaya yang

terus menerus mengalir yang tiada kurang, baik siang maupun malam. Abu

Hurairah berkata : Beritahukan kepada ku, apa yang dinafkahkan Allah sejak Allah

menciptakan beberapa langit, sesungguhnya apa yang telah dinafkahkan Allah

tidak mengurangi kekayaan yang ada pada tangan kanan-Nya yang lain ada

timbangan yang bisa ke bawah dan ke atas". Hadis ini hasan sahih, hadis ini

menafsirkan ayat : (Orang-orang Yahudi berkata : "Tangan Allah terbelenggu

(kikir) dan merekalah yang dilaknat di sebabkan apa yang mereka katakan itu

(tidak demikian) tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka, Dia menafkahkan

sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepada mu dari

Tuhan mu sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan

diantara mereka). Para Imam (ulama) berkata : Hadis ini harus dipercaya, seperti

halnya tidak boleh ditafsirkan, atau dikira-kira, yang berpendapat seperti ini adalah

banyak dari beberapa imam diantaranya : Sufyan As Tsauri, Malik bin Anas, ibnu

Uyainah, dan Ibnul Mubarak, hadis-hadis seperti ini banyak diriwayatkan dan

dipercayanya dan tidak boleh dikatakan: bagaimana ya ?

11. Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0045.

Dari Abu Mas'ud r.a., katanya Nabi saw., bersabda: "Apabila seorang laki-laki

memberikan nafkah kepada keluarganya dengan ikhlas, maka (pahala) nafkah itu

sama dengan (pahala) sedekah."

12. Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 0733.

Dari 'Aisyah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Seorang wanita yang

menafkahkan makanan dari rumah tangganya tanpa merugikan, dia memperoleh

pahalanya kerana menafkahkan, suaminya mendapat pahala kerana menghasilkan,

dan khadamnya begitu pula. Pahala yang satu tidak akan mengurangi pahala yang

lain sedikit pun."

Page 6: 72 Hadis Mengenai Nafkah

13. Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0954.

Dari Ummu Salamah r.a., dia bertanya kepada Rasulullah saw., katanya:

"Mungkinkah aku mendapat pahala atas nafkah yang ku belanjakan untuk

mengasuh anak-anak Abu Salamah (anak tiri bagi Ummu Salamah) sehingga

mereka tidak tersia-sia, di mana mereka ku anggap seperti anak-anakku sendiri?"

Jawab Rasulullah saw., "Ya, kamu dapat pahala atas nafkah yang kamu keluarkan

untuk biaya mengasuh mereka."

14. Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3264.

Dari Abu Salamah dari Fatimah binti Qais berkata, bahawa Abu Amr ibnu Hafes

AJ Makhzumy telah menceraikannya dengan talak tiga. kemudian Khalid ibnu

Walid, seorang dari Bani Makhzum datang pada Rasulullah dan menyampaikan

hal itu pada beliau: "Wahai Rasulullah, Abu 'Amr ibnu Hafes telah menceraikan

Fatimah dengan talak tiga; adakah bagi Fatimah nafkah selama masa iddah?"

Jawab beliau: "la tidak berhak mendapat nafkah mahupun tempat tinggal.''

15.Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0952.

Dari Anas bin Malik r.a., katanya: "Abu Thalhah adalah orang Ansar terkaya di

Madinah. Dan harta yang paling disukainya ialah sebuah taman yang dinamainya

'Bairaha' yang letaknya berhadapan dengan masjid. Rasulullah saw. pernah masuk

ke dalam taman itu dan meminum air yang terdapat di dalamnya, yang ternyata

manis. Kata Anas selanjutnya, "Ketika turun ayat: "Sekali-kali kamu tidak dapat

mencapai kebajikan (yang sempurna), sehingga kamu nafkahkan sebahagian harta

mu yang kamu cintai (Al Imran : 92). Maka Abu Thalhah pergi menemui

Rasulullah saw. seraya berkata: "Sesungguhnya Allah telah berfirman di dalam

KitabNya: Sekali-kali kamu tidak dapat mencapai kebajikan (yang sempurna)

sehingga kamu nafkahkan sebahagian harta mu yang kamu cintai. Maka hartaku

yang paling ku cintai ialah 'Taman Bairaha'. Mulai saat ini taman itu aku

sedekahkan kerana Allah, di mana aku mengharapkan pahala dan tabungan di sisi

Allah. Kerana itu manfaatkanlah taman itu sesuai dengan kepentingan anda, ya

Rasulullah." Sabda RasuluUah saw., "Wah! Harta yang sangat menguntungkan.

Harta yang betul-betul menguntungkan. Aku telah mendengar apa yang kamu

ucapkan mengenai harta itu. Namun aku berpendapat, sebaiknyalah taman itu

kamu bagi-bagikan kepada keluargamu yang terdekat." Lalu Abu Thalhah

membahagi-bahagikan tamannya itu kepada keluarga-keluarganya yang dekat,

termasuk anak-anak pakciknya."

16. Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2138.

Mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar; mewartakan kepada kami Isma'il

bin 'Ayyasy, dari Bajir bin Sa'ad dari Khalid bin Ma'dan, dari Al-Miqdam bin

Ma'dikariba Az Zubaidiy, dari Rasulullah saw., beliau bersabda: "Tidak ada hasil

usaha yang didapat oleh seorang hamba yang lebih baik dari hasil kerja tangannya

sendiri. Dan apa yang dinafkahkan seseorang untuk dirinya, istrinya, anaknya dan

pembantunya, maka nafkahnya adalah sedekah." Dalam Az-Zawa-id: Dalam

Isnadnya ada Isma'il bin 'Ayyasy. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud,

At-Tirmidziy dan An-Nasa-iy

Page 7: 72 Hadis Mengenai Nafkah

17.Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3262.

Menceritakan padaku Abu Salamah Asy Sya'by dari Fatimah binti Qais berkata, ia

telah datang pada Rasulullah saw. dan berkata: "Wahai Rasulullah, aku adalah

anak perempuan dari keluarga Khalid. Suamiku Fulan telah mengirim pernyataan

cerai talak tiga padaku.Kemudian pada masa iddahku, aku meminta pada

keluarganya nafkah dan tempat tinggal, tetapi mereka menolak ku." mereka

mengatakan:"Wahai Rasulullah, suaminya telah mengirim padanya pernyataan

talak tiga kali." Sabda beliau: "Sesungguhnya nafkah dan tempat tinggal yang

diberikan pada wanita yang menghadapi masa iddah, ialah bila suaminya boleh

rujuk padanya."

18.Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2377.

Dari 'Aisyah r.a., isteri Nabi saw. katanya: "Biasanya apabila Rasulullah saw.

hendak melakukan suatu perjalanan jauh, beliau mengadakan undian di antara para

isteri beliau. Siapa yang menang undiannya dialah yang berhak ikut mendampingi

Rasulullah saw. dalam perjalanan itu. Pada suatu ketika Rasulullah saw. mengundi

kami untuk ikut mendampingi beliau dalam suatu peperangan yang dipimpin

beliau sendiri. Aku beruntung, kerana undian ku lah yang keluar sebagai

pemenang. Kerana itu akulah yang berhak pergi bersama beliau. Peristiwa ini

terjadi sesudah turunnya Ayat Hijab (lihat surat Ahzab, 33:53-59). Lalu aku

dinaikkan ke dalam sebuah sekedup dan diturunkan dalam setiap perhentian (tanpa

aku keluar tetapi sekedupnya yang diturun naikkan). Setelah selesai perang,

Rasulullah saw. serta rombongan pulang kembali ke Madinah (membawa

kemenangan). Hampir sampai ke Madinah, beliau memberi izin seluruh pasukan

istirehat malam. Ketika istirehat itu, aku keluar dari sekedup dan berjalan menjauhi

pasukan untuk buang hajat. Setelah selesai buang hajat aku segera kembali ke

pasukan. Ketika aku menyentuh dada ku terasa kalung ku yang terbuat dari

permata zhafar buatan Yaman telah putus. Kerana itu aku kembali mencari kalung

ku sehingga aku terlambat kembali ke pasukan. Sedangkan para pengawal yang

bertugas menjaga ku selama dalam perjalanan telah mengangkat sekedup ku dan

menaikkannya ke punggung unta yang ku kenderai (tanpa memeriksa lebih dahulu

apakah aku ada di dalam atau tidak) lalu mereka berangkat. Mereka menyangka

bahawa aku berada dalam sekedup. Ketika itu berat badan ku sangat ringan.

Sehingga kalaupun aku berada dalam sekedup, para pengawal tidak akan merasa

lebih berat bila mereka mengangkat sekedup itu. Dan ketika itu aku masih

merupakan wanita muda usia. Mereka terus berjalan menggiring unta ku (tanpa

aku). Aku mendapatkan kalung ku kembali setelah pasukan berjalan agak jauh.

Ketika aku sampai di tempat peristirahatan, ku dapati di sana telah sepi. Aku

memutuskan untuk tetap menunggu di tempat ku semula. Kerana aku berpendapat,

bila rombongan tidak menemukan ku tentu mereka akan kembali mencari ku.

Ketika aku duduk menunggu mereka di tempat itu, aku mengantuk dan tertidur.

Kebetulan Shafwan bin Mu'aththal As Sulami ketinggalan pula oleh rombongan

kerana dia tertidur. Ketika terbangun dia segera menyusul mereka dan lewat di

dekat tempat ku menunggu. Ketika dia terlihat sesusuk tubuh sedang tidur, dia

menghampiri dan mengenali ku, dia memang sudah pernah melihat ku sebelum

Page 8: 72 Hadis Mengenai Nafkah

ayat hijab turun. Aku terbangun ketika dia dengan terkejut mengucapkan kalimah

istirja' (inna lillaahi wa inna ilaihi raji'un) setelah dia mengenali ku. Dan aku

segera menutup muka ku dengan jilbab (kain penutup muka). Demi Allah! Dia

tidak pernah mengucapkan sepatah kalimat pun kepada ku selain kalimah istirja'

yang menyebabkan aku terbangun. Dia segera menyuruh untanya menunduk, dan

aku disilakannya menaiki kenderaan itu. Sedangkan dia sendiri berjalan kaki

menuntun unta sampai induk pasukan tersusul oleh kami sesudah mereka berhenti

berehat dari terik panas tengah hari. Tetapi sungguh celakalah orang yang sengaja

membuat fitnah terhadap diri ku mengenai peristiwa itu, yang diikhtiarkan oleh

pemimpin mereka 'Abdullah bin Ubay bin Salul. Setelah kami sampai di Madinah

aku jatuh sakit sebulan lamanya. Sementara itu dalam masyarakat telah meluas

khabar bohong mengenai diri ku. Sedangkan aku tidak tahu berita itu telah meluas

sedemikian rupa kerana aku sedang sakit. Tetapi ada suatu hal yang

membimbangkan ku, ialah sikap Rasulullah saw. yang tidak memperlihatkan kasih

sayang seperti biasanya kalau aku sedang sakit. Beliau pernah datang menengok

ku sekali, setelah memberi salam beliau bertanya, "Bagaimana keadaan mu?"

Itulah yang membimbangkan ku. Aku tidak mengetahui sama sekali heboh

mengenai diri ku, sampai pada suatu hari setelah aku agak sembuh, aku pergi

bersama Ummu Misthah ke lapangan di pinggir kota untuk buang hajat. Kerana

memang di sanalah tempat kami buang hajat. Dan kami tidak pergi ke sana kecuali

hanya pada malam hari saja. Yang demikian itu ialah sebelum kami membuat

tempat tertutup di sekitar rumah kami. Memang sudah menjadi kebiasaan orang

Arab pada masa dahulu, kalau buang hajat pergi ke lapangan di pinggir kota.

Kerana mereka merasa jijik membuat tempat tertutup di sekitar rumah mereka.

Ummu Misthah (nama aslinya Salma), ialah anak perempuan Abu Ruhma bin

Muththalib bin Abdu Manaf. Sedangkan ibunya ialah anak perempuan Shakhar bin

Amir bibi Abu Bakar Siddiq. Anak lelakinya ialah Misthah Ibnu Utsatsah bin

Abbad bin Muththalib. Ketika kami pulang setelah selesai buang hajat, Ummu

Misthah tersandung sandalnya lalu dia menyumpah: "Celaka si Misthah." katanya.

Maka ku tegur dia, "Tidak baik berkata begitu. Bukanlah engkau memaki orang

yang ikut dalam peperangan Badar?" Jawab Ummu Misthah, "Alangkah bodohnya

engkau! Apakah engkau tidak mendengar apa yang dikatakannya?" Tanya ku,

"Apa yang dikatakannya?" Dia menghabarkan kepada ku omongan tukang-tukang

fitnah (yang memburuk-burukkan diri mu)." Semenjak aku mendengar berita

Ummu Misthah itu, sakit ku semakin menjadi-jadi. Ketika Rasulullah saw. datang

ke rumah ku, beliau memberi salam, lalu dia bertanya, "Bagaimana keadaan sakit

mu?" Lalu aku bertanya kepada beliau, "Sudikah Tuan mengizinkan aku pulang ke

rumah orang tua ku?" Kata 'Aisyah, "Sebenarnya aku ingin hendak menanyakan

kepada orang tua ku kebenaran berita yang disampaikan Ummu Misthah kepada

ku." Ternyata Rasulullah saw. mengizinkan ku, lalu aku pulang ke rumah orang

tua ku dah bertanya kepada ibu ku, "Wahai ibu! Benarkah ada berita buruk yang

dipercakapkan orang mengenai diri ku?" Jawab ibu, "Wahai anak ku sayang!

Jangan engkau hiraukan. Demi Allah, jarang sekali wanita cantik yang disayangi

suaminya, padahal dia mempunyai banyak madu yang tidak diomongi orang."

"Subhanallah!" kata ku. "Kalau begitu, memang benarlah kiranya orang banyak

mempercakapkan ku." Malam itu aku menangis semalam-malaman sampai Subuh.

Page 9: 72 Hadis Mengenai Nafkah

Air mata ku mengalir tak dapat ditahan dan aku tak dapat tidur kerananya.

Sementara itu Rasulullah saw. memanggil Ali bin Abi Thalib dan Usamah bin

Zaid untuk bermusyawarah dengan mereka - kerana waktu itu wahyu terhenti -

Beliau bermusyawarah dengan keduanya apakah beliau harus menceraikan ku atau

tidak. Usamah bin Zaid menyatakan pendapatnya, bahawa dia tahu benar para

isteri Rasulullah saw. semuanya suci (setia) dan dia tahu benar mereka semuanya

mencintai Rasulullah saw. Katanya, "Mereka adalah para isteri Anda. Aku yakin

benar bahawa semuanya adalah para isteri yang setia." Adapun 'Ali bin Thalib

berkata, "Allah Ta'ala tidak akan mempersulit Anda. Masih banyak wanita selain

dia ('Aisyah). Tika Anda menghendaki seorang gadis, tidak seorang pun yang akan

menolak Anda." Kemudian beliau panggil pula Barirah (pembantu rumah tangga

'Aisyah), lalu beliau bertanya, "Hai Barirah! Adakah engkau melihat sesuatu yang

mencurigakan mengenai diri 'Aisyah?" Jawab Barirah, "Demi Allah yang

mengutus Anda dengan agama yang benar. Sungguh, aku tidak melihat sedikit pun

yang mencemarkan dirinya, selain hanya dia itu seorang wanita muda yang manja,

yang pergi tidur meninggalkan adonan kuih, lalu datang haiwan peliharaan (kucing

atau kambing) memakan adonan itu." Kemudian Rasulullah saw. berpidato di

mimbar, menyatakan keberatannya atas tuduhan yang diprarasai Abdullah bin

Ubay bin Salul." Sabda beliau di mimbar, "Hai kaum muslimin! Siapakah di antara

tuan-tuan yang setuju dengan penolakan ku atas tuduhan yang telah mencemarkan

nama baik keluarga ku? Demi Allah, aku yakin keluarga ku bersih dari tuduhan

kotor yang tidak benar itu. Mereka juga telah menyebut-nyebut seorang lelaki

(Shafwan bin Mu'aththai As Sulami) yang aku yakin bahawa dia itu orang baik.

Dia tidak pernah masuk ke rumah ku kecuali bersama ku." Maka berdirilah Sa'ad

bin Mu'adz Al Anshari, lalu dia berkata, "Aku membela Anda dalam masalah ini,

ya Rasulullah! Jika tuduhan itu datang dari suku Aus, kami penggal lehernya. Dan

jika datangnya dari saudara-saudara kami suku Khazraj, kami menunggu perintah

Anda. Apa yang Anda perintahkan segera kami laksanakan." Maka berdiri pula

Sa'ad bin Ubadah, pemimpin suku Khazraj dan seorang yang soleh tetapi

diperdayakan oleh rasa kesukuan. Lalu dia berkata kepada Sa'ad bin Mu'adz,

"Engkau bohong! Demi Allah, engkau tidak boleh membunuhnya dan memang

engkau tidak sanggup melakukannya." Maka bangun pula Usaid bin Hudhair, anak

pakcik Sa'ad bin Mu'adz. Katanya kepada Sa'ad bin Ubadah, "Engkaulah yang

bohong! Demi Allah! Bila saja dan di mana saja kami sanggup membunuhnya!

Engkau munafik, kerana engkau membela orang-orang munafik!" Pertengkaran

antara suku Aus dan Khazraj itu menjadi hangat, sehingga hampir terjadi

perkelahian antara mereka. Tetapi Rasulullah saw. yang masih berdiri di mimbar

dapat menenangkan mereka sehingga mereka diam. Kata Aisyah selanjutnya,

"Sehari-harian kerja ku hanya menangis dan menangis siang malam. Sehingga

kedua orang tua ku cemas, kalau-kalau jantung ku pecah kerana menangis. Selama

aku menangis, kedua orang tua ku selalu berada di samping ku. Tiba-tiba seorang

perempuan Ansar minta izin hendak bertemu dengan ku, lalu ku izinkan dia

masuk. Setelah dia masuk, dia pun menangisi ku (menambah kesedihan ku).

Sementara itu Rasulullah saw. pun datang. Beliau memberi salam, lalu duduk di

samping ku. Sejak berita bohong itu tersiar, beliau tidak pernah duduk di samping

ku. Dan sudah sebulan wahyu tidak turun kepada beliau. Iaitu semenjak peristiwa

Page 10: 72 Hadis Mengenai Nafkah

ku ini. Ketika beliau duduk di samping ku, mula-mula beliau membaca tasyahhud.

Kemudian beliau bersabda: "Hai 'Aisyah! Telah sampai kepada ku berita mengenai

diri mu begini dan begitu. Jika engkau bersih dari tuduhan itu maka Allah Ta'ala

akan membebaskanmu. Jika engkau memang berdosa, Minta ampunlah kepada

Allah Ta'ala dan taubatlah kepadaNya. Kerana apabila seorang hamba sadar

bahawa dia telah berdosa, kemudian dia taubat, nescaya Allah menerima

taubatnya." Setelah ucapan beliau itu selesai diucapkannya, air mata ku

mengambang dan tak tertahankan oleh ku dia jatuh berderai. Aku berkata kepada

bapa ku. "Pak, tolonglah aku menjawab sabda Rasulullah." Jawab bapa ku, "Demi

Allah! Aku tidak tahu apa yang harus ku ucapkan kepada Rasulullah." Kemudian

ku minta ibu ku, "Ibu, tolonglah aku menjawab sabda Rasulullah sebentar ini."

Jawab ibu ku, "Demi Allah! Aku tidak tahu apa yang harus ku katakan kepada

Rasulullah." Maka terpaksalah aku sendiri yang harus menjawabnya. Kata ku,

"Aku ini adalah seorang wanita muda usia yang belum banyak mengetahui isi Al

Quran. Demi Allah! Sekarang aku telah tahu bahawa Anda telah mendengar berita

mengenai tuduhan terhadap diri ku, sehingga tuduhan itu tertanam dalam diri Anda

dan nampaknya Anda seperti membenarkan berita itu. Walaupun aku mengatakan

kepada Anda aku bersih dari tuduhan itu - demi Allah, hanya Allah sajalah yang

maha tahu bahawa aku memang bersih Anda tentu tidak akan mempercayai ku

juga. Dan seandainya aku mengatakan bahawa aku telah bersalah dan berbuat

dosa, - demi Allah, Dia jugalah yang Maha Tahu bahawa aku bersih lentil Anda

akan mempercayainya. Demi Allah! Aku tidak memperoleh sebuah contoh pun

yang paling tepat mengenai peristiwa ini, selain ucapan yang diucapkan Nabi

Ya'qub, bapa Nabi Yusuf, katanya : Sabar jualah yang paling indah, dan hanya

Allah sajalah tempat minta tolong atas segala tuduhan yang dituduhkan mereka."

Kemudian aku berpaling dan berbaring di tempat tidur ku. Kata 'Aisyah

selanjutnya, "Demi Allah! Aku benar-benar bersih dari tuduhan itu, dan aku yakin

bahawa Allah Ta'ala akan membersihkan nama baik ku dari tuduhan itu. Namun

sejauh itu demi Allah, aku tidak menduga sama sekali bahawa Allah akan

menurunkan wahyu dalam kaitannya dengan kes yang sedang ku hadapi ini.

Sehingga akhirnya wahyu itu selalu kita baca. Kerana kes itu sangat cemar terasa

oleh ku dibanding dengan keagungan firman Allah Ta'ala yang selalu kita baca.

Tetapi aku berharap semoga Rasulullah saw. dapat melihat dalam mimpi beliau, di

mana Allah Ta'ala memperlihatkan kepada beliau bahawa aku sungguh-sungguh

bersih. Maka demi Allah, belum lagi Rasulullah saw. meninggalkan tempat

duduknya, dan belum seorang jua pun yang keluar dari rumah kami, Allah Ta'ala

menurunkan wahyu kepada Nabinya. Terlihat Nabi saw. seperti orang yang

keberatan memikul beban berat, sebagai biasanya bila wahyu sedang diturunkan

kepada beliau, sehingga beliau bersimbah peluh. Ketika Wahyu telah selesai turun,

Rasulullah saw. tertawa. Kalimat yang mula-mula diucapkannya ialah:

"Gembiralah, wahai 'Aisyah! Allah Ta'ala telah mengatakan bahawa engkau

sungguh-sungguh bersih dari tuduhan itu." Lalu berkata ibu ku kepada ku,

"Bangunlah engkau, nak! Mintalah maaf kepada beliau!" Jawab ku, "Demi Allah!

Aku tidak perlu minta maaf kepada beliau. Aku hanya wajib memuji Allah, kerana

Dialah yang menurunkan wahyu yang menyatakan bahawa aku memang bersih

dari tuduhan kotor itu. Wahyu itu tersebut turun dalam Al Quran, surat An Nur

Page 11: 72 Hadis Mengenai Nafkah

sebanyak sepuluh ayat: "Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong

ini adalah dari golongan kamu juga (lihat An Nur, 24 : 11 20). Kata 'Aisyah

selanjutnya, "Selama ini Misthah dibelanjai oleh (bapa ku) Abu 'Bakar Siddiq

sebagai keluarga dekat bapa. Semenjak kes itu terjadi, bapa ku bersumpah akan

menghentikan bantuannya kepada Misthah untuk selama-lamanya. Maka turun

pula wahyu yang melarang penghentian bantuan itu: "Dan janganlah orang-orang

yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahawa

mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabatnya....sampai

dengan...Apakah kamu tidak ingin bahawa Allah mengampuni mu?" (An Nur,

24:22). Berkata Hibhan bin Musa, kata Abdullah bin Muharak. "Inilah ayat yang

istimewa di dalam kitab Allah." Maka berkata Abu Bakar, "Demi Allah! Aku lebih

suka mendapat ampunan Allah Ta'ala." Maka nafkah untuk Misthah diteruskannya

kembali. Dan aku tidak pernah menghentikan nafkah untuk Misthah sepeninggal

beliau."

19.Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3082.

Dari Ubaidullah ibnu Abdullah ibnu Utbah berkata; "Ketika Abdullah ibnu 'Amr

ibnu Usman (pemuda dari keluarga Marwan) menceraikan isterinya (Anak

perempuan Sa'id ibnu Zaid dengan Binti Qais) dengan talak tiga, maka ibunya

menyuruh mak ciknya yang bernama Fatimah binti Qais untuk menjemputnya dan

menyuruhnya meninggalkan rumah Abdullah ibnu 'Amr. Setelah Marwan

mendengar hal itu, maka ia mengirim seseorang untuk menjemput Binti Said agar

kembali ke tempat tinggalnya semula, dan bertanya padanya, apa yang

menyebabkannya pindah sebelum masa idahnya habis?" Maka Binti Said

mengirim surat padanya, dan memberitahu bahawa mak ciknya, Fatimah binti Qais

yang menyuruhnya demikian. Kata Fatimah binti Qais; Ketika itu aku adalah isteri

Abu 'Amr ibnu Hafsh. Ketika Rasulullah saw. mengutus Ali ra ke Yaman, maka

Abu 'Amr pergi bersamanya, tiba-tiba ia mengirim talak cerai padaku dari jauh,

dan ia menyuruh Al Harits ibnu Hisyam dan 'Ayyasy ibnu Abu Rabi'ah untuk

mengirim nafkah padaku, Aku bertanya kepada dua pesuruh itu: "Apa yang hendak

diperbuat oleh bekas suamiku padaku dengan apa yang ada di dalam makanan ini."

Tetapi mereka berkata: "Demi Allah, sebenarnya kamu tidak berhak mendapat

nafkah dari kami kecuali jika kamu hamil, dan kamu juga tidak berhak tinggal di

rumah ini kecuali dengan izin kami." Maka segera datang pada Rasulullah dan

menyampaikan hal itu pada beliau. Kemudian aku berkata; "Ke mana aku harus

pindah, wahai Rasulullah?" Jawab beliau: "Pindahlah ke rumah Abdullah ibnu

Ummu Maktum, si buta yang namanya telah disebut Allah dalam Al Quran. Maka

aku segera pindah ke rumah ibnu Ummu Maktum, seorang yang buta, tetapi aku

selalu meletakkan kainku di dekatnya untuk tabir. Demikian itu hingga Rasulullah

saw. menikahkan ku dengan Usamah ibnu, (maula Rasulullah)."

Page 12: 72 Hadis Mengenai Nafkah

20.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 4163.

Mewartakan kepada kami Isma'il bin Musa; mewartakan kepada kami Syarik, dari

Abu Ishaq, dari Haritsah bin Mudharrib, dia berkata: "Kami datang ke tempat

Khubbab untuk menjenguknya. Lalu dia berkata: "Sungguh telah lama sakitku ini,

seandainya aku tidak mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah kalian

menginginkan mati", pasti aku sudah mengangankannya. Dan beliau bersabda:

"Sesungguhnya seorang hamba itu akan sentiasa diberi pahala atas semua nafkah -

yang dibelanjakannya-, kecuali nafkah untuk tanah". Atau bersabda: "Untuk

bangunan".

21.Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0955.

Dari Abu Mas'ud Al Badri r.a., dari Nabi saw. sabdanya : "Apabila seorang

muslim memberi nafkah kepada keluarganya kerana Allah, maka pahala nafkahnya

itu sama dengan pahala sedekah."

22 .Hadis Sahih Muslim Jilid 1. Hadis Nombor 0001.

Dari Yahya bin Ya'mar r.a., katanya: "Orang yang mula-mula bicara di Bashrah

menentang adanya Qadar, ialah Ma'bad Al Juhani. Maka pada suatu ketika, aku

dan Humaid bin Abdurrahman Al Hamairi, sama-sama pergi haji atau umrah.

Kami berdua sepakat, jikalau bertemu dengan salah seorang sahabat Rasulullah

saw., kami akan menanyakan kepada mereka masalah Qadar' itu. Justeru kami

bertemu di dalam masjid, dengan 'Abdullah bin 'Umar bin Khaththab. Kami

langsung mendekati dan mengapitnya di kanan-kiri beliau. Dalam pada itu aku

telah menduga, bahawa sahabatku Humaid akan menyerahkan pembicaraan

kepada ku. Kataku kepada Abu 'Abdurrahman, "Telah muncul di hadapan kita para

pembaca Al Quran dan para ilmuwan. Mereka mendakwakan bahawa Qadar itu

tidak ada. Segala sesuatu terjadi menurut Qudratnya, tanpa didahului Qadar dan

Ilmu Allah." Jawab 'Abdullah bin 'Umar, "Apabila engkau bertemu dengan

mereka, katakan bahawa aku tidak sependapat dengan mereka. Demi Allah!

Kalaulah mereka mempunyai sebungkal emas, kemudian emas itu dinafkahkannya,

maka Allah swt. tidak akan menerima nafkah mereka itu sehingga mereka iman

dengan Qadar." Kemudian dilanjutkannya, Pada suatu hari ketika kami sedang

berada di sisi Rasulullah saw., sekonyong-konyong muncul di hadapan kami

seorang lelaki berpakaian sangat putih dan berambut sangat hitam. Tidak terlihat

padanya bekas perjalanan dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya.

Dia terus duduk ke dekat Nabi saw., lalu disandarkannya lututnya ke lutut Nabi,

dan diletakkannya kedua tapak tangannya ke pahanya." Dia berujar, "Ya,

Muhammad! Terangkanlah kepada ku tentang Islam." Jawab Nabi saw., "Islam

ialah:(1) Mengakui tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahawa Muhammad

Rasulullah; (2) Mendirikan solat; (3) Membayar zakat; (4) Puasa Ramadhan; dan

(5) Haji ke Baitullah, jika engkau sanggup melaksanakannya." "Engkau benar!"

kata orang itu. Kata ayahku, "Kami hairan terhadap orang itu; dia yang bertanya

tetapi dia pula yang mengatakan benar." Kemudian orang itu berkata pula,

"Terangkanlah kepada ku tentang Iman!" Jawab Nabi saw., "Iman ialah: (1) Iman

dengan Allah; (2) Iman dengan para malaikat-Nya; (3) Iman dengan Kitab-kitab-

Page 13: 72 Hadis Mengenai Nafkah

Nya; (4) Iman dengan para Rasul-Nya; (5) Iman dengan qadar baik maupun

buruk." Kata orang itu, "Engkau benar!" Kemudian dia berkata pula,

"Terangkanlah kepada ku tentang Ihsan.". Jawab Nabi saw., "Ihsan ialah:

menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekalipun engkau tidak

melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu." Katanya pula, "Terangkanlah kepada

ku tentang Kiamat!" Jawab Nabi saw., "Orang yang ditanya tidak lebih tahu

daripada yang menanya." Katanya, "Terangkanlah kepada ku tanda-tandanya!"

Jawab Nabi saw., "Apabila hamba-sahaya perempuan telah melahirkan

majikannya, dan apabila orang-orang dusun yang melarat telah bermewah-mewah

di gedung-gedung nan indah." Kata ayahku, "Kemudian orang itu berlalu. Tetapi

tidak berapa lama antaranya, Rasulullah saw. bertanya kepada ku, "Tahukah

engkau, siapakah gerangan yang bertanya itu?" Jawab ku, "Allah dan Rasul-

Nyalah yang lebih tahu." Sabda Rasulullah saw., "Dia adalah Jibril. Dia datang

kepada mu mengajarkan agamamu."

23.Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 2032.

Qutaibah menceritakan kepada kami, Hammad bin Zaid menceritakan kepada

kami, dari Ayyub dari Abi Qilabah dari Abi Asma' dari Tsauban dari Rasulullah

SAW bersabda: "Sebaik-baik dinar adalah dinar yang dinafkahkan oleh seorang

kepada keluarganya dan dinar yang diinfaqkan oleh seseorang atas kenderaannya

(untuk dipakai) di jalan Allah, dan dinar yang diinfaqkan oleh seseorang kepada

teman-temannya di jalan Allah." Abu Qilabah berkata: "Beliau memulai dengan

keluarga" kemudian beliau bersabda: Siapakah orang yang lebih besar pahalanya

dari pada orang yang menafkahkan hartanya atas keluarganya yang masih kecil

maka Allah memelihara mereka kerananya dan mencukupi mereka." Hadis ini

adalah hasan sahih.

24. Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 1015.

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sabdanya: "Seorang wanita yang

menafkahkan (hasil) usaha suaminya tanpa perintah suaminya, maka untuk wanita

itu seperdua pahalanya."

25. Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3263.

Dari Asy Sya'by dari Fatimah binti Qais berkata: "Rasulullah saw. bersabda;

"Wanita yang diceraikan dengan talak tiga, ia tidak berhak mendapat tempat

tinggal dan nafkah."

26.Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2502.

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. sabdanya: "Orang-orang yang berusaha

mencari nafkah untuk perempuan-perempuan yang tidak (belum) bersuami dan

untuk orang-orang miskin, sama dengan orang-orang yang berperang fi sabilillah."

Page 14: 72 Hadis Mengenai Nafkah

27.Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 2169.

Said bin Yahya bin Said AI-Umawi menceritakan kepada kami, Muhammad bin

Amr menceritakan kepada kami, dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW

bersabda: "Barang siapa mati dengan meninggalkan keluarga yang terlantar maka

aku bertanggung jawab urusan mereka." Hadis ini adalah hasan sahih. Az Zuhri

juga meriwayatkan dari Abi Salamah dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW

hadis yang lebih panjang dan lebih sempurna dari pada hadis ini. Dalam bab ini

terdapat hadis dari Jabir dan Anas. erti kata "Mantarakadhayaa ann" orang yang

terlantar tidak punya apa-apa, erti "faa ilaiiya" aku menanggungnya dan memberi

nafkah kepadanya.

28.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3675.

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; mewartakan kepada kami

Sufyan bin 'Uyainah, dari Ibnu Ajlan, dari Sa'id bin Abu Sa'id, dari Abu Syuraih

Al-Khuza'iy, dari Nabi saw., beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah

dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya. Dan memberinya hadiah

(makanan istimewa) sehari semalam yang pertama. Dan tidak halal bagi seorang

tamu tinggal di rumah saudaranya-lebih dari tiga hari-sehingga membuatnya

terganggu. Dhiyafah (menjamu tamu) itu adalah selama tiga hari. Sedang apa yang

dinafkahkan kepada seorang tamu sesudah tiga hari itu dihitung sebagai sedekah".

29. Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3389.

'Atha' berkata dari ibnu Abbas berkata: "Ayat iddah ini, iaitu ber'iddah di rumah

keluarga, dinasakh dengan ayat iddah: "Walladziina yutawaffauna minkum wa

yad/.aruuna a/waajan washiyyatal li azwaajihim mataa'an ilal haul; ghaira ikhraajin

(Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antaramu dan meninggalkan

isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (iaitu) diberi nafkah hingga

setahun lamanya dengan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). Akan tetapi jika

mereka pindah (sendiri), maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang

meninggal). Maka wanita itu boleh ber'iddah di tempat mana saja yang ia

kehendaki."

30.Hadis Sunan An-Nasai Jilid 5. Hadis Nombor 5263.

Dari Salamah ibnu Kuhail dari Atha' dari Jabir ibnu Abdullah berkisah: "Seorang

Ansar telah menjanjikan kemerdekaan bagi budaknya bila dia telah meninggal,

padahal dia seorang miskin dan ida mempunyai tanggungan hutang. Setelah

Rasulullah saw mendengar hal itu, maka beliau menjual budak itu dengan harta

lapan ratus dirham. Kemudian dari hasil penjualan itu beliau berikan pada sahabat

Ansar seraya bersabda: "Lunasilah hutangmu dan berilah nafkah pada

keluargamu."

Page 15: 72 Hadis Mengenai Nafkah

31.Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 1188.

Dari Ja'far bin Muhammad r.a., dari bapanya, katanya: "Kami datang ke rumah

Jabir bin 'Abdullah r.a., lalu dia menanyai kami satu persatu, siapa nama kami

masing-masing. Sampai giliranku ku sebutkan nama ku Muhammad bin Ali bin

Husein. Lalu dibukanya kancing baju ku yang atas dan yang bawah. Kemudian

diletakkannya tapak tangannya antara kedua susu ku. Ketika itu aku masih muda

belia. Lalu dia berkata, "Selamat datang wahai anak saudara ku! Tanyakanlah apa

yang hendak engkau tanyakan. Lalu aku bertanya kepadanya. Dia telah buta.

Ketika waktu solat tiba, dia berdiri di atas sehelai sejadah yang selalu dibawanya.

Tiap kali sejadah itu diletakkannya ke bahunya, pinggirnya selalu lekat padanya

kerana kecilnya sejadah itu. Aku bertanya kepadanya, "Terangkanlah kepada ku

bagaimana caranya Rasulullah saw. melakukan ibadah haji." Lalu dia bicara

dengan isyarat tangannya sambil memegang sembilan buah anak jarinya. Katanya,

"Sembilan tahun lamanya beliau menetap di Madinah, namun beliau belum haji.

Kemudian beliau memberitahukan bahawa tahun kesepuluh beliau akan naik haji.

Kerana itu berbondong-bondonglah orang datang ke Madinah, hendak ikut

bersama-sama Rasulullah saw. untuk beramal seperti amalan beliau. Lalu kami

berangkat bersama-sama dengan beliau. Ketika sampai di Zulhulaifah, Asma' binti

'Umais melahirkan puteranya, Muhammad bin Abu Bakar. Dia menyuruh tanyakan

kepada Rasulullah saw. apa yang harus dilakukannya (kerana melahirkan itu).

Sabda Rasulullah saw. "Mandi dan pakai kain pembalut mu. Kemudian pakai

pakaian ihram mu kembali." Rasulullah saw. solat dua rakaat di masjid

Zulhulaifah, kemudian beliau naiki untanya yang bernama Qashwa. Setelah

sampai di Baida', ku lihat sekeliling ku, alangkah banyaknya orang yang

mengiringkan beliau, yang berkenderaan dan yang berjalan kaki, di kanan kiri dan

di belakang beliau. Ketika itu turun Al-Quran (wahyu), di mana Rasulullah saw.

mengerti maksudnya, iaitu sebagai petunjuk amal yang harus kami amalkan. Lalu

beliau teriakkan bacaan talbiyah: "Labbaika Allahumma labbaika, labbaika la

syarika laka labbaika; innal hamda wan ni'mata laka, wal mulka la syarika laka

labbaika." Maka talbiyah pula orang ramai seperti talbiyah Nabi saw. itu.

Rasulullah saw. tidak melarang mereka membacanya, bahkan sentiasa

membacanya terus menerus. Niat kami hanya untuk mengerjakan haji, dan kami

belum mengenal 'umrah. Setelah sampai di Bait Allah, beliau cium salah satu

sudutnya (hajar aswad), kemudian beliau tawaf, lari-lari kecil tiga kali dan berjalan

biasa empat kali. Kemudian beliau terus menuju ke maqam Ibrahim 'alaihis salam.

Lalu beliau baca ayat: "Jadikanlah Maqam Ibrahim sebagai tempat solat.." (Al

Baqarah:125). Lalu ditempatkannya maqam itu di antaranya dengan Bait.

Sementara itu ayah ku berkata bahawa Nabi saw. membaca dalam solatnya "Qul

huwallahu ahad..." (Al Ikhlas: 1-4) dan "Qul ya ayyuhal kafirun " (Al Kafirun: 1-

6). Kemudian beliau kembali ke sudut Bait (hajar aswad) lalu di ciumnya pula.

Kemudian melalui pintu beliau pergi ke Safa. Setelah dekat ke bukit Safa beliau

membaca ayat: "Sesungguhnya saai antara Safa dan Marwah termasuk lambang-

lambang kebesaran agama Allah." (Al Baqarah: 158). Kemudian mulailah dia

melaksanakan perintah Allah. Maka dinaikinya bukit Safa. Setelah kelihatan

Baitullah, lalu dia menghadap ke kiblat seraya mentauhidkan Allah dan

mengagungkan-Nya. Ujarnya : "La ilaha illallahu wahdahu la syarikalahu, lahul

Page 16: 72 Hadis Mengenai Nafkah

mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syaiin qadir. La ilaha illallahu wahdahu,

anjaza wa'dahu wa nashara 'abdahu wa hazamal ahzaba wahdahu." Kemudian

beliau mendoa. Ucapan tahlil itu diulangnya sampai tiga kali. Kemudian beliau

turun ke Marwah. Ketika sampai di lembah, beliau berlari-lari kecil. Dan sesudah

itu beliau menuju bukit Marwah, sambil berjalan kembali. Setelah sampai di

puncak bukit Marwah, beliau perbuat apa yang diperbuatnya di bukit Safa. Tatkala

beliau mengakhiri saainya di bukit Marwah, beliau berujar: "Kalau aku belum

lakukan apa yang telah ku perbuat, nescaya aku tidak membawa hadiah,dan

menjadikannya umrah." Lalu bertanya Suraqah bin Malik bin Ju'syum, katanya:

"Ya, Rasulullah! Apakah untuk tahun ini saja ataukah untuk selama-lamanya?"

Rasulullah saw. memperpancakan jari-jari tangannya yang satu ke jari-jari

tangannya yang lain seraya berkata: Memasukkan 'umrah ke dalam haji? (2x)

Tidak! Bahkan untuk selama-lamanya." Sementara itu 'Ali datang dari Yaman

membawa haiwan korban Nabi saw. didapatinya Fatimah termasuk orang yang

tahallul; dia mengenakan pakaian bercelup dan bercelak mata. Ali melarangnya

berbuat demikian. Jawab Fatimah, "Ayahku sendiri yang menyuruh ku berbuat

begini." Kata 'Ali, "Aku pergi menemui Rasulullah saw. minta fatwa beliau

terhadap perbuatan Fatimah itu. Ku jelaskan kepada beliau bahawa aku

mencegahnya berbuat demikian." Sabda beliau, "Fatimah benar! Fatimah benar!"

Kemudian tanya beliau, "Apa yang engkau baca ketika hendak melakukan haji?"

Jawab 'Ali, aku membaca "Wahai Allah! Aku niat menunaikan ibadah haji seperti

yang dicontohkan Rasul Engkau." Tanya 'Ali, "Tetapi aku membawa haiwan

korban, bagaimana itu?" Jawab beliau, "Engkau jangan tahallul." Kata Ja'far,

"Jumlah hadiah yang dibawa Ali dari yaman dan yang dibawa Nabi saw., ada

seratus ekor. Para jemaah telah tahallul dan bercukur semuanya, melainkan Nabi

saw. dan orang-orang yang membawa hadiah beserta beliau. Ketika hari Tarwiyah

(8 Zulhijah) tiba, mereka berangkat menuju Mina untuk melakukan ibadah haji.

Rasulullah saw. menunggang kenderaannya. Di sana beliau solat Zohor, Asar,

Maghrib, Isyak, dan Subuh. Kemudian beliau menanti sebentar hingga terbit

matahari; sementara itu beliau menyuruh orang lebih dahulu ke Namirah untuk

mendirikan khemah di sana. Sedangkan orang Quraisy mengira bahawa beliau

tentu akan berhenti di Masy'aril Haram (sebuah bukit di Muzdalifah). sebagaimana

biasanya orang-orang jahiliyah. Tapi ternyata beliau terus saja menuju 'Arafah.

Sampai ke Namirah didapatinya khemah-khemah telah didirikan orang. Lalu

beliau berhenti untuk istirehat di situ. Ketika matahari telah condong, beliau

menaiki untanya meneruskan perjalanan. Sampai di tengah-tengah lembah beliau

berpidato. Sabdanya: "Sesungguhnya menumpahkan darah dan merampas harta

sesama mu haram, sebagaimana haramnya berperang pada hari ini, Pada bulan ini,

dan di negeri ini. Ketahuilah! Semua yang berbau jahiliyah telah dihapuskan di

bawah undang-undang ku, termasuk tebusan darah masa jahiliyah. Tebusan darah

yang pertama-tama ku hapuskan ialah tebusan darah Ibnu Rabi'ah bin Harits yang

disusukan oleh Bani Sa'ad, lalu ia dibunuh oleh Huzail. Begitu pula telah ku

hapuskan riba jahiliyah; yang mula-mula ku hapuskan ialah riba yang ditetapkan

'Abbas bin Abdul Muththalib. Sesungguhnya riba itu ku hapuskan semuanya.

Kemudian jagalah diri mu terhadap wanita. Kamu boleh mengambil mereka

sebagai amanah Allah dan mereka halal bagi mu dengan mematuhi peraturan-

Page 17: 72 Hadis Mengenai Nafkah

peraturan Allah. Setelah itu kamu punya hak atas mereka, iaitu supaya mereka

tidak membolehkan orang lain menduduki tikar mu. Jika mereka melanggar,

pukullah mereka dengan cara yang tidak membahayakan. Sebaliknya mereka

punya hak terhadap mu. Iaitu nafkah dan pakaian yang patut. Ku wariskan kepada

mu sekalian suatu undang-undang yang jika kamu pegang teguh, kamu tidak akan

tersesat sepeninggal ku, iaitu Kitabullah! Kamu semua akan ditanya mengenai diri

ku. Apakah akan jawab mu?" Jawab mereka, "Kami menjadi saksi bahawa engkau

telah menyampaikan risalah ini kepada kami, telah menunaikan tugas mu dan telah

memberi nasihat kepada kami." Lalu beliau bersabda sambil mengangkat

telunjuknya ke langit, dan menunjuk kepada orang ramai. "Wahai Allah!

Saksikanlah!" (3x). Sesudah itu beliau azan, kemudian qamat lalu solat Zohor,

kemudian qamat lagi, lalu solat Asar tanpa solat sunat antara keduanya. Sesudah

itu beliau meneruskan perjalanan menuju ke tempat wukuf. Sampai di sana,

dihentikannya unta Qashwa di tempat berbatu-batu dan orang-orang yang berjalan

kaki berada di hadapannya. Beliau menghadap ke kiblat dan sentiasa wukuf

sampai matahari terbenam dan mega merah hilang. Kemudian beliau teruskan pula

perjalanan dengan membonceng Usamah di belakangnya, sedang beliau sendiri

memegang kendali. Beliau tarik tali kekang unta Qashwa, sehingga kepalanya

hampir menyentuh bantal palana. Beliau bersabda dengan isyarat tangannya, "Hai,

orang ramai! Tenang! Tenang!" Tiap-tiap beliau sampai ke pinggang bukit

dikendurkannya tali unta sedikit untuk memudahkannya mendaki. Sampai di

Muzdalifah beliau solat Maghrib dan Isyak dengan satu kali azan dan dua qamat,

tanpa solat sunat antara keduanya. Kemudian beliau tidur hingga terbit fajar.

Setelah tiba waktu Subuh, beliau solat Subuh dengan satu azan dan satu qamat.

Kemudian beliau tunggangi pula Qashwa meneruskan perjalanan sampai ke

Masy'aril Haram. Sampai di sana beliau menghadap ke kiblat, mendoa, takbir,

tahlil dan membaca kalimah tauhid. Beliau wukuf di sana hingga langit kekuning-

kuningan dan berangkat sebelum matahari terbit sambil membonceng Fadhal Ibnu

'Abbas. Fadhal seorang lelaki berambut indah dan berwajah putih. Ketika beliau

berangkat, berangkat pulalah orang-orang besertanya. Fadhal menengok kepada

mereka, lalu mukanya ditutup Rasulullah dengan tangannya. Tetapi Fadhal

menoleh ke arah lain untuk melihat. Rasulullah saw. menutup pula mukanya

dengan tangan yang lain, sehingga Fadhal mengarahkan pandangannya ke tempat

lain. Sampai di tengah lembah Muhassir, dipercepatnya untanya melalui jalan

tengah yang langsung menembus ke Jumratul Kubra. Sampai di Jumrah yang dekat

dengan sebatang pohon, beliau melempar dengan tujuh buah batu kerikil sambil

membaca takbir pada setiap lemparan. Kemudian beliau terus ke tempat

penyembelihan korban. Di sana beliau menyembelih enam puluh tiga haiwan

korban dengan tangannya dan sisanya diserahkannya kepada 'Ali untuk

menyembelihnya, iaitu sebagai haiwan korban bersama-sama dengan anggota

jemaah yang lain. Kemudian beliau suruh ambil dari setiap haiwan korban itu

sepotong kecil, lalu disuruhnya masak dan kemudian beliau makan dagingnya

serta beliau minum kuahnya. Sesudah itu beliau naiki kenderaan beliau menuju ke

Baitullah untuk tawaf. Beliau solat Zohor di Mekah. Sesudah itu beliau datangi

Bani 'Abdul Muththalib yang sedang menimba sumur Zamzam. Beliau bersabda

kepada mereka, "Hai Bani Abdul Muththalib! Berilah kami minum! Kalaulah

Page 18: 72 Hadis Mengenai Nafkah

orang ramai tidak akan salah tanggap, tentu akan ku tolong kamu menimba

bersama-sama. Lalu mereka timbakan seember, dan beliau minum daripadanya."

32.Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 1773.

Ibnu Abi Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari

Amr bin Dinar dari Ibnu Syihab dari Malik bin Aus bin Al-Hadatsan berkata: "Aku

mendengar Umar bin Al-Khaththab berkata: "Sesungguhnya harta Bani Nadhir

adalah termasuk harta fai' yang diberikan Allah kepada RasulNya kerana orang-

orang muslim sama sekali tidak melarikan kuda maupun kenderaan lainnya, maka

harta itu murni bagi Rasulullah saw, lalu Rasulullah saw memisahkan dari harta itu

sebanyak nafkah keluarga Beliau untuk satu tahun, kemudian menjadikan sisanya

terdiri dari kuda dan pedang untuk persiapan perang di jalan Allah." Hadis ini

adalah hasan sahih.

33.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 1834.

Mewartakan kepada kami 'Ali bin Muhammad; mewartakan kepada kami Abu

Mu'awiyah, dari Al-A'ir.asy, dari Syaqiq, dari 'Amr bin Al-Harits bin Al-

Mushthaliq, anak saudara (kemenakan) Zainab, isteri 'Abdullah, dari Zainab isteri

'Abdullah, dia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw.: Apakah

mencukupiku dari zakat, apabila aku nafkahkan (zakat itu) kepada suamiku dan

anak-anak yatim yang berada dalam pengasuhanku?" Rasulullah Saw. menjawab:

"Baginya ada dua pahala; pahala zakat dan pahala kekerabatan." Mewartakan

kepada kami Al-Hasan bin Muhammad bin Ash-Shabbah: Mewartakan kepada

kami Abu Mu'awiyah; mewartakan kepada kami Al-A'masy, dari Syaqiq, dari

'Amr bin Al-Harits, kemenakan Zainab, dari Zainab isteri 'Abdullah, dari Nabi

Saw. seperti hadis di atas.

34.Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3404.

Dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah ibnu Abdur Rahman berkata: "Fatimah binti

Qais berkisah, bahawa ia pernah menjadi isteri Abu 'Amr ibnu Hafesh Ibnu Al

Mughirah, kemudian ia diceraikan suaminya untuk ketiga kalinya. Kemudian ia

datang pada Rasulullah saw, dan meminta fatwa beliau tentang perihal keluarnya

ia dari rumah. Maka beliau menyuruhnya pindah ke rumah Ibnu Ummu Maktum si

buta. Akhirnya Marwan menolak memberi nafkah padanya (Fatimah) kerana ia

keluar dari rumah ketika masih iddah." Kata Urwah: "Aisyah mengingkari

peristiwa itu atas diri Fatimah.''

Page 19: 72 Hadis Mengenai Nafkah

35. Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3105.

Dari Ibnu Al Qasim dan Malik dari Abdullah bin Yazid dari Abu Salamah ibnu

Abdur Rahman dari Fatimah binti Qais ra bahawa Abu 'Amr ibnu Hafs

menceraikan dari jauh dengan talak tiga,kemudian ia (Abu 'Amr) menyuruh

seseorang mengirim gandum padanya hingga hal itu membuatnya marah. Maka

kata pesuruh itu: "Demi Allah, sesungguhnya kamu tidak ada hak apapun atas

kami." Lalu Fatimah datang kepada Rasulullah saw. dan menyampaikan hal itu

kepada beliau. Kata beliau: "Kamu memang tidak berhak atas nafkah itu."

Kemudian beliau menyuruhnya tinggal di rumah Ummu Syarik. Tetapi ia tidak

mahu, sebab Ummu Syarik wanita yang banyak tamunya. Kalau begitu kamu

tinggal saja di rumah Ibnu Ummu Maktum, kerana dia seorang yang buta, maka

kamu tidak usah takut terlihat olehnya. Jika iddahmu telah habis, maka beritahu

aku". Kata Fatimah: "Setelah mana iddahku habis, aku sampaikan kepada beliau,

bahawa Mu'awiyah ibnu Abu Sufyan dan Abu Jahm telah melamar ku". Kata

beliau: "Abu Jahm ia adalah seorang yang suka memukul isteri; Adapun

Muawiyah, ia bagaikan burung, yang tidak punya apa-apa. Bagaimana kalau kamu

menikah dengan Usamah ibnu Zaid." Pada mulanya ia menolak sebab ia tidak

mencintainya. Sampai Rasulullah mengulanginya sekali lagi: "Menikahlah kamu

dengan Usamah ibnu Zaid." Kata Fatimah:"Akhirnya aku menerimanya. Ternyata

Allah memberikan kebaikan pada diriku, dan aku merasa senang dengannya." |

36.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 4104.

Mewartakan kepada kami Al-Hasan bin Abur-Rabi'; mewartakan kepada kami

'Abdurrazzaq; mewartakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman, dari Tsabit, dari

Anas, dia berkata: "Salman mengeluh sakit, lalu Sa'ad menjenguknya. Maka Sa'ad

melihatnya sedang menangis, lalu dia mengatakan padanya: "Apa yang

membuatmu menangis? Wahai saudaraku! Bukankah engkau telah bersahabat

dengan Rasulullah saw.? Bukankah engkau (demikian dan demikian"?" Salman

menjawab: "Aku tidak menangis kerana salah satu dari dua hal yang kau

sampaikan itu. Dan aku tidak menangis kerana bakhil meninggalkan dunia atau

benci terhadap akherat. Akan telapi aku menangis kerana Rasulullah saw. pernah

berpesan sesuatu kepadaku. Dan aku tidak melihat diriku ini kecuali telah

melampauinya". "Apa yang dipesankan padamu?" Tanya Sa'ad. Salman menjawab:

"Beliau berpesan padaku bahawa cukuplah bagi salah seorang diantara kalian

(harta) seperti bekal seorang pengendara. Maka aku tidak melihat diriku ini kecuali

telah melampauinya. Dan engkau sendiri ya Sa'ad. Maka bertakwalah kepada

Allah dengan hukummu apabila engkau menghukum. Dan dengan pembagianmu

apabila engkau membagi. Dan dengan cita-citamu apabila engkau bercita-cita".

Tsabit berkata: "Maka sampai khabar kepadaku, bahawa dia mati tidak

meninggalkan apapun kecuali wang kira-kira dua puluh Dirham lebih, dari nafkah

yang dimilikinya". Dalam Az-Zawa-id: Dalam isnadnya ada Ja'far bin Sulaiman

Adh-Dhuba'iy, dia itu meskipun Muslim mengeluarkan hadisnya serta dinyatakan

tsiqqah oleh Ibnu Ma'in, namun Ibnul-Madiniy berkomentar: "Dia tsiqqah di sisi

kami, hanya saja banyak meriwayatkan hadits-hadits munkar dari Tsabit. Al-

Bukhariy berkata dalam kitabnya "Adh-Dhu'afa-": "Dia menyelisihi perawi lain

yang lebih kuat dalam beberapa hadisnya. Ibnu Hibbah berkata dalam

Page 20: 72 Hadis Mengenai Nafkah

"AtsTsiqqat": "Adalah Sulaiman membenci Abu Bakar dan 'Dinar. Dan Yahya bin

Sa'id menganggapnya lemah".

37.Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 0931.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa

menafkahkan dua perkara pada jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari beberapa

pintu syurga. Wahai Hamba Allah! Inilah kebaikan! Maka siapa yang mengerjakan

solat ia akan dipanggil dari pintu solat; siapa yang ikut berperang, ia akan

dipanggil dari pintu jihad; siapa yang puasa, ia akan dipanggil dari pintu rayyaan,

dan siapa yang bersedekah, ia akan dipanggil dari pintu sedekah. " Kata Abu

Bakar, "Aku tebus engkau dengan Bapa dan Ibuku, hai Rasulullah! Tiadalah suatu

kesukaran bagi orang-orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu, dan adakah

seseorang dipanggil dari pintu-pintu itu semuanya?" Jawab Nabi saw., "Ya, dan

aku mengharapkan supaya engkau termasuk dalam golongan mereka itu."

38.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 4. Hadis Nombor 3667.

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; mewartakan kepada kami

Zaid bin Al-Hubab, dari Musa bin 'Ulay; Aku mendengar ayahku menyebut hadis,

dari Suraqah bin Malik, bahawasanya Nabi saw. bersabda: "Mahukah aku

tunjukkan kepada kalian tentang sedekah yang paling afdhal? Anak perempuan mu

akan kembali kepadamu (jika dicerai suaminya), dan dia tidak mempunyai orang

yang mencarikan nafkahnya, selain engkau". Dalam Az-Zawa-id: Para perawi

dalam isnad hadis ini tsiqqat, hanya saja 'Ulay bin Rabah tidak mendengar dari

Suraqah.

39.Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3406.

Dari Asy Sya'by berkata: "Aku datang pada Fatimah binti Qais untuk bertanya

tentang keputusan Rasulullah saw atas dirinya. ia berkata: "Suamiku menceraikan

ku untuk ketiga kalinya, kemudian adukan ia pada Rasulullah, kerana ia tidak

memberiku tempat tinggal dan nafkah selama aku masih iddah. Maka Rasulullah

menyuruhku tinggal di rumah Ibnu Ummu Maktum."

40.Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 0741.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya dia mendengar Rasulullah saw. bersabda:

Perumpamaan orang yang kikir dengan orang yang pemurah, seperti dua orang

memakai baju besi yang menutupi susu sampai ke leher. Orang yang pemurah,

bajunya lapang dan sempurna menutupi badan sampai ke anak-anak jarinya dan

menghapus jejaknya (dosanya). Sedangkan orang yang kikir, kerana ia tidak

hendak menafkahkan hartanya, maka tiap-tiap pertemuan bajunya menyempit di

tempatnya. Ia berusaha hendak melonggarkan, tetapi tidak boleh longgar."

Page 21: 72 Hadis Mengenai Nafkah

41.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 1835.

Mewartakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibali; mewartakan kepada kami

Yahya bin Adam; mewartakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats, dari Hisyam bin

'Urwah, dari ayahnya, dari Zainab bint Ummu Salamah, dari Ummu Salamah, dia

berkata: Rasulullah Saw. memerintahkan kami zakat. lalu Zainab isteri 'Abdullah

bertanya: "Apakah mencukupiku dari zakat, apabila aku sedekahkan (zakat itu)

kepada suamiku yang miskin, dan kemenakan-kemenakanku yang telah yatim?

sedangkan sayalah yang memberi nafkah kepada mereka demikian dan demikian,

dan setiap keadaan." Dia melanjutkan: Rasulullah Saw. menjawab: "Ya, boleh."

Dia, 'Urwah, berkata: "Dia, Zainab, adalah seorang pengrajin tangan." Dalam Az-

Zawa-id: Isnad hadis ini sahih, dan mempunyai syahid yang sahih, yaitu yang

diriwayatkan para imam dalam Kutubus-sittah, kecuali Abu Dawud, dari hadis

Zainab isteri 'Abdullah bin Ma'ud.

42.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2738.

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, mewartakan kepada kami

Syababah. Mewartakan kepada kami Muhammad bin AL-Walid, mewartakan

kepada kami Muhammad' bin Ja'far. Mereka-yakni; SyAbabah dan Muhammad

bin Ja'far-berkata: Mewartakan kepada kami Syu'bah, mewartakan kepadaku

Budail bin Maisarah Al-'Uqailiy, dari 'Ali bin Abu Thalhah, dari Rasyid bin Sa'ed,

dari Abu 'Amir Al-Hauzaniy, dari AlMiqdam, yaitu Abu Karimah, seorang lelaki

dari penduduk Syam, termasuk sahabat Rasulullah saw. dia berkata: Rasulullah

saw. bersabda: "Barangsiapa yang meninggalkan harta, maka untuk ahli warisnya.

Barangsiapa yang meninggalkan keluarga-yang wajib dinafkahi-, maka adalah

urusan kami (Terkadang beliau mengatakan: Maka adalah urusan Allah dan Rasul-

Nya). Aku adalah pewaris orang yang tidak mempunyai waris. Akulah yang

membayar diyatnya dan mewarisinya. Dan pakcik dari ibu adalah pewaris orang

yang tidak mempunyai ahli waris. Dialah yang membayar diyatnya dan

mewarisinya".

43.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 2035.

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan 'Ali bin Muhammad,

mereka berkata: Mewartakan kepada kami Waki', mewartakan kepada kami

Sufyan, dari Abu Bakr bin Abul-Jahm bin Shukhair Al-'Adawiy, dia berkata: Saya

mendengar 'Aisyah binti Qais mengatakan: Bahwasanya suaminya mentalaknya

tiga. Maka Rasulullah SAW. tidak memberinya rumah -kediaman dan tidak pula

nafkah.

44.Hadis Sahih Muslim Jilid 3. Hadis Nombor 1430.

Dari Fatimah binti Qais r.a., katanya Abu 'Amru bin Hafash menceraikannya untuk

kali ketiga. Sedangkan dia jauh di rantau. Lalu Fatimah dikiriminya jagung melalui

wakilnya, tetapi Fatimah menolaknya. Wakil 'Amru berkata, "Demi Allah! Kami

tidak punya kewajiban apa-apa lagi terhadap anda." Kerana itu Fatimah datang

kepada Rasulullah saw. menanyakannya. Jawab beliau, "Memang, dia tidak wajib

lagi memberi mu nafkah." Sesudah itu Rasulullah saw. menyuruh Fatimah

menghabiskan masa 'iddahnya di rumah Ummu Syuraik. Tetapi kemudian beliau

Page 22: 72 Hadis Mengenai Nafkah

berkata, "Ummu Syuraik banyak tetamu, banyak dikunjungi para sahabat ku.

Kerana itu pindahlah ke rumah Ibnu Ummi Maktum. Dia seorang buta. Engkau

boleh bebas di sana. Setelah 'iddah mu habis, beritahulah kepada ku." Kata

Fatimah, "Setelah 'iddah ku habis, lalu ku beritahukan kepada beliau bahawa

Mu'awiyah bin Abi Sufyan dan Abu Jaham melamar ku." Jawab Rasulullah saw.,

"Abu Jaham tidak pernah meninggalkan tongkatnya (suka memukul). Sedang

Mu'awiyah bin Abi Sufyan miskin. Kerana itu sebaiknya kamu kahwin dengan

Usamah bin Zaid. "Aku tidak menyukainya, ya Rasulullah!" jawab Fatimah. Sabda

Nabi saw., "Kahwinlah dengan Usamah!" Lalu aku nikah dengan Usamah. Maka

Allah melimpahkan keberkatan bagi perkahwinan kami, sehingga aku merasa

bahagia di samping Usamah."

45.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 3074.

Mewartakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar; mewartakan kepada kami Hatim

bin Isma'il; mewartakan kepada kami Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, dia

berkata: "Kami pergi mengunjungi Jabir bin 'Abdullah. Ketika telah sampai di

tempatnya, Jabir bertanya tentang orangorang (yang hadir di situ) hingga akhirnya

sampai padaku. "Aku adalah Muhammad bin 'Aly bin Al-Husain;" Kataku. Lalu

dia mengulurkan tangannya ke kepalaku, dan melepas kancing bajuku yang paling

atas, kemudian melepas kancing bajuku yang paling bawah. Kemudian meletakkan

telapak tangannya diantara kedua susuku. Ketika itu aku masih muda. Dia berkata:

"Selamat datang kepadamu, tanyalah apa saja yang engkau maul" Maka akupun

bertanya, saat itu dia sudah buta. Lalu waktu solat tiba, dia berdiri untuk

mengambil kain tenun yang dipakainya untuk selimut. Setiap kali dia menaruh

kain itu di dua bahunya, maka kedua hujungnya kembali lagi, kerana kecilnya.

Sementara selendangnya ada di alas gantungan di sampingnya. Lalu dia

mengimami solat kami. Lalu aku bertanya: "Beritahulah kami tentang haji

Rasulullah saw." Dia memberi isyarat dengan tangan, dan mengatupkan sembilan

jarinya, lalu berkata:" Sesungguhnya Rasulullah saw. tinggal selama sembilan

lahun di Madinah, dan tidak mengerjakan ibadah haji. Kemudian pada tahun yang

kesepuluh, diumumkan kepada khalayak, bahawa Rasulullah saw. hendak pergi

haji. Maka banyak sekali orang yang datang ke Madinah. Semuanya bermaksud

untuk mengikuti Rasulullah saw., dan beramal seperti amalnya. Maka beliau

keluar, dan kami keluar bersamanya, -Ketika-, kami tiba di Dzul-Hulaifah, Asma-

bint 'Umais melahirkan Muhammad bin Abu Bakar. Maka dia mengutus seseorang

untuk bertanya kepada Rasulullah saw. (dan isi pesannya adalah): "Apa yang harus

kuperbuat?" Beliau bersabda: "mandilah dan bercawatlah dengan kain dan

berihramlah". Lalu Rasulullah saw. solat di masjid. Kemudian mengenderai

Qashwa-(1) Hingga apabila unta beliau membawanya sampai di Baida-(2), (Jabir

berkata:) 1. Nama unta Nabi saw. 2. Sebuah tempat dekat masjid Dzul-Hulaaifah

Aku melihat sejauh-jauh pandangan mataku, di hadapan Rasulullah saw., beliau

berada diantara orang-orang yang berkendaraan dan orang-orang yang berjalan

kaki. Disebelah kanan beliau seperti itu juga, di sebelah kiri beliau seperti itu juga

dan di belakang beliau seperti itu juga. Ketika ayat-ayat Al-Quran turun

kepadanya, kami berada di dekatnya. Dan beliau mengeTahui takwilnya. Dan apa

saja yang beliau kerjakan dari suatu amalan, maka kami mengerjakan pula. Beliau

Page 23: 72 Hadis Mengenai Nafkah

bertalbiyah dengan kalimat Tauhid " Labbaik allahurama labbaik labbaik la

syariika laka labbaik. Innal hamda wan-ni'mata laka, wal-mulka laa syarika laka''.

Dan orang-orangpun bertalbiyah dengan talbiyah seperti itu ketika mereka

bertalbiyah. Rasulullah saw. tidak menolak sedikit pun atas talbiyah mereka,

namun beliau tetap mengucapkan talbiyahnya sendiri. Jabir berkata: "Kami tidak

berniat selain haji, kami tidak bermaksud 'umrah. Sehingga apabila kami sampai di

Baitullah bersama Nabi saw., beliau mengusap rukun Aswad. Lalu berlari-lari

anjing tiga kali putaran dan berjalan biasa empat kali putaran. Kemudian beliau

datang ke Maqam Ibrahim, dan membaca: Wat-takhidzuu nsin maqaami ibrahima

mushaHa. Lalu beliau menjadikan Maqam tersebut di antara dia dengan Baitullah

(maksudnya solat). Dan ayah ku mengatakan (Aku tidak mengetahuinya kecuali

dia menyebutnya dari NabI Saw.): "Sesungguhnya beliau membaca dalam dua

rakaat itu: Qui yaa ayyuhal-kaafiruun (surat Al-KaSruun) dan qui huwallaflu shad

(surat Al-Ikhlas) Kemudian beliau kembali ke Baitullah, dan mengusap rukun

Aswad. Kemudian keluar dari Baitullah menuju Shafa. Sehingga apabila telah

dekat dengan Shafa, beliau membaca: "Innash-shafaa wal-mar wata min Sya'a-

irillah. Kita mulai dengan apa yang disebut Allah lebih dahulu". Maka beLiau

memulai dari Shafa. Lalu menaiki Shafa hingga dapat melihat Baitullah. Lalu

beliau bertakbir serta bertahmid. Lalu beliau membaca: "Laa iLaaha il laflaahu

wahdah laa syariika lah iahui-mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit wa huwa

'alaa kulli syai- in qadiir. Laa ilaaha illaliaahu wadhah laa syariika lah anjaza

wa'dah wanashara 'abdah wa hazamai-ahzaaba wahdah Artinya; Tidak ada Tuhan

kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nyalah kerajaan itu, dan

MilikNyalah pujian itu, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, dan Dia

berkuasa atas segala sesuatu. Tidak ada Tuhan kecuali Allah saja, tidak ada sekutu

bagi-Nya, Dia telah menyempumakan janji-Nya, Yang telah menolong hamba-

Nya, Yang telah mengalah golongan yang bersekutu dengan sendiri-Nya).

Kemudian berdoa diantara itu. Sementara membaca seperti itu tiga kali. Kemudian

turun ke Marwa, beliau berjalan hingga kedua kakinya menginjak di tengah-tengah

lembah itu, lalu berlari-lari anjing di tengah lembah tersebut. Sehingga apabila

keduanya naik (yakni kedua kakinya), beliau berjalan biasa hingga sampai di

Marwa. Di atas Marwa beliau mengerjakan sesuatu seperti yang beliau kerjakan di

atas Shafa. Tatkala telah menyelesaikan thawafnya di atas Marwa, beliau bersada"

Seandainya aku telah menyelesaikan urusanku, tentu aku tidak akan berbalik ke

belakang menggiring binatang kurban. Dan aku jadikan haji kali ini 'umrah. Maka

barangsiapa diantara kalian yang tidak membawa binatang qurban, maka

hendaklah dia tahallul, dan menjadikan hajinya itu 'umrah saja. Maka semua orang

tahallul dan mencukur rambut, kecuali Nabi saw. dan orang yang membawa

binatang kurban. Kemudian Suraqah bin Malik bin Ju'syum berdiri, lalu bertanya:

"Ya Rasulullah! Apakah ini hanya untuk tahun kita ini saja atau untuk selama-

lamanya?" Jabir melanjutkan: Maka Rasulullah saw. mentautkan jari-jari

tangannya satu sama lain, seraya bersabda: "'Umrah telah masuk dalam haji seperti

ini". Beliau mengulangnya dua kali, dan (menjawab pertanyaan Suraqah): "Tidak,

bahkan untuk selama-lamanya". Jabir melanjutkan: "Sementara itu 'Ali datang

dengan membawa Budn (unta) Nabi saw., dan dia mendapati Fathimah termasuk

diantara orang yang tahallul. Dia mengenakan baju yang dicelup warna, dan

Page 24: 72 Hadis Mengenai Nafkah

bercelak mata, maka 'Ali mengingkari (perbuatan)nya itu. Akan tetapi Fathimah

menjawab: "Ayah memerintahku untuk mengerjakan ini". Dan adalah 'Ali ketika

berada di Irak mengatakan: "Maka aku datang menemui Rasulullah saw.

mengadukan Fathimah atas apa yang telah dia kerjakan, dan minta fatwa

Rasulullah saw. mengenai apa yang dikatakan Fathimah dari beliau, dan aku

mengingkari (perbuatan)nya itu. Maka beliau berkata: "Dia benar ... Dia benar.

Apa yang engkau ucapkan ketika engkau memutuskan untuk haji?" Dia menjawab:

"Aku membaca: "Ya Allah! Sesungguhnya aku berihram dengan ihram Rasul-Mu

saw". Beliau berkata:" Sesungguhnya aku membawa binatang qurban, maka dari

itu engkau tidak halal (tahallul.". Jabir melanjutkan: "Adalah kumpulan binatang

kurban yang dibawa oleh 'Ali dari Yaman, dan yang dibawa oleh Nabi saw. dari

Madinah, sejumlahnya seratus ekor. Kemudian semua orang tahallul dan

mencukur rambut, kecuali Nabi saw. dan orang-orang yang membawa binatang

kurban. Ketika (tiba) hari Tarwiyah, mereka bertolak ke arah Mina, berihram

untuk haji, sedangkan Nabi saw. sendiri mengenderai binatang. Kemudian beliau

solat Zuhur, 'Asar, Maghrib, 'Isya dan Subuh di Mina. Kemudian tinggal sebentar

hingga matahari terbit. Dan beliau memerintah agar dipasangkan Khemah dari

bulu, maka dipasanglah khemah tersebut buatnya di Namirah. Maka Rasulullah

saw. berjalan. Adapun orang-orang Quraisy tidak ragu lagi, kalau beliau akan

wuquf di Masy'aril-Haram atau Muzdalifah, sebagaimana yang diperbuat orang-

orang Quraisy dahulu pada masa jahiliyyah. Maka Rasulullah saw. melalui

(Muzdalifah) hingga datang ke 'Arafah. Dan beliau mendapati khemah tersebut

telah dipasang buatnya di Namirah, lalu beliau turun di situ. Hingga apabila

matahari telah tergelincir, beliau memerintah, agar Qashwa-disiapkan, maka unta

tersebut disiapkan baginya. Lantas beliau mengenderainya hingga datang ke

tengah-tengah lembah itu, lalu berkhutbah di hadapan khalayak, beliau bersabda:

"Sesungguhnya dari kalian dan harta kalian adalah haram atas kalian, sebagaimana

haramnya dari kalian ini, di bulan kalian ini, di negeri kalian ini. Ketahuilah!

Bahwasanya segala sesuatu dari perkara di masa jahiliyyah terletak di bawah dua

kakiku ini (batal). Dan darah jahiliyyah adalah batal. Dan darah yang pertama kali

aku batalkan adalah darah Rabi'ah bin Al-Harits (dia mencari wanita tukang

menyusui di perkampungan bani Sa'ad. dan Hudzail membunuhnya). Dan riba

jahiliyyah adalah batal. Dan riba yang pertama kali aku batalkan adalah riba kami,

riba Al-'Abbas bin 'Abdul-Muththalib, sesungguhnya semuanya itu batal. Dan

takutlah kalian perihal wanita. Karena sesungguhnya kalian mengambil mereka itu

sebagai amanat Allah, dan kalian menghalalkan farj mereka itu dengan Kalimat

(hukum) Allah. Dan sesungguhnya hak kalian yang ada pada mereka adalah,

supaya mereka tidak mengidzinkan seseorang yang tidak kalian senangi masuk

rumah kalian. Dan apabila mereka mengerjakan itu, maka pukullah mereka dengan

pukulan yang tidak terlalu keras. Dan kalian wajib memberi nafkah mereka dan

pakaian mereka dengan cara yang ma'ruf. Dan sungguh telah aku tinggalkan pada

kalian (perkara), jika kalian berpegang teguh dengannya, nescaya kalian tidak akan

tersesat. yaitu Kitabullah. Dan kalian semua akan ditanya tentangku. maka apa

yang akan kalian katakan?" Para sahabat menjawab: "Kami bersaksi, bahawa

engkau telah menyampaikan, dan telah melaksanakan, serta telah memberi

nasihat". Lalu beliau mengacungkan jari telunjuknya ke langit, dan

Page 25: 72 Hadis Mengenai Nafkah

mencondongkan telunjuk tersebut ke arah khalayak seraya bersabda: "Ya Allah!.

Saksikanlah. Ya Allah saksikanlah." Beliau mengulang ucapannya itu tiga kali.

Kemudian Bilal mengumandangkan adzan, kemudian dia membaca iqamat. Maka

beliau solat Zuhur. Kemudian Bilal membaca iqamat, maka beliau solat asar. Dan

beliau tidak mengerjakan solat apapun diantara kedua solat itu. Kemudian

Rasulullah saw. mengenderai (Qashwa) hingga datang ke tempat wuquf. Dan

beliau menjadikan perut untanya rapat ke batu-batu gunung, dan menjadikan

tempat berkumpul orang orang yang berjalan itu di hadapannya, dan beliau

menghadap kiblat. Dan beliau tetap berdiri hingga matahari terbenam, serta hilang

sedikit warna kuningnya, yaitu hingga hilang bulatannya. Dan Usamah bin Zaid

membonceng di belakangnya. Maka Rasulullah saw. berangkat, dan menarik tali

kekang Qashwa, hingga hampir-hampir kepalanya itu menyentuh tempat duduk di

kenderaan itu. Dan beliau memberi isyarat (kepada orang ramai) dengan tangan

kanannya, seraya berkata: "Hai orang-orang! Tenang. Tenang". Dan setiap kali

sampai ditanah pasir yang lebar, beliau longgarkan kendalinya hingga (waktu)

mendaki. Kemudian datang ke Muzdalifah, lalu solat Maghrib dan 'Isya- di situ

dengan satu adzan dan dua iqamat. Dan beliau tidak solat -apapun diantara kedua

solat itu. Kemudian Rasulullah saw. berbaring hingga terbit fajar, Lantas beliau

solat Subuh ketika nampak baginya waktu subuh dengan satu adzan dan satu

iqamat. Kemudian beliau mengenderai Qashwa-hingga sampai di Masy'aril -

Haram, lalu beliau mendakinya seraya bertahmid, bertakbir, dan bertahlil kepada

Allah. Beliau tetap berhenti (wuquf) hingga pagi bercahaya. Kemudian beliau

berangkat sebelum matahari terbit. Dan beliau memboncengkan Al-Fadhl bin Al-

'Abbas. Al-Fadhl adalah seorang laki-laki yang berambut bagus, putih kulitnya dan

elok mukanya. Ketika Rasulullah saw. berangkat, beberapa orang wanita lewat

dengan berlari, maka dia, Al-Fadhl mulai melihat mereka itu. Lantas Rasulullah

saw. meletakkan tangannya dari arah yang lain. Dan Al-Fadhl memalingkan

mukanya dari arah yang lain untuk melihat. Sehingga sampai di lembah Muhassir.

Lalu beliau mempercepat sedikit (kendaraannya). Kemudian beliau mengambil

jalan tengah yang dapat membawamu keluar ke Jamrah Kubra, hingga beliau

sampai pada Jamrah yang dekat pohon. Lalu beliau melempar tujuh batu, dan

bertakbir dengan setiap (lemparan) batu dari batu-batu itu, seperti batu ketapel.

Beliau melempar dari tengah-tengah lembah, kemudian pergi ke tempat

sembelihan. Maka beliau menyembelih enam puluh tiga ekor unta dengan

tangannya sendiri. Dan memberikan (yang lain) kepada 'Ali, lalu 'Ali menyembelih

unta yang tersisa. Beliau menyertakan 'Ali dalam binatang qurbannya. Kemudian

Beliau memerintah (seseorang) untuk mengambil sepotong daging dari setiap

untanya. Maka potongan daging tersebut ditaruh dalam periuk, lalu dimasak.

Lantas mereka berdua (Nabi saw. dan 'Ali) makan dagingnya dan minum kuahnya.

Kemudian Rasulullah turun ke Baitullah. (untuk tawaf). Kemudian beliau solat

Zuhur di Mekah, lalu mendatangi Bani 'Abdul-Muththalib, mereka sedang

memberi minum di atas (sumur) Zam-zam. Maka beliau bersabda: "Timbakan air

hai bani 'Abdul-Muththalib! Seandainya saja orang-orang itu tidak membuat kalian

sibuk dalam urasan memberi minum, nescaya aku akan menimba bersama kalian".

Maka mereka memberikan ember kepada beliau, lalu beliau minum airnya.

Page 26: 72 Hadis Mengenai Nafkah

46. Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2511.

Mewartakan kepada kami Ahmad bin Tsabit Al-Jahdariy mewartakan kepada kami

Ya'qub bin Ishaq Al-Hadhramiy; mewartakan kepada kami Sulaiman bin Hayyan;

aku mendengar ayahku mewartakan hadis dari Abu Hurairah, dari Nabi saw.,

beliau bersabda: "Dahulu, pada masa orang sebelum kamu, ada seorang laki-laki

yang membeli sebidang tanah. Lalu dia menemukan bejana dari emas dalam tanah

tersebut. Maka dia berkata: "Aku hanya membeli tanah darimu, dan aku tidak

membeli emas darimu (maka ambillah emas ini)!" Lantas orang yang dibeli

tanahnya itu menjawab: "Sesungguhnya aku telah menjual tanah itu kepadamu

beserta isinya". Kemudian keduanya memperkarakannya kepada seorang laki-laki.

Laki-laki tersebut bertanya: "Apakah kalian berdua mempunyai anak?" Maka salah

seorang dari mereka berkata: "Aku punya seorang anak laki-laki". Dan yang lain

berkata: "Aku punya seorang anak perempuan". Laki-laki tersebut berkata: "Jika

demikian nikahkan saja anak laki-laki itu dengan anak perempuan tersebut. Dan

hendaknya keduanya menafkahi diri mereka dengan emas itu. Dan hendaknya

mereka berdua bersedekah".

47 .Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3277.

Dari Abu Bakrah (Abul Jahm) berkata: "Fatimah binti Qais berkisah: "Setelah

suamiku mengirimkan talaknya padaku, maka aku segera mengemasi bajuku,

kemudian aku datang pada Rasulullah saw. untuk mengadukannya. Tanya

Rasulullah: "Berapa kali ia menceraikanmu". Jawabku: "Tiga kali". Sabda beliau:

"Kamu tidak berhak menuntut nafkah, dan tinggallah kamu di rumah sepupumu

Abdullah ibnu Ummu Maktum, kerana ia seorang yang buta, hingga kamu aman

dari pandangannya. Bila iddahmu telah habis masanya, maka beritahulah aku."

48.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2433.

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; mewartakan kepada kami

'Affan; mewartakan kepada kami Hammad bin Salamah; mengkhabarkan

kepadaku 'Abdul-Malik, Abu Ja'far, dari Abu Nadhrah, dari Sa'ad bin Al-Athwal,

bahawasanya saudaranya mati dan meninggalkan hutang sebanyak tiga ratus

dirham serta meninggalkan tanggungan keluarga. Lalu aku bermaksud untuk

memberi nafkah kepada keluarganya. Namun Nabi saw. berkata: "Sesungguhnya

saudaramu tertahan kerana hutangnya, maka dari itu bayarlah hutangnya itu".

Maka dia menjawab: "Ya Rasulullah, aku telah membayar hutangnya kecuali dua

dinar. Ada seorang wanita yang mengaku mempunyai pinjaman dua dinar itu,

padahal dia tidak punya bukti". Beliau memerintah: "Berikan wang itu padanya,

kerana sesungguhnya dia itu berhak (atas wang tersebut.". Dalam Az-Zawa-id:

Isnadnya sahih. 'Abdul-Malik, Abu Ja'far disebut oleh Ibnu Hibban dalam Ats-

Tsiqqat. Dan sisa perawi yang lain sahih. Shahibuz-Zawa-id berkata: Sa'ad tidak

memiliki dalam kitab hadis yang enam kecuali satu hadis ini.

Page 27: 72 Hadis Mengenai Nafkah

49.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 3. Hadis Nombor 2440.

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; mewartakan kepada kami

Waki', dari Zakariyya, dari Asy-Sya'biy, dari Abu Hurairah, dia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: "Punggung binatang itu boleh dinaiki jika menjadi

barang gadaian. Dan susu yang memancar boleh diminum, apabila menjadi barang

gadaian. Dan bagi orang yang menunggangi serta meminum (susunya)

berkewajiban memberinya nafkah (makan).

50.Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nombor 0525.

Abu Sa'i Al-Asyaj meneeritakan kepada kami, 'Abdah bin Sulaiman dan Abu

Khalid Al-Ahmar memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari Muhammad

bin Ishaq dan Nafi' dari Ibnu 'Umar dari Nabi s.a.w. dimana beliau bersabda:

"Apabila salah seorang di antara kamu semua mengantuk pada hari Jumaat maka

hendaklah ia bergeser pada tempatnya dimana dia mengantuk." Abu 'Isa berkata:

"Hadis ini adalah hadis hasan sahih." 525. Ahmad bin Mani' menceritakan kepada

kami, Abu Mu'awiyah memberitahukan kepada kami (yang berasal) dari Al-Hajjaj

dari AlKakam dari Miqsam dari Ibnu 'Abbas dimana dia berkata: "Nabi s.a.w.

mengutus 'Abdullah bin Rawahah dalam suatu peperangan dan saat itu bertepatan

dengan hari Jumaat. Pada waktu pagi, teman-temannya siap berangkat dan ia

berkata: "Saya akan berangkat belakangan dan solat (Jumaat) bersama Rasulullah

s.a.w. kemudian saya akan menyusul mereka". Ketika selesai solat bersama Nabi

s.a.w., beliau melihatnya lantas bertanya kepadanya: "Kenapa kamu tidak

berangkat pagi bersama-sama dengan teman-temanmu?" la menjawab: "Saya ingin

solat bersama engkau kemudian saya akan menyusul mereka". Beliau lantas

bersabda: "Seandainya kamu menafkahkan segala apa yang ada di bumi, nescaya

kamu tidak akan mendapatkan sebagaimana keutamaan mereka berangkat pagi."

Abu 'Isa berkata: "Hadis ini adalah hadis yang tidak kami ketahui kecuali dari

riwayat ini saja". Ali bin Al-Madini mengatakan bahawa Yahya bin Sa'id

mengatakan bahawasanya Syu'bah berkata: "Al-Hakam tidak mendengar dari

Miqsam kecuali lima hadis saja", kemudian Syu'bah menghitung kelima hadis itu,

dan hadis ini tidak termasuk hadis-hadis yang dihitung oleh Syu'bah, seolah-olah

hadis ini tidak pernah didengar oleh Al-Hakarr. dari Miqsam. Pada ulama' berbeza

pendapat tentang berpergian pada hari Jumaat sebelum solat Jumaat dilaksanakan.

Sebahagian di antara mereka berkata: "Apabila salah seorang berada pada waktu

pagi (di hari Jumaat) maka hendaklah ia tidak bepergian sebelum mengerjakan

solat Jumaat,"

Page 28: 72 Hadis Mengenai Nafkah

51 Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1932.

Dari Abu Hurairah r.a. katanya: Rasulullah saw. bersabda: "Tiada boleh iri hati

selain dalam dua hal: 1. Orang yang diberi Allah pengetahuan tentang Quran, lalu

dibacanya di waktu malam dan siang. Lalu dia mengatakan: Kalau kiranya saya

diberi serupa yang diberikan kepada orang itu, nescaya saya akan berbuat

sebagaimana yang diperbuatnya." 2. Orang yang diberi Allah harta, lalu

dinafkahkannya harta itu menurut mestinya. Lalu dia mengatakan: "Kalau kiranya

diberikannya kepada saya serupa yang diberikan kepada orang itu, saya akan

memperbuat pula sebagaimana yang diperbuatnya."

52. Hadis Sahih Bukhari Jilid 2. Hadis Nombor 0731.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya ada seorang laki-laki berkata: "Saya akan

bersedekah. "Lalu ia pergi membawa sedekahnya, kebetulan diberikannya ke

tangan seorang pencuri. Orang banyak memperkatakan, "Ada pula orang

bersedekah kepada pencuri." Orang yang bersedekah itu berkata: "Ya, Allah!

Untuk Engkau segala puji. Saya akan bersedekah." Lalu ia keluar membawa

sedekahnya, kebetulan diberikannya kepada seorang perempuan lacur. Orang

banyak memperkatakan, "Semalam ada orang memberikan sedekah kepada wanita

pelacur." Orang itu berkata, "Ya, Allah! Untuk Engkau segala puji. Saya akan

bersedekah." Ia pergi membawa sedekahnya, kebetulan diberikannya ke tangan

orang kaya. Orang banyak memperkatakan pula, "Rupanya orang kaya pun

menerima sedekah juga." Kata orang yang memberi sedekah, "Ya, Allah! Untuk

Engkau segala puji. Saya berikan sedekah saya kepada pencuri, kepada wanita

lacur dan kepada orang kaya." Kemudian ia bermimpi. Rasanya ada malaikat yang

mengatakan kepadanya, "Sedekah engkau kepada pencuri, semoga menyebabkan

ia berhenti mencuri. Sedekah engkau kepada pelacur, semoga menyebabkan ia

berhenti melacur. Dan sedekah engkau kepada orang kaya, semoga

menyedarkannya dan mendorongnya untuk menafkahkan apa yang diberikan Allah

kepadanya."

53. Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3402.

Dari Ikrimah berkata: "Firman Allah: "Walladziina yutawaffauna minkum

wayadzaruuna azwaajaw washiyyatal li-azwaajihim mataa'an ilal hauli ghaira

ikhraaj (Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antaramu dan

meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (iaitu) diberi

nafkah hingga setahun lamanya dengan tidak disuruh pindah dari rumahnya.".

Ayat tersebut dinasakh dengan ayat: "Walladziina yutawaffauna minkum

wayadzaruuna azwaajay yatarabbashna bi-anfusihinna arba'ata asyhuriw wa'asyraa

(Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-

isteri, (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber'iddah) empat bulan

sepuluh hari)."

Page 29: 72 Hadis Mengenai Nafkah

54 Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 1981.

Muhammad bin Wazir Al-Wasithi menceritakan kepada kami, Muhammad bin

Ubaid menceritakan kepada kami, Muhammad bin Abdul-Aziz Ar Rasibi

menceritakan kepada kami dari Abu Bakar bin Ubaidillah bin Anas bin Malik

berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa mencukupi nafkah kedua anak

perempuan, maka kelak aku dan dia masuk syurga seperti dua jari ini." Beliau

memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. Hadis ini adalah hasan

gharib. Muhammad bin Ubaid meriwayatkan dari Muhammad bin Abdul Aziz

tidak hanya satu hadis dengan sanad ini dan dia berkata dari Abu Bakar bin

Ubaidullah bin Anas. Yang benar adalah Ubaidullah bin Abi Bakar bin Anas.

55.Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0947.

Dari Abu Hurairah r.a., katanya Nabi saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah

berfirman kepada ku: Berinfaklah kamu, Aku akan berinfak kepada mu." Sabda

Rasulullah saw., "Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang

walaupun mengalir siang dan malam. Adakah terfikir olehmu, sudah berapa

banyakkah yang dinafkahkan Allah sejak terciptanya langit dan bumi?

Sesungguhnya apa yang di dalam tangan Allah tidak pernah berkurang kerananya.

'Arasynya di atas air, sedangkan di tanganNya yang lain maut yang selalu naik

turun."

56.Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3401.

Dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ra. berkata; "Firman Allah: Walladzina

yutawaffauna minkum wa yadzaruuna azwaajaw washiyyatal liazwaajihim

mataa'an ilal hauli ghaira ikhraaj (Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di

antaramu dan meninggalkan isteri, hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya,

(iaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dengan tidak disuruh pindah (dari

rumahnya), ayat tersebut dinasakh/dihapus dengan ayat waris yang menetapkan

hak wanita sebanyak seperempat dari harta yang ditinggalkan suaminya, jika

suaminya tidak mempunyai anak, atau seperlapan dari harta itu.jika suaminya

mempunyai anak. Kemudian iddahnya selama setahun dinasakh tinggal empat

bulan sepuluh hari."

57.Hadis Sahih Muslim Jilid 2. Hadis Nombor 0994.

Dari Abu Umamah r.a., katanya Rasulullah saw. bersabda : "Hai, anak Adam!

Sesungguhnya jika engkau sedekahkan kelebihan harta mu, akan lebih baik bagi

mu daripada jika engkau tahan-tahan (simpan). Yang malah akan berbahaya bagi

mu. Dan engkau tidak akan dicela jika menyimpan sekadar untuk keperluan.

Dahulukanlah memberi nafkah kepada orang yang menjadi tanggunganmu."

Page 30: 72 Hadis Mengenai Nafkah

58.Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 1218.

Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'an menceritakan kepada kami, Malik

menceritakan kepada kami, dari Sa'ad bin Ishaq bin Ka'ab bin 'Ujrah;

Sesungguhnya Furai'ah binti Malik bin Sinan iaitu saudara Abu Sa'id Al Khudzri

memberitahukan kepadanya; Bahwasanya ia datang kepada Rasulullah saw dengan

meminta (izin) kepadanya untuk pulang kepada keluarganya Bani Khudrah.

Karena suaminya keluar mencari hamba-hamba sahayanya yang minggat (lari) dan

ketika ia sampai di luar kota "Qudum" (6 mil dari Madinah) hamba-hamba itu

membunuhnya. Furai'ah binti Malik berkata: "Maka saya meminta (ijin)

Rasulullah saw untuk pulang ke keluargaku, kerana sesungguhnya suamiku tiada

meninggalkan untukku tempat tinggal dan nafkah yang ia miliki". Maka

Rasulullah saw bersabda: "Ya". Kemudian saya berangkat pulang sehingga ketika

saya sampai di bilik (atau di masjid) Rasulullah saw memanggil ku atau (rawi

ragu) Rasulullah memerintahkan untukku dan saya dipanggil untuk

menghadapnya. Lalu Rasulullah bersabda: "Bagaimana kamu tadi berkata7" Maka

saya mengulangi cerita kepadanya tentang kejadian yang menimpa suamiku.

Rasulullah bersabda: "Tinggallah di rumah mu sampai masa iddah mu habis".

Maka saya melakukan iddah selama empat bulan sepuluh hari. Kemudian ketika

Usman (menjadi khalifah) dia mengutus kepada ku dan dia bertanya tentang itu

kepada ku dan saya memberitahukannya, lalu ia mengikuti dan memutuskan

dengan itu.

59. Hadis Sahih Bukhari Jilid 4. Hadis Nombor 1629.

Dari Ummu Salamah r.a., katanya: Saya berkata kepada Rasulullah s.a.w.: "Ya

Rasulullah, kalau saya membelanjai anak-anak Abu Salamah dan saya tidak mahu

meninggalkan mereka dalam keadaan terlantar, kerana mereka adalah juga anak-

anak saya, apakah saya memperoleh pahala?" Rasul menjawab: "Benar, engkau

akan memperoleh pahala atas segala nafkah yang engkau belanjakan."

60.Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3459.

Menceritakan pada kami Tsabit dari Anas ra. berkata: "Ketika turun ayat: "Lan

tanaalul birra hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbun. (Kamu sekali-kali tidak sampai

kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian. harta

yang kamu cintai), maka kata Abu Thalhah: "Sungguh, Tuhan kami pasti akan

meminta pertanggungan jawab pada kami tentang harta kami. Kini aku

persaksikan engkau, wahai Rasulullah, bahawa aku telah menyerahkan tanahku

untuk Allah". Sabda beliau- "Sedekahkanlah tanah itu untuk sanak kerabatmu,

iaitu untuk Hassan ibnu Tsabit dan Ubay ibnu Ka'ab."

Page 31: 72 Hadis Mengenai Nafkah

61.Hadis Sahih Muslim Jilid 4. Hadis Nombor 2442.

Dari 'Iyadh bin Himar Al Mujasyi'iy r.a. katanya: "Pada suatu hari Rasulullah saw.

bersabda dalam khutbah sebagai berikut: "Ketahuilah! Sesungguhnya Tuhan ku

memerintahkan kepada ku supaya mengajarkan kepada kamu sekalian apa-apa

yang belum kamu ketahui. Iaitu pengajaran yang diajarkan Allah kepada ku hari

ini. Firman Allah: Setiap harta yang Aku (Allah) berikan kepada seseorang hamba

adalah halal. Dan sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku

semuanya berada dalam agama yang lurus. Tetapi mereka kemudian didatangi oleh

syaitan-syaitan lalu syaitan membelokkan mereka dari agama mereka dan

mengharamkan apa-apa yang telah Ku halalkan bagi mereka, dan menyuruh

mereka supaya mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang tidak diberi kekuasaan

apa-apa. Sesungguhnya Allah mengawasi penduduk bumi dengan kemarahan, baik

bangsa Arab maupun bangsa Ajam, kecuali sisa-sisa Ahli Kitab. Firman Allah

Ta'ala, "Sesungguhnya Aku mengutus engkau untuk mengujimu dan menguji

orang lain dengan engkau. Aku turunkan kepada mu Kitab yang tidak hilang kena

air, yang dapat engkau baca di waktu tidur dan bangun. Dan sesungguhnya Allah

memerintahkan kepada ku supaya membangkitkan kemarahan orang-orang

Quraisy." Jawab ku, "Ya, Tuhan ku! Nanti mereka pecah kepala ku dan mereka

tinggalkan seperti (pecahan) roti." Firman Allah, "Usir mereka seperti mereka

mengusirmu. Perangi mereka, nanti Kami bantu kamu memerangi mereka.

Keluarkan segala dana, nanti Kami beri dana engkau. Kirim pasukan tentera, nanti

Kami kirim pula tentera membantumu lima kali lipat. Perangilah olehmu bersama-

sama orang yang taat kepada mu, mereka yang durhaka kepada mu. Firman Allah

Ta'ala, "Penduduk syurga ada tiga macam: (1) Penguasa yang adil, pemurah, dan

bertindak sesuai dengan hukum. (2) Orang yang berhati pengasih dan berhati

lembut terhadap karib kerabat dan kaum muslimin. (3) Orang daif yang tidak

terkendalikan otaknya, mereka di samping kamu hanyalah ikut-ikutan, mereka

tidak mahu berkeluarga dan tidak menghendaki kekayaan. Penduduk neraka ada

lima macam: (1) Orang daif yang tidak mempergunakan otaknya, mereka hanya

menjadi pengikut, tidak berusaha mencari nafkah untuk diri dan keluarganya. (2)

Pengkhianat yang tidak tahu malu, sampai hal-hal kecil dikhianatinya juga. (3)

Orang yang pagi petang berusaha hendak menipumu, tentang keluargamu, dan

harta mu, (4) Orang bakhil atau pendusta. (5) Orang yang bermulut kotor (orang

yang berperangai buruk dan suka menggunjing).

62 .Hadis Sahih Bukhari Jilid 1. Hadis Nombor 0046.

Saad bin Abi Waqas r.a., menceritakan bahawa Rasulullah saw. pernah bersabda:

"Nafkah (infak) yang Anda berikan semata-mata kerana Allah, nescaya diberi

pahala oleh Allah; bahkan apa yang Anda berikan untuk makan isteri Anda

(belanja rumah tangga) akan diberi pahala juga oleh Allah."

Page 32: 72 Hadis Mengenai Nafkah

63. Hadis Sunan At-Termizi Jilid 2. Hadis Nombor 1271.

Abu Kuraib bin Yusuf bin Isa menceritakan kepada kami, mereka berkata: Wakie'

menceritakan kepada kami dari Zakaria dari Amir dari Abu Hurairah berkata:

Rasulullah saw bersabda: "Punggung hewan yang digadaikan boleh dinaiki dan

susu yang ada diteteknya boleh diminum kalau hewan itu digadaikan. Dan bagi

orang yang menaikinya dan meminum susunya wajib memberi nafkahnya". Hadis

ini hasan sahih. Saya tidak mengetahui hadis ini marfu', kecuali dari hadisnya

Amir As Sya'bi dari Abu Hurairah. Hadis ini diriwayatkan dari beberapa rawi dari

A'masy dari Abu Shaleh dari Abu Hurairah berupa hadis mauquf. Yang

melaksanakan hadis ini adalah sebahagian ulama'. Seperti inilah pendapat Ahmad

dan Ishaq. Sebahagian ulama' berkata: Tidak boleh bagi orang yang menerima

gadai, memanfaatkan barang gadaiannya.

64.Hadis Sahih Muslim Jilid 3. Hadis Nombor 1695.

Dari 'Aisyah r.a., katanya: "Hindun binti 'Utbah, isteri Abu Sufyan, pernah datang

kepada Rasulullah saw., lalu katanya: "Ya, Rasulullah! Sesungguhnya Abu Sufyan

itu seorang lelaki yang bakhil. Dia tidak pernah memberi ku nafkah yang

mencukupi bagi keperluanku dan keperluan anak-anakku, kecuali bila kua mbil

hartanya tanpa setahunya. Berdosakah aku berbuat seperti itu?" Jawab Rasulullah

saw., "Boleh kamu ambil sekadar perlu untuk mencukupi keperluanmu dan anak-

anakmu."

65. Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3387.

Dari Zainab binti Ka'ab dari Al Furai'ah binti Malik bahawa ketika suaminya

keluar mencari para pekerja untuk bekerja padanya, tiba-tiba suaminya dibunuh

oleh mereka. Kemudian ketika ia menyampaikan hal itu pada Rasulullah saw dan

berkata: "Kini aku tidak tinggal di rumah suami ku, dan aku juga tidak mengambil

nafkah dari hartanya. Apakah boleh aku pindah kepada keluarga ku dan tinggal

bersama mereka sambil menunggu habisnya masa iddahku?" Sabda beliau:

"Lakukanlah". Kemudian beliau bertanya: "Apa yang kamu tanyakan tadi?" Maka

Furai'ah mengulangi pertanyaannya. Maka sabda beliau: "Tinggallah di mana

kamu mudah menerima berita."

66. Hadis Sahih Muslim Jilid 3. Hadis Nombor 1608.

Dari 'Amir bin Sa'ad r.a., dari bapanya, katanya: "Rasulullah saw. mengunjungi ku

ketika Haji Wada', kerana aku sakit keras hampir meninggal. Lalu aku berkata

kepada beliau, "Ya, Rasulullah! Sebagaimana Anda lihat sendiri, kini aku sedang

terbaring sakit keras. Sedangkan aku mempunyai harta, tetapi tidak ada yang akan

mewarisinya selain hanya seorang anak perempuan ku. Bolehkah ku sedekahkan

dua pertiga dari harta ku itu?" Jawab Rasulullah saw., "Jangan!" Tanya ku,

"Bagaimana kalau ku sedekahkan seperduanya, bolehkah itu?" Jawab beliau,

"Tidak!" "Sepertiga?" "Sepertiga pun terlalu banyak. Sesungguhnya, adalah lebih

baik engkau tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya, daripada mereka

engkau tinggalkan dalam keadaan miskin, menadahkan tangan mereka meminta-

minta kepada orang banyak. Dan apa yang engkau nafkahkan kerana Allah, maka

engkau diberi pahala kerananya, hingga sesuap nasi sekalipun yang engkau

Page 33: 72 Hadis Mengenai Nafkah

berikan untuk makan isteri mu." Tanya ku, "Aku masih tertinggal di Mekah setelah

kawan-kawan ku kembali ke Madinah, bagaimana itu?" Jawab beliau,

"Sesungguhnya engkau tidak tertinggal. Setiap amal yang engkau lakukan kerana

Allah, selalu mengangkat darjatmu ke tingkat yang lebih mulia. Mudah-mudahan

engkau panjang umur, sehingga bermanfaat bagi kaum muslimin, dan

mencelakakan bagi kaum kafir. Wahai Allah! Lanjutkanlah hijrah sahabat-sahabat

ku, dan janganlah engkau biarkan mereka mundur kembali. Tetapi sayang bagi

Sa'ad bin Khaulah, dia wafat di Mekah, dan Rasulullah saw. menangisinya."

67. Hadis Sahih Muslim Jilid 3. Hadis Nombor 1736.

Dari 'Umar r.a., katanya: "Harta rampasan dari Bani Nadhir termasuk harta yang

didapati tanpa pertempuran. Maka kerana itu harta tersebut khusus untuk Nabi

saw., untuk nafkah keluarganya setahun, sedang selebihnya dimanfaatkan untuk

perlengkapan perang dan alat senjata persediaan perang fi sabilillah."

68.Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 2351.

Menceritakan kepadaku Abu Umamah ibnu Sahel bin Hunaif mengkhabarkan pada

saya telah maksud dari firman Allah: "Wa laa tayammamul khabiitsa minliu

lunfiquun". (Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk, kemudian kamu

nafkahkan dari padanya). Ayat ini berkenaan dengan kurma Al-Ja'rur dan kurma

Launu Hubyaq, keduanya termasuk jenis kurma yang jelek, dan Rasulullah saw

telah melarang mengambil zakat dari jenis yang jelek."

69.Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 2035.

Al-Anshari menceritakan kepada kami, Maan menceritakan kepada kami, Malik

menceritakan kepada kami, dari Shafwan bin Sulaiman yang meriwayatkannya

secara langsung dari Rasulullah saw. bersabda: "Orang yang bekerja untuk

memberi nafkah kepada wanita janda dan anak miskin adalah seperti orang yang

berperang di jalan Allah atau seperti orang yang berpuasa di waktu siang dan

melakukan solat di waktu malam."

70.Hadis Sunan Ibnu Majjah Jilid 2. Hadis Nombor 2036.

Mewartakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah, mewartakan kepada kami

Jarir dan Mughirah, dari Asy-Sya'biy, dia berkata; Fathimah binti Qais berkata:

Suamiku mentalak -mencerai- aku, pada masa Rasulullah SAW. Kemudian

Rasulullah SAW. bersabda: "Tidak ada rumah -tempat tinggal dan tidak ada

nafkah".

71.Hadis Sunan At-Termizi Jilid 3. Hadis Nombor 2031.

Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al-Mubarak

menceritakan kepada kami dari Syukbah dari Adi bin Tsabit dari Abdillah bin

Yazid dari Abi Masud Al-Anshari dari Rasulullah SAW bersabda: "Nafkah

seseorang kepada keluarganya adalah sedekah." Dalam bab ini terdapat hadis dari

Abdillah bin Amr, Amr bin Umayyah dan Abu Hurairah. Hadis ini adalah hasan

sahih.

Page 34: 72 Hadis Mengenai Nafkah

72.Hadis Sunan An-Nasai Jilid 3. Hadis Nombor 3409.

Dari Abu Bakar ibnu Hafesh berkata: "Aku dan Abu Salamah ibnu Abdur Rahman

datang pada Fatimah binti Qais dan bertanya tentang peristiwanya. la berkisah:

"Suamiku telah menceraikan ku untuk ketiga kalinya, dan ia tidak memberiku

tempat tinggal dan nafkah untuk ketiga iddahku, melalui sepupunya ia hanya

mengirimku sepuluh bungkusan, lima bungkus gandum dan lima bungkus kurma.

Maka aku datang pada Rasulullah dan mengadukan hal itu. Sabda beliau: "la

benar". Kemudian beliau menyuruhku pindah ke rumah Fulan.