7. aldehid keton

Upload: eunike-lois-nounamanizze-palapessy

Post on 18-Jul-2015

562 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

109

BAB 1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Reaksi organik dengan kimia aldehida dan keton adalah senyawa yang sangat penting. Dua golongan senyawa ini mengandung gugus karbonil dengan atom oksigen berikatan rangkap dengan karbon. Pada aldehida sedikitnya satu atom hidrogen terikat pada karbon dalam gugus karbonil, sedangkan pada keton atom karbon pada gugus karbonil terikat pada dua gugus hidrokarbon. Beberapa dari senyawa tersebut seperti aseton (CH3COCH3) dan metiletil karbon (CH3COCH2CH3) dipakai dalam sejumlah besar sebagai pelarut. Larutan pekat formaldehida (HCHO) biasanya dibuat dan disimpan dalam air (untuk mengurangi konsentrasi). Cairan yang baunya agak tidak enak ini digunakan sebagai bahan dasar dalam industri polimer dan dipakai untuk mengawetkan jaringan hewan dalam penelitian biologi. Namun kebanyakan formaldehida dimanfaatkan dalam industri plastik. Keton biasanya kurang reaktif dibandingkan aldehida. Keton yang paling sederhana adalah aseton, suatu campuran berbau sedap dan dapat bercampur sempurna dengan air yang digunakan terutama sebagai pelarut untuk senyawa organik seperti cat, resin, zat warna, dan pembersih kuku. Yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini yaitu untuk

mengetahui reaksi dari sampel glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa dan ekstrak jeruk bila direaksikan dengan fehling A+B dan pereaksi tollens (NH4OH + AgNO3) serta mengetahui endapan yang terjadi bila larutan tersebut dipanaskan. Selain itu, praktikan juga dapat mengetahui gugus yang terkandung dalam sampel yang digunakan. Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar dapat mengetahui senyawa atau sampel yang mengandung senyawa aldehid dan keton dengan menggunakan fehling dan tollens.

109

110

1.2 Tujuan Mengetahui endapan yang terbentuk pada reaksi sampel bila ditambahkan fehling AB setelah proses pemanasan. Mengetahui endapan yang terbentuk pada reaksi sampel bila ditambahkan tollens setelah proses pemanasan. Mengetahui mengapa pada reaksi sampel yang dengan fehling A+B dan tollens harus dipanaskan.

110

111

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAStruktur Aldehida dan Keton Aldehida adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya (karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan paling sedikit satu hidrogen. Rumus umum aldehida yaitu :

O

Gugus karbonilnya

R

C

H

Rumus ini sering disingkat RCOH Keton adalah senyawa organik yang karbon-karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain. Rumus umum keton adalah sebagai berikut :

O

Gugus karbonilnya

R

C

R

Rumus ini sering disingkat RCOR Cara penamaan aldehida dan keton. Sistem IUPAC dapat digunakan untuk menamai aldehida dan keton. Untuk kedua golongan ini, mula-mula harus ditentukan rantai hidrokarbon terpanjang yang mengandung karbonil. Akhiran -a dari hidrokarbon diganti dengan -al. untuk menyatakan aldehida dengan sistem IUPAC, nama aldehida berantai harus lurus ialah methanol, etanol, propanol, butanol, dan seterusnya. Keton dinamai dengan mengubah akhiran nama rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus karbonil dari -a menjadi -on. Jika ada beberapa gugus karbonil dalam rantai, kedudukannya dinyatakan dengan nomor terkecil. Misalnya ada dua pentanon yang berbeda111

112

H

O

H

H

H

H3C

C

C

C

C

H

H

H

H

H

2 - pentanon (titik didih 102oC)

H

H

O

H

H

H

C

C

C

C

C

C

H

H

H

H

H

3 - pentanon (titik didih 101,7 oC)Kedua pentanon, C5H10O adalah isomer struktur. Nama biasa aldehida dan keton sering digunakan. Nama biasa untuk metanol adalah fermaldehida, sedangkan untuk etanol adalah asetil dehida. Nama biasa untuk keton adalah dengan menamai kedua gugus alkyl yang melekat pada karbon-karbonilnya ditambah kata keton. Satu-satunya kekecualian ialah dimetil keton, yang sering disebut aseton. Suatu pelarut serba guna (Antony C wibraham, 1992). Sifat fisika aldehida dan keton Aldehida dan keton karena mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil) yang sama, maka sifat kimianya hampir sama. Tetapi sifat fisikanya berlainan. Formaldehida adalah suatu gas yang baunya sangat merangsang. Asetaldehida

112

113

berupa cairan yang baunya juga merangsang, tetapi aldehida dengan atom akrbon lebih dari dua baunya sangat tidak enak, kebanyakan terdapat dalam bunga yang dikenal sebagai minyak aerates (minyak terbang atau minyak yang mudah menguap). Keton dengan atom karbon 13 kebawah berupa larutan yang baunya enak. Sedangkan yang beratom karbon yang lebih dari 13 berupa zat padat yang tidak berwarna dan tidak berbau hanya aldehida dan keton dengan rantai pendek sedikit larut dalam air, sedangkan yang berantai karbon panjang larut dalam pelarut organik (ismail berasi, 1982). Titik didih Aldehida dan keton tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul karena tidak adanya gugus hidroksil (-OH). Dengan demikian titik didihnya lebih rendah disbanding alcohol, tetapi aldehida dan keton dapat saling tarik melalui antaraksi polar-polar, sehingga titik didihnya lebih tinggi dibandingkan alkana padanannya. Gaya tarik tersebut menjelaskan bahwa beberapa aldehida dan keton berwujud cair atau padat pada suhu kamar. Kecuali formaldehida yaitu gas yang berbau menyengat. Kelarutan dalam air Aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air yang polar. Anggota deret yang rendah yaitu, formaldehida, asetadehida, aseton, bersifat larut dalam air dalam segala perbandingan. Semakin panjang rantai karbon kelarutan dalam air semakin menurun, bila rantai karbon melebihi lima atau enam karbon, kelarutan aldehida dan keton dalam air sangat rendah, sebagaimana kita duga, aldehida dan keton dalam pelarut non polar. Pembuatan aldehida.

113

114

Oksidasi alkohol primer dengan oksidator lemah

O

C2H5OH

oksidasi (O)

H3C

C H

+ H2O

asetaldehida

Uap alkohol dilakukan pada temperatur panas.

O

C2H5OH

oksidasi. Cu 200o- 250o H2

+

H3C

C H

Nama aldehida berasal dari reaksi ini karena aldehida merupakan alkohol yang kekurangan hidrogen. Dari pemanasan kalsium asetal dan kalsium forsiat.O O Ca H3C C O O H C O H C O Ca O

O H3C C

+

2 CaCO3 + 2 H3C

C H

114

115

Secara industri diperoleh asetilena direaksikan dengan asam sulfat dan katalisator merkuri sulfat.HgSO4

HC H3C

CH + H2SO4

H3C

CH (OSO 3H) 2 C

O

CH(OSO 3H) 2 +H 2O

2H2SO4 + H3C

H

Metanol (formaldehida) terbentuk pula sebagai hasil antara pada pembentuk karbohidrat secara fotosintesa didalam eluen.

O CO2 + H2O

sm

O2 + H

C

H

(metanol)

(Ismail Besari. 1982)

PEMBUATAN KETON keton dapat dibentuk seperti cara 1,2 dan 3 pada pembentukan aldehida: Oksidasi alkohol sekunder

oksidasiH3C CH OH CH 3

(O)

H3C

C O

CH 3 +

H2O

- dari hasil pemanasan kalsium karbonat.

115

116

O H3C C O Ca H3C C O O

CaCO3 + H3C

H2C

C O

CH 3

Reaksi-reaksi aldehida dan keton. Senyawa aldehida dan keton mempunyai gugus fungsional yang sama, dimana hanya berbeda pada aldehida gugus karbonilnya mengikat atom hidrogen, sedang pada keton gugus karbonil sudah tidak mengikat atom hidrogen, maka terdapat reaksi-reaksi yang sama yaitu : 1. oksidasi - oksidasi aldehida, karena gugus karbonil masih mengikat atom hidrogen maka dapat teroksidasi, misalnya oleh larutan tollen, larutan fehling (campuran cupri sulfat, kalium, natrium tetrat dan basa kuat) atau larutan benedik (campuran cupri sulfat, kalium titrat dan basa kuat) reaksi.

O H3C C H

+ 2Ag(NH3)2+ + 3OH-

2Ag

+ CH3COO- + 4NH3 + 2H2O

- oksidasi keton, karena gugus karbonil sudah tidak mengikat atom hidrogen maka keton tidak atau sukar beroksidasi dengan larutan fehling, tollens maupun benedik. Keton hanya dapat teroksidasi oleh oksidator kuat, akan membentuk asam-asam karboksilat dengan rantai karbon lebih pendek dari rantai karbon keton tersebut, misalnya :O

O

H3CH2C

C

CH3

+ 3I2 + 4KOH

CHI2 + H3C

H2 C

C OK

+ 3KI + 3H2O

116

117

O H3C H2 C

O

Oks. kuatC CH 3

1. H3C

H2 C

O

C O OH

+ HCOH

(O) 2. 2H3CC OH

2. reaksi Reduksi aldehida dan keton bergantug pada reduktor yang kita gunakan, bila reduktor lemah, misalnya H2 katalisator Ni atau Li4IH4 dihasilkan alkohol, misalnya :O

Aldehida : H3C Keton :

C O C

H

+ H2

Ni

H3C

CH 2OH OH

(alkohol primer)

NiH3C CH 3 + H2 H3C CH CH 2 (alkohol sekunder)

Apabila dipergunakan reduktor kuat misalnya Zn (Mg) dalam asam halida pekat akan terbentuk alkana misalnya

O H3C C H + Zn + HCl H3C CH 3 + ZnCl2 + H2O

O H3C C CH 3 + Zn + HCl H3C H2 C CH 3 + ZnCl2 + H2O

-

Polimerisasi Baik pada aldehida maupun keton dapat mengadakan polimerisasi tetapi

tidak semua dilakukan polimerisasi. Salah satu contoh polimrisasi aldehida yaitu

117

118

berpolimerisasi dari 6 molekul formaldehida terbentuklah glukosa. Polimerisasi ini terjadi pada daun (Ismail besari, 1982).

Pengenalan aldehid dan keton. Proses yang menyebabkan berpindahnya sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom -karbon sebuah senyawa karbonil ke atom oksigen - karbonil dikenal sebagai pengenalan atau tautomerisasi ke-enol. Istilah keto-enol meskipun sudah bisa dipakai. Tak tepat karena aldehid dan gugus lain mengandung gugus karbonil dapat mengalami proses ini. Karbonil isomer dan struktur enol adalah tautomerisasi. Reaksinya mencapai keadaan simbang. Dengan posisi yang dinyatakan dengan tetapan keseimbangan untuk tautomerisasi, KT letak kesetimbangan untuk tautomerisasi bergantung pada struktur molekul, biasanya bentuk karbonil lebih disukai akan tetapi faktor struktur dengan nyata mempengaruhi KT. senyawa 1,3 - dikarbonil nibsi mengandung bentuk enol dalam konsentrasi besar pada keadaan seimbang 2,4 - sikloheksadienon hanya terdapat dalam bentuk anol (fenol) karena kemantapan penting yang berkaitan dengan sistem aromatik (keenan, 1996).

Manfaat aldehid dan keton Berbagai aldehid dan keton telah diisolasi dari tanaman dan hewan banyak diantaranya, terutama yang berbobot molekul tinggi, berbau sedap. Senyawa tersebut umum dikenal dengan nama biasa yang menyatakan sumber alam atau sifat khasnya.

118

119

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Rak tabung reaksi Tabung reaksi Pipet tetes Beaker gelas Penjepit tabung Alat pemanas / water bath

3.1.2 Bahan Fehling A Fehling B AgNO3 NH4OH Glukosa Galaktosa Fruktosa Sukrosa Ekstrak jeruk Spiritus

3.2 Prosedur percobaan 3.2.1 uji fehling AB + glukosa Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambah 5 tetes fehling B Ditambah 5 tetes glukosa Dikocok, kemudian dipanaskan119

120

Diamati perubahan yang terjadi

Fehling AB + galaktosa. Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambah 5 tetes fehling B Ditambah 5 tetes galaktosa Dikocok, kemudian dipanaskan Diamati perubahan yang terjadi

Fehling AB + Fruktosa Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambah 5 tetes fehling B Ditambah 5 tetes fruktosa Dikocok, kemudian dipanaskan Diamati perubahan yang terjadi

Fehling AB + sukrosa Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambah 5 tetes fehling B Ditambah 5 tetes sukrosa Dikocok, kemudian dipanaskan Diamati perubahan yang terjadi

Fehling AB + ekstrak jeruk Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambah 5 tetes fehling B Ditambah 5 tetes ekstrak jeruk Dikocok, kemudian dipanaskan Diamati perubahan yang terjadi

120

121

3.2.2 uji tollens Tollens + glukosa Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambah 5 tetes glukosa Dikocok, diamati perubahan yang terjadi

Tollens + galaktosa Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambah 5 tetes galaktosa Dikocok, diamati perubahan yang terjadi Tollens + fruktosa Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambah 5 tetes fruktosa Dikocok, diamati perubahan yang terjadi Tollens + sukrosa Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambah 5 tetes sukrosa Dikocok, diamati perubahan yang terjadi Tollens + ekstrak jeruk Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambah 5 tetes ekstrak jeruk Dikocok, diamati perubahan yang terjadi

121

122

BAB 4 TABEL PENGAMATAN4.1 Data Pengamatan Perlakuan Uji Fehling Fehling AB + Glukosa Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambahkan 5 tetes fehling B Ditambahkan 5 tetes Glukosa Dipanaskan dan diamati Larutan berwarna biru Larutan berwarna bening Warna larutan bening Larutan berwarna merah bata

Pengamatan

Fehling AB + Galaktosa Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambahkan 5 tetes fehling B Ditambahkan 5 tetes Galaktosa Dipanaskan dan diamati Larutan berwarna biru Larutan berwarna bening Warna larutan bening Terdapat endapan merah bata

Fehling AB + Fruktosa Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambahkan 5 tetes fehling B Ditambahkan 5 tetes Fruktosa Dipanaskan dan diamati Larutan berwarna biru Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Terdapat endapan merah bata

Fehling AB + Sukrosa Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambahkan 5 tetes fehling B Ditambahkan 5 tetes Sukrosa Dipanaskan dan diamati Larutan berwarna biru Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Larutan berwarna biru kehijauan

Fehling AB + Ekstrak Jeruk Dimasukkan 5 tetes fehling A Ditambahkan 5 tetes fehling B Ditambahkan 5 tetes Ekstrak Jeruk Dipanaskan dan diamati Larutan berwarna biru Larutan berwarna bening Ekstrak berwarna orange Larutan berwarna hijau tua

122

123

Uji Tollens Tollens + Glukosa Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambahkan 5 tetes glukosa Dikocok dan diamati Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Larutan berwarna coklat keabuabuan dan terdapat cermin perak Tollens + Galaktosa Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambahkan 5 tetes galaktosa Dikocok dan diamati Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Hitam keabu-abuan dan terdapat cermin perak Tollens + Fruktosa Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambahkan 5 tetes fruktosa Dikocok dan diamati Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Larutan berwarna hitam keabuabuan dan terdapat cermin perak Tollens + Sukrosa Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambahkan 5 tetes sukrosa Dikocok dan diamati Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Larutan tetap berwarna bening

Tollens + Ekstrak Jeruk Dimasukkan 5 tetes AgNO3 Ditambahkan 10 tetes NH4OH Ditambahkan 5 tetes Ekstrak jeruk Dikocok dan diamati Larutan berwarna bening Larutan berwarna bening Ekstrak berwarna orange Larutan berwarna coklat

123

124

4.2 Reaksi 4.2.1 Fehling A + Fehling BO C H C C C O ONa OH H O C C C C O ONa O Cu + 2 H2O H O OK

2H OH OK

+ Cu (OH) 2

2

4.2.2 Fehling (A+B) + glukosaO O C H C C C O ONa O Cu + 2H2O + H O OK

O OH

C H HO H H C C C C

C OH COH

ONa H C C C C OH H OH OH OH

HH OH

C C C

2

2H OH

+

HO H

+ Cu2O

OK H

OH

CH 2OH

O CH 2OH

4.2.3 Fehling (A+B) + fruktosa

124

125

CH 2OH O C H C C C O ONa O Cu H O OK C OH H C C C C O H OH OH OH HO H H CHOH C C C C OH H

2

+ 2H2O +H

+OH OH

CH 2OH

CH 2OH

O O C H C C C O ONa O Cu H O OK H O C C C C C O CH 2OH O O C H HO H H C C C C OH C OH H H OH C OH O CH 2OH OK C C OH ONa ONa H O Cu H O H OK H C OH C OH C C OH H H

2

+ 2H2O

+ HO

+ 2H2O

+

2H OH

+ Cu2O

125

126

4.2.4 Fehling (A+B) + galaktosaO O C H H C C C O ONa O Cu O OK H HO HO H C C C C C H OH H H OH

2

+

2H2O +

CH 2OH

O C H HO HO H C C C C OH OH H H O C C C C O ONa OH + Cu 2O H OH OK

+H OH

2

CH 2OH

4.2.5 Fengling (A+B) + Ekstrak JerukO C H H C C C O ONa O Cu O OK HO CH 2OH C C C C O H OH OH H H O C C C C O ONa O Cu H H O OK H HO CH 2OH C C C C OH H OH OH

2

+

2H2O +

+H H

CH 2OH

CH 2OH

(Fessenden, 1997)

126

127

O O C C H C C C O CH 2OH ONa H O Cu H O H OK H C OH C OH C C OH H H

+ 2H2O

+

HO

+ 2H2O

O C H HO H H C C C C OH OH H H O C C C C O ONa OH + Cu 2O H OH OK

+OH OH

2

CH 2OH

4.2.6 AgNO3 + NH4OH2AgNO3 + 2NH4OH Ag2O + 4NH3 + H2O Ag2O + H2O + 2NH4NO3 2[Ag(NH3)2]OH

127

128

4.2.7 Tollens + GlukosaO C H HO C C C C H OH H OH OH H HO H H O C C C C C H OH H

2[Ag(NH3)2]OH +H H OH OH

+ 4NH3 + 2Ag + H2O

CH 2OH

CH 2OH

4.2.8 Tollens + FruktosaCH 2OH C OH H C C C C O H OH HO CHOH C C C C OH H OH OH

2Ag(NH3)2OH +

2Ag(NH3)2OH +H OH OH

H H

CH 2OH

CH 2OH

O C H C C C C H OH H OH OH H HO HO H

O C C C C C OH OH H H OH

2Ag(NH3)2OH +

HO H H

+ 4NH3 + 2Ag + H2O

CH 2OH

CH 2OH

128

129

4.2.9 Tollens + GalaktosaO C H HO C C C C H OH H H OH H HO HO H O C C C C C OH OH H

2Ag(NH3)2OH +HO H H OH

+ 4NH3 + 2Ag + H2O

CH 2OH

CH 2OH

4.2.10 Tollens + Ekstrak JerukCH 2OH C HO C C C O H HO CH 2OH C C C C OH H OH OH

2Ag(NH3)2OH +H H OH OH

2Ag(NH3)2OH +H H

CH 2OH O C H C C C C H OH H OH OH H HO H H O C C C C C OH OH H OH OH

CH 2OH

2Ag(NH3)2OH +

HO H H

+ 4NH3 + 2Ag + H2O

CH 2OH

CH 2OH

129

130

4.2.11 Sukrosa + Fehling (A+B)CH 2OH H C C H OH C H H C OH C O C H C OH O H CH 2OH H O OH C CH 2OH H C O OK C H C C O Cu H OH O O C ONa

+

4.2.11 Sukrosa + TollensCH 2OH H C C H OH C H H C OH C O C H C OH O H CH 2OH H O OH C CH 2OH H C

+ 2Ag(NH3)2OH

OH

4.3 Pembahasan Aldehid merupakan suatu senyawa yang mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen melekat pada gugus karbonil, dimana gugus yang lain dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril. Sedangkan keton yaitu suatu senyawa organik dimana karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua atom karbon lain atau alkil.O R C H

Gugus aldehid dinamakan golongan alkana. Keton merupakan senyawa karbon dengan gugus fungsi disebut gugus karbonil.

O R C RKarbohidrat adalah turunan aldehida dan keton dari senyawa-senyawa hidroksi. Istilah karbohidrat timbul karena rumus kebanyakan senyawa jenis ini

130

131

dapat dinyatakan sebagai Cn(H2O)m atau Karbon. Glukosa misalnya mempunyai rumus molekul C6H12O6 yang dapat dinyatakans sebagai C6 (H2O)6. Sekalipun rumus ini ha,pir tak berguna dalam mempelajari kimia karbohidrat, namanya masih tetap dipertahankan. Karbohidrat didefinisikan sebagai

polihidrofsialdehida, polihidroksi keton atau senyawa yang menghasilkan senyawaan yang serupa pada hidrolisis. Dengan demikian, kimia karbohidrat adalah gabungan antara kimia dan gugus fungsi, gugus hidroksi dan gugus karbonil. Umumnya karbohidrat yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa, misalnya glukosa, sedangkan ketosa untuk keton contohnya fruktosa. Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Karbohidrat berdasarkan sakarida yang dikandungnya didedakan menjadi 3, yaitu : 1. monosakarida : karbohidrat paling sederhana, tidak dapat dihidrolisis atas molekul yang lebih kecil. Contohnya glukosa, galaktosa dan fruktosa. 2. disakarida : karbohidrat yang paling hidrolisis menghasilkan 2 molekul monosakarida. Contohnya : sukrosa, maltose dan laktosa. 3. polisakarida : karbohidrat yang pada hidrolisis akan menghasilkan lebih dari 10 molekul monosakarida, contohnya : Pati, selulosa, glikogen. Tautomerisasi yaitu penyusunan kembali senyawa keton menjadi senyawa aldehid. Salah satu contohnya adalah fruktosa. Secara teori fruktosa merupakan ketosa. Sehingga tidak dapat bereaksi dengan fehling (A + B) hal ini dikarenakan fruktosa dapat mengalami tautomerisasi, membentuk enadiol lalu membentuk aldosa sehingga fruktosa dapat bereaksi dengan fehling (A + B) dan membentuk endapan merah bata. Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untu kmereduksi. Hal ini dikarenakan gugus yang mempunyai aldehid dan keton bebas. Senyawasenyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator yaitu seperti Cu. Contoh yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa dan maltose.

131

132

Pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan fehling B. fehling A adalah CuSO4 yang dicampurkan dengan NaOH. Sedangkan fehling B adalah campuran dari larutan NaOH dengan kalium natrium tetrat. Pereaksi fehling A yang dicampurkan fehling B akan menghasilkan fehling AB yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gugus aldehid. Jika aldehid dioksidasi dengan pereaksi fehling maka akan diperoleh endapan tembaga oksida (Cu2O) yang berwarna merah bata. Pereaksi tollens merupakan larutan perak nitrat dalamamonia aygn dibuat dengan cara menetesi larutan perak dengan larutan ammonia sedikit demi sedikit. Pereaksi tollen mengoksidasi ringan yang digunakan dalam mengenali aldehida adalah larutan basa dari perak nitrat. Larutan jernih tak berwarna. Aldehid dapat mereduksi pereaksi tollens sehingga dibebaskan unsur perak Ag disebut juga cermin perak. Fungsi atau kegunaan aldehid dan keton Formaldehida digunakan dalam pembuatan resin sintetik. Sinamaldehida memberikan bau yang khas dalam kayu manis. Kamper, keton alam yang diperoleh dari kulit pohon. Vanillin menyebabkan rasa vanillin yang wangi. Aseton pelarut yang baik untuk macam-macam senyawa organik, banyak digunakan sebagai pelarut pernis dan plastik Faktor-faktor kesalahan Pencucian tabung reaksi yang kurang bersih Pemanasan yang kurang maksimal Penggunaan pipet lebih dari 1 larutan Kurang teliti dalam pengamatan dari hasil atau perubahan yang terjadi.

Fungsi reagen Fehling AB berfungsi sebagai oksidator lemah yang dapat mengoksidasi sampel.

132

133

Tollens sebagai oksidator lemah yang dapat mengoksidasi sampel Fehling A dan fehling B digunakan untuk membuat fehling AB. Fungsi dari pemanasan adalah untuk mempercepat reaksi pada sampel dan reagen yang telah dicampurkan. Prinsip percobaan aldehid adalah senyawa yang memiliki gugus (-CHO) bebas yang dapat mereduksi fehling dan tollens yang merupakan oksidator lemah. Prinsip percobaan keton adalah senyawa yang memiliki gugus (-CO) bebas yang tidak bisa mereduksi fehling dan tollens yang merupakan oksidator lemah dan pada akhirnya Keton mengalami tautomerisasi seperti campuran fehling dan fruktosa. Pada percobaan dengan menggunakan fehling AB yang direaksikan dengan glukosa, galaktosa, fruktosa, ekstrak jeruk maka perubahan yang terjadi adalah terdapat endapan merah bata hal ini membuktikan bahwa adanya gugus aldehid pada sampel tersebut yang dibuktikan dengan adanya endapan merah bata. Sedang antara fehling AB direaksikan dengan sukrosa warna alrutannya adalah biru kehijauan hal ini membuktikan bahwa dalam sukrosa tidak terdapat gugus aldehid. Pada percobaan dengan menggunakan tollens yang direaksikan dengan sampel glukosa, galaktosa, fruktosa dan ekstrak jeruk maka perubahan yang terjadiadalah larutan berubah menjadi hitam keabu-abuan dan terdapat cermin perak, sedangkan reaksi antara tollens dan sukrosa warna larutannya adalah tetap bening hal ini menunjukkan bahwa dalam sukrosa tidak terdapat gugus aldehid dan keton karena tidak terdapat cermin perak.

133

134

BAB 5 PENUTUP5.1 Kesimpulan Endapan yang terbentuk pada reaksi antara sampel yang ditambahkan fehling A+B adalah Cu2O yang berwarna merah bata. Yang menimbulkan endapan yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa dan ekstrak jeruk. Sedangkan sukrosa tidak terdapat endapan. Endapan Cu2O menujukkan bahwa dalam sampel terdapat gugus aldehid. Endapan yang terbentuk dengan menggunakan tollens adalah Ag yang ditandai dengan adanya cermin perak yang menimbulkan endapan yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, dan ekstrak jeruk. Sedangkan sukrosa tidak menimbulkan endapan-endapan Ag menunjukkan adanya gugus aldehid dalam sampel. Pada uji fehling dengan sampel fruktosa terdapat endapan merah bata.

5.2 saran Sebaiknya pada praktikum ini digunakan juga sampel aldehid dan keton misalnya formaldehid dan aseton, agar prakikan dapat membandingkan dan mengetahui reaksi yang terjadi.

134

135

DAFTAR PUSTAKABesari, Ismail. 1982. Kimia Organik untuk Universitas. Bandung: Armico. Keenan, dkk. 1996. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga. Matta,Michael.S.Antony,C.wilbraham. 1992. Pengantar Kimia Organik. Bandung: ITB.

135