31655948 kromatografi permeasi gel 1

Download 31655948 Kromatografi Permeasi Gel 1

If you can't read please download the document

Upload: iksan-mustofa

Post on 27-Jun-2015

415 views

Category:

Documents


46 download

TRANSCRIPT

BAB I PendahuluanSuatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak berhubungan dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran. Banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik paling banyak digunakan. Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michael Tswett, seorang ahli botani Rusia, pada tahun 1906. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani Kromatos yang berarti warna dan Graphos yang berarti menulis. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Satu fasa tinggal pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya, dinamakan fasa gerak, memperkolasi melalui celah-celah fasa diam. Gerakan fasa menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan. Ada banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik paling banyak digunakan. Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fasa.Satu fasa tetap tinggal pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya dinamakan fasa gerak menyebabkan perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan. Prosedur kromatografi masih dapat digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah cuplikan rendah, kompleksitas campuran yang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat zat yang dipisah.Kromatografi ada bermacam-macam diantaranya kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion, penyaringan gel dan elektroforesis. Namun dalam makalah ini kita akan mengulas suatu teknik kromatografi yang baru yaitu kromatografi penyaringan gel. Kromatografi Penyaringan Gel merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai

ikatan silang. Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer. Selanjutnya akan di bahas dengan dalam pada makalah ini.

BAB II PEMBAHASANA. Dasar Teori Kromatografi Permeasi Gel (KPG) Kromatografi gel merupakan metode kromatografi baru, meliputi kromatografi eksklusi, kromatogeafi penyaring gel, dan kromatografi permeasi gel. Kromatografi ini paling mudah dimengerti dan paling mudah dikerjakan. Selain kesederhanaannya, teknik ini sangat berguna. Metode ini dapat digunakan terhadap suatu cuplikan yang larut dan penggunaan utama kromatografi gel biasanya dalam salah satu dari tiga hal ini. Pertama, kromatografi gel sangat berguna untuk untk pemisahan spesies dengan berat molekul tinggi (BM >2000), terutama yang tak terionkan. Selain dariresolusi dari setiap makromolekuler seperti protein dan asam nukleat, kromatografi gel dapat digunakan untuk mendapatkan distribusi berat molekul dari polimer sintetis. Kedua, campuran sederhana dapat dipisahkan secara mudah dengan kromatografi gel, terutama jika penyusun campuran itu memiliki berat molekul yang sangat berbeda. Untuk hal ini dapat dilakukan dalam jumlah besar. Ketiga, kromatografi gel sangat cocok untuk kerja awal, pemisahan eksplorasi dari cuplikan yang tak diketahui. Pemisahan ini memberikan gambaran isi cuplikan, sehingga dapat diketahui dengan cepat apakah cuplikan itu memiliki berat molekul rendah atau berat molekul tinggi. Kromatografi gel memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya: 1. pita-pita sempit. 2. waktu pemisahan pendek. 3. waktu pemisahan mudah diramalkan. 4. Harga Tr sesuai dengan ukuran cuplikan. 5. tidak terjadi kehilangan cuplikan atau reaksi selama pemisahan. 6. hanya terjadi sedikit masalah dalam deaktivasi kolom. Kromatografi gel juga memiliki kelemahan: 1. kapasitas terbatas.

2. tidak dapat digunakan untuk cuplikan yang mempunyai ukuran hampir sama. 3. prinsip pemisahan tidak seperti kromatografi lain. Kekuranga yang paling menonjol adalah kapasitas puncak yang terbatas. Ini berarti hanya ada sedikit pita yang dapat dihubungkan dengan kromatogram total, karena kromatogram cukup pendek semua senywa terelusi sebelum to. Pada kromatografi gel jarang terlihat lebih dari enam pita pada satu kromatogram. Ini berarti bahwa kromatografi gel biasanya tidak dapat memisahkan secara sempurna suatu cuplikan kompleks, tanpa pemisahan lebih lanjut dengan metode lain. Kekurangan kedua adalah tidak dapat memisahkan senyawa-senyawa yang mempunyai ukuran hampir sama. Hal ini menyingkorkan kromatografi gel dalam banyak masalah pemisahan senyawa yang penting, termasuk pemisahan isomer. Perbedaan pada kromatografi gel adalah prinsip pemisahan yang berbeda dengan yang digunakan metode kromatografi lain. Konsep factor pemisahan , dan factor kapasitas k tidak bisa digunakan. Susunan fasa gerak juga relative tidak penting pada kromatografi gel. Pengelompokkan berbagai penggunaan kromatografi gel biasanya dibagi dalam dua teknik yaitu teknik filtrasi gel (pelarut air) dan kromatografi permeasi gel (pelarut oragnik). 1. Fasa Diam Pemisahan dalam kromatografi gel sebagian besar ditentukan oleh jenis fasa diam yang digunakan. Oleh karena itu, pemilihan gel atau fasa diam untuk suatu pemisahan merupakan langkah penting. Fasa diam yang digunakan untuk kromatografi gel merupakan bahan dalam ukuran pori berbeda-beda dimana setiap ukuran cocok untuk pemisahan senyawa yang tertentu berat molekulnya. Kebanyakan dengan kromatografi permeasi gel digunakan fasa diam polistirena berpori yang mempunyai ikatan silang divinil benzena. Poragel dan Bio-Bead dapat untuk memisahkan senyawa yang relative kecil sampai dengan berat molekul sekitar 20.000. Styragel untuk

memisahkan senyawa besar dengan berat molekul 20 juta. Gel vinil asetat berpori serupa dengan gel polistirena, tetapi untuk senyawa dengan berat molekul rendah. Merkogels pori kecil lebih baik digunakan untuk pemisahan senyawa dengan berat molekul kurang dari 2000, dan kurang dari sejuta. Fasa diam untuk kromatografi permeasi gel ( Pelarut organik ) Polistirena Waters Bio-Rad Labs E. Merck, EM Labs Water Bio-Rad Labs E. Merck, EM Labs Poragel, Styragel Bio-Bead-S Gel vinil asetat Silika atau gelas berpori Merckogel OR Porasil Bio-Glas Merckogel-Si

Kromatografi permeasi gel ( KPG ) dengan pelarut organic juga dapat dikerjakan dengan fasa diam kaku dari silica atau gelas berpori. Bahan ini lebih stabil daripada gel organic dan pengisian kolompun lebih mudah. Tetapi kerap kali memberikan retensi yang jelek karena terjadi serapan oleh permukaan silica. Kalibrasi suatu fasa diam menyatakan kemampuan suatu gel memisahkan cuplikan yang berbeda berat molekulnya. Suatu kalinerasi adalah suatu grafik ukuran molekul cuplikan terhadap retensi relative. Senyawa dengan berat molekul antara A dan B dapat masuk ke dalam beberapa pori yang sesuai dengan ukuran molekul itu. Oleh karena itu senyawa ini terelusi sesuai dengan penurunan ukuran molekul. Daerah antara ( A < VR < B ) merupakan daerah ukuran molekulnya berbeda dan terdapat dalam daerah fraksinasi.

Ukuran molekul dalam kromatografi gel ditentukan oleh panjang molekul. Beberapa pabrik menyatakan kalibrasi dalam satuan panjang molekul (A ) dari berat molekul. Untuk suatu kelompok senyawa ( misalnya proteina globular, polistirena monodispersi dsb. ) berat molekul naik secara teratur sesuai dengan panjang molekul, dan kalibrasi dapat dinyatakan dalam berat molekul. Retensi dalam kromatografi gel, diukur dalam satuan tetapan distribusi Ko dimanaKo = Vr Vo Vi

Harga Ko terdapat antara 0 ( eksklusi ) dan 1 ( permeasi total ). Pabrik pembuat gel biasanya memberikan kalibrasi pendekatan untuk suatu gel. Beberapa contoh diberikan dalam Gambar 75 untuk berbagai gel polistirena yang dijual oleh Waters untuk Kromatografi Permeasi Gel. Kurva kalibrasi yang tepat harus ditertapkan sendiri oleh pemakai untuk setiap kolom gel dengan menggunakan baku polimer seperti yang digunakan dalam Gambar 75. Alur kalibrasi untuk berbagai gel polistirena dijual oleh Waters untuk permeasi gel.

2.

Fasa Gerak Dalam kromatografi gel, tidak seperti pada kromatografi cairan lainnya, fasa gerak tidak diubah ubah untuk mengatur resolusi. Fasa gerak dipilih dengan kekentalan rendah pada suhu pemisahan ( supaya harga N tinggi ) dan untuk melarutkan cuplikan. Fasa gerak dengan kekentalan rendah itu mempunyai titik didih sekitar 25-50 o C diatas suhu kolom. Jika cuplikan sukar larut, fasa gerak dipilih supaya dapat melarutkan cuplikan. Jika digunakan detector refraktometer, fasa gerak dipilih dengan indeks refraksi optimum. Jika diperlukan kepekaan detector maksimum, indeks refraksifasa gerak harus berbeda besar dengan indeks refraksi cuplikan. Pengaruh fasa gerak pada fasa diam yang tak kaku untuk kromatografi gel harus dipertimbangkan. Berbagai gel untk kromatografi permeasi gel dapat tahan terhadap berbagai pelarut organic, tetapi ada perkecualian untuk aseton dan alcohol tidak boleh digunakan dengan fasa diam polistirena.

3.

Variabel Pemisahan Lainnya Suhu dalam kromatografi gel dapat dinaikkan untuk cuplikan yang sukar larut. Supaya mudah, semua pemisahan kromatografi gel dilakukan pada suhu kamar. Tetapi beberapa polilefina dan poliamina berat molekul tinggi memerlukan Suhu 100-135 o C untuk pemisahan dengan perneasi gel, karena cuplikan ini tidak cukup larut dalam suhu rendah. kalibrasi suatu kolom pada kromatografi gel dapat dilakukan dengan bebagai cara. Kolom kromatografi permeasi gel biasanya dikalibrasi dalam besaran panjang molekul atau diameter hidrodinamis ( A ). Sebab ukuran molekul dalam kromatografi gel pada kenyataannya ditentukan oleh volume hidrodinamis, yang berhubungan dengan panjang maksimum dari suatu molekul secara luas , lihat gambar 79. Pada waktu melihat pertama kali dapat membingungkan, Karena jalan masuk pori gel seperti lebih ditentukan oleh penampang melintang minimum, daripada oleh panjang molekul maksimum. Pada kenyataannya, hal ini

untuk pemisahan molekul kecil pada penyaringan molekul Linde 5A, dengan eksklusi isoalkana yang lebih lebar tetapi lebih pendek. Pada kromatografi gel yang dipisahkan lebih besar, waktu pemisahan lebih pendek. Molekul molekul yang tidak dapat masuk ke dalam pori, kemungkinan masuk itu naik dengan turunnya diameter hidrodinamis. Penjelasan dasar antara pemisahan pada penyaringan molekul dan kromatografi gel. Gel padat x-x-x x-x solut x y xpori

Fasa gerak

Gambar 79. Ukuran molekul pada kromatografi gel sebagi fungsi dari panjang molekul. Alur kalibrasi yang dibuat oleh pabrik biasanya hanya pendekatan. Oleh karena itu perlu dibuat kalibrasi yang benar untuk setiap kolom yang digunaka. kalibrasi kolom untuk Kromatografi permeasi gel digunakan baku polistirena dan poliglikol yang diketahui panjang molekulnya. Fraksi sempit meliputi rentang ukuran molekul lebih dari 50 A. Ukuran molekul kecil digunakan n-alkana yang panjang molekulnya ditentukan dengan Lm = 2,5 + 1,25 n ( A ) N adalah jumlah atom karbon dalam molekul itu. Sebagai contoh, Lm n-pentana adalah 2,5 + 1,25(5) = 8,75 A. Dalam hal ini senyawa baku diijeksikan dan Vr diukur : dibuat alur harga Vr terhadap panjang molekul, seperti pada gambar 75. Hubungan berat molekul dan panjang molekul sering sangat perlu, karena ini dapat untuk mengubah besaran panjang dalam kromatografi gel ke distribusi berat molekul dalam besaran berat molekul. Molekul polietilena linier dengan panjang (dalam A) setara dengan 1,25n, dan berat molekul sama dengan n kali

berat monomer dibagi dua. Dalam hal ini monomernya adalah etilena ( n=2) dan berat molekulna 28, maka berat molekul polietilena linier sama dengan ( berat molekul monomer / 2) n/1,25n kali panjang, Lm ( dalam A ) atau Berat molekul = 11 Lm ( polietilena linier ) Untuk polimer etilena tersubstitusi Berat molekul = ( berat monomer / 2,5 ) Lm Sebagai contoh, berat monomer polistirena adalah 104, maka berat molekul oligomer polistirena adalah 41 kali panjang molekul Lm. Faktor perbandingan antara berat molekul dan panjang molekul polietilena adalah 11, untuk polistirena 41, ii dinaakan factor Q. Karena factor Q dari polimer sintetis bervariasi antar 11 dan 41, harga rata-rata dianggap 20 untuk estimasi berat molekul polimer. Tabel 22 Hubungan Berat molekul dan panjang molekul. Jumlah C (n-alkana) Lm ( A ) Polietilena Berat molekul Polivinil klorida 5 10 20 8.8 15 27.5 100 1000 10 4 10 5 10 6 1,000 11,000 111,000 1,1 x 10 6 11 x 10 6 2,500 25,000 250,000 2,5 x 10 6 25 x 10 6 4,100 41,000 410,000 4,1 x 10 6 41 x 10 6 7,000 70,000 6 x 10 6 1,8 x 108

Polistirena

Proteina globular

5 x 10 6 Faktor Q polietilena = 11 Faktor Q PVC = 25 Faktor Q polistirena = 41

9

Faktor Q protein globular tidak digunakan,berat molekul tidak sebanding dengan panjang molekul sebab molekulnya tidak begitu linier. 4. Alat Kromatografi Permeasi Gel (KPG) Alat alat yang dapat digunakan untuk pekerjaan Kromatografi Permeasi Gel adalah Filter/degasser pump Oven (optional) containing GPC columns Filter/degasser

Injector

Loop

Waste

DRI detector

LS detector

. All this in the same time, about 20-60 minutes, as a simple GPC run The intensities may be converted to the Rayleigh factors in the usual way, as for a conventional Zimm plot A GPC column set is used to separate the macromolecules according to size, in the usual big first order of elution. After leaving the column, the molecules flow past a light scattering detector (using one or more angles) and then to a concentration detector.

B.1.

Aplikasi Kromatografi Permeasi Gel (KPG) PEMURNIAN ENZIM LIPASE DARI BAKTERI LOKAL DAN

APLIKASINYA DALAM REAKSI ESTERIFIKASI Permurnian AHF (Antihemophilic Factor (Human))bahan pmbentuk konsetrat Koate-DVI(obat anti hemofilia produksi MERCK) Dalam penelitian ini dilakukan pemurnian enzim lipase dan diuji aktivitasnya serta ditentukan karakternya. Enzim lipase yang didapat selanjutnya diaplikasikan untuk mengkatalisis reaksi esterifikasi asam laurat dengan alkohol. Perlakuan enzim selanjutnya adalah pemurnian berdasarkan ukuran dengan kolom kromatografi permeasi gel menggunakan sephadex G-100 sebagai fase diam. Sampel diteteskan pada bagian atas kolom gel sephadex G-100 yang berfungsi sebagai fase diam dan larutan buffer fosfat pH 8 yang berfungsi sebagai fase gerak. Sampel enzim yang memiliki bobot molekul lebih besar dari pori-pori gel akan melewati ruang antar pori-pori sehingga akan lebih dahulu keluar dari kolom sebaliknya yang berbobot molekul lebih kecil akan masuk ke dalam pori-pori matriks sehingga akan keluar lebih lambat. Setelah proses kolom berlangsung, eluen ditampung pada wadah sebesar 15 ml. Eluen yang telah ditampung pada wadah kemudian diukur kadar protein dan aktivitas enzimnya. Fraksi yang memberikan aktivitas tinggi dikumpulkan dan dikarakterisasi serta ditentukan aktivitas esterifikasinya. GPC sering digunakan untuk menentukan berat relatif molekul polimer sampel serta distribusi molecular weights. What GPC truly measures is the molecular volume and shape function as defined by the intrinsic viscosity . GPC tindakan apa yang benar-benar adalah molekular volume dan bentuk fungsi sebagai ditetapkan oleh intrinsik kelekatan. Jika dibandingkan standar yang digunakan, data ini relatif dapat digunakan untuk menentukan bobot molekular dalam akurasi 5%. Polystyrene standar dengan PDI kurang dari 1,2 biasanya digunakan untuk menyesuaikan dengan GPC. Sayangnya, polystyrene cenderung menjadi sangat linear polimer dan karena itu sebagai standar itu hanya berguna

untuk membandingkan ke Polimer lainnya yang dikenal relatif linear dan ukuran yang sama. 2. Penentuan Massa Molekul rata-rata dengan Alat Kromatografi Teknik yang paling umum digunakan untuk mengukur massa molekul rata-rata dari distribusinya adalah dengan alat Kromatof : Permeasi gel. Cara ini adalah cara relative yang memerlukan kalibrasi dengan menggunakan suatu polimer standar yang diketahui massa molekulnya dan memiliki distribusi massa molekul yang sempit [3]. Prinsip Juri teknik ini adalah dengan menyuntikkan : larutan sampel dalam system kromatografi dan dielusikan dengan pelarut yang baik bagi polimer tersebut. Pada saat sampel terelusi pada kolom dengan. partikel yang berpori, rantai polimer terpisahkan sesuai dengan ukurannya. Kareria rintangan sterik yang dimilikinya, molekul yang lebih besar akan tertahan dan tidak memasuki pori, hama pelarut saja yang dapat berpenetrasi ke dalam seluruh volume kolom. Semakin besar ukuran partikel semakin kecil fraksi volume pori yang dilalunya dan semakin cepat molekul itu terelusi dari kolom. Aliran zat terelusi dianalisis oleh detektor yang mampu mendeteksi konsentrasi atau jumlah dari polimer yang melaluinya pada suatu selang waktu. Dalam kebanyakan sistem digunakan detektor indeks bias yang mengukur perubahan indeks bias dari zat terelusi yang melalui detektor. 3. Sintesis, Karakterisasi kopolimer, Kopolimerisasi, Stiren, Poli(3Permeasi Gel (KGP).

hidroksibutirat) Polimer sintetik misalnya polistiren telah banyak diproduksi, umumnya digunakan untuk material pembungkus. Tidak seperti polimer alam, polimer sintetik ini tidak dapat didekomposisi oleh mikroorganisme yang ada di lingkungan sehingga menimbulkan permasalahan bagi lingkungan. Pembuatan kopolimer dari polimer sintetik dengan polimer alam merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Pada penelitian kali ini, kopolimer blok telah

dibuat melalui kopolimerisasi antara monomer stirena dan poli(3-hidroksibutirat) dengan menggunakan benzoil peroksida sebagai inisiator. Hubungan antara struktur dan sifat-sifat kopolimer hasil sintesis dianalisis menggunakan GPC (Gel Permeation Chromatography). a. Kromatografi gel cukup berguna untuk mendapatkan informasi awal tentang cuplikan yang belum diketahui, terutama cuplikan yang mengandung polimer. Gambar 80 adalah contoh pemisahan awal dari suatu perekat. Disini bagian utama cuplikan adalah polimer PVA yang larut karena adanya surfaktan. Kedua surfaktan itu dapat dipisahkan dan kemudian dikarakterisasi dengan spectrometer inframerah. 5. Analisa bobot molekul alginate dengan metode kromatografi permeasi gel Salah satu kaakterisasi yang menunjukkan kualitas polisakarida adalah bobot molekul. Dalam penelitian ini, bobot molekul polisakarida alginat ditentukan dengan metode kromatografi permeasi gel. Hasilanalisa boboy molekul natrium alginat yang diisolasi dari sargasum polycystum adalah 120704 dan 183880 g/mol. Dari sargasum crassifolium 120704 dan 188231 g/mol sedangkan dari Sargassum plagiophylium 119300 dan 194951 g/mol. Berdasarkan data bobot molekul natrium algianate yang disolasi dari jenis Sargassum plagiophylum mempunyai bobot molekul yang lebih tinggi. Sebelum dilakukan analisa dengan kromatografi cair kinerja Tinggi sistem gel permeasi, terlebih dahulu sampel natrium alginat dan standar alginat dipreparasi yaitu dengan melarutkannya ke dalam dimetil sulfoksida dengan konsentasi 0,1% masing masing sampel diinjeksi dengan 10 ml. Prinsip dasar dari pemisahan kromatogafi ini adalah berdasarkan perbedaan ukuran ukuran molekulnya dan yang dipengaruhi ole gaya gravitasi dan absorpsi oleh fasa diam yang terbuat dari gel organik. Semakin besar molekul suatu polimer akan semakin cepat terpisahkan. Hasil spektra pemisahan

kromatografi dari natrium alginat ang diisolasi dari ketiga jenis mikro alga adala sebagai berikut:

Spektra standar natrium algianat adalah 3,0828 dan 3,290 menit. Munculnya 2 puncak pada spektum pemisahan dengan kromatografi gel permeasi disebabkan Terpecahnya rantai natrium alginat. Proses pengendapan, penyaringan, pemanasan dan preparasi menyebabkan rantai alginat terpecah menjadi fraksi molekul yang bobot molekulnya lebih rendah sehingga memungkinkan terjadinya penristribusian bobot. Hal ini dapat terjadi karena alginate merupakan poli ionic dan polidispersi Dengan metode kurva kalibrasi standar maka akan didapat bobot molekul sample. Dalam hal ini waktu tambat berbanding terbalik dengan logaritma dari berat molekul polisakarida.

PENUTUP A. KesimpulanGPC memisahkan berdasarkan ukuran atau volume hydrodynamic (radius putaran) dari analit. Ini berbeda dari teknik pemisahan yang lainnya dimana teknik lain tergantung pada interaksi fisik atau kimia untuk memisahkan analit. Sebagai teknik pemisahan GPC memiliki banyak keuntungan. Pertama, ia memiliki cukup waktu yang ditetapkan pemisahan karena ada elution akhir volume untuk semua unretained analit. Selain itu, GPC dapat memberikan band sempit, walaupun ini aspek GPC lebih sulit untuk sampel polimer yang memiliki luas kisaran molecular weights hadir. . Akhirnya, karena tidak berinteraksi analit kimia atau fisik dengan kolom, ada yang lebih rendah kesempatan kehilangan analyte untuk terjadi.Untuk menyelidiki contoh properti dari polimer khususnya, GPC bisa sangat menguntungkan. GPC menyediakan lebih nyaman metode penentuan bobot molekular dari Polimer. Bahkan sebagian besar sampel dapat dianalisis secara menyeluruh dalam satu jam atau kurang.. Metode lain yang digunakan di masa lalu adalah pecahan ekstraksi dan pecahan hujan. Karena proses yang cukup intensif tenaga kerja dan bobot molekular massa Distro biasanya tidak dianalisis.Oleh karena itu, GPC telah diizinkan untuk cepat dan relatif mudah perkiraan bobot molekular dan distribusi untuk polimer sampel Namun terdapat kelemahan ke GPC. Pertama, terdapat sejumlah puncak yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat dari skala GPC berjalan. Selain itu, sebagai suatu teknik GPC membutuhkan sedikitnya sekitar 10% perbedaan berat molekul yang wajar untuk resolusi puncak terjadi. Dalam hal Polimer, molekular massa yang sebagian besar dari rantai akan terlalu dekat untuk GPC pemisahan untuk menampilkan sesuatu yang lebih luas daripada puncak. Another disadvantage of GPC for polymers is that filtrations must be performed before using the instrument to prevent dust and other particulates from ruining the

columns and interfering with the detectors. Lain yang merugikan GPC untuk filtrations Polimer yang harus dilakukan sebelum menggunakan instrumen untuk mencegah debu dan lainnya particulates ruining dari kolom dan campur dengan kabel. Walaupun berguna untuk melindungi untuk instrumen, pra-penyaringan dari sampel memiliki kemungkinan menghapus tinggi berat molekul sampel sebelum dapat dimuat pada kolom. Kromatografi gel memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya: 1. pita-pita sempit. 2. waktu pemisahan pendek. 3. waktu pemisahan mudah diramalkan. 4. Harga Tr sesuai dengan ukuran cuplikan. 5. tidak terjadi kehilangan cuplikan atau reaksi selama pemisahan. 6. hanya terjadi sedikit masalah dalam deaktivasi kolom. Kromatografi gel juga memiliki kelemahan:

kapasitas terbatas. tidak dapat digunakan untuk cuplikan yang mempunyai ukuran hampir sama. prinsip pemisahan tidak seperti kromatografi lain.

Daftar Pustaka Sudjadi, 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta: Fakultas Fadmasi UniversitasGajah Mada Underwood. 2005. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga http://www.waters.com/waters_website/applications/polymer/gpc_chem.htm