24479820 perkembangan peserta didik(1)

26
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan, perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa (Siti Rahayu). Pertumbuhan dan perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai pada tingkat tertentu (Langeveld). Konsep pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi saling bergantung satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk memperjelas penggunaannya (Sunarto, 1999). Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan, bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang (Diah Puji, 2009). Fase perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.

Upload: dipta-kusuma-r

Post on 24-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

azzzzzzzzzzzzzzzzzzs

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pertumbuhan, perkembangan seseorang berlangsung sejak dilahirkan sampai

    dengan mati. Memiliki arti kuantitatif atau segi jasmani bertambah besar bagian-bagian

    tubuh. Kualitatif atau psikologis bertambah perkembangan intelektual dan bahasa

    (Siti Rahayu).

    Pertumbuhan dan perkembangan dicakup dalam kematangan. Manusia disebut

    matang jika fisik dan psikisnya telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan

    sampai pada tingkat tertentu (Langeveld).

    Konsep pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara interpendensi

    saling bergantung satu sama lain. Tidak bisa dipisahkan tetapi bisa dibedakan untuk

    memperjelas penggunaannya (Sunarto, 1999).

    Perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh adanya pertumbuhan jika

    seorang individu mengalami pertumbuhan yang baik maka perkembangan akan baik

    pula. Pernyataan ini berbanding lurus dengan H.M. Arifin tentang perkembangan,

    bahwa perkembangan diprasyarati oleh adanya pertumbuhan, oleh karena itu

    pertumbuhan sangatlah mendukung perkembangan seseorang (Diah Puji, 2009).

    Fase perkembangan individu tidak terlepas dari proses pertumbuhan individu itu

    sendiri. Perkembangan pribadi individu meliputi beberapa tahap atau periodisasi

    perkembangan, antara lain perkembangan berdasarkan analisis Biologis, perkembangan

    berdasarkan Didaktis, perkembangan berdasarkan psikologis.

  • 2

    Fase perkembangan Biologis merupakan perubahan kualitatif terhadap struktur

    dan fungsi-fungsi fisiologis atau pembabakan berdasarkan keadaan atau proses

    pertumbuhan tertentu. Fase perkembangan dedaktis dapat dibedakan menurut dua sudut

    tujuan, yaitu dari sudut tujuan teknis umum penyelenggara pendidikan dan dari sudut

    tujuan teknis khusus perlakuan pendidikan. Fase perkembangan psikologis merupakan

    pribadi manusia dimulai sejak masa bayi hingga masa dewasa.

    Aspek aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi,

    bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan

    pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan

    kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada

    umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu

    memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai

    setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk

    berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan

    melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan

    kepercayaan yang dianut oleh individu.

    Untuk efisiensi waktu, maka penulis membatasi penulisan ini pada

    perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek moral. Masa remaja merupakan

    segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan

    masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat

    (Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996). Apabila gagal dalam

    tugas perkembangannya, dalam mengembangkan rasa identitasnya. Maka remaja akan

  • 3

    kehilangan arah. Dampaknya remaja akan mengembangkan perilaku menyimpang

    (telinquent) melakukan kriminalitas atau menutup diri (mengisolasi diri) dari

    masyarakat karena tidak menduduki posisi yang harmonis dalam masyarakat. Seperti

    pada kasus Nico Putra, pelajar SMU Swasta di Jl. Ngaglik (Koran Surya, Minggu 23

    Nopember 2008). Nico adalah otak penjambretan yang berperan memilih calon mangsa

    sekaligus pelaksana perampasan tas para korban yang semuanya perempuan. Hereditas

    atau keturunan serta lingkungan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

    perkembangan. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap kasus Nico Putra adalah

    faktor lingkungan. Lebih spesifik lagi lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan

    sosial teman sebaya atau teman dalam pergaulan. Faktor utama yang menentukan daya

    tarik hubungan interpersonal diantara para remaja pada umumnya adalah adanya

    kesamaan dalam minat, nilai-nilai, pendapat dan sifat-sifat kepribadian.

    Berdasarkan hal diatas maka penulis menganalisis dalam judul makalah

    Analisis Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA.

    B. Rumusan Masalah

    Dalam penulisan makalah ini penulis ingin mengetahui :

    1. Bagaimanakah deskripsi perkembangan peserta didik fase remaja?

    2. Bagaimanakah analisis kasus perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek

    moral?

    3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan peserta didik fase remaja

    SMA aspek moral?

  • 4

    4. Bagaimanakah dampak hasil perkembangan peserta didik fase remaja SMA aspek

    moral?

    C. Tujuan Penulisan

    Dengan memperhatikan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan

    masalah adalah :

    1. Untuk mengetahui deskripsi perkembangan peserta didik fase remaja.

    2. Untuk mengetahui analisis kasus perkembangan peserta didik fase remaja SMA

    aspek moral.

    3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan peserta

    didik fase remaja SMA aspek moral.

    4. Untuk mengetahui dampak hasil perkembangan peserta didik fase remaja SMA

    aspek moral.

  • 5

    BAB II

    PEMBAHASAN MAKALAH

    A. Deskripsi Umum Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja

    1. Konsep tentang Perkembangan

    Psikologi perkembangan merupakan cabang psikologi yang mempelajari

    perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang proses perkembangan individu

    dari mulai masa konsepsi sampai mati.

    Seseorang yang mempelajari psikologi perkembangan berarti sedang

    mempelajari proses perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Ada dua hal

    yang penting dalam perubahan psikologi perkembangan, yaitu pertumbuhan

    (growth) dan perkembangan (development) (Dariyo, 2007: 19).

    Berdasarkan pengertian diatas, penulis merangkaikan pengertian

    perkembangan secara umum sebagai suatu proses perubahan menuju kesempurnaan.

    Perkembangan berkaitan dengan perubahan kuantitatif dan kualitatif yang terjadi

    pada individu yang tidak dapat diulang, bersifat progresif teratur dan berlangsung

    secar bertahap serta terdiri dari beberapa fase (bayi, balita, anak, remaja, dewasa,

    tua). Adapun tujuan perkembangan adalah pencapaian kemampuan, upaya menjadi

    orang yang baik secara fisik dan mental.

    2. Fase Perkembangan Remaja

    Karena remaja sulit didefinisikan secara mutlak, maka penulis

    mendefinisikan pengertian remaja dari sudut pandang batasan remaja menurut

    WHO. Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu

  • 6

    berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual

    sekundernya (fisik) sampai saat ia mencapai kematangan seksual serta mengalami

    perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.

    Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada

    keadaan yang relatif lebih mandiri (Muangman, yang dikutip oleh Sarlito, 1991: 9).

    Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan

    remaja. Pertumbuhan badan menjadi lebih tinggi dan panjang, mulai berfungsinya

    alat reproduksi (ditandai dengan haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada

    anak laki-laki) serta tanda-tanda seksual sekunder yang mulai tumbuh.

    Secara umum batasan usia remaja adalah sekitar 13 21 tahun. Masa remaja

    menghadapi kondisi pencarian identitas. Remaja berusaha untuk menjelaskan siapa

    dirinya, apa peranannya di masyarakat dan cenderung merasa tidak puas dengan

    keberadaan dirinya, sehingga berusaha untuk menarik perhatian dari lingkungan.

    Diantara remaja yang sukses dan berprestasi ada beberapa remaja yang

    melewati masa remajanya dengan tidak sukses, dengan kata lain remaja bermasalah.

    Remaja bermasalah tidak mampu menyaring berbagai pengaruh buruk lingkungan

    di sekitarnya. Disinilah peran orang tua sebagai pendidik utama perlu mengerti dan

    memahami proses tumbuh kembang anak remajanya sehingga dapat berperan aktif

    untuk membimbing, mengarahkan dan mengantarkan mereka ke posisi yang

    harmonis dalam masyarakat menuju puncak kebahagiaan.

  • 7

    Aspek aspek perubahan pada fase remaja :

    a. Aspek fisik

    Meliputi perubahan hormonal :

    - Fungsi reproduksi

    - Ciri seksual sekunder

    - Perubahan fisik (tidak seimbang)

    - Perubahan suara

    - Peningkatan energi

    b. Aspek psikologis

    - Meningginya dorongan perasaan kaku atau ego, sehingga cenderung

    menentang terhadap otoritas, senang protes, membangkang, mengkritik,

    egois dan egosentris.

    - Emosi mudah meluap, perasaan diri merasa super

    - Konflik emosional, suasana hati mudah berubah

    - Mencari identitas atau jati diri, senang tampil beda, suka mode, mulai

    merokok, suka kebut-kebutan, membual, berpetualang

    - Meningkatnya fungsi kognisi, besar rasa ingin tahu, idealisme tinggi

    - Ketertarikan terhadap lawan jenis

    - Kebutuhan narsistik (cinta pada diri sendiri)

    3. Aspek aspek perkembangan remaja

    Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik

    maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral

    dan agama.

  • 8

    (a) Perkembangan Fisik

    Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah

    perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh

    orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif.

    Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks

    primer dan ciri-ciri seks sekunder.

    Ciri ciri seks primer :

    (1) Remaja pria

    Ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan statis pada tahun

    pertama dan kedua, kemudian pada tahun berikutnya tumbuh lebih

    lambat dan akan mencapai ukuran pada usia 20 21 tahun.

    Matangnya organ organ seks yang memungkinkan remaja pria

    yang berusia sekitar 14 15 tahun mengalami mimpi basah.

    (2) Remaja wanita

    Ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium (indung

    telur). Ovarium menghasilkan ovum dan mengeluarkan hormon-

    hormon yang diperlukan untuk kehamilan, menstruasi dan

    perkembangan seks sekunder. Pada usia 11 15 tahun, menstruasi

    pertama sering ditandai dengan sakit kepala, sakit pinggang, kadang

    kejang, lelah, depresi dan mudah tersinggung.

  • 9

    Ciri ciri sekunder

    Berikut ini adalah bagian ciri-ciri seks sekunder pada pria dan wanita.

    No Wanita Pria

    1 Tumbuhnya rambut pubik /

    kapok halus disekitar

    kemaluan dan ketiak.

    Tumbuh rambut pubik di

    sekitar kemaluan dan ketiak

    2 Bertambah besarnya buah

    dada

    Terjadi perubahan suara

    3 Bertambah besarnya pinggul Tumbuh kumis

    Tumbuh jakun

    (b) Perkembangan Psikis

    1. Aspek Intektual

    Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada

    umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang

    konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang

    hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak

    lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi,

    misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok

    sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi

    dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah.

    Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan

    individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang

    nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk

    mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.

  • 10

    2. Aspek Sosial

    Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam

    hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap

    norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu

    kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi

    kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian

    menghadapi orang lain, dan lain-lain.

    Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan

    untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik

    menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga

    mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan

    sebaya atau lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau

    percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau

    mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang

    lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan

    sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat

    beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa

    remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman

    sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain.

    Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti

    kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi

    dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

  • 11

    Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :

    Di Lingkungan Keluarga

    - Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya

    - Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)

    - Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga

    - Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau

    kelompok

    Di Lingkungan Sekolah

    - Bersikap respek dan mentaati peraturan

    - Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah

    - Menjalin persahabatan dengan teman sebaya

    - Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain

    - Berprestasi di sekolah

    Di Lingkungan Masyarakat

    - Respek terhadap hak-hak orang lain

    - Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau

    orang lain

    - Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang

    lain

    - Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan

    masyarakat.

  • 12

    3. Aspek Emosi (Afektif)

    Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa

    remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa

    remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya,

    diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi

    dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih

    berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa

    akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini

    berakhir pada masa remaja akhir (18 21 tahun).

    Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap

    mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki

    pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial

    merupakan tugas yang sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat

    dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama

    lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan

    tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan

    emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati,

    senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah)

    mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis

    dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya,

    jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua

    atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan

    tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi

  • 13

    agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang

    mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam,

    senang menyendiri, meminum miras dan narkoba).

    4. Aspek Bahasa

    Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan

    penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan,

    maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.

    Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di

    lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman

    sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa

    remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang

    berkembang di dalam kelompok sebaya.

    Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa

    asing tertentu, menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai

    filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh remaja lebih

    sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan

    menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog

    seperti ilmuwan.

    5. Aspek Moral

    Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg

    menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap

    orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan sosial.

    Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan

  • 14

    masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai

    moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu

    moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial.

    Selain itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu

    moral remaja, orang tua harus konsisten dalam mendidik anaknya,

    bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau memaksakan

    kehendak.

    6. Aspek Agama

    Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang,

    kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat

    mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan

    kualitas keabstrakan Tuhan.

    B. Analisis Kasus Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA Aspek Moral

    Nico Putra adalah siswa SMU Swasta di Jl. Ngaglik Surabaya, usianya 18 tahun

    dan menjadi otak penjambretan tas di lima lokasi di Surabaya. Dalam aksinya tersebut

    Nico dibantu oleh temannya yang usianya lebih tua darinya. Mereka adalah Eka Juni

    Prasetyo, 22 tahun dan Kukuh Yuli Prihartono, 22 tahun. Nico mengaku melakukan

    aksi kejahatan ini karena ingin dipandang sebagai orang kaya, meski faktanya dia hidup

    di tengah keluarga pas-pasan. Selain itu Nico juga mengaku ingin membuat senang

    sang pacar. Berikut ini kutipan pernyataan Nico Orang tua saya tak mampu turuti

    semua keinginan saya seperti beli ponsel, pulsa atau sepeda motor, selain itu saya juga

    ingin membuat senang pacar saya.

  • 15

    Kriminalitas atau kejahatan merupakan tindak kriminal yang dilakukan oleh

    seseorang baik direncanakan maupun tidak direncanakan.

    Kejahatan dibagi dalam beberapa jenis golongan. Adapun kejahatan yang

    dilakukan oleh Nico menurut Capelli (Pengertian Penjahat dan Jenis-Jenisnya.

    wordpress.com) adalah kejahatan karena faktor sosial dan disebut penjahat kebiasaan,

    yakni penjahat kesempatan, karena menderita kesulitan ekonomi atau fisik. Dalam

    melakukan tindakan kejahatan, Nico sadar bahwa tindakan tersebut melanggar hukum.

    Dia sudah merencanakan serta mempersiapkan kejahatannya dengan teman-temannya.

    Berikut ini adalah tabel perbandingan aspek moral dengan analisis kasus Nico.

    Ciri ciri umum moral remaja

    Fakta Hasil

    Bisa membedakan baik dan buruk

    Lebih mengenal nilai moral atau konsep

    moral (kejujuran, keadilan, kesopanan

    dan kedisiplinan)

    Penjambretan tas di

    lima lokasi

    Tidak sesuai

    C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja

    SMA Aspek Moral

    Perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

    Hereditas atau keturunan

    Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu.

    Hereditas diartikan segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimilki individu

    sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua.

  • 16

    Lingkungan

    a) Formal : lingkungan sekolah

    Yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan

    latihan, membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya.

    b) Informal : lingkungan keluarga

    Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal artinya terdapat

    pada setiap masyarakat di dunia (universe) atau suatu sistem sosial yang

    terbentuk dalam sistem sosial yang lebih besar (Sudardja Adiwikarta (1988: 66-

    67) dan Salman & Shaffer (1995: 390 391)).

    c) Nonformal : masyarakat dan teman sebaya

    Peranan masyarakat dan teman sebaya bagi remaja adalah memberikan

    kesempatan untuk belajar tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain,

    mengontrol tingkah laku sosial, mengembangkan ketrampilan dan minat yang

    relevan dengan usianya, saling bertukar perasaan dan masalah.

    Masyarakat dan teman sebaya mempunyai kontribusi yang sangat positif

    terhadap kepribadian remaja. Namun disisi lain tidak sedikit remaja yang

    berperilaku menyimpang, karena pengaruh masyarakat dan teman sebaya.

    Glueck & Glueck menemukan bahwa 98,4% dari anak-anak nakal adalah akibat

    pengaruh anak nakal lainnya dan hanya 74% saja dari anak yang tidak nakal

    berkawan dengan yang nakal (M. Arifin, 1978: 131). Itu artinya pengaruh

    masyarakat dan teman sebaya sangat dominan terhadap remaja.

    Seperti yang terjadi dalam kasus Nico, faktor masyarakat dan teman

    sebaya sangat dominan, dalam hal ini adalah pacar serta dua temannya Eka dan

  • 17

    Yuli. Karena ingin membuat sang pacar senang, maka hal tersebut yang

    dijadikan alasan oleh Nico untuk melakukan tindak kejahatan. Selain faktor

    masyarakat dan teman sebaya, alasan ekonomi juga memperkuat tindakan Nico.

    Menurut Study perbandingan yang telah dilakukan oleh Maccoby dan

    Meloyd (Sigelman & Shaffer, 1995: 196 397) bahwa orang tua kelas bawah

    atau pekerja cenderung sangat menekankan kepatuhan dan respek terhadap

    otoritas, lebih restriktif (keras) dan otoriter, kurang memberikan alasan kepada

    anak dan kurang bersikap hangat dan memberi kasih sayang kepada anak.

    Orang tua yang mengalami tekanan ekonomi atau perasaan tidak mampu

    mengatasi masalah finansialnya. Cenderung menjadi depresi dan mengalami

    konflik keluarga yang akhirnya mempengaruhi masalah remaja, seperti kurang

    harga diri, prestasi belajar rendah, kurang dapat bergaul dengan teman,

    mengalami masalah penyesuaian diri karena depresi dan agresi.

    Berikut ini adalah bagan pengaruh ekonomi terhadap kepribadian

    remaja:

    Penghasilan

    yang kecil

    Pekerjaan

    yang tidak

    stabil

    Banyak

    utang

    Menganggur

    Ekonomi

    keluarga

    morat-marit

    Ayah

    depresi

    Ibu

    depresi

    Konflik

    Perekonomian

    Terabaikannya

    gizi keluarga

    dan fungsi

    orang tua

    Remaja

    berperilaku

    nakal

  • 18

    D. Dampak Hasil Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA Aspek Moral

    Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

    dampak dari perkembangan pada Nico Putra (Nico) adalah :

    Tidak diterima oleh lingkungan sekolah ( )

    Diterima oleh lingkungan keluarga ( + )

    Tidak diterima oleh lingkungan masyarakat ( )

    Tidak diterima oleh lingkungan teman sebaya ( )

    Tabel Dampak Hasil Perkembangan

    Pembawaan Lingkungan Hasil

    + - -

  • 19

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Dari makalah ini penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

    Perkembangan fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat

    penting dan ditandai dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga

    individu tersebut bisa bereproduksi dengan baik.

    Perkembangan fase remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi: hereditas,

    lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, teman sebaya dan teman sepergaulan.

    Faktor ekonomi keluarga juga berperan penting terhadap perkembangan remaja.

    Orang tua yang mengalami tekanan ekonomi, cenderung mempengaruhi masalah

    remaja.

    B. SARAN

    Dengan mengucap syukur alhamdulillah pada Allah SWT penulis dapat

    menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tentunya masih jauh dari harapan, oleh

    karena itu penulis masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan,

    terutama dari Dosen.

    Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis, terutamanya :

    Bagi remaja hendaknya mengetahui dan mempelajari tugas-tugas perkembangan

    dengan baik. Sehingga bisa menerapkan tugas-tugas perkembangan tersebut dengan

    sebaik-baiknya.

  • 20

    Bagi orang tua, hendaknya mengontrol tugas-tugas perkembangan anak yang belum

    diselesaikan dan membimbing, mengarahkan serta mengantarkan ke arah yang lebih

    positif.

    Orang tua dan guru membantu menyelesaikan tugas perkembangan sehingga

    mencapai proses menjadi, yakni menjadi lebih baik dan lebih sempurna.

    Masyarakat hendaknya menjadi kontrol sosial bagi para remaja yang mengalami

    degradasi moral.

  • 21

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustiani, Hendriati. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Refika Aditama.

    Dariya, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung.

    Sunarto dan Hartono, Agung. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka

    Cipta.

    Syaodi Sukmadinata, Nana. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.

    Rosdakarya.

    www.wordpress.com. November 26, 2008. Faktor Kriminalitas Meningkatkan Angka

    Kematian di Indonesia.

    Yusuf LN, Syamsul 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT.

    Remaja Rosdakarya.

  • 22

    MAKALAH

    ANALISIS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

    FASE REMAJA SMA

    Dosen Pembimbing :

    Dra. Diah Puji Nali Brata, M.Si.

    Disusun Oleh :

    GRACE VENTY HUDYAHRINI

    NIM. 087120

    SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

    JOMBANG

    2009

    i

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehinggga penulis dapat menyelesaikan

    makalah ini dengan baik.

    Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan keharibaan Rasulullah SAW sebagai

    Nabi akhir zaman yang menyempurnakan agama Islam.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Diah Puji Nali Brata, M.Si.,

    selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (PPD) yang telah

    memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga penulis mampu

    menyelesaikan makalah ini.

    Makalah ini disusun berdasarkan literatur-literatur yang ada. Memang tak ada

    gading yang tak retak, namun penulis berharap semoga isi dari makalah ini dapat dipahami

    dan memberikan manfaat kepada kita semua. Oleh karena itu, penulis membuka kritik dan

    saran yang membangun untuk para pembaca, guna menyempurnakan makalah ini.

    Jombang, Juni 2009

    ttd

    Penulis

    ii

  • LAMPIRAN

  • LAMPIRAN

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

    C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 4

    BAB II PEMBAHASAN MASALAH

    A. Deskripsi Umum Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja ................... 5

    1. Konsep tentang Perkembangan ........................................................... 5

    2. Fase Perkembangan Remaja ................................................................ 5

    3. Aspek-Aspek Perkembangan Remaja ................................................ 7

    B. Analisis Kasus Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA

    Aspek Moral .............................................................................................. 14

    C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik Fase

    Remaja SMA Aspek Moral ...................................................................... 15

    D. Dampak Hasil Perkembangan Peserta Didik Fase Remaja SMA

    Aspek Moral ............................................................................................. 18

    BAB III PENUTUP

    A. Simpulan .................................................................................................... 19

    B. Saran ......................................................................................................... 19

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 21

    LAMPIRAN

    iii