2.3 persamaan keadaan gas nyata
DESCRIPTION
2.3 Persamaan Keadaan Gas Nyata. Pada tahun 1873 Van der Waals, seorang fisikawan bangsa Belanda menjabarkan persamaan gas nyata sebagai berikut. a dan b disebut tetapan Van der Waals. 2.5a. Untuk 1 mol. 2.5b. Untuk n mol. Tabel 2.1 Tabel Tetapan Gas. Persamaan Beattie-Bridgeman. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
2.3 Persamaan Keadaan Gas Nyata
Pada tahun 1873 Van der Waals, seorang fisikawan bangsa Belanda menjabarkan persamaan gas nyata sebagai berikut
2.5aRTbvvap
)(2
2.5bnRTnbVVanp
)(2
2Untuk n mol
Untuk 1 mola dan b
disebut tetapanVan der Waals
Tabel 2.1 Tabel Tetapan Gas
zat a, (J.m3.kmol-
2)(x 103 )
b, (m3.kmol-1)
He 3,44 0,0234H2 24,80 0,0266O2 138,00 0,0318CO2 366,00 0,0429H2O 580,00 0,0319Hg 292,00 0,0055
Persamaan Beattie-Bridgeman Merupakan modifikasi dari persamaan Virial
dengan
Ao, a,Bo, b dan C adalah tetapan yang berbeda untuk setiap gas
22 )()1(vABv
vRTp
22 )()1(vABv
vRTp
A = Ao(1- a/v) 2.8B = Bo(1-b/v) 2.9 = C/vT3 2.10
2.7
2.4 Bidang p-v-T Gas Sempurna
Jika Variabel p, v, dan T pada persamaan keadaan gas sempurna digambarkan pada tiga sumbu saling tegak lurus diperoleh bidang keadaan gas sempurna
p
v
T
isobarikisometrik
T
p
Proses isokorik
v1
v2v3
Proses Isotermal
p
v
T1
T2
T3
pv = RT = C p = R/v T = CT
p1
p2
p3
T
v
Proses isobarik
v = R/p T = CT
2.5 Bidang p-v-T Gas Nyata
Gas nyata memiliki sifat: Molekul molekul tarik menarik dan mempunyai
volume Dapat menjadi cair dan padat Hukum-hukum Boyle dan Gay-Lussac hanya
diikuti oleh gas nyata secara pendekatan, yaitu pada tekanan rendah jauh dari keadaan cairnya
Perbedaan sifat gas sempurna dengan gas nyata tampak jelas pada diagram p-v-T atau prpses Isotermal
Proses Isotermal
p
v
T1
T2
T3
a. Gas Sempurna
b. Gas Nyata
T1
v
T2
Tk
T3
p
◦K
b
b
c
c
a
a
Gas nyata ketika tekanan masih rendah, (volume besar), pemampatan juga diikuti oleh kenaikan tekanan seperti pada gas sempurna
( garis a-b) Setelah itu walaupun volume diperkecil
tekanan tidak berubah, garis b-c disebut garis koeksistensi cair-gas, yaitu fase cair dan gas (uap) dapat berada bersama.
Di titik b mulai terbentuk cairan dan di titik c semua uap telah menjadi cair
Pemampatan selanjutnya akan diikuti kenaikan tekanan yang besar
Jika proses ini diulangi pada suhu T2> T1 maka garis b-c menjadi lebih pendek, dan pada suhu tertetu (suhu kritis (Tk) garis koeksistensi menjadi nol. Tekanannya diberi simbol pk dan volumenya vk.
Di atas suhu kritis gas nyata tak dapat dicairkan dengan cara dimampatkan. Dan gas nyata mengikuti dengan baik Hukum Boyle.
Tabel 2.2 Data titik tripel
Zat Suhu (K) Tekanan (Torr)
Helim 2,186 38,300Hidrogen 13,840 52,800Deutrium 18,480 128,800Neon 24,630 324,000Nitrogen 63,180 94,000Oksigen 54,360 1,140Amonia 195,400 45,570Karbon dioksida
216,550 388,000
Sulfur dioksida
197,680 1,256
Air 273,160 4,580
Tabel 2.3 Tetapan kritisZat Tk (K) pk x 10
5(Pa)vk (m3/kmol)
Helim-4 5,25 1,16 0,0578Helium-3 3,34 1,15 0,0726Hidrogen 33,34 12,80 0,0650Nitrogen 126,20 33,60 0,0901Oksigen 154,80 50,20 0,0780Amonia 405,50 111,00 0,0725Freon -12 384,70 39,70 0,2180Karbon dioksida
304,80 73,00 0,0940
Sulfur dioksida
430,70 77,80 0,1220
Air 647,40 209,00 0,0560Karbon disulfida
552,00 78,00 0,1700
TETAPAN GAS VAN DER WAALS
Grafik persamaan Van der Waals untuk beberapa suhu adalah:
v
Tk
T3p
◦K
0
T2
T1RTbvvap
)(2
Bila ruas kiri dan kanan dikalikan dengan v2/p diperoleh
pvRTbv
pav
22 )(
023
pabv
pav
pRTpv
023
pabv
pav
pRTpv
023
pabv
pav
pRTbv
Persamaan ini mempunyai tiga akar v1, v2, dan v3
Pada suhu kritis Tk ketiga akar berimpit dan tekanan yang bersangkutan adalah tekanan kritis pk, sehingga persamaannya menjadi
023
pkabv
pkav
pkRTkbv
a
b
c
Mempunyai tiga akar nyata yang sama yaitu vk
Persamaan derajat tiga dalam v yang ketiga akarnya sama dengan vk adalah
(v- vk) 3 = v3 – 3vkv2 + 3 vk2v – vk
3 = 0 … d
Kedua persamaan c dan d adalah identik sehingga koefisien yang bersangkutan dapat disamakan
I. 3vk =b + RTk/pk II. 3vk
2 = a/pk III. vk
3 = ab/pk
Dari ketiga persamaan ini dapat diperoleh:
vk = 3b eTk = 8a/ (27 bR) fpk = a/(27 b2) g(pkvk)/Tk = (3/8) R hMenurut persamaan (h) RTk/(pkvk) =
8/3 =2,67
Hasil eksperimen beberapa gas diperoleh ;
He = 3,13 CO2 = 3,49 H2 = 3,03 C6H6 = 3,76
Dari persmaan Vk = 3b atau vk/b = 3 Sedangkan dari hasil eksperimen
diperoleh A = 1,41 CO2 = 1,86 H2 = 2,8 O2 = 1,89
Contoh soal 2.1 Berapakah tekanan yang ditimbulkan oleh 3
gram gas nitrogen di dalam bejana yang voluenya 5 liter pada suhu 17 oC. Diketahui bobot molekul nitrogen 28 dan diangap sebagai gas sempurna.Nyatakan satuannya dalam atmosfer dan pascal.
Jawab Diketahui m = 3 gram, T = (17 + 273,15 ) K = 290,15 K V = 5 ltr, M = 28 gram/mol = 28 kg/kmol P = ……. atm p = ………….Pa Penyelesaian pV = (m/M) RT …………..p = (m/M) RT /V = (3 gram/ 28 gram mol-1)( 0,082 ltr atm mol-1 K-
1)(290,15)/5 ltr = 0,51 atm
pV = (m/M) RT …………..p = (m/M) RT /V
= (3 gram/ 28 gram mol-1)( 8,314 J mol-1 K-1) (290,15)/5x10-3 m3
= 51692.3 Pa
Contoh Soal 2.2 Sebuah bejana volumenya 2 liter dilengkapi
dengan kran, berisi gas oksigen pada suhu 300 K dan tekanan 1 atm. Sistem dipanasi hingga menjadi 400 K dengan kran terbuka. Kran lalu ditutup dan bejana dibiarkan mendingin kembali sampai suhu semula. Hitunglah:
a. tekanan akhir? Berapa gram oksigen yang masih tertinggal
dalam bejama? Penyelesaian
O2 O2 O2
1 2 3
Diketahui: Keadaan (1) Keadaan (2)
Keadaan (3) P1 = 1 atm p2 = 1 atm p3 =? V1 = 2 liter V2 =2 liter V3 =
2 liter T1 = 300 K T2 = 400 K T3 =
300 K Proses (1) ke keadaan (2) Proses pemanasan dengan kran terbuka
(tekanan tetap). Perubahan volume bejana dapat diabaikan.a. Keadaan (2) dan (3) mempunyai massa yang
sama, karena waktu mendigin kran ditutup.Pada keadaan (2) dan (3) berlaku persamaanp2V2 = (m/M)RT2 dan p3V3 = (m/M)RT3
Persamaan pertama dibagi persamaan kedua menghasilkan :
p2/p3 = T2/T3, ingat V2 = V3 = 2 liter atau p3 = (T2/T3) p2 = (300 K/400 K)x 1 atm
= 0,75 atmb. Untuk mencari massa yang masih
tertingal dalam bejana dapat menghitung dari keadaan (2) atau (3).Misalnya kita pilih keadaan (3)
p3V3 = (m/M) RT3 atau m = p3V3 M/(RT3) = (0,75 atm)(2 liter)(32 gram mol-1)/(0,082 liter .atm mol -1 K-1x 300K)
m = 1,95 gram
2-3 Suatu gas ideal terdiri dari 4 mole, mula-mula tekanannya 2 atm. Dan volumenya 0,1 m3. Gas dipanaskan pada volume konstan (isometrik) sehingga tekanannya menjadi 2 kali tekanan semula. Kemudian gas diekspansikan pada temperatur konstan (isotermal) hingga tekanannya kembali ke tekanan mula-mula, kemudian gas dikompresikan pada tekanan konstan hingga volumenya kembali ke volume mula-mula.
(a) Gambarkan proses tersebut pada diagram
p-V, p-T, dan V-T (b) Tentukan temperatur akhir proses isometrik
Jawaban 2-3a
1
2
3
p
VV1= V2 V3
P1=p3
p2
T
p
1
2
3p1
p2
T1 T2=T3
T
V
1 2
3
V1
V2
T1 T2= T3
b) n = 4 mol, V1 = V2 = 0,1 m3 = 100 ltr p1 = 2 atm R = 0,082 ltr atm mol-1K-1
p2 = 4 atm Keadaan 1 p1V1 = nRT1 atau T1 = p1V1/nR T1 = (2 atm x 100 lte)/(4 mol x 0,082
ltr.atm mol-1 K-1 ) = 609 ,76 K Proses 1 ke 2 (isometrik) p1/T1 = p2/T2 …… T2 = p2T1/p1 = 2p1.T1/p1
T2 = 2 T1 = 2x 609,76= 1219,5 K