(2) pemeriksaan klinik peny jantung

28
PEMERIKSAAN KLINIK PENYAKIT JANTUNG AGUS SUBAGJO Lab-SMF Ilmu Penyakit Jantung RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR S U R A B A Y A

Upload: alan-rahadian

Post on 29-Dec-2014

49 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

saffaf

TRANSCRIPT

PEMERIKSAAN KLINIKPENYAKIT JANTUNG

PEMERIKSAAN KLINIKPENYAKIT JANTUNG

AGUS SUBAGJO

Lab-SMF Ilmu Penyakit JantungRSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR

S U R A B A Y A

Sensasi seperti sesak nafas hiperventilasi Pernafasan cheyne-stokes

KELUHAN UTAMA

1. Sesak Nafas Sesak nafas waktu aktifitas (Dyspnea on

Effort/ Exertional Dyspnea) Paroxysmal nocturnal dyspnea Orthopnea

KELUHAN UTAMA

1. Sesak Nafas Sesak nafas waktu aktifitas (Dyspnea on

Effort/ Exertional Dyspnea) Paroxysmal nocturnal dyspnea Orthopnea

I. ANAMNESA/RIWAYAT PENYAKITI. ANAMNESA/RIWAYAT PENYAKIT

Bukan Sesak Nafas

KELUHAN UTAMA

2. Nyeri Dada Bisa dari jantung

Berasal dari luar jantung– Sistim respirasi– Sistim neuromuskuler– Sistem skeletal– Kelainan psikiatri– Sistim G.I.T bagian atas

KELUHAN UTAMA

2. Nyeri Dada Bisa dari jantung

Berasal dari luar jantung– Sistim respirasi– Sistim neuromuskuler– Sistem skeletal– Kelainan psikiatri– Sistim G.I.T bagian atas

- Penyakit jantung koroner

- Aorta stenosis- Perikarditis akut- Diseksi Aneurisma

Aorta

KELUHAN UTAMA

3. Palpitasi

4. Pingsan / syncope

5. Batuk darah

6. Rasa capai & lemah

7. Klaudikasio intermiten

8. Bengkak / sembab / edema

9. Sianosis

KELUHAN UTAMA

3. Palpitasi

4. Pingsan / syncope

5. Batuk darah

6. Rasa capai & lemah

7. Klaudikasio intermiten

8. Bengkak / sembab / edema

9. Sianosis

PEMERIKSAAN FISIKA. INSPEKSI UMUMB. PEMERIKSAAN NADI

- Frekuensi - < 60 x/menit – Bradikardia - > 100 x/menit – Takhikardia

- Irama :- teratur- tidak teratur- sama sekali tidak teratur

- Pengisian / amplitudo0 = tidak teraba1+ = melemah2+ = normal3+ = hiperaktif4+ = pulsasi berlebihan

- Elastisitas- Kualitas Khusus

C. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH- Palpasi- Auskultasi

D. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS

Internal jugular Sternal angle

Right atrium

Jugular venous pressure cannot be Measured (In surpine patient)

Jugular venous pressure is 7 cm of water

Meniscus12 cm 5 cm

5 cm5 cm

E. PEMERIKSAAN JANTUNG

1. Inspeksi

- Deformitas

- Pulsasi normal

- Pulsasi abnormal

2. Palpasi

3. Perkusi

4. Auskultasi

SUPERIORSUPERIORVENA CAVAVENA CAVA

AORTIC VALVEAORTIC VALVE

TRICUSPID VALVETRICUSPID VALVE

PULMONARYPULMONARYARTERYARTERY

PULMONARY VALVEPULMONARY VALVE

LEFT ARTERIALLEFT ARTERIALAPPENDIXAPPENDIX

MITRAL VALVEMITRAL VALVE

5th RIB5th RIBRVRV

LVLV

RARA

AORTAAORTA

1. Stenoclavicular area2. Aortic Area3. Pulmonic Area4. Right Ventricular Area

3322

EE

55

11

44

66

5. Apical Area6. Epigastric Area7. Ectopic Areas (location variable)

4. Auskultasi :

Tehnik auskultasi : Penderita sebaiknya relaxed dan comfortable Ruangan sebaiknya sunyi Stetoskop : - bagian telinga harus tepat untuk telinga dan tidak sakit, perhatikan arah pemasangannya

- saluran karet harus berdinding tebal dan panjangnya 30-40 cm

- ujung harus mempunyai : - bell – untuk suara/bising

bernada rendah - diaphragma – untuk

suara/bising bernada tinggi

4. Auskultasi :4. Auskultasi :

Seluruh prekordium harus diauskultasi.

Ada 4 daerah yang harus mendapat perhatian khusus, ialah :

RAI II kanan untuk auskultasi katub aorta RAI II kiri untuk auskultasi katub pulmonal RAI IV-V untuk auskultasi katub tricuspid Apeks kordis untuk auskultasi katub mitral

Daerah-daerah ini sebetulnya tidak sesuai dengan letak anatomis dari katub-katub.

Perubahan posisi tubuh kadang-kdang diperlukan untuk dapat mendengar lebih jelas, ialah :

Terlentang miring ke kiri untuk suara/bising katub mitral Duduk membungkuk ke depan untuk suara/bising katub

aorta

Suara-suara jantung : S1 :

Terjadi waktu katub M/T menutup M1 mendahului dan lebih keras dari T1 Nadanya rendah – gunakan bell Sinkron dengan pulsasi di apeks kordis / aa. Karotis S1 mengeras apabila katub mitral terbuka lebar pada saat sistolik :

Mitral stenosis dengan irama sinus normal Keadaan dengan high output (anemia, hipertiroidi, dsb) Interval PR mendadak

S1 melemah apabila katub mempunyai kesempatan untuk bergerak ke arah menutup sebelum sistolik

AV block derajat I (interval PR memanjang) Bradikardia dengan diastolik yang lama

S1 bervariasi apabila posisi katub berubah-ubah dari denyut ke denyut : AV block total Fibrilasi atrium

Suara-suara jantung : S2 :Suara-suara jantung : S2 :

Terjadi waktu katub A/Po menutup, nada tinggi -- diafragma A2 mendahului dan lebih keras dari P2

Fixed splitting (mendua). (splitting terdengar waktu inspirasi dan ekspirasi) – didapatkan pada ASD (Atrial Septal Defect)

Paradoxical splitting (splitting terdengar lebih jelas waktu ekspirasi), oleh karena P2 mendahului A2.

Aortic stenosis LBBB (Left Bundle Branch Block) PDA (Patent Ductus Arteriousus)

Wide splitting oleh karena keterlambatan right ventricular ejection atau left ventricular ejection yang terlalu cepat :

Mitral regurgitation / insufficiency RBBB (Right Bundle Branch Block) Pulmonic stenosis ASD (Atrial Septal Defect), Juga terdapat fixed splitting

Splitting yang normal disebut physiologic splitting

Suara-suara jantung :

S3 :

Suara-suara jantung :

S3 :

Terjadi pada akhir pengisian cepat dari ventrikel, bernada rendah

Paling jelas di apeks kordis Fisiologis pada anak-anak dan dewasa Patologis pada orang dewasa muda, menandakan

adanya gagal jantung, amyloidosis, myocardiopa-thy atau myocarditis

Irama yang terjadi oleh karena adanya S3 disebut irama gallop protodiastolik / ventrikuler

Suara-suara jantung : S4 :Suara-suara jantung : S4 :

Terjadi oleh karena distensi ventrikel yang dipak-sakan akibat dari kontraksi atrium

Paling jelas terdengar pada apeks kordis Fisiologis bila didapatkan pada anak-anak Patologis bila didapatkan pada orang dewasa yang

biasanya oleh karena pressure overload seperti aortic stenosis/pulmonic

Irama yang terjadi oleh karena adanya S4 disebut irama gallop presistolik/atrial

S3 dan S4 dapat didengar sebagai satu suara apa-bila terjadi takhikardia, irama yang terjadi disebut irama gallop summasi.

MURMUR (BISING) JANTUNG Karena adanya turbulensi dan pembentukan

gelembung dalam sistem sirkulasi

Mekanismenya

- Perbedaan tekanan

- Bising normal – peningkatan aliran darah

Setiap bising dideskripsi sbb. :

1. Fase

2. Lokasi

3. Intensitas

4. Nada

5. Lama

6. Kualitas

a. Short duration

Early systolic

Early diastolic

Late systolic

Late diastolic (presystolic)

b. Medium duration

Midsystolic

Middiastolic

c. Long duration

Holosystolic

Holodiastolic

Continuous

Untuk memperjelas bising jantung atau suara jantung diperlukan intervensi atau maneuver khusus :

1. Respirasi2. Valsava maneuver3. Perubahan posisi4. Latihan fisik (contoh : sustained handgrip isometric

exercise, dsb)5. Perubahan kecepatan/irama denyut jantung (contoh :

carotid sinus massage, dsb)6. Intervensi farmakologi (inhalasi amyl nitrite atau

pemberian vasokonstriktor I.v seperti phenylephrine, norepinephrine, methoxamine, mephentermine, dsb.)

7. Transient arterial occlusion : dengan menaikkan tensimeter >20 mmHg diatas tekanan sistolik.

Pemeriksaan dibidang jantung meliputi :

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik

3. Elektrokardiogram

4. Penerawangan / Foto dada

5. Pemeriksaan Non-Invasive : ekhokardiogram, kardiologi nuklir, dsb

6. Pemeriksaan Invasive : kateterisasi jantung, angiokardiografi