129555326 refrat hepatitis a

30
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh banyak hal namunyang terpenting diantaranya adalah karena infeksi virus-virus hepatitis.Virus-virus ini selaindapat memberikan peradangan hati akut, juga dapat menjadi kronik.Hepatitis kronik dibedakan dengan hepatitis akut apabila masih terdapat tanda-tanda peradangan hati dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan. Virus-virus hepatitis penting yangdapat menyebabkan hepatitis akut adalah virus hepatitis A (VHA), B (VHB), C (VHC) dan E(VHE) sedangkan virus hepatitis yang dapat menyebabkan hepatitis kronik adalah virushepatitis B dan C. Infeksi virus-virus hepatitis masih menjadi masalah masyarakat di Indonesia.Hepatitis akut walaupun kebanyakan bersifat self-limited kecuali hepatitis C, dapatmenyebabkan penurunan produktifitas dan kinerja pasien untuk jangka waktu yang cukup panjang. Pengelolaan yang baik pasien hepatitis akibat virus sejak awal infeksi sangat pentinguntuk mencegah berlanjutnya penyakit dan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul. Di negara berkembang infeksi Hepatitis A terjadi pada usia relatif lebih muda. Di negara bermusim tropis Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A sering terjadi pada musim hujan dan mengalami siklus epidemik 5-10 tahun.

Upload: otchi-pudtrie-wijaya

Post on 27-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bnn

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh banyak

hal namunyang terpenting diantaranya adalah karena infeksi virus-virus

hepatitis.Virus-virus ini selaindapat memberikan peradangan hati akut, juga dapat

menjadi kronik.Hepatitis kronik dibedakan dengan hepatitis akut apabila masih

terdapat tanda-tanda peradangan hati dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan.

Virus-virus hepatitis penting yangdapat menyebabkan hepatitis akut adalah virus

hepatitis A (VHA), B (VHB), C (VHC) dan E(VHE) sedangkan virus hepatitis yang

dapat menyebabkan hepatitis kronik adalah virushepatitis B dan C.

Infeksi virus-virus hepatitis masih menjadi masalah masyarakat di

Indonesia.Hepatitis akut walaupun kebanyakan bersifat self-limited kecuali

hepatitis C, dapatmenyebabkan penurunan produktifitas dan kinerja pasien untuk

jangka waktu yang cukup panjang. Pengelolaan yang baik pasien hepatitis akibat

virus sejak awal infeksi sangat pentinguntuk mencegah berlanjutnya penyakit dan

komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul.

Di negara berkembang infeksi Hepatitis A terjadi pada usia relatif lebih

muda. Di negara bermusim tropis Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A sering

terjadi pada musim hujan dan mengalami siklus epidemik 5-10 tahun.

2

Di indonesia, KLB sering terjadi di sekolah, asrama, karyawan

perusahaan dengan jenis KLB common source dengan periode berkisar 1-2

bulan.Masa inkubasi 14-50 hari, rata-rata 28-30 hari. Masa penularan tinggi pada

1-2 minggu sebelum timbulnya gejala sampai beberapa hari setelah timbulnya

tanda-tanda mata kuning dan air kencing berwarnaa sepertiair teh, dan kuman

dapat ditemukan dalam tinja sejak 1-2 minggu sebelum munculnyagejala dan

menurun setelah gejala menghilang.Penularan HAV biasanya melalui fekal-oral,

kontiminasi feses pada makanan atau minuman, atau dengan menelan kerang

yang mengandung virus yang tidak di masak dengan baik.

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, karena penularan

penyakit Hepatitis A ini cukup mudah, maka perlu dilakukan penelitiantentang

penangulangan penyakit Hepatitis A.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian

adalah bagaimana cara menangulangi penyakit Hepatitis A di RW 09 kelurahan

Cipedes.

C. Ruang Lingkup

Dalam makalah ini, akan dibahas tinjauan secara singkat mengenai

penanggulangan penyakit Hepatitis A

3

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Kepanitera

an Klinik Senior di Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Puskesmas Cipedes dan meningkatkan

pemahaman mahasiswa mengenai penanggulangan penyakit Hepatitis A.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penderita Hepatitis A berdasarkan

pengetahuan masyarakat.

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penderita Hepatitis A berdasarkan

penyehatan lingkungan .

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penderita Hepatitis A berdasarkan

perilaku sehat.

d. Distribusi frekuensi penderita Hepatitis A tertinggi berdasarkan penyuluhan

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Hepar

Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia.Hepar

pada manusiaterletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di

kedua sisi kuadran atas,yang sebagian besar terdapat di sebelah kanan.Beratnya

1200 ± 1600 gram.Permukaanatas terletak bersentuhan di bawah diafragma,

permukaan bawah terletak bersentuhan di atasorgan-organ abdomen.Hepar

difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dandibungkus oleh peritoneum

kecuali di daerah posterior-superior yang berdekatan denganv.cava inferior dan

mengadakan kontak langsung dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh

peritoneum disebut bare area.Terdapat refleksi peritoneum dari dinding

abdomenanterior, diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen.

Macam-macam ligamennya:

1. Ligamentum falciformis :Menghubungkan hepar ke dinding anterior abdomen

danterletak di antara umbilicus dan diafragma.

2. Ligamentum teres hepatis = round ligament :Merupakan bagian bawah lig.

falciformis ;merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah menetap.

3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis :Merupakan

bagian dariomentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan

5

duodenumsebelah proximal ke hepar. Di dalam ligamentum ini terdapat

Aa.hepatica, v.porta danduct.choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale

turut membentuk tepi anterior dariForamen Wislow.

4. Ligamentum Coronaria Anterior kiri±kanan dan Lig coronaria posterior kiri-

kanan :Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.

5. Ligamentum triangularis kiri-kanan :Merupakan fusi dari ligamentum

coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.Secara

anatomis, organ hepar terletak di hipochondrium kanan dan epigastrium,

danmelebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan

bahkan pada orangnormal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada

pembesaran hepar). Permukaan lobuskanan dpt mencapai sela iga 4/ 5 tepat di

bawah aerola mammae. Lig falciformis membagihepar secaratopografis bukan

secara anatomis yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri

Gambar 1. Anatomi Hepar

6

B. Fungsi Hepar

Heparmerupakan pusatdarimetabolisme seluruhtubuh, merupakan

sumber energitubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 ± 25% oksigen darah. Ada

beberapa fungsi hatiyaitu:

1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat.

Pembentukan dan pemecahan karbohidrat, lemak dan protein saling

berkaitan 1 sama lain. Hati mengubah pentosa dan hektosa menjadi yang

diserap dari usus halus menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenesis.

Glikogen ditimbun dihati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi

glukosa. Mekanisme ini disebut glikogenelisis. Karena proses in hati

merupakan sumber utama pembentukan glukosa, selanjutnya hati

memecahkan glukosa menjadi heksosa monophospat shunt dan terbentuknya

pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan : menghasilkan

energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acis dan ATP.

2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak

Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan

katabolisisasam lemak. Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen :

a.Senyawa 4 karbon ±keton bodies

b.Senyawa 2 karbon ± active acetate(dipecah menjadi asam lemak dan

gliserol)

c. Pembentukan cholesterol

7

d. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid. Hati merupakan pembentukan

utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol.Dimana serum

Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid

3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein

Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan

proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.

Dengan proses transaminasi, hatimemproduksi asam amino dari bahan-bahan

non nitrogen. Hati merupakan satu-satunyaorgan yg membentuk plasma

albumin dan α globulin danorgan utama bagi produksi urea.αglobulin selain

dibentuk didalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang. βglobulin

hanya dibentuk didalam hati. Albumin mengandung ± 584 asam amino dengan

BM66.000.

4. Pembentukan dan ekresi empedu 3

a. Metabolisme garam empedu : garam empedu penting untuk pencernaan dan

absorbsi lemak serta vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K) didalam usus.

b. Metabolisme pigmen empedu : Bilirubin (pigmen empedu utama) merupakan

hasil akhir metabolisme pemecahan eritrosit yang sudah tua. Proses

konjugasi berlansung dalam hati dan ekresi kedalam empedu

8

C. Definisi

Hepatitis adalah peradangan arti istilah umum dari hati dan dapat

disebabkan oleh berbagai berbeda virus seperti A, B, C, D, E. Manifestasipenyakit

hepatitis akibat virus bisa akut ( Hepatitis A )dapat pula Hepatitis kronik ( hepatitis

B,C ) dan adapulayang kemudian menjadi kanker hati ( Hepatitis B dan C ).4, 5

D. Etiologi dan faktor resiko

Hepatitis A disebabkan oleh virus Hepatitis A (HAV).HAV merupakan

jenis infeksi hepatitis virus yang paling sering di Amerika Serikat.Namun kasus ini

menurun sejak tahun 1970-an. HAV lazim terjadi pada anak dan dewasa muda.

Terdapat peningkatan insidensi pada musim tertentu yaitu pada musim gugur dan

musim dingin.3

HAV terutama ditularkan per oral dengan menelan makanan yang sudah

terkontiminasi feses. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak atau terjadi

akibatkontak dengan orang terinfeksi melalui kontiminasi feses pada makanan atau

minuman, atau dengan menelan kerang yang mengandung virus yang tidak di

masak dengan baik.3

HAV diekresikan di tinja oleh orang yang terinfeksi selam 1-2 minggu

sebelum dan 1 minggu setelah awitan penyakit. Masa penularan tertinggi adalah

pada minggu satu sampai kedua sebelum timbulnya gejala sampai beberapa hari

setelah timbulnya tanda-tanda mata dan air kencing berwarna seperti air teh, dan

kuman dapat ditemukan pada tinja sejak satu sampai dua minggu sebelum

9

munculnya gejala dan menurun setelah gejala menghilang. Penularan ditunjang

oleh sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk dan kontak yang intim

(tinggal serumah atau seksual). Masa inkubasi Hepatitis A 15-50 hari (rata-rata 30

hari).2, 6

Virus ini mengganggu fungsi hati sambil mereplikasi dalam

hepatosit.Sistem kekebalan individu ini kemudian diaktifkan untuk menghasilkan

reaksi spesifik untuk memerangi dan mungkin membasmi infeksi virus. Sebagai

kompensasi dari kerusakan hati terjadi peradangan atau Hepatitis.5

Faktor resiko penyakit Hepatitis A, diantaranya:6

1. Transmisi enterik (fekal-oral) predominan diantara anggota keluarga. Kejadian

luar biasa (KLB) dihubungkan dengan sumber umum yang digunakan

bersama, makanan yang terkontiminasi dan air.

2. Pusat perawatan sehari-hari untuk bayi atau anak batita.

3. Berpergian ke negara berkembang

4. Perilaku seks oral anal

E. Patologi

Perubahan morfologi yang terjadi pada hati seringkali mirip untuk

berbagai macam virus yang berlainan.Pada kasus yang klasik hati tampaknya

berukuran dan berwarna yang normal, namun kadang-kadang agak edema,

membesar dan pada palpasi “terdapat nyeri ditepian”.Secara histologis, terjadi

kekacauan susunan hepatoseluler, cedera dan nekrosis sel hati dalam berbagai

10

derajat, dan perandangan periportal. Perubahan ini bersifat reversibel sempurna,

bila fase akut penyakit mereda.3

F. Gambaran klinis

Sebagian besar infeksi HAV bersifat ringan dengan penyembuhan

sempurna dan memiliki gambaran klinis yang serupa.Gejala prodromal timbul

pada semua penderita dan dapat berlangsung selama satu atau dua minggu

sebelum awitan ikterus (meskipun tidak semua pasien mengalami

ikterus).Gambaran utama pada saat ini adalah malaise, rasa malas, anoreksia, sakit

kepala, demam derajat rendah. Disamping itu, di abdomen kuadran kanan atas

dapat terasa tidak nyaman.3

Fase prodromal di ikuti oleh fase ikterik dan awaitan ikterus.Fase ini

biasanya berlangsung selama empat hingga enam minggu namun dapat mulai

mereda dalam beberapa hari.Beberapa hari sebelum ikterus, biasanya penderita

merasa lebih sehat.Nafsu makan penderita kembali setelah beberpa minggu.

Bersamaan dengan demam yang mereda, urine menjadi lebih gelap dan feses

memucat, hati membesar sedang dan terasa nyeri.3

11

Gambar 2. Gambaran sklera ikterik

Menurut WHO tahun 2000, terdapat 4 fase klinis dari Hepatitis A;

1. Fase inkubasi atau periode praklinis, mulai dari 10 sampai 50 hari, di mana

pasien tetap asimtomatik meskipun replikasi aktif virus.

2. Fase prodromal atau preicteric mulai dari beberapa hari sampai lebih dari

seminggu, ditandai dengan munculnya gejala seperti hilangnya nafsu makan,

kelelahan, nyeri perut, mual dan muntah, demam, diare, urin gelap.

3. Fase ikterik, selama penyakit kuning berkembang pada tingkat bilirubin total

melebihi 20 - 40 mg / l. Pasien sering mencari bantuan medis pada tahap

penyakit mereka. Fase ikterik biasanya dimulai dalam waktu 10 hari dari gejala

awal. Demam biasanya membaik setelah beberapa hari pertama penyakit

kuning. Viremia berakhir tak lama setelah hepatitis berkembang, meskipun

tinja tetap menular selama 1 - 2 minggu.

4. Masa penyembuhan, di mana resolusi penyakit ini lambat, tapi pemulihan

pasien lancar dan angka kekambuhan penyakit Hepatitis terjadi pada 3 – 20

kasus.

12

G. Pemeriksaan penunjang

Kelainan biokimia yang paling didni adalah peningkatan kadar AST

(Asparatate aminotransferase) dan ALT (alanine aminotransferase), yang

mendahului awitan ikterus 1 atau 2 minggu. Konsentrasi puncak bervariasi dari

500 sampai 5000 U/L. Pemeriksaan urine pada saat awitan menunjukan adanya

bilirubin dan kelebihan urobilinogen. Bilirubin urin menetap selama penyakit

berangsung, namun urobilinogen urine akan menghilang untuk sementara waktu

bila terjadi fase obstruktif akibat kolestasis, dalam penyakit selanjutnya dapat

timbul peningkatan urobilinogen urine sekunder.3, 6

Pase ikterik dikaitkan dengan hiperbilirubinemia (baik bilirubin

terkonjugasi maupun tak terkonjugasi) yang biasanya kurang dari 10 mg/dl.Kadar

fosfatase alkali serum biasanya normal atau sedikit meningkat.Leukositosis ringan

lazim ditemukan pada hepatitis virus, dan waktu protombin dapat memanjang

antara 1-3 detik. Pada kasus yang tidak berkomplikasi, penyembuhan dimulai 1

atau 2 minggu setelah awitan ikterus, dan berlangsung 2 hingga 6 minggu.

Keluhan yang lazim adalah mudah lelah.Hepatomegali baru kembali normal

setelah beberapa minggu kemudian. Hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil uji

fungsi hati yang abnormal dapat menetap selama 3 hingga 6 bulan.3, 6

Diagnosis konfirmasi adalah kasus disertai hasil pemeriksaan serologi

ditemukan IgM positif atau pemeriksaan lain menunjukan positif Hepatais A dan

deteksi virus dan atau antigen dalam feses.Pada awal penyakit, kehadiran IgG anti-

HAV selalu disertai dengan adanya IgM anti- HAV.IgM anti HAV dapat dideteksi

13

selama fase akut dan 3 sampai 6 bulan setelahnya.Seperti IgG anti-HAV berlanjut

seumur hidup setelah infeksi akut, adanya anti-HAV yang positif tanpa IgM anti

HAV mengindikasikan infeksi lampau.2, 5, 6

H. Pengobatan

Infeksi Hepatitis A merupaka infeksi yang dapat sembuuh spontan.

1. Rawat jalan, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat yang dapat

menyebabkan dehidrasi.

2. Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat

a. Tidak ada rekomendasi diet khusus

b. Makan pagi dengan porsi yang cukup besar merupakan makanan yang

paling baik ditoleransi

c. Menhindari konsumsi alkohol selama fase akut

d. Diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat umunya makanan yang paling

dapat dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara intravena

munkin perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah.

3. Aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari.

4. Pembatasan aktivitas sehari-hari tergantung dari derajat kelelahan dan malaise.

5. Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A.

14

I. Pencegahan

Hepatitis A ditularkan melalui faecal-oral. Oleh karenanya, salah satu

cara pencegahan adalah proses memasak harus dilakukan dengan baik. Ada 5 tips

penting, khususnya bagi pembuat atau penjual makanan agar makanan yang

diproduksi aman dari virus Hepatitis A.Lima tips tersebut adalah7

1. Pertama, menjaga kebersihan dengan cuci tangan sebelum masak dan setelah

keluar toilet, cuci alat-alat masak dan alat makan, dapur harus bersih, tidak ada

binatang, serangga dll.

2. Kedua, pisahkan bahan makanan matang dan mentah dengan menggunakan alat

dapur dan alat makan yang berbeda serta simpan di tempat berbeda.

3. Ketiga, masak makanan hingga matang. Masak sampai matang, terutama

daging, ayam, telur, seafood, rebus sup hingga 70 derajat Celcius. Untuk daging

dan ayam, pastikan tidak masih berwarna pink serta panaskan makanan yang

sudah matang dengan benar.

4. Keempat, simpan makanan di suhu aman. Jangan simpan makanan matang di

suhu ruangan terlalu lama, masukan makanan ke dalam lemari es bila ingin

disimpan, sebelum dihidangkan, panaskan sampai lebih dari 60 derajat celcius,

serta jangan simpan terlalu lama di lemari es.

5. Kelima, gunakan air yang bersih dan bahan makanan yang baik. Pilih bahan

makanan yang segar, air yang bersih, proses memasak yang baik, cuci buah dan

sayur dengan baik, serta tidak menggunakan bahan makanan yang sudah

kadaluarsa.

15

Gambar 3. Cara mencegah penularan Hepatitis A

Pengobatan lebih ditekankan pada pencegahan imunisasi karena

keterbatan pengobatan Hepatitis virus.Kini tersedia imunisasi pasif dan aktif untuk

HAV maupun HBV. Pada bulan Februari 1995, vaksin pertama untuk HAV

disetujui untuk dilisensikan oleh FDA ( Food and Drug Administration) Amerika

Serikat.

Pencegahan dengan imunoprofilaksis:

1. Imunoprofilaksis sebelum paparan.

Vaksin diberikan dengan rekomendasi untuk jadwal pemberian dua

dosis bagi orang dewasa berumur 18 tahun dan yang lebih tua, dan dosis kedua

diberikan 6 hingga 12 bulan setelah dosis pertama. Anak berusia lebih dari 2

tahun dan remaja diberi tiga dosis, dosis kedua diberikan satu bulan setelah

dosis pertama dan dosis ketiga diberikan 6 hingga 12 bulan berikutnya.Anak

16

berusia kurang dari 2 tahun tidak divaksinasi. Cara pemberian adalah suntikan

intramuskular (IM) dalam otot deltoideus.3

Indikasi pemberian vaksin HAV diantaranya:6

a. Pengunjung ke daerah risiko tinggi

b. Homoseksual dan biseksual

c. Anak dan remaja pada daerah yang pernah mengalami kejadian luar biasa

d. Anak pada daerah dimana angka kejadian HAV lebih tinggi dari angka

nasional

e. Pasien yang rentan terhadap penyakit kronis

f. Pekerja laboratorium yang menagani HAV

g. Pekerja pada pembuangan air.

2. Imunoprofilaksis pasca paparan

a. Keberhasilan vaksin HAV setelah paparan belum jelas

b. Keberhasilan imunoglobulin sudah nyata akan tetapi tidak sempurna

c. Dosis dan jadwal pemberian imunoglobulin

Dosis 0,02 ml/kg, suntikan pada daerah deltoid sesegera mungkin

setelah paparan

Toleransi baik, nyeri pada daerah suntikan

Indikasi : kontak erat dan kontak dalam rumah tangga dengan infeksi

HAV akut

17

J. Komplikasi

Sejumlah kecil pasien (kurang dari 1%) memperlihatkan kemunduran

klinis yang cepat setelah awitan ikterus akibat hepatitis fulminan dan nekrosis hati

masif.Hepatitis fulminan ditandai dengan tanda dan gejala gagal hati akut sampai

penciutan hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat, pemanjang waktu

protombin yang sangat nyata, dan koma hepatikum. HBV merupakan penyebab

50% kasus Hepatitis fulminan.

Sekita 5 hingga 10% pasien hepatitis virus mengalami kekambuhan

setelah sembuh dari serangan awal.Hal ini biasanya berkaitan dengan individu

berada dalam risiko tinggi (misal, penyalah gunaan zat, dan penderita karier).

Tirah baring biasanya akan segera diikuti kesembuhan.

I. Wabah dan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada

keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan

malapetaka.Menteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu dalam wilayah

Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah (UU No. 4 tahun 1984

tentang Wabah Penyakit Menular).

Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu

18

daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus

pada terjadinya wabah (Permenkes RI No. 949/Menkes/SK/VIII/2004).

Wabah/KLB Hepatitis A ditetapkan apabila terdapat dua kasus klinis atau

lebih yang berhubungan secara epidemiologis dalam waktu kurang dari 35

hari.Berhubungan secara epidemiologi yaitu adanya kesamaan tempat tinggal,

tempat kerja, sekolah atau tempat jajan.

Cara penyelidikan:

1. Koordinasi tim penyelidikan sesuai bidang keakhliannya atau memahami

penyakit.

2. Penyiapan administrasi, alat, dan bahan (surat tugas, kuesioner, bahan

laboratorium, dll)

3. Pengumpulan data (data prrmer dan data sekunder)

Data yang dikumpulkan harus mencakup variabel yang akan menjawab tujuan

penyelidikan seperti :

a. Penetapan diagnosis Hepatitis A

1). Diagnosis klinis Hepatitis A berupa panas mendadak, lelah, nafsu

makan menurun, mual dan perut kembung, yang diikut dengan warna

kulit kuning, mata dan air kencing berwarna air teh.

2). Diagnosis konfirmasi adalah kasus disertai hasil pemeriksaan serologi

ditemukan IgM positif atau pemeriksaan laboratorium lainnya yang

menunjukan positif Hepatitis A.

19

b. Identifikasi faktor resiko

1). Identifikasi cakupan imunisasi HB1, 2, dan 3.

2). Identifikasi pengunaan sarana air bersih, sumber makanan minuman,

pengelohan makanan minuman, dan sanitasi tempat tinggal.

c. Pencarian kasus tambahan dilakukan dengan

Pencarian kasus tambahan dilakukan dengan

1). Pendataan ke sarana pelayanan kesehatan, praktik swasta mencari kasus

yang berobat dengan kelurahan menyerupai kasus Hepatitis A.

2). Mewawancarai penduduk disekitar kasus mengenai keluhan yang

menyerupai kasus Hepatitis A.

20

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Umum Puskesmas

1. Geografi

Kondisi geografis Kecamatan Cipedes terdiri dari wilayah dataran dan

persawahan. Letak Wilayah Kerja Puskesmas Cipedes merupakan satu dari

tiga Puskesmas yang berada di Wilayah Kecamatan Cipedes Kota

Tasikmalaya yang berada di sebelah Utara dengan jarak sekitar 5 km dari

Ibukota Kota Tasikmalaya yang dihubungkan dengan jalan raya beraspal

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : KelurahanNagarasari Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Cigeureung .

Sebelah Timur : KelurahanPanglayungan Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Panglayungan .

Sebelah Selatan : KelurahanPanglayungan Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Panglayungan .

Sebelah Barat : KelurahanPanyingkiran Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Indihiang .

Secara Administratif Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cipedes

termasuk ke Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya terdiri dari 1 Kelurahan,

13 RW dan 68 RT, dengan luas 220,072 ha.

2. Lingkungan

Kondisi fisik Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Cipedes dilihat dari

penggunaan lahan terdiri dari : pesawahan : 23,4 ha. dan tanah perumahan

21

dan lainnya 196,672 ha. Jumlah rumah yang ada sebanyak 3.297 buah.Sarana

transportasi di semua Kelurahan sudah bisa dilalui oleh kendaraan roda empat.

3. Kependudukan

Puskesmas Cipedes dalam 5 tahun terakhir merupakan daerah dengan

rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,2% dengan jumlah penduduk

pada tahun 2007 sebanyak 14.489 jiwa, pada tahun 2008 sebanyak 14.489

jiwa, tahun 2009 sebanyak 14.462 jiwa, pada tahun 2010 sebanyak 14.585

jiwa dan pada tahun 2011 sebanyak 14.427 jiwa.

B. Jalannya Penelitian

Penelitian yang berjudul Upaya Penangulangan Penyakit Hepatitis A

di Wilayah Kerja Puskesmas Cipedes Kota Tasikmalaya dilakukan pada bulan

Oktober 2012 dengan cara menyebarkan kuesioner kepada ibu yang

berkunjungke Posyandu yaitu Posyandu Kartika sebanyak 30 orang dan

Posyandu Al-Fatuhrohman sebanyak 12 orang. Setelah semua data terkumpul

maka dilakukan pengolahan data dan analisa data dengan bantuan perangkat

komputer.

22

C. Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi operasional

No

Variabel DefinisiOperasional

Alatukur

Caraukur

Hasil ukur Skalaukur

1 KejadianHepatitis A

Hepatitis Aadalah penyakitinfeksi hatiyangdisebabkan olehvirus HepatitisA

Kues-ioner

Wawancara

(0)Positif=Menderita Hepatitis A

(1) Negatif=TidakmenderitaHepatitis A

Ordinal

2 Penyehatanlingkungan

Kondisi sosialserta pendapatanresponden ataukeluarga

Kuesioner

Wawancara

(0)Kurang = lebihrendah dari nilaimean (6.3)

(1)Baik = lebihtinggi dari nilaimean (6.3)

Ordinal

3 Perilakusehat

Perilaku sehatadalahpengetahuan,sikap dantindakanproaktif untukmemlihara danmencegahpenyakit

Kuesioner

Wawancara

(0) Kurang = Lebihrendah dari nilaimean (6.6)

(1) Baik = Lebihtinggi dari nilaimean (6.6)

Ordinal

4 Pengeta-huan ibu

Hal-hal yangdiketahui ibutentang penyakitHepatitis A

Kuesioner

Wawancara

(0)Kurang=Lebihrendah dari nilaimean (4.8)

(1)Baik=Lebihtinggi dari nilaimean(4,8)

Ordinal

5 Penyulu-hankesehatan

Penyuluhankesehatan yangdilakukan olehtenaga kesehatanpuskesman

Kuesioner

Wawancara

(0) Kurang = lebihrendah dari nilaimean (5.2)

(1) Baik = lebihdari nilai mean(5.2)

Ordinal

23

E. Hasil dan Pembahasan Penelitian

Dari hasil pengukuran kadar glukosa darah di Rw 005 didapatkan hasil

pengukuran sebagai berikut :

1. Angka kejadian Hepatitis A

Tabel 2. Distribusi Pengetahuan masyarakat di RW 09 Puskesmas CipedesKota Tasikmalaya tahun 2012

Penyehatan Lingkungan Frekuensi Persentase

Positif 10 23.8%

Negatif 32 76.2%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan distribusi frekuensi responden

dengan angka kejadian Hepatitis A di RW 09 sebanyak 10 orang dengan

persentase 23.8% sedangkan responden yang tidak menderita penyakit Hepatitis

A sebanyak 32 orang dengan persentase 76.2%.

2. Pengetahuan

Tabel 3. Distribusi Pengetahuan masyarakat di RW 09 Puskesmas CipedesKota Tasikmalaya tahun 2012

Penyehatan Lingkungan Frekuensi Persentase

Baik 20 47.7%

Kurang baik 22 52.3%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan distribusi frekuensi responden

dengan tingkat kemampuan baik sebanyak 20 orang dengan persentase 47.7%

sedangkan responden dengan tingkat kemampuan kurang baik sebanyak 22

24

orang dengan persentase 52.3%. Salah satu yang tidak dapat dipungkiri bahwa

kejadian Hepatitis A terkait erat dengan pengetahuan tentang Hepatitis A yang

dimiliki oleh masyarakat khususnya ibu, karena “ibu sebagai

penanggungjawab utama dalam pemeliharaan kesejahteraan keluarga. Mereka

mengurus rumah tangga, menyiapkan keperluan rumah tangga, merawat

keluarga yang sakit, dan lain sebagainya. Pada masa balita dimana balita

masih sangat tergantung kepada ibunya, sangatlah jelas peranan ibu dalam

menentukan kualitas kesejahteraan anaknya”.

3. Penyehatan Lingkungan

Tabel 4. Distribusi Penyehatan Lingkungan di RW 09 Puskesmas CipedesKota Tasikmalaya tahun 2012

Penyehatan Lingkungan Frekuensi Persentase

Baik 16 38.1 %

Kurang baik 26 61.9 %

Berdasarkan tabel diatas didapatkan distribusi frekuensi responden

dengan tingkat kesehatan lingkungan yang baik sebanyak 16 orang dengan

persentase 38.1% sedangkan responden dengan tingkat kesehatan lingkungan

kurang baik sebanyak 26 orang dengan persentase 61.9%.

25

Penyehatan lingkungan diantaranya:

a. Penyediaan Air Bersih

Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan

melalui air antara lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit,

penyakit mata, dan lain-lain, maka penyediaan air bersih baik secara

kuantitas dan kualitas mutlak diperlukan dalam memenuhi kebutuhan air

sehari-hari termasuk untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Untuk

mencegah terjadinya penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup

disetiap rumah tangga harus tersedia. Disamping itu perilaku hidup bersih

harus tetap dilaksanakan.

b. Pengelolaan Sampah

Sampah merupakan sumber penyakit dan tempat berkembang

biaknya vektor penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dan sebagainya.

Selain itu sampah dapat mencemari tanah dan menimbulkan gangguan

kenyamanan dan estetika seperti bau yang tidak sedap dan pemandangan

yang tidak enak dilihat. Oleh karena itu pengelolaan sampah sangat penting,

untuk mencegah penularan penyakit tersebut. Tempat sampah harus

disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan dibuang ke tempat

penampungan sementara. Bila tidak terjangkau oleh pelayanan pembuangan

sampah ke tempat pembuangan akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah

dengan cara ditimbun atau dibakar.

26

c. Sarana Pembuangan Air Limbah

Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus

dikelola sedemikian rupa agar tidak menjadi penularan penyakit. Sarana

pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau,

mengganggu estetika dan dapat menjadi tempat perindukan nyamuk dan

bersarangnya tikus, kondisi ini dapat berpotensi menularkan penyakit seperti

leptospirosis, filariasis untuk daerah endemis filarial. Bila ada saluran

pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus dibersihkan, agar air

limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap

dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk (Dirjen PP & PL, 2010).

4. Perilaku sehat

Tabel 5. Distribusi FrekuensiPerilaku Sehat di RW 09 Puskesmas CipedesKota Tasikmalaya tahun 2012

Penyehatan Lingkungan Frekuensi Persentase

Baik 24 57.2 %

Kurang baik 18 42.8 %

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah responden denganperilaku

baik sebanyak 24 orang dengan persentase 57.2% sedangkan responden dengan

tingkat perilaku sehat kurang baik sebanyak 18 orang dengan persentase 42.8%.

27

Salah satu perilaku sehat meliputi:

a. Menggunakan Air Bersih Yang Cukup

Sebagian besar kuman infeksius penyebab Hepatitis A ditularkan

melalui fecal-oral, kuman tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam

mulut melalui makanan, minumam atau benda yang tercemar dengan tinja,

misalnya jari-jari tangan, makanan yang wadah atau tempat makan-minum

yang dicuci dengan air tercemar.

Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar

bersih mempunyai resiko menderita Hepatitis A lebih kecil disbanding

dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat

mengurangi resiko terhadap serangan Hepatitis A yaitu dengan

menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi

mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.

Yang harus diperhatikan oleh keluarga:

1. Ambil air dari sumber air yang bersih.

2. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan

gayungan khusus untuk mengambil air.

3. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-

anak.

4. Minum air yang sudah matang (dimasak sampai mendidih).

5. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih

dan cukup.

28

b. Mencuci Tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang

penting dalam penularan Hepatitis A adalah mencuci tangan. Mencuci

tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air, sesudah buang air besar,

sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum

menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam

kejadian Hepatitis A.

c. Menggunakan Jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya

penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko

terhadap penyakit Hepatitis A. Keluarga yang tidak mempunyai jamban

harus membuat jamban dan seluruh anggota keluarga harus buang air besar

di jamban tersebut.

Yang harus diperhatikan oleh keluarga:

1. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat di

pakai oleh seluruh anggota keluarga.

2. Bersihkan jamban secara teratur.

3. Gunakan alas kaki bila akan buang air besar.

29

5. Penyuluhan Kesehatan

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Penyuluhan Kesehatan di RW 09 PuskesmasCipedes Kota Tasikmalaya tahun 2012

Penyehatan Lingkungan Frekuensi Persentase

Baik 9 21.4 %

Kurang baik 33 78.6 %

Berdasarkan tabel diatas didapatkan distribusi frekuensi penyuluhan

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang baik sebanyak 9 orang dengan

persentase 21.4% sedangkan responden dengan kurang baik sebanyak 33 orang

dengan persentase 78.6%. Seperti yang kita ketahui penyuluhan kesehatan

berperan terhadap pengetahuan masyarakat tentang penyakit maupun

pencegahan dan penangulangan penyakit itu sendiri. Karena jika masyarakat

tahu akan penyakit dan pencegahannya maka masyarakat lebih aktif menjaga

hal-hal yang dapat mencegah penyakit dan menhindari sumber penyakit dan

sumber penularan penyakit.

30

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada penelitian ini yang dilakukan di RW 09 Kelurahan Cipedes Kota

Tasikmalaya Jawa Barat didapatkan jumlah penderita Hepatitis A sebanyak 10

orang dengan persentase 23.8%

2. Distribusi frekuensi penderita Hepatitis A tertinggi berdasarkan tingkat

pengetahuan yaitu 22 orang dengan persentase 52.3%

3. Distribusi frekuensi penderita Hepatitis A tertinggi berdasarkan tingkat

penyehatan lingkungan kurang baik yaitu 26 orang dengan persentase 61.9%.

4. Distribusi frekuensi penderita Hepatitis A tertinggi berdasarkan tingkat

perilaku sehat yang baik yaitu 24 orang dengan persentase 57.2%

5. Distribusi frekuensi penderita Hepatitis A tertinggi berdasarkan penyuluhan

yang kurang baik yaitu sebanyak 33 orang dengan persentase 78.6%.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas, perlunya upaya penyuluhan intensif dan kerja sama terpadu

antara puskesmas dan pihak terkait dalam rangka penyuluhan untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Hepatitis A.

2. Bagi peneliti hasil ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan terutama

mengenai penyakit Hepatitis A.