120040696 kti-murni-novianti

52
KARYA T ULIS ILMIAH HUBUNGAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD. Dr. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2012 Oleh : MURNI NOPIANTI NPM:0924260052 AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN BENGKULU 2012

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 03-Jul-2015

1.942 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 120040696 kti-murni-novianti

KARYA T ULIS ILMIAH

HUBUNGAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN

KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUANG C1

KEBIDANAN RSUD. Dr. M. YUNUS

BENGKULU TAHUN 2012

Oleh :

MURNI NOPIANTI

NPM:0924260052

AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN

BENGKULU 2012

Page 2: 120040696 kti-murni-novianti

KARYA T ULIS ILMIAH

HUBUNGAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN

KETUBAN PECAH DINI (KPD) DI RUANG C1

KEBIDANAN RSUD. Dr. M. YUNUS

BENGKULU TAHUN 2012

Diajukan Sebagai Persyaratan Utuk Memperoleh Gelar DIII Kebidanan

Pada Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu

Oleh :

MURNI NOPIANTI

NPM:0924260052

AKADEMI KEBIDANAN DEHASEN

BENGKULU 2012

Page 3: 120040696 kti-murni-novianti

3

Page 4: 120040696 kti-murni-novianti

Persembahan

Kaih sayang dan pengorbanan orangtua, tak kan habis jika dihargai atau di

nilai dengan apapun dengan menyelami arti pengorbanan IBU, kita akan

menemukan dan mengerti arti dari nilai kasih sayang yang sejati

Untuk yang pertama, kti ini aku persembahkan untuk :

1. Ucapan terima kasih kapada kedua orangtua ku yang yang selalu menitipkan

do’a dan memberikan semangat kepada ku sehingga dapat menyelesaikn kti ini

mungkin tanpa do’a darimu aku tak bisa menjadi seperti saat ini.

2. Untuk kakak-kakakku yang telah memberikan dorongan dan memotivasi

dalam setiap langkahku

3. Untuk dosen pembimbingku yang telah bersabar memberikan bimbingan

kepadaku dalam menyelesaikan kti ini.

4. Dan untuk my best friends helmi sartika, lensi oktaviasari yang selalu

membuatku semangat, tempatku berbagi keluh dan kesah, tanpa kalian

semuanya tak akan indah.

Page 5: 120040696 kti-murni-novianti

5

ABSTRAK

Diperkirakan kejadian ketuban pecah dini di indonesia pada tahun 2006

mencapai 17,3% dan tahun 2007 mencapai 19,1% yang merupakan penyebab utama

kematian perinatal. Survey awal peneliti terhadap 10 ibu bersalin yang menalami

KPD di RSUD Dr M Yunus Bengkulu 3 ibu dengan bayi letak sungsang. Tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan hubungan letak sungsang dengan

kejadian ketuban pecah dini di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

Metode penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M.

Yunus Bengkulu yang berjumlah 569 ibu dengan jumlah Sampel 71 responden,

diambil dengan teknik random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yang diperoleh dengan melihat status pasien ibu bersalin di

ruang CI Kebidanan. Data diolah secara analisis univariat dan analisis Bivariat

dengan uji chi square.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Lebih dari sebagian(62%) responden

tidak mengalami kejadian ketuban pecah dini, sebagian besar (74,6%) responden

dengan letak janin tidak sungsang. ada hubungan antara letak sungsang dengan

kejadian ketuban pecah dini (p=0,000)

Diharapkan kepada bidan di RSUD Dr. M. Yunus, dapat memberikan masukan

atau informasi bagi rumah sakit untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap ibu

khususnya dalam menangani kejadian letak sungsang seperti melakukan penyuluhan

tentang perawatan kandungan semasa kehamilan, hal ini dilakukan untuk mengurangi

kejadian KPD yang salah satu penyebabnya adalah letak sungsang.

Kata kunci : Letak Sungsang, Ketuban Pecah Dini

Page 6: 120040696 kti-murni-novianti

KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah

maka penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang merupakan tugas akhir

dalam menyelesaikan Program DIII Kebidanan di Akademi Kebidanan Dehasen

Bengkulu yang berjudul “hubungan letak sungsang dan dengan kejadian ketuban

pecah dini di ruang CI Kebidanan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2012”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan

dan bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Hj. Dra. Ice Rakizah Syafrie, M. Kes. selaku Direktur Akbid Dehasen Benguklu.

2. Renni F. Permatasari,SST Selaku Ketua Program Studi Diploma III Akademi

Kebidanan Dehasen Bengkulu.

3. Ns. Hermansyah, S. Kep, M. Kep, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Titien Endayati, SST selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan arahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ayahanda dan ibunda yang telah memberikan dorongan baik materil maupun do’a

serta saudaraku yang telah meberi dukungan kepadaku.

6. Teman-teman sealmamater di Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu

Demikian Karya Tulis Ilmiah ini dibuat semoga dapat memberikan manfaat dan

mendapatkan masukan dan kritikan yang membangun Teimakasih.

Bengkulu, Agustus

2012

Penulis

Page 7: 120040696 kti-murni-novianti

7

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Ketuban Pecah Dini .............................................................. 5

B. Konsep Letak sungsang ..................................................................... 12

C.Hubungan Letak Sungsang dengan ketuban pecah dini……………... 16

F. Kerangka Konsep……………………………………….. ................. 17

G. Hipotesis……………………………… ............................................ 17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................... 18

B. Definisi Operasional .......................................................................... 19

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 19

D.Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 20

E.Metode Pengumpulan Data ................................................................. 20

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 24

B. Pembahasan ........................................................................................ 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 30

B. Saran................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: 120040696 kti-murni-novianti

DAFTAR TABEL

No

Tabel

Judul Tabel Halaman

3.1 Defenisi Operasional 19

4.1 Distribusi frekuensi Letak sungsang 25

4.2 Distribusi frekuensi ketuban pecah dini 25

4.3 Hubungan letak sungsang dengan ketuban pecah dini 26

Page 9: 120040696 kti-murni-novianti

9

DAFTAR BAGAN

No

Bagan

Judul Bagan Halaman

2.1 Kerangka konsep 17

3.1 Desain penelitian 19

Page 10: 120040696 kti-murni-novianti

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang kesehatan no. 36 tahun 2009 pasal 10 ayat 2 menyebutkan

pembangunan kesehatan harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu.Salah

satu misinya adalah memberikan pelayanan persalinan optimal bagi seluruh

masyarakat di Indonesia yang mana salah satu tujuannya untuk menurunya angka

kejadian ketuban pecah dini (KPD) (Depkes RI, 2010).

Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

inpartum yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang

dari 5 cm (Mochtar, 2008). KPD dapat mengakibatkan persalinan lama bahkan

dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi (Mochtar, 2008). Menurut Human

Development Report (2010) angka kejadian KPD di dunia mencapai 12,3% dari

total persalinan, sebagian besar tersebar di Negara berkembang di Asia seperti

Indonesia , Malaysia, Thailand, laos dan Myanmar.

KPD dapat mengakibatkan terjadinya persalinan premature yang

berdampak buruk bagi perkembangan gizi bayi yang hidup dari persalinan

premature, KPD juga dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan bayi. KPD

dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor bayi dimana bayi

mengalami letak sungsang atau ukuran bayi yang terlalu besar. Faktor ibu seperti

infeksi vagina, mal nutrisi pada ibu dan factor lain seperti aktifitas seksual (Hafiz,

2009).

Page 11: 120040696 kti-murni-novianti

11

Bayi dengan letak sungsang akan merusak lapisan ketuban karena janin

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong dibagian bawah kavum

uteri sehingga ketuban sering pecah sebelum waktunya. Hasil penelitian Haryanto

(2009) menunjukan sebanyak 45% ibu hamil dengan bayi letak sungsang

mengalami KPD saat persalinan (Hartono, 2009).

Menurut Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu (2010), angka kejadian KPD

mencapai 3.455 orang (10,3%) meningkat dibandingkan angka KPD tahun 2009

sebesar 2.897 orang (9,3%). Berdasarkan data dari Rekam Medik yang telah

dikumpulkan peneliti di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu pada tahun 2010 terdapat

569 ibu bersalin dan dari jumlah tersebut terdapat 139 (24,4%) ibu dengan kasus

Ketuban Pecah Dini (KPD), ibu dengan letak janin sungsang 152 orang (26,03%)

dan 78 (5,14%) ibu dengan inveksi vagina.

Hasil survey awal peneliti terhadap 10 ibu bersalin yang menalami KPD

di RSUD Dr M Yunus Bengkulu pada tanggal 12-16 Januari 2012 menunjukan 3

ibu dengan bayi letak sungsang. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik

untuk mengetahui hubungan letak sungsang terhadap kejadian ketuban pecah dini

di Ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah penelitian yang dapat

dirumuskan yaitu masih tingginya angka kejadian ketuban pecah dini di RSUD

Dr. M. Yunus Bengkulu. Rumusan masalah penelitian adalah “apakah ada

hubungan letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini?”.

Page 12: 120040696 kti-murni-novianti

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahui hubungan letak sungsang

dan dengan kejadian ketuban pecah dini di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M.

Yunus Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

a) Diketahui distribusi frekuensi kejadian ketuban pecah dini di ruang CI

Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

b) Diketahui distribusi frekuensi letak sungsang di ruang CI Kebidanan

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

c) Diketahui hubungan letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini di

ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit dr. M. Yunus Bengkulu

Hasil penelitian ini diharapkan, dapat memberikan masukan atau

informasi bagi rumah sakit untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap ibu

khususnya dalam menangani ketuban pecah dini.

2. Bagi Akademik Kebidanan Dehasen Bengkulu

Hasil penelitian diharapkan, dapat memberikan masukan atau

informasi di perpustakaan guna menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi

mahasiswa tentang Hubungan Letak Sungsang dengan Kejadian Ketuban

Pecah Dini dan penelitian ini dapat memperkaya kualitas pendidikan di Stikes

Page 13: 120040696 kti-murni-novianti

13

Dehasen Bengkulu sehingga meningkatkan kredibilitas dan akreditas

pendidikan D3 kebidanan di Stikes Dehasen.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian diharapkan, dapat digunakan sebagai dasar atau

masukan untuk penelitian lebih lanjut tentang penyebab kejadian KPD dengan

variabel independen yang berbeda seperti usia, hipertensi, dll.

Page 14: 120040696 kti-murni-novianti

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini

1. Definisi

Ketuban Pecah Dini (KPD) dapat didefinisikan sebagai pecah ketuban

sebelum awitan persalinan, tanpa memperhatikan usia gestasi (Varney, 2008).

Pengertian lain adalah pecahnya selaput ketuban sebelum inpartu yaitu bila

pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan multipara kurang dari 5 cm

(Mochtar, 2008). Ketuban Pecah Dini (KPD) juga diartikan sebagai pecahnya

selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan (Antonius, 2007).

2. Etiologi

Menurut Varney (2008), ada beberapa faktor predisposisi yang

mempengaruhi KPD yaitu :

a. Inkompetensi Servik

Servik menjadi datar dan berdilatasi sehingga selaput ketuban menonjol.

Selaput ketuban yang menonjol ini akan mengalami rupture yang

selanjutnya dapat menyebabkan KPD.

b. Ketegangan rahim yang berlebihan yaitu kehamilan ganda, hidramnion.

c. Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.

Page 15: 120040696 kti-murni-novianti

15

d. Kelainan bawaan dari selaput ketuban misalnya selaput ketuban terlalu

tipis atau lemah, melemahnya selaput ini dapat disebabkan oleh

abnormalitas struktur dari selaput ketuban.

e. Faktor Infeksi

Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan

membran atau meningkatnya tekanan intra uterine. Berkurangnya

kekuatan membran ini disebabkan oleh adanya infeksi yang berasal dari

vagina dan servik misalnya pada keputihan.

f. Aktivitas Seksual

Aktivitas seksual dapat menyebabkan KPD terutama pada bulan terakhir

kehamilan karena orgasme dan seminal prostaglandin dapat merangsang

timbulnya kontraksi uterus. Selain itu aktivitas seksual dapat

menimbulkan infeksi yang dapat mengakibatkan peradangan selaput

ketuban dan mudah pecah.

g. Faktor Nutrisi

Jaringan janin yang terbentuk dalam tubuh ibu memerlukan nutrisi dan

energi dari makanan yang dimakan. Oleh karena itu sangat penting bagi

ibu hamil untuk makan secara teratur dengan gizi yang seimbang.

h. Faktor Sosial Ekonomi

Kejadian KPD banyak terjadi pada ibu-ibu hamil dengan sosial ekonomi

rendah yang dapat mengakibatkan defisiensi gizi, Cu, Zn, dan vitamin C.

Page 16: 120040696 kti-murni-novianti

3. Anatomi dan Fisiologi

Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai KPD peneliti akan

menjelaskan terlebih dahulu mengenai anatomi dan fisiologi dari ketuban

yang terdiri dari selaput ketuban dan cairan ketuban

a. Selaput ketuban atau Membran Amnion

Berupa kantong kecil mempunyai tebal 0,02-0,5 mm. Menurut

Cunningham (2005), terdapat 5 lapisan yang terdiri dari (dari dalam

keluar), epithelium, membrane basal, lapisan kompakta, lapisan

fibroblastic dan lapisan spongiosum. Fungsi selaput ketuban ini adalah

sebagai pembungkus ketuban dan menutupi pembukaan dorsal janin.

b. Cairan Ketuban

Volume cairan ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira

1000-1500 cc. Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa

manis. Reaksinya alkalis atau netral dengan berat jenis 1,008.

Komposisinya terdiri atas 90% air, sisanya terdiri atas garam anorganik,

sel-sel epitel, vernik kaseosa dan rambut lanugo. Kadar protein rata-rata

2,6% per liter, sebagian besar berupa albumin terdapat lesitin dan

spingomielin dalam air ketuban yang berguna untuk mengetahui apakah

paru-paru janin sudah siap untuk berfungsi. Fungsi dari cairan ketuban

yaitu :

1) Melindungi janin terhadap trauma dari luar

2) Memungkinkan janin bergerak dengan bebas

3) Melindungi suhu tubuh janin

Page 17: 120040696 kti-murni-novianti

17

4) Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus sehingga servik

membuka

5) Membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.

4. Patofisiologi

Menurut Varney (2008), mekanisme terjadinya KPD yaitu hilangnya

elastisitas selaput ketuban ini sangat erat kaitannya dengan jaringan kolagen,

yang dapat terjadi karena penipisan oleh infeksi atau rendahnya kadar

kalogen. Kolagen pada selaput ketuban terdapat pada amnion di daerah

lapisan kompakta, fibroblast serta pada chorion di daerah lapisan retikuler

dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh

sistem aktivitas interleukin (IL-I) dan prostaglandin jika ada infeksi dan

inflamasi terjadi peningkatan aktivitas IL-I dan prostaglandin menghasilkan

kolagenase jaringan sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput

chorion dan amnion yang menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan

mudah pecah (Varney, 2008).

5. Diagnosis

Diagnosis ketuban pecah dini dapat ditegakkan dengan keterangan

terjadinya pengeluaran cairan secara mendadak dengan disertai bau yang

khas dari vagina sebelum adanya tanda-tanda persalinan (Varney, 2008).

Teknik untuk menegakkan diagnosa KPD dengan hasil yang baik

diantaranya:

Page 18: 120040696 kti-murni-novianti

a. Anamnesa

Penderita merasakan adanya keluar air-air dari jalan lahir dan berwarna

keruh.

b. Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, vernik caseosa, rambut

lanugo dan berbau bila telah timbul infeksi.

c. Inspekulo, dengan cara dilihat dan diperhatikan apakah ada cairan yang

keluar dari osteum uteri eksternum.

d. Mengambil cairan dari fornik posterior kemudian dilakukan pemeriksaan

dengan menggunakan kertas lakmus, cairan ditempelkan pada kertas

lakmus dan akan terjadi perubahan warna bila menjadi biru (basa) adalah

air ketuban, bila menjadi merah (asam) adaIah urine.

e. Tes Oborization, yaitu dengan menggunakan pipet diambil cairan dan

dibuat preparat apus, Ialu dikeringkan di udara sehingga akan terjadi

kristalisasi, kemudian dilihat di bawah mikroskop bila tampak seperti

gambaran daun pakis adalah cairan ketuban.

6. Pengaruh Ketuban Pecah Dini

KPD sangat berpengaruh pada kehamilan dan persalinan, makin lama

jarak antara pecahnya selaput ketuban makin besar kemungkinan infeksi

dalam rahim yang dapat meningkatkan kejadian morbiditas dan mortalitas

ibu dan bayi (Manuaba, 2008). Menurut Manuba (2008), Pengaruh KPD

adalah:

Page 19: 120040696 kti-murni-novianti

19

a. Terhadap janin

KPD akan menyebabkan terjadinya infeksi pada janin walaupun ibu

belum menunjukkan gejala infeksi , karena infeksi intra uterin lebih

dahulu terjadi. Infeksi ini terjadi karena dengan robeknya selaput

ketuban, mikroorganisme (kuman dan bakteri) akan masuk ke dalam

tubuh janin bersamaan saat terjadi aspirasi air ketuban.

b. Terhadap ibu

Karena jalan lahir telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartum,

selain itu dapat juga dijumpai infeksi puerperalis, peritonitis dan

septikemia serta partus kering (dry-labor). Hal ini akan meningkatkan

angka morbiditas dan mortalitas pada ibu.

7. Penatalaksanaan

Masih banyak perbedaan pendapat dalam penatalaksanaan KPD. cara

penatalaksanaan yang terpilih untuk KPD haruslah merupakan salah satu

yang mempunyai resiko paling kecil terhadap ibu dan janin.

Penatalaksanaan KPD dapat dilakukan dengan dua cara (Manuaba, 2008)

yaitu:

a. Penatalaksanaan Konservatif (menunggu)

Penatalaksanaan ini dilakukan setelah 24 jam ketuban pecah dengan

cara: Rawat di rumah sakit; apabila tidak terdapat tanda-tanda

komplikasi seperti suhu lebih dari 380C, leukosit lebih dari 15.000/mm,

air ketuban berbau, kental dan hijau maka pada usia kehamilan >28 dan

< 37 minggu diberikan obat-obatan berupa:

Page 20: 120040696 kti-murni-novianti

1) Tokolitik

Berikan tokolitik, salbutamol 10 mg dan 11 cairan IV. Mulai infus

dengan I0 tetes/menit. Cairan yang dipakai adalah cairan isotonik

(RL atau garam fisiologis) karena dalam RL terkandung Na, K dan

Cl ketiga elektrolit ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan

distribusi normal cairan tubuh, mempertahankan keseimbangan

asam-basa, dan mempertahankan keseimbangan normal osmotik.

Pemberian tokolitik bertujuan untuk memperpanjang usia kehamilan

dalam waktu yang singkat agar dapat memberikan kortikosteroid,

bila tidak ada tanda-tanda gawat janin atau komplikasi yang lain.

2) Kortikosteroid (pematangan paru)

Berikan kortikosteroid, betametason 12 mg IM dalam dua dosis

setiap 12 jam, deksametason 6 mg IM dalam 4 dosis setiap 6 jam.

Pemakaian kortikosteroid menjadikan pematangan paru-paru

dipercepat bilamana ada kemungkinan terjadi persalinan preterm.

Sesuai dengan laporan kesepakatan institusi kesehatan nasional

dewasa ini, umumnya penelitian yang melibatkan pemakaian

betametason dan deksametason memperIihatkan penurunan insiden

yang amat jelas dari gangguan kesukaran pernapasan, perdarahan

intraventrikuler dan kematian neonatus bilamana telah diberikan

kortikosteroid sebelum persalinan terjadi, terutama pada kehamilan

antara 26-34 minggu.

Page 21: 120040696 kti-murni-novianti

21

3) Vitamin C dosis tinggi

Pemberian vitamin C ini bertujuan untuk mekanisme imunitas,

menjaga keseimbangan substansi jaringan ikat, menjaga

keseimbangan epitel pembuluh darah dan keseimbangan zat perekat

antar sel. Dosis yang dapat diberikan adalah 1-2 tablet/hari, tiap

tablet hisap mengandung 500 mg vitamin C.

4) Antibiotik

Dapat diberikan Ampisilin 4 x 500 mg selama 7 hari ditambah

eritromisin 250 mg peroral 3 kali sehari selama 7 hari.

b. Penatalaksanaan aktif

Penatalaksanaan aktif dilakukan bila dalam 6-8 jam setelah ketuban

pecah belum ada tanda-tanda persalinan, maka dilakukan induksi

1) Indikasi penatalaksanaan aktif

a). Didapatkan komplikasi

b). usia gestasi >37 minggu atau <28 minggu

c). janin mati

2) Berikan antibiotik

3) Terminasi

a). Perabdominal bila terjadi kelainan letak dan malpresentasi

b). Pervaginam bila

(1). usia gestasi <28 minggu

(2). janin mati

Page 22: 120040696 kti-murni-novianti

B. Konsep Dasar Letak Sungsang

1. Definisi

Letak sungsang didefinisikan sebagai keadaan dimana janin

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan sedangkan bokong merupakan

bagian terbawah (Sarwono, 2006). Adapun menurut Saifudin (2001), letak

sungsang adalah kelainan letak janin dalam kandungan dimana letak janinnya

sejajar dengan sumbu badan ibu, kepala berada di fundus uteri sedangkan

bokong merupakan bagian terbawah. Pendapat lain mengatakan letak

sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim

dan kepala berada di fundus (Adji, 2009).

2. Etiologi

Menurut Cunningham (2005), penyebab letak sungsang adalah :

1) Grandemultipara dengan peregangan otot-otot uterus akibat sering

hamil dan melahirkan

2) Gamelli : yaitu kehamilan lebih dari satu janin sehingga ada janin

yang mengambil posisi abnormal untuk mengimbangi ruangan di

dalam rahim

3) Hidramnion : yang memberikan ruangan yang luas pada janin akibat

cairan yang terlalu banyak sehingga janin bebas bergerak.

4) Oligohidramnion, yaitu kondisi dimana cairan ketuban terlalu sedikit

5) Hidrosefalus, yaitu gangguan cairan di dalam otak yang menyebabkan

cairan menjadi berlebihan

Page 23: 120040696 kti-murni-novianti

23

6) Anensefalus, yaitu suatu keadaan dimana sebagian besar tulang

tengkorak dan otak tidak terbentuk

7) Riwayat presentasi bokong

8) Tumor panggul.

3. Klasifikasi

Menurut Sarwono (2006), klasifikasi berdasarkan komposisi dari bokong

dan kaki dapat ditentukan beberapa bentuk letak sungsang sebagai berikut :

a. Letak Bokong Murni

1) Teraba bokong

2) Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi

b. Letak Bokong kaki sempurna

1) Teraba bokong

2) Kedua kaki berada di samping belakang

c. Letak Bokong tak sempurna

1) Teraba bokong

2) Di samping bokong teraba satu kaki

d. Letak Kaki atau lutut

Bila bagian terendah teraba salah satu atau kedua kaki atau lutut.

4. Komplikasi persalinan letak Sungsang

Menurut Sarwono (2006), komplikasi persalinan letak sungsang dapat dibagi

sebagai berikut :

a. Komplikasi pada ibu

Trias komplikasi pada ibu; perdarahan, robekan jalan lahir dan infeksi,

Page 24: 120040696 kti-murni-novianti

Infeksi terjadi karena :

1) Ketuban pecah saat pembukaan belum lengkap

2) Persalinan berlangsung lama

3) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.

b. Komplikasi pada bayi

1) Asfiksia bayi dapat disebabkan oleh :

a). Kemacetan persalinan kepala; aspirasi air ketuban

b). Perdarahan atau edema jaringan otak

c). Kerusakan persendian tulang leher.

2) Trauma persalinan

a). Fraktur persendian

b). Kerusakan alat vital, paru-paru atau jantung

c). Dislokasi fraktur persendian tulang leher :fraktur tulang dasar

kepala, kerusakan pada mata, hidung atau telinga dan kerusakan

jaringan otak.

3) Infeksi dapat terjadi karena :

a). Persalinan berlangsung lama

b). Ketuban pecah saat pembukaan servik belum lengkap

c). Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.

5. Penatalaksanaan

a. Pada saat Kehamilan

Diusahakan dilakukan versi luar kearah letak kepala, versi luar

dilakukan pada kehamilan 34 minggu pada primi dan 36 minggu pada

Page 25: 120040696 kti-murni-novianti

25

multi dengan syarat tidak ada kontra indikasi dilakukan versi luar seperti

panggul sempit.

b. Pada saat Persalinan

1) Persalinan spontan (spontaneous bracht) janin dilahirkan dengan

kekuatan dan tenaga ibu sendiri

2) Manual aid (partial bracht extraction) janin dilahirkan dengan

kekuatan dan tenaga ibu serta sebagian lagi dengan tenaga penolong

Ekstraksi bokong atau kaki (total bracht extraction) janin dilahirkan

seluruhnya dengan tenaga penolong (Sarwono, 2006).

C. Hubungan Letak Sungsang Dengan Ketuban Pecah Dini

Letak sungsang merupakan keadaan dimana bokong menempati servik

uteri, dengan keadaan ini pergerakan janin terjadi dibagian terendah karena

keberadaan kaki janin yang menempati daerah servik uteri sedangkan kepala

janin akan mendesak fundus uteri yang' dapat menekan diafragma (Sarwono,

2006).

Hal tersebut akan menyebabkan meningkatkan tekanan intrauterine, dengan

tekanan yang berlebihan ini vaskularisasi tidak berlangsung dengan Iancar yang

dapat mengakibatkan selaput ketuban kekurangan jaringan ikat. Sehingga

menyebabkan selaput ketuban tidak kuat atau lemah dan bila terjadi sedikit

pembukaan servik saja maka selaput ketuban akan mudah pecah (Sarwono,

2006).

Page 26: 120040696 kti-murni-novianti

Selain hal tersebut, pada letak bokong terdapat rongga atau ruang antara

bokong dan selaput ketuban (bokong bagian lunak sehingga fiksasi tidak

mantap) hal ini memungkinkan kaki atau tangan menempati ruang tersebut

sehingga dapat mempermudah pecahnya selaput ketuban (Adji, 2009).

Penelitian yang dilakukan Anastasyah (2010), tentang hubungan letak

sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini di RSUD Hasan Sadikin Bandung

tahun 2010 menunjukan ada hubungan yang signifikan antara letak sungsang

dengan ketuban pecah dini, dengan perolehan nilai p < 0,05. Sebagian besar ibu

dengan bayi letak sungsang mengalami ketuban pecah dini.

D. Kerangka Konsep

Dari teori diatas dapat dibuat kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel independen Varibel Dependen

E. Hipotesis

Ha: ada hubungan antara letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini.

Letak Sungsang Ketuban Pecah Dini

Page 27: 120040696 kti-murni-novianti

27

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah analitik dengan desain cross sectional, dimana

variabel independen (letak sungsang) dan variabel dependen (ketuban pecah dini)

dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005), yaitu untuk

mengetahui hubungan letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini.

B. Kerangka Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian

KPD

Letak

Sungsang

Ibu bersalin

Tidak KPD

KPD

Tidak Letak

Sungsang

Tidak KPD

Page 28: 120040696 kti-murni-novianti

C. Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Letak

sungsang

Letak bayi dalam kondisi

sungsang yang telah

didiagnosa oleh dokter dan

tercatat di register ibu

bersalin RSUD Dr. M.

Yunus Bengkulu

Format

pengumpulan

data (check

list)

0 : Ya

1 : Tidak

Nominal

2 Ketuban

pecah dini

Pecahnya selaput ketuban

sebelum ada tanda-tanda

persalinan yang sudah

didiagnosa KPD oleh

dokter dan tercatat di

register ibu bersalin RSUD

Dr. M. Yunus Bengkulu

Format

pengumpulan

data (check

list)

0 : KPD

1 : Tidak KPD

Nominal

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin bersalin di ruang CI

Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2012 dengan jumlah

berdasarkan ibu bersalin tahun 2010 berjumlah 569 ibu.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak sederhana

(Simple Random Sampling) agar setiap populasi mempunyai kesempatan yang

sama untuk diseleksi menjadi sampel. Acak dilakukan dengan menggunakan

undian. Sampel dapat diambil sebagian atau dari populasi (Notoatmodjo,

2002).

2

2

d

.p.qzαn (Sopiyudin, D., 2005)

Page 29: 120040696 kti-murni-novianti

29

Keterangan :

n = Besar Sampel

z = Deviasi normal standar ditentukan. Karena yang ditentukan

sebesar 5% maka z = 1,96.

d = Tingkat kecermatan yang diinginkan ditentukan sebesar (0,1)

p = pesentase kejadian KPD di RSUD Dr M Yunus Bengkulu tahun

2010 sebesar 24,4% (0,244)

q = pesentase tidak mengalami KPD sebesar (1-p) maka q = 1 - 0,244 =

0,76

n = 2

2

)1,0(

756,0,244,0)96,1( xx

= 01,0

7086,0

= 71

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di ruang CI kebidanan RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu

2. Waktu

Penelitian dilakukan dari bulan pada bulan April – Juni 2012.

F. Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari register ibu bersalin di ruang C1 Kebidanan RSUD Dr. M.

Yunus Bengkulu tahun 2011.

Page 30: 120040696 kti-murni-novianti

2. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing

Yaitu memeriksa kelengkapan data dan memperbaiki data yang salah.

b. Coding

Yaitu pemberian kode pada data yang diperoleh, untuk variabel

dependent: KPD diberi kode 0 dan tidak KPD diberi kode 1 dan untuk

variabel independent, letak sungsang diberi kode 0 dan tidal letak

sungsang diberi kode 1.

c. Entry

Data yang telah di kelompokkan kemudian dimasukkan kedalam komputer

program statistik.

d. Processing

Setelah semua isi format pengumpulan data telah melewati pengkodean,

maka langkah selanjutnya memproses data agar dapat dianalisis dengan

cara memasukkan data ke komputer.

e. Cleaning.

Setelah memasukkan data selesai dan mendapatkan hasil data diperiksa

kembali agar dapat memastikan tidak ada kesalahan.

Page 31: 120040696 kti-murni-novianti

31

3. Analisa Data

Data dianalisa secara

a. Analisa Univariat

Analisa univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing

variable penelitian dengan menggunakan %.

%100xN

FP

Keterangan :

P : Jumlah persentase yang diinginkan

F : Jumlah karakteristik masing-masing sampel

N : Jumlah sampel

(Arikunto, 2008).

Dan hasil diatas, proporsi yang didapat dalam bentuk persentase

1) 0% = Tidak satupun dari responden

2) 1%-25% = Sebagian kecil dari responden

3) 26%-49% = Hampir sebagian responden.

4) 50% = Setengah dari responden.

5) 51%-75% = Sebagian besar dari responden

6) 76%-99% = Hampir seluruh responden

7) 100% = Seluruh responden

Page 32: 120040696 kti-murni-novianti

b. Analisa Bivariat

Adalah analisis secara langsung dengan rumus chi-square pada α 5%

untuk melihat hubungan variabel independent (letak sungsang) dengan

variabel dependent (KPD).

Jika p value 0,05, artinya ada hubungan letak sungsang dengan

kejadian KPD

Jika p value > 0,05, artinya tidak ada hubungan letak sungsang vagina

dengan kejadian KPD

Page 33: 120040696 kti-murni-novianti

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Jalannya Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan April – Juni 2012, di ruang

C1 Kebidanan RSUD Dr. M Yunus Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui untuk mengetahui hubungan letak sungsang dan dengan kejadian

ketuban pecah dini di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

tahun 2012. Desain penelitian ini menggunakan metode analitik dengan

desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

bersalin bersalin di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun

2012 dengan jumlah berdasarkan ibu bersalin tahun 2010 berjumlah 569 ibu

dengan jumlah Sampel 71 responden, yang diambil dengan teknik Random

sampling.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dengan melihat status pasien ibu bersalin di ruang CI kebidanan.

Data yang diperoleh diperiksa kelengkapannya, ditabulasikan, kemudian

dianalisis dengan menggunakan analisis univariat untuk melihat distribusi

frekuensi dan analisis bivariat untuk mendapatkan nilai X2

dan nilai p.

Page 34: 120040696 kti-murni-novianti

2. Hasil Penelitian

Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah yang hasilnya ditampilkan

dalam bentuk tabel dan diagram batang. Data dianalisa secara :

a. Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi

kejadian letak sungsang dan kejadian ketuban pecah dini yaitu :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Letak Bokong

Janin Di Ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus

Bengkulu Tahun 2012

No Letak Janin Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

Letak sungsang

Tidak letak sungsang

18

53

25,4

74,6

Total 71 100,0

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil (25,4%)

responden dengan letak janin tidak sungsang.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian

Ketuban Pecah Dini Janin di Ruang CI Kebidanan

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2012

No Kejadian Frekuensi (F) Persentase (%)

1

2

KPD

Tidak KPD

27

44

38

62

Totak 71 100,0

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian kecil (38%) responden

tidak mengalami kejadian ketuban pecah dini.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat ini digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan antara variabel independent (letak sungsang) dengan variabel

dependent (ketuban pecah dini) yaitu dengan menggunakan analisis chi-

Page 35: 120040696 kti-murni-novianti

35

square dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,5) dengan bantuan sistem

komputerisasi. Adapun analisis ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Hubungan Letak Sungsang Dengan Kejadian KPD di

Ruang Ci Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun

2012

Letak Sungsang

Kejadian KPD

Total X

2 KPD

Tidak

KPD

F % F % F %

Letak Sungsang 16 88,9 2 11,1 18 100

23,65 0,00 Tidak letak

sungsang 11 20,8 42 79,2

53

100

Total 27 38,0 44 62,0 71 100

Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 18 responden dengan bayi letak

sungsang ada 16 orang (88,9%) mengalami KPD dan dari 53 responden

yang tidak letak sungsang ada 11 orang (20,8%) yang mengalami KPD.

Hasil uji chie square mendapatkan nilai p = 0,00 lebih kecil dari = 0,05

(p 0,05) yang berarti ada hubungan antara variabel independent (letak

sungsang) dengan variabel dependent (ketuban pecah dini) di ruang CI

kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

B. Pembahasan

1. Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini Janin di Ruang CI Kebidanan

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2012.

Hasil analisis univariat diketahui bahwa Lebih dari sebagian (62%)

responden tidak mengalami kejadian ketuban pecah dini dan sebagian besar

(74,6%) responden dengan letak janin tidak sungsang. Kejadian KPD bisa

Page 36: 120040696 kti-murni-novianti

mempengaruhi terhadap kesehatan ibu dan anak bahkan sampai kepada

kematian. Kejadian KPD dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang antara

lain letak janin yang tidak normal (Sungsang) karena bayi dengan letak

sungsang akan merusak lapisan ketuban yang terdiri dari (dari dalam keluar),

epithelium, membrane basal, lapisan kompakta, lapisan fibroblastic dan

lapisan spongiosum karena janin memanjang dengan kepala di fundus uteri

dan bokong dibagian bawah kavum uteri sehingga ketuban sering pecah

sebelum waktunya sehingga perlu diadakan pengawasan yang ketat dan

penanganan yang cepat kepada ibu saat pertolongan persalinan guna

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Menurut Hafiz, (2009).KPD dapat mengakibatkan terjadinya

persalinan premature yang berdampak buruk bagi perkembangan gizi bayi

yang hidup dari persalinan premature, KPD juga dapat mengakibatkan

kematian pada ibu dan bayi. KPD dapat disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya faktor bayi dimana bayi mengalami letak sungsang atau ukuran

bayi yang terlalu besar. Faktor ibu seperti infeksi vagina, mal nutrisi pada ibu

dan factor lain seperti aktifitas seksual.

2. Hubungan Letak Sungsang Dengan Kejadian KPD Di Ruang Ci

Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2012.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 18 responden dengan bayi

letak sungsang ada 16 orang (88,9%) mengalami KPD dan dari 53 responden

yang tidak letak sungsang ada 11 orang (20,8%) yang mengalami KPD. Hasil

uji chie square mendapatkan nilai p = 0,00 lebih kecil dari = 0,05 (p

Page 37: 120040696 kti-murni-novianti

37

0,05) yang berarti ada hubungan antara variabel independent (letak sungsang)

dengan variabel dependent (ketuban pecah dini) di ruang CI kebidanan

RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

Penelitian ini menunjukan ketuban pecah dini lebih banyak terjadi

pada ibu yang tidak dengan letak sungsang, hal ini disebabkan karena adanya

faktor predisposisi lain yang disebabkan seperti inkompetensi servik,

ketegangan rahim (kehamilan ganda, hidramion) dan kelainan letak janin

(letak lintang, kelainan bahkan dari selaput ketuban, faktor infeksi, aktivitas

seksual, faktor nutrisi, faktor sosial ekonomi. faktor lainnya mempengaruhi

terjadinya ketuban pecah dini seperti ketegangan rahim yang berlebihan

(kehamilan ganda, hidramion), kelainan letak (letak lintang) tak infeksi

aktivitas seksual, faktor nutrisi dan faktor sosial ekonomi.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori Manuaba (2008), salah satu

faktor predisposisi dari kejadian ketuban pecah dini yaitu kelainan letak (letak

sungsang) hal ini didukung oleh pendapat dari Antonius (2009), yang

mengatakan bahwa ada hubungan letak sungsang dengan kejadian ketuban

pecah dini, ini disebabkan karena pada letak sungsang dimana bokong

menempati servik uteri dengan keadaan ini pergerakan janin terjadi di bagian

terendah karena keberadaan kaki janin yang menempati daerah servik uteri

sedangkan kepala janin akan mendesak fundus uteri yang dapat menekan

diapragma dan keadaan ini menyebabkan timbulnya rasa sesak pada ibu saat

hamil.

Page 38: 120040696 kti-murni-novianti

Keadaan ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intra uterin.

Dengan tekanan yang berlebihan ini vaskularisasi tidak berlangsung dengan

lancar yang dapat mengakibatkan selaput ketuban kekurangan jaringan ikat,

sehingga menyebabkan selaput ketuban tidak kuat atau lemah dan bila terjadi

sedikit pembukaan servik saja maka selaput ketuban akan mudah pecah.

Selain itu pada letak bokong terdapat rongga atau ruang, antara bokong dan

selaput ketuban (bokong bagian lunak sehingga fiksasi tidak mantap) hal ini

memungkinkan kaki dan tangan menempati ruang tersebut sehingga dapat

mempermudah pecahnya selaput ketuban.

Hubungan kedua variabel itu sangat kuat, letak sungsang

menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, karena dari estimasi nilai resiko

relatif dengan menggunakan rumus odds ratio (OR) dan dibantu dengan

sistem komputerisasi sebesar 30,54 yang berarti ibu bersalin yang didiagnosa

letak sungsang dapat menyebabkan kejadian ketuban pecah dini sebesar 30

kali lipat dibandingkan ibu bersalin yang didiagnosa tidak letak sungsang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Anastasyah (2010), tentang hubungan letak sungsang dengan kejadian

ketuban pecah dini di RSUD Hasan Sadikin Bandung tahun 2010

menunjukan ada hubungan yang signifikan antara letak sungsang dengan

ketuban pecah dini, dengan perolehan nilai p < 0,05. Sebagian besar ibu

dengan bayi letak sungsang mengalami ketuban pecah dini.

Page 39: 120040696 kti-murni-novianti

39

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan letak sungsang dengan kejadian

ketuban pecah dini di ruang CI Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Lebih dari sebagian responden tidak mengalami kejadian ketuban pecah dini.

2. Sebagian besar responden dengan letak janin tidak sungsang.

3. Terdapat hubungan antara letak sungsang dengan kejadian ketuban pecah dini

B. Saran

1. RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.

Diharapkan kepada pihak rumah sakit dapat lebih meningkatkan perhatian

kepada pelayanan ibu bersalin terutama kepada kejadian persalinan dengan

KPD dengan pertolongan yang cepat serta mengantisipasi terjadinya kejadian

KPD tersebut dengan cara menganjurkan ibu hamil rutin melakukan ANC dan

diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengenai

persalinan dengan letak sungsang supaya tidak terjadi ketuban pecah dini dan

lebih mempelajari / mengenal lebih dini tanda dan gejala dari ketuban pecah

dini supaya tidak terjadi komplikasi yang lebih lanjut terhadap ibu dan janin.

Page 40: 120040696 kti-murni-novianti

2. Akbid Dehasen Bengkulu

Kepada institusi akbid dehasen diharapkan dapat memperluas dalam

pemberian materi tentang kasus kegawat daruratan obstetri termasuk letak

sungsang dan ketuban pecah dini, serta lebih memperkaya sumber-sumber

pustaka baik dalam penyediaan literatur-literatur ataupun hasil penelitian yang

pernah dilakukan di kota lain atau di negara lain untuk mempermudah

mahasiswa dalam membandingkan atau menganalisa penelitian yang

dilakukan.

3. Peneliti selanjutnya.

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan megembangkan penelitian ini dengan

menentukan variabel lain yang berhubungan dengan kejadian KPD dengan

menambah memperluas ruang lingkup penelitian dengan jumlah sampel yang

lebih banyak dengan metode penelitian yang berbeda seperti desain cohort

atau case control agar mendapatkan hasil yang lebih memuaskan.

Page 41: 120040696 kti-murni-novianti

41

DAFTAR PUSTAKA

Anastasyah. 2010. Hubungan Letak Sungsang dengan Ketuban Pecah Dini. Bandung

Antonius. 2007. Perawatan Ketuban Pecah Dini. Jakarta: Muha Medika

Adji. 2009. Angka Ketuban Pecah Dini Di Indonesia. Jakarta: Trijaya Warsa

Depkes RI. 2007. Kejadian Ketuban Pecah Dini di Indonesia. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI

Dinas Kesehatan Bengkulu. 2010. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.

Ernawati. 2007. Hubungan Letak Sungsang dengan kejadian Ketuban Pecah Dini.

Jakarta: Tiga Serangkai diakses dari http//: www.indokes.com

Hartono. 2009. Letang Sungsang dan Ketuban Pecah Dini. Juberis. Jakarta

Mocthar. 2008. Ketuban Pecah Dini dan Perawatan. Padang: Unand.

Notoadmodjo. 2005. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Purnamasari. 2006. Prevalensi Ketuban Pecah Dini di Indonesia. Jakarta: Tiga

Serangkai

RSUD M Yunus. 20011. Laporan Tahuanan Ruang C1 Kebidanan. Bengkulu: RSUD

Dr M Yunus Bengkulu.

Sarwono. 2008. Perawatan Maternalitas dan Neonatal. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Syaifudin. 2008. Gejala Ketuban Pecah Dini Pada Bumil. Jakarta: Renika Cipta

Tortora. 2009. Infeksi Kelamin dan Perawatannya. Jakarta: Trans Infomedia

Varney, H. 2008. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Page 42: 120040696 kti-murni-novianti

LAMPIRAN

Page 43: 120040696 kti-murni-novianti

43

LEMBAR CHEKLIST

No.

Register

Nama

Responden

Letak sungsang KPD

Sungsang Tidak

Sungsang

KPD Tidak

KPD

Page 44: 120040696 kti-murni-novianti

Lampiran :

No. Letak Sungsang Ketuban Pecah Dini

1 Ny. S Ya KPD

2 Ny. P Tidak KPD

3 Ny. R Tidak KPD

4 Ny. I Tidak KPD

5 Ny. T Tidak Tidak KPD

6 Ny. S Tidak Tidak KPD

7 Ny. R Ya KPD

8 Ny. M Tidak KPD

9 Ny. K Ya KPD

10 Ny. A Tidak Tidak KPD

11 Ny. C Ya KPD

12 Ny. H Tidak Tidak KPD

13 Ny. U Tidak Tidak KPD

14 Ny. D Tidak Tidak KPD

15 Ny. E Tidak Tidak KPD

16 Ny. S Tidak Tidak KPD

17 Ny. F Tidak KPD

18 Ny. I Tidak Tidak KPD

19 Ny. R Tidak Tidak KPD

20 Ny. L Ya KPD

21 Ny. M Tidak Tidak KPD

22 Ny. D Tidak Tidak KPD

23 Ny. P Tidak Tidak KPD

24 Ny. H Tidak Tidak KPD

25 Ny. J Tidak Tidak KPD

26 Ny. T Tidak Tidak KPD

27 Ny. U Ya KPD

28 Ny. S Tidak Tidak KPD

29 Ny. V Tidak Tidak KPD

30 Ny. F Ya KPD

31 Ny. T Tidak KPD

32 Ny. E Ya KPD

33 Ny. R Ya KPD

34 Ny. E Tidak Tidak KPD

35 Ny. A Tidak Tidak KPD

36 Ny. H Tidak KPD

37 Ny. N Ya KPD

38 Ny. S Tidak Tidak KPD

39 Ny. R Tidak Tidak KPD

40 Ny. D Tidak KPD

41 Ny. L Tidak Tidak KPD

42 Ny. W Ya KPD

43 Ny. T Tidak Tidak KPD

44 Ny. M Tidak Tidak KPD

45 Ny. E Ya KPD

46 Ny. L Tidak Tidak KPD

47 Ny. S Tidak Tidak KPD

48 Ny. S Tidak Tidak KPD

49 Ny. Y Tidak Tidak KPD

50 Ny. A Tidak Tidak KPD

51 Ny. D Tidak Tidak KPD

52 Ny. K Tidak Tidak KPD

53 Ny. Y Tidak Tidak KPD

54 Ny. R Ya KPD

55 Ny. H Tidak Tidak KPD

56 Ny. I Tidak Tidak KPD

57 Ny. E Ya KPD

58 Ny. R Tidak Tidak KPD

59 Ny. S Ya Tidak KPD

60 Ny. H Ya KPD

61 Ny. T Tidak Tidak KPD

62 Ny. W Tidak Tidak KPD

63 Ny. L Tidak KPD

64 Ny. J Ya KPD

65 Ny. P Tidak Tidak KPD

66 Ny. L Tidak Tidak KPD

67 Ny. D Tidak KPD

68 Ny. Z Tidak Tidak KPD

69 Ny. R Tidak KPD

70 Ny. N Ya Tidak KPD

71 Ny. A Tidak Tidak KPD

Initial

HASIL PENGUMPULAN DATA PENELITIAN :

HUBUNGAN LETAK SUNGGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI

(KPD) DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS

BENGKULU TAHUN 2012

Page 45: 120040696 kti-murni-novianti

45

Lampiran :

HASIL PENGOLAHAN DATA

HUBUNGAN LETAK SUNSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH

DINI (KPD) DI RUANG C1 KEBIDANAN RSUD Dr. M. YUNUS

BENGKULU TAHUN 2012

1. Analisis Univariat

2. Analisis Bivariat

Crosstabs

letsu

18 25,4 25,4 25,4

53 74,6 74,6 100,0

71 100,0 100,0

Ya

Tidak

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

KPD

27 38,0 38,0 38,0

44 62,0 62,0 100,0

71 100,0 100,0

KPD

Tidak KPD

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulat iv e

Percent

letsu * KPD Crosstabulation

16 2 18

88,9% 11,1% 100,0%

11 42 53

20,8% 79,2% 100,0%

27 44 71

38,0% 62,0% 100,0%

Count

% within letsu

Count

% within letsu

Count

% within letsu

Ya

Tidak

letsu

Total

KPD Tidak KPD

KPD

Total

Page 46: 120040696 kti-murni-novianti

Chi-Square Tests

26,468b 1 ,000

23,656 1 ,000

27,626 1 ,000

,000 ,000

26,095 1 ,000

71

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only f or a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is

6,85.

b.

Risk Estimate

30,545 6,088 153,260

4,283 2,469 7,429

,140 ,038 ,522

71

Odds Ratio for letsu

(Ya / Tidak)

For cohort KPD = KPD

For cohort KPD =

Tidak KPD

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Conf idence

Interv al

Page 47: 120040696 kti-murni-novianti

47

Page 48: 120040696 kti-murni-novianti
Page 49: 120040696 kti-murni-novianti

49

Page 50: 120040696 kti-murni-novianti
Page 51: 120040696 kti-murni-novianti

51

Page 52: 120040696 kti-murni-novianti

BIODATA PENELITI

Nama : Murni Novianti

Tempat / Tanggal Lahir : Bintuhan, 28 november 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswi Akbid Dehasen Bengkulu

Nama Orangtua

Ayah : H.A.manap

Ibu : Hj.Zaini

Alamat : Desa cucupan, Kec. Muara Tetap, Kab. Kaur

Selatan

No.Telp : 081385841769

Riwayat Pendidikan : SD Negeri 04 Muara Tetap Tahun 2003

SLTP Negeri 03 Muara Tetap Tahun 2006

SMA Negeri 01 Muara Tetap Tahun 2009

Motto : kejarlah cita-citamu sebelum cintamu,

karena apabila tercapainya cita-cita

maka dengan sendirinya cinta akan hadir kepada kita.