10 bab iv (fix)

Upload: dwi-febria

Post on 30-Oct-2015

119 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4847

BAB IVCONTROL SYSTEM OF DIESEL HYDRAULIC LOCOMOTIVE ( DH )4.1 Sekilas Tentang Lokomotif Diesel Hydraulic (DH)

Lokomotif Diesel Hydraulic merupakan lokomotif yang dilengkapi dengan tenaga penggerak mula berupa motor Diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan keperangkat hydraulic untuk menggerakkan roda. Lokomotif Diesel Hydraulic mempunyai sistem penerusan tenaganya adalah sebagai berikut, tenaga dari motor Diesel diteruskan ke transmisi hidrolik melalui batang gardan. Sistem kerja dari lokomotif Diesel hydraulic adalah mesin diesel di-start untuk menghasilkan gerak mula, setelah mesin hidup tenaga dari motor Diesel diteruskan ke transmisi hidrolik melalui batang garden. Pada transmisi hidrolik ini mempunyai dua kedudukan yaitu maju dan mundur. Dari transmisi hidrolik ini diteruskan ke gardan kombinasi dengan batang gardan, kemudian tenaga tersebut diteruskan ke gardan tunggal, dengan demikian roda akan berputar. Lokomotif diesel hidrolik yang ada di Indonesia terdiri dari Lokomotif kecil, daya sekitar 300 HP : C 300, D 300, D 301. Lokomotif sedang, daya antara 600-800 HP : BB 300, BB 302. Lokomotif besar, daya diatas 800 HP : BB 301, BB 303, BB 304, BB 306. Sedangkan lokomotif diesel hidrolik yang baru dibuat oleh PT Inka yaitu Lokomotif diesel hydraulic type CC300 dengan daya sekitar 2200 HP.

4.1.1 Spesifikasi Lokomotif Diesel Hydraulic (DH)Pada Tahun 2011, PT Inka mengeluarkan produk baru berupa Lokomotif Diesel Hydrolic yang pertama dan merupakan hasil rancang bangun sendiri secara keseluruhan. Lokomotif Diesel Hydrolic di PT.Inka dengan type CC300 ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :

Memiliki Double Cabin.

memakai bogie konstruksi 3 gandar.

Panjang keseluruhan 19 m, lebar 2,790 m, berat kurang lebih 87 ton, dan beban axle 15 ton.

Mesinnya memakai mesin Diesel Caterpillar dengan transmisi dari Voith. Sistem pengereman memakai produk Wabtec.

Master Controller memakai produk Woojin dari Korea Selatan.

Lokomotif Diesel Hydraulic tipe CC300 ini diharapkan mempunyai Power sekitar 2200 HP. Lokomotif ini juga dilengkapi genset dari Caterpillar yaitu CAT C15 yang digunakan sebagai sumber listrik untuk rangkaian kereta penumpang. Dengan kondisi ini maka tidak perlu digunakan kereta Power lagi seperti biasanya. Apabila lokomotif ini dipakai untuk menarik gerbong, genset tersebut dapat dimatikan. Bogie memakai sistem konstruksi yang didesain untuk kecepatan 120 Km/jam, kecepatan operasional 100Km/jam. Keistimewaan bogie ini merupakan bogie 3 gandar, sederhana, dan mudah dalam perawatan.4. 2 Diagram Alir Lokomotif DH

Gambar 4.1 Diagram Alir Loko DHUrutan kerja dari sebuah lokomotif diesel hydraulik dapat dilihat dari blok diagram diatas, dimana pusat dari semua sumber energi mekanik dan elektrik kontrolnya bersumber dari Engine yaitu Engine Caterpilar 3512B. Engine tersebut bergerak dengan bahan bakar solar dengan rotasi 1800 rpm dan dapat menghasilkan daya sebesar 1700kW. Dari Engine langsung di couple langsung dengan transmisi L620 reU2+KB385 1582 kW, dimana fungsi transmisi itu sendiri adalah untuk mengatur roda gigi yang akan mempengaruhi kecepatan kereta. Kontrol transmisi diatur oleh master control dengan menggunakan sinyal pwm. Lalu dari transmisi langsung dihubungkan dengan gear box yang berfungsi sebagai media penggerak roda kereta, dimana didalam gear box terdapat gear-gear yang di tata sedemikian rupa untuk menyesuaikan torque dan daya yang akan digunakan pada roda kereta. Dari gear box dihubungkan dengan roda yang berfungsi untuk menggerakkan kereta. Output daya pada Engine di ambil 121 kW untuk menggerakkan Fan Radiator yang difungsikan untuk mendinginkan Engine itu sendiri agar tidak erlalu panas saat Engine bekerja. Output daya pada Engine juga digunakan untuk menggerakkan Compresor dengan daya 70 kW yang berfungsi untuk konsumsi udara untuk mengoprasikan brake pada kereta. Engine juga menghasilkan daya DC sebesar 6,8 kW sebagai sumber energi untuk kelistrikan pada kontrol diruang kabin yang biasaya menggunakan tegangan 24VDC dan juga untuk beban-beban kelistrikan pada kereta seperti lampu sinyal, batt charger, Air Conditioner, engine room lamp wiper,I/O module voith, fan.4.3 Mendesain Skema Rangkaian Kontrol

Di PT. Industri Kereta Api ini yang bertugas mendesain dan merancang sebuah kontrol, dan kendali atas semua yang ada pada kereta agar kereta dapat dioprasikan sesuai standart adalah bagian Desain dan Rekayasa. Di dalam Desain dan Reayasa dibagi menjadi dua bagian yang mempunyai tugas berbeda, satu bertugas mendesain pada bagaimana kereta agar dapat beroperasi, dan satu lagi bertugas menentukan tata letak semua komponen yang telah didesain oleh bagian desain.

4.3.1 Software Yang Digunakan

Desain secara keseluruhan, carbody, integrasi sistem elektrik, sistem kontrol, sistem pengereman, maupun desain bogie menggunakan software desain Autodesk AutoCAD 2007. Dalam medesain schematic pada software ini dibutuhkan kemampuan logika yang tinggi dan ketelitian yang akurat, karena bekerja tidaknya bagian kereta ditentukan oleh desain yang dibuat. Sedangkan untuk melakukan perhitungan-perhitungan dan simulasi digunakan software CAE Ansys dan Vampire. 4.3.2 Menentukan komponen yang digunakan

Hal pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan system control pada lokomotif DH adalah menentukan komponen-komponennya secara spesifik dari segi spesifikasinya, cara kerja, harga, jenis, dan datasheet yang digunakan. Secara umum komponen control concept utama yang digunakan dalam system control lokomotif DH yaitu :

a. kontaktor

b. MCB DC

c. Battery

d. I/O modul

e. Master control

f. Can bus

g. Converter analog to PWM

h. ECM (Engine Control Mechine)

i. TMV recorder

j. Monitoring Sistem

k. Keyswitch

Adapun langkah awal yang kita kerjakan dalam pembelajaran tentang lokomotif DH adalah membuat diagram schematic control cabin lokomotif. Berikut adalah gambar diagram schematicnya:

Gambar 4.2 Contoh schematic Design cabin lokomotif 1

Gambar 4.3 Contoh schematic Design cabin lokomotif 2

Penjelasan tentang schematic diatas :

Power supply berasal dari battery/accu bertegangan 24vdc yang kemudian disalurkan pada kabel 403 dan 402. Begitu battery on, kontak relay pada lampu indicator akan bekerja. Sehingga indicator on menyala dan indicator off mati. Lalu voltmeter bekerja menunjukkan 24vdc. Apabila keyswitch pada cabin 1 diputar (dalam keadaan on), maka control pada cabin 1 bekerja dan control pada cabin 2 tidak dapat beroperasi. Begitu pula sebaliknya.

Gambar diatas adalah diagram schematic yang digunakan untuk mengontrol cabin lokomotif DH yang keeluruhannya dikontrol pada dua cabin dalam satu lokomotif, dimana saat cabin 1 beroperasi maka cabin 2 tidak dapat dioperasikan. Dalam lokomotif DH, cabin 1 diakomodasikan sebagai kepala depan sedangkan cabin 2 sebagai kepala belakang. Dalam proses kontrol atau dalam hal ini adalah pengoperasian lokomotif DH semua dikontrol pada cabin lokomotif. Dari pergerakan maju mundurnya kereta, pengereman, kontrol instalasi listrik (lampu), komunikasi dan peletakan junction box. 4.4 Block Diagram Control Concept

Analog CAN bus

Analog Signal

Gambar 4.4 Block Diagram Control ConceptDiagram blok diatas merupakan diagram control engine dan transmisi atau control pergerakan kereta lokomotif DH. Adapun urutan controlnya sebagai berikut :

1. Master control digunakan untuk mengontrol maju mundurnya kereta. Master control menghasilkan signal analog sebesar (4-20 mA) yang kemudian di-input-kan pada I/O modul Voith.

2. Dari I/O modul Voith signal analog di-ouput-kan pada transmisi untuk mengatur gear box atau roda gigi yang di couple pada engine. Selain itu signal analog juga di output-kan pada modul converter analog to PWM.3. Dari modul converter, signal analog diubah menjadi signal PWM (Pulse Width Modulation)

4. Lalu output modul converter yang berupa signal PWM digunakan untuk input pada ECM (Engine Control Machine).

5. Terakhir, ECM menghasilkan output untuk mengontrol engine dan output untuk monitoring sistem.

Gambar 4.5 Master Kontrol

4.5 Beban Alternator24 VDCNoLoadsDaya (W)QuantityTotal (W)

Auxiliary Load

1Cabin Room Lamp20120

2Panel Lamp40140

3Head Lamp1008800

4Sinyal Lamp5840

5Wiper1001100

6Indicator Lamp (Driver Desk)5840

7Engine Room Lamp406240

8I/O Modul Voith40140

9ECM2401240

10Batt Charger9601960

Air Conditioner

11AC Power Consumption150011500

Fan

12Exhaust Fan100044000

Total Daya8020

Current Consumption (A)334.1667

Tabel 4.1 Pembagian Beban Alternator4.6 SISTEM KONTROL LOKO DH

4.6.1 Sinyal Digital dan Analog

Sinyal Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog.

Gelombang padaSinyal Analogyang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.

Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.

Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik. Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah signal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat, tetapi transmisi dengan isyarat digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya isyarat ini juga dikenal dengan isyarat diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada isyarat digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1).

Sistem digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nilai suatu sistem digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat memengaruhi nilai akurasi system digital.

Signal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog yaitumampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi, penggunaan yang berulang ulang terhadap informasi tidak memengaruhi kualitas dan kuantitas informsi itu sendiri, Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk, dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif. Kelebihan informasi digital adalah kompresi dan kemudahan utnuk ditranfer ke media elektronik lain. Kelebihan ini dimanfaatkan secara optimal oleh teknologi internet, misalnya dengan menaruhnya ke suatu website atau umumnya disebut dengan meng upload.

4.6.2 Digital to Anolog Converter (DAC)DAC adalah perangkat yang digunakan untuk mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk digital menjadi sinyal keluaran dalam bentuk analog (tegangan). Tegangan keluaran yang dihasilkan DAC sebanding dengan nilai digital yang masuk ke dalam DAC. Sebuah DAC menerima informasi digital dan mentransformasikannya ke dalambentuk suatu tegangan analog. Informasi digital adalah dalam bentuk angka biner dengan jumlah digit yang pasti.

Konverter D/A dapat mengonversi sebuah word digital ke dalam sebuah tegangan analog dengan memberikan skala output analog berharga nol ketika semua bit adalah nol dan sejumlah nilai maksimum ketika semua bit adalah satu.Angka biner sebagai angka pecahan.Aplikasi DACbanyak digunakan sebagai rangkaian pengendali (driver) yang membutuhkan input analog seperti motor AC maupun DC, tingkat kecerahan pada lampu, Pemanas (Heater) dan sebagainya. Umumnya DAC digunakan untuk mengendalikan peralatan computer.Untuk aplikasi modern hampir semua DAC berupa rangkaian terintegrasi (IC), yang diperlihatkan sebagai kotak hitam memiliki karakteristik input dan output tertentu. Karakteristik yang berkaitan dapat diringkas oleh referensi dari gambar 2.1 adalah:

1.Input Digital: Jumlah bit dalam sebuah word biner paraleldisebutkan di dalam lembar spesifikasi.

2.Catu Daya :Merupakan bipolar pada level 12 V hingga 18 V seperti yangdibutuhkan oleh amplifier internal.

3.Suplai Referensi: Diperlukan untuk menentukan jangkauan tegangan output dan resolusi dari konverter. Suplai ini harus stabil, memiliki riple yang kecil.

4.Output: Sebuah tegangan yang merepresentasikan input digital. Tegangan iniberubah dengan step sama dengan perubahan bit input digital. Output aktual dapat berupa bipolar jika konverter didesain untuk menginterpretasikan input digital negatif.

5.Offset: Karena DAC biasanya di implementasikan dengan op-amp, maka mungkin adanya tegangan outputoffsetdengan sebuah input nol. Secara khusus, koneksi akan diberikan untuk mendukung pengesetan ke harga nol dari output DAC dengan input word nol

6.Mulai konversi: Sejumlah rangkaian DAC memberikan sebuah logika input yang mempertahankan konversi dari saat terjadinya hingga diterimanya sebuah perintah logika tertentu (1atau0). Dalam ini, word input digital diabaikan hingga diterimanya input logika tertentu. Dalam sejumlah hal, sebuah buffer input diberikan untuk memegang (hold) word digital selama dilakukannya konversi hingga selesai.4.6.3 Analog to Digital Converter (ADC)

ADC adalah suatu rangkaian yang mengubah data berupa tegangan analog ke data digital. ADC ini digunakan bila ada inputan tegangan analog. IC ADC yang ada seperti 0804, 0808, 0832 adalah IC ADC yang sudah ada dari pabrik dan bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. dianggap dapat memenuhi kebutuhan dari rangkaian yang akan dibuat. Hal hal yang juga perlu diperhatikan dalam penggunaan ADC ini adalah tegangan maksimum yang dapat dikonversikan oleh ADC dari rangkaian pengkondisi sinyal, resolusi, pewaktu eksternal ADC, tipe keluaran, ketepatan dan waktu konversinya.

Jenis ADC yang biasa digunakan dalam perancangan adalah jenisSuccessive Approximation Convertion( SAR ) atau pendekatan bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan tidak tergantung pada nilai masukan analognya atau sinyal yang akan diubah dan jenis lainnya adalah digital RAMP tapi yang jenis ini jarang digunakan.

Secara singkat prinsip kerja dari ADC adalah semua bit bit diset kemudian diuji dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Dengan rangkain yang paling tepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock dan keluaran. ADC merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register SAR.

Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data digital yang ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, output digital akan tetap tersimpan sekalipun akan dimulai siklus konversi yang baru.

4.6.4 DC to DC ConverterKonverter DC-DC berlaku seperti halnya trafo/t ransformeryang mengubah tegangan AC tertentu ke tegangan AC yang lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak ada peningkatan ataupun pengurangan daya masukan selama pengkonversian bentuk energi listriknya.Konverter DC-DC dapat dibagi menjadi 2 kategori besar, yaitu yang terisolasi dan yang tak terisolasi. Kata isolasi disini secara sederhana bermakna adanya penggunaan trafo(isolasi galvanis) antara tegangan masukan dan tegangan keluaran konverter DC-DC. Beberapa sumber menyebutkan bahwa konverter DC-DC yang tak terisolasi dengan istilahdirect converter,dan konverter yang terisolasi dengan istilahindirect converter.

4.6.5 Komunikasi Serial RS 232

Komunikasi serial merupakan komunikasi data dengan pengiriman data secara satu per satu dengan menggunakan satu jalur kabel data. Sehingga komunikasi serial hanya menggunakan 2 kabel data yaitu kabel data untuk pengiriman yang disebut transmit (Tx) dan kabel data untuk penerimaan yang disebut receive (Rx). Kelebihan dari komunikasi serial adalah jarak pengiriman dan penerimaan dapat dilakukan dalam jarak yang cukup jauh dibandingan dengan komunikasi parallel tetapi kekurangannya adalah kecepatan lebih lambat daripada komunikasi parallel, untuk saat ini sedang dikembangkan teknologi serial baru yang dinamakan Universal Serial Bus (USB) yang memiliki kecepatan pengiriman dan penerimaan data lebih cepat dibanding serial biasa. Beberapa contoh : komunikasi Serial RS-232 dan RS-485.4.7 SISTEM ELEKTRIK TAMBAHAN LOKOMOTIF DIESEL HIDROLIKSistem elektrik tambahan pada loko dh diperlukan untuk fasilitas, keamanan, dan kenyamanan bagi para penumpang. Sistem elektrik tambahan tersebut meliputi :4.7.1 Lighting System

Sistem penerangan pada meliputi sumber tenaga dan pembagian beban berupa lampu. Sumber listrik penerangan diambil dari SIV 380 VAC tiga fasa. Terdapat trafo untuk mengubah dari 380 VAC menjadi 220 VAC. Untuk Emergency Lamp diambil dari baterai 24 VDC. Lampu penerangan terdiri dari lampu penerangan ruang penumpang, ruang kabin, lampu penerangan luar (Eksterior). Lampu adalah elemen paling penting yang ada di kereta api, dikarenakan fungsinya yang sebagai pencahayaan ataupun penerangan.

4.7.1.1 Lampu Penerangan ruang penumpang

Penerangan ruang penumpang menggunakan lampu jenis LED, 220 VAC/ 20 W. Lampu penerangan mempunyai kuat terang minimum 75 lux pada ketinggian 850 mm dari lantai dia atas setiap kursi penumpang. Jumlah lampu pada ruang ini adalah 22 buah. Lampu penerangan disusun satu baris pada langit langit dari ruang penumpang. Ruang penumpang dilengkapi dengan penerangan darurat yang dipasang diatas pintu keluar/masuk penumpang dengan tegangan input 24 VDC / 20W dan lampu penerangan bantu yang dipasang samping bagasi atas disusun dua baris menggunakan lampu 220VAC/5W. Ini merupakan bagian yang sangat penting, sehingga kenyamanan benar-benar terjaga.

4.7.1.2 Lampu penerangan ruang kabin

Penerangan ruang kabin menggunakan lampu jenis LED, 220 VAC/20 W. Lampu penerangan mempunyai kuat terang minimum 75 lux pada ketinggian 850 mm dari lantai di atas setiap kursi masinis. Untuk melengkapi penerangan ruang kabin dipasang lampu baca 24 VDC/10 W yang merupakan lampu halogen. Lampu baca dipasang 2 buah pada masing masing kabin.4.7.1.3 Lampu penerangan luar (eksterior)

Lampu Sorot (head light)Setiap ujung kabin masinis dilengkapi dengan 2 buah lampu sorot yang merupakan lampu halogen dengan tegangan operasi 24 VDC dan daya 150/190 Watt Lampu KabutSetiap ujung kabin dilengkapi dengan 4 buah lampu kabut yang merupakan lampu penolong. Lampu SinyalSetiap ujung kabin masinis dilengkapi lampu sinyal yang merupakan lampu Light Emission Diode (LED) dengan tegangan input 24 VDC. Lampu IndikatorSetiap dinding samping kereta dilengkapi lampu indikator pintu yang merupakan lampu LED dengan tegangan input 24 VDC. Beban penerangan Emergency dengan sumber baterai berupa lampu yang dipasang pada masing masing pintu keluar/masuk. Untuk pembagian beban dapat dilihat Gambar 4.6 dan 4.7 :

Gambar 4.6 Pembagian Beban Lampu Battery

Baterai yang digunakan adalah jenis lead acid dengan katub anoda / katoda menggunakan timbal (Pb). Tegangan baterai adalah 24 VDC dengan kapasitas minimum 200 AH yang dapat mengoperasikan peralatan kontrol dan perlengkapan pelayanan tambahan yang diperlukan minimum selama 60 menit. Pengisi baterai berupa alternator charging yang dikopel ke diesel engine.4.7.2 Air Conditioner System

Terdapat satu AC pada masing masing kereta. Sumber AC diambil dari SIV (Static inverter). Pada AC ini terdapat empat kondisi switch. Kondisi pertama adalah 0 dimana AC tidak aktif. Kondisi kedua adalah mengaktifkan fan evaporator, ketiga dan keempat digunakan untuk mengatur level suhu ruangan. Kompressor AC merupakan motor listrik yang bekerja dengan tegangan 380 VAC, sedangkan evaporator dan kondensator bekerja dengan tegangan 24 Vdc yang bersumber dari alternator DC yang dikopel dengan engine melalui PTD engine. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.8

4.7.3 Sistem Pendingin Mesin (RADIATOR)

Sistem pendingin mesin (radiator) menggunakan tipe yang kompak dengan kapasitas pendinginan sesuai dengan mesin diesel yang digunakan. Terdapat 3 sistem pendingin mesin pada railbus ini yaitu:

A. Fan radiator 380 VAC/3kW

B. CAC Motor 1 380 VAC / 2.5 kW

C. CAC Motor 2 380 VAC/2.5 Kw

4.7.4 PSD (Pneumatic Sliding Door) System

PSD (Pneumatic Sliding Door) system menggunakan kombinasi elektrik dengan pneumatik. Sumber listrik 24 VDC digunakan untuk mencatu PSD. Sistem pintu membuka hanya untuk sisi kiri atau kanan dengan menekan tombol dari driverdesk. Switch yang digunakan untuk kontrol pintu terletak pada driverdesk cabin. Pada kabin terdapat dua switch yang digunakan untuk kontrol pintu yaitu switch pintu bagian kanan dan switch pintu bagian kiri.

Indikator pintu berupa lampu yang terdapat pada driverdesk dan buzzer yang terdapat pada masing-masing pintu. Buzzer akan berbunyi dan lampu indikator akan menyala jika pintu terbuka.Di sini terdapat terdapat aplikasi dari PSD, antara lain:

4.7.4.1 Sistem Gerakan Menutup Pintu

Pada saat pintu menutup dan tertahan karena mengenai sesuatu / seseorang maka pressure switch akan bekerja dan memberi perintah ke open valve sehingga pintu akan kembali terbuka dan setelah beberapa detik memberi perintah ke close valve. Apabila saat menutup hingga jarak pintu sekitar 7,5-10 cm dan setelah mengenai sensor reed (S2) maka pintu tidak diperintahkan untuk berhenti. Ini dirancang demi keamanan penumpang dan jadwal Railbus tetap pada waktunya, kecuali pada saat emergency, keadaan ini tidak berlaku. Pintu dikunci setelah posisi pintu sudah menutup sempurna saat setelah mengenai reed sensor (S2). Kemudian pintu memberikan sinyal indikator bahwa pintu sudah terkunci (saat S1 dan S4 terhubung).4.7.4.2 Keadaan Parking

Bila dalam keadaan parkir, pintu dalam kondisi tertutup dan sudah dalam keadaan terkunci sebelum listrik dimatikan dan angin dimatikan. Pintu tetap dalam kondisi terkunci karena pengunci menggunakan pegas jadi untuk mau membuka pintu dalam keadaan tanpa angin tanpa bisa dilakukan dengan menarik tuas manual.

4.7.5 Footstep SystemTerdapat 10 footstep pada Railbus ini, yaitu 4 footstep pada ruang penumpang TEC, dua footstep pada ruang trailer, dan 4 footstep pada ruang MC. Footstep digerakkan secara pneumatik dan dikendalikan dari switch footstep kiri dan kanan pada ruang kabin. Power switching 24 VDC digunakan untuk mengaktifkan footstep. Footstep dan lampu indikator footstep pada kabin menggunakan SIV (Static Inverter).4.7.6 Air Compressor System

Air compressor pada Railbus ini terletak di bawah Trailer. Tenaga diambil dari generator dengan menggunakan perantara SIV. Air compressor digunakan untuk mengisi udara pada pipa pneumatik, sistem udara dilengkapi dengan air dryer dan air coolant yang dipasang setelah kompresor. Sistem ON/OFF kompresor diperintah berdasarkan tekanan udara pada tangki udara utama dengan indikator pressure switch yang terpasang pada tangki utama. Pressure switch akan aktif jika tekanan udara 7 < p < 8.5 bar.4.7.7 Sistem Peringatan

4.7.7.1 Horn SystemHorn pada Railbus ini digunakan untuk memberi peringatan kepada orang-orang di luar Railbus agar mengetahui ada yang lewat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Sumber listrik dari horn system berasal dari baterai 24 VDC. Baterai 24 VDC mengaktifkan relay R10 melalui tombol di depan masinis dan co masinis pada bagian kaki driverdesk. Jika relay R10 terdapat tegangan maka relay R10 mengalirkan listrik ke electric valve horn sehingga horn berbunyi. Gambar 4.4 adalah flow chart cara kerja horn system :

4.7.7.2 Signal Lamp

Seperti pada kereta api, Railbus ini dilengkapi dengan signal lamp. Ada 2 jenis lampu signal, yaitu signal depan maskara dan signal samping. Signal lamp terdiri dari tiga kondisi yaitu merah, kuning dan hijau. Sehingga switch signal lamp mempunyai empat kondisi termasuk kondisi 0 sedangkan signal depan mempunyai 3 switch toggle. Signal lamp terdapat pada samping masing-masing kabin TEC dan MC yang menghadap belakang. Ketika signal lamp pada TEC menyala warna hijau maka signal lamp pada MC menyala warna merah, begitu pula sebaliknya. 4.7.7.3 Penggunaan Signal Lamp :

Signal lamp digunakan untuk mengisyaratkan kepada kereta lain dan calon penumpang tentang kondisi Railbus yang sedang parkir atau akan berangkat dengan keadaan signal lamp.Ketika Railbus akan/sedang berjalan maju (ditinjau dari operator di kabin) maka arahkan switch signal lamp pada posisi hijau (H) pada kabin operator. Sumber listrik signal lamp diambil dari baterai +24 VDC.4.7.7.4 Headlamp System

Headlamp digunakan untuk penerangan dimalam hari. Selain itu juga untuk memberi informasi bahwa Railbus sedang lewat. Headlamp ini dapat dikatifkan pada masing masing kabin meskipun hanya salah satu kabin yang aktif. Sumber listrik yang digunakan untuk mengaktifkan headlamp adalah baterai 24 VDC melalui kontak bantu dan switch headlamp yang berada pada driverdesk cabin. 4.7.8 Wiper System

Pada setiap kaca depan dilengkapi dengan wiper untuk membersihkan kaca dari air hujan atau ketika dibersihkan.Wiper yang digunakan adalah wiper tipe automotive application dengan motor 24 VDC. Pengoperasian wiper dilakukan dari kabin dengan mengoperasikan Wiper switch.Ada 3 pilihan pengoperasian yaitu intermitten speed, low speed, dan high speed.Transmisi L620 reU2+KB385 1582 kW

CAT 3512B 1800 min-1

1700kW

weels

Gear box

Fan Radiators Max 121 kW

DC Alt

6,8 kW

Compressor drive Max 70 kW

AC 24VDC (2kW)

Aux Load (2.8 kW)

Exhaust Fan (2kW)

TMV Recorder

Transmitton

Master Controller

I/O Modul Voith

Sinyal converter (Analog to PWM)

Engine CAT

EMS CDL

ECM Engine CAT

EMBED Visio.Drawing.11

EMBED Visio.Drawing.11

Gambar 4.7 Pembagian Beban SIV

EMBED Visio.Drawing.11

EMBED Visio.Drawing.11

Gambar 4.8 Air Conditioner System

EMBED Visio.Drawing.11

Gambar 4.9 Horn System

31

_1391000427.vsdtext

text

2 Lampu endwall T 24 VDC / 20 W

2 Lampu darurat T 24 VDC / 20 W

1 Lampu endwall TEC 24 VDC / 20 W

1 Lampu kabin TEC 24 VDC / 20 W

4 Lampu darurat TEC 24 VDC / 20 W

1 Lampu endwall MC 24 VDC / 20 W

1 Lampu kabin MC 24 VDC / 20 W

4 Lampu darurat MC 24 VDC / 20 W

2 Lampu baca MC 24 VDC / 10 W

2 Lampu baca TEC 24 VDC / 10 W

BATTERY

_1391000428.vsdtext

text

SIV

TRAFO

AC

0 = OFF

3 = FULL

2 = HALF

1 = FAN

LC Filter

_1391000429.vsdtext

SWITCH HORN

RELAY R10

SOLENOID VALVEHORN

PNEUMATIC HORN

_1391000426.vsdtext

text

SIV

8 Lampu ruang TEC 220 VAC / 20 W

8 Lampu ruang MC 220 VAC / 20 W

6 Lampu ruang T 220 VAC / 20 W

10 Lampu bantu TEC 220 VAC / 5 W

10 Lampu bantu T 220 VAC / 5 W

10 Lampu bantu MC 220 VAC / 5 W