1 pendahuluan

Upload: martin-darmasetiawan

Post on 16-Oct-2015

84 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 1

    1.1 Dasar Hukum Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah

    (RTRW) Kabupaten Bekasi

    Didalam Pasal 7 UU No. 26 Tahun 2007 disebutkan bahwa negara

    menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,

    yang pelaksanaan wewenangnya dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah

    daerah dengan tetap menghormati hak yang dimiliki setiap orang.

    Berkaitan dengan kebijakan otonomi daerah, penataan ruang diselenggarakan

    dengan pendekatan wilayah, yaitu terdiri atas penataan ruang wilayah nasional;

    penataan ruang wilayah provinsi; dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota.

    Dengan pendekatan wilayah ini, setiap wilayah merupakan subsistem ruang

    dimana terdapat sumber daya manusia dengan berbagai macam kegiatan

    pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan tingkat

    pemanfaatan yang berbeda, yang apabila tidak ditata dengan baik dapat

    mendorong ke arah ketidaksinambungan pemanfaatan ruang.

    Dalam konteks wilayah kabupaten, penataan ruang wilayah kabupaten Bekasi

    merupakan penjabaran dari kebijakan dan strategi penyelenggaraan penataan

    ruang wilayah Nasional dan Provinsi Jawa Barat. Oleh karenanya dalam

    penyelenggaraan penataan ruang wilayah kabupaten Bekasi perlu

    mengakomodir kepentingan nasional, kepentingan Provinsi Jawa Barat,

    kepentingan Kabupaten Bekasi, serta keselarasan dan keterpaduan dengan

    penyelenggaraan penataan ruang wilayah kabupaten yang berbatasan dengan

    Kabupaten Bekasi sebagai suatu kesatuan sistem wilayah yang lebih luas untuk

    menjaga keselarasan, keserasian, keseimbangan dan keterpaduan antardaerah,

    antar pusat dan daerah, antarsektor dan antarpemangku kepentingan.

    Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi 2010-

    2030 tidak terlepas dari hasil evaluasi terhadap RTRW Kabupaten Bekasi Tahun

    2003-2013 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi No. 4

    Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi

    Nomor 4 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2003-2013. Evaluasi yang dilakukan pada hakikatnya untuk menilai

    kinerja penataan ruang, yang pada kenyataannya masih terdapat penyimpangan-

    penyimpangan baik terkait struktur maupun pola ruang.

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 2

    Dari aspek dinamika pembangunan dalam lingkup internal, sebagian telah

    diakomodir didalam Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi No. 4 Tahun 2007

    tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2003 2013,

    dan beberapa hal perlu diantisipasi dan direspon didalam suatu rencana tata

    ruang yang mampu menjamin keberlangsungan pelaksanaannya dalam

    mendukung perwujudan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bekasi

    jangka panjang.

    Dalam konteks dinamika eksternal yang mencakup konstelasi global, nasional,

    dan regional, baik dalam rangka penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang

    baik (good governance) dan akuntabel; tuntutan era pasar global (global trading);

    fenomena megapolitan, konurbasi yang tidak lagi mendudukan batas

    administrasi wilayah sebagai persoalan/hambatan dalam melakukan kegiatan

    pembangunan, interaksi atau sistem aktifitas penduduk, ataupun kerjasama yang

    melibatkan dua atau lebih wilayah dalam lingkup regional, nasional maupun

    global/internasional di berbagai bidang. Berkembangnya kawasan industri di

    wilayah Kabupaten Bekasi, tumbuh dan berkembangnya sektor properti di

    wilayah ini baik investor dalam nengeri maupun investor asing, memberikan

    konsekuensi tereksploitasinya sumber daya alam, sumber daya energi, sumber

    daya air, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya; kebutuhan

    pembangunan infrastruktur utama dan infrastruktur pendukung; alokasi

    peruntukkan lahan untuk kegiatan pembangunan; hingga dukungan perangkat

    kebijakan seperti dalam bentuk insentif untuk menciptakan iklim investasi yang

    kondusif.

    Disatu sisi, perkembangan yang dinamis ini merefleksikan wujud hasil-hasil

    pembangunan ataupun memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan

    ekonomi, namun disisi lain sejauh mana rencana tata ruang mampu

    mengakomodir tuntutan dan perilaku pasar tanpa mengesampingkan aspek

    pertimbangan daya dukung lingkungan serta keseimbangan lingkungan dalam

    rangka mendukung terwujudnya tujuan pembangunan wilayah jangka panjang.

    Dinamika eksternal lainnya, diantaranya dipengaruhi adanya perubahan

    paradigma dalam penataan ruang sehubungan dengan terbitnya Undang-

    Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menggantikan UU No. 24

    Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; serta beberapa peraturan perundangan

    baru yang terkait, termasuk Norma-Standar-Prosedur-Kriteria (NSPK) bidang

    penataan ruang.

    Ketentuan-ketentuan didalam Undang-Undang Penataan Ruang tersebut

    diantaranya mengamanatkan beberapa hal, diantaranya :

    Penyelenggaraan penataan ruang yang lebih menekankan pada aspek

    prinsip keterpaduan antardaerah dan antara pusat dan daerah,

    antarsektor dan antarpemangku kepentingan serta keterpaduan,

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 3

    keberlanjutan dan keharmonisan serta keseimbangan dalam penggunaan

    sumber daya alam dan sumber daya buatan; demokrasi, kepastian

    hukum dan keadilan;

    Pendekatan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana. Hal ini

    didasarkan pada kenyataan bahwa secara geografis, wilayah NKRI

    berada pada kawasan rawan bencana, sehingga diperlukan penataan

    ruang yang berbasis mitigasi bencana sebagai upaya meningkatkan

    keselamatan dan kenyamanan kelangsungan kehidupan dan

    penghidupan. Dengan keberadaan tersebut, penyelenggaraan penataan

    ruang wilayah nasional harus dilakukan secara komprehensif, holistik,

    terkoordinasi, terpadu, efektif dan efisien

    Ketentuan penyesuaian RTRW Kabupaten, yaitu semua Perda

    kabupaten/kota tentang RTRW Kabupaten perlu disusun/disesuaikan

    paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak UU No. 26 Tahun 2007

    diberlakukan (Pasal 78 ayat (4) butir c);

    Adanya ketentuan-ketentuan serta muatan baru atau konsep lama yang

    diperdalam, diantaranya :

    Ketentuan-ketentuan baru

    Adanya perubahan jangka waktu RTRW Kabupaten, yaitu menjadi

    20 (dua puluh) tahun. (Pasal 26);

    Dalam hal legalisasi RTRW Kabupaten. Penetapan Rancangan

    Peraturan Daerah Kabupaten tentang RTRW Kabupaten harus

    terlebih dahulu mendapat persetujuan substansi dari Menteri setelah

    mendapatkan rekomendasi Gubernur (Pasal 18)

    Konsep standar pelayanan minimal bidang penataan ruang. (Pasal

    58);

    Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang

    berisi (i) ketentuan umum peraturan zonasi, (ii) ketentuan perijinan,

    (iii) ketentuan insentif dan disinsentif, serta (iv) arahan sanksi

    Muatan-muatan baru/Konsep lama yang diperdalam

    Penetapan kawasan strategis kabupaten (Pasal 8, 10, 11)

    Instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, berupa peraturan

    zonasi, perizinan pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan

    disinsentif (Pasal 35, 38), serta pengenaan sanksi.

    Muatan arahan pemanfaatan ruang yang berisi indikasi program

    utama jangka menengah lima tahunan, disusun untuk jangka waktu

    rencana 20 tahun (Pasal 20, 23, 26 dan 29);

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 4

    Konsep pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk

    ketahanan pangan, sebagai salah satu arah yang dituju dalam

    penataan ruang kawasan pedesaan (Pasal 48);

    Internalisasi biaya dampak lingkungan kedalam biaya pelaksanaan

    pembangunan (Pasal 34);

    Rumusan rinci tentang hak dan kewajiban setiap orang dalam

    penataan ruang (Pasal 60, 61); serta kejelasan hak orang yang

    dirugikan akibat tindak pidana dalam pemanfaatan ruang. (Pasal 75)

    Kejelasan bentuk sanksi administratif atas pelanggaran terhadap

    ketentuan tentang kewajiban setiap orang (Pasal 63); serta kejelasan

    hukuman pidana bagi setiap pelanggar rencana tata ruang; atau

    memanfaatkan ruang yang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan

    ruang baik perorangan ataupun korporasi; serta pejabat publik

    penerbit perijinan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang

    (Pasal 69, 70, 74)

    Konsep penyelesaian sengketa lebih tegas (Pasal 67);

    Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi

    program utama jangka menengah 5 (lima) tahunan

    Diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

    Adanya peraturan dan/atau rujukan baru lainnya yang perlu dijadikan

    acuan dalam proses penataan ruang wilayah kabupaten, diantaranya :

    Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

    Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

    Angkutan Jalan

    Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

    Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

    Pengelolaan Lingkungan Hidup

    Undang-Undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi

    Khusus

    Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

    Pertanian Pangan Berkelanjutan

    Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Nasional

    Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah

    Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

    Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 5

    Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 tentang Energi

    Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan

    Penataan Ruang

    Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan

    Kawasan Hutan

    Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri

    Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi

    Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

    Sumber Daya Air

    Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

    Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

    Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

    Perpres No.54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan

    Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur

    (Jabodetabekpunjur)

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2009 tentang

    Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan

    Peraturan Daerah tentang RTRW Provinsi dan RTRW

    Kabupaten/Kota

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2009 tentang

    Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten

    Peraturan Menteri Kehutanan No. 28 Tahun 2009 tentang Tata Cara

    Pelaksanaan Konsultasi Dalam Rangka Pemberian Persetujuan

    Substansi Kehutanan Atas Rancangan Peraturan Daerah Tentang

    Rencana Tata Ruang Daerah

    Rencana pembangunan sektoral dan spasial dalam lingkup internal wilayah

    Kabupaten Bekasi sebagaimana dimuat didalam RTRW Kabupaten Bekasi 2003-

    2013 (Perda No. 4 Tahun 2007), yang perlu diakomodir didalam Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi 2009-2029 untuk menjamin keberlangsungan

    penyelenggaraannya, diantaranya :

    1. Rencana Pengembangan Sistem Perangkutan

    a. Perubahan trase pembangunan Jalan Tol Karang Tanjung (semua

    sepanjang 56 Km ( 43 Km di wilayah Kabupaten Bekasi) yang akan

    menghubungkan Cikarang dan Tanjung Priok dan melewati

    Tarumajaya dan Babelan; trasenya berubah menjadi dari Cibitung

    Tambun Utara Babelan Tarumajaya Tj. Priok.

    b. Pembangunan Jalan Tol Jatiasih Purwakarta (melintasi Kecamatan

    Setu, Serang Baru dan Bojongmangu) di Kabupaten Bekasi;

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 6

    c. Pembangunan jalan Lintas Utara (kolektor primer) yang

    menghubungkan Marunda-Tarumajaya-Cabangbungin-Batujaya

    (Karawang).

    d. Rencana Pembangunan jalan Lintas Selatan (kolektor primer) yang

    menghubungkan Kabupaten Karawang dan Kota Bekasi.

    e. Rencana pengembangan transportasi kereta api untuk Kabupaten

    Bekasi adalah:

    Pembangunan jaringan rel double track Manggarai Cikarang ,

    untuk mendukung koridor perkotaan dan penglaju (commuter).

    Pembangunan New Bekasi Line yang akan menghubungkan

    Cikarang Tanjung Priok.

    Peningkatan status dan fungsi stasiun Cikarang, untuk menjadi

    tempat pemberangkatan/pemberhentian kereta api antar kota.

    f. Pembangunan terminal angkutan darat (Tipe A) (antarkota

    antarpropinsi/AKAP) terdapat di Kecamatan Cikarang Utara

    2. Perencanaan Spasial. Dalam hal ini antara lain adanya studi-studi yang

    berkaitan dengan penataan ruang di kawasan khusus Pantai Utara

    Kabupaten Bekasi, yang memberikan arahan bagi rencana pemanfaatan

    ruang pada kawasan tersebut

    Berkaitan dengan dinamika internal dan eksternal sebagaimana dijabarkan,

    maka dipandang perlu untuk menyelaraskan RTRW Kabupaten Bekasi dengan

    dinamika yang terjadi, baik dalam hal penyelarasan dengan ketentuan-ketentuan

    yang diamantakan didalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 maupun rujukan

    baru dalam bidang yang terkait dengan penataan ruang, maupun dalam

    merespon tantangan dalam rangka mencapai tujuan penataan ruang wilayah

    Kabupaten Bekasi.

    1.2 Profil Wilayah Kabupaten Bekasi

    1.2.1 Geografis dan Wilayah Administrasi Kebupaten Bekasi

    Secara geografis, Kabupaten Bekasi terletak di sebelah Utara Propinsi Jawa

    Barat dan berada pada dataran rendah, 72% wilayah Kabupaten Bekasi berada

    pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan air laut. Kabupaten Bekasi

    terletak pada 6010-6030 Lintang Selatan 10604878-10702729 Bujur Timur,

    luas wilayah Kabupaten Bekasi 127.388 Ha.

    Batas-batas Kabupaten Bekasi :

    Sebelah Utara : Laut Jawa

    Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 7

    Sebelah Barat : DKI Jakarta dan Kota Bekasi

    Sebelah Timur : Kabupaten Karawang

    Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 26 Tahun 2001

    tentang penataan, pembentukan, dan pemekaran kecamatan, Kabupaten Bekasi

    semula 15 Kecamatan dimekarkan menjadi 23 Kecamatan, dengan luas wilayah

    tetap. Selengkapnya nama-nama kecamatan baru beserta ibukota

    kecamatannya dapat dilihat pada Tabel 1.1. Batasan administrasi berdasarkan

    Gambar 1.1.

    Tabel 1.1

    Batas Administrasi Kabupaten Bekasi Menurut Kecamatan

    No Kecamatan Ibukota Luas (Ha.)

    1 Setu Ciledug 6,216

    2 Serang Baru Sukasari 6,380.00

    3 Cikarang Pusat Sukamahi 4,760.00

    4 Cikarang Selatan Sukadami 5,174.00

    5 Cibarusah Cibarusah Kota 5,039.00

    6 Bojongmangu Bojongmangu 6,006.00

    7 Cikarang Timur Jatibaru 5,131.00

    8 Kedungwaringin Kedungwaringin 3,153.00

    9 Cikarang Utara Cikarang Kota 4,330.00

    10 Karang Bahagia Karangbahagia 4,610.00

    11 Cibitung Wanasari 4,530.00

    12 Cikarang Barat Telaga Asih 5,369.00

    13 Tambun Selatan Tambun 4,310.00

    14 Tambun Utara Sriamur 3,442.00

    15 Babelan Babelan Kota 6,360.00

    16 Tarumajaya Pantai Makmur 5,463.00

    17 Tambelang Sukarapih 3,791.00

    18 Sukawangi Sukawangi 6,719.00

    19 Sukatani Sukamulya 3,752.00

    20 Sukakarya Sukakarya 4,240.00

    21 Pebayuran Kertasari 9,634.00

    22 Cabangbungin Lenggahjaya 4,970.00

    23 Muaragembong Pantai Mekar 14,009.00

    T o t a l 127,388.00

    Sumber: - Perda Kab. Bekasi No. 26/Th. 2001

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 8

    Gambar 1.1 PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BEKASI

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 9

    1.2.2 Kependudukan dan Sumber Daya Manusia

    Jumlah penduduk di Kabupaten Bekasi pada tahun 2006 menurut data BPS

    Kabupaten Bekasi Tahun 2006 sebanyak 2.054.795 jiwa. Jumlah penduduk laki-

    laki sebanyak 1.047.691 dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.007.104

    atau rasio jenis kelamin sebesar 104,03. Dengan luas wilayah sebesar 127.388

    Ha, maka rata-rata kepadatan penduduk mencapai 1.613 jiwa/km2. Wilayah

    yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Tambun Selatan sebanyak

    345.780 jiwa (16,84%) dan tingkat kepadatan 8.023 jiwa/km2, sedangkan yang

    paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Muaragembong (261 jiwa/km2).

    Jumlah penduduk paling sedikit terdapat terdapat di Kecamatan Bojongmangu

    yaitu 24.691 jiwa. Pertumbuhan penduduk tahun 2006 adalah sebesar 3,84%

    dan tahun 2005 sebesar 3,98%. Jumlah dan kepadatan penduduk dapat dilihat

    pada tabel berikut

    Tabel 1.2

    Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk per km2 Tahun 2007

    No Kecamatan Luas

    Wilayah (Ha)

    Penduduk Kepadatan (jiwa/km

    2) Laki-laki Perempuan Jumlah

    1 Setu 6,216 39,442 38,334 77,776 1,251

    2 Serang Baru 6,380 32,006 31,162 63,168 990

    3 Cikarang Pusat 5,174 20,996 20,838 41,834 878

    4 Cikarang Selatan

    4,760 42,195 40,190 82,385 1,592

    5 Cibarusah 5,131 31,484 29,558 61,042 1,211

    6 Bojongmangu 5,369 12,390 12,301 24,691 411

    7 Cikarang Timur 4,330 38,011 36,748 74,759 1,457

    8 Kedungwaringin 5,039 26,728 25,496 52,224 1,656

    9 Cikarang Utara 6,006 83,256 79,290 162,546 3,754

    10 Karang Bahagia 3,153 39,540 38,411 77,951 1,691

    11 Cibitung 4,610 74,587 71,263 145,850 3,220

    12 Cikarang Barat 4,530 81,585 76,046 157,631 2,936

    13 Tambun Selatan

    4,310 175,650 170,130 345,780 8,023

    14 Tambun Utara 3,442 45,807 44,414 90,221 2,621

    15 Bebelan 6,360 76,189 72,943 149,132 2,345

    16 Tarumajaya 5,463 42,907 40,585 83,492 1,528

    17 Tambelan 6,719 17,775 17,344 35,119 926

    18 Sukawangi 3,791 21,210 20,762 41,972 625

    19 Sukatani 3,752 32,632 31,707 64,339 1,715

    20 Sukakarya 4,240 22,471 21,857 44,328 1,045

    21 Pebayuran 9,634 47,304 45,745 93,049 966

    22 Cabangbungin 4,970 24,713 24,285 48,998 986

    23 Muaragembong 14,009 18,483 17,695 36,178 261

    Kabupaten Bekasi 127,388 1,047,361 1,007,104 2,054,465 42,088

    Sumber : Kabupaten Bekasi dalam Angka 2007

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 10

    Penduduk menurut umur menunjukan bahwa penduduk usia produktif (15-64

    tahun) mencapai 1.417.161 orang atau 69%. Sedangkan penduduk yang belum

    produktif (< 15 tahun) sebanyak 574.879 orang atau 28% dan yang tidak

    produktif lagi (65 tahun ke atas) 62.760 orang atau 3 %, sehingga beban

    ketergantungan sebesar 44,99.

    Tabel 1.3

    Banyaknya Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2006

    Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

    0-4 85.400 78.491 163.891

    5-9 109.354 100.623 209.977

    10-14 104.124 96.887 201.011

    15-19 93.006 90.273 183.279

    20-24 115.514 128.606 244.120

    25-29 113.311 125.554 238.865

    30-34 110.268 107.176 217.444

    35-39 90.824 80.951 171.775

    40-44 68.914 59.480 128.394

    45-49 47.111 39.820 86.931

    50-54 38.139 30.148 68.287

    55-59 21.592 18.883 40.475

    60-64 19.471 18.120 37.591

    65-69 10.977 11.908 22.885

    70-74 10.145 10.762 20.907

    75 + 9.541 9.422 18.968

    Jumlah 1.047.691 1.0007.104 2.054.795

    Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Bekasi Tahun 2007

    Data penduduk Kabupaten Bekasi tahun 2007, jumlah penduduk 2,054,795 jiwa,

    terdiri dari 1,047,691 laki-laki dan 1,007,104 perempuan. Komposisi usia

    penduduk adalah sebagai berikut:

    - Penduduk belum produktif (di bawah 14 tahun) : 298,878 jiwa (27,98%)

    - Penduduk usia produktif (15 59 tahun) : 1.379.570 jiwa (67,19%)

    - Penduduk tidak produktif (60 tahun ke atas) : 100.346 jiwa (4,88%).

    Rincian struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kabupaten Bekasi

    diperlihatkan pada Tabel 1.4. Piramida penduduk diperlihatkan pada Gambar

    1.2. Jika dilihat dari bentuk piramida tersebut, maka penduduk Kabupaten Bekasi

    didominasi oleh golongan usia produktif, mencapai 67,19%. Fakta ini di satu

    pihak merupakan potensi bagi Kabupaten Bekasi dalam hal tenaga kerja, namun

    di pihak lain juga dapat menjadi masalah karena jumlah angkatan kerja yang

    besar menuntut penyediaan lapangan kerja yang besar pula.

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 11

    Tabel 1.4 Struktur Penduduk Kabupaten Bekasi

    Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007

    Kelompok Umur

    Laki - laki Perempuan Jumlah %

    0 - 4 85,400 78,491 163,891 7.98

    5 - 9 109,354 100,623 209,977 10.22

    10 - 14 104,124 96,887 201,011 9.78

    15 - 19 93,006 90,273 183,279 8.92

    20 - 24 115,514 128,606 244,120 11.88

    25 - 29 113,311 125,554 238,865 11.62

    30 - 34 110,268 107,176 217,444 10.58

    35 - 39 90,824 80,951 171,775 8.36

    40 - 44 68,914 59,480 128,394 6.25

    45 - 49 47,111 39,820 86,931 4.23

    50 - 54 38,139 30,148 68,287 3.32

    55 - 59 21,592 18,883 40,475 1.97

    60 - 64 19,471 18,120 37,591 1.83

    65 - 69 10,977 11,908 22,885 1.11

    70 -74 10,145 10,762 20,907 1.02

    75 + 9,541 9,422 18,963 0.92

    Total 1,047,691 1,007,104 2,054,795 100 Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Bekasi Tahun 2007

    Gambar 1.2

    Piramida Penduduk Kabupaten Bekasi Tahun 2007

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 12

    1.2.3 Potensi Kebencanaan

    Potensi kebencanaan di Kabupaten Bekasi yaitu potensi banjir. Lokasi rawan

    banjir di Kabupaten Bekasi berdasarkan informasi dari bahan rapat terpadu

    penanganan masalah banjir pada tahun 2002, luas areal genangan terjadi

    umumnya di areal pertanian dengan perkiraan 15,176 ha, tambak sekitar 9.627

    ha dan permukiman sekitar 362 Ha.

    Perkiraan lokasi rawan genangan banjir di Kabupaten Bekasi tertera pada

    Gambar4.10. serta perkiraan luas areal genangan banjir tertera pada Tabel 1.5.

    Tabel 1.5

    Perkiraan Luas Areal Genangan Banjir di Kabupaten Bekasi

    No Kecamatan Pertanian

    (Ha) Tambak

    (Ha) Permukiman

    (Ha)

    1 Muara Gembong 1.282 8.910 -

    2 Cabang Bungin 1.620 250 197

    3 Tambelang 3.556 - 5

    4 Babelan 1.587 225 22

    5 Tarumajaya 1.859 242 11

    6 Sukatani 1.903 11

    7 Cikarang 577 10

    8 Pebayuran 1.649 9

    9 Kedungwaringin 40 -

    10 Cibitung 279 2

    11 Tambun 500 30

    12 Cibarusah 180 63

    13 Setu 144

    Jumlah 15.176 9.627 362 *)Sumber: Bahan Rapat Koordinasi Terpadu Penanganan Masalah Bencana Alam Banjir Di Wilayah DKI Jakarta Dan Sekitarnya, 2002.

    1.2.4 Potensi Sumber Daya Alam

    A. Sumber Daya Lahan

    Lahan wilayah Kabupaten Bekasi pada umumnya merupakan daerah dataran

    rendah. Berdasarkan ketinggian lahan, wilayah Kabupaten Bekasi terbagi dua

    yang dibatasi oleh saluran CBL (Cikarang-Bekasi-laut). Wilayah sebelah utara

    CBL berada pada ketinggian 0 - 25 m dpl (di bawah permukaan laut), sedangkan

    wilayah sebelah selatan CBL berada pada ketinggian 26 - 115 dpl. Jenis tanah

    wilayah Kabupaten Bekasi diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis tanah, yaitu:

    - asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan;

    - asosiasi podsolik kuning dan hidromorf kelabu;

    - asosiasi latosol merah, latosol coklat kemerahan dan laterit;

    - asosiasi glei humus dan aluvial kelabu;

    - podsolik kuning;

    - komplek latosol merah kekuningan, lotosol coklat dan podsolik merah

    kekuningan;

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 13

    - komplek grumosol, regosol dan mediteran;

    - komplek podsolik merah kekuningan, podsolik kuning, dan regosol.

    Dilihat dari teksturnya, tanah wilayah Kabupaten Bekasi sebagian besar

    mempunyai tekstur halus, yaitu seluas 104.891 Ha (82% dari luas wilayah).

    Sumber Daya Air

    Pada permukaan air tanah yang dalam, sumur resapan dibuat secara besar-

    besaran karena tanah sangat memerlukan suplai air , sedangkan lahan yang

    muka airnya dangkal keberadaan sumur resapan bersifat tidak efektif dan tidak

    berfung dengan baik, terlebih pada daerah rawa dan pasang surut.

    Pada beberapa daerah yang telah dilakukan pengamatan terhadap muka air

    tanah didapatkan data tinggi MAT (Muka Air Tanah) sebagai berikut;

    Pada wilayah sampel Cikarang Pusat Muka Air Tanah pada Kedalaman

    > 2,50 meter

    Pada wilayah sampel Cikarang Selatan Muka Ait Tanah pada

    Kedalaman > 1,90 meter

    Pada wilayah sampel Karang Bahagia Muka Ait Tanah pada Kedalaman

    2,50 meter

    Sungai yang mengalir pada setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Bekasi

    diharapkan dapat digunakan sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan

    masyarakat (irigasi, air industri, maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya).

    Berdasarkan keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat No 68 tahun 1997

    tentang Peruntukan Air Dan Baku Mutu Air, sungai-sungai di Kabupaten Bekasi

    yang saat ini dimanfaatkan untuk keperluan air baku air minum dan kegiatan

    pertanian adalah Sungai Citarum, Cibeet, Bekasi dan Sungai Cikarang (lihat

    Tabel 3.9)

    Tabel 1.6 Peruntukan Dan Mutu Air Baku Sungai-Sungai Utama

    Di Kabupaten Bekasi

    No Nama Sungai Golongan Mutu Pemanfaatan

    1 Sungai Citarum C, D Perikanan, peternakan dan pertanian

    2 Sungai Cibeet B, C, D Air baku air minum, perikanan, peternakan dan pertanian

    3 Sungai Bekasi B, C, D Air baku air minum, perikanan, peternakan dan pertanian

    4 Sungai Cikarang B, C, D Air baku air minum, perikanan, peternakan dan pertanian

    Sumber: Laporan Akhir Studi Pengembangan Potensi Air Bersih Kab Bekasi 2006

    Pada beberapa kecamatan persediaan air bersih cukup memadai, sedang pada

    beberapa kecamatan lain masih terdapat penduduk yang sulit memperoleh air

    bersih. Kecamatan yang memiliki persediaan air bersih memadai adalah

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 14

    Kecamatan Setu, Tarumajaya, Babelan, Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang

    Barat, Cikarang Timur, Cikarang Selatan, Serang Baru, Cikarang Pusat,

    Kedungwaringin, Pebayuran, Sukatani. Sedangkan kecamatan yang masih

    sedikit mengalami kesulitan memperoleh air bersih, seperti Kecamatan

    Bojongmangu, masyarakat Bojongmangu mengandalkan perolehan air bersih

    dari air hujan dan dari air sumur yang kedalamannya dapat mencapai 17 - 20 m.

    B. Sumber Daya Mineral

    Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Kabupaten Bekasi terdiri dari bahan

    galian batu gamping, pasir, lempung. Lempung sebagai bahan pembuat bata

    merah dan genteng diambil dari pelapukan satuan konglomerat dan batupasir

    tufan.

    1.2.5 Potensi Ekonomi Wilayah

    Gambaran kemajuan perekonomian suatu daerah juga dapat dilakukan dengan

    mengelompokkan kegiatan perekonomiannya berdasarkan lapangan usaha.

    Berdasarkan lapangan usaha, terdapat tiga kelompok lapangan usaha, yaitu:

    1. Sektor primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau

    bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam,

    seperti tanah dan kandungan deposit didalamnya. Yang termasuk

    kelompok ini adalah sektor pertanian serta sektor pertambangan dan

    galian.

    Tabel 1.7 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bekasi

    Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha Tahun 2002-2005

    Lapangan Usaha 2002 2003 2005

    Primer 3,47 3,36 3,55

    Sekunder 83,72 83,85 83,85

    Tersier 12,81 12,80 13,00

    Total 100,00 100,00 100,00

    Sumber: BPS Kabupaten Bekasi

    2. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan mentah atau bahan

    baku, baik yang berasal dari sektor sekunder menjadi barang yang lebih

    tinggi nilai tambahnya. Sektor ini mencakup sektor industri pengolahan,

    sektor listrik gas dan air minum, dan sektor kontruksi.

    3. Sektor tersier atau sektor jasa, yaitu sektor yang tidak memproduksi

    barang dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor ini adalah

    sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi,

    sektor bank dan lembaga keuangan lainny, sektor jasa-jasa.

    Tabel 1.7 memperlihatkan distribusi persentase PDRB Kabupaten Bekasi tahun

    2002-2005 atas dasar harga berlaku berdasarkan sektor primer, sekunder dan

    tersier. Kontribusi sektor primer atas dasar harga berlaku sedikit mengalami

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 15

    penurunan dari 3,67% dan pada tahun 2004 menjadi 3,55% tahun 2005.

    Demikian pula dengan sektor sekunder mengalami peningkatan dari 12,81%

    menjadi 13%. Hal ini menunjukkan telah terjadi pergeseran dari sektor primer

    dan sektor sekunder ke sektor tersier. Kondisi ini memperlihatkan sektor

    perdagangan dan jasa di Kabupaten Bekasi semakin berkembang seiring

    dengan perkembangan Kota Bekasi dan Kota Jakarta.

    Perkembangan sektor industri, perdagangan dan sektor jasa-jasa sehingga

    terjadi pergeseran peranan sektor perekonomian dari sektor primer ke sektor

    sekundr dan sektor tersier, ditunjang oleh ketersediaan kredit yang dikucurkan

    oleh lembaga keuangan maupun bank swata kepada sektor-sektor ini.

    1.3 Isu Strategis Wilayah

    Terdapat 5 (lima) isu strategis pembangunan yang perlu diperhatikan dalam

    pembangunan jangka panjang di Kabupaten Bekasi. 5 (lima) isu strategis

    tersebut, yaitu :

    a. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, demografi dan sosial

    budaya;

    b. Peningkatan pemberdayaan kelembagaan dan peningkatan kapasitas

    aparatur kelembagaan;

    c. Peningkatan pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya wilayah,

    yang meliputi :

    i. sumber daya alam terutama lahan dan air sebagai faktor pendukung

    pembangunan sektor pertanian;

    ii. sumber daya buatan terutama permukiman dan industri agar

    memberikan multiplier effect dalam perkembangan ekonomi serta

    mendorong perkembangan wilayah perdesaan sehingga terwujud

    keseimbangan perkembangan pembangunan perkotaan dan

    perdesaan;

    d. Pembangunan prasarana dan sarana pelayanan publik serta prasarana

    dan sarana wilayah dalam mendukung proses produksi dan distribusi

    hasil-hasil produksi dalam lingkup lokal, regional nasional dan

    internasional;

    e. Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup yang ditandai dengan

    peningkatan fungsi kawasan lindung; pengendalian pencemaran

    lingkungan; rehabilitasi lahan kritis dan pemulihan kawasan dan

    lingkungan yang telah mengalami kerusakan; pemulihan kemampuan

    ekosistem sebagai penyangga kehidupan; dan peningkatan peran

    masyarakat dalam pengelolaan lingkungan

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 16

    1.4 Kajian Cepat KLHS

    KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif

    untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi

    dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan atau kebijakan,

    rencana dan program (KRP).

    Aplikasi kajian cepat KLHS meliputi;

    Pelingkupan :

    Identifikasi issue penting melalui rangkaian proses ilmiah/ metodelogis. Ini

    diperoleh melalui kegiatan FGD

    Kajian dampak:

    Melakukan analisis, perhitungan, simulasi dampak dan kecenderungannya

    untuk melihat pengaruh lingkungan yang akan ditimbulkan apakah positif dan

    negatif.

    Kajian cepat KLHS untuk wilayah Kabupaten Probolinggo yang diperoleh

    berdasarkan hasil FGD dan Self Assesment dapat dilihat pada tabel 1.8 Self

    Assesment KLHS terhadap RTRW Kabupaten Bekasi.

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 17

    Tabel 1.8 Self Assesment KLHS terhadap RTRW Kabupaten Bekasi

    NO ISU STRATEGIS/ RENCANA

    PENGEMBANGAN SUBSTANSI RTRW

    PENGARUH ALTERNATIF MITIGASI REKOMENDASI

    POSITIF NEGATIF

    1 Percepatan fungsi dan peran Kecamatan Setu dan Tambun selatan sebagai pusat perkotaan dari bagian sistem perkotaan PKN Jabodetabek yang mengemban fungsi pengembangan industri skala nasional

    Pengembangan perwujudan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

    Perwujudan pusat kegiatan pasal 40 ayat 1 huruf a

    Semakin berkembangnya Kecamatan terkait

    Menciptakan suatu perekonomian yang kondusif dan bersaing

    Dengan terakomodirnya fasilitas maka akan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

    Adanya limbah dari kegiatan industri

    Cepatnya perkembangan lahan terbangun dikhawatirkan akan terjadinya konversi lahan pertanian irigasi teknis

    Kemacetan dan masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup (persampahan, banjir, dll)

    Berkurangnya lahan resapan air

    Penyediaan pengolahan limbah industri

    Delineasi terhadap kawasan pertanian berkelanjutan/yang beririgasi teknis serta penanganan melalui insentif dan disinsentif

    Pengoptimalan sarana dan prasarana untuk menjaga kelestarian lingkungan seperti persampahan dan sanitasi

    Mitigasi bahaya banjir dilakukan dengan penyediaan ruang evakuasi bencana serta pemantapan sitem drainase perkotaan

    Menjaga kawasan RTH >30 %

    Setiap pembangunan prasarana dengan skala regional diharapakan dilengkapi dengan analisa daya dukung lingkungan dan dokumen amdal.

    Pemberian insentif dan disinsentif melalui mekanisme retribusi ataupun pembatasan terhadap sarana prasarana pada kawasan terbangun di areal sawah berkelanjutan

    2 pembangunan jalan bebas hambatan Jatiasih Purwakarta yang melintasi Setu Cikarang Selatan - Serang Baru Bojongmangu Karawang - Purwakarta;

    pembangunan jalan bebas hambatan Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Tanjung Priok, Cikarang-Cibitung, Bekasi-Cikarang-Kampung Melayu;

    Rencana sistem jaringan prasarana utama pasal 12 ayat 4 huruf a dan be.

    Meningkatkan aksesibilitas

    Menumbuhkan iklim investasi di daerah

    Menimbulkan polusi udara dan suara

    Berkurangnya lahan resapan

    Penanaman vegetasi untuk mereduksi polusi

    Penyediaan RTH

    Perlu penyediaan jalur hijau dan pulau-pulau jalan untuk menambah kawasan RTH

    Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangannya

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 18

    NO ISU STRATEGIS/ RENCANA

    PENGEMBANGAN SUBSTANSI RTRW

    PENGARUH ALTERNATIF MITIGASI REKOMENDASI

    POSITIF NEGATIF

    Permasalahan bencana banjir Kawasan rawan bencana alam pasal 24 ayat ayat 4

    Terganggunya sanitasi lingkungan

    Berdasarkan kerawanan terhadap penanggulangan banjir, maka guna mengantisipasi bahaya banjir dan genangan periodik adalah : 1. Pelestarian dan pengelolaan

    Daerah Aliran Sungai secara lintas wilayah;

    2. Pembuatan tanggul pada kawasan Daerah Aliran Sungai dengan prioritas pada kawasan dataran dan rawan banjir;

    3. Mengoptimalkan fungsi kawasan lindung dan kawasan resapan air; serta

    4. Melakukan koordinasi dalam hal pengelolaan dan pengembangan drainase dengan wilayah lain.

    Upaya pencegahan banjir dilakukan dengan tiga cara yakni : 1. melestarikan kawasan lindung

    dan kawasan hulu sungai 2. pembuatan sumur resapan di

    kawasan perkotaan perkotaan dan perdesaan, kawasan pertanian yang dilengkapi dengan embung, bendung maupun cek dam, pembuatan bendungan baru, dan

    3. membuat saluran pembuangan yang terkoneksi dengan baik pada jaringan primer, sekunder maupun tersier, serta tidak menyatukan fungsi irigasi untuk drainase.

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 19

    NO ISU STRATEGIS/ RENCANA

    PENGEMBANGAN SUBSTANSI RTRW

    PENGARUH ALTERNATIF MITIGASI REKOMENDASI

    POSITIF NEGATIF

    Penanganan abrasi pantai Kawasan lindung geologi pasal 25

    Penurunan luas daratan akibat masuknya air laut ke daratan

    Penurunan kualitas air tanah

    Terganggunya sanitasi lingkungan

    Upaya yang dapat dilakukan dalam penanganan masalah abrasi pantai melalui:

    Menjaga kelestarian kawasan mangrove

    Membuat tanggul-tanggul terhadap masuknya air laut ke daratan

    Pengembangan kawasan industri Kawasan Peruntukan Industri pasal 32

    Mendorong pertumbuhan perekonomian masyarakat

    Menambah lahan pekerjaan baru sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran

    Adanya limbah kegiatan industri

    Terjadinya polusi udara

    Penyediaan pengolahan limbah dari kegiatan industri

    Menyediakan kawasan RTH privat di tiap kegiatan industri

    Pengembangan kegiatan industri diharapkan dengan disertai penyediaan pengolahan limbah untuk mereduksi pencemaran.

    Pembangunan jembatan layang (Fly Over) di Kecamatan tambun-Cibitung-Cikarang

    Perwujudan prasarana transportasi pada pasal 41 ayat 6

    Mengurangi kemacetan

    Meningkatkan kemudian aksesibilitas

    Kemacetan pada proses pembangunan

    Polusi udara dan suara

    Rekayasa lalu lintas pada proses pembangunan

    Penanaman vegetasi untuk mereduksi polusi

    Penyediaan RTH

    Pada pengembangan jaringan jalan dilakukan juga pemberian vegetasi pada kiri kanan jalan untuk mengurangi dampak polusi suara dan udara

    Perlu penyediaan jalur hijau dan pulau-pulau jalan untuk menambah kawasan RTH

    Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL proses pengembangan

    Pembangunan Terminal : a) pembangunan terminal Tipe A

    di Cikarang Utara (Desa Kalijati) dan Cikarang Barat;

    Perwujudan prasarana transportasi pada pasal 41 ayat 5

    Meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju Kabupaten Bekasi

    Meningkatkan

    Berkurangnya lahan resapan air

    Penanaman vegetasi untuk menambah estetika dan kawasan hijau kota

    Penyediaan studi kelayakan dan Amdal dalam proses pengembangan

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 20

    NO ISU STRATEGIS/ RENCANA

    PENGEMBANGAN SUBSTANSI RTRW

    PENGARUH ALTERNATIF MITIGASI REKOMENDASI

    POSITIF NEGATIF

    b) pembangunan terminal Tipe C di Kecamatan Tambun Utara, Tarumajaya, Sukatani dan Cibarusah; dan

    c) pembangunan terminal barang di Tarumajaya

    aksesibilitas internal Kabupaten Bekasi

    Meningkatkan aksesibilitas barang dari dan ke Kabupaten Bekasi

    Pembangunan pelabuhan : a) pembangunan pelabuhan peti

    kemas di Kecamatan Muaragembong, Kecamatan babelan dan Kecamatan Tarumajaya dengan luas kurang lebih 740 Ha;

    b) pembangunan pelabuhan nelayan dan perumahan nelayan dengan sarana pendukungnya di Muara Bendera, Kecamatan Muaragembong;

    Perwujudan transportasi pada pasal 41 ayat 7

    meningkatkan aksesibilitas menuju luar wilayah kabupaten Bekasi melalui jalur laut

    penurunan ekosistem laut pada sekitar wilayah pelabuhan

    menjaga kelestarian ekosistem laut dengan melakukan delineasi terhadap kawasan pengembangan dan kawasan lindung laut

    penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangan

    Pengembangan pelayanan energi listrik: 1. Pembangkit Listrik Tenaga Gas

    dan Uap (PLTGU) Muara Tawar Desa Segara Jaya Kecamatan Tarumajaya; dan

    2. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Cicau di Desa Cicau Kecamatan Cikarang Pusat.

    Rencana Sistem Jaringan Prasarana Energi dan Kelistrikan dalam pasal 14

    Terlayaninya kebutuhan energi listrik

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 21

    NO ISU STRATEGIS/ RENCANA

    PENGEMBANGAN SUBSTANSI RTRW

    PENGARUH ALTERNATIF MITIGASI REKOMENDASI

    POSITIF NEGATIF

    Peningkatan dan pengembangan TPPAS di Desa Burangkeng Kecamatan Setu

    Rencana prasarana lingkungan dalam pasal 18 ayat 2

    Menyediakan lahan akhir pembuangan sampah yang bersifat regional

    Terjadinya pencemaran di wilayah sekitar

    Pemilihan lokasi disesuaikan dengan kriteria TPPAS

    Sistem operasional TPA menggunakan controlled landfill atau sanitary landfill

    Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangan

    Pengembangan kawasan pertambangan

    Kawasan peruntukan pertambangan dalam ayat 27

    Memaksimalkan potensi sumber energi alternatif

    Dikhawatirkan terjadi kerusakan lingkungan yang ada di sekitarnya

    Perlu adanya delineasi dan pelestarian kawasan lindungan di wilayah potensi pertambangan

    Penyediaan studi kelayakan dan AMDAL dalam proses pengembangann

    Perlu diperhitungkan antara unsur manfaat dan dampak

    CATATAN:

    Merupakan solusi sementara untuk mengatasi tuntutan perlunya KLHS bagi setiap RTRW Kab/Kota sebagaimana diatur dalam undang-undang

    Dibuat dalam forum dan tidak menuntut untuk dibahas/dievaluasi

    Sifatnya self assessment oleh kabupaten/kota yang bersangkutan

    Dokumen tersebut dilampirkan pada dokumen RTRW sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan

    Dokumen tersebut nantinya menjadi alat bukti yang menunjukan bahwa RTRW Kabupaten/Kota telah melakukan KLHS sebagaimana dipersyaratkan dalam undang-undang

  • Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

    Tahun 2011- 2031

    PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI Bab I - 22