09. bab ix. bentuk kontrak.pdf
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 09. BAB IX. BENTUK KONTRAK.pdf
1/9
ISSN: 2355-374X 171 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol. 2, No. 1, Maret 2014
PENERAPAN METODE LEAN PROJECT MANAGEMENT DALAM
PROYEK KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD
KABUPATEN OGAN ILIR
Dian Artika Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang, Sumatera SelatanE-mail: [email protected]
ABSTRACT
In a construction project required resources, cost, labor, materials, and equipment. A project said to be good if thecompletion of the project is efficient in terms of time, cost, and achieve work efficiency, people and tools. And vice versa if the project failed and the late completion of the project budget to swell. Delays on the project can be caused by unproductiveness elements
involved in project implementation. Everything in a project that does not add value, otherwise add to the cost of so-called waste. To
overcome these problems needed improvements in planning the approach of Lean Project Management ( LPM ). In this research, theidentification of waste, risk, and estimates the needs of the project (time, resources, and costs), as well as the estimated time scheduling using Critical Chain Project Management ( CCPM ).Based on identification of research on building construction projectsOgan Ilir district legislature, obtained waste that could potentially arise during the implementation of the project is waiting. The
presence of waste will result in project delays, for that we need the safety time (buffer time) contained in scheduling with CCPMmethod. CCPM scheduling method obtained from a total cost savings of Rp 1.616.664.000 of the reduction in the number of workers.
Keywords : Waste , Lean Project Management , Critical Chain Project Management
1. PENDAHULUAN
Proyek konstruksi merupakan suatu
kegiatan yang direncanakan sebelumnya yang
memerlukan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,
material, dan peralatan. Dilakukan secara detail dantidak dilakukan berulang. Proyek pada umumnya
memiliki batas waktu, artinya proyek harus
diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Berkaitan dengan masalah proyek ini,maka keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek tepat
pada waktunya merupakan tujuan yang penting baik
bagi pemilik proyek maupun kontraktor. Demi
kelancaran jalannya sebuah proyek dibutuhkan
manajemen yang akan mengelola proyek dari awal
hingga proyek berakhir, yakni manajemen proyek.
Suatu proyek dikatakan baik jika penyelesaian proyek
tersebut efisien ditinjau dari segi waktu dan biaya
serta mencapai efisiensi kerja, baik manusia maupun
alat. Segala sesuatu di dalam suatu proyek yang tidak
menambah nilai, sebaliknya menambah biaya disebut
dengan pemborosan.
Ketidakproduktifan ini pada akhirnya tidak dapatmemberi nilai tambah pada produk akhir atau lebih
dikenal dengan istilah Non Value-Adding Activities,
yang di dalam dunia konstruksi disebut sebagai waste.
Faktor yang menyebabkan adanya Non Value- Adding
Activities adalah ketidakefektifan oleh beberapa faktor
yang terlibat dalam pelaksanaan proyek (man, method,machine, material, environment ), sehingga dapat
memicu keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
Kurangnya perencanaan yang baik
merupakan faktor yang berpengaruh pada
terlambatnya proses konstruksi. Untuk mengatasi halini ada metode yang dapat digunakan, yaitu metode
Lean Project Management. Lean Project Managementmerupakan pendekatan dalam perencanaan proyek,
dengan fokus untuk meminimasi waste,
mengidentifikasi permasalahan risiko, serta
mengestimasi segala kebutuhan yang berkaitan dengan proyek.
2. TINJAUAN PUSTAKAPrinsip-prinsip Lean Project Management
1. Sistem Proyek ( Project System)
Sistem Proyek dilakukan untuk
mengidentifikasi waste yang kemungkinan
akan muncul dalam pelaksanaan proyek. Ada 2
tahap yang harus dilakukan untuk
mengidentifikasi waste tersebut, yaitu dengan
menggunakan Fish bone diagram dan formulasi
if then. Fish bone diagram digunakan untuk
mengetahui akar penyebab waste, yang dilihat
dari segi Material, Metode, Lingkungan,
Tenaga kerja, serta Mesin.
2. Pemilihan Solusi ( Right Solution)Pengambilan solusi ini digunakan dalam
pemilihan solusi untuk menangani waste yang
berpotensi muncul saat pelaksanaan proyek.
Pemilihan solusi dapat dilakukan dengan
matriks evaluasi. Matriks evaluasi bertujuan
untuk mengetahui solusi mana yang layakdipilih berdasarkan beberapa kriteria yang
sudah ditentukan sebelumnya dengan
melakukan pembobotan. Dari pembobotan
tersebut akan didapatkan scoring tiap-tiap
solusi, sehingga dapat diputuskan solusi manayang dapat “GO” atau “ NOT GO”. Matriks
evalusi hanya digunakan pada peristiwa yangmemiliki lebih dari satu alternatif solusi dengan
-
8/18/2019 09. BAB IX. BENTUK KONTRAK.pdf
2/9
Artika,D.: Penerapan Metode Lean Pro
ISSN: 2355-374X
waktu implementasi yang be
pelaksanaan, saat pelaksanaan
pelaksanaan). 3. Manajemen Risiko Proyek
Management )
4. Mengelola variasi ( anaging Va
Variasi di dalam pro
ketidakpastian, untuk itu pihak pmemanage variasi, dengan cara
sebelum pelaksanaan proyek
biaya, waktu, dan sumber
digunakan. Tujuan mengestima
manajemen proyek dapat me
memperkirakan waktu, biaya, dayang dibutuhkan saat pelaks
Estimasi bertindak sebagai
membandingkan antara kenyata
di sepanjang umur proyek.
dilakukan adalah mengestimasi
dari kebutuhan material dan
dengan tujuan agar pihak pe
memperkirakan apakah total
sesuai dengan nilai proyek
ditentukan pihak pemilik proy
melampaui. Estimasi biaya dil
merinci kebutuhan material da
dari tiap jenis pekerjaan. Setelestimasi biaya, dilakukan estima
dengan menggunakan kurva S
chain Project Management . Di
terdapat buffer time yaitu wakyang digunakan untuk
ketidakpastian yang berpotensi
keterlambatan target penyele
Penentuan ukuran buffer da
melalui metode Square Root
Square (SSQ) (Herroelen, 2001).
Keterangan:B : Buffer ( waktu penyangga
ect Management dalam Proyek Konstruksi pada Pem
Kabupaten Ogan Ilir
172 urnal
rsamaan (pra
, atau pasca
( Project Risk
riation)
yek diartikan
elaksana perlumengestimasi
aik dari segi
daya yang
si adalah agar
amalkan atau
n sumber dayanaan proyek.
tandar untuk
n dan rencana
ang pertama
biaya proyek
tenaga kerja
laksana dapat
biaya proyek
yang sudah
k atau justru
kukan dengan
tenaga kerja
ah melakukansi penjadwalan
dan Critical
dalam CCPM
tu penyangga,melindungi
menimbulkan
aian proyek.
at dilakukan
f the Sum of
S : Most Likely
yangdiasumsi
masih menyiA : Optimistic (w
diasumsikan t
3. METODOLOGIDalam penelitian ini
adalah dengan mengumpu
sekunder. Kawasan yang d
Indralaya Utara Kabupaten
4. HASIL PENELITIA
Identifikasi dan Analisa
1. Identifikasi Waste
Identifikasi waste diodiagram Fish Bone dan f
dilakukan agar pihak kontra
dan ketepatan dalam m
tindakan korektif maupun
banyak waktu dan cost ydiagram digunakan untuk
waste, yang dilihat dari se
(machine), metode (method
lingkungan (environment ).
diagram dilakukan melalui
PT. Alpin Karya berdasarkarakteristik proyek yang d
dari proyek serupa sebelu
dilakukan berdasarkan wastdan berpotensi terjadi pad
sebagai objek amatan. Ber
bangunan Gedung DPRD
Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol. 2, No. 1, Maret 2014
(waktu standar rata-rata
an sebagai waktu yang
pan waktu cadangan)ktu tercepat yang
npa waktu cadangan)
metode yang digunakan
kan data primer dan data
itinjau adalah Kecamatan
gan Ilir.
DAN PEMBAHASAN
aste
ah dengan menggunakanormulasi if then, hal ini
tor mempunyai persiapan
engambil tindakan baik
preventif, sehingga tidak
ng terbuang. Fish Boneengetahui akar penyebab
gi manusia (man), mesin
), material (material ), dan
Penyusunan Fish Bone
wawancara dengan pihak
an kondisi lapangan danikerjakan dan pengalaman
mnya. Identifikasi waste
yang paling berpengaruh proyek yang digunakan
asarkan hasil wawancara
-
8/18/2019 09. BAB IX. BENTUK KONTRAK.pdf
3/9
Artika,D.: Penerapan Metode Lean Pro
ISSN: 2355-374X
dengan pihak PT. Alpin Karya dan d
kondisi lapangan, waste yang pali
muncul dan berpengaruh pada proyemenurut 8 waste yang telah dide
Womack dan Jones 1996 adalah waitin
Waiting yaitu kondisi dimana a
tertunda karena hal-hal yang dapat dipryang tidak dapat diprediksi sehingga d
mengakibatkan keterlambatan dalam
kegiatan proyek. Adapun Faktor-faktor
kondisi waiting pada proyek ini dap
gambar berikut ini.
(Sumber: Hasil Identifikasi, 2013)
Gambar 1 Fish Bone Diagram
Dari gambar diagram Fish Bon
dilihat peyebab-penyebab munculnya
yang berpotensi terjadi pada objek
peristiwa penyebab munculnya w
kemudian di olah ke dalam formulasi
dapat mengetahui tindakan-tindakan a
ditempuh dengan tujuan untuk memin
bahkan menghilangkan waste, baik lan
maupun korektif yang dapat dilihat padini:
Tabel 1 Identifikasi waste
CONTROLING WASTE
If Then
Material belum datang
Melakukan pekerjaanlain yang tidak
menggunakan materialyang belum sampai
pada lokasi proyek
Cuaca Buruk/
BencanaAlam
Mengajukan surat pengajuan
keterlambatan pengerjaan
Melakukan percepatan
pekerjaan saat kondisicuaca sudah kembali
normal
Peralatan
rusak
Melakukan perbaikandan perawatan secara
berkala
Membeli peralatanyang baru
(Sumber: Hasil Identifikasi, 2013)
Dari tabel di atas didapatkan b
tindakan untuk setiap penyebab terj
Untuk penyebab yang memiliki lebih
ect Management dalam Proyek Konstruksi pada Pem
Kabupaten Ogan Ilir
173 urnal
engan melihat
g berpotensi
yang ditelitifinisikan oleh
.
tivitas proyek
ediksi maupun pat berpotensi
menyelesaikan
penyebab dari
t dilihat pada
aiting
di atas dapat
waste waiting
amatan. Dari
aste tersebut
if then untuk
a yang dapat
imumkan atau
gkah preventif
a tabel berikut
When
Saat pelaksanaan
Saat
pelaksanaan
Saat pelaksanaan
Saat pelaksanaan
Saat pelaksanaan
eberapa solusi
adinya waste.
ari satu solusi
dan diimplementasikan pa
bertanda hijau) akan di olah
untuk mendapatkan solusi tdan ketentuan yang sud
nantinya tiap-tiap peristiwa
hanya memiliki satu solusi t
2. Matriks Evaluasi
Matriks evaluasi ber
solusi mana yang layak dip
kriteria yang sudah diten
pembobotan oleh pihak
pembobotan tersebut akan d
solusi, sehingga dapat dip
dapat “GO” atau “ OT Gdigunakan pada peristiwa
satu alternatif solusi dengan
bersamaan (pra pelaksanaa
pasca pelaksanaan). Ad
memenuhi kedua kriteria ter buruk” dan “peralatan rtersebut kemudian di olah
untuk mendapatkan solusi
kriteria. Untuk kriteria
dijadikan sebagai solusi ca
tidak dapat diimplementasi
ini dapat dilihat matriks e
penilaian tiga narasumbe
(manajer proyek, pel. sipil
struktur)
Tabel 2 Matriks Evaluasi C
(Sumber: Hasil Identifikasi,
Tabel 3 Matriks Evaluasi Pe
(Sumber: Hasil Identifikasi,
bangunan Gedung DPRD
Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol. 2, No. 1, Maret 2014
a saat yang sama (yang
ke dalam matriks evaluasi
rbaik berdasarkan kriteriaah ditetapkan, sehingga
penyebab terjadinya waste
erbaik.
ujuan untuk mengetahui
ilih berdasarkan beberapa
ukan dengan melakukan
pelaksana proyek. Dari
dapatkan scoring tiap-tiap
tuskan solusi mana yang
”. Matriks evaluasi hanyayang memiliki lebih dari
waktu implementasi yang
n, saat pelaksanaan, atau
dua penyebab yang
sebut yaitu karena “cuacausak”. Kedua penyebabe dalam matriks evaluasi
terbaik menurut beberapa
ang “ NOT GO” dapat
angan jika solusi pertama
an. Pada tabel di bawah
aluasi dari hasil rata-rata
r yang di wawancarai
& lingkungan, serta pel.
aca Buruk
2013)
ralatan Rusak
2013)
-
8/18/2019 09. BAB IX. BENTUK KONTRAK.pdf
4/9
Artika,D.: Penerapan Metode Lean Pro
ISSN: 2355-374X
Setelah dilakukan evaluasi dengan
matriks evaluasi, didapatkan solusi
penyebab “cuaca buruk” adalah me pengajuan keterlambatan pengerj
menyerahkan bukti-bukti berupa doku
pihak pemilik proyek, sedangkan u
“peralatan rusak” solusi terbaiknya ya perbaikan dan perawatan secara berkal
sudah dijelaskan sebelumnya, untuk
“ NOT GO” dapat digunakan sebagai s
jika solusi utama tidak dapat diimpleme
3. Analisa Waste
Dari hasil identifikasi melalui wa
pihak-pihak terkait, didapatkan bahw berpotesi muncul yaitu waiting . Fakt
tidak menentu, material yang datang
kerusakan pada peralatan merupa
terbesar dalam pelaksanaan proyek i
buruk dan material yang datang temengakibatkan waiting pada pekerjaadapat berpengaruh pada kelancaran pe
itu (mengalami kemunduran), serta
digunakan rusak akan mengakibatkan
yang terbuang. Tentu saja apabila hal i
akan dapat mengakibatkan pemboros
waktu sehingga dapat merugikan pi
(pembengkakan biaya proyek dan
proyek). Berikut ini merupakan tabe
tindakan yang sebaiknya dilakukan
pelaksana setelah dilakukan evaluasi
evaluasi dan sesuai dengan identi
formulasi if then yang dilakukan sebelu
Tabel 4 Rekomendasi Solusi Penyebab
Evaluasi
(Sumber: Hasil Identifikasi, 2013)
Identifikasi dan Analisa Risiko
1. Identifikasi Risiko
Pada dasarnya identifikasi risiko
menyusun daftar kejadian-kejadian tid
di proyek yang mungkin menyebab
dalam mencapai sasaran proyek. Su
mengenai kejadian-kejadian yang tid
diperoleh dari manajer proyek melal
Dari hasil wawancara didapatkan dkejadian yang tidak diharapkan yang be
pada proyek pembangunan gedung DPOgan Ilir dan dapat dilihat pada tabel di
ect Management dalam Proyek Konstruksi pada Pem
Kabupaten Ogan Ilir
174 urnal
menggunakan
terbaik dari
gajukan surataan dengan
entasi kepada
tuk penyebab
itu melakukan. Seperti yang
kriteria yang
olusi alternatif
tasikan.
ancara dengan
a waste yangr cuaca yang
terlambat, dan
an ancaman
i. Efek cuaca
rlambat dapattersebut dan
erjaan setelah
eralatan yang
adanya waktu
i terjadi, jelas
an biaya dan
ak pelaksana
keterlambatan
rekomendasi
oleh pihak
engan matriks
fikasi dengan
mnya.
Waste Setelah
iawali dengan
ak diharapkan
an kegagalan
ber informasi
ak diharapkan
i wawancara.
ftar kejadian- potensi terjadi
D Kabupaten bawah ini.
Tabel 5 dentifikasi Peristiw
Dari daftar kejadian
dilakukan risk priority num
risiko, yang dimana risk
sesuai hasil wawancara denBerikut ini dapat dilih
risiko dari proyek pemb
Kabupaten Ogan Ilir yang
Alpin Karya. Pada tabel
dilakukan Failure Mode
(FMEA), tujuannya yaituapa yang kemungkinan
buruk, dan mempunyai tin
yang tinggi. Adapun rumus
dilihat dibawah ini.
FMEA = Kemungkinan
Deteksi
FMEA Acts of God dan natural hazard
Tabel 6 Form Penilaian Risi
(Sumber: Hasil Identifikasi,
Semakin tinggi nilai FME
harus semakin waspadatersebut.
2. Analisa Risiko
Ketika suatu peristiw
dinilai, berikutnya adalah
untuk merespon dengan
Respon terhadap risiko dap
respon pengurangan (m
(avoiding ), pemindahan
( sharing ) dan menahan (re
bangunan Gedung DPRD
Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol. 2, No. 1, Maret 2014
Risiko
risiko di atas kemudian
ber pada setiap indikator
riority number diberikan
an manajer proyek.t dari tabel form penilaian
angunan gedung DPRD
dikerjakan oleh pihak PT.
form penilaian risiko,
and Effects Analysis
engetahui peristiwa risikoesar terjadi, berdampak
kat kesulitan penanganan
menentukan FMEA dapat
Dampak X Kesulitan
2 X 5 X 5 = 50
ko
2013)
, maka pihak pelaksana
erhadap peristiwa risiko
risiko telah dikenali dan
embuat sebuah keputusan
tepat peristiwa tersebut.
at dikelompokkan sebagai
itigating ), penghindaran
(transferring ), berbagi
taining ). Selain merespon
-
8/18/2019 09. BAB IX. BENTUK KONTRAK.pdf
5/9
Artika,D.: Penerapan Metode Lean Pro
ISSN: 2355-374X
setiap peristiwa risiko juga perlu adan
kontingensi yaitu sebuah rencana alter
digunakan jika suatu peristiwadiperkirakan belum terjadi atau bahka
Dampak negatif dari peristiwa ri
merupakan salah satu faktor penye
waste, dan juga sebaliknya, timbulndapat memicu terjadinya peristiwa
mengetahui tindakan apa dan bag
pelaksana dapat mengatur peristiwa ris
diidentifikasi sebelumnya, maka da
tools matriks respon risiko seperti tabel
Tabel 7 Matriks Respon Risiko
(Sumber: Hasil Identifikasi, 2013)
Managing Variation (estimasi biaya
sumber daya)
Variasi di dalam proyek diartikan
untuk itu pihak pelaksana perlu memdengan cara mengestimasi sebelum
proyek baik dari segi biaya, waktu, da
yang digunakan. Tujuan mengestimas
manajemen proyek dapat mera
memperkirakan waktu, biaya, dan sum
dibutuhkan saat pelaksanaan pr
mempertimbangkan dampak dari was
yang di bahas sebelumnya.
1. Estimasi Biaya Proyek
Yang pertama dilakukan adalah
biaya proyek dari kebutuhan materikerja, dengan tujuan agar pihak pe
memperkirakan apakah total biaya
dengan nilai proyek yang sudah dit
pemilik proyek atau justru melampaui.
dilakukan dengan merinci kebutuhantenaga kerja dari tiap jenis pekerjaan.
biaya secara umum dari proyek pemba
DPRD Kabupaten Ogan Ilir dapat dili
berikut ini.
ect Management dalam Proyek Konstruksi pada Pem
Kabupaten Ogan Ilir
175 urnal
a perencanaan
atif yang akan
risiko yangtelah terjadi.
siko tersebut
ab timbulnya
a waste jugarisiko. Untuk
aimana pihak
iko yang telah
at digunakan
berikut ini.
, waktu, dan
etidakpastian,
anage variasi, pelaksanaan
sumber daya
i adalah agar
alkan atau
ber daya yang
yek dengan
te dan resiko
mengestimasi
l dan tenagalaksana dapat
proyek sesuai
entukan pihak
Estimasi biaya
material danerikut rincian
gunan gedung
hat pada tabel
Tabel 8 Rincian biaya proye
No Uraian Pekerjaan
12
3
45
Pekerjaan Pendahuluan
Pembangunan GedungRuang KomisiPembangunan GedungRuang Anggota
Pembangunan Pagar Bet
Landscape
TOTAL ANGGA(include PPN 10%)
(Sumber: PT. Alpin Karya,
Dari rincian biaya
total anggaran biaya21.789.351.709,06. Sedang
yang dikerjakan sebesarini berarti biaya proyek d
melampaui nilai proyek y
pihak pemilik proyek.
2. Estimasi Penjadwalan
Estimasi penjadwal
menggunakan kurva S da
Management . Kurva S be
perkembangan (sudah men
total keseluruhan pekerjaa
tiap-tiap pekerjaan, sehingmengetahui pekerjaan m
perhatian lebih. Semakin ti
tersebut maka tingkat keru
Tingkat kerumitan ini be
antara total biaya tiap pek
proyek. Hasil pembobotan
Berikut hasil kurva S d
gedung DPRD Kabupaten O
(Sumber : PT. Alpin Karya, 2013)
Gambar 2 Kurva S pada pe
Kab.
Selanjutnya yaitu
dengan metode Critical C
(CCPM).
Tabel 9 Perhitungan P pendahuluan
bangunan Gedung DPRD
Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol. 2, No. 1, Maret 2014
k
Jumlah Harga
on
Rp413.296.100,00
Rp
3.754.778.919,22
Rp8.553.154.519,60
Rp5.868.188.633,51
Rp3.199.933.536,73
AN Rp21.789.351.709,06
013)
i atas didapatkan
proyek sebesar Rpan nilai dari proyek
p 23.816.000.000,00. Hal pat diterima karena tidak
ng telah ditetapkan oleh
n dilakukan dengan
n Critical chain Project
tujuan untuk mengetahui
capai berapa persen dari
) dan tingkat kerumitan
a pihak pelaksana dapatna yang membutuhkan
ggi bobot dari pekerjaan
itan semakin tinggi pula.
pacu pada perbandingan
erjaan dengan total biaya
dapat dilihat pada gambar
ri proyek pembangunan
gan Ilir.
bangunan gedung DPRD
OI
melakukan penjadwalan
ain Project Management
oject Buffer pekerjaan
-
8/18/2019 09. BAB IX. BENTUK KONTRAK.pdf
6/9
Artika,D.: Penerapan Metode Lean Pro
ISSN: 2355-374X
Dari perhitungan project buffer
diketahui waktu penyangga untuk pekerjaan, baik untuk pekerjaan
pembangunan gedung ruang komisi,gedung ruang anggota, pembangunan
serta pembangunan landscape.
Untuk pekerjaan pendahuluan, pr
adalah 10 hari, untuk pembangunan
komisi memiliki project buffer sebesar
pembangunan gedung ruang anggota m
buffer sebesar 44 hari, untuk pemb
beton memiliki project buffer sebesar
untuk pembangunan landscape ada
selama 26 hari.Waktu penyangga yang te
sebelumnya akan melindungi aktivitas
dampak waste dan resiko yang telah
sebelumnya agar dapat selesai tepat w
akan terjadi multitasking, Student’s
Parkinson’s law karena dengan metodmenghilangkan hidden safety dan me
dalam bentuk buffer di belakang proy
beratkan pada penyelesaian akhir proye
3. Estimasi Sumber Daya
Sumber daya di proyek ini lebi
pada sumber daya manusia (SDM) l
langsung yang dibutuhkan ada beb
seperti, pekerja, tukang kayu, tukang
besi, tukang cat, kepala tukang,Kebutuhan jumlah pekerja berbanding t
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
suatu pekerjaan. Adapun rumus meng
pekerja perhari adalah:
Jumlah pekerja (per hari) =
Tabel 10 Perhitungan Jumlah Pekerja
ect Management dalam Proyek Konstruksi pada Pem
Kabupaten Ogan Ilir
176 urnal
di atas maka
asing-masing pendahuluan,
pembangunan pagar beton,
ject buffer nya
gedung ruang
33 hari, untuk
emiliki project
ngunan pagar
20 hari, serta
roject buffer
lah dihitung
pekerjaan dari
diidentifikasi
aktu dan tidak
yndrome, dan
e CCPM akanmindahkannya
k dan menitik
.
di fokuskan
ngsung. SDM
erapa macam
batu, tukang
dan mandor.erbalik dengan
menyelesaikan
hitung jumlah
Dari hasil perhitungan
dipakai dalam setiap hariny
singkat durasi pekerjaan,yang diperlukan akan sema
jika durasi pekerjaan lebi
tenaga kerja yang dibutu
Untuk mendapatkan dura
singkat, sebaiknya pekerjmenjadi beberapa grup ag
waktu bahkan lebih cepat d
Biaya yang dapat
penjadwalan CCPM serta
resikoDari hasil penjadwal
metode CCPM dibanding
secara tradisional didapatk
yang lebih baik (dengan
tidak digunakan sama sek
berpengaruh pada total bdikeluarkan. Dengan adan
maka pihak pelaksana dapa
bangunan Gedung DPRD
Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol. 2, No. 1, Maret 2014
jumlah tenaga kerja yang
diketahui bahwa semakin
aka jumlah tenaga kerjain banyak dan sebaliknya
h panjang maka jumlah
kan akan lebih sedikit.
i pekerjaan yang lebih
yang digunakan dibagir pekerjaan selesai tepat
ri waktu yang ditentukan.
ihemat dari metode
pengurangan waste dan
an dengan menggunakan
an dengan penjadwalan
an percepatan pengerjaan
sumsi bahwa buffer time
li) dan tentu saja hal ini
iaya tenaga kerja yanga percepatan pengerjaan
menghemat biaya tenaga
-
8/18/2019 09. BAB IX. BENTUK KONTRAK.pdf
7/9
Artika,D.: Penerapan Metode Lean Project Management dalam Proyek Konstruksi pada Pembangunan Gedung DPRD
Kabupaten Ogan Ilir
ISSN: 2355-374X 177 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol. 2, No. 1, Maret 2014
kerja yang dipakai, berikut rincian dari perhitungan
penghematan biaya tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 11 Total biaya tenaga kerja perhari pada
pekerjaan pendahuluan
Jumlah Buffer
time
JenisTenagaKerja
Jumlahtenagakerja
rata-rata
Hargasatuan
Biaya(Rp)
per haritenagakerja(Rp)
10
Pekerja 15 60.000 900.000
Kepala
tukang1 112.000 112.000
TOTAL 1.012.000
Dari perhitungan tabel di atas, didapatkan bahwatotal biaya rata-rata tenaga kerja perhari yaitu sebesar
Rp 1.012.000. Jika penghematan dengan
menggunakan metode CCPM pada pekerjaan pendahuluan sebanyak 10 hari maka dapat dihitung
jumlah penghematan dengan rumus:
Penghematan = Jumlah hari ( Buffer time) XTotal Biaya
Penghematan = 10 X Rp 1.012.000
= Rp 10.120.000
Tabel 12 Total biaya tenaga kerja perhari pada
pekerjaan Pembangunan Gedung Ruang Komisi
Jumlah
Buffer
time
Jenis
Tenaga
Kerja
Jumlah
tenagakerja
rata-rata
Hargasatuan
Biaya
(Rp)
per haritenagakerja
(Rp)
33
Pekerja 31 60.000 1.860.000
Tukangkayu
11 100.000 1.100.000
Tukang batu
12 100.000 1.200.000
Tukang
besi6 100.000 600.000
Tukangcat 32 100.000 3.200.000
Kepala
tukang2 112.000 224.000
Mandor 3 112.000 336.000
TOTAL 8.520.000
Dari perhitungan tabel di atas, didapatkan bahwa
total biaya rata-rata tenaga kerja perhari yaitu sebesar
Rp 8.520.000. Jika penghematan dengan
menggunakan metode CCPM pada pekerjaan Pembangunan Gedung Ruang Komisi sebanyak 33
hari maka dapat dihitung jumlah penghematan dengan
rumus:
Penghematan = Jumlah hari ( Buffer time) X
Total Biaya
Penghematan = 33 X Rp 8.520.000
= Rp 281.160.000
Tabel 13 Total biaya tenaga kerja perhari pada
pekerjaan Pembangunan Gedung Ruang Anggota
Jumlah
Buffertime
Jenis
TenagaKerja
Jumlah
tenagakerja
rata-rata
Hargasatuan
Biaya (Rp)
per hari
tenaga
kerja(Rp)
44
Pekerja 63 60.000 3.780.000
Tukangkayu
29 100.000 2.900.000
Tukang batu
31 100.000 3.100.000
Tukang besi 9 100.000 900.000
Tukang
cat76 100.000 7.600.000
Kepala
tukang5 112.000 560.000
Mandor 5 112.000 560.000
TOTAL 19.400.000
Dari perhitungan tabel di atas, didapatkan bahwa
total biaya rata-rata tenaga kerja perhari yaitu sebesar
Rp 19.400.000. Jika penghematan dengan
menggunakan metode CCPM pada pekerjaan
Pembangunan Gedung Ruang Anggota sebanyak 44hari maka dapat dihitung jumlah penghematan dengan
rumus:
Penghematan = Jumlah hari ( Buffer time) X
Total Biaya
Penghematan = 44 X Rp 19.400.000
= Rp 853.600.000
Tabel 14 Total biaya tenaga kerja perhari pada
pekerjaan Pembangunan Pagar Beton
Jumlah
Buffertime
Jenis
TenagaKerja
Jumlah
tenaga
kerja
rata-rata
Harga
satuan
Biaya (Rp)
per
hari
tenaga
kerja(Rp)
20
Pekerja 122 60.000 7.320.000
Tukang
kayu3 100.000 300.000
Tukang batu
69 100.000 6.900.000
Tukang
besi11 100.000 1.100.000
Kepala
tukang7 112.000 784.000
Mandor 7 112.000 784.000
TOTAL 17.188.000
-
8/18/2019 09. BAB IX. BENTUK KONTRAK.pdf
8/9
Artika,D.: Penerapan Metode Lean Project Management dalam Proyek Konstruksi pada Pembangunan Gedung DPRD
Kabupaten Ogan Ilir
ISSN: 2355-374X 178 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol. 2, No. 1, Maret 2014
Dari perhitungan tabel di atas, didapatkan bahwa
total biaya rata-rata tenaga kerja perhari yaitu sebesar
Rp 17.188.000. Jika penghematan dengan
menggunakan metode CCPM pada pekerjaanPembangunan Pagar Beton sebanyak 20 hari makadapat dihitung jumlah penghematan dengan rumus:
Penghematan = Jumlah hari ( Buffer time) X
Total Biaya
Penghematan = 20 X Rp 17.188.000
= Rp 343.760.000
Tabel 15 Total biaya tenaga kerja perhari pada
pekerjaan Landscape
Jumlah Buffer
time
JenisTenagaKerja
Jumlahtenagakerja
rata-rata
Harga
satuan Biaya(Rp)
per
hari
tenaga
kerja (Rp)
26Pekerja 69 60.000 4.140.000
Mandor 7 112.000 784.000
TOTAL 4.924.000
Dari perhitungan tabel di atas, didapatkan bahwa
total biaya rata-rata tenaga kerja perhari yaitu sebesar
Rp 4.924.000. Jika penghematan dengan
menggunakan metode CCPM pada pekerjaan landscape sebanyak 26 hari maka dapat dihitung
jumlah penghematan dengan rumus:
Penghematan = Jumlah hari ( Buffer time) X
Total BiayaPenghematan = 26 X Rp 4.924.000
= Rp 128.024.000
Jadi, total seluruh penghematan dari pekerjaan
pendahuluan, pembangunan gedung ruang komisi,
pembangunan gedung ruang anggota, pembangunan
pagar beton, dan landscape adalah Rp 10.120.000 +
Rp 281.160.000 + Rp 853.600.000 + Rp 343.760.000
+ Rp 128.024.000
= Rp 1.616.664.000
5. KesimpulanDari hasil identifikasi dan analisa mengenai
waste, resiko, serta estimasi biaya, waktu, dan sumber
daya pada proyek pembangunan Gedung DPRD
Kabupaten Ogan Ilir, maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Waste yang paling berpotensi terjadi saat
pelaksanaan proyek, yaitu waiting . Penyebab
timbulnya waiting dikarenakan material belum
datang, cuaca buruk, serta adanya peralatan
yang rusak saat pelaksanaan proyek.
2. Ada beberapa indikator (penyebab) peristiwa
risiko yang terjadi dalam proyek, yaitu Acts of
God dan natural hazard , Masalah dalam penyediaan sumber daya, kondisi keuangan
proyek yang buruk, kondisi waktu pelaksanaan
proyek yang buruk, K3, Pencurian, Kelalaian,
Ketidakjujuran, serta Kerusakan alat, properti,dan fisik bangunan. Dari penilaian risiko
diketahui nilai FMEA terbesar, yaitu peristiwa
Acts of God dan natural hazard dengan bobot
50 dan nilai FMEA terkecil ada pada peristiwa
Pencurian, Kelalaian, Ketidakjujuran dengan
bobot 12. Dan yang memiliki bobot terbesarlah
yang harus di waspadai oleh pihak pelaksana
proyek, yaitu peristiwa Acts of God dan naturalhazard .
3. Dari estimasi penjadwalan dengan metode
CCPM di dapatkan hasil percepatan pekerjaan,
yaitu untuk pekerjaan pendahuluan, project
buffer nya adalah 10 hari, untuk pembangunangedung ruang komisi memiliki project buffersebesar 33 hari, untuk pembangunan gedung
ruang anggota memiliki project buffer sebesar
44 hari, untuk pembangunan pagar beton
memiliki project buffer sebesar 20 hari, serta
untuk pembangunan landscape ada project
buffer selama 26 hari.
4. Jika project buffer tidak digunakan sama sekali
maka akan didapatkan penghematan dari
pengurangan biaya tenaga kerja. Total seluruh
penghematan dari pekerjaan pendahuluan,
pembangunan gedung ruang komisi,
pembangunan gedung ruang anggota, pembangunan pagar beton, dan landscape
adalah Rp 1.616.664.000
6. Saran
1. Sebaiknya pihak pelaksana memiliki perencanaan yang matang sebelum
melaksanakan proyek, agar saat pelaksanaan
tidak terjadi kendala yang berat yang nantinya
akan mengganggu keberlangsungan proyek.
2. Dalam hal pengaturan waktu dan tenaga kerja
terdapat keterkaitan yang erat, oleh sebab itu
diperlukan cara agar waktu penyelesaian
proyek dapat selesai tepat waktu bahkan selesailebih cepat dengan pemakaian tenaga kerja
yang sesuai dengan standarisasi proyek, maka
diperlukan metode perhitungan yang tepat,dalam hal ini menggunakan metode
penjadwalan CCPM.
3. Untuk material yang belum datang, sebaiknya
pelaksana pekerjaan melakukan pekerjaan lain
yang tidak menggunakan material yang belum
sampai pada lokasi proyek.4. Untuk mengatasi cuaca buruk yang terjadi
sebaiknya pihak kontraktor mengajukan surat
pengajuan keterlambatan pengerjaan dengan
melampirkan bukti-bukti berupa dokumentasikepada pihak pemilik proyek.
-
8/18/2019 09. BAB IX. BENTUK KONTRAK.pdf
9/9